ANALISIS DAN PEMBUATAN E-LEARNING UNTUK MA ALI MAKSUM PONDOK PESANTREN KRAPYAK YOGYAKARTA
Naskah Publikasi
diajukan oleh Muhammad Kholilurrohman 04.11.0509
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
ii
ANALYSIS AND MAKING E-LEARNING FOR SENIOR HIGH SCHOOL ALI MAKSUM KRAPYAK ISLAMIC BOARDING SCHOOL YOGYAKARTA ANALISIS DAN PEMBUATAN E-LEARNING UNTUK MA ALI MAKSUM PONDOK PESANTREN KRAPYAK YOGYAKARTA Muhammad Kholilurrohman Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT One of the effects from the technology addicting is creating society who is aware, develop and sustain the sufficient education. It also creating educated society. senior high school Ali Maksum Krapyak islamic boarding school Yogyakarta is one of the schools which was designed in the modern pesantren basic. It is also established as one of the schools which is always developed in education. Globalization of education requires direct development using teaching program as a key factor, with e-learning, it is aimed to help in students’ learning process In making an effective e-learning, there are many factors needed such as: system, steps, and all components which included into it. In order to create a dynamic e-learning website, it is created in two ways communication and all the function is focused in fulfilling the user needs. According to the research: System building started from the needs analysis. Then, it is followed by preview designing step and database. The preview is created using two languages which are HTML and PHP. On the other hands, database whic is used is MySQL. The tool which is used in designing the preview is Data Flow Diagram (DFD) while for the database, it uses Entity Relationship Diagram (ERD). The trial system is established using Black-Box testing which refers to the needs analysis to arrange the software and observing the function mentioned. After all the weaknesses in the needs analysis is found, it is followed by White-Box testing to recompile the programm until the system is ready to be applied. Keywords: Analysis and Making Information System, E-Learning, Website
iii
1
1. Pendahuluan Salah satu efek dari ketergantungan terhadap teknologi telah menciptakan masyarakat yang peduli pendidikan mandiri serta senantiasa berkembang dan berkelanjutan,
hingga
menumbuhkan
suatu
pemahaman
tentang
terbentuknya
1
masyarakat pembelajar.
Media belajar dalam aspek teknologi telah mendorong setiap lembaga pendidikan hingga berkewajiban memberikan sumbangsih pada dunia global, untuk menunjukkan eksistensi dari lembaga pendidikan tersebut. E-learning merupakan sebuah solusi dari globalisasi pendidikan, merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.
2
Telah banyak lembaga pendidikan yang berhasil mendapatkan manfaat dari teknologi e-learning dalam proses belajar mengajarnya. maka dalam waktu yang relatif singkat, berbagai lembaga pendidikan pun berlomba-lomba merencanakan implementasi e-learning, tidak sedikit pula dari lembaga pendidikan yang mendapatkan kendala, bahkan kegagalan. Untuk mengatasi masalah yang akan timbul, langkah paling awal yang harus dilakukan dalam program implementasi e-learning adalah analisis kebutuhan yang matang terhadap kondisi obyektif lembaga pendidikan, memutuskan model implementasi e-learning dengan jelas dan konkret ditinjau dari kebutuhan sistem. MA Ali Maksum merupakan salah satu sekolah berbasis pesantren modern yang mengikuti
perkembangan
pendidikan.
Globalisasi
dalam
pendidikan
menuntut
pengembangan secara langsung melalui program pengajaran sebagai faktor kunci, dengan adanya e-learning diharapkan dapat membantu dalam proses belajar mengajar siswa.
2.
Landasan Teori
2.1
Website (Web) Website dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan
untuk menampilkan informasi, gambar gerak, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan link-link.
1
3
Zamroni, Wacana Seputar Pendidikan, Pusat Informatika Balitbang Depdiknas,2004,http://pakguruonline.pendidikan.net/wacana_pdd_15.html 2 Wahono, Romi Satria, membangun Portal E-learning.2008, http://ilmukomputer.org/2008/05/28/membangun-portal-e-learning/ 3 Stiawan, Deris, Konsep Dasar Internet & Tips Memilih ISP, FASILKOM UNSRI, 2009, http://deris.unsri.ac.id/materi/internet/Konsep Dasar Internet Tips Memilih ISP.pdf
2
Website merupakan salah satu teknologi internet yang telah berkembang sejak lama dan yang paling umum dipakai dalam pelaksanaan pendidikan dan latihan jarak jauh (e-learning).
2.2
E-learning (Electronic Learning) E-learning pada dasarnya mengacu pada semua kegiatan pembelajaran
menggunakan media elektronik atau teknologi informasi. Ada beberapa model pembelajaran yang sudah dikenal berbasiskan e-learning. Dengan semakin luasnya perkembangan internet, terjadi perluasan akses terhadap bahan belajar. Berbagai perangkat lunak edukasi ataupun softcopy dari modul, diktat, dan berbagai buku elektronik (e-book) lainnya terus berkembang. Dengan melakukan upload berbagai referensi dan bahan belajar di internet berarti membuka akses dari seluruh penjuru dunia terhadap berbagai bahan belajar tersebut. Para pengguna internet pun bisa mempelajari apa saja dari berbagai website web yang tersedia. Model inilah yang dikenal sebagai Web-based learning, Sebuah model pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang menggunakan internet sebagai sarananya. Pada perkembangan selanjutnya pembelajaran tidak hanya terbatas pada penggunaan komputer saja. Berbagai model pembelajaran yang menggunakan peralatan teknologi informasi lainnya seperti misalnya telepon genggam pun saat ini telah mulai berkembang.
4
E-learning dapat dilihat sebagai pendekatan inovatif untuk desain yang bagus, sebagai pusat pembelajaran, interaktif, dan memfasilitasi lingkungan belajar bagi semua orang, dimanapun, kapanpun dengan memanfaatkan atribut dan perangkat teknologi digital yang beragam dan berhubungan dengan bentuk yang lain dari materi pembelajaran yang cocok dibuka, mudah disesuaikan, dan di distribusikan.
2.3
Membangun website e-Learning Karena e-learning merupakan sebuah sistem maka dalam mengaplikasikannya
dibutuhkan seluruh komponen yang ada didalamnya, Menurut Henderson ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membangun sebuah sistem e-learning: •
Menentukan Tujuan dari Sistem e-learning
Pada tahap ini pembangun sistem harus menentukan apa yang ingin dicapai dengan adanya e-learning tersebut. Tahap ini biasanya dengan mudah dilupakan oleh pembuat
4
Widhiartha, A Putu, “Memahami Lebih Lanjut tentang e-Learning”, 2008, http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2008/07/widhiartha_elearning.pdf
3
sistem e-learning. Pada akhirnya e-learning tersebut tidak akan sesuai dengan kebutuhan calon pengguna dan tidak memberikan hasil yang diharapkan. •
Memulai Sistem dalam Skala Kecil
Sebaiknya e-learning dimulai terlebih dahulu pada sebuah unit yang kecil dan dievaluasi sepenuhnya terlebih dahulu untuk menjadi model bagi sistem dalam skala yang lebih besar. •
Mengkomunikasikan dengan learner
Menerapkan sebuah sistem baru akan memberikan tingkat keberhasilan lebih baik apabila sasaran dari sistem tersebut memahami dengan baik sistem tersebut. Demikian pula dengan e-learning, apabila peserta didik memahami tentang sistem yang dibangun dan dikembangkan maka mereka dapat turut memberikan bantuan untuk mencapai tujuan e-learning tersebut. Didasari alasan tersebut maka pengembang sistem e-learning seharusnya selalu mengkomunikasikan sistem yang sedang coba dibangun kepada peserta didik. •
Melakukan Evaluasi secara Kontinyu
Evaluasi terhadap sistem dan segenap aspeknya perlu dilakukan secara terus menerus untuk menjamin keberhasilan penerapan e-learning. •
Mengembangkan sistem dalam skala lebih besar
Setelah sistem mencapai keberhasilan dalam skala kecil maka selanjutnya adalah mengembangkan sistem dalam skala lebih besar. Pengembangan ini dilakukan dengan mengacu model dari skala yang lebih kecil yang telah dikembangkan sebelumnya.
2.4
5
DBMS (Database Management System) DBMS (Database Management System) merupakan perantara bagi pemakai
dengan basis data dalam media penyimpanan. Cara interaksi tersebut diatur dengan suatu bahasa khusus yang ditetapkan oleh perusahaan pembuat DBMS. Bahasa basis data dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: 2.4.1 Data Definition Language (DDL) Jenis
bahasa
ini
menspesifikasikan
struktur/skema
data
yang
menggambarkan/mewakili desain basis data secara keseluruhan. Dengan bahasa ini kita dapat membuat tabel baru, membuat indeks, mengubah tabel, dan lain-lain. Hasil kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut kamus data. Kamus data adalah suatu metadata (superdata) yaitu data yang mendeskripsikan data sesungguhnya. 2.4.2 Data Manipulation Language (DML) 5
Loc.cit. 4
4
Merupakan bentuk bahasa basis data yang berguna untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data. Data Manipulation Languange (DML) merupakan bahasa yang memudahkan pemakai dalam mengakses data yang dipresentasikan oleh model data.
2.5
Alat Desain 2.5.1 DFD (Data Flow Diagram) Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat pemodelan data yang menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan dari fungsi-fungsi atau proses-proses dari sistem yang saling berhubungan satu sama lain dengan aliran data yang digambarkan dengan anak panah (Kashmari, 1999:35). 2.5.2 ERD (Entity Relationship Diagram) Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan komplemen dari DFD. Perbedaannya adalah DFD berfokus pada proses dan aliran data (data flow) sedangkan ERD berfokus pada data dan hubungan antara data itu sendiri. ERD dapat membantu mengorganisasi data yang digunakan oleh sistem secara disiplin, selain itu ERD juga membantu untuk memastikan kelengkapan (completeness), kemampuan adaptasi (adaptability) dan stabilitas (stability) data.
2.6
Perangkat Lunak yang digunakan 2.6.1
Database Server dengan MySQL MySQL merupakan software Database Management System yang sangat
popular di kalangan pemrograman web, khususnya yang berbasis open source. Hal ini disebabkan kerena kemudahannya untuk digunakan. Disamping dukunganya kedalam berbagai Platform, kecepatan aksesnya dapat diandalkan. Selain itu, kemudahanya dalam integrasi ke berbagai aplikasi web dapat membantu dalam pengembangan sistem informasi online. MySQL mempunyai dua lisensi, yaitu open source dibawah GNU General Public License (GPL) dan Comercial dibawah MsQLAB. 2.6.2
HTML (Hyper Text Markup Language) HTML (Hyper Text Markup Language), dapat diartikan sebagai tata cara
penulisan yang digunakan dalam dokumen web. Dokumen HTML adalah sebuah dokumen teks resmi yang dapat dibuat dengan berbagai web editor. Dokumen ini akan dieksekusi oleh web browser sehingga web browser mampu menghasilkan suatu dokumen yang sesuai dengan keinginan seorang
programmer. HTML
merupakan varian dari SGML (Standart Generalized Markup Language), yaitu
5
sebuah standarisasi untuk pertukaran dokumen secara elektronik yang telah ditetapkan oleh International Organization for standardization (ISO). 2.6.3
PHP (Personal Home Page) PHP adalah kependekan dari Personal Home Page. PHP merupakan software
open source yang pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdoff. Pada awalnya PHP merupakan program CGI (Computer Generated Imagery) yang dikhususkan untuk menerima input melalui form yang ditampilkan dalam web browser. PHP merupakan program serverside, yaitu script yang membuat dokumen hyper text markup language (html) secara on the fly. Dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML, hal ini disebabkan script PHP dapat dituliskan dalam dua cara yaitu secara embedded dan nonembedded. Pada dasarnya PHP digunakan untuk memanggil database yang ada dalam pihak server dengan menggunakan script khusus yang mirip dengan C++. Setelah data yang dipanggil ditampilkan, maka script PHP tersebut akan berubah menjadi script HTML murni dalam source code web brower yang digunakan. Dalam pemanggilan data tersebut, PHP tidak berdiri sendiri dan harus disokong oleh aplikasi lain, misalnya: HTML (sebagai pengatur tampilan) dan My SQL (sebagai aplikasi database yang terintegrasi dengan PHP).
2.7 Gambaran Umum Madrasah Aliyah Ali Maksum Madrasah Aliyah Ali Maksum adalah salah satu unit dibidang pendidikan formal dalam lingkungan Yayasan Ali Maksum Pondok Pesanten Krapyak Yogyakarta dan bertanggung jawab kepada Kantor Wilayah Departemen Agama c.q. Kepala Bidang Perguruan Agama Islam. Sebagaimana lazimnya penyelenggaraan-penyelenggaraan Pendidikan formal Siswa Madrasah Aliyah Ali Maksum Pondok Pesanten Krapyak Yogyakarta dikenal dengan istilah santri, sebab mereka bertempat tinggal di Asrama Pondok Pesantren. Dengan demikian mereka mempunyai dua status, yakni sebagai siswa dan sebagai santri. Selain mengikuti pelajaran sekolah mereka juga mengikuti kegiatan-kegiatan pondok yakni pengajian kitab-kitab kuning seperti kitab tafsir, fiqih, hadits, Tasawuf, akhlaq dal lain-lain yang kesemuanya berbahasa arab.
6
6
Profil MA Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta 2008
6
3.
Analisis Sistem Dan Perancangan
3.1
Tinjauan Umum Sistem Sistem pembelajaran pada MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta memadukan dua
materi yang berbeda kepesantrenan dan umum, Materi kepesantrenan yang masih lekat dengan kultur bahasa arab dan metode pengajarannya masih menggunakan sistem tradisional berupa hafalan-hafalan dengan tatap muka langsung, ini menjadi nilai lebih di bandingkan dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Siswa MA Ali Maksum semuanya menghuni asrama, kebanyakan dari mereka berasal dari wilayah luar daerah Yogyakarta dan mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Kemudahan akses internet yang ada di lingkungan sekolah memberikan dampak yang nyata pada perkembangan belajar siswa, para siswa lebih mudah menemukan materi-materi umum dibandingkan materi kepesantrenan, e-learning ini dibuat dengan harapan dapat memberikan kemudahan belajar siswa dan meningkatkan kreatifitas pengajarnya.
3.2
Analisis Sistem Tahap analisis adalah tahap yang pertama kali harus dilakukan dan merupakan
tahapan yang paling penting, karena keseluruhan hasil dari e-learning yang akan dibuat tergantung pada tahap ini. Analisis dilakukan pada semua elemen yang terhubung dengan sistem agar tidak menimbulkan kegagalan pada sistem yang dibuat. 3.2.1
Analisis Kebutuhan Sistem
3.2.1.1 Analisis kebutuhan sistem fungsional Dalam e-learning terdapat dua modul utama, yaitu Modul Front-End/User Interface dan Modul Back-End/Administrator, sistem harus bisa memberikan pelayanan data materi, artikel, resensi dan juga konsultasi baik kepada user maupun administrator. 3.2.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Nonfungsional Agar dapat menjalankan dengan baik website yang dibangun, maka sistem komputer yang digunakan harus memenuhi syarat minimal konfigurasi hardware sebagai berikut: •
Processor Pentium III atau setara, dengan kecepatan 667 MHz
•
Memori atau RAM (Random Acess Memory) dengan kapasitas 256 MB
•
Ruangan kosong Harddisk sebesar 30 MB
•
Monitor VGA (Video Graphics Adapter) atau SVGA (Super Video Graphics Adapter) dengan resolusi minimum 1024 x 768.
7
Ada beberapa perangkat lunak yang harus ter-install dalam sistem operasi komputer untuk dapat menjalankan sistem ini, antara lain: •
Web Server Apache 1.3, atau versi yang lebih baru
•
PHP 4.2.x atau versi yang lebih baru
•
DBMS MySQL 4.2.x atau versi yang lebih baru yang mendukung innodb storage engine.
3.3
Kendala yang di hadapi Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembuatan sistem dijabarkan karena untuk membuat website e-learning yang tersentral memerlukan semua komponen penyusun sistem dalam menjalankannya. Berikut adalah beberapa kendala yang dihadapi dalam pembuatan website e-learning. •
Tidak semua sumberdaya manusia khususnya guru Madrasah Aliyah Ali Maksum dapat menggunakan komputer, ada beberapa yang belum bisa menggunakan komputer.
•
Koneksi internet hanya dipakai untuk komputer di beberapa bagian, belum seluruhnya terdapat koneksi jaringan internet.
•
Karena materi yang ada dipesantren beragam bentuknya dan membutuhkan bertahap untuk mempelajarinya, tidak semua materi dapat di upload kedalam website, hal ini untuk menghindari kesalahan penafsiran untuk orang awam.
•
Kehati-hatian untuk menjaga isi dan keamanan website diperhatikan, karena membawa nama pesantren sebagai pemilik dan pembuat website.
•
Karena padatnya jadwal, tidak semua guru dapat meluangkan waktu untuk sekedar mempublikasikan ataupun membuat tulisan tentang materi yang mereka ajarkan.
3.4
Perancangan 3.4.1 Desain Sistem Dari analisis yang telah dibuat dapat dituangkan kedalam desain, yang memuat penggambaran kebutuhan sistem secara keseluruhan, desain yang digunakan pada sistem adalah DFD (Data Flow Diagram) sebagai alat bantu perancang proses sistem dan ERD (Entity Relationship Diagram) untuk perancangan database.
8
DFD (Data Flow Diagram) DFD level 1 Dibawah ini DFD level 1 yang mempresentasikan proses hak akses oleh administrator dan user/pengguna.
Gambar DFD Level 1 Sistem e-learning Sumber: Pengolahan DFD dengan edraw Max 5.1, edrawsoft 2009
9
DFD level 2 DFD level 2 berikut ini mempresentasikan proses-proses yang dilakukan administrator secara detail.
Gambar DFD Level 2 Sumber: Pengolahan DFD dengan edraw Max ver. 5.1, edrawsoft 2009
10
ERD (Entity Relationship Diagram)
Gambar Desain ERD e-Learning Sumber: Pengolahan ERD dengan CASE Studio 2.0 Ver. 2.25.0, Quest 2006
11
3.5 Implementasi Dan Pembahasan 4.1.1. Uji coba Sistem dan Program Pengimplementasian sistem dimulai dari tahap uji coba, ini dilakukan agar sistem yang dijalankan dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna dan menghindari kesalahan dalam sistem yang dibuat baik berupa bug program maupun dari sisi tampilan.
Tahapan-tahapan uji coba program menggunakan Black-Box
testing dan White-Box testing: 1. Black-Box Testing Pengujian ini terfokus pada kebutuhan dari penggunaan sistem yang telah disebutkan pada tahap analisis, cara pengujiannya dengan menjalankan program satu persatu dari kebutuhan yang telah disusun. Semua kelengkapan dari user dan administrator
telah dijabarkan dan dari uji coba yang di lakukan, di temukan
beberapa kelemahan dan kesalahan pada beberapa fungsi dalam pengubahan data oleh administrator, setelah mengetahui
kesalahan
yang terjadi
dan
untuk
menyelesaikan kesalahan tersebut dilakukan pada tahap selanjutnya White-Box testing. 2. White-Box Testing White-Box testing dilakukan dengan melihat kedalam modul untuk meneliti kode-kode program yang ada, jika ditemukan kesalahan atau output yang tidak sesuai maka baris program diperbaiki dan di-compile ulang. Perbaikan pada fungsi administrator telah menemukan jalan untuk di selesaikan sehingga program telah jadi dan siap untuk di publikasikan, tahap berikutnya adalah implementasi dari program.
3.6 Penerapan Program Program yang telah jadi kemudian di upload ke internet, ini membutuhkan dua perangkat lagi berupa alamat domain dan hosting. Domain adalah nama alamat yang sifatnya unik, digunakan untuk memanggil komputer server dimana aplikasi website berada, sedangkan hosting adalah jasa tempat menyimpan aplikasi website. karena tidak mempunyai server sendiri website e-learning ini dititipkan pada jasa layanan hosting berbayar pada sub domain web resmi Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta dengan alamat (www.engaji.krapyak.org). Uploading program website harus mengintegrasikan antara database dengan tampilan, pertama yang harus dilakukan adalah meng-export file database kedalam file, kemudian menyiapkan database dalam fasilitas control panel web server, setelah database disiapkan file yang telah di-export di-import kedatabase web server yang telah dibuat. Langkah selanjutnya adalah mengintegrasikan hostname, user, database name dan password dari aplikasi web yang telah dibuat.
12
3.7 Pembahasan Sistem website yang telah dibangun ini terdiri atas dua bagian penyusun yaitu tampilan dan database. Dari segi tampilan dibangun dengan menggunakan dua bahasan yaitu bahasa program HTML dan bahasa PHP, Sedangkan aplikasi database yang digunakan adalah MySQL. Kedua program tersebut di aplikasikan berdasarkan analisis kebutuhan dengan menggunakan alat perancangan untuk tampilan Data flow Diagram (DFD) dan database yang telah dianalisis menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). Untuk segi keamanan adanya pemisahan antara tampilan dan data yang ada dalam database tidak memungkinkan pengguna akhir mengetahui isi data. kecuali dengan memanipulasi script yang ada. pengguna hanya bisa melihat data yang telah disediakan saja oleh pembuat sistem. Dalam menjalankan web e-learning ini, diperlukan adanya penyusunan Tim Redaksi yang bertugas sebagai pemegang kendali pada website, baik itu membuat materi yang diambilkan dari pengajar maupun berfungsi sebagai administrator agar website berjalan terpusat dan menghindari kelemahan sistem. Jika di simpulkan, dalam web e-learning ini hanya terdapat dua pengguna yaitu administrator dan user, administrator mendapatkan materi-materi upload data dari para guru, alumni dan umum yang mengirimkan tulisannya dan administrator juga mempunyai hak akses untuk mengupload data kedalam website. Sedangkan user dalam lingkup kecil adalah siswa MA Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta dan dalam lingkup yang luas adalah semua orang yang dapat mengakses website e-learning tersebut, karena website bersifat terbuka. Website e-learning yang telah diaplikasikan tidak hanya berfokus pada komunikasi satu arah, melainkan ada timbal balik dari user/pengguna sistem terhadap pemberi materi berupa tanya jawab konsultasi. Pengujian sistem yang telah dibangun menggunakan Black-Box dan White-Box Testing, pengujian Black-Box berpedoman pada analisis kebutuhan yang telah dilakukan untuk menyusun software, dengan cara mengamati satu persatu fungsi yang telah dijabarkan. Setelah segala kekurangan dalam kebutuhan program ditemukan, Kemudian diteruskan oleh White-Box untuk memperbaiki dengan mengcompile ulang program. Membangun website E-learning membutuhkan sebuah keuletan dalam analisis, desain dan pembuatan program.
Semuanya menitikberatkan pada terpenuhinya
kebutuhan pengguna, ini di mulai dari tahap analisis kebutuhan hingga tahap implementasi. Segala kebutuhan sistem dijabarkan untuk mengetahui apa saja yang harus ada dalam website e-learning tersebut, sehingga program dapat digunakan oleh pengguna akhir dan administrator tanpa mengalami gangguan.
13
4. Kesimpulan Proses pembuatan website e-learning dimulai dari tahap analisis kebutuhan, perancangan dan implementasi, sehingga hasil menjadi maksimal. Dengan fokus pada analisis dan perancangan menggunakan alat bantu analisis berupa Data flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD). Dari segi tampilan bahasa program yang digunakan adalah HTML dan PHP, sedangkan dari segi database yang digunakan adalah MySQL. coding program ini dilakukan setelah membuat analisis dan perancangan. Karena e-learning ini adalah sebuah sistem maka perlu semua komponen yang terlibat untuk menjalankannya, dan semua fungsi website e-learning ini menitikberatkan pada terpenuhinya kebutuhan pengguna.
Daftar Pustaka Adri, Muhammad (2008), ”Pengembangan Model Belajar Jarak Jauh FT UNP dengan P4TK Medan dalam Rangka Perluasan Kesempatan Belajar”, Portal www.ilmukomputer.com, Indonesia Ali, Muhammad (2004),”E-Learning in Indonesia Education System”, 7 Programming Cycle of APEID Activities, Kyoto, Japan Cross, (2002) Jay Cross and Ian Hamilton, Beyond eLearning, Internet Time Group. Dublin, (2003) Dublin, L. and Cross, J., Implementing eLearning: getting the most from your elearning investment, the ASTD International Conference, May 2003. Delio, (2000) Michelle Delio, Report: Online Training ‘Boring’, Wired News, located at www.wired.com/news/business/0,1367,38504,00.html Glossary, (2001) Glossary of e-Learning Terms, LearnFrame.Com, 2001. Henderson, Allan J. (2003), ”The E-Learning Question and Answer Book”, American Management Association, New York, USA Nugraha, Warto (2007), ”E-Learning vs I-Learning, Penyempitan Makna E-Learning dan Penggunaan Istilah Internet-Learning”, Portal www.ilmukomputer.com, Indonesia Romi, (2003a) Romi Satria Wahono, Strategi Baru Pengelolaan Website eLearning Gratis, IlmuKomputer.Com, 2003. ____, (2003b) Romi Satria Wahono, Spiralisasi Pengetahuan: Teknik Menghidupkan Pengetahuan Kita, IlmuKomputer.Com, 2003. ____, (2004a) Romi Satria Wahono, Strategi Membangun Komunitas Maya: Studi Kasus IlmuKomputer.Com, Seminar MIFTA 2004: Urgensi Penggunaan IT Sebagai Upaya Akselerasi Menuju Kemajuan Umat, MIFTA, June 03 2004.
14
Stiawan, Deris, Konsep Dasar Internet & Tips Memilih ISP, FASILKOM UNSRI, 2009, http://deris.unsri.ac.id/materi/internet/Konsep Dasar Internet Tips Memilih ISP.pdf Suyanto,
Asep Herman, “Mengenal E-learning”, 2005, http://www.asephs.web.ugm.ac.id/Artikel/ELEARNING/MENGENAL%20E-LEARNING.pdf
Vision, (2002) Vision 2020: Transforming Education and Training Through Advanced Technologies, U.S. Department of Commerce, www.ta.doc.gov, 2002. Wahono, Romi Satria (2005),”Pengantar e-Learning dan Pengembangannya”, Portal www.ilmukomputer.com, Indonesia Widhiartha, A Putu, “Memahami Lebih Lanjut tentang e-Learning”, 2008, http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2008/07/widhiartha_elearning.pdf Widiatmoko, R Bambang, Perencanaan E-Learning Berbasis Web sebagai Alat Bantu Ajar Praktikum, 2008, http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25%3Aindustri&i d=227%3Ae-learning&format=pdf&option=com_content&Itemid=15 Zamroni, (2004) Wacana Seputar Pendidikan, Informatika Balitbang Depdiknas http://pakguruonline.pendidikan.net/wacana_pd.d_15.html