ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG
SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S.1 dalam Bidang Ekonomi Islam
Disusun Oleh: M. ABDUL ROUF 052411137
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 i
Drs. H. Hasyim Syarbani, MM. Jl. Pelem Gedong, No. 6 Tambakaji Semarang H. Suwanto, S.Ag, MM Ds. Troso RT.06 RW.01 Pecangaan, Jepara
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. : 4 (empat) eksemplar Hal : Naskah Skripsi A.n. Sdra. M. Abdul Rouf Kepada Yth. Dekan Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo Semarang Di Semarang
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini kami kirim naskah skripsi saudara: Nama : M. Abdul Rouf NIM : 052411137 Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG Selanjutnya kami mohon agar skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Semarang, 23 Mei 2011 Pembimbing I
ii
iii
MOTTO
(١٥٢)
ﻲ ِ ﻻ َﺗ ْﻜ ُﻔﺮُوﻧ َ ﺷ ُﻜﺮُواﻟﻰ َو ْ ﻓَﺎ ْذ ُآﺮُوﻧﻰ َا ْذ ُآ ْﺮ ُآ ْﻢ وَا
Artinya: Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. (QS. Al -Baqarah: 152).
Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti. sang Juara Sejati tak kan pernah mati, kita lahir untuk menang, raihlah kemenangan! (Ahmad Dhani ‘sang Inspirator’)
iv
ABSTRAK
Untuk memberdayakan dana zakat secara optimal, maka diperlukan sebuah lembaga pengelola zakat yang profesional, amanah dan transparan. Sehingga menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap minat membayar zakat di lembaga zakat. Selain kepercayaan terhadap lembaga zakat, minat masyarakat membayar zakat juga dapat dipengaruhi oleh tingkat religiusitas dan pendapatan. Tingkat religiusitas seseorang, khususnya pemahaman mengenai kewajiban zakat sangat mepengaruhi kesadaran seseorang untuk mengeluarkan zakat. Sedangkan pendapatan memiliki hubungan mengenai apakah harta tersebut sudah mencapai nishab atau belum. Penelitian ini menjelaskan masalah apakah ada pengaruh kepercayaan, religiusitas dan pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat. Penelitian ini bertujuan menguji secara parsial dan simultan bagaimana kepercayaan, religiusitas dan pendapatan berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah sampel acak (Probability Sampling). Sedangkan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan kuisioner, wawancara dan dokumentasi. Kemudian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, reliabilitas dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian yang diolah dengan program SPSS Versi 16.0 for windows menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (kepercayaan, religiusitas dan pendapatan) terhadap variabel dependen (minat masyarakat) sebesar 57,4%, sedangkan yang 42,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hal ini berarti sangat besar sekali kemampuan variabel kepercayaan, religiusitas dan pendapatan dalam menerangkan variabel minat. Hasil uji empiris pengaruh antara kepercayaan terhadap minat masyarakat, menunjukkan nilai t hitung 3,323 dan p value (sig) sebesar 0,001 yang di bawah 5%. Artinya bahwa kepercayaan berpengaruh terhadap minat masyarakat. Pengaruh antara religiusitas terhadap minat masyarakat menunjukkan nilai t hitung 3,945 dan p value (sig) sebesar 0,000 yang di bawah 5%. Artinya bahwa religiusitas berpengaruh terhadap minat masyarakat. Sedangkan pengaruh antara pendapatan terhadap minat masyarakat menunjukkan nilai t hitung 7,430 dan p value (sig) 0.000, dengan menggunakan tingkat alpha 5%, maka posisi nilai probabilitasnya berada dibawah Alphanya. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan terhadap minat masyarakat.
v
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya kecil ini kepada orang-orang yang telah memberi arti dalam sejarah perjalanan hidupku:
Sebentuk ungkapan kasih yang tulus kupersembahkan untuk yang tercinta Ayahanda M. Syahid dan Ibunda Tatik, sujudku serta takdzimku untukmu selalu. Terima kasih atas segala perjuangan, do’a restu dan kasih sayangmu yang kini telah membawa anakmu pada pembelajaran arti hidup yang sejati. Sujud dan do’a di sepertiga malammu telah menjadi ‘titian surga’ dalam setiap langkah perjalanan hidupku.
Untuk yang tersayang, Kakakku Nur Musyahadah dan adikku M. Fatchur Rozi terimakasih atas segala perhatian dan kasih sayangnya selama ini. Do’a dan dukunganmu telah mengantarkanku ke gerbang awal perjalanan yang kian dewasa. Bersamamu hari-hari terasa indah penuh warna cinta dan kasih, canda tawa berhias cerita -cerita tersirat rindu menggebu.
Untuk yang terindah, Cahaya Seribu Malam yang senantiasa menghiasi dunia inspirasiku, pesona cahayamu memberi kedamaian dalam relung jiwaku. Kamulah sang Inspirator sepanjang hidupku.
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiranpikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 02 Februari 2011 Deklarator,
M. Abdul Rouf NIM. 052411137
vii
KATA PENGANTAR
Dengan Asma Allah, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang Untaian rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala karunia, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG” dengan semangat, do’a dan perjuangan tanpa lelah. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi agung Nabiyyuna Muhammad SAW sang revolusioner sejati yang telah membuka pintu gerbang jalan terang bagi kita semua untuk tetap semangat berjuang di jalan-Nya. Tak lupa kepada para sahabat dan keluarga beliau yang dirahmati-Nya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapatkan hidayah dan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti. Amin. Penulis menyadari bahwa dalam sebuah penulisan skripsi atau karya ilmiah memang bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi sebuah perjuangan tanpa lelah yang nenuntut keseriusan, kejelian fikiran, dan menyita waktu yang cukup banyak serta tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan beribu-ribu terimakasih tiada terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi, pengarahan, bimbingan, saran dan bantuan baik moral maupun spiritual serta hal-hal lainnya dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih paling dalam kepada:
viii
1.
Yth. Prof. H. Muhibbin, MA. (Rektor IAIN Walisongo Semarang) yang telah memberikan segala kebijakan dalam menjalankan institusi.
2.
Yth. Dr. H. Imam Yahya, M.Ag. (selaku Dekan Fakultas Syari’ah) atas segala kebijakan teknis di tingkat Fakultas.
3.
Yth. Drs. H. Hasyim Syarbani, MM. dan H. Suwanto, S.Ag, MM., selaku Pembimbing I dan II, terima kasih atas segala kesabaran dan ketulusannya membimbing serta mengarahkan penulis dari awal sampai proses paling akhir dalam penulisan skripsi ini.
4.
Yth. Bapak Ali Murtadlo, M.A.g, (Kaprodi Ekonomi Islam) dan bapak Nur Fatoni (Sek. Prodi EI). Tak lupa kepada bapak Muhammad Saifullah M.Ag, bapak Rahman El Junusi dan bapak Ratno A. yang telah banyak memberikan nasehat, motivasi dan arahan bagi penulis selama menjadi mahasiswa.
5.
Yth. Dra. Nur Huda selaku wali studi penulis, terima kasih atas kebijakan dan kesabarannya menasihati dan membimbing penulis selama kuliah.
6.
Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staff di Fakultas Syari’ah yang telah membekali berbagai pengalaman dan pengetahuan selama penulis kuliah di Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
7.
Yth. Bapak Kurnia Ariffianto, Sri Suroto dan mbak Bethi. Terima kasih telah bersedia memberikan informasi, berdiskusi serta izin melakukan penelitian skripsi di Rumah Zakat Cabang Semarang.
8.
Sembah sujud kuhaturkan kepada Ayahanda M. Syahid dan Ibunda Tatik tercinta, terima kasih yang mendalam atas perjuangannya yang gigih membesarkan, mendidik, menyayangi serta mendo’akan ananda dengan tulus.
ix
9.
Yang tersayang kakakku Nur Musyahadah - Nur Sidi, adikku M. Fatchur Rozi, keponakanku Umamah dan Ulfa, serta kepada seluruh keluarga besarku di rumah, terima kasih atas do’a restu dan kasih sayangnya selama ini.
10. Yth. Kyai Abdul Rokhim (Pengasuh Ponpes As-Salafiyah Miftahul Huda Pulokulon-Grobogan) terima kasih atas wejangannya. Temen-temen Jama’ah Sholawat Nariyah (Qodir, Tohirin, Soim, Nafis, Fuad, Sholihin) terima kasih atas do’a dan dukungannya, bersama kalian ku temukan ketenangan jiwa. 11. Segenap keluarga besar Wadyabala Justisia, para senior Justisia: Kang Manto, Kakek Tholhah (Kartunis/Ilustrator), Mas Choi, Mas Syarung, Mas Tofu (Alm.), Mas Aziz Hakim, Kang Adib, Mas Richard, Mas Umam, Mas Wiwit, Mas Umam, Mas G-peng, Mbak Fauzun, Gus Arief, Gus Ikhrom, Romo Fren, Mas Attan, Mbak Ika, Mbak Dyah, Mbak Erna, Mas “Kopling”, Em-Nas, Yoni, Hendy, Harjo, Gedel, Hery, Ghozy, Mbak Una, Ovy, terima kasih atas kasih sayang dan kesabarannya membimbing kami. Adik-adikku di Justisia (Sambeng, Ni2k, Ica, Ya2n, Obed, Tiara, Hambali, Bams, Malikah, Ifa, Ainung, Sholy, Rifa, Muhay, Salam, Inul, Rifa K, Pu2t, Ce2p, Yani, Nazar, Cikcom, Ima, Tsani, Ica, Nuvus, Aniz, Wahib, Uul, Nadia, Lynta, Nia dkk.) semoga tetap semangat menjalani proses di Justisia, tetap jaga kekompakan. 12. Segenap Gank eLSA Semarang, Romo Tedy, Mas Iman, Mas Najib Maghrib, Mbak Rofi’dan Mbak Ana. Terimakasih telah banyak memberi arahan. 13. Kepada teman senasib seperjuangan di Justisia (Hamdani eL Mungil, Faizin, Ella, Lina, Dina, dan Ariel) susah senang telah kita jalani bareng, bersama kalian hidup ini terasa indah dan bermakna. Kapan kita bisa ngumpul2 lagi?
x
14. Bass.com Production (mas Sujiantoko, Obed dan Syafi’i) bersama kita meraih sukses. ”semangat dan percaya diri adalah kunci meraih kesuksesan, tak kan pernah ada kata putus asa untuk terus mencoba”. 15. Sahabat-sahabatku kelas EI.B 2005 (Johan, Tommy, Shodiq, Novi, Lutfi, Fadhil, Icha, Eva, Yuni, Nu’ dan semuanya, terimakasih atas waktu, motivasi dan canda tawanya selama ini. Aku kan selalu merindukan kalian. Semoga persahabatan kita kan tetap terjaga, selamanya. Kapan ngadain reuni? 16. AL-MAPABA PMII Rasya 05 ( Rifa’i, Jigug’, Edy Bolot, Wijay, Wahid, Rif’an, Warist, Widya, Taufiq, Adi, dkk), Ingat sahabat! Revolusi belum usai. 17. Sahabat-sahabati PMII Rasya (Arief dkk.) semoga tetap menjadi kader militan. Kepada para senior PMII Rasya (Mas Yusro, Ustadz Syaifudin, Mas Ali M., Mas Rofi’, Mbak Evy, Mas Kabul, Mas Khadzik, Pak Pong, Qosim, Khoyin, Fifah dkk.) terima kasih telah mendampingi dan membimbing kami. 18. PMII Kom. Walisongo ’08 (Awal dkk.), PMII Cab. Grobogan (Hakim dkk.), PMII KORCAB (Mas Kusdi dkk), PMII Cab. Semarang (Ucup dkk), DEMA IAIN (Sofyan dkk.), MPM IAIN (Rifa’i dkk), IMPG (Jepen dkk). 19. Pengurus Jami’atul Qura’ wal Hufazd 2007 (Layli, Rohmat, Tiwi, Rudy, Recha dkk). KSMW (Ezta, Hijriyah, Fina, Niha, Muniroh, Usfi, Dur dkk.). FOSIA (Himma, Elly, Nazil, NH dkk) jangan pernah lelah untuk berproses. 20. Rekan PW IPNU Jateng (Mas Muhaimin, Mahzum, dkk). IPNU Grobogan (Mas Juned dkk.), IPNU-IPPNU PAC Tembalang (Giyanto, Lecha dkk). 21. Teman-teman KKN Posko 113 Sidodadi (Nanik, Misbach, Ulya, Evy, Fatur, Bambang, Uswatun). Kenangan bersama kalian tak kan pernah terlupakan.
xi
22. Ahmad Dhani (Presiden Republik Cinta) ”Benar Salah Idolaku” karyamu telah banyak memberi inspirasi dalam kehidupanku. Baladewa Indonesia dan Komunitas Restoe Boemi Jateng (Hendra, Suffan, Hery, Edo, Anto, Ardy, Nara, Dien, Shonif dkk.), semoga ”Baladewa Tetap Satu Hati” selamanya. 23. Sahabat Kepompong (Ipoel, d’Toy, Fanty, Mak’e, Le2 dan Anezt), tetap jaga kekompakan!, semoga kalian jadi generasi Qur’ani berprestasi. 24. Cahaya Seribu Malam yang senantiasa menghiasi dunia inspirasiku, pesona cahayamu memberi kedamaian dalam relung jiwaku. Kamulah sang inspirator dan motivator sepanjang hidupku. 25. Terima kasih untuk semuanya. Rasanya sulit untuk membalas segala kebaikan kalian. Thank’s a lot. Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah mereka perbuat menjadi amal shaleh dan mendapat imbalan yang sepantasnya dari Allah SWT, Amin. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin demi kesempurnaan penulisan skripsi ini yang penuh kesadaran atas kekurangan dan keterbatasan yang ada pada diri penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik serta saran konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, 02 Februari 2011 Penulis
M. ABDUL ROUF NIM. 052411137 xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii HALAMAN ABSTRAK.................................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi HALAMAN DEKLARASI................................................................................ vii HALAMAN KATA PENGANTAR.................................................................. viii DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv HALAMAN DAFTAR TABEL .......................................................................xvii HALAMAN DAFTAR GAMBAR ....................................................... ......... xviii HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xix BAB
I
BAB II
: PENDAHULUAN................................................................... 1 1.1
Latar Belakang Masalah ................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah .......................................................... 7
1.3
Tujuan Penelitian ........................................................... 7
1.4
Manfaat Penelitian ......................................................... 8
1.5
Sistematika Penulisan .................................................... 8
: TELAAH PUSTAKA ............................................................ 10 2.1
Landasan Teori............................................................... 10 2.1.1 Definisi Zakat ...................................................... 10 2.1.2 Dasar Hukum dan Hikmah Zakat ........................ 12 2.1.3 Syarat Wajib Zakat .............................................. 17 2.1.4 Jenis Harta yang Wajib Dizakati ......................... 18 2.1.5 Mustahiq Zakat .................................................... 22 2.1.6 Pengelolaan Zakat................................................ 24 2.1.7 Minat Membayar Zakat........................................ 28 2.1.7.1 Pengertian Minat .................................... 28 xiii
2.1.7.2 Macam- macam Minat ........................... 30 2.1.7.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat ..................................................... 32 2.1.7.4 Fungsi Minat .......................................... 32 2.1.7.4 Penentuan Minat .................................... 33 2.1.8 Kepercayaan......................................................... 35 2.1.9 Religiusitas........................................................... 40 2.1.10 Pendapatan ......................................................... 44 2.1.11 Rumah Zakat Cabang Semarang........................ 47 2.1.12 Penelitian Terdahulu .......................................... 49 2.1.13 Kerangka Teori .................................................. 51 2.1.14 Hipotesis ........................................................... 52 BAB III
: METODE PENELITIAN ...................................................... 53 3.1
Jenis Penelitian........................................................ ….. 53
3.2
Sumber Data .................................................................. 53 3.2.1 Data Primer.......................................................... 53 3.2.2 Data Sekunder ..................................................... 54
3.3
Metode Pengumpulan Data .......................................... 54 3.3.1 Kuesioner ............................................................ 55 3.3.2 Dokumentasi ....................................................... 56 3.3.3 Wawancara .......................................................... 56
3.4
Populasi dan Sampel ..................................................... 57
3.5
Variabel Penelitian ........................................................ 58
3.6
Metode Analisis Data .................................................... 60 3.6.1 Analisis Faktor .................................................... 60 3.6.2 Uji Validitas ......................................................... 61 3.6.3 Uji Reliabilitas .................................................... 63 3.6.4 Analisis Regresi................................................... 64 3.6.5 Uji Hipotesis........................................................ 65
BAB IV
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 68 4.1
Gambaran Umum Rumah Zakat dan Karakteristik
xiv
Responden ..................................................................... 68 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Zakat.......................... 68 4.1.1.1 Sejarah Singkat ..................................... 68 4.1.1.2 Visi Misi ................................................ 70 4.1.1.3 Struktur Lembaga................................... 71 4.1.1.4 Strategi Rumah Zakat............................. 72 4.1.1.5 Perkembangan Rumah Zakat.................. 78 4.1.2 Karakteristik Responden .................................... 78 4.2
Deskripsi Data Penelitian .............................................. 83 4.2.1 Deskripsi Variabel-variabel Penelitian................ 83 4.2.1.1 Deskripsi Variabel Kepercayaan........... 84 4.2.1.2 Deskripsi Variabel Religiusitas............. 86 4.2.1.3 Deskripsi Variabel Pendapatan ........... . 87 4.2.1.4 Deskripsi Variabel Minat ...................... 87
4.3
Analisis Data ............................................................... 88 4.3.1 Analisis Faktor..................................................... 88 4.3.2 Uji Validitas......................................................... 88 4.3.3 Uji Reliabilitas..................................................... 89 4.3.4 Analisis Regresi.................................................... 90
4.4
Uji Hipotesis .................. ............................................... 93 4.4.1 Koefisien Determinasi ........................................ 93 4.4.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)...... 94 4.4.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ........................ 96
4.5 BAB V
Pembahasan ................................................................... 98
: KESIMPULAN DAN PENUTUP .........................................105 5.1
Kesimpulan ...................................................................... 105
5.2
Saran ............................................................................. 106
5.3
Penutup............................................................................ 107
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 Jenis Barang, Nisab dan Zakatnya……………………………… 20 TABEL 3.1 Alternatif Jawaban . ....................................................................
55
TABEL 3.2 Variabel penelitian ......................................................................
58
TABEL 4.1 Perkembangan Muzakki Rumah Zakat Cabang Semarang ........
78
TABEL 4.2 Jenis Kelamin Responden ..........................................................
79
TABEL 4.3 Umur Responden ........................................................................
80
TABEL 4.4 Pendidikan Responden ...............................................................
81
TABEL 4.5 Pekerjaan Responden .................................................................
82
TABEL 4.6 Hasil Skor Kuesioner Regresi ....................................................
84
TABEL 4.7 Analisis Faktor ...........................................................................
88
TABEL 4.8 Uji Validitas …...………………………………………………
88
TABEL 4.9 Uji Reliabilitas ...........................................................................
90
TABEL 4.10 Analisis Regresi .......................................................................
91
TABEL 4.11 Koefisien Determinasi . ............................................................
94
TABEL 4.12 Uji t
........................................................................................
95
TABEL 4.13 Uji F ……. ..............................................................................
97
xvi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 51 GAMBAR 4.1 Struktur Organisasi Rumah Zakat Cabang Semarang ............. 71 GAMBAR 4.3 Jenis Kelamin Responden ........................................................ 80 GAMBAR 4.4 Umur Responden ..................................................................... 81 GAMBAR 4.5 Pendidikan Responden ............................................................ 82 GAMBAR 4.6 Pekerjaan Responden ............................................................... 83
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Lampiran Angket
Lampiran 2
: Daftar Seluruh Jawaban Atas Angket
Lampiran 3
: Tanggapan Responden Terhadap masing-masing Item Pertanyaan
Lampiran 4
: Uji Validitas dan Reabilitas Angket
Lampiran 5
: Statistik Deskriptif Untuk 100 Responden pada Rumah Zakat Cabang Semarang
Lampiran 6
: Output Regresi Linear Berganda dari 100 Responden
xviii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah masalah ekonomi, termasuk negara Indonesia saat ini. Permasalahan ekonomi seringkali berdampak negatif terhadap kehidupan sosial masyarakat seperti, kemiskinan dan pengangguran yang sering kali menimbulkan tindakan-tindakan kriminal. Oleh karena itu, untuk mengatasi problematika tersebut perlu adanya sebuah kebijakan untuk penanggulangan masalah kemiskinan. Sebagai negara yang penduduknya yang kurang lebih 90% beragama Islam, maka tuntunan dan kiat Islam dalam mengantisipasi problematika kemiskinan umat menjadi penting untuk direalisasikan1 Namun demikian, permasalahan kemiskinan bukanlah hal yang mudah untuk diselesaikan seperti halnya membalik tangan, karna kemiskinan adalah bukti kekuasaan Allah bahwa dengan kemiskinan Allah ingin mengetahui sejauh mana kepedulian hamba-Nya yang diberi harta lebih untuk dapat berbagi dengan yang berkekurangan. Islam menekankan adanya hubungan saling menolong di dalam lingkungan sosial umatnya. Bahkan Islam menggambarkan umat muslim sebagai satu batang tubuh yang semua anggota dan bagiannya berkaitan dengan
1
Masyarakat muslim sampai saat ini masih dalam sekatan ekonomi terbelakang, artinya masalah pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial (enequality income) dimiliki oleh sejumlah negara yang justru berpenduduk mayoritas Islam. (Arief Mufraini, Akuntasi dan Manajemen Zakat, Mengomunikasikan Kesadaran Dan Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006. Cet. I. hlm. 161)
2
bagian yang lain.2 Sebagaimana termaktub dalam Surat Al-Maidah Ayat 2 Allah berfirman:
©!$# ¨βÎ) ( ©!$# (#θà)¨?$#uρ 4 Èβ≡uρô‰ãèø9$#uρ ÉΟøOM}$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès? Ÿωuρ ( 3“uθø)−G9$#uρ ÎhÉ9ø9$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès?uρ ∩⊄∪ É>$s)Ïèø9$# ߉ƒÏ‰x© Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya.” (QS Al-Maidah: 2).3
Ayat ini merupakan perintah yang menjadi bagian dari konsekuensi keimanan seseorang. Dengan adanya konsep tersebut dimungkinkan kesuksesan seseorang ataupun sekelompok masyarakat dalam sektor ekonomi. Bersamaan dengan majunya ekonomi, juga akan menciptakan masyarakat yang maju dan sejahtera taraf hidupnya. Dalam ajaran Islam pemberantasan kemiskinan sudah dilembagakan dalam salah satu rukunnya, yaitu menunaikan zakat.4 Pembayaran zakat sebagai sarana untuk mempersempit jurang perbedaan pendapatan dalam masyarakat, sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial yang dapat berpotensi konflik dan mengganggu keharmonisan dalam bermasyarakat. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup umat terutama dari golongan yang berhak menerima zakat. Sehingga mereka bisa hidup dengan layak dan
2
Yusuf Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta: Gema Insani Press, 1995, hlm. 143 3 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemah Bahasa Indonesia, Kudus: Menara Kudus, 2000, hlm. 106 4 Zakat adalah salah satu kewajiban umat Islam yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang selalu disebutkan sejajar dengan shalat. Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya zakat sebagai salah satu rukun Islam. (Abdul Al- Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Ekonomi Zakat, Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syari’ah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 1)
3
mandiri tanpa menggantungkan kepada orang lain.5 Zakat tak sekedar dimaknai sebagai sebuah ibadah semata yang diwajibkan kepada setiap umat Islam bagi yang sudah memenuhi syarat, akan tetapi lebih dari pada itu, yakni sebagai sebuah sistem pendistribusian harta benda dikalangan umat islam, dari si kaya kepada si miskin. Sehingga zakat mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat.6 Bagi kebanyakan umat Islam zakat lebih diyakini sebagai pemenuhan kesalehan individu yang bersifat ubudiyyah daripada perwujudan solidaritas sosial yang lebih mendasar. Yakni tidak dalam konteks mendistribusikan kekayaan secara adil sehingga tidak terakumulasi dalam sekelompok orang saja. Pelaksanaan zakat hanya sekedar memenuhi tuntutan syari’at saja. Akibatnya, potensi zakat yang demikian besar itu tidak bisa digali dan dikelola dengan baik untuk program pengentasan kemiskinan, pendidikan dan sebagainya yang benarbenar bermanfaat bagi masyarakat.7 Sesungguhnya zakat memiliki dimensi yang sangat luas bagi manusia. Zakat tidak saja memiliki dimensi ketuhanan tetapi juga memiliki dimensi kemanusiaan
yang
sangat
kuat.
Zakat
membuktikan
bahwa
hubungan
kemanusiaan, tolong-menolong antar sesama manusia dibangun di atas nilai-nilai fondasi ketuhanan. Zakat menjadi bukti bahwa Islam bukanlah agama yang melupakan kehidupan dunia semata, zakat adalah pembangun umat manusia.8
5
Nasrudin Rozak, Dienul Islam, Bandung: Al Ma'arif, 1985, hlm, 197. Abdurrahman Qodir, Zakat Dalam Dimensi Mahdah Dan Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998, hlm.214 7 Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 3 8 Ibid, hlm. 42 6
4
Perintah melaksanakan zakat ada dalam Al-Qur’an, antara lain terdapat pada surat An-Nuur: ayat 56:
∩∈∉∪ tβθçΗxqöè? öΝà6‾=yès9 tΑθß™§9$# (#θãè‹ÏÛr&uρ nο4θx.¨“9$# (#θè?#uuρ nο4θn=¢Á9$# (#θßϑŠÏ%r&uρ Artinya: "Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul Muhammad agar kamu diberi rahmat" (Qs.An-nuur (24):56).9
Ayat tersebut memiliki makna kewajiban, dengan sebuah garis hukum yang tegas: agar diberi rahmat oleh Allah maka tunaikan zakat. Ayat ini menjadi bukti adanya hubungan vertikal dan horizontal secara harmonis. Agar rahmat Allah turun, maka tunaikanlah zakat. Zakat mengandung makna horizontal karena adanya hubungan kemanusiaan, saling menolong antara si kaya dan si miskin.10 Untuk memberdayakan potensi zakat maka diperlukan sebuah lembaga yang mampu mengelola dana zakat untuk mendistribusikannya baik untuk konsumtif maupun untuk usaha yang produktif.11 Di Indonesia, terdapat lembaga semi-pemerintah yang berwenang untuk melakukan pengolahan dan pendistribusian zakat, yaitu Badan Amil Zakat dari tingkat nasional (BAZNAS) sampai tingkat daerah (BAZDA). Selain itu, ada juga lembaga
non
pemerintah
yang
bernama
Lembaga
Amil
Zakat
(LAZNAS/LAZDA).12 Disamping itu juga terdapat lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat yang salah satunya adalah Rumah Zakat cabang Semarang. 9
Depag RI, op. cit, hlm. 357 Asnaini, op. cit, hlm. 1 11 Zainul Arifin, Memahami Bank Syari’ah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, Jakarta: Alvabet, 2000, hlm. 44 12 Iqbal M. Ambara, Problematika Zakat dan Pajak Indonesia, Jakarta: Sketsa, 2009, hlm. 35 10
5
Rumah Zakat adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara lebih profesional dengan menitikberatkan program pendidikan (Edu Care), kesehatan (Health Care), pembinaan komunitas (Youth Care) dan pemberdayaan ekonomi (Eco Care) sebagai penyaluran program unggulan. Program tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan indeks pembangunan kaum dhuafa. 13 Sistem pengelolaan zakat terdapat dalam UU. No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, di dalamnya mengatur tentang pelaksanan pengelolaan zakat dimulai
dari
perencanaan
sampai
pada
tahap
pendistribusian
dan
pendayagunaannya. Adapun pengumpulan zakat dilakukan oleh amil zakat yang terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah yang pembentukannya disesuaikan dengan tingkat wilayahnya.14 Manajemen sebuah organisasi pengelola zakat harus dapat diukur dengan tiga kata kunci yaitu: amanah, profesional dan transparan. Tiga kunci tersebut dinamakan prinsip “Good Organization Governance.” Dengan penerapan ketiga prinsip tersebut maka sebuah organisasi pengelola zakat akan lebih dipercaya oleh masyarakat luas.15 Dalam pelaksanaannya, pengumpulan zakat di Indonesia masih dirasa kurang optimal jika melihat potensinya. Penghitungan yang dilakukan oleh Badan 13
Rumah Zakat adalah sebuah Lembaga Amil Zakat Nasional yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara lebih profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan. Lihat Profil Rumah Zakat, dikutip dari http://www.rumahzakat.org, diakses tgl 02 -01- 2010 14 Masdar F. Mas’udi, Agama Keadilan, Risalah Zakat (Pajak) Dalam Islam, Jakarta: P3M, 1991, hlm. 124 15 Sholahuddin, Ekonomi Islam, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006, hlm. 236237
6
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyebutkan bahwa potensi zakat di Indonesia tercatat sebesar Rp.17,5 triliun per tahun. Namun, faktanya menunjukkan bahwa pengumpulan zakat yang terdata melalui Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) hanyalah sekitar Rp. 250 miliar per tahun. Kurang optimalnya jumlah zakat yang terkumpul disebabkan oleh beberapa hal, antara lain; Pertama, ketidaktahuan kewajiban membayar zakat. Ada sebagian dari masyarakat yang tidak tahu bahwa dia harus membayar zakat. Mereka hanya tahu bahwa zakat itu hanyalah zakat fitrah di bulan Ramadhan. Bahwa sebenarnya ada kewajiban membayar zakatzakat lainnya yang mereka belum tahu. Kedua, ketidakmauan membayar zakat. Terdapat sebagian masyarakat yang enggan untuk membayar zakat. Ada sebagian masyarakat yang berperilaku kikir, mereka merasa harta yang mereka peroleh adalah hasil usahanya sendiri, sehingga mereka merasa tidak perlu mengeluarkan zakat. Ketiga, ketidakpercayaan terhadap Lembaga Pengelola Zakat. Sebagian masyarakat mengeluarkan kewajiban zakatnya langsung kepada mustahiq, karena mereka tidak atau kurang percaya kepada lembaga pengelola zakat yang ada. Selain itu mereka merasa lebih afdhol jika bisa memberikan langsung kepada mustahiq yang bersangkutan.16 Dengan demikian, kepercayaan, tingkat religiusitas serta pendapatan masyarakat merupakan faktor terpenting dalam menentukan perilaku masyarakat untuk menunaikan zakat di lembaga amil zakat. Pengelolaan dana zakat yang lebih profesional akan menjadikan lembaga amil zakat sebagai pilihan utama masyarakat dalam berzakat dan mengajak orang lain untuk menunaikan zakat. 16
Hikayah Azizi Nur Farida, Journal of Islamic Business and Economics, Yogyakarta: Desember, 2008, vol. 2, hlm. 77
7
Sebagai sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf, Rumah Zakat secara lebih profesional mengelola dana zakat dengan mengutamakan pada program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan. Lembaga yang berkiprah sejak Mei 1998 di kota Bandung ini semakin menguatkan eksistensinya sebagai lembaga amil zakat, bahkan telah memiliki 44 jaringan kantor di 38 kota besar di Indonesia dengan pola hubungan pusat-cabang yang telah terkoneksi secara online. Sehingga pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat. Legalitas untuk melakukan ekspansi semakin kuat ketika lembaga ini telah mendapat sertifikasi pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003.17 Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengelolaan dana zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang?
17
http://www.rumahzakat.org,
8
2. Bagaimana pengaruh kepercayaan, religiusitas dan pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengelolaan dana zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. 2. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan, religiusitas dan pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. 1.4 Manfaat Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi semua pihak, yaitu antara lain: 1. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan pengetahuan terhadap penulis dalam hal minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. 2. Bagi Institusi IAIN Walisongo Penelitian ini diharapkan mampu memberikan literatur serta referensi yang dapat dijadikan informasi bagi mahasiswa yang akan meneliti permasalahan serupa. 3. Bagi pihak lain Penelitian ini diharapkan mampu memberikan khasanah keilmuan dan referensi serta sumber informasi yang berkaitan dengan faktor minat masyarakat dalam membayar zakat.
9
1.5 Sistematika Penulisan Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan hasil penelitian yang baik dan mudah dipahami. Adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisannya. Bab II. Tinjauan Pustaka Dalam bab ini menguraikan tinjauan pustaka yang meliputi landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis serta hipotesis. Bab III. Metode Penelitian Dalam bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, yang meliputi: jenis penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran serta teknik analisis data. Bab IV. Analisis Data Dalam bab ini penulis akan membahas tentang profil obyek penelitian, pengujian
dan
hasil
analisa
data,
pembuktian
hipotesis dan
pembahasan hasil analisa data. Bab V. Kesimpulan Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran- saran dari hasil analisis data pada bab – bab sebelumnya yang dapat dijadikan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori 2.1.1 Definisi zakat Secara umum zakat adalah suatu kewajiban yang bersifat kemasyarakatan dan ibadah, dimana manusia akan merasakan keagungan dari tujuan ajaran Islam dalam bentuk mencintai dan tolong menolong antar sesama manusia.1 Secara bahasa (etimologi) zakat berasal dari kata zaka yang berarti berkembang, berkah, tumbuh, suci, dan baik.2 Dengan demikian, zakat yaitu membersihkan (menyucikan) diri dan hartanya sehingga pahalanya bertambah, hartanya tumbuh (berkembang) dan membawa berkah.3 Secara istilah syari’ah (syara’) zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang tertentu dan dengan syarat-syarat yang ditentukan pula.4 Menurut terminologi para fuqaha, zakat dimaksudkan sebagai penunaian, yakni penunaian hak yang wajib yang terdapat dalam harta.
1
Abdullah Siddik, Asas-Asas Hukum Islam, Jakarta: Bumi Restu ,1982 cet. I, hlm. 113 Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 23 3 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di Indonesia, Kencana Prenada Media Group, 2008, hlm. 15 4 Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: UII Press, 2002, hlm. 67 2
11
Zakat juga dimaksudkan sebagai bagian harta tertentu dan yang diwajibkan oleh Allah untuk diberikan kepada orang-orang fakir.5 Sedangkan empat Madzhab memberikan defenisi yang secara redaksional berbeda-beda mengenai makna zakat, berikut pengertian zakat menurut keempat madzhab: a. Mazhab Syafi’i Zakat ialah sebuah ungkapan untuk mengeluarkan harta atau tubuh sesuai dengan cara yang khusus. b. Mazhab Maliki Zakat ialah mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Manakala kepemilikan itu penuh dan sudah mencapai haul (setahun) selain barang tambang dan pertanian. c. Mazhab Hanafi Zakat ialah menjadikan sebagian harta yang khusus dari harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus sesuai ketentuan syari’at. d. Mazhab Hambali Zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.
5
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT. Rosdakarya, 2008, hlm. 85
12
Meskipun para ulama mengemukakannya dengan redaksi yang agak berbeda antara satu dan lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.6 2.1.2. Dasar hukum dan hikmah zakat Dalam ajaran Islam disebutkan bahwa zakat merupakan salah satu rukun Islam dan juga menjadi kewajiban bagi umat Islam dalam rangka pelaksanaan dua kalimat syahadat. Dalam Qur’an disebutkan, kata zakat dan shalat selalu digandengkan disebut sebanyak 82 kali. Ini menunjukkan hukum dasar zakat yang sangat kuat.7 Adapun beberapa firman Allah SWT dalam Al-Qur’an sebagai berikut: 1. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat At-Taubah: 103:
y7s?4θn=|¹ ¨βÎ) ( öΝÎγø‹n=tæ Èe≅|¹uρ $pκÍ5 ΝÍκÏj.t“è?uρ öΝèδãÎdγsÜè? Zπs%y‰|¹ öΝÏλÎ;≡uθøΒr& ôÏΒ õ‹è{ ∩⊇⊃⊂∪ íΟŠÎ=tæ ìì‹Ïϑy™ ª!$#uρ 3 öΝçλ°; Ös3y™ Artinya: “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. AtTaubah: 103).8
6
Iqbal M. Ambara, op. cit, hlm. 20 M. Ali Hasan, op. cit, hlm. 11 8 Depag, op. cit, hlm. 203 7
13
2. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah: 43:
(43 : ∪⊂⊆∩ )اةtÏèÏ.≡§9$# yìtΒ (#θãèx.ö‘$#uρ nο4θx.¨“9$# (#θè?#uuρ nο4θn=¢Á9$# (#θßϑŠÏ%r&uρ Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (QS. AlBaqarah: 43).9 3. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah: 110:
çνρ߉ÅgrB 9öyz ôÏiΒ /ä3Å¡àΡL{ (#θãΒÏd‰s)è? $tΒuρ 4 nο4θŸ2¨“9$# (#θè?#uuρ nο4θn=¢Á9$# (#θßϑŠÏ%r&uρ (110 : )اة
∩⊇⊇⊃∪ ×ÅÁt/ šχθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ ©!$# ¨βÎ) 3 «!$# y‰ΨÏã
Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Segala kebajikan yang kamu berikan buat kebahagiaan dirimu, pastilah kamu mendapati balasannya di sisi Allah. Bahwasanya Allah itu sangat melihat akan segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 110).10
4. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Mujaadilah: 13:
z>$s?uρ (#θè=yèøs? óΟs9 øŒÎ*sù 4 ;M≈s%y‰|¹ óΟä31uθøgwΥ ô“y‰tƒ t÷t/ (#θãΒÏd‰s)è? βr& ÷Λäø)xô©r&u ª!$#uρ 4 …ã&s!θß™u‘uρ ©!$# (#θãè‹ÏÛr&uρ nο4θx.¨“9$# (#θè?#uuρ nο4θn=¢Á9$# (#θßϑŠÏ%r'sù öΝä3ø‹n=tæ ª!$# ∩⊇⊂∪ tβθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ 7Î7yz Artinya: ”Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujaadilah:13).11
9
Depag, RI, Al Aliyy: Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro 2000, hlm. 7 Depag RI, Op. cit hlm. 14 11 Depag, op. cit, hlm. 544 10
14
5. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah: 277:
nο4θŸ2¨“9$# (#âθs?#uuρ nο4θn=¢Á9$# (#θãΒ$s%r&uρ ÏM≈ysÎ=≈¢Á9$# (#θè=Ïϑtãuρ (#θãΖtΒ#u šÏ%©!$# ¨βÎ) ∩⊄∠∠∪ šχθçΡt“óstƒ öΝèδ Ÿωuρ öΝÎγøŠn=tæ ì∃öθyz Ÿωuρ öΝÎγÎn/u‘ y‰ΖÏã öΝèδãô_r& óΟßγs9 Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman mengerjakn amal soleh mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pulamereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah : 277)12
6. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat At- Taubat:11: (11 : )ﺍﻟﺘﻮﺑﺔǃÏe$!$# ’Îû öΝä3çΡ≡uθ÷zÎ*sù nο4θŸ2¨“9$# (#âθs?#uuρ nο4θn=¢Á9$# (#θãΒ$s%r&uρ (#θç/$s? βÎ*sù Artinya: “Apabila mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat maka (mereka itu) adalah saudaramu yang seagama.” (QS. At- Taubat:11).13
7. Hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Abbas ra.:
ان ا "! ا و: ا س ر ا )ان ا. و-)*+آا-. -$% ا$'ذا ر ا ا .د0. 1ـ3 4 ' ا-567 1اـ8' ا. 9:*" 1 ض0.ا ?@ وا?> =ري0' (1ـ3ا. Artinya: “Dari Abu Abbas ra.: sesungguhnya Nabi SAW mengutus Muaz ke negeri Yaman- lalu ia sebut hadist itu- dan ada disitu (sesungguhnya Allah SWT telah fardhukan atas mereka diharta mereka zakat yang diambil dari orangorang kaya mereka, lalu diberikan kepada orang-orang faqir mereka)”. Muttafaq ‘alaih, tetapi lafadz itu bagi Bukhari.14
12
Depag, Ibid, hlm. 47 Depag, loc. cit, hlm. 188 14 A. Hassan, Tarjamah Bulughul Maram Ibnu Hajar Al- Asqalani, Bandung: CV. Diponegoro, 2006, hlm. 265 13
15
Zakat dan shalat dalam al-Qur’an dan hadits merupakan lambang keseluruhan dari semua ajaran Islam. Hal tersebut menunjukkan bahwa betapa eratnya hubungan antara keduanya. Keislaman seseorang tidak akan sempurna kecuali dengan kedua hal tersebut.15 Sehingga dapat disimpulkan bahwa orang yang dekat dengan Tuhan berimplikasi pula pada kedekatannya dengan manusia, begitu pula sebaliknya.16 Melaksanakan shalat merupakan lambang baiknya hubungan seseorang
dengan
Tuhannya,
sedang
zakat
adalah
lambang
harmonisnya hubungan antara sesama manusia. Sehingga tidak mengherankan jika shalat dan zakat yang disyari’atkan Allah merupakan pilar-pilar berdirinya bangunan Islam. Jika keduanya hancur maka Islam pun sulit untuk tetap bertahan.17 Di dalam sejarah Islam pernah terjadi, bahwa Abu Bakar pernah memerangi orang yang tidak mau menunaikan zakat. Beliau mengatakan dengan tegas: “Demi Allah akan aku perangi orang yang membedakan antara shalat dan zakat”.18 Agama
Islam
memiliki
berbagai
kelebihan
yang
membuktikan bahwa ia benar-benar berasal dari sisi Allah dan merupakan risalah rabbaniyah terakhir yang abadi. Untuk itu pembahasan tentang zakat jelas merupakan ayat-ayat yang berkaitan 15
Wahbah Al-Zuhayly, Op. Cit., hlm. 89 Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ikmu Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 57. 17 Iqbal, Op. cit. hlm. 12 18 Ibid, hlm. 17 16
16
dengan hukum.19 Sehingga tidak perlu ditopang lagi dengan berbagai dalil karena sudah jelas dan ditegaskan oleh berbagai ayat al-Qur’an.20 Zakat merupakan ibadah yang bertalian dengan harta benda (maaliyah). Zakat juga merupakan kewajiban sosial bagi para aghniya’ (hartawan) setelah kekayaan sudah memenuhi batas minimal (nishab) dan rentang waktu setahun (haul). Bertujuan untuk mewujudkan pemerataan keadilan dalam bidang ekonomi umat. Zakat merupakan sumber dana potensial yang sangat strategis dalam upaya membangun kesejahteraan umat. Oleh karena itu dalam Al-Qur’an disebutkan agar zakat dihimpun dan kemudian disalurkan kepada mustahiq (orang yang berhak menerima zakat).21 Dengan demikian, zakat mempunyai dimensi pemerataan karunia Allah SWT sebagai fungsi sosial ekonomi sebagai perwujudan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat persatuan umat, sebagai pengikat batin antara golongan kaya dengan miskin, sarana membangun kedekatan yang kuat dengan yang lemah, mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera, rukun, damai, dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir batin.22
19
Muhammad, Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fikih Kontemporer, Jakarta: Salemba Diniyah, 2002. hlm. 12 20 Yusuf Qordhowi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta: Gema Insani Pers, 1995, hlm. 98. 21 Ahmad Rofiq makalah disampaikan dalam Seminar tentang Manajemen Pengelolaan Zakat, kerjasama Pemda Propinsi Jawa Tengah, Kanwil Departemen Agama dan IAIN Walisongo Fakultas Syari’ah pada Selasa, 09 oktober 2001. 22 Asnaini, op. cit. hlm. 133
17
2.1.3. Syarat wajib zakat Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut kesepakatan para ulama, bahwa syarat wajib zakat adalah sebagai berikut: a. Merdeka Yaitu zakat dikenakan kepada orang-orang yang bebas dan dapat bertindak bebas, menurut kesepakatan para ulama zakat tidak wajib atas hamba sahaya yang tidak mempunyai hak milik. b. Muslim Menurut Ijma' zakat tidak wajib atas orang kafir karena zakat ini merupakan ibadah mahdah yang suci sedangkan orang kafir bukan orang suci maka tidak wajib mengeluarkan zakat. c. Baligh dan berakal Zakat tidak wajib diambil atas harta anak kecil dan orangorang gila sebab keduanya tidak termasuk ke dalam ketentuan orang yang wajib rnengerjakan ibadah seperti sholat dan puasa. d. Kepemilikan harta yang penuh Harta yang akan dikeluarkan zakatnya haruslah murni harta pribadi dan tidak bercampur dengan harta milik orang lain. Jika dalam harta kita bercampur dengan harta milik orang lain sedangkan kita akan mengeluarkan zakat, maka harus dikeluarkan terlebih dahulu harta milik orang lain tersebut.
18
e. Mencapai nishab Nishab adalah batasan antara apakah kekayaan itu wajib zakat atau tidak sesuai ketentuan syara' sebagai pertanda kayanya seseorang dan kadar-kadar yang mewajibkannya berzakat. Jika harta yang dimiliki seseorang telah mencapai nishab, maka kekayaan tersebut wajib zakat, jika belum mencapai nishab, maka tidak wajib zakat. f. Mencapai haul Haul, yaitu kekayaan yang dimiliki seseorang apabila sudah mencapai satu tahun hijriyah atau telah mencapai jangka waktu yang mewajibkan seseorang mengeluarkan zakat.23 Sedangkan syarat sahnya adalah niat yang menyertai pelaksanaan zakat.24
2.1.4. Jenis harta yang wajib dizakati Dalam fiqih Islam harta kekayaan yang wajib dizakati digolongkan dalam beberapa kategori dan masing-masing kelompok berbeda nishab, haul dan kadar zakatnya, yakni sebagai berikut: a. Emas dan perak Emas dan perak termasuk logam mulia yakni merupakan tambang elok yang dijadikan perhiasan dan dijadikan mata uang yang berlaku dari waktu ke waktu. 23 24
Wahbah Al Zuhayly, Op. Cit, hlm. 98-106 Ibid
19
b. Hasil pertanian Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, daun-daunan, dan sebagainya. c. Hasil peternakan Yakni hewan ternak yang dipelihara selama setahun dan tidak di pekerjakan sebagai tenaga pengangkutan. Meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil (kambing, domba) dan unggas (ayam, itik, burung). d. Harta perniagaan Harta perniagaan adalah semua yang dapat diperjualbelikan untuk meraih keuntungan dari berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll. e. Hasil tambang dan barang temuan Ma'din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara dan sebagainya. Rikaz (barang temuan) adalah harta yang terpendam di dalam tanah dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan harta karun. Termasuk didalamnya harta atau barang yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya.
20
f. Kekayaan yang bersifat umum. Termasuk zakat profesi, saham, obligasi, rezeki tak terduga, undian, dan sebagainya.25 Adapun jenis barang, batasan nisab dan zakatnya sebagaimana tergambar dalam tabel 1.126 : Tabel 1.1. Jenis barang, nisab dan zakatnya No.
Jenis Barang
1.
Ternak unta
Zakat
Keterangan
5 - 9 ekor
1 kambing
Usia 2 tahun
10 - 14 ekor
2 kambing
Usia 2 tahun
15 - 19 ekor
3 kambing
Usia 2 tahun
20 - 24 ekor
4 kambing
Usia 2 tahun
25 - 35 ekor
1 unta
Usia 1 tahun
36 - 45 ekor
1 unta
Usia 2 tahun
45 - 60 ekor
1 unta
Usia 2 tahun
61 - 75 ekor
1 unta
Usia 4 tahun
76 - 90 ekor
2 unta
Usia 2 tahun
91 - 120 ekor
2 unta
Usia 3 tahun
30 – 39 ekor
1 kerbau
Usia 2 tahun
40 – 59 ekor
1 kerbau
60 – 69 ekor
2 kerbau
70 - 79 ekor
2 kerbau
80 - 89 ekor
2 kerbau
Ternak
40 – 120 ekor
1 kambing betina
kambing
121 – 200 ekor
2 kambing betina
201 – 300 ekor
3 kambing betina
Ternak kebau
25
Nisab
Usia 2 tahun
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta; PT. Grasindo, 2006, hlm.
25-36 26
Gustian Juanda, dkk., Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 22-29.
21
Ternak sapi
2.
Emas
30 - 39 ekor
1 sapi jantan/betina
Usia 1 tahun
40 - 59 ekor
1 sapi betina
Usia 2 tahun
60 - 69 ekor
2 sapi jantan/betina
70 - 79 ekor
2 sapi
80 - 89 ekor
2 sapi
20 misqal
2,5% = 0,5 misqal
20 misqal = 93,6 gr di
luar
perhiasan
wajar Perak
200 dirham
2,5% = 5 dirham
200 dirham = 624 gr
Perhiasan di
20 misqal
2,5% = 0,5 misqal
luar kewajaran (simpanan) 3.
4.
5.
6.
Makanan
Lebih dari 5 wasaq 1/10 irigasi alamiah
Setiap
pokok
= 200 dirham
wasaq = 40 dirham
Buah-buahan
Lebih dari 5 wasaq 1/10 irigasi alamiah
Setiap
= 200 dirham
wasaq = 40 dirham
Perniagaan
Profesi
1/20 irigasi biaya
1/20 irigasi biaya
panen
panen
Analog dengan emas 2,5%
1 tahun dari awal
93,6 gram
perhitungan
Analog dengan emas 2,5% x Rp.
Harga emas 1 gr =
93,6 gram jika
6.273.000,- = Rp.
Rp. 64.500,- x Rp.
digunakan rata-rata
155.930,00
64.500,- = Rp.
2,5%, setiap Rp.
1
1
6.237.000,-
1.000.000,- = Rp. 25.000,-
2.1.5. Mustahiq Zakat Para ulama dan ahli hukum Islam ketika membahas mengenai orang-orang yang berhak menerima zakat selalu merujuk pada surat atTaubah ayat 60 yang menjelaskan mengenai delapan kategori yang berhak menerima zakat, seperti yang ditegaskan dalam Al-Qur’an:
22
†Îûuρ öΝåκæ5θè=è% Ïπx©9xσßϑø9$#uρ $pκön=tæ t,Î#Ïϑ≈yèø9$#uρ ÈÅ3≈|¡yϑø9$#uρ Ï!#ts)àù=Ï9 àM≈s%y‰¢Á9$# $yϑ‾ΡÎ) ª!$#uρ 3 «!$# š∅ÏiΒ ZπŸÒƒÌsù ( È≅‹Î6¡¡9$# Èø⌠$#uρ «!$# È≅‹Î6y™ †Îûuρ tÏΒÌ≈tóø9$#uρ É>$s%Ìh9$# (60 : 980 ∪⊃∉∩ )اÒΟ‹Å6ym íΟŠÎ=tæ Artinya : “Sesungguhnya shadaqah (zakat) itu hanyalah untuk orangorang fakir, orang-orang miskin, penguus-pengurus zakat, para mualaf yang di bujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. At-Taubah: 60).27
Sebagaimana pendapat para ulama’ dan ahli hukum Islam yang merujuk dalam Al- Qur’an mengenai orang-orang yang berhak menerima zakat adalah sebagai berikut: 28 a. Fakir Fakir
adalah orang yang secara ekonomi berada pada
garis yang paling bawah. Orang yang sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi hidupnya. Fakir ini tidak ada penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dalam sehari-hari. b. Miskin Miskin adalah orang yang mempunyai pekerjaan tetapi hasil yang diperoleh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Secara keseluruhan ia tergolong orang-orang yang masih tetap kerepotan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. 27 28
Depag, op. cit, hlm. 196 Saefudin Zuhri, Zakat Kontekstual, Semarang: Bima Sejati, 2000, hlm 61
23
c. Amil Amil adalah orang yang mendapatkan amanah untuk pengumpulan dan pembagian zakat. d. Muallaf Muallaf
adalah orang kafir yang ada harapan masuk
islam, dan orang yang baru masuk islam akan tetapi imannya masih lemah. e. Riqab (para budak) Riqab artinya adalah orang dengan status budak. Dalam pengertian ini dana zakat untuk kategori riqab berarti dana untuk usaha memerdekakan orang atau kelompok yang sedang tertindas dan kehilangan haknya untuk menentukan arah hidupnya sendiri. f. Gharimin Gharimin adalah orang yang tertindih hutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. g. Fi Sabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah) Fi Sabilillah yaitu orang yang berjuang dijalan Allah (untuk kepentingan membela agama Islam). h. Ibnu Sabil (orang yang dalam perjalanan) Ibnu Sabil yaitu orang yang kehabisan perbekalan ketika dalam perjalanan, yang mana berpergiannya bukan untuk melakukan maksiat.
24
2.1.6. Pengelolaan Zakat Pengelolaan zakat menurut Undang-Undang No. 38 Tahun 1999
adalah
sebuah
kegiatan
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.29 Aktifitas pengelolaan zakat yang telah diajarkan oleh Islam dan telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW dan penerusnya yaitu para sahabat. Pada zaman Rasulullah SAW dikenal sebuah lembaga yang disebut Baitul Mal yang bertugas dan berfungsi mengelola keuangan negara. Pemasukannya bersumber dari dana zakat, infaq, kharaj, jizyah, ghanimah dan sebagainya. Kegunaannya untuk mustahiq yang telah ditentukan, kepentingan dakwah, pendidikan, kesejahteraan sosial, pembuatan infrastruktur dan sebagainya. Namun saat ini makna Baitul Mal mengalami penyempitan, hanya sebagai lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infaq, shadaqah dan wakaf yang dikenal sebagai organisasi pengelola zakat. Keberadaan organisasi pengelola zakat di Indonesia telah diatur dalam perundang-undangan, yakni UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama No. 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999 dan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No. D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
29
Gustian Djuanda dkk., Op. cit, hlm. 3
25
Peraturan bertujuan agar organisasi pengelola zakat dapat lebih profesional, amanah dan transparan sehingga dana yang dikelola dapat berdampak positif terhadap pemberdayaan dan kesejahteraan umat.30 Mengurus
dana
zakat
memerlukan
manajemen
dan
pengelolaan secara profesional agar potensi yang besar dapat memberi manfaat bagi kaum dhuafa. Maka bagian terpenting dalam proses manajemen pengelolaan zakat adalah tahap alokasi dan pendistribusian dana zakat. Karena proses inilah yang langsung bersentuhan dengan sasaran penerima zakat. Manajemen suatu organisasi pengelola zakat yang baik dapat diukur dan dirumuskan dengan tiga kata kunci yang dinamakan Good Organization Governance, yaitu: 1. Amanah Sifat amanah merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap amil zakat. Tanpa adanya sifat tersebut maka system akan hancur, sebagaimana sistem perekonomian Indonesia hancur disebabkan rendahnya moral dan tidak amanahnya pelaku ekonomi. Terlebih dana yang dikelola adalah dana umat yang secara esensi milik mustahiq. 2. Prefesional Hanya dengan profesionalitas yang tinggilah maka dana yang dikelola akan menjadi efektif dan efisien.
30
Ibid
26
3. Transparan Dengan transparansi pengelolaan zakat, maka akan menciptakan suatu sistem kontrol yang baik, karena melibatkan pihak intern organisasi dan pihak muzakki maupun masyarakat luas. Dengan transparansi maka rasa curiga dan ketidakpercayaan masyarakat akan dapat diminimalisir.31 Secara umum prinsip akuntansi sebuah lembaga
amil
harus memenuhi standar akuntansi pada umumnya, yakni: 1. Accountability Yaitu pembukuan harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, dengan bukti yang sah. 2. Auditable Yaitu pembukuan dapat dengan mudah dipahami oleh pihak pemakai laporan, mudah ditelusuri dan dapat dicocokan. 3. Simplicity Yaitu pembukuan disesuaikan dengan kepraktisan, sederhana dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan lembaga tanpa harus mengubah prinsip penyusunan laporan keuangan. Laporan Keuangan sebuah lembaga pengelola zakat harus diterbitkan secara berkala, hal tersebut untuk meningkatkan
31
Sholahuddin, Ekonomi Islam, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006, hlm. 236
27
kepercayaan muzakki maupun calon muzakki. Sehingga keyakinan dan kepercayaan muzakki terhadap citra lembaga tetap terjaga.32 Zakat mengentaskan
merupakan kemiskinan,
salah
satu
pemerataan
instrumen pendapatan
untuk dan
mempersempit kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin. Maka melalui lembaga zakat diharapkan kelompok lemah dan kekurangan tidak lagi merasa khawatir terhadap kelangsungan hidupnya, karena substansi zakat merupakan mekanisme yang menjamin terhadap kelangsungan hidup mereka di tengah masyarakat, sehingga mereka merasa hidup di tengah masyarakat manusia yang beradab, kepedulian dan tradisi saling menolong.33 Dengan demikian, maka amil dalam melaksanakan manajemen pengelolaan zakat harus dikelola secara optimal, profesional dan sesuai dengan tujuan zakat yaitu mengentaskan kemiskinan, oleh karena itu harus memiliki data-data yang lengkap berkaitan dengan nama-nama mustahik dan tingkat kesejahteraan hidupnya serta kebutuhannya.
2.1.7. Minat Membayar Zakat 2.1.7.1. Pengertian minat Minat dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai sebuah kecenderungan hati yang tinggi 32
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 225 33 Gustian Djuanda dkk., Op. cit. hlm. 16
28
terhadap sesuatu gairah atau keinginan.34 Minat merupakan kecenderungan
seseorang
untuk
menentukan
pilihan
aktivitas. Pengaruh kondisi individual dapat merubah minat seseorang. Sehingga dikatakan minat sifatnya tidak stabil.35 Secara
etimologi
pengertian
minat
adalah
perhatian, kecenderungan hati) kepada sesuatu keinginan.36 Sedangkan menurut istilah ialah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.37 Minat merupakan motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Setiap minat akan memuaskan suatu kebutuhan. Dalam melakukan fungsinya kehendak itu berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Pikiran mempunyai kecenderungan bergerak dalam sektor rasional analisis, sedang perasaan yang bersifat halus/tajam lebih mendambakan
34
kebutuhan.
Sedangkan
akal
berfungsi
Anton M. Moeliono dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, hlm. 225 35 Muhaimin, Korelasi Minat Belajar Pendidikan Jasmani terhadap hasil Belajar Pendidikan Jasmani, Semarang: IKIP, 1994, hlm. 4 36 WJS. Poerwadarminta, Kamis Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1982, hlm. 650 37 Andi Mappiare, Psikologi Remaja, Surabaya: Usaha Nasional, 1997, hlm. 62
29
sebagai pengingat fikiran dan perasaan dalam koordinasi yang harmonis, agar kehendak bisa diatur sebaik-baiknya.38 Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa minat adalah dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Selain itu minat dapat timbul karena adanya faktor eksternal dan juga adanya faktor internal.39 Minat yang besar terhadap suatu hal merupakan modal yang besar untuk membangkitkan semangat untuk melakukan tindakan yang diminati dalam hal ini membayar zakat di Rumah Zakat cabang semarang. 2.1.7.2. Macam-macam minat 1. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat primitif dan minat kultural. Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan. Sedangkan minat kultural adalah minat yang timbul karena proses belajar. 2. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat intrinsik dan ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau 38 39
Sukanto M.M., Nafsiologi, Jakarta: Integritas Press, 1985, hlm. 120 Lestar, Alice Crow, Op. Cit, hlm. 303
30
asli. Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut. 3. Berdasarkan cara mengungkapkan, minat dapat di bedakan menjadi empat yaitu: a. Expressed interest Minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan semua kegiatan, baik yang disenangi maupun yang paling tidak disenangi. b. Manifest interest Minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya. c. Tested interest Minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan hasil jawaban tes obyektif yang ada. d. Inventoried interest Minat yang diungkapkan dengan cara menggunakan alat-alat yang sudah distandarkan, berisi pertanyaan-pertanyaan kepada subyek.40
40
Ibid, hlm. 265.
31
Semua minat
mempunyai
dua aspek
yaitu;
pertama, adalah aspek kognitif. Kedua, aspek afektif. Aspek kognitif didasarkan pada konsep yang dikembangkan seseorang
mengenai
bidang
yang
berkaitan
dengan
manusia. Sedang aspek afektif atau bakat emosional adalah aspek yang berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang penting misal orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut. 41 2.1.7.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat Menurut Crow and Crow dalam bukunya Abdul Rahman
Saleh
berpendapat
ada
tiga
faktor
yang
mempengaruhi timbulnya minat, yaitu: 1. Dorongan dari dalam diri individu, misal dorongan makan, rasa ingin tahu dan seks. 2. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. 3. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi.42 2.1.7.4. Fungsi minat Nuckols dan Banducci dikutip oleh Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan sebagai berikut: 41
Sukanto, op.cit, hlm. 116-119 . Abdul Rahman Saleh, op. cit, hlm. 264.
42
32
1. Minat mempengaruhi intensitas cita-cita. 2. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. 3. Prestasi selalu dipengaruhi jenis dan intensitas minat. 4. Minat
yang
terbentuk
seumur
hidup
membawa
kepuasan.43 2.1.7.5. Penentuan minat Karena pentingnya peran minat dalam kehidupan manusia, maka minat perlu sekali ditemukan dan dipupuk. Ada beberapa metode untuk menentukan minat seseorang antara lain: 1. Pengamatan kegiatan 2. Pertanyaan 3. Membaca 4. Keinginan 5. Laporan mengenai apa saja yang diminati.44 Sebagaimana
terkandung
dalam
Al-qur’an,
berkaitan dengan minat terdapat pada surat pertama yang perintahnya adalah agar kita membaca. Bukan sekedar membaca buku atau secara tekstual, tetapi dalam semua aspek. Termasuk tuntunan membaca cakrawala dunia yang merupakan kebesaran-Nya, serta membaca potensi diri
43 44
Abdul Wahib, ibid., hlm. 109-110 Andi Mappiare, op.cit, hlm. 65
33
sehingga kita dapat memahami apa yang sebenarnya menarik minat kita dalam kehidupan ini. Firman Allah SWT.:
.َْْ )َ َْ َ' ن َ َLMْ Nِ ْ َ اK َ . ِ ََ ْ ِ َ K َ ِي-K ا. ْآ َ ُمIَ ْ اC َ D َأْ َو َر:ْ ا Artinya: “Bacalah! Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui-Nya”(Q.S. AlAlaq: 3-5).45 Jadi minat merupakan karunia terbesar yang dianugerahkan Allah SWT kepada kita semua. Namun demikian bukan berarti kita hanya berpangku tangan dan minat tersebut dapat berkembang dengan sendirinya. Tetapi kita harus ada upaya mengembangkan anugerah Allah itu secara maksimal sehingga karunianya dapat berguna dengan baik pada diri dan lingkungan kita berada.46 Ketidakpercayaan
ataupun
kurang
percaya
masyarakat terhadap lembaga amil zakat membuat sebagian masyarakat lebih memilih menunaikan ibadah zakat langsung kepada mustahiq zakat dari pada ke lembaga zakat. Oleh karena itu, pengelolaan zakat oleh suatu lembaga amil zakat yang lebih profesional, amanah dan
45
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsir Al-Qur’an, Al-Qur'an Dan Terjemahnya, Jakarta: DEPAG ,1989, hlm. 939. 46 Abdul Rahman Saleh, op. cit, hlm. 272
34
transparan akan dapat menumbuhkan semangat masyarakat untuk menyalurkan zakatnya melalui lembaga tersebut. Tingkat
pemahaman
masyarakat
muslim
mengenai keagamaan khususnya ibadah zakat berpengaruh kuat terhadap semua aspek kehidupan manusia, khsusunya berdampak pada kesadaran masyarakat membayar zakat. Termasuk
ajaran
Islam
mengenai
pemerataan
dan
pendistribusian pendapatan yang memihak kepada rakyat miskin. Pendapatan berpengaruh terhadap jumlah zakat yang harus dibayarkan oleh muzakki. 47 Dengan
demikian,
kepercayaan,
tingkat
religiusitas serta pendapatan masyarakat merupakan faktor terpenting dalam menentukan perilaku masyarakat untuk menunaikan zakat di lembaga amil zakat. Pengelolaan dana zakat yang lebih profesional akan menjadikan lembaga amil zakat tersebut sebagai pilihan utama masyarakat dalam berzakat dan mengajak orang lain untuk menunaikan zakat.
2.1.8. Kepercayaan Kepercayaan (trust atau belief) merupakan keyakinan bahwa tindakan orang lain atau suatu kelompok konsisten dengan kepercayaan mereka. Kepercayaan lahir dari suatu proses secara 47
Hikayah Azizi, Journal of Islamic Business and Economics, Desember 2008, Vol. 3 No.2, hlm. 76-77
35
perlahan kemudian terakumulasi menjadi suatu bentuk kepercayaan, dengan kata lain kepercayaan adalah keyakinan kita bahwa di satu produk ada atribut tertentu. Keyakinan ini muncul dari persepsi yang berulang adanya pembelajaran dan pengalaman.48 Kepercayaan pada dasarnya adalah kemauan suatu pihak untuk mengandalkan pihak lain, yaitu pihak yang mendapat kepercayaan. Kepercayaan juga merupakan sekumpulan keyakinan spesifik terhadap Integritas (kejujuran pihak yang dipercaya), Benevolence (perhatian dan motivasi yang dipercaya untuk bertindak sesuai dengan kepentingan yang mempercayai mereka), Competency (kemampuan pihak yang dipercaya untuk melaksanakan kebutuhan yang mempercayai) dan Predictability (konsistensi perilaku pihak yang dipercaya).49 Kepercayaan merupakan penilaian atas kredibilitas pihak yang akan dipercaya atas kemampuan pihak yang dipercaya dalam menyelesaikan
kewajiban-kewajibannya.
Sedangkan
kepuasan
adalah suatu ungkapan yang bernada positif yang berasal dari penilaian semua aspek hubungan kerjasama antara pihak satu dengan pihak lain. Kepuasan tersebut berdasarkan sejauhmana manfaat sebuah produk/jasa yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan.50
48
M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 62-
63 49
Wahab Zaenuri dkk., Membangun Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Melalui Atribut Produk, Komitmen Agama, Kualitas Jasa dan Kepercayaan Pada bank Syari’ah, Semarang: Puslit IAIN Walisongo, hlm. 14. 50 Ibid , hlm. 290
36
Model kepercayaan organisasional memasukkan sifat kepribadian yang disebut kecenderungan untuk percaya (propensity to trust). Kecenderungan (propensity) dapat dianggap sebagai keinginan umum untuk mempercayai orang lain. Kecenderungan akan mempengaruhi seberapa banyak kepercayaan yang dimiliki seseorang untuk orang yang dipercaya. Kepercayaan melibatkan loncatan kognitif melampaui harapan-harapan yang dijamin oleh dasar pemikiran dan pengalaman. Untuk membangun sebuah kepercayaan diperlukan tujuh core values, yaitu sebagai berikut: 51 1. Keterbukaan Kerahasiaan
dan
kurangnya
transparansi
dalam
menjalankan sesuatu akan mengganggu trust building. Oleh karena itu diperlukan keterbukaan antara kedua belah pihak agar keduanya dapat saling percaya antara satu sama lain. 2. Kompeten Adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau peran dalam membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran. Yakni sebagai syarat
untuk
dianggap
mampu
oleh
masyarakat
melaksanakan tugas di bidang pekerjaan tertentu.
51
Wibowo, Manajemen Perubahan, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006, hlm. 380
dalam
37
3. Kejujuran Kejujuran
merupakan
elemen
terpenting
dalam
mendapatkan sebuah kepercayaan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kecurangan yang bersifat merugikan yang lain. Jujur bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Dengan kata lain jujur adalah berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Dalam penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. 4. Integritas Integritas
adalah
keselarasan
antara
niat,
pikiran,
perkataan dan perbuatan. Dalam prosesnya, berjanji akan melaksanakan tugas secara bersih, transparan, dan profesional dalam arti akan mengerahkan segala kemampuan dan sumber daya secara optimal untuk memberikan hasil kerja terbaik. Orang yang berintegritas tinggi mempunyai sikap yang tulus, jujur, berperilaku konsisten serta berpegang teguh pada prinsip kebenaran untuk menjalankan apa yang dikatakan secara bertanggung jawab. 5. Akuntabilitas Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk mempertanggungjawabkan sesuatu
38
yang telah dikerjakan kepada lingkungannya atau orang lain. Akuntabilitas sekiranya dapat diukur dengan pertanyaanpertanyaan tentang seberapa besar motivasi menyelesaikan pekerjaan dan seberapa besar usaha (daya pikir) untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut. 6. Sharing Sharing adalah sebuah pengakuan atau pengungkapan diri terhadap orang lain yang berfungsi untuk berbagi sesuatu untuk meringankan sebuah masalah. Sharing merupakan elemen penting dalam membangun kepercayaan karena mempunyai manfaat nilai psikologis yakni membantu membangun hubungan yang lebih baik antara satu sama lain. Termasuk didalamnya sharing informasi, ketrampilan, pengalaman dan keahlian. 7. Penghargaan. Untuk mendorong sebuah kepercayaan maka harus terdapat respek saling menghargai antara satu sama lain. Kepercayaan terhadap lembaga zakat dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kemauan muzzaki untuk mengandalkan lembaga zakat untuk menyalurkan zakatnya kepada mustahiq zakat karena muzzaki yakin lembaga tersebut profesional, amanah dan transparan. Disamping akan menumbuhkan rasa kepercayaan tinggi masyarakat terhadap lembaga zakat, dana zakat yang terkumpul juga akan lebih optimal dalam segi pemanfaatan.
39
Dengan demikian, masyarakat akan lebih berkomitmen terhadap lembaga amil zakat tersebut, dan menjadikannya sebagai pilihan utama dalam berzakat dan mengajak orang lain untuk berzakat di lembaga amil zakat.
2.1.9. Religiusitas Religiusitas berasal dari bahasa latin religio, yang berakar dari kata religare yang berarti mengikat.52 Secara subtansial religius menunjuk pada sesuatu yang dirasakan sangat dalam yang bersentuhan dengan keinginan seseorang yang butuh ketaatan dan memberikan imbalan sehingga mengikat seseorang dalam suatu masyarakat. Agama (religion) berasal dari bahasa latin religio yang berarti ikatan bersama. Agama dibentuk oleh serangkaian tindakan dan konsep. Menurut Durkheim keyakinan bersifat individual dan mempengaruhi cara berfikir dan berperilaku. Istilah agama sering disamakan dengan istilah yang lain seperti religi (religion: bahasa Inggris) dan (ad-diin: bahasa Arab), pada dasarnya semua istilah ini sama maknanya dalam terminologi dan teknis.53 Sedangkan menurut Mayer agama adalah seperangkat aturan dan kepercayaan yang pasti untuk membimbing manusia dalam tindakan terhadap tuhan, orang
52 53
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009, hlm. 15-16 Dadang Kahmad, Op. cit, hlm. 13
40
lain dan diri sendiri.54 Paham keagamaan yang dianut pada akhirnya mendorong pada perilaku sehari-hari, baik dalam peribadatan maupun akhlak bermasyarakat.55 Agama adalah wahyu yang diturunkan oleh tuhan untuk manusia. Disamping sebagai sebuah keyakinan (belief) agama juga merupakan gejala sosial. Artinya, agama yang dianut melahirkan berbagai perilaku sosial, yakni perilaku yang tumbuh dan berkembang dalam sebuah kehidupan bersama. Fungsi dasar agama tersebut ialah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati sesuatu yang sakral. Lewat pengalaman beragama, yaitu penghayatan kepada tuhan, manusia menjadi memiliki kesanggupan, kemampuan dan kepekaan rasa untuk mengenal dan memahami eksistensi sang Illahi. Agama memiliki daya konstruktif, regulatif dan formatif membangun tatanan kehidupan masyarakat. Religius Islam meliputi dimensi jasmani dan rohani, fikir dan dzikir, akidah dan ritual, penghayatan
dan
pengamalan,
akhlak,
individual
dan
kemasyarakatan, dunia dan ukhrawi. Pada dasarnya religiusitas meliputi seluruh dimensi dari seluruh aspek kehidupan. 56
54
Brian S. Turner, Agama dan Teori Sosial Rangka- Pikir Sosiologi Dalam Membaca Eksistensi Tuhan Diantara Gelegar Ideologi-ideologi Kontemporer, Yogyakarta: IRCiSoD, 2006, Cet. II, hlm. 36 55 Zuly Qodir, Agama dan Mitos Dagang, Solo: Pondok Edukasi, 2002, hlm. 26 56 Maman, Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktik, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 1
41
C.Y. Glock dan R. Stark dalam buku American Piety: The Nature of Religious Comitment sebagaimana dalam buku Sosiologi Agama menyebutkan lima dimensi beragama, yakni:57 1. Keyakinan Dimensi berisikan pengharapan yang berpegang teguh pada teologis tertentu. Dimensi ini mengungkap hubungan manusia dengan keyakinan terhadap rukun iman, kebenaran agama dan masalah-masalah ghaib yang diajarkan oleh agama. 2. Pengamalan/ praktik Merupakan dimensi praktik agama yang meliputi perilaku
simbolik
dari
makna-makna
keagamaan
yang
terkandung didalamnya. Dimensi ini berhubungan dengan sejauh mana tingkat kepatuhan seseorang dalam mengerjakan kegiatankegiatan ritual yang diperintahkan oleh agamanya. Yakni berkaitan dengan frekuensi, intensitas, dan pelaksanaan ibadah, seperti sholat, puasa, zakat, ibadah haji, doa, dan sebagainya. 3. Penghayatan Dimensi penghayatan keagamaan merujuk pada seluruh keterlibatan dengan hal-hal yang suci dari suatu agama. Dimensi ini mencakup pengalaman dan perasaan tentang kehadiran tuhan dalam kehidupan, ketenangan hidup, takut melanggar larangan tuhan, keyakinan menerima balasan dan hukuman, dorongan
57
Dadang Kahmad, Op. cit, hlm. 53-54
42
untuk melaksanakan perintah agama, perasaan nikmat dalam beribadah dan perasaan syukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah SWT dalam menjalani kehidupan. 4. Pengetahuan Dimensi ini berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap ajaran-ajaran agama dan kitab sucinya. Menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup sekaligus sebagai sumber pengetahuan, dan memberikan ajaran Islam. 5. Konsekuensi Dimensi yang mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan,
pengamalan,
penghayatan
dan
pengetahuan
seseorang. Yakni berkaitan dengan kewajiban seseorang sebagai pemeluk agama untuk melaksanakan ajaran-ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dengan bukti sikap dan tindakannya berlandaskan pada etika dan spiritualitas agama. Dimensi-dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perilaku tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, norma-norma dan nilai-nilai agama sangat berpengaruh terhadap perilaku sosial.58
58
Ibid
43
Dengan demikian, pemahaman seseorang terhadap normanorma syari’ah, khsusnya terkait dengan kewajiban zakat, sangat mepengaruhi kesadaran seseorang untuk mengeluarkan zakat kepada mustahiq zakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap seseorang terhadap suatu objek (kewajiban zakat), maka semakin tinggi pula kemungkinan seseorang untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan objek tersebut.
2.1.10. Pendapatan Perdapatan ialah tambahan harta yang diperoleh dari sumber yang diketahui dan bersifat tetap. Sumber pendapatan dapat bersifat material, seperti tanah atau non material seperti pekerjaan atau bisa dari keduaya. Sehingga pendapatan terbagi atas penghasilan, gaji/ upah dan keuntungan.59 Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi atas pengorbanannya dalam proses produksi. Masing-masing faktor produksi seperti: tanah akan memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa gaji/ upah dan keahlian termasuk para enterpreneur akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba.60
59
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat: Studi Komperatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadits, Jakarta: PT. Mitra Kerjaya Indonesia, 2004, hlm. 1033-1034 60 Sadono Sukirno, Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995, hlm. 35
44
Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diterima seorang pegawai yang memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisasi. Sedangkan upah merupakan kata lain dari gaji yang seringkali ditujukan kepada pegawai tertentu, biasanya pegawai bagian operasi.61 Dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan yang berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan tenaga kerja (labour income), sedangkan pendapatan dari selain tenaga kerja disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (non labour
income).
Dalam
kenyataannya
membedakan
antara
pendapatan tenaga kerja dan pendapatan bukan tenaga kerja tidaklah selalu mudah dilakukan. Ini disebabkan karena nilai output tertentu umumnya terjadi atas kerjasama dengan faktor produksi lain.62 Oleh
karena
itu
perhitungan
pendapatan
migran
dipergunakan beberapa pendekatan yakni tergantung pada lapangan pekerjaannya. Untuk yang bekerja dan menerima balas jasa berupa upah atau gaji dipergunakan pendekatan pendapatan (income approach), bagi yang bekerja sebagai pedagang, pendapatannya dihitung dengan melihat keuntungan yang diperolehnya. Untuk yang bekerja sebagai petani, pendapatannya dihitung dengan pendekatan
61
Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Jakarta: PT. Grasindo, 2002, hlm. 245 62 Sunuharyo, Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pegawai Golongan Rendah di Perumnas Klender, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Jakarta: Rajawali Press, 1982, hlm. 25
45
produksi (production approach). Dengan demikian berdasarkan pendekatan di atas dalam pendapatan pekerja migran telah terkandung balas jasa untuk skill yang dimilikinya.63 Ada beberapa alternatif penjelasan mengenai hubungan antara konsumsi dengan pendapatan. Apabila tingkat pendapatan meningkat maka konsumsi juga akan meningkat, tetapi dengan proporsi yang lebih kecil.64 Islam telah mewajibkan zakat atas kekayaan juga mewajibkan zakat atas pendapatan. Contohnya kewajiban zakat atas pendapatan hasil pertanian, hasil barang tambang, dan juga pendapatan dari hasil pekerjaan bebas, termasuk di dalamnya gaji/ upah, honorarium dan hasil-hasil lain yang diperoleh dari berbagai pekerjaan dan usaha.65 Dengan
demikian,
pendapatan
seseorang
sangat
mepengaruhi untuk mengeluarkan zakat. Karena pendapatan memiliki hubungan mengenai apakah harta tersebut sudah mencapai nishab atau belum, disamping pula berpengaruh terhadap besar jumlah zakat yang akan dikeluarkan oleh muzakki.
63
Ibid Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, Yogyakarta: Ekonosia FE UII, 2003, hlm. 23 65 Yusuf Qardawi, Op. cit. hlm. 1034-1035 64
46
2.1.11. Rumah Zakat cabang Semarang Rumah Zakat cabang Semarang merupakan suatu lembaga swadaya masyarakat yang mengutamakan program pendidikan, sosial, ekonomi, dan kesehatan. Secara umum program pendidikan ditujukan kepada anak yatim dan kurang mampu, dengan beasiswa pendidikan dan pembinaan integral. Sebagai lembaga pengelola dana zakat, infaq, shadaqah, dan dana kemanusiaan lainnya Rumah Zakat berdiri menjadi jembatan
harmoni
antara
para
muzzaki
dan
mustahik,
menyambungkan empati dalam simpul pelayanan gratis hingga pemberdayaan. Rumah Zakat telah hadir di 44 jaringan kantor di 38 kota besar di Indonesia. Dengan dukungan teknologi informasi, kini semua kantor telah terkoneksi secara online. Sehingga pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat. 66 Semangat
membumikan
nilai
spritualitas
menjadi
kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan muzzaki dan mustahik. Antara para aghniya (orang kaya) dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial bisa semakin dikurangi jaraknya. Kesesuaian syari’ah dan ketepatan sasaran menjadi indikator sukses utama Rumah Zakat dalam penentuan pendayagunaan program. Untuk itu Rumah Zakat mengembangkan tiga program unggulan yakni;
66
http://www.rumahzakat.org,
47
1. Senyum juara Senyum juara dimaksudkan untuk mengantarkan anak bangsa dalam meraih masa depan
yang lebih baik dengan
program-program pemberdayaan di bidang pendidikan. 2. Senyum sehat Merupakan program penyediaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu yang tidak dapat mengakses kesehatan secara gratis. 3. Senyum mandiri. Merupakan program yang bertujuan untuk membantu meningkatkan skill masyarakat dan mendatangkan pendapatan agar kehidupannya lebih layak dan mampu mandiri. Program yang dikembangkan Rumah Zakat cukup sederhana, namun manfaatnya sangat terasa di masyarakat. Program-program nyata inilah yang ikut menguatkan mustahik semakin percaya terhadap Rumah Zakat.67
67
Brosur Rumah Zakat
48
2.1.12. Penelitian Terdahulu Dalam studi literatur ini, penulis mencantumkan beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa pihak, sebagai bahan rujukan dalam mengembangkan materi yang ada dalam penelitian yang dibuat oleh penulis. Beberapa penelitian yang memiliki korelasi dengan penelitian ini adalah: 1. Hikayah Azizi Nur Farida (2008) dengan judul Variabelvariabel yang Mempengaruhi Pembayaran Zakat oleh Para Muzakki (studi kasus pengelola Lembaga Keuangan Syariah di Kota Yogyakarta). Hasil analisis regresi yang dilakukan dapat diketahui bahwa pendapatan dan Indeks Religiusitas masingmasing berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan individu apakah membayar zakat atau tidak. 2. Fuadiy dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Muzakki Lembaga Amil Zakat Dompet Amal Insani (DAI) dalam Membayar Zakat Profesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden termotivasi membayar zakat profesinya dikarenakan faktor: Pertama, wawasan yang baik tentang zakat. Kedua, solidaritas terhadap sesama. Ketiga, kepercayaan yang tinggi terhadap LPZ. Keempat, kebiasaan yang sudah lama dilakukan.
49
3. Ayub Mursalin dengan judul Hubungan antara Tingkat Pemahaman dan Sikap Masyarakat Kota Jambi Terhadap Kewajiban Zakat dengan Kesadaran untuk Berzakat ke BAZDA. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa tanpa adanya pemahaman dan sikap terhadap kewajiban zakat, kesadaran untuk berzakat seseorang adalah -4.548. Berarti hubungan antara kesadaran dan pemahaman adalah positif. 4. Thamrin
Dahlan
dengan
judul
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi Muzakki Menunaikan Zakat pada Baitul Maal Masjid Jami An Nur Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas muzakki dalam menunaikan zakat dalam waktu setahun adalah karena kinerja amil yang dinilai zakat cukup baik, zakat diasumsikan muzakki sebagai tabungan akhirat dan kehadiran muzakki dalam majelis taklim lebih dari 3 kali dalam seminggu.
50
2.1.13. Kerangka Teori Model konseptual yang didasarkan pada tinjauan pustaka, kerangka pemikiran teoritis penelitian dijelaskan pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Kepercayaan (X1) - Keterbukaan - Kompeten - Kejujuran - Integritas - Akuntabilitas - Sharing - Penghargaan
Religiusitas (X2) - Keyakinan - Pengamalan - Penghayatan - Pengetahuan - Konsekuensi
Pendapatan (X3) - Upah /gaji - Keuntungan
Minat (Y) - Dorongan dari dalam diri individu - Motif sosial - Faktor emosional
51
2.1.14. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis dan hasil penemuan beberapa penelitian, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: H1 = Kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat masyarakat
membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
H 2 = Religiusitas berpengaruh positif terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. H 3 = Pendapatan berpengaruh positif terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
H 4 = Kepercayaan, religiusitas dan pendapatan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
52
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field ressearch) yakni pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan.1 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
3.2
Sumber Data Ada dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. 3.2.1
Data Primer Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.2 Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang, di samping itu juga tentang pengelolaan zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. Untuk memperoleh data tersebut, peneliti meminta buku daftar muzakki di Rumah Zakat sekaligus melakukan wawancara dengan pihak Rumah Zakat Cabang
1
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2008, hlm. 17. Husen Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 42 2
52
53
Semarang. Disamping itu peneliti juga memperoleh data dari para muzakki dengan cara menyebarkan kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti. Kuesioner tersebut didesain menggunakan skala likert. 3.2.2
Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui buku-buku, brosur dan artikel dari website yang berkaitan dengan penelitian.3 Atau data yang berasal dari orang-orang kedua atau bukan data yang datang secara langsung. Data ini mendukung pembahasan dan penelitian, untuk itu beberapa sumber buku atau data yang di peroleh akan membantu dan mengkaji secara kritis penelitian tersebut.4 Untuk memperoleh data tersebut peneliti mengambil data dari beberapa buku, brosur, website dan contoh penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.3
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 3.3.1
Metode Angket (Kuesioner) Metode kuesioner adalah suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan responden merespon daftar
3
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial Lainya, Jakarta: Kencana, 2005, hlm. 119. 4 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Off set, 2006, hlm. 160.
53
54
pertanyaan atau pernyataan tersebut. Instrumen dalam penelitian ini bersifat terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka adalah jika jawaban tidak disediakan sebelumnya, sedangkan bersifat tertutup adalah jika alternatif- alternatif jawaban telah disediakan.5 Kuesioner yang dipakai di sini adalah model tertutup karena jawaban telah disediakan. Dan pengukurannya menggunakan skala likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan jawaban dengan tabel sebagai berikut:6 Tabel 3.1 Alternatif jawaban dengan skala likert Simbol
Alternatif jawaban
Nilai
SS
Sangat Setuju
5
S
Setuju
4
N
Netral
3
TS
Tidak Setuju
2
STS
Sangat Tidak Setuju
1
Kuesioner dalam penelitian ini diberikan kepada para muzakki di Rumah Zakat Cabang Semarang terkait dengan faktorfaktor yang mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
5
Husein Umar, Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 49-50. Imam Ghozali, Aplikasi Analisis multivariate Dengan Program SPSS, Cetekan IV, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005, hlm. 45. 6
54
55
3.3.2
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, buku harian, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya yang berkaitan dengan obyek penelitian.7 Dalam hal ini peneliti ingin mendapatkan data tentang profil dan pendayagunaan zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
3.3.3
Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian.8 Wawancara disini ditujukan kepada pihak manajemen pada Rumah Zakat Cabang Semarang untuk mendapatkan informasi mengenai data jumlah muzakki Rumah Zakat Cabang Semarang, perkembangan Rumah Zakat Cabang Semarang dan sebagainya.
3.4
Populasi Dan Sampel Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian.9 Sedangkan sampel adalah suatu
7
Op.cit, hlm. 231. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metode penelitian bisnis dan manajemen, Yoyakarta: BPFE, 2002, hlm. 152. 9 Suharyadi Purwanto S.K, Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern,Buku 2, Jakarta: Salemba Empat, 2004, hlm. 323. 8
55
56
bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian.10 Populasi dalam penelitian ini adalah semua muzakki di Rumah Zakat Cabang Semarang yaitu sebanyak 2.197 orang.11 Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah sampel acak (probabilitas sampling) yaitu metode pemilihan sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convinience sampling. Yang dimaksud dengan convenience yakni metode pengambilan sampel yang didasarkan pada pemilihan anggota populasi yang mudah di akses untuk memperoleh jawaban atau informasi. Pengambilan sampel diperoleh berdasarkan rumus slovin.12 N n
= 1 + Ne2
Dimana: n
= Ukuran sampel
N
= Ukuran Populasi
e
= Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir (10%). Besarnya populasi diketahui sebesar 2.197 orang. Jadi besarnya
sampel yang digunakan adalah:
10
Ibid Brosur Rumah Zakat dan wawancara dengan Bpk. Sri Suroto (HRD Rumah Zakat Cabang Semarang) pada tanggal 26 November 2010 12 Op.cit. Husein Umar, hlm. 78. 11
56
57
2.197 n
=
n
1 + 2.197 (10%)² = 99,95 Untuk memudahkan peneliti dalam pengolahan data maka peneliti
membulatkan sampel dari 99,95 menjadi 100 sampel.
3.5
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik penelitian.13 Obyek penelitian yang dimaksud adalah minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. Pada dasarnya penentuan variabel penelitian merupakan operasionalisasi kontrak supaya dapat diukur. Dalam
penelitian
ini,
operasional
variabel
penelitian
dan
pengukuran variabel dapat dilihat dari tabel 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.2 Variabel penelitian, definisi, indikator dan skala pengukuran Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Skala
- Keterbukaan
Diukur melalui
tertentu, berdasarkan
- Kompeten
angket
persepsi yang berulang
- Kejujuran
(kuesioner)
Kepercayaan Keyakinan terhadap jasa (X1)
dan adanya pembelajaran - Integritas
menggunakan
dan pengalaman (M.
- Akuntabilitas skala likert
Taufiq Amir: 2005).
- Sharing
Definisi operasionalnya
- Penghargaan
adalah Kemampuan 13
Ibid, hlm.99.
57
58
Rumah Zakat dalam melaksanakan dan menjaga amanah sesuai yang diharapkan muzakki. Religiusitas 2
(X )
Paham keagamaan yang
- Keyakinan
Diukur melalui
pada akhirnya
- Pengamalan
angket
mempengaruhi cara
- Penghayatan
(kuesioner)
berfikir dan berperilaku
- Pengetahuan
menggunakan
hidup (Zuly Qodir:
- Konsekuensi
skala likert
2002). Definisi operasionalnya adalah Perwujudan ketaatan beragama dalam keyakinan, pola piker dan perilaku seseorang dalam mengamalkan rukun Islam yang ketiga (zakat). Pendapatan
Tambahan harta yang
- Upah /gaji
Diukur melalui
(X3)
diperoleh dari sumber
- Keuntungan
angket
yang diketahui dan
(kuesioner)
bersifat tetap (Yusuf
menggunakan
Qardawi: 2004).
skala likert
Definisi operasionalnya adalah penghasilan yang diterima seseorang atas usahanya atau pekerjaannya. Minat
Kecenderungan
untuk - Dorongan
Diukur melalui
58
59
(Y)
memberikan dan
perhatian
bertindak
pada
dari dalam
angket
diri individu (kuesioner)
orang. (Abdul Rahman - Motif sosial
menggunakan
Saleh: 2004).
skala likert
- Faktor
Definisi operasionalnya
emosional
adalah Dorongan internal dan eksternal yang berhubungan dengan sikap untuk memutuskan memenuhi kewajiban zakat.
3.6
Metode Analisis Data Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan.14 Teknik analis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan alat analisis berupa regresi berganda. 3.6.1
Analisis Faktor Adalah sebuah teknik statistik yang digunakan untuk menentukan beberapa dimensi yang mendasari sekumpulan variable yang saling berkaitan. Tujuan umum dari analisis faktor adalah untuk meringkas kandungan isi informasi variabel dalam jumlah yang besar menjadi jumlah yang lebih kecil. Analisis faktor dimulai dari menyusun
14
kelompok
variabel
baru
berdasarkan
hubungan
Suharsimi Arikunto, op cit, hlm. 235
59
60
sebagaimana ditunjukkan matrik korelasi.15 Pengujian dengan analisis faktor dapat menggunakan data yang berasal dari data primer maupun data sekunder.16 Analilisis faktor yang digunakan dalam skripsi ini adalah Exploratory Factor Analysis karena peneliti ingin mencari pengelompokkan baru variabel asli menjadi variabel yang jumlahnya semakin sedikit. 3.6.2
Uji Validitas Adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variable yang dimaksud.17 Validitas
dari
sebuah
alat
ukur
ditunjukkan
dari
kemampuannya mengukur apa yang seharusnya diukur.18 Untuk menghitung validitas tiap item instrumen dalam penelitian ini digunakan korelasi product moment, yaitu dengan menggunakan rumus:19 n (ƩXY)-( ƩX ƩY) r= [n ƩX2 – (ƩX)2] [n ƩY2 – (ƩY)2]
15
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2001, hlm. 134. 16 Bhuono, Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005, hlm. 91 17 Suharsimi Arikunto, op cit, hlm. 168. 18 Suliyanto, Op.cit, hlm. 146 19 Suharsimi Arikunto, op cit, hlm. 274
60
61
Data dapat dikatakan valid, apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner diuji terhadap faktor terkait. Uji validitas dimaksud untuk mengetahui seberapa cermat suatu test atau pengujian melakukan fungsi ukurannya. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid apabila instrument tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur atau dapat memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan peneliti.20 Untuk menguji kevalidan suatu data maka dilakukan uji validitas terhadap butir-butir kuesioner. Tinggi rendah validitas suatu angket atau kuesioner dihitung dengan menggunakan metode Pearson’s Product Moment Correlation, yaitu dengan menghitung korelasi antara skor item pertanyaan dengan skor total. Dalam penelitian
ini
perhitungan
validitas
item
dianalisis
dengan
menggunakan komputer program SPSS 16. Hasil perhitungan akan dibandingkan dengan critical value pada tabel ini nilai r dengan taraf signifikasi 5% dan jumlah sampel yang ada. Apabila hasil perhitungan korelasi produk moment lebih besar dari critical value, maka instrumen ini dinyatakan valid. Sebaliknya apabila skor item kurang dari critical value, maka instrumen ini dinyatakan tidak valid.
20
Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000, hlm. 135.
61
62
3.6.3
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran.21 Suatu kuesioner dapat dikatakan realiabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.22 Untuk mencari reabilitas menggunakan rumus Alpha23
r11
= ( k
) (1- Ɖαb2 )
( k-1 )
α2t
di mana:
r11
= reliabilitas instrument
k
= banyak butir pertanyaan
Ɖαb2 = jumlah varians butir αt2
= varian total
Instrument untuk mengukur masing-masing variabel dikatakan reliable jika memiliki Croanbach Alpha lebih besar dari 0,60.24 3.6.4
Analisis Regresi Analisis regresi dapat dimanfaatkan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen (kriteria) dapat diprediksikan melalui variabel independen (prediktor). Dampak dari penggunaan analisis
21
Husein Umar, Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 55 Imam Ghozali, op cit ,hlm. 45. 23 Suharsimi Arikunto, op cit, hlm. 195 24 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: UNDIP, 2005, hlm. 129 22
62
63
regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik atau menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen.25 Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas secara parsial maupun bersama-sama terhadap variabel terikat dalam penelitian ini menggunakan analisis SPSS (Statistical Product And Service Solution), juga menggunakan analisis persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 e Dimana: Variabel dependen adalah: Y
= Minat
Variabel Independen adalah: X1
= Kepercayaan
X2
= Religiusitas
X3
= Pendapatan
a
= Nilai intercept (konstanta)
b1- b2 – b3 = Koefisien arah regresi e
25
= Variabel gangguan
Husen Umar, op. cit, hlm. 242
63
64
3.6.5
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis, maka pengujian dilakukan dengan menggunakan: 3.6.5.1
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien
Determinasi
(R2)
pada
intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berati variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.26 3.6.5.2
Uji Parsial ( t test ) Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.27 Dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: Ho : bi = 0
26 27
Imam Ghozali, op cit., hlm. 87 Imam Ghozali, op cit., hlm. 164
64
65
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Ha : b ≠ 0 Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Ho diterima, apabila t hitung < t tabel pada α = 0.05 Ha diterima, apabila t hitung > t tabel pada α = 0.05 3.6.5.3
Uji Simultan ( F test ) Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen.28 Melalui uji statisti dengan langkah-langkah sebagai berikut: Ho : b1=b2=b3=0 Artinya secara bersama-sama atau simultan tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Ha : b1≠b2≠b3≠0 Artinya secara bersama-sama atau simultan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
28
Husen Umar, op. cit., hlm. 163
65
66
Kriteria pengampilan keputusannya yaitu : Ho diterima, apabila F hitung < F tabel pada α = 0.05 Ha diterima, apabila F hitung > F tabel pada α = 0.05 Dalam proses pengolahan data, penulis mempergunakan aplikasi komputer dengan program SPSS untuk mempermudah dan mempercepat pengolahan data. SPSS adalah suatu software yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik untuk statistik parametik maupun non parametik dengan basis windows.29
29
Ibit. , hlm. 15
66
67
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Zakat Dan Karakteristik Responden 4.1.1
Gambaran Umum Lembaga 4.1.1.1
Sejarah Rumah Zakat Cabang Semarang Rumah Zakat memulai kiprahnya sejak Mei 1998 di Bandung, lembaga yang awalnya bernama Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ) dipelopori oleh Abu Syauqi. Rumah Zakat terus menguatkan eksistensinya sebagai lembaga amil zakat. Legalitas untuk melakukan ekspansi semakin kuat ketika lembaga ini telah mendapat sertifikasi pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003 yang diperbaharui melalui SK Menag RI No. 42 tahun 2007. Pada tanggal 5 April 2010 Rumah Zakat Indonesia resmi meluncurkan brand baru RUMAH ZAKAT menggantikan brand sebelumnya RUMAH ZAKAT INDONESIA. Dengan mengusung tiga brand value baru : Trusted, Progressive dan Humanitarian, organisasi ini menajamkan karakter menuju “World Class Socio-Religious Non Governance Organization (NGO)”. Sharing confidence diangkat menjadi positioning. “Dengan keyakinan yang kuat untuk berbagi dan menciptakan
68
keluarga global yang lebih baik, Rumah Zakat berdaya upaya untuk menjadi organisasi terdepan di region yang menjamin program efektif dan berkesinambungan dalam memberdayakan masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.” Untuk memperkuat perubahan ini diluncurkan pula gerakan Merangkai Senyum Indonesia, sebuah rangkaian kegiatan untuk memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia jauh lebih khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kelayakan hidup. Rumah Zakat hadir tak hanya di pulau Jawa namun menyebar dengan jaringan terbesar dibanding lembaga pengelola sejenis. Hingga Mei 2009, Rumah Zakat telah memiliki 44 jaringan kantor di 38 kota besar di Indonesia dengan pola hubungan pusat-cabang yang kokoh dan terintegrasi. Adapun sejarah Rumah Zakat di Jawa Tengah dimulai dari pembukaan Kantor Cabang Semarang di bulan Mei 2005 bersamaan itu pula Rumah Zakat Cabang Solo. Adapun program pertama yang kita gulirkan adalah beasiswa untuk anak yatim dan dhuafa/ program KSAB (Kembalikan Senyum Anak Bangsa) dan Baksos Siaga Sehat dan Siaga Gizi. Selain itu juga program mobil ambulan gratis untuk masyarakat Kota Semarang. Program ambulan ini cukup populis dan menjadi branding yang luar biasa buat Rumah zakat cabang Semarang.
69
Dukungan dan simpatik masyarakat kota Semarang atas kepercayaan terhadap Rumah Zakat cabang Semarang semakin bertambah. Di bulan Mei 2007 hadirlah RBG (Rumah Bersalin Gratis ) dan di tahun 2010 hadir pula Sekolah Dasar Juara Gratis buat anak yatim dan dhuafa. Program dan layanan Rumah Zakat akan semakin banyak bergulir seiring dengan kepercayaan dan dukungan
masyarakat
kota
Semarang.
Adapun
untuk
pemberdayaan KUKMI (Kelompok Usaha Kecil Menengah) ada 50 kelompok yang terdampingi, sehingga ada perubahan akhlak dan kesadaran beragama. Terlihat 20% dari kelompok yang terdampingi usahanya semakin maju dan semangat. Sesuai keyakinan kami bahwa ketika kita ada semangat menolong saudara kita muslim yang lemah, maka Allah SWT akan menolong dan memudahkan segala urusan kita.1
4.1.1.2
Visi dan Misi 1. Visi: menjadi lembaga amil zakat taraf internasional yang unggul dan terpercaya. 2. Missi:
Membangun
pemberdayaan
secara
kemandirian produktif
masyarakat dan
melalui
menyempurnakan
kualitas pelayanan masyarakat melalui keunggulan insani.
1
http://www.rumahzakat.org
70
4.1.1.3
Struktur Rumah Zakat Cabang Semarang Rumah Zakat Cabang Semarang memiliki struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Adapun Struktur Rumah Zakat Cabang Semarang adalah sebagi berikut:
Pendidikan
Joko K.
HRD Sri Suroto
Branch Manager Kurnia Ariffianto
Finance Bethi
Pengembangan Andriyan
Kesehatan dr. Bambang
Marketing Edi S. Suranta M. Abbas Catur Maulana Imam
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
1. Kurnia Ariffianto (Branch Manager) 2. Sri Suroto (HRD) 3. Andriyan Citra Lesmana (Pengembangan) 4. Bethi Ari Puspita Rini (Keuangan/ finance) 5. Joko Kristanto (Pendidikan) 6. dr. Bambang Sudimanto (Kesehatan) 7. Edi Sutrisna (Marketing) 8. Suranta (Marketing) 9. Muhammad Abbas (Marketing) 10. Catur (Marketing) 11. Maulana (Marketing) 12. Imam Saputro (Marketing).2
2
Wawancara dengan Bp. Sri Suroto (HRD RZ) pada tanggal 21 April 2011 jam 14.00 Wib.
71
4.1.1.4
Strategi Rumah Zakat Cabang Semarang Sebagai
lembaga
pengelola
dana
zakat,
infaq,
shadaqah, dan dana kemanusiaan lainnya Rumah Zakat berdiri menjadi jembatan harmoni antara para muzzaki dan mustahik, menyambungkan empati dalam simpul pelayanan gratis hingga pemberdayaan. Rumah Zakat telah hadir di 44 jaringan kantor di 38 kota besar di Indonesia. Dengan dukungan teknologi informasi, kini semua kantor (pusat-regional-cabang-kantor kas) telah terkoneksi secara online. Sehingga pengelolaan lembaga dapat lebih terintegrasi, transparan dan cepat. Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan muzzaki dan mustahik. Antara yang memberi dan menerima, antara para aghniya dan dhuafa sehingga kesenjangan sosial bisa semakin terkurangi. Kesesuaian syari’ah dan ketepatan sasaran menjadi indikator sukses utama Rumah Zakat dalam penentuan pendayagunaan program. Untuk itu Rumah Zakat mengembangkan tiga program unggulan yakni; 1. Senyum juara Senyum juara dimaksudkan untuk mengantarkan anak bangsa dalam meraih masa depan yang lebih baik
72
dengan
program-program
pemberdayaan
di
bidang
pendidikan. Program tersebut yaitu: a. Sekolah juara Sekolah Juara merupakan salah satu program Rumah Zakat dalam bidang pendidikan yang disediakan untuk anak-anak dari keluarga yang kurang mampu. Kurikulum sekolah ini disesuaikan standar pemerintah dan dipadukan dengan metode pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Sehingga memungkinkan para siswa untuk menjadi insan mandiri bermental
juara.
Setiap
siswa
di
sekolah
juara
mendapatkan beasiswa juara. Dengan anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000 untuk infrastruktur dan operasional selama 1 tahun. Dan SMP Juara Rp. 2.500.000.000. b. Beasiswa juara Para siswa yang belajar di sekolah juara mendapatkan fasilitas pembelajaran berkualitas dengan biaya gratis. Anggaran untuk juara SD Rp. 375.000/ anak/ bulan, sedangkan juara SMP Rp. 450.000/ anak/ bulan. c. Beasiswa ceria Program ini bertujuan untuk mengurangi angka putus pendidikan formal dengan memberikan beasiswa kepada anak-anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu.
73
Anggaran untuk ceria SD Rp.155.000/ anak/ bulan, ceria SMP Rp. 180.000/ anak/ bulan dan ceria SMU Rp. 205.000/ anak/ bulan, sedangkan untuk ceria Mahasiswa Rp. 500.000/ anak/ bulan. d. Pusat Pengembangan Potensi Anak (P3A) Merupakan program yang bertujuan untuk membina anak asuh yang mengarah pada pemberdayaan potensi anak menuju kemandirian. Dengan anggaran sebesar Rp. 200.000/ anak asuh/ bulan. e. Kemah juara Merupakan program kreasi dan rekreasi bagi anak asuh pada setiap liburan sekolah akhir tahun berupa kegiatan berkemah dengan maksud dan tujuan melatih sosialisasi dan kemandirian setiap siswa. Dengan anggaran sebesar Rp. 400.000/ anak. f. Lab juara Merupakan program bantuan sarana pendidikan berupa penyediaan laboratorium komputer dan multimedia di sekolah juara. Dengan anggaran sebesar Rp. 385.000.000/ pendirian dan operasional selama 1 tahun. g. Mobil juara Merupakan sumber belajar bergerak yang disediakan untuk anak asuh di wilayah Rumah Zakat dan umumnya
74
anak-anak indonesia. Mobil cerdas memberi layanan buku bacaan anak, CD edukatif dan perangkat komputer yang terhubung internet. Dengan anggaran Rp. 650.000.000/ 1 unit mobil juara dan operasional dalam 1 tahun. 2. Senyum sehat Merupakan program penyediaan pelayanan dalam bidang kesehatan untuk masyarakat kurang mampu yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis. a. Rumah Bersalin Gratis (RBG) Dengan anggaran sebesar Rp. 3.100.000.000/ 1 unit Rumah Bersalin Gratis beserta sarana dan prasarana dan operasional selama 1 tahun. Dan Rp. 800.000/ member bantuan layanan bersalin. b. Layanan Bersalin Gratis (RBG) Dengan anggaran sebesar Rp. 800.000/ member bantuan layanan bersalin. c. Armada Sehat Keluarga (AMARA) Dengan anggaran sebesar Rp. 1.900.000.000/ 1 unit AMARA dan pelayanan program selama 1 tahun. d. Ambulan Ringankan Duka (ARINA) dan Mobil Jenazah Dengan anggaran sebesar Rp. 560.000.000/ 1 kali pengadaan armada ARINA dan pelayanan program selama 1 tahun. Termasuk Rp. 100.000/ 1 kali pengantaran.
75
e. Siaga Sehat Dengan anggaran sebesar Rp. 4.250.000/ 1 kali layanan untuk 100 pasien. f. Siaga Gizi Balita Dengan anggaran sebesar Rp. 450.000/ untuk edukasi, makanan tambahan dan pemeriksaan setiap bulan. g. Khitanan Massal Dengan anggaran Rp. 3.750.000/ 10 anak peserta khitan. h. Operasi Katarak Gratis Dengan anggaran Rp. 3.500.000/ 1 kali operasi katarak. i. Jaminan Kesehatan Keluarga Dengan anggaran sebesar Rp. 150.000/ keluarga/ bulan. j. Pengantaran Jenazah/ Pasien Dengan anggaran sebesar Rp. 100.000,-/ operasional/ 1 kali pengantaran. 3. Senyum mandiri. a. Kredit usaha Kecil Mandiri (KUKMI) Dengan anggaran Rp. 25.000.000/ 10 member KUKMI b. Cake House Dengan anggaran sebesar Rp.52.036.000/ 10 member Cake House. c. Pelatihan Kewirausahaan Dengan anggaran sebesar Rp. 12.000.000/ 10 member
76
d. Empowering Centre Dengan anggaran sebesar Rp. 122.500.000/ infrastruktur dan operasional 1 tahun. e. Siaga Gizi Nusantara Dengan anggaran sebesar Rp. 62.500.000/ 5000 kaleng. f. Water Well Dengan anggaran sebesar Rp. 47.600.000/ 1 unit pembangunan Water Well. g. Toilet Sehat Keluarga (TOSKA) Dengan anggaran sebesar Rp. 12.300.000/ 1 unit pembangunan TOSKA.3 Program-program yang dikembangkan Rumah Zakat cukup sederhana, namun sangat terasa di masyarakat. Programprogram nyata inilah yang kiranya ikut menguatkan mustahik semakin percaya terhadap Rumah Zakat dalam mengelola zakat.
4.1.1.5
Perkembangan Jumlah Muzakki Rumah Zakat Cabang Semarang Perkembangan jumlah muzakki Rumah Zakat cabang Semarang dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:
3
Brosur Rumah Zakat
77
Tabel 4.1 Perkembangan jumlah muzakki Rumah Zakat cabang Semarang Tahun
Tahun
Tahun
Per April
2008
2009
2010
2011
1.123
1.508
2.045
2.197
Jumlah muzakki
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa sampai dengan bulan April 2011 jumlah muzakki Rumah Zakat cabang Semarang sebanyak 2.197 muzakki.
4.1.2
Karakteristik Responden Penyajian data deskriptif penelitian bertujuan melihat profil dari data penelitian dan hubungan yang ada antar variabel dalam penelitian ini. Data deskriptif responden menggambarkan kondisi responden sebagai informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Karakteristikkarakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Jenis Kelamin Adapun data mengenai jenis kelamin muzakki Rumah Zakat Cabang Semarang dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 JENISKELAMIN Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
LAKI-LAKI
57
57.0
57.0
57.0
PEREMPUAN
43
43.0
43.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)
78
Berdasarkan keterangan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa muzakki Rumah Zakat Cabang Semarang yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 57 orang, sedangkan perempuan 43 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar muzakki dalam penelitian ini adalah laki-laki. Untuk lebih jelasnya berikut gambar jenis kelamin responden yang dapat peneliti peroleh: Gambar. 4.2
Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
2. Umur Responden Data umur responden dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu dari umur 17-19 tahun, 30-40 tahun dan lebih dari 40 tahun. Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
79
Tabel 4.3 UMUR Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
17-29
28
28.0
28.0
28.0
30-40
51
51.0
51.0
79.0
>40
21
21.0
21.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011) Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa yang menjadi sampel dalam penelitian ini dari umur 17-29 tahun sebanyak 28 responden, umur 30-40 tahun sebanyak 51 responden, dan yang berumur >40 tahun sebanyak 21 responden. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar muzzaki Rumah Zakat Cabang Semarang berumur 30-40 tahun. Untuk lebih jelasnya berikut gambar jenis kelamin responden yang dapat peneliti peroleh: Gambar. 4.3
Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
80
3. Pendidikan Responden Data pendidikan responden penelitian dibagi menjadi empat kategori yaitu SD, SMP, SMA dan Sarjana. Data yang diambil dari responden dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 PENDIDIKAN Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
SD
7
7.0
7.0
7.0
SMP
7
7.0
7.0
14.0
SMA
16
16.0
16.0
30.0
SARJANA
70
70.0
70.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011) Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan responden sebagian besar berpendidikan sarjana. Hal tersebut dapat dilihat bahwa yang berpendidikan SD sebanyak 7 responden, SMP 7 responden, SMA sebanyak 16 responden, sedangkan sarjana sebanyak 70 responden. Untuk lebih jelasnya berikut gambar jenis kelamin responden: Gambar. 4.4
Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
81
4. Pekerjaan Responden Data mengenai pekerjaan responden dalam penelitian ini, peneliti bagi menjadi empat kategori yaitu PNS, swasta, wirausaha dan lain-lain. Adapun data yang diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.5 PEKERJAAN Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
PNS
23
23.0
23.0
23.0
SWASTA
33
33.0
33.0
56.0
WIRAUSAHA
23
23.0
23.0
79.0
LAINNYA
21
21.0
21.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)
Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar pekerjaan muzzaki Rumah Zakat Cabang Semarang sebagai PNS sebanyak 23 responden, pegawai swasta sebanyak 33 responden, wirausaha sebanyak 23 responden dan lainnya 21 responden. Untuk lebih jelasnya berikut gambar pekerjaan responden: Gambar. 4.5
Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
82
4.2 Deskripsi Data Penelitian 4.2.1 Deskripsi Variabel-variabel Penelitian Deskripsi variabel dalam penelitian ini terdiri dari kepercayaan, religiusitas dan pendapatan (independen) dan minat (dependen). Data variable-variabel tersebut diperoleh dari hasil penyebaran angket, untuk lebih jelasanya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Hasil Skor Kuesioner Regresi Variable
Item Pertanyaan
Total
Total %
SS
Total %
S
Total %
N
Total %
TS
% STS
Pertanyaan 1
16
16%
78
78%
6
6%
0
0%
0
0%
Pertanyaan 2
5
5%
83
83%
11
11%
1
1%
0
0%
Pertanyaan 3
8
8%
67
67%
25
25%
0
0%
0
0%
Pertanyaan 4
7
7%
87
87%
5
5%
1
1%
0
0%
Kepercayaan
Pertanyaan 5
3
3%
69
69%
24
24%
4
4%
0
0%
(X1)
Pertanyaan 6
11
11%
89
89%
0
0%
0
0%
0
0%
Pertanyaan 7
7
7%
87
87%
5
5%
1
1%
0
0%
Pertanyaan 8
6
6%
90
90%
3
3%
1
1%
0
0%
Pertanyaan 9
12
12%
86
86%
2
2%
0
0%
0
0%
Religiusitas
Pertanyaan 10
3
3%
54
54%
27
27%
16
16%
0
0%
(X2)
Pertanyaan 11
1
1%
54
54%
25
25%
19
19%
1
1%
Pertanyaan 12
2
2%
86
86%
6
6%
6
6%
0
0%
Pertanyaan 13
5
5%
81
81%
12
12%
2
2%
0
0%
Pertanyaan 14
6
6%
68
68%
26
26%
0
0%
0
0%
Minat
Pertanyaan 15
4
4%
83
83%
13
13%
0
0%
0
0%
(Y)
Pertanyaan 16
5
5%
81
81%
12
12%
2
2%
0
0%
Pendapatan (X3)
Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
83
4.2.1.1 Variabel Kepercayaan Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan untuk variabel kepercayaan, item pertanyaan 1, 16% responden menyatakan sangat setuju, bahwa manajemen dana zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang dikelola secara terbuka/ transparan, 78% menyatakan setuju dan 6% menyatakan netral. Pada item pertanyaan 2, 5% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang sudah melaksanakan tugasnya secara profesional sebagai Lembaga Pengelola Zakat, 83% menyatakan setuju, 11% menyatakan netral dan 1% menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan 3, 8% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang bersikap jujur dalam memberikan segala informasi/ berita kepada muzakki, 67% menyatakan setuju dan 25% netral. Pada item pertanyaan 4, 7% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang melaksanakan tugasnya sesuai dengan visi missi dan perencanaan., 87% menyatakan setuju, 5% netral dan 1% menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan 5, 3% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang dapat memper-tanggungjawabkan kinerjanya, 69% menyatakan setuju, 24% netral dan 4% menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan 6, 11% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang memberikan layanan konsultasi
84
kepada muzakki
maupun masyarakat luas, sedangkan 89%
menyatakan setuju. Pada item pertanyaan 7, 7% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang menghormati dan menghargai semua pihak, 87% menyatakan setuju, 5% menyatakan netral dan 1% menyatakan tidak setuju. 4.2.1.2 Variabel Religiusitas Untuk variabel religiusitas, item pertanyaan 8, 6% responden menyatakan sangat setuju, bahwa seorang pembayar zakat (muzakki) menunaikan zakat karena yakin/ percaya bahwa orang yang bersedekah
hartanya akan dilipatgandakan, 90%
menyatakan setuju, 3% menyatakan netral dan 1% tidak setuju. Pada item pertanyaan 9, 12% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat karena ingin mengamalkan salah satu rukun Islam, 86% menyatakan setuju dan 2% menyatakan netral. Pada item pertanyaan 10, 3% responden menyatakan sangat setuju, bahwa motivasi lain seorang muzakki menunaikan zakat adalah sebagai perwujudan rasa syukur atas segala nikmat yang telah dikaruniakan Allah SWT, 54% menyatakan setuju, 27% netral dan 16% menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan 11, 1% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat karena mengetahui bahwa zakat merupakan kewajiban umat islam, 54% menyatakan setuju, 25% netral 19% menyatakan tidak setuju dan 1% menyatakan sangat tidak setuju. Pada item
85
pertanyaan 12, 2% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat sebagai bentuk konsekuensi seorang muslim atas rizqi yang telah mencapai nishab., 86% menyatakan setuju, 6% netral dan 6% menyatakan tidak setuju. 4.2.1.3 Variabel Pendapatan Untuk variabel pendapatan, item pertanyaan 13, 5% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat karena dipengaruhi oleh tingkat pendapatan (semakin banyak pendapatan maka semakin kuat keinginan untuk membayar zakat), 81% menyatakan setuju, 12% netral dan 2% tidak setuju. 4.2.1.4 Variabel Minat Untuk variabel minat, item pertanyaan 14, 6% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat di Rumah Zakat cabang Semarang karena keinginan diri sendiri, 68% menyatakan setuju dan 26% menyatakan netral. Pada item pertanyaan 15, 4% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat di Rumah Zakat cabang Semarang karena adanya motif sosial, 83% menyatakan setuju dan 13% menyatakan netral. Pada item pertanyaan 16, 5% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat di Rumah Zakat cabang Semarang karena memiliki hubungan emosional, 81% menyatakan setuju, 12% menyatakan netral dan 2% menyatakan tidak setuju.
86
4.3 Analisis Data 4.3.1
Analisis Faktor Adalah
sebuah
teknik
statistik
yang
digunakan
untuk
menentukan beberapa dimensi yang mendasari sekumpulan variabel yang saling berkaitan. Tujuan umum dari analisis faktor adalah untuk meringkas kandungan isi informasi variabel dalam jumlah yang besar menjadi jumlah yang lebih kecil. Tabel 4.7 Analisis Faktor Initial
Extraction
KEPERCAYAAN
1.000
.431
RELIGIUSITAS
1.000
.377
PENDAPATAN
1.000
.622
MINAT
1.000
.811
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011) Analisis faktor komponen untuk kepercayaan sebesar 0, 431, religiusitas sebesar 0, 377, pendapatan sebesar 0,622 dan minat sebesar 0, 811.
4.3.2
Uji Validitas Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel
Item
Kepercayaan (X1 )
1 2
Corrected item-total
r tabel
Keterangan
0,448
0,195
Valid
0,490
0,195
Valid
correlation (r hitung)
87
3
0,755
0,195
Valid
4
0,776
0,195
Valid
5
0,523
0,195
Valid
6
0,645
0,195
Valid
7
0,776
0,195
Valid
8
0,516
0,195
Valid
9
0,325
0,195
Valid
10
0,764
0,195
Valid
11
0,767
0,195
Valid
12
0,549
0,195
Valid
Pendapatan (X3)
13
1,000
0,195
Valid
Minat (Y)
14
0,629
0,195
Valid
15
0,525
0,195
Valid
16
0,673
0,195
Valid
Religiusitas (X2)
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011) Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai r hitung > rtabel (0,195) pada α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan untuk variabel akses valid.
4.3.3
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas menggunakan uji statistik cronbach alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai crnbach alpha lebih dari 0,06 (α
88
> 0,06). Adapun hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Reliability
Alpha
Coefficients
Cronbach’s
X1
8 Item
0,748
Reliable
X2
6 Item
0,735
Reliable
X3
2 Item
1,000
Reliable
Y
4 Item
0,702
Reliable
Variabel
Keterangan
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011) Dari tabel 4.9 di atas terlihat bahwa masing-masing variabel memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,195 (α > 0, 195), sehingga dapat disimpulakn bahwa variabel X1, X2 , X3 dan Y adalah reliabel.
4.3.4
Analisis Regresi Untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen yaitu kepercayaan, religiusitas dan pendapatan terhadap variabel dependen yaitu minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang maka digunakan uji linier berganda dengan persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
89
Tabel 4.10 Analisi Regresi Standardized Unstandardized Coefficients Model
B
Std. Error
2.672
.915
KEPERCAYAAN
.104
.031
RELIGIUSITAS
.128
PENDAPATAN
.941
1 (Constant)
Coefficients Beta
t
Sig.
2.920
.004
.233
3.323
.001
.033
.271
3.945
.000
.127
.526
7.430
.000
a. Dependent Variable: MINAT
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011) Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa α atau konstanta sebesar 2,672 artinya ketiga variabel yaitu kepercayaan, religiusitas dan pendapatan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel minat sebesar 2,672, koefisien regresi variabel kepercayaan atau X1 sebesar 0,104. Koefisien regresi variabel religiusitas atau X2 sebesar 0,128, dan koefisien regresi variabel pendapatan atau X3 sebesar 0,941. Dengan demikian model persamaan regesi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Y= 2,672 + 0,104X1 + 0,128X2 + 0,941X3 + e Dimana: Y = variabel dependen (minat) X1 = variabel independen (kepercayaan) X2 = variabel independen (religiusitas) X3 = variabel independen (pendapatan) Hasil analisis dengan menggunakan program SPSS versi 16.00 maka diperoleh hasil sebagai berikut:
90
a. Pengaruh kepercayaan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang Hasil uji empiris pengaruh kepercayaan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang menunjukkan nilai t hitung 3,323 dan p value (sig) sebesar 0,001 dibawah alpha 5%. Artinya bahwa artinya kepercayaan berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. Nilai beta dalam Unstandardized Coefficients variabel kepercayaan menunjukkan angka sebesar 0,104, artinya bahwa besaran koefisien kepercayaan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang 10,4%. b. Pengaruh religiusitas terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang Hasil uji empiris pengaruh pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang menunjukkan nilai t hitung 3,945 dan p value (sig) sebesar 0,000 dibawah alpha 5%. Artinya bahwa artinya religiusitas berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. Nilai beta dalam unstandardized coefficients variabel religiusitas menunjukkan angka sebesar 0,128, artinya bahwa besaran koefisien religiusitas terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang 12,8%.
91
c. Pengaruh pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang Hasil uji empiris pengaruh kepercayaan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang menunjukkan nilai t hitung 7,430 dan p value (sig) sebesar 0,001 dibawah alpha 5%. Artinya bahwa artinya pendapatan berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. Nilai beta dalam unstandardized coefficients variabel pendapatan menunjukkan angka sebesar 0,941, artinya bahwa besaran koefisien pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang 94,1%.
4.3.5
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis, pengujian dilakukan dengan menggunakan: 1. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
92
Tabel 4.11 Koefisien Determinasi (R2) Std. Error of the Model 1
R .766
a
R Square
Adjusted R Square
Estimate
Durbin-Watson
.587
.574
.57182
1.942
a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN b. Dependent Variable: MINAT
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011) Dari tabel 4.11 di atas dapat diketahui : a) R = 0,766 berarti kemampuan menjelaskan variabel kepercayaan, religiusitas dan pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang baik karena nilai mendekati satu. b) Adjusted R Square 0,574 berarti 57,4% faktor yang mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang dapat dijelaskan oleh faktor kepercayaan, religiusitas dan pendapatan. Sedangkan 42,6% (100%-57,4%) dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.
2. Uji t Uji statistik t digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh
masing-masing
variabel
independen
(kepercayaan,
religiusitas, pendapatan) terhadap variabel dependen (minat). Dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : Ho : bi = 0
93
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Ha : b ≠ 0 Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Ho diterima, apabila t hitung < t tabel pada α = 0.05 Ha diterima, apabila t hitung > t tabel pada α = 0.05 Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.12 Hasil uji t test Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
2.672
.915
KEPERCAYAAN
.104
.031
RELIGIUSITAS
.128
PENDAPATAN
.941
Coefficients Beta
T
Sig.
2.920
.004
.233
3.323
.001
.033
.271
3.945
.000
.127
.526
7.430
.000
a Dependent Variable: MINAT Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011) Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui : a. Uji t variabel kepercayaan Besarnya nilai t hitung variabel kepercayaan adalah 3,323 dan signifikan pada 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa vaiabel kepercayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang karena nilai signifikan dibawah 0.05.
94
b. Uji t variabel religiusiatas Diketahui besarnya nilai t hitung variabel religiusitas adalah 3,945 dan signifikan pada 0.000 maka dapat disimpulkan bahwa vaiabel religiusitas berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang karena nilai signifikannya dibawah 0.05. c. Uji t variabel pendapatan Diketahui bahwa besarnya nilai t hitung variabel pendapatan adalah 7,430 dan signifikan pada 0.000 maka dapat disimpulkan bahwa vaiabel pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang karena nilai signifikannya dibawah 0.05.
3. Uji F Uji simultan digunakan untuk mengetahui
apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut : Ho : b1=b2=b3=0 Artinya secara bersama-sama atau simultan tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
95
Ha : b1≠b2≠b3≠0 Artinya secara bersama-sama atau simultan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu : Ho diterima, apabila F hitung < F tabel pada α = 0.05 Ha diterima, apabila F hitung > F tabel pada α = 0.05 Tabel 4.13 Hasil uji ANOVA atau F test Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
44.610
3
14.870
45.477
.000
Residual
31.390
96
.327
Total
76.000
99
a
a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN b. Dependent Variable: MINAT
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011) Dari tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 45,477 dan signifikan pada 0,000 < dari α = 0.05 maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independen kepercayaan, religiusitas dan pendapatan secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
96
4.4 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut: a. Hipotesis pertama yang menyatakan variabel kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang dapat diterima. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,104 dengan tingkat signifikansi 0,001 (lebih kecil dari 0,05). Kepercayaan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dan dipertahankan oleh sebuah lembaga pengelola zakat. Semakin masyarakat percaya terhadap lembaga pengelola zakat, maka masyarakat akan semakin menunjukan minat untuk membayarkan zakat di lembaga pengelola zakat tersebut. Secara empiris dilapangan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Zakat relatif tinggi, sehingga minat masyarakat untuk membayar di Rumah Zakat meningkat. Maka dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti kepercayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. Ini ditunjukkan dengan hasil jawaban responden pada masing-masing item pertanyaan. Pada item pertanyaan 1, 16% responden menyatakan sangat setuju, bahwa manajemen dana zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang dikelola secara terbuka/ transparan dan 78% menyatakan setuju. Hal tersebut dikarenakan adanya keterbukaan yang dilakukan oleh Rumah Zakat cabang Semarang dalam mengelola dana zakat, sehingga masyarakat dapat melihat dan mengontrol setiap pendistribusian zakat yang telah dikeluarkannya. Pada
97
item pertanyaan 2, 5% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat cabang Semarang sudah melaksanakan tugasnya secara profesional sebagai Lembaga Pengelola Zakat dan 83% menyatakan setuju. Hal tersebut dikarenakan masyarakat beranggapan bahwa Rumah Zakat cabang Semarang selama ini mampu mendayagunakan dana zakat secara optimal. Pada item pertanyaan 3, 8% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang bersikap jujur dalam memberikan segala informasi/ berita kepada muzakki dan 67% menyatakan setuju. Hal tersebut dikarenakan masyarakat beranggapan bahwa informasi yang diberikan oleh Rumah Zakat cabang Semarang sesuai dengan kenyataan yang ada. Pada item pertanyaan 4, 7% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang melaksanakan tugasnya sesuai dengan visi missi dan perencanaan. 87% menyatakan setuju, 5% menyatakan netral dan 1% menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan 5, 3% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang dapat memper-tanggungjawabkan kinerjanya, 69% menyatakan setuju, 24% menyatakan netral dan 4% menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan 6, 11% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang memberikan layanan konsultasi kepada muzakki
maupun masyarakat luas, sedangkan 89%
menyatakan setuju. Pada item pertanyaan 7, 7% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang menghormati dan menghargai semua pihak, 87% menyatakan setuju, 5% menyatakan netral dan 1% menyatakan tidak setuju.
98
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variabel kepercayaan dari masing-masing item pertanyaan sebagian besar dijawab setuju dan sangat setuju. Hal ini sejalan dengan pengujian hipotesa satu yang menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara kepercayaan dengan minat masyarakat ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,104 dengan tingkat signifikansi 0,001 (lebih kecil dari 0,05), sehingga pada akhirnya kepercayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian terhadap 100 responden yang tercatat di Rumah Zakat Cabang Semarang adanya bukti untuk menolak H0 bahwa kepercayaan tidak mempunyai pengaruh terhadap minat masyarakat. Dan menerima H1 bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel kepercayaan terhadap variabel minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. b. Hipotesis kedua menyatakan religiusitas berpengaruh signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang dapat diterima. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,128 dengan tingkat signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Tingkat religiusitas berperan penting dalam mendorong minat seseorang untuk membayar zakat. Semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran seseorang untuk membayar zakat. Dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti religiusitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. Hasil
99
penelitian uji pengaruh variabel religiusitas terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang tercermin dalam jawaban responden mengenai item pertanyaan 8 sampai dengan pertanyaan 12 yang telah dijawab. Pada item pertanyaan 8, 6% responden menyatakan sangat setuju, bahwa seorang pembayar zakat (muzakki) menunaikan zakat karena yakin/ percaya bahwa orang yang bersedekah hartanya akan dilipatgandakan, 90% menyatakan setuju, 3% menyatakan netral dan 1% tidak setuju. Pada item pertanyaan 9, 12% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat karena ingin mengamalkan salah satu rukun Islam, 86% menyatakan setuju dan 2% menyatakan netral. Pada item pertanyaan 10, 3% responden menyatakan sangat setuju, bahwa motivasi lain seorang muzakki menunaikan zakat adalah sebagai perwujudan rasa syukur atas segala nikmat yang telah dikaruniakan Allah SWT, 54% menyatakan setuju, 27% menyatakan netral dan 16% menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan 11, 1% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat karena mengetahui bahwa zakat merupakan kewajiban umat islam, 54% menyatakan setuju, 25% menyatakan netralm 19% menyatakan tidak setuju dan 1% menyatakan sangat tidak setuju. Pada item pertanyaan 12, 2% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat sebagai bentuk konsekuensi seorang muslim atas rizqi yang telah mencapai nishab., 86% menyatakan setuju, 6% menyatakan netral dan 6% menyatakan tidak setuju.
100
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variabel religiusitas dari masing-masing item pertanyaan sebagian besar dijawab setuju dan sangat setuju. Hal ini sejalan dengan pengujian hipotesa kedua yang menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara religiusitas dengan minat masyarakat ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,128 dengan tingkat signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05), sehingga pada akhirnya reliugisitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian terhadap 100 responden yang tercatat di Rumah Zakat Cabang Semarang adanya bukti untuk menolak H0 bahwa religiusitas tidak mempunyai pengaruh terhadap minat masyarakat. Dan menerima H2 bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel religiusitas terhadap variabel minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. c. Hipotesis ketiga menyatakan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang dapat diterima. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,941 dengan tingkat signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Tingkat pendapatan masyarakat mempunyai andil besar dalam pengambilan keputusan masyarakat untuk mengeluarkan zakat dalam batas nishabnya. Dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti pendapatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. Hasil penelitian uji pengaruh variabel pendapatan terhadap minat masyarakat
101
membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang tercermin dalam jawaban responden mengenai item pertanyaan 13 yang telah dijawab. Pada item pertanyaan 13, 5% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat karena dipengaruhi oleh tingkat pendapatan (semakin banyak pendapatan maka semakin kuat keinginan untuk membayar zakat), 81% menyatakan setuju, 12% menyatakan netral dan hanya 2% yang menyatakan tidak setuju. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variabel pendapatan dari item pertanyaan sebagian besar dijawab setuju dan sangat setuju. Hal ini sejalan dengan pengujian hipotesa ketiga yang menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara pendapatan dengan minat masyarakat ditunjukkan koefisien regresi sebesar 0,941 dengan tingkat signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Sehingga pada akhirnya pendapatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian terhadap 100 responden yang tercatat di Rumah Zakat Cabang Semarang adanya bukti untuk menolak H0 bahwa pendapatan tidak mempunyai pengaruh terhadap minat masyarakat. Dan menerima H3 bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel pendapatan terhadap variabel minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. d. Hipotesis keempat menyatakan bahwa variabel independen kepercayaan, religiusitas dan pendapatan secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi
102
variabel dependen yaitu minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. Hal ini ditunjukkan dengan hasil dari uji ANOVA atau F test. Didapat F hitung sebesar 45.477 sedangkan tingkat probabilitas 0,000 (signifikansi). Dengan melihat asumsi di atas, maka probabilitas lebih kecil daripada 0,05 dan F hitung lebih besar daripada F tabel artinya H0 ditolak dan menerima H4. Berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi minat masyarakat atau dapat dikatakan dan disimpulkan bahwa variabel independen kepercayaan, religiusitas dan pendapatan secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. e. Dalam penelitian ini hasil analisis regresi linear berganda (linear multiple regression) yang terdapat dalam tabel diketahui bahwa koefisien determinasi (coefficient of determination) yang dinotasikan dengan Adjust R Square adalah 0,574 atau 57,4%. Hal ini berarti sebesar 57,4% kemampuan model regresi dari penelitian ini dalam menerangkan variabel dependen. Artinya sebesar 57,4% variasi minat masyarakat bisa dijelaskan oleh variasi dari variabel kepercayaan, religiusitas dan pendapatan. Berarti sangat besar sekali kemampuan variabel kepercayaan, religiusitas dan pendapatan dalam menerangkan variabel minat masyarakat. Sedangkan sisanya 42,6% (100%57,4%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam analisis penelitian ini.
103
BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP
5.1 Kesimpulan Setelah melihat hasil penelitian yang telah dibahas mengenai pengelolaan dana zakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan dana zakat di Rumah Zakat cabang Semarang dikelola secara lebih profesional dengan mengutamakan pada program Senyum Juara, Senyum Sehat dan Senyum Mandiri sebagai penyaluran program unggulan. Mendirikan 44 jaringan kantor di 38 kota besar di Indonesia dengan pola hubungan pusat-cabang yang telah terkoneksi secara online. Sehingga pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang adalah: a. Variable kepercayaan (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. Terlihat t hitung 3,323 dan signifikan pada 0,001 > t tabel (1.660) yang berarti kepercayaan mempunyai andil dalam mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. b. Variable religiusitas (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.
104
Terlihat t hitung 3,945 dan signifikan pada 0.000 > t tabel (1.660) yang berarti religiusitas mempunyai andil dalam mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. c. Variable pendapatan (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. Terlihat t hitung 7,430 dan signifikan pada 0.000 > t tabel (1.660) yang berarti pendapatan mempunyai andil dalam mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. d.
Kepercayaan (X1), religiusitas (X2) dan pendapatan (X3) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. Terlihat F hitung 45,477 dan signifikan pada 0,000 < dari α = 0.05 > F tabel (3.953) yang berarti kepercayaan, religiusitas dan pendapatan berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan maka selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini. Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Zakat cabang Semarang sekiranya perlu dipertahankan supaya masyarakat tetap berkomitmen membayarkan zakatnya melalui Rumah Zakat cabang Semarang.
105
2. Untuk memperoleh hasil studi yang lebih baik, maka perlu dilakukan uji lagi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang dengan menambahkan variabel bebas yang lebih banyak. 3. Untuk akademik penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan objek dan sudut pandang yang berbeda sehingga dapat memperkaya khasanah kajian ekonomi Islam. 5.3 Penutup Alhamdulillah, Untaian rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya. Sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini dengan lancar, penuh semangat dan tetap optimis, meski berbagai kendala terus menghampiri. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, meskipun sudah penulis usahakan semaksimal mungkin. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan informasi yang ada pada penulis. Untuk itu kritik serta saran yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan, demi membantu kesempurnaan pembahasan skripsi ini. Penulis ucapkan terimakasih atas segala dukungan dan bimbingan dari semua pihak, hingga terselesaikannya pembahasan ini. Akhir kata, terbesit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca budiman pada umumnya, dan khususnya bagi penulis sendiri di masa-masa mendatang. Amin Yaa Rabbal Alamin…
DAFTAR PUSTAKA
Agung Nugroho, Bhuono, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005 Al-Zuhayly, Wahbah, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT. Rosdakarya, 2008 Ambara, Iqbal M., Problematika Zakat dan Pajak Indonesia, Jakarta: Sketsa, 2009 Amir, M. Taufiq, Dinamika Pemasaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005 Anto, Hendrie, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, Yogyakarta: Ekonosia FE UII, 2003 Arifin, Zainul, Memahami Bank Syari’ah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, Jakarta: Alvabet, 2000 Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008 Brusur Rumah Zakat Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial Lainya, Jakarta: Kencana, 2005 Zaenuri, Wahab, dkk, Membangun Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Melalui Atribut Produk, Komitmen Agama, Kualitas Jasa dan Kepercayaan Pada bank Syari’ah, Semarang: Puslit IAIN Walisongo, 2002 Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: UNDIP, 2005 _______, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2001 Hariandja, Marihot Tua Efendi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Jakarta: PT. Grasindo, 2002 Hasan, M. Ali, Zakat dan Infak Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di Indonesia, Kencana Prenada Media Group, 2008
Hassan, A., Tarjamah Bulughul Maram Ibnu Hajar Al- Asqalani, Bandung: CV. Diponegoro, 2006 http://www.rumahzakat.org Ilmi, Makhalul, Teori dan Praktek Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: UII Press, 2002 Istijanto, Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, Jakarta: PT Gramedia, 2005 Juanda, Gustian dkk., Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Kahmad, Dadang, Sosiologi Agama, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009 Kartika Sari, Elsi, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta; PT. Grasindo, 2006 Mahmud Al-Ba’ly, Abdul Al-Hamid, Ekonomi Zakat, Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syari’ah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006 Maman, Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktik, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006 Mappiare, Andi, Psikologi Remaja, Surabaya: Usaha Nasional, 1997 Mas’udi, Masdar F., Agama Keadilan, Risalah Zakat (Pajak) Dalam Islam, Jakarta: P3M, 1991 Meleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Off set, 2006 Moeliono, Anton M. dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999 Muflih, Muhammad, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ikmu Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Mufraini, Arief, Akuntasi dan Manajemen Zakat, Mengomunikasikan Kesadaran Dan Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006 Muhaimin, Korelasi Minat Belajar Pendidikan Jasmani terhadap hasil Belajar Pendidikan Jasmani, Semarang: IKIP, 1994
Muhammad, Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fikih Kontemporer, Jakarta: Salemba Diniyah, 2002 Nur Farida, Hikayah Azizi, Journal of Islamic Business and Economics, Vol. 2, No. 2, Yogyakarta: Desember, 2008 Poerwadarminta, WJS., Kamis Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1982 Purwanto S.K, Suharyadi, Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern,Buku 2, Jakarta: Salemba Empat, 2004 Qardawi, Yusuf, Hukum Zakat: Studi Komperatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadits, Jakarta: PT. Mitra Kerjaya Indonesia, 2004 _______, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta: Gema Insani Press, 1995 Qodir, Abdurrahman, Zakat Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998 Qodir, Zuly, Agama dan Mitos Dagang, Solo: Pondok Edukasi, 2002 RI, Depag, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro 2000 _______, Al-Qur’an dan Terjemah Bahasa Indonesia, Kudus: Menara Kudus, 2000 Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII Press, 2004 Rofiq, Ahmad, Manajemen Pengelolaan Zakat, kerjasama Pemda Propinsi Jawa Tengah, Kanwil Departemen Agama dan IAIN Walisongo Fakultas Syari’ah, 2001 Rozak, Nasrudin, Dienul Islam, Bandung: Al Ma’arif, 1985 Sholahuddin, Ekonomi Islam, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006 Siddik, Abdullah, Asas-Asas Hukum Islam, Jakarta: Bumi Restu ,1982 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2008 Sukanto M.M., Nafsiologi, Jakarta: Integritas Press, 1985
Sukirno, Sadono, Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995 Sunuharyo, Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pegawai Golongan Rendah di Perumnas Klender, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Jakarta: Rajawali Press, 1982 Turner, Brian S., Agama dan Teori Sosial Rangka- Pikir Sosiologi Dalam Membaca Eksistensi Tuhan Diantara Gelegar Ideologi-ideologi Kontemporer, Yogyakarta: IRCiSoD, Cet. II, 2006 Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005 _______, Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003 _______, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000 Wibowo, Manajemen Perubahan, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag, 1989 Zuhri, Saefudin, Zakat Kontekstual, Semarang: Bima Sejati, 2000
LAMPIRAN I PENGANTAR ANGKET Perihal
: Permohonan Pengisian Angket
Lampiran : Satu berkas
Kepada: Bapak/Ibu/Sdr/i/Muzakki Rumah Zakat Cabang Semarang
Dengan Hormat, Saya adalah salah seorang mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Negeri Walisongo (IAIN) Semarang yang sedang mengadakan penelitian dalam rangka menyusun karya ilmiah (Skripsi) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Membayar Zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang”. Sehubungan dengan itu saya mohon dengan hormat atas kesediannya untuk mengisi angket (kuesioner) sebagaimana terlampir. Semua data tersebut hanya untuk penyusunan skripsi bukan untuk dipublikasikan atau digunakan untuk kepentingan lainnya. Peran Bapak/Ibu/Sdr/I sangat bermanfaat bagi keberhasilan penelitian yang saya lakukan. Atas kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/I saya sampaikan terima kasih.
Peneliti
Muhammad Abdul Rouf NIM.052411137
KUESIONER Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Membayar Zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang A. Identitas Diri Mohon dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk mengisi data responden dibawah ini: Nama
: ……………………………
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Umur
17-29 th
30-40 th
>40 th
Pendidikan Terakhir
SD
SMP
SMA
Sarjana
Pekerjaan/Profesi
PNS
Swasta
Wirausaha
Lainnya
…… B. Petunjuk Pengisian Angket Berilah tanda (√ ) pada kolom yang Bapak/Ibu/Sdr/I pilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dengan alternative jawaban sebagai berikut: SS
: Bila anda sangat setuju dengan pertanyaan tersebut
S
: Bila anda setuju dengan pertanyaan tersebut
N
: Bila anda netral dengan pertanyaan tersebut
TS
: Bila anda tidak setuju dengan pertanyaan tersebut
STS : Bila anda sangat tidak setuju dengan pertanyaan tersebut. Kami berharap anda menjawab semua pertanyaan yang ada.
No
1
2
3
PERNYATAAN Manajemen dana zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang dikelola secara terbuka/ transparan kepada masyarakat luas, terutama kepada pembayar zakat (muzakki). Rumah Zakat Cabang Semarang sudah melaksanakan tugasnya secara profesional sebagai Lembaga Pengelola Zakat. Rumah Zakat Cabang Semarang bersikap jujur dalam memberikan segala informasi/ berita kepada muzakki.
ALTERNATIF JAWABAN SS S N TS STS
4
5.
6 7 8 9
10
11 12
13
14 15 16
Rumah Zakat Cabang Semarang melaksanakan tugasnya sesuai dengan visi missi dan perencanaan. Rumah Zakat Cabang Semarang dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara vertikal (Tuhan) maupun secara horisontal (masyarakat secara umum). Rumah Zakat Cabang Semarang memberikan layanan konsultasi kepada muzakki maupun masyarakat luas. Rumah Zakat Cabang Semarang menghormati dan menghargai semua pihak. Seorang pembayar zakat (muzakki) menunaikan zakat karena yakin/ percaya bahwa orang yang bersedekah hartanya akan dilipatgandakan. Muzakki menunaikan zakat karena ingin mengamalkan salah satu rukun Islam. Motivasi lain seorang muzakki menunaikan zakat adalah sebagai perwujudan rasa syukur atas segala nikmat yang telah dikaruniakan Allah SWT. Muzakki menunaikan zakat karena mengetahui bahwa zakat merupakan kewajiban umat islam. Muzakki menunaikan zakat sebagai bentuk konsekuensi seorang muslim atas rizqi yang telah mencapai nishab. Muzakki menunaikan zakat karena dipengaruhi oleh tingkat pendapatan (semakin banyak pendapatan maka semakin kuat keinginan untuk membayar zakat). Muzakki menunaikan zakat di Rumah Zakat cabang Semarang karena keinginan diri sendiri. Muzakki menunaikan zakat di Rumah Zakat cabang Semarang karena adanya motif sosial. Muzakki menunaikan zakat di Rumah Zakat cabang Semarang karena memiliki hubungan emosional.
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA
LAMPIRAN 2 Statistik deskriptif untuk 100 Responden Pada Rumah Zakat Cabang Semarang JENISKELAMIN Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
LAKI-LAKI
57
57.0
57.0
57.0
PEREMPUAN
43
43.0
43.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
UMUR Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
17-29
28
28.0
28.0
28.0
30-40
51
51.0
51.0
79.0
>40
21
21.0
21.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
PENDIDIKAN Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
SD
7
7.0
7.0
7.0
SMP
7
7.0
7.0
14.0
SMA
16
16.0
16.0
30.0
SARJANA
70
70.0
70.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
PEKERJAAN Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
PNS
23
23.0
23.0
23.0
SWASTA
33
33.0
33.0
56.0
WIRAUSAHA
23
23.0
23.0
79.0
LAINNYA
21
21.0
21.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
LAMPIRAN 3 Tanggapan Responden Terhadap Masing-Masing Item Pertanyaan KETERBUKAAN Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
6
6.0
6.0
6.0
4
78
78.0
78.0
84.0
5
16
16.0
16.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
KOMPETENSI Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
1
1.0
1.0
1.0
3
11
11.0
11.0
12.0
4
83
83.0
83.0
95.0
5
5
5.0
5.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
KEJUJURAN Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
25
25.0
25.0
25.0
4
67
67.0
67.0
92.0
5
8
8.0
8.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
INTEGRITAS Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
1
1.0
1.0
1.0
3
5
5.0
5.0
6.0
4
87
87.0
87.0
93.0
5
7
7.0
7.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
AKUNTABILITAS Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
4
4.0
4.0
4.0
3
24
24.0
24.0
28.0
4
69
69.0
69.0
97.0
5
3
3.0
3.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
SHARING Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
89
89.0
89.0
89.0
5
11
11.0
11.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
PENGHARGAAN Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
1
1.0
1.0
1.0
3
5
5.0
5.0
6.0
4
87
87.0
87.0
93.0
5
7
7.0
7.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
KEYAKINAN Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
1
1.0
1.0
1.0
3
3
3.0
3.0
4.0
4
90
90.0
90.0
94.0
5
6
6.0
6.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
PENGAMALAN Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
2
2.0
2.0
2.0
4
86
86.0
86.0
88.0
5 Total
12
12.0
12.0
100
100.0
100.0
100.0
PENGHAYATAN Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
16
16.0
16.0
16.0
3
27
27.0
27.0
43.0
4
54
54.0
54.0
97.0
5
3
3.0
3.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
PENGETAHUAN Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1
1.0
1.0
1.0
2
19
19.0
19.0
20.0
3
25
25.0
25.0
45.0
4
54
54.0
54.0
99.0
5
1
1.0
1.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
KONSEKUENSI Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
6
6.0
6.0
6.0
3
6
6.0
6.0
12.0
4
86
86.0
86.0
98.0
5
2
2.0
2.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
GAJI Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2
2.0
2.0
2.0
3
12
12.0
12.0
14.0
4
81
81.0
81.0
95.0
5 Total
5
5.0
5.0
100
100.0
100.0
100.0
DORONGANDIRI Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
26
26.0
26.0
26.0
4
68
68.0
68.0
94.0
5
6
6.0
6.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
MOTIFSOSIAL Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
13
13.0
13.0
13.0
4
83
83.0
83.0
96.0
5
4
4.0
4.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
EMOSIONAL Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2
2.0
2.0
2.0
3
12
12.0
12.0
14.0
4
81
81.0
81.0
95.0
5
5
5.0
5.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
LAMPIRAN 4 Analisis Faktor , Uji Validitas dan Reabilitas Communalities Initial
Extraction
KEPERCAYAAN
1.000
.431
RELIGIUSITAS
1.000
.377
PENDAPATAN
1.000
.622
MINAT
1.000
.811
Extraction Method: Principal Component Analysis.
FAKTOR KEPERCAYAAN AKUNTABIL KETERBUKAAN KOMPETENSI KEJUJURAN KETERBUKAAN Pearson Correlation
KOMPETENSI
Pearson Correlation
KEJUJURAN
INTEGRITAS
-.115
.017
.063
.029
.254
.001
.029
.000
100
100
100
100
100
100
100
100
*
1
.151
.227
*
.181
.137
.227
.134
.023
.072
.175
.023
.000
100
100
100
100
100
100
100
100
.187
.151
1
Sig. (2-tailed)
.063
.134
N
100
100
Correlation
.218
*
.227
*
.405
**
.575
**
.456
*
**
.448
.490
.755
**
**
**
.000
.000
.000
100
100
100
100
100
100
**
1
.213
.456
.023
.000
N
100
100
100
-.115
.181
.254
.072
Sig. (2-tailed)
**
*
.000
.029
Correlation
.456
.218
.000
Sig. (2-tailed)
AKUNTABILITA Pearson S
.238
.342
**
AN
*
N
Pearson
AN
.218
.017
Correlation
SHARING
.187
.238
Sig. (2-tailed)
Pearson
ITAS
*
1
Sig. (2-tailed) N
INTEGRITAS
PENGHARGA KEPERCAYA
.405
**
.000
*
.479
**
1.000
**
.776
**
.034
.000
.000
.000
100
100
100
100
100
*
1
.065
.213
.523
.034
.213
.034
*
.523
**
.000
N SHARING
100
100
**
.137
Sig. (2-tailed)
.001
.175
N
100
100
Pearson Correlation
PENGHARGAA
Pearson
N
Correlation
.342
.218
*
.227
*
100
100
100
100
**
.065
1
.000
.000
.523
100
100
100
.575
.456
**
**
.479
1.000
**
.213
*
100
**
1
.479
.000
.034
.000
N
100
100
100
100
100
100
.490
**
.755
**
.776
**
.523
**
**
100
.000
**
.645
100
.023
.448
**
.000
.029
Correlation
.479
100
.000
Sig. (2-tailed)
KEPERCAYAAN Pearson
100
.645
**
.776
**
.000 100
100
**
1
.776
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-ailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
FAKTOR RELIGIUSITAS KEYAKINAN KEYAKINAN
Pearson Correlation
PENGAMALAN 1
Sig. (2-tailed)
PENGAMALAN
PENGHAYATAN
.146
.300
**
PENGETAHUAN .289
KONSEKUENSI
**
.110
RELIGIUSITAS .516
**
.147
.002
.003
.274
.000 100
N
100
100
100
100
100
Pearson Correlation
.146
1
.021
.117
.133
Sig. (2-tailed)
.147
.836
.246
.187
.325
**
.001
N PENGHAYATAN
100
100
100
**
.021
1
Sig. (2-tailed)
.002
.836
N
100
100
**
.117
Sig. (2-tailed)
.003
.246
.000
N
100
100
100
Pearson Correlation
.110
.133
Sig. (2-tailed)
.274
N
100
Pearson Correlation
PENGETAHUAN
.300
Pearson Correlation
KONSEKUENSI
RELIGIUSITAS
.289
Pearson Correlation
.516
**
**
.280
**
100
100
100
100
**
1
.191
.421
100
100
**
.191
1
.187
.005
.057
100
100
100
**
.280
.764
**
.767
**
100
**
1
.549
100
100
100
100
100
Sig. (2-tailed)
.000 100
100
**
100
N
**
.549
.000
.000
1.000
**
100
.000
1
.767
.000
.000
Pearson Correlation
**
.000
.001
PENDAPATAN
.764
.005
.000
GAJI
100
.000
Sig. (2-tailed)
FAKTOR PENDAPATAN
N
.421
100
.057
.325
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
GAJI
100
100
PENDAPATAN
Pearson Correlation
1.000
**
Sig. (2-tailed)
.000
N
100
1
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
FAKTOR MINAT DORONGANDIRI DORONGANDIRI
Pearson Correlation
1
MOTIFSOSIAL
EMOSIONAL
MINAT
Pearson Correlation
EMOSIONAL
MINAT
.070
.711
.491
.000
100
100
100
100
-.038
1
.153
Sig. (2-tailed)
.711
N
100
Pearson Correlation
.629
**
-.038
Sig. (2-tailed) N
MOTIFSOSIAL
.525
**
.128
.000
100
100
100
.070
.153
1
Sig. (2-tailed)
.491
.128
N
100
100
Pearson Correlation
.629
**
.525
**
**
.000 100
100
**
1
.673
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
N
100
100
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.673
100
RELIABILITAS Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.748
8
Reliability Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.735
6
Reliability Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
1.000
2
Reliability Reliability Statistics Cronbach's Alpha .702
N of Items 4
LAMPIRAN 6 Koefisien Determinasi, Uji t, Uji F dan Regresi Linear Berganda b
Model Summary
Std. Error of the Model
R
1
R Square .766
a
Adjusted R Square
.587
Estimate
.574
Durbin-Watson
.57182
1.942
a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN b. Dependent Variable: MINAT b
ANOVA Model
Sum of Squares
1
df
Mean Square
F
Regression
44.610
3
14.870
Residual
31.390
96
.327
Total
76.000
99
Sig.
45.477
.000
a
a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN b. Dependent Variable: MINAT
Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) KEPERCAYAA N RELIGIUSITA S PENDAPATAN
a. Dependent Variable: MINAT
Std. Error
2.672
.915
.104
.031
.128 .941
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
2.920
.004
.233
3.323
.001
.873
1.146
.033
.271
3.945
.000
.912
1.096
.127
.526
7.430
.000
.857
1.167
CURRICULUM VITAE Nama : Muhammad Abdul Rouf TTL : Grobogan, 16 November 1985 Alamat Asal : Jl. Sunan Gunung Jati No.5 Jambon Pulokulon Grobogan. Contac Person : 081 390 334 994 E-mail :
[email protected]./www.republikinspirasi.blogspot.com Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia Pendidikan Formal : 1. TK Roudlotul Atfal Pulokulon Lulus Tahun 1992 2. MI Miftahul Huda Pulokulon Lulus Tahun 1998 3. MTs Miftahul Huda Pulokulon Lulus Tahun 2001 4. SMA NU (IPA) Pulokulon Lulus Tahun 2004 5. IAIN Walisongo Semarang (Ekonomi Islam) Lulus Tahun 2011 Pendidikan Non Formal : 1. Madrasah Diniyah Yayasan PP Miftahul Huda Tahun 1996-2001 2. Madrasah Tsanawiyah Yayasan PP Miftahul Huda Tahun 2001-2004 3. Jurnalis Televisi LP3I Semarang Tahun 2009 Pengalaman Organisasi : 1. Designer Grafis dan Kartunis Lembaga Penerbitan Mahasiswa Justisia 2. Direktur LiKSA (Lingkar Kajian Sastra Justisia) 3. Koordinator Kaligrafi Jami’atul Qura’ wal Huffadz 4. Sekretaris Majelis Permusyawatan Mahasiswa Fakultas Syari’ah 5. Menkumdang Dewan Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang 6. Koordinator Lembaga Penerbitan Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo 7. Koordinator Lembaga Penerbitan Kelompok Diskusi Anak Ekonomi Islam 8. Lembaga Pers dan Wacana Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Jawa Tengah 9. Direktur eLKP PMII Rayon Syari’ah Komisariat Walisongo Semarang 10. Koordinator Lembaga Penerbitan PMII Komisariat Walisongo Semarang 11. Ikatan Mahasiswa Purwodadi-Grobogan 12. Koordinator Baladewa Komunitas Restoe Boemi (KRB) Jawa Tengah Pengalaman Kerja : 1. Designer Grafis dan Cameraman Bass.com Production Semarang 2. Designer Grafis Republik Creative Manajemen Semarang Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Semarang, 02 Februari 2011 Hormat saya,
Muhammad Abdul Rouf