ANALISIS KEMANTAPAN LERENG PADA JENJANG PENAMBANGAN PT SUGIH ALAMANUGRAHA KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Oleh GEGAP GAYA SATRIYA YASA NIM. 112060171
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2011
ANALISIS KEMANTAPAN LERENG PADA JENJANG PENAMBANGAN PT SUGIH ALAMANUGRAHA KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA
SKRIPSI Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Oleh GEGAP GAYA SATRIYA YASA NIM. 112060171
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2011
ANALISIS KEMANTAPAN LERENG PADA JENJANG PENAMBANGAN PT SUGIH ALAMANUGRAHA KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
GEGAP GAYA SATRIYA YASA NIM. 112060171
Disetujui untuk Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Tanggal …………………………
Pembimbing I
Ir.Sudarsono.MT
Pembimbing II
Ir.H.Kresno, Msc.MM
“Sesungguhnya semua urusan (perintah) apabila Allah menghendaki segala sesuatunya, Allah hanya berkata : “Jadilah” , maka jadilah”. (Yaasiin 82 )
“Ya Tuhan, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat”. (Al Mukminun:29)
Rasa terima kasihku ini kupersembahkan kepada: 1. Bapak dan Ibu tercinta 2. Tunanganku Ruliana Liba Indrati yang telah memberi support dan menemaniku selama ini 3. Anak Tambang 2006 dan semua teman yang membantu yang tidak bisa saya sebutkan semuanya 4. Semua pihak yang telah memberikan support kepada penulis
RINGKASAN
PT Sugih Alamanugroho adalah perusahaan pertambangan batugamping yang berada di Dusun Bedoyo Kulon, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat ini penambangan dilakukan pada Gunung Sidowayah. Operasi penabangan dilakukan dengan metode tambang terbuka dengan pola penambangan berjenjang dan menggunakan Back Hoe dibantu Rock Breaker. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah belum diketahui aman atau tidak jenjang penambangan yang dihasilkan. Dimensi jenjang lereng saat ini yaitu Lereng dengan kondisi kedudukan N 324°E dengan kemiringan 88°, tinggi 7 - 15 meter dan bidang diskontinu dengan kondisi kedudukan N 322°E serta kemiringan 33,1° , kohesi 37,24 ton/m² , serta sudut geser dalam sebesar 26,6°, maka potensial kelongsoran yang terjadi adalah kelongsoran bidang. Hasil perhitungan Faktor Keamanan dengan menggunakan Metode Hoek and Bray dan menggunakan software Plane Failure Analysis pada lereng kering 7 - 15 meter adalah 4,7 - 9. Hasil perhitungan dengan menggunakan Metode Hoek and Bray dan menggunakan Plane Failure Analysis dihasilkan Faktor Keamanan pada lereng jenuh 7 -1 5 meter adalah 1,3 - 2,8. Dengan mengacu pada Faktor Keamanan Minimum Kemantapan Lereng Dari Departemen Pekerjaan Umum faktor keamanan yang digunakan adalah 1,5. Maka disimpulkan bahwa lereng dalam kondisi aman, kecuali pada lereng dengan ketinggian 15 meter saat kondisi jenuh. Tindakan yang dapat digunakan untuk menstabilkan lereng yang kurang stabil yaitu dengan cara mengurangi tinggi lereng sebesar 1 meter. Sehingga faktor keamanan meningkat dari 1,3 menjadi 1,5. Lereng penelitian adalah lereng produktif yang seiring dengan kegiatan penambangan maka ketinggian lereng akan berkurang. Semakin ketinggian lereng berkurang maka faktor keamanan semakin bertambah. Maka dapat dikatakan bahwa seiring dengan kegiatan penambangan faktor keamanan semakin bertambah. Penempatan alat penambangan diatas lereng dapat menyebabkan faktor keamanan menjadi berkurang, diambil contoh penempatan Back Hoe pada lereng dengan tinggi 15 meter pada kondisi kering yang semula 4,7 menjadi 3,9. Hal ini dapat dicegah dengan cara menempatkan alat tidak pada bidang lemah atau diletakkan setidaknya sebelum posisi retakan tarik kritis, sehingga tidak terjadi penambahan beban pada bidang lemah.