No. 02/04/81/Th.VIII,1 April 2016
NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MARET 2016 SEBESAR 103,90, NAIK 0,06 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Maret 2016 adalah sebesar 103,90, atau naik sebesar 0,06 persen dibanding Februari 2016 yang tercatat sebesar 103,83. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,37 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,30 persen.
Capaian NTP tertinggi pada Maret 2016 masih terjadi di sub sektor hortikultura sebesar 114,65 sedangkan NTP terendah terjadi di sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 96,04.
Peningkatan NTP pada Maret 2016 disumbangkan oleh naiknya NTP pada 3 sub sektor yakni tertinggi pada sub sektor tanaman pangan sebesar 1,57 persen, diikuti sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,42 persen, dan terendah sub sektor peternakan sebesar 0,03 persen.
NTP Provinsi Maluku tanpa Sub Sektor Perikanan Maret 2016 sebesar 103,58 atau naik sebesar 0,15 persen dibanding Februari 2016 yang tercatat sebesar 103,43.
Pada Maret 2016, terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,37 persen, disebabkan oleh naiknya indeks pada semua beberapa kelompok pengeluaran yakni tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,49 persen, diikuti kelompok pendididkan, rekreasi & olahraga sebesar 0,43 persen, kelompok perumahan sebesar 0,36 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,28 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,25 persen, kelompok sandang sebesar 0,10 persen, dan terendah kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,09 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Maret 2016 tercatat sebesar 120,07 atau naik sebesar 0,38 persen dibanding Februari 2016 yang tercatat sebesar 119,62
ht
tp
s:
//a m
bo n
ko
ta
.b
ps .g
o. id
1. Nilai Tukar Petani (It)
Berita Resmi Statistik No. 02/04/81 Th. VIII, 1 April 2016
1
Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Sub Sektor Maret 2016 (2012 = 100) Bulan
(1) 1. Indeks yang Diterima (It) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
Maret 2016 (3)
ps .g
Februari 2016 (2)
Persentase
o. id
Sub Sektor
Perubahan (4)
127.12 141.91 118.58 129.49 129.87 130.31 127.71 128.16 127.96
1.87 0.68 -0.96 0.55 -0.41 -0.61 0.57 0.37 0.46
2. Indeks yang Dibayar (Ib) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
123.65 123.47 123.15 121.72 121.65 122.22 118.83 122.99 123.15
124.03 123.78 123.48 122.34 121.94 122.51 119.12 123.36 123.53
0.30 0.25 0.26 0.52 0.24 0.23 0.24 0.30 0.31
3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya
100.91 114.17 97.23 105.81 107.20 107.27 106.87
102.50 114.65 96.04 105.84 106.51 106.37 107.22
1.57 0.42 -1.22 0.03 -0.65 -0.84 0.33
ht
tp
s:
//a m
bo n
ko
ta
.b
124.78 140.96 119.73 128.78 130.41 131.10 126.98 127.70 127.37
Berita Resmi Statistik No. 02/04/81 Th. VIII, 1 April 2016
2
f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
103.83 103.43
103.90 103.58
0.06 0.15
NASIONAL NASIONAL tanpa Ikan
102.23 102.19
101.32 101.28
-0.89 -0.89
Berdasarkan hasil pemantauan harga – harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Maret 2016, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen dibanding Februari 2016, atau naik dari 103,83 pada Februari 2016 menjadi 103,90 pada Maret 2016. Peningkatan NTP pada Maret 2016 disebabkan naiknya indeks harga hasil produksi pertanian sebesar 0,37 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian yang tercatat sebesar 0,30 persen.
o. id
Peningkatan NTP dipengaruhi oleh naiknya NTP pada beberapa sub sektor, yakni tertinggi pada sub sektor tanaman pangan sebesar 1,57 persen, diikuti sub sektor hortikultura sebesar 0,42 persen,
ps .g
dan sub sektor peternakan sebesar 0,03 persen. Sedangkan sub sektor tanaman perkebunan rakyat dan sub sektor perikanan mengalami penurunan NTP masing-masing sebesar 1,22 persen dan sebesar
ta
.b
0,65 persen. Penurunan NTP pada sub sektor perikanan disumbangkan oleh kelompok perikanan
ko
tangkap sebesar 0,84 persen, sedangkan untuk kelompok perikanan budidaya mengalami peningkatan NTP sebesar 0,33 persen.
bo n
NTP Provinsi Maluku tanpa sub sektor perikanan pada Maret 2016 seperti yang ditunjukan dalam
//a m
Tabel 1 menunjukan angka sebesar 103,58 , atau naik sebesar 0,15 persen dibanding Februari 2016 yang tercatat sebesar 103,43.
s:
Jika dibandingkan dengan NTP Nasional Maret 2016, NTP Provinsi Maluku Maret 2016 berada di
ht
tp
atas level NTP Nasional yang tercatat sebesar 101,32.
2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima sub sektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada Maret 2016 sebesar 128,16 atau naik sebesar 0,37 persen dibanding Februari 2016 yang tercatat sebesar 127,70. Peningkatan It disebabkan naiknya It pada beberapa sub sektor, yakni tertinggi oleh sub sektor tanaman pangan sebesar 1,87 persen, diikuti sub sektor holtikultura sebesar 0,68 persen, dan sub sektor peternakan sebesar 0,55 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan It dibanding Februari 2016 yaitu sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,96 persen dan sub sektor perikanan sebesar 0,41 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Berita Resmi Statistik No. 02/04/81 Th. VIII, 1 April 2016
3
Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya. Pada Maret 2016, Ib Provinsi Maluku juga mengalami peningkatan pada semua sub sektor, yakni tertinggi pada sub sektor peternakan sebesar 0,52 persen, diikuti sub sektor tanaman pangan sebesar 0,30 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,26 persen, sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,25 persen, dan terendah sub sektor perikanan sebesar 0,24 persen. Peningkatan Ib pada sub sektor perikanan disumbangkan oleh kelompok perikanan tangkap dan kelompok perikanan budidaya masing-masing sebesar 0,23 persen dan sebesar 0,24 persen.
o. id
Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor a. Sub Sektor Tanaman Pangan (NTP-P)
ps .g
Pada Maret 2016, NTP-P mengalami peningkatan sebesar 1,57 persen karena terjadi peningkatan It mencapai 1,87 persen, lebih tinggi dibanding peningkatan Ib yang hanya mencapai
.b
0,30 persen.
ta
Peningkatan It disumbangkan oleh peningkatan pada kelompok padi dan kelompok palawija
ko
masing-masing sebesar 0,15 persen dan sebesar 2,44 persen. Peningkatan Ib dipengaruhi oleh
bo n
naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,35 persen. Sedangkan indeks Biaya
//a m
Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami penurunan sebesar 0,01 persen. b. Sub Sektor Hortikultura (NTP-H)
tp
s:
Pada Maret 2016, NTP-H mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen dibanding Februari 2016,
ht
terjadi karena kenaikan It yang sebesar 0,68 persen lebih tinggi dari kenaikan Ib yang hanya sebesar 0,25 persen.
Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks kelompok sayur sayuran dan kelompok tanaman obat masing-masing sebesar 1,69 persen dan sebesar 1,97 persen. Sedangkan kelompok buah- buahan mengalami penurunan It sebesar 0,18 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,31 persen. Sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,15 persen. c. Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Maret 2016, NTP-R mengalami penurunan sebesar 1,22 persen dibanding Februari 2016, karena terjadi penurunan It yang sebesar 0,96 persen, sedangkan Ib justru mengalami peningkatan sebesar 0,26 persen.
Berita Resmi Statistik No. 02/04/81 Th. VIII, 1 April 2016
4
Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,96 persen. Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,31 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding Februari 2016. d. Sub Sektor Peternakan (NTP-T) Pada Maret 2016, NTP-T mengalami peningkatan sebesar 0,03 persen dibanding Februari 2016, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,55 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,52 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya It pada semua kelompok ternak yakni tertinggi pada kelompok unggas sebesar 1,06 persen, diikuti kelompok ternak kecil sebesar 0,59 persen, kelompok hasil ternak sebesar 0,41 persen, dan terendah kelompok ternak besar sebesar 0,31
o. id
persen.
ps .g
e. Sub Sektor Perikanan (NTP-NP)
Pada Maret 2016, NTP-NP mengalami penurunan sebesar 0,65 persen dibanding Februari
ta
.b
2016, karena terjadi penurunan It sebesar 0,41 persen, sedangkan Ib justru mengalami
ko
peningkatan sebesar 0,24 persen.
Penurunan It disebabkan turunnya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 0,61 persen
bo n
sedangkan kelompok budidaya mengalami peningkatan sebesar 0,57 persen dibanding Februari
//a m
2016. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing
s:
sebesar 0,35 persen dan sebesar 0,01 persen.
tp
e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN)
ht
Pada Maret 2016, NTN turun sebesar 0,84 persen karena terjadi penurunan It sebesar 0,61 persen, sedangkan Ib justru mengalami peningkatan 0,23 persen. e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada Maret 2016, NTPi naik sebesar 0,33 persen, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,57 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,24 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh peningkatan IKRT sebesar 0,35 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding Februari 2016.
Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Sub Sektor dan Perubahannya Maret 2016 (2012=100)
Berita Resmi Statistik No. 02/04/81 Th. VIII, 1 April 2016
5
Kelompokdan Sub Kelompok
Bulan
Persentase
Februari 2016
Maret 2016
Perubahan
(2)
(3)
(4)
(1)
100.91
102.50
1.57
a. Indeks Diterima Petani - Padi
124.78 108.49
127.12 108.65
1.87 0.15
- Palawija b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Hortikultura (NTPH) a. IndeksDiterimaPetani - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat b. IndeksDibayarPetani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) a. IndeksDiterimaPetani - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. IndeksDibayarPetani - IndeksKonsumsiRumahTangga - Indeks BPPBM 4. Peternakan (NTPT) a. IndeksDiterimaPetani - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. Perikanan (NTNP) a. Indeks Diterima Petani - Penangkapan - Budidaya b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5.1. Perikanan Tangkap (NTN) a. Indeks Harga yang Diterima Petani - Penangkapan Laut b. Indeks Harga yang Dibayar Petani -Indeks Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM 5.1. Perikanan Budidaya (NTPi)
131.25 123.65 126.63 106.23 114.17 140.96 146.99 136.70 127.53 123.47 126.74 105.82 97.23 119.73 119.73 123.15 126.79 105.84 105.81 128.78 126.98 130.67 129.04 123.84 121.72 129.33 106.63 107.20 130.41 131.10 126.98 121.65 126.83 112.43 107.27 131.10 131.10 122.22 126.86 114.18 106.87
134.45 124.03 127.07 106.23 114.65 141.91 149.47 136.45 130.04 123.78 127.14 105.66 96.04 118.58 118.58 123.48 127.18 105.84 105.84 129.49 127.37 131.44 130.41 124.35 122.34 130.21 106.77 106.51 129.87 130.31 127.71 121.94 127.27 112.45 106.37 130.31 130.31 122.51 127.30 114.20 107.22
2.44 0.30 0.35 -0.01 0.42 0.68 1.69 -0.18 1.97 0.25 0.31 -0.15 -1.22 -0.96 -0.96 0.26 0.31 0.00 0.03 0.55 0.31 0.59 1.06 0.41 0.52 0.68 0.13 -0.65 -0.41 -0.61 0.57 0.24 0.35 0.01 -0.84 -0.61 -0.61 0.23 0.35 0.01 0.33
ps .g
.b ta ko
bo n
//a m
s:
tp
ht
o. id
1. Tanaman Pangan (NTPP)
Berita Resmi Statistik No. 02/04/81 Th. VIII, 1 April 2016
6
a. Indeks Harga yang Diterima Petani - Budidaya Air Tawar - Budidaya Laut b. Indeks Harga yang Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM
126.98 100.00 127.16 118.83 126.67 103.72
127.71 100.00 127.89 119.12 127.11 103.72
0.57 0.00 0.58 0.24 0.35 0.00
BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
4. Inflasi Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,37 persen.
o. id
kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Pada Maret 2016 terjadi peningkatan
ps .g
Peningkatan IKRT atau inflasi perdesaan pada Maret 2016 disumbangkan oleh semua kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok bahan
.b
makanan sebesar 0,49 persen, diikuti kelompok pendididkan, rekreasi & olahraga sebesar 0,43 persen,
ta
kelompok perumahan sebesar 0,36 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
ko
sebesar 0,28 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,25 persen, kelompok sandang sebesar 0,10 persen,
bo n
dan terendah kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,09 persen. Data dalam Tabel 3 juga menunjukan bahwa inflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih rendah dari
//a m
angka nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,95 persen.
ht
tp
s:
Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku Maret 2016 (2012=100) K e l o m p ok (1)
Perubahan (%) (2)
Bahan Makanan
0.49
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
0.28
Perumahan
0.36
Sandang
0.10
Kesehatan
0.25
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
0.43
Transportasi & Komunikasi
0.09
T o t a l / Gabungan
0.37
Berita Resmi Statistik No. 02/04/81 Th. VIII, 1 April 2016
7
Nasional
0,95
5. Kecepatan Harga per kelompok Pengeluaran dan per sub Sektor Data dalam Tabel 4 menunjukan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan Maret 2016 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 140,16, selanjutnya kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 124,06, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 119,81, kelompok perumahan sebesar 117,82, kelompok sandang sebesar 117,60, kelompok kesehatan sebesar
o. id
112,84, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 107,91.
ta
.b
ps .g
Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga Dan Laju Inflasi/Deflasi pada Maret 2016 Menurut Sub Sektor ( 2012 = 100 ) Februari 2016 (2)
Maret 2016 (3)
Inflasi/Def lasi (4)
139.47
140.16
0.49
123.95
124.06
0.09
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
119.48
119.81
0.28
Perumahan
117.39
117.82
0.36
117.48
117.60
0.10
112.56
112.84
0.25
107.45
107.91
0.43
Uraian
s:
ht
Kesehatan
tp
Sandang
//a m
Transportasi dan Komunikasi
bo n
Bahan Makanan
ko
(1)
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
6. Kebutuhan Petani Untuk Biaya Produksi Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata mengalami penurunan pada Maret 2016 sebesar 0,01 persen. Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka masih sama dengan bulan sebelumnya, dimana kelompok transportasi pada Maret 2016 masih menduduki Berita Resmi Statistik No. 02/04/81 Th. VIII, 1 April 2016
8
urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 119,96 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 101,87. Penurunan indeks BPPBM disumbangkan oleh turunnya indeks pada kelompok obat-obatan dan pupuk dan kelompok transportasi masing-masing sebesar 0,09 persen dan sebesar 0,10 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan yaitu kelompok bibit dan kelompok sewa lahan, pajak, dan lainnya masing-masing sebesar 0,07 persen, serta kelompok penambahan barang modal sebesar 0,06 persen.
Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada November2016 ( 2012 = 100 )
106.75
106.74
-0.01
104.17
0.07
Inflasi/Deflasi (4)
104.09
Obat-Obatan dan Pupuk
102.11
102.02
-0.09
Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya
104.06
104.13
0.07
120.08
119.96
-0.10
107.01
107.08
0.06
101.87
101.87
0.00
ko
bo n
Transportasi
.b
Bibit
ta
BPPBM
November 2016 (3)
o. id
(1)
Oktober 2016 (2)
ps .g
Kelompok
//a m
Penambahan Barang Modal
ht
tp
s:
Upah Buruh Tani
7. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Sub Sektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Data dalam Tabel 2 menunjukan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada Maret 2016 naik sebesar 0,38 persen dibanding Februari 2016, yaitu dari 119,62 menjadi 120,07. Hal ini terjadi karena It
Berita Resmi Statistik No. 02/04/81 Th. VIII, 1 April 2016
9
mengalami peningkatan sebesar 0,37 persen sedangkan indeks BPPBM justru turun sebesar 0,01 persen. Peningkatan NTUP pada Maret 2016 terjadi karena meningkatnya NTUP pada beberapa sub sektor, tertinggi disumbangkan oleh sub sektor tanaman pangan sebesar 1,88 persen, sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,82 persen, dan sub sektor peternakan sebesar 0,41 persen. Sedangkan sub sektor tanaman perkebunan rakyat dan sub sektor perikanan mengalami penurunan NTUP masingmasing sebesar 0,96 persen dan sebesar 0,42 persen.
Bulan
Sub Sektor
Maret 2016 (3)
(%)
119.67
1.88
117.47
b. Hortikultura
133.21
134.30
0.82
c. Tanaman Perkebunan Rakyat
113.12
112.04
-0.96
120.78
121.27
0.41
115.99
115.50
-0.42
114.82
114.11
-0.62
122.43
123.13
0.57
119.62
120.07
0.38
120.08
120.66
0.48
NASIONAL
109.69
109.33
-0.33
NASIONAL Tanpa Ikan
109.64
109.28
-0.33
e. Perikanan
//a m
e.1. Perikanan Tangkap
s:
e.2. Perikanan Budidaya f. Gabungan
ht
tp
g. Gabungan Tanpa Ikan
ta
bo n
d. Peternakan
.b
a. Tanaman Pangan
ko
(1)
Perubahan
ps .g
Februari 2016 (2)
o. id
Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per sub sektor pada November2016 ( 2012 = 100 )
Berita Resmi Statistik No. 02/04/81 Th. VIII, 1 April 2016
10
o. id ps .g .b ta ko bo n //a m s: ht
tp
BPS PROVINSI MALUKU Informasilebihlanjuthubungi: Ir.JessicaElizianaPupella Kepala Bidang Statistik Distribusi e-mail :
[email protected] Telepon: 0911-361319,361320
Berita Resmi Statistik No. 02/04/81 Th. VIII, 1 April 2016
11