AL-MADINATUDDINIYAH SYAMSUDDHUHA
Nama : DAYAH TERPADU / PP AL-MADINATUDDINIYAH SYAMSUDDHUHA Lokasi : Jalan Banda – Aceh Medan KM. 255 Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara Phone : 0645 – 56731 Pendiri : Tgk. H. A. Gani Tgk. H.T. Abubakar Sulaiman Tgk. H.T. M. Ali Basyah Tgk. H.M. Nursyah Tgk. H. Ghazali Mohd. Syam Tgk. H. Ramli Ibrahim Tahun Berdiri : 1985 Pimpinan Sekarang: Tgk. H. Marwan Kamaruddin, S.Ag Jumlah Santri : 677 Orang Jumlah Ustad / Guru 100 Orang Lembaga Pendidikan : Jalur Sekolah dan Jalur Luar Sekolah Ciri Khas : Fiqh, Tauhid dan Bhs. Arab
Sejarah Pendirian Dayah / Pondok Pesantren Latar Belakang Pendirian Mencermati situasi masyarakat yang semakain merosot dan terpuruk di bidang agama, khususnya moral dan akhlak serta pengembangan zaman dengan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dirasakan sangat perlu membentuk sebuah Lembaga Pendidikan Islam, sebagai suatu wadah yang didalamnya mempelajari dan memahami ilmu pengetahuan Agama Islam, sehingga dapat terwujudnya generasi yang Islami yang berilmu dan berakhlak mulia serta dapat menjawab berbagai tantangan zaman dan bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara Dan pada waktu itu juga di Kecamatan Dewantara mulai beroperasinya dua pabrik pupuk PT.AAF (Asean Aceh Fertilizer) dan PT. Iskandar Muda (Persero), yang pada saat itu terjadi perubahan social yang sangat cepat dan berdampak pada perkembangan dan perubahan gaya hidup masyarakat yang ada di Kecamatan Dewantara khususnya dan Kabupaten Aceh Utara pada umumnya. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada masa yang akan datang. Di mana masyarakat asyik mengumpulkan kekayaan dan lupa pada kewajiban kepada Allah SWT. Maka dari permasalahan tersebut diatas, beberapa tokoh masyarakat dan ulama, baik tingkat Kecamatan Dewantara maupun Kemukiman Cot Murong mengadakan rapat pertemuan dan bermusyawarah, sehingga mereka mengambil keputusan untuk mendirikan sebuah Yayasan yang berorientasi di bidang pendidikan dan sosial yang didalamnya diajarkan ilmu-ilmu Agama Islam dan juga ilmu-ilmu umun lainnya. Pada akhirnya diberi nama dengan Yayasan Pendidikan Dayah Terpadu Al-Madinatuddiniyah Syamsuddhuha Cot Murong Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Pondok Pasantren disebut dengan Dayah, yang diambil dari bahasa Arab “Zawiyah”, yang artinya pojok. Megapa demikian karena ulama-ulama di Aceh yang dulunya belajar di Mekkah melakukannya di pojok-pojok Masjidil Haram, sehingga populerlah dengan istilah “Dayah” untuk Pondok Pasantren yang mereka dirikan. Adapun tokoh-tokoh pendiri adalah sebagai berikut : 1. Tgk. H. A. Gani 2. Tgk. H.T. Abubakar Sulaiman 3. Tgk. H.T. M. Ali Basyah 4. Tgk. H. M. Nursyah 5. Tgk. H. Gazali Mohd. Syam 6. Tgk. H. Ramli Ibrahim. Pada umumnya para pendiri yang tersebut diatas adalah termasuk tokoh masyarakat dan orang-orang kaya dan dermawan di Kecamatan Dewantara dan juga ada Ulama seperti, Tgk. H. Gazali Mohd. Syam dan Tgk. H. Ramli Ibrahim. Mereka sangat berhasil mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun dayah untuk masa depan generasi Islam, sehingga masyarakat pada saat itu mau menyumbang, baik dalam bentuk wakaf, zakat, infak dan sadaqah untuk pengadaan lokasi Dayah / Pondok Pasantren , walaupun 1 (satu) meter
persegi (m2), ditambah wakaf-wakaf lainnya. Sehingga lokasi Dayah saat ini + 4 Ha. Diantara perwakilan tersebut adalah Tgk. H. M. Yusuf dan Tgk. Mohd. Hasan. Pada tahap awal, Dayah Syamsuddhuha dibangun sebuah Balai dari kayu ukuran 8 x 10 m untuk pengajian orang-orang tua dan anak-anak dengan status tidak bermukim (setelah belajar mereka pulang), yang pada saat itu dipimpin oleh Tgk. M. Nasir Affan, BA dan sistem pendidikan yang dipakai adalah sistem Salafi dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam secara utuh. Dan sistem ini dipakai sampai dengan tahun 1988. Mulailah pada tahun 1989, pengurus yayasan mendirikan lembaga pendidikan formal, yaitu Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah untuk mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan umum yang menyangkut dengan dasar-dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) disamping ilmu pengetahuan tentang keimanan dan ketaqwaan (IP-TAQ) secara sinergis, sehingga dapat menjawab berbagai macam tantangan zaman yang semakin kompetitif. Dan pada saat itu Pengurus Yayasan menunjukkan Drs. Tgk. H. Ramli Abubakar untuk menjadi pimpinannya. Pada tahun 1993 lebih kurang 3 (tiga) tahun dibawah pimpinan Drs. Tgk. H. Ramli Abubakar, terjadi perbedaan pendapat antara Pengurus Yayasan dan Pimpinan Dayah, sehingga dayah Syamsuddhuha diserahkan kepada Bupati Kabupaten Aceh Utara yang waktu itu adalah Bapak Karimuddin Hasyibullah untuk dicarikan solusinya. Setelah dilakukan suatu upacara adat “peusijuk” atau tepung tawar, yang dilakukan oleh seorang ulama kharismatik Aceh Utara yaitu Tgk.H.Muhammad Amin Mahmud (Abu tumin) Blang Bladeh (sekarang Kabupaten Bireuen) dan turut dihadiri oleh Muspida Kabupaten Aceh Uatara. Dan Muspida Kabupaten Aceh Utara saat itu menyerahkan kepada Tgk. H. Muhammad Amin Mahmud (Abu Tumin) untuk mengasuhnya. Alhamdulillah dengan izin Allah SWT, Dayah Syamsuddhuha berjalan normal kembali sebagaimana biasa sampai saat ini. Pada tahun 1995, Abu Tumin mempercayai Dayah Syamsuddhuha dipimpin oleh Drs. Tgk.H.M.Daud Hasbi, MA sampai tahun 2001. Oleh karena Tgk. H. M. Daud Hasbi, MA harus pindah tugas ke Banda Aceh, maka mulai tahun 2001 sampai dengan sekarang ini dipimpin oleh Tgk. H. Marwan Kamaruddin,S.Ag. Banyak Keberhasilan yang dicapai pada masa kepemimpinan Drs. Tgk. H. M. Daud Hasbi, MA, diantaranya yaitu tumbuh kembali kepercayaan masyarakat terhadap Dayah Syamsudduha, sehingga kembali berbondong-bondong menyerahkan anak-anaknya ke Dayah. Sehingga dari jumlah santri 80 orang bertambah menjadi 500 orang sampai dengan sekarang. Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Syamsuddhuha sudah mendapat izin untuk melaksanakan EBTANAS / UAN sendiri atau sudah berstatus disamakan dengan Madrasah Negeri lainya. Visi, Misi dan Tujuan Dayah Syamsuddhuha mempunyai Visi, Misi dan Tujuan sebagai berikut : Visi : Menciptakan Generasi yang berakhlak mulia, berbadan sehat, berwawasan luas dan memilki pengetahuan yang dilandasi oleh iman dan taqwa.
Misi : Untuk merealisasikan visi tersebut,maka Dayah Syamsuddhuha memiliki misi pendidikan yang terpadu antara pendidikan agama, pendidikan umum, pembinaan mental dan karakter serta ketrampilan selama 24 jam di asrama oleh para Guru Pembina masing-masing. Tujuan : Terciptanya calon intelektual, sehingga para lulusan dapat melanjutkan pendidikannya sesuai dengan minat dan bakat, sesuai dengan dan kemampuan mereka masing - masing sehingga terwujudlah manusia-manusia yang mandiri dan berkualitas serta bermanfaat kepada diri sendiri, keluarga dan masyarakat serta berbahagia di dunia dan akhirat. Profil Kyai / Pengasuh a. Tengku / Kyai / Pengasuh
Latar belakang Tengku/Guru Dayah terpadu Al-Madinatuddiniyah Syamsuddhuha adalah sangat bervarasi, mulai dari Pimpinan sampai pembina-pembina dilapangan.Pada umumnya yang menjadi guru pengajian dayah adalah lulusan dari Dayah Salafi yang telah tamat belajar ilmu-ilmu agama. Sebahagian ada yang berasal dari pondok modern, untuk guru bahasa baik di Aceh maupun diluar Aceh. Kecuali itu guru-guru yang mengajar di Madrasah dan pengasuh ketrampilan adalah alumni dari perguruan tinggi Umura dan IAIN sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. b. Keahlian Adapun keahlian Kyai adalah ilmu-ilmu keislaman yang teks bahsa arab, seperti Fiqh, Tauhid, Tafsir, Ilmu Hadist, Ilmu Qur‟an dan lain sebagainya. Sejak periode kepemimpinan kami, pengangkatan Kyai / Pengasuh adalah dalam masa 5 tahun dan dapat dilanjutkan kembali sampai batas waktu yang tidak terbatas sesuai dengan keputusan Rapat pengurus Yayasan dengan seluruh majelis guru. Secara rinci Riwayat Pendidikan / Curriculum Vitie Pimpinan adalah sebagai berikut : Nama Tpt/Tgl.Lahir Pekerjaan Alamat
: Tgk.H.Marwan Kamaruddin, S.Ag : Aceh Utara, 10 Juli 1967 : PimpinanDayah : Jln. B. Aceh – Medan KM.255 Komplek Dayah Syamsuddhuha Cot Murong Kec. Dewantara Kabupaten Aceh Utara
Riwayat Pendidikan : SD : Tahun 1980 SMP : Tahun 1983 SMA : Tahun 1986 Pasantren : Tahun 1987 – 1995 IAIN : Tahun 1995 – 2000 Guru Pembina pada Dayah Darul ulum YPUI Banda Aceh tahun 1995 – 2001. Pimpinan Dayah Syamsuddhuha tahun 2001 –sekarang.
Kegiatan Ekternal : - Kepala Peny. ZAWA pada Kandepag Kab. Bireuen. - Ketua Komisi Peningkatan Ekonomi pada MPU Kab. Aceh Utara. - Ketua BAZIS Kandepag Kab. Bireuen. Obsesi Dibawah Kepemimpinan kami sekarang ini menginginkan Dayah lebih mandiri dengan dapat meningkatkan kualitas alumni, kesejahteraan guru/ustadz dan peningkatan sarana dan prasarana serta pengkaderan sehingga Dayah akan tetap eksis pada masa-masa yang akan datang. c.
Kondisi lingkungan Pondok Pasantren Keadaan Geografis dan Kondisi Sosial-Lokasi Pondok Pesantren tepatnya berada di jalan Banda Aceh-Medan KM.255, Desa Glumpang Sulu Barat Kemukiman Cot Murong Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, yaitu di kawasan industri Pabrik Pupuk PT. PIM, PT. AAF, Pabrik Kertas Kraft Aceh (KKA) dan PT Arun NGL. Co., merupakan tempat yang sangat strategis, karena selain dekat dengan industri, juga berada di jalan lintas sumatra. Kemudahan transportsi dan dekatnya lokasi dengan kawasan industri sangat memudahkan untuk dijangkau dan melakukan kerjasama-kerjasama dengan proyek-proyek tersebut untuk pengembangan santri diberbagai bidang keterampilan. Kehadiran pondok Pesantren di daerah ini telah banyak memberikan kontribusi kepada masyarakat dan Proyek Vital, yaitu dengan memberikan pengajian-pengajian tentang ilmu keislaman. Banyak ustadz-ustadz yang mengajar yang kemudian menjadi guru jemputan kerumah-rumah karyawan dan desa-desa disekitar Dayah. Berhentinya operasi pabrik-pabrik tersebut pada saat ini juga berdampak buruk pada pengembangan Dayah, karena sejumlah program kerjasama dan rencana pembangunan fisik yang telah disepakati harus dihentikan akibat keadaaan keuangan proyek tersebut sangat kesulitan. Oleh karena itu masyarakat sangat mendukung dan memberikan perlindungan demi eksisnya Dayah yang menjadi jantung hati masyarakat Kecamatan Dewantara khususnya dan Kabupatenaceh Utara serta masyarakat Nanggroe Aceh pada umumnya. Model Organisasi Kepemilikan Adapun model kepemilikan/pegelolaan Pondok Pesantren adalah berupa Yayasan Pendidikan Dayah Terpadu Al-Madinatuddiniyah Syamsuddhuha. Dimana Dayah mendapat wewenang dari yayasan untuk megelola pembangunan fisik secara patungan. Adapun afiliasi dengan Ormas Islam tidak terlihat secara langsung dan mengikat, akan tetapi banyak pembinaan Dayah yang merupakan orang-orang Pengurus PERTI dan Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Aceh Utara, maka bias dikatakan bahwa Dayah lebih berafiliasi kepada PERTI dan NU.
Model Pendidikan yang Diselenggarakan Sesuai dengan Visi yang telah ditetapkan, yaitu untuk mencetak kader Ulama dan Intelektual Islam yang handal dan mampu menjawab tantangan zaman, maka model pendidikan di Dayah Terpadu Syamsuddhuha adalah, Di Pagi hari dari pukul 17.50 WIB – 12.50 WIB adalah kurikulum Departemen Agama secara utuh dan pukul 19.30 WIB – 21.30 WIB dilanjutkan dengan Pengajaran Kitab Pelajaran Agama Islam dari kelas I sampai dengan kelas VI, dengan kitab terendah Matan Taqrib dan yang tertinggi I‟anatuhthalibin untuk fiqih. Pengajaran kitab-kitab tersebut diatas telah diformulasikan dalam satu sillabus dengan berpedoman kepada Dayah-dayah di Aceh yang sudah teruji keberhasilannya. Untuk melaksanakan sillabus tersebut dibentuk pula satu lembaga dengan nama Madrasah Shalafiyah Al-Islamiyah (MSI), dengan struktur yang lengkap. Disamping itu juga ada lembaga MTS, MA, yang bertanggung jawab kepada Pimpinan Dayah dan Pimpinan Dayah bertanggung jawab kepada Yayasan. Disamping MTS, MA dan MSi, ada program pembinaan dan pengasuhan untuk ketrampilan dan pembentukan karakter, dimana santri ditempa dan dilatih di luar jam-jam pelajaran yang dilaksanakan secara klasikal, dengan berbagai kegiatan seperti, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Menjahit, Bordir, Perbengkelan Otomotif Roda Dua dan kegiatan Olah Raga serta belajar berpidato serta paraktik ibadah. Kegiatan Bulanan, Semester dan Tahunan Kegiatan bulanan, semester dan tahunan ini disesuaikan dengan Kalender Akademik Dayah. Adapun materi yang diajarkan MSI, adalah Pendidikan Ilmu Agama yang meliputi Qiraatul Qur‟an Wat Tajwid, Tauhid, Fiqh, Tasawuf, Tarikh, U. Qur‟an, U. Hadist, Hadist, Usul Fiqh, Tarbiyah, Mantiq, Nahwu, Saraf, Tamrin Lugrah, Bahasa inggris dan Balaghah, di formulasikan dalam Madrasah salafiyah Al-Islamiyah (MSI) dengan waktu belajar di malam hari, mulai pukul 19.30 WIB – 21.30 WIB (3 Jam pelajaran). Adapun tenaga pengajar adalah alumni Dayah Salafiyah dan juga alumni dan Santri Dayah Syamsuddhuha dan dari santri kelas akhir untuk praktik. Dengan demikian kader penerus untuk mempertahankan eksistensi Dayah tidak akan putus dari waktu ke waktu. Yang menjadi subjek didik di MSI adalah seluruh santri / siswa Madrasah baik MA maupun MTS dengan model belajar klasikal dan pembinaan karakter diluar jam pelajaran yang telah disebutkan. Pembinaan-pembinaan tersebut meliputi Tadribul Khitbah / Muhadharah (latihan berpidato), pelatihan bengkel sepeda motor, menjahid, border dan batik tuli. Santri Dayah Syamsuddhuha banyak meraih prestsi pada acara lomba yang diselenggarakan di tingkat Kabupaten dan Propinsi. Bahkan pada Pospenas di Medan beberapa waktu lalu, meraih Juara II (medali perak) untuk cabang Pidato dalam Bahasa Arab yang diraih oleh santri kami yaitu saudara Ibnu Khazzam. Kegiatan ketrampilan Dayah Syamsuddhuha sudah membuah hasl yang nyata dengan dibangunnya sebuah gedung permanen untuk bengkel otomotif roda dua dari bantuan PT.PIM dan Deperindag Pusat. Perkembangan bengkel sepeda motor berjalan dengan sangat pesat. Dimana saat ini telah mencapai omset Rp. 5000.000,- perbulan. Program Wajar Dikdas dan paket untuk saat ini belum dilaksanakan. Dngan harapan bengkel ini akan menjadi pilot
projek untuk Dayah-dayah lain di Nanggroe Aceh Darussalam. Khusus untuk Madrasah Diniyah dan Tsanawiyah, kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang baku dari Departemen Agama secara utuh, denga pengajar yang direkrut deduai dengan disiplin ilmu yang diajarkan yang rata-rata merupakan Sarjana Pendidikan, bahkan ada 2 orang yang sudah menyelesaikan Magister (Strata 2). Ketenagaan di Madrasah (MA dan MTS) juga disamping tenaga honorer juga ada Guru PNS yang dikirim oleh Departemen Agama antara lain : 2 orang Kepala Madrasah, 1 orang Guru Kimia, 1 orang Guru Matematika, 2 orang Guru Bahasa Inggris, sehingga jumlah seluruhnya adalah 6 orang. Guru Madrasah saat ini seluruhnya berjumlah 64 orang, selurhnya merupakan tenaga honorer kecuali yang telah disebutkan diatas tadi. Pada pelaksanaan UAN Tahun ajaran 2004/2005, MTS lulus 100% dan MA lulus 75%. Alumni dayah Syamsuddhuha saat ini menyebar di seluruh pelosok dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Adan yang sudah menjadi Dosen dan 6 orang sedang menuntut ilmu di Al Azhar University di Cairo – Mesir. Tenaga Pengajar Ustadz / Guru Sebagai upaya untuk mewujudkan program pendidikan dan pengajaran yang telah digariskan, mutlak diperlukan tenaga-tenaga yang mempunyai kapasitas dan kapabelitas yang cukup. Oleh karena itu, kebutuhan akan tenaga-tenaga sebagaimana dimaksudkan diupayakan agar sesuai dengan profesi masing-masing. Adapun tenaga-tenaga pelaksana pengajar santri (Pembina santri) terdiri dari tenaga tetap, tenaga honorer baik dari Pemda maupun dari Dayah sendiri dan tenaga definitive dari Departemen Agama. Khusus untuk tenaga pengajar tetap direkrut dari IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dan Alumni Pondok Pesantren di aceh maupun di luar aceh serta Alumni Dayah Syamsuddhuha sendiri. Sedangkan tenaga honor sebahagian besar adalah Alumnus Perguruan tinggi Strata Satu (S1) baik dari IAIN Ar-Raniry maupun dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Bahkan ada beberapa tenaga honor yang sedang menyelesaikan program study Strata Dua (S2) PPs IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Jumlah Guru :
MTS= 32 Orang MA= 32 Orang Pembina/MSI= 36 Orang
Santri Dayah Syamsudhuha saat ini memiliki santri sebanyak 678 orang dengan rincian sebagai berikut. Jumlah Santriwan Tsanawiyah adalah 231 orang Jumlah Santriwati Tsanawiyah adalah 170 orang Kesemua santri tersebut adalah berasal dari keluarga petani dan sedikit yang berasal dari keluarga PNS atau pengusaha dan para santri seluruhnya bermukim atau mondok di pesantren selama 24 jam dengan pola makan dapur umum yang dikelola oleh Dayah dnegan biaya per bulan Rp. 180.000,Mengingat Dayah yang masih baru, terutama yang menggunakan kurikulum terpadu, maka kiprah alumni rata-rata sebagai akademisi dan menjadi Pegawai Negeri di Kabupaten Aceh Utara dan sekitarnya. Untuk menjalankan roda adminidtrasi Dayah memiliki 1(satu) ruangan kantor
permanen dengan kondisi bagus dan memenuhi syarat. Akan tetapi banyak sarana dan prasarana pendukung lainnya yang tidak lengkap. Disamping kantor pesantren juga terdapat ruang akantor Madrasah MA dan MTS yang diambil dari local belajar siswa sehingga kondisinya agak sempit. Adapun kondsi ruangan belajar semuanya bagus dan permanen, akan tetapi ada 1(satu) ruangan belajar yang perlu diperbaiki. Disamping ruangan kelas ada juaga ruangan tempat belajar berupa balai-balai lesehan sebanyak 7 (tujuh) buah dimana 4 buah kondisinya tidak layak pakai dan harus diperbaiki. Sampai saat ini Dayah belum memiliki ruang pustaka sehingga buku buku dan kitab-kitab disimpan dalam satu ruang berukuran 4 x 8 m yang sementara difungsikan sebagai Pustaka Darurat. Pihak kami telah mengusulkan agar dapat dibangun Ruang Pustaka, Laboratorium MIPA dan Laboratorium Bahasa, tetapi hingga saat ini belum dapat terwujud. Kegiatan Santri Di samping menekuni pendidikan yang telah disebutkan di atas tadi, para santri juga terlibat di dalam kegiatan organisasi. Yang diberi nama OSTRA dan OSTRI. Kegiatan OSTRA dan OSTRI ini belum memiliki ruangan khusus, akan tetapi dengan memamfaatkan tempat -tempat belajar dan musholla. Unit pengembangan usaha baru dimiliki oleh Dayah, terdiri dari satu buah Waserda, satu buah toko buku dan bengkel sepeda motor. 1. Mesjid Untuk melaksanakan ibadah Shalat Jum‟at para santri harus pergi keluar Dayah dengan berjalan kaki lebih kurang sejauh 500 m, sedangkan shalat berjamaah setiap hari dilakukan di musholla putra dan puti yang sudah tersedia dalam Kampus Pesantren. Mosholla putra merupakan sebuah gedung yang permanen, namun saat ini kondisi tiangtiangnya sedikit retak akibat gempa yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 yang lalu. Sedang bangunan Musholla putrid kondisinya masih sangat darurat, terbuat dari kayu dimana hari demi hari kondisinya semakin lapuk. 2. Asrama Putri Asrama tempat penginapan para Santri Putra merupakan sebuah bangunan yang terdiri dari 2 (dua) lantai dengan 18 kamar dengan kondisi baik. Sedangkan Asrama Putri terdiri dari 23 kamar yang semuanya masih dalam kondisi darurat, kecuali ada 5 buah kamar yang kondisinya baik. Oleh karena itu, saat ini sedang diupayakan Pembangunan Asrama Permanen 3 (tiga) lantai untuk mengatasi hal tersebut, karena kondisi Asrama Putri sangat memprihatinkan, dimana rata-rata dinding dan atapnya mulai rusak. Rumah Kyai/Ustadzh Sejak dayah didirikan, untuk fasilitas Kyai dan Ustadz, baru dapat dibangun 1 (satu) rumah pimpinan, sedangkan untukguru / ustadz masih tinggal di kamar-kamardarurat yang kondisinya sangat memprihatinkan, karena hanya merupakan kamar-kamar yang kemudian difungsikan sebagai rumah keluarga yang jumlahnya ada sebanyak 6 (enam) kamar dan ada juga yang terpaksa harus menyewa rumah di luar Pondok Pesantren . Adapun untuk guru
lajang keadaan seperti itu tidak ada masalah. Sarana Olahraga Sarana Olah Raga yang dimiliki adalah lapangan Volly dan Bandminton yang kondisinya masih alami dan terletak di luar gedung. Ruang keterampilan Kegiatan ketrampilan, walaupun belum memiliki tempat khusus, namun telah dapat dilaksanakan seperti menjahit, border, sedangkan untuk bengkel otomotif roda dua sudah ada ruang yang permanen dan alat-alat yang lengkap dan saat ini sudah memiliki omset Rp.5000.000,- perbulan dari hasil reparasi, penjualan spare partsl. Model Pengembangan Ekonomi Dayah Untuk pengembangan ekonomi pondok pesantren belum banyak yang bisa dilakukan, karena Nanggroe Aceh Darussalam selalu dalam keadaan konflik. Akan tetapi ada yang sudah dilaksanakan yaitu Pengembangan Usaha Waserda Koperasi Dayah dan pada RAT tahu 2004 yang lalu meraih keuntungan Rp.12.000.000,- Disamping Waserda, juga diupayakan peningkatan ekonomi lewat usaha perikanan air tawar yang ada dalam komplek Dayah. Program-Program Pengembangan 1. Fisik
Untuk terlaksananya semua visi dan misi yang telah ditetapkan, sangatlah penting didukung oleh sarana dan prasarana yang representative. Upaya-upaya pengembangan fisik sedang terus dilaksanakan, yaitu pembangunan Asrama Tiga Lantai dan Pembangunan Ruang Belajar. Pihak pengelola mengupayakan juga untuk dapat membangun Aula Pertemuan, Pustaka, laboratorium MIPA, dan Bahasa serta Komputer dan juga Gedung Olah Raga. Dana untuk pembangunan fisik tersebut diupayakan dari pihak APBD kabupaten Aceh Utara dan BUMN yang ada di Aceh bahkan dari APBN juga dari pihak swasta dan sumbangan halal lainnya masyarakat umum dan tidak mengikat. 2. Non Fisik Dalam usaha pengembangan non fisik, terus menerus dilakukan peningkatan kualitas santri, seperti peningkatan intelektual dan keterampilan serta prestasi-prestasi lainnya. Keterampilan seperti keterampilan berbahasa Arab dan Bahasa Inggris, pelatihan perbengkelan roda dua, menjahit dan border serta ada rencana untuk megupayakan Home Industri Sari Buah-Buahan yang bermitra dengan PT.PIM (Persero). Juga keterampilan santri dalam berorasi baik dalam Bahasa Indonesia, Arab Maupun bahasa Inggris.
Program-Program Unggulan Sebagaimana telah kami sampaikan, bahwa dayah Syamsuddhuha Cot Murong Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, bertujuan untuk mencapai target selama kurun waktu 6 ahun dimana santri diharapkan dapat memiliki wawasan pengetahuan yang luas baik pengetahuan agama, maupun pengetahuan umum dengan landasan iman dan taqwa serta berakhlak mulia. Santri juga diharapkan dapat memiliki kemampuan berbahasa sebagai media pengantar dunia pengetahuan dan memiliki ijazah yang sah dan diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sekaligus ijazah dayah, sehingga nantinya santri dapat melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sesuai dengan bakat dan minat masing-masing dengan harapan dapat menjadi cendikiawan muslim yang taat dan teguh pada nilai-nilai ajaran Islam serta memiliki kualifikasi “ Manusia berakhlak mulia dan bermamfaat bagi manusia lainnya”. Oleh karena itu hal-hal tersebut diatas, maka untuk Madrasah dibuka dua jurusan, yaitu IPA dan IPS, sedangkan pada Madrsah Salafiyah Al-Islamiyah santri ditekankan untuk menguasai ilmu Agama Islam, seperti Fiqh, Nahwu, Sharaf, U. Hadist, U. Qur‟an dan tafsir al-qur‟an kajian-kajian keislaman. Bagi santri-santri yang kurang berbakat melanjutkan pendidikan dengan berbagai alasan, lebih difokuskan pada ketrampilan agar menjadi bekal saat kembali ke dalam masyarakat. Penutup Demikian penulisan direktoriini kami sampaikan dengan sebenarnya, semoga bermanfaat bagi kita semua. Dan kami berdo‟a kepada Allah SWT, agar sekecil apapun yang telah, sedangdan akan kita kerjakan untuk kemajuan pondok pesantren akan mendapat balasan berupa pahala yang berlipat ganda dari sisi-Nya, Amin Ya Allah YA Rabbal „Alamin!