P-ISSN: 2303-1832 E-ISSN: 2503-023X 10 2015
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
285
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-biruni/index
ANALISIS FISIKA TERBENTUKNYA BAYANGAN PADA MATA Widya Wati Program Studi Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung E-mail:
[email protected]
Abstrak: Mata merupakan alat indra yang penting bagi tubuh. Melalui mata seorang manusia dapat melihat. Proses melihat benda yang dilakukan oleh mata dapat dianalisa secara fisika dalam bidang ilmu optik. Indra penglihatan terdiri dari tiga komponen utama: (1) mata yang memfokuskan bayangan dari dunia luar ke retina peka-cahaya, (2) sistem jutaan saraf yang menyalurkan informasi jauh ke dalam otak dan (3) koreks penglihatan, bagian dari otak tempat “semua dipadukan”. Fisika berperan pada ketiganya, tetapi fisika bagian pertama jauh lebih dipahami daripada fisika dua bagian yang terakhir. Oleh sebab itu dalam artikel ini pembahasan difokuskan analisis fisika terbentuknya bayangan pada mata. Dengan melakukan pendekatan fisika optik dapat ditentukan bagaimana posisi jatuhnya bayangan pada retina mata, dan berikut kelainan-kelainan yang terjadi pada mata sehingga dapat ditentukan lensa yang sesuai. Pada mata normal bayangan akan jatuh tepat pada retina mata. Untuk penderita rabun jauh bayangan jatuh di belakang retina sehingga untuk membantu melihat nornmal harus dibantu dengan lensa positif. Sedangkan untuk penderita rabun dekat, bayangan jatuh di depan retina, sehingga harus dibantu dengan lensa negatif. Kata Kunci: mata, pembentukan bayangan
PENDAHULUAN Mata menjadi alat optik yang paling penting pada manusia atau makhluk hidup. Sebagian besar pengetahuan kita tentang dunia di sekeliling kita didapat melalui mata. Perasaan tidak berdaya yang muncul saat kita terperangkap dalam kegelapan di lingkungan yang asing merupakan petunjuk kuat akan ketergantungan kita pada penglihatan. Indra penglihatan terdiri dari tiga komponen utama: (1) mata yang
memfokuskan bayangan dari dunia luar ke retina peka-cahaya (gambar 1), (2) sistem jutaan saraf yang menyalurkan informasi jauh ke dalam otak dan (3) koreks penglihatan, bagian dari otak tempat “semua dipadukan”. Kebuataan terjadi apabila salah satu dari ketiganya tidak berfungsi. Fisika berperan pada ketiganya, tetapi fisika bagian pertama jauh lebih dipahami daripada fisika dua bagian yang terakhir.
Gambar 1. Komponen utama indra penglihatan
286
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
Walaupun mata memiliki banyak
dengan cahaya kurang dari 0,1 % dari
kemiripan dengan kamera, namun lebih
yang kita butuhkan untuk melihat warna.
banyak persamaan yang terdapat antara
Perbedaan sensitivitas yang besar ini
mata dan sistem TV berwarna sirkuit
analog dengan perbedaan antara film
tertutup.
hitam-putih
Lensa
kamera
TV
analog
kecepatan
tinggi
yang
dengan kornea dan lensa mata; kabel
sensitive dan film berwarna yang jauh
sinyal adalah saraf optikus, dan monitor
kurang sensitive yang kita gunakan
pemantau adalah korteks penglihatan.
dikamera.
Saat cahaya terang kita melihat bendabenda dalam warna yang hidup. Pada
KAJIAN PUSTAKA
cahaya temaram mata bekerja seperti
1. Bagian-bagian mata
kamera TV hitam putih seper peka yang memungkinkan
kita
melihat
benda
Bagian-bagian mata dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2. Struktur anatomi mata
a. Sklera
(bagian
putih
mata):
b. Konjungtiva:
selaput
tipis
yang
merupakan lapisan luar mata berupa
melapisi bagian dalam kelopak mata
selubung berserabut putih dan relatif
dan bagian luar sklera.
kuat.
c. Kornea: struktur transparan yang menyerupai
kubah,
merupakan
pembungkus dari iris, pupil dan bilik
287
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
anterior
serta
memfokuskan
membantu
cahaya.
Memiliki
j. Bintik buta: cakram optik yang merupakan
bagian
diameter sekitar 12 mm dan jari-jari
hidung,
merupakan
kelengkungan sekitar 8 mm.
percabangan
d. Lapisan koroid: lapisan tipis di
fovea
serat
dekat tempat
saraf
dan
pembuluh darah ke retina, tidak mengandung
darah dan suatu bahan pigmen, tidak
kerucut, terletak pada region sekitar 3–
menutupi kornea. e. Pupil: daerah hitam di tengah-tengah iris. f. Iris:
sel
batang
ataupun
dalam sklera yang berisi pembuluh
.
k. Humor aqueous: cairan jernih dan encer yang mengalir di antara lensa
jaringan
berwarna
yang
dan kornea (mengisi segmen anterior
berbentuk cincin, menggantung di
mata),
belakang kornea dan di depan lensa;
makanan bagi lensa dan kornea;
berfungsi mengatur jumlah cahaya
dihasilkan oleh prosesus siliaris.
yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil. g. Lensa: struktur cembung ganda yang
serta
merupakan
sumber
l. Humor vitreous: gel transparan / cairan kental yang terdiri dari bahan berbentuk
serabut,
terdapat
di
tergantung diantara humor aqueus
belakang lensa dan di depan retina
dan vitreus; berfungsi membantu
(mengisi segmen posterior mata)
memfokuskan cahaya ke retina. h. Retina: lapisan jaringan peka cahaya
2. Sistem optik mata
yang terletak di bagian belakang bola
Sistem optik mata memiliki ciri
mata, berfungsi mengirimkan pesan
khusus sebagai berikut, sebagian besar
visuil melalui saraf optikus ke otak.
tidak didapatkan bahkan pada kamera
Retina terbagi menjadi 10 lapisan dan
paling mahal sekalipun.
memiliki reseptor cahaya aktif yaitu
a. Mata dapat mengamati kejadian pada
sel batang dan sel kerucut pada
sudut
yang
sangat
besar
selagi
lapisan ke-9.
memandang
sebuah
benda
yang
i. Saraf optikus: kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.
terletak
tepat
didepannya
cermat (gambar 3)
secara
288
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
Gambar 3. Mata yang melihat lurus ke depan memiliki sudut penglihatan yang besar
b. Berkedip merupakan alat pembersih
pasokan darah, kornea terdiri dari sel-
dan pelumas built-in (terpasang tetap
sel hidup dan dapat memperbaiki
dan siap pakai) bagi lensa depan
kerusakan lokal
(kornea).
g. Mata memiliki sistem pengendali
c. Terdapat sistem pemfokusan otomatis cepat
yang
memungkinkan
tekanan
otomatis
yang
kita
mempertahankan tekanan internalnya
melihat benda sampai sedekat 20 cm
sekitar 1,6 kPa (12mmHg) sehingga
(sekitar 8 in) dalam satu detik dan
bentuk
kemudian melihat benda jauh. Pada
dipertahankan.
Apabila
keadaan rileks, focus untuk mata
mata
cepat
normal terpasang untuk jarak “tak
bentuknya semula.
terhingga” (melihat jauh d. Mata dapat bekerja secara efektif
h. Mata
bola
dengan
mata
terletak
terlindung
kuat
di
dapat „penyok‟,
kembali
wadah yang
ke
yang hamper
menerima cahaya dengan rentang
seluruhnya diliputi tulang. Masing-
intensitas yang sangat lebar, yaitu
masing mat bersandar pada bantalan
sekitar 10 milyar berbanding satu
lemak yang meredam goncangan
(1010:1), siang hari yang terik sampai
keras
malam gulita.
i. Bayangan tampak terbalik di retina
e. Mata memiliki sistem penyesuaian
peka-cahaya di bagian belakang bola
bukaan lensa yang otomatis (iris)
mata tetapi otak secara otomatis
f. Kornea memiliki penghapus goresan yang built-in; walaupun tidak dapat
mengoreksi hal ini
289
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
Gambar 4. Indra penglihatan dalam banyak hal serupa dengan sistem TV berwarna sirkuit tertutup. Indra penglihatan lebih unggul di segala aspek kecuali kemudahan pemasangannya
j. Otak
memadukan
bayangan
dari
k. Otot
mata
memungkinkan
mata
kedua mata sehingga kita memiliki
bergerak fleksibel ke atas dank e
persepsi kedalaman yang baik dan
bawah, ke samping, dan secara
penglihatan
diagonal. Setelah sedikit latihan, mata
tiga
dimensi
sejati.
Apabila penglihatan diri salah satu
bahkan
mata lenyap, penglihatan dari mata
melingkar
dapat
dibuat
bergerak
yang tersisa masih memadai untuk sebagian besar kebutuhan
Gambar 5. Enam otot mata kenan memungkinkan mata melakukan beragam gerakan. Otot-otot bekerja berpasangan: satu pasang mengendalikan gerakan ke atas dan ke bawah (U-D), satu pasang mengendalikan gerakan ke kiri dank e kanan (L-R) dan satu pasang mengendalikan gerakan rotasi (R ). Otot rotasi berjalan melewati lengkung tulang. Keenam otot melekat ke tengkorak di belakang mata
290
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
3. Mekanime
Penglihatan
dan
yang sangat halus disebut batang dan
Bayangan
pada
kerucut dan memancarkan informasi
Pembentukan
yang diterima saraf optik dan dikirim ke
Mata Sistem optik yang paling penting bagi manusia adalah mata. Di depan lensa
mata
membentuk
terdapat suatu
selaput
celah
otak. Apabila kita ingin melihat benda
yang
yang jauh letaknya maka otot siliari akan
lingkaran.
mengendor dan berakibat sistem lensa
Selaput inilah yang disebut
iris dan
kornea
berada
pada
panjang
focus
berfungsi memberi warna pada mata.
maksimumnya yaitu kira-kira 2,5 cm
Celah lingkaran disebut pupil. Lebar
(jarak dari kornea ke retina). Bila letak
pupil
benda didekatkan maka otot siliari akan
dikendalikan
iris
sesuai
cahaya
yang
meningkatkan
yang
sehingga mengurangi panjang fokusnya
memasuki mata dikendalikan oleh iris.
dan bayangan akan difokuskan ke retina.
Iris mengatur ukuran biji mata, sedang
Proses perubahan kelengkungan lensa
tebal lensa dikendalikan oleh otot siliari.
inilah yang disebut akomodasi.
dengan
oleh
intensitas
mengenainya.
Jumlah
cahaya
kelengkungan
lensa
Kornea mata adalah bagian depan mata
Jarak terdekat (posisi benda di
memiliki lengkung yang lebih tajam yang
depan mata) dimana lensa memfokuskan
dilapisi oleh selaput bening. Di belakang
cahaya yang masuk tetap jatuh di retina
kornea terdapat cairan (aqueous humor).
disebut titik dekat. Jika benda lebih
Cairan ini berfungsi untuk membiaskan
didekatkan ke mata maka lensa tidak
cahaya yang masuk ke dalam mata. Di
dapat memfokuskan cahaya. Cahaya
bagian yang lebih dalam lagi terdapat
yang masuk tidak jatuh di retina maka
lensa yang dibuat dari bahan
bening,
bayangan menjadi kabur. Posisi titik
berserat dan kenyal. Lensa inilah disebut
dekat ini beragam dari satu orang ke
lensa mata/ lensa kristalin.
orang yang lain dan berubah dengan
Cahaya memasuki mata melalui iris
meningkatnya
usia.
Sebagai
contoh,
menembus biji mata, dan oleh lensa
seseorang yang usianya 10 tahun maka
difokuskan sehingga jatuh ke retina atau
titik dekatnya dapat sekitar 7 cm di depan
selaput jala. Retina adalah lapisan serat
mata, sedang seseorang yang usianya 60
saraf yang menutupi bagian belakang.
tahun maka titik dekatnya dapat sekitar
Retina mengandung struktur indracahaya
200 cm.
291
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
Bagaimana
proses
pembentukan
bayangan di retina jika mata kita melihat suatu
benda?
Proses
bayangan di retina ditunjukkan pada Gambar 6.
pembentukan
Gambar 6. Proses Pembentukan bayangan di retina
Benda yang tingginya
y terletak
4. Refraksi Mata
pada jarak S1 maka tampak kecil karena
Sistem lensa mata yang positif
bayangan yang terbentuk di retina kecil
menyebabkan terkumpulnya sinar hasil
dengan tinggi bayangan y‟. Bayangan
pembiasan pada retina. Posisi bintik
yang ditangkap di retina adalah nyata,
kuning retina sendiri terletak pada garis
terbalik, dan
median dari sistem lensa mata. Bila sinar
diperkecil. Otak kitalah
yang menerjemahkan sehingga kalau kita
datang
sejajar
sumbu
utama
melihat suatu benda maka kita dapat
dibelokan melalui
melihat seolah-olah bayangan tegak dan
sedangkan bila sinar datang melalui pusat
tidak terbalik.
kelengkungan lensa akan diteruskan dan
jari-jari
akan lensa,
bila sinar datang dari arah selain itu akan dibelokan sejajar sumbu utama.
Gambar 7. Bentuk refraksi sinar pada mata
292
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
Konvergensi
tepat
pada
retina
semacam ini dapat diatasi
dengan
hanya diperoleh bila benda yang dilihat
memasang lensa positif atau kaca mata
berada 6 meter atau lebih jauhnya dari
berlensa cembung (positif).
mata. Bila jarak benda kurang
dari 6
Kacamata
berlensa
cembung
meter, maka konvergensi berkurang dan
membantu cahaya pembentuk bayangan
bayangan yang terbentuk tidak tepat pada
tetap jatuh di retina. Proses pembentukan
retina. Jarak 6 meter adalah jari-jari
bayangan di retina pada orang yang
kelengkungan
menderita rabun jauh ditunjukkan pada
lensa
mata,
sehingga
benda harus berada di ruang 3 agar
Gambar 9.
bayangan yang terbentuk tepat pada retina.
Semakin
jauh
jarak
benda,
semakin jelas bayangan yang terbentuk.
5. Kelainan Refraksi Jika kemampuan otot siliar untuk mengatur
kelengkungan
lensa
mata
Gambar 9. Proses pembentukan bayangan di retina
kurang maka dapat berakibat lensa mata
pada orang yang menderita rabun
kurang cembung. Hal ini mengakibatkan
jauh dengan bantuan lensa positif
cahaya
pembentuk
bayangan
yang Di lain pihak, jika kemampuan otot
terbentuk akan jatuh di belakang retina seperti ditunjukkan pada Gambar 8.
siliari terlalu kuat dan berakibat lensa mata terlalu cembung maka bayangan yang terbentuk akan jatuh di depan retina, seperti ditunjukkan pada gambar 10.
Gambar 8. Proses pembentukan bayangan yang terbentuk di belakang retina pada orang yang menderita rabun jauh Gambar 10. Proses pembentukan bayangan yang
Orang yang mempunyai kelainan seperti ini disebut rabun jauh. Kelainan
terbentuk di depan retina pada orang yang menderita rabun dekat
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
293
Orang yang mempunyai kelainan
Penyerapan suatu foton cahaya oleh
seperti ini disebut rabun dekat. Kelainan
sebuah fotoreseptor memicu timbulnya
semacam ini dapat diatasi
dengan
sinyal listrik ke otak-suatu potensial aksi.
memasang lensa negatif atau memakai
Energy foton adalah sekitar 3 eV,
kaca mata berlensa cekung (negatif).
potensial aksi memiliki energy jutaan kali
Kacamata berlensa cekung membantu
lebih besar. Foton cahaya tampaknya
cahaya pembentuk bayangan benda tetap
menimbulkan suatu reaksi fotokimia di
terbentuk di retina. Proses pembentukan
fotoreseptor yang melalui suatu cara
bayangan di retina pada orang yang
memicu timbulnya potensi aksi. Foton
menderita rabun dekat ditunjukkan pada
harus diatas energy minimum untuk
Gambar 11.
dapat menimbulkan reaksi. Energi foton inframerah kurang memadai sehingga tidak terlihat. Foton ultraviolet memiliki energy yang memadai, tetapi foton ini diserap
sebelum
mencapai
retina
sehingga tidak terlihat. Gambar 11. Proses pembentukan bayangan di retina
Retina menutupi seluruh belakang bola mata. Walaupun sifat retina yang
pada orang yang menerita rabun dekat memakai lensa negatif
6. Retina Sebagai Detektor Cahaya Retina, bagian mata yang peka
luas ini bermanfaat untuk memberikan penglihatan peringatan dari sudut yang besar, namun sebagian besar penglihatan
cahaya
terbatas ke suatu daerah kecil yang
menjadi impuls listrik saraf yang dikirim
disebut macula lutea, atau bintik kuning.
ke otak. Walaupun peran retina mirip
Semua penglihatan tajam berlangsung di
dengan film pada sebuah kamera, namun
bagian yang sangat kecil di bintik kuning
analogi yang lebih baik adalah retina dan
(diameter sekitar 0,3 mm) yang disebut
bagian peka cahaya dari kamera TV.
fovea sentralis.
Tidak seperti film, retina tidak perlu
Bayangan pada retina sangatlah kecil. Persamaan untuk menentukan ukuran bayangan di retina dapat diperoleh dengan menggunakan rasio panjang sisi segitiga sebangun. O adalah ukuran benda, I ukuran bayangan, P jarak benda, dan Q jarak bayangan, biasanya
cahaya,
mengubahbayangan
diganti karena terdapat sistim uilt-in yang menyalurkan zat-zat kimia peka cahaya yang mengubah cahaya menjadi impuls listrik saraf.
294
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
sekitar 0,02 m (2 cm). oleh karena itu, kita dapat menulis O/P= I/Q atau O/I= P/Q. karenanya I= (Q/P)O. Misalnya seekor lalat memiliki diameter 3 mm (0,003m) dan jarak bayangan untuk mata normal dapat dianggap Q = 0,02 m. hitung ukuran bayangan yang terbentuk di retina dari seekor lalat yang hinggap di dinding yang jaraknya 3 m. Jawaban: O = 0,003 m, Q = 0,02 m, P = 3 m Maka: I = (Q/P)O = (0,02/3)0,003 = 6. 10-5/3 = 2. 10-5 m = 20 µm
Mata normal manusia dilihat dari ilmu Kimia dan Fisika, dapat menerima cahaya dengan panjang gelombang dari 380 sampai 780 nm. Daerah ini disebut Visible (Cahaya tampak) adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang tampak oleh mata manusia. Pada Gambar di bawah ini, daerah Visible hanya sedikit sekali. Daerah yang hanya sedikit (visible) ini, kita telah banyak melihat bermacam-macam warna yang indah di dunia ini. Sungguh ini merupakan salah satu nikmat dari Allah swt yang begitu besar.
Gambar 12. Spektrum radiasi elektromagnetik
Jika diperbesar menjadi;
Gambar 13. Spektrum warna elektromagnetik
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
Hubungan Posisi Benda dengan Bayangan Hubungan posisi benda, bayangan yang terbentuk dan panjang fokus suatu lensa tipis dapat ditulis dalam rumus matematik:
dengan: s = jarak benda ke mata, s‟ = jarak bayangan ke mata, dan f = panjang fokus lensa. Kemampuan suatu lensa positif untuk mengumpulkan cahaya atau kemampuan lensa negatif untuk menyebarkan cahaya dinyatakan dengan istilah kekuatan lensa (P) yaitu:
295
dengan: P = kekuatan lensa (D = dioptri); f = panjang fokus lensa (m). Untuk panjang fokus suatu lensa 1 m maka kekuatan lensa tersebut 1 D. Pembiasan Cahaya oleh Prisma Dalam optik, alat yang dipakai untuk merefleksikan cahaya berwarna putih atau untuk memisahkannya (dispersi) menjadi spektrum warna pelangi), yang secara tradisional dibuat dalam bentuk prisma dengan dasar segitiga.
Gambar 14. Pembiasan cahaya pada prisma
Akomodasi Benda yang terletak pada jarak kurang dari 6 meter, maka perlu ada penambahan konvergensi lensa. Akomodasi mata merupakan upaya penambahan konvergensi lensa agar mata tetap dapat melihat benda yang jaraknya kurang dari 6 meter. Kemampuan akomodasi semakin berkurang dengan bertambahnya umur. Hal ini terlihat dari ukuran titik dekat pada setiap kelompok umur yang semakin bertambah. Titik dekat adalah jarak terdekat benda dari
mata yang masih dapat diidentifikasi dengan jelas. Tabel 1. Ukuran titik dekat setiap kelompok umur
Akomodasi terjadi karena kontraksi dari m ciliaris yang memiliki origo pada lensa dan insersi pada orbita. Kontraksi m ciliaris menarik orbita mendekat ke media sehingga jarak superior dengan
296
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
posterior orbita berkurang. Secara tidak langsung hal ini menyebabkan tekanan pada lensa mata ke arah medial, sehingga
menyebabkan kelengkungan lensa (terutama posterior) bertambah cembung.
Gambar 15. Kontraksi m ciliaris
Akomodasi menyebabkan seakanakan jarak benda bertambah, atau menjauh karena bagian posterior lensa bertambah cembung ke dalam. Selain jarak benda, jari-jari dan diameter lensa juga bertambah saat akomodasi. Efek samping lain yang muncul saat akomodasi adalah peningkatan tekanan chamber, terutama posterior. Hal inilah yang menyebabkan munculnya rasa nyeri tumpul (kemeng), ditambah dengan terbentuknya asam laktat dari kontraksi m ciliaris menyebabkan akomodasi mata tak dapat dilakukan terlalu lama. Jarak terdekat dari benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada titik dekat/punktum proksimum. Jarak punktum proksimum terhadap mata dinyatakan (dalam meter) maka 1/P disebut AP (aksial proksimum); pada saat ini mata berakomodasi sekuat-kuatnya (mata berakomodasi maksimum). Jarak terjauh bagi benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada titik jauh/punktum remotum. Jarak punktum remotum terhadap mata dinyatakan r (dalam meter) maka 1/r disebur Ar (aksila proksimum); pada saat ini mata tidak berakomodasi/lepas akomodasi.
Setiap Ap dengan Ar disebut lebar akomodasi, dapat dinyatakan: Ac = Ap – Ar Ac merupakan lebar akomodasi yaitu perbedaan antara akomodasi maksimal dengan lepas akomodasi maksimal Secara empiris Ac = 0,0028 (80 thL)2 dioptri L = umur dalam tahun Bertambah jauhnya titik dekat akibat umur disebut mata presbyop. Presbyop ini bukan merupakan cacat penglihatan.
SIMPULAN Adapun kesimpulan dari artikel ini adalah: 1. Bayangan tampak terbalik di retina peka-cahaya di bagian belakang bola mata tetapi otak secara otomatis mengoreksi hal ini 2. memadukan bayangan dari kedua mata sehingga kita memiliki persepsi kedalaman yang baik dan penglihatan tiga dimensi sejati. Apabila penglihatan diri salah satu mata lenyap, penglihatan dari mata yang tersisa masih memadai untuk sebagian besar kebutuhan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
DAFTAR PUSTAKA Agusta, Chaterina Paulus. 2007. Teknologi Penginderaan Jauh Kelautan : Produktivitas Perikanan. Paper Teknologi Eksplorasi Kelautan Biofisika, Fisika Indera 3, Fisika Optik. Handout Kuliah Cameron, John R. 2006. Fisika Tubuh Manusia Edisi 2. Jakarta: EGC Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta : EGC
297