Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
ANALISA KESELAMATAN KERJA PADA PROYEK PERBAIKAN WASH TANK DI STASIUN PENGUMPUL MENGGUNAKAN NEW APROACH RISK ANALYSIS Ika Dasi Ariyanto1 dan Tri Joko Wahyu Adi2 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Proyek Institut Teknologi Sepuluh Nopember e-mail:
[email protected] 1)
[email protected] 2) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membuat analisa tingkat risiko pada proyek perbaikan Tangki Penimbun Wash Tank 6000 barrel pada stasiun pengumpul “S” dan membuat mitigation plan pada 5 besar tingkat risiko paling tinggi. Analisa risiko dilakukan pada setiap proses pekerjaan perbaikan Wash Tank berdasarkan Project Risk Index atau Level Risk Factor kemudian membuat prosedur mitigation dan respon plan pada risiko-risiko tersebut. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat risiko adalah kombinasi antara Pair Wise ComparationAHP (Analytical Hierarcy Process) dan Risk Matrix. Pair Wise Comparation digunakan untuk mencari bobot risiko yang mungkin terjadi, sedangkan Risk Matrix untuk mengetahui kemungkinan kejadian dan dampaknya. Hasil analisa dengan metode tersebut menunjukkan bahwa risiko paling tinggi pada proses perbaikan Wash Tank adalah perbaikan rafter dan roof dengan bobot risiko 39.29%. Hasil penilaian Risk Level pada 5 besar risiko yang mungkin terjadi pada perbaikan Wash Tank adalah risiko terjatuh pada saat melakukan perbaikan rafter dan roof (Risk Level: 23,46%), terjatuh pada saat proses coating (Risk Level: 6.10%), tersengat listrik pada saat proses perbaikan rafter dan roof (Risk Level: 5.69%), terbakar karena pengelasan pada saat proses perbaikan rafter dan roof (Risk Level: 5.18%), dan terjatuh dari atap pada saat proses pemasangan blower di main hole roof (Risk Level: 5.16%). Kata kunci: Analytical Hieracy Process (AHP), Mitigation Plan, Pair Wise Comparation, Risk Matrix, Risk Level, Tangki Penimbun Wash Tank.
PENDAHULUAN Tangki penimbun (Storage Tank) di stasiun pengumpul merupakan tangki penyimpanan minyak sebelum dikirim ke stasiun metering minyak akhir yang siap untuk dijual. Tangki-tangki penimbun yang ada di stasiun pengumpul berjumlah sekitar 432 buah dan sebagian besar terdiri dari, Free Water Knock Out Tank, Wash Tank dan Shipping Tank. Tangki – tangki pengumpul ini rata-rata sudah berumur 30 tahun, dan berdasarkan hasil inspeksi diperlukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan integrity dan reability dari tangki-tangki tersebut. Proses konstruksi perbaikan tangki Wash Tank terdapat banyak faktor risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) yang cukup tinggi. Dengan lokasi di stasiun pengumpul class A (criticality no.1) dan dekat fasilitas umum maka perbaikan tangki Wash Tank ini mempunyai risiko yang tinggi karena kondisi lingkungan sekitar dan kondisi tangki sudah rapuh akibat umur dan korosi. SWA (Stop Work Authority) adalah dihentikannya pekerjaan karena pekerjaan tersebut dilakukan dengan tidak selamat dan setiap orang berhak malakukan SWA terhadap semua proyek yang dilakukan dengan tidak selamat. Akibat dilakukannya SWA maka akan ISBN : 978-602-97491-7-5 B-9-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
berdampak terhadap biaya, waktu dan mutu pekerjaan. Sebagai langkah agar tidak terjadi SWA, maka perlu dibuatkan sebuah manajemen risiko yang efektif. PT. XYZ mempunyai prinsip bahwa lakukanlah pekerjaan itu dengan selamat, jika kondisi tidak selamat jangan dilakukan, pasti ada waktu yang tepat dan selamat untuk melakukan pekerjaan itu. Hal inilah yang mendasari diperlukannya sebuah analisa risiko dalam pelaksanaan perbaikan Wash Tank 6000 Barrel di Stasiun Pengumpul “S”. Penelitian analisa risiko pada proyek perbaikan tangki penimbun pernah dilakukan, antara lain Kajian Risiko Keselamatan Kerja Pada Proses Overhaul Tangki Timbun L3 di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit III Plaju-Sungai Gerong-Palembang (Fitriana R. , 2012) dengan menggunakan metode risk matrix dan Evaluasi Penerapan K3 Proyek Upgrading Tangki Timbun 61 dengan Pendekatan Fault Tree analysis (Kharisma M. , 2010). I Putu Arta Wiguna dan Stephen Scott (2005) dalam penelitiannya Nature of the Critical Risk Factors Affecting Project Performance in Indonesian Building Contracts, meneliti mengenai risiko-risiko yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pelaksanan dan pembiayaan yang berlebih (overrun) yang akan mempengaruhi performance dari sebuah proyek. Penelitian ini dilakukan pada proyek konstruksi pembangunan 22 gedung di Jawa Timur dan Bali. Penilaian risiko ini berdasarkan pada kemungkinan risiko yang terjadi (Probability) dan Dampak (Impact) yang berpengaruh terhadap biaya dan waktu, dan juga mempertimbangkan bobot (weight) dari tingkat risiko menggunakan pair-wise comparation yang merupakan bagian dari Analytical Hierarcy Process (AHP). Metode ini akan menghasilkan Project Risk Index atau Level Risk Factor yang akan memberikan nilai sebagai dasar perangkingan risiko yang paling berpengaruh terhadap biaya dan waktu pelaksanaan proyek. Metode dari penelitian I Putu Artama Wiguna dan Stephen Scott (2005) bisa diterapkan dalam membuat analisa risiko pada perbaikan Wash Tank, karena hasil penelitian akan memberikan informasi risiko-risiko yang paling berpengaruh pada setiap langkah pekerjaan, sehingga bisa dilakukan respon terhadap risiko berdasarkan dari level risikonya. Sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan selamat atau “zero incidents”, karena apabila pekerjaan dilakukan dengan tidak selamat atau berisiko, maka pekerjaan akan dihentikan atau dilakukan Stop Work Authority (SWA) yang akan mengakibatkan keterlambatan waktu dan biaya proyek bagi kontraktor. Penelitian ini bertujuan membuat tingkat risiko pada setiap proses pada proyek perbaikan Wash Tank dan juga membuat mitigation plan atau respon terhadap risiko-risiko yang kemungkinan terjadi pada proyek konstruksi perbaikan Wash Tank tersebut, terutama 5 besar tingkat risiko paling tinggi. Dengan beberapa langkah yang dapat dicapai, yaitu dengan menganalisis risiko pada setiap langkah pekerjaan perbaikan Wash Tank berdasarkan Project Risk Index atau Level Risk Factor dan membuat standar atau prosedur dalam melakukan mitigation dan respon plan pada risiko-risiko yang kemungkinan terjadi pada proyek perbaikan Wash Tank. METODE Penelitian ini dilakukan dengan pemodelan penggabungan pair waise comparison bagian dari AHP (Analytical Hierarcy Process) dengan probability dan impact matrix untuk menghitung Risk Level/Risk Index yang dilakukan pada konstruksi perbaikan Tangki penimbun Wash Tank untuk mendapatkan risiko – risiko yang mungkin terjadi selama proses perbaikan Wash Tank yang dapat menghambat tercapainya sasaran, yaitu pekerjaan dilakukan dengan selamat, ketepatan mutu, biaya dan waktu.
ISBN : 978-602-97491-7-5 B-9-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Berikut rumus menghitung Risk Level/Risk Index: ∑
(1)
Gambar Analisa Risk Level
Identifikasi risiko di dasarkan pada setiap proses pekerjaan atau Work Breakdown Structure (WBS) pada proses perbaikan Wash Tank. Penilaian dan pengukuran probabilitas dan dampak diberi nilai 1 sampai dengan 5. Nilai tersebut menunjukkan probabilitas (Tabel 2. Penilaian Probabilitas Risiko) dari tingkat yang sangat rendah sampai dengan sangat tinggi kemungkinan risiko terjadi dan menunjukkan dampak (Tabel 3. Penilaian dampak Risiko) yang terjadi pada perusahaan bila risiko tersebut terjadi. Tabel 1 Penilaian Probabilitas Risiko
Kemungkinan Kejadian Risiko Kiteria Probabilitas / Pobabilitas Risiko Terjadi Sangat Tinggi Risiko yang hampir pasti terjadi pada fasilitas, atau (almost certain) - Nilai probabilitas > 85% Risiko yang kemungkinan besar terjadi pada Tinggi (likely) fasilitas atau pernah terjadi di Business Unit, atau - Nilai probabilitas > 60% s/d 85% Risiko yang kemungkinan kecil terjadi pada Sedang (possible) fasilitas, atau pernah terjadi dalam Operation, atau - Nilai probabilitas > 40% s/d 60% Risiko yang kemungkinan kecil terjadi beberapa kali di Perusahaan/Industri, tetapi tidak di Rendah (unlikely) Operation, atau - Nilai Probabilitas >20-40% Risiko yang hampir pasti tidak terjadi, atau terjadi Sangat rendah satu - dua kali di dalam Perusahaan/Industri, atau (rare) - Nilai Probabilitas 0-20% ISBN : 978-602-97491-7-5 B-9-3
Nilai Variabel 5 4
3
2
1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 2 Penilaian Dampak Risiko
Dampak Risiko / Efek Risiko
Kiteria Impact/Dampak
- Keselamatan & Kesehatan: > 1 orang meninggal dunia - Lingkungan: Dampak yang dikeluarkan signifikan dan serius dan kemungkinan dapat memberikan efek pada kesehatan dalam jangka panjang. - Finansial: Kerusakan asset, kehilangan keuntungan Sangat Tinggi atau biaya sebesar > USD 100 MM (catostrophic) - Schedule: Terlambat > 12 bulan - Compliance (peraturan dan reputasi) : Mendapat perhatian dari masyarakat Internasional, merugikan luas dan jadi perhatian media internasional, berdampak pada regulasi GOI (Government Of Indonesia) - Keselamatan & Kesehatan: 1 orang meninggal dunia - Lingkungan: Dampak yang dikeluarkan signifikan dan serius dan kemungkinan dapat memberikan efek pada kesehatan dalam jangka pendek. - Finansial: Kerusakan asset, kehilangan keuntungan atau biaya sebesar > USD 10 MM – USD 100 MM Tinggi (major) - Schedule: Terlambat > 8 – 12 bulan - Compliance (peraturan dan reputasi): Mendapat perhatian dari masyarakat Nasional, berdampak terhadap kerugian terhadap kebijakan regional / nasional yang berpotensi membatasi dan / atau dampak pada pemberian pinalti, menimbulkan aksi organisasi masa. - Keselamatan & Kesehatan: cedera permanen - Lingkungan: Dampak yang dikeluarkan signifikan dan serius dan tidak memberikan efek pada kesehatan dalam jangka pendek. - Finansial: Kerusakan asset, kehilangan keuntungan atau biaya sebesar > USD 1 MM – USD 10 MM Sedang - Schedule: Terlambat > 4 – 8 bulan (moderate) - Compliance (peraturan dan reputasi): Mendapat perhatian dari masyarakat daerah, media nasional atau lokal, politisi daerah. Sikap yang merugikan pemerintah daerah dan / atau organisasi
Rendah (minor)
- Keselamatan & Kesehatan: cedera ringan lebih dari satu. - Lingkungan: Dampak yang dikeluarkan signifikan dan serius - Finansial: Kerusakan asset, kehilangan keuntungan
ISBN : 978-602-97491-7-5 B-9-4
Nilai Variabel
5
4
3
2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Dampak Risiko / Efek Risiko
Kiteria Impact/Dampak
atau biaya sebesar USD 100.000 – USD 1 MM - Schedule: Terlambat 2 – 4 bulan - Compliance (peraturan dan reputasi): Ada beberapa kekhawatiran masyarakat dan perhatian media lokal dengan aspek yang potensial membahayakan - Keselamatan & Kesehatan: Sangat kecil kemungkinan terjadinya cedera, tidak berisiko, kemungkinan kehilangan waktu sangat kecil. - Lingkungan: Dampak yang dikeluarkan tidak ada atau sangat kecil, hanya ada pemberitahuan dari pihak berwenang Sangat rendah - Finansial: Kerusakan asset, kehilangan keuntungan atau biaya sebesar (insignificant) < USD 100.000 - Schedule: Terlambat < 2 bulan - Compliance (peraturan dan reputasi): Kesadaran masyarakat mungkin ada tetapi tidak ada atau kecil perhatian publik dan masyarakat lokal terhadap perusahaan
Nilai Variabel
1
Penentuan weight risiko dengan pair-wise comparation berdasarkan data yang di dapatkan dan dilakukan pengolahan dengan langkah sebagai berikut: 1. Melakukan uji validitas dan uji reliabilitas data sampel untuk menghitung. Uji validitas di katakana valid jika nilainya positive dan uji reliabilitas cukup memuaskan ata tinggi jika nilai >0.70 2. Membuat hierarcy process dan factor-faktor risiko 3. Membuat pembobotan dengan cara matriks berpasangan (pairwise comparison) 4. Menghitung Consistency Index (CI) untuk mengukur error dari keputusan. Nilai CI semakin mendekati nilai nol (0) maka CI semakin konsisten 5. Menghitung Consistency ratio (CR). Sebaiknya CR < 10% untuk menunjukkan bahwa keputusan dapat diterima atau konsisten (Saaty, 2000) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan perhitungan dari Bobot (weight) menggunakan pair-wise comparation dan juga hasil perhitungan dari Risk Matrix, maka selanjutnya dilakukan perhitungan Risk Level. Hasil dari perhitungan Risk Level terlihat pada Tabel 3.
ISBN : 978-602-97491-7-5 B-9-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 3 Hasil Perhitungan Risk Level
3
2
0,0105
0,13 %
33
3
3
0,0334
0,42 %
27
3
2
0,0250
0,31 %
29
3
2
0,0225
0,28 %
31
2
2
0,0189
Terpeleset
0,0043
2
2
0,0232
Tangan terjepit
0,0051
2
2
0,0290
0,0476
2
4
0,4153
0,0099
3
3
0,0700
0,0185
3
3
0,1639
Terjepit
0,0531
2
2
0,3003
Tersengat listrik
0,0391
3
3
0,3105
0,0300
3
2
0,2129
Tersandung
0,0111
3
3
0,0758
Terbakar karena pengelasan
0,0307
3
3
0,2673
Terkena paparan asap dari 0,0233 pengelasan
3
2
0,1510
Kepala Terbentur
0,0169
2
3
0,1090
Terjepit
0,0237
3
2
0,1481
Tersengat Listrik
0,0330
3
3
0,2404
Tersengat listrik
Terkena paparan pengelasan
panas
ISBN : 978-602-97491-7-5 B-9-6
Ranking
2
0,0034
Terjepit blower
Pembukaan Door Sheet
Risk Level (RL)
0,23 % 0,29 % 0,36 % 5,16 % 0,87 % 2,04 % 3,73 % 3,86 % 2,65 % 0,94 % 3,32 % 1,88 % 1,35 % 1,84 % 2,99 %
2,02%
0,0021
(P) (I)
Terbentur benda keras
Pemasangan Terjatuh dari atap Blower
Bottom Plate Repair 4
Hambatan dari masyarakat
Susah akses untuk pengangkatan material dan 0,0050 peralatan Susah penempatan mobil pembawa peralatan dan 0,0038 material dekat dengan area kerja Susah penempatan alat angkat (Foco Truck dan crawler crane) untuk 0,0039 pengangkatan dan penurunan (swing) material dekat dengan area kerja
1
2
Bobot
32 30 28 5 26
8,07%
Survey lapangan
Subkriteria (Risiko)
21 7 6 14
10,24%
Kriteria (Proses)
25 8 22 24 23 13
12,32%
No
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
6
7
Bobot
Repair Terjatuh dari atap Rafter dan Roof Terbakar karena pengelasan Tersengat listrik Terkena paparan panas matahari Terkena paparan asap dari pengelasan Shell Plate Terbakar repair Tersengat listrik
Coating
(P) (I)
Risk Level (RL)
0,1524
3
4
1,8871
0,0608
2
3
0,4164
0,0594
3
3
0,4581
0,0235
4
2
0,1981
0,0371
3
2
0,2011
0,0387
2
3
0,2657
0,0275
3
3
0,2026
Terjepit
0,0341
3
3
0,2408
Kepala terbentur
0,0330
3
3
0,2407
Terjatuh
0,0462
3
4
0,4904
0,0244
3
2
0,1959
0,0255
3
3
0,1668
0,0336
3
2
0,2655
0,0236
3
2
0,1893
Sesak Nafas karena debu sand blast Tersengat Listrik mesin sand blast Sesak nafas karena paparan coating Sesak nafas karena di ruang tertutup/terbatas
Ranking 23,4 6% 5,18 % 5,69 % 2,46 % 2,50 % 3,30 % 2,52 % 2,99 % 2,99 % 6,10 % 2,43 % 2,07 % 3,30 % 2,35 %
1 4 3 17
39,29%
Subkriteria (Risiko)
16 9 15 11
11,80%
5
Kriteria (Proses)
12 2 18 20 10
16,26%
No
19
Berdasarkan dari perhitungan bobot, probabilitas kejadian dan dampak kejadian maka di dapatkan Risk Level sebagai berikut: a. Rangking Risk Level Berdasarkan Proses dari tertinggi ke terendah:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Proses Kejadian (event) Repair Rafter dan Roof Coating Bottom Plate Repair Shell Plate repair Pembukaan Door Sheet Pemasangan Blower Survey lapangan
Risk Level
% Risk Level
3.2
39.29%
1.3 1.0 0.9
16.26% 12.32% 11.80%
0.8
10.24%
0.6 0.2
8.07% 2.02%
ISBN : 978-602-97491-7-5 B-9-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
b. Rangking Risk Level Berdasarkan Subkriteria Proses 5 besar dari tertinggi ke terendah: Kejadian (Event) 1. Terjatuh dari atap pada saat proses perbaikan Rafter dan Roof 2. Terjatuh pada saat proses coating (internal & external coating pada ketinggian) 3. Tersengat listrik pada saat proses perbaikan Rafter dan Roof 4. Terbakar karena pengelasan pada saat proses perbaikan Rafter dan Roof 5. Terjatuh dari atap pada saat proses pemasangan blower di main hole roof
Risk Level
% Risk Level
1.8871
23.46%
0.4904
6.10%
0.4581
5.69%
0.4164
5.18%
0.4153
5.16%
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisa penelitian ini dapat diambil kesimpulan: 1. Pembobotan (weighting) merupakan kriteria penentu dalam perhitungan Risk Level perangkingan tingkat risiko, sehingga memberikan petunjuk yang jelas untuk prioritas terhadap respon risiko. 2. Risiko utama pada proses perbaikan Wash Tank adalah proses perbaikan Rafter, Roof dan pemasangan walkway diatas Roof Tank. Hal ini terkait dengan Risk Level sebesar 3.16 (39,29%). 3. Risiko yang paling utama pada perbaikan Wash Tank adalah Terjatuh dan Terkena Panas/Listrik. Saran untuk menindaklanjuti penelitian ini antara lain: 1. Melakukan perhitungan jumlah pekerja/crew yang optimal pada setiap proses pekerjaan perbaikan Tangki berdasarkan pada Risk Level sehingga pekerjaan bisa dilakukan dengan selamat dan lebih efisien terhadap biaya dan waktu. 2. Membuat sistem yang baik untuk setiap proses pekerjaan perbaikan tangki berdasarkan Risk Level pada setiap proses, sehingga membuat pekerjaan dilakukan dengan aman dan selamat yang akan mengurangi terjadinya SWA (Stop Work Authority) DAFTAR PUSTAKA American Petrolium Institute (2009), API 653: Tank Inspection, Repair, Alteration, and Reconstruction, American Petrolium Institute, Washington, D. C. Artama, W. P. and Scott, S. (2005), “Nature Of The Critical Risk Factors Affecting Project Performance In Indonesian Building Contracts”, Association of Researchers in Construction Management, Vol. 1, 225-35.
ISBN : 978-602-97491-7-5 B-9-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Artama, W. P. (2011), Aplication of Risk Management, Lecture handout: Magister Management Project, Institute Technology Sepuluh November, Surabaya. Australia, Standard Association (1999), Guidelines for Managing Risk: AS/NZS 4360, In the Australian and New Zealand Public Sector, New South Wales. Australia, Standard Association (2004), Risk Management Standard: AS/NZS 4360, New South Wales. Alberta Environment, (2001), “Risk Management Guidelines for Petroleum Storage Tank Sites”, No. T/570, Edmonton, Alberta. Chevron, (2009), JOSOP 499 – Hazard Analysis Procedure, Chevron Coorporation. Dey, P. K. (2010) “Managing project risk using combined analytical hierarchy process and risk map”, applied soft computing, 10, hal 990-1000. Drops Online The Dropped Objects Prevention Scheme Global Resource Centre, “Electronic DROPS Calculator”. www.dropsonline.org . Diunduh 14 Juni 2013. Fitriana, R. (2012), Kajian Risiko Keselamatan Kerja Pada Proses Overhaul Tangki Timbun 1.3 di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit III Plaju-Sungai Gerong-Palembang, Universitas Indonesia, Depok. I Putri R. (2009) “Risk Matrix, Tools yang Powerful dalam Manajemen Risiko”. http://www.managementfile.com/journal.php?id=51&sub=journal&awal=10&page=ri sk . Diunduh pada 12 November 2012. Kuang, Z. (2011) “Risk Management in Construction Projects”, Via University College, Horsens Campus Denmark. Marsh, (2011) “Atmospheric Storage Tank”, Risk Engineering Position Paper, Marsh & McLennan Company, United Kingdom. Mohammad, A. M, dkk (1991), “Project risk Assessment Using Analytical Hierarcy Process”, IEEE Transaction on Engineering Management, Vol. 38 No.1. Muhammad, K. (2009), Evaluasi Penerapan K3 Proyek Upgrading Tangki Timbun 61 Dengan Pendekatan Foult Tree analysis, Teknik Industri, Institut Teknologi Surabaya, Surabaya. PMI (2008), A Guide to The Project Management Body of Knowledge, Project Management Institute, Pennsylvania. Saaty, (2008), “Decision making with the analytic hierarchy process”, Int. J. Services Sciences, Vol. 1, No. 1. Siswanto (2011), Analisa Resiko Pada Masa Konstruksi Proyek Pembangunan Dermaga Multipurpose Teluk Lamongan Surabaya, Manajemen Proyek, Institut Teknologi Surabaya, Surabaya.
ISBN : 978-602-97491-7-5 B-9-9