Alumnus Farmasi Berikan Tips Profesional Bagi Mahasiswa UNAIR NEWS – Memikirkan puncak karir adalah hal yang penting. Namun, hal yang terpenting adalah bagaimana seseorang mempersiapkan diri terhadap proses perjalanan karir ke depan. “Nggak penting pengin jadi bos atau karyawan. Tapi yang perlu disadari adalah apakah teman-teman sudah mempersiapkan karir ke depan,” tutur Miky Nuhariadi, S.Farm., Apt., konsultan PT Proquaman Konsultan sekaligus alumnus Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. “Yang penting punya rencana dulu. Teman-teman mau jadi apa kalau udah masuk perusahaan satu atau dua tahun ke depan,” imbuhnya. Miky mengatakan, sebelum menapaki karir, ada empat hal dalam diri yang perlu dipersiapkan. Yakni, kemampuan teknis, karakter, mindset bisnis, dan kemampuan non teknis (softskill). Pertama, pada poin kemampuan teknis, pekerja diminta untuk menikmati setiap proses pembelajaran. Kedua, terkait dengan karakter diri, pekerja diminta untuk menjadi diri sendiri. Ketiga, tegas pada aturan bisnis. Keempat, kemampuan non teknis dipupuk dengan bekerja sama dalam tim. Alumnus FF tahun 2006 itu juga menyampaikan agar calon pencari kerja membekali diri dengan sifat profesionalisme. Caranya, dengan memberikan luaran terbaik sesuai kemampuan setiap waktu di tempat kerja. Sifat profesionalisme dapat dilihat dari kredibilitas, kepercayaan diri, dan reputasi. Sedangkan, untuk membangun profesionalisme, seorang pekerja hendaknya memperhatikan empat hal. Hal itu disampaikan Miky dalam acara “Alumni Berbagi: Enters Your Career Journey with
Professionalism”, yang digelar FF pada Kamis (26/1), di tempat yang sama. Pertama, ketepatan waktu dan kehadiran. Kehadiran dan ketepatan waktu menjadi salah satu hal utama. Bagi alumnus Farmasi yang kini bekerja sebagai konsultan salah satu perusahaan, ketepatan waktu akan menjadi penentu produktivitas. “Menurut riset yang dilakukan peneliti, ternyata, 80 persen kesuksesan itu adalah just showing up by. Ketika lagi meeting dengan atasan bisnis, Anda telat lima menit itu membuat Anda kehilangan banyak informasi,” tutur Miky. Kedua, kemampuan komunikasi. Miky mengatakan, pada abad ke-21, pekerja diharapkan untuk memperhatikan struktur kalimat yang tepat dalam berkomunikasi, memperhatikan kalimat yang ditulis, berpikir ulang sebelum mengirim surat elektronik, dan lebih memilih bertemu klien secara langsung untuk membicarakan halhal yang urgen. Ketiga penampilan. Pekerja diharapkan memperhatikan penampilan diri. Sebab, penampilan bisa mempengaruhi impresi dan persepsi orang. Keempat attitude. Dalam membangun attitude, pekerja diharap bersikap menunjukkan antusiasime, bisa diandalkan, dan memilih “kompetitor” guna meningkatkan kemampuan diri. “Pick your battles. Ini penting untuk meningkatkan kemampuan diri. Anda harus tahu compare dengan siapa. Kalau anda nggak tahu harus compare dengan siapa, kita nggak tahu strateginya,” tutur Miky. Hal lain yang tak kalah penting, pekerja harus memiliki kompetensi dan inisiatif. Dalam hal kompetensi, Miky menyarankan pekerja untuk menjadi “be a paid expert”. “Kalau klien bayar saya, ya, saya harus kasih yang terbaik,”
terangnya. Kompetensi itu juga diperlukan untuk melakukan pekerjaan seefisien dan seefektif mungkin. Terkait inisiatif, Miky menyampaikan, pekerja yang memiliki inisiatif tinggi akan dianggap memiliki nilai diri yang cukup positif. Seorang pekerja bisa dinilai mandiri dan karirnya meningkat lebih cepat bila memiliki inisiatif yang cemerlang. “Terakhir, kalau Anda mau dihargai, ya hargailah orang,” ujarnya mengakhiri. (*) Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Binti Q. Masruroh
Jadikan UKM UNAIR sebagai Motor Penggerak Lahirnya Prestasi di UNAIR UNAIR NEWS – Awal tahun menjadi momen emas bagi setiap organisasi mahasiswa di Universitas Airlangga untuk melaksanakan regenerasi struktur kepengurusan, tak terkecuali Unit Kegiatan Mahasiswa UNAIR. Sebanyak 84 mahasiswa dari 40 UKM mengikuti lokakarya pembekalan yang diadakan oleh Direktorat Kemahasiswaan UNAIR, Jumat-Sabtu (20-21/1). Lokakarya pembekalan yang berlangsung di Royal Trawas Cottage ini diikuti oleh ketua dan sekretaris UKM di UNAIR. Ada tiga UKM baru yang turut serta mengikuti lokakarya, yakni UKM Tahfidzul Qur’an, UKM Airlangga Aquatik, dan UKM Pagar Nusa. Sekretaris universitas Drs. Koko Srimulyo., M.Si mengatakan,
pembekalan ini dilakukan guna melibatkan UKM sebagai komponen strategis menuju World Class University (WCU). Berkaca dari tahun sebelumnya, lebih dari 50% prestasi mahasiswa UNAIR adalah hasil pencapaian dari UKM. Untuk itu, guna mencapai prestasi tersebut, peserta lokakarya dibekali berbagai materi dari pimpinan universitas. Mereka terdiri dari Sekretaris Universitas, Direktur Kemahasiswaan, Direktur Sarana Prasarana dan Lingkungan, Wakil Dekan Fakultas Vokasi, Pembina UKM, Kasubdit Program Kemahasiswaan, dan Koordinator Bidang Minat dan Bakat. “Pembekalan ini bertujuan untuk penguasaan Visi dan Misi universitas, sehingga mahasiswa yang tergabung dalam UKM dapat menjadi pioner yang bermoral dan bermartabat dalam hal pencapaian prestasi di universitas,” ujar Koko. Berada
di
Wishnu
Kencana
Hall,
satu
demi
satu
materi
disampaikan. Beragam materi tersebut diharapkan menjadi stimulus dalam menjalankan roda organisasi. Berbagai materi yang disampaikan meliputi keterlibatan UKM dalam kebijakan pengembangan UNAIR, tata aturan peminjaman sarana prasarana dan lingkungan, perencanaan dan pengembangan UKM melalui rencana program kerja selama satu periode. Selain itu ada materi seputar penyusunan evaluasi diri, hasil akreditasi dan persiapan reakreditasi, strategi pengembangan UKM menuju percaturan global, UKM UNAIR sebagai sarana pembangunan karakter ke-UNAIR-an, strategi peningkatan softskill dalam kegiatan minat bakat, dan peran FORKOM UKM. Eko Setyo Widodo selaku Ketua UKM Kependudukan mengatakan, pembekalan ini sangat bermanfaat untuk memberikan stimulus bagi mahasiswa dalam mencapai prestasi di masing-masing bidang yang mereka tekuni. “Pembekalan selama tiga hari ini sangat menarik dan saya rasa memang sangat diperlukan bagi semua teman-teman UKM. Jangan majukan UKM lewat UNAIR, tetapi majukan UNAIR lewat UKM. Kata-
kata itu menjadi prinsip saya sekaligus bisa menjadi penyemangat kepada 40 UKM UNAIR,” kata Eko. (*) Penulis : Disih Sugianti Editor : Binti Q. Masruroh
Sabet Empat Medali, Atlet Setia Hati Terate Pertahankan Tradisi Juara UNAIR NEWS – Para atlet Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (UKM PSHT) kembali mengukir prestasi. Kali ini, tim tersebut berhasil menyabet empat medali dalam gelaran lomba IAIN Cup 2017 yang digelar di Institut Agama Islam Negeri Tulungagung pada tanggal 18-21 Januari lalu. Para atlet tersebut adalah peraih medali emas Nurul Istiqomah (mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan) di kelas A putri, peraih medali perak Aminatuz (mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi) di kelas C putri, dan peraih medali perunggu Devy Nadia (mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya) pada kelas F. Sedangkan, pada kategori ganda putri, medali perak diraih Uswatun Khasanah dan Muafiah. Dalam kompetisi tersebut, Nurul dinobatkan menjadi pesilat terbaik perempuan. Pendamping tim UKM PSHT Nanda Saiful Anam menyampaikan apresiasinya kepada rekan-rekan atletnya yang berhasil meraih juara dalam kompetisi itu. Nanda mengatakan, mereka hanya berlatih selama satu bulan untuk mempersiapkan diri, apalagi jumlah atlet yang diterjunkan dalam kompetisi tersebut hanya berjumlah sepuluh orang.
““Yang lain kalah di final, cuma kurang 1 sampai 4 poin. Kita kalah tapi alhamdulillah kita bisa meneruskan tradisi pulang dengan membawa medali,” tutur Saiful. “Untuk kompetisi kali ini kita menerjunkan sepuluh orang karena ada banyak kegiatan seperti KKN (Kuliah Kerja Nyata), liburan dan sebagainya. Dan, tidak ada sebulan kita latihan,” tambahnya. (*) Penulis : Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S.
2531 Mahasiswa UNAIR KKN di 235 Desa, 17 Mahasiswa Asing UNAIR NEWS – Rektor Universitas Airlangga melepas 2.531 mahasiswa yang akan berangkat melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata – Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM) dan KKN Tematik Cipta Karya. Dari 2.531 orang tersebut, 17 diantaranya mahasiswa asing. Pelepasan mahasiswa KKN tersebut dilaksanakan di gedung Airlangga Convention Center (ACC), kampus C UNAIR, Senin (16/1). Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA., dalam sambutannya mengatakan, dengan KKN ini diharapkan menjadi wahana mahasiswa untuk mengintegrasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan. Sehingga, aplikasi keilmuan mahasiswa yang berasal dari berbagai bidang dapat diterapkan dalam program KKN ini. “Selain itu KKN ini sebagai ajang pembuktian penguasaan IPTEK. Agar memanfaatkan momentum KKN sebagai wahana untuk mengasah diri, peka terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat, berusaha mengamalkan ilmu dan pengetahuan yang ia peroleh selama di bangku perkuliahan,” ujar Prof. Nasih.
Sebelum ini pelaksanaan KKN Tematik hanya dilaksanakan di Kota Surabaya. Namun pada KKN Tematik tahun ini, wilayahnya bertambah hingga menjangkau Kabupaten Probolinggo. ”KKN Tematik Cipta Karya ini meliputi tiga bidang yaitu sanitasi, penyediaan air minum bersih, dan pemukiman. Itu jelas berbeda cara pengukurannya. Pelaksanaannya juga berbeda,” ujar Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, M.Com. Pada pelaksanaan KKN kali ini, sebanyak 2.531 mahasiswa akan dibimbing oleh 124 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Seluruh mahasiswa tersebar di lima wilayah, yaitu Kabupaten Bojonegoro, Probolinggo, Nganjuk, Sampang, dan Kota Surabaya. Mereka akan terhampar di 25 kecamatan dan 235 desa. Masingmasing desa akan ditempati oleh satu kelompok terdiri 10-12 mahasiswa. Saat ini, LP4M tengah menyiapkan lima wilayah baru sebagai sasaran KKN-BBM para periode yang akan datang. Kelima wilayah tersebut yaitu Gresik, Lamongan, Kediri, Jember, dan Banyuwangi. Jusuf mengatakan, rencana penambahan lokasi tersebut sejalan dengan visi UNAIR untuk memberikan pelayanan dan dampak positif terhadap perubahan di masyarakat.
RIBUAN mahasiswa UNAIR, 17 diantaranya mahasiswa Brunei Darusalam, siap terjun KKN ke 235 desa di Jawa Timur. (Foto: Binti Q Masruroh) “Harus dipersiapkan matang-matang agar KKN ini betul-betul berdampak posifif. Kita desain KKN UNAIR ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sesuai pula dengan kompetensi anak-anak, dan ini proses persiapannya sudah memakan waktu lama. Mudahmudahan semester depan bisa jadi 10 lokasi,” ujar Guru Besar FISIP itu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, KKN ini juga diikuti oleh mahasiswa asing. Diantara 2.531 mahasiswa yang diterjunkan, sejumlah 17 diantaranya adalah mahasiswa dari Universitas Brunei Darussalam. Ke-17 mahasiswa tersebut akan diterjunkan di wilayah Nganjuk, dengan persebaran desa yang berbeda. “Ada mahasiswa dari Universitas Brunai Darussalam. Supaya tidak shock, kita tempatkan di Kabupaten Nganjuk. Mereka disebar ke desa yang berbeda. Masing-masing desa ada dua mahasiswa Brunai,” ujarnya. Ke-17 mahasiswa tersebut secara khusus mengikuti program KKNBBM di UNAIR untuk menambah pengetahuan dan softskill mereka.
“Saya berharap bisa mendapatkan pengalam berharga dalam mengikuti KKN-BBM ini. Saya ingin tahu budaya di sini, bisa mempelajari sesuatu yang baru, pengalaman baru, dan mendalami budaya di sini. Saya rasa senang di sini,” Ujar Haldiyah, salah satu peserta KKN-BBM asal Brunei Darussalam. (*) Penulis: Binti Quryatul Masruroh Editor: Bambang Bes
Sekolah Pascasarjana Kumpulkan Dana Rp13 Juta untuk Korban Banjir Bima UNAIR NEWS – Beratnya duka warga terdampak banjir Bima mengetuk pintu-pintu kepedulian. Bermula dari hati yang terketuk melihat warga terdampak Bima, Himpunan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana (HIMASEPA) Universitas Airlangga mengadakan Konser Amal Live Musik Akustik untuk menggalang dana. Kegiatan ini merupakan puncak dari penggalangan dana banjir Bima, Selasa (3/1). Penggalangan dana dilakukan melalui donasi transfer, manual, dan konser amal. Dari hasil penggalangan dana, telah terkumpul donasi sebanyak Rp13.930.828,00 dan 35 kardus pakaian layak pakai yang siap dikirim. Dimas Agung Trisliatanto selaku Ketua HIMASEPA mengatakan, proses penggalangan dana ini sudah dilakukan sejak akhir tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2016, dan bekerjasama dengan universitas lain. “Mulai tanggal 26 Desember 2016, seluruh panitia mengadakan
rapat untuk kegiatan ini. Tidak menunggu lama, kami langsung melakukan aksi penggalangan. Kerja sama tidak hanya intra kampus, melainkan dengan universitas lain, salah satunya Insititut Teknologi Sepuluh Nopember,” jelas Dimas.
Prof Dr Sri Iswati SE., M.Si.,Ak membawakan lagu simponi yang indah dalam Konser Amal Live Musik Akustik untuk penggalangan dana banjir Bima. (Foto: Siti Nur Umami) Satu orang akan membawa satu perubahan, tapi bersama-sama akan membawa banyak perubahan. Ungkapan itu disampaikan Direktur Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Sri Iswati SE., M.Si., Ak., yang turut hadir dalam acara musik akustik. “Kepedulian bersama akan memberi manfaat banyak untuk korban banjir Bima,” tuturnya. Alunan musik menggema di lobi depan gedung sekolah pascasarjana. Lagu cinta terbaik menjadi pembuka Konser Amal Live Musik Akustik. Tidak hanya mahasiswa yang menikmati, tetapi jajaran pimpinan dan pegawai turut meramaikan suasana.
Prof. Sri membawakan lagu berjudul Simfoni yang Indah sembari mendorong para penonton untuk berderma. Tak hanya itu, mahasiswa Pascasarjana pun turut menyumbangkan suaranya. Mulai dari lagu-lagu mancanegara seperti Love Yourself milik Justin Bieber hingga lagu bergenre pop lokal, seperti lagu Dia dari Anji dengan diiringi petikan gitar. Selanjutnya, hasil penggalangan dana itu akan segera disumbangkan kepada para warga terdampak banjir. Dimas menambahkan, pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bima terkait penyaluran bantuan. (*) Penulis : Siti Nur Umami Editor: Defrina Sukma S
Akhiri Kepengurusan, BEM FEB UNAIR Adakan Jalan Sehat di Kota Batu UNAIR NEWS – Satu periode kepengurusan bukan hanya rentang waktu, tetapi tahap-tahap proses untuk tumbuh. Dalam kegiatan perpisahan ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) mengkonsep acara sedemikian rupa untuk mengapresiasi proses tersebut. Berkaitan dengan itu, pengurus BEM FEB periode baru dan lama mengadakan acara kekeluargaan di Kota Apel, Batu. Udara dingin Batu membawa suasana lain. Kesegaran pikiran setelah sejenak keluar dari rutinitas di Surabaya mendadak sirna oleh sejuknya udara kota apel itu. Sementara itu panitia perpisahan, yaitu Sobat BEM telah mempersiapkan serangkaian kegiatan yang berlangsung selama tiga hari pada 26-28 Desember
2016 di Vila Hamsa, Batu.
Sebelum berangkat jalan sehat seluruh peserta melakukan senam bersama. (Foto: Siti Umami) Pada hari Selasa (27/12), panitia mengadakan jalan sehat dan undian. Rute jalan sehat melewati sawah-sawah yang hijau, kebun jeruk, dan perumahan warga. Sedangkan, pada malam hari, acara dikonsep dengan cukup syahdu. Seluruh anggota BEM duduk melingkar di tepi kolam yang hanya diterangi sinar lilin. Ketua BEM FEB 2016 M. Rusdinal, Badan Pengurus Harian (BPH), dan sebagian staf bercerita suka duka satu tahun bersama. Rasa haru tidak tertahankan, bahkan tetes air mata mewarnai malam itu. Seluruh peserta, baik anggota dan Sobat BEM saling berpegang tangan menyatukan hati. Rusdinal mengucapkan terima kasih kepada para personel yang telah bersinergi dalam mewujudkan berbagai program kerja selama satu periode kepengurusan.
“Terima kasih banyak untuk sobat BEM yang telah membuat acara yang sangat menarik. Harapannya, baik sobat BEM, staf, dan deputi kepengurusan tahun ini dapat mendukung kepengurusan tahun depan,” ujar Rusdinal. Begitu pula dengan Rizky Ananda Putra yang bertindak sebagai ketua acara sekaligus staf Pengembangan Sumber Daya Manusia BEM FEB. “Banyak hal yang saya pelajari selama kepengurusan di BEM FEB. Belajar bagaimana memimpin sebuah kegiatan. Dari situ nilai-nilai untuk upgrade diri banyak saya kembangkan,” tuturnya. Selain Rizky, ada pula Indah yang merupakan staf kesejahteraan mahasiswa BEM FEB. Ia berharap, acara di Batu bukanlah sebuah perpisahaan melainkan awal dari perkenalan yang semakin erat dengan eks pengurus. “Kini, kita memang tidak lagi bekerja dalam satu rumah lagi, tapi ini bukan sebuah perpisahan. Ini membuatku semakin mengenal. Kita akan selalu menjadi keluarga,” kata Indah. BEM FEB UNAIR 2016, bersama, berkarya, menginspirasi! Penulis: Siti Nur Umami Editor: Defrina Sukma S
Menjadi Duta Mancanegara
Airlangga
di
UNAIR NEWS –Belajar di negeri orang memang menjadi pengalaman yang berharga. Namun dibutuhkan persiapan yang matang bagi tiap pelajar yang akan mengikuti study abroad dan program pendek di luar negeri. Tak terkecuali dengan mahasiswa UNAIR,
bagi mereka yang akan mengikuti program perkuliahan di luar negeri akan dipersiapkan untuk menjadi UNAIR SATRIA (UNAIR Student Ambassador for International Program). Hingga saat ini, tercatat kurang lebih 148 mahasiswa akan mengikuti program kegiatan internasional. Seluruh mahasiswa tersebut akan mendapatkan pembekalan menjadi UNAIR SATRIA. Kali ini, Selasa (27/12), kurang lebih 15 mahasiswa mengikuti pembekalan UNAIR SATRIA, di Ruang Sidang B Kantor Manajemen Kampus C UNAIR. 15 mahasiswa tersebut mengikuti program internasional ke berbagai negara, mulai dari Ceko, Malaysia, Thailand, Jepang, Korea, hingga Amerika. Melalui UNAIR SATRIA, mahasiswa UNAIR yang mengikuti kegiatan internasional, utamanya study abroad dan program pendek di luar negeri akan lebih siap dan dapat menjadi ‘ambassador’ dari UNAIR selama program berjalan. “Ini (UNAIR SATRIA, red) merupakan program UNAIR, untuk pendampingan mahasiswa ke luar negeri. Program ini melalui IOP (Internasional of Partnership, red), karena kita yang punya channel kepada para partner kita yang menawarkan program study exchange,” jelas Administrator Outbond Mobility IOP Astria Okta Herdiani. Dalam pembekalan tersebut, Astria memberikan pendampingan terkait persiapan mahasiswa yang akan berangkat ke luar negeri. Ia juga menunjukkan berbagai kendala yang akan dihadapi, dari pengalaman para mahasiswa yang sudah pernah study exchange sebelumnya. “Yang paling essensial itu isu kesehatan. Di Indonesia kesehatannya normal, namun sampai sana ternyata ada masalah. Kan suasananya juga berbeda dari negara kita,” jelasnya. Selain isu kesehatan, Astria mengungkapkan bahwa mahasiswa study abroad juga sering kesulitan dengan akademiknya. “Seperti dulu itu ada mahasiswa studi di Korea yang kelasnya bentrok. Dia mau ikut kelas A, tapi sama dosennya kelas B gak
bisa dilobi, mungkin terkendala komunikasi. Jadi kita bantu mereka dengan cara menghubungi unit mereka, sampai mahasiswa ini bisa mengikuti mata kuliah yang diminati,” ceritanya. “Selain itu, juga ada masalah studi, karena tiap universitas punya sistemnya masing-masing. Ada mahasiswa yang study exchange ke Jepang dan mengambil 20 sks, ternyata itu tugasnya sudah banyak sekali, jadi dia susah kalau mau ikut UKM-nya di sana. Kalau di Indonesia biasanya mampu mengambil 24 sks, tapi di sana beda,” imbuhnya. Pembekalan dilakukan tidak hanya sebelum keberangkatan saja, namun juga pendampingan ketika program berlangsung hingga sepulang dari luar negeri. “Setelah pulang, kita nanti minta testimoni mereka, itu kita posting di media sosial atau buat mahasiswa yang mengikuti program exchange ke depannya. Jadi kita mendampingi baik pre, during maupun after studinya,” pungkas Astria.(*) Penulis : Dilan Salsabila Editor : Nuri Hermawan
UKM KSR – PMI UNAIR Raih Beragam Penghargaan di Hari Sukarelawan UNAIR NEWS – Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia (UKM KSR PMI) UNAIR berhasil meraih posisi ketiga dalam penghargaan “Penugasan Terbanyak”, dalam peringatan Hari Sukarelawan PMI yang digelar di Markas Besar PMI Kota Surabaya, Senin, (26/12). Penghargaan tersebut diberikan kepada unit PMI se-Surabaya yang selalu mengirimkan
anggotanya dalam penanganan bencana. Tidak hanya itu, beberapa anggota UKM KSR PMI UNAIR juga mendapatkan penghargaan di tiga kategori lainnya, yaitu kategori Sukarelawan Pelayanan Kesehatan yang diraih oleh Ismayangkar P.U dan Fiona Reka P, serta kategori Sosial dan juga kategori Sukarelawan Peningkatan Kapasitas Sukarelawan yang diraih oleh Siti Masriyah dan Indra Oditya P. Menurut Ketua UKM KSR PMI UNAIR Muhammad Muharam Salim Noval, raihan penghargaan tersebut sebagai bukti bakti UKM KSR PMI UNAIR kepada masyarakat. “Penghargaan ini menurut saya bukan sebagai ajang persaingan, namun memang tugas wajib dari anggota UKM KSR PMI yang sigap dalam membantu masyarakat,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Salim tersebut. Pemberian penghargaan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang digelar oleh PMI Pusat Kota Surabaya dalam memperingati Hari Sukarelawan PMI setiap tahunnya. Untuk tahun ini, Hari Sukarelawan PMI mengangkat tema “Membangun Kebersamaan dan Perdamaian”. Penghargaan – penghargaan yang diberikan merupakan bentuk apresiasi PMI Kota Surabaya kepada unit – unit PMI di Surabaya yang sudah turut andil dalam pelayanan kemanusiaan. Menurut Salim, UKM KSR PMI UNAIR sudah sering mendapat penghargaan di peringatan tersebut. Dikarenakan kesigapan dan tanggung jawab UKM tersebut dalam menolong dan mengabdi kepada masyarakat. “Tahun lalu UNAIR meraih predikat sebagai unit PMI terbaik se-Surabaya dan penghargaan diberikan langsung oleh Bu Risma,” tandasnya. “KSR PMI sendiri kan memiliki tujuan utama yaitu tugas kemanusiaan, kami melakukan semua tulus dari hati untuk menjadi relawan dan membantu sesama. Kita tidak hanya modal tenaga saja, melainkan ilmu dan skill yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat,” tambahnya. Salim berharap, ia dan kerabatnya di UKM KSR PMI bertekad
untuk selalu sigap dan hadir sebagai relawan di setiap hal yang berkaitan dengan bencana dan pelayanan manusia. “Harapan kami untuk KSR PMI UNAIR agar tetap selalu menjadi yang terbaik dan tetap bisa bekerja membantu sesama,” pungkasnya.(*) Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila
Sempat Tak Direstui Ibunda, Karir Model Cantik Asal FH Semakin Bersinar UNAIR NEWS – Berangkat dari keinginan yang kuat sejak kecil untuk menjadi model, kini, prestasi Ayu Maulida dalam dunia modeling semakin bersinar. Berbagai prestasi di bidang model telah diraih mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, tahun angkatan 2015 ini. Dalam perjalanan karir modelnya, Ayu kerap kali mengikuti event bergengsi seperti Jakarta Fashion Week dan Indonesia Fashion Week. Ia juga sempat menjadi salah satu Brand Ambassador salah satu klinik kecantikan dan menjadi icon Surabaya Fashion Parade. “Salah satu kerjaan yang buat aku prestasi adalah saat spring/summer. Saya jadi icon Tangs Plaza Singapore,” ujar Ayu. Tercatat, Ayu pernah memperoleh juara I lomba yang diadakan salah satu klinik kecantikan di Surabaya ketika masih duduk di kelas IX SMP. Ia juga termasuk model yang dipilih desainer
Biyan untuk acara “Biyan 30 th Anniversary” ketika duduk di kelas X SMA. Tak dapat dipungkiri, bakat Ayu di bidang model telah terlihat sejak masih usia SD. Ia pernah memperoleh juara ll Lomba Model Hijab Sanggarwati ketika masih kelas V SD. “Dari kecil aku itu pingin banget jadi model. Jadi artis tapi rasanya gak mungkin. Apalagi waktu kecil aku itu tomboy, meskipun aku menyadari bahwa kalau aku tetep punya sisi feminin. Lagian aku kayanya juga gak bakal bisa jadi model karena basic keluargaku juga bukan model, apalagi mama yang muslimnya ketat sekali,” tutur alumnus SMA Trimurti, Surabaya ini. Sempat tak dapat restu ibu Tak bisa dipungkiri, sebelum karir Ayu seperti saat ini, ia sempat dihadapkan dengan perasaan ragu lantaran latar belakang keluarganya yang bukan dari kalangan model. Ditambah lagi, ibunya yang memiliki background agama sangat kuat, membuat dirinya semakin tidak yakin untuk dapat terjun ke dalam dunia modeling. “Seiring berjalannya waktu, saya sering mendapat tawaran tak terduga dari beberapa agency model yang meminta saya untuk bergabung dalam agency tersebut,” tambah gadis dengan tinggi badan 178 cm ini. Berkat beragam prestasi yang diraih Ayu, orang tua memberikan respon positif karena Ayu mampu menunjukkan kesungguhannya dalam dunia model. Meski demikian, ayu tidak pernah mengesampingkan kewajibannya sebagai mahasiswa. Ia yang masih semester tiga tetap bijak membagi waktu antara kuliah dan karir. Mimpi tidak akan menjadi realita tanpa adanya pengorbanan dan perjuangan. Kalimat tersebut rasanya sangat tepat untuk mewakili sepak terjang Ayu dalam karirnya selama ini. (*)
Penulis : Pradita Desyanti Editor : Binti Q. Masruroh
APS Jalin Keakraban Anggota Lewat Diklat dan Pameran UNAIR NEWS – Bulan-bulan terakhir dalam semester gasal selalu diisi dengan penerimaan anggota baru sekaligus pendidikan dan pelatihan (Diklat) bagi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Airlangga, tak terkecuali dengan UKM Seni Fotografi. UKM yang memiliki nama lain APS (Airlangga Photography Society) ini baru saja mengadakan Diklat untuk angkatan baru pada tanggal 16 hingga 18 Desember 2016 lalu dan mengambil lokasi di Pantai Sowan, Tuban, Jawa Timur. Diklat yang diselenggarakan selama tiga hari dua malam ini memiliki beberapa agenda, di antaranya adalah materi mengenai ilmu fotografi, hunting foto, diskusi/bedah foto, diskusi mengenai pameran angkatan baru, pemilihan ketua pameran, malam keakraban antara anggota baru dengan anggota aktif APS, mulai dari angkatan 2015, 2014, 2013, 2012, hingga alumni, serta pelantikan resmi anggota baru APS angkatan 2016. Selain itu, anggota baru dituntut untuk menyelenggarakan pameran fotografi dengan peran ganda sebagai panitia sekaligus peserta. Namun, foto hasil hunting anggota baru akan diseleksi terlebih dahulu oleh anggota senior APS yang telah memiliki pengalaman di bidang fotografi. Tak sembarang foto bisa lolos, hanya karya-karya terbaiklah yang bisa dipajang di pameran tersebut. “Secara keseluruhan Diklat ini oke, walaupun tentunya masih ada beberapa kekurangan,” tutur Maulana Adi Panggiri, Ketua
umum APS tahun 2016. Adi mengungkapkan, Diklat APS ini bertujuan untuk membentuk chemistry antar anggota baru. Walaupun masih menemui anggota baru yang lebih sering menutup diri, perlahan tapi pasti, para anggota akan menerima orang baru di sekelilingnya. “Chemistry antar anggota baru sudah mulai terbentuk dengan baik. Mungkin emang butuh waktu buat mereka menerima orangorang baru di sekelilingnya. Mereka sudah cukup kompak dan bisa diandalkan,” tandasnya. Ke depan, Adi berharap, jumlah para anggota APS yang aktif maupun non-aktif yang mengikuti Diklat APS bertambah. “Karena Diklat ini adalah salah satu ajang temu kangen untuk anggotaanggota non-aktif dan sebagai inspirasi untuk para anggota. Memberi gambaran, seperti apa senior dan alumni APS yang sudah mapan di dunia fotografi,” ujarnya. “Semoga di tahun 2017 lebih banyak anggota yang aktif dalam keorganisasian, lebih aktif dalam mengikuti lomba fotografi dan lebih kompak,” imbuhnya mengakhiri. (*) Penulis : Nena Zakiah (Mahasiswi Ilmu Komunikasi, angkatan 2014) Editor : Dilan Salsabila