An-Nuur www.masjidannuur.com
Masjid An-Nuur Perumahan Permata Timur Kalimalang
Qur’an & Hadits
MeNGHAYATi Pesan Rasulullah Ketika Haji Wada’
HAJI Al-Qur’an Allah SWT berfirman, “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah...” (QS. Ali lmran : 97).
Hadits
Ciri-ciri Haji Mabrur v Sebab Bahagia Orang Beriman v Bertaubat dengan Taubat yang Benar v Jangan Mudah Menuduh Bid’ah v Mengenal 9 Alam Manusia v Menyiapkan Diri untuk Akhirat v
Dari ‘Umar bin al-Khaththab ra, ia berkata, “Barangsiapa mampu menunaikan haji, namun ia tidak menunaikannya, maka sama saja baginya mati sebagai Yahudi ataupun Nashrani,” (Shahih, HR Ibnu Katsir dalam Tafsiir alQur’aan al-’Azhiim [I/394]) Barangsiapa yang melakukan ibadah haji karena Allah kemudian tidak berkata kotor dan tidak melakukan perbuatanperbuatan fasik/durhaka, ia akan pulang tanpa dosa sebagaimana ketika ia dilahirkan ibunya. (Muttafaqun alaih) Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah beliau bersabda: “Jihad orang yang tua, lemah dan wanita adalah haji dan umrah.” (HR An-Nasai) “Barangsiapa yang mempunyai kemampuan tetapi ia tidak berqurban, maka janganlah sekalikali ia menghampiri tempat shalat kami.” (HR. Ahmad, sanadnya hasan)
1 | Buletin An-Nuur | Vol.20 /Tahun 02/ Dzul Hijjah 1432 - November 2011
Buletin
Ayo Makmurkan Masjid
Susunan Redaksi
Info Kegiatan
Kegiatan DKM
Oktober 2011
1. Pembagian Sembako Pembagian sembako yang secara rutin dilakukan setiap bulan, dilaksanakan pada Jumat 15 Oktober 2011. Paket sembako sebanyak 165 paket dibagikan kepada masya rakat yang kurang mampu. Kontributor utama paket sem bako ini adalah DR HM Bhakty Kasry. Untuk itu, kita berdoa semoga Allah swt selalu memudahkan rezekinya, sukses dalam usahanya dan dianugrahi kesehatan yang prima dan mendapat pahala kebaikan serta harta yang barokah. Amin.
2 | Buletin An-Nuur | Vol.20 /Tahun 02/ Dzul Hijjah 1432 - November 2011
2. Ceramah Ustadz Arifin Ilham Setiap bulan sekali, Ustadz HM Arifin Ilham mempunyai jadwal ceramah taklim rutin di Masjid An-Nuur, yaitu se tiap Sabtu pada pekan pertama setiap bulan. Waktunya ba’da Magrib sampai dengan Isya. 3. Laporan Keuangan DKM per September 2011: Saldo awal Agustus Rp. 17.156.671 Penerimaan infak Rp. 42.893.139 Total Penerimaan Rp. 60.049.810 Total Pengeluaran Rp. 19.335.467 Saldo Akhir per Agustus Rp. 40.714.343
Agenda November 2011 Khotib Jumat Tanggal
Nama Khotib
04
KH. SAIFUDDIN AMSIR
11
H. ASEP SUPENA
18
H. MuHYIDIN
25
H. SYAFRUDIN
Penceramah Pengajian Shubuh Tanggal
Nama Penceramah
06
H. KEMAL SYAH
13
H. ASEP SUPENA
20
H. MUHIDIN
27
TAHAJUD
Penceramah Pengajian Dhuha Tanggal 20
Nama Penceramah H. ISHAK ISKANDAR
Dewan Penasehat: DR H Muhammad Bhakty Kasry Pemimpin Redaksi: Emil Azman Sulthani Redaktur: Fathurroji NK Tim Redaksi: Syaiful Atmar, Alex Muharam Photografer: Fathur & Thaif Desain & Layout: Langit Putera Cahya Ditribusi: Muhammad Thaif Alamat Redaksi: Masjid An-Nuur Perumahan Permata Timur Curug Kalimalang Pondok Kelapa Jakarta Timur 13450 Telp. 021-86900849 Faks. 021-86900877 Email:
[email protected] Website: www.masjidannuur.com
Pengurus DKM Masjid An-Nuur Mengucapkan
Selamat Hari Raya Idul Adha 1432 H Semoga Kita Menjadi Orang Bertaqwa Struktur Organisasi Masjid An-Nuur Dewan Pembina dan Penasehat Ketua : H Muhammad Bhakty Kasry Anggota : Ichtiadi, Nuratim, Herman Agus, Suwitno Adi, Thoha Muchtar, Sri Widodo, Dimas, Iqbal, Bambang Bintarno, Yan Kuryana dan Maryono Dewan Kemakmuran Masjid Ketua: Alex BA Muharam Wakil: Sjaiful Atmar, Sekretaris I : Muhammad To’if, Sekretaris II : Nurman dan Keuangan : Dadang S Munir Sie Sarana & Prasarana. Penanggung jawab: Bambang Wijanarko. Anggota : Doni, Wisnu dan Dodi Sie Peribadatan. Penanggung jawab : Emil Azman. Anggota 1: Syamsudin, Nurman, Syahrul Romdhon dan Syuhada Sie sosial & Keuangan. Penanggung jawab : Yanti Bambang. Anggota : Lehan, Ning Kuryana, dan Yati Sie Pendidikan & Dakwah. Penanggung jawab: Liliek Ichtiadi Anggota : Lina Emil Azman, Adi Sasuci Sabarman, Ninuk Iqbal dan Nunuk Wisnu Sie Pendanaan. Penanggung jawab : Ajie K. Anggota : Ellin Susemsiati Remaja Masjid. Penanggung jawab : Teguh SH. Anggota : Dani Baitul Mal wa Tamwil (BMT). Penanggung jawab : Yan Kuryana UPZIS. Penanggung jawab: Maryono Saliyam. Anggota : Imam Marbot: Nur Hidayat, Dian Santosa, Joko Santoso, Rojak dan Adi
B Peristiwa BULAN DZULHijjah 1.
ulan Dzulhijjah merupakan bulan keduabelas, pada bulan ini ada kegiatan akbar yang dilakukan oleh umat Islam, di antaranya adalah pelaksanaan jutaan Muslim berhaji di Makkah dan Hari Raya Qurban (Idul Adha). Adapaun beberapa peristiwa penting di bulan ini adalah:
Hamzah, paman Rasulullah SAW masuk Islam, pada tahun 5 kenabian. Hamzah bergelar Asadullâh artinya, singa Allah, karena keberaniannya dalam berjihad.
2.
Umar bin Khatab masuk Islam. Beliau wafat pada hari Rabu, 26 Dzulhijjah tahun 23 H, dibunuh oleh Abu Lu’luah ketika mengimami shalat. Beliau dikuburkan disamping Rasulullah SAW dan Abu Bakar.
3.
Utsman bin Affan wafat pada hari Jum’at, 13 Dzulhijjah 35 H. Beliau bergelar Dzun Nûrain yang artinya yang mempunyai dua cahaya, karena beliau menikahi dua putri Rasulullah SAW, Ruqayyah dan Ummu Kultsum.
4.
Haji Wada’, yaitu Haji perpisahan, karena tidak lama setelah peristiwa haji ini, Rasulullah SAW meninggal dunia. Terjadi pada tahun 10 H.
5.
Ibrahim, putra Rasulullah SAW dari Mariyyah al-Qibthiyyah dilahirkan, pada tahun 8 H. Hanya, Ibrahim wafat ketika masih kecil, ketika berusia 16 bulan.
6.
Suara Jamaah
Terbantu Belajar Agama Islam
Ikut Mendukung Program Positif
K
S
ami sebagai jamaah Masjid AnNuur ikut merasa senang dan bisa menambah wawasan mengenai ilmu agama Islam yang seharusnya kita pahami satu per satu apa yang kita lakukan sehari-hari, karena kesibukan mencari nafkah (ibadah) untuk menyambung hidup, kami tidak bisa optimal mempelajari ilmu agama dengan membaca buku-buku, karenanya saya sangat terbantu sekali dengan adanya pengajian ini sehingga ada kemudahan dalam menggali ilmu, karena cuma datang, duduk, mendengarkan dan memahami. Begitu juga ceramah Ustadz HM Arifin Ilham, yang bisa kita cerna mengenai apa yang disampaikan dan mudah-mudahan saya bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya pengajian di masjid ini, saya merasa semakin baik dalam menjalankan kewajiban dan sunah-sunahnya, dan mudah-mudahan bisa istiqomah. Ditambah juga di tempat kerja saya juga diadakan pengajian rutin setiap bulan. Saya hanya berharap, mudah-mudahan Pengurus Masjid An-Nuur senantiasa diberi kekuatan dalam mengelola kegiatan ini dan diberkahi dan diridhai oleh Allah SWT dan bisa melanjutkan kegiatannya yang lebih baik lagi sehingga seluruh umat Islam ikut hadir dan meramaikan majelis pengajian di masjid ini. v Eko Purwanto Klender
aya pribadi sangat mendukung program-program di masjid ini, di samping menambah ilmu bisa juga untuk memotivasi sendiri untuk lebih baik menjalankan ajaran Islam. Apa yang ada di Al-Qur’an dan Hadits, adalah petunjuk dan aturan yang telah diperintahkan oleh Allah, jika kita bisa mengaplikasikannya tentu akan menjadi manusia yang baik. Setiap pengajian dan dzikir bersama Ustadz HM Arifin Ilham, saya kerap merasakan dekat dengan yang Maha Kuasa, hati menjadi damai, tenteram dan tenang karena kita harus menyerahkan diri kepada-Nya, karena Allah telah memberikan kesempatan kepada kita hidup di dunia yang sementara ini untuk mencari bekal akhirat. Semoga kita kelak akan dipanggil oleh Allah dalam keadaan iman dan Islam. Amin. Saya berharap agar setiap kegiatan pengajian Ustadz Afrifin Ilham, agar bisa di perbanyak dzikirnya. Saya menyampaikan suara dari sebagian jamaah dan dari saya pribadi, kedua setiap pengajian Qiyamullail atau pengajian Ahad Subuh pada saat tanya jawab, mohon di atas agar diberi mikropon agar para ibu juga bisa bertanya kepada nara sumbernya. Terimakasih semoga Allah meridhai. Amin.v
Nur Aini Jl. Delima Raya Curug Kalimalang
3 | Buletin An-Nuur | Vol.20 /Tahun 02/ Dzul Hijjah 1432 - November 2011
Dua Bai’at Aqabah. Rasul membai’at orang-orang Madinah yang baru selesai melakukan ibadah haji, pada tahun 12 Kenabian.
Menghayati Pesan Rasulullah Ketika Haji Wada’ 4 | Buletin An-Nuur | Vol.20 /Tahun 02/ Dzul Hijjah 1432 - November 2011
D
i bulan Dzul Hijjah, jutaan umat Islam menyelenggarakan rukun Islam kelima yakni haji. Umat Islam dari berbagai penjuru dunia tumpah ruah memenu hi panggilan ilahi rabbi. Dengan terus menyeru talbiyah, suara gemuruh dzikir pun menggoyahkan ‘arsh. Semoga jamaah haji tahun ini mendapatkan haji yang mabrur. Amin. 15 abad lalu, teringat bagaimana Rasulullah melakukan khutbah terak hir di hadapan jamaahnya. Tepatnya pada tahun 10 Hijrah, sesaat setelah matahari tergelincir, disaksikan oleh 124.000 umat Islam di Padang Arafah. Rasulullah SAW datang dengan menaiki al-Qashwa’, unta beliau. Rasulullah menyampaikan khutbah haji terakhir. Peristiwa itu dikenal dengan Haji Wada’ atau Haji Perpisahan. Berikut petikan khutbah wada’ Rasulullah di depan para jamaah haji. Rasulullah membuka khutbahnya dengan ucapan, “Wahai umat manusia, dengarkanlah apa yang akan aku katakan ini! Boleh jadi selepas tahun ini, aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian di tempat ini untuk selamanya“. Dalam kalimat tersebut mengisyaratkan sebuah perpisahan. Nabi Muhammad seperti memberikan sinyal bahwa pada tahun berikutnya beliau tidak akan bertemu lagi dengan kaumnya ini. Suasana pun hening, para jamaah haji terlihat diam dan khusyuk mendengarkan khutbah Rasulullah SAW selanjutnya. “Wahai manusia, sesungguhnya darah dan harta benda (sebagian) kalian (atas sebagian kalian) adalah haram, sebagaimana haramnya hari
(kalian berada) di sini, di bulan (kalian berada) di sini, di negeri kalian (tanah haram) ini. Sesungguhnya, kalian pasti akan menjumpai Tuhan kalian dan kalian akan ditanya tentang amal-amal kalian… Pesan pertama yang disampaikan dari khutbah Rasulullah ini berisi larangan mengambil hak orang lain dan tidak boleh menumpahkan darah, membunuh sesama Muslim. Kemudian Rasulullah SAW melanjutkan, “Bahwa segala bentuk perbuat an dan kebiasaan dimasa jahiliyah tidak boleh berlaku lagi. Tindakan menuntut balas atas kematian sese orang sebagaimana yang berlaku di masa jahiliyah juga tidak boleh berlaku lagi… (Segala bentuk) riba jahiliyah juga tidak boleh berlaku lagi!... Kalian tidak menzalimi dan tidak dizalimi… Pesan kedua Rasulullah, bahwa mengambil hak orang lain, saling bunuh dengan tujuan balas dendam merupakan kebiasaan orang-orang jahiliyah. Rasulullah menegaskan bahwa segala hal yang dibanggakan dan dipraktikkan oleh orang-orang dimasa jahiliah (sebelum datangnya Islam), tidak boleh berlaku lagi, termasuk praktik riba, tidak boleh lagi ada, sebab itu membuat kesengsaraan di masyarakat. Beragam penyimpangan yang dilakukan masa jahiliyah telah diluruskan dan selayaknya dipatuhi dan diikuti. Semua hal yang sebelumnya menyim pang diluruskan dengan kehadiran agama Islam sebagai pembenarnya. Selanjutnya Rasul berpesan agar berlaku baik terhadap perempuan. Begitu pentingnya berbuat baik ini Rasulullah SAW berkata dengan kalimat
“Ittaqullaah! (takutlah kalian kepada Allah)-- dalam urusan perempuan. Dengan kalian menikahinya berarti kalian telah memikul amanah Allah, dan dengan menyebut nama Allah pula farajnya menjadi halal bagi kalian. Dan kepada para perempuan hendaklah memelihara kehormatannya, jika dia berbuat zina maka tegakkan hukum atasnya. Dan kalian (para suami) wajib menafkahinya dengan baik“. Pesan keempat, Nabi SAW berpesan agar berpegang teguh pada al-Qur’an dan Sunnah. “Sesungguhnya, aku telah meninggalkan di tengah-tengah kalian sesuatu yang menjadikan kalian tidak akan sesat selamanya jika kalian berpegang teguh dengannya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Pesan kelima adalah, ”Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada lagi nabi setelahku, tidak ada lagi umat setelah kalian (pengikut Muhammad adalah umat yang terakhir). Maka sembah lah Tuhan kalian, tunaikan shalat lima waktu, tunaikan puasa Ramadhan, tunaikan zakat untuk menyucikan jiwa kalian dengannya, dan laksanakan haji ke baitullah, dan patuhi pemimpin ka lian, maka kalian akan masuk ke surga Tuhan kalian“. Sesungguhnya, Tuhan kalian itu satu. Sesungguhnya, kalian berasal dari satu bapak. Kalian semua dari Adam, dan Adam dari tanah. Sesungguhnya, yang paling mulia di antara kalian di sisi Tuhan adalah yang paling bertakwa.” Pesan-pesan yang disampaikan Rasulullah SAW dalam khutbah wada’, haji resmi pertama Nabi dan terakhir begitu menyentuh. Khutbah yang memiliki pesan universal dan sangat dalam mencakup hubungan vertikal (manusia/hamba dengan Allah/Sang Pencipta), dan hubungan horisontal (sesama makhluk). Tak lama setelah Rasulullah ber khutbah, turunlah firman Allah, Pada hari ini telah Kusempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmat-Ku dan Islam telah Kuridhai menjadi agama bagi kalian (QS Al-Ma’idah [3] :3). Mendengar firman Allah tersebut, Umar bin Al-Khaththab pun meneteskan air mata. Melihat hal itu, dia pun ditanya, “‘Umar! Mengapa engkau menangis? “Karena aku tahu, selepas kesempurnaan hanya ada kekurangan,” jawab Umar. Ia telah merasakan suasana perpisahan dengan Rasulullah SAW yang sangat dicintainya. v (Disari dari Sirah Nabawiyah)
M
endapatkan haji mabrur menjadi dambaan setiap calon jamaah haji yang berhaji di Tanah Suci Makkah. Sebab pahala haji mabrur tak ada lain selain surganya Allah. Tak mudah meraih haji mabrur, karenanya perlu niat yang benar, istiqamah dan perjuangan. Pastinya akan ada banyak godaan setan yang berusaha menggagalkan haji mabrur menjadi haji mardud. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri haji mabrur, berikut kami sajikan kutipan para ulama dan tokoh tentang haji mabrur. H. Maftuh Basyuni (Mantan Menteri Agama) Mabrur dan tidak mabrur itu adalah hak prerogatif Allah. Tapi kita punya kriteria-kriteria atau patokan-patokan. Untuk itu kita harus meninggalkan larangan-larangan Tuhan. Kalau mau mabrur harus betul-betul mengikuti perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Tapi lebih dari itu harus betul-betul diikuti dengan niat yang baik. Semua itu niatnya lillahi ta’ala. Semua yang kita kerjakan semata-mata karena Allah bukan karena yang lain. Haji itu yang penting niatnya. Jika kita berhaji setiap tahun tapi untuk menunjukkan ’inilah aku’ haji untuk status sosial bukan semata-mata karena Allah, tentu kita bisa pastikan hajinya tidak mabrur. KH Ma’ruf Amin (Ketua Dewan Syariah Nasional MUI) Orang yang hajinya mabrur itu cirinya setelah pulang dari haji ada perubahan dalam hidupnya menjadi lebih baik. Maksiat dia tinggalkan bahkan perbuatan yang tidak bermanfaat pun dia tinggalkan. Dulu shalatnya kurang lengkap, sekarang lengkap, bahkan ditambah dengan shalat sunnah. Cara menggapai haji mabrur harus melalui pelajaran, pelatihan dan bimbingan. Nah bimbingan ibadah haji bukan hanya ibadah dalam arti thawaf
dan sai saja, tetapi penghayatannya terhadap bagaimana memabrurkan hajinya itu. harus dimotivasi bahwa dia harus berubah, bahwasannya haji yang mabrur itu seperti apa. Sehingga harus ada keinginan dari si calon jamaah haji untuk memabrurkan diri di dalam haji. Ini saya kira menjai pekerjaan bukan hanya pelayanan. Bukan hanya ritual ibadah tetap bagaimana haji itu memabrurkan dirinya di dalam kegiatannya. Ustadz H Muhammad Arifin Ilham (Pimpinan Majelis Az-Zikra) Orang kalau sudah mabrur otomatis sudah ada penjagaan. Kalau yang mardud juga kelihatan, pulangnya ada batas waktu, seminggu pakai jilbab dan hari berikutnya sudah terbuka, seminggu rajin ke masjid setelah itu tidak kelihatan lagi. Makanya mabrur itu istimrariyah sampai akhir hayatnya. Karena mabrur itu perbaikan kebaikan. Itu hajatnyanya, akidah makin kuat, ibadahnya makin khusyuk, akhlaknya makin mulia, rumah tangganya makin mesra, rezekinya makin berkah. Berkah itu artinya ziyadatul khair (bertambah terus kebaikan. Jika melenceng ada yang tidak beres, itu hajinya mardud namanya. Haji itu hajatku, mabrur itu dari kata albirru berarti perbaikan kebaikan. Bila menjadi hajatnya adalah perbaikan kebaikan, itu tandanya haji mabrur. Ketika pulang dari haji ada akselerasi hijrah yang luar biasa. Prof Dr KH Ali Mustafa Ya’kub (Imam Besar Masjid Istiqlal) Kalau yang tiga hal niat karena Allah semata-mata ongkosnya berasal dari rezeki yang halal, manasiknya mengikuti tuntunan Rasulullah terpenuhi itu orang yang istiqomah. Dia pergi haji bukan dari hasil korupsi, bukan dari mencuri, bukan dari merampas hak orang lain. Niatnya ikhlas kepada Allah. Saya tidak akan berhaji kecuali hanya menjalankan perintah Allah. Kalau seperti itu pulangnya akan lebih bagus. Nah itu ciri orang yang meraih haji mabrur.
Prof Dr KH Ahmad Satori Ismail (Ketua Ikatan Dai Indonesia) Haji mabrur mengandung dua makna dimensi, yaitu dimensi ritual (vertikal) dan dimensi sosial (Horizontal). Dimensi ritual ia akan semakin dekat dengan Allah, dia semakin bersemangat untuk melaksanakan ibadah kepada Allah terutama shalat lima waktu berhjamaah di masjid; dimensi sosial dia akan semakin gemar menolong sesama. Dimensi sosial ini tercermin dari sikapnya yang suka bersedekah, berzakat, membantu sesama. DR HM Bhakty Kasry (Komisaris Utama PT Pandu As Shofa Umrah & Haji Plus) Haji mabrur, diawali dengan niat yang ikhlas dan tulus kepada Allah dan keberangkatannya dengan biaya uang yang halal dan bersungguhsungguh mengikuti tuntunan manasik sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah, mengetahui rukun, wajib haji, dan larangan-larangan setelah niat berihram serta menghayati makna-makna dari wukuf di Arafah (Al Hajju Arafah), serta thawaf, sa’i, dan melempar jumrah. Haji adalah ibadah amaliyah dan badaniyah, yang memerlukan persiapan yang matang, dan merupakan juga napak tilas yang dikerjakan Nabi Allah Ibrahim dan keluarganya, ini adalah bukti contoh sejarah sepanjang masa, lambang kebesaran, ketaatan dan kecintaan kepada Allah, lalu dibuktikan dengan keikhlasan, hati yang mulia, kesholehan, kesabaran, kesetiaan, kerja keras, dan kekompak kan yang harus kita teladani. Ciri-ciri haji mabrur menurut beberapa ulama akan terlihat setelah kembali ke tanah air, di antaranya akan terjadi suatu per ubahan amal ibadah yang membaik dan meningkat, seperti menjaga shalat berjamaah lima waktu di mushola atau masjid, peduli kepada lingkung an, terutama fakir miskin dan dhuafa, banyak berzakat, infaq dan shadaqoh dengan istiqomah. Haji mabrur tiada lain balasannya kecuali surga. “Wal haj jul mabruur laisa lahuu jazaaun il-laljannah“ (HR. Bukhori Muslim) v
5 | Buletin An-Nuur | Vol.20 Vol.19 /Tahun 02/ Dzul Hijjah Qo’dah1432 1432- -November Oktober 2011 2011
Ciri-ciri Haji Mabrur
Pengajian
Sebab Bahagia
Orang yang
Beriman
6 | Buletin An-Nuur | Vol.20 /Tahun 02/ Dzul Hijjah 1432 - November 2011
I
man yang kokoh akan mengantarkan hambanya kepada Allah. Hamba akan merasa dekat dengan Allah. Karena itu orang yang beriman selalu merasa bahagia dan tenang dalam menjalani hidup di dunia ini. Dalam pengajian bulanan yang disampaikan Ustadz HM Arifin Ilham yang diselenggarakan pada malam Ahad 1 Oktober 2011, dijelaskan beberapa sebab mengapa orang yang beriman bahagia dalam
hidupnya. 1. Iman mengantarkan pada keamanan. (QS Al-An’am [6]:82). Seseorang dalam sehari tidak membaca al-Qur’an bagaikan rumah yang kosong, mudah dimasuki setan dan halhal yang tidak baik, dan menjadikan kita lebih mudah memasuki kedalam kegelapan tanpa cahaya. Namun apabila kita sudah dikuasai iman maka kita akan aman, nyaman tenang, dan tidak mudah dimasuki penyakit. Hati akan selalu bercahaya jika di dalamnya ada keimanan. 2. Takut Hanya Kepada Allah. (QS. Al-Baqarah [2]:150) Setiap orang yang beriman hanya takut kepada Allah, takut amal ibadahnya tidak diterima Allah, perbuatannya tidak disukai oleh Allah, takut di panggil oleh Allah da-
lam keadaan tidak baik, karena setiap kabar yang baik maka selalu akan di ucapkan dan disampaikan kepada sahabat keluarga dan handai taulan. 3. Bersungguh-sungguh dalam Ketaatan. (QS. Yunus [10]: 62-64) Kalau orang benar-benar beriman maka ia akan sungguh-sungguh taat kepada Allah, dia tahu kalau Allah akan memanggilnya kapan pun dan di mana pun berada, karena itu orang yang beriman itu akan terus menjaga keimanannya dengan ketaatan yang benar. 4. Selalu Baik Sangka. (QS. Al-Hujrat [49]: 12) Dunia ini akan menjadi surga sebelum kita masuk kedalam surga karena orang beriman, karena setiap nafasnya ia selalu dzikir, hatinya diam selalu berdo’a, tangannya selalu ber buat baik, kakinya selalu berjalan menuju ke masjid, matanya selalu untuk melihat Al Quran karena baik sangka itu adalah do’a. 5. Berorientasi pada Ridha Allah. (QS. Al-Ankabut [29]: 69) Bagi yang beriman Ridha Allah adalah kebahagiaan di akhirat, maka ia akan merasakan sebentar di dunia dan merasakan lama di akhirat. 6. Selalu Bertawakal. ( QS. Ath Thalaq [65]: 3) Mengembalikan semuanya kepada Allah semata. v
Bertaubat dengan Taubat yang Benar
P
engajian Shubuh Masjid An-Nuur pada 2 Oktober 2011 diisi oleh Ustadz H Afif Muhadi Ahmad. Ustadz Afif mengangkat tema taubat nasuha. Sebagaimana disitir dalam firman Allah SWT: “Wahai orangorang yang beriman, bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat nasuha.” (At-Tahrim [66] : 8) Setan setiap saat selalu menggoda manusia hingga akhir jaman. Ia tak akan pernah puas untuk membujuk manusia agar mengikuti jalannya. Karena itulah, Allah memberikan kesempatan kepada hambanya untuk melakukan taubat agar terhindar dari dosa-dosa akibat ulah setan. Ustadz Afif menjelaskan hendaknya manusia yang telah melakukan kesalahan segera bertaubat, jangan seperti iblis yang memang tidak pernah mau bertaubat. Iblis tidak pernah menyesali perbuatan yang telah mereka perbuat karena itu Allah tidak meridhaiNya. Dalam hal ini, Allah telah menyampaikan anjuran-anjurannya melalui Al-Qur’an surat Huud [11] :3 , “Dan mohon ampunlah (beristighfar) kamu kepada tuhanmu kemudian bertaubatlah kamu kepadaNya, niscaya Dia akan memberi kamu kesenangan yang baik sehingga sampai ajalmu.”
Setelah melakukan taubat, hendaknya untuk tidak berniat mengulangi kesalahan-kesalahan lagi di hari berikutnya. Karena itu, amal ibadah kita harus ditingkatkan agar selalu merasa dekat dengan Allah. “Salah satu ciri orang yang taubatnya diterima oleh Allah, senantiasa ibadahnya semakin meningkat dengan sendirinya,” katanya. Jika kesalahan itu ada hubungannya dengan sesama manusia, hendaknya kita membayar seluruh kewajiban yang pernah kita pinjam, begitu juga langsung meminta maaf kepada seseorang yang kita sakiti. Hal ini untuk kesempurnaan taubat kita kepada Allah. v
Pengajian
ma (ijtihad). Pengajian mingguan pada 9 Oktober 2011 disampaikan Ustadz H Mas’adi Sulthani. Kajian pembicaraan persoalan-persoalan hukum yang ada di masyarakat. Dari Jabir Ibnu Abdullah bahwa Muadz bin Jabal pernah shalat Isya’ bersama para sahabatnya dan memperlama shalatnya. Maka bersabdalah Nabi: “Apakah engkau mau wahai Muadz menjadi seorang pemfitnah? Jika engkau mengimami orang-orang maka bacalah (washamsyi wadluhaaha), (sabbihisma rabbikal a’laa), (Iqra’ bismi rabbika), dan (wallaili idzaa yaghsyaa).” (HR Muttafaq Alaihi) Dalam hadis tersebut mengisyarakatkan, bahwa membaca surat yang panjang dianjurkan ketika shalat wajib secara sendiri, tetapi ketika dengan cara berjamaah sebaiknya dengan surat-surat yang pendek yang tidak membebankan jamaah, sebab tidak semua jamaah memiliki kekuatan fisik yang sama sehingga bisa berdiri lama
Jangan Mudah Menuduh Bid’ah atau atas pertimbangan lainnya. Terkait mudahnya seseorang mengatakan bid’ah kepada Muslim lain, hendaknya orang tersebut banyak belajar dari berbagai guru, tidak hanya pada buku terjemahan atau satu guru saja. Ada baiknya mereka yang suka mengatakan bid’ah melakukan perbandingan dari berbagai macam kitab jumhur ulama. ”Jangan gegabah menghakimi sesuatu dengan memudahkan berbid’ah karena ini akan berdampak pada hubungan antar Muslim,” katanya. Menurut Ustadz Masadi apa yang tidak dilakukan Rasulullah tidak semua nya haram jika dilakukan umatnya. Sebagai contoh, Rasul dulu tidak berhaji memakai kendaraan pesawat, tapi saat ini umat Islam menggunakan pesawat. Hal ini bukanlah sesuatu yang diharamkan. Atau juga membimbing calon jamaah ketika manasik dengan kalimat
Mengenal 9 Alam Manusia
B
eberapa resep Rasulullah selalu sehat dalam hidupnya di antaranya selalu bangun untuk mendirikan shalat malam, menyambut datangnya waktu Shubuh, suka berjalan kaki, gemar melakukan puasa sunnah, dan optimis serta tidak pernah dengki. Begitulah pembuka pengajian Shubuh pada Ahad 16 Oktober 2011 oleh Ustadz H Asril Aziz. Dalam surat Al-Baqarah [2]: 28, Hanya Allah yang mampu menghidupkan dan mematikan dalam kehidupan ini, dan hanya kepada Allah semuanya
akan kembali. Dalam Islam ada sembilan alam yang akan dilalui oleh setiap manusia, yaitu alam ruh, rahim, dunia, sakarat, kubur, kiamat, mahsyar, hisab dan akhirat. Menurut Ustadz Asril, dalam Islam jelas sekali kemana arah tujuan hidup manusia di dunia ini, yakni alam akhir. karenanya, manusia harus mempersiapkan bekal untuk menuju akhirat. Di alam ruh, manusia sudah melakukan perjanjian dengan Allah, bahwa tuhan adalah Allah sebagai sesembahan, tiada tuhan selain Allah. Pada alam rahim, jasad kita sudah mulai dipersiapkan mulai terbentuknya jasad. Pada usia empat bulan, Allah tiupkan ruh pada jasad tersebut. Alam dunia, (pada dua alam sebelumnya, ruh dan rahim) kita tidak pernah sadar akan kehidupan tersebut, yang kita rasakan hanya ada di alam dunia ini. Selama di dunia, hendaknya manusia mempersiapkan diri dengan amal kebajikan untuk menuju alam berikutnya. Alam sakarat, menjadi gerbang antara alam kehidupan dunia dan alam kubur. Jika amal kebaikan banyak dila-
talbiyah, karena ini untuk pembelajaran dan memantabkan hati sebelum mereka benar-benar berada di depan Ka’bah. ”Jadi jangan mudah menghukumi seseorang dengan bid’ah,” katanya. Ustadz Mas’adi menganjurkan agar kelompok yang suka melontarkan bid’ah lebih banyak belajar dan mangkaji kitab-kitab jumhur ulama, agar tidak menjadi bahan fitnah karena kedangkalan dalam memahami dan mempelajari ajaran Islam. v
kukan oleh manusia maka pada alam sakarat ini ia tak akan tersiksa. Alam kubur, keselamatan di alam kubur menjadi barometer keselamatan di alam berikutnya. Karena itu tergantung dengan amal perbuatan seseorang. Alam kiamat, pada alam ini seluruh alam seisinya rusak, manusia berhamburan dalam keadaan panik yang teramat sangat. Bahkan bayi beruban, hamil berguguran, ibu menyusui terlepas karena dahsyatnya kerusakan alam. Alam mahsyar, di alam ini manusia dikumpulkan dalam sebuah tempat yang sangat luas. Hingga ada orang yang tenggelam dengan keringatnya sendiri karena menahan panasnya terik matahari yang seperti di atas kepala. Alam hisab, di mana seluruh manusia amal perbuatannya di hisab baik buruknya. Lalu yang terakhir adalah alam akhirat, di mana manusia yang sudah dihisab memiliki amal kebaikan yang lebih banyak maka ia akan masuk surga sedangkan sebaliknya akan masuk neraka. Karena itulah, tambah Ustadz Asril, ”Hidup di dunia ini harus kita maksimalkan dengan amal kebaikan untuk menuju alam yang kekal yaitu akhirat,. katanya.v
7 | Buletin An-Nuur | Vol.20 /Tahun 02/ Dzul Hijjah 1432 - November 2011
I
jtihad dalam memutuskan sebuah hukum tidak diputuskan secara individual, melainkan atas kesepakatan bersa-
Pengajian
Menyiapkan Diri untuk Akhirat
8 | Buletin An-Nuur | Vol.20 /Tahun 02/ Dzul Hijjah 1432 - November 2011
Q
iyamullail berjamaah yang diselenggarakan pada 23 Oktober 2011 lalu nampak berbeda, pasalnya pada penghujung ceramah, Ustadz Fadzlan Rabbany Garamatan dari Irian Jaya ini menampilkan cuplikan film berbagai macam ajal datang pada manusia hingga suasana di alam kubur. Dalam ceramahnya yang berapiapi, Ustadz Fadzlan mengupas seputar manusia sebagai makhluk mulia namun bisa menjadi makhluk yang hina dina karena kelakuannya. Allah menciptakan manusia dengan akalnya, sehingga manusia mampu berpikir dan berkreasi yang tidak dimiliki oleh hewan lainnya. Namun dengan pikirannya yang tak terkontrol dengan nilai ajaran agama, maka manusia akan bisa menjadi makhluk yang hina dina di dunia dan di akhirat. Salah satu kegiatan yang bisa menjadikan manusia mulia adalah menjalankan ibadah kepada Allah di mana dan kapan pun juga. Sebagaimana pada kegiatan qiyamullail berjamaah yang diadakan di Masjid An-Nuur ini merupakan amalan yang bisa menggugurkan dosa seseorang. Bahkan
70 ribu malaikat akan menyebut yang hadir dalam acara qiyamullail dan pengajian ini di hadapan Allah SWT. Kegiatan shalat malam berjamaah ini juga bisa menjadi alat untuk menyucikan hati dari kekotoran, sifat-sifat tercela dalam diri manusia akan bisa terkikis dengan amalan ibadah yang dilakukan dengan ikhlas, sehingga manusia kembali dalam fitrahnya. Kegiatan di ujung malam ini juga akan bisa mendekatkan diri manusia kepada Allah dan Rasulnya, sehingga jiwa dan raga ini akan merasa damai dalam kedekatan dengan Allah dan Rasulnya. Karena itu, orang yang mengisi waktunya dengan ibadah berarti ia telah mengharga jiwa dengan benar. Sehingga jiwa mendapatkan pencerahan. Menurut Ustadz Fadzlan, orang yang tidak menghargai jiwa dan raga, mereka tidak akan sukses melihat Allah, karena itu menghargai jiwa dan raga bagian dari ma’rifatullah. Semoga kita termasuk orang yang pandai men-
jaga jiwa dan raga dengan benar. Setiap manusia nanti ketika mati akan ditanya oleh malaikat di liang lahat. Bagi umat Islam yang mukmin, akan menjawab segala pertanyaan dengan lancar dari malaikat, namun mereka yang tidak mampu menjawab pertanyaan maka siksaan dalam kubur sangat pedih. Karena itulah, hendaknya umat Islam menyiapkan dengan sebaikbaiknya selama di dunia dengan amalan yang diajarkan Islam.v
Jamaah Masjid An-Nuur
Tour Islami ke Danau Toba
S
ebanyak enam jamaah Masjid An-Nuur Permata Timur berkesempatan mengiktui tour Islami ke wilayah Sumatera, tepatnya di tempat wisata
Danau Toba dan Pulau Samosir. Keenam nama tersebut adalah Ustadz Nur Syarifudin Zakki, Ustadz Tafsiruddin, Solehan, Joko Santoso, Puji, dan Fathur. Acara wisata ruhani dimulai sejak tanggal 30 November hingga 02 Oktober 2011. Hari pertama di Medan, rombongan yang juga gabungan dengan karyawan Pandu Logistics dari Jakarta, Surabaya dan Semarang ini langsung menuju tempat penginapan di sekitar Danau Toba. Karena ini adalah tour Islami, maka setiap waktu shalat lima waktu, rombongan selalu melakukan shalat berjamaah di masjid yang telah dijadwalkan panitia. Adapun saat di Danau Toba, masjid satu-satunya bernama
Masjid Raya At-Taqwa menjadi tempat rombongan shalat berjamaah meski harus ditempuh lima menit dari hotel. Setelah bermalam di Danau Toba, keesokan harinya melanjutkan perjalanan menuju Pulau Samosir untuk melihat keindahan alam ciptaan Allah SWT. Lalu rombongan menuju Kota Medan untuk mengikuti acara halal bi halal di Medan. Malam harinya, tepatnya dua per tiga malam, rombongan menuju Masjid Raya Medan untuk mendirikan shalat tahajud berjamaah, lalu disambung dengan shalat Shubuh berjamaah. Sebagai imam Qiyamullail dan Shubuh adalah Ustadz Hasanudin Sinaga, Ustadz Nur Syarifuddin Zaki, dan Ustadz Tafsiruddin. Semoga menjadi perjalanan yang membawa berkah, amin. v
Ka’bah Rumah Tua Yang Suci Assalamu’alaikum wr. wb Bagaimana kondisi Ka’bah sebelum datangnya Islam?
A
llah SWT. Berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 125 dan 127. Dalam kedua ayat ini dapat kita ambil penjelasan bahwa yang pertama sekali menegakkan dinding Ka’bah yang suci sebagai tempat beribadah bagi manusia adalah Nabi Ibrahim dan anak sulung beliau yang bernama Nabi Ismail. Akan tetapi, menurut beberapa hadits sebenarnya lantai dasar Ka’bah (fundasi Ka’bah) telah ada jauh sebelum manusia dikirim Allah SWT ke dunia ini. Fundasi ini dibangun oleh para malaikat yang diutus Allah ke dunia ini. Kemudian tempat ini juga digunakan oleh Nabi Adam dan Hawa, serta anak cucu beliau semuanya untuk beribadah kepada Allah. Hanya saja dinding yang kokoh dari fundasi ini dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Dengan demikian Ka’bah adalah sebuah rumah kuno (Baitul
‘Atiq) yang pertama sekali dibangun di dunia ini sebagai tempat beribadat menyembah Allah SWT.. Para orientalis membantah keberadaan Ka’bah sebagai tempat ibadah yang menyembah Tuhan Yang Tunggal menurut ajaran Nabi Ibrahim, alasannya di sekitar Ka’bah penuh dengan berhala dan manusia yang mengabdikan diri kepada berhalaberhala tersebut. Padahal kehadiran berhala-berhala tersebut terjadi setelah wafatnya Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Apalagi pada abad-abad tersebut memang terbukti telah datang nabi-nabi lain di sekitar Arabia yang juga menyeru pada Tuhan Yang Tunggal. Nabi-nabi tersebut adalah Nabi Hud diutus kepada kaum ‘Ad yang tinggal di utara Hadhralmaut, Nabi Shaleh yang diutus pada kaum Tsamud yang tinggal di daerah Hijr antara Hijaz dan Syam. Kemudian Nabi Syu’aib yang diutus kepada bangsa Madyan, di daerah Hijaz, dekat Jordania seka-
QURBAN
rang. Para utusan ini menjadi bukti bahwa di daerah jazirah Arab memang pernah disebarkan ajaran tauhid. Ka’bah akhirnya menjadi kiblat umat Islam dalam menjalankan ibadah shalat sehari-hari. Meskipun ketika dikuasai kaum Kuffar bertaburan patung-patung sesembahan mereka di dalam dan diluar Ka’bah, namun kaum muslimin saat itu tetap menjadikan Ka’bah sebagai kiblat dalam shalat. Pernah kiblat berpindah menghadap Baitul Maqdis di Palestina saat nabi telah hijrah ke Palestina selama 16 atau 17 bulan, namun, kemudian atas perintah Allah dalam al Qur’an surat Al Baqarah ayat 144, kiblat kembali di arahkan ke Ka’bah yang suci ini. Akhirnya, setelah Islam menguasai Ka’bah seluruh patung dibersihkan. Sejak itu, Ka’bah menjadi kiblat umat Islam sedunia. Sampai-sampai mayat kaum muslimin dalam kubur pun dibaringkan menghadap kepadanya. v
Nurani
Oleh: H Emil Azman Sulthani (Penanggung Jawab Sie Peribadatan)
S
etiap Dzulhijjah, sekurangkurangnya ada dua ibadah yang dikerjakan dan dirayakan oleh umat Islam se antero dunia. Pertama penyelenggaraan ibadah haji di Makkah. Kedua, penyelenggaraan shalat Idul Adha dan ibadah Qurban. Dalam kitab Qashashul Anbiya’ kisah para Rasul, ibadah qurban adalah ibadah yang sudah tua, sama tuanya dengan Nabi Adam As. Di kitab tersebut diceritakan waktu itu bagaimana anak-anak nabi Adam, Habil dan Qabil disuruh Allah SWT untuk berqurban karena terjadi percekcokan antara Habil dan Qabil dalam menentukan pasangan adik kembarnya. Ternyata qurban Habil berupa hewan ternak karena dilakukan dengan ikhlas kepada Allah diterima dan qurban Qabil berupa hasil pertanian tidak diterima oleh Allah karena dilakukan bukan karena Allah (karena tujuannya hanya untuk mengambil pasangan yang cantik di antara pasangan yang disediakan nabi Adam waktu itu, dengan tanda dan isyarat qurban Qabil tersebut terbakar). Dari sinilah dimulainya ibadah qurban lalu disyari’atkan kepada rasul-rasul sete-
lah Adam, Ibrahim, Ismail sampai kepada Muhammad SAW serta sampai kepada era umat Islam sekarang ini. Kata qurban berasal dari kata qaraba, yaqrabu, lalu diikuti dengan bentuk mashdar (kata bendanya) qurban (dengan ditambah huruf alif pada huruf baa untuk menegaskan). Artinya adalah dekat, taat, patuh dan amanah. Menurut syari’at, ibadah qurban hukumnya sunnah muakkad yang dilakukan penyembelihan hewan qurban pada hari Raya Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah dan selama hari tasyrik tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Ada dua perintah Allah yang cukup kuat untuk mendasari perintah qurban ini kepada umat Islam. Pertama, QS Al Kautsar (108): 2, dan QS Ashshaaffaat (37): 102. Menilik dan mencermati kedua ayat Allah ini terlihat bahwa ibadah qurban ini merupakan perintah untuk membangkitkan kesadaran serta penghambaan kepada Allah dari umatnya. Bagaimana totalitas qurban Nabi Ibrahim menjalankan perintah Allah dan kepasrahan, serta kesabaran Nabi Ismail menerima perintah ini
hanya karena ikhlas karena Allah. Sehingga keduanya menjadi insan dan umat yang paripurna di sisi Allah. Disamping itu ibadah qurban ini adalah bentuk manifestasi kesyukuran kita kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita di dunia ini. Menurut para ulama, sebenarnya ibadah qurban ini belum berarti di hadapan Allah, dibandingkan dengan fasilitas yang telah diberikan Allah kepada kita di muka bumi ini. Imam Syafi’i Ra dalam kitabnya Al Umm mengatakan, ada tiga hikmah dalam ibadah qurban ini. Pertama, merupakan wujud kedekatan dan ketaatan kita kepada Allah. Kedua, darah hewan qurban yang mengalir dari sembelihan kita diharapkan hilang dan mengalir pulalah segala sifat-sifat kebinatangan dalam diri kita. Ketiga, daging qurban yang dinikmati oleh kita, karib kerabat kita, dan orang dhu’afa yang berhak, hakikatnya dipersembahkan kepada Allah. v
9 | Buletin An-Nuur | Vol.20 /Tahun 02/ Dzul Hijjah 1432 - November 2011
Hamba Allah
Diasuh Oleh: KH Tengku Zulkarnain (Wakil Sekjend MUI Pusat)
Jejak Rasul
DI THAIF, RASULULLAH DICACI & DISAKITI
10 | Buletin An-Nuur | Vol.20 /Tahun 02/ Dzul Hijjah 1432 - November 2011
H
ampir dipastikan tentangan selalu datang dari kaum kafir kepada Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan dakwah Islam kepada kaumnya. Setelah kehilangan pamannya, Rasulullah pergi ke Thaif untuk mencari dukungan dari Bani Tsaqif dalam berdakwah. Setiba di Thaif, Rasul menemui tiga pemuka kaum Tsaqif, mereka adalah Abdul Yalail, Mas’ud dan Habib. Rasul pun mengutarakan kedatangannya untuk meminta dukungan akan ajarannya, namun bukan dukungan yang ia dapatkan malah justru hinaan dan cacian. Salah satu dari mereka berkata, “Demi Allah aku tidak akan berkata sepatah katapun jika engkau utusan Allah, berarti engkau bahaya terbesar yang harus aku singkirkan!” Akhirnya Rasulullah bangkit dari tempat itu, ia merasa putus asa dengan orang-orang yang dianggapnya baik di Thaif. Rasul pun meminta kepada mereka untuk tidak mencerita kan perbincangan tersebut kepada kaum Quraisy. Namun ketiganya malah menghina Nabi bahkan para
Sahabat
H
budak mencemooh dan berteriak penuh caci maki, bahkan mereka ada yang melempari Rasul dengan batu sehingga kedua tumitnya terluka. Rasul pun menghindar dari para budak dan berlindung di balik din ding sebuah kebun milik Uthbah dan Syaibah. Beliau bersembunyi di balik pepohonan kebun anggur, hingga situasi tenang. Usai Rasulullah bermunajat kepada Allah, pemilik kebun melihat Rasul dan menyuruh budaknya untuk memberikan setangkai anggur kepada Muhammad. Beliau pun memakan dan memberikan sebagian kepada budak untuk memakannya. Rasul pun sambil mengucap “Bismillah..” Lalu budak bernama Addas bertanya, “Perkataan tadi saya belum pernah mendengarnya dari penduduk negeri ini.” Akhirnya keduanya larut dalam obrolan. “Dari mana asalmu,” tanya Rasul. “Aku beragama nashrani dari Nineveh,” jawab Addas. Lalu kembali bertanya, “Berarti engkau dari negeri orang shaleh, Yunus Ibnu Matta?” “Apa yang engkau ketahui tentang
Yunus? tanya Addas. Rasul pun menjawab, “Dia adalah saudaraku, Dia seorang nabi dan aku juga.” Addas terperanjat mendengar jawaban tersebut, lalu ia membungkuk dan mencium kepala, tangan dan kaki Rasulullah. Pemilik kebun pun heran apa yang dilakukan oleh budaknya. Lalu keduanya bertanya, “Mengapa engkau menciumnya?” Addas menjawab, “Tuanku tak ada yang lebih baik di dunia ini daripada dia. Dia telah memberitahu aku sesuatu yang tidak diketahui kecuali oleh seorang nabi.” Keduanya pun hanya berpesan kepada budaknya agar tidak berpa ling dari agamanya. Setelah itu, Rasulullah pulang dari Thaif. Malam harinya ketika akan menunaikan shalat malam, datang rombongan tujuh jin kepada Rasulullah, di mana para jin ini sedang mengemban risalah untuk disampaikan kepada kaumnya. Akhirnya Rasulullah pun menyampaikan risalah Islam kepada kaum jin. Akhirnya jin pun kembali kepada kaumnya di daerah Nashibin dengan risalah yang didapat dari Rasulullah. v
Hakim ibn Hazm: Sahabat Nabi yang Lahir di Ka’bah
akim Ibn Hazm salah satu sahabat Rasul yang memiliki keistimewaan saat dilahirkan ke dunia, karena dialah satu-satunya sahabat yang dilahirkan di dalam Ka’bah. Ayah Hakim bernama Hazm, putra dari Khuwaylid. Karenanya, Hakim merupakan kemenakan Siti Khadijah, istri Rasulullah, sebab Khadijah adalah putri Khuwaylid. Hakim dilahirkan di dalam Ka’bah, saat itu di Makkah sedang berlangsung sebuah acara festival. Sang ibu yang tengah hamil tua, bersama beberapa wanita, lantas masuk ke dalam Ka’bah untuk berdoa, sebagaimana kebiasaan saat festival. Tiba-tiba, perut sang ibu mendadak sakit dan merasa hendak melahirkan, ia pun terpaksa dibaringkan di Ka’bah. Sesudah dipersiapkan persalinannya, tak lama kemudian seorang bayi lahir. Lalu bayi itu diberi nama Hakim. Hakim sudah mengenal Nabi Muhammad SAW, jauh sebelum beliau menjadi Rasul. Mereka kerap berbin-
cang dan bersama sebagai sahabat. Hubungan pertemanan antara Rasulullah dan Hakim menjadi kian dekat ketika Rasul menikah dengan bibinya, Khadijah binti Khuwaylid. Meskipun antara Hakim dan Rasul bersahabat, namun Hakim belum memeluk Islam hingga peristiwa penaklukan kota Makkah. Itu berarti lebih dari 20 tahun setelah Islam didakwahkan secara terang-terangan oleh Rasul. Ketika Hakim memeluk Islam, ia merasa bersalah dan menyesalinya. Ketika ia masuk Islam, anaknya melihat Hakim nampak menangis. Maka bertanyalah sang anak, “Mengapa ayah menangis?” Hakim menjawab, “Banyak hal yang membuatku menangis, anakku. Begitu lama waktuku untuk memeluk Islam. Padahal, dengan menerima ajaran Islam banyak kesempatan dapat diraih untuk melaksanakan kebaikan, namun itulah yang nyatanya telah aku lewatkan.” Suatu malam, sebelum penaklukan kota Makkah, Rasulullah berkata ke-
pada para sahabat, “Ada empat orang di Makkah yang aku ingin agar mereka bersedia memeluk agama Islam.” Sahabat pun bertanya, “Siapa saja mereka itu, ya Rasul?” “Mereka antara lain Attab Ibn Usayd, Jubayr Ibn Mutim, Hakim Ibn Hazm dan Suhayl Ibn Amr,” jawab Rasul. “Dengan ridho Allah, mereka akan menjadi Muslim.” Tak berapa lama setelah penaklukan Makkah, Hakim masuk Islam. Hakim yang kaya ini memiliki banyak aset di kota Makkah. Ia pun menjual bangunan bersejarah di Makkah bernama Dar an-Nadwah. Di tempat itu, biasanya para pemuka Quraisy berkumpul membuat rencana jahat terhadap Nabi Muhammad. Hakim pun memutuskan menjualnya, demi menghapus kenangan kelam masa lalu seharga 100 ribu dirham. “Aku hanya menjual sebuah bangunan, dengan harapan dapat menggantinya nanti di surga. Dan aku berjanji akan mendermakan seluruh hasil dari penjualan ini di jalan Allah.” v
Penyejuk Hati
Qurban, Bukti Cinta kepada Allah
S
ubhanallah, ibadah qurban merupakan ibadah bukti cinta kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim karena saking cintanya kepada Allah, anak tercinta yang sekian lama dirindukan, rela dikorbankan. Lebih hebat lagi Siti Hajar, anak yang dikandung dan dilahirkan, rela dikorbankan demi cintanya kepada Allah. Lebih hebat lagi Ismail, dirinya rela dikorbankan, demi cintanya kepada Allah. Karena itu mereka menjadi keluarga kecintaan dan kekasih Allah. Karena cintanya yang luar biasa, mereka pun diabadikan dalam shalat. Kama sholaita ’ala Ibrahim wa ’ala aali ibrahim. Kama barakta ’ala ibrahim wa ’ala aali ibrahim. Dalam ibadah haji, mereka pun diabadikan. Allah pun mengabadikan mereka saat ’Idul Qurban. Ini adalah aplikasi cintanya seorang mukmin kepada Allah. Bukan hewan korbannya, tapi cintanya kepada Allah. Lan tanamul birra hataa tuhibunii mimma tuhibuhu. Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan sempurna dari Allah atau nilai yang maksimal, misal seratus, ke-
cuali engkau memberikan apa yang paling dicintai. Oleh karena itu hewan yang dikorbankan harus yang terbaik. Kemampuan kita yang terbaik. Tidak boleh cacat, umur yang cukup dan sebagainya. Kalau Nabi Ibrahim diminta anaknya, masa kita hanya hewan korban. Subhanallah, walhamdulillah, wallahu akbar. Kemudian dalam ibadah qurban, juga diajarkan mencintai keluarga. Justru cintanya kepada keluarga itu cinta kepada Allah. Dengan mengajak keluarga berkorban berarti mencintai Allah dan mencintai keluarganya sendiri. Karena hikmah kecintaan kepada Allah adalah kecintaan kepada keluarga. Kemudian, tidak ada musuh yang paling besar dari agama ini, yaitu penyakit bakhil. Maka qurban mencabut sikap bakhil ini. Orang bakhil tidak akan masuk surga walaupun ia ahli ibadah. Jadi harus ada wujud nyata kalau ingin masuk surga, yaitu ibadah sosial. Maka hikmah yang ketiga dari ibadah qurban ini adalah ibadah sosial. Carefully terhadap para dhu’afa, bahkan kepada mustad’afin. Karena itu sudah selayaknya dalam pembagian korban, mereka
dapat pembagian yang merata. Ibadah qurban juga mengajarkan kekompakan umat Islam. Dari cara-cara menyembelih itu ada kekompakan. Kemudian diajarkan juga etika dalam penyembelihan. Itu adalah gladi resik atau latihan untuk jihad perang. Jadi jangan takut melihat darah. Ini agar umat ini punya nyali. Jangan ciut melihat darah. Dan ini juga sebagai latihan menyembelih. Jadi kalau nanti perang pun maka umat Islam siap. Subhanallah. Itu sekalian show of force, unjuk kekuatan umat Islam. Bayangkan kalau semua aghniya melakukan itu. Allahu akbar. Esensi yang paling bisa diambil dari ibadah qurban itu adalah pengorbanan. Jadi nilai pengorbanan itu, seberapa besar pengorbanan kita kepada Allah, maka sebesar itu cinta kita kepada Allah. v
Ilmuwan Muslim
Ibnu Khaldun Bapak Sosiologi Islam
Ibnu Thufai Novelis Muslim Ternama
Ibnu Khaldun, nama lengkapnya Abu Zayd ‘Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami lahir pada 27 Mei 1332/732H, wafat 19 Maret 1406/808H). Ia sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah buku berjudul Muqaddimah (Pendahuluan). Buku yang ditulis Ibnuu Khaldun ini tercatat sebagai karya yang sangat mengagumkan. Pengaruhnya luar biasa mewarnai pemikiran dunia Islam dan peradaban Barat. Dunia mendaulatnya sebagai `Bapak Sosiologi Islam’. Sebagai salah seorang pemikir hebat dan serba bisa sepanjang masa, buah pikirnya amat berpengaruh. Sederet pemikir Barat terkemuka, seperti Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Robert Flint, Arnold J Toynbee, Ernest Gellner, Franz Rosenthal, dan Arthur Laffer mengagumi pemikirannya. Orang Yunani menyebut karya Ibnu Khaldun itu sebagai Prolegomena. Sejumlah pemikir sepakat bahwa Muqaddimah adalah karya pertama yang mengkaji filsafat sejarah, ilmuilmu sosial, demografi, histografi serta sejarah budaya. v
Nama lengkap Ibnu Thufail adalah Abu Bakar Muhammad ibnu Abd Al-Malik ibn Muhammad ibnu Muhammad ibnu Thufail. Ia dilahirkan di Guadix provinsi Granada, Spanyol pada tahun 506 H/1110 M. dalam bahasa latin Ibnu Thufail populer dengan sebutan Abubacer. Selain terkenal sebagai filosof muslim, ia juga seorang dokter, ahli matematika dan kesusastraan. Karier Ibnu Thufail bermula sebagai dokter praktik di Granada. Lewat ke tenarannya sebagai dokter, ia diangkat menjadi sekretaris Gubernur di provinsi tersebut. Pada tahun 1154 M (549 H) Ibnu Thufail menjadi sekretaris pribadi Gubernur Cueta dan Tangier Abu Yaqub Yusuf al-Mansur, Khalifah kedua dari Dinasti Muwahhidun (558 H / 1163 M – 580 H / 1184 M) selanjutnya menjadi dokter pemerintah dan sekaligus menjadi qadhi. Karya Ibnu Thufail yang masih ada hingga kini yaitu Kitab “Hay ibn Yaqzan”, sebuah novel filsafat bergaya sastra yang mengisahkan petualangan dan benturan intelektual yang terjadi dimasanya.v
11 | Buletin An-Nuur | Vol.20 /Tahun 02/ Dzul Hijjah 1432 - November 2011
Oleh: Ustadz H Muhammad Arifin Ilham
12 | Buletin An-Nuur | Vol.20 /Tahun 02/ Dzul Hijjah 1432 - November 2011
Galeri
1
2
3
4
1) Jamaah Masjid An-Nuur, bersama ustadz Fadzlan, dari Irian Jaya, usai pengajian dan qiyamullail berjamaah. 2) Pelepasan Haji Reguler oleh Yayasan Pandu Mardhika di Masjid An-Nuur. 3) Jamaah Masjid An-Nuur, usai qiyamullail di Masjid Raya Medan ketika Tour Islami Danau Toba. 4) Suasana pengajian bersama Ustadz HM Arifin Ilham setiap hari Sabtu, pekan pertama setiap bulan. 5) Jamaah Masjid An-Nuur, bersama Habib Syahab, usai pengajian dan qiyamullail berjamaah.
5