National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
ANALISIS “INTEGRATED HEALTH PROMOTION PROGRAM” (STUDI KASUS: Corporate Social Responsibility PT. Unilever Indonesia Tbk di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Drs. Herry Hudrasyah, MA., Leonard Sitanggang, MSM., Strategi Bisnis dan Marketing, Magister Sains Manajemen Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung
Abstrak Tujuan – Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan model pelaksanaan dan hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan CSR oleh perusahaan multinasional Disain/Metodologi/Pendekatan – Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan Grounded Research, sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan teknik pengambilan data dengan observasi langsung dan juga melakukan In-Depth Interview terhadap informan yang telah ditetapkan. Batasan Penelitian – Penelitian ini dilakukan dengan memfokuskan pada satu kegiatan sosial yang dilakukan dalam lingkup satu daerah saja yaitu Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil Penelitian – Kegiatan CSR yang dilakukan PT. Unilever Indonesia Tbk bersifat membangun potensi yang terdapat pada masyarakat melalui strategi-strategi CSR yang mereka terapkan seperti Community Development, Community Engagement, dan Sustainability. Salah satunya adalah “Integrated Health Promotion Program”, sebuah kegiatan kampanye kesehatan yang dilakukan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilaksanakan bersama oleh PT. Unilever Indonesia Tbk, Sanggar Padmaya (Konseptor), Pemerintah Daerah DIY (Endorsement), dan harian Kedaulatan Rakyat, Radio Sonora, IPMC, dan RB TV sebagai media partner. Program ini dilakukan untuk memberikan informasi dan juga pengetahuan kepada masyarakat mengenai kebersihan dan kesehatan beserta cara-cara penanggulangannya. Kegiatan ini terbukti sangat berhasil dengan bertambahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan serta menurunnya angka penyakit yang disebabkan oleh masalah kebersihan. Originalitas – Kontribusi original dari penelitian kualitatif ini terletak pada kedalaman analisis dari pelaksanaan kegiatan sosial oleh suatu perusahaan multinasional pada satu lingkup daerah tertentu dengan menggunakan pendekatan stakeholder, penelitian ini menitikberatkan pada proses perencanaan, pelaksanaan, kesinambungan dan hasil yang dicapai dari kegiatan tersebut. Kata Kunci Corporate Social Responsibility, Perusahaan Multinasional, Kesehatan Masyarakat, Pemberdayaan Masyarakat
Pendahuluan Kesehatan adalah sesuatu yang sangat diperlukan oleh seluruh umat manusia. Hal ini sangat beralasan, mengingat dewasa ini kesehatan adalah sesuatu yang sangat mahal “nilai”nya. Dinas Kesehatan Republik Indonesia, mencatat bahwa taraf kesehatan yang dimiliki masyarakat Indonesia masih sangat mengkhawatirkan, hal ini dapat dilihat dari tingginya angka penyakit dan juga masyarakat yang terjangkit penyakit dibandingkan dengan beberapa negara tetangga di Asia tenggara (Departemen Kesehatan RI, 2007). Kondisi memprihatinkan inilah yang melatarbelakangi Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini
Analisis “Integrated Health Promotion Program
Departemen Kesehatan mencanangkan suatu proyek besar yaitu “Indonesia Sehat 2010”. Suatu program berskala nasional dengan tujuan meningkatkan taraf kesehatan seluruh masyarakat Indonesia. PT. Unilever Indonesia Tbk sebagai salah satu perusahaan consumer goods besar di Indonesia tergerak untuk memperbaiki keadaan memprihatinkan tersebut. PT. Unilever Indonesia Tbk merasa bahwa sangat perlu untuk membantu pemerintah dalam menyukseskan program “Indonesia Sehat 2010” baik secara langsung ataupun tidak langsung. Management PT. Unilever Indonesia Tbk telah mulai melakukan kegiatan “kampanye kesehatan” sejak tahun 2005, Melalui sebuah program besar bernama “Integrated Health Promotion Program” atau program kampanye kesehatan kepada masyarakat, yang di lakukan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (www.unilever.com). Kampanye kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan dan juga pendidikan masyarakat Yogyakarta. PT. Unilever Indoneisa Tbk percaya bahwa kelangsungan suatu brand maupun perusahaan dalam suatu wilayah sangat banyak ditentukan oleh tanggung-jawab yang dimainkan oleh perusahaan terhadap lingkungan dan seluruh stakeholder nya. Tanggung-jawab perusahaan bukan hanya tanggung-jawab ekonomi untuk mendapatkan profit yang tinggi semata (Friedman, 1962, p.133). Tanggung-jawab perusahaan mencakup tanggung jawab ekonomi, tanggung-jawab hukum untuk menta’ati peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan juga tanggung jawab sosial terhadap masyarakat (McGuire, 1963, p.144). Management percaya, bahwa dengan melakukan tanggung jawab sosial terhadap konsumen akan memberikan dampak yang positif terhadap kepentingan pasar mereka (Homburg et al, 2004). Melalui penelitian ini kita dapat melihat bagaimana suatu perusahaan dalam hal ini, PT. Unilever Indonesia Tbk sebagai pelaku CSR dapat merumuskan konsep CSR, melaksanakan CSR, mengakomodir setiap stakeholder yang ada dan juga merubah prilaku hidup bersih dan sehat suatu masyarakat melelui kegiatan “Integrated Health Promotion Program” yang dilakukan di Yogyakarta semenjak tahun 2005. Pertanyaan penelitian pada penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan CSR “Integrated Health Promotion Program” oleh PT. Unilever Indonesia Tbk.
2.
Stakeholder mana saja yang terlibat dan peranannya dalam program CSR “Integrated Health Promotion Program” oleh PT. Unilever Indonesia Tbk.
3.
Bagaimana impact yang ditimbulkan oleh program Integrated Health Promotion Program oleh PT. Unilever Indonesia Tbk terhadap perilaku hidup masyarakat.
Literatur Review Corporate Social Responsibility Berbagai penelitian seputar CSR telah banyak dilakukan. Banyak ahli yang mendefinisikan CSR di beberapa Negara. Banyak usaha yang dilakukan oleh para ahli untuk mendefinisikan Corporate social responsibility secara tepat. Pada awal tahun 1950an belum ada definisi yang riil menuju kepada Corporate social responsibility (Carroll, 1979). Pencarian definisi dan konseptual model dari pada Corporate social responsibility berawal dan dimulai sejak publikasi buku “Social responsibilities of businessman” oleh
Analisis “Integrated Health Promotion Program
Howard Bowen pada tahun 1953. Berbagai usaha pencarian pun banyak dilakukan oleh para ahli di berbagai Negara. Pendekatan untuk mendefinisikan CSR digunakan oleh beberapa ahli diantaranya Pendekatan pencapaian profit yang maksimal (Friedman), pendekatan seputar pencapaian profit (Davis, Backman), Pendekatan ekonomi dan kebutuhan hukum (McGuire), Pendekatan kegiatan donor (Manne), pendekatan ekonomis, hukum, dan kegiatan donor (Steiner), pendekatan stakeholder (Maignan, Clarkson), dll. Pengertian pertama dalam social responsibility dalam konteks sebagai businessman adalah kewajiban dari para pelaku bisnis untuk menentukan dan melakukan kebijakan yang akan menimbulkan tujuan dan nilai positif kepada masyarakat (Bowen, 1953). Sedangkan beberapa peneliti yang memiliki definisi lain, mengatakan bahwa social responsibility adalah suatu keadaan dimana para pebisnis harus mengembangkan ekonomi masyarakat dan sumber daya manusia dan bersedia menggunakan sumber daya tersebut kepada masyarakat luas bukan hanya kepada perusahaan dan satu kelompok kecil saja. (Frederick, 1960). Definisi lain mengatakan bahwa social responsibility adalah perusahaan tidak hanya memiliki kewajiban ekonomi dan hukum saja melainkan tanggung jawab tertentu terhadap masyarakat dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut (McGuire, 1963) Pengertian lain mengenai social responsibility adalah Kewajiban seseorang untuk menyadari efek yang ditimbulkan akibat dari keputusan dan aksi yang dia jalankan terhadap keseluruhan system social (Davis & Blomstrom, 1966). Pendapat lain mengenai social responsibility mengatakan bahwa social responsibility adalah mengenali kedekatan hubungan antara perusahaan dan masyarakat dimana hubungan tersebut harus diingat oleh para top manajemen sebagai pemimpin perusahaan dan anggota masyarakat dengan mencapai tujuan saling menghargai antar keduanya (Walton, 1967). Peneliti lain yang mendefinisikan social responsibility adalah (Carroll, 1979) yang mengatakan bahwa peruahaan memiliki empat tanggung jawab terhadap masyarakat yaitu tanggung jawab ekonomi, tanggung jawab hukum, tanggung jawab moral, dan tanggung jawab pertimbangan keputusan. Penelitian Carroll ini merangsang era baru dalam meneliti CSR.
Model Konseptual CSR Model Konseptual Carroll. Ahli pertama adalah Archie Carroll (1979) yang mengenalkan model “Three dimentional concepts” of corporate social performance. Dalam model nya, Carroll menyajikan tiga aspek penting dari corporate performance :
Analisis “Integrated Health Promotion Program
Gambar 1. Model 3 Dimensi Carroll (1979)
Penggunaan model balok tiga dimensi dari Carroll tersebut dipakai dengan memperhatikan ke tiga dimensi yang ada, dimensi (pertama) yaitu jenis tanggung jawab yang akan dilakukan (Social Responsibility Categories), kemudian setelah menentukan tanggung jawab yang akan dilaksanakan manajer kemudian menentukan dimensi (kedua) tingkat respon dari perusahaan terhadap suatu permasalahan sosial dalam masyarakat (philosophy of Social Responsiveness). Hal terakhir atau dimensi (ketiga) adalah pemilihan isu yang tepat oleh manajemen perusahaan (Social Issues Involved). Melalui balok 3 dimensinya, Carroll (1979) memberikan pandangan dalam pemilihan program Corporate social responsibility yang sesuai bagi organisasi maupun perusahaan.
Model Konseptual Maignan & Ferrell Model konseptual yang dipaparkan oleh Maignan & Ferrell adalah proses dan langkah dalam suatu perusahaan untuk mengiplementasikan program Corporate Social responsibility yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dalam model Maignan & Ferrel terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh para manajer dalam menyusun suatu program Corporate social responsibility yang baik.
Gambar 2. Model Maignan & Ferrell (2004)
Analisis “Integrated Health Promotion Program
Kontribusi original dari model konseptual yang dipaparkan oleh Maignan & Ferrell adalah mereka dapat memberikan panduan yang jelas bagi para manajer dalam perusahaan khususnya dalam membuat dan menyusun suatu program Corporate social responsibility dalam suatu perusahaan.
Strategi Corporate Social Responsibility Strategi CSR Savage et al (1991) Savage et al (1991) memaparkan beberapa strategi pilihan dalam menghadapi berbagai jenis karakteristik dari stakeholder yang dimiliki oleh perusahaan.
Gambar 3. Strategi CSR Savage et al (1991)
Seluruh strategi Savage et al menggunakan pendekatan stakeholder, strategi yang disarankan oleh Savage et al berusaha untuk memberikan pilihan yang sesuai untuk menghadapi setiap sifat masing-masing stakeholder. Strategi-strategi Corporate social responsibility yang ditawarkan oleh Savage et al menggunakan dua dimensi yaitu dimensi stakeholder yang potensial untuk perusahaan dan dimensi stakeholder yang mengancam perusahaan.
Strategi CSR Galbreath (2006) Dalam pandangannya Jeremy Galbreath (2006) memberikan 4 macam strategi dalam eelakukan Corporate social responsibility oleh suatu perusahaan. Dalam strateginya Galbreath juga menjelaskan pengertian masing-masing strategi, tujuan, alat pencapaian, pengukuran, factor penolong, keuntungan, dan waktu pelaksanaan dari setiap pilihan stradegi yang ada. Pilihan sdrategi tersebut adalah Shareholder strategi, Altruistik strategi Reciprok strategi, dan Citizenship strategi.
Analisis “Integrated Health Promotion Program
Gambar 4. Tabel Strategi Galbreath
Strategi Albareda et al (2007) Albareda et al, (2007, p 395) menyatakan bahwa aktivitas CSR yang dilakukan oleh institusi-institusi biasa terbagi menjadi 4 macam aktivitas seperti gambar dibawah:
Gambar 5. Strategi CSR Albareda et al (2007)
Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif yang digunakan akan mengikuti paradigma Ground Research dimana sesuai dengan hasil kajian literatur bahwa masih terdapat celah dalam teori dan penelitian mengenai corporate social responsibility dalam perusahaan tertentu. Sehingga hasil dari penelitian ini harus dikonfirmasikan terlebih dahulu dengan teori-teori yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan research question, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang menyeluruh mengenai proses pengambilan dan penentuan keputusan mengenai program Corporate social responsibility yang akan dilaksanakan dalam suatu perusahaan dan dimensi-dimensi yang mempengaruhi proses penentuan kebijakan tersebut. Dengan menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara secara langsung (In-depth Interview) dan tatap muka dengan informan yang memiliki kemampuan dalam menentukan keputusan program Corporate social responsibility yang akan dilakukan maka diharapkan bahwa pelaksanaan corporate social Analisis “Integrated Health Promotion Program
responsibility akan lebih tergali dari segala aspek dan tingkat manajerial. Bisa dikatakan dalam bagian ini bahwa tujuan dari penelitian ini adalah menggali sedalam-dalamnya pelaksanaan corporate social responsibility pada perusahaan multinasional di Indonesia dan lebih bersifat exploratori. Metode kualitatif akan lebih tepat untuk menjawab tujuan penelitian ini bila dibandingkan dengan metode kuantitatif yang lebih bersifat pengujian dan konfirmasi dari teori kita. Metode penelitian kualitatif selama ini banyak digunakan dalam obyek-obyek penelitian di bidang sosial. Hal ini disebabkan karena pencarian data di bidang social memerlukan penggalian yang cukup mendalam dan berusaha mengungkap suatu keadaan melalui pengamatan dan interview. Demikian pula halnya dengan penelitian mengenai CSR pada PT. Unilever Indonesia Tbk, peneliti berusaha untuk menggali sebanyak mungkin informasi mengenai pelaksanaan “Integrated Health Promotion Program” melalui informan-informan kunci.
Skema penelitian Penemuan Masalah
Pemilihan Metode Penelitian
Pemilihan Teknik Penelitian Exploratori
KUALITATIF
Case Study: "IHPP"
Perumusan Masalah: Research Question Research Objectives LITERATURE REVIEW
Manajemen Data Analisis Data
Pemilihan Sampel
Findings
Purposive Sampling
Intepretasi
Data Collection
Kesimpulan
Primer: Interview
Sekunder: Dokumen Perusahaan
LAPORAN
Gambar 6. Skema Penelitian
Validitas Penelitian Reliability, adalah seberapa akurat metode dan teknik penelitian dalam mengumpulkan data dan informasi penelitian. Reliabilitas adalah cara untuk mengukur seberapa baik metode menghadirkan hasil yang sama apabila penelitian kembali diulang ditempat lain. Akan tetapi bila reliabilitas suatu penelitian tinggi bukan berarti penelitian tersebut dikatakan Valid (Yin, 2003) Validity, Berdasarkan (Yin, 2003) validitas suatu penelitian dibagi menjadi 3: 1.
Validitas Konstruk, Pengukuran kualitas penelitian dengan menetapkan ukuran operasional.
2.
Validitas Internal, dengan menetapkan hubungan kausal dimana kondisi-kondisi tertentu diperhatikan guna mengarahkan kondisi lain, sebagaimana dibedakan dari hubungan semu.
3.
Validitas Eksternal, dengan menetapkan di tempat mana temuan suatu penelitian divisualisasikan.
Triangulasi Data, adalah usaha untuk memperoleh beraneka ragam pandangan melalui keseluruhan teori yang telah dilakukan pada topik yang sama dan dirahkan secara langsung dalam pencarian findings satu sama lain. Agar dipertimbangkan bersifat Triangulasi, teori harus “dipertemukan”,dimana yang satu Analisis “Integrated Health Promotion Program
dihadapkan pada yang lain dalam usaha untuk menantang (klarifikasi), menerangi (memasukkannya kepada konsep dan teori), atau membuktikan (meyediakan kesimpulan yang sama). (Morse&Richards, 2002, p. 76) Sampling Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik sampling dengan metode non-probability sampling dengan teknis pengambilan sampling yaitu Purposive sampling atau Judgement sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampling berdasarkan pertimbangan dari peneliti mengenai unit-unit penelitian yang dianggap penting untuk menjawab pertanyaan penelitian (Sugiyono, 2002). No
STAKEHOLDER
N
Unit Of Analisis Pandangan Mengenai Kegiatan CSR Sejarah Program CSR Perusahaan/Brand
1
Management Brand Lifebuoy
Proses Penentuan Kebijakan Mengenai CSR 4
Strategi CSR Perusahaan Stakeholder-Stakeholder yang Terlibat Pengaruh dan Peranan Masing2 Stakeholder Terhadap Program CSR Dampak Program CSR untuk Perusahaan & Stakeholder Pandangan Mengenai Kegiatan CSR Sejarah Program CSR Perusahaan/Brand
2
Unilever Peduli Foundation
Proses Penentuan Kebijakan Mengenai CSR 2
Strategi CSR Perusahaan Stakeholder-Stakeholder yang Terlibat Pengaruh dan Peranan Masing2 Stakeholder Terhadap Program CSR Dampak Program CSR untuk Perusahaan & Stakeholder Pandangan Mengenai Kegiatan IHPP Bentuk Kerjasama dengan Unilever dalam Kegiatan CSR
3
Sanggar Padmaya
2
Kegiatan yang dilakukan Pada IHPP Fungsi dan Peranan NGO dan Masing2 Stakeholder Dampak Program CSR Unilever Terhadap Masyarakat Pandangan Mengenai Program IHPP
4
Dinas Kesehatan/ Puskesmas
Tanggapan Mengenai Pelaksanaan IHPP 3
Nilai Positif yang Diperoleh dari Kegiatan CSR Dampak Kegiatan IHPP kpd Masyarakat Harapan dan Saran Kepada Penyelenggara Pandangan Mengenai Program IHPP Tanggapan Mengenai Pelaksanaan IHPP
5
Guru
3
Nilai Positif yang Diperoleh dari Kegiatan CSR Dampak Kegiatan IHPP kpd Masyarakat Harapan dan Saran Kepada Penyelenggara Pandangan Mengenai Program IHPP Tanggapan Mengenai Pelaksanaan IHPP
6
Kader Kesehatan
3
Nilai Positif yang diperoleh dari Kegiatan CSR Dampak Kegiatan IHPP kpd Masyarakat Harapan dan Saran Kepada Penyelenggara Pandangan Mengenai Program IHPP
7
Masyarakat
4
Dampak Program IHPP Terhadap Masyarakat Harapan Dan Saran Kepada Penyelenggara
Gambar 7. Sample Penelitian
Analisis “Integrated Health Promotion Program
No
STAKEHOLDER
CHARACTERISTIC Berasal dari Brand yang Terlibat IHPP
1
Management Brand Lifebuoy
Pengalaman Minimal 1 Tahun Sebagai Manager Level struktural minimal Manager Berperan dalam Pengambilan Keputusan Job desk Berhubungan Dengan Marketing dan masyarakat
2
Unilever Peduli Foundation
Berasal Dari Unilever Peduli Foundation Level struktural minimal Manager Memegang Peranan Penting dalam Program2 CSR Berasal Dari NGO yang Bekerjasama dengan Unilever
3
NGO/LSM
Memiliki Peranan dalam Pengambilan Keputusan Pernah Memegang/Terlibat Minimal dalam Satu Program CSR Bekerja sebagai personil dinas kesehatan di Puskesmas.
4
Dinas Kesehatan/ Puskesmas
Memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang kesehatan Turut terlibat dalam Kegiatan “IHPP” Diutamakan trainer dari “IHPP”
5
Guru
Mengajar pada Sekolah Yang Termasuk Dalam Program Turut terlibat dalam Kegiatan CSR tersebut Turut terlibat dalam Kegiatan CSR tersebut
6
Kader Kesehatan
Memiliki Hubungan yang Dekat dengan Stakeholder lain Memiliki keahlian di bidang kesehatan Turut Terlibat dalam Kegiatan IHPP
7
Masyarakat
Diutamakan Ibu2 Warga Propinsi DIY
Gambar 8. Sample Karakteristik Data Management Data primer yang diperoleh melalui interview dengan para informan disimpan dalam bentuk recording data dengan menggunakan alat perekam suara. Data tersebut selanjutnya di ubah ke dalam bentuk tertulis sebagai verbatim transcript. Untuk medapatkan model dilakukan coding dan peng-kategorian dengan bantuan program Mindmap, dengan software ini akan sangat memudahkan peneliti dalam mengorganisasikan data menurut kategori-kategori.
HASIL PENELITIAN IHPP atau “Integrated Health Promotion Program” adalah suatu program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk dan para stakeholder yang dilaksanakan di 5 kabupaten dan kotamadya di di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Seluruh elemen masyarakat dilibatkan oleh penyelenggara dalam hal ini PT. Unilever Indonesia Tbk dan sanggar Padmaya demi menyuksuskan program besar tersebut. IHPP atau ”Integrated Health Promotion Program” adalah program bersama dari 7 stakeholder yang terlibat dan saling mendukung satu sama lain berdasarkan satu misi bersama sesuai dengan nota kesepahaman yang telah ditandatangani oleh seluruh stakeholder, yaitu:
Analisis “Integrated Health Promotion Program
PT. Unilever Indonesia Tbk
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
Sanggar PADMAYA
Integrated Health Promotion Program
Kedaulatan Rakyat
Radio Sonora
RB TV
IPMC
Gambar 9. Stakeholder ”IHPP” Operational Schema Setelah penandatanganan nota kesepahaman mengenai pelaksanaan program IHPP tersebut oleh semua mitra
dan
stakeholder
yang
terlibat,
dilakukan
langkah-langkah
penunjang
awal
untuk
mengimplementasikan program tersebut. Langkah-langkah implementasi dari konsep menjadi kegiatan dilakukan berdasarkan gambar dibawah ini:
Agent of Change
Socialization
Training of Trainer
Generative Trainer Initiator Health activation
Gambar 10. Operasional ”IHPP”
Langkah (pertama) dengan melakukan sosialisasi mengenai program tersebut kepada masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah daerah Propinsi Yogyakarta bertindak sebagai Endorsement. Langkah (kedua) adalah dengan melakukan pelatihan dari para fasilitator dan kader kesehatan oleh para pelatih dan juga expert atau para ahli di bidang kesehatan. Langkah (ketiga) Langkah Ketiga adalah Generative Trainer, setelah mengikuti pelatihan, para kader kembali ke komunitas mereka untuk memberitakan pengetahuannya.
Analisis “Integrated Health Promotion Program
Implementasi Kegiatan-Kegiatan ”Integrated Health Promotion Program” IHPP dimulai dari Sosialisasi Program di Dinas kesehatan 5 kabupaten dan desa sampai ke puskesmas2, Termasuk melakukan Need Assesment dari masyarakat di bidang kesehatan. Proses implementasi IHPP di lapangan berlangsung dalam 4 tahap, yaitu: 1. Training untuk penyadaran Training adalah tahap pertama untuk membangun kesadaran para kader dan masyarakat. Para kader kesehatan dilatih dalam 3 kali training of fasilitator, yang telah diikuti oleh 85 fasilitator dari 5 kabupaten dan kotamadya se DIY. Fasilitator kemudian memfasilitasi training selanjutnya untuk para kader kesehatan. Pada tahap ini telah dilakukan sebanyak 63 kali pelatihan kader kesehatan dan berhasil diperoleh model pengembangan masyarakat dalam 7 langkah, yaitu: •
Bahasa Foto Untuk mencairkan suasana dalam kelompok.
•
PHBS Penjelasan tentang PHBS atau perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Termasuk lingkungan yang bersih dan sehat. Gerakan PHBS: 1.
Cuci tangan dengan sabun
2.
Gosok gigi sebelum tidur dan setelah sarapan.
3.
Peningkatan gizi balita, dengan perlombaan makanan sehat
4.
Pengelolaan sampah terpadu
5.
Pemberantasan sarang nyamuk
6.
Kesadaran bermedia.
•
Observasi Lingkungan dan Perilaku
•
Foto Tematis
•
Metaplan untuk Pendalaman Tema
•
KeKePan untuk Rencana Strategis Membuat rencana dengan KeKePan yaitu, Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman.
•
Rencana Tindak Lanjut oleh Kader.
2. Temu warga untuk pemberdayaan Pertemuan warga dilakukan oleh Sanggar Padmaya, Unilever, dan seluruh kader kesehatan. Pertemuan ini dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat, dalam pemberdayaan ini masyarakat dikembangkan potensi-potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga mereka menyadari bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengubah masyarakat. 3. Gerakan untuk perubahan Pada tahap ini para kader kesehatan IHPP telah memperoleh pengetahuan dan juga informasi mengenai kesehatan dan kebersihan dari proses training. Setelah mendapatkan pelatihan para kader
Analisis “Integrated Health Promotion Program
kembali ke daerahnya masing-masing dan mereka menjadi Agent of Change di bidang kesehatan sehingga mereka menjadi katalisator dari kegiatan-kegiatan di bidang kesehatan di daerah mereka masing-masing. 4. Refresing untuk kemandirian Pada tahap ini, PT, Unilever Indonesia Tbk dan sanggar Padmaya sebagai penyelenggara tidak lupa untuk melakukan kegiatan penyegaran untuk ribuan kader kesehatan mereka. Penyegaran ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi dari PT. Unilever Indonesia Tbk dan juga sanggar padmaya kepada para kader kesehatan mereka karena telah bekerja keras menjadi duta kesehatan di lingkungan mereka masingmasing.
Koordinasi Stakeholder-Stakeholder Pendukung Kegiatan “Integrated Health Promotion Program” PT. Unilever Indonesia Tbk
Management Brand
Indonesia Sehat 2010
Unilever Peduli Foundation
Strategi Konsep Anggaran
Sanggar Padmaya
Dinas Kesehatan
Kedaulatan Rakyat
RB TV
Radio Sonora
IPMC
Socialization
Koordinasi
Expert Kesehatan
Media Partner
Pemerintah Propinsi DIY
Sekolah
Puskesmas
PKK
Masyarakat
Guru
Ahli Medis
Personil PKK
Orang Tua
Training Of Trainer Training Generative Agent of Change Masyarakat Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Gambar 11. Koordinasi Stakeholder “IHPP”
Dampak Pelaksanaan “Integrated Health Promotion Program” Terhadap Masyarakat Yogyakarta. Berdasarkan penelitian ini kegiatan IHPP dikatakan berhasil memberikan berbagai dampak positif bagi masyarakat yaitu yang pertama adalah meningkatnya pendidikan dan juga pengetahuan masyarakat Yogyakarta mengenai kesehatan. Dampak kedua yang dihasilkan oleh program “IHPP” adalah meningkatnya kesadaran untuk ber perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini merupakan dampak lanjutan dari meningkatnya pengetahuan dan pendidikan masyarakat di bidang kesehatan. Dampak ketiga merupakan suatu hasil positif yang sangat membanggakan bagi seluruh elemen dari program “IHPP” adalah menurunnya sejumlah penyakit pada masyarakat Yogyakarta. Dampak keempat dari diadakannya program “IHPP” terhadap masyarakat Yogyakarta adalah meningkatnya kekeluargaan diantara para kader kesehatan dengan seluruh masyarakat yang menjadi binaan dari ribuan kader “IHPP” yang telah membina masyarakat. Dampak kelima dari pelaksanaan “IHPP” terhadap masyarakat Yogyakarta adalah terciptanya Analisis “Integrated Health Promotion Program
kemandirian masyarakat di bidang kebersihan dan kesehatan. Kemandirian ini terjadi karena masyarakat telah dapat mengatasi sendiri masalah-masalah kesehatan yang mereka alami terlebih dahulu sebelum akhirnya mereka pergi ke dokter terdekat. Sehingga setelah program “IHPP” selesai dilaksanakan, masyarakat sudah dapat berdiri sendiri dalam mengatasi seluruh permasalahan kesehatan yang mereka hadapi.
Triangulasi Hasil Temuan Dengan Literature Motif CSR Pendekatan pencapaian profit yang maksimal (Friedman), pendekatan seputar pencapaian profit (Davis, Backman), Pendekatan ekonomi dan kebutuhan hukum (McGuire), Pendekatan kegiatan donor (Manne), pendekatan ekonomis, hukum, dan kegiatan donor (Steiner), pendekatan stakeholder (Maignan, Clarkson), Social Benefits (Davies, 1973) dll. Hasil penelitian menemukan motif di balik prinsip pelaksanaan CSR pada PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu: 1.
Community Development (Social Benefits, Davies)
2.
Community Engagement (Social Benefits, Davies)
3.
Related to Business yang lebih dekat dengan pendekatan ekonomis (Ekonomis).
4.
Expertise Perusahaan
Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penentuan Program CSR Perusahaan. Carroll (1979) melalui teorinya mengemukakan beberapa faktor yang menentukan bagi top manager dalam mengambil keputusan seputar CSR dalam suatu perusahaan, yaitu: 1.
Menyesuaikan isu sosial dengan kemampuan perusahaan untuk membantu.
2.
Keseriusan perusahaan untuk membantu.
3.
Ketertarikan dari top manajemen.
4.
Nilai hubungan masyarakat yang akan diperoleh dari kegiatan tersebut.
5.
Tekanan pemerintah. (Carroll, 1979)
Hasil penelitian meyatakan bahwa Proses pengambilan keputusan pada PT. Unilever Indonesia Tbk dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut: 1.
Program harus Related to Business/ Dampak positif kepada Masyarakat, Pernyataan dari Manager A2 dan Unilever Peduli Foundation B1
2.
Sesuai Expertise Perusahaan, Pernyataan Manager A3&Unilever Peduli Foundation B2
3.
Keseriusan Perusahaan Membantu, Pernyataan Manager A2 dan Unilever Peduli Foundation B1
4.
Sustainability, Pernyataan dari Manager A2 dan Unilever Peduli Foundation B1 Berdasarkan proses triangulasi dengan teori Carroll (1979) maka terdapat 3 kesamaan faktor yang
mempengaruhi manager PT. Unilever Indonesia Tbk dalam mengambil keputusan yaitu faktor Sesuai kemampuan perusahaan (1), faktor memiliki nilai hubungan yang positif (4), dan faktor Keseriusan dalam membantu(2). Jadi dalam pelaksanaannya teori Carroll (1979) terdapat 3 faktor yang dipakai oleh PT. Unilever Indonesia Tbk.
Analisis “Integrated Health Promotion Program
Strategi CSR PT. Unilever Indonesia Tbk Setiap perusahaan memiliki strategi tersendiri dalam melakukan kegiatan CSR nya, Galbreath (2006) memaparkan beberapa strategi yang biasa dilakukan perusahaan terkait program CSR nya sebagai berikut:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Unilever Indonesia Tbk dalam prakteknya lebih menggunakan strategi Citizenship Hal ini berkaitan dengan faktor: 1.
Sustainability (Pada Tabel Goal)
2.
Responsibility (Pada Tabel Goal)
3.
Stakeholder Dialogue (Pada Tabel Vehicles) Hal ini sudah terbukti dengan adanya kerjasama dan koordinasi antara PT. Unilever Indonesia Tbk dengan para stakeholder dalam melakukan program CSR ”IHPP”
4.
Long Term Horizon (Pada Tabel Time Frame) Hal ini dapat dilihat dari program dan dampak yang ditimbulkan dari program IHPP yang memang berlangsung secara berkelanjutan dan dampak yang dapat dilaksanakan dalam waktu yang lama.
Jenis CSR Proses triangulasi pertama adalah mengenai pelaksanaan CSR dengan berbagai macam stakeholder yang terlibat. Albareda et al, (2007, p 395) menyatakan bahwa aktivitas CSR yang dilakukan oleh institusiinstitusi biasa terbagi menjadi 4 macam aktivitas seperti gambar dibawah:
Analisis “Integrated Health Promotion Program
Dalam pelaksanaan kegiatan “Integrated Health Promotion Program”, PT. Unilever Indonesia Tbk memakai Model CSR yang ke-4 dimana mereka turut bekerja sama dengan pemerintah dan juga dengan masyarakat sekitar Propinsi DIY. Hal ini jelas terlihat dengan keterlibatan Gubernur DIY dari pemerintah, PT. Unilever Indonesia Tbk, dan LSM Sanggar Padmaya dan kader kesehatan Masyarakat sipil.
Temuan Baru Melalui penemuan ini didapati suatu penemuan baru dalam memperbarui teori/model yang sudah ada sebelumnya yaitu teori dari Albareda et al (2007, p 395) dimana pada teori/model tersebut hanya terdapat 3 unsur institusi dalam aktivitas CSR yaitu: 1.
Pemerintah (Government)
2.
Perusahaan (Business)
3.
Masyarakat (Civil Society)
Pada penelitian ini ditemuakan suatu institusi baru dalam pelaksanaan CSR yang dilakukan bersama yaitu institusi keempat yaitu: 4.
Media massa (Media Partner) yang dalam penelitian ini terbukti terlibat dalam pelaksanaan aktivitas CSR bersama dengan pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.
Analisis “Integrated Health Promotion Program
Daftar Pustaka Carroll, A.B (1979), “A three-dimensional conceptual model of corporate
performance”, academy
of Management Review Carroll, A.B and Buccholtz A.K (2003), Business and Society: Ethic and stakeholder management, 5th ed. Thomson, South Western. Churchill, G, Jr and Iacobucci, D (2005), “Marketing Research Methodological Foundation”, Thomson Corporation Clarkson, M.B.E. (1995), “A Stakeholder framework for analyzing and evaluating corporate social performance”, Academy of Management Review Galbreath, J. (2006), “Corporate social responsibility strategy: strategic options, global consideration”, Corporate Governance. Maignan I., Ferrell, O.C. (2004), “Corporate social responsibility and marketing an integrative framework”, Journal of Academy of Marketing Science. Maignan, I., Ferrell, O.C. (2005), “a stakeholder model for implementing social responsibility in marketing”, European Journal of Marketing. Marshall, C & Rossman, G. (1999), “Designing Qualitative Research 3rd Edition”, SAGE Publications. Morse, J & Richards, L. (2002), Readme First for a User’s Guide to Qualitative Methods”, SAGE Publications. Preston, L.E. (1988), “Research in corporate social performance and policy”, Greenwich. Robert, Yin (2003), Case Study Research, Sage Publication Rudito, B (2006), Etika Bisnis, Rekayasa Sains. Savage, G.T., Nix, T.W., Whitehead, C.J. and Blair, J.D. (1991), “Strategies for assessing and managing organizational stakeholder” Academy of Management Executive. Schaefer, R (2006), “Sociology, A Brief Introduction 6th Edition”, McGraw-Hill International Edition Steven, L., Cochran, P. (1985), “The evolution of the corporate social performance model”, The Academy of Management Review. Wiranata, G. (2005), “Dasar-Dasar Etika dan Moralitas”, Citra Aditya Bakti Bandung Zifirdaus, I (2005), “Merebut Hati Audiens Internasional” Gramedia Pustaka Ilmiah. www.unilever.com
Analisis “Integrated Health Promotion Program