Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
AKSES KONTROL RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR SIDIK JARI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328P Dony Saputra1, Abdul Haris Masud2 Program Studi Digital Communication, Fakultas Green Economy dan Digital Communication Surya University Gedung 01 Scientia Business Park Jl. Blvd Gading Serpong Bl 0/1 Summarecon Serpong, Tangerang Telp. 021-71026562-63 2 Program Studi Sistem Komputer,STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No. 40. Sukasari, Tangerang, Banten Telp. 021-5529586 E-mail:
[email protected],
[email protected]
1
ABSTRAKS Penelitian ini membahas mengenai pengabungan intelligence sistem berbasis sensor gerak dan sensor sidik jari untuk akses control kedalam sebuah ruangan. Sehingga tidak sembarang orang bisa akses pada ruangan tersebut dan penerangan akan menyala secara otomatis saat orang dengan akses tersebut masuk ke dalam ruangan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode experimental yang merancang, membuat dan menguji alat berbasis intelegensi sensorik dengan sensor gerak dan sensor sidik jari. Pengujian dilakukan per detail rngkaian alat dan black box testing untuk menguji kesesuain alat dengan requirement elicitation dan kemungkinan terjadi kesalahan atau error pada alat tersebut. Alat yang dibutuhkan untuk membangun sistem ini adalah sensor sidik jari (fingerprint) dengan modul ZFM-20 yang terhubung ke sebuah mikrokontroler ATMega 328P sebagai pengolah data, Sensor Gerak PIR HC-SR501 untuk membuka dan menutup pintu pada ruangan serta mengatur lampu penerangan ruangan yang menyala atau mati secara otomatis ketika pintu terbuka dan Liquid Crystal Display ( LCD ) untuk menampilkan display secara interaktif pada pengguna. Hasil dari pengujian alat ini adalah terciptanya sebuah intelligence sistem berbasis sensorik yang mengabungkan sensor sidik jari dan sensor gerak untuk mengontrol akses ruangan dan lampu tersebut. Kata kunci : Intelligence system, Sensor sidik jari (fingerprint), Mikrokontroler ATMega 328P, Sensor Gerak PIR HC-SR501, Liquid Crystal Display ( LCD ).
ABSTRACT This study discusses the integration of an sensoric intelligence system of motion sensor-based and fingerprint sensor for access control into a room . So that not just anyone can access on the room and the light will turn on automatically when the person with an access to enter the room . The method used in this study is an experimental method to design , build and test sensory-based intelligence system . Testing performed by the circuit details and black box testing tools to test spesific requirements elicitation and tool with the possibility of error or an error in the apparatus. Tools needed to build this system is fingerprint sensor ( fingerprint ) with ZFM - 20 module which is connected to a microcontroller ATMega 328P as a data processor , PIR Motion Sensor HC - SR501 to open and close the door to the room and set the room lights are lit or off automatically when the door is open and an Liquid Crystal Display ( LCD ) to display interactively on the user's display . The results of testing this tool is the creation of an intelligence system that is sensory -based that integrate fingerprint sensors and motion sensors to get access control to the room and the lights . Keywords : Intelligence system , fingerprint sensor ( fingerprint ) , Microcontroller ATMega 328P , PIR Motion Sensor HC - SR501 , Liquid Crystal Display ( LCD ) .
1.
PENDAHULUAN Perkembangan teknologi akan sistem berbasis Intellegence maupun Embedded yang semakin maju, membantu dan memudahkan manusia dalam mengendalikan sistem dan alat manual. Terutama yang berkaitan dengan sensor yang menyerupai intelegensi manusia. Hal serupa juga terjadi pada sistem berbasis mikrokontroler, sensor gerak maupun sensor sidik jari.
Dengan berkembangnya teknologi sensor dan mikrokontroler yang murah dan mudah, peneliti maupun pembuat alat menjadi lebih mudah dan lebih efesien dalam membuat alat yang pada beberapa abad lalu masih sangat sulit untuk membuat sistem berbasis intelegensi dan sistem turunan ikarenakan tidak adanya alat dan susahnya memprogram alat tersebut. Teknologi akses ke dalam sebuah ruangan pun mengalami perkembangan yang sebelumnya
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
menggunakan kunci manual berubah menjadi dengan password atau sidik jari. Akses pada suatu ruangan yang sangat rahasia atau ruangan khusus dan tidak sembarang orang bisa akses pada ruangan tersebut seharusnya sudah menggunakan metode akses kontrol, sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang mempunyai hak akses ruangan tersebut. Dengan menggunakan metode ini akan mengatasi sering terjadinya kehilangan kunci dan kesulitan untuk menentukan kunci yang akan digunakan untuk membuka suatu ruangan, dikarenakan semakin banyak ruangan maka akan semakin banyak pula kunci yang harus disediakan sehingga dibutuhkan waktu untuk pencarian kunci yang tepat. Hal yang sama yang sering terjadi adalah ketika seseorang memasuki atau meninggalkan ruangan saat bekerja mematikan lampu. Jika panel untuk menyalakan lampu satu ruangan lebih dari satu maka berapa lama waktu yang harus dialokasikan untuk proses kerja seperti ini. Adapun keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan teknologi sensor sidik jari yang terintegrasi dengan sensor gerak untuk penerangan lampu adalah akan teratasinya permasalahanpermasalahan yang dihadapi saat menggunakan metode konvensional. Kelebihan dari alat ini yang tidak bisa dilakukan oleh metode konvensional adalah dapat menentukan hak akses pada suatu ruangan, dan tetap berjalan walaupun sumber catu daya dari PLN mati dikarenakan menggunakan batterai cadangan, serta adanya display untuk mengetahui status maupun tampilan interaktif sehingga kita akan merasakan seolah-olah pintu tersebut sedang berbicara pada si pengguna melalui tampilan display.
b. Menggunakan Motor DC sebagai penggerak utama. c. Pengendalian dengan menggunakan metode perlindungan sensor sidik jari dengan modul fingerprint ZFM-20, sensor gerak Passive Infrared Receiver (PIR) HC-SR501. d. Pintu gerbang bergerak secara horizontal.
1.1
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pengontrolan Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada Kamus Besar Bahasa Indonesia ,pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Sedangkan pengontrolan itu sendiri adalah proses, cara pembuatan mengontrol (mengawasi, memeriksa), pengawasan, pemeriksaan.produk. Menurut Erinofiardi (2012:261), “Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan tersebut dapat di rumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana membuat sebuah sistem kemanan yang berbasis mikrokontroler dengan menggunakan sensor sidik jari? b. Bagaimana membuat program dan alat pengontrolan sistem kemanan sekaligus otomatisasi penerangan pada ruangan? c. Bagaimana mengidentifikasi sinyal masukan yang dihasilkan dari sensor sidik jari pada bagian control panel, serta tampilan interaktif pada LCD?
1.3
Tujuan dan manfaat Penelitian Berdasarkan uraian tersebut diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerangkan faktafakta yang telah ditemukan, menerapkan berbagai teori yang diteliti sebelumnya, serta bagaimana merealisasikan sistem membuka dan menutup pintu pada ruangan dengan menggunakan hak akses untuk orang tertentu dengan menggunakan sensor sidik jari berbasis mikrokontroler ATmega 328P. Sistem ini juga dibuat dengan tujuan untuk mengatasi masalah terjadinya kehilangan kunci yang menyebabkan ruangan tidak dapat dibuka, serta untuk mempermudah pekerjaan dalam hal pencarian kunci konvensional yang harus bisa menentukan kunci mana yang tepat digunakan untuk membuka pintu tersebut, dikarenakan hanya ada satu kunci yang bisa digunakan untuk membuka pintu yang akan dibuka. Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah memberikan jaminan pengamanan lebih pada ruangan yang memang membutuhkan sistem pengamanan berlapis dan khusus. Menghilangkan pemborosan waktu yang dibutuhkan untuk pencarian kunci konvensional. Menghindari terjadinya kehilangan kunci yang dapat menyebabkan ruangan tidak dapat dibuka.
2.2 1.2
Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian difokuskan pada perancangan dan pembuatan sebuah alat elektronik yang dapat membuka dan menutup pintu ruangan dengan menggunakan pembatasan hak akses menggunakan Sensor sidik jari, dengan ketentuan: a. Menggunakan arsitektur mikrokontroler ATmega 328P
Definisi Mikrokontroler Menurut Malik (2009:1), bahwa “Mikrokontroler adalah sebagai sebuah sistem komputer yang dibangun pada sebuah keping (chip) tunggal”. Menurut Saefullah dkk (2009:319), “Mikrokontroler merupakan komponen utama atau biasa disebut juga sebagai otak yang berfungsi sebagai pengatur pergerakan motor (Motor Driver) dan pengolah data yang dihasilkan oleh komparator sebagai bentuk keluaran dari sensor”.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
Mikrokontroler merupakan sebuah processor yang digunakan untuk kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan computer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen – elemen dasar yang sama. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi – instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer. 2.3
Mikrokontroler ATmega 328P ATMega 328P adalah mikrokontroller keluaran dari Atmel yang mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer). Mikrokontroller ATmega 328P memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan parallelism. Instruksi - instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori program. Mikrokontroler ATmega328P beroperasi pada frekuensi clock sampai 16 Mhz. ATmega328P memiliki dua Power Saving Mode yang dapat dikontrol melalui software, yaitu Idle Mode dan Power Down Mode. Pada Idle Mode, CPU tidak aktif sedangkan isi RAM tetap dipertahankan dengan timer/counter, serial port dan interrupt system tetap berfungsi. Pada Power Down Mode, isi RAM akan disimpan tetapi osilatornya tidak akan berfungsi sehingga semua fungsi dari chip akan berhenti sampai mendapat reset secara hardware. 2.4
Liquid Crystal Display (LCD) Dalam kamus besar bahasa ke wikipedia, arti dari LCD (Liquid Crystal Display) atau dapat di bahasa Indonesia-kan sebagai tampilan Kristal Cair ) adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD bisa memunculkan gambar atau tulisan dikarenakan terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal cair tadi. Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik
akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring. Dalam menampilkan karakter untuk membantu menginformasikan proses dan control yang terjadi dalam suatu program robot kita sering menggunakan LCD juga. Yang sering digunakan dan paling murah adalah LCD dengan banyak karakter 16x2. Maksudnya semacam fungsi tabel di Ms.office. 16 menyatakan kolom dan 2 menyatakan baris. 2.5
Modul Fingerprint ZFM-20 Serial Modul Fingerprint ZFM-20 merupakan sensor sidik jari optikal, yang dapat mendeteksi sidik jadi dengan verifikasi yang sangat sederhana. Module sensor ini bekerja dengan otak utama berupa chip DSP yang melakukan image rendering, kemudian mengkalkulasi, feature-finding dan terakhir searching pada data yang sudah ada.
Gambar 1. Modul Fingerprint ZFM-20 2.6
Sensor Gerak PIR HC-SR501
Sensor Passive Infrared Receiver (PIR), sensor ini merupakan sensor berbasis infrared namun tidak sama dengan IR LED dan fototransistor. Perbedaan dengan IR LED adalah sensor PIR tidak memancarkan apapun, namun sensor ini merespon energi dari pancaran infrared pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Salah satu benda yag memiliki pancaran infrared pasif adalah tubuh manusia. Energi panas yang dipancarkan oleh benda dengan suhu diatas nol mutlak akan dapat ditangkap oleh Sensor tersebut. Bagian-bagian dari PIR adalah Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan comparator. Modul Sensor Gerak PIR HC-SR501 adalah sebuah modul yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan di sekitar sensor dengan memanfaatkan teknologi infrared. Modul ini dapat diatur tingkat sensitifitas dan juga tingkat delay sensor. Tegangan kerja dari modul ini adalah 5V DC.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
Tabel 1. Studi penelitian sebelumnya. No 1.
Gambar 2 Modul Sensor Gerak PIR HC-SR501 ( Sumber : http://digitalchip.ru/datchik-dvizheniyapir-motion-sensor-hc-sr501)
2.7
Konsep Dasar Arduino IDE Arduino IDE adalah perangkat lunak IDE (Integrated Development Environment ). Sebuah perangkat lunak yang memudahkan kita mengembangkan aplikasi mikrokontroler mulai dari menuliskan source program, kompilasi, upload hasil kompilasi, dan uji coba secara terminal serial. Namun sampai saat ini arduino belum mampu mendebug secara simulasi maupun secara perangkat keras. Arduino ini bisa dijalankan di komputer dengan berbagai macam platform karena didukung atau berbasis Java. Source program yang kita buat untuk aplikasi mikrokontroler adalah bahasa C/C++ dan dapat digabungkan dengan assembly. Penulis menggunakan arduino berbasis mikrokontroler AVR dilingkungan jenis ATMEGA yaitu ATMEGA 8, 168, 328 dan 328P. Penggunaan arduino sangat mudah, kemudahan karena kita tidak perlu lagi mengetahui detail perangkat keras dari mikrokontroler terutama mengenai konfigurasi register-register yang harus dilakukan dengan mengetahui cara kerja dari mikrokontroler. Selain itu arduino sangat kaya dengan library baik dari pengembang arduino maupun sumbangan dari orang lain, karena arduino sifatnya adalah open source. Pada saat source dikompilasi, maka hasilnya berupa file heksa di upload ke mikrokontroler secara serial dengan memanfaatkan pin TX/RX 2.8
Studi literature
Perbedaan penelitian ini dengan studi literature sebelumnya adalah pengabungan sstem akses kontrol dan sistem penerangan dalam dalam satu sistem akses kontrol ruangan. Studi literature yang di lakukan pada penelitian ini dijelaskan pada table berikut.
2
3
4
Judul dan penulis Moch Firmansyah “Akses Ruangan Digital Synthesizer Laboratory (DSL) Dengan Menggunakan Metode MPP (Microcontroller Password Protection)” Beman Suharjo “Perancangan Sistem Keamanan Sepeda Motor Dengan Sistem Sidik Jari”
Hasil Sistem akses ruangan menggunakan Password Protection pada microcontroller
Adopsi Referensi akses ruangan
Sistem keamanan sepeda motor dengan menggunakan Sensor Sidik Jari dan PIN.
Referensi sensor sidik jari.
Imam Riadi dan Ervin Setyobudi “Prototipe sistem keamanan pintu ruangan menggunakan barcode password dan pin password” Keyza Novianti dan Chairisni Lubis “Perancangan Prototipe Sistem Penerangan Otomatis Ruangan Berjendela Berdasarkan Intensitas Cahaya pin password”
Prototipe sistem keamanan pintu ruangan menggunakan barcode password dan pin password
Referensi sistem keamanan pintu ruangan menggunakan Barcode password dan PIN
Prototipe Sistem Penerangan Otomatis Ruangan Berjendela dengan sensor PIR dan Sensor cahaya (LDR)
Referensi sistem sensor PIR dan Sensor cahaya (LDR) untuk sistem penerangan otomatis ruangan
3.
METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental yang dibagi menjadi Lima tahap. Seperti digambarkan pada gambar berikut: a. Studi Literatur Metode ini dilakukan untuk mencari dan mendapatkan sumber-sumber kajian, landasan teori yang mendukung, data-data, atau informasi sebagai acuan dalam melakukan perencanaan, percobaan, pembuatan, dan penyusunan laporan. b. Perencanaan dan Pengembangan Alat Metode ini dimaksudkan untuk menghasilkan suatu rangkaian alat yang tepat sehingga diperoleh hasil rancangan yang sesuai dengan yang diinginkan. c. Pengujian Alat Metode ini dilakukan untuk penyesuaian antara perencanaan dan hasil yang telah dicapai sehingga diharapkan tidak adanya penyimpangan (error) yang tidak diinginkan, sehingga akan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
d. Pengambilan Kesimpulan Metode ini dilakukan dalam perencanaan, pembuatan, dan pengujian alat kerja sehingga didapatkan komponen dan rancangan yang benar-benar sesuai dan baik.
Sensor Gerak PIR HC-SR501,LCD 16x2,Catu Daya, Motor DC dari CD / DVD Room, Push Button, Kabel konektor, Lampu Led. Alur kerja dari alat digambarkan dalam blok diagram seperti pada gambar berikut.
Gambar 3. Metodologi Penelitian
4.
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian dan pembahasan dibagi menjadi Analisa kebutuhan user akan alat, perancangan perangkat keras, perangkat lunak, prototype, pengujian dan hasil penarikan kesimpulan 4.1
Requirement Elicitation (Analisa kebutuhan user). Berdasarkan pertemuan dengan pengguna maka dihasilkan 8 functional dan 3 non fucntional final elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem pengontrolannya. Berikut tabel elisitasi tersebut: Tabel 2. Requirement Elicitation.
4.2
Perancangan Perangkat Keras (Hardware). Dalam perancangan perangkat keras ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika dan device penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan perangkat keras ini alat dan bahan yang dibutuhkan adalah Laptop / Personal Computer (PC), Modul Fingerprint ZFM-20, Software Arduino IDE 1.0.5, Arduino Uno sebagai bootloader untuk upload program, Rangkaian mikrokontroler Atmega 328P,
Gambar 4. Diagram Blok akses kontrol ruangan Dari diagram blok di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: LCD akan menampilkan “Verifikasi User” lalu Sensor sidik Jari memberikan inputan berupa sinyal verifikasi user. Inputan tersebut kemudian diproses oleh mikrokontroler, jika Verifikasi benar maka LCD akan menampilkan “Verifikasi Done” dan Rangkaian Relay akan Menghidupkan motor DC untuk membuka pintu Ruangan sekaligus menyalahkan lampu ruangan (LED). Sensor gerak akan mendeteksi adanya gerakan (Human Detector) lalu memberikan inputan ke mikrokontroler. Jika dalam waktu 5 menit tidak ada sinyal human detector dari Sensor gerak maka otomatis lampu akan mati. Setelah dibuat diagram blok kemudian di buat diagram alir sistem untuk mempermudah pembaca dan pembuat sistem itu sendiri untuk dapat memahami langkah-langkah serta kemungkinankemungkinan dari beberapa keputusan seperti pada gambar berikut.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
perintah yang ada pada memori flash. Sehingga dapat mengontrol Sensor sidik jari, sensor gerak, dan motor DC dalam sistem akses kontrol ruangan. Adapun Langkah untuk menjalankan perangkat lunak dengan Arduino IDE adalah membuka program utama, konfigurasi port koneksi untuk mikrokontroler menggunakan port komunikasi serial, import library dan penulisan listing, kompilasi program dan pengisian mikrokontroler Seperti digambarkan pada tampilan berikut:
Gambar 7. Halaman utama Arduino IDE 1.0.5
Gambar 5. Diagram alir akses kontrol ruangan 4.3
Perancangan Prototipe Prototipe Akses kontrol ruangan menggunakan sensor sidik jari berbasis mikrokontroler ATMega 328P dalam perancangannya disusun seperti gambar 3.21. Bahan dalam perancangan prototype terbuat dari akrilik / mika.
Gambar 8. Konfigurasi port
Gambar 6. Prototipe akses kontrol ruangan 4.4
Perancangan Perangkat Lunak(software) Pada perancangan perangkat lunak yaitu menggunakan software Arduino IDE 1.0.5 yang digunakan untuk menuliskan listing program dengan menggunakan bahasa pemrograman C dan mengkompilasi file program menjadi file heksa. File heksa yang dihasilkan setelah proses kompilasi tersebut akan dimasukkan ke dalam mikrokontroler, sehingga mikrokontroler akan bekerja sesuai dengan
Gambar 9. Penulisan listing program
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
Sebelum sensor ini dapat digunakan, kita terlebih dahulu harus memasukan data sidik jari. Jika data sudah masuk, maka kita dapat melakukan pencarian pada software SFG Demo.
Gambar 10. Kompilasi program
4.5
Pengujian
Pengujian sistem ini dilakukan dengan 2 macam pengujian yaitu uji rangkaian alat dan blackbox testing. Pada uji rangkaian alat, pengujian dilakukan pada rangkaian catu daya, modul fingerprint, rangkaian LCD, rangkaian relay motor DC dan lampu dan rangkaian sensor gerak. Sementara pada blackbox testing, pengujian dilakukan pada alat akses kontrol dan timer lampu otomatis untuk menguji alat dan kesesuaian dengan requirement elicitation. 4.5.1 Pengujian rangakaian alat
Pengujian dilakukan pada rangkaian catu daya, modul fingerprint, rangkaian LCD, rangkaian relay motor DC dan lampu dan rangkaian sensor gerak. a.
Gambar 11. Uji modul fingerprint c.
Pengujian rangkaian LCD untuk menampilkan karakter dengan cara memprogram mikrokontroler dengan Arduino IDE 1.0.5 dengan memasukan listing sebagai berikut :
Pengujian rangkaian catu daya dilakukan dengan mengukur tegangan keluaran dari power supply menggunakan multimeter digital dan ujicoba menggunakan ampu led (light-emitting diode), sebagai output dari tegangan kerja pada rangkaian tersebut. Dari hasil pengujian rangkaian catu daya didapatkan hasil yang cukup stabil untuk membuat sistem dapat bekerja seperti yang diharapkan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik. Detail pengujian di jelaskan pada table berikut. Tabel 3. Uji rangkaian Catu daya. No 1 2 3 4
b.
IC Regulator 1 Regulator 2 Regulator 3 Regulator 4
Hasil uji output untuk rangkaian mikrokontroller sebesar 4.72 volt tegangan untuk motor DC pada IC L293 sebesar 4.72 volt tegangan untuk sensor infrared sebesar 4.72 volt tegangan input untuk motor servo sebesar 4.88 volt
Pengujian modul fingerprint ZFM-20 ini dilakukan dengan dihubungkan langsung dengan Rangkaian Mikrokontroler. Yang kemudian di koneksikan dengan PC/Laptop dengan menggunakan software SFG Demo.
Gambar 12. List program dan hasil uji LCD Dari hasil pengujian tersebut maka bisa di simpulkan bahwa rangkaian LCD berfungsi dengan baik. d.
Pengujian rangkaian relay Motor DC dan Lampu. Pengujian rangkaian relay dapat dilakukan dengan memberikan tegangan input
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
dari sumber atau dari rangkaian mikrokontroler. Jika relay sebelum mendapat inputan dalam keadaan NO (Normali Open) atau saklar dalam keadaan terbuka, maka setelah relay mendapatkan input akan menjadi NC (Normali Close) atau sakler dalam keadaan terhubung. Pengujian rangkaian relay motor DC dan lampu dilakukan dengan menggunakan software ISIS Proteus, yaitu dengan cara menggambarkan rangkaian Relay motor DC dan Lampu dan melakukan simulasi dan pengujian terhadap rangkaian yang telah dibuat. Dari hasil pengujian Rangkaian relay motor DC dan lampu maka di buat table hasil pengujian rangkaian tersebut. Tabel 4. Uji relay motor DC dan lampu. No 1
Nama Relay 1
Nilai awal 0 1
Ket
Aksi Output
NO NO
Motor berhenti Motor berputar searah jarum jam Motor berputar berlawanan arah jarum jam Motor berhenti Lampu mati Lampu nyala
NO
e.
2
Relay 2
3
Relay 3
1 0 0 1
NO NO NO
Pengujian pada rangkaian Sensor Gerak PIR HC-SR501 ini dengan cara menghubungkan rangkaian Sensor Gerak dengan power supply 5V DC dan output dihubungkan dengan LED. Gambar 4.2 adalah merupakan pengujian rangkaian sensor gerak. Uji coba dilakukan dengan menggunakan lampu led (light-emitting diode), sebagai output. Jika tidak ada gerakan terdeteksi maka logika keluaran adalah low dan LED akan mati, sebaliknya jika ada gerakan terdeteksi maka logika keluaran adalah high dan LED akan menyala.
3
7 meter
8M
Slow
10 M
Slow
Harapan Sesuai Harapan Sesuai Harapan
4.5.2 Pengujian blackbox Pengujian blackbox testing pada sistem ini adalah pengujian pada alat akses control dan pada timer lampu otomatis ruangan didefinisikan melalui table berikut: Tabel 6. Blackbox testing pada alat akses kontrol. No
Pengujian
Test Case
Menginput data sidik jari yang salah pada sensor sidik jari Menginput data sidik jari yang benar pada sensor sidik jari
Sidik jari sembarang
3
4
1
2
5
Hasil yang diharapkan Sistem tidak akan merespon
Hasil Pengujian Sesuai harapan
Sidik jari yang sudah di daftarkan
Sistem akan menolak hak akses dan menampilk an pesan ” Akses Diterima”
Sesuai harapan
Lampu ruangan menyala otomatis saat pintu terbuka
Buka Pintu
Sesuai harapan
Lampu ruangan mati otomatis saat tidak ada pergerakan selama 1 menit Membuka pintu ruangan dari dalam
Tidak ada kegiatan / pergerakan selama 1 menit
Sistem akan otomatis menyalakan lampu ruangan Sistem akan otomatis mematikan lampu ruangan Pintu akan terbuka.
Sesuai harapan
Push Button
Sesuai harapan
Tabel 7. Pengujian blackbox pada Timer Lampu otomatis ruangan. No
Pengujian
Test Case
1
Delay Lampu mati Otomatis saat tidak ada pergerakan
Delay di setting 1 menit
2
Lampu nyala Otomatis saat ada pergerakan
Delay di setting 0,3 second
Gambar 12. Pengujian sensor dengan gerakan terdeteksi dan tidak terdeteksi Tabel 5. Uji sensor gerak. No
Jarak
1
1 meter
2
3 meter
Delay Time
Sensitifitas
0,3 S
Fast
1M
Fast
2M
Fast
5M
Fast
Hasil Pengujian Sesuai Harapan Sesuai Harapan Sesuai Harapan Sesuai
Hasil yang diharapkan Setelah waktu 1 menit tidak ada pergerakan lampu akan mati otomatis Saat ada pergerakan lampu otomatis langsung menyala
Hasil pengujian Sesuai harapan
Sesuai harapan
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan perencanaan dan pembuatan alat serta dilakukan pengujian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan tentang kerja sistem dari rangkaian sebagai berikut: a. Sensor sidik jari yang digunakan sebagai metode kunci pengaman yang di proses oleh mikrokontroler dan dapat membuka pintu jika sidik jari yang dimasukan sesuai dengan sidik jari yang tersimpan pada memori program. b. Penggunaan metode Fingerprint access Protection sebagai jaminan keamanan pada suatu ruangan yang khusus, tidak dapat di akses oleh sembarang orang, hanya orang tertentu yang mempunyai hak akses. c. Penggunaan sistem ini merupakan pengganti kunci konvensional yang masih memungkinkan hilangnya kunci, serta lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pencariannya. d. Sistem akses kontrol dan Sistem otomatis penerangan ruangan dapat di kemas menjadi satu sistem yang lebih efektif dan efisien. 5.2
Saran Adapun saran-saran yang penulis sampaikan kepada para pembaca yang akan melanjutkan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti selanjutnya, sistem ini dapat dikembangkan pengaplikasiannya untuk pengamanan sistem lain. 2. Penggunaan dalam sistem yang sebenarnya menggunakan motor DC yang dilengkapi dengan gearbox dengan kekuatan daya yang besar, dan sebaiknya digunakan oleh rumah ataupun gedung yang bisa menyediakan suplai daya sendiri (genset) untuk mengantisipasi jika terjadi pemadaman. PUSTAKA M, Firmansyah. 2009. Akses Ruangan Digital Synthesizer Laboratory (DSL) Dengan Menggunakan Metode MPP (Microcontroller Password Protection). Skripsi tidak diterbitkan. STMIK Raharja. Beman, S. 2010. Perancangan Sistem Keamanan Sepeda Motor Dengan Sistem Sidik Jari. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Bina Nusantara. Imam, R dan Ervin, S. 2012. Prototipe sistem keamanan pintu ruangan menggunakan barcode password dan pin password. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Ahmad Dahlan. Keyza, N. dan Chairisni, L. 2012. “Perancangan Prototipe Sistem Penerangan Otomatis Ruangan Berjendela”. Jurnal Ilmu Komputer dan Sistem Informasi. Universitas Tarumanegara, Jakarta. Asep S, Sumardi S, Yugo b. 2009. Smart Robotic (SWR) yang mampu menghindari rintangan
secara otomatis. Jurnal CCIT Vol. 2 No. 3-Mei 2009 Budiharto, Widodo. 2009. 10 Proyek Robot Spektakuler. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Erinofiardi, Nurul Iman Supardi, Redi. 2012. Penggunaan PLC Dalam Pengontrolan Temperatur, Simulasi Pada Prototype Ruangan. Jurnal Mekanikal UNTAD, Vol.3 No.2 – Juli 2012. Franky Chandra, Deni Arifianto. 2011. Jago Elektronika Rangkaian Sistem Otomatis. Jakarta : PT Kawan Pustaka. Mustakini, Jogiyanto Hartono. 2008. Metode Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset. Rusmadi, Dedy. 2009. Mengenal komponen elektronika. Bandung: Pionir Jaya. Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara. Suryo G, Sudaryono, Untung R. 2011. Theory and Application of IT Reaserch. Jakarta: Penerbit Andi.