Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011
ISSN: 2086-8944
Analisa Kemampuan Hantar Arus Dengan Menggunakan Metode Penggabungan Silang Selubung Kabel Antar Fasa Pada Kabel Bawah Tanah 150 kV Teguh Herbasuki, M. Barlian Bagus P. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang e-mail:
[email protected] Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kemampuan hantar arus kabel tenaga isolasi XLPE 400mm2 serta pengaruh ukuran konduktor terhadap kemampuan hantar arus pada kondisi selubung kabel antar fasa terhubung silang. Cross Link Poly Ethylene (XLPE) merupakan salah satu contoh bahan isolasi polimer yang diperoleh dengan cara menghubungkan secara bersilang-silang molekul- molekul polyethylene dalam sejenis proses vulkanisasi. Metode penggabungan silang selubung kabel antar fasa dapat menekan rugi- rugi akibat arus sirkulasi yang terjadi pada saluran transmisi bawah tanah. Dari hasil analisa dapat diketahui bahwa penggunaan kabel tenaga isolasi XLPE 400mm2 dengan menggunakan metode penggabungan silang selubung kabel antar fasa dapat meningkatkan kemampuan hantar arus hingga diperoleh arus maksimum sebesar 730,73A.
temperature maksimum pada hantarannya. Beberapa literature menyebutkan pula pembatas lainya, yaitu temperatur maksimum pada bagian-bagian kabel yang terbuat dari bahan dielektrik dan temperature maksimum tanah. Dalam melakukan analisa kemampuan hantar arus harus diperhatikan parameter rugi-rugi panas pada kabel bawah tanah, antara lain: rugi-rugi konduktor, rugi-rugi dielektrik, rugi-rugi selubung, dan rugi-rugi logam pelindung II.
FUNDAMENTAL
a. Saluran transmisi bawah tanah ditinjau dari konfigurasi sistemnya:
Kata kunci—Logika Fuzzy Evolusioner, pemprograman evolusioner, Roger’s Ratio, Jaringan Neural Artificial
I.
PENDAHULUAN
Saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca buruk, taufan, hujan, angin, bahaya petir dan sebagainya. Selain itu saluran bawah tanah lebih estetis karena tidak mengganggu pemandangan. Karena alasan itulah maka saluran transmisi bawah tanah lebih disukai, terutama untuk daerah yang padat penduduk seperti kota besar, dan lokasi pariwisata. Salah satu masalah pada saluran bawah tanah adalah timbulnya rugi-rugi pada selubung kabel yang disebabkan adanya sirkulasi pada selubung kabel tersebut (bila kedua ujung selubung kabel ditanahkan). Rugi-rugi tersebut akan mempengaruhi atau mengurangi kemampuan hantar arus dari kabel tersebut sehingga mengurangi kapasitas penyaluran daya. Kerugian konduktor merupakan sumber panas terbesar pada kabel. Dimana rugi-rugi panas pada konduktor disebabkan karena arus yang mengalir pada konduktor. Untuk menekan kerugian tersebut digunakan metode penggabungan silang selubung kabel antar fasa yang satu dengan fasa yang lain pada sistem tiga fasa. Analisa kemampuan hantar arus suatu kabel tenaga ditentukan oleh seberapa besar panas yang dapat disalurkan oleh bagian-bagian kabel tenaga tersebut ke lingkungannya. Pembatas kemampuan hantar arus, menurut IEC 287 yaitu
Gambar 1. Sistem Berurutan
Saluran yang keluar dari gardu primer menyalurkan tenaga listrik kepada konsumen melalui gardu-gardu sekunder yang letaknya berurutan. Pemutus beban dipasang pada setiap ujung bagian saluran pada setiap gardu. Apabila sistemnya menjadi besar, maka arus yang diperbolehkan untuk setiap kabel menjadi lebih kecil, karena jumlah kabel sejajar semakin banyak. Kecuali itu jumlah bagian saluran yang harus diputus bertambah, operasi rele tidak dapat lagi diandalkan atau waktu berlangsungnya gangguan bertambah lama. Ini berarti bahwa secara keseluruhan keandalan sistem menurun. Ditambah lagi, karena jumlah pemisah bertambah, maka instalasi pada gardu menjadi rumit.
Gambar 2. Sistem Banyak Terminal
159
Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011 Sistem ini menyerupai sistem berurutan diatas, bedanya adalah bahwa disini setiap saluran dihubungkan dengan trafo, sedang pemutus beban hanya dipasang pada ujung gardu.
ISSN: 2086-8944 Sistem dimana sebuah gardu menyalurkan tenaga listrik secara radial melalui gardu-gardu sekunder kepada konsumen, semuanya secara terpisah satu sama lain. Sistem ini lebih sering dikombinasikan dengan sistem berurutan atau sistem banyak terminal. b.
Saluran transmisi bawah tanah ditinjau dari rangkaiannya: 1. Saluran Rangkaian Tunggal, yaitu sistem saluran transmisi yang menghubungkan tenaga listrik ke pusat beban dengan menggunakan satu saluran transmisi. 2. Saluran Rangkaian Ganda, yaitu sistem saluran transmisi yang menghubungkan tenaga listrik ke pusat beban dengan menggunakan dua saluran transmisi.
c.
Saluran Transmisi ditinjau dari Panjang Saluran: 1. Saluran pendek, yaitu saluran yang mempunyai panjang kurang dari 80km. 2. Saluran Menengah, yaitu saluran yang mempunyai panjang antara 80km sampai 240km 3. Saluran Panjang, yaitu saluran yang mempunyai panjang lebih dari 240km.
1.
Sistem Menaruh Kabel Bawah Tanah untuk saluran transmisi ada tiga, yaitu:
Gambar 3. Sistem Rangkaian Tertutup
Gardu-gardu dihubungkan satu sama lain sehingga semuanya membentuk rangkaian tertutup. Sistem ini menguntungkan karena gangguan terbatas pada saluran yang terganggu saja. Bila ada gangguan saluran ini saja yang diputuskan, sedangkan saluran yang lain masih mendapat tenaga dari sumber lain dalam rangkaian yang tidak terganggu.
(Penanaman langsung kabel inti tunggal) Gambar 4. Sistem jaringan
Sistem ini menyerupai sistem banyak terminal, bedanya adalah bahwa disini apabila terjadi gangguan pada suatu saluran atau trafo, maka pelindung jaringan sekunder akan bekerja dan memutuskan aliran pada saluran yang terganggu. Karena semua bagian sekunder terhubung pararel, maka penyediaan tenaga listrik tidak akan terganggu. Sistem ini tepat untuk penyediaan tenaga listrik pada gedung-gedung.
(Penanaman langsung kabel triplex)
Gambar 6. Sistem Penanaman Langsung
Pada sistem ini kabel ditanam langsung dalam tanah, disesuaikan dengan lokasi kabel, yaitu sekitar 1,5m sampai 2m
(Melalui saluran bawah tanah tiga kabel inti tunggal)
(Melalui saluran bawah tanah kabel triplex)
Gambar 7. Sistem Penanaman Melalui Saluran
Gambar 5. Sistem Radial
Pada sistem ini yang ditanam pipa-pipa beton atau asbes semen atau baja atau PVC keras kemudian dihubungkan dengan lubang-lubang kerja. Bila digunakan kabel inti tunggal maka digunakan pipa non magnetik untuk mengurangi rugi daya dan mencegah berkurangnya kapasitas penyaluran arus. Sistem terusan tertutup, pada saluran ini digunakan bila jumlah kabel cukup banyak, kabel dipasang pada rak kabel
160
Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011 dalam terusan atau terowongan yang biasanya digunakan sebagai drainase kota. 2. Sistem Peletakan Kabel Dalam Tanah:
Gambar 8. Susunan mendatar dimana kabel diletakkan secara paralel
Gambar 9. Susunan Segitiga dimana kabel tersusun atas bentuk segitiga
III.
METODOLOGI
Kebanyakan isolasi kabel tenaga membutuhkan pelindung dalam bentuk pipa logam. Untuk kabel dengan konduktor tunggal digunakan selubung timah dan aluminium. Pipa-pipa ini berada didalam medan magnetik akibat arus pada konduktor yang menyebabkan pipa-pipa tersebut mengalami tegangan induksi sehingga pada akhirnya menaikan aliran arus induksi. Dari gambar (Konduktor tunggal dalam pipa logam) dapat dilihat, arus yang mengalir pada konduktor(ic) akan menginduksikan ggl ep pada dinding pipa, dimana ep maksimum berada pada permukaan dalam pipa dan ep minimum berada pada permukaan luar. Perbedaan antara ggl maksimum dan ggl minimum akan menimbulkan arus, ini disebut rugi-rugi arus pusar (eddy current loss). Rugi-rugi lain yang lebih serius pada selubung pipa logam timbul dari arus sirkulasi melalui lintasan tertutup.
Gambar 10. Konduktor tunggal dalam pipa logam
ISSN: 2086-8944 Metode penggabungan silang selubung kabel digunakan untuk menekan arus sirkulasi pada selubung kabel yang diilustrasikan pada gambar 2-15. Gambar (Penggabungan silang selubung kabel tiga fasa dengan formasi segitiga) menunjukkan tiga kabel A, B dan C yang tersusun terbentuk segitiga dengan jarak antar kabel yang sama (treefoil formation), misalkan ea,a adalah fasor tegangan terinduksi pada selubung kabel A karena adanya aliran arus pada konduktor A. Karena metode penggabungan silang selubung kabel mengurangi aliran arus sirkulasi, maka selubung tidak lagi bersifat sebagai perisai magnetik sehingga tegangan induksi pada selubung A akan mengandung komponenkomponen akibat aliran arus pada konduktor B dan C. Komponen-komponen ini akan disebut sebagai eA,B dan eA,C. Fasor dari ketiga komponen tersebut digambarkan pada gambar (Penggabungan silang selubung kabel tiga fasa dengan formasi segitiga). Dari diagram tersebut tampak bahwa ggl resultan eA akan sefasa dengan eA,A, tetapi amplitudonya lebih kecil. Pada metode penggabungan selubung kabel, selubung kabel harus diisolasi dari tanah dan biasanya digunakan lapisan polythylene atau bahan plastik lainnya. Kedua ujung selubung dihubung singkat dan diketanahkan. Jarak penggabungan selubung kabel dibuat sepertiga dari jarak ujung-ujung yang diketanahkan. Pada gambar tampak bahwa bagian 1-2 dari kabel A dihubung singkat dengan bagian 2-3 dari kabel B dan kemudian dihubung singkat lagi dengan bagian 3-4 dari kabel C. Interkoneksi antara selubung-selubung yang lain dapat dibuat dengan cara yang sama. Selubung pada tempat yang digabungkan selubung kabel antar fasanya juga harus diisolasi dari tanah. Tegangan yang timbul antara tempat-tempat yang dilakukan penggabungan silang selubung kabelnya bergantung pada jarak penggabungan silang selubung kabel A, arus konduktor ic, dan jarak antar kabel d. Dari diagram fasor pada gambar tanpak bahwa tegangan nat kedua ujung yang ditanahkan semua nol, atau e1,4 = e5,8 = e9,12 = 0. dengan demikian tidak ada arus sirkulasi yang mengalir pada lintasan tertutup. Keadaan ini adalah operasi ideal dari metode penggabungan silang selubung kabel pada saluran transmisi bolak-balik.
Gambar 11. Penggabungan silang selubung kabel tiga fasa dengan formasi segitiga
161
Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011 Pada kenyataannya instalasi kabel dengan jarak antar kabel yang sama seperti contoh diatas sulit untuk dilakukan, kecuali jika kabel-kabel tersebut diikat menjadi satu. Dalam banyak kasus, cara tersebut merupakan solusi yang tidak memuaskan karena menimbulkan masalah pemanasan bersama. Agar mudah dalam instalasi dan tidak menimbulkan panas yang berlebihan, kabel-kabel tersebut ditanam dalam formasi sejajar (flat formation), sebagaimana diilustrasikan pada gambar (Penggabungan silang selubung kabel tiga fasa dengan formasi datar). Pada formasi ini, kedua kabel disisi luar berjarak sama dengan kabel tengah. Dibandingkan dengan susunan sebelumnya, komponenkomponen tegangan pada selubung yang diinduksikan oleh dua konduktor yang lain tidak sama besarnya sehingga menimbulkan pergeseran fasa eA, eB, eC relatif terhadap eA,A, eB,B, eC,C. Penjumlahan fasornya menjadi: e1,4 = e1,2 + e2,3 + e3,4 ≠ 0 Dari diagram fasor pada gambar (Penggabungan silang selubung kabel tiga fasa dengan formasi datar) didapatkan: e1,4 = e5,8 = e9,12 Dengan kata lain tegangan-tegangan selubung resultan akan sama besar dan fasanya akan mengakibatkan adanya arus sirkulasi melalui rangkaian pentanahan, tetapi nilainya lebih kecil dibandingkan arus sirkulasi pada kondisi tidak dihubungkan silang selubung kabelnya. Dibandingkan dengan susunan sebelumnya komponenkomponen tegangan pada selubung yang diinduksikan oleh dua konduktor yang lain tidak sama besarnya,sehingga akan menimbulkan pergeseran fasa pada eA, eB, eC relatif terhadap eA,A, eB,B, eC,C. Dari diagram fasor pada gambar (Penggabungan silang selubung kabel tiga fasa dengan formasi datar) didapatkan: e1,4 = e5,8 = e9,12 Dengan kata lain tegangan-tegangan selubung resultan akan sama besar pada fasanya akan mengakibatkan adanya arus sirkulasi melalui pentanahan, tetapi nilainya lebih kecil dibandingkan arus sirkulasi pada kondisi tidak dihubung silang selubung kabelnya.
ISSN: 2086-8944 IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Parameter Kemampuan Hantar Arus Dalam melakukan analisa kemampuan hantar arus harus diperhatikan parameter rugi-rugi panas pada kabel bawah tanah, antara lain: rugi-rugi konduktor, rugi-rugi dielektrik, rugi-rugi selubung, dan rugi-rugi logam pelindung. Pembatas kemampuan hantar arus, menurut IEC 287 yaitu temperature maksimum pada hantarannya. Beberapa literature menyebutkan pula pembatas lainya, yaitu temperatur maksimum pada bagian-bagian kabel yang terbuat dari bahan dielektrik dan temperature maksimum tanah. Sifat hantar arus suatu bahan dinyatakan dengan resistivitas atau tahanan jenis penhantar. Pada umumnya untuk penghantar dipakai dari bahan tembaga dan aluminium. Macam-macam bahan dan sifatnya dapat dilihat pada table berikut: TABEL I TAHANAN JENIS BAHAN DAN KOEFISIEN SUHU
Material a. Konduktor Tembaga Aluminium b. Selubung Timah Baja Aluminium
Tahanan Jenis
Koefisien Suhu
1,724.10-8 2,826.10-8
3,93.10-3 4,03.10-3
-8
13,8.10 2,84.10-8
4,0.10-3 4,5.10-3 4,03.10-3
(Sumber : IEC 287)
Persamaan dari kerugian kabel adalah sebagai berikut: Pc = I2 . Rac
(1)
Kerugian panas dielektrik per satuan panjang dihitung dengan persamaan: Pd =
ω . C .Vn2 .tan δ
(2)
Untuk kabel dengan konduktor bulat, kapasitansi dihitung dengan persamaan: C=
ε 18 ln(D/d)
10 −9
(3)
Rugi-rugi pada selubung metal sering dinyatakan sebagai perbandingan antara rugi panas pada selubung metal dan rugi panas pada konduktor (IEC 287 : 1982): λ = Ps / Pc
(4)
Kerugian arus sirkulasi dihitung dengan persamaan: λ’ = . Gambar 12. Penggabungan silang selubung kabel tiga fasa dengan formasi datar.
rs rac
1 R 1+ s X
2
(5)
162
Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011
ISSN: 2086-8944
Untuk pentanahan pada satu titik dimana tiap bagian besar dibagi-bagi menjadi tiga bagian kecil yang sama panjang dan rugi panas arus sirkulasi sama dengan nol. Faktor rugi-rugi karena arus sirkulasi untuk kabel transmisi dengan system hubung silang direkomendasikan oleh IEC adalah sebagai berikut: λ' = 0,03 untuk kabel ditanam langsung Tegangan yang diinduksikan pada selubung karena arus dalam penghantar, untuk sistem dengan dua kabel akan menimbulkan induksi bersama. Harga-harga konstanta formasi untuk λo, D1 dan D2 dihitung dengan rumus:
d 2 s (1,4 m + 0 ,7 ) d D1 = 0,86m3,08 ds λ0 =
m2 2 1+ m
2
(6)
(7)
D2 = 0 Rugi total yang terjadi merupakan penjumlahan dari masing-masing komponen, sehingga: λ = λ’ + λ’’ Kabel menjadi panas karena kerugian yang dihasilkan oleh arus dalam konduktor. Panas yang hilang sama dengan penjumlahan semua kerugian pada kabel. Aliran panas (Heat Flow) adalah dimana aliran panas φ analog dengan arus listrik I, perbedaan temperature Δθ analog dengan beda tegangan V, dan tahanan panas total ΣT analog dengan tahanan listrik R, sehingga: Persamaan V = I R Analog dengan Δθ =
φ ΣT
(8)
Maka kenaikan temperature pada tiap-tiap konduktor adalah: Δθ={I2R+Pd/2}T1+{I2(1+λ)+Pd}nT2+{I2R(1+λ)+Pd}n(T3 +T4) (9)
Besar kapasitansi pada saluran transmisi:
ε
C=
18 ln( D / d ) 2,5 C= 10 −9 18 ln(72,1 / 24,1) C = 1,267.-10 F/m Maka besar kerugian dielektrik: Pd = ω.C.Vn2.tanδ =2.π.50.1,267.10-10.(86602,5)2.0,008 = 2,388 W/m c. Faktor Kerugian Selubung Logam Rugi panas yang terjadi pada kabel terjadi pula pada selubung logam. Untuk menghitung faktor kerugian selubung kabel harus dihitung tahanannya. α, koefisien suhu = 0,004/oC rs, resistivitas bahan = 21,4.10-8 Ω/m Ts, temperature = 50oC D, diameter luar = 75,1 mm ts, ketebalan = 1,5 mm Tahanan dari selubung logam: Rs
=
40.rs (1 + α (Ts − 20)) 10 5 π (( D + ts ) 2 − ( D − ts ) 2 )
=
40.21,4.10 −8 (1 + 0,004(50 − 20)) 5 10 π ((75,1 + 1,5) 2 − (75,1 − 1,5) 2 )
= 6,77.10-4 Ω/m Faktor rugi selubung disebabkan oleh arus sirkulasi dan arus Eddy. Faktor kerugian arus sirkulasi λ’ = 0,03 Faktor kerugian arus Eddy Rac tahanan AC konduktor = 4,62.10-5 Ω/km s, jarak antar kabel = 200 mm d, diameter selubung luar = 75,1 mm
m=
2.π . f −7 10 Rs
2. Perhitungan Arus Perhitungan Kapasitas Arus kabel Tenaga dengan Isolasi Polimer (XLPE 400mm2)
=
a. Perhitungan Resistansi Konduktor Nilai Rac diperoleh dari lampiran. Untuk data kabel dengan luas penampang konduktor 400m2,nilai Rac adalah 0,0462 Ω/km = 4,62.10-5 Ω/km.
λo = 6
b. Kerugian Dielektrik Data-data untuk menghitung kerugian dielektrik: ε, konstanta dielektrik = 2,5 tan δ, power factor = 0,008 D, diameter luar = 72,1mm d, diameter dalam = 24,1mm Vn, tegangan fasa ke netral =
150.000
= 86602,5V
10 −9
2.π .50 10 −7 6,77.10 −4 = 0,0464
m2 2 1+ m
d 2s
0,0464 2 = 6 2 1 + 0,0464 = 4,54.10 − 4 D1 = 0,86.m
3, 08
2
75,1 2.200
d 2s
2
(1, 4 m + 0 , 7 )
3
163
Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011
= 0,86.0,0464
3, 08
75,1 2.200
ISSN: 2086-8944
(1, 4.0 , 0464 + 0 , 7 )
4.2400 2 0,9 2.2400 ln = + ln1 + 2π 86 200 2
= 1,868.10 −5
= 1,487 o Cm / W
D2 = 0 Maka faktor kerugian arus Eddy:
Rs (λ 0(1 + D1) ) Rac 6,77.10 −4 4,54.10 − 4 (1 + 1,868.10 −5 ) = −5 4,62.10 = 0,0066
λ" =
(
)
Maka faktor kerugian selubung logam:
λ = λ '+λ" = 0,03 + 0,0066 = 0,0366
d. Parameter Thermis Tahanan panas isolasi Data-data untuk menghitung tahanan panas isolasi: g1, tahanan panas isolasi = 3,5 oC m/W t1, ketebalan isolasi = 24 mm dc, diameter konduktor = 24,1 mm
T1 =
=
g1 2.t1 ln1 + 2π dc
Tahanan panas lapisan anti korosi T2 = 0 Tahanan panas selubung luar Data-data untuk menghitung tahanan panas selubung luar: g3, tahanan panas PVC = 6oC m/W t3, ketebalan selubung luar = 4,5 mm dsi, diameter dalam selubung luar = 84,5 mm
g 3 2.t 3 ln1 + 2π dsi
6 2.4,5 ln1 + 2π 84,5 oC m/W = 0,0966
1/ 2
(85 − 25) − 2,388(0,5.0,61 + 0 + 0,966 + 1,487 ) = −5 4,62.10 (0,61 + (1 + 0,0366)(0 + 0,0966 + 1,487 )) = 730,37
Parameter Rugi-rugi
Simbol Rac (Ω/m)
Rugi konduktor Rugi dielektrik Rugi selubung Tahanan panas isolasi Tahanan panas lapisan pelindung metal
Kemampuan hantar arus
Isolasi XLPE 4,62.105
Pd (W/m) λ T1 (oC m/W)
2,388 0,0366 0,61
T2 (oC m/W) T3 (oC m/W) T4 (oC m/W) I (A)
0 0,0966 1,487 730,37
(Sumber: hasil perhitungan)
3. Tahanan panas dari tanah Data-data untuk menghitung panas dari tanah: gt, tahanan panas tanah = 0,9oC m/W h, kedalaman penanaman = 2400 mm s, jarak kabel = 200 mm D, diameter kabel = 86 mm
2h 4h 2 ln + ln1 + 2 D s
∆θ − Pd (0,5T 1 + T 2 + T 3 + T 4 ) I = Rac (T 1 + (1 + λ )(T 2 + T 3 + T 4 ))
Tahanan panas selubung luar Tahanan panas tanah
=
gt T4 = 2π
a. Perhitungan Kapasitas Arus Data-data untuk menghitung kapasitas arus: Rac = 4,62.10-5 Ω/m Pd = 2,388 W/m λ = 0,0366 T1 = 0,61oC m/W T2 = 0oC m/W T3 = 0,0966oC m/W T4 = 1,487oC m/W θm = 85 oC θs = 25 oC
TABEL II HASIL PERHITUNGAN PARAMETER KEMAMPUAN HANTAR ARUS (Kabel bawah tanah isolasi XLPE 400mm2)
3,5 2.24 ln1 + = 0,61 oC m/W 2π 24,1
T3 =
V. KESIMPULAN Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa besarnya kemampuan hantar arus dengan menggunakan kabel isolasi polimer XLPE 400mm2 dapat dimaksimalkan sampai sebesar 730,73A. Hal ini dikarenakan adanya penerapan metode penggabungan silang selubung kabel antar fasa pada saluran transmisi tersebut, dimana rugi-rugi panas dapat ditekan.
164
1/ 2
Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011
ISSN: 2086-8944
DAFTAR PUSTAKA [1]. Weddy. Underground Transmission of Electric Power, Jhon Willey and Son, New York, 1986 . [2]. Gonen, Turan. Electrical Power Transmission System Engineering Analisys and Design, Jhon Willey and Son Inc, New Ypork, 1988. [3]. Graneau, Peter. Underground Power Transmission, Jhon Willey and Son, New York, 1980. [4]. Hutahuruk, TS. Transmisi Daya Listrik, Erlangga, Jakarta, 1985. [5]. IEC Publication 287, Calculation of The Continuos Current Rating of Cable, Genewa, Swiss, 1982. [6]. Roy, D. Coupling of Metal Shields, Characteristics PAR Unit Length, Tim kerja sama PLN – ITB Bandung, 1988.
165