2.
Geometri jalan lebar, terdapat Aksesibilitas
Geometri koridor jalan yang tidak memadai
trotoar yang lebar
dan
jalur
sepeda.
jalurnya
didukung
linear
enclosure
merupakan konektor
dan
mempengaruhi tingkat livabilitas yang rendah
&
kontinuitas
Seperti yang diutarakan oleh Caliandro, 1978 dan Project for Public Space, bahwa koridor fungsi penghubung memerlukan tautan sebagai
menyeberang jalan (Project for Public Space)
sulit.
dari dua
Sirkulasi dan tautan dipengaruhi
pada penggal jalan tersebut karena sirkulasi yang
jalan sebagai fasilitas akses yang merupakan
oleh kemudahan melintasi dan
160
b. Tautan
serta
tujuan (Caliandro, 1978)
seperti pada penggal jalan 1 di studi kasus
akses spasial & visual
Kualitas penghubung akan kuat ketika
a. Geometri koridor jalan
tujuan perjalanan dan kontinuitas akses spasial & visual dari enclosure untuk kelancaran dan kemudahan perjalanan.
3
.
Memiliki
trotoar
(jalur
pedestrian) yang lebar dan mencukupi
pejalannya
dan
memiliki jalur sepeda. Hal ini
Keselamatan &
Definisi jalur sirkulasi dan area aktivitas
Kenyamanan Fisik
diperlukan untuk memisahkan penggunaan ruang
a. Keselamatan
untuk mendukung keselamatan dan kenyamanan
Area sirkulasi definitif
fisik pengguna jalan. Ketersedian jalur sirkulasi
Ketersediaan fasilitas
untuk
pendukung
pedestrian serta area parkir yang tidak terinvasi.
keselamatan
Kondisi yang ada di studi kasus menunjukkan
untuk mendorong gaya hidup sehat dan aktif di kalangan masyarakat. (Appleyard, 1981)
b. Kenyamanan fisik
Public use boundary akan berbeda ketika pemisahan dari area publik dan area privat didefinisikan oleh dinding atau bentuk fisik yang lain.
tidak
batasannya
dibedakan tidak
apabila
didefinisikan
melalui bentuk fisik. (Caliandro,
kendaraan
bermotor,
sepeda,
dan
bahwa tersedianya pedestrian way saja tidak
Ketersediaan street
dapat mengakomodasi sirkulasi pejalan kaki jika
furniture
terdapat invasi lahan oleh aktivitas lain yang
Kenyamanan termal
menghambat pedestrian seperti PKL atau parkir dan aktivitas kendaraan. Perlu adanya definisi fisik yang jelas (public use boundary) dan memadai
serta
meminimalisir
invasi
oleh
aktivitas lain. Ketersediaan fasilitas pendukung keselamatan seperti pengaman jalan terhadap
selokan,
terlebih yang juga mendukung penghijauan jalan
161
dan terintegrasi dengan street furniture menjadi
1973)
penting untuk koridor jalan supaya livable dan
Konflik lalu lintas terjadi apabila volume
aliran kendaraan atau
densitas dari parkir membatasi kesinambungan jalur pedestrian dan
membatasi
pergerakan
pedestrian atau pengguna jalan Street furniture membentuk ruang, merangsang
kedatangan
orang
untuk beraktivitas (Jacob, 1963)
Pepohonan/ vegetasi menyuplai oksigen, pembatas jalur pejalan kaki dengan kendaraan bermotor, mengatur
pencahayaan
(Jacob, 1963)
162
seperti pada studi kasus di penggal jalan 5 yang aktivitas non movement cukup signifikan pada area yang terdapat street furniture terpadu. Kenyamanan
termal
mendukung
livabilitas
koridor jalan, terutama pada area dengan teduhan alami. Seperti pada penggal jalan 2 dan
(Caliandro, 1973)
merangsang kedatangan orang untuk beraktivitas
alami
5 yang banyak ditemukan aktivitas nonmovement di area-area yang cenderung terdapat teduhan. Selain terdapat teduhan juga area harus aksesibel, seperti pada penggal jalan 4 di studi kasus. Area dengan banyak vegetasi namun tidak aksesibel beraktivitas.
tidak
dapat
digunakan
untuk
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1. Kesimpulan 6.1.1. Kondisi Livabilitas Jalan Selokan Mataram Penggal Jalan Affandi – Seturan Raya Hasil temuan kondisi livabilitas pada studi kasus
diklasifikasikan
dalam 3 (tiga) kategori yaitu: 1) penggal jalan 1 (satu) dengan livabilitas C (nilai rendah pada ketiga elemen livabilitas); 2) penggal jalan 3 (tiga) dengan livabilitas B (nilai rendah pada elemen aksesibilitas & keselamatan serta kualitas lingkungan dan nilai tinggi pada elemen fungsi & aktivitas sosial); 3) penggal jalan 2 (dua), 4 (empat), dan 5 (lima) dengan livabilitas A (nilai tinggi pada elemen fungsi & aktivitas sosial, nilai sedang pada elemen kualitas lingkungan, dan rendah pada elemen aksesibilitas & keselamatan). Dalam arahan desain, elemen yang berhubungan dengan elemen yang memiliki tingkat livabilitas rendah menjadi prioritas.
163
6.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Livabilitas Jalan Selokan Mataram Penggal Jalan Affandi – Seturan Raya Faktor yang mempengaruhi livabilitas pada Jalan Selokan Mataram penggal Jalan Affandi hingga Jalan Seturan Raya antara lain sebagai berikut: 6.1.2.1.Keragaman Fungsi sebagai Atraktor
a. Fungsi luar kawasan
Fungsi bangunan generator luar kawasan Keragaman fungsi bangunan berupa fungsi akademis, komersial, dan fasilitas umum yang mengelilingi kawasan menjadi atraktor kawasan sebagai kawasan yang strategis.
Fungsi koridor jalan luar kawasan Terdapat koridor jalan arteri yang sejajar dengan Jalan Selokan Mataram serta jalan di sekitar kawasan yang merupakan
koridor
jalan
komersial
sehingga
mendorong kawasan studi kasus untuk berkembang. b. Fungsi dalam kawasan
Fungsi bangunan dalam kawasan Fungsi bangunan dalam kawasan didominasi fungsi pemukiman. Fungsi bangunan yang berbatasan dengan koridor jalan studi kasus cenderung berupa fungsi publik yang beragam (komersial, kuliner, fasum).
164
Keragaman fungsi bangunan memberikan kehidupan aktivitas yang tinggi.
Fungsi ruang terbuka yang fleksibel Fungsi ruang terbuka yang dapat digunakan untuk bermacam kegiatan luar ruang untuk masyarakat sekitar. Kecenderungan aktivitas non movement yang tinggi berada pada ruang terbuka publik jenis plasa dengan akses yang baik.
Fungsi potensi alam Fungsi potensi alam dari ruang terbuka biru (sungai dan selokan Mataram) dan ruang terbuka hijau (sawah, jalur hijau, lapangan semak) menarik masyarakat untuk memanfaatkan potensinya. Salah satunya dengan memancing di Selokan Mataram.
6.1.2.2.Aksesibilitas
a. Tautan dan kontinuitas akses spasial & visual Kontinuitas jalur utara selokan dan tautan antara koridor Jalan Affandi terhadap junction 1 dan junction 2 serta ketersediaan & penataan area parkir yang dekat dengan tempat tujuan mempengaruhi livabilitas koridor jalan studi kasus. b. Geometri koridor jalan
165
Perbedaan geometri koridor jalan penggal jalan 1 dan jalur utara selokan yang lebih sempit dibanding penggal jalan lain yang lebih lebar mempengaruhi aktivitas yang terjadi di area tersebut. 6.1.2.3.Keselamatan & Kenyamanan Fisik
a. Keselamatan
Area sirkulasi definitif Kondisi
koridor
jalan
berupa
shared
street
mempengaruhi keselamatan karena tidak terdapat batasan definitif secara fisik antara moda kendaraan satu dengan yang lain, minimal pemisahan fisik bagi pengguna kendaraan bermotor dan tidak bermotor. Karena seringkali pengguna kendaraan tidak bermotor tersingkir dan terancam keselamatannya terutama saat waktu aktivitas yang padat.
Fasilitas pendukung keselamatan Tidak adanya fasilitas pendukung keselamatan seperti pagar selokan dan penerangan jalan di beberapa titik kawasan mempengaruhi keselamatan pengguna jalan. Di beberapa lokasi kawasan kerap menjadi lokasi kecelakaan.
b. Kenyamanan Fisik
Ketersediaan Street Furniture
166
Street furniture berupa tempat duduk, peneduh, penerangan jalan, tempat sampah, rambu, fasilitas penyandang cacat mempengaruhi livabilitas kawasan supaya pengguna jalan dapat nyaman
beraktivitas
seperti pada penggal jalan 5 yang memanfaatkan sempadan selokan sebagai area duduk.
Kenyamanan termal Aktivitas berupa aktivitas non movement cenderung ditemukan pada area yang memiliki peneduh alami maupun buatan untuk menjaga kenyamanan termal masyarakat yang beraktivitas.
6.2. Rekomendasi
6.2.1. Dasar Pertimbangan Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam pemberian rekomendasi berupa arahan agar meningkatkan livabilitas koridor jalan Selokan Mataram penggal Jalan affandi – Seturan Raya, yaitu: 1. Arahan dilakukan berdasarkan hasil temuan penelitian yaitu kondisi livabilitas kawasan penggal jalan yang dianalisis untuk mendapatkan temuan faktor pengaruh livabilitas jalan. Faktor pengaruh kondisi livabilitas jalan ini digunakan sebagai arah untuk melihat permasalahan kawasan terkait livabilitas yang digunakan untuk memberikan rekomendasi desain penataan koridor jalan Selokan
167
Mataram penggal Jalan Affandi – Seturan Raya. Dikaitkan dengan teori terkait livabilitas jalan. 2.
Arahan juga dilakukan dengan
mempertimbangkan wacana
pengembangan kawasan menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2011 – 2031. Pertimbangan lain adalah terhadap wawancara & dokumen pekerjaan penataan jalan serta wawancara terhadap Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi DIY Bidang Bina Marga serta Dinas Pembangunan & Peningkatan Jalan & Perumahan Bidang Bina Marga Pemerintah Kabupaten Sleman. 1
6.2.2. Rekomendasi Umum
1. Mengendalikan aktivitas sirkulasi dalam kawasan sebagai akses utama kawasan (penyediaan akses sirkulasi definitif, penegasan koridor jalan yang sejajar terhadap koridor studi kasus, integrasi dengan angkutan umum kota, penataan fungsi bangunan – fungsi komersial dipusatkan berbatasan dengan jalan utama yang terintegrasi dengan area parkir dan pedestrian way);
1
Wawancara dengan Ibu Th.Emilia T,ST,MT Kepala Seksi Pembangunan & Peningkatan Jalan Dinas PJJ & Perumahan Bidang Bina Marga Pemerintah Kabupaten Sleman (2013) dan data dari dokumen DAD Ruas Jalan Selokan Mataram Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumder Daya Mineral Provinsi DIY. Bidang Bina Marga (2013)
168
2. Meningkatkan aktivitas komunal ramah lingkungan sebagai koridor komunal (pemanfaatan potensi air selokan untuk mendukung aktivitas komunal, penyediaan ruang terbuka publik hijau yang aksesibel); 3. Meningkatkan keselamatan & kenyamanan fisik pengguna jalan sebagai koridor hijau (penyediaan area sirkulasi fisik terpisah antara kendaraan bermotor dan tidak bermotor yang diprioritaskan bagi kendaraan tidak bermotor, penyediaan jalur hijau sebagai sempadan dan pengamanan selokan, dan teduhan).
169
6.2.3. Rekomendasi Khusus
Rekomendasi khusus diusulkan berdasarkan temuan faktor livabilitas yang dihubungkan dengan kondisi kawasan, melihat permasalahan terkait livabilitas yang dikaitkan dengan kebijakan pemerintah. Image desain pengembangan kawasan hanya bersifat sebagai ide desain. 6.2.3.1. Fungsi ekstensif kawasan sebagai atraktor
Tabel 6.2 Rekomendasi Desain Fungsi Penghubung Atraktor Ekstensif Kawasan
Kondisi Kawasan Keberadaan
Permasalahan
Kebijakan Pemerintah
ekstensif
berupa akademis,
kawasan di
kawasan
terutama
atraktor pelajar dan pekerja yang komersial, tujuannya pada kawasan
Kecamatan
khususnya Mengendalikan
Depok
livabilitas
Caturtunggal dan Condongcatur dengan: ilmu
pergerakan
perbelanjaan
lingkungan
pendidikan,
pengetahuan, dan
aktivitas ramah di
jalan
Mataram
menyebabkan
pemukiman. Namun juga terdapat
menuju
fungsi
fungsi
pembangunan pemukiman
Selokan Mataram sebagai jaringan
kawasan sebagai dukungan
pendidikan/akademis
maupun
dan
irigasi. Terdapat ketentuan dalam
terhadap
memicu
pergerakan
aktivitas
pengembangan kawasan menurut
kawasan
Dominansi
170
munculnya
kawasan
wisata
Meningkatkan
Selokan
kawasan.
luar
sebagai area perkotaan tujuan 1.
kawasan
jasa
mengelilingi di
pelayanan umum, dan pendidikan dan komersial
atraktor Pendatang yang bermukim
Rekomendasi Desain
indekost
dan
peruntukkan
livabilitas
untuk luar di
peruntukkan
fungsi dalam kawasan meningkat. Terlihat pada
Peraturan
Daerah
Kabupaten
pemukiman
dan jam berangkat dan pulang
Sleman Nomor 12 Tahun 2012
pengembangan
fungsi pendukung lain sekolah / kerja, sering
Tentang Rencana Tata Ruang
jaringan
(komersial & jasa)
terjadi konflik lalu lintas
Wilayah
Sleman
menyediakan jalur khusus
seperti kemacetan.
Tahun 2011 – 2031 dan Pergub
yang kontinu untuk pejalan
Istimewa Yogyakarta Nomor 9
kaki
Tahun 2012 Tentang Sempadan
kendaraan
non-bermotor
Jaringan Irigasi. Sempadan di
sekaligus
jalur
kawasan
minimal
inspeksi Selokan Mataram
memiliki lebar 2m. Pemanfaatan
& kendaraan umum (Trans
lahan
Jogja)
berupa
indekost,
Kabupaten
studi
kasus
sempadan
juga
diatur,
termasuk sebagai jalur inspeksi di sisi jalur irigasi.
Dari Dinas
171
dan
dokumen
Pekerjaan
Umum,
irigasi
dan
zona dengan
pengendara
serta
untuk
kendaraan
emergency. 2.
penataan jalan
di
Meningkatkan pelayanan moda
transportasi
yang
melayani pencapaian dari
Perumahan, dan Energi Sumber
dan
Daya
DIY
kawasan dengan integrasi
Bidang Bina Marga serta Dinas
Trans Jogja pada jalur utara
Pembangunan
selokan.
Mineral
Provinsi &
Peningkatan
ke
atraktor
luar
Jalan & Perumahan Bidang Bina
3. Memfasilitasi peningkatan
Marga
Pemerintah
Kabupaten
pergerakan
dan
Sleman menanggapi pergerakan
menuju
aktivitas yang meningkat untuk
kawasan
mencapai fungsi (atraktor) di luar
menegaskan jalur alternatif
kawasan
selain
dilakukan
dengan
fungsi
luar dengan
jalan
Selokan
membuka jalan baru di area yang
Mataram dengan memberi
sama yaitu di jalur utara selokan
rambu-rambu,
sehingga
sebagai
jalan
Mataram
shared
meningkatkan
street.
Untuk
kapasitas
jalan
Selokan
tidak lagi menjadi jalan
menampung aktivitas dari dan
kolektor
menuju atraktor luar kawasan.
kontinu lintas barat-timur kawasan.
172
dari
tunggal
yang
Jalur pelayanan kendaraan angkutan umum sudah ada di jalan arteri di area ektensif kawasan yaitu pelayanan bus umum Trans Jogja. Halte sudah tersedia di Jalan Affandi, Jalan Ring Road Utara, Jalan Laksda Adisucipto, dan Jalan Seturan Raya. Untuk mengendalikan livabilitas dalam kawasan guna mencapai atraktor di luar kawasan dan mendukung pergerakan ramah lingkungan, jalur pelayanan direkomendasikan untuk melalui Jalan Selokan Mataram penggal Jalan Affandi – Seturan Raya. Jalur Trans Jogja terhubung langsung dengan pedestrian way dan jalur sepeda untuk kemudahan lanjutan perjalanan. Bus Trans Jogja menggunakan jalur utara selokan dan diatur waktu operasionalnya untuk pelayanan arus dua arah dari timur ke barat dan sebaliknya.
173
Gambar 6.1 Rekomendasi jalur pelayanan angkutan umum (Trans Jogja)
6.2.3.2. Image Desain Ilustrasi Rekomendasi terhadap Fungsi ekstensif Kawasan sebagai Atraktor
174
Gambar 6.2 Jalur Sirkulasi Eksisting Kawasan
Gambar 6.3 Ilustrasi Jalur Sirkulasi Kebijakan Pemerintah 175
Gambar 6.4 Rekomendasi Desain Integrasi Jalur Sirkulasi Penghubung Atraktor Ekstensif Kawasan 176
177
Gambar 6.5 Jalur Sirkulasi Penggal Jalan Eksisting
Gambar 6.6 Jalur Sirkulasi Penggal Jalan (Rencana Pemerintah
Jalur selatan selokan dilebarkan 1.50 m untuk jalur hijau dan area street furniture yang terhubung dengan pedestrian way. Koridor jalan selatan selokan tetap menjadi jalur untuk pejalan kaki, pesepeda, motor, dan mobil untuk akses utama kawasan dan mencapai fungsi atraktor luar kawasan. Jalur utara selokan dilebarkan untuk menyelesaikan diskontinuitas jalur sekaligus
sebagai jalur
prioritas
pejalan kaki,
pengguna kendaraan non bermotor dan jalur angkutan umum (Trans Jogja) serta kendaraan emergency (ambulans, pemadam kebakaran, mobil inspeksi). Jalur dapat digunakan kendaraan bermotor pada jam Gambar 6.7 Rekomendasi Jalur Sirkulasi
178
terbatas yaitu pukul 22.00 – 04.00.
Gambar 6.8 Ilustrasi Perspektif Potongan Tipikal Jalan Pembagian jalur jalan
Penataan dilakukan di sisi selatan jalan dengan menyediakan area street furniture. Pelebaran dilakukan di sisi utara jalan untuk menyediakan jalur pergerakan pejalan kaki dan non bermotor serta untuk kendaraan angkutan umum (Trans Jogja & emergency). 179
6.2.3.3. Fungsi bangunan dalam kawasan
Tabel 6.3 Rekomendasi Desain Fungsi Bangunan Publik dalam Kawasan
Kondisi Kawasan
Permasalahan
Kebijakan Pemerintah
Fungsi bangunan didominasi Dari kelima penggal jalan,
residensial. Keragaman fungsi penggal publik
cenderung
bangunan
yang
jalan
pada keragaman
aktivitas
kawasan
berbatasan rendah. Terjadi ketimpangan
kampung
penggal
Pada cenderung
yang
didukung
dengan
non
movement
yang
berbatasan
penggal
Jalan
Selokan
dibanding
berlangsung hanya pada pagi jalan lain.
yang
masih
dengan Mataram
Peruntukkan
lahan
dominansi sebagai fungsi residensial Fungsi
bangunan
yang
berbatasan dengan Jalan
serta ruang terbuka hijau.
Selokan
Rencana
jalan
sudah terbangun sebagai
seperti pada penggal jalan
fungsi komersial dan jasa
lain dilakukan di penggal
untuk
jalan 1. Bangunan dengan
pemenuhan
fungsi
resident & visitor.
mandiri 180
perumahan
&
fungsi komersial & jasa
fungsi
dan activity
1
jalan
pemukiman rendah tingkat livabilitas.
movement
&
rendah
jalan
sebagai penggal
sepi
penggal jalan 1 keragaman activity
hingga siang hari.
adalah
kawasan
Mataram. paling
memiliki
Meningkatkan livabilitas pada
Peruntukkan lahan di dalam
paling
langsung dengan koridor jalan aktivitas, Selokan
1
Rekomendasi Desain
pelebaran
baru
berkembang
dengan
tidak
Pelebaran
Mataram
yang
memfasilitasi kebutuhan jalan
pada
mengalihfungsi
lahan
penggal
jalan
1
akan
sempadan selokan selebar 1
memicu
meter di utara dan selatan
keragaman
selokan
bangunan terutama yang
dari
bangunan
(Dinas Bidang Bina Marga)
berbatasan karena aksesibel.
munculnya fungsi dengan area
jalan
menjadi
Penambahan
fungsi publik baru pada penggal jalan 1. Fungsi publik perlu menyediakan area parkir yang memadai dan tidak memakan badan jalan atau menginvasi lahan fungsi non-parkir.
181
6.2.3.4. Image Desain Ilustrasi Rekomendasi terhadap Fungsi Bangunan dalam Kawasan
182
Gambar 6.9 Fungsi Bangunan dalam Kawasan Eksisting
Gambar 6.10 Rekomendasi Pengembangan Fungsi Bangunan dalam Kawasan
183
Gambar 6.11 Keyplan Studi Kasus Eksisting
Gambar 6.12 Peta Keragaman Fungsi Penggal Jalan 1 Eksisting
184
Gambar 6.13 Ilustrasi Pelebaran & Penataan Penggal Jalan 1 untuk memicu munculnya fungsi publik yang berbatasan dengan Jalan Selokan Mataram
Gambar 6.14 Peta Usulan Keragaman Fungsi Penggal Jalan 1
6.2.3.5. Fungsi Ruang Terbuka Publik yang Fleksibel
Tabel 6.4 Rekomendasi Desain Fungsi Ruang Terbuka Publik yang Fleksibel
Kondisi Kawasan
Permasalahan
Kebijakan
Rekomendasi Desain
Pemerintah Fungsi ruang terbuka
publik
masih
kurang
Ruang
RTP Penggal Jalan 1
terbuka
Akses
menuju
RTP
Meningkatkan livabilitas pada penggal jalan
plasa publik
yang masih rendah tingkat livabilitas pada
pada penggal jalan 1
(lapangan) yang sulit karena memanfaatkan
(sudah ada RTP plasa
level di bawah jalan, akses lahan
ruang terbuka publik:
sempadan
RTP Penggal Jalan 1
namun tidak aktif) dan
dakian tanah. Visual dari jalan selatan
penggal jalan 4 (terdapat
Selokan Mataram terhalang pada penggal jalan
untuk pejalan kaki, pesepeda, dan difabel.
ruang
PKL kuliner.
4 dan 5 sebagai
Integrasi penataan terhadap PKL kuliner dan
RTP Penggal Jalan 4
taman untuk area
pasar tradisional yang merupakan generator
namun
hijau tidak
terbuka aktif,
aktivitas non movement
185
selokan
Ruang terbuka hijau di jalur duduk
Memberi akses dari Jalan Selokan Mataram
yang
penggal jalan 1.
jarang terjadi, rata-rata
utara selokan non aksesibel berbatasan dengan RTP Penggal Jalan 4
pada pagi hari di jalur
sehingg tidak bisa digunakan pedestrian
utara
beraktivitas meski menyimpan selebar 1 meter di
berupa
aktivitas olahraga atau
potensi dapat dikembangkan sisi
dominasi
memancing.
sebagai RTP aktif.
selokan
berupa
selatan
utara jalan.
way dan
Penataan RTH menjadi ruang terbuka publik taman
yang
vegetasi
aksesibel pepohonan.
panggung untuk acara komunal
dengan Area
6.2.3.6. Image Desain Rekomendasi terhadap Fungsi Ruang Terbuka Publik yang Fleksibel
Gambar 6.15 Keyplan Eksisting
Gambar 6.16 Peta Potensi Ruang Terbuka Publik Eksisting Penggal Jalan 4 berupa plasa (lahan hijau vegetasi non aksesibel)
RTP penggal jalan 4
RTP 1
186
Gambar 6.17 Peta Ruang Terbuka Publik Eksisting Penggal Jalan 1 berupa plasa (lapangan dengan perkerasan beton)
Gambar 6.18 Ruang Terbuka Publik Eksisting Penggal Jalan 1 berupa plasa (lapangan dengan perkerasan beton)
Gambar 6.19 Potensi ruang terbuka publik plasa sekaligus area hijauan di penggal jalan 4
Gambar 6.20 Ilustrasi ruang terbuka publik hijau di penggal jalan 4
RTP berupa taman rekreasi dengan atraktor kolam dan hijauan rendah
serta
panggung
yang
dimanfaatkan aktivitas masyarakat sekitar
187
dapat untuk bersama
6.2.3.7. Fungsi Potensi Alam
Kondisi Kawasan
Permasalahan
Area sempadan selokan sisi
selatan
yang
berupa
hijauan tidak kontinu di penggal
jalan
1
Sempadan selokan dan jalur
hijau
area Meningkatkan
livabilitas
fungsi
sempadan selokan di potensi alam pada:
dan
Menyediakan
Rekomendasi Desain
Tidak
adanya
sisi utara dan selatan
sempadan
Jalur hijau
sebagian penggal jalan 2.
jalan langsung menuju ke
sepanjang jalan dengan
selebar 2 meter di sisi selatan
Selokan
selokan, tidak ada yang
lebar 1 meter. Pada
selokan
kontinu
sepanjang
sarana irigasi persawahan
diserap oleh jalur hijau.
penggal 4 dan 5 sisi
penggal
jalan
dengan
di
Irigasi terganggu
selatan
groundcover dan pohon tajuk
membuang
Banyaknya sampah yang
sebagai taman duduk.
pengarah
sampah di selokan masih
ikut mengalir ke sawah
Penggal 1 hingga 3
menghalang pandang pengguna
sering dilakukan.
menurunkan kualitas panen
dibuat
kendaraan bermotor. Sisi utara
Aktivitas
Keselamatan
dengan
masih menjadi
sekitar
dilakukan
kawasan.
memanfaatkan
aktivitas
selokan
sering
sekitar selokan
warga
sekitar
Area selokan yang tanpa
seperti memancing.
dimanfaatkan
perkerasan titik
pohon
setiap 2 meter.
pengaman untuk aktivitas
kontinu
selokan
potensi
188
Kebijakan Pemerintah
membuat aliran hujan dari
Aktivitas
Tabel 6.5 Rekomendasi Desain Fungsi Potensi Alam
Menyediakan sempadan selokan
supaya
tidak
sempadan selebar 2 meter yang dimanfaatkan
sebagai
Dalam
Peraturan
promenade khusus bagi aktivitas
Daerah
Kabupaten
pejalan kaki dengan penutup
memancing cukup rawan
Sleman
Nomor
12
permukaan tanah berupa grass
terutama untuk anak-anak
Tahun 2012 Tentang
block
yang
Rencana Tata Ruang
memungkinkan
Wilayah
Kabupaten
Jalur hijau juga berada di batas
Sleman Tahun 2011 –
jalur sepeda dan jalur kendaraan
2031
terhadap jalur pejalan kaki.
beraktivitas
di
sekitarnya
Pasal
sempadan
membatasi
71, yang jaringan
yang resapan
air.
Penyediaan street furiture berupa tempat sampah dan regulasi tegas
irigasi sekurang-kurang
tentang
2 meter di kanan-kiri
sampah di selokan.
jalur irigasi.
masih
larangan
membuang
Penyediaan beberapa titik area memancing yang terdapat pagar selokan.
Mendekatkan
secara
fisik
pengguna jalan terhadap potensi air di Selokan Mataram melalui penyediaan
189
6.2.3.8. Image Desain Rekomendasi terhadap Fungsi Potensi Alam
190
Gambar 6.21 Peta RTH dan RTB eksisting
191
Gambar 6.22 Tikungan junction 2 bagian timur eksisting
Gambar 6.24 Jalur pejalan kaki yang tidak ada di penggal jalan 1
Gambar 6.23 Sempadan jalur hijau sebagai fasilitas pengaman di penggal jalan 3 eksisting
Gambar 6.25 Aktivitas memancing memanfaatkan potensi selokan Mataram
Gambar 6.26 Ilustrasi jalur sempadan & pagar sebagai jalur hijau sekaligus fasilitas keselamatan jalur tikungan
192
Gambar 6.27 Ilustrasi Penyediaan Street Furniture Penyediaan street furniture terintegrasi dengan jalur hijau dan pedestrian way
Gambar 6.28 Ilustrasi penyediaan area memancing di Selokan Mataram Selokan Mataram selain tetap menjadi saluran irigasi persawahan juga sebagai area duduk dan aktivitas memancing
193
Gambar 6.29 Ilustrasi pemanfaatan potensi air Selokan Mataram Platform dari bahan yang ringan dan tidak memberatkan struktur tanggul selokanyang memungkinkan pengguna jalan dekat dengan potensi air di Selokan Mataram. Penataan diharapkan mendorong rasa memiliki & memelihara kawasan
6.2.3.9. Kontinuitas Akses & Geometri Koridor Jalan
Tabel 6.6 Rekomendasi Desain Kontinuitas Akses & Geometri Koridor Jalan
Kondisi Kawasan
Permasalahan
Kebijakan
Rekomendasi Desain
Pemerintah Jalur utara selokan terputus Jalur utara selokan tidak Pembebasan lahan di Mengendalikan livabilitas dalam
di
beberapa
titik
oleh
geometris
yang
dapat diakses nyaman dan
jalur utara dan selatan penyediaan akses.
kondisi
kontinu,
sehingga
rendah
menyempit, vegetasi, dan
movement activity, namun
pelebaran jalur utara
dan
bangunan yang menjorok
sisi baiknya non movement
selokan
pelebaran
hingga bibir selokan.
activity cenderung berada di
difungsikan
sebagai
sebagai jalur sepeda dan pejalan
area ini.
jalur kendaraan. Jalur
kaki, jalur selatan sebagai jalur
pedestrian
way
kendaraan bermotor. Pedestrian
1 jarang dilewati pengguna
selebar 1.5 meter di
way tetap ada berbatasan dengan
karena koridor jalan yang
jalan,
oleh
utara
bangunan di batas koridor jalan.
menyempit
devider
pengguna
Lokasi
jalan.
Affandi
junction 2 yang tidak linear Pelebaran
Diskontinuitas
alur
perjalanan dari junction 2 Penggal jalan 1 dan junction menuju ke penggal jalan 1
terbuka terhubung dengan 194
untuk Pembebasan lahan di jalur utara
selokan
dan
Jalan
langsung junction
2.
didominasi mobil.
yang
dan
selatan
selokan
jalan.
Sisi
untuk utara
Pemindahan lokasi junction 2 geometri
agar linear dengan perpotongan
junction
koridor
dari jalan Affandi (harus
koridor
membelok)
selebar 7 meter
sering
selatan
jalan
Affandi
dan
menghilangkan tikungan tajam
Penumpukkan
menyebabkan kemacetan dan Pelebaran
aktivitas
pengguna
sepeda
berada di junction 2.
motor
kecelakaan pengguna jalan terjatuh ke selokan.
yang
geometri
sering
mengakibatkan
koridor jalan
kecelakaan. Pelebaran geometri semua junction selebar 7 meter pada koridor jalan.
6.2.3.10.
Kontinuitas Akses & Geometri Koridor Jalan
Junction 2
Gambar 6.30 Keyplan Jalur Sirkulasi junction Eksisting
195
Gambar 6.31 Peta Junction 2 eksisting
Gambar 6.32 Junction 2 bagian timur eksisting
Gambar 6.33 Junction 2 bagian barat eksisting
196
Gambar 6.34 Ilustrasi pemindahan & penataan jalur junction 2
6.2.3.11.
Keselamatan & Kenyamanan Fisik
Tabel 6.7 Rekomendasi Desain Keselamatan & Kenyamanan Fisik
Kondisi Kawasan
197
Permasalahan
sirkulasi
Jalur
shared street untuk
Pesepeda
pejalan
dan
kaki sering
Kebijakan Pemerintah
terabaikan
Jalur
sirkulasi
Rekomendasi Desain
tetap Meningkatkan
livabilitas
shared street, pedestrian mendukung
keselamatan
pengguna kendaraan
keselamatan karena arus
way di selatan dan utara kenyamanan fisik dengan:
bermotor, pesepeda,
kendaraan bermotor yang
jalan selebar 1.50 meter.
Meningkatkan
dan
pejalan
kaki.
mendominasi.
Tidak
kenyamanan
Area
parkir
tidak
pejalan
Alur
kaki
untuk
dan
khusus
terhambat
parkir.
ada untuk
dominansi
pengendara
menggunakan badan
oleh aktivitas parkir yang
menggunakan
jalan
atau
memakan badan
kapling
menginvasi
lahan
dan pedestrian way yang
jalan
regulasi jalur Parkir
dan
keselamatan fisik
pedestrian
dan &
pengguna kendaraan tidak bermotor dengan
memisahkan
sisa
pedestrian
&
bangunan
pergerakan
pesepeda
kendaraan
pergerakan terhadap bermotor.
maupun di badan jalan.
Menyediakan jalur sirkulasi definitif.
Pelebaran
geometri
Jalur utara selokan sebagai jalur non
koridor seluruh penggal
kendaraan bermotor, dan jalur selatan selokan
pedestrian
berlebihan.
Fasilitas pendukung
Penggal
keselamatan berupa
penggal jalan 2 yang
jalan
rambu lalu lintas,
berdekatan
selebar 7 meter.
bermotor. Pedestrian way disediakan
pagar selokan, street
junction 2 menjadi lokasi
Jalur hijau berada di
berbatasan dengan bangunan street
jalan
1
dan
dengan
dan
junction
sebagai
jalur
kendaraan
hamper,
kecelakaan berulang kali
street
furniture
berupa
sempadan selokan sisi
karena
minim
wall.
utara dan selatan. Pada
Penyediaan titik parkir on street di
lampu jalan, tidak
infrastruktur keselamatan
jalur yang baru, ditanami
beberapa
merata tersedia di
Aktivitas
sepanjang
jalan.
rendah
Terutama
penggal
penggal jalan 1. Pada
area
jalan 1 dan sebagian
penggal jalan 2-4 di sisi
pengembangannya dapat berupa area
penggal jalan 2 yang
selatan selokan rendah
parkir vertikal di beberapa titik lokasi
paling
aktivitas
minim
melayani
pejalan
kaki
vegetasi peneduh setiap
beberapa kapling bangunan yang tidak
terutama
pada
jarak 2-3 meter.
mengganggu arus jalan, penyediaan parkir
terpusat,
dalam
kaki.
yang terintegrasi dengan pedestrian
fasilitas
Aktivitas pejalan
kaki
way dan area parkir sepeda.
infrastruktur.
dan
non
movement
Penyediaan street furniture berbatasan
Ketersediaan
street
activity
sedang
dengan pedestrian way di jalur selatan
furniture
yang
pada utara selokan karena
selokan dan pada promenade. Berupa
terintegrasi dengan
lebih
area duduk dengan tempat sampah dan
pedestrian
pohon
way ada
di
cukup banyak
teduhan
walaupun
tidak
area parkir sepeda setiap jarak 500
kontinu.
meter untuk memfasilitasi kenyamanan
penggal jalan 5. Jalur
hijau
hanya
198
berada di sempadan
untuk
pejalan
hanya
tempat
aktivitas pedestrian & pesepeda.
Pemindahan lokasi junction 2 agar linear dengan perpotongan koridor
selatan
selokan.
jalan Affandi dan menghilangkan
Tidak
kontinu
tikungan
yang
sering
hingga penggal jalan
mengakibatkan kecelakaan. Pelebaran
1
geometri semua junction selebar 7
dan
sebagian
meter pada koridor jalan.
pengga jalan 2. Jalur hijau
yang
berfungsi
juga
Titik vegetasi peneduh di jalur hijau
sebagai
kontinu setiap 2-3 meter. Di sempadan
terutama
selatan selokan diberikan vegetasi
untuk pejalan kaki
pengarah, groundcover, dan perdu
hanya terdapat pada
sebagai jalur hijau sekaligus pengaman
penggal jalan 5
sirkulasi di jalan terhadap selokan.
teduhan
199
tajam
6.2.3.12.
Image Desain Rekomendasi terhadap Keselamatan & Kenyamanan Fisik
Jalur utara
Jalur hijau
Gambar 6.36 Peta Jalur utara selokan dan jalur hijau
Gambar 6.35 Keyplan Jalur Sirkulasi Eksisting
200
Gambar 6.37 Jalur sirkulasi utara selokan Jalur sirkulasi utara selokan eksisting tanpa pengaman, lebar jalan sempit, dan tanpa teduhan
Gambar 6.38 Jalur hijau eksisting Jalur hijau selatan selokan eksisting berupa vegetasi tajuk lebar Sering menggangu visibilitas