Analisis Kepribadian Cixi dan Theodora menurut Teori Psikoanalisis Freud
Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata 1 Jurusan Sastra China
Oleh
Ayu Novitri Djati – Chendrawati –
0900788016
0900793426
Fakultas Bahasa dan Budaya Binus University Jakarta 2009
Analisis Kepribadian Cixi dan Theodora menurut Teori Psikoanalisis Freud
Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata 1 Jurusan Sastra China
Oleh
Ayu Novitri Djati – Chendrawati –
0900788016
0900793426
Fakultas Bahasa dan Budaya Binus University Jakarta 2009
Fakultas Bahasa dan Budaya Jurusan Sastra China Binus University
Persetujuan Skripsi Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi dengan judul
Analisis Kepribadian Cixi dan Theodora menurut Teori Psikoanalisis Freud Disusun oleh : Ayu Novitri Djati – 0900788016 Chendrawati – 0900793426 telah disetujui dan diterima sebagai salah satu karya ilmiah mahasiswa bersangkutan pada Jurusan Sastra China-Fakultas Bahasa dan Budaya Binus University
Jakarta, 19 Agustus 2009
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Elice Chandra, ST, M.Si D2904
Analisis Kepribadian Cixi dan Theodora menurut Teori Psikoanalisis Freud
Skripsi
Oleh
Ayu Novitri Djati 0900788016
Chendrawati 0900793426
Disetujui Dosen Pembimbing:
Elice Chandra, ST, M. Si D 2904
Fakultas Bahasa dan Budaya Binus University 2009
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, penyertaan, dan karunia yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Analisis Kepribadian Cixi dan Theodora menurut Teori Psikoanalisis Freud ” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moral maupun materiil, secara langsung maupun secara tidak langsung selama penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah senantiasa mendukung dalam setiap kegiatan yang penulis jalankan selama kuliah di Binus University. 2. Bapak Prof. Dr. Gerardus Polla. M.App.Sc., selaku Rektor Binus University yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Binus University. 3. Bapak Drs. Andreas Chang, MBA, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Budaya Binus University yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Andyni Khosasih, SE, BA, selaku Ketua jurusan Sastra China Binus University yang telah memberikan kesempatan, dukungan, dan kepercayaan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Elice Chandra, ST, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan bimbingan serta kritik dalam penulisan skripsi ini.
iv
6. Bapak Agustinus S., BEC, selaku dosen bimbingan seminar progress yang telah senantiasa membimbing, memberikan saran dan kritik yang membangun dalam proses penulisan skripsi ini. 7. Ibu Cendrawaty Tjong, BA, MA, yang juga telah memberikan masukan-masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 8. Seluruh teman kuliah penulis yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. 9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah turut membantu hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Jakarta, 24 Juli 2009 Penulis Ayu Novitri Djati dan Chendrawati
v
ABSTRAKSI Empress Orchid dan The Last Empress adalah novel dari Dinasti Qing. Kedua novel ini menceritakan tentang Cixi yang berasal dari bangsawan rendah menjadi Maharani.
Wanita adalah sebuah novel yang menceritakan perjalanan hidup Theodora
dari
seorang
pelacur
menjadi
Maharani
pada
masa
pemerintahan Maharaja Justinus. Penulis menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud, yaitu: id, ego, super-ego untuk menganalisis kepribadian Cixi dan Theodora. Penulis menggunakan metode kepustakaan untuk mengumpulkan data, dan dalam menganalisis penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Berdasarkan data-data yang ada, penulis menganalisis kepribadian kedua tokoh dan menyimpulkan bahwa id dari Cixi cukup dominan, tapi ego Cixi dapat mengontrol dengan baik keinginan-keinginan yang terusmenerus untuk memuaskan kebutuhan dari id. Sedangkan super-ego Cixi tidaklah dominan. Ego Theodora lebih dominan dibandingkan id dan super-ego. Penulis berharap dengan menganalisis kepribadian kedua tokoh ini dapat membantu pembaca bagaimana memahami peranan id, ego, dan super-ego kedua tokoh dalam membentuk kepribadian seseorang. Kata kunci : Empress Orchid Freud
The Last Empress
Psikoanalisis
vi
Wanita
Kepribadian
DAFTAR ISI UCAPAN TERIMA KASIH.........................................iv ABSTRAKSI....................................................vi RINGKASAN ISI.................................................1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................14
vii
RINGKASAN ISI Penjelasan singkat mengenai isi novel Empress Orchid dan
The Last Empress
Novel Empress Orchid adalah novel karangan Anchee Min menceritakan tentang Yehonala dari bangsa Manchuria, yang memiliki nama kecil yaitu Anggrek. Novel ini berlatar kehidupan, adat istiadat, kebudayaan istana kekaisaran Manchu di China pada akhir abad ke 19. Demi
meneruskan
tahta
kekaisaran,
Kaisar
Xianfeng
mengeluarkan dekrit yang menyatakan tujuannya untuk mencari istri. Cixi adalah
salah satu diantara ratusan gadis yang terpilih untuk
menjadi selir. Di dalam Kota Terlarang, ratusan gadis berlomba-lomba untuk menjadi selir kesayangan Kaisar. Tidak lama kemudian Cixi berhasil mewujudkannya, dan Cixi pun sangat beruntung, ia mengandung anak laki-laki bagi Kaisar. Tahun 1856 lahirlah putra mahkota Tongzhi. Tidak lama setelah melahirkan, Kaisar Xianfeng tidak lagi tertarik kepadanya. Situasi ini juga ada campur tangan Niugulu yang merupakan permaisuri Kaisar Xianfeng. Kesehatan Kaisar Xianfeng semakin lama semakin memburuk. Kaisar pun akhirnya wafat di Jehol, dan ia pun menunjuk anaknya yaitu Pangeran Tongzhi untuk menggantikan posisinya sebagai Kaisar, dan Niugulu serta Cixi menjadi walinya. Harapan Sushun yang merupakan orang
kepercayaan
Kaisar
Xianfeng
untuk
memiliki
kekuasaan
sepeninggalan Kaisar Xianfeng tidak terwujud, kemudian berubah menjadi
kemarahan
terhadap
Cixi.
Dengan
bantuan
Andehai,
kasim yang merupakan pelayan Cixi dan adik Kaisar Xianfeng yaitu Pangeran Gong, Cixi berhasil meringkus Sushun.
1
Novel ini diakhiri dengan pemakaman Kaisar Xianfeng dan mulai berkembangnya cinta terlarang antara Cixi dan kepala pasukan pengawal istana, Ronglu. Novel The Last Empress adalah sekuel dari novel Empress Orchid. Setelah wafatnya Kaisar Xianfeng, kedudukannya digantikan oleh Pangeran Tongzhi, dan Cixi melaksanakan pemerintahan di balik tirai. Saat Tongzhi dewasa, Cixi mengembalikan hak perwaliannya. Meskipun Kaisar Tongzhi sudah menjalankan pemerintahan sendiri, tapi Cixi tetap terus mengawasinya serta terkadang ikut campur tangan, ini membuat Kaisar Tongzhi hanya menjadi seperti Kaisar tanpa kekuasaan, kebiasaan buruk Tongzhi yang diam-diam sering pergi ke rumah bordil membuat ia meninggal karena penyakit syphilis. Karena tidak adanya ahli waris setelah Kaisar Tongzhi wafat, Cixi mencarikan penggantinya, yaitu Guangxu yang merupakan anak dari adik Kaisar Xianfeng, Pangeran Chun. Setelah Guangxu tumbuh dewasa dan menikah, hak wali dari Cixi dikembalikan lagi, lalu Cixi kembali ke Yiheyuan, tapi di dalam istana banyak dilakukan kecurangankecurangan yang merugikan, dan Kaisar Guangxu hanya menjadi sebagai Kaisar boneka saja. Guangxu akhirnya meninggal. Cixi pun mengangkat Zaifeng, anak dari Pangeran Chun junior, cucu dari Pangeran Chun, yang berusia tiga tahun untuk dijadikan penerus tahta selanjutnya.
Penjelasan singkat mengenai isi novel Wanita Novel Wanita karangan Paul I. Wellman berlatarkan kerajaan Byzantium, pada abad pertengahan. Novel ini menceritakan tentang Theodora, istri dari Maharaja Byzantium Justinianus I. Nama Theodora dalam bahasa Yunani berarti “Anugerah Tuhan”, dia lahir di kota Konstantinopel,
Byzantium.
Dia
berasal
2
dari
tingkat
masyarakat
paling rendah di Konstanstinopel, ibunya adalah seorang aktris, juga pelacur. Theodora pernah menjadi seorang aktris, kemudian menjadi pelacur tingkat tinggi. Tidak lama kemudian, Theodora berhenti menjadi pelacur dan mulai hidup normal sebagai seorang pengantih benang. Theodora pun menjadi selir Justinianus I. Setelah Justinianus I naik tahta, akhirnya Theodora dan Justinianus I bersama-sama memegang pemerintahan, Theodora juga merupakan rekan yang sempurna bagi Justinianus I di pemerintahan. Theodora adalah seorang wanita yang memiliki tekad yang kuat, ini dapat terlihat bahwa ia memiliki kemampuan dalam menjalankan pemerintahan. Pada waktu terjadi pemberontakan Nika, saat kota dibumihanguskan dan api mulai menjalar ke Istana, Justinianus I ingin melarikan diri dari Istana, melihat itu Theodora membangkitkan keberanian Justinianus I untuk tidak lari dari situasi tersebut. Theodora menolak untuk melarikan diri, dan tetap berada di Istana. Theodora dengan tekad kuat mampu memimpin perang, ia yang mengusulkan nasihat dan saran kepada Justinianus I, dan akhirnya pemberontakan Nika dapat ditumpas. Pemerintahan Justinianus I juga dapat dipertahankan. Sifat
Theodora
yang
seperti
ini
dapat
melengkapi
sifat
Justinianus I yang tidak mampu mengambil keputusan dengan cepat, ini juga alasan utama mengapa Justinianus I sangat terpesona dengan Theodora. Saat berumur 45 tahun, Theodora wafat dikarenakan penyakit kanker payudara, Justinianus I hidup 17 tahun lebih lama daripada Theodora. Setelah kematian Theodora, Justinianus I merasa kehilangan semangat hidupnya. Kemunduran pemerintahan Justinianus I sangat mungkin berhubungan dengan kematian Theodora.
3
Teori Psikoanalisis adalah salah satu aliran utama psikologi barat modern dan psikologi kedokteran. 14 Sigmund Freud (1856-1939) adalah dokter ahli saraf yang terkenal di Austria meletakkan dasar untuk psikoanalisis. 15 Freud adalah orang yang menemukan psikoanalisis dari abad ke-19 sampai abad ke-20. 16 Menurut Freud, kepribadian tersusun dari tiga sistem pokok, yakni id, ego, super-ego.
17
Di dalam psikis tubuh manusia, ketiga
sistem ini saling berinteraksi secara harmonis. 18 1. Id Id adalah inti kepribadian. Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir. Id berjuang menuju ke suatu tujuan yaitu kepuasan segera hasrat-hasratnya. 19 Id mudah untuk menuruti dorongan emosi, tidak berdasarkan akal sehat, suka mengasingkan diri, egois, suka pilih kasih. “prinsip
kesenangan”
20
(the pleasure principle).
14
弗洛伊德·癔症研究[M]·长春:长春出版社,2004:2
15
Bertens, Kees.Etika·Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1993:66
16
Bertens, Kees·Psikoanalisis Sigmund Freud·Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2006:7
17
21
Hall, Calvin S.,and Gardner Lindzey·Teori-Teori Psikodinamika (Klinis) ·Yogyakarta: Kanisius ,1993:63
18
霍尔·弗洛伊德心理学入门[M]·北京:商务印书馆 ,1985:15
19
Semiun,Yustinus·Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud·Yogyakarta: Kanisius,2007:61
20
霍尔.弗洛伊德心理学入门[M]·北京:商务印书馆,1985:19-20
21
Bertens, Kees·Etika·Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1993:71
4
Id dipimpin oleh Tujuan
prinsip
kesenangan
adalah
menghilangkan
tegangan,
22
apabila
tingkat
tegangan organisme meningkat, maka id akan bekerja sedemikian rupa untuk segera menghentikan tegangan dan mengembalikan organisme pada tingkat energi yang rendah serta menyenangkan. Prinsip reduksi tegangan yang merupakan
ciri kerja id ini disebut juga prinsip
kenikmatan (pleasure principle). 23 Dalam id tidak dikenal urutan menurut waktu; sebetulnya id sama sekali tidak mengenal waktu. Hukum-hukum logika pun tidak berlaku untuknya. 24 2. Ego Ego adalah “aku”. Ego adalah bagian dari id, tapi ego bukan keseluruhan id. 25 Ego dikatakan mengikuti prinsip kenyataan (reality
principle). Ego harus mempertimbangkan tuntutan-tuntutan dari id dan super-ego yang bertentangan dan tidak realistik.
26
Ketika ego
mengambil tindakan, maka akan tercipta keharmonisan. Tapi jika tuntutan-tuntutan dari id, super-ego dan dunia luar berlebihan, ego terpaksa mengalah dan menuruti, ketidakharmonisan pun tidak dapat dihindari.27 Dalam membandingkan ego dengan id, Freud menggunakan analogi orang yang menunggang kuda. Kuda memiliki tenaga, 22
霍尔·弗洛伊德心理学入门[M]·北京:商务印书馆,1985:15
23
Semiun,Yustinus·Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud·Yogyakarta: Kanisius ,2007:61 24 Bertens,Kees·Etika·Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1993:71 25
弗洛伊德·自我与本我[M]·长春:长春出版社,2004:125-127
26
Semiun,Yustinus·Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud·Yogyakarta: Kanisius,2007:61
27
霍尔·弗洛伊德心理学入门[M]·北京:商务印书馆,1985:20-21
5
sedangkan
penunggang
kuda
menentukan
arah
tujuan
dan
membimbing kuda. Tapi antara hubungan ego dan id, kadang-kadang terjadi situasi yang tidak ideal
28
: penunggang kuda berusaha
mengurangi dan mencegah kekuatan kuda yang lebih hebat, tetapi pada akhirnya ia berada di bawah kekuasaan kuda itu. Kadang-kadang penunggang kuda membiarkan kuda itu lepas kendali supaya ia sendiri tidak jatuh. 3. Super-ego Komponen struktural ketiga kepribadian adalah super-ego. Super-ego
adalah
bagian
moral
dari
kepribadian.
Super-ego
mencerminkan yang ideal dan bukan yang real. Super-ego dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralistik dan idealistik yang bertentangan dengan prinsip kenikmatan dari id dan prinsip kenyataan dari ego. Super-ego tumbuh dari ego. Anak menerima norma-norma moral dari orang tua. Norma-norma moral ini diinternalisasikan melalui identifikasi dengan ayah dan ibu.
29
Maka dari itu ia berusaha
menggantungkan diri kepada orang tuanya dengan harapan agar ia dapat berbuat seperti apa yang diperbuat oleh orang tuanya. Dengan demikian, terbentuklah super-ego anak itu. 30 Super-ego memiliki dua subsistem, yaitu suara hati (conscience) dan ego-ideal. Suara hati menghukum orang dengan membuatnya merasa bersalah, sedangkan ego-ideal menghadiahi orang dengan membuatnya merasa bangga. 31
28
弗洛伊德·精神分析新论[M]长春:长春出版社,2004:48-49
29
Semiun,Yustinus·Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud·Yogyakarta: Kanisius,2007:65-67 30 Ahmadi,Abu dan Umar,M. ·Psikologi Umum·Surabaya:Bina Ilmu,1992:172 31
Semiun,Yustinus·Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud·Yogyakarta: Kanisius,2007:66-67
6
Tabel 1.1 Struktur Kepribadian Freud Nama
Aspek Kepribadian
Prinsip
Id (komponen biologis)
Aspek primitif kepribadian
Prinsip kesenangan
Ego (komponen psikologis/sosial) Super-ego (ego-ideal)
Aspek inti kepribadian
Prinsip kenyataan
Aspek tertinggi kepribadian
Prinsip moral dan ideal
Analisis data Dari hasil analisis, tiga sistem kepribadian Cixi adalah sebagai berikut : 1. Id Cixi lebih terlihat pada saat keinginannya yang kuat untuk hidup bersama Ronglu. Contohnya : Saat Cixi duduk di atas singgasananya, Cixi sadar Ronglu mengawasinya dari salah satu sudut Balairung, dan menangkap gairah Ronglu. Aku merasa bersalah, tetapi aku tak bisa menghentikan diriku dari menginginkan perhatiannya. Hatiku bercumbu dengannya saat aku duduk di situ dengan wajah kaku.
(Empress Orchid, hal 568, baris ke 30 ) Saat berada di dalam makam Xianfeng, Cixi menyatakan perasaannya kepada Ronglu. Kukatakan bahwa aku tak pernah menginginkan lelaki lainnya. Aku memerlukan kasih sayangnya, belas kasihannya.
(Empress Orchid, hal 586, baris ke 20) 2. Ego Cixi dapat terlihat pada saat a) Ia berusaha keras menahan keinginannya dan terus-menerus mengingatkan
dirinya
bahwa
7
untuk
hidup
bersama
Ronglu
merupakan hal yang tidak mungkin karena melihat kenyataan bahwa statusnya sebagai seorang Maharani dan etika juga melarangnya. Contohnya : Saat Cixi sedang berbincang-bincang dengan Ronglu, ia ingin supaya Andehai pergi, supaya ia dapat berdua saja dengan Ronglu. Aku ingin sekali bisa menyuruh Andehai pergi, tetapi itu sungguh tak bijaksana. Terlihat berdua saja dengan Ronglu amatlah berbahaya.
(Empress Orchid, hal 484, baris ke 25) Saat Cixi sedang berjalan-jalan di taman sambil menikmati keindahannya, tiba-tiba perasaan rindunya terhadap Ronglu datang kembali, namun ia mampu menahannya. Aku masih sangat merindukan Ronglu, tetapi memiliki kekuatan untuk menanggungnya.
(The Last Empress, hal 177, baris ke 27) b) Selain itu ego nya juga dapat terlihat pada saat ia menahan emosinya untuk tidak bertengkar secara terbuka dengan Niugulu karena masalah anaknya. Contohnya : Cixi sebenarnya sudah tak tahan atas perlakuan Niugulu yang melarang para pelayan untuk membujuk Tongzhi agar tak menangis, tapi ia berusaha menahan kemarahannya dengan berjalan menjauhi Niugulu. Kupaksa diriku untuk berjalan menjauh supaya aku tak meninju Niugulu di dadanya.
(Empress Orchid, hal 347, baris ke 4) Untuk menyenangkan hati Tongzhi, Niugulu memecat koki yang sudah diupah oleh Cixi untuk mempersiapkan hidangan yg sehat untuk Tongzhi, karena Tongzhi mengeluh bahwa koki itu menghidangkan udang busuk padanya. Meskipun marah, tapi Cixi tetap dapat mengontrol dirinya.
8
Aku harus menahan diri agar tak bertengkar secara terbuka dengan Niugulu. Kuputuskan untuk berkonsentrasi pada pendidikan Tongzhi dulu.
(Empress Orchid, hal 435, baris ke 8) 3. Super-ego Cixi lebih berdasarkan prinsip kesempurnaan, ia menginginkan kesempurnaan hidup sebagai suami istri yang bahagia dan sebagai salah seorang selir ia juga menginginkan kerukunan
diantara
selir-selir,
yang
bisa
menciptakan
kenyamanan. Contohnya : Ayah Cixi tak pernah memiliki selir, karena dia tahu ayahnya memang tak perlu selir—dia tak pernah bosan pada Ibunya, membuat Cixi memiliki idealisme pernikahan. Aku selalu berpikir seperti inilah yg seharusnya, seorang lelaki dan perempuan sepenuhnya mengabdikan diri satu sama lain. Tak peduli betapa parahnya mereka mungkin menderita, saling memiliki seperti itu adalah suatu bentuk kebahagiaan tersendiri.
(Empress Orchid, hal 84, baris ke 10) Saat Cixi membayangkan ia dan selir-selir lainnya akan hidup hormatmenghormati. Sebagai istri-istri yg terpilih, aku ingin kami saling menghormati dan saling membantu guna membangun rumah tangga ini menjadi sebuah tempat nyaman bagi kami semua.
(Empress Orchid, hal 118, baris ke 7) Dari hasil analisis, tiga sistem kepribadian Theodora adalah sebagai berikut : 1. Id Theodora lebih terlihat pada saat Theodora merasa dirinya ataupun orang yang disayanginya disakiti. Contohnya :
9
Saat Theodora mengetahui bahwa sahabatnya, Macedonia dihancurkan oleh Chione, lalu ia mencari Hagg meminta bantuan untuk membalas dendam. “Aku mau menghukum Chione yang congkak itu! ” “Dengan racun?” “Bukan kematian, tapi penghinaan yang paling melukai wanita.”
(Wanita, hal 38, baris 2) Perselingkuhan Theodora dengan Lynnaeus, budak dari Hecebolus semakin dalam. Terkadang, dengan sedenyut ketakutan, Theodora menyadari hubungannya dengan Lynnaeus telah tumbuh menjadi bahaya yang menarik hati. …Oleh bencinya kepada Hecebolus, tindakannya ini bukan penyelewengan biasa, tetapi juga suatu pemberontakan.
(Wanita, hal 128, baris 20) 2. Ego Theodora lebih terlihat pada saat ia dapat menahan perasaan kagum Belisarius terhadapnya dan juga berusaha untuk tidak membalas perasaan yang sama. Contohnya : Untuk menghindari kekaguman yang berlebihan dari Belisarius, Theodora berpikir untuk mencarikan wanita untuk Belisarius. Seandainya saja ia dapat menemukan seorang wanita untuk Belisarius!.... Bila ia berhasil menemukan wanita ini, maka sekali lagi akan amanlah Belisarius sebagai sahabat dan teman.
(Wanita, hal 342 baris 11) Setelah Belisarius dalam iringan pulang ke istana, Theodora memandanginya dan membandingkan wajah Justinianus I yang sudah tua dengan Belisarius yang masih gagah. Tetapi……Justinianus adalah Maharaja.
10
Pikiran ini rupanya membebaskan hatinya dari gejolak emosi yang gelap. Ia adalah istri Justinianus I dan Maharani-nya.
(Wanita, hal 378 baris 17) 3. Super-ego Theodora dapat terlihat bahwa ia memiliki hati nurani sebagai manusia untuk menolong orang lain dan pada saat ia telah kehilangan anaknya.
Contohnya : Saat Theodora ingin melarikan diri karena John Capadocia ingin menghukumnya atas penghancuran nama baiknya. Theodora masih memikirkan nasib budaknya, Teia. Bahkan dalam saat-saat terakhir yang penuh kegugupan sebelum ia melarikan diri, Theodora menyempatkan waktu dan pikiran untuk makhluk malang yang tergantung padanya dan terlibat dalam nasibnya: Teia.
(Wanita, hal 103, baris 20) Peristiwa kelam yang telah dialaminya terutama setelah kematian anaknya telah menyadarkan Theodora untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Kini ia mulai mencari penghiburan dalam agama. Kematian anaknya menyebabkan ia meraba-raba dengan buta dan rendah hati untuk dapat pengertian tentang penjagaan ilahi yang tak bisa dijajaki pikiran manusia.
(Wanita, hal 334 baris 12)
Kesimpulan Berdasarkan teori psikoanalisis, penulis menemukan bahwa kepribadian yang mereka miliki berbeda, yaitu : 1. Berdasarkan id.
11
Mereka memiliki dorongan id yang berbeda. Cixi memiliki keinginan untuk bersama Ronglu, sedangkan dorongan id dari Theodora yaitu keinginan untuk membalas dendam kepada siapa saja yang menyakiti dirinya maupun orang yang disayanginya. 2. Berdasarkan ego. Mereka memiliki pengontrolan ego yang berbeda. Ego Cixi bekerja keras untuk mengingatkan dan mengontol keinginan id, hal ini dikarenakan Cixi memiliki id yang cukup kuat, yaitu keinginannya bersama Ronglu. Sedangkan ego Theodora tidak perlu bekerja terlalu keras untuk mengontrol id, karena Theodora sudah memiliki ego yang kuat, hal ini karena pengalaman hidupnya selama ini. 3. Berdasarkan super-ego. Mereka juga memiliki super-ego yang berbeda. Super-ego Cixi berasal dari internalisasi ayahnya, sedangkan super-ego Theodora muncul karena ia telah banyak mengalami kehidupan yang kelam, terutama pada saat ia kehilangan anaknya, ini membuat ia lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah menganalisis, penulis mendapatkan bahwa sebagian besar kehidupan mereka dikendalikan oleh ego. Karena mereka memiliki ego yang kuat, dengan begitu id dan super-egonya menjadi kurang dominan. Ini membuktikan bahwa peranan ego berfungsi dengan baik. Ego mereka yang kuat inilah yang membuat mereka dari status sosial rendah dapat menjadi Maharani. Selain itu penulis mendapatkan persamaan dan perbedaan mereka, yaitu : Persamaan : 1. Dari tingkat status sosial rendah naik menjadi Maharani. 2. Pandai dalam mengatur pemerintahan.
12
3. Ketika memerintah keduanya sama-sama tidak disukai. 4. Memiliki suami yang kurang cakap dalam pemerintahan. Perbedaan : 1. Berbeda latar belakang kebudayaan. 2. Theodora
memerintah
bersama
suaminya,
sedangkan
Cixi
memerintah sebagai wali dari anaknya. 3. Cixi memiliki rival/lawan dalam merebut hati Kaisar sedangkan Theodora tidak. 4. Cixi dan Theodora sama-sama memiliki pria idaman lain, tapi Cixi memiliki
keinginan
menggebu-gebu
untuk
sedangkan Theodora hanya mengaguminya.
13
bersamanya,