ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS (ANDALALIN) Nunung Nuring Hayati, ST., MT. Program Studi S-1 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil - Universitas Jember
MINGGU Ke 2 - 3 Manajemen dan Rekayasa Dampak Lalu Lintas Prodi S-1 Teknik Sipil
Analisa Dampak Lalu Lintas
PENDAHULUAN
Keterkaitan Pembangunan Perkotaan dan Andalalin PEMBANGUNAN WILAYAH PERKOTAAN
PEMBANGUNAN & PENINGKATAN SISTEM TRANSPORTASI
PENINGKATAN BANGKITAN LALU LINTAS
PERUBAHAN PERUNTUKKAN LAHAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
PEMBANGUNAN PUSAT KEGIATAN PERKOTAAN
TATA GUNA TANAH (LAND USE) YANG BARU
Mengapa Andalalin Harus Dilakukan ??? Perubahan tata guna lahan menimbulkan lalu lintas dan mempengaruhi lalu lintas disekitarnya. Konsep “pay your own way” pengembang harus memberikan kontribusi akibat pengembangannya. Andalalin untuk memprediksi apakah : infrastruktur transportasi dalam daerah pengaruh pembangunan dapat melayani lalu lintas eksisting + lalu lintas yang dibangkitkan oleh pengembangan kawasan tersebut. Jika prasarana tidak dapat mendukung lalu lintas tersebut maka harus dilakukan manajemen dan rekayasa terhadap lalu lintasnya.
Pengertian Andalalin Suatu kajian khusus yang menilai efek-efek yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan/ditarik, oleh suatu pengembangan kawasan terhadap jaringan transportasi di sekitarnya. (Evaluating Traffic Impact Studies, 1994)
Serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen hasil analisis dampak lalu lintas. (PP 32 Tahun 2011)
Analisa Dampak Lalu Lintas
TINJAUAN ASPEK LEGAL
Kebijakan Pelaksanaan Andalalin Dalam UU 22/2009 Ps. 99
Syarat : pengembang mendapatkan ijin dari pemerintah dan/atau pemda Bag. II Analisis Dampak Lalu Lintas
Oleh lembaga konsultan yg memiliki tenaga ahli bersertifikat
Hasil analisis harus mendapat persetujuan
Ps. 101
Diatur PP (PP No. 32 Th. 2011)
Instansi yg membidangi jalan instansi yang membidangi sarana & prasarana LLAJ POLRI
Ps. 100
Kebijakan Pelaksanaan Andalalin (UU 22/2009 dan PP 32/2011)
Serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lalin dari pembangunan pusat KPI yang hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen hasil Andalalin (Pasal 1 poin 7 PP 32/2011)
Pembangunan dan atau pengembangan KPI akan memberikan dampak, maka wajib Andalalin (Pasal 99 Ayat (1) UU 22/2009)
Semua proses Andalalin di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota pasti membutuhkan masukan dari instansi pemangku kepentingan (Tim Penilai Andalalin)
Rencana pembangunan dapat berupa pembangunan baru, pengembangan, atau peningkatan kepadatan
Perundangan & Peraturan Terkait Undang-Undang
Peraturan Pemerintah
• 02/2002 • 32/2004 • 38/2004 • 22/2009
Kepolisian Negara Republik Indonesia Pemerintah Daerah Jalan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
• 34/2006 Jalan • 38/2007 Pembagian Urusan Pemerintahan • 32/2011 Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas • 37/2011 Forum LLAJ Kepmenhub PM 75 Tahun 2015
Peraturan Daerah
• PPNS • Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) • Penggunaan Pemanfaatan Tanah • Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) • Analisis Dampak Lalu Lintas
Kewajiban Andalalin (Ps. 99 ayat (3) UU 22/2009 dan Ps. 49 PP 32/2011)
ANDALALIN
Hasil analisis dampak Lalu Lintas merupakan salah satu syarat bagi pengembang untuk mendapatkan izin Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menurut peraturan perundangundangan. Izin yang dimaksud adalah: • Izin Lokasi • izin mendirikan bangunan; • izin pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus
Kapan Andalalin Dilakukan ??? (Ps. 99 ayat (1) UU 22/2011)
Keamanan
Keselamatan
Ketertiban
Kelancaran
Gangguan-gangguan LLAJ yang ditimbulkan pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur
Jenis-jenis Pusat Kegiatan, Permukiman dan Infrastruktur (Ps. 48 PP 32/2011) • • • • • •
Pusat Kegiatan
Permukiman
Infrastruktur
Perdagangan; Perkantoran; Industri; Fas. Pendidikan Fasilitas Umum Lainnya: SPBU; gd. Pertemuan; hotel & sejenisnya; fasilitas olah raga (indoor/outdoor)
• Perumahan dan permukiman; • Rumah susun dan apartemen; • Permukiman lainnya menimbulkan bangkitan dan/atau tarikan lalu lintas (mis: asrama)
• Akses ke dan dari jalan tol; • Pelabuhan; • Bandar udara; • Terminal; • Stasiun kereta api; • Pool kendaraan; • Fas. parkir untuk umum; • Lainnya: pembangunan prasarana seperti flyover, under pass, MRT dan LRT.
Tata Cara Pelaksanaan Andalalin Tahap I
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
Penyusun Dokumen Andalalin (Konsultan) Dokumen Hasil Andalalin Diajukan Persetujuan Dokumen Andalalin Tim Evaluasi Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas
REKOMENDASI ANDALALIN
Persetujuan Dokumen Andalalin (Ps. 100 ayat (2) UU 22/2009)
instansi yang membidangi Jalan
Hasil Andalalin harus mendapatkan persetujuan dari instansi yang terkait di bidang Lalu Lintas dan Angkutan
instansi yang membidangi Sarpras LLAJ
Kepolisian Negara Republik Indonesia
REKOMENDASI
ANDAL LALIN
Persetujuan Dokumen Andalalin (Ps. 52 dan Ps. 53 PP 32/2011)
Persetujuan hasil Andalalin diberikan oleh pihak seperti kewenangannya, yaitu: • Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana LLAJ untuk jalan nasional. • Gubernur untuk jalan provinsi. • Bupati untuk jalan kabupaten dan/atau jalan desa. • Walikota untuk jalan kota.
Persetujuan diberikan dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak diterimanya dokumen hasil Andalalin secara lengkap dan memenuhi persyaratan.
Penyusun Dokumen Andalalin (Ps. 100 ayat (1) UU 22/2009 dan Ps. 50 PP 32/2009)
Sertifikat tenaga ahli diberikan Menteri Perhubungan
Lembaga konsultan memiliki tenaga ahli bersertifikat
Pengembang menunjuk lembaga konsultan
Dokumen Hasil Andalalin (Ps. 99 ayat (2) UU 22/2009 serta Ps. 50 ayat (2) & Ps. 51 ayat (1) PP 32/2011)
Hasil analisis disusun dalam dokumen, memuat: 1) Analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan jalan akibat pembangunan. 2) Simulasi kinerja lalu lintas tanpa dan dengan adanya pengembangan. 3) Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak. 4) Tanggung jawab pemerintah dan pengembang atau pembangun dalam penanganan dampak. 5) Rencana pemantauan dan evaluasi. 6) Gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau dikembangkan.
TUGAS 1 Pelajari Keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM 75 Tahun 2015 dan perubahannya. Buat bahasan terkait pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas antara: • UU Nomor 22 Tahun 2009; • PP Nomor 32 Tahun 2011; dan • Kepmenhub Nomor PM 75 Tahun 2015
Buat bahasan terkait pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas dengan: • Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan • Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Buatlah Daftar Peraturan Perundangan (UU, PP, Keppres, Kepmen, dll.) yang terkait dengan pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas.
MINGGU Ke 4 - 7 Manajemen dan Rekayasa Dampak Lalu Lintas Prodi S-1 Teknik Sipil
Analisa Dampak Lalu Lintas
PROSEDUR TEKNIS
Prosedur Pengajuan Andalalin Pra Pembangunan PENGEMBANG/ PEMRAKARSA PEMBANGUN PUSAT KEGIATAN
PUSAT KEGIATAN KECIL, DILUAR KRITERIA ANDALALIN
KRITERIA ANDALALIN
PUSAT KEGIATAN DALAM KRITERIA ANDALALIN
PENGAJUAN ANDALALIN
Ke Pusat Untuk Jalan Nasional
Ke Provinsi Untuk Jalan Provinsi
Ke Pemda Untuk Jalan Kab/Kota
Rekomendasi Andalalin Menteri Untuk Jalan Nasional
Gubernur Untuk Jalan Provinsi
Bupati/Walikota Untuk Jalan Kab/Kota
PERSYARATAN PERIJINAN IMB / PENGEMBANGAN KAWASAN atau IJIN LAINNYA
PROSES IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN OLEH PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
Prosedur Pengajuan Andalalin Pasca Pembangunan PENGAWASAN PELAKSANAAN ANDALALIN SESUAI REKOMENDASI
REKOMENDASI ANDALALIN IJIN PEMBANGUNAN PUSAT KEGIATAN
PENINGKATAN SISTEM LALIN
Teguran
OK, Ijin Penggunaan Bangunan
PEMBANGUNAN FASILITAS AKSES
sesuai
HASIL EVALU ASI
tidak sesuai
Peringatan Sanksi Lain
Kriteria Minimal Wajib Andalalin
No 1. a.
b. c.
Jenis Rencana Pembangunan Pusat Kegiatan Kegiatan Perdagangan; Pusat perbelanjaan/ritail Kegiatan Perkantoran
500 m2 luas lantai bangunan 1000 m2 luas lantai bangunan
Kegiatan Industri; Industri dan pergudangan
d. Fasilitas Pendidikan; 1). Sekolah/universitas 2). Lembaga kursus e. 1). 2). 3). f.
Ukuran Minimal
Fasilitas Pelayanan Umum; Rumah sakit Klinik bersama Perbankan Kegiatan lain;
1). SPBU 2). Hotel/penginapan Hotel / Penginapan dengan 3). tempat pertemuan 4). Stadion Olah Raga 5). Restauran
2500 m2 luas lantai bangunan 500 siswa Bangunan dengan 50 siswa/waktu 50 tempat tidur 10 ruang praktek dokter 500 m2 luas lantai bangunan wajib 50 kamar Wajib Wajib 100 tempat duduk
Kriteria Minimal Wajib Andalalin
No
Jenis Rencana Pembangunan
2.
Permukiman
a.
Perumahan dan Permukiman;
Ukuran Minimal
1). Perumahan sederhana
150 unit
2). Perumahan menengah-atas
50 unit
b.
Rumah susun dan Apartemen;
1). Rumah susun sederhana
100 unit
2). Apartemen
50 unit
c.
Permukiman lain Ruko
3.
Luas Lantai keseluruhan 2000m2
Infrastruktur
1). Bandara/pelabuhan/stasiun
Wajib
2). Terminal/pool kendaraan
Wajib
3). Pool kendaraan
Wajib
4). 5). 4.
Bengkel kendaraan bermotor
2000 m2 luas lantai bangunan
Pencucian mobil
2000 m2 luas lantai bangunan
Bangunan lainnya : Wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas apabila ternyata diperhitungkan telah menimbulkan 100 smp baru pada jam padat dan atau menimbulkan rata-rata 750 smp baru setiap harinya.
Perlu Diperhatikan Dalam Andalalin “yang akan menimbulkan gangguan”? Batasan ada tidaknya gangguan? • "Gangguan yg dianggap signifikan • "Significance Threshold = Kriteria Batasan Signifikan
Indikator kriteria batasan siginifikan: • " Konventional: LOS, DELAY • " Trend baru”
Menentukan tipologi Andalalin
Contoh Pelingkupan Dampak
Asumsi Dalam Analisis Pilihan analisis: • Without-With Development Analysis • Before-After Development Analysis, dengan Skenario: Do-Nothing Do-Something
Time Horizon: Design Year dengan mengabaikan time lag beroperasi penuh Kontribusi pengembang untuk memperbaiki kinerja lalu lintas sesuai kondisi without dvelopment
Metode Pendekatan Contoh pendekatan
periode analisis
Kondisi Eksisting,
asumsi tahun direncanakan dioperasikan suatu proyek pembangunan pada lokasi baru ini yaitu tahun 2014. Kondisi 2 atau 5 tahun mendatang, prediksi 2 atau 5 tahun setelah proyek pembangunan dioperasikan pada lokasi baru ini yaitu tahun 2016 dan 2019.
Parameter Kinerja Ruas Jalan • Rasio V/C (derajat kejenuhan) • Kecepatan kendaraan • Waktu perjalanan
Simpang • Tundaan • Panjang antrian
Bundaran • Kinerja jalinan
Konsep Rasio V/C RASIO V/C Under capacity (<0,85)
Under capacity
Near capacity (0,85 – 0,95)
Near capacity
At capacity (0,95 – 1,0)
At capacity
Over capacity (>1,0)
Over capacity
Kriteria Kinerja Simpang Kriteria Kinerja Simpang Tingkat Pelayanan (LoS)
Tundaan Henti Simpang Bersinyal (detik)
Tundaan Henti Simpang Tak Bersinyal (detik)
A
≤ 5,0
≤ 5,0
B
5,0 dan ≤ 15,00
5,0 dan ≤ 10,00
C
15,0 dan ≤ 25,00
10,0 dan ≤ 20,00
D
25,0 dan ≤ 40,00
20,0 dan ≤ 30,00
E
40,0 dan ≤ 60,00
30,0 dan ≤ 45,00
F
> 60,00
> 45,00
Kriteria Kinerja Ruas Jalan Kriteria Kinerja Ruas Jalan
DS
Kec. (km/jam)
0,24
39
0,54
35
0,76
31
0,91
27
1,00
21
Kriteria
DS atau Rasio V/C
LoS
Kec. (km/jam)
A
40
B
31
C
21
D
14
E
11
Sangat Baik
< 0,70
F
< 11
Baik
0,70 - 0,80
Dapat Diterima
0,80 - 1,00
Buruk
> 1,00
Kriteria Kinerja Lo S
Karakteristik
DS
A
Kondisi arus bebas, kecepatan tinggi dan volume lalu lintas rendah. Pengemudi dapat memilih kecepatan yang diinginkannya tanpa hambatan.
0,00 0,19
B
Dalam zone arus stabil. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatannya.
0,20 0,44
C
Dalam zone arus stabil Pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatannya.
0,45 0,74
D
Mendekati arus tidak stabil dimana hampir seluruh epngemudi akan dibatasi Volume pelayanan berkaitan dengan kapasitas yang dapat ditolerir (diterima).
0,75 0,84
E
Volume lalu lintas mendekati atau berada pada kapasitasnya. Arus hádala tidak stabil dengan kondisi yang sering berhenti.
0,85 1,00
F
Arus yang dipaksakan atau macet pada kecepatan-kecepatan yang rendah. Antrian yang panjang dan terjadi hambatanhambatan yang besar.
≥ 1,00
TUGAS 2 Cari peraturan perudangan dan sumber referensi terkait dengan ketentuan parameter kinerja: • Ruas jalan • Simpang (tak bersinyal, bersinyal dan bundaran)
Buat ketentuan parameter kinerja tersebut dalam bentuk tabel. No.
Parameter Kinerja
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Dst.
Tahapan Studi Andalalin
Tahap 1
PENGEMBANGAN METODOLOGI
Tahap 2
ANALISIS KONDISI SAAT INI
Tahap 3
LALU LINTAS DASAR
Tahap 4
BANGKITAN LALU LINTAS
Tahap 5
DISTRIBUASI LALU LINTAS
Tahap 6
PEMILIHAN MODA
Tahap 7
PEMBEBANAN LALU LINTAS
Tahap 8
ANALISIS KONDISI AKAN DATANG
Tahap 9
ANALISIS MITIGASI
apakah tingkat pelayanan diterima?
Tahap 10
AKSES SIRKULASI, LING. & PARKIR
Tahap 11
PENILAIAN DAN PERSETUJUAN
Tahap 12
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
I. PENGEMBANGAN METODOLOGI Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan analisis dampak lalu lintas, meliputi: Jenis pusat kegiatan/permukiman/kawasan yang dikembangkan Asumsi umum bangkitan, distribusi, pemlihan moda, pembebanan, tingkat pelayanan Batasan Wilayah Studi Andalalin Data pusat kegiatan, luas lahan, luas bangunan, jumlah tingkat Periode Analisis Kebutuhan Pengumpulan data lalin Data demografi eksisting & masa datang Metode untuk distribusi lalin & pemilihan moda Kebutuhan manajemen akses Kebutuhan dan ketersediaan tempat parkir kendaraan
TUGAS 3 Cari literatur terkait four step model atau empat tahap pemodelan transportasi. Buat deskripsi (definisi, pendekatan dan teknik analisis) untuk setiap tahap: • • • •
Bangkitan dan tarikan lalu lintas Distribusi lalu lintas Pemilihan moda Pembebanan lalu lintas
II. ANALISIS KONDISI SAAT INI A. Pengumpulan Data • Data sistem transportasi eksisting: karakteristik fisik dan fungsi sistem transportasi, : = jaringan transportasi, = pelayanan angkutan, = fasilitas pejalan kaki dan pesepeda, = peningkatan transportasi yg direncanakan, = pengendalian lalu lintas. • Data Permintaan Lalin & Angkutan Eksisting: = data historis volume lalu lintas, = volume gerakan membelok, = data penumpang angkutan umum, pejalan kaki, pesepeda, dsb • Data Demografi dan Tata Guna Lahan : = data guna lahan eksisting dan rencana masa mendatang, = data sosio-ekonomi dan prediksi ke depan, = rencana komprehensif yang diperlukan.
B. Analisis Kinerja • Rasio antara volume dan kapasitas jalan • Kecepatan • Waktu perjalanan
III. LALU LINTAS DASAR • Data historis lalu lintas yang digunakan sebagai dasar untuk membandingkan kondisi lalu lintas sebelum dan setelah adanya pembangunan. • Menyediakan latar belakang lalu lintas yang realistis untuk evaluasi dampak dari suatu pengembangan yang diusulkan • Pada tahap ini lalu lintas untuk kondisi mendatang harus dihitung, baik untuk kondisi tanpa maupun dengan adanya pembangunan.
41
IV. BANGKITAN LALU LINTAS • Dari instansi transportasi setempat untuk jenis kawasan serupa dan mengasumsi bahwa kawasan yang akan dibangun (data base). • Dari kawasan serupa dari daerah lain. • Dari referensi atau manual yang tersedia. Variabel untuk menghitung jumlah perjalanan: • perjalanan per orang; • perjalanan per kendaraan; • perjalanan per tempat tinggal; • perjalanan per m2 luas lantai bangunan.
Batasan-batasan dan Asumsi • Bangkitan didasarkan asumsi jumlah yg menggunakan angkutan umum, sepeda, atau pejalan kaki adalah rendah dan dapat diabaikan; • Sekolah/Perguruan Tinggi/Tempat kursus, tingkat bangkitan “pejalan kaki” harus mendapat perhatian khusus; • Tingkat bangkitan lalu lintas dapat didasarkan pada sejumlah studi; • Adanya variasi dalam tingkat bangkitan lalu lintas. yg bergantung pada: = kawasan berlokasi dalam wilayah metropolitan atau nonmetropolitan; = apakah kawasan terletak di pusat kota atau di pinggir kota. • Variasi harian maupun musiman juga ada. Hari Sabtu/Minggu utk perbelanjaan. • Tingkat bangkitan lalu lintas yg masuk dan keluar kawasan pengembangan; • Bila dua kawasan pengembangan terletak saling berseberangan, terdapat bangkitan lalu lintas milik bersama sebesar kurang lebih 10%. dapat diasumsikan bahwa sekitar 10% dari lalu lintas masuk dan 10% dari lalu lintas keluar dari pembangkit yang lebih kecil merupakan bangkitan lalu lintas milik bersama.
V. DISTRIBUSI LALU LINTAS 1. Metode Manual: = Metode Analogi: dgn basis data lalin eksisting dari guna lahan sejenis. = Studi Asal-Tujuan: menggunakan basis survai asal-tujuan terdahulu. = Metode Manual dari Model Gravity: 2. Metode Pemodelan: Keluaran dari model dapat dipakai sebagai pembanding dan koreksi bagi perhitungan distribusi manual. Dalam proses pembebanan manual, sangat umum bila dipakai metode pemodelan untuk menentukan persentase distribusi kendaraan. Namun untuk pembebanan jaringan jalan yang sangat besar, metoda pemodelan merupakan pilihan yang tepat
VI. PEMILIHAN MODA Pemilihan Moda dalam ANDALALIN adalah untuk mengestimasi jumlah perjalanan antar zona yang diperkirakan akan menggunakan moda selain kendaraan pribadi.
VII. PEMBEBANAN LALU LINTAS Pembebanan pada jaringan jalan dan pembebanan pada tiap-tiap pintu masuk sebagai dasar dalam mengestimasi apakah jaringan jalan dapat menampung tambahan lalu lintas yang dibangkitkan oleh pembanguna pusat kegiatan / kawasan baru tersebut.
VIII. ANALISIS KONDISI AKAN DATANG Dievaluasi untuk menentukan apakah dampaknya : (1) signifikan dan/atau (2) merugikan. • Bila jalan mengalami penurunan nilai V/C rasio di bawah nilai yang direncanakan. • Bila jalan tidak dapat ditingkatkan karena kondisi fisik dan terdapat masalah lingkungan. • Bila jalan pada saat ini nilai V/C rasio sudah di bawah nilai yang disyaratkan, tetapi jalan itu dalam 5 tahun belum masuk dalam program peningkatan pemerintah daerah.
IX. ANALISIS MITIGASI Analisis Mitigasi dapat berupa peningkatan kapasitas atau pengurangan permintaan. Cara-cara mitigasi harus mempertimbangkan: = Tahapan pembangunan kawasan. = Kebutuhan dana. Cara mitigasi meliputi: = Pembangunan fasilitas baru. = Penambahan jumlah lajur. = Penerapan strategi manajemen sistem transportasi. = Manajemen akses. = Peningkatan angkutan umum. = Penerapan manajemen permintaan angkutan. = Perubahan site plan atau tata guna lahan. Hasil Analisis Mitigasi ini berupa usulan program-program rencana untuk peningkatan/perbaikan tingkat pelayanan lalu lintas.
X. AKSES LINGKUNGAN, SIRKULASI & PARKIR Analisis rencana pembangunan dan rencana peningkatan yang diusulkan, dampak dari proyek terhadap pergerakan lalu lintas serta evaluasi keselamatan dan operasi pada titik-titik akses menuju kawasan. Penanganan Manajemen Akses Untuk menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas pada jaringan jalan dan pada titik-titik akses menuju kawasan, dengan cara membatasi titik konflik, memisahkan titik konflik, meniadakan arus membelok dan antrian dari lalu lintas menerus. Sirkulasi di sekitar kawasan • Harus dengan mudah mengakomodir pergerakan kendaraan, termasuk angkutan umum dan pejalan kaki. • angkutan barang harus dibuat terpisah dari akses dan sirkulasi kendaraan lainnya serta tidak mengganggu pejalan kaki atau parkir. Keselamatan Memastikan sistem sirkulasi internal dan titik akses didesain untuk pejalan kaki, pesepeda dan keselamatan kendaraan guna meminimalkan konflik potensial yang mungkin timbul.
PENDEKATAN BESARAN DAMPAK Pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur akan menarik perjalanan. Bangkitan perjalanan ini dapat berupa perjalanan baru ataupun perjalanan yang berpindah dari tempat lain. Terjadinya perubahan dalam pola perjalanan akan menyebabkan perubahan pembebanan jalan. Akibat adanya perubahan pembebanan jalan tersebut akan terjadi perubahan kinerja lalu lintas yang dapat berdampak langsung pada pengguna jalan berupa: a. perubahan keamanan lalu lintas (bebas dari gangguan dan rasa takut), b. perubahan keselamatan lalu lintas (resiko kecelakaan), c. perubahan ketertiban lalu lintas (keteraturan sesuai hak dan kewajiban), d. perubahan kelancaran lalu lintas (bebas dari hambatan dan kemacaten)
Beberapa Aspek yang perlu diperhatikan terhadap perubahan pembebanan jalan ... 1. Keselamatan, yaitu potensi kecelakaan antara kendaraan dengan kendaraan atau kendaraan dengan pejalan kaki. 2. Kelancaran, meliputi: a. Pada ruas jalan: derajat kejenuhan dan kecepatan b. Pada simpang tak bersinyal: derajat kejenuhan dan tundaan c. Pada simpang bersinyal: derajat kejenuhan, tundaan dan antrian kendaraan