ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA | 101
Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab terdahulu kita telah mempelajari berbagai pengetahuan tentang teknik rekalatar, alat, dan bahan, beserta proses pembuatannya. Dalam bab ini kita akan mempelajari teknik rekarakit. Teknik rekarakit adalah teknik pembentukan ragam hias tekstil yang proses pembuatannya bersamaan dengan proses pembuatan tekstil. Contohnya adalah tenun datar, tenun khusus, dan anyam simpul. Berbagai alat dan teknik rekarakit Nusantara ini memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan alat dan teknik rekarakit yang digunakan akan berpengaruh pada keunikan kain tenun yang dihasilkan. Keberagaman kain tenun Nusantara ini merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang telah diakui di dunia internasional. Berbagai penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menambah kekayaan alat dan teknik rekarakit Nusantara.
102 | T E K S T I L
B. TUJUAN 1. 2.
Setelah mempelajari bab ini kita diharapkan mampu: Memahami beragam alat dan teknik rekarakit Nusantara. Menghayati proses teknik rekarakit Nusantara, sehingga dapat meningkatkan kecintaan dan penghargaan pada karya tenun Nusantara.
C. TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA Ada berbagai macam kain yang dihasilkan oleh masyarakat Nusantara. Rekarakit merupakan salah satu teknik yang membentuk ragam hiasnya bersamaan dengan proses pembuatan tekstil. Mereka mengenal berbagai cara untuk membuat ragam hiasnya. Salah satunya adalah rekarakit. Ada beberapa macam cara penenunan yang dapat dikelompokkan ke dalam teknik rekarakit, yaitu tenun datar, tenun khusus, dan anyam simpul. C.1 Tenun Datar Tenun datar merupakan proses persilangan benang lungsi dan benang pakan berdasarkan pola anyam datar dengan menggunakan alat tenun. Lungsi adalah benang yang panjangnya sejajar vertikal dengan panjang kain pada saat menenun. Benang pakan adalah benang yang lebarnya sejajar horizontal dengan lebar kain. Pola anyam datar ini terjadi secara sama dan merata. Karena itu, kain hasil tenun datar menampilkan permukaan yang rata dan datar karena meratanya persilangan kedua arah benang tersebut. Penyebaran tenun datar hampir merata di seluruh Nusantara. Bahkan dunia mengakui bahwa Nusantara memiliki tenun yang kaya akan teknik, corak dan warna. Tenun datar juga berkembang di mancanegara, yaitu di benua Asia, antara lain wilayah Persia, Cina, Jepang, Malaysia, Filipina, dan juga di benua Afrika dan Amerika, seperti Mesir, Ethiopia, Kongo, dan juga di Peru, Meksiko dan sebagainya. Seperti juga kain-kain dengan teknik batik dan celup ikat,
ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA | 103
karya tenun dengan teknik rekarakit digunakan untuk busana dan perlengkapan upacara. Di Sumba, tenun merupakan benda yang amat berharga dan mengandung ungkapan rasa cinta dan persaudaraan antara raja dan rakyatnya. Ketika raja wafat, kerabat dan rakyat menghadiahkan sehelai tenunan indah kepada keluarga raja. Asal mula penemuan teknik tenun diilhami oleh jaring laba–laba. Sejak saat itulah penguasa Mesir di tahun 2500 SM memerintahkan rakyatnya untuk membuat bentuk yang serupa untuk membuat busana para bangsawan pada saat itu. Di Indonesia kain tenun datar terdapat antara lain di pulau Jawa. Di Jawa Barat, tenun datar ini disebut tenun Poleng atau Polengan. Di Jawa Gambar 9.1: Kain tenun ikat dari Tengah dan Timur, khususnya di Kla- Sumba dengan corak Patola Ratu di bagian tengah, serta gambar rusa ten, Trucuk, Cawas, Gresik, Kulon bertanduk, kuda dan ikan. Kain ini dipersembahkan kepada keluarga Progo, Yogyakarta, Surakarta, Tuban, raja saat raja wafat Cepu, Blora, dikenal dengan nama tenun lurik. Kata lurik berasal dari kata rik yang berarti garis. Hal ini merupakan karakteristik kain lurik yang bercorak gemaris (garisgaris). Kain lurik dapat dibedakan berdasarkan arah garis. Corak garis yang arah memanjang sejajar panjang kain disebut lurik lajuran. Corak garis yang melebar searah lebar kain disebut lurik Pakan Malang. Adapun perpaduan corak VCD Track 10 memanjang dan melebar disebut Tenun Datar Menggunakan Alat Tenun Godongan, lurik Cacahan. Tanah Toa Sulawesi Selatan Ragam jenis tenun lurik yang terdapat di Yogyakarta dan
104 | T E K S T I L
Gambar 9.2: Kain Lurik dari Jawa Tengah dalam aneka corak garis
sekitarnya memiliki sebutan yang beragam seperti: lurik Luluh, lurik Kembang Bayem Merah, lurik Lemah Teles, lurik Mrica. Sementara itu, lurik yang berasal dari daerah-daerah di lingkungan Surakarta dikenal dengan sebutan lurik Lasem, lurik Ronda Semaya, lurik Kepyur. Sebutan untuk jenis lurik ini berkaitan dengan macam corak yang diterapkan. Alat Tenun Datar Tenun datar Nusantara yang terkenal adalah yang digunakan pada kain dengan ragam hias ikat. Kain-kain ini dikenal juga dengan nama kain tenun ikat. Corak kain dibuat dengan cara mengikat bagian-bagian tertentu dari benang hingga warna tidak menyerap pada saat pencelupan berlangsung. Bagian yang tidak terwarnai ini akan membentuk corak pada kain setelah benang ditenun. Teknik tenun ikat menyebar ke seluruh Nusantara, antara lain di Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Jawa, Bali dan Sumatera. Alat tenun ikat pada dasarnya sama dengan alat tenun yang umum digunakan, yaitu alat tenun gedogan dan alat VCD Track 11 Tenun Datar Menggunakan Alat tenun tijak. Alat tenun gedogan Tenun Godongan, Sumatera Utara terdiri dari dua macam yakni gedogan berlungsi sinambung dan gedogan berlungsi tak lanjut. Alat
ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA | 105
b. Alat tenun gedogan berlungsi tak lanjut
a. Alat tenun gedogan berlungsi sinambung
c.
Alat tenun kartu
d. Alat tenun tijak
Gambar 9.3: Beragam alat tenun datar
106 | T E K S T I L tenun tijak merupakan bentuk dasar dari semua jenis alat tenun, mulai VCD Track 12 Tenun Datar Menggunakan dari Alat Tenun Bukan Mesin Alat Tenun ATBM, (ATBM) sampai dengan mesin Palembang Sumatera Selatan tenun modern. Lalu ada juga alat tenun kartu, yakni alat tenun yang menggunakan kartu-kartu yang diberi lubang. Jenis tenunan ini khusus untuk membuat kain berukuran sempit seperti sabuk, stagen, pita hiasan dan sebagainya. C. 2 Tenun Ikat Tenun ikat adalah proses penenunan benang-benang yang telah diberi corak. Bersamaan pada saat kain ditenun, corak pun muncul di permukaan. Caranya adalah benang direntangkan pada alat perentang sambil memastikan posisi, warna, ukuran, dan corak. Perentangan dibuat sama dengan lebar atau panjang kain. Bagian yang akan diwarnai diberi tanda sesuai corak, kemudian diikat per kelompok benang. Benang yang sudah selesai diikat, kemudian dilepas dari rentangan dan dicelup ke dalam zat pewarna. Setelah pencelupan, benang dikeringkan. Setelah benang dikeringkan, ikatan dibuka. Ketika ikatan dibuka, bagian yang terikat tidak berwarna. Tahap berikutnya adalah benang dipasang sesuai dengan peruntukkannya. Benang lungsi dipasang pada alat tenun, sedangkan benang pakan digulung pada kumparan atau sekoci. Corak yang dibuat pada kelompok benang searah lebar kain (pakan) disebut tenun ikat pakan. Corak yang dibuat pada kelompok benang lungsi disebut tenun ikat lungsi. Adapun paduan dari keduanya disebut tenun ikat ganda. a.
Teknik Tenun Ikat Lungsi Tenun ikat lungsi adalah kain yang coraknya dibuat pada benang lungsi. Urutan pembuatan kain tenun ikat lungsi adalah sebagai berikut: a.1 Membentang benang lungsi pada alat perentang. Kemudian benang diberi tanda pada bagian-bagian yang akan diikat sesuai dengan corak.
ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA | 107
A
B
Pengikat pola pada benang fungsi
C Setelah proses pewarnaan
D
E Bentangan benang lungsi sebelum ditenun
Penyempurnaan proses pewarnaan dengan mencolet
Gambar 9.4: Proses membuat corak pada kain tenun ikat
a.2 Mengikat kumpulan benang lungsi yang sudah ditandai. a.3 Mencelup dalam larutan warna kumpulan benang yang sudah dilepas dari bentangan. a.4 Mengeringkan ikatan benang yang sudah dicelup. a.5 Melepaskan ikatan, setelah benang kering. a.6 Benang yang sudah bercorak digulung dengan alat penggulung lungsi (bum), lalu dipasang pada alat tenun. Setelah terpasang corak hasil ikatan akan terlihat dengan jelas. a.7 Menenun dengan benang pakan warna polos.
108 | T E K S T I L b. Teknik Tenun Ikat Pakan Serupa dengan tenun ikat lungsi, teknik tenun ikat pakan mengalami proses yang kurang lebih sama. Perbedaannya terletak pada benang yang diikat. Benang itu merupakan kumpulan benang pakan yang searah dengan lebar kain. Setelah benang diikat, dicelup dan dikeringkan, benang kemudian digulung pada kumparan atau sekoci yang akan menjalinkannya pada kumpulan benang lungsi. Berbeda dengan bentangan benang lungsi, benang pakan yang telah diberi corak tidak akan tampak setelah tergulung dalam kumparan. Urutan pembuatan kain tenun ikat pakan adalah sebagai berikut: b.1 Membentang benang pakan pada alat perentang. Kemudian kumpulan benang pakan itu ditandai sesuai corak. b.2 Mengikat kumpulan benang pakan yang sudah ditandai b.3 Melepas kumpulan benang dari bentangan dan mencelupnya dalam larutan warna. b.4 Mengeringkan ikatan benang yang sudah dicelup. b.5 Melepas ikatan, setelah benang kering b.6 Menggulung benang yang sudah bercorak pada kumparan / sekoci. b.7 Menenun dengan benang lungsi warna polos. c. Teknik Tenun Ikat Ganda Di samping kedua teknik di atas, ada juga teknik gabungan dari keduanya yang dikenal dengan istilah tenun ikat ganda. Teknik ini mengikat corak ikat pada kumpulan benang lungsi dan benang pakan. Corak terbentuk dari persilangan antara benang lungsi dan pakan tepat pada titik pertemuannya. Urutan cara membuat kain tenun ikat ganda merupakan gabungan antara tenun ikat lungsi dan pakan. Ketelitian dan keterampilan yang tinggi dibutuhkan pula pada saat menenun kain. Setiap benang bercorak harus bersilang pada titik yang tepat agar corak dapat muncul. C.3 Tenun Khusus Cara-cara menenun di luar tenun datar dapat dikelompokkan ke dalam kelompok teknik tenun khusus. Jenis-jenis tenun khusus
ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA | 109
adalah pakan tambah (songket) dan lungsi tambah. Tenun songket meVCD Track 7 dan 8 rupakan teknik menenun dengan Tenun Songket, Bukittinggi, Sumatera Barat menambahkan bahan lain ke dalam struktur kain. Bahan tambahan yang biasa digunakan adalah benang emas. Kain-kain dengan teknik ini banyak terdapat di Sumatera, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung. Selain itu terdapat juga di Jawa, seperti Jawa Barat (Majalaya) dan Jawa Timur (Tuban), demikian juga Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan, seperti Pontianak, Banjarmasin, dan Sulawesi, yaitu Bugis, Makasar, Manado, dan Palu.
Gambar 9.5: Kain songket dari Jambi
a. Alat Tenun Alat tenun yang digunakan pada tenun khusus sama dengan tenun datar yakni, gedogan, tijak, dan ATBM. Gedogan adalah alat tenun yang bagian ujungnya diikatkan pada badan penenun. Adapun ujung lainnya dipasang pada bagian rumah atau pohon. Oleh karena itu, kain yang dihasilkan mempunyai lebar maksimum 80 cm sesuai dengan jangkauan tangan penenun. Penenunan dengan gedogan umumnya dilakukan oleh kaum perempuan saat menunggu panen.
110 | T E K S T I L
Gambar 9.6: Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)
Alat tenun gedogan ada dua jenis yaitu, gedogan lungsi sinambung dan gedogan lungsi tak lanjut. Gedogan lungsi sinambung memiliki benang lungsi yang bersinambungan, sehingga kain yang dihasilkan berbentuk silinder. Alat gedongan lungsi tak lanjut mempunyai susunan benang lungsi yang panjang dan tergulung pada batang di ujung (totogan). Alat tenun gedogan lungsi tak lanjut banyak digunakan di daerah pesisir. Alat ini biasanya digunakan untuk membuat busana para bangsawan. Alat tenun tijak merupakan alat tenun yang dapat berdiri sendiri. Alat ini memiliki bingkai-bingkai persegi yang mengikat sejumlah kawat berlubang tempat lewat benang lungsi. Alat tenun ini dilengkapi dengan seperangkat pedal (tijakan) yang berfungsi untuk menaik-turunkan bingkai-bingkai lungsi. Naik turunnya bingkai-bingkai diperlukan untuk membuat bukaan di antara susunan benang lungsi, sehingga benang pakan dapat lewat dengan mudah. Umumnya alat tenun tijak digunakan secara penuh waktu, bukan digunakan untuk kegiatan musiman. Alat ini digunakan untuk membuat kain songket antara lain di pesisir Kalimantan dan Bali.
ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA | 111
Selanjutnya adalah alat tenun bukan mesin, yang lebih dikenal dengan istilah ATBM. Alat ini merupakan pengembangan dari alat tenun tijak. ATBM memiliki jumlah tijakan/pedal lebih dari dua, sehingga corak tenunannya dapat dibuat lebih beragam. b. Teknik Tenun Teknik tenun khusus (songket) adalah cara menenun dengan memasukkan benang tambahan selain benang pakan yang umum melewati benang lungsi sesuai dengan pola corak. Teknik ini ada kalanya juga dipadukan dengan tenun ikat, baik ikat lungsi, ikat pakan maupun ikat ganda. Tenun songket ada yang penuh (rapat di seluruh permukaan), dan ada pula yang hanya sedikit atau di sebagian latar kain seperti kain songket buatan Aceh dan Donggala (Sulawasi Tengah). Teknik tenun khusus cukup rumit, sehingga membutuhkan ketelitian dan kesabaran tinggi. Penenunannya dimulai dari pembuatan berbagai pola pada susunan benang lungsi. Benang-benang lungsi yang terangkat untuk membentuk corak kemudian disisipi batang lidi agar terpisah. Saat penenunan tiba pada bagian tersebut, sisipan lidi digantikan dengan benang pakan corak terbentuk.
Gambar 9.7: Kain songket dari Nangro Aceh Darussalam
Gambar 9.8: Teknik anyam dan simpul di Papua
112 | T E K S T I L C.4 Anyam Simpul Anyam simpul merupakan proses persilangan benang tunggal, seperti renda, jala, rajut, dan simpul. Kain terbentuk akibat berbagai upaya menyimpul dan mengikat benang. Teknik seperti ini dikatakan juga sebagai teknik membentuk kain bukan tenun atau kain yang tidak menggunakan cara menenun. Anyam simpul merupakan lembaran kain yang dibuat dengan benang, tali, atau serat kain yang digintir, dipilin atau dikepang menjadi kain. Hasilnya dapat digunakan untuk busana dan pelengkapnya, seperti penutup kepala, tas, sepatu, ikat pinggang dan selendang. Di samping itu juga dapat dimanfaatkan sebagai perlengkapan rumah tangga seperti taplak meja, pelapis kursi, penyekat ruang dan sebagainya.
Gambar 9.9: Alat anyam simpul pada teknik renda bangku
a. Alat Anyam Simpul Alat anyam simpul amat beragam tergantung pada proses pembuatan teknik struktur kain non-tenun. Struktur non-tenun yang dikenal antara lain makramé, jalin, rajut (knitting), renda (crochette) dan lain sebagainya. Bahan dasar alat-alat yang digunakan ada yang terbuat dari karton, bambu, tulang, logam, kulit penyu, dan gabungan antara kayu dan logam.
ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA | 113
b. Teknik Anyam Simpul Teknik anyam simpul juga amat beragam, yaitu antara lain teknik rajut, anyam jala, makramé, rajut dua jarum (knitting), renda, dan sebagainya. Gambar di bawah ini menjelaskan cara-cara membuat anyam simpul: 1. menyimpulkan benang tunggal pada seutas tali 2. menjalin benang dengan alat jalin kulit penyu 3. mengatur jarak jalinan dengan tongkat pendek 4. menautkan tali atau alat bantu penyimpul benang
a
b
c
d
e
f
g
h
i
Gambar 9.10: Proses pembuatan jala bersimpul
Teknik anyam simpul berkembang di Nusantara antara lain di Koto Gadang, Bukittinggi, Bengkulu, Surabaya, Pasuruan, Busaki, Yogyakarta dan di Palembang. Teknik yang populer di Bukittinggi adalah renda bangku, yakni renda yang dibuat pada alat semacam bangku berbentuk setengah lingkaran dan berkaki empat. Anyam simpul juga berkembang di mancanegara seperti negara-negara di Eropa, Afrika, Australia, dan Amerika.
114 | T E K S T I L
Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara Latihan 9.1 Kompetensi Konsepsi 1. Buatlah perbandingan antara teknik tenun datar dan teknik tenun songket. Pilihlah gambar dari contoh alat dan kain tenun datar dan tenun songket. Perhatikan dan uraikan perbedaan dan persamaan kedua teknik tersebut berdasarkan alat, teknik, bahan dasar, ragam corak, dan warnanya. Kompetensi Apresiasi 2. Uraikanlah penilaianmu terhadap kedua teknik tersebut. Ungkapkan perasaanmu tentang perbedaan kedua teknik tersebut ke dalam cerita, atau puisi. Latihan 9.2 Kompetensi Konsepsi 1. Buatlah perbandingan antara teknik tenun ikat pakan dan teknik tenun ikat lungsi. Pilihlah gambar dari contoh alat dan kain tenun ikat pakan dan tenun ikat lungsi. Perhatikan dan uraikan perbedaan dan persamaan kedua teknik tersebut. berdasarkan alat, teknik, bahan dasar, ragam corak dan warnanya. Kompetensi Apresiasi 2. Uraikan penilaianmu terhadap kedua teknik tersebut. Ungkapkan perasaanmu tentang perbedaan kedua teknik tersebut ke dalam cerita, atau puisi.