ALGORITMA LOGICAL CIPHER Latar Belakang Kerahasiaan dan keamanan saat melakukan pertukaran data adalah hal yang sangat penting dalam komunikasi data, baik untuk tujuan keamanan bersama, maupun untuk privasi individu. Mereka yang menginginkan agar datanya tidak diketahui oleh pihsk-pihak yang tidak berkepentingan selalu berusaha menyiasati cara mengamankan informasi yang akan dikomunikasikannya. Perlindungan terhadap kerahasiaan datapun meningkat, salah satu caranya dengan dengan penyandian data atau enkripsi. Enkripsi merupakan suatu proses pengubahan pesan asal menjadi karakter yang tidak dapat dibaca. Ada beberapa algoritma enkripsi yang biasa digunakan seperti DES, Triple DES, Blowfish, IDEA dan sebagainya. Algoritma-algoritma tersebut begitu rumit dan sulit dimengerti dengan dalih ‘faktor keamanan’, katanya semakin sulit suatu algoritma dimengerti, maka semakin aman. Namun bagi para pengguna mereka tidak memikirkan seberapa sulit algoritma dan aplikasinya, yang mereka inginkan adalah menjaga kerahasiaan data. Ada dua syarat umtuk mengimplementasikan suatu system enkripsi yang aman. Pertama, true random bits (benar-benar hanya dihasilkan.sekali) dan kedua, key space yang besar untuk algoritma enkripsi tersebut. Jika kedua syarat dipenuhi, tidak masalah seberapa kompleks algoritma enkripsinya. Bahkan semakin sederhana semakin baik, karena semakin sederhana suatu algoritma, maka akan semakin sedikit proses komputasinya dan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusinya. Tujuan Penulisan • Algoritma Logical Cipher dapat dianalisa sifat-sifatnya (kelebihan dan kekurangan) baik
dalam aspek ‘one time’ key dan kehandalan. • Sistem ini dapat menjadi salah satu alternative untuk penyandian data pada e-mail dengan
kebutuhan proses dan waktu yang relative singkat. Kriptografi Kriptografi adalah suatu ilmu atau seni mengamankan pesan, dan dilakukan oleh cryptographer. Sedangkan cryptanalyst adalah suatu ilmu dan seni membuka (breaking) ciphertext dan orang yang melakukannya disebut cryptanalys. Ditinjau dari terminologinya, kata kriptografi berasal dari bahasa Yunani yaitu kryptos, ‘menyembunyikan’, dan graphein ‘menulis;, sehingga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mengubah informasi dari
keadaan/bentuk normak (dapat dipahami) menjadi bentuk yang tidak dapat dipahami. Algoritma Kriptografi selalu terdiri dari dua bagian, yaitu enkripsi dan dekripsi. Enkripsi (encryption) merupakan proses yangdilakukan untuk mengubah pesan yang tidak disandikan (plaintext atau cleartext) ke dalam bentuk yang tidak dapat dibaca (ciphertext) Sedangkan dekripsi (decryption) adalah proses kebalikannya. Proses enkripsi dan dekripsi diatur oleh satu atau beberapa kunci kriptografi. Dalam suatu sistem dimana terdapat algoritma kriptografi, ditambah seluruh kemungkinan plaintext, ciphertext dan kunci-kuncinya disebut kriptosistem(cryptosystem atau cryptographic system). Secara sederhana proses kriptografi dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1 Skema kriptografi
Tujuan Kriptografi Secara umum tujuan ilmu kriptografi diciptakan adalah untuk merahasiakan suatu pesan agar tidak bisa dibaca oleh pihak yang tidak absah. berpedoman dari tujuan umum tersebut, terdapat empat tujuan mendasar ilmu kriptografi digunakan dalam bidang keamanan informasi yaitu : a. Kerahasiaan Adalah layanan yang digunakan untuk menjaga isi informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas atau kunci rahasia untuk membuka/mengupas informasi yang telah disandi. b. Integritas data
Adalah berhubungan dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah. Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan, penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam data yang sebenarnya. c. Autentikasi Adalah berhubungan dengan identifikasi/pengenalan, baik secara kesatuan sistem maupun informasi itu sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling memperkenalkan diri. Informasi yang dikirimkan melalui kanal harus diautentikasi keaslian, isi datanya, waktu pengiriman, dan lain-lain. d. Non-repudiasi Adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap pengiriman suatu informasi oleh yang mengirimkan/membuat. Pengenalan Kriptografi Logical Cipher Algoritma Logical ini pengembangan dari Algoritma Caesar Cipher yang merubah huruf ke dalam bentuk notasi angka dari 0-25 atau dengan cara mengganti sebuah karakter dengan karakter lain dan ditambah dengan kunci yang diinginkan. A B C D E F G H I J K
L
M N O
P
Q
R
S
T
U V W X Y
Z
0
11
12
15
16
17
18
19
20
25
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
13
14
21
22
23
24
Mengapa Caesar Cipher harus dikembangakan, karena Algoritma Caesar Cipher adalah jenis cipher yang sangat sederhana sehingga amat mudah untuk dipecahkan. Caesar Cipher bisa dipecahkan dengan cara Brute Force suatu bentuk dari sebuah serangan yang dimana mencoba kemungkinan – kemungkinan untuk menemukan kunci sampai kunci itu ditemukan. Banyaknya kunci dari suatu cipher cukup meresponkan para cryptanalysis, walaupun dicoba dengan cara Brute Force Attack akan membutuhkan waktu menemukan kunci dari ciphertext. Dari kelemahan tersebut maka dikembangkan dengan adanya penambahan algoritma sebelum menjadi ciphertext, atau bisa disebut pre ciphertext. Algoritma Enkripsi Kriptografi Logical Cipher Karena algoritma ini merupakan pengembangan dari Caesar Cipher maka jalannya plaintext menjadi ciphertext(pre ciphertect pada Algoritma Logicakal Cipher) hampir sama. Contoh :
Plaintext
: AMIKOM TEMPAT KULIAH ORANG BERDASI
Kunci : YOGYAKARTA KOTA PELAJAR A
B
Y 0
C
G H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
O G A K R
T
P
E L
J
B
C
D
F
G
H
M
N
Q
S
U
V
W
X
Z
1
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
2
D E
3
4
F
5
9
Proses penyelesaian : Plaintext: AMIKOM TEMPAT KULIAH ORANG BERDASI A Î Y MÎC IÎE KÎ J OÎF MÎC dan selanjutnya menghasilkan Hasil #1 :YCEJFC QKCGYQ JSBEYP FMYDT OKMAYNE Î Pre Ciphertext Kemudian di konvert kedalam bentuk angka sehingga menjadi Y Î 24 CÎ2 EÎ4 JÎ9 FÎ5 CÎ2 Hasil #2: 24, 2, 4, 9, 5, 2, 16, 10, 2, 6, 24, 16, 9, 18, 1, 4, 24, 15, 5, 12, 24, 3, 19, 14, 10, 13,0, 24, 13, 4 Kemudian langkah selanjutnya dirubah kedalam bentuk bineri digit kedalam blok-blok yang masing-masing berisi lima bit biner. Untuk menjaga keamanan data dari cryptanalys maka dilakukan penambahan algoritma logical setelah menjadi ciphertext/ pre cipher pada algoritma logical ini. Dan hasil nya sebagai berikut: 11000 00010 00100 01001 00101 00010 10000 01010 00010 00110 11000 10000 01001 10010 00001 00100 11000 01111 00101 01100 11000 00011 10011 01110 01010 01101 00000 11000 01101 00100
Kemudian dirubah dari blok lima bit menjadi blok empat bit biner, dilakukan dengan cara dari belakang berjalan kedepan, jika terjadi kelebihan bit biner maka dilakukan penambahan 0 sampai menjadi empat bit biner. Dan menghasilkan sebagai berikut: Hasil #3 : 0011 0000 0010 0010 0010 0100 1010 0010 1000 0010 1000 0100 0110 1100 0100 0001 0011 0010 0000 1001 0011 0000 1111 0010 1011 0011 0000 0011 1001 1011 1001 0100 1101 0000 0110 0001 1010 0100 Dan hasil diatas di konvert kedalam bentuk Hexadecimal yang merupakan algoritma terakhir dari proses Enkripsi diatas menghasilkan 302224A282846C41320930F2B3039 B 9 4 D 0 6 1 A 4 Î Ciphertext Dari algoritma ini maka Ciphertext bisa menghasilkan karakter angka dan huruf. Dan untuk algoritma Dekripsinya merupakan Kebalikan dari Algoritma Enkripsinya.
Daftar Pustaka Arius, Dony, ”Kriptografi Keamanan Data dan Komunikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006