Vol /0 2 / No. 03 / Mei 2013
ANALISIS DIKSI DAN KONSEP SEMANTIK MANTRA DALAM PRIMBON ADJIMANTRAWARA TERBITAN SOEMODIDJOJO MAHADEWA Yoga Wicaksono
[email protected] Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah diksi yang digunakan dalam mantra primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa, (2) bagaimakah konsep semantik yang ada dalam mantra primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa? Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan diksi yang digunakan dalam mantra primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa, (2) mendeskripsikan konsep semantik yang ada dalam mantra primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Objek penelitian, dalam penelitian ini adalah analisis diksi dan konsep semantik mantra yang ada dalam primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa. Subjek penelitian ini adalah primbon Adjimantrawara. Sumber data dalam penelitian ini berupa buku primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah penulis yang dibantu kartu data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik content analysis atau teknik analisis isi. Selanjutnya, dalam teknik penyajian data, penulis menggunakan metode informal. Berdasarkan pembahasan data dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep diksi dalam primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa terdapat tembung saroja, kata Kawi, tembung entar, purwakanthi guru swara, purwakanthi guru sastra, purwakanthi lumaksita, dan kata khusus. Primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa terdapat konsep semantik sebanyak dua yaitu permohonan, dan penegasian keadaan. Kata kunci: analisis diksi, semantik, mantra A.
PENDAHULUAN Penulis mangkaji tentang diksi dan konsep semantik mantra dalam
primbon
Adjimantrawara
terbitan
Soemodidjojo
Mahadewa
karena
sepengetahuan penulis penelitian tentang mantra masih jarang dilakukan. Di samping itu, mantra merupakan salah satu warisan budaya leluhur yang patut dilestarikan, dan mantra juga sangat menarik dikaji secara linguistik khususnya dalam cabang ilmu semantik. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
112
Vol /0 2 / No. 03 / Mei 2013
Masalah yang dikaji adalah (1) Bagaimanakah diksi yang digunakan dalam mantra primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa? (2) Bagaimanakah konsep semantik yang ada dalam primbon Adjimantrawara terbitan
Soemodidjojo
Mahadewa?.
Tujuan
penelitian
ini
adalah
(1)
Mendeskripsikan diksi yang digunakan dalam primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa. (2) Mendeskripsikan konsep semantik yang digunakan dalam primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa.
B.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa yang diterbitkan oleh penerbit Soemodidjojo Mahadewa pada tahun 1955 di Ngayojokarta Hadiningrat, sedangkan objek penelitian ini adalah analisis diksi dan konsep semantis dalam mantra. Sumber penelitian ini adalah primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa yang diterbitkan pada tahun 1955 di Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka, observasi, dan catat. Menurut Subroto (1992: 41-42), teknik pustaka adalah mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Sumber-sumber tertulis itu dapat berwujud majalah, surat kabar, karya sastra, buku bacaan umum, karya ilmiah, dan buku-buku perundang-undangan. Teknik observasi adalah teknik penelitian dengan cara membaca secara kritis dan teliti seluruh teks, sedangkan teknik cacat adalah teknik yang digunakan untuk mencatat data-data yang ditemukan ke dalam nota pencacat yang telah disiapkan. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah (Arikunto, 2010: 203). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti yang dibantu kartu data.dengan demikian, selain kartu data, peneliti juga berfungsi sebagai instrumen. Peneliti dapat bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya. Penelitian yang penulis lakukan terhadap mantra
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
113
Vol /0 2 / No. 03 / Mei 2013
primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa merupakan penelitian kualitatif dengan teknik content analysis atau analisis isi. Menurut Meleong (1989: 179), content analysis adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis. Teknik content analysis merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis isi mantra dalam primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa. Untuk menyajikan hasil analisis data penelitian ini, penulis menggunakan teknik informal. Teknik informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa tanpa lambang-lambang atau simbol (Sudaryanto, 1993: 145). Dengan penyajian analisis informal, penyajian hasil analisis yang berupa diksi dan konsep semantik.
C.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Analisis Diksi Mantra Diksi
Mantra
kawi
Tembung Tembuh saroja
entar
Purwa
Purwa
kanthi
kanthi
guru
guru
sastra
swara
-
-
Purwa kanthi lumaksita
Kata khusus
Mantra Arep Weruh Sakdurunge Winarah Sir
rahsa Rahsa,
tjahjaning rahsa,
-
-
-
-
Maja mut
maja tedjaning maja.
Mantra Arep Weruh Sakdurunge Winarah Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
114
Vol /0 2 / No. 03 / Mei 2013
…Sir rahsa tjahjaning rahsa mut maja tedjaning maja… Kata rahsa berasal dari bahasa Kawi yang berarti gaib (gaib) sesuai dalam Baoesastra Djawa halaman 517. Dibandingkan dengan menggunakan kata gaib (gaib), penggunaan kata lama ini dirasakan lebih indah. Kata maja yang berasal dari bahasa Kawi, yang berarti samar (semu) sesuai dalam Baoesastra Djawa halaman 286. Dibanding dengan kata samar (semu) penggunaan kata lama ini dianggap lebih indah dengan sifat klasik mantra. Kedua kata tersebut diambil dari bahasa Kawi untuk memperoleh efek estetis bahasa mantra. Tabel 2. Hasil Analisis Konsep Semantik Mantra No
Mantra
1
Mantra Arep Weruh Sakdurunge Winarah
Konsep Semantik
Penegasian keadaan
Sir rahsa tjahjaning rahsa, mut maja tedjaning maja.
Mantra Arep Weruh Sak Durunge Winarah Sir rahsa tjahjaning rahsa mut maja tedjaning maja Karena kalimat tjahjaning rahsa (cahaya kegelapan) bermakna penegasian keadaan. Kata tersebut dipilih karena meyakinkan diri pengucap mantra bahwa dirinya akan mendapatkan kekuatan gaib.
D.
SIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Konsep diksi Primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa terdapat konsep diksi yakni (1) kata Kawi sebanyak 41 mantra, (2) tembung saroja sebanyak 6 makna, (3) tembung entar sebanyak 10 mantra, (4) purwakanthinguru sastra sebanyak 12
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
115
Vol /0 2 / No. 03 / Mei 2013
mantra, (5) purwakanthi guru swara sebanyak 12 mantra, (6) purwakanthi lumaksita sebanyak 30 mantra, dan (7) kata khusus sebanyak 27 mantra. b. Konsep semantik Primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa terdapat konsep semantik yakni (1) permohonan sebanyak 18 mantra, (2) penegasian keadaan sebanyak 37 mantra.
2. Saran Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam Primbon Adjimantrawara terbitan Soemodidjojo Mahadewa. a.
Bagi Penulis Penulis berharap bahwa penelitian ini merupakan langkah awal dalam menguak misteri dalam Primbon Adjimantrawara dan menangkap totalitasnya sehingga memberikan rangsangan untuk interpretasi dan kajian lain. Penulis berharap akan ada penulis-penulis lain yang mengkaji mantra lebih dalam dan lebih sempurna dari penelitian penulis ini.
b.
Bagi Pembaca 1) Agar pembaca dapat menikmati dan memanfaatkan sebuah mantra sebagai hasil karya sastra. 2) Agar mantra dapat sebagai karya sastra dapat ikut berperan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan.
DAFTRA PUSTAKA Aminuddin. 2011. “Semantik Pengantar Studi Tentang Makna”. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Sastra Pendekatan Praktik. Jakarta:PT Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2009. “Pengantar Semantik Bahasa Indonesia”. Jakarta: Rineka Cipta. Djojosuroto, Kinayati. Bandung:Nuansa.
2005.
Puisi
Pendekatan
dan
Pembelajaran.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
116
Vol /0 2 / No. 03 / Mei 2013
Endraswara, Suwardi. 2011. “Sastra Bandingan Pendekatan dan Teori Pengkajian”. Yogyakarta:Lumbung Ilmu. Riyono, Ahdi. 2009. Fungsi Mantra. http://wikipedia. /ahdiriyono. blogspot. com. /2013/02/22). Keraf, Goris. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Meleong. 1989. Teknik Analisis Data. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Mulyana, 2005. Kajian Wacana (Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacana). Yogyakarta:Tiara Wacana. Ratna, Nyoman Kutha. 2010. “Teori Metode dan Teknik Penelitian Sastra”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sasangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu. 2008. “Paramasastra Gagrag Anyar Basa Jawa”. Jakarta:Yayasan Paralingua. Setiyanto, Aryo Bimo. 2007. “Paramasastra Bahasa Jawa”. Yogyakarta:Panji Pustaka Subroto, Edi. 1992. “Pengantar Metoda Penelitian Linguistik Struktural”. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Yogyakarta:Wacana University Press.
Teknik
Analisis
Bahasa.
Sugono, Endy Ed. 2008. “Kamus Besar Bahasa Indonesia ”. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama Suyami. 2008. “Unsur Mistik dalam Serat Primbon”. Yogyakarta:Kepel Press. Ullmann, Stephen. 2007. Pengantar Semantik. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Poerdarminto, WJS. 1937. Baoesastra Djawa. Gronigen:JB. Woltres. Wijana, I Dewa Putu dan Rohmadi, Muhammad. 2008. “Semantik Teori dan Analisis”. Surakarta:Yuma Pustaka. Zaidan, Abdul Rozak, Rustapa, Anita dan Hani’ah. 2007. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka. Zoetmulder, PJ. 2004. Kamus Jawa Kuna Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. 1955. “Primbon Adjimantrawara, Jogabrata, Radjahjogamantra”. Ngajogjakarta Hadiningrat: Soemodidjojo Mahadewa.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
117