ANALISIS HUBUNGAN DAN PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM DAN RISIKO SAHAM PADA INDUSTRI OTOMOTIF DAN KOMPONEN
GROUP PENELITIAN LINA BUDHIANTI KOKO
0440000896
YULIANA
0440001072
DEA ASDEWI
0440001324
PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FINANCE & INVESTMENT UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2005
i
ANALISIS HUBUNGAN DAN PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM DAN RISIKO SAHAM PADA INDUSTRI OTOMOTIF DAN KOMPONEN
GROUP PENELITIAN LINA BUDHIANTI KOKO
0440000896
YULIANA
0440001072
DEA ASDEWI
0440001324
Tesis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen Program Pascasarjana Finance & Investment Universitas Bina Nusantara
ii
ANALISIS HUBUNGAN DAN PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM DAN RISIKO SAHAM PADA INDUSTRI OTOMOTIF DAN KOMPONEN
GROUP PENELITIAN LINA BUDHIANTI KOKO
0440000896
YULIANA
0440001072
DEA ASDEWI
0440001324
Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. Roy Sembel, MBA Tanggal : 9 – 12 - 2005
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur pertama-tama kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan anugerah-Nya dari awal penyusunan tesis ini hingga akhirnya dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tesis dengan judul “Analisis Hubungan dan Pengaruh Struktur Modal terhadap Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham pada Industri Otomotif dan Komponen” disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Manajemen di Universitas Bina Nusantara. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, yaitu: 1. Bapak Firdaus Alamsjah, Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Bina Nusantara yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan program pascasarjana di kampus ini 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Roy Sembel, MBA, selaku Program Direktur Finance & Investment dan Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberi masukan dalam penyusunan tesis ini 3. Seluruh dosen Program Pascasarjana Universitas Bina Nusantara yang telah membagikan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat selama kami belajar di kampus ini 4. Para staff Student Service, Library, dan seluruh staff dan petugas yang ada di Universitas Bina Nusantara atas semua layanan dan dukungan selama kami belajar dan menyelesaikan tesis ini 5. Orang tua, kakak – adik, dan seluruh keluarga yang selalu membantu kami baik secara moril maupun materiil selama kami belajar dan menyelesaikan tesis ini 6. Yudo dan Hendra yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama penyusunan dan penyelesaian tesis ini
iv
7. Leonard, Merriel, Gita, Kartono, Adi dan teman-teman program pascasarjana UBinus lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah banyak membantu dan memberikan masukan selama penyusunan tesis ini
Walaupun kami telah berusaha memberikan yang terbaik dalam penyusunan tesis ini, tetapi kami menyadari bahwa tesis ini belumlah sempurna. Meski demikian kami berharap bahwa tesis dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Jakarta, 15 Oktober 2005
Penulis
v
ABSTRAK Dalam
menjalankan
kegiatan
operasionalnya,
suatu
perusahaan
membutuhkan modal sebagai sumber pembiayaannya dan modal tersebut dapat berasal dari dalam (saham dan laba ditahan) maupun luar (hutang) perusahaan. Komposisi sumber pembiayaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan inilah yang disebut sebagai struktur modal. Kebijakan pembiayaan yang dambil perusahaan, khususnya perusahaan terbuka, dengan lebih banyak dari hutang maupun ekuitas, memiliki kelebihan dan kekurangan yang menjadi bahan pertimbangan investor dalam mengambil langkah investasinya. Langkah yang diambil investor dalam kegiatan investasi khususnya saham tentunya akan mempengaruhi harga saham yang diperjualbelikan di bursa. Tujuan penelitian pada tesis ini adalah menganalisis hubungan dan pengaruh struktur modal terhadap imbal hasil dan risiko sahm, serta mengikutsertakan beberapa variabel lain yang mungkin ikut mempengaruhi imbal hasil dan risiko saham, dan membatasi ruang lingkup penelitian pada saham-saham industri otomotif dan komponen. Dengan menggunakan metode korelasi Pearson untuk menganalisis hubungan, hasil penelitian yang diperoleh adalah struktur modal (Debt to Equity Ratio), return market, dan ROE mempunyai hubungan linier yang signifikan dengan imbal hasil saham. Sedangkan risiko saham mempunyai hubungan linier dengan struktur modal (Debt to Assets Ratio dan Debt to Equity Ratio,) ROA, dan ROE. Penggunaan metode regresi berganda untuk menganalisis pengaruh memberikan kesimpulan bahwa imbal hasil saham dipengaruhi secara signifikan oleh Debt to Equity Ratio, IHSG, dan ROE, sedangkan risiko saham dipengaruhi secara signifikan oleh Debt to Equity Ratio, ROA, dan ROE.
Kata kunci: struktur modal, imbal hasil saham, risiko saham
vi
DAFTAR ISI Halaman Judul………………………………………………………………… i Halaman Pernyataaan………………………………………………………….
ii
Persetujuan Pembimbing……………………………………………………… iii KATA PENGANTAR………………………………………………………...
iv
ABSTRAK…………………………………………………………………….
vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….
xi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ……………………………………………… 1
1.2
Rumusan Permasalahan …………………………………….. 3
1.3
Tujuan dan Manfaat ………………………………………… 4
1.4
Ruang Lingkup ……………………………………………... 5
LANDASAN TEORI 2.1
2.2
Pengertian Struktur Modal ………………………………….. 6 2.1.1
Business Risk dan Financial Risk …………………... 7
2.1.2
Struktur Modal Optimal …………………………….. 10
Teori Struktur Modal ……………………………………….. 10 2.2.1
Teori Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) … 11
2.2.2
The Effect of Taxes …………………………………
11
2.2.3
The Effect of Potential Bankruptcy …………………
13
2.2.4
Teori Trade-Off …………………………………….. 14
2.2.5
Teori Signaling ……………………………………... 17
2.2.6
Teori Pecking-Order ……………………………….. 19
2.3
Kinerja Perusahaan …………………………………………. 22
2.4
Return dan Risk ……………………………………………..
vii
24
BAB III
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Kerangka Pikir ……………………………………………… 26
3.2
Gambaran Umum Perusahaan ……………………………… 28 3.2.1
PT Astra International Tbk …………………………
28
3.2.2
PT Astra Otoparts Tbk ……………………………...
29
3.2.3
PT Andhi Chandra Automotive Products Tbk……… 30
3.2.4
PT Goodyear Indonesia Tbk ………………………..
31
3.2.5
PT Selamat Sempurna Tbk ………………………...
31
3.3
Model dan Metode Analisis ………………………………...
32
3.4
Variabel Penelitian …………………………………………
35
3.5
Hipotesis ……………………………………………………
36
3.6
Populasi dan Sampel ………………………………………..
41
3.7
Metode Pengumpulan Data ………………………………… 41
3.8
Perhitungan Data …………………………………………… 42 3.8.1
Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham ……………..
42
3.8.2
Debt Ratio …………………………………………..
43
3.8.3
ROA dan ROE ……………………………………...
43
3.8.4
Return Market dan Return Kurs ……………………
43
3.8.5
Metode Korelasi ……………………………………
44
3.8.6
Metode Regresi Berganda ………………………….
45
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
4.2
Hasil Perhitungan Data……………………………………… 47 4.1.1
Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham……………… 47
4.1.2
D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, ROE………………….. 48
4.1.3
Return Market dan Return Kurs…………………….. 50
Analisis Hubungan dengan Metode Korelasi………………. 4.2.1
50
Uji Korelasi antara D/A Ratio dengan Imbal Hasil Saham……………………………………………….
51
4.2.2
Uji Korelasi antara D/A Ratio dengan Risiko Saham.
52
4.2.3
Uji Korelasi antara D/E Ratio dengan Imbal Hasil
viii
Saham……………………………………………….. 52 4.2.4
Uji Korelasi antara D/E Ratio dengan Risiko Saham.
4.2.5
Uji Korelasi antara Return Market dengan Imbal Hasil
53
Saham……………………………………………….. 54 4.2.6
Uji Korelasi antara Return Market dengan Risiko Saham……………………………………………….. 54
4.2.7
Uji Korelasi antara Return Kurs dengan Imbal Hasil Saham……………………………………………….. 55
4.2.8
Uji Korelasi antara Return Kurs dengan Risiko Saham 56
4.2.9
Uji Korelasi antara ROA dengan Imbal Hasil Saham. 56
4.2.10 Uji Korelasi antara ROA dengan Risiko Saham……. 57 4.2.11 Uji Korelasi antara ROE dengan Imbal Hasil Saham. 58 4.2.12 Uji Korelasi antara ROE dengan Risiko Saham…….. 58 4.2.13 Ringkasan Hasil Korelasi…………………………… 59 4.3
Analisis Pengaruh dengan Metode Regresi Berganda………. 61 4.3.1
Uji Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Imbal Hasil Saham……………………………………………….. 62 4.3.1.1 Stepwise Regression……………………….
63
4.3.1.2 F-test………………………………………. 64 4.3.2
Uji Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Risiko Saham……………………………………………….. 64 4.3.2.1 Stepwise Regression……………………….
65
4.3.2.2 F-test………………………………………. 66 4.3.3
Uji Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs, ROA, dan ROE terhadap Imbal Hasil Saham……………………………………………….. 66 4.3.3.1 Stepwise Regression……………………….. 67 4.3.3.2 F-test………………………………………. 68 4.3.3.3 T-test………………………………………. 69
ix
4.3.4
Uji Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs, ROA, dan ROE terhadap Risiko Saham 70 4.3.4.1 Stepwise Regression……………………….. 71 4.3.4.2 F-test………………………………………. 72 4.3.4.3 T-test………………………………………..
4.3.5 BAB V
72
Ringkasan Hasil Regresi Berganda…………………. 73
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan………………………………………………….. 74
5.2
Saran………………………………………………………… 77
DAFTAR ACUAN……………………………………………………………
79
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...
80
LAMPIRAN…………………………………………………………………..
L-1
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL Tabel 4.1
Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham ASII……………………. 47
Tabel 4.2
Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham AUTO…………………. 47
Tabel 4.3
Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham ACAP…………………. 48
Tabel 4.4
Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham GDYR…………………. 48
Tabel 4.5
Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham SMSM…………………. 48
Tabel 4.6
D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE ASII…………………… 48
Tabel 4.7
D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE AUTO………………… 49
Tabel 4.8
D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE ACAP………………...
Tabel 4.9
D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE GDYR………………… 49
49
Tabel 4.10 D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE SMSM………………… 49 Tabel 4.11 Return Market dan Return Kurs………………………………..
50
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Korelasi………………………………………. 60 Tabel 4.13 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Imbal Hasil Saham.. 62 Tabel 4.14 Hasil Regresi Sederhana D/E terhadap Imbal Hasil Saham......... 63 Tabel 4.15 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Risiko Saham…….. 64 Tabel 4.16 Hasil Regresi Sederhana D/E terhadap Risiko Saham................
65
Tabel 4.17 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs, ROA, dan ROE terhadap Imbal Hasil Saham………………….. 67 Tabel 4.18 Hasil Regresi Berganda Return Market, ROE terhadap Imbal Hasil Saham…………………………………………………….. 68 Tabel 4.19 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs, ROA, dan ROE terhadap Risiko Saham………………………… 70 Tabel 4.20 Hasil Regresi Berganda D/A, ROA, ROE terhadap Risiko Saham 71 Tabel 4.21 Ringkasan Hasil Regresi Berganda…………………………….. 73
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Pengaruh Penggunaan Hutang terhadap Nilai Saham………... 16
Gambar 3.1
Kerangka Pikir………………………………………………... 27
Gambar 3.2
Model dan Metode Analisis………………………………….. 34
Gambar 4.1
Scatter Plot Diagram D/A Ratio Vs Imbal Hasil Saham…….. 51
Gambar 4.2
Scatter Plot Diagram D/A Ratio Vs Risiko Saham………….. 52
Gambar 4.3
Scatter Plot Diagram D/E Ratio Vs Imbal Hasil Saham…….. 53
Gambar 4.4
Scatter Plot Diagram D/E Ratio Vs Imbal Hasil Saham……... 53
Gambar 4.5
Scatter Plot Diagram Return Market Vs Imbal Hasil Saham.. 54
Gambar 4.6
Scatter Plot Diagram Return Market Vs Risiko Saham……... 55
Gambar 4.7
Scatter Plot Diagram Return Kurs Vs Imbal Hasil Saham….. 55
Gambar 4.8
Scatter Plot Diagram Return Kurs Vs Risiko Saham………..
56
Gambar 4.9
Scatter Plot Diagram ROA Vs Imbal Hasil Saham………….
57
Gambar 4.10 Scatter Plot Diagram ROA Vs Risiko Saham……………….
57
Gambar 4.11 Scatter Plot Diagram ROE Vs Imbal Hasil Saham………….
58
Gambar 4.12 Scatter Plot Diagram ROE Vs Risiko Saham……………….
59
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Era globalisasi saat ini menuntut kemampuan bersaing setiap pelaku pasar,
khususnya produsen barang dan jasa dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Selain itu perusahaan juga harus dapat melihat peluang pasar yang luas di tengah persaingan yang makin tajam, agar dapat memenangkan persaingan dengan tujuan akhir yang sama pada setiap perusahaan yaitu memperoleh profit semaksimal mungkin. Usaha untuk memperoleh profit semaksimal mungkin ini sebenarnya ditujukan untuk kepentingan pemilik atau pemegang saham. Dalam pengambilan keputusan investasi, investor akan menilai risk dan return dari saham perusahaan, apakah layak atau tidak? Sebelumnya investor tentu akan menganalisa kinerja perusahaan dengan mengacu pada laporan keuangan perusahaan. Beberapa hal penting yang diperhatikan investor adalah alokasi dana dan sumber dana perusahaan, yakni investor menilai bagaimana perusahaan membelanjakan dana perusahaan dan bagaimana dana tersebut diperoleh. Bagaimana sumber dana ini diperoleh mencerminkan struktur modal perusahaan tersebut, apakah perusahaan tersebut lebih banyak dibiayai oleh hutang atau oleh modal. Ketetapan perusahaan dalam menentukan struktur modal akan mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasinya. Investor seperti
1
2
bank atau kreditur lainnya akan lebih waspada jika suatu perusahaan terlalu banyak dibiayai oleh hutang. Dalam kondisi seperti ini pemegang saham juga akan memikirkan kembali keputusan investasinya karena dengan hutang perusahaan yang besar, berarti pembayaran bunga akan mengurangi profit dan risiko perusahaan juga akan bertambah. Sebaliknya jika perusahaan memiliki ekuitas yang lebih besar, maka profit yang dihasilkan perusahaan harus dibagikan ke lebih banyak lembar saham sehingga nilai EPS (earning per share) akan lebih kecil. Setelah krisis ekonomi Indonesia yang terjadi pada pertengahan 1997, dunia otomotif masih merupakan suatu perdagangan yang ramai. Permintaan akan kendaraan bermotor meningkat yang ditandai oleh peningkatan jumlah kendaraan bermotor baru yang muncul dan didukung oleh angka penjualan yang meningkat dari tahun 2002 hingga 2004. Dari tahun 2002 hingga tahun 2003, angka penjualan otomotif meningkat dari 317.780 unit ke 354.208 unit. Total penjualan kendaraan di tahun 2005 diperkirakan akan mencapai 520.000 unit atau naik dari penjualan tahun 2004 yang diperkirakan mencapai 483.000 unit. Dengan adanya perkembangan baik tersebut, maka industri otomotif dirasa masih merupakan pilihan investasi yang bagus. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisa Pengaruh Sruktur Modal Perusahaan Terhadap Resiko dan Imbal Hasil Saham di beberapa perusahaan yang bergerak di bidang otomotif dan komponen, yang akan ditulis dalam Thesis dengan judul: ”Analisis Hubungan dan Pengaruh Struktur Modal Terhadap Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham Pada Industri Otomotif dan Komponen”.
3
1.2
Rumusan Permasalahan Seperti diketahui sumber pembiayaan perusahaan dapat dibagi atas: -
modal eksternal, yaitu berupa pinjaman jangka pendek dan panjang
-
modal internal, yaitu berupa saham dan laba ditahan
Perusahaan yang dibiayai oleh modal eksternal dapat mengakibatkan profit yang lebih kecil dikarenakan biaya bunga atas pinjaman yang harus dibayarkan. Sedangkan perusahaan yang dibiayai oleh modal internal mempunyai kewajiban untuk membayar deviden kepada pemegang sahamnya, sehingga laba ditahan semakin kecil dengan demikian perusahaan membatasi ekspansinya. Perusahaan tentunya telah menetapkan kebijakan tersendiri mengenai komposisi sumber dana tersebut. Setiap kebijakan finansial yang diambil perusahaan dapat mempengaruhi harga dari saham perusahaan di bursa, termasuk kebijakan atas struktur modal. Harga saham ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan return bagi para investor. Deviasi dari harga saham tersebut terhadap pasar mencerminkan risk dari perusahaan tersebut. Dalam mencari hubungan antara struktur modal perusahaan dengan imbal hasil saham dan risiko saham akan ada suatu kemungkinan timbulnya faktor-faktor lain yang mempengaruhi hubungan tersebut. Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan menjadi: 1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara struktur modal perusahaan dengan imbal hasil saham (return) pada industri otomotif dan komponen?
4
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara struktur modal perusahaan dengan risiko saham pada industri otomotif dan komponen? 3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara struktur modal perusahaan terhadap imbal hasil saham saham (return) pada industri otomotif dan komponen? 4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara struktur modal perusahaan terhadap risiko saham pada industri otomotif dan komponen? 5. Adakah faktor-faktor lain yang mempengaruhi imbal hasil saham dan risiko pada industri otomotif dan komponen?
1.3
Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat:
1) Membuktikan hubungan antara struktur modal dengan imbal hasil saham dan risiko pada industri otomotif dan komponen. 2) Membuktikan pengaruh struktur modal terhadap imbal hasil saham dan risiko pada industri otomotif dan komponen. 3) Menentukan faktor paling signifikan yang diujikan yang dapat mempengaruhi imbal hasil saham dan risiko pada industri otomotif dan komponen. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Bagi akademik: sebagai bahan yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut dan mendalam.
5
2) Bagi perusahaan: sebagai bahan pertimbangan dalam mengkaji ulang struktur modalnya, dengan tujuan mempertimbangkan value perusahaan tersebut di mata para investor. 3) Bagi investor: sebagai dasar pertimbangan dalam melakukan investasi.
1.4
Ruang Lingkup Dalam penelitian ini, kami membatasi ruang lingkup pada:
1) Analisis dilakukan terhadap struktur modal perusahaan yang sudah terbentuk. Penelitian ini tidak akan membahas lebih dalam mengenai alasan perencanaan strukur modal perusahaan. 2) Variabel bebas pendukung dibatasi hanya pada empat variabel, yaitu return market, return kurs, ROA dan ROE. 3) Analisis ini hanya akan dilakukan pada 5 (lima) perusahaan terbuka pada industri otomotif dan komponen yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berdasarkan pada 6 (enam) periode laporan keuangan per semester dari tahun 2002 – 2004.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Struktur Modal Menurut
Keown,
Martin,
Petty,
Scott
dalam
bukunya
“Financial
Management” pada halaman 552, disebutkan: “Capital structure is the mix of the long-term sources of funds used by the firm”. Struktur modal (capital structure) diartikan sebagai perpaduan sumber-sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan. Dalam neraca perusahaan stuktur modal dapat dilihat pada financial structure (sisi kanan neraca yang terdiri atas hutang dan modal) dikurangi current liabilities (hutang lancar). Jadi modal kerja terdiri atas hutang jangka panjang dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa). Kebijakan stuktur modal yang diambil perusahaan menyebabkan trade-off antara risk dan return (Brigham & Houston, 2004, p478): −
menggunakan hutang lebih banyak mengakibatkan risiko yang ditanggung oleh pemegang saham menjadi lebih tinggi.
−
namun, dengan menggunakan hutang yang lebih banyak secara umum diharapkan akan membuat tingkat return-nya lebih tinggi. Keputusan perusahaan terhadap pemilihan struktur modal dipengaruhi oleh
empat faktor utama (Brigham & Houston, 2004, p478-479) yaitu:
6
7
1.
Business risk, risiko yang melekat pada operasional perusahaan karena perusahaan tidak menggunakan hutang dan semakin besar risiko bisnisnya, maka rasio hutang optimal akan semakin rendah.
2.
The firm’s tax position, alasan utama untuk menggunakan hutang untuk pembiayaan perusahaan adalah biaya bunga hutang tersebut dapat mengurangi pajak yang akan menurunkan cost of debt efektif.
3.
Financial flexibility, atau kemampuan perusahaan untuk menaikkan modal pada kondisi yang pantas dibawah kondisi yang merugikan. Penyediaan modal terusmenerus dibutuhkan untuk kegiatan operasional yang stabil dan para investor lebih memilih untuk menyediakan dana bagi perusahaan dengan neraca yang kuat. Kebutuhan dana di masa depan dan konsekuensi kekurangan dana mempengaruhi struktur modal.
4.
Managerial conservative or aggressiveness, beberapa manager yang agresif lebih cenderung untuk menggunakan hutang dalam usahanya menaikkan profit. Hal ini akan mempengaruhi komposisi struktur modalnya.
2.1.1 Business Risk dan Financial Risk Business risk adalah risiko terhadap operasional perusahaan jika perusahaan tidak menggunakan hutang dalam pembiayaannya. Selain itu risiko bisnis juga dapat merupakan fungsi dari ketidakpastian dalam memproyeksikan tingkat pengembalian modal atau Return on Invested Capital (ROIC) perusahaan di masa depan (Brigham & Houston, 2004, p480). ROIC dirumuskan sebagai:
8
ROIC =
Net income to common stockholders + After − tax int erest payment Capital
Capital (modal) yang dimaksud di atas merupakan jumlah dari hutang dan saham biasa. Jika perusahaan tidak menggunakan hutang, maka pembayaran bunga akan nol dan modal adalah seluruh saham. Sehingga ROIC akan sama dengan Return on Equity (ROE) yang dirumuskan sebagai:
ROIC(zero debt ) = ROE =
Net income to common stockholders Common equity
Risiko bisnis tidak hanya dari industri ke industri, namun juga terjadi diantara perusahaan dalam suatu industri. Risiko bisnis dapat berubah dengan berjalannya waktu. Risiko bisnis bergantung pada beberapa faktor antara lain: 1.
Variasi permintaan. Jika permintaan akan suatu produk perusahaan tetap dan yang lainnya tetap, maka risiko bisnisnya kecil.
2.
Variasi harga jual. Perusahaan yang menjual produknya pada pasar yang bergejolak, maka risiko bisnisnya lebih besar dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang harga jualnya stabil.
3.
Variasi biaya input. Perusahaan yang biaya inputnya tidak pasti memiliki risiko bisnis yang lebih tinggi.
4.
Kemampuan untuk menyesuaikan harga jual dengan perubahan biaya input. Beberapa perusahaan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menaikan harga ketika biaya meningkat. Jika kemampuan perusahaan cukup baik dalam mengatasi hal ini, maka risiko bisnisnya dapat ditekan.
9
5.
Kemampuan dalam mengembangkan produk baru dengan biaya efektif. Jika produk yang dihasilkan suatu perusahaan cepat usang, membuat perusahaan tersebut berisiko tinggi.
6.
Keterbukaan terhadap risiko luar. Perusahaan yang memperoleh sebagian besar penjualannya dari luar negeri, maka pendapatannya akan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar mata uang asing. Selain itu juga adanya risiko politik dari negara-negara yang menjalin kerjasama dengan perusahaan tersebut.
7.
Tingkat biaya tetap. Presentase biaya tetap yang tinggi membuat perusahaan memiliki risiko bisnis yang tinggi.
Financial risk merupakan risiko tambahan yang dibebankan kepada pemegang saham biasa sebagai akibat dari keputusan perusahaan untuk menggunakan hutang. Para pemegang saham menghadapi risiko bisnis yaitu ketidakpastian dalam memproyeksikan pendapatan di masa depan. Pemberi hutang yang memberikan dananya untuk kegiatan operasional perusahaan menerima pembayaran bunga hutang tetap, sehingga tidak menanggung risiko bisnis. Jadi dengan adanya kebijakan penggunaaan hutang untuk pembiayaan perusahaan, risiko yang seharusnya menjadi beban pemberi hutang beralih menjadi risiko bagi pemegang saham biasa (Brigham & Houston, 2004, p486).
10
2.1.2 Struktur Modal Optimal Manajemen perusahaan diharuskan untuk menentukan proporsi pembiayaan yang tepat sesuai kebutuhan perusahaan. Tujuan dari manajemen struktur modal adalah untuk menyatukan beberapa sumber pendanaan tetap yang akan digunakan oleh perusahaan dengan tujuan akhir memaksimalkan harga sahamnya dan meminimalkan cost of capital (biaya modal). Tujuan menyatuan sumber dana ini disebut sebagai struktur modal optimal. Tingkat hutang yang tinggi akan mengurangi pajak sehingga earning (profit) yang diperoleh akan lebih tinggi. Profit yang tinggi akan menyebabkan Earning per Share (EPS) juga tinggi dan perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar dividen lebih banyak. Dalam hal ini penggunaan hutang bertujuan meningkatkan harga saham di bursa. Namun, dengan tingkat hutang yang tinggi juga menambah risiko perusahaan, dan menaikkan biaya modal sehingga dapat menurunkan harga sahamnya.
2.2
Teori Sruktur Modal Struktur modal yang ditentukan perusahaan dapat berbeda pada setiap industri
maupun antar perusahaan dalam industri. Perbedaan-perbedaan tersebut berdasarkan atas beberapa teori yang dikembangkan oleh para akademis dan praktisi (Brigham & Houston, 2004, p498-504).
11
2.2.1 Teori Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) Teori MM membuktikan bahwa dengan adanya batasan asumsi-asumsi tertentu, nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal. Jadi, apapun cara perusahaan dalam melakukan pembiayaan operasionalnya, struktur modal tidak ada pengaruhnya. Asumsi-asumsi yang mendasari teori MM yaitu: −
tidak ada biaya komisi
−
tidak ada pajak
−
tidak ada biaya kebangkrutan
−
investor dapat meminjam dengan tingkat bunga yang sama seperti perusahaan
−
semua investor mempunyai informasi yang sama dengan manajemen mengenai peluang investasi perusahaan di masa depan
−
EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang
2.2.2 The Effect of Taxes Pada tahun 1963, MM mempublikasikan tulisan selanjutnya mengenai struktur modal dengan mempertimbangkan unsur pajak. Peraturan perpajakan (The Tax Code) memperbolehkan suatu perusahaan untuk memasukkan pajak sebagai unsur biaya, tetapi hal tersebut tidak berlaku untuk pembayaran dividen kepada pemegang saham. Perlakuan yang berbeda terhadap kedua unsur tersebut mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modalnya. MM menunjukkan bahwa apabila asumsi-asumsi lainnya masih tetap dipegang, maka hal tersebut akan dapat menimbulkan suatu kondisi yang dinamakan penggunaan hutang secara 100%.
12
Miller berpendapat bahwa investor akan menerima nilai pengembalian dari saham sebelum dipotong pajak yang relatif lebih rendah daripada nilai pengembalian dari obligasi sebelum dipotong pajak. Sebagai contoh, apabila seorang investor menginginkan tingkat pengembalian sebesar 10 persen dari suatu obligasi, dan bila pendapatan dari hasil saham dikenakan tingkat pajak yang sama dengan pendapatan dari obligasi tersebut, maka tingkat pengembalian untuk saham dapat mencapai 16 persen, karena tingkat risiko saham yang lebih tinggi. Tetapi, mengingat perlakuan khusus terhadap pendapatan dari saham, maka investor mungkin saja akan menerima tingkat pengembalian dari saham sebelum pajak hanya 14 persen. Dalam hal ini, Miller mengemukakan dua hal penting, yaitu: (1) keuntungan penggunaan hutang yang didasari oleh pemotongan pajak dari bunga pinjaman, dan (2) perlakuan khusus terhadap pendapatan dari saham yang dapat menurunkan tingkat pengembalian yang diminta oleh investor, yang akan lebih mendorong penggunaan pembiayaan dengan ekuitas. Sulit untuk menentukan efek dari kombinasi kedua faktor tersebut. Banyak pengamat yang berpendapat bahwa keuntungan pemotongan pajak dari penggunaan hutang mempunyai pengaruh yang lebih besar, sehingga menciptakan suatu sistem yang mendorong penggunaan hutang oleh perusahaan. Namun efek tersebut akan dikurangi dengan tingkat pajak yang lebih rendah untuk pendapatan modal jangka panjang.
13
2.2.3 The Effect of Potential Bankruptcy Salah satu asumsi yang juga dipergunakan oleh MM adalah perusahaan tidak akan bangkrut, atau dengan kata lain tidak adanya biaya kebangkrutan. Dalam kenyataannya, kebangkrutan suatu perusahaan itu adalah mungkin dan dapat menjadi sangat mahal. Suatu perusahaan yang berada dalam situasi (menjelang) kebangkrutan akan mempunyai biaya akunting yang tinggi, mengalami kesulitan dalam mempertahankan pelanggan, pemasok/produsen, dan karyawan. Kebangkrutan juga akan memaksa suatu perusahaan untuk melikuidasi atau menjual asetnya dengan harga yang lebih rendah daripada ketika perusahaan tersebut berada dalam kondisi operasi yang normal. Aset perusahaan yang berupa mesin-mesin berat pada umumnya bersifat tidak cair (illiquid), karena aset-aset tersebut biasanya telah dikonfigurasikan untuk kebutuhan khusus suatu perusahaan dan sulit untuk dibongkar-pasang maupun dipindahkan. Selain hal tersebut, apabila suatu perusahaan berada dalam ancaman kebangkrutan, maka juga akan menimbulkan masalah-masalah lainnya. Karyawan penting dalam perusahaan mulai mengundurkan diri dan pindah ke perusahaan lain, supplier menolak memberikan pinjaman, pelanggan mulai lari dan pindah ke perusahaan pesaing yang lebih stabil, dan pihak yang memberikan pinjaman modal akan menuntut tingkat bunga pinjaman yang lebih tinggi serta kondisi kontrak yang lebih ketat. Masalah-masalah yang berkaitan dengan kebangkrutan ini akan menjadi semakin berpotensial terjadi apabila suatu perusahaan menggunakan hutang yang
14
semakin banyak dalam struktur modalnya. Sehingga hal tersebut akan mengurangi minat perusahaan dalam menggunakan hutang secara berlebihan. Biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan ini mempunyai dua komponen utama, yaitu: (1) kemungkinan atau probabilitas terjadinya dan (2) biaya yang akan ditimbulkan apabila kondisi keuangan yang buruk tersebut terjadi. Suatu perusahaan dengan tingkat pendapatan yang tidak stabil akan menghadapi kemungkinan kebangkrutan yang lebih tinggi, dan seharusnya menggunakan komposisi hutang yang lebih sedikit daripada perusahaan yang lebih stabil.
2.2.4 Teori Trade-Off “Trade-off theory of leverage” adalah suatu teori yang menyatakan keadaan di mana suatu perusahaan dapat memperoleh keuntungan sekaligus kerugian dari penggunaan hutang. Keuntungan yang utama dari penggunaan hutang adalah bunga pinjaman tersebut dapat dimasukkan sebagai komponen biaya, sedangkan kerugiannya adalah bunga pinjaman yang cukup tinggi serta risiko kebangkrutan. Gambar 2.1 merupakan suatu model yang digunakan untuk menjabarkan teori ini secara lebih deskriptif, dengan penjelasan sebagai berikut: −
Bunga pinjaman dapat dimasukkan sebagai komponen biaya untuk mengurangi pajak (tax shelter benefits), sehingga hutang lebih murah untuk digunakan daripada penawaran saham. Dalam hal ini pemerintah ikut mengambil bagian dalam menanggung biaya hutang tersebut. Sehingga dengan menggunakan hutang, investor dapat memperoleh pendapatan operasional suatu perusahaan
15
(EBIT) yang lebih tinggi. Sehingga semakin besar hutang yang digunakan oleh suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi nilai dan harga sahamnya. Dengan berdasarkan pada asumsi-asumsinya, MM menyatakan bahwa nilai saham suatu perusahaan akan maksimal apabila menggunakan hutang secara 100%. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 2.1 oleh garis dengan label “Model MM yang menyertakan hutang sebagai efek terhadap pajak”. −
Dalam dunia nyata, sangat jarang ada perusahaan yang menggunakan hutang secara 100% dalam struktur modalnya. Alasan utamanya adalah perusahaan membatasi penggunaan hutang untuk mencegah atau mengurangi terjadinya risiko kebangkrutan.
−
Dalam Gambar 2.1, terdapat label D1, yang menyatakan bahwa sampai dengan titik D1 tersebut, kemungkinan terjadinya kebangkrutan suatu perusahaan adalah sangat kecil, sehingga dapat diabaikan. Setelah melewati titik D1 ini, biaya yang berkaitan dengan risiko kebangkrutan menjadi semakin nyata dan penting, sehingga mulai mengurangi keuntungan penggunaan hutang seiring dengan semakin besarnya nilai hutang itu sendiri. Sehingga pada daerah diantara titik D1 dan D2, biaya risiko kebangkrutan mulai mengurangi nilai keuntungan hutang terhadap pajak. Nilai saham perusahaan masih dapat tetap meningkat, namun sudah tidak sebesar yang sebelumnya. Selanjutnya, setelah melewati titik D2, biaya risiko kebangkrutan sudah melebihi keuntungan yang diperoleh. Sehingga dengan semakin meningkatnya komposisi hutang, maka akan semakin mengurangi nilai saham perusahaan tersebut. Dengan demikian, titik D2
16
merupakan titik optimal struktur modal. Tentunya dengan catatan, bahwa titik D1 dan D2 tersebut bervariasi untuk setiap perusahaan, bergantung pada risiko bisnis dan biaya kebangkrutan masing-masing perusahaan. Nilai Saham Model MM yang menyertakan efek hutang terhadap pajak: Nilai/harga saham apabila tidak ada risiko kebangkrutan
Tambahan nilai dari Debt Tax Shelter Benefits
Nilai yang dikurangkan akibat risiko kebangkrutan Nilai saham aktual Nilai saham tanpa adanya hutang
0
Nilai saham jika perusahaan tidak menggunakan hutang
D1
D2 Tingkat Hutang
Titik di mana level hutang mulai menjadi penting
Struktur Modal Optimal: Marginal Tax Shelter Benefits = Marginal Bankcruptcy-Related Costs
Gambar 2.1. Pengaruh Penggunaan Hutang Terhadap Nilai Saham −
Walaupun model kurva pada Gambar 2.1 tersebut telah didukung secara teoritis maupun empiris, namun demikian gambar tersebut harus digunakan sebagai suatu pendekatan saja, bukan sebagai suatu fungsi yang terdefinisi secara tepat.
−
Namun demikian, ada aspek-aspek lain yang mempengaruhi teori ini, di mana ada beberapa perusahaan besar dan sukses, seperti halnya Intel dan Microsoft, ternyata menggunakan hutang yang jauh lebih kecil daripada yang diusulkan oleh teori Trade-Off ini. Hal ini akan dibahas kemudian dalam teori Signaling.
17
2.2.5 Teori Signaling MM juga mengasumsikan bahwa investor mempunyai tingkat informasi yang sama mengenai prospek suatu perusahaan dengan para manajer atau pihak manajemen yang bekerja di perusahaan tersebut. Kondisi ini dinamakan symmetric information. Namun pada kenyataannya, pihak manajemen suatu perusahaan akan mempunyai akses informasi yang lebih baik daripada para investor luar tersebut, dan keadaan ini disebut asymmetric information. Kedua keadaan tersebut mempunyai pengaruh penting dalam optimalisasi struktur modal. Untuk mengilustrasikan hal ini, dimisalkan ada dua buah perusahaan, yaitu A dan B. Perusahaan A memiliki prospek yang baik di masa depan, karena baru saja menemukan suatu produk baru yang belum dipatenkan. Perusahaan A akan berusaha untuk menyimpan rahasia produk tersebut selama mungkin untuk menunda masuknya pesaing dalam pasar. Maka akan timbul kebutuhan modal untuk membangun pabrik guna membuat produk baru tersebut. Apabila perusahaan A menjual sahamnya, maka saat perusahaan mendapatkan keuntungan dari produk baru tersebut, harga saham akan naik tajam, dan pemegang saham akan menikmati keuntungan juga. Akan tetapi pemegang saham yang sekarang (termasuk pihak manajemen juga) akan berusaha untuk tidak menjual saham sebelum harga saham tersebut meningkat, sehingga mereka tidak perlu berbagi keuntungan dengan para pemegang saham yang baru. Hal ini akan menciptakan suatu kondisi, yaitu apabila suatu perusahaan memiliki prospek yang sangat bagus, maka perusahaan tersebut akan menghindari menjual saham baru,
18
dan akan berusaha mencari modal dengan cara yang lainnya, termasuk dengan cara menggunakan hutang melebihi target normal struktur modalnya. Sedangkan di perusahaan B, para manajernya telah mengetahui bahwa prospek ke depan kurang baik, karena perusahaan pesaing telah memasang dan menggunakan teknologi yang lebih baru dan canggih untuk meningkatkan kualitas produk mereka. Situasi ini merupakan kebalikan dari perusahaan A, yang tidak ingin menjual saham baru untuk mendapatkan modal. Maka perusahaan B ini justru lebih menyukai untuk menjual sahamnya guna mendapatkan investor baru, yang nantinya akan berbagi kerugian dengan mereka. Kesimpulannya, suatu perusahaan dengan prospek yang cerah tidak akan berusaha untuk menjual saham baru, sedangkan perusahaan dengan prospek yang buruk akan lebih menyukai untuk mendapatkan modal dengan menjual saham baru kepada para investor. Maka pengumuman adanya penawaran saham baru suatu perusahaan pada umumnya dianggap menjadi suatu sinyal bahwa prospek ke depan perusahaan tersebut kurang bagus. Riset empiris telah menunjukkan bahwa kondisi tersebut memang benar adanya. Hal ini memiliki implikasi pada keputusan struktur modal suatu perusahaan. Karena penawaran saham baru akan menimbulkan sinyal kurang baik dan dapat menurunkan harga saham, maka suatu perusahaan dalam kondisi yang normal dan prospek yang cerah akan tetap berusaha memiliki dan menjaga suatu reserve borrowing capacity, yaitu kemampuan untuk meminjam dengan biaya yang normal apabila suatu investasi yang baik muncul. Suatu perusahaan seringkali menggunakan hutang yang lebih sedikit daripada yang dispesifikasikan oleh MM dalam optimalisasi
19
struktur modal pada kondisi normal. Hal ini untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut akan dapat memperoleh hutang di kemudian hari apabila mereka membutuhkannya untuk suatu investasi baru. Dengan kata lain, suatu perusahaan dalam keadaan normal seharusnya lebih menggunakan ekuitas dan sedikit hutang daripada yang disarankan oleh model tax benefit/bankcruptcy cost trade-off.
2.2.6 Teori Pecking-Order Penggunaan
modal
yang
berasal
dari
hutang
atau
ekuitas
selalu
mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan pengurangan pajak (tax benefits), resiko kebangkrutan, dan biaya agen (agency costs). Namun demikian ada satu faktor lagi yang perlu diperhatikan, yaitu waktu. Dilihat dari sisi perusahaan, mengeluarkan saham baru di pasar modal akan menguntungkan apabila harga saham perusahaan tersebut sedang dinilai lebih (overvalued). Misalnya saham perusahaan tersebut diperdagangkan dengan harga Rp. 1000, sementara pihak manajemen perusahaan berpendapat bahwa saham tersebut seharusnya hanya bernilai Rp. 800. Maka perusahaan akan mengeluarkan saham baru di pasar modal, sehingga dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp. 200. Sebaliknya apabila harga saham perusahaan tersebut sedang dinilai rendah (undervalued), maka pihak manajemen akan merasa rugi untuk mengeluarkan saham baru. Dalam hal ini perusahaan akan memilih untuk menggunakan tambahan modal yang berasal dari hutang. Hal seperti demikian dapat terjadi pada keadaan informasi yang tidak simetris
20
(asymmetric information), yaitu pihak manajemen selalu mengetahui hal yang sebenarnya dalam suatu perusahaan lebih baik daripada para investor biasa. Bila dilihat dari kacamata para investor, mereka tentunya juga berpikir bahwa apabila suatu perusahaan yang mengeluarkan saham baru, tentunya harga saham perusahaan tersebut sedang dinilai lebih. Sedangkan bila perusahaan tersebut menggunakan tambahan hutang, maka harga sahamnya sedang dinilai lebih rendah daripada yang sebenarnya. Dari pandangan di atas tersebut, maka muncul dua pertimbangan untuk mendapatkan tambahan modal, yaitu:
Perusahaan akan menggunakan hutang apabila sahamnya sedang dinilai rendah.
Perusahaan juga akan menggunakan hutang walaupun sahamnya sedang dinilai lebih. Hal ini bertujuan untuk menutupi kondisi yang sebenarnya, sehingga nilai saham perusahaan tidak akan jatuh karena mengeluarkan saham baru. Pemikiran teori Pecking-Order adalah berdasarkan pada latar belakang
tersebut, dan menyatakan dua aturan, yaitu: Peraturan 1 Gunakan sumber keuangan internal Investor akan selalu mempunyai penilaian terhadap perusahaan apabila menggunakan hutang maupun ekuitas. Hutang menimbulkan resiko kebangkrutan, sementara penggunaan ekuitas menimbulkan pemikiran bahwa harga saham perusahaan tersebut sedang dinilai lebih (overvalued). Teori Pecking-Order menyatakan apabila suatu perusahaan membutuhkan tambahan modal, maka sumber yang terbaik untuk dipergunakan pertama kali adalah
21
keuangan internal, yang berasal dari laba yang ditahan (retained earnings). Karena dengan menggunakan sumber keuangan internal, maka perusahaan tersebut tidak perlu lagi mengkuatirkan mengenai sikap skeptis para investor terhadap penggunaan hutang maupun ekuitas. Peraturan 2 Gunakan jenis sekuritas yang paling aman lebih dulu Walaupun pada dasarnya investor mempunyai penilaian yang kurang baik terhadap hutang maupun ekuitas, kekuatiran yang lebih besar ada pada ekuitas. Hutang suatu perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan ekuitas, karena bila ancaman kebangkrutan dapat dihindari, maka investor akan menerima pengembalian yang tetap dari bunga hutang tersebut. Maka teori PeckingOrder menyatakan bahwa apabila modal tambahan eksternal diperlukan, maka harus digunakan hutang lebih dulu sebelum ekuitas. Hanya jika kapasitas hutang perusahaan tersebut telah maksimal, maka baru dipertimbangkan untuk menggunakan sumber dari ekuitas. Hutangpun ada beberapa jenisnya, misalnya hutang yang dapat dikonversi (convertible debt) dan hutang langsung (straight debt). Hutang yang dapat dikonversi ini mempunyai resiko yang lebih besar daripada hutang langsung, maka teori Pecking-Order juga menyatakan bahwa suatu perusahaan seharusnya menggunakan hutang langsung lebih dulu, baru kemudian hutang yang dapat dikonversi. Jadi inti dari peraturan Pecking-Order yang kedua ini adalah, apabila suatu perusahaan membutuhkan tambahan modal eksternal, maka seharusnya menggunakan
22
sumber yang resikonya relatif lebih kecil terlebih dulu (Ross, Westerfield, Jaffe, 2002, p438-440).
2.3
Kinerja Perusahaan Penilaian terhadap kinerja suatu perusahaan dapat dilihat pada laporan
keuangan yang diterbitkan secara periodik. Laporan keuangan menunjukkan posisi perusahaan tersebut dalam suatu waktu tertentu dan hasil kegiatan operasional yang telah dilakukan beberapa waktu sebelumnya. Nilai laporan keuangan yang telah dihasilkan dapat dipergunakan untuk memprediksi pendapatan di masa depan. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap rasio keuangan. Ratio keuangan memperlihatkan hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam neraca, laporan rugi laba seperti aset, hutang, modal, laba, dan sebagainya. Beberapa rasio yang biasa digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan (Brigham & Houston, 2004, p77-88): 1.
Liquidity Ratio, menunjukkan tingkat likuiditas suatu perusahaan dengan memperlihatkan hubungan antara aset lancar terhadap hutang lancarnya.
2.
Asset Management Ratio, menunjukkan seberapa efektifnya sebuah perusahaan mengelola aset-asetnya.
3.
Debt Management Ratio, menunjukkan seberapa besar porsi hutang yang digunakan perusahaan atas aset yang dimilikinya.
23
4.
Profitability Ratio, menunjukkan efek gabungan dari likuiditas, manajemen aset dan hutang terhadap hasil kegiatan operasionalnya (ROA, ROE). Dari beberapa rasio yang telah dijelaskan di atas, rasio yang paling mendekati
dalam menggambarkan struktur modal adalah debt management ratio. Rasio ini menunjukkan kebijakan manajemen dalam melakukan pembiayaan terhadap perusahaan tersebut, apakah pembiayaan dilakukan dengan menggunakan hutang atau modal. Rasio yang biasa digunakan adalah debt to asset ratio, yang artinya seberapa besar aset yang ada dibiayai oleh hutang (Brigham & Houston, 2004, p84).
D/A =
Total Debt Total Assets
Ada pula bentuk rasio lain yang juga menunjukkan perbandingan antara hutang dan modal adalah debt to equity ratio.
D/E =
Total Debt Total Equity
Namun, seperti telah dijelaskan pada awal bab ini bahwa struktur modal terdiri atas hutang jangka panjang dan ekuitas, maka lebih tepat jika rasio-rasio tersebut dirumuskan kembali dalam (Wild, Subramanyam, Halsey, 2003, p545):
D/A =
Long − term Debt Total Assets
D/E =
Long − term Debt Total Equity
24
2.4
Return dan Risk Dalam
melakukan
investasi,
seorang
individual
atau
suatu
bisnis
mengeluarkan uang pada saat ini dengan ekspektasi untuk mendapatkan uang yang lebih banyak di masa yang akan datang. Konsep dari return menyediakan kepada para investor suatu cara nyaman untuk mencerminkan kinerja keuangan atas investasinya. Cara untuk mengekspresikan return dari suatu investasi adalah dengan menghitung jumlah Dollar yang diterima dikurangi jumlah Dollar yang diinvestasikan (Brigham & Daves, 2004, p27-28), yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dollar Re turn = Amount received − Amount invested Akan tetapi untuk mendapatkan gambaran dari hasil return yang lebih baik adalah dengan menggunakan prosentase, yaitu rate of return, atau percentage return. Rate of return dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rate of Re turn =
Amount recieved − Amount invested Amount Invested
Seorang investor dalam melakukan investasi dengan ekspektasi mendapatkan return yang tinggi di masa yang akan datang dihadapkan pada risiko yang timbul dari investasinya tersebut. Para investor akan cenderung melakukan diversifikasi dalam membangun portofolio investasinya guna mengurangi risiko yang timbul tersebut. Risiko dari suatu saham individual dari suatu portofolio saham dapat dihitung menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Brigham & Daves dalam bukunya “Intermediate Financial Management”, 2004, halaman 47 menyimpulkan CAPM dalam pernyataan berikut: “The relevant risk of an individual stock is its contribution to the risk of a well-diversified portfolio”. Selanjutnya, kontribusi dari
25
jumlah risiko terhadap portofolio pasar diwakili oleh koefisien beta. Beta dirumuskan sebagai berikut:
βi =
Cov(ri , rM ) σM 2
Untuk menanggung risiko yang diwakili oleh koefisien beta, investor memerlukan suatu tingkat imbal hasil yang dapat mengkompensasi tingkat risiko tersebut. Persamaan Security Market Line menggambarkan hubungan antara required return dan risiko ( Brigham & Daves, 2004, p 59) sebagai berikut:
SML equation : Required return = on Stock I
Risk free + rate
ri =
rRF
+
Market risk premium
Stock i’s beta
(rM – rRF) bi
Brigham & Daves (International Financial Management, 2004, p53) menyatakan
bahwa
koefisien
beta
yang
digunakan
investor
seharusnya
menggambarkan volatilitas yang diharapkan dari suatu return saham terhadap return pasar dalam beberapa periode di masa yang akan datang. Akan tetapi, umumnya para investor menghitung beta dengan menggunakan data dari beberapa periode di masa lalu, dan mengasumsikan bahwa volatilitas saham akan relatif sama di masa yang akan datang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Kerangka Pikir Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, struktur modal merupakan
perpaduan sumber-sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan. Struktur modal dapat berupa hutang jangka panjang maupun ekuitas (saham). Proporsi sumber pembiayaan yang tepat sesuai kebutuhan dan kemampuan perusahaan merupakan tugas dari manajemen perusahaan itu sendiri. Penggunaan hutang jangka panjang sebagai sumber pembiayaan perusahaan mempunyai sisi positif dan sisi negatif. Sisi positifnya yaitu dengan penggunaan hutang, perusahaan diharuskan untuk membayar bunga pinjaman yang mengurangi operating profit, sehingga pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah semakin kecil. Apabila jumlah pajak yang disetor sedikit, maka net profit menjadi lebih besar dan tentunya akan menguntungan bagi pemegang saham. Hal ini dapat disebut sebagai tax benefit. Namun, di sisi lain dengan jumlah hutang yang besar dapat menyebabkan kemungkinan kebangkrutan, jika perusahaan ternyata tidak dapat membayar hutang tersebut beserta bunganya. Sedangkan dengan menggunakan ekuitas untuk pembiayaan perusahaan tidak memperoleh tax benefit, karena dividen yang dibagikan berasal dari net profit. Laba bersih yang diperoleh perusahaan sebagian ditahan untuk investasi dan sebagian lagi dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Dengan adanya pembagian 26
27
dividen, keuntungan perusahaan yang akan digunakan sebagai perluasan perusahaan menjadi semakin kecil. Namun, pembagian dividen ini bukan merupakan hutang yang wajib dibayarkan pada waktu tertentu. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen perusahaan perlu untuk menentukan struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal merupakan penyatuan sumber dana hutang dan ekuitas yang dapat meminimalkan biaya modal (cost of capital) dan pada akhirnya dapat memaksimalkan nilai perusahaan tersebut yang tercermin pada harga sahamnya. Struktur Modal
Hutang
Ekuitas
Tax Benefit
No Tax Benefit
Struktur Modal Optimal
Meminimalkan biaya modal
Memaksimalkan nilai perusahaan
Imbal hasil saham
Gambar 3.1 Kerangka Pikir
28
3.2
Gambaran Umum Perusahaan Berikut ini dijelaskan secara singkat 5 (lima) perusahaan terbuka yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta serta termasuk dalam industri otomotif dan komponennya. Perusahaan-perusahaan yang dipakai pada penelitian ini merupakan perusahaan yang telah mengalami pertumbuhan penjualan selama 3 (tiga) tahun terakhir sebesar lebih dari 10% ( 2005, “Peringkat Emiten Per Sektor”, Investor, edisi 122, p36).
3.2.1 PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk (ASII) didirikan pada tahun 1957 dengan alamat kantor pusat sekarang berada di Gedung AMDI, Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter Jakarta. ASII merupakan induk perusahaan investasi dan perusahaan operasional dalam beberapa sektor ekonomi penting di Indonesia. Saat ini Pemegang saham terbesar ASII adalah Jardine Cycle & Carriage Limited yaitu sebesar 49,85%, dengan komisaris utamanya Theodore P. Rahmat dan Direktur Utamanya yang baru terpilih akhir Mei 2005 yaitu Michael Dharmawan Ruslim. ASII telah terpilih sebagai “Emiten Terbaik 2005“ menurut versi majalah Investor. Menurut beberapa analis pasar modal, keberhasilan Astra terletak pada kemampuannya melakukan inovasi, jeli menangkap dan memanfaatkan peluang serta kemampuan manajemen mengelola perusahaan secara profesional sehingga dapat mencapai angka tertinggi dalam penilaian kinerja fundamental dan teknikal. Pendapatan usaha bersih meningkat tajam 40,7% menjadi Rp44,3 trilyun atau lebih
29
tinggi dibandingkan dengan tahun 2003 sejumlah Rp31,5 trilyun, sedangkan laba bersih yang bertambah 22,3% menjadi Rp5,4 trilyun dari Rp4,4 trilyun pada tahun sebelumnya, yang merupakan pencapaian tertinggi selama perusahaan berdiri.
3.2.2 PT Astra Otoparts Tbk PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) didirikan pada tanggal 20 September 1991 dengan nama PT Federal Adiwiraserasi yang kemudian pada tahun 1997 berubah namanya menjadi PT Astra Otoparts. AUTO merupakan perusahaan distributor otomotif dan komponen. Perusahaan ini beralamat di Jl. Raya Pagangsaan 2 KM 2,2 Kelapa Gading Jakarta 14250. Pemegang saham terbesarnya adalah PT Astra International Tbk yaitu sebesar 84,91% per 31 Mei 2005. Saat ini AUTO dipimpin oleh komisaris utamanya Tossin Himawan dan direktur utamanya Budi Setiawan Pranoto. Laba bersih yang diraih AUTO hingga akhir tahun 2004 telah meningkat sebesar 8,12% dari Rp 206,398 milyar menjadi Rp 223,158 milyar. Sedangkan penjualan bersihnya melonjak sebesar 35,93% yaitu dari Rp 2,151 trilyun sepanjang tahun 2003 menjadi Rp 2,924 trilyun selama tahun 2004. Sementara itu bila dilihat dari sisi neraca, jumlah aktiva AUTO mengalami peningkatan, yaitu dari Rp1,957 trilyun pada akhir Desember 2003 menjadi Rp2,436 trilyun pada 31 Desember 2004. Peningkatan juga terjadi di sisi kewajiban dan ekuitas, pada akhir Desember 2004 jumlah kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar perseroan masing-masing tercatat sebesar Rp766,124 milyar dan Rp101,990 milyar, padahal pada akhir 2003
30
lalu kedua pos tersebut masih berada di posisi Rp540,973 milyar dan Rp82,972 milyar. Sedangkan jumlah ekuitasnya naik dari Rp1,194 trilyun menjadi Rp1,398 trilyun. Peningkatan pada asset, hutang, dan ekuitas tersebut kira-kira lebih dari 20%.
3.2.3 PT Andhi Chandra Automotive Products Tbk PT Andhi Chandra Automotive Products (ACAP) didirikan pada tanggal 26 Januari 1976 di Jakarta dan bergerak di bidang industri alat-alat atau perlengkapan (spare-part) kendaraan bermotor. Perusahaan yang saat ini memiliki kantor pusat di Wisma ADR Jl. Pluit Raya I No.1, Jakarta ini menghasilkan dan mendistribusikan produk-produk antara lain saringan minyak pelumas, saringan udara, dan saringan bahan bakar. Pada akhir tahun 2004 ACAP telah membukan laba bersih sebesar Rp 20,440 milyar atau naik hampir 46% dibanding tahun 2003 sebesar Rp 14,008 milyar. Penjualan dan laba kotor yang dihasilkan perusahaan pada 2004 hanya meningkat sekitar 32% dari tahun sebelumnya, namun penekanan biaya dan pendapatan lain-lain telah mengdongkrak peningkatan laba bersihnya. Sementara itu dilihat dari sisi neraca, sampai akhir tahun 2004 tercatat adanya penurunan nilai aktiva sebesar 2% dibandingkan akhir tahun 2003 dan penurunan total ekuitas sebesar 6,4%. Sedangkan hutang bank mengalami peningkatan sebesar 25% dengan sebagian besar adalah hutang kepada Bank Mandiri dengan mata uang asing ( US Dollar).
31
3.2.4 PT Goodyear Indonesia Tbk PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) didirikan pada 11 Januari 1901 dan sebagai pembuat ban pertama kali di Indonesia. Sebelumnya perusahaan ini merupakan agen penjualan perusahaan karet dan ban Goodyear dari Amerika. GDYR yang berlokasi di Jl. Pemuda No. 27 Bogor – Jawa Barat, saat ini sebagian besar sahamnya dimiliki oleh The Goodyear Tire & Rubber Company (Amerika) sebesar 85%, dan roda perusahaan dijalankan oleh Douglas Brian Hampton sebagai komisaris utama dan Zakariah Ahmad sebagai direktur utamanya. Selama periode Januari-Desember 2004 penjulan GDYR tercatat mengalami kenaikan 30% lebih dibanding periode sama tahun 2003, yaitu menjadi Rp767,89 milyar, sedangkan laba bersihnya tumbuh 52% menjadi Rp24,99 milyar dari periode sebelumnya Rp16,436 milyar.
3.2.5 PT Selamat Sempurna Tbk PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) didirikan pada tanggal 19 Januari 1976 dengan komisaris utamanya saat ini adalah Darsuki Gani dan direktur utamanya Eddy Hartono. Kantor pusat SMSM beralamat di Wisma ADRI Jl. Pluit Selatan No. 1A Jakarta dan pabrik berada Jl. Kapuk Kamal Raya No. 88 Jakarta. Sampai dengan akhir kuartal ketiga 2004, SMSM telah membukukan kenaikan penjualan sebesar hampir 10% menjadi Rp 539,746 milyar dari 494,297 milyar pada 2003 periode yang sama. Namun, laba bersih yang dicatat hanya mengalami kenaikan sebesar 2%. Untuk periode yang sama, aktiva SMSM
32
mengalami kenaikan sebesar 8,7%, sedangkan kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan ekuitas masing-masing mengalami kenaikan sebesar 59%, 3%, dan hampir 1%.
3.3
Model dan Metode Analisis Model penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dan analitik. Penelitian
secara deskriptif dilakukan dengan melihat tabel, grafik, diagram yang berhubungan dengan saham dan kinerja perusahaan tersebut (data laporan keuangan). Selain itu juga dilakukan penelitian analitik dengan melakukan uji statistika terhadap variabelvariabel yang dianggap saling mempengaruhi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistika yaitu dengan menggunakan metode - metode:
1. Korelasi Metode korelasi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Korelasi dinyatakan oleh koefisien korelasi, untuk koefisien korelasi populasi ditunjukkan dengan ρ, sedangkan koefisien korelasi sampel ditunjukkan dengan r. Nilai r dapat berupa: -
jika r = 0, maka tidak ada korelasi antara variabel X dan Y.
-
jika r > 0, maka ada hubungan linear positif antara variabel X dan Y. Artinya jika salah satu variabel meningkat, maka variabel lainya juga
33
meningkat dan jika salah satu variabel menurun, maka variabel lainnya juga akan menurun. -
jika r < 0, maka ada hubungan linear negatif antara variabel X dan Y. Artinya jika salah satu variabel meningkat, maka variabel lainya akan menurun dan jika salah satu variabel menurun, maka variabel lainnya akan meningkat.
2. Regresi Berganda Metode regresi berganda digunakan untuk mengetahui apakah beberapa variabel bebas yang diujikan mempunyai pengaruh terhadap sebuah variabel terikat. Model persamaan untuk regresi berganda adalah: y = b 0 + b1X1 + b 2 X 2 + b n X n Metode analisis korelasi dan regresi berganda dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 13 dan Microsoft Excel.
34
Perusahaan
Laporan Keuangan
Capital Structure
Imbal hasil saham
Resiko saham
Hubungan variabel dependen dan variabel independen (utama dan pendukung)
Regresi berganda dengan variabel bebas Debt-to-Assets dan Debt-to-Equity
Ada multicollinear ?
Ya
Buang variabel yang menyebabkan multicollinear
Ya
Stepwise regression
Tidak F-test
t-test Cari variabel yang signifikan
Regresi berganda D/A, D/E, ditambah dengan empat variabel bebas pendukung
Ada multicollinear ?
Tidak F-test
Persamaan regresi berganda yang terbaik
t-test Cari variabel yang signifikan
Didapatkan variabel yang signifikan
Gambar 3.2 Model dan Metode Analisis
35
3.4
Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan terdiri atas dua variabel yaitu
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel terikat merupakan variabel yang dianggap dapat dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat yang telah dipilih untuk diujikan dalam penelitian ini adalah imbal hasil saham (return) dan risiko (risk), sedangkan variabel bebasnya adalah yang mencerminkan struktur modal perusahaan yang dipilih yaitu Debt to Asset Ratio (D/A Ratio) dan Debt to Equity Ratio (D/E Ratio). Selain itu juga ditambahkan variabel bebas lainnya yang dianggap sebagai faktor diluar struktur modal dan dapat mempengaruhi imbal hasil saham dan risiko, antara lain: tingkat pengembalian saham di pasar (IHSG), tingkat pengembalian (return) kurs rupiah terhadap dollar Amerika, Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE). Bila ditulis dalam notasi matematika, hubungan variabel terikat dan variabel bebas yang akan diujikan adalah sebagai berikut: Imbal hasil saham
= f{D/A Ratio, D/E Ratio}
Risiko
= f{D/A Ratio, D/E Ratio}
Imbal hasil saham
= f{D/A Ratio, D/E Ratio, return market, return kurs, ROA, ROE}
Risiko
= f{D/A Ratio, D/E Ratio, return market, return kurs, ROA, ROE }
36
3.5
Hipotesis Sebelum dilakukan pengujian terhadap data-data yang telah diperoleh,
terlebih dahulu ditentukan hipotesis atau pernyataan sementara dari rumusan permasalahan yang telah disebutkan di bab pertama. Hipotesis yang diberikan ada dua macam yaitu hipotesis nol (null hypothesis) dan hipotesis alternatif (alternative hypothesis). Hipotesis nol (H0) merupakan sebuah pernyataan mengenai nilai dari sebuah parameter populasi dan dianggap sebagai kebenaran sampai ditemukan bukti statistik yang menunjukkan sebaliknya. Sedangkan hipotesis alternatif (H1) berisi sangkalan atas hipotesis nol. Jadi hipotesis nol dan hipotesis alternatif memiliki pernyataan yang bertentangan, hanya satu hipotesis yang akan dinyatakan benar setelah dilakukan uji statistik. Menolak hipotesis nol berarti menerima hipotesis alternatif dan begitu pula sebaliknya (Aczel, 2004, p284). Berikut ini hipotesis-hipotesis yang akan diuji menggunakan tiga metode statistika (korelasi, regresi linier, regresi berganda): 1. Uji korelasi antara D/A dengan imbal hasil saham H0 (1): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara D/A dengan imbal hasil saham) H1 (1): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara D/A dengan imbal hasil saham) 2. Uji korelasi antara D/A dengan risiko saham H0 (2): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara D/A dengan risiko saham)
37
H1 (2): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara D/A dengan risiko saham) 3. Uji korelasi antara D/E dengan imbal hasil saham H0 (3): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara D/E dengan imbal hasil saham) H1 (3): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara D/E dengan imbal hasil saham) 4. Uji korelasi antara D/E dengan risiko saham H0 (4): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara D/E dengan risiko saham) H1 (4): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara D/E dengan risiko saham) 5. Uji korelasi antara return market dengan imbal hasil saham H0 (5): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara return market dengan imbal hasil saham) H1 (5): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara return market dengan imbal hasil saham) 6. Uji korelasi antara return market dengan risiko saham H0 (6): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara return market dengan risiko saham)
38
H1 (6): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara return market dengan risiko saham) 7. Uji korelasi antara return kurs dengan imbal hasil saham H0 (7): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara return kurs dengan imbal hasil saham) H1 (7): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara return kurs dengan imbal hasil saham) 8. Uji korelasi antara return kurs dengan risiko saham H0 (8): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara return kurs dengan risiko saham) H1 (8): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara return kurs dengan risiko saham) 9. Uji korelasi antara ROA dengan imbal hasil saham H0 (9): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara ROA dengan imbal hasil saham) H1 (9): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara ROA dengan imbal hasil saham) 10. Uji korelasi antara ROA dengan risiko saham H0 (10): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara ROA dengan risiko saham)
39
H1 (10): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara ROA dengan risiko saham) 11. Uji korelasi antara ROE dengan imbal hasil saham H0 (11): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara ROE dengan imbal hasil saham) H1 (11): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara ROE dengan imbal hasil saham) 12. Uji korelasi antara ROE dengan risiko saham H0 (12): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara ROE dengan risiko saham) H1 (12): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara ROE dengan risiko saham) 13. Uji regresi berganda D/A, D/E terhadap imbal hasil saham H0 (13): β1 = β2 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara D/A, D/E terhadap imbal hasil saham) H1 (13): Minimal ada satu βi ≠ 0 (Minimal ada satu diantara D/A, D/E mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham) 14. Uji regresi berganda D/A, D/E terhadap risiko saham H0 (14): β1 = β2 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara D/A, D/E terhadap risiko saham)
40
H1 (14): Minimal ada satu βi ≠ 0 (Minimal ada satu diantara D/A, D/E mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko saham) 15. Uji regresi berganda D/A, D/E, return market, return kurs, ROA, dan ROE terhadap imbal hasil saham H0 (15): β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara D/A, D/E, return market, return kurs, ROA, dan ROE terhadap imbal hasil saham) H1 (15): Minimal ada satu βi ≠ 0 (Minimal ada satu diantara D/A, D/E, return market, return kurs, ROA, dan ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham) 16. Uji regresi berganda D/A, D/E, return market, return kurs, ROA, dan ROE terhadap risiko saham H0 (16): β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara D/A, D/E, return market, return kurs, ROA, dan ROE terhadap risiko saham) H1 (16): Minimal ada satu βi ≠ 0 (Minimal ada satu diantara D/A, D/E, return market, return kurs, ROA, dan ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko saham) * Jika pada uji regresi berganda terjadi Multicollinearity, maka akan dilakukan stepwise regression untuk mencari persamaan terbaik, dan selanjutnya dilakukan kembali uji regresi berganda untuk persamaan terbaik tersebut.
41
3.6
Populasi dan Sampel Populasi adalah kumpulan objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
populasi yang dimaksud adalah seluruh laporan keuangan perusahaan yang tercatat dalam Bursa Efek Jakarta beserta seluruh harga saham yang diperdagangkan setiap harinya. Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih untuk diujikan. Sampel yang dipilih adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan tercatat yang merupakan bagian dari industri otomotif dan komponennya. Dari beberapa perusahaan yang ada dipilih kembali 5 (lima) perusahaan otomotif dan komponennya yang telah mengalami peningkatan penjualan selama 3 (tiga) tahun terakhir lebih dari 10%.
3.7
Metode Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini yaitu: debt ratio
(D/A Ratio dan D/E Ratio), ROA, ROE, dan harga saham perusahaan terpilih, serta IHSG yang dikeluarkan oleh BEJ dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika. Keseluruhan data tersebut dibatasi untuk periode 1 Januari 2002 hingga 31 Desember 2004. Debt ratio, ROA, dan ROE diperoleh dari laporan keuangan konsolidasi per semester yang telah dipublikasikan oleh perusahaan yang dipilih. Sedangkan harga saham, IHSG, dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika yang dipakai merupakan harga penutupan setiap akhir minggunya. Harga saham perusahaan dan
42
IHSG dapat diperoleh dari catatan transaksi Bursa Efek Jakarta dan nilai tukar mata uang diperoleh berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia.
3.8
Perhitungan Data Berikut ini akan dijelaskan cara-cara yang digunakan dalam menghitung data
sehingga siap untuk diolah (diujikan).
3.8.1 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham Karena data harga saham yang diambil merupakan harga penutupan tiap akhir minggunya, maka tingkat return yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus:
Re turn =
H arg a penutupan min ggu ini − H arg a penutupan min ggu sebelumnya H arg a penutupan min ggu sebelumnya
Sedangkan untuk menghitung risiko dapat dilakukan dengan cara: Risiko =
Cov(Re turn Saham, Re turn IHSG) σ returnIHSG
2
dimana: Cov(Re turn Saham, Re turn IHSG ) = n
σ Re turnIHSG 2 =
1 n ∑ (R i − R )(R IHSGi − R IHSG ) n − 1 i =1
∑ (Re turn IHSGi − Re turn IHSG ) 2 i =1
n −1
43
3.8.2 Debt Ratio Untuk menghitung debt ratio, data diperoleh dari laporan keuangan konsolidasi masing-masing perusahaan. Rumus yang dipakai adalah:
D/A =
Long term debt Total Assets
D/E =
Long term debt Total Equity
Sehingga data-data yang dibutuhkan yaitu jumlah hutang jangka panjang perusahaan tersebut, jumlah keseluruhan aset yang dimilikinya, dan jumlah keseluruhan ekuitas.
3.8.3 ROA dan ROE ROA dan ROE dihitung berdasarkan data laporan keuangan konsolidasi dengan menggunakan rumus:
ROA =
Net Income Total Assets
ROE =
Net Income Total Equity
3.8.4 Return Market dan Return Kurs Return market merupakan tingkat pengembalian yang didapat oleh keseluruhan pasar dan dalam pasar saham di BEJ diwakilkan oleh IHSG.
Re turn Market =
IHSG penutupan min ggu ini − IHSG penutupan min ggu sebelumnya IHSG penutupan min ggu sebelumnya
44
Sedangkan return kurs merupakan tingkat pengembalian yang didapat atas perubahan nilai tukar mata uang rupiah dengan dollar Amerika. Re turn Kurs =
Kurs penutupan min ggu ini − Kurs penutupan min ggu sebelumnya Kurs penutupan min ggu sebelumnya
3.8.5 Metode Korelasi Seperti telah dijelaskan di atas, korelasi untuk sampel dinyatakan dengan koefisien korelasi sampel, yang didapat dengan menggunakan rumus korelasi Pearson:
r=
∑ (Xi − X)(Yi − Y) ∑ (Xi − X) 2 ∑ (Yi − Y) 2
Untuk melihat hasil korelasi sample tersebut terhadap populasi yang diwakilinya, maka di lakukan t-test. T-test menguji koefisien korelasi populasi untuk melihat adanya hubungan linier antara dua variabel. t ( n − 2) =
r (1 − r 2 ) /(n − 2)
Kemudian hasil dari t-test tersebut dibandingkan dengan t-table pada level signifikan () tertentu, jika t-test < + t-table atau t-test > - t-table dan p-value > level
of significant maka hipotesis nol diterima. Namun, jika pada keadaan sebaliknya maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
45
3.8.6 Metode Regresi Berganda Dengan bantuan software SPSS atau Microsoft Excel, data-data yang dimasukkan akan langsung menghasilkan persamaan regresi berganda termasuk beta (b), standar deviasi beta (s(b)), t, p-value, serta VIF (variance inflation factor) untuk masing-masing variabel bebas. Dari hasil tersebut akan diketahui apakah terjadi
multicollinearity atau tidak. Multicollinearity dapat terjadi karena adanya redudansi variabel, yaitu ada hubungan antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas lainnya. Untuk menghilangkan multicollinearity cara yang paling umum digunakan yaitu dengan melakukan stepwise regression.
Stepwise regression bertujuan untuk menghilangkan variabel-variabel bebas yang saling berkorelasi dan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Sehingga pada akhirnya akan didapatkan persamaan regresi yang terbaik. Setelah persamaan regresi tersebut diperoleh, dilakukan F-test yang menguji persamaan regresi keseluruhan dan melihat apakah seluruh variabel bebas tersebut dapat secara tepat menjelaskan variabel terikat. F-test dilakukan dengan menggunakan tabel ANOVA (yang juga dapat diperoleh dari software): Source of Variation
Sum of Squares
Degree of Freedom
Mean Square
Regression
SSR
k
MSR =
Error
SSE
n – (k +1)
MSE =
Total
SST
n–1
SSR k
SSE n − (k + 1)
F-Ratio
F=
MSR MSE
46
Sama seperti t-test pada metode korelasi, hasil dari F-test tersebut dibandingkan dengan F-table pada level of signifikan () tertentu, jika F-test hasil hitung berada dalam critical region atau p-value lebih besar dari level of significant maka hipotesis nol diterima dan begitu pula sebaliknya. Bila hasil dari F-test ternyata didapatkan kesimpulan untuk menerima hipotesis alternatif, yang artinya ada variabel bebas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat, maka perlu dilakukan tes hipotesis (individual regresi) untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh paling signifikan. H0 : βi = 0 H1 : βi ≠ 0 Tes statistik yang dilakukan untuk menguji hipotesis tersebut adalah: t [ n −( k +1)] =
bi − 0 s(b i )
Untuk melihat seberapa baiknya kombinasi variabel-variabel bebas yang diujikan dalam menjelaskan variabel terikat pada model regresi berganda, digunakan
Multiple Coefficient of Determination (R2) dan Adjusted Multiple Coefficient of Determination (R2):
R2 =
SSR SSE = 1− SST SST
R 2 = 1 − (1 − R 2 )
n −1 n − (k + 1)
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
4.1
Hasil Perhitungan Data Data-data mentah yang telah didapat melalui berbagai sumber diolah dengan
menggunakan rumus perhitungan seperti yang telah tertulis pada bab III. Selanjutnya data-data hasil perhitungan tersebut dipakai dalam pengujian hubungan dan pengaruh menggunakan metode korelasi dan regresi berganda. Dari hasil pengujian akan diperoleh suatu kesimpulan berdasarkan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya.
4.1.1 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham Dari data harga penutupan mingguan lima saham yang dipilih dan harga penutupan mingguan IHSG, diperoleh data-data imbal hasil saham dan risiko saham untuk masing-masing saham perusahaan sebagai berikut: Tabel 4.1 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham ASII 2002 2003 2004 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Imbal Hasil 0.0348 -0.0036 0.0095 0.0143 0.0055 0.0214 Risiko 1.7795 2.4326 2.1287 1.4313 1.1523 0.4699
Tabel 4.2 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham AUTO 2002 2003 2004 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Imbal Hasil 0.0219 -0.0110 0.0013 0.0097 -0.0093 0.0172 Risiko 0.9542 1.4190 1.4713 0.5548 0.8460 0.7581
47
48
Tabel 4.3 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham ACAP 2002 2003 2004 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Imbal Hasil -0.0052 0.0143 0.0018 0.0010 0.0004 -0.0020 Risiko -0.0742 -0.2307 0.1493 0.0580 -0.0286 0.0441
Tabel 4.4 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham GDYR 2002 2003 2004 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Imbal Hasil 0.0042 -0.0062 -0.0018 -0.0003 0.0036 0.0339 Risiko 0.4592 0.0105 1.0364 0.2532 0.5387 1.0781
Tabel 4.5 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham SMSM 2002 2003 2004 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Imbal Hasil -0.0070 0.0003 0.0074 -0.0091 0.0092 0.0072 Risiko 0.3543 0.2280 0.3231 0.2085 0.5358 0.3939
4.1.2 D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE Dari data-data long-term debt, net income, total assets, dan total equity yang telah diperoleh dari laporan keuangan setiap perusahaan per semester untuk tahun 2002 – 2004, maka rasio-rasio keuangan setiap perusahaan adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE ASII 2002 2003 2004 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 D/A Ratio 0.2952 0.3270 0.2703 0.2013 0.1868 0.1314 D/E Ratio 1.6130 1.3178 0.8250 0.4711 0.5044 0.3120 ROA 0.0813 0.1389 0.0608 0.1613 0.0706 0.1381 ROE 0.4444 0.5596 0.1857 0.3776 0.1905 0.3279
49
D/A Ratio D/E Ratio ROA ROE
Tabel 4.7 Debt Ratio, ROA, dan ROE AUTO 2002 2003 2004 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 0.1026 0.0831 0.0325 0.0301 0.0063 0.0331 0.1969 0.1454 0.0552 0.0493 0.0110 0.0576 0.0943 0.1405 0.0700 0.1055 0.0488 0.0916 0.1810 0.2458 0.1189 0.1728 0.0854 0.1596
D/A Ratio D/E Ratio ROA ROE
Tabel 4.8 Debt Ratio, ROA, dan ROE ACAP 2002 2003 2004 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 0.0200 0.0112 0.0205 0.0203 0.0377 0.0282 0.0236 0.0130 0.0245 0.0243 0.0484 0.0354 0.0540 0.0838 0.0502 0.0947 0.0598 0.1410 0.0637 0.0975 0.0600 0.1135 0.0767 0.1770
D/A Ratio D/E Ratio ROA ROE
Tabel 4.9 Debt Ratio, ROA, dan ROE GDYR 2002 2003 2004 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 0.0020 0.0012 0.0003 0.0002 0.0000 0.0000 0.0031 0.0018 0.0005 0.0004 0.0000 0.0000 0.0234 0.0427 0.0285 0.0419 0.0451 0.0567 0.0363 0.0609 0.0402 0.0615 0.0698 0.0873
D/A Ratio D/E Ratio ROA ROE
Tabel 4.10 Debt Ratio, ROA, dan ROE SMSM 2002 2003 2004 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 0.1659 0.1687 0.1674 0.1566 0.1599 0.0000 0.2934 0.2829 0.2960 0.2773 0.2928 0.0000 0.0454 0.0689 0.0412 0.0757 0.0443 0.0881 0.0803 0.1155 0.0728 0.1340 0.0811 0.1672
50
4.1.3 Return Market dan Return Kurs Data harga penutupan mingguan IHSG dan harga penutupan mingguan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dihitung tingkat return-nya sehingga diperoleh data berikut ini yang siap untuk diolah:
IHSG Kurs
4.2
Tabel 4.11 Return Market dan Return Kurs 2002 2003 2004 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 0.0115 -0.0052 0.0091 0.0129 0.0015 0.0120 -0.0077 0.0003 -0.0030 0.0015 0.0044 0.0003
Analisis Hubungan dengan Metode Korelasi Dengan menggunakan data-data yang telah dihitung, selanjutnya dilakukan
pengujian hubungan antara variabel stuktur modal dan beberapa variabel lain dengan imbal hasil saham dan risiko. Pengujian hubungan menggunakan metode korelasi Pearson dengan bantuan fasilitas statistik yang telah disediakan oleh Microsoft Excel. Dari hasil pengujian akan diperoleh koefisien korelasi (r) antara dua variable yang menunjukkan seberapa kuat hubungan antara variabel. Selanjutnya dilakukan t-test untuk melihat hasil korelasi sampel tersebut terhadap populasi yang diwakilinya dan hasil t-test tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil t-table. Jika – t-tabel < t-test < t-tabel atau p-value > level signifikan (), maka diambil kesimpulan bahwa hipotesis nol diterima, dan jika terjadi keadaan yang sebaliknya, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
51
4.2.1 Uji Korelasi antara D/A Ratio dengan Imbal Hasil Saham Setelah dilakukan perhitungan untuk mencari koefisien korelasi dengan menggunakan rumus Pearson, didapatkan koefisien korelasi (r) antara D/A Ratio dengan imbal hasil saham adalah sebesar 0,1889. Hasil t-test dan p-value yang diperoleh masing-masing sebesar 1,0174 dan 0,318. Dengan menggunakan level signifikan 5%, maka t-table yang didapatkan untuk t0.025 dengan degree of freedom sebanyak 28 adalah ± 2,048. Dari hasil t-test 1,0174 < 2,048 dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan linier yang signifikan antara Debt to Asset Ratio dengan imbal hasil saham pada industri otomotif dan komponen. D/A Vs Imbal Hasil Saham
Imbal Hasil Saham
0.04 0.03 0.02 0.01 0 0.00 -0.01
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
-0.02 Debt to Asset Ratio
Gambar 4.1 Scatter Plot Diagram D/A Ratio Vs Imbal Hasil Saham
52
4.2.2 Uji Korelasi antara D/A Ratio dengan Risiko Saham Koefisien korelasi (r) antara D/A Ratio dengan risiko saham yang diperoleh adalah 0,6237, dengan hasil t-test 4,2225 dan p-value sebesar 0,000. Karena hasil ttest 4,2225 > 2,763 maka dapat diambil kesimpulan yaitu ada hubungan linier yang signifikan antara Debt to Asset Ratio dengan risiko saham pada level signifikan 1%. D/A Vs Risiko Saham 3.00
Risiko Saham
2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 -0.500.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
Debt to Asset Ratio
Gambar 4.2 Scatter Plot Diagram D/A Ratio Vs Risiko Saham
4.2.3 Uji Korelasi antara D/E Ratio dengan Imbal Hasil Saham Koefisien korelasi (r) antara D/E Ratio dengan imbal hasil saham yang diperoleh adalah 0,3114, dengan hasil t-test –1,734 dan p-value sebesar 0,094. Karena hasil t-test –1,734 < -1,701, maka dapat diambil kesimpulan yaitu pada level signifikan 10% terdapat hubungan linier yang signifikan antara Debt to Equity Ratio dengan imbal hasil saham.
53
D/E Vs Imbal Hasil Saham
Imbal Hasil Saham
0.04 0.03 0.02 0.01 0 0.00 -0.01
0.50
1.00
1.50
2.00
-0.02 Debt to Equity Ratio
Gambar 4.3 Scatter Plot Diagram D/E Ratio Vs Imbal Hasil Saham
4.2.4 Uji Korelasi antara D/E Ratio dengan Risiko Saham Koefisien korelasi (r) antara D/E Ratio dengan risiko saham yang diperoleh adalah 0,6989, dengan hasil t-test 5,1715 dan p-value sebesar 0,000. Karena hasil t-test 5,1715 > 2,763, dapat ditarik kesimpulan yaitu adanya hubungan linier yang signifikan antar Debt to Equity Ratio dengan risiko saham pada level signifikan 1%. D/E Ratio Vs Risiko Saham 3
Risiko Saham
2.5 2 1.5 1 0.5 0 -0.50.00
0.50
1.00
1.50
2.00
Debt to Equity Ratio
Gambar 4.4 Scatter Plot Diagram D/E Ratio Vs Risiko Saham
54
4.2.5 Uji Korelasi antara Return Market dengan Imbal Hasil Saham Koefisien korelasi (r) antara return market dengan imbal hasil saham yang diperoleh adalah 0,3365, dengan hasil t-test 1,8907 dan p-value sebesar 0,069. Karena hasil t-test 1,8907 > 1,701, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu pada level signifikan 10% terdapat hubungan linier yang signifikan antara return market dengan imbal hasil saham. Re turn Marke t Vs Imbal Hasil Saham
Imbal Hasil Saham
0.04 0.03 0.02 0.01
-0.010
-0.005
0 0.000 -0.01
0.005
0.010
0.015
-0.02 Return Market
Gambar 4.5 Scatter Plot Diagram Return Market Vs Imbal Hasil Saham
4.2.6 Uji Korelasi antara Return Market dengan Risiko Saham Koefisien korelasi (r) antara return market dengan risiko saham yang diperoleh adalah -0,0630, dengan hasil t-test -0,3338 dan p-value sebesar 0,741. Jadi kesimpulan yang diambil pada uji korelasi ini yaitu tidak ada hubungan linier yang signifikan antara return market dengan risiko saham.
55
Re turn Marke t Vs Risiko Saham 3.00 2.50 Risiko Saham
2.00 1.50 1.00 0.50 -0.010
-0.005
0.00 -0.500.000
0.005
0.010
0.015
Return Market
Gambar 4.6 Scatter Plot Diagram Return Market Vs Risiko Saham
4.2.7 Uji Korelasi antara Return Kurs dengan Imbal Hasil Saham Koefisien korelasi (r) antara return kurs dengan imbal hasil saham yang diperoleh adalah -0,1758. Karena hasil t-test -0,9451 > -2,048 dan p-value adalah sebesar 0,353, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu pada level signifikan 5% dan 10% tidak ada hubungan yang signifikan antara return kurs dan imbal hasil saham. Re turn Kurs Vs Imbal Hasil Saham
Imbal Hasil Saham
0.04 0.03 0.02 0.01
-0.010
-0.008
-0.006
-0.004
0.00 -0.002 0.000 -0.01
0.002
0.004
0.006
-0.02 Return Kurs
Gambar 4.7 Scatter Plot Diagram Return Kurs Vs Imbal Hasil Saham
56
4.2.8 Uji Korelasi antara Return Kurs dengan Risiko Saham Koefisien korelasi (r) antara return kurs dengan risiko saham yang diperoleh adalah -0,1100, dengan hasil t-test -0,5858 dan p-value sebesar 0,563. Jadi kesimpulan yang diambil pada uji korelasi ini yaitu pada level signifikan 5% maupun 10% tidak ada hubungan linier yang signifikan antara return kurs dengan risiko saham. Re turn Kurs Vs Risiko Saham 3.00 2.50 Risiko Saham
2.00 1.50 1.00 0.50 -0.010
-0.008
-0.006
-0.004
0.00 -0.002-0.500.000
0.002
0.004
0.006
Return Kurs
Gambar 4.8 Scatter Plot Diagram Return Kurs Vs Risiko Saham
4.2.9 Uji Korelasi antara ROA dengan Imbal Hasil Saham Koefisien korelasi (r) antara ROA dengan imbal hasil saham yang diperoleh adalah 0,1518, dengan hasil t-test 0,8127 dan p-value sebesar 0,423. Jadi kesimpulan yang dapat diambil pada uji korelasi ini yaitu pada level signifikan 5% maupun 10% tidak ada hubungan linier yang signifikan antara ROA dengan imbal hasil saham.
57
RO A Vs Imbal Hasil Saham
Imbal Hasil Saham
0.04 0.03 0.02 0.01 0 0.00 -0.01
0.05
0.10
0.15
0.20
-0.02 RO A
Gambar 4.9 Scatter Plot Diagram ROA Vs Imbal Hasil Saham
4.2.10 Uji Korelasi antara ROA dengan Risiko Saham Koefisien korelasi (r) antara ROA dengan risiko saham yang diperoleh adalah 0,3037, dengan hasil t-test 1,6866 dan p-value sebesar 0,103. Jadi kesimpulan yang dapat diambil pada uji korelasi ini yaitu adanya hubungan linier yang signifikan antara ROA dengan risiko saham pada level signifikan 10% RO A Vs Risiko Saham 3.00
Risiko Saham
2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 -0.500.00
0.05
0.10
0.15
RO A
Gambar 4.10 Scatter Plot Diagram ROA Vs Risiko Saham
0.20
58
4.2.11 Uji Korelasi antara ROE dengan Imbal Hasil Saham Koefisien korelasi (r) antara ROE dengan imbal hasil saham yang diperoleh adalah 0,3081, dengan hasil t-test 1,7135 dan p-value sebesar 0,098. Jadi kesimpulan yang diambil pada uji korelasi ini yaitu pada level signifikan 10% terdapat hubungan linier yang signifikan antara ROE dengan imbal hasil saham. RO E Vs Imbal Hasil Saham
Imbal Hasil Saham
0.04 0.03 0.02 0.01 0.00 0.00 -0.01
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
-0.02 RO E
Gambar 4.11 Scatter Plot Diagram ROE Vs Imbal Hasil Saham
4.2.12 Uji Korelasi antara ROE dengan Risiko Saham Koefisien korelasi (r) antara ROE dengan risiko saham yang diperoleh adalah 0,6773, dengan hasil t-test 4,8716 dan p-value sebesar 0,000. Karena hasil t-test 4,8716 > 2,763, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu pada level signifikan 1% terdapat hubungan linier yang signifikan antara ROE dengan risiko saham.
59
RO E Vs Risiko Saham 3.00
Risiko Saham
2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 -0.500.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
RO E
Gambar 4.12 Scatter Plot Diagram ROE Vs Risiko Saham
4.2.13 Ringkasan Hasil Korelasi Dari pengujian hubungan variabel stuktur modal dan beberapa variabel lainnya dengan imbal hasil saham dan risiko saham, ternyata didapatkan hasil bahwa pada level signifikan 10% hanya variabel D/E Ratio, return market, dan ROE mempunyai hubungan linier yang signifikan dengan imbal hasil saham. Sedangkan risiko saham mempunyai hubungan linier yang signifikan pada level 1% dan 10% dengan variabel-variabel D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE. Ringkasan hasil pengujian korelasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
60
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Korelasi Variabel D/A Ratio D/A Ratio D/E Ratio D/E Ratio R. Market R. Market R. Kurs R. Kurs ROA ROA ROE ROE
Vs Imbal Hasil Saham Vs Risiko Saham Vs Imbal Hasil Saham Vs Risiko Saham Vs Imbal Hasil Saham Vs Risiko Saham Vs Imbal Hasil Saham Vs Risiko Saham Vs Imbal Hasil Saham Vs Risiko Saham Vs Imbal Hasil Saham Vs Risiko Saham
Keterangan: *
pada level signifikan 1%
** pada level signifikan 10%
Koefisien Korelasi (r) 0.1888 0.6237 0.3114 0.6989 0.3365 -0.0630 -0.1758 -0.1100 0.1518 0.3037 0.3081 0.6773
p-value 0.318 0.000 0.094 0.000 0.069 0.741 0.353 0.563 0.423 0.103 0.098 0.000
Korelasi Tidak ada Ada* Ada** Ada* Ada** Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada** Ada** Ada*
61
4.3
Analisis Pengaruh dengan Metode Regresi Berganda Dengan menggunakan data-data yang telah dihitung, selanjutnya dilakukan
pengujian pengaruh variabel stuktur modal dan beberapa variabel lain terhadap imbal hasil saham dan risiko. Pengujian pengaruh menggunakan metode regresi berganda dengan bantuan fasilitas statistik yang telah disediakan oleh Microsoft Excel dan template regresi berganda yang disediakan oleh buku acuan. Pengujian tersebut akan menghasilkan suatu persamaan regresi berganda termasuk beta (b), standar deviasi (s(b)), t, p-value, serta VIF untuk masing-masing variabel bebas. Pengujian regresi berganda akan dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pengujian regresi berganda akan dilakukan dengan menggunakan variabel bebas utama yaitu Debt to Assets dan Debt to Equity. Dari pengujian tersebut akan diketahui apakah terdapat multicollinearity atau tidak. Bila tidak terdapat multicollinearity, selanjutnya dilakukan F-test untuk melihat pengaruh struktur modal terhadap imbal hasil saham dan risiko saham. Bila terdapat multicollinearity, maka akan dipilih variabel bebas utama yang paling signifikan untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya. Kedua, pengujian regresi berganda dilakukan dengan menggunakan variabel utama ditambah variabel pendukung yaitu, Return Market, Return Kurs, ROA, dan ROE. Dari pengujian tersebut juga akan diketahui apakah terdapat multicollinearity atau tidak. Jika tidak terjadi mullticollinearity, selanjutnya akan langsung dilakukan F-test. Akan tetapi jika terjadi mullticollinearity, maka selanjutnya akan dilakukan stepwise regression sampai didapatkan persamaan regresi yang terbaik dan dilanjutkan dengan F-test.
62
Jika hasil F-test > F-critical atau p-value > level signifikan, maka diperoleh kesimpulan hipotesis nol ditolak, yang artinya minimal ada satu variabel bebas yang diujikan memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya, dan perlu dilanjutkan dengan T-test untuk setiap variabel bebas tersebut. Sehingga akan diketahui variabel mana yang memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
4.3.1 Uji Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Imbal Hasil Saham Dengan menggunakan bantuan template perhitungan (Aczel, “Complete Business Statistics”, 2004) didapatkan hasil regresi berganda D/A, D/E terhadap imbal hasil saham sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Imbal Hasil Saham Multiple Regression Results Return 0 Intercept 0.0052 0.00294 1.77175 0.0877
1 D/A -0.0592 0.04916 -1.2042 0.2389
2 D/E 0.023 0.0125 1.8392 0.0769
VIF
5.4014
5.4014
ANOVA Table Source Regn. Error Total
SS 0.00057 0.00341 0.00398
df 2 27 29
b s(b) t
p-value
3
4
5
MS 0.0003 0.0001 0.0003
F 2.2529
FCritical 3.3541
R2
0.1430
6
p-value 0.1245
s
0.0112
Adjusted R2
0.0795
63
Hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa terjadi multicollinearity antara D/A dan D/E, karena kedua VIF untuk D/A dan D/E diperoleh adalah 5,4014. Sehingga perlu dilakukan stepwise regression untuk mendapatkan persamaan terbaik.
4.3.1.1 Stepwise Regression Stepwise regression perlu dilakukan guna mendapatkan variabel-variabel bebas yang dapat menjelaskan pengaruhnya dengan baik terhadap variabel terikatnya. Hasil stepwise regression dengan bantuan software SPSS menunjukkan bahwa diantara variabel D/A Ratio dan D/E Ratio, variabel yang paling baik menjelaskan pengaruhnya terhadap imbal hasil saham adalah D/E Ratio. Tabel 4.14 Hasil Regresi Sederhana D/E terhadap Imbal Hasil Saham Simple Regression Results Return 0 Intercept 0.0032 0.00244 1.312 0.2002
1 D/E 0.0094 0.00542 1.73413 0.0939
2
3
4
5
ANOVA Table Source Regn. Error Total
SS 0.00039 0.00359 0.00398
df 1 28 29
MS 0.0004 0.0001 0.0003
F 3.0072
FCritical 2.8938
R2
0.0970
b s(b) t
p-value
Persamaan terbaik yang diperoleh adalah: Imbal Hasil Saham = 0,0032 + 0,0094 D/E
6
p-value 0.0939
s
0.0113
Adjusted R2
0.0647
64
4.3.1.2 F-test Pada tabel ANOVA di atas telah diperoleh F-test sebesar 3,0072, sedangkan F-critical untuk = 10% adalah sebesar 2,8938. Karena hasil F-test lebih kecil dari F-critical dan p-value yang dihasilkan persamaan tersebut sebesar 0,0939, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada level signifikan 10% D/E Ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham. Selain itu tabel anova juga memperlihatkan nilai koefisien determinan R2 = 0,0970 dan adjusted R2 = 0,0647 yang artinya hanya 6,47% perubahan atau variasi dari imbal hasil saham dapat dijelaskan oleh D/E Ratio, sedangkan 93,53% dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain.
4.3.2 Uji Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Risiko Saham Hasil regresi berganda D/A,D/E terhadap risiko saham yang diperoleh adalah: Tabel 4.15 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Risiko Saham Multiple Regression Results Risk 0 Intercept 0.40923 0.13074 3.13002 0.0042
1 D/A -0.2665 2.18912 -0.1217 0.9040
2 D/E 1.2775 0.5565 2.2955 0.0297
VIF
5.4014
5.4014
ANOVA Table Source Regn. Error Total
SS 6.46422 6.7602 13.2244
df 2 27 29
b s(b) t
p-value
3
4
5
6
MS 3.2321 0.2504 0.5016
F 12.909
FCritical 3.3541
p-value
R2
0.4888
0.0001
s
0.5004
Adjusted R2
0.4509
65
Hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa terjadi multicollinearity antara D/A dan D/E, karena kedua VIF untuk D/A dan D/E diperoleh adalah 5,4014. Sehingga perlu dilakukan stepwise regression untuk mendapatkan persamaan terbaik.
4.3.2.1 Stepwise Regression Hasil stepwise regression dengan bantuan software SPSS menunjukkan bahwa diantara variabel D/A Ratio dan D/E Ratio, variabel yang paling baik menjelaskan pengaruhnya terhadap risiko saham adalah D/E Ratio. Tabel 4.16 Hasil Regresi Sederhana D/E terhadap Risiko Saham Simple Regression Results Risk 0 Intercept 0.40023 0.10591 3.77887 0.0008
1 D/E 1.21634 0.2352 5.17146 0.0000
2
3
4
5
ANOVA Table Source Regn. Error Total
SS 6.46051 6.76391 13.2244
df 1 28 29
MS 6.4605 0.2416 0.0003
F 26.744
FCritical 7.6357
R2
0.4885
b s(b) t
p-value
6
p-value 0.0000
s
0.4915
Adjusted R2
0.4703
Persamaan terbaik yang diperoleh untuk menjelaskan pengaruh struktur modal terhadap risik saham adalah: Risiko Saham = 0,40023 + 1,21634 D/E
66
4.3.2.2 F-test Pada tabel ANOVA di atas telah diperoleh F-test sebesar 26,744 dan F-critical untuk = 1% adalah sebesar 7,6357. Karena hasil F-test lebih besar dari F-critical dengan p-value yang dihasilkan dari persamaan tersebut sebesar 0,000, maka dapat diambil kesimpulan bahwa minimal D/E Ratio mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap risiko saham. Selain itu tabel anova juga memperlihatkan nilai koefisien determinan R2 = 0,4885 dan adjusted R2 = 0,4703 yang artinya bahwa perubahan atau variasi dari risiko saham dapat dijelaskan oleh D/E Ratio sebesar 47,03% dan sisanya sebesar 52,97% dijelaskan oleh factor lain.
4.3.3 Uji Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs, ROA, dan ROE terhadap Imbal Hasil Saham Hasil regresi berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs, ROA, ROE terhadap imbal hasil saham adalah sebagai berikut:
67
Tabel 4.17 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs, ROA, dan ROE terhadap Imbal Hasil Saham Multiple Regression Results Return
b s(b) t
p-value
0 Intercept -0.0009 0.00592 -0.1516 0.8808
1 D/A -0.0532 0.0558 -0.9526 0.3507
2 D/E 0.0208 0.0256 0.8117 0.4253
3 IHSG 0.6476 0.3469 1.8669 0.0747
4 Kurs 0.1578 0.6388 0.247 0.8071
5 ROA 0.0063 0.1677 0.0377 0.9703
6 ROE 0.0078 0.0796 0.0984 0.9225
VIF
7.0057
22.8209
1.2669
1.4206
8.9227
22.7642
Source Regn. Error Total
SS 0.00109 0.00288 0.00398
df 6 23 29
MS 0.0002 0.0001 0.0003
F 1.4536
FCritical 2.5277
R2
0.2749
ANOVA Table
pvalue 0.2379
s
0.0112
Adjusted R2
0.0858
Hasil pengujian tersebut memperlihatkan bahwa terjadi multicollinearity di antara variabel-variabel bebas yang diuji, karena terdapat dua variabel yang memiliki VIF yang sangat besar yaitu D/E dan ROE sehingga perlu dilakukan stepwise regression untuk mendapatkan persamaan regresi terbaik.
4.3.3.1 Stepwise Regression Dengan menggunakan software SPSS diperoleh hasil bahwa diantara enam variabel bebas yang diujikan hanya variabel Return Market dan ROE yang dapat menjelaskan pengaruhnya dengan baik terhadap imbal hasil saham. Hasil regresi berganda Return Market dan ROE terhadap imbal hasil saham adalah sebagai berikut:
68
Tabel 4.18 Hasil Regresi Berganda Return Market, ROE terhadap Imbal Hasil Saham Multiple Regression Results Return 0 Intercept
1 IHSG
2 ROE
-0.0037 0.00385 -0.951 0.3500
0.619 0.29525 2.09654 0.0455
0.031 0.016 1.9392 0.0630
VIF
1.0037
1.0037
ANOVA Table Source Regn. Error
SS 0.00088 0.0031
Total
0.00398
b s(b) t
p-value
3
4
5
6
df 2 27
MS 0.0004 0.0001
F 3.8439
FCritical 3.3541
p-value
29
0.0003
R2
0.2216
0.0340
s
0.0107
Adjusted R2
0.164
Persamaan terbaik yang menjelaskan imbal hasil saham: Imbal hasil saham = -0,0037 + 0,619 IHSG + 0,031 ROE Dari tabel anova diperoleh koefisien determinan R2 = 0,2216 dan adjusted R2 = 0,164 yang artinya hanya 16,40% perubahan atau variasi dari imbal hasil saham dapat dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari Return Market dan ROE, sedangkan 83,60% dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain.
4.3.3.2 F-test Dari tabel ANOVA diperoleh F-test untuk persamaan regresi tersebut adalah sebesar 3,8439 yang lebih besar dari F- critical yaitu 3,3541, dan didukung dengan pvalue sebesar 0,0340. Jadi kesimpulan yang diambil adalah bahwa pada level signifikan 5% minimal ada satu diantara return market dan ROE yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap imbal hasil saham.
69
4.3.3.3 T-test Karena dari F-test diperoleh hasil bahwa minimal ada satu diantara dua variabel bebas yang diujikan mempunyai pengaruh signifikan terhadap imbal hasil saham, selanjutnya dilakukan t-test untuk mengetahui variabel bebas mana yang mempunyai pengaruh signifikan. Hipotesis-hipotesis yang diujikan adalah: H0 : β1 = 0 (Return Market tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham) H1 : β1 ≠ 0 (Return Market mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham) dan H0 : β2 = 0 (ROE tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham) H1 : β2 ≠ 0 (ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham) Pada tabel hasil regresi berganda dapat dilihat t-test yang diperoleh untuk Return Market dan ROE masing-masing adalah sebesar 2,09654 dan -1,9392. Karena hasil t-test Return Market 2,0965 > t-table 2,052 dengan p-value sebesar 0,0455 maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada level signifikan 5% Return Market maupun mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham. Sedangkan ROE mempunyai pengaruh terhadap imbal hasil saham pada level 10% dengan hasil t-test -1,9392 < t-table -1,703 dengan p-value 0,0630.
70
4.3.4 Uji Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs, ROA, dan ROE terhadap Risiko Saham Hasil regresi berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs, ROA, ROE terhadap risiko saham adalah sebagai berikut: Tabel 4.19 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs, ROA, dan ROE terhadap Risiko Saham Multiple Regression Results Risk
b s(b) t
p-value
0 Intercept 0.47707 0.26409 1.80648 0.0839
1 D/A 1.52725 2.49119 0.61306 0.5459
2 D/E -0.5254 1.143 -0.4597 0.6501
3 IHSG 1.1225 15.486 0.0725 0.9428
4 Kurs -1.7711 28.519 -0.0621 0.9510
5 ROA -10.673 7.4879 -1.4254 0.1675
6 ROE 6.518 3.5557 1.8331 0.0798
VIF
7.0057
22.8209
1.2669
1.4206
8.9227
22.7642
Source Regn. Error Total
SS 7.47465 5.74977 13.2244
df 6 23 29
MS 1.2458 0.25 0.5016
F 4.9833
FCritical 2.5277
R2
0.5652
ANOVA Table
pvalue 0.0021
s
0.5
Adjusted R2
0.4518
Persamaan regresi yang diperoleh dari pengujian ini adalah: Risiko Saham = 0,47707 + 1,52725 D/A - 0,5254 D/E + 1,1225 IHSG - 1,7711 Kurs + 10,673 ROA + 6,518 ROE Hasil pengujian tersebut memperlihatkan terjadinya multicollinearity di antara variabel-variabel bebas yang diuji, dimana terdapat dua variabel yang memiliki VIF yang sangat besar yaitu D/E dan ROE sehingga perlu dilakukan stepwise regression untuk mendapatkan persamaan regresi terbaik.
71
4.3.4.1 Stepwise Regression Dengan menggunakan software SPSS diperoleh hasil bahwa diantara enam variabel bebas yang diujikan hanya variabel Return Market dan ROE yang dapat menjelaskan pengaruhnya dengan baik terhadap imbal hasil saham. Hasil regresi berganda Return Market dan ROE terhadap imbal hasil saham adalah sebagai berikut: Tabel 4.20 Hasil Regresi Berganda ROA, ROE terhadap Risiko Saham Multiple Regression Results Risk 0 Intercept 0.48613 0.20126 2.41548 0.0228
1 ROA -8.7464 3.55104 -2.463 0.0204
2 ROE 5.6318 1.0557 5.3347 0.0000
VIF
2.3175
2.3175
ANOVA Table Source Regn. Error
SS 7.37991 5.84451
Total
13.2244
b s(b) t
p-value
3
4
5
6
df 2 27
MS 3.69 0.2165
F 17.047
FCritical 5.4881
p-value
29
0.5016
R2
0.5581
0.0000
s
0.4653
Adjusted R2
0.5253
Persamaan terbaik yang menjelaskan risiko saham pada industri otomotif sebagai berikut: Risiko Saham = 0,48613 - 8,7464 ROA + 5,6318 ROE Dari tabel anova diperoleh koefisien determinan R2 = 0,5581 dan adjusted R2 = 0,5253 yang artinya hanya 52,53% perubahan atau variasi dari risiko saham dapat dijelaskan oleh perubahan atau variasi ROA dan ROE, sedangkan 47,47% dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain.
72
4.3.4.2 F-test Tabel ANOVA memperlihatkan hasil F-test persamaan regresi tersebut adalah sebesar 17,047 lebih tinggi dari F- critical 5,4881 dengan p-value yang dihasilkan 0,0000. Jadi kesimpulan yang diambil adalah pada level signifikan 1% minimal ada satu diantara variabel-variabel ROA dan ROE yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap risiko saham.
4.3.4.3 T-test Hipotesis-hipotesis yang diujikan untuk mengetahui variabel bebas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap risiko saham, adalah sebagai berikut: 1. H0 : β1 = 0 (ROA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko saham) H1 : β1 ≠ 0 (ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko saham) 2. H0 : β2 = 0 (ROE tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko saham) H1 : β2 ≠ 0 (ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko saham) Pada tabel 4.20 dapat dilihat ROA memiliki hasil t-test -2,463 > t-tabel 2,052 dengan p-value 0,0204, dan ROE memiliki hasil t-test 5,3347 > t-table 2,771 dengan p-value 0,000. Artinya ROE mempunyai pengaruh signifikan terhadap risiko saham
73
pada level signifikan 1%, sedangkan ROA mempunyai pengaruh signifikan terhadap risiko saham pada level signifikan 5%.
4.3.5 Ringkasan Hasil Regresi Berganda Dari pengujian pengaruh variabel stuktur modal dan beberapa variabel lainnya dengan imbal hasil saham dan risiko saham, ternyata didapatkan hasil bahwa hanya variabel return market dan ROE yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap imbal hasil saham. Sedangkan risiko saham dipengaruhi secara signifikan oleh variabel D/A Ratio, ROA, dan ROE. Ringkasan hasil pengujian regresi berganda dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Variabel Terikat
Tabel 4.21 Ringkasan Hasil Regresi Berganda Variabel Adjusted Variabel Bebas p-value F-test R2 Signifikan
Imbal Hasil D/E Saham
0.0939
6.47%
D/E
0.0000
47.03%
Imbal Hasil Return Market, Saham ROE
0.0340
Risiko Saham
Risiko Saham
ROA, ROE
Keterangan: *
pada level signifikan 1%
**
pada level signifikan 5%
*** pada level signifkan 10%
0.0000
Ada D/E*** pengaruh***
Ada D/E* pengaruh* Return Ada 16.40% Market**, pengaruh** ROE*** Ada 52.53% ROA**, ROE* pengaruh*
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan analisis dan uji statistik yang telah dilakukan, maka diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut: •
Hasil analisa korelasi menunjukkan bahwa hanya debt to equity ratio, return market, dan return on equity yang mempunyai hubungan dengan imbal hasil saham pada level signifikan 10%. Dari hasil analisis korelasi keempat variabel ini dengan imbal hasil saham, masing-masing variabel menolak hipotesis nol dengan nilai p-value dibawah level signifikan. Artinya, ada hubungan linier yang signifikan antara keempat variabel ini dengan imbal hasil saham. Berdasarkan hasil analisis korelasi juga diketahui bahwa debt to equity ratio, return market, dan return on equity menghasilkan nilai korelasi positif yang berarti hubungan diantara variabel tersebut dengan imbal hasil saham merupakan hubungan searah. Jika ketiga variabel tersebut meningkat maka imbal hasil saham juga akan meningkat, dan begitu pula sebaliknya. Sedangkan hubungan return kurs dan imbal hasil saham merupakan hubungan negatif, artinya jika salah satu variabel meningkat maka variabel lainnya akan menurun, begitu pula sebaliknya. Namun hasil t-test menunjukkan bahwa hubungan antara return kurs dan imbal hasil saham tidak signifikan.
74
75
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa memang ada hubungan yang signifikan antara struktur modal perusahaan, yang diwakili oleh debt to equity ratio, dengan imbal hasil saham pada industri otomotif dan komponen. •
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa debt to assets ratio, debt to equity ratio, ROA, dan ROE hubungan linier yang signifikan dengan risiko saham. Bahkan
debt to assets ratio, debt to equity ratio, dan ROE memiliki
hubungan yang sangat signifikan terhadap risiko saham, hal ini ditunjukkan dengan nilai p-value sebesar 0,000. Sedangkan ROA memiliki hubungan signifikan dengan risiko saham pada level 10%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara struktur modal perusahaan, yang diwakili oleh debt to assets ratio dan debt to equity ratio, dengan risiko saham pada industri otomotif dan komponen. •
Hasil uji regresi berganda untuk melihat pengaruh debt to assets ratio dan debt to equity ratio terhadap imbal hasil saham memperlihatkan bahwa kedua variabel bebas yang diujikan ternyata memiliki hubungan linier, sehingga perlu dilakukan stepwise regression. Hasilnya merupakan simple regression karena hanya ada satu variabel bebas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap imbal hasil saham yaitu debt to equity ratio pada level signifikan 10%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara struktur modal perusahaan, yang diwakili oleh debt to equity ratio, terhadap imbal hasil saham pada industri otomotif dan komponen.
76 •
Sama seperti pada uji regresi berganda pengaruh debt to assets ratio dan debt to equity ratio terhadap imbal hasil saham, uji regresi berganda terhadap risiko saham juga harus melalui tahap stepwise regression dengan hasil simple regression. Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa risiko saham sangat dipengaruhi oleh debt to equity ratio, dengan p-value sebesar 0,000 yang artinya sangat signifikan. Selain itu hasil F-test juga memperlihatkan bahwa 47% risiko saham dijelaskan dengan baik oleh debt to equity ratio. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara struktur modal perusahaan, yang diwakili oleh debt to equity ratio, terhadap risiko saham pada industri otomotif dan komponen.
•
Hasil akhir dari keseluruhan dari analisa regresi berganda yang telah dilakukan, ditemukan bahwa imbal hasil saham memang dipengaruhi oleh struktur modal perusahaan. Namun, hasil uji regresi berganda dengan memasukkan enam variabel bebas yaitu debt to assets ratio, debt to equity ratio, return market, return kurs, ROA, dan ROE diperoleh hasil bahwa hanya variabel Return Market dan ROE yang dapat menjelaskan pengaruhnya dengan baik terhadap imbal hasil saham. Perubahan atau variasi dari imbal hasil saham hanya dapat dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari Return Market dan ROE sebesar 16,40%, sedangkan sisa 83,60% dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain.
•
Sedangkan hasil akhir dari keseluruhan dari analisis regresi berganda juga menemukan bahwa risiko saham dipengaruhi oleh struktur modal perusahaan.
77
Akan tetapi setelah dilakukan analisa regresi berganda terhadap enam variabel bebas yang diujikan, diperoleh hasil bahwa hanya variabel ROA dan ROE yang dapat menjelaskan pengaruhnya dengan baik terhadap risiko saham. Perubahan atau variasi dari risiko saham hanya dapat dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari return on assets, dan return on equity sebesar 52,53% sedangkan sisa 47,47% dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain.
5.2
Saran Dari kesimpulan yang telah dibahas, maka berikut beberapa saran yang dapat
diberikan: •
Walaupun pasar saham di Indonesia sebagian besar saat ini masih mementingkan trend dari harga saham, akan tetapi perusahaan tetap perlu meningkatkan kinerja keuangannya serta berhati-hati dalam menetapkan kebijakan struktur modal perusahaan dan menjaga komposisi dari struktur modalnya tersebut. Karena saat ini tidak sedikit investor yang mulai mempertimbangkan pilihan investasinya melalui analisa fundamental dan melihat pada kondisi keuangan perusahaan. Hal ini terbukti dari hasil analisa bahwa ternyata komposisi struktur modal perusahaan akan mempengaruhi sikap investor saham dalam menentukan pilihan investasinya yang tercermin dari imbal hasil saham.
•
Perusahaan juga perlu memperhatikan komposisi hutang pada struktur modal di mana penggunaan hutang untuk mendanai perusahaan dapat mempengaruhi
78
risiko saham perusahaan. Hal ini mungkin disebabkan karena jika perusahaan menggunakan hutang yang lebih banyak maka risiko finansial perusahaan juga akan semakin besar. Pasar memperhatikan keadaan ini sehingga harga saham perusahaan mengalami pergerakan yang signifikan dan kemudian mempengaruhi risiko saham. •
Dari hasil analisis pengaruh struktur modal terhadap imbal hasil saham berdasarkan data dari tahun 2002 sampai 2004, selain profitabilitas ternyata struktur modal perusahaan dapat mempengaruhi imbal hasil saham perusahaan-perusahaan pada industri otomotif dan komponen. Sehingga investor
selayaknya
tidak
hanya
menginvestasikan
dananya
hanya
berdasarkan analisis teknikal semata akan tetapi juga mempertimbangkan hasil analisis fundamental terhadap perusahaan yang diinvestasikannya. •
Dari hasil analisis pengaruh struktur modal terhadap risiko saham berdasarkan data dari tahun 2002 sampai 2004, risiko saham perusahaan-perusahaan pada industri otomotif dan komponen dapat dipengaruhi oleh struktur modal dan profitabilitas perusahaan. Investor selayaknya menginvestasikan dananya dengan mempertimbangkan risiko atas saham yang diinvestasikannya. Oleh karena itu, investor perlu melakukan analisis fundamental terhadap perusahaan yang diinvestasikannya yaitu dengan menganalisa kebijakan perusahaan dalam menetapkan struktur modalnya dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit.
DAFTAR ACUAN
Aczel, Amir D. and Jayavel Sounderpandian. 2004, Complete Business Statistics, 5th ed., McGraw-Hill, New York. Bodie, Zvi, Alex Kane and Alan J. Marcus. 2005, Investment, 6th ed., McGraw-Hill, New York. Brigham, Eugene F. and Juel F. Houston. 2004, Fundamental of Financial Management, 10th ed., Thomson – South Western, Ohio. Brigham, Eugene F. and Phillip R. Daves. 2004, Intermediate Financial Management, 8th ed., Thomson – South Western, Ohio. Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, and David F. Scott, Jr. 2005, Financial Management: Principal and Application, 10th ed., Pearson – Prentice Hall, New Jersey. Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, Jeffrey F. Jaffe. 2002, Corporate Finance, 6th ed., McGraw-Hill, New York. Wild, John J., K.R. Subramanyam, Robert F. Halsey. 2003, Financial Statement Analysis, 8th ed., McGraw-Hill, New York.
79
DAFTAR PUSTAKA
Aczel, Amir D. and Jayavel Sounderpandian. 2004, Complete Business Statistics, 5th ed., McGraw-Hill, New York. Berenson, Mark L., David M. Levine, and Timothy C. Krehbiel. 2004. Basic Business Statistics: Concepts and Applications, 9th ed., Pearson – Prentice Hall, New Jersey. Bodie, Zvi, Alex Kane and Alan J. Marcus. 2005, Investment, 6th ed., McGraw-Hill, New York. Dasmi, La Ode Dahmiel. 2005, “PT Astra International Tbk: Konsisten Mengukir Prestasi”, Investor, no. 122, tahun VII 26 April – 9 Mei 2005, p 31. Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, and David F. Scott, Jr. 2005, Financial Management: Principal and Application, 10th ed., Pearson – Prentice Hall, New Jersey. Levine, David M., David Stephan, Timothy C. Krehbiel, Mark L. Berenson. 2005, Statistic for Managers Using Microsoft Excel, 4th ed., Pearson – Prentice Hall, New Jersey. Santosa, Purbayu Budi and Ashari. 2005, Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta. Sya.
2005. Menuju Pameran Kelas Dunia, [Online] Available: http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=4&id=194318&kat _id=105&kat_id1=148 [2005, April 14]
80
HARGA PENUTUPAN, IMBAL HASIL, DAN RISIKO SAHAM Periode: 01 Januari 2002 - 30 Juni 2002 Tanggal Penutupan Jan
ASII
Return ASII
AUTO
Harga Penutupan (Rp) / Return Return AUTO ACAP Return ACAP GDYR
Return GDYR
SMSM
Return SMSM
4 11 18 25
1,975 2,175 2,225 2,425
0.1013 0.0230 0.0899
1,225 1,325 1,350 1,375
0.0816 0.0189 0.0185
1875 1800 1800 1750
-0.0400 0.0000 -0.0278
4,900 4,900 4,900 4,900
0.0000 0.0000 0.0000
1,800 1,800 1,750 1,750
0.0000 -0.0278 0.0000
Feb
1 8 15 21
2,600 2,525 2,725 2,950
0.0722 -0.0288 0.0792 0.0826
1,475 1,625 1,625 1,650
0.0727 0.1017 0.0000 0.0154
1750 1650 1650 1650
0.0000 -0.0571 0.0000 0.0000
4,600 4,200 4,200 4,100
-0.0612 -0.0870 0.0000 -0.0238
1,750 1,550 1,550 1,550
0.0000 -0.1143 0.0000 0.0000
Mar
1 8 14 22 28
2,600 2,750 2,725 2,550 2,550
-0.1186 0.0577 -0.0091 -0.0642 0.0000
1,600 1,600 1,575 1,575 1,600
-0.0303 0.0000 -0.0156 0.0000 0.0159
1750 1600 1675 1675 1650
0.0606 -0.0857 0.0469 0.0000 -0.0149
4,100 4,100 4,100 4,100 4,500
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0976
1,550 1,450 1,450 1,725 1,725
0.0000 -0.0645 0.0000 0.1897 0.0000
Apr
5 12 19 26
2,975 3,400 3,900 3,825
0.1667 0.1429 0.1471 -0.0192
1,700 1,850 2,100 2,100
0.0625 0.0882 0.1351 0.0000
1650 1750 1675 1650
0.0000 0.0606 -0.0429 -0.0149
4,900 4,900 5,000 5,000
0.0889 0.0000 0.0204 0.0000
1,725 1,750 1,625 1,775
0.0000 0.0145 -0.0714 0.0923
Mei
3 10 17 24 31
3,925 4,200 4,250 3,850 4,425
0.0261 0.0701 0.0119 -0.0941 0.1494
2,125 2,125 2,050 1,750 2,050
0.0119 0.0000 -0.0353 -0.1463 0.1714
1650 1650 1650 1600 1650
0.0000 0.0000 0.0000 -0.0303 0.0313
5,600 5,600 5,600 5,200 5,200
0.1200 0.0000 0.0000 -0.0714 0.0000
1,800 1,750 1,750 1,750 1,675
0.0141 -0.0278 0.0000 0.0000 -0.0429
Juni
7 14 21 28
4,175 5,000 4,525 4,250
-0.0565 0.1976 -0.0950 -0.0608
1,950 2,125 2,000 2,000
-0.0488 0.0897 -0.0588 0.0000
1650 1625 1625 1625
0.0000 -0.0152 0.0000 0.0000
5,200 5,500 5,500 5,300
0.0000 0.0577 0.0000 -0.0364
1,500 1,475 1,450 1,450
-0.1045 -0.0167 -0.0169 0.0000
Average Return
0.0348
0.0219
-0.0052
0.0042
-0.0070
Risk
1.7795
0.9542
-0.0742
0.4592
0.3543
L-1
HARGA PENUTUPAN, IMBAL HASIL, DAN RISIKO SAHAM Periode: 1 Juli 2002 - 31 Desember 2002 Tanggal Penutupan Juli
ASII
Return ASII
AUTO
Harga Penutupan (Rp) / Return Return AUTO ACAP Return ACAP GDYR
Return GDYR
SMSM
Return SMSM
5 12 19 26
4,175 4,050 4,375 3,825
-0.0299 0.0802 -0.1257
1,950 1,875 1,875 1,550
-0.0385 0.0000 -0.1733
325 325 325 365
0.0000 0.0000 0.1231
5,300 5,300 5,300 5,000
0.0000 0.0000 -0.0566
1,450 1,450 1,475 1,375
0.0000 0.0172 -0.0678
Agt
2 9 16 23 30
3,350 3,250 3,150 3,500 3,200
-0.1242 -0.0299 -0.0308 0.1111 -0.0857
1,525 1,525 1,525 1,625 1,550
-0.0161 0.0000 0.0000 0.0656 -0.0462
370 395 350 380 415
0.0137 0.0676 -0.1139 0.0857 0.0921
5,000 5,000 4,000 4,500 4,500
0.0000 0.0000 -0.2000 0.1250 0.0000
1,425 1,450 1,500 1,450 1,400
0.0364 0.0175 0.0345 -0.0333 -0.0345
Sept
6 13 20 27
3,200 3,075 2,425 2,750
0.0000 -0.0391 -0.2114 0.1340
1,500 1,450 1,325 1,450
-0.0323 -0.0333 -0.0862 0.0943
440 455 460 460
0.0602 0.0341 0.0110 0.0000
4,500 4,500 4,500 4,500
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
1,425 1,425 1,450 1,475
0.0179 0.0000 0.0175 0.0172
Okt
3 11 18 25
2,625 2,100 1,825 1,900
-0.0455 -0.2000 -0.1310 0.0411
1,375 1,175 1,200 1,150
-0.0517 -0.1455 0.0213 -0.0417
455 455 455 455
-0.0109 0.0000 0.0000 0.0000
4,500 4,500 4,500 4,500
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
1,475 1,450 1,450 1,450
0.0000 -0.0169 0.0000 0.0000
Nov
1 8 15 22 29
2,075 1,825 1,925 2,450 2,500
0.0921 -0.1205 0.0548 0.2727 0.0204
1,250 1,175 1,225 1,250 1,275
0.0870 -0.0600 0.0426 0.0204 0.0200
470 460 460 465 435
0.0330 -0.0213 0.0000 0.0109 -0.0645
4,000 4,000 4,000 4,000 4,000
-0.1111 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
1,450 1,450 1,450 1,450 1,400
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 -0.0345
Des
4 13 20 27
2,675 2,525 3,325 3,150
0.0700 -0.0561 0.3168 -0.0526
1,275 1,275 1,400 1,400
0.0000 0.0000 0.0980 0.0000
435 425 450 450
0.0000 -0.0230 0.0588 0.0000
4,000 4,000 4,000 4,350
0.0000 0.0000 0.0000 0.0875
1,450 1,450 1,450 1,450
0.0357 0.0000 0.0000 0.0000
Average Return
-0.0036
-0.0110
0.0143
-0.0062
0.0003
Risk
2.4326
1.4190
-0.2307
0.0105
0.2280
L-2
HARGA PENUTUPAN, IMBAL HASIL, DAN RISIKO SAHAM Periode: 01 Januari 2003 - 30 Juni 2003 Tanggal Penutupan Jan
ASII
Return ASII
AUTO
Harga Penutupan (Rp) / Return Return AUTO ACAP Return ACAP GDYR
Return GDYR
SMSM
Return SMSM
3 10 17 24 31
3,150 2,300 2,425 2,350 2,100
-0.2698 0.0543 -0.0309 -0.1064
1,300 1,225 1,300 1,275 1,175
-0.0577 0.0612 -0.0192 -0.0784
450 450 450 450 450
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
4,350 4,350 4,350 4,350 4,350
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
1,450 1,450 1,450 1,450 1,450
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Feb
7 14 21 28
2,450 2,400 2,375 2,350
0.1667 -0.0204 -0.0104 -0.0105
1,250 1,275 1,275 1,225
0.0638 0.0200 0.0000 -0.0392
450 455 460 460
0.0000 0.0111 0.0110 0.0000
4,350 4,200 4,200 4,000
0.0000 -0.0345 0.0000 -0.0476
1,450 1,450 1,450 1,450
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Mar
7 14 21 28
2,325 2,325 2,450 2,600
-0.0106 0.0000 0.0538 0.0612
1,250 1,250 1,275 1,275
0.0204 0.0000 0.0200 0.0000
460 455 455 465
0.0000 -0.0109 0.0000 0.0220
3,400 3,400 3,400 4,000
-0.1500 0.0000 0.0000 0.1765
1,450 1,450 1,450 1,500
0.0000 0.0000 0.0000 0.0345
Apr
4 11 17 25
2,725 3,050 3,125 2,925
0.0481 0.1193 0.0246 -0.0640
1,300 1,500 1,575 1,475
0.0196 0.1538 0.0500 -0.0635
450 450 450 450
-0.0323 0.0000 0.0000 0.0000
4,100 4,200 4,200 3,750
0.0250 0.0244 0.0000 -0.1071
1,500 1,500 1,500 1,500
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Mei
2 9 14 23 29
3,025 3,400 3,250 3,350 3,600
0.0342 0.1240 -0.0441 0.0308 0.0746
1,500 1,575 1,550 1,525 1,575
0.0169 0.0500 -0.0159 -0.0161 0.0328
450 470 470 470 470
0.0000 0.0444 0.0000 0.0000 0.0000
3,600 3,900 3,900 3,850 4,000
-0.0400 0.0833 0.0000 -0.0128 0.0390
1,700 1,775 1,725 1,725 1,725
0.1333 0.0441 -0.0282 0.0000 0.0000
Juni
6 13 20 27
3,650 3,625 3,700 3,650
0.0139 -0.0068 0.0207 -0.0135
1,550 1,500 1,425 1,300
-0.0159 -0.0323 -0.0500 -0.0877
470 470 470 470
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
4,000 4,000 4,000 4,000
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
1,725 1,725 1,725 1,725
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Average Return
0.0095
0.0013
0.0018
-0.0018
0.0074
Risk
2.1287
1.4713
0.1493
1.0364
0.3231
L-3
HARGA PENUTUPAN, IMBAL HASIL, DAN RISIKO SAHAM Periode: 1 Juli 2003 - 31 Desember 2003 Tanggal Penutupan Juli
ASII
Return ASII
AUTO
Harga Penutupan (Rp) / Return Return AUTO ACAP Return ACAP GDYR
Return GDYR
SMSM
Return SMSM
4 11 18 25
3,575 4,100 3,900 3,750
0.1469 -0.0488 -0.0385
1,250 1,425 1,400 1,350
0.1400 -0.0175 -0.0357
470 470 485 485
0.0000 0.0319 0.0000
4,100 4,100 4,000 4,000
0.0000 -0.0244 0.0000
1,700 1,675 1,575 1,550
-0.0147 -0.0597 -0.0159
Agt
1 8 15 22 29
3,750 3,825 3,750 3,800 3,800
0.0000 0.0200 -0.0196 0.0133 0.0000
1,375 1,375 1,450 1,450 1,450
0.0185 0.0000 0.0545 0.0000 0.0000
480 480 480 480 480
-0.0103 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
4,000 3,900 3,800 3,800 3,800
0.0000 -0.0250 -0.0256 0.0000 0.0000
1,475 1,400 1,450 1,425 1,500
-0.0484 -0.0508 0.0357 -0.0172 0.0526
Sept
5 12 19 26
4,400 4,300 4,300 4,550
0.1579 -0.0227 0.0000 0.0581
1,475 1,600 1,575 1,600
0.0172 0.0847 -0.0156 0.0159
480 500 500 500
0.0000 0.0417 0.0000 0.0000
4,000 4,000 4,000 4,000
0.0526 0.0000 0.0000 0.0000
1,475 1,475 1,400 1,375
-0.0167 0.0000 -0.0508 -0.0179
Okt
3 10 17 24 31
4,750 4,825 4,775 4,675 4,350
0.0440 0.0158 -0.0104 -0.0209 -0.0695
1,650 1,650 1,650 1,625 1,575
0.0313 0.0000 0.0000 -0.0152 -0.0308
500 500 500 475 475
0.0000 0.0000 0.0000 -0.0500 0.0000
4,000 4,000 3,225 3,450 3,475
0.0000 0.0000 -0.1938 0.0698 0.0072
1,400 1,425 1,425 1,375 1,300
0.0182 0.0179 0.0000 -0.0351 -0.0545
Nov
7 14 21
4,600 4,475 4,475
0.0575 -0.0272 0.0000
1,550 1,500 1,500
-0.0159 -0.0323 0.0000
470 470 470
-0.0105 0.0000 0.0000
3,650 3,650 3,650
0.0504 0.0000 0.0000
1,325 1,350 1,300
0.0192 0.0189 -0.0370
Des
5 12 19 23
4,550 4,525 4,750 4,875
0.0168 -0.0055 0.0497 0.0263
1,525 1,550 1,550 1,550
0.0167 0.0164 0.0000 0.0000
470 475 475 480
0.0000 0.0106 0.0000 0.0105
3,950 3,950 3,950 3,950
0.0822 0.0000 0.0000 0.0000
1,350 1,325 1,325 1,350
0.0385 -0.0185 0.0000 0.0189
Average Return
0.0143
0.0097
0.0010
-0.0003
-0.0091
Risk
1.4313
0.5548
0.0580
0.2532
0.2085
L-4
HARGA PENUTUPAN, IMBAL HASIL, DAN RISIKO SAHAM Periode: 01 Januari 2004 - 30 Juni 2004 Tanggal Penutupan Jan
ASII
Return ASII
AUTO
Harga Penutupan (Rp) / Return Return AUTO ACAP Return ACAP GDYR
Return GDYR
SMSM
Return SMSM
2 9 16 23 30
5,100 5,650 5,700 5,600 5,200
0.1078 0.0088 -0.0175 -0.0714
1,525 1,650 1,700 1,650 1,575
0.0820 0.0303 -0.0294 -0.0455
480 480 480 480 480
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
3,750 3,900 4,250 4,250 4,100
0.0400 0.0897 0.0000 -0.0353
265 270 280 285 280
0.0189 0.0370 0.0179 -0.0175
Feb
6 13 20 27
5,350 5,350 5,550 5,400
0.0288 0.0000 0.0374 -0.0270
1,625 1,600 1,650 1,550
0.0317 -0.0154 0.0313 -0.0606
475 475 475 475
-0.0104 0.0000 0.0000 0.0000
4,000 4,050 4,100 4,000
-0.0244 0.0125 0.0123 -0.0244
280 270 270 260
0.0000 -0.0357 0.0000 -0.0370
Mar
5 12 19 26
5,700 5,350 5,400 5,150
0.0556 -0.0614 0.0093 -0.0463
1,550 1,375 1,400 1,375
0.0000 -0.1129 0.0182 -0.0179
475 475 475 475
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
4,000 3,875 3,900 3,900
0.0000 -0.0313 0.0065 0.0000
260 270 275 265
0.0000 0.0385 0.0185 -0.0364
Apr
2 8 16 23 30
5,600 5,600 5,300 6,100 5,700
0.0874 0.0000 -0.0536 0.1509 -0.0656
1,400 1,425 1,450 1,575 1,425
0.0182 0.0179 0.0175 0.0862 -0.0952
475 475 475 475 485
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0211
4,000 3,950 4,025 4,075 4,100
0.0256 -0.0125 0.0190 0.0124 0.0061
280 280 280 270 300
0.0566 0.0000 0.0000 -0.0357 0.1111
Mei
7 14 21 28
5,550 5,750 5,800 5,750
-0.0263 0.0360 0.0087 -0.0086
1,375 1,375 1,300 1,275
-0.0351 0.0000 -0.0545 -0.0192
485 485 485 485
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
4,100 3,850 3,500 3,500
0.0000 -0.0610 -0.0909 0.0000
315 300 280 245
0.0500 -0.0476 -0.0667 -0.1250
Juni
4 11 18 25
5,450 5,450 5,500 5,650
-0.0522 0.0000 0.0092 0.0273
1,275 1,300 1,250 1,175
0.0000 0.0196 -0.0385 -0.0600
485 485 485 485
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
3,600 3,750 3,500 4,000
0.0286 0.0417 -0.0667 0.1429
225 230 220 305
-0.0816 0.0222 -0.0435 0.3864
Average Return
0.0055
-0.0093
0.0004
0.0036
0.0092
Risk
1.1523
0.8460
-0.0286
0.5387
0.5358
L-5
HARGA PENUTUPAN, IMBAL HASIL, DAN RISIKO SAHAM Periode: 1 Juli 2004 - 31 Desember 2004 Tanggal Penutupan Juli
ASII
Return ASII
AUTO
Harga Penutupan (Rp) / Return Return AUTO ACAP Return ACAP GDYR
Return GDYR
SMSM
Return SMSM
2 9 16 23 30
5,750 5,700 5,650 5,850 5,550
-0.0087 -0.0088 0.0354 -0.0513
1,300 1,300 1,225 1,275 1,250
0.0000 -0.0577 0.0408 -0.0196
485 485 485 485 485
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
4,000 4,000 4,100 4,100 4,050
0.0000 0.0250 0.0000 -0.0122
255 285 245 270 245
0.1176 -0.1404 0.1020 -0.0926
Agt
6 13 20 27
5,650 5,800 5,750 6,400
0.0180 0.0265 -0.0086 0.1130
1,525 1,500 1,475 1,500
0.2200 -0.0164 -0.0167 0.0169
465 465 465 465
-0.0412 0.0000 0.0000 0.0000
4,100 4,150 4,300 4,400
0.0123 0.0122 0.0361 0.0233
255 245 250 250
0.0408 -0.0392 0.0204 0.0000
Sept
3 10 17 24
6,600 6,750 6,950 6,700
0.0313 0.0227 0.0296 -0.0360
1,500 1,575 1,625 1,600
0.0000 0.0500 0.0317 -0.0154
465 465 465 465
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
4,450 4,300 4,350 4,525
0.0114 -0.0337 0.0116 0.0402
250 285 300 310
0.0000 0.1400 0.0526 0.0333
Okt
1 8 15 22 29
7,000 7,650 7,950 7,950 7,850
0.0448 0.0929 0.0392 0.0000 -0.0126
1,700 1,775 1,725 1,675 1,700
0.0625 0.0441 -0.0282 -0.0290 0.0149
465 465 465 475 475
0.0000 0.0000 0.0000 0.0215 0.0000
4,725 6,100 6,600 6,500 6,500
0.0442 0.2910 0.0820 -0.0152 0.0000
300 300 340 325 325
-0.0323 0.0000 0.1333 -0.0441 0.0000
Nov
5 12 26
8,150 8,550 8,600
0.0382 0.0491 0.0058
1,775 1,850 1,900
0.0441 0.0423 0.0270
475 475 485
0.0000 0.0000 0.0211
8,300 8,000 8,300
0.2769 -0.0361 0.0375
325 310 300
0.0000 -0.0462 -0.0323
Des
3 10 17 23 30
9,300 9,450 9,650 9,700 9,600
0.0814 0.0161 0.0212 0.0052 -0.0103
1,925 1,800 1,850 1,950 1,925
0.0132 -0.0649 0.0278 0.0541 -0.0128
460 460 460 460 460
-0.0515 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
9,100 8,800 8,700 8,500 8,600
0.0964 -0.0330 -0.0114 -0.0230 0.0118
290 285 285 285 290
-0.0333 -0.0172 0.0000 0.0000 0.0175
Average Return
0.0214
0.0172
-0.0020
0.0339
0.0072
Risk
0.4700
0.7581
0.0441
1.0781
0.3939
L-6
DATA KEUANGAN PERUSAHAAN Periode: per 30 Juni 2002, 2003, 2004 dan per 30 Desember 2002, 2003, 2004 PT Astra International (ASII) (dalam jutaan rupiah) 2002 Semester 1 Semester 2 Long Term Debt 8,011,133 8,563,753 Total Assets 27,135,645 26,185,605 Total Equity 4,966,663 6,498,561 Net Income 2,207,083 3,636,608 PT Astra Otoparts (AUTO) (dalam jutaan rupiah) 2002 Semester 1 Semester 2 Long Term Debt 191,092 152,259 Total Assets 1,862,047 1,831,509 Total Equity 970,339 1,047,092 Net Income 175,639 257,379
2003 Semester 1 7,996,785 29,589,206 9,692,980 1,799,768
2004 Semester 2 5,516,685 27,404,308 11,710,712 4,421,583
2003 Semester 1 61,419 1,889,279 1,113,457 132,337
Semester 2 5,142,819 39,145,053 16,485,126 5,405,506
2004 Semester 2 58,865 1,957,303 1,194,707 206,398
PT Andhi Chandra Automotive Products (ACAP) (dalam rupiah) 2002 2003 Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2 Long Term Debt 2,701,910,905 1,550,464,379 2,849,904,393 3,003,036,289 Total Assets 135,055,862,559 138,463,199,251 139,039,655,120 147,905,401,492 Total Equity 114,467,453,643 119,014,475,810 116,367,821,736 123,389,576,768 Net Income 7,286,332,633 11,605,354,800 6,986,345,926 14,008,100,958
L-7
Semester 1 6,886,607 36,862,805 13,654,221 2,601,589
Semester 1 13,955 2,218,266 1,268,017 108,302
Semester 2 80,566 2,436,481 1,398,514 223,158
2004 Semester 1 Semester 2 5,411,542,969 4,091,857,081 143,569,365,396 144,933,262,565 111,872,127,148 115,515,290,202 8,582,550,380 20,440,713,434
DATA KEUANGAN PERUSAHAAN Periode: per 30 Juni 2002, 2003, 2004 dan per 30 Desember 2002, 2003, 2004 PT Goodyear Indonesia (GDYR) (dalam ribuan rupiah) 2002 Semester 1 Semester 2 Long Term Debt 829,562 480,848 Total Assets 409,134,567 385,547,832 Total Equity 263,461,883 270,259,883 Net Income 9,575,952 16,454,776 PT Selamat Sempurna (SMSM) (dalam rupiah) 2002 Semester 1 Semester 2 Long Term Debt 98,164,486,000 98,470,405,000 Total Assets 591,816,950,408 583,627,131,987 Total Equity 334,624,165,703 348,118,528,821 Net Income 26,875,693,586 40,222,626,888
2003 Semester 1 128,854 384,625,529 273,190,256 10,979,069
2004 Semester 2 94,065 392,262,794 267,294,383 16,436,082
2003 Semester 1 98,776,324,000 589,908,149,533 333,738,674,553 24,309,470,988
L-8
Semester 1
Semester 2
450,492,960 291,283,531 20,337,816
440,841,057 286,135,380 24,990,997
2004 Semester 2 99,082,243,000 632,609,649,320 357,327,605,902 47,898,402,338
Semester 1 99,388,162,000 621,745,069,040 339,401,795,393 27,527,597,490
Semester 2 650,930,144,026 343,158,403,575 57,371,201,049
ANGKA PENUTUPAN & RETURN IHSG NILAI KURS RUPIAH & RETURN KURS Periode: 1 Januari 2002 - 30 Juni 2002 Tanggal Penutupan Jan
IHSG
Angka Penutupan / Return Return IHSG Kurs Return Kurs
4 11 18 25
385.20 411.77 426.41 452.46
0.0690 0.0356 0.0611
10,365 10,425 10,400 10,454
0.0058 -0.0024 0.0052
Feb
1 8 15 21
453.91 436.98 449.38 459.39
0.0032 -0.0373 0.0284 0.0223
10,330 10,300 10,230 10,173
-0.0119 -0.0029 -0.0068 -0.0056
Mar
1 8 14 22 28
452.16 475.11 467.99 484.73 481.77
-0.0157 0.0508 -0.0150 0.0358 -0.0061
10,125 9,937 9,960 9,862 9,655
-0.0047 -0.0186 0.0023 -0.0098 -0.0210
Apr
5 12 19 26
508.99 531.51 532.78 539.96
0.0565 0.0442 0.0024 0.0135
9,605 9,540 9,380 9,363
-0.0052 -0.0068 -0.0168 -0.0018
Mei
3 10 17 24 31
544.08 543.91 531.58 506.95 530.79
0.0076 -0.0003 -0.0227 -0.0463 0.0470
9,331 9,287 9,075 8,984 8,785
-0.0034 -0.0047 -0.0228 -0.0100 -0.0222
Juni
7 14 21 28
514.03 545.00 525.86 505.01
-0.0316 0.0602 -0.0351 -0.0396
8,970 8,705 8,590 8,730
0.0211 -0.0295 -0.0132 0.0163
Average Return
0.0115
L-9
-0.0077
ANGKA PENUTUPAN & RETURN IHSG NILAI KURS RUPIAH & RETURN KURS Periode: 1 Juli 2002 - 31 Desember 2002 Tanggal Penutupan Juli
Angka Penutupan / Return Return IHSG Kurs Return Kurs
IHSG
5 12 19 26
492.78 479.61 484.85 441.88
-0.0267 0.0109 -0.0886
8,850 9,138 8,818 9,010
0.0325 -0.0350 0.0218
Agt
2 9 16 23 30
456.32 450.24 450.98 458.27 443.67
0.0327 -0.0133 0.0016 0.0162 -0.0319
9,141 8,960 8,843 8,866 8,867
0.0145 -0.0198 -0.0131 0.0026 0.0001
Sept
6 13 20 27
427.80 421.00 408.80 412.97
-0.0358 -0.0159 -0.0290 0.0102
8,867 8,930 9,035 9,012
0.0000 0.0071 0.0118 -0.0025
Okt
3 11 18 25
408.43 376.47 360.90 353.65
-0.0110 -0.0783 -0.0414 -0.0201
9,014 9,010 9,215 9,226
0.0002 -0.0004 0.0228 0.0012
Nov
1 8 15 22 29
371.14 365.70 374.15 381.45 390.42
0.0495 -0.0147 0.0231 0.0195 0.0235
9,228 9,208 9,032 9,014 8,976
0.0002 -0.0022 -0.0191 -0.0020 -0.0042
Des
4 13 20 27
397.08 391.22 425.12 424.95
0.0171 -0.0148 0.0867 -0.0004
8,970 8,868 8,877 8,905
-0.0007 -0.0114 0.0010 0.0032
Average Return
-0.0052
L-10
0.0003
ANGKA PENUTUPAN & RETURN IHSG NILAI KURS RUPIAH & RETURN KURS Periode: 1 Januari 2003 - 30 Juni 2003 Tanggal Penutupan Jan
Angka Penutupan / Return Return IHSG Kurs Return Kurs
IHSG
3 10 17 24 31
407.51 399.67 401.65 405.34 388.44
-0.0192 0.0050 0.0092 -0.0417
8,931 8,933 8,876 8,890 8,876
0.0002 -0.0064 0.0016 -0.0016
Feb
7 14 21 28
394.63 399.52 402.24 399.22
0.0159 0.0124 0.0068 -0.0075
8,867 8,935 8,881 8,905
-0.0010 0.0077 -0.0060 0.0027
Mar
7 14 21 28
389.79 387.88 394.04 404.43
-0.0236 -0.0049 0.0159 0.0264
8,875 8,910 9,025 8,899
-0.0034 0.0039 0.0129 -0.0140
Apr
4 11 17 25
405.68 438.55 443.86 435.04
0.0031 0.0810 0.0121 -0.0199
8,905 8,870 8,795 8,740
0.0007 -0.0039 -0.0085 -0.0063
Mei
2 9 14 23 29
447.82 469.63 467.94 472.11 494.78
0.0294 0.0487 -0.0036 0.0089 0.0480
8,661 8,535 8,451 8,325 8,279
-0.0090 -0.0145 -0.0098 -0.0149 -0.0055
Juni
6 13 20 27
510.69 510.48 511.45 506.78
0.0322 -0.0004 0.0019 -0.0091
8,175 8,230 8,230 8,280
-0.0126 0.0067 0.0000 0.0061
Average Return
0.0091
L-11
-0.0030
ANGKA PENUTUPAN & RETURN IHSG NILAI KURS RUPIAH & RETURN KURS Periode: 1 Juli 2003 - 31 Desember 2003 Tanggal Penutupan Juli
Angka Penutupan / Return Return IHSG Kurs Return Kurs
IHSG
4 11 18 25
504.10 524.69 525.50 510.08
0.0408 0.0015 -0.0293
8,203 8,218 8,270 8,525
0.0018 0.0063 0.0308
Agt
1 8 15 22 29
508.70 505.36 516.65 528.94 529.67
-0.0027 -0.0066 0.0223 0.0238 0.0014
8,480 8,553 8,547 8,406 8,535
-0.0053 0.0086 -0.0007 -0.0165 0.0153
Sept
5 12 19 26
582.32 578.38 585.67 599.84
0.0994 -0.0068 0.0126 0.0242
8,503 8,471 8,491 8,450
-0.0037 -0.0038 0.0024 -0.0048
Okt
3 10 17 24 31
621.86 644.82 649.65 634.57 625.55
0.0367 0.0369 0.0075 -0.0232 -0.0142
8,375 8,386 8,445 8,498 8,495
-0.0089 0.0013 0.0070 0.0063 -0.0004
Nov
7 14 21
626.74 610.34 617.08
0.0019 -0.0262 0.0110
8,490 8,522 8,537
-0.0006 0.0038 0.0018
Des
5 12 19 23
638.04 656.74 672.29 679.31
0.0340 0.0293 0.0237 0.0104
8,500 8,490 8,496 8,495
-0.0043 -0.0012 0.0007 -0.0001
Average Return
0.0129
L-12
0.0015
ANGKA PENUTUPAN & RETURN IHSG NILAI KURS RUPIAH & RETURN KURS Periode: 1 Januari 2004 - 30 Juni 2004 Tanggal Penutupan Jan
Angka Penutupan / Return Return IHSG Kurs Return Kurs
IHSG
2 9 16 23 30
704.50 753.69 770.33 785.88 752.93
0.0698 0.0221 0.0202 -0.0419
8,454 8,343 8,363 8,391 8,441
-0.0131 0.0024 0.0033 0.0060
Feb
6 13 20 27
758.92 773.14 794.47 761.08
0.0080 0.0187 0.0276 -0.0420
8,450 8,414 8,417 8,447
0.0011 -0.0043 0.0004 0.0036
Mar
5 12 19 26
778.01 738.15 742.91 714.13
0.0222 -0.0512 0.0064 -0.0387
8,580 8,610 8,560 8,620
0.0157 0.0035 -0.0058 0.0070
Apr
2 8 16 23 30
750.65 779.62 776.57 815.44 783.41
0.0511 0.0386 -0.0039 0.0501 -0.0393
8,593 8,581 8,615 8,629 8,661
-0.0031 -0.0014 0.0040 0.0016 0.0037
Mei
7 14 21 28
743.64 722.71 724.93 733.99
-0.0508 -0.0281 0.0031 0.0125
8,693 8,985 9,025 9,215
0.0037 0.0336 0.0045 0.0211
Juni
4 11 18 25
697.94 704.12 692.72 720.23
-0.0491 0.0089 -0.0162 0.0397
9,413 9,364 9,403 9,416
0.0215 -0.0052 0.0042 0.0014
Average Return
0.0015
L-13
0.0044
ANGKA PENUTUPAN & RETURN IHSG NILAI KURS RUPIAH & RETURN KURS Periode: 1 Juli 2004 - 31 Desember 2004 Tanggal Penutupan Juli
Angka Penutupan / Return Return IHSG Kurs Return Kurs
IHSG
2 9 16 23
745.03 761.14 756.09 766.37
0.0216 -0.0066 0.0136
9,307 8,994 8,915 9,043
-0.0336 -0.0088 0.0144
Agt
30 6 13 20 27
756.98 753.93 755.92 750.47 746.76
-0.0123 -0.0040 0.0026 -0.0072 -0.0049
9,168 9,191 9,265 9,227 9,287
0.0138 0.0025 0.0081 -0.0041 0.0065
Sept
3 10 17 24
786.49 797.78 814.63 819.82
0.0532 0.0144 0.0211 0.0064
9,273 9,290 9,010 9,105
-0.0015 0.0018 -0.0301 0.0105
Okt
1 8 15 22 29
835.91 855.72 857.59 850.77 860.49
0.0196 0.0237 0.0022 -0.0080 0.0114
9,145 9,084 9,102 9,086 9,090
0.0044 -0.0067 0.0020 -0.0018 0.0004
Nov
5 12 26
893.64 934.03 965.22
0.0385 0.0452 0.0334
9,061 9,051 8,960
-0.0032 -0.0011 -0.0101
Des
3 10 17 23 30
981.41 945.23 973.35 986.51 1000.23
0.0168 -0.0369 0.0297 0.0135 0.0139
9,038 9,190 9,310 9,305 9,355
0.0087 0.0168 0.0131 -0.0005 0.0054
Average Return
0.0120
L-14
0.0003
KORELASI ANTAR VARIABEL Correlations DA DA
DE
IHSG
KURS
ROA
ROE
RETURN
RISK
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 30 .903** .000 30 -.116 .540 30 -.139 .463 30 .315 .090 30 .713** .000 30 .189 .318 30 .624** .000 30
DE .903** .000 30 1 . 30 -.092 .628 30 -.213 .258 30 .285 .127 30 .803** .000 30 .311 .094 30 .699** .000 30
IHSG -.116 .540 30 -.092 .628 30 1 . 30 -.391* .033 30 .011 .953 30 -.061 .748 30 .336 .069 30 -.063 .741 30
KURS -.139 .463 30 -.213 .258 30 -.391* .033 30 1 . 30 .181 .338 30 -.019 .921 30 -.176 .353 30 -.110 .563 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
L-15
ROA .315 .090 30 .285 .127 30 .011 .953 30 .181 .338 30 1 . 30 .754** .000 30 .152 .423 30 .304 .103 30
ROE RETURN .713** .189 .000 .318 30 30 .803** .311 .000 .094 30 30 -.061 .336 .748 .069 30 30 -.019 -.176 .921 .353 30 30 .754** .152 .000 .423 30 30 1 .308 . .098 30 30 .308 1 .098 . 30 30 .677** .248 .000 .187 30 30
RISK .624** .000 30 .699** .000 30 -.063 .741 30 -.110 .563 30 .304 .103 30 .677** .000 30 .248 .187 30 1 . 30
STEPWISE REGRESSION – D/E VS RETURN
Model Summary
Model 1
R R Square .311a .097
Adjusted R Square .065
Std. Error of the Estimate .011327119
a. Predictors: (Constant), DE
ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .000 .004 .004
df 1 28 29
Mean Square .000 .000
F 3.007
Sig. .094a
a. Predictors: (Constant), DE b. Dependent Variable: RETURN
Coefficientsa
Model 1
(Constant) DE
Unstandardized Coefficients B Std. Error 3.202E-03 .002 9.400E-03 .005
Standardized Coefficients Beta .311
a. Dependent Variable: RETURN
L-16
t 1.312 1.734
Sig. .200 .094
Collinearity Statistics Tolerance VIF 1.000
1.000
STEPWISE REGRESSION – D/E VS RISK Model Summary
Model 1
R R Square .699a .489
Adjusted R Square .470
Std. Error of the Estimate .491496063
a. Predictors: (Constant), DE
ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 6.461 6.764 13.224
df 1 28 29
Mean Square 6.461 .242
F 26.744
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), DE b. Dependent Variable: RISK
Coefficientsa
Model 1
(Constant) DE
Unstandardized Coefficients B Std. Error .400 .106 1.216 .235
Standardized Coefficients Beta .699
a. Dependent Variable: RISK
L-17
t 3.779 5.171
Sig. .001 .000
Collinearity Statistics Tolerance VIF 1.000
1.000
STEPWISE REGRESSION – IHSG, ROE VS RETURN Model Summary
Model 1
R R Square .471a .222
Adjusted R Square .164
Std. Error of the Estimate .010709343
a. Predictors: (Constant), IHSG, ROE
ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .001 .003 .004
df 2 27 29
Mean Square .000 .000
F 3.844
Sig. .034a
a. Predictors: (Constant), IHSG, ROE b. Dependent Variable: RETURN
Coefficientsa
Model 1
(Constant) ROE IHSG
Unstandardized Coefficients B Std. Error -3.66E-03 .004 3.101E-02 .016 .619 .295
Standardized Coefficients Beta .330 .357
a. Dependent Variable: RETURN
L-18
t -.951 1.939 2.097
Sig. .350 .063 .046
Collinearity Statistics Tolerance VIF .996 .996
1.004 1.004
STEPWISE REGRESSION – ROA, ROE VS RISK Model Summary
Model 1
R R Square .747a .558
Adjusted R Square .525
Std. Error of the Estimate .465256372
a. Predictors: (Constant), ROA, ROE
ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 7.380 5.845 13.224
df 2 27 29
Mean Square 3.690 .216
F 17.047
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), ROA, ROE b. Dependent Variable: RISK
Coefficientsa
Model 1
(Constant) ROE ROA
Unstandardized Coefficients B Std. Error .486 .201 5.632 1.056 -8.746 3.551
Standardized Coefficients Beta 1.039 -.480
a. Dependent Variable: RISK
L-19
t 2.415 5.335 -2.463
Sig. .023 .000 .020
Collinearity Statistics Tolerance VIF .431 .431
2.318 2.318
RIWAYAT HIDUP Nama
: Lina Budhianti Koko
Tempat/Tanggal Lahir
: Semarang, 28 November 1980
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Katholik
Alamat
: Taman Alfa Indah Blok A13/2 Jakarta Barat 11640
Telepon
: 5843192
Riwayat Pendidikan: * SD Santo Yusup, Bandung ……………………………………… 1987 – 1993 * SMP Abdi Siswa, Jakarta ……………………………………….. 1993 – 1996 * SMU Regina Pacis, Jakarta ……………………………………… 1996 – 1999 * Universitas Bina Nusantara, Jakarta …………………………….. 1999 – 2003 * Pascasarjana Universitas Bina Nusantara, Jakarta ……………… 2004 – sekarang
Pengalaman Kerja: * PT Alfaraya Mitraniaga, Bandung ……………………………… 2003 – 2004 * PT Aviotech Internatioal………………………………………… 2005
RIWAYAT HIDUP Nama
: Yuliana
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 15 Juli 1978
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Katholik
Alamat
: Taman Alfa Indah Blok H4 no 2 Jakarta
Telepon
: 5348412
Riwayat Pendidikan: * SD Lemuel 1, Jakarta........……………………………………… 1985 – 1991 * SMP Tarsisius II, Jakarta……………………………………….. 1991 – 1994 * SMU Tarsisius II, Jakarta..……………………………………... 1994 – 1997 * Universitas Bina Nusantara, Jakarta …………………………… 1997 – 2002 * Pascasarjana Universitas Bina Nusantara, Jakarta …………….. 2004 – sekarang
Pengalaman Kerja: * PT Walet Kencana Perkasa……………………………............... 2002 – 2003 * PT Johnson Home Hygiene Products…………………………… 2003 – sekarang
RIWAYAT HIDUP Nama
: Dea Asdewi
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 13 Juni 1979
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Cendana No. 1B Blok B Cinere Depok
Telepon
: 7543807
Riwayat Pendidikan: * SD Yapenka, Jakarta ……………………………………………. 1985 – 1991 * SMPN 68, Jakarta ……………………………………………….. 1991 – 1994 * SMUN 34, Jakarta ……………………………………………….. 1994 – 1997 * Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta ………………………….. 1997 – 2003 * Pascasarjana Universitas Bina Nusantara, Jakarta ……………… 2004 – sekarang
Pengalaman Kerja: * PT Binaarta Parama, Jakarta ……………………………………. 2003 * American Express Bank Ltd, Jakarta …………………………… 2003 - sekarang