perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS KEBUTUHAN FISIK PADA SMES KEDENG
SKRIPSI
Oleh: MUHAMMAD RIDWAN K5608062
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama
: Muhammad Ridwan
NIM
: K5608062
Jurusan/Program Studi : POK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul
ANALISIS KEBUTUHAN FISIK
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Muhammad Ridwan
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS KEBUTUHAN FISIK PADA SMES KEDENG
Oleh: MUHAMMAD RIDWAN K5608062
Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. ( HR. Muslim ) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. ( QS Al- Insyroh, 94: 6) Alloh akan mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-oarang yang diberi ilmu diantara kamu beberapa derajat.
( QS Al- Mujadalah: 11)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kepersembahkan karya ini untuk:
Ibu dan Bapak Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas dan kasih saying tak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabdi kasih sayangmu.
Kakak-kakak dan Adik-adikku
Rekan-rekan Penkepor angkatan 2008 Terimakasih atas dorongan dan semangat dari kalian semua sehingga membuatku termotivasi untuk menyusun karya ini.
Almamater
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Muhammad Ridwan. ANALISIS KEBUTUHAN FISIK PADA SMES KEDENG. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Besarnya peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes kedeng. (2) Besarnya peran atau sumbangan power tungkai terhadap smes kedeng. (3) Besarnya peran atau sumbangan kelentukan terhadap smes kedeng. (4) Besarnya peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki terhadap smes kedeng. (5) Besarnya peran atau sumbangan keseimbangan terhadap smes kedeng. (6) Besarnya peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi korelasional. Subjek penelitian adalah 10 orang atlet sepaktakraw putra Solo dan 9 orang atlet sepaktakraw putra Klaten yang dipersiapkan mengikuti PORPROV Jawa Tengah tahun 2013. Teknik pengumpulan data yang digunakan tes dan pengukuran. Kelincahan umum diukur dengan Squat Thrust. Power tungkai diukur dengan Vertical Power Jump. Kelentukan sendi panggul diukur dengan Front Split. Kelentukan pergelangan kaki diukur dengan Ankle Flexion. Kelentukan otot punggung diukur dengan Sit and Reach. Koordinasi mata-kaki diukur dengan Soccer Wall Volley Test. Keseimbangan dinamis diukur dengan Modifikasi Bass Test. Kemampuan smes kedeng diukur dengan tes kemampuan smes. Hasil dari tes dan pengukuran tersebut kemudian dianalisis dengan analisis statistik dengan studi korelasi. Data diolah menggunakan komputer dengan program SPSS-18. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes kedeng sebesar 34,45%. (2) Peran atau sumbangan power tungkai terhadap smes kedeng sebesar 1,49%. (3) Peran atau sumbangan kelentukan terhadap smes kedeng sebesar ( pergelangan kaki = 10,59%, sendi panggul = 17,05%, otot punggung = 6,45%). (4) Peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki terhadap smes kedeng sebesar 4,26%. (5) Peran atau sumbangan keseimbangan terhadap smes kedeng sebesar 17,60%. (6) Peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan pergelangan kaki, kelentukan sendi panggul, kelentukan otot punggung, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng sebesar 91,88%. Simpulan penelitian ini adalah secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama kelincahan, power tungkai, kelentukan pergelangan kaki, kelentukan sendi panggul, kelentukan otot punggung, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan mempunyai peran atau sumbangan terhadap smes kedeng.
Kata kunci: kelincahan, power tungkai, kelentukan pergelangan kaki, kelentukan sendi panggul, kelentukan otot punggung, koordinasi mata-kaki, keseimbangan, dan smes kedeng.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Muhammad Ridwan. AN ANALYSIS ON PHYSICAL NEED IN KEDENG SMASH. Thesis. Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, January 2013. The objective of research is to find out: (1) The contribution of agility to the kedeng smash. (2) The contribution of lower limb power to the kedeng smash. (3) The contribution of flexibility to the kedeng smash. (4) The contribution of eye-leg coordination to the kedeng smash. (5) The contribution of balance to the kedeng smash. (6) The contribution of agility, lower limb power, flexibility, eyeleg coordination, and balance to the kedeng smash. This study employed a descriptive method with correlational study. The subject of research was 10 Solo male sepaktakraw athletes and 9 Klaten male sepaktakraw athletes prepared to follow PORPROV (Provincial Sport Competition) of Central Java in 2013. Techniques of collecting data used were test and measurement. The agility was measured using Squat Thrust. The lower limbs power was measured using Vertical Power Jump. The hip joint flexibility was measured using Front Split. The ankle flexibility was measured using Ankle flexion. The back muscle flexibility was measured using Sit and Reach. Eye-leg coordination was measured using Soccer Wall Volley Test. The dynamic balance was measured using Modified Bass Test. Kedeng smash ability was measured using smash ability test. The result of test and measurement was then analyzed using statistical analysis with correlation study. The data was processed using computer with SPSS-18 program. The result of research showed that: (1) The contribution of agility to the kedeng smash as big as 34,45%. (2) The contribution of lower limb power to the kedeng smash as big as 1,49%. (3) The contribution of flexibility to the kedeng smash as big as (ankle flexibility = 10,59%, hip joint flexibility = 17,05%, back muscle flexibility = 6,45%). (4) The contribution of eye-leg coordination to the kedeng smash as big as 4,26%. (5) The contribution of balance to the kedeng smash as big as 17,60%. (6) The contribution of agility, lower limb power, flexibility, eye-leg coordination, and balance to the kedeng smash as big as 91,88%. The conclusion of research was that flexibility, lower limb power, ankle flexibility, hip joint flexibility, back muscle flexibility, eye-leg coordination, balance both partially and simultaneously contributed to the kedeng smash. Keywords: agility, lower limb power, ankle flexibility, hip joint flexibility, back muscle flexibility, eye-leg coordination, balance, and kedeng smash.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ANALISIS KEBUTUHAN FISIK PADA
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan
untuk
mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dra. Ismaryati M.Kes., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 5. Hendrig Joko Prasetyo S.Pd., M.Or., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. Pelatih dan atlet porprov sepaktakraw Solo dan Klaten yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan bersedia menjadi sampel penelitian. Penulis barharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Surakarta,
Penulis
commit to user x
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN.............................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
v
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
vii
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. viii ABSTRACT .....................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................
3
C. Pembatasan Masalah ....................................................................
3
D. Perumusan Masalah......................................................................
4
E. Tujuan Penelitian ..........................................................................
4
F. Manfaat Penelitian ........................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................
6
A. Tinjauan Pustaka ..........................................................................
6
1.Permainan Sepak Takraw .......................................................
6
a. Pengertian Permainan Sepak Takraw ...................................
6
b. Teknik Dasar Sepak Takraw ................................................
7
2. Smes Kedeng ..........................................................................
10
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Pengertian Smes Kedeng ....................................................
10
b. Teknik Smes Kedeng ........................................................
11
c. Analisis Teknik Smes Kedeng .........................................
13
3. Kelincahan ..............................................................................
14
a. Pengertian Kelincahan ........................................................
14
b. Peranan Kelincahan dalam Smes Kedeng ..........................
15
4. Power Otot Tungkai ................................................................
15
a. Pengertian Power Otot Tungkai .........................................
15
b. Peranan Power Otot Tungkai dalam Smes Kedeng ..........
18
5. Kelentukan ..............................................................................
18
a. Pengertian Kelentukan .......................................................
18
b. Peranan Kelentukan dalam Smes Kedeng..........................
20
6. Koordinasi ...............................................................................
20
a. Koordinasi Mata-kaki .........................................................
20
b. Peranan Koordinasi Mat-kaki dalam Smes Kedeng...........
21
7. Keseimbangan .........................................................................
21
a. Pengertian Keseimbangan ..................................................
21
b. Peranan Keseimbangan Terhadap Smes Kedeng ...............
22
B. Kerangka Berfikir ..........................................................................
23
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................
24
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................
24
1. Tempat Penelitian ...................................................................
24
2. Waktu Penelitian ....................................................................
24
B. Subjek Penelitian ...........................................................................
24
C. Metode Penelitian .........................................................................
24
D. Teknik Pengumpulan Data................................................... .........
24
E. Validasi Instrumen Penelitian........................................................
25
F. Teknik Analisis Data .....................................................................
26
G. Prosedur Penelitian .......................................................................
26
BAB VI HASIL PENELITIAN .......................................................................
28
A. Deskripsi Data ...............................................................................
28
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pengujian Prasyaratan Analisis .....................................................
30
1. Uji Normalitas ...........................................................................
30
2. Uji Linieritas .............................................................................
31
C. Hasil Analisis Data ........................................................................
32
1. Uji Korelasi Parsial ...................................................................
32
2. Analisis Regresi.........................................................................
34
3. Sumbangan Masing-Masing Prediktor ......................................
35
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ...................................................
35
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .........................................
38
A. Simpulan .........................................................................................
38
B. Implikasi ..........................................................................................
38
C. Saran ................................................................................................
39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
40
LAMPIRAN .......................................................................................................
42
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Analisis Teknik Smes Kedeng ..................................................................
13
2.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen .........................................................
25
3.
Rancangan Pelaksanaan Tes .....................................................................
26
4.
Deskripsi Hasil Tes ...................................................................................
28
5.
Ringkasan Reliabilitas Hasil Tes ..............................................................
29
6.
Range Kategori Reliabilitas ......................................................................
30
7.
Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data .......................................................
30
8.
Ringkasan Hasil Uji Linieritas .................................................................. 31
9.
Uji Korelasi Parsial ................................................................................... 32
10. Ringkasan Hasil Analisis Regresi .............................................................
34
11. Ringkasan Hasil Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Masing-Masing Prediktor ......................................................................... 35 12. Norma dalam inci, untuk Ankle Flexion (Dorsiflexion) Tes .....................
43
13. Data Penelitian Tes Kebutuhan Fisik ........................................................ 52
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
Lapangan Permainan Sepaktakraw ...........................................................
7
2.
Smes Kedeng Sepaktakraw .......................................................................
11
3.
Tes Squat Thrust .......................................................................................
43
4.
Vertical Power Jump Tes ..........................................................................
45
5.
Ankle Flexion (Dorsiflexion Tes ...............................................................
47
6.
Front Splits Tes .........................................................................................
48
7.
Sit and Reach ............................................................................................
49
8.
Modifikasi Bass Test .................................................................................
53
9.
Lapangan Tes Smes Sepaktakraw .............................................................
54
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Petunjuk Tes Dan Pengukuran Kelincahan ...............................................
43
2.
Petunjuk Tes Dan Pengukuran Power Tungkai ........................................ 44
3.
Petunjuk Tes Dan Pengukuran Kelentukan Pergelangan Kaki ................. 46
4.
Petunjuk Tes Dan Pengukuran Kelentukan Sendi Panggul ......................
48
5.
Petunjuk Tes Dan Pengukuran Kelentukan Otot Punggung .....................
49
6.
Petunjuk Tes Dan Pengukuran Koordinasi Mata-Kaki .............................
50
7.
Petunjuk Tes Dan Pengukuran Keseimbangan ......................................... 52
8.
Petunjuk Tes dan Pengukuran Smes Kedeng Sepaktakraw ......................
9.
Data Penelitian .......................................................................................... 55
54
10. Hasil SPSS ...............................................................................................
56
11. Dokumentasi .............................................................................................
72
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Sepaktakraw merupakan cabang olahraga yang saat ini berkembang di Indonesia. Permainan ini dilakukan oleh dua regu yang berhadapan, setiap regu terdiri atas tiga orang pemain yang dipisahkan oleh net. Setiap regu terdiri atas seorang tekong, apit kiri serta apit kanan. Sepaktakraw dimainkan di atas lapangan berbentuk persegi panjang dengan permukaan yang rata baik ditempat terbuka (outdoor) maupun dir uangan tertutup (ind oor) , yang bebas dari rintangan. Permainan ini dimulai dengan melakukan sepak mula yang dilakukan oleh tekong ke daerah lawan. Kemudian pemain lawan memainkan bola dengan menggunakan kaki ataupun bagian tubuh lainnya kecuali tangan dengan tiga kali sentuhan baik secara bergantian maupun dilakukan oleh seorang. Ditinjau dari sejarahnya, perkembangan permainan sepaktakraw di Indonesia kurang begitu maju dibandingkan dengan cabang olahraga permainan lainnya seperti permainan sepakbola, bolavoli, bolabasket dan bulutangkis. Pada awalnya permainan sepaktakraw berkembang di Indonesia hanya di daerah-daerah tertentu, seperti di Jawa Tengah. Seperti dijelaskan dalam Modul Penataran sepaktakraw di Jawa Tengah dilakukan melalui klub-klub di daerah-daerah, hanya beberapa daerah yang aktif melakukan pembinaan di antaranya: Demak, Jepara, Klaten, Banyumas, Pekalongan, Kendal, Magelang, Purworejo, Temanggung dan
Seperti halnya dengan olahraga-olahraga lainnya, untuk dapat bermain dengan baik diperlukan penguasaan teknik-teknik dasar dalam permainan sepaktakraw. Teknik dasar dalam permainan sepaktakraw meliputi sepak sila, sepak kuda, sepak badak, sepak cungkil, sundulan kepala, memaha, mendada, menapak, sepak mula atau servis, blocking, dan smes. Smes merupakan salah satu teknik serangan dalam sepaktakraw. Kegagalan melakukan smes ke pihak lawan akan memberi peluang kepada pihak
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 lawan untuk menyerang balik atau bola mati di lapangan sendiri ataupun keluar meninggalkan lapangan permainan. Sebaliknya keberhasilan smes akan membuat poin untuk regu penyerang. Ada beberapa macam smes, salah satunya adalah smes kedeng. Smes kedeng merupakan salah satu jenis smes sepaktakraw yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan smes gulung (salto). Smes kedeng merupakan smes yang dilakukan dengan cara menjulurkan kaki ke atas untuk menjangkau bola atau mengejar bola dan menyepak bola sekeras-kerasnya ke daerah permainan lawan. Untuk dapat menguasai teknik smes kedeng dengan baik, diperlukan keterampilan teknik yang benar, serta didukung kemampuan fisik yang menunjang dalam smes kedeng. Teknik smes kedeng yang benar, pertama sikap awal berdiri dibelakang net, kemudian melangkah menuju arah datangnya bola. Menolak ke atas secara eksplosif dengan bertumpu pada salah satu kaki. Setelah menolak luruskan tungkai ke arah dalam, kemudian lakukan smes dengan punggung kaki dibantu dengan putaran pinggul dan punggung. Kemudian tungkai ditarik ke bawah dan mendarat dengan kedua kaki dalam keadaan mengeper. Dalam Sulaiman (2008: 33-34) dijelaskan teknik smes kedeng adalah sebagai berikut: 1) Sikap awal, berdiri membelakangi net. Awalan harus dilakukan dengan cepat dengan cara melangkah atau lari kecil menuju arah datangnya bola. 2) Menolak ke atas dengan bertumpu pada salah satu kaki terlebih dahulu, kemudian segera diikuti dengan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak ke bawah. Tolakan kaki tumpu ke atas secara eksplosif dengan bantuan kedua lengan. 3) Luruskan tungkai serta putar badan (pinggul, punggung, bahu) ke arah dalam, kemudian lakukan smes dengan penggung kaki atau punggung kaki bagian luar dengan putaran pinggul dan punggung. 4) Gerakan ikutan dimulai dari tungkai, punggung, bahu dan lengan secara bersamaan berputar ke arah luar, kemudian tungkai ditarik ke bawah dan mendarat degan kedua kaki dalam keadaan mengeper. Bila dilihat dari gerakan smes kedeng, kondisi fisik yang diperlukan adalah (1) kelincahan, (2) power, (3) kelentukan, (4) koordinasi mata-kaki, dan (5) keseimbangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Dari faktor-faktor kondisi fisik yang diperlukan dalam smes kedeng seperti yang telah disebutkan di atas, belum diketahui seberapa kuat atau seberapa besar peran masing-masing kondisi fisik tersebut. Oleh karenanya perlu diteliti agar diketahui seberapa kuat atau seberapa besar peran masing-masing kondisi fisik pada smes kedeng.
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Belum diketahui besarnya peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes kedeng.
2.
Belum diketahui besarnya peran atau sumbangan power tungkai terhadap smes kedeng.
3.
Belum diketahui besarnya peran atau sumbangan kelentukan terhadap smes kedeng.
4.
Belum diketahui besarnya peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki terhadap smes kedeng.
5.
Belum diketahui besarnya peran atau sumbangan keseimbangan terhadap smes kedeng.
6.
Belum diketahui besarnya peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng.
C. Pembatasan Masalah Masalah penelitian dibatasi pada: 1.
Besarnya peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes kedeng.
2.
Besarnya peran atau sumbangan power tungkai terhadap smes kedeng.
3.
Besarnya peran atau sumbangan kelentukan terhadap smes kedeng.
4.
Besarnya peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki terhadap smes kedeng.
5.
Besarnya peran atau sumbangan keseimbangan terhadap smes kedeng.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 6.
Besarnya peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng.
Pembatasan variabel penelitian: 1. Kelincahan yang diukur dalam penelitian ini adalah kelincahan umum, diukur dengan squat thrust. 2. Power tungkai: yang dimaksud dengan power tungkai dalam penelitian ini adalah power tungkai dalam pola gerak asiklik yang diukur dengan vertical power jump tes. 3. Kelentukan yang diukur dalam penelitian ini adalah: a.
Kelentukan pergelangan kaki, diukur dengan ankle flexion (Dorsiflexion)
b.
Kelentukan sendi panggul, diukur dengan front split
c.
Kelentukan otot punggung, diukur dengan sit and reach.
4. Koordinasi yang diukur dalam penelitian ini adalah koordinasi mata-kaki, diukur dengan soccer wall volley test. 5. Keseimbangan yang diukur dalam penelitian ini adalah kesimbangan dinamis, diukur dengan modifikasi bass test. 6. Smes kedeng, diukur dengan tes kemampuan smes sepaktakraw.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Seberapa besar peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes kedeng?
2.
Seberapa besar peran atau sumbangan power tungkai terhadap smes kedeng?
3.
Seberapa besar peran atau sumbangan kelentukan terhadap smes kedeng?
4.
Seberapa besar peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki terhadap smes kedeng?
5.
Seberapa besar peran atau sumbangan keseimbangan terhadap smes kedeng?
6.
Seberapa besar peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan: 1.
Untuk mengetahui besarnya peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes kedeng.
2.
Untuk mengetahui besarnya peran atau sumbangan power tungkai terhadap smes kedeng.
3.
Untuk mengetahui besarnya peran atau sumbangan kelentukan terhadap smes kedeng.
4.
Untuk mengetahu besarnya peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki terhadap smes kedeng.
5.
Untuk mengetahui besarnya peran atau sumbangan keseimbangan terhadap smes kedeng.
6.
Untuk mengetahui besarnya peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng.
F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi pelatih maupun atlet dapat menyusun program latihan dengan benar. 2. Sebagai rujukan pelatih untuk mempersiapkan atlet Solo dan Klaten untuk porprov 2013. 3. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka
1. Sepaktakraw a. Pengertian Permainan Sepaktakraw Permainan sepaktakraw dilakukan di lapangan berukuran 13,4 m X 6,10 m yang dibagi oleh dua garis dan net (jaring) setinggi 1,55 dengan lebar 72 cm dan lubang jaring sekitar 4-5 cm. Bola yang dimainkan terbuat dari rotan atau fiber glass yang dianyam dengan lingkaran 41-43 cm. Permainan sepaktakraw dilakukan oleh dua regu yang berhadapan di lapangan yang dipisahkan oleh jaring (net) yang terbentang membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan terdiri atas 3 orang pemain yang bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang, dua orang lainnya menjadi pemain depan yang berada di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan apit kanan (Sudrajat Prawirasaputra, 2000: 5) Permainan sepaktakraw dimainkan tanpa menggunakan tangan untuk memukul bola, bahkan tidak boleh menyentuh lengan. Bola hanya boleh menyentuh atau dimainkan dengan kaki, dada, bahu dan kepala. Permainan sepaktakraw diawali dengan sepak mula sebagai servis yang dilakukan oleh tekong. Sepak mula dilakukan oleh tekong atas lambungan bola oleh pelambung yang diarahkan ke tekong. Tekong harus berada di dalam lingkaran yang telah disediakan. Begitu juga untuk tekong, pada waktu melakukan sepak mula salah satu kakinya harus tetap berada di dalam lingkaran
tempat
tekong
melakukan
sepak
mula.
Tekong
harus
mengarahkan bola ke daerah lawan melalui atas net (jaring). Di lain pihak lawan harus menerima bola dan mengembalikannya ke daerah lawan. Pihak lawan diberi kesempatan menyentuh bola sebanyak tiga kali. Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, maka setiap pemain sepaktakraw harus menguasai teknik dasar sepaktakraw.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
Gambar 1. Lapangan Permainan Sepaktakraw (Sumber: http://nanangandfriendsfoundation.blogspot.com/2012/01/ukuranlapangan-sepak-takraw.html. 10 Juli 2012) b. Teknik Dasar Sepaktakraw Peningkatan prestasi olahraga menuntut adanya perbaikan dan pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuannya. Teknik dikatakan baik apabila ditinjau dari segi anatomis, fisiologis, mekanika, biomeknika dan mental terpenuhi persyaratannya secara baik, dapat diterapkan dalam praktek dan memberikan sumbangan terhadap
pencapaian prestasi
maksimal. Demikian halnya dalam permainan sepaktakraw, menguasai teknik dasar merupakan faktor utama agar memiliki keterampilan bermain ermain sepaktakraw dengan baik, maka seorang pemain yang merupakan individuindividu dalam regu (tim) harus menguasai teknik-teknik dasar bermain
(1992: 15) bahwa, Untuk bermain sepaktakraw yang baik haruslah seseorang itu mempunyai kemampuan atau keterampilan yang baik. Kemampuan yang sangat penting dan sangat perlu dalam bermain sepaktakraw adalah kemampuan dasar sepaktakraw. Kemampuan dasar tersebut adalah menyepak dengan menggunakan bagian-bagian kaki, memainkan bola dengan kepala, memainkan bola dengan dada, memainkan bola dengan paha, memainkan bola dengan bahu (membahu).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menguasai teknik dasar sepaktakraw sangat penting. Setiap pemain sepaktakraw harus menguasai teknik dasar sepaktakraw, karena dapat meningkatkan kualitas individu dan tim, sehingga dapat memenangkan pertandingan. Adapun teknik dasar sepaktakraw menurut Ucup Yusuf dkk., (2001: 30-42) bahwa, ri dari sepak sila, sepak kuda, sepak badak, sepak cungkil, heading, memaha, mendada, menapak, sepak mula, smes, dan blocking
-35) mengelompokkan teknik dasar
Paha, (3) Teknik Mendada, (4) Teknik Membahu, (5) Teknik Main kepala, (6) Teknik Serangan atau Smes, (7) Teknik Menahan Serangan (Block) . Secara rinci teknik tersebut terdiri atas: a. Teknik Sepakan 1) Sepak Sila Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam, yang mana pada saat menyepak posisi kaki seperti orang bersila. 2) Sepak Kuda (Sepak Kura) Sepak kuda atau sepak kura adalah teknik menyepak atau sepakan dengan menggunakan kura-kura kaki atau dengan punggung kaki. 3) Sepak Cungkil Sepak cungkil merupakan sepakan yang menyerupai sepak kura/kuda, hanya karena bola datangya jauh dari badan, maka perkenaan sepakan adalah pada jari-jari kecil sehingga seperti orang mencungkil bola. 4) Sepak Simpuh atau Sepak Badek Sepak badek adalah menyepak bola dengan kaki bagian luar, sehingga sikap badan seperti orang besimpuh. 5) Sepak Mula (Servis) Sepak mula adalah teknik dasar sepakan yang dimaksudkan untuk memulai (membuka) suatu permainan atau pertandingan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 6) Menapak Menapak adalah menyepak bola dengan menggunakan telapak kaki. b. Teknik Memaha/Kontrol Paha Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola. c. Mendada Mendada adalah teknik dasar memainkan bola dengan dada. d. Membahu Membahu adalah memainkan bola dengan bagian badan antara batas lengan dengan leher (bahu). e. Main Kepala Main Kepala (heading) adalah teknik dasar memainkan bola dengan kepala. f. Serangan atau Smes Serangan atau smes adalah pukulan bola yang keras dan tajam ke arah bidang lapangan lawan. Macam-macam smes: (1) Smes Gulung, (2) Smes Kedeng, dan (3) Smes Gunting. g. Menahan Serangan (Block) Block atau menahan serangan dalam sepaktakraw dapat dilakukan dengan menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan. Untuk menunjang keterampilan bermain sepaktakraw, maka macammacam teknik dasar sepaktakraw harus dikuasai dengan baik dan benar. Berkaitan dengan macam-macam teknik dasar sepaktakraw tersebut, penelitian ini mengkaji dan meneliti smes.
2. Smes Kedeng a. Pengertian Smes Kedeng Smes dalam permainan sepaktakraw pada prinsipnya bertujuan melakukan serangan terhadap lawan. Smes dilakukan dengan keras dan tajam agar lawan tidak dapat menerima atau mengembalikan. Ratinus
commit to user
atau rejam (istilah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 Malaysia) adalah gerak kerja yang terpenting dan merupakan gerak terakhir
adalah pukulan bola yang keras dan tajam ke arah bidang lapangan lawan . Smes dalam permainan sepaktakraw dapat dilakukan degan kaki ataupun dengan kepala. Smes dengan kaki dapat dilakukan oleh bagian punggung kaki (kura-kura penuh), kaki bagian luar, kaki bagian dalam dan telapak kaki. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, smes dalam permainan sepaktakraw bertujuan untuk melakukan serangan terhadap lawan yang dilakukan dengan keras dan tajam. Smes sepaktakraw dapat dilakukan dengan menggunakan kaki dan kepala. Salah satu jenis smes sepaktakraw dengan menggunakan kaki yaitu, smes
kedeng adalah
pukulan smes yang dilakukan dengan menjulurkan kaki ke atas mengejar
Sudrajat Prawirasaput
kedeng adalah sebagai
Berdasarkan dua pendapat tersebut menujukkan bahwa, smes kedeng merupakan cara melakukan serangan dengan cara menyepak bola dengan menjulurkan kaki ke atas mengejar bola. Smes kedeng dilakukan sebagai serangan untuk bola di daerah lawan. Untuk dapat melakukan smes kedeng dengan baik, maka harus menguasai teknik smes dengan baik dan benar. Penguasaan teknik smes yang baik akan menjadikan smes yang dilakukan lebih keras dan tajam, sehingga akan menyulitkan lawan untuk menerimanya.
b. Teknik Smes Kedeng Keberhasilan
smes
kedeng
sepaktakraw
tidak
terlepas
dari
penguasaan teknik smes yang baik dan benar. Menurut Sulaiman (2008: 3334) bahwa teknik smes kedeng sepaktakraw sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 1) Sikap awal, berdiri membelakangi net. Awalan harus dilakukan dengan cepat dengan cara melangkah atau lari kecil menuju arah datangnya bola. 2) Menolak ke atas dengan bertumpu pada salah satu kaki terlebih dahulu, kemudian segera diikuti dengan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak ke bawah. Tolakan kaki tumpu ke atas secara eksplosif dengan bantuan kedua lengan. 3) Luruskan tungkai serta putar badan (pinggul, punggung, bahu) ke arah dalam, kemudian lakukan smes dengan punggung kaki atau punggung kaki bagian luar dengan putaran pinggul dan punggung. 4) Gerakan ikutan dimulai dari tungkai, punggung, bahu dan lengan secara bersamaan berputar ke arah luar, kemudian tungkai ditarik ke bawah dan mendarat dengan kedua kaki dalam keadaan mengeper. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gambar smes kedeng sepaktakraw sebagai berikut:
Gambar 2. Smes Kedeng Sepaktakraw (Sumber: http://sandilands.info/sgordon/node/404. 10 Juli 2012) Teknik-teknik smes kedeng seperti tersebut di atas harus dikuasai agar smes yang dilakukan berhasil dengan baik. Jika teknik-teknik smes kedeng tidak dikuasai maka akan terjadi kesalahan, sehingga akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 menguntungkan pihak lawan. Lebih lanjut Sulaiman (2008: 34) menjelaskan kesalahan umum dalam melakukan smes kedeng sebagai berikut: 1) Timing (ketepatan) antara datangnya bola dengan lompatan. Terkadang pemain melompat mendahuli bola, sehingga saat pukulan bola belum sampai dalam jangkauan atau bola sudah turun terlebih dahulu, akibatnya pemain luput dalam men-smes bola atau bola menyangkut net. 2) Penempatan bola tidak di atas bahu kiri atau kanan, sementara pemain tidak memiliki flexibilitas yang baik pada tungkai, akibatnya bola mengenai kepala sendiri. 3) Pemain terlambat mendaratkan kaki kiri terlebih dahulu kalau dia men-smes dengan kaki kanan, sehingga dia jatuh tertunduk. Kesalahan-kesalahan umum seperti tersebut di atas harus dihindari, agar smes yang dilakukan berhasil dengan baik. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, maka harus menguasai teknik smes kedeng seperti tersebut di atas.
3. Analisis Teknik Smes Kedeng Dilihat dari gerakan smes kedeng seperti yang dijelaskan di atas, dapat dianalisis unsur-unsur fisik yang dibutuhkan dalam melakukan gerakan tersebut: Tahap Gerakan
Kebutuhan Unsur Kondisi Fisik
a. Sikap awal, berdiri membelakangi net. Awalan harus dilakukan dengan cepat dengan cara melangkah atau lari kecil menuju arah datangnya bola
- Kelincahan
b. Awalan, menolak ke atas dengan bertumpu pada salah satu kaki terlebih dahulu, kemudian segera diikuti dengan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak ke bawah dilanjutkan menolakkan kaki tumpu ke atas secara eksplosif dengan bantuan kedua lengan.
- Power tungkai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 c. Saat melakuan sepakan, meluruskan tungkai atas serta putar badan (pinggul, punggung, bahu) ke arah dalam, kemudian lakukan smes dengan punggung kaki atau punggung kaki bagian luar dengan putaran pinggul dan punggung.
- Meluruskan tungkai atas: kelentukan sendi panggul - Memutar badan: kelentukan otot punggung - Saat menyepak bola: kelentukan pergelangan kaki - Koordinasi mata-kaki
d. Gerak lanjut, gerakan ikutan dimulai dari tungkai, punggung, bahu dan lengan secara bersamaan berputar ke arah luar, kemudian tungkai ditarik ke bawah dan mendarat dengan kedua kaki dalam keadaan mengeper.
- Keseimbangan
Unsur kondisi fisik seperti kelincahan dibutuhkan saat merubah arah atau posisi dengan cepat dan tepat untuk mengejar bola. Power tungkai digunakan pada saat tolakan ke atas, semakin kuat power tungkainya akan semakin tinggi lompatan ke atasnya. Kelentukan sendi panggul berfungsi meluruskan tungkai ke arah dalam mendekati kepala. Kelentukan otot punggung untuk mendekati bola saat di atas. Kelentukan pergelangan kaki digunakan saat menyepak bola, semakin baik kelentukan pergelangan kakinya akan memudahkan bolanya menukik tajam. Koordinasi mata-kaki dibutuhkan
untuk
mengarahkan
bola
pada
sasaran.
Sedangkan
keseimbangan dibutuhkan pada saat melayang di udara dan waktu melakukan pendaratan agar tidak terjatuh.
a. Kelincahan 1) Pengertian Kelincahan Kelincahan merupakan faktor yang sangat penting dalam aktifitas olahraga dan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua bentuk permainan atau olahraga permainan membutuhkan kelincahan. Menurut Sajoto (1995:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 9)
engubah posisi di area Sedangkan yang dimaksud kelincahan menurut Sudjarwo (1995:
oleh (Kirkendall, Gruber, dan johnson, 1987) dalam Ismaryati (2006: 41)
tubuh atau bagianmelibatkan interaksi dari berbagai unsur komponen kondisi fisik lainnya. Ismaryati
(
kemampuan fisik tunggal, akan tetapi tersusun dari komponen koordinasi,
Berdasarkan pengertian kelincahan yang dikemukakan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelincahan merupakan kemampuan seseorang untuk merubah arah dan posisi secara cepat dan tepat. Adapun macam-macam bentuk latihan kelincahan yaitu: (a) Latihan bolak-balik (Shuttle run), (b) Lari zig-zag (zig-zag run), (c) Squat thrust dan modifikasinya, (d) Lari rintangan (Harsono, 1988: 173). Latihan kelincahan dapat juga dilakukan dengan latihan bersifat seperti anaerobic seperti: (1) Dot drill, (2) Tree corner drill, (3) Down the-line drill (Harsono, 1988: 173). Dari contoh di atas kita lihat bahwa bermacam-macam latihan kelincahan dapat diciptakan. Imajinasi pelatih adalah penting untuk menciptakan latihan-latihan yang sesuai dengan gerakan-gerakan yang dilakukan dalam cabang olahraganya.
2) Peranan Kelincahan dalam Smes Kedeng Kelincahan merupakan unsur kondisi fisik yang diperlukan dalam smes kedeng. Bila dilihat dari gerakan smes kedeng, kelincahan dibutuhkan untuk merubah posisi tubuh dengan cepat mendekati bola sebelum melakukan smes kedeng. Dengan memiliki kelincahan yang baik, akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 memudahkan atlet untuk mengubah posisi tubuh untuk melakukan smes kedeng.
b. Power Tungkai 1) Pengertian Power Menurut Suharno HP. (1983: 33) menyebutkan daya ledak adalah "Kemampuan sebuah atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh". A. Hamidsyah Noer (1996: 140) menyebutkan, "Explosive Power adalah kemampuan otot atau segerombolan otot untuk melawan beban atau tahanan de
Power atau daya ledak
disebut juga sebagai kekuatan ekplosif. Menurut Pyke & Watson, Daya ledak atau sering di sebut dengan istilah Muscular Power adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang digunakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya Ismaryati (2006: 59). Dengan kata lain bahwa daya ledak (power) sama dengan kekuatan (force) kali kecepatan (velocity). Daya ledak otot merupakan komponen fisik yang sangat penting untuk melakukan suatu aktivitas gerak dalam setiap cabang olahraga. Daya ledak otot akan menentukan seberapa keras seseorang memukul, seberapa jauh seseorang melompat, seberapa cepat lari dan sebagainya. Daya ledak dalam praktek olahraga untuk melompat, meloncat, melempar, menendang dan sebagainya. Begitu juga pada seorang pemain pada sepaktakraw memerlukan adanya kemampuan yang besar pada otot . peranan power otot terhadap kecepatan maksimal merupakan factor pendukung dalam meraih prestasi, menuruit Suharno HP (1993:39-40) faktor pendukung tersebut antara lain: 1) Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis yang tergantung dari proses hypertrophy otot). 2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, semakin banyak fibril otot yang bekerja kekuatan bertambah besar. 3) Tergantung besar-kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar kekuatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 4) Intervensi otot baik pusat maupun poriter 5) Keadaaan zat kimia dalam otot (glycogen, ATP) 6) Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah berarti kekuatan otot tersebut pada saat bekerja makin besar. 7) Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekutan otot. Untuk
meningkatkan
kemampuan
daya
ledak
diperlukan
peningkatan kekuatan dan kecepatan secara bersama-sama sehingga seorang olahragawan dilatih kecepatan kemudian dilatih kekuatan secara khusus, maka kemampuan daya ledaknya akan meningkat. Ciri-ciri latihan daya ledak menurut Suharno HP., (1983: 33) adalah sebagai berikut: - Melewan beban relatif ringan (berat badan atau tambahan beban lain - Gerakan latihan dinamis - Gerakan-gerakan merupakan suatu gerak yang singkat dan selaras Adapun cara pengembangannya: - Weight training - Interval training Power dapat dibedakan berdasarkan pada perbedaan gerak yang dilakukan. Menurut Bompa (1990:285) power dibagi menjadi 2 macam asiklik dan power
. Bila dilihat dari gerak meloncat
pada smes kedeng, power yang dibutuhkan dalam melakukan smes kedeng adalah power asiklik. 1) Power Siklik Power siklik sering kali digunakan pada suatu kegiatan dimana dalam kegiatan olahraga tersebut dalam pelaksanaanya didasarkan pada kegiatan motorik yang dilakukan secara berulang-ulang dimana frekuensi amplitudo merupakan produk siklik. Power siklik merupakan istilah yang sering melekat pada atributif gerak fisik yang diulang-ulang dalam waktu yang sangat lama dan bersifat terus-menerus. gerakan ini identik dengan gerakan majunya tubuh seseorang dalam perpindahan tempatnya. sehingga dalam pergerakan tersebut tidak hanya dilaksanakan
sekali
bahkan berkali-kali dan dalam pelaksanaannya dilaksanakan secara utuh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 dan dilaksanakan dalam bentuk yang sama mulai dari bentuk gerakan awal sampi gerakan akhir. contoh dalam kegiatan olahraga tersebut berupa lari, renang, jalan, dan lain sebagainya. 2) Power Asiklik Power asiklik merupaka istilah yang sering melekat pada atributif gerak fisik yang dilihat dari struktur dan fungsi keterampilan gerak dalam olahraga serta memiliki tiga struktur fase. Dalam power asiklik terdapat fase persiapan, fase utama, dan fase akhir itulah yang membedakan dengan gerakan power siklik. Dalam power asiklik ini merupakan kebalikan dari pada power siklik dimana dalam pelaksanaannya dilaksanakan secara berubah tanpa adanya kemiripan antara gerakan awal sampai gerakan akhir serta ditandai oleh kecepatan kontraksi otot secara maksimal dan gerakaannya dilakukan secara eksplosif. contoh dalam olahraga yang membutuhkan power asiklik adalah gerakan melempar maupun lompat dalam atletik, gerakan smes dalam sepaktakraw, gerakan menangkis pada karate, dan lain sebagainya. misalkan dalam hal ini pada keterampilan tolak peluru ada bagian-bagiannya mulai dari awalan, saat memutar, dan pada waktu melaksanakan tolakan. Hal ini yang mendasari gerakan asiklik yang pada gerakan awal sampai akhir tidak sama bentuk gerakannya.
2) Peranan Power Tungkai dalam Smes kedeng Smes kedeng sangat tergantung pada kemampuan untuk mengangkat titik berat badannya. Untuk dapat mengangkat titik berat badan pemain sepaktakraw memerlukan kekuatan daya ledak otot tungkai. Makin kuat tolakan atau daya ledak yang dimiliki maka akan semakin tinggi kemungkinan melakukan lompatan. Dari uraian di atas jelaslah bahwa daya ledak otot tungkai merupakan unsur yang sangat dibutuhkan dalam smes kedeng. Oleh sebab itu seorang atlet harus dapat mengembangkan power ototnya dengan latihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 yang sistematis, teratur dan kontinyu untuk memperoleh prestasi yang maksimal.
c. Kelentukan 1) Pengertian Kelentukan Kelentukan merupakan keleluasan gerak dari persendian dan elastisitas otot saat melakukan gerakan. Dengan ruang sendi yang luas dan otot-otot yang elastis, maka gerakan menjadi lebih efektif dan efisien serta tidak menimbulkan cedera. sebagai salah satu komponen kesegaran jasmani, merupakan kemampuan menggerakan tubuh atau bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa terjadi Andi Suhendro (2007: 4.47) (fleksibilitas)
adalah
kemampuan
suatu
persendian beserta otot-otot di sekitarnya melakukan gerakan secara maksimal tanpa menimbulkan gangguan pada bagianTerdapat dua macam kelentukan, yaitu kelentukan dinamis (aktif) dan kelentukan
statis
(pasif).
Kelentukan
dinamis
adalah
kemampuan
menggunakan persendian dan otot secara terus menerus dalam ruang gerak yang penuh dengan cepat, dan tanpa tahanan gerakan. Sedangkan kelentukan statis adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerak dalam ruang besar. Suharno HP (1993 : 54) membagi kelentukan menjadi dua antara lain: (1) Kelentukan umum, ialah kemampuan seseorang dalam gerak dengan amplitudo yang luas dimana sangat berguna dalam gerakan olahraga pada umumnya dan menghadapi hidup seharihari. Kelentukan sendi-sendi tidak mengganggu/menghambat gerakan dalam olahraga apa saja dan pekerjaan umum sesuai dengan situasi, (2) Kelentukan khusus, ialah kemampuan seseorang dalam gerak dengan amplitudo yang luas dan berseni dalam satu cabang olahraga. Tuntutan masing-masing cabang olahraga terhadap kelentukan sangat berbeda-beda. Perbedaan tersebut biasanya atas dasar perbedaan teknik dari masing-masing cabang olahraga dan bertanding yang digunakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 Latihan kelentukan (fleksibilitas) tubuh sangat erat kaitannya dengan gerak persendian, oleh karena itu latihan kelentukan adalah suatu bentuk latihan untuk memberikan gerak yang luas pada persendian, dengan tujuan untuk mengurangi kekakuan pada tubuh, menambah elastisitas pada otot, dan mengurangi ketegangan pada otot. Hal ini merupakan dasar yang sangat penting dalam pembinaan fisik permainan sepaktakraw. Suharno HP (1993: 56), masalah-masalah yang perlu diperhatikan dalam kaitannya melatih kelentukan adalah: 1) Pemanasan sebelum masuk ke inti latihan, harus cukup baik. 2) Gerakan-gerakan jangan dipaksakan sehingga mengakibatkan robek/putusnya jaringan-jaringan pembentuk persendian. 3) Latihan harus sistematis, metodis penambahan beban latihan dari sedikit demi sedikit. 4) Selesai latihan kelentukan, perlu diimbangi dengan latihan kekuatan pembentuk sendi-sendi yang dilatih. 5) Janganlah memaksa atlet yang sedang susah, muram, takut, dan sakit untuk berlatih kelentukan. 6) Latihan kelentukan sebaiknya dimulai umur dini dan pada siang hari. 7) Latihan dengan metode aktif dan pasif selalu dikombinasikan 2) Peranan Kelentukan dalam Smes Kedeng Smes kedeng merupakan salah satu teknik dasar
bermain
sepaktakraw yang memiliki unsur gerakan yang kompleks. Bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan smes kedeng harus dikoordinasikan dengan baik, harmonis, luwes dan lancar. Seseorang yang mempunyai kelentukan baik, maka akan mampu melakukan smes kedeng dengan benar. Kelentukan akan memberikan kontribusi pada saat pemain menyepak bola kebelakang atau mengayun tungkai saat melakukan smes kedeng.
d. Koordinasi 1) Koordinasi Mata-Kaki Koordinasi merupakan suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks yang di dalam beroperasinya terdiri dari beberapa unsur fisik yang saling berinteraksi satu dengan lainnya. Koordinasi pada dasarnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 merupakan kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang efektif dan efisien. Berkaitan dengan
kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efe
keharmonisan kerja antara kelompok otot selama melakukan tugas gerak
nasi mengimplikasikan hubungan yang harmonis, penyatuan atau aliran gerak yang halus dalam melakukan merupakan hubungan yang harmonis dari hubungan saling berpengaruh di antara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja, yang ditunjukkan dengan tingkat keterampilan . Berdasarkan pengertian koordinasi yang dikemukakan para ahli tersebut dapat disimpulkan, koordinasi merupakan kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang efektif dan efisien. Berdasarkan pengertian koordinasi tersebut dapat disimpulkan koordinasi mata-kaki merupakan kemampuan mata untuk mengintegrasikan rangsangan yang diterima dan kaki sebagai fungsi penggerak untuk melakukan gerakan sesuai yang diinginkan. 2) Peranan Koordinasi Mata-Kaki dalam Smes Kedeng Koordinasi
mata-kaki
merupakan
kemampuan
untuk
mengkoordinasikan kaki sebagai alat gerak utama dan mata sebagai fungsi untuk mengamati bola dan sasaran yang akan dituju. Kemampuan mengintegrasikan syaraf mata dan gerakan kaki menjadi satu pola gerakan yang selaras, harmonis dan lancar serta hasil yang memuaskan menunjukkan kualitas koordinasi mata-kaki yang dimiliki seorang pemain sepaktakraw. Smes
kedeng
merupakan
keterampilan
yang
membutuhkan
koordinasi mata-kaki yang baik. Dengan mempunyai koordinasi mata-kaki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 yang baik, maka akan memudahkan smasher mengarahkan bola kesasaran yang diinginkan.
e. Keseimbangan 1) Pengertian Keseimbangan mempertahankan sistem neuromuscular kita dalam kondisi statis, atau mengontrol sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi (Barrow dan McGee : 1979) dalam Harsono (1988: 223). Sedangkan menurut M. Sajoto kemampuan seorang mengendalikan organ-
menjadi dua macam : 1. Keseimbangan statis (static balance) dalam static belance, ruang geraknya biasanya sangat kecil, misalnya berdiri di atas dasar yang sempit (balok keseimbangan, rel kereta api), melakukan handstand, mempertahankan keseimbangan setelah berputar-putar di tempat. 2. Keseimbangan dinamis (dynamic balance), yaitu kemampuan orang untuk bergerak dari satu titik atau ruang (space) ke lain titik atau ruang dengan mempertahankan keseimbangan (equilibrium), misalnya menari, latihan pada kuda-kuda atau palang sejajar, ski Berdasarkan pengertian keseimbangan yang dikemukakan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa keseimbangan merupakan kemampuan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan pada saat melakukan gerakan. Keseimbangan
dinamis
terjaga
dengan
baik,
maka
akan
memudahkan aktivitasnya sehari-hari atau kegiatan olahraga. Suharno HP.
terjadinya cedera, (2) mempermudah belajar teknik, (3) membantu menyadari gerak yang dilakukan, (4) meningkatkan keterampilan gerak, dan (5) efisiensi gera
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Latihan secara sistematis dan kontinyu merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan keseimbangan. Namun demikian dalam melatih keseimbangan harus diperhatikan beberapa hal. Suharno HP (1993: 67) -ciri latihan keseimbangan yaitu (1) gerakan dilakukan dengan mempersulit faktor-faktor penentu seperti diatas, dan (2) tumpuan tinggi, bidang tumpuan kecil, memejamkan mata, membuat putaran (pusingan badan) tumpuan labil dan lain2) Peranan Keseimbangan Dinamis Terhadap Smes Kedeng Dalam gerakan smes kedeng keseimbangan sangat diperlukan, khususnya keseimbangan dinamis. Russel R. Pate dkk., (1993: 189)
(kemantapan) dalam menahan gaya eksternal yang bekerja pada tubuh dan dalam memindahkan berat badan sedemikian rupa sehingga memungkinkan Keseimbangan dinamis dalam smes kedeng diperlukan saat melayang di udara dan waktu mendarat setelah melakukan smes kedeng supaya tidak terjatuh dan mengurangi resiko terkena cidera.
B. Kerangka Berfikir Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan kerangka berfikir sebagai berikut: Smes kedeng merupakan smes yang dilakukan dengan cara menjulurkan kaki ke atas untuk menjangkau bola atau mengejar bola dan menyepak bola sekeras-kerasnya ke daerah permainan lawan. Kelincahan merupakan kondisi fisik yang diperlukan dalam smes kedeng. Kelincahan dibutuhkan untuk merubah posisi tubuh dengan cepat dan tepat dan tanpa kehilangan keseimbangan dalam mendekati bola sebelum melakukan smes kedeng. Dengan memiliki kelincahan yang baik, akan memudahkan atlet untuk mengubah posisi tubuh untuk melakukan smes kedeng.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 Keberhasilan Smes kedeng sangat tergantung pada kemampuan untuk mengangkat titik berat badannya. Untuk dapat mengangkat titik berat badan, pemain sepaktakraw memerlukan kekuatan daya ledak otot tungkai. Makin kuat tolakan atau daya ledak yang dimiliki pemain sepaktakraw maka akan semakin tinggi kemungkinan melakukan lompatan ke atas. Sehingga akan mempermudah melakukan smes kedeng. Kelentukan sangat dibutuhkan saat melakukan smes kedeng. Kelentukan akan memberikan kontribusi pada saat pemain menyepak bola dan mengayun tungkai saat melakukan smes kedeng. Semakin baik kelentukan pemain sepaktakraw akan semakin baik pula pemain tersebut melakukan smes kedeng. Koordinasi mata-kaki juga dibutuhkan dalam smes kedeng. Dengan memiliki koordinasi mata-kaki yang baik, maka pemain dapat melakukan smes sesuai sasaran yang diinginkan. Sehingga mempermudah untuk membuat poin. Selain unsur-unsur kondisi fisik di atas, smes kedeng memerlukan keseimbangan yang baik. Dengan memiliki keseimbangan yang baik pemain tidak akan terjatuh saat melayang di udara kemudian melakukan pendaratan setelah melakukan smes kedeng. Semakin baik keseimbangan seorang pemain, akan mengurangi resiko cedera pada pemain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kampus JPOK FKIP UNS Surakarta Jl. Menteri Supeno No. 13 Manahan Surakarta dan di GOR Gelarsena Klaten Jl. Mayor Sunaryo No. 24 Klaten. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 dan 27 September 2012.
B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah 10 orang atlet sepaktakraw putra Solo dan 9 orang atlet sepaktakraw putra Klaten yang dipersiapkan mengikuti PORPROV Jawa Tengah tahun 2013. Subjek penelitian dipilih dengan pertimbangan bahwa mereka sudah memiliki keterampilan smes kedeng yang tinggi.
C. Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode deskriptif dengan studi korelasional yaitu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan tes dan pengukuran. Tes atau instrumen yang digunakan adalah: 1. Squat Thrust: untuk mengukur kelincahan umum, dari Ismaryati (2006: 42-43). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir. 2. Vertical Power Jump: untuk mengukur power tungkai, dari Ismaryati (2006: 67). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 3. Front Split: untuk mengukur kelentukan sendi panggul, dari Ismaryati (2006: 104-105). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir. 4. Ankle Flexion: untuk mengukur kelentukan pergelangan kaki, dari Barry L. Johnson & Jack K. Nelson (1986: 97). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir. 5. Sit and Reach: untuk mengukur kelentukan otot punggung, dari Ismaryati (2006: 101-102). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir. 6. Soccer Wall Volley Test: untuk mengukur koordinasi mata-kaki, dari Ismaryati (2006: 54-55). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir. 7. Modifikasi Bass Test: untuk mengukur keseimbangan, dari Ismaryati (2006: 51-52). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir. 8. Smes sebanyak 10 kali: untuk mengukur kemampuan smes, dari Sulaiman (2008: 88-89). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
E. Validasi Instrumen Penelitian Agar instrumen penelitian yang digunakan merupakan instrumen yang tepat dan teliti (valid), maka dipilih instrumen yang sudah baku. Validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan adalah: Instrumen Squat Thrust
Validitas .55 untuk laki-laki,
Reliabilitas .92
.34 untuk perempuan Vertical Jump
.78
.93
Front split
Validitas isi
.91
Sit and reach
Validitas isi
Tidak diketahui
Ankle Flexion (Dorsoflekxion)
Validitas isi
.88
Soccer Wall Volley Test
Validitas isi
Tidak diketahui
Modifikasi Bass Test
.46
.75
Tes kemampuan smes
Validitas isi
Tidak diketahui
Peralatan yang digunakan untuk mengukur adalah - Stopwatch.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 Sebelum peralatan tersebut digunakan, diterra lebih dahulu di badan Metrologi.
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik dengan studi korelasi. Data diolah menggunakan komputer dengan program SPSS-18.
G. Prosedur Penelitian Untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan, prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Observasi b. Menentukan permasalahan dan lingkup penelitian c. Menentukan subjek penelitian: - Jumlah - Lokasi - Kriteria d. Memilih alat ukur e. Membuat petunjuk pelaksanaan tes f. Menentukan pelaksana tes g. Merancang pelaksanaan tes 1) Di Solo Hari, Tanggal Senin, 10/09/2012
Item Tes -
Kelincahan Power tungkai Kelentukan sendi panggul Kelentukan pergelangan kaki Kelentukan otot punggung Koordinasi mata-kaki Keseimbangan Kemampuan smes kedeng
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 2) Di Klaten Hari, Tanggal Kamis, 27/09/2012
Item Tes -
Kelincahan Power tungkai Kelentukan sendi panggul Kelentukan pergelangan kaki Kelentukan otot punggung Koordinasi mata-kaki Keseimbangan Kemampuan smes kedeng
2. Tahap Pelaksanaan a. Pengumpulan Data: 1) Kelincahan umum diukur dengan Squat Thrust 2) Power tungkai diukur dengan Vertical Power Jump 3) Kelentukan sendi panggul diukur dengan Front Split 4) Kelentukan pergelangan kaki diukur dengan Ankle Flexion 5) Kelentukan otot punggung diukur dengan Sit and Reach 6) Koordinasi mata-kaki diukur dengan Soccer Wall Volley Test 7) Keseimbangan dinamis diukur dengan Modifikasi Bass Test 8) Kemampuan smes kedeng diukur dengan tes kemampuan smes sebanyak 10 kali b. Analisis Data c. Penelitian ini hanya mengambil sampel dua kabupaten karena keterbatasan peneliti. 3. Tahap Akhir Membuat laporan penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data
Subjek dalam penelitian ini adalah 10 orang atlet sepaktakraw putra Solo dan 9 orang atlet sepaktakraw putra Klaten yang dipersiapkan mengikuti PORPROV Jawa Tengah tahun 2013. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan di Aula Kampus JPOK FKIP UNS Surakarta Jl. Menteri Supeno No. 13 Manahan Surakarta dan di GOR Gelarsena Klaten Jl. Mayor Sunaryo No. 24 Klaten. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dengan studi korelasional yaitu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabelvariabel. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Tes N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Kelincahan
19
3.0
5.0
4.237
.6534
Power Tungkai
19
2.24
2.68
2.4621
.12568
Kelentukan Pergelangan 19 Kaki
60.0
82.5
71.947
7.0413
Kelentukan Sendi Panggul
1.0
16.0
6.421
4.2935
Kelentuan Otot Pnggung 19
38.0
53.5
46.437
4.5084
Koordinasi Mata-Kaki
19
4.7
13.0
9.868
2.1713
Keseimbangan
19
35.0
85.0
58.289
15.0012
Smes Kedeng
19
8.5
13.0
10.500
1.8708
19
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Tes N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Kelincahan
19
3.0
5.0
4.237
.6534
Power Tungkai
19
2.24
2.68
2.4621
.12568
Kelentukan Pergelangan 19 Kaki
60.0
82.5
71.947
7.0413
Kelentukan Sendi Panggul
1.0
16.0
6.421
4.2935
Kelentuan Otot Pnggung 19
38.0
53.5
46.437
4.5084
Koordinasi Mata-Kaki
19
4.7
13.0
9.868
2.1713
Keseimbangan
19
35.0
85.0
58.289
15.0012
Smes Kedeng
19
8.5
13.0
10.500
1.8708
Valid N (listwise)
19
19
Tabel 4.1 diatas menunjukkan Kelincahan mempunyai nilai minimum 3, maksimum 5,50, rata-rata 4.237 dan standart deviasi 0,6534, nilai minimum Power Tungkai 2,24, maksimum 2,68, nilai rata-rata 2,4621 dan standar deviasi 0, 12568, nilai minimum Kelentukan Pergelangan Kaki sebesar 60,00, nilai maksimum 82,50, nilai rata-rata 71.947 dan standar deviasi 7,0413. Kelentukan Sendi Panggul mempunyai nilai minimum sebesar 1, nilai maksimum 16,00, nilai rata-rata sebesar 6.421 dan standar deviasi sebesar 4.2935. Nilai minimum Kelentukan Otot Punggung sebesar 38,00, nilai maksimum sebesar 53,50, nilai rata-rata sebesar 46,437 dan standar deviasi sebesar 4,5084, Nilai minimum Koordinasi Mata-Kaki sebesar 4,7, nilai maksimum sebesar 13,00, nilai rata-rata sebesar 9,868 dan standart deviasi sebesar 2,1713. Keseimbangan mempunyai nilai minimum sebesar 35,00, nilai maksimum 85,00, nilai rata-rata sebesar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 58,289 dan standar deviasi sebesar 15,0012. Sedangkan nilai minimum Smes Kedeng sebesar 8,50, nilai maksimum sebesar 13,0, nilai rata-rata sebesar 10,500 dan standar deviasi sebesar 1,8708. Tingkat keajegan hasil tes diketahui melalui uji reliabilitas dari masingmasing variabel. Adapun hasil pengujian reliabilitas secara statistik dari data tes variabel kelincahan (X1), power otot tungkai (X2), kelentukan pergelangan kaki (X3), kelentukan sendi panggul (X4), kelentukan otot punggung (X5), koordinasi mata-kaki (X6), keseimbangan (X7) dan smes kedeng (Y), menggunakan teknik analisis intraclass, dengan hasil analisis sebagaimana tertera pada tabel berikut: Tabel 4.2 Ringkasan Reliabilitas Hasil Tes Variabel
Reliabilitas
Kategori
1. Kelincahan
0,79
Sedang
0,96
Sangat Tinggi
0,88
Tinggi
0,99
Sangat Tinggi
0,99
Sangat Tinggi
0,97
Sangat Tinggi
0,94
Sangat Tinggi
0,91
Sangat Tinggi
2. Power otot tungkai 3. Kelentukan pergelangan kaki 4. Kelentukan sendi panggul 5. Kelentukan otot punggung 6. Koordinasi mata-kaki 7. Keseimbangan 8. Smes kedeng
Sebagai dasar penentuan kategori koefisien reliabilitas digunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Kirkendall D.R, Gruber J.J, Johnson R.E yang dikutip Ismaryati, (2006: 31), sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Tabel 4.3 Range Kategori Reliabilitas Derajat Reliabilitas
Koefisien Korelasi
Sangat Tinggi
.90 - 1.00
Tinggi
.80 - .89
Sedang
.60 - .79
Jelek (tidak dapat diterima)
.00 - .59
B. Pengujian Prasyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Adapun hasil uji normalitas yang digunakan pada hasil tes kelincahan (X1), power otot tungkai (X2), kelentukan pergelangan kaki (X3), kelentukan sendi panggul (X4), kelentukan otot punggung (X5), koordinasi mata-kaki (X6), keseimbangan (X7) dan smes kedeng (Y), dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Variabel
SD
Mean
Lhitung
Ltabel
Kategori Normalitas
1. Kelincahan
0,6534
4,237
0,194
0,195
Normal
2. Power tungkai
0,12568
2,4621
0,150
0,195
Normal
3. Kelentukan
7,0413
71,947
0,194
0,195
Normal
sendi 4,2935
6,421
0,183
0,195
Normal
otot 4,5084
46,437
0,132
0,195
Normal
9,868
0,190
0,195
Normal
58,289
0,128
0,195
Normal
pergelangan kaki 4. Kelentukan panggul 5. Kelentukan punggung 6. Koordinasi mata- 2,1713 kaki 7. Keseimbangan
15,0012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 8. Smes kedeng
1,8708
10,500
0,177
0,195
Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada tiap-tiap variable tersebut dapat diketahui bahwa nilai Lhitung dari tiap-tiap variable lebih kecil dari nilai L dalam table. Hasil tersebut menunjukan bahwa, data hasil tes dan pengukuran kelincahan (X1), power otot tungkai (X2), kelentukan pergelangan kaki (X3), kelentukan sendi panggul (X4), kelentukan otot punggung (X5), koordinasi mata-kaki (X6), keseimbangan (X7) dan smes kedeng (Y) tersebut termasuk berdistribusi normal
2. Uji Linieritas
Uji linieritas hubungan antara masing-masing predictor yaitu: kelincahan (X1), power otot tungkai (X2), kelentukan pergelangan kaki (X3), kelentukan sendi panggul (X4), kelentukan otot punggung (X5), koordinasi mata-kaki (X6), keseimbangan (X7) dan smes kedeng (Y) dilakukan dengan analisis varians. Adapun hasil uji linieritas tersebut disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Linieritas Variabel
db
Fhitung
Ftabel
Simpulan
X1 Y
3
0,742
3,12
Model Linier Diterima
X2 Y
15
0,544
2,23
Model Linier Diterima
X3 Y
8
0,511
2,48
Model Linier Diterima
X4 Y
10
0,446
2,38
Model Linier Diterima
X5 Y
12
1,243
2,31
Model Linier Diterima
X6 Y
11
1,229
2,34
Model Linier Diterima
X7 Y
10
2,196
2,38
Model Linier Diterima
Berdasarkan rangkuman hasil uji linieritas tersebut dapat diketahui bahwa nilai Fhitung linieritas yang diperoleh dari tiap-tiap variable lebih kecil dari harga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 Ftabel 5 %. Yang berarti bahwa baik korelasi antara X1 dengan Y, X 2 dengan Y, dengan Y, X3 dengan Y, X4 dengan Y, X5 dengan Y, X6 dengan Y, dan X 7 dengan Y berbentuk linier.
C. Hasil Analisis Data 1. Uji Korelasi Parsial Uji korelasi parsial adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial. Adapun hasil analisis korelasi parsial dengan menggunakan product moment pearson dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Korelasi Parsial Variabel
Koef isien
abilitas
Korelasi (r)
(Sig.)
Kelincahan Power Tungkai
Prob
0.85 2
0.00 0
0.59 Kelentukan Pergelangan Kaki
5
7
2 Kelentukan Otot Punggung Koordinasi Mata-Kaki
3
6
Keseimbangan
0
0
2
8
1
2
commit to user
Signifika
Signifika n
0.00 0
Signifika
n 0.01
0.78
Signifika
n 0.02
0.56
Signifika
n 0.00
0.52
Signifika
n 0.00
0.80
an
n 0.00
0,64
Kelentukan Sendi Panggul
Keterang
Signifika n
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 Dari Tabel 4.4 menunjukkan hasil korelasi antara Kelincahan, Power Tungkai, Kelentukan Pergelangan Kaki, Kelentukan Sendi Panggul, Kelentukan Otot Punggung, Koordinasi Mata-Kaki, dan Keseimbangan dengan smes kedeng adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis korelasi antara kelincahan dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.852 dengan probabilitas (sig) sebesar 0,000 <
terhadap smes kedeng. 2. Berdasarkan analisis korelasi antara power tungkai dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.595 dengan probabilitas (sig) sebesar 0,007 signifikan terhadap smes kedeng. 3. Berdasarkan analisis korelasi antara kelentukan pergelangan kaki dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.642 dengan probabilitas (sig)
hubungan yang signifikan terhadap smes kedeng. 4. Berdasarkan analisis korelasi antara kelentukan sendi panggul dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.806 dengan probabilitas (sig) sebesar 0,000
sendi panggul mempunyai
hubungan yang signifikan terhadap smes kedeng. 5. Berdasarkan analisis korelasi antara kelentukan otot punggung dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.520 dengan probabilitas (sig) sebesar 0,022
otot punggung mempunyai
hubungan yang signifikan terhadap smes kedeng. 6. Berdasarkan analisis korelasi antara koordinasi mata-kaki dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.568 dengan probabilitas (sig) sebesar 0,011
koordinasi mata-kaki mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap smes kedeng. 7. Berdasarkan analisis korelasi antara keseimbangan dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.782 dengan probabilitas (sig) sebesar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 0,000
keseimbangan mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap smes kedeng.
2. Analisis Regresi Analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda tujuh predictor. Hasil analisis regresi antara tes dan pengukuran kelincahan (X1), power otot tungkai (X2), kelentukan pergelangan kaki (X3), kelentukan sendi panggul (X4), kelentukan otot punggung (X5), koordinasi mata-kaki (X6), keseimbangan (X7) dan smes kedeng (Y), dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Persamaan garis regresinya adalah: = -0.2055 +0.404X10.025X2+0.165X3+0.211X4+0.124X5+0.075X6+0.225X7 2. Koefisien korelasi dan determinasi antara predictor dan kriterium: R = 0,942 R2 = 0,888 3. Uji signifikansi analisis regresi. Hasil uji signifikansi regresi dapat dilihat dalam table berikut: Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sum Model 1
Squares
of df
Mean Square F
Sig.
Regression 15.983
7
2.283
.000a
Residual
2.017
11
.183
Total
18.000
18
commit to user
12.452
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut dapat disimpulkan, dengan db = m lawan N
m
1 = 7 lawan 11, harga Ftabel 5% = 3, 01. Sedangkan Fhitung =
12,452. Ternyata Ftabel 5% < Fhitung, berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kelincahan (X1), power otot tungkai (X2), kelentukan pergelangan kaki (X3), kelentukan sendi panggul (X4), kelentukan otot punggung (X5), koordinasi mata-kaki (X6), dan keseimbangan (X7) dengan smes kedeng (Y). 3. Sumbangan Masing-Masing Prediktor Dari hasil analisis data yang dilakukan diperoleh sumbangan relative dan sumbangan efektif masing-masing predictor dengan kriterium disajikan dalam bentuk table sebagai berikut:
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif MasingMasing Prediktor. Prediktor
SR
SE
1. Kelincahan
38,800%
34,45%
2. Power tungkai
1,675%
1,49%
3. Kelentukan
pergelangan 11,924%
10,59%
kaki 4. Kelentukan sendi panggul
19,195%
17,05%
5. Kelentukan otot punggung
7,262%
6,45%
6. Koordinasi mata-kaki
4,796%
4,26%
7. Keseimbangan
19,821%
17,60%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 D. Pembahasan Hasil Analisis Data 1. Besarnya peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes kedeng. Kelincahan yang diukur dalam penelitian ini adalah kelincahan umum, diukur dengan squat thrust. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data kelincahan dengan smes kedeng diperoleh persentase sumbangan relative sebesar 38,800% dan sumbangan efektif sebesar 34,45%. Semakin tinggi kelincahannya maka semakin baik smes kedeng yang dimiliki oleh atlet sepaktakraw. 2. Besarnya peran atau sumbangan power tungkai terhadap smes kedeng. Power tungkai: yang dimaksud dengan power tungkai dalam penelitian ini adalah power tungkai dalam pola gerak asiklik yang diukur dengan vertical power jump test. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data power tungkai dengan smes kedeng diperoleh persentase sumbangan relatif sebesar 1,675% dan sumbangan efektif sebesar 1,49%. Hal ini membuktikan bahwa power tungkai memberikan sumbangan yang kecil terhadap smes kedeng. 3. Besarnya peran atau sumbangan kelentukan terhadap smes kedeng. Kelentukan yang diukur dalam penelitian ini adalah: a. Kelentukan pergelangan kaki, diukur dengan ankle flexion (Dorsiflexion), hasil penelitian menunjukkan besarnya sumbangan relatif pergelangan kaki terhadap smes kedeng sebesar 11,924% dan sumbangan efektif sebesar 10,59% Hal ini membuktikan bahwa kelentukan pergelangan kaki memberikan sumbangan yang kecil terhadap smes kedeng. b. Kelentukan sendi panggul, diukur dengan front split hasil penelitian menunjukkan besarnya sumbangan relatif kelentukan sendi panggul terhadap smes kedeng sebesar 19,195% dan sumbangan efektif sebesar 17,05%. Hal ini menunjukkan bahwa
kelentukan sendi panggul
memberikan sumbangan yang sedang terhadap smes kedeng.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 c. Kelentukan otot punggung, diukur dengan sit and reach. Hasil menunjukkan besarnya sumbangan relatif kelentukan sendi panggul terhadap smes kedeng sebesar 7,262% dan sumbangan efektif sebesar 6,45%. Hal ini menunjukkan bahwa
kelentukan sendi panggul
memberikan sumbangan yang kecil terhadap smes kedeng. 4. Besarnya peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki terhadap smes kedeng. Koordinasi yang diukur dalam penelitian ini adalah koordinasi matakaki, diukur dengan soccer wall volley test. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data koordinasi mata-kaki dengan smes kedeng diperoleh persentase sumbangan relatif sebesar 4,796% dan sumbangan efektif sebesar 4,26%. Hal ini membuktikan bahwa koordinasi mata-kaki memberikan sumbangan yang kecil terhadap smes kedeng. Koordinasi mata-kaki sangat penting dalam smes kedeng, semakin baik koordinasi mata-kaki maka semakin baik smes kedeng yang dimiliki oleh atlet sepaktakraw, karena koordinasi mata-kaki juga dibutuhkan dalam smes kedeng. Dengan memiliki koordinasi mata-kaki yang baik, maka pemain dapat melakukan smes sesuai sasaran yang diinginkan. Sehingga mempermudah untuk membuat poin. Koordinasi merupakan suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks yang di dalam beroperasinya terdiri dari beberapa unsur fisik yang saling berinteraksi satu dengan lainnya. Koordinasi pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang efektif dan efisien. 5. Besarnya peran atau sumbangan keseimbangan terhadap smes kedeng. Keseimbangan yang diukur dalam penelitian ini adalah kesimbangan dinamis, diukur dengan modifikasi bass test. Hasil penelitian menujukan bahwa besarnya sumbangan relatif keseimbangan terhadap smes kedeng sebesar 19,821% dan sumbangan efektif sebesar 17,60%. Hal ini menunjukan bahwa keseimbangan mempunyai sumbangan yang besar terhadap smes kedeng, yang berarti keseimbangan semakin baik maka smes kedeng semakin baik. Dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 memiliki keseimbangan yang baik pemain tidak akan terjatuh saat melayang di udara kemudian melakukan pendaratan setelah melakukan smes kedeng. Semakin baik keseimbangan seorang pemain, akan mengurangi resiko cedera pada pemain. 6. Besarnya peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan pergelangan kaki, kelentukan sendi panggul, kelentukan otot punggung, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng. Hasil penelitian menujukan bahwa besarnya peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan pergelangan kaki, kelentukan sendi panggul, kelentukan otot punggung, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng sebesar 91,88% sedangkan sisanya sebesar 8,12% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes kedeng sebesar 34,45%. 2. Peran atau sumbangan power tungkai terhadap smes kedeng sebesar 1,49%. 3. Peran atau sumbangan kelentukan pergelangan kaki terhadap smes kedeng sebesar 10,59%. 4. Peran atau sumbangan kelentukan sendi panggul terhadap smes kedeng sebesar 17,05%. 5. Peran atau sumbangan kelentukan otot punggung terhadap smes kedeng sebesar 6,45%. 6. Peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki terhadap smes kedeng sebesar 4,26%. 7. Peran atau sumbangan keseimbangan terhadap smes kedeng sebesar 17,60%. 8. Peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan pergelangan kaki, kelentukan sendi panggul, kelentukan otot punggung, koordinasi matakaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng sebesar 91,88%.
B. Implikasi
Hasil penelitian menujukan bahwa besarnya sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan pergelangan kaki, kelentukan sendi panggul, kelentukan otot punggung, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis terhadap smes kedeng berpengaruh signifikan, maka perhatian terhadap faktor-faktor kondisi fisik tersebut secara umum dan mengembangkan kemampuan smes kedeng perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan tidak mengabaikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kemampuan smes kedeng.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 Implikasi teoritik pada penelitian ini adalah dengan memiliki: (1) kelincahan yang baik, pemain akan mudah merubah posisi tubuh saat melakukan smes kedeng, (2) dengan memiliki power tungkai yang baik, maka pemain dapat mengangkat tubuhnya setinggi mungkin sehingga memudahkan untuk melakukan smes, (3) dengan memiliki kelentukan yang baik, maka pemain dapat melakukan smes dengan baik, (4) dengan memiliki koordinasi mata-kaki yang baik, maka pemain dapat melakukan smes sesuai sasaran yang diinginkan. Sehingga mempermudah untuk membuat poin, (5) dengan memiliki keseimbangan yang baik pemain tidak akan terjatuh saat melayang di udara kemudian melakukan pendaratan setelah melakukan smes kedeng. Semakin baik keseimbangan seorang pemain, akan mengurangi resiko cedera pada pemain. Melihat angka korelasi yang berbeda-beda, maka dalam penerapannya perlu memberikan porsi yang berbeda agar pengaruh dari variabel-variabel tersebut dapat lebih nyata. Berkaitan dengan itu maka dalam penyusunan program latihan perlu perencanaan dan penataan yang proporsional, baik untuk jenjang usia dan kemampuan fisik. C. Saran Dari Hasil kesimpulan diatas dapat peneliti sarankan sebagai berikut: 1. Bagi pelatih dan atlet dalam menyusun program latihan smes kedeng disarankan hendaknya dilakukan latihan kondisi fisik khususnya kelincahan, power tungkai, kelentukan pergelangan kaki, kelentukan sendi panggul, kelentukan otot punggung, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis sehingga kemampuan smes kedengnya lebih baik. 2. Supaya dilakukan penelitian lain dengan meneliti variabel bebas lainnya yang ada kaitannya dengan kemampuan smes kedeng. 3. Agar mendapat hasil penelitian yang memuaskan perlu dicoba dengan sampel yang lebih banyak sehingga hasilnya akan lebih akurat dan mempunyai tingkat validitas yang tinggi serta membawa dampak positif bagi perkembangan olahraga sepaktakraw.
commit to user