ALARM SMS KEAMANAN RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III Ilmr Komputer
Disusun Oleh : PANJI HESTU P NIM. M3307057
PROGRAM DIPLOMA III ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2010
HALAMAN PERSETUJUAN Alarm SMS Keamanan Ruang Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Disusun Oleh PANJI HESTU P NIM. M3307057
Tugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan Di hadapan dewan penguji Pada tanggal 25 Juni 2010
Pembimbiming Utama
Artono Dwijo Sutomo, S.Si,M.Si NIP. 19700128 199903 1 001
ii
HALAMAN PENGESAHAN ALARM SMS KEAMANAN RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Disusun Oleh PANJI HESTU PUTRANTO NIM. M3307057 Di bimbing oleh Pembimbing Utama
Artono Dwijo Sutomo, S.Si,M.Si NIP. 19700128 199903 1 001 Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Tugas Akhir Diploma 3 Ilmu Komputer Pada Hari__________tanggal__________ Dewan Penguji 1. Penguji 1 Artono Dwijo Sutomo, S.Si,M.Si NIP. 19700128 199903 1 001
(
)
2. Penguji 2 Agus Purbayu, S.Si NIDN. 0629088001
(
)
3. Penguji 3 Fendi Aji Purnomo, S.Si NIDN. 0626098402
(
)
Disahkan Oleh : a.n. Dekan Fakultas MIPA UNS Pembantu Dekan I
Ketua Program Studi Program Diploma III Ilmu Komputer
Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc, Ph.D NIP. 19610223 198601 1 001
Drs. YS. Palgunadi, M.Sc NIP. 19560407 198303 1 004
iii
ABSTRACT Panji Hestu Putranto, 2010. SPACE SECURITY ALARM SMS BASED ON MICROCONTROLLER AT89S51. D3 Studies Program Computer Science Faculty of Mathematics and Natural Sciences University of Sebelas Maret Surakarta. Rising crime and the increasingly rapid advances in technology, will make people need a security system that works in a conducive, enabling owners to reduce or to prevent these crimes, so owners need not fear going outside his house to become victims of crime are detrimental to the owner side.The aim of this thesis is to design an SMS Alarm Security System for Space-Based Microcontroller AT89S51. This tool use AT89S51 microcontroller as its main controller. As the inputs it was used infrared sensors comprising transmitters and receivers. AC lighting device was used as an indicator of the circuit. The result from the manufacture of SMS Alarm Security Space-Based Microcontroller AT89S51 has been a tool that can be used to secure the room with an alarm SMS. AT89S51 microcontroller serves as the main controller in the processing of SMS sending. AC is used as indicator lights on infrared sensors. Keywords: microcontroller AT89S51, infrared sensors, alarm SMS, security system
iv
ABSTRAK Panji Hestu Putranto, 2010. ALARM SMS KEAMANAN RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51. Program Studi D3 Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta. Meningkatnya kriminalitas dan semakin pesatnya kemajuan teknologi, sehingga diperlukan suatu sistem keamanan yang bekerja secara kondusif, memudahkan pemilik dalam mengurangi ataupun mencegah tindakan kriminalitas tersebut, sehingga pemilik tidak perlu takut akan menjadi korban kriminalitas yang merugikan dari sisi pemilik. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk merancang Alarm SMS Keamanan Ruang Berbasis Mikrokontroler AT89S51 Sistem alat ini menggunakan mikrokontroler AT89S51 sebagai pengendali utamanya. Sebagai input digunakan sensor infra merah yang terdiri transmitter dan receiver. Perangkat lampu AC digunakan sebagai indikator rangkaia. Hasil yang didapat dari pembuatan Alarm SMS Keamanan Ruang Berbasis Mikrokontroler AT89S51 adalah alat tersebut dapat digunakan untuk mengamankan ruang dengan alarm SMS. Mikrokontroler AT89S51 berfungsi sebagai pengendali utama pada pemrosesan pengiriman SMS. Lampu AC digunakan sebagai indikator pada sensor infra merah. Kata Kunci: mikrokontroler AT89S51, sensor infra merah, alarm SMS, sistem keamanan.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat melaksanakan tugas akhir dan menyusun laporan tugas akhir yang berjudul “ALARM SMS KEAMANAN RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51”
ini
dengan
sebaik-
baiknya. Laporan tugas akhir ini disusun sebagai pelengkap salah satu syarat mencapai gelar Ahli Madya Program Diploma III Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuian Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada: 1. Bapak Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNS. 2. Bapak Drs YS. Palgunadi, M.Sc, selaku ketua jurusan DIII Ilmu Komputer FMIPA UNS. 3. Bapak Drs. Syamsurizal selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing sehingga selesai tugas akhir ini. 4. Bapak dan Ibu, penulis ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan do’anya. 5. Teman-teman seperjuangan ”D3 Teknik Komputer Universitas Sebelas Maret angkatan 2007” yang telah memberi semangat dan bantuan pada penulis. Semua pihak yang telah membantu baik materiil maupun spiritual yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu. Penulis menyerahkan semua proses penulisan tugas akhir ini hanya kepada Allah Ta’ala dan Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Surakarta, Juni 2010
Penulis vi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. iii ABSTRACT……………………………………………………………….. iv INTISARI………………………………………………………………….. v KATA PENGANTAR……………………………………………………... vi DAFTAR ISI………………………………………………………………. vii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… ix DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xi BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1 1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 1 1.2 Perumusan Masalah……………………………………………. 2 1.3 Pembatasan Masalah…………………………………………… 2 1.4 Tujuan dan Manfaat……………………………………………. 2 1.5 Metodologi Penelitian………………………………………... 2 1.6 Sistematika……………………………………………………... 3 BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………… 4 2.1 Power Supply…………………………………………………... 5 2.2 Sensor Infra Merah…………………………………………….. 7 2.3 Mikrokontroler MCS-51……………………………….…….. 12 2.4 BT 151……………………………………………………….. 18 2.5 MOC 3021……………………………………………………... 19 2.6 Telepon Selular………………………………………………... 19 2.7 SMS dan PDU………………………………………………... 22 2.8 Bahasa Assembly..…………………………………………...
25
2.9 Instruksi Mikrokontroler AT89S51…………………………... 26
vii
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN……………………………. 30 3.1 Analisa Kebutuhan……………………………………………. 30 3.1.1 Hardware…………………………………………….. 30 3.1.2 Software…………………….……………………….. 31 3.1.3 Alat Pendukung……………..……………………….. 32 3.2 Perancangan Sistem…………………………………………… 33 3.3 Perancangan Perangkat Keras………………………………... 34 3.4 Perancangan Program Assembly……………………………… 36 3.5 Rancangan Sirkuit PCB……………………………………….. 38 3.6 Tahap Penyelesaian……………………………………………..39 BAB 1V HASIL DAN PENGUJIAN………..……………………………. 40 4.1 Pengujian Hardware…………………………………………… 40 4.1.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler…………………… 40 4.1.2 Pengujian Handphone…………………………………… 41 4.1.3 Pengujian Infra Merah……………………………………42 4.1.4 Pengujian Lampu AC…………………………………….44 4.2 Konversi ke PDU………………………………………………. 45 4.2 Pemasukan Program Assembly ke Mikrokontroler AT89S51….46 4.3 Listing Program…………………………………………………49 BAB V PENUTUP………………………………………………………… 50 5.1 Kesimpulan…………………………………………………….. 50 5.2 Saran………………………………………………………........ 50 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Gambar 2.1 Diagram Blog Power Supply………………………… 4
2.
Gambar 2.2 Transformator ……………….………………………. 4
3.
Gambar 2.3 Penyearah Gelombang Penuh ……..………………… 5
4.
Gambar 2.4 Regulator IC 7812 dan 7805………………………… 6
5.
Gambar 2.5 Rangkaian Sensor Infra Merah ………………………. 8
6.
Gambar 2.6 Led Sensor Inframerah …..………………………….. 8
7.
Gambar 2.7 Blog Diagram IC LM5555………………………….. 9
8.
Gambar 2.8 Susunan Internal dari Sebuah Timer 555…………… 10
9.
Gambar 2.9 Rangkaian Penerima Infra Merah……………………. 11
10.
Gambar 2.10 Timing Diagram Penerima………………………….. 11
11.
Gambar 2.11 Susunan Mikrokontroler …………………………..
12.
Gambar 2.12 Konfigurasi Pin AT89S51 ………………………….. 17
13.
Gambar 2.13 Blog Diagram AT89S51 ………………………….. 17
14.
Gambar 2.14 Simbol dan Gambar Triac…………………………. 18
15.
Gambar 2.15 MOC 3021 ………………………………………… 19
16.
Gambar 2.16 Diagram blok telepon selular……………………….. 20
17.
Gambar 2.17 Handphone SE T230………………………………
18.
Gambar 2.18 Konektor SE………………………………………… 21
19.
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Alarm SMS Keamanan Ruang 33
20.
Gambar 3.2 rangkain catu daya…………………………………..
34
21.
Gambar 3.3 Minimum Rangkaian AT89S51 ……………………
35
22.
Gambar 3.4 Rangkaian Sensor IR……………………………….
35
23.
Gambar 3.5 Rangkaian Lampu Indikator………………………
36
24.
Gambar 3.6 Rangkaian Selular………………………………….
36
25.
Gambar 3.7 Flowchart cara kerja sensor keamanan……………..
37
26.
Gambar 3.8 Foto Rangkaian Alarm SMS dalam box……………
39
ix
12
21
27.
Gambar 4.1 Rangkaian uji coba mikrokontroler AT89S51…….
40
28.
Gambar 4.2 Rangkaian Infra Merah……………………………..
43
29.
Gambar 4.3 Foto ketika sensor tidak terhalang (kiri) dan terhalang (kanan)…………………………………………………………….. 43
30.
Gambar 4.4 Rangkaian Lampu Indikator AC…………………….. 44
31.
Gambar 4.5 Tampilan PDU Converter……………………………. 45
32.
Gambar 4.6 Hasil Konversi ke Heksadesimal…………………….. 45
33.
Gambar 4.7 Proses konversi dari .asm ke .hex………………….
46
34.
Gambar 4.8 Proses konversi dari .asm ke .hex sukses…………..
46
35.
Gambar 4.9 Proses loading smsalarm.hex………………………… 47
36.
Gambar 4.10 Proses loading smsalarm.hex selesai ……………….. 47
37.
Gambar 4.11 Proses pemasukan smsalarm.hex ke dalam memori IC AT89S52…………………………………………………………. 47
38.
Gambar 4.12 Proses riset IC AT89S52…………………………..
x
48
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1.
Tabel 3.1 Fitur pada Port 3………………………………………... 16
2.
Tabel 2.2 Pinout Konektor Handphone SE………………………. 21
3.
Tabel 2.3 Perintah AT Command………………………………... 24
4.
Tabel 2.4 Perintah AT-Command untuk setting pengiriman SMS.. 25
5.
Tabel 4.1 hasil Pengujian handphone sistem…………………….. 41
xi
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya kebutuhan ekonomi, bersamaan dengan harga-harga kebutuhan pokok yang melonjak naik. Mengakibatkan sebagian dari masyarakat terhimpit dan terpaksa melakukan tindakan kriminal sebagai pilihan. Meningkatnya kriminalitas dan semakin majunya teknologi, sehingga diperlukan suatu sistem keamanan yang bekerja secara simple tanpa gangguan jarak, memudahkan pemilik dalam pemanfaatan dimana masih memandang tujuan penting dalam mengurangi ataupun mencegah tindakan kriminalitas tersebut, agar tercipta rasa aman bagi pemilik. Sistem ini dapat diterapkan pada rumah-rumah, museum, toko perhiasan atau ruangruang yang dirasa memungkinkan terjadi tindak kejahatan. Keamanan ruang berbasis AT89S51 yang memanfaatkan SMS sebagai alarm, merupakan solusi yang tepat agar penjaga ataupun pemilik mendapatkan informasi dini dari pintu mana objek masuk kedalam ruangan, tanpa mengejutkan sang objek. Sehingga sangat memungkinkan untuk objek tertangkap. Penjaga ataupun pemilik juga tidak perlu lagi direpotkan untuk setiap saat memantau keseluruhan ruangan. Perangkat ini merupakan kombinasi dari rangkaian sensor infrared yang dipasang pada masing-masing pintu dan bila ada objek yang menghalangi sensor (dalam artian pintu terbuka dan menghalagi sensor) maka sensor tersebut akan memberikan input ke mikrokontroller kemudian mikrokontroller memerintahkan handphone yang terpasang untuk mengirimkan peringatan berupa pesan singkat ke nomor penjaga atau pemilik yang telah ditentukan. Sebagai indikator digunakanlah 2 buah LED yang dapat menunjukkan dari mana objek tersebut masuk dalam ruangan. Selain itu juga, digunakan dua buah handphone yang digunakan untuk mengirim dan menerima SMS. Dari uraian yang telah dikemukakan diatas sehingga penulis mengambil judul “ALARM SMS KEAMANAN RUANG MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51”. Pengembangan sistem pengamanan tersebut perlu untuk dikembangkan untuk memasyarakatkan sistem keamanan sebagai solusi dari tindakan kriminal yang sering terjadi pada saat ini.
2
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil perumusan masalah yaitu bagaimana membuat rangkaian Alarm SMS Keamanan Ruang dari tindak Kriminalitas Menggunakan Sensor Infra Merah Berbasis Mikrokontroler AT89S51.
1.3 Pembatasan Masalah Karena luasnya materi, maka dilakukan beberapa pembatasan masalah, antara lain: a.
Mikrokontroler yang digunakan adalah AT89S51.
b. Menggunakan bahasa pemrograman ASM (assembly) dan PDU. c. Rangkaian menggunakan sensor infra merah sebagai media transmisi. d. Menggunakan Selular sebagai pemberi informasi keamanan suatu ruang. Tujuan dibuatnya batasan masalah adalah agar pokok-pokok permasalahan yang dibahas tidak melenceng dari topik yang telah diangkat.
1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan Tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah untuk membuat rangkaian Alarm SMS Keamanan Ruang Menggunakan Sensor Infra Merah Berbasis Mikrokontroler AT89S51, menggunakan pesan singkat sebagai alarm peringatan dini.
1.4.2 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan Tugas Akhir Alarm SMS Keamanan Ruang Menggunakan Sensor Infra Merah Berbasis Mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai alat bantu pengamanan ruang dari tindak kriminalitas.
1.5 Metodologi Penelitian Dalam pembuatan dan penyusunan tugas akhir ini, dilakukan
langkah-
langkah sebagai berikut : 1. Perancangan kerja sistem keamanan dari sisi perangkat keras dan perangkat lunak 2. Pembuatan rangkaian mikrokontroler AT89S51 serta rangkaian infra merah. 3. Menguji coba rangkaian yang telah dibuat. 4.
Menganalisa masing-masing rangkaian dan menyimpulkan hasil dari uji coba rangkaian.
3
1.6 Sistematika Laporan Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dapat dijelaskan seperti dibawah berikut ini : 1. BAB I
PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian dan sistematika penulisan laporan.
2. BAB II
LANDASAN TEORI Berisi teori penunjang yang menguraikan tentang teori–teori yang mendukung dari bagian-bagian perangkat atau alat yang dibuat.
3. BAB III
DESAIN DAN PERANCANGAN Berisi
hal-hal
yang
berhubungan
dengan
perancangan
dan
pembahasan perangkat keras tentang alat yang dibuat. 4. BAB IV
IMPLEMENTASI DAN ANALISA Memuat hasil pengamatan dan pembahasan dari hasil pengujian alat yang dibuat.
5. BAB V
PENUTUP Berisi kesimpulan dan cara tentang penggunaan alat yang telah dirancang sebagai tugas akhir ini.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Power Supply Menurut Prima Kurniawan (diakses juni 2010) Power supply merupakan alat yang digunakan untuk mensupply tegangan pasa rangkaian sensor dan pompa. Rangkaian power supply terdiri dari beberapa komponen, yaitu: transformer, penyearah, regulator, kapasitor dan beban. Secara blok diagram dapat dilihat seperti gambar di bawali ini:
Gambar 2.1 Diagram Blog Power Supply
2.1.1 Transformator Transformator merupakan alat pemindah daya dari lilitan primer ke sekunder dengan perubahan arus maupun perubahan tegangan. Besarnya tegangan yang ingin dihasilkan tergantung dari banyaknya lilitan primer dan sekunder.
Gambar 2.2 Transformator
2.1.2 Dioda Penyearah Pada penyearah ini digunakan gelombang penuh dengan dua buah diode penyearah (penyearah jembatan). Penyearah ini mempunyai puncak tegangan yang
4
5
sama dengan penyearah setengah gelombang dan memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dari penyearah gelombang penuh dengan dua dioda. Dioda adalah komponen semikonduktor yaitu dapat berfungsi sebagai konduktor dan isolator. Dioda dapat menjadi konduktor bila dibias forward (diberi tegangan maju ) dan menjadi isolator bila dibias reverse (diberi tegangan balik). Dalam teknik elektronika dikenal satu jenis bahan yang dinamakan bahan setengah penghantar (semikonduktor). Bahan jenis ini pada dasarnya adalah suatu bahan penyekat juga, tetapi dengan kenaikkan temperatur (suhu kamar) bahan ini akan berlaku sebagai penghantar, mempunyai peranan sangat penting dalam teknik elektronika. Contohnya adalah germanium dan silikon, dua jenis bahan yang menjadi bahan baku dalam pembuatan dioda dan transistor.
Gambar 2.3 Penyearah Gelombang Penuh
Unsur germanium yang bervalensi empat bila dicampurkan unsur yang bervalensi tinggi akan menghasilkan suatu bahan yang mempunyai kelebihan elektron. Hal ini disebabkan pola kristal dari susunan atomnya, sehingga hanya empat buah elektron atom lain yang diikat, sisa elektron lainnya bergerak bebas menjadi elektron merdeka (bebas). Dalam hal ini unsur germanium tersebut dinamakan germanium jenis N, yaitu Germanium yang kaya dengan muatan negatif (kelebihan elektron). Sebaliknya bila dicampuri dengan unsur lain yang bervalensi lebih rendah, maka elektron terluar dari atom germanium ada yang tidak mendapat pasangan. Dan karena pola kristal yang dianutnya, maka salah satu elektron terluarnya seolah-olah mengikat tempat yang kosong. Tempat yang kosong ini disebut lubang (hole) yang
6
dapat dianggap sebagai suatu muatan positif. Sehingga hasilnya adalah germanium jenis P, yaitu germanium yang kaya dengan muatan positif (kelebihan lubang atau hole). Sebagaimana diketahui, aliran listrik sebenarnya adalah gerakan electron yang mengalir pada suatu penghantar, yaitu dari kutub negatif menuju kutub positif. Bila diandaikan bahwa lubang atau hole juga bergerak, maka dapat dikatakan pula bahwa aliran listrik adalah gerakan dari hole-hole tersebut, yaitu dari kutub positif menuju kutub negatif. Bila bahan germanium jenis P disambungkan dengan jenis N, maka akan terjadi suatu dioda (p-N junction) dimana germanium jenis P berfungsi sebagai anoda, sedangkan germanium jenis N berfungsi sebagai katoda.
2.1.3 Regulator Regulator merupakan rangkaian yang digunakan untuk menjaga tegangan keluaran tetap stabil meskipun terjadi perubahan tegangan atau pada kondisi beban yang berubah-ubah. Rangakaian regulator ini telah banyak dibuat dalam bentuk IC, seperti IC Regulator Tiga Terminal LM 78XX. Besarnya tegangan teregulasi tergantung dari dua angka setelah nomor seri 78, misalnya 7812 dimana tegangan keluaran adalah 12 Volt.
Gambar 2.4 Regulator IC 7812 dan 7805
7
2.2 Sensor Infra Merah Sensor merupakan sebuah alat yang dapat menghasilkan sinyal-sinyal tertentu pada kondisi tertentu. Sebagai contoh sensor infra merah akan menghasilkan sinyal (pulsa elektronik) apabila sinar infra merah yang dikirimkan terhambat oleh sebuah benda. Sensor digunakan untuk mendeteksi kondisi lingkungan disekitarnya. Sensor infra merah adalah jenis sensor yang menggunakan sinyal sinar infra merah dalam bentuk gelombang. Sinar infra merah mempunyai panjang gelombang sekitar 90 x 10 9
m yang sangat ideal untuk komunikasi jarak dekat. Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan
menggunakan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan tampak pada spektrum elektromagnetik dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang seperti ini, maka cahaya infra merah tidak akan tampak oleh mata, namun radiasi panas yang akan ditimbulkannya masih terasa atau terdeteksi. Pada umumnya sensor infra merah terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian pemancar dan bagian penerima. Sistem sensor ini mengunakan LED infra merah untuk menghasikan sinar infra merah, dan sebuah penerima sinar infra merah. Untuk mengaktifkan LED infra merah biasanya diperlukan rangkaian multivibrator monstabil agar LED dapat bekerja pada frekuensi tertentu. (Amri, diakses Juni 2010)
2.2.1 Pemancar Sensor Infra Merah Untuk membuat rangkaian pemancar infra merah, dapat di pakai IC 555 untuk memodulasi LED infra merah pada frekuensi tertentu. Secara umum frekuensi yang di pakai adalah antara 38 sampai 42 kHz. Untuk mencapai frekuensi ini biasanya dilakukan dengan mengatur nilai Resistansi (R) dan Kapsitansi (C). Adapun rangkaian pemancar sensor infra merah yang di pakai adalah sebagai berikut:
8
Gambar 2.5 Rangkaian Sensor Infra Merah
2.2.2 LED Infra Merah LED Infra Merah dibentuk dari sebuah bidang temu pn dalam spectrum elektromagnetik. LED infra merah dibuat khusus dengan lensa-lensa lensa pelindung yang berkualitas untuk memfokuskan cahaya infra merah yang dihasilkan sehingga membentuk berkas yang sempit. Berkas yang sempit ini diperlukan dioda infra merah ini akan mengirimkan cahaya melalui jarak yang jauh ke pendeteksi pend cahaya infra merah. Informasi dapat ditransmisikan ke tempat yang cukup jauh dengan menggunakan cahaya infra merah yang diperlengkapi system lensa yang baik. Jalur infra merah yang diperlengkapi sistem lensa yang baik. Jalur Infra merah dapat digunakan kan untuk menggandengkan dua rangkaian yang benar benar-benar terisolasi secara listrik. Dalam hal ini biasanya berjarak sangat dekat.
Gambar 2.6 Led Sensor Inframerah
9
2.2.3 IC LM555 Menurut Prihono (2009) IC LM555 merupakan salah satu chip rangkaian terintegrasi paling serbaguna yang pernah diproduksi. Tidak hanya sebagai perpaduan rangkaian analog dan digital yang rapi, tetapi juga mengaplikasikan yang tidak terbatas secara firtual didalam dunia generasi pulsa digital. Pada dasarnya alat ini terdiri dari dua amplifier operasional dan juga elemen bistabil R- S. sebagai tambahan, sebuah buffer infersi/pembalik. Juga ikut dimasukkan kedalamnya, sehingga arus yang cukup dapat dikiri ke sebuah beban.
Gambar 2.7 Blog Diagram IC LM5555
Pada Gambar 2.7 skalar transistor tunggal TR1, disediakan alat untuk melepaskan muatan secara cepat dari kapasitor waktu eksternal. Oleh karena rangkaian seri R1, R2, dan R3 semuanya memiliki kesamaan nilai, maka tegangan sumber (Vcc) juga terdistribusi secara merata untuk ketiga resistor tersebut. Sehingga tegangan input pada non infersi dari ICI adalah sepertiga dari tegangan sumber. Kemudian jika Vcc adalah 9V, 3V, diantaranya akan muncul pada setiap resistor dan komarator bagian atas akan memiliki 6V yang diberikan ke input infersinya sementara komparator bagian bawah akan memiliki 3V pada input non inversinya. (Amri, diakses Juni 2010)
10
2.8 Susunan Internal dari Sebuah Timer 555
IC 555 standar disimpan dalam sebuah paket DIL 8 pin sumber dan bekerja dari tegangan sumber antara 4V, 5 V dan 15 V, tentu saja meliputi lisaran normal untuk perangkat-perangkat TTL (5V) dan oleh karenanya alat ini antara ini secara ideal sesuai dengan untuk penggunaan dengan rangkaian TTL. Versi-versi standar timer 555 di bawah ini mudah didapatkan. a. Timer 555 (CMOS) daya rendah. Alat ini merupakan versi CMOS dari IC 555 yang baik pin maupun fungsinya kompatibel dengan pasangan standarnya. Sesuai dengan teknologi CMOS, perangkat ini bekerja pada kisaran tegangan sumber yang sedikit lebih lebar (12V hingga 15V). b. IC 555 dual (misalnya NE556A) Ini merupakan versi dual dari IC 555 standar yang disimpan dalam sebuah paket DIL 14 pin. Kedua alat ini dapat digunakan seluruhnya secara independen dan membagi karakteristik-karakteristik listrik yang sama seperti yang ada pada IC 555 standar. c. IC 555 dual (CMOS) daya daya rendah (misalnya ICM7556IPA) Ini merupakan versi dual dari IC 555 CMOS daya rendah yang ada didalam sebuah paket DIL 14 pin. Kedua perangkat ini sekali lagi dapat digunakan seluruhnya secara bersamaan dan membagi karakteristik-karakteristik listrik seperti yang ada pada 555 CMOS daya rendah.
11
2.2.4 Penerima Sensor Infra Merah Bagian Penerima seperti telah disebutkan sebelumnya, adalah merupakan modul penerima infra merah yang terdiri dari photo diode yang sudah dilengkapi dengan rangkaian band pass filter yang hanya melewatkan frekwensi antara 30KHz sampai 50 KHz saja. Modul (IRM-8510) ini terbungkus dengan plat yang terhubung dengan ground rangkaian untuk melindungi rangkaian dari interferensi noise.
2.9 Rangkaian Penerima Infra Merah
Output dari modul ini berupa logika 0 dan 1 sehingga dapat langsung dihubungkan ke DST-51 di bagian penerima. Frekwensi 31,6 KHz yang diterima dari pancaran diode infra merah diubah menjadi logika 0 dan tidak adanya frekwensi sebagai logika 1 seperti pada timing diagram berikut.
2.10 Timing Diagram Penerima
Dengan adanya rangkaian pemancar dan penerima ini, maka kondisi logika 0 dan 1 pada pin TXD akan diterima pada pin RXD dengan kondisi yang sama pula, sehingga proses transmisi data secara serial dapat terjadi. (Amri, diakses Juni 2010)
12
2.3 Mikrokontroler MCS-51 Menurut Afgianto Putra (2006) Mikrokontroler merupakan suatu IC yang di dalamnya berisi CPU, ROM, RAM, dan I/O. Dengan adanya CPU tersebut maka mikrokontroler dapat melakukan proses berfikir berdasarkan program yang telah diberikan kepadanya. Mikrokontroler tipe Atmel AT89S51 termasuk kedalam keluarga MCS51 yang merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8- bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi, memiliki 8K byte Flash Programable dan Erasable Read Only Memory (PEROM). Perangkat ini dibuat menggunakan tekologi memori nonvolatile (tidak kehilangan data bila kehilangan daya listrik). Mikrokontroler terdiri
dari
beberapa
bagian seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini
(Agfianto Eko Putra, 2004):
Gambar 2.11 Susunan Mikrokontroler
2.3.1 Fitur AT89S51 a. Kompatibel dengan produk MCS-51. b. 4K byte In System Programmable Flas Memory, Dapat dilakukan pemrograman 1000 tulis dan hapus. c. Range catu daya 4,0V s/d 5,0V. d. Operasi statis: 0 Hz s/d 33 MHz. e. Tiga Tingkat Program memory lock.
13
f. 128 x 8 bit RAM internal. g. 32 Programmable Jalur I/O. h. Dua 16 bit Timer/ Counter. i. Enam Sumber Interupsi (2 timer, 2 counter, 1 serial, 1 reset). j. Full Duplex Serial Channe.l k. Low Power Idle dan Mode Power Down. l. Watcht Dog Timer. m. Dual Data Pointer. n. Power Off Flag. o. Fast Programming Time. p. ISP(In System Programable) Flash Memory.
2.3.2 Konfigurasi Pin AT89S51 Mikrokontroler memiliki pin berjumlah 40. Masing – masing pin mempunyai kegunaan sebagai berikut: a. VCC Berfungsi sebagai sumber tegangan sebesar +5 Volt. b. GND Pada kaki berfungsi sebagai pentanahan (ground). c. Port 0 Port 0, merupakan port I/O 8 bit open drain dua arah. Sebagai sebuah port, setiap pin dapat mengendalikan 8 input TTL. Ketika logika “1” dituliskan ke port 0, maka
port
dapat
digunakan
sebagai
input
dengan
high
impedansi.
Port 0 dapat juga dikonfigurasikan untuk multipleksing dengan address/ data bus selama mengakses memori program atau data eksternal. Pada mode ini P0 harus mempunyai pull up. d. Port 1 Port 1 merupakan port I/0 8 bit dua arah dengan internal pull up. Buffer output port 1 dapat mengendalikan empat TTL input. Ketika logika “1” dituliskan ke port 1,
14
maka port ini akan mendapatkan internal pull up dan dapat digunakan sebagai input. Port 1 juga menerima alamat byte rendah selama pemrograman dan verifikasi Flash. Port Pin Fungsi Alternatif: P1.5 MOSI (digunakan untu In System Programming) P1.6 MISO (digunakan untu In System Programming) P1.7 SCK (digunakan untu In System Programming) e. Port 2 Port 2 merupakan port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull up. Buffer output port 2 dapat mengendalikan empat TTL input. Ketika logika “1” dituliskan ke port 2, maka port ini akan mendapatkan internal pull up dan dapat digunakan sebagai input. f. Port 3 Port 3 merupakan port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull up. Buffer output port 3 dapat mengendalikan empat TTL input. Ketika logika “1” dituliskan ke port 3, maka port ini akan mendapatkan internal pull up dan dapat digunakan sebagai input. Port 3 juga melayani berbagai macam fitur khusus, sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel berikut: Table 2.1 Fitur pada Port 3 Port Pin
Fungsi Alternatif
P3.0
RXD (port serial input)
P3.1
TXD (port serial output)
P3.2
INT0 (interupsi eksternal 0)
P3.3
INT1 (interupsi eksternal 1)
P3.4
T0 (input eksternal timer 0)
P3.5
T1 (input eksternal timer 1)
15
P3.6
WR (write strobe memori data eksternal)
P3.7
WR (read strobe memori program eksternal)
g. RST Input Reset. Logika high “1” pada pin ini untuk dua siklus mesin sementara oscilator bekerja maka akan mereset devais. h. ALE/ PROG Address Latch Enale (ALE) merupakan suatu pulsa output untuk mengunci byte low dari alamat selama mengakses memori eksternal. Pin ini juga merupakan input pulsa pemrograman selama pemrograman flash (paralel) Pada operasi normal, ALE mengeluarkan suatu laju konstan 1/6 dari frekuensi oscilator dan dapat digunakan untuk pewaktu eksternal. i. PSEN Program Store Enable merupakan strobe read untu memori program eksternal. j. EA/ VPP Eksternal Access Enable. EA harus di hubungkan ke GND untuk enable devais, untuk memasuki memori program eksternal mulai alamat 0000H sampai dengan FFFFH. EA harus dihubungkan ke VCC untuk akses memori program internal Pin ini juga menerima tegangan pemrogramman (VPP) selama pemrograman Flash k. XTAL1 Input untuk penguat oscilator inverting dan input untuk rangkaian internal clock. l. XTAL2 Output dari penguat oscilator inverting.
16
2.3.3 SFR (Special Function Register) Adalah alamat pada memori RAM internal yang memiliki fungsi khusus. Apabila tidak memahami fungsi dan pemakaian tiap SFR mka akan kesulitan dalam pemakaian fitur- fitur mikrokontroler khususnya AT89S51. Berikut SFR yang dimiliki AT89S51: 1. Akumulator ACC adalah register akumulator. Mnemonik untuk instruksi spesifik akumulator ini secara sederhana dapat disingkat sebagai A. 2. Register B Register B digunakan pada saat opersi perkalian dan pembagian. Selain untuk keperluan tersebut diatas, register ini dapat digunakan untuk register bebas. 3. Program Status Word Register PSW terdiri dari informasi status dari program. 4. Stack Pointer Register Pointer stack mempunyai lebar data 8 bit. Register ini akan bertambah sebelum data disimpan selama eksekusi push dan call. Sementara stack dapat berada disembarang tempat RAM. Pointer stack diawali di alamat 07h setelah reset. Hal ini menyebabkan stack untuk memulai pada lokasi 08h. 5. Data Pointer Pointer Data (DPTR) terdiri dari byte atas (DPH) dan byte bawah (DPL). Fungsi ini ditujukan untuk menyimpan data 16 bit. Dapat dimanipulasi sebagai register 16 bit atau dua 8 bit register yang berdiri sendiri. 6. Control Register Register IP, IE, TMOD, TCON, dan PCON berisi bit- bit control dan status untuk system interupsi, tomer, counter, dan port serial. 7. Serial Data Buffer (SBUF) Terdiri dari dua register yang terpisah , yaitu register penyangga pengirim (transmit buffer) dan penyangga penerima (receive buffer).
17
Gambar 2.12 Konfigurasi Pin AT89S51
Gambar 2.13 Blog Diagram AT89S51
18
2.4 BT 151 (Triac) Triac adalah Triode AC Switc, yaitu thrystor dengan elektrode picu yang mampu mengalirkan arus bolak- balik (AC). Triac adalah komponen yang tak dapat ditinggalkan untuk keperluan menghantarkan arus bolak- balik besar tanpa disertai rugi, dan dengan sarana tegangan kemudi kecil. Keunggulan yang utama adalah bahwa arah hantarannya tidak berpolaritas: triac menangani tegangan positif maupun negatif. Pulsa pendek digerbang (G) sudah cukup untuk membuat triac menghantar. Kalau arus kemudi lenyap, triac tetap menghantar. Triac dapat dipicu dengan tegangan polaritas positif dan negatif, serta dapat dihidupkan dengan menggunakan tegangan bolak-balik pada Gate. Triac banyak digunakan pada rangkaian pengedali dan pensaklaran. (Sutrisno, diakses Juni 2010)
Gambar 2.14 Simbol dan Gambar Triac
Triac memiliki bagian-bagian penting: 1. A1 yaitu: terminal utama 1. Biasanya dihubungkan dengan ground, dan pada BT139 ini pin 1 biasanya ditanahkan. 2. A2 yaitu terminal utama 2. 3. Gate yaitu gerbang triac. Tempat terjadinya ledakan pembakaran dan mati hidupnya alat.
19
2.5 MOC 3021 MOC301XM dan seri MOC302XM adalah perangkat optikal driver triac terisolasi. MOC 3021 terbuat dari LED infra merah yang berbahan gallium arsenide dimana secara optikal menghubungkan saklar silikon yang berfungsi sebagai triac driver. Optoisolator ini dapat bekerja pada tegangan 400Volt. Aplikasi optoisolator yang disarankan oleh pabriknya adalah seagai control solenoid, interface antara mikrokontroler dengan aplikasi tegangan 115V-220, control motor, saklar relay elektronik dan dimmer lampu bolam. Bentuk fisik MOC3021 dapat dilihat pada gambar dibawah. Dapat dilihat pada gambar rangkaian dalam optotriac ini, terdapat jarak yang berfungsi sebagai pengaman agar bagian yang dialiri tegangan tinggi tidak bisa meloncat ke bagian yang berhubung dengan tegangan rendah, sehingga bagian pengontrol aman dan terisolasi dari tegangan tinggi yang dikontrolnya. (Anonim, diakses Juni 2010)
Gambar 2.15 MOC3021
2.6 Telepon Selular dan Protokol Menurut Anton (2009) Telepon selular merupakan piranti yang berfungsi sebagai sarana untuk menyelenggarakan komunikasi antara dua terminal. Prinsip dasar kerja telepon selular dapat dilihat pada diagram blok berikut ini:
20
Gambar 2.16 Diagram blok telepon selular
Dari diagram blok di atas akan diterangkan secara singkat bagian-bagian utama dari sistem telepon selular. Pada rangkaian dasar telepon selular terdapat tiga bagian utama yang saling mendukung yaitu: a. Rangkaian Pemanggil (Dialer Circuit) Rangkaian pemanggil digunakan untuk mentransmisikan informasi nomor telepon (dialing) ke sentral. b. Rangkaian Bel (Tone Ringer) Rangkaian bel bekerja jika ada sinyal bel (ringing) pada telepon selular ketika mendapat panggilan dari sentral. Pada peralatan ini terjadi sinyal ringing dikontrol oleh bagian relay detector yang selanjutnya akan memberikan informasi ke bagian microprosessor.
2.6.1 SONY ERICSSON T230 Dalam perangkat ini digunakan Sony Ericsson tipe T230 untuk terhubung pada mikrokontroler. Dimana ada jenis handphone lain yang dapat digunakan seperti Siemens tipe C45, Samsung SGH 600 dan masih banyak tipe yang lain yang masih menggunakan kabel konektor DB9 untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler.
21
(Heru, diakses Juni 2010)
Gambar 2.17 Handphone SE T230 Konektor handphone SE T230 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.18 Konektor SE Untuk penggunaan dari masing-masing pin dari konektor di atas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.2 Pinout Konektor Handphone SE Pin
Name
Direction
Description
1
ATMS
Audio to mobile
2
AFMS/RTS
Audio from mobile/RTS (connected to GND in cable?)
3
CTS/ONREQ
--
CTS/Mobile Station On REQuest (connected to GND in cable?)
4
Data in
Data to mobile (Rx).
5
Data out
Data from mobile (Tx)
22
6
ACC in
Accessory control to mobile. Used as Rx in some models (i.e. T68) for flashing
7
ACC out
Accessory control from mobile/handsfree sense. Used as Tx in some models (i.e. T68) for flashing.
8
AGND
--
Audio signal ground + 0V reference
9
Flash
--
Flash memory voltage + Service (shorted to pin 11 in service cable)
10
DGND
--
Digital ground
11
Vcc
--
DC + for battery charging + External accessory powering
2.7 SMS dan PDU 2.7.1 SMS (Short Message Service) SMS (Short Message Sevice) merupakan salah satu layanan pesan teks yang dikembangkan dan distandarisasi oleh suatu badan yang bernama ETSI (European Telekomunication Standards Istitute). Sebagai bagian dari pengembangan GSM phase 2. Fitur SMS ini memungkinkan perangkat stasiun digital Digital Cellular Terminal, seperti ponsel) untuk dapat mengirim dan menerima pesan-pesan teks dengan panjang sampai dengan 160 karakter melalui jaringan GSM. (Gunawan, diakses 17 Juni 2010)
2.7.2 PDU (Protokol Data Unit) Dalam proses pengiriman atau penerimaan pasan pendek (SMS), data yang dikirim maupun diterima oleh stasiun bergerak menggunakan 2 mode yang ada, yaitu mode teks dan mode PDU (Protokol Data Unit Mode text) adalah cara termudah untuk mengirim pesan. Pada mode teks pesan yang di kirim tidak dilakukan konversi, teks yang dikirim dalam bentuk aslinya. Kelemahan dari mode teks ini tidak bisa menyisipkan gambar dan nada dering kedalam pesan yang akan dikirim serta
23
terbatasnya tipe. (Gunawan, diakses Juni 2010) Dalam mode PDU, pesan yang dikirim berupa informasi dalam bentuk data. Hal ini akan memberikan kemudahan jika dalam pengiriman akan dilakukan kompresi data atau akan dibentuk sistem penyandian data dari karakter. PDU tidak hanya berisi pesan teks saja, tetapi terdapat beberapa metainformasi yang lainnya, seperti nomor pengirim, nomor SMS Center, waktu pengiriman dan sebagainya. (Gunawan; 2003: 21). Jenis PDU SMS yang akan digunakan adalah: SMS-penerima (SMS DELIVER) dan SMS-pengirim (SMS-SUBMIT) 1. PDU Penerima (SMS-Deliver) SMS Penerima (SMS-DELIVER) adalah pesan yang diterima oleh terminal dalam bentuk PDU. Pada PDU ini terdapat beberapa meta-informasi yang dibawa, antara lain: 1. SCA (Service Center Address) Berisi informasi SMS-Center 2. OA (Orginating Address) Berisi informasi nomor pengirim 3. DCS (Data Coding Schema) Berisi informasi skema pengkodean data yang digunakan 4. SCTS (Service Center Time Stamp) Berisi informasi waktu 5. UD (User Data) Berisi informasi data-data utama yang dibawa 2. PDU Pengirim (SMS-Submit) PDU pengirim memiliki informasi-informasi yang sama dengan PDU penerima, sementara yang berbeda adalah berupa informasi. 1 MR (Message Reference) Parameter yang mengindikasikan nomor referensi SMS-Pengiriman. 2 DA (Destination Address)
24
Berisi informasi nomor alamat yang dituju 3. VP (Validity Period) Berisi informasi jangka waktu validitas pesan pada jaringan.
2.7.3
Perintah AT (Attention Command) AT Command berasal dari kata attention command. Attention berarti
peringatan atau perhatian, command berarti perintah atau instruksi. Maksudnya ialah perintah atau instruksi yang dikenakan pada modem atau handset. Command diperkenalkan oleh Dennis Hayes pada tahun 1977 yang dikenal dengan “smart modem”. Modem bekerja pada baud rate 300 bps. (Gunawan, diakses Juni 2010) Perintah AT Commands digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal (modem) melalui gerbang serial pada komputer. Dengan penggunaan perintah AT Commands dapat diketahui atau dibaca kondisi dari terminal. Seperti mengetahui kondisi sinyal, Kondisi baterai, mengirim pesan, membaca pesan, menambah item pada daftar telepon dan sebagainya (Ferry; 2003: 7) . Pada tabel di bawah ini, diperlihatkan beberapa jenis perintah AT yang berhubungan dengan penanganan pesan-pesan SMS. Tabel 2.3 Perintah AT Command AT Command
Fungsi
AT+CMGS
Mengirim Pesan
AT+CMGL
Membaca Pesan
AT+CMGF
Format Pesan
AT+CMGD
Menghapus Pesan
Modem ini terdiri dari sederet instruksi yang mengatur komunikasi dan fitur-fitur di dalamnya. Penggunaan AT Command pada handset telah mempermudah untuk mengetahui segala informasi yang terdapat pada handset tersebut. Dengan menggunkan instruksi tertentu kita akan dapat mengetahui merk, nomor IME dan
25
lainnya. Selain itu dengan AT Command kita bisa menyetting instruksi atau mengaktifkan instruksi pada handset untuk melakukan fungsi tertentu, misalnya melakukan panggilan, mengirim sms, dan sebagainya. Dalam pengakses AT Command hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan komputer dan handset telah terhubung melalui port COM (menggunakan kabel R232) atau melalui COM virtual pada Windows (biasanya menggunakan kabel USB sebagai port COM, khusus penggunaan kabel USB pastikan bahwa driver kabel tesebut sudah terinstal). Untuk membaca perintah dari komputer, sebuah handphone memiliki kode sendiri, yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.4 Perintah AT-Command untuk setting pengiriman SMS
2.8
Bahasa Assembly Secara fisik, mikrokontroler bekerja dengan membaca instruksi yang
tersimpan di dalam memori. Mikrokontroler
menentukan alamat
dari memori
program yang akan dibaca dan melakukan proses baca data di memori. Data yang dibaca diinterprestasikan sebagai instruksi. Alamat instruksi disimpan oleh mikrokontroler di register, yang dikenal sebagai program counter. Instruksi ini misalnya
program aritmatika yang melibatkan 2 register (Anonim, diakses
Desember 2008). Mikrokontroler AT89S51 memiliki sekumpulan instruksi yang sangat lengkap. Instruksi MOV untuk byte dan bit dikelompokkan sesuai dengan mode
26
pengalamatan (addressing modes). Mode pengalamatan menjelaskan bagaimana operand dioperasikan. Bentuk program assembly yang umum ialah sebagai berikut:
Isi memori ialah bilangan heksadesimal yang dikenal oleh mikrokontroler yang merupakan representasi dari bahasa assembly yang telah dibuat. Mnemonic atau opcode ialah kode yang akan melakukan aksi terhadap operand. Operand ialah data yang diproses oleh opcode. Sebuah opcode bisa membutuhkan 1, 2 atau lebih operand,
kadang
juga
tidak
perlu
operand.
Sedangkan
komentar
dapat
menggunakan tanda titik koma (;). Berikut contoh jumlah operand yang berbeda-beda dalam suatu assembly (http://www.toko-elektronika.com/tutorial/uc2.html diakses tanggal 15 Juni 2010). CJNE R5,#22H, aksi
;dibutuhkan 3 buah operand
MOVX @DPTR, A
;dibutuhkan 2 buah operand
RL A ;1 buah operand NOP
2.9
;tidak memerlukan operand
Instruksi Mikrokontroler AT89S51 Instruksi pada mikrokontroler digunakan untuk menjalankan program
sesuai dengan perintah yang diinginkan. Di bawah ini merupakan instruksi yang dapat digunakan untuk memprogram mikrokontroler AT89S51 1. ACALL (Absolute Call) Instruksi Contoh : START:
ACALL digunakan
untuk
memanggil sub
rutin
program
27
ACALL TUNDA ; Panggil Procedure penundaan waktu …. TUNDA:
; Label Tunda
MOV R7,#0FFH ; Isikan Register 7 dengan data 0FFH(255) 2. ADD (Add Immediate Data) Instruksi ini akan menambah 8 bit data langsung ke dalam isi akumulator dan menyimpan hasilnya pada akumulator. Contoh : Add A, #data Add A, #@R1
; Add indirect address
Add A, R6
; Add register
Add A, 30H
; Add memori
3. CJNE (Compare Indirect Address to Immediate Data) Instruksi ini akan membandingkan data langsung dengan lokasi memori yang dialamati oleh register R atau Akumulator A. Apabila tidak sama maka instruksi akan menuju ke alamat kode. Format : CJNE R,#data,Alamat kode Contoh: CJNE
R7,#001H,Command( )
MOV
A,StepControl
AJMP Command1 4. CLR (Clear Accumulator) Instruksi CLR akan mereset data akumulator menjadi 00H. Format : CLR A 5. DEC (Decrement Indirect Address) Instruksi DEC
akan mengurangi isi lokasi memori yang ditujukan oleh
register R dengan 1 dan hasilnya disimpan pada lokasi tersebut. Contoh: DEC 40H DEC R7 ; decrement register 6. DJNZ (Decrement Register And Jump If Not Zero)
28
Instruksi DJNZ akan mengurangi nilai register dengan 1 dan jika hasilnya sudah 0 maka instruksi selanjutnya akan dieksekusi. Jika belum 0 akan menuju ke alamat kode. Format : DJNZ Rr,Alamat Kode 7. INC (Increment Indirect Address) Instruksi
INC
akan
menambahkan
isi memori
dengan
1
dan
menyimpannya pada alamat tersebut. Contoh: INC A INC R7 ; increment register 8. JMP (Jump to sum of Accumulator and Data Pointer) Instruksi JMP untuk memerintahkan loncat kesuatu alamat kode tertentu. Format : JMP alamat kode. Contoh : Loop: … RL A
; Geser data Akumulator ke kiri
ACALL Long_Delay ; Panggil Procedure penundaan waktu JMP Loop
; Loncat ke Procedure Loop
9. MOV Instruksi ini untuk memindahkan isi akumulator/register atau data dari nilai luar atau alamat lain. Contoh : MOV A,#40H MOV @RO,A MOV C, P1.0 MOV DPTR, #20H MOVC A, @A+DPTR ; pindahkan kode memori offset dari data pointer ke A MOVX @DPTR, A ; Pindahkan akumulator ke memori eksternal yang dialamati ; oleh data pointer
29
10.
RET (Return from subroutine)
Instruksi untuk kembali dari suatu
subrutin program ke alamat terakhir subrutin tersebut di panggil. 11.
SETB (Set Bit) Instruksi SETB untuk mengaktikan atau memberikan logika 1 pada sebuah
bit data. Format : SETB A.1 (memberikan logika 1 pada accumulator bit ke 1) SETB P1.1 (memberikan logika 1 pada Port 1 bit ke 1) 12.
CLRB (Clear Bit) Instruksi CLRB untuk memberikan logika 0 pada sebuat bit data.
Format : CLRB A.1
; memberikan logika 0 pada accumulator bit ke 1
CLRB P1.1
; memberikan logika 0 pada Port 1 bit ke 1
30
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
3.1 Analisa Kebutuhan Dalam pembuatan alarm SMS keamanan ruang ini membutuhkan beberapa perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan alat-alat pendukung antara lain:
3.1.1
Hardware
1. Rangkaian Catu Daya Rangkaian ini menggunakan adaptor CT 12V/1A yang berfungsi menurunkan tegangan 220V. Dengan menggunakan adaptor ini, tegangan yang di inginkan dapat di pilih, mulai dari 3 VDC sampai dengan 12 VDC. Dioda digunakan untuk mencegah kerusakan regulator ketika polaritas terbalik. Selain itu terdapat pula regulator LM7805 yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan sebesar 5 Volt. Jadi secara garis besar fungsi rangkaian catu daya adalah untuk menurunkan tegangan dari 220 V AC ke 5 V DC.
2.
Minimum Sistem AT89S51 Rangkaian ini bisa disebut sebagai CPU board yang berfungsi sebagai
pengendali utama dari keseluruhan sistem atau dapat disebut sebagai otak dari rangkaian. Rangkaian ini dilengkapi dengan port-port dimana CPU board dapat berhubungan dengan modul-modul pendukung yang lain.
3.
Sensor Infra Merah Rangkaian sensor infra merah terdiri dari pemancar infra merah, digunakan
IC 555 untuk memodulasi LED infra merah pada frekuensi tertentu dan bagian receiver sensor infra merah sebagai penerima. Pada bagian sensor ini dapat juga
31
digunakan sensor passive infra red (PIR) untuk mendapatkan hasil yang baik dengan harga yang cukup mahal.
4. Lampu Indikator Perangkat ini digunakan sebagai indikator bahwa sensor bekerja dengan baik. Rangkaian terdiri dari Triac (BT151) sebagai pensaklar arus AC untuk menyalakan lampu AC dan MOC3021 sebagai perangkat optikal driver triac.
5. Selular Selular digunakan sebagai pengirim pesan alarm apabila sensor infra merah terhambat oleh sebuah benda. Pengiriman pesan ditujukan pada satu nomor GSM yang telah ditetapkan pada program. Memudahkan bagi pemilik untuk mengetahui dari pintu mana objek masuk. Untuk berhubungan dengan mikrokontroler digunakan tipe selular khusus yang menggunakan port kabel data DB9.
3.1.2
Software
1. Notepad Aplikasi ini digunakan untuk menuliskan program asembly yang nantinya akan disimpan dengan ekstensi “.asm”.
2. Protel Design System Protel sebagai program yang digunakan untuk merancang rangkaian Elektronik dan PCB design.
3. PDU Converter Program yang digunakan untuk mengkonversi text SMS, nomor penerima, nomor pengirim, waktu pengiriman berupa angka heksadesimal untuk dimasukkan ke program assembly.
32
4. Program compiler ASM51 dan program downloader AEC ISP ASM51 ASM51 adalah
program compiler berbasis windows untuk mikrokontroler
keluarga ATMEL. Pemrograman
pada mikrokontroler AT89S51 menggunakan
bahasa tingkat tinggi yaitu bahasa Assembler. Fungsi dari program compiler ASM51 adalah untuk me-load file berekstensi “.asm” yang sudah dibuat dengan menggunakan Notepad untuk dirubah menjadi file berektensi “.hex”. Setelah file dirubah
menjadi
“.hex”
kemudian
di-load dengan
menggunakan
program
compiler AEC ISP. Tujuannya adalah untuk memasukkan program mikro ke dalam downloader mikrokontroler AT89S51.
3.1.3. Alat Pendukung a. Solder Alat pendukung yang digunakan untuk memanaskan dan menyambung komponen-komponen elektronika pada PCB. b. Multimeter Alat yang digunakan untuk mengukur arus (ampere), tegangan (voltage) dan hambatan (resistansi). Alat ini terdiri atas dua kabel penyidik yang berwarna merah dan hitam. Agar bisa bekerja, multimeter ini memerlukan catu daya dari baterai. c. Cutter Alat yang digunakan sebagai pemotong. d. Tenol Timah yang berfungsi untuk merekatkan komponen pada PCB. e. Bor Alat yang digunakan untuk membuat lubang pada PCB. f. Larutan HCL dan H2O2 Cairan ini digunakan untuk melarutkan desain rangkaian pada PCB. Larutan ini dicampur dengan air dengan perbandingan HCL:H2O2:air adalah 1:1:4. Desain
33
PCB yang tidak terblok akan mengelupas dan tembaga akan terlihat jika proses pelarutan selesai dilakukan.
3.2 Perancangan Sistem 1. Diagram Blok Perancangan diagram blok ini dimaksudkan untuk mempermudah pembuatan rangkaian keamanan ruang.
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Alarm SMS Keamanan Ruang
4.
Cara Kerja Rangkaian Dalam perencanaan dan pembuatan alarm SMS keamanan ruang, rangkaian
menggunakan infra merah sebagai sensor dan selular sebagai media. Ketika sensor infra merah terhalang oleh suatu benda yang menandakan seseorang sedang memasuki ruangan tersebut, hal ini merubah sinyal infra merah menjadi pulsa elektonik sehingga memicu untuk segera mikrokontroler memproses tindakan mengirim pesan singkat
34
pada nomor yang telah dituliskan pada script program. Tanpa kendala dari jaringan selular, pemilik nomor tujuan tersebut dengan cepat dapat mengetahui alarm SMS dari pintu bagian mana objek memasuki ruangan sesuai dengan tujuan programmer untuk memudahkan penjaga atau pemilik dalam pengamanan ruang. Untuk menanggulangi jaringan selular yang buruk, rangkaian di lengkapi dengan lampu indikator berarus AC, yang akan menyala besamaan dengan proses pengiriman SMS.
3.3 Perancangan Perangkat Keras 1. Rangkaian Catu Daya Catu daya yang digunakan adalah trafo step down yang berfungsi menurunkan tegangan dari jala-jala PLN sesuai dengan kebutuhan. Arus yang dihasilkan trafo masih berupa AC (bolak- balik) akan diubah menjadi DC(searah) oleh rangkaian penyearah yang berupa dioda dan difilter oleh kapasitor. LM7805 merupakan pengatur tegangan (5V) keluaran dari sebuah catu daya agar efek dari naik atau turunnya tegangan jala-jala tidak mempengaruhi tegangan catu daya sehingga menjadi stabil.
Gambar 3.2 rangkain catu daya
2. Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 Pengendali mikrokontroler merupakan modul utama di dalam pembuatan sistem keamanan pintu ini. Untuk pengendali mikrokontroler ini terdiri IC pengendali mikrokontroler AT89S51, osilator dan reset. Untuk osilator terdiri dari sebuah kristal
35
11.0592 MHz dan dua buah kapasitor 33pF yang dihubungkan dengan pin XTAL1 dan XTAl2. Untuk reset yang direalisasikan memiliki kemampuan power on reset terdiri dari sebuah kapasitor 2.2uF dan sebuah resistor 2k2Ω. Port 2 dari pengendalian mikro digunakan sebagai keluaran dari alat seperti dihubungkan dengan rangkaian lampu indicator. Port 3 dari pengendalian mikro digunakan untuk komunikasi serial. Mikrokontroler sebagai pengendali utama, artinya semua sistem dikendalikan oleh mikrikontroler sesuai dengan yang diharapkan. Modul rangkaian mikrokontroler ditunjukkan gambar dibawah
Gambar 3.3 Minimum Rangkaian AT89S51
3. Rangkaian Infra Merah
Gambar 3.4 Rangkaian Sensor IR
36
4. Rangkaian Lampu AC Indikator
Gambar 3.5 Rangkaian Lampu Indikator
5. Rangkaian Selular
Gambar 3.6 Rangkaian Selular
3.4 Perancangan Program Assembly Dalam melakukan perancangan software atau program, di awali dengan pembuatan flowchart terlebih dahulu. Flowchart program seperti pada gambar berikut.
37
Gambar 3.7 Flowchart cara kerja sensor keamanan
Setelah flowchart dibuat, tahap selanjutnya adalah menuliskan program. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut : 1. Menuliskan listing program di dalam notepad. Dalam penulisan ini digunakan bahasa assembly yang nantinya disimpan dalam ekstensi (.asm). 2. Setelah program disimpan dalam ekstensi (.asm), langkah selanjutnya adalah mengecek program yang telah dibuat tadi apakah sudah benar atau belum. Pengecekan ini dilakukan dengan program ASM51.EXE. 3. Setelah program dicek dan tidak mengalami error, program ASM51.EXE akan menghasilkan dua buah file baru yaitu dalam ekstensi (.hex) dan (.lst).
38
4. Untuk tahapan terakhir file yang
dimasukkan
ke
memory
program
microprocessor/microcontroller adalah file.hex (.hex), program akan didownload ke dalam IC AT89S51 dengan menggunakan AEC_ISP.EXE.
3.5
Rancangan Sirkuit PCB
Perancangan papan rangkaian menggunakan software Protel Design. Langkah pertama adalah menggambar skema rangkaian pada schematic editor. Kemudian dari schematic editor komponen yang dirangkai dipindahkan ke layout PCB.
3.5.1
Mencetak PCB Perancangan rangkaian dimulai dari menggambar skema rangkaian dengan
menggunakan software protel design system yang akan dipakai untuk membuat rangkaian pada PCB. Skema rangkaian yang telah dibuat dengan menggunakan software protel design system kemudian dicetak ke papan PCB dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Mencetak layout PCB. 2. Menyablon rangkaian pada papan PCB. 3. Melarutkan desain PCB pada larutan larutan HCL, H2O2, dan air dengan perbandingan HCL : H2O2 : air = 1 : 1 : 4. 4. Kurang lebih selama 5 menit, PCB diangkat dan dilakukan pengeboran pada jalur – jalur yang telah dibuat. 5. Pemberian tiner pada gambar rangkaian yang telah dibor. 6. Mengolesi PCB dengan getah damar untuk melapisi jalur PCB agar tembaga tidak mudah terkelupas saat dipanaskan (di-solder) berulang-ulang. Getah dammar ini juga melindungi tembaga agar tidak cepat berkarat. 7. Menjemur PCB selama 5 menit (mengeringkan getah dammar). 8. Langkah selanjutnya adalah memasang komponen yang telah ditentukan pada jalur PCB yang telah tergambar.
39
3.6
Tahap Penyelesaian Setelah selesai melakukan perancangan alat-alat, langkah selanjutnya
adalah perakitan. Tahap perakitan dimulai dengan urutan sebagai berikut :
1. Merangkai komponen elektronik Komponen elektronik, minimum sistem AT89S51, rangkaian selular, sensor infra merah, rangkaian lampu indikator dirangkai sesuai dengan perancangan yang telah dibuat. Komponen dipasang pada tempatnya sesuai dengan layout PCB.
2. Memasang PCB ke dalam box PCB yang sudah dipasangi komponen elektronik dan komponen mikrokontroler dipasang ke dalam box agar lebih rapi dan teratur.
Gambar 3.8 Foto Rangkaian Alarm SMS dalam box
40
BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN
4.1 Pengujian Hardware 4.1.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler Pengujian rangkain mikrokontroler AT89S51 ini dilakukan dengan membuat rangkaian seperti berikut :
Gambar 4.1 Rangkaian uji coba mikrokontroler AT89S51
Pengecekan mikrokontroler AT89S51 dilakukan dengan menggunakan port 2.0 samapai port 2.7 dihubungkan dengan delapan buah led pada kaki katoda, kaki katoda melalui resistor 1KΩ. Sedangkan kaki anoda dihubungkan dengan vcc. Pada mikro diisikan program untuk menyalakan LED adalah sebagai berikut : mov A,# 1111 1110B Loop : mov P2,A Call delay RL A Jmp loop
41
Delay : mov R7,#50 DL1 : mov R6,#200 DL2 : mov R5,#250 DJNZ R5,$ DJNZ R6, DL1 DJNZ R7, DL2 RET
4.1.2 Pengujian Handphone Pengujian handphone dilakukan dengan cara : 1. Menghubungkan handphone ke port serial PC menggunakan kabel data seri atau USB ke serial. 2. Membuka fasilitas hyper terminal pada windows, pilih port com yang terhubung dengan handphone dan atur setingan potnya sesuai dengan tipe handphone yang digunakan. 3. Mengetikkan perintah ATE1 dan AT+CMGF=1 pada lembar kerja (pastikan port serial telah terkoneksi). 4. Berikut adalah hasil pengujian terhadap handphone sony ericson k500i yang dihubungkan dengan komputer menggunakan kabel data serial dengan memberikan perintah AT (AT-comand).
TABEL 4.1 hasil Pengujian handphone sistem PERINTAH
JAWABAN
KETERANGAN
ATE1
OK
HANDPHONE MENDUKUNG FASILITAS AT-COMMAND
AT+CMGF=0
OK
HANDPHONE MENDUKUNG FASILITAS AT-COMAND
42
DAN MANGGUNAKAN PROTOKOL DATA JENIS PDU
Dari pengujian dengan mengetikan perintah ATE1 dan AT+CMGF=0 yang telah dilakukan didapatkan jawaban OK, berarti handphone tersebut dapat dikontrol dengan menggunakan perintah AT (ATcomand) dan sistem komunikasinya menggunakan format PDU, sehingga handphone dapat digunakan sebagai handphone sistem yang terhubung dengan sistem mikrokontroler. akan tetapi apabila jawabannya error, maka handphone tersebut tidak dapat digunakan sebagai handphone sistem. 4.1.3 Pengujian Infra merah Sistem sensor ini mengunakan LED infra merah untuk menghasikan sinar infra merah, dan sebuah penerima (photo diode) sinar infra merah, yang dihubungkan pada IC 555 untuk memodulasi LED infra merah pada frekuensi tertentu. Rangkaian ini terhubung langsung dengan mikro P3.6(WR) yang difungsikan sebagai saklar dalam rangkaian ini.
43
Gambar 4.2 Rangkaian Infra Merah
Untuk mengetahui kebenaran rangkaian yaitu dengan melakukan uji tegangan menggunakan multymeter, multymeter, Vcc masukan pada rangkaian dan ground dihubungkan menggunakan kedua probe multimeter. Apabila sensor sengaja terhalang maka akan terdeteksi tegangan sebesar 44-5V, sedangkan apabila tidak maka tegengan tege bernilai 0V.
Gambar 4.3 Foto ketika sensor tidak terhalang (kiri) dan terhalang (kanan)
44
4.1.4 Pengujian Lampu AC Lampu AC disini digunakan sebagai indikator, dimana lampu akan menyala apabila sensor IR terhalang. Rangkaian ini terhubung langsung dengan mikro P2.7 yang dihubungkan dengan MOC3021 sebagai kontrol elektronik. Komponen triac disini dugunakan sebagai pensaklar arus bolak balik AC yang nantinya akan menyalakan lampu AC apabila triac menghantarkan arus.
Gambar 4.4 Rangkaian Lampu Indikator AC
Lampu indikator pada aplikasi ini tidak langsung dihubungkan pada mikrokontroler melainkan terlebih dulu dihubungkan ke rangkaian Triac (BT151 dan MOC3021). Pada P2.7 dari mikro dihubungkan ke kaki MOC3021 pada pin 2 dan kemudian pin 1 MOC3021 dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Jika P2.7 dibuat low, maka led MOC (pin 1 dan 2) akan menyala yang mengakibatkan diac pada MOC menghantarkan arus. Arus tersebut akan diberikan ke Gate pada triac sehingga menghantarkan dan menyalakan beban (lampu menyala).
45
4.2 Konversi ke PDU Proses ini dilakukan oleh program dengan nama PDU Converter.htm dengan langkah-langkah langkah sebagai berikut: 1. Membuka file PDU Converter.htm pada browser
Gambar 4.5 Tampilan PDU converter
2. Member nilai 0 pada SMSC. 3. Menetukan nomor tujuan pada kolom Receiver dengan 6285640661xxx. 4. Ketikkan text SMS yang ingin di tujukan pada SMS text 5. Klik convert untuk menghasilkan bahasa PDU heksadesimal.
Gambar 4.6 Hasil Konversi ke heksadesimal
6. Pindahkan angka heksadesimal PDU pada script program ASM.
46
4.3 Pemasukan Program Assemby ke Mikrokontroler AT89S5 AT89S51 Proses ini dilakukan oleh downloader IC AT89xx. Adapun langkahlangkah langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Tancapkan IC AT89S5 AT89S51 ke soket ic pada downloader. 2. Hubungkan soket female DB-25 DB 25 pada downloader ke soket male DB-25 DB di PC dan hubungkan power supply dengan tegangan 12 V ke downloader. 3. Menjalankan program ASM51.EXE. ASM51. 4. Memasukkan nama file assembly yang telah dibuat, yaitu smsalarm.asm. Extension (.asm) boleh tidak diketik kemudian tekan enter. enter
Gambar 4.7 Proses konversi dari .asm ke .hex 5. ASM51.EXE akan menghasilkan dua buah file baru, yaitu smsalarm.hex dan smsalarm.lst. smsalarm Jika pada program masih terdapat error (Error Found > 0), ), kesalahannya
dapat dilihat
pada file.lst
(smsalarm smsalarm.lst).
Untuk
membetulkan program program, edit file.asm-nya (smsalarm.asm) .asm) lalu ulangi langkah diatas sampai tidak terdapat error.
Gambar 4.8 Proses konversi dari .asm ke .hex sukses
47
6. Apabila program assembly sudah benar serta tidak ditemukannya kesalahan, langkah selanjutnya adalah menjalankan program AEC_ISP.EXE. 7. Pilih
lalu masukkan nama program (smsalarm.hex) yang akan didownload.
Gambar 4.9 Proses loading smsalarm.hex 8. Tekan sembarang tombol untuk melanjutkan. Tunggu sebentar sampai proses selesai.
Gambar 4.10 Proses loading smsalarm.hex selesai
48
9. Kemudian arahkan pada pilihan <E>, lalu tekan enter atau tekan tombol “E”. Ini berfungsi untuk memasukkan program yang berekstensi (.hex) ke dalam IC AT89S51.
Gambar 4.11 Proses pemasukan smsalarm.hex ke dalam memori IC AT89S52 10. Jika sudah 100%, tekan sembarang tombol untuk melanjutkan. 11. Langkah selanjutnya adalah memilih pilihan I, lalu tekan enter. Disitu tampak bahwa kondisi masih tinggi (high). Dengan menekan tombol enter, maka akan berubah menjadi rendah (low).
Gambar 4.12 Proses riset IC AT89S52
49
12. Setelah proses download selesai, langkah selanjutnya yaitu memasang IC AT89S51 yang berisi program smsalarm.hex tadi ke rangkaian PCB.
4.2 Listing Program 1. Listing Program Handphone initseri:mov mov mov setb mov ret
tmod,#21h th1,#0fdh tl1,#0fdh tr1 scon,#50h
2. Listing Program Sensor IR c_dpn: jnb s_dpn,c_blk jnb m_dpn,c_blk call al_dpn clr m_dpn c_blk: jnb s_blk,c_dpn jnb m_blk,c_dpn call al_blk clr m_blk jmp c_dpn stop: ret
;t0 16bit, t1 8bit autoreload ;9600bps
;serial mode 1
;sensor terhalang? ;kirim sms ;alrm depan on ;tak terhalang, cek dpn ;kirim sms ;alrm blk on
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan evaluasi dari rangkaian Alarm SMS Keamanan Ruang berbasis Mikrokontroler AT89S51, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perancangan system keamanan ruang berbasis mikrokontroler AT89S51 via selular terdiri dari rangkaian catu daya, minimum system AT89S51, sensor infra merah, rangkaian lampu indicator, dan selular. 2. Rangkaian ini menggunakan selular khusus dengan penghubung kabel data port DB9 untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler. 3. Sensor infra merah digunakan sebagai saklar dalam rangkain system keamanan ruang. 4. Menggunakan bahasa assembly sebagai bahasa mikro dan bahasa PDU untuk mengaktifkan intruksi pada selular.
B. Saran Dari perancangan yang telah dilaksanakan ini, diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan lebih lanjut, maka ada beberapa saran penulis untuk pengembangan: Sebaiknya sistem dilengkapi dengan catu daya tambahan apabila catu daya dari trafo tidak berfungi dan aliran listriknya mati.
50
DAFTAR PUSTAKA
Amri. Infra Merah dan Sensor. http://putra-ins04.blogspot.com/2008/11/inframerah-dan-sensor.html diakses pada 20 Juni 2010. Anonim. Bahasa Asembly. http://www.toko-elektronika.com/tutorial/uc2.html diakses tanggal 27 Desember 2008). Anonim. Komponen-Komponen Elektronika. http://p_musa.staff.gunadarma.ac.id/ Downloads/files/..../Komponen.pdf diakses pada 17 Juni 2010. Anton. 2009. Belajar Service Handphone. Jakarta: Balai Pustaka Gunawan.
SMS
(Short
Message Sevice) http://www.ittelkom.ac.id/library/
index.php?view=article&catid=17%3Asistem-komunikasi-bergerak&id= 411%3Asms-short-message-service&option=com_content&Itemid=15 Heru. Sony Ericsson T230. www.mobile-phones-id.org.id/sony-ericsson-t230.htm diakses pada 17 Juni 2010. Kurniawan, Prima. Catu Daya, Transformator, Filter & Regulator. http://www.edukasi.net/mapok/mp_files/mp_390/regulator.html diakses pada 17 juni 2010. Prihono. 2009. Jago Elektronika Secara Otodidak. Jakarta : Kawan Pustaka. Putra, Afgianto. 2006. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55.Yogyakarta: Gava Media. Sutrisno. Perangkat Triac. http://elektrokita.blogspot.com/2008/10/Triac.html diakses pada 17 Juni 2010.
LAMPIRAN 1
GAMBAR KESELURUHAN RANGKAIAN ALARM SMS KEAMANAN RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
GAMBAR KESELURUHAN RANGKAIAN