Jurnal Biology Science & Education 2014
Setiyo prajoko
ABSTRAK PROFIL MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA DAN PEMAHAMANNYA TENTANG KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
Setiyo Prajoko, Dosen Prodi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, UPBJJ-UT Surakarta, 085740110838, E-mail:
[email protected]
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji profil mahasiswa prodi PGSD Unit Pengelola Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) Surakarta dan kemampuan pemahamannya tentang keterampilan berpikir kritis pada matakuliah praktikum IPA di SD. Penelitian ini menggunakan metode survai yang dilakukan dengan cara menyebar kuesioner kepada mahasiswa PGSD UT Surakarta program penyetaraan kelompok belajar Sragen dan Boyolali, Jawa Tengah. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa profil mahasiswa prodi PGSD didominasi oleh perempuan lulusan sarjana non-IPA yang bekerja sebagai guru non-PNS dengan lama bekerja 1-10 tahun. Kebanyakan dari mereka memiliki pengalaman melakukan praktikum dan membelajarkan praktikum, namun pemahaman tentang alat dan bahan praktikum masih rendah. Mahasiswa menilai kit dan modul praktikum yang digunakan dalam pembelajaran tidak lengkap. Mereka juga mengetahui model pembelajaran dan aspek yang dinilai dalam pembelajaran. Hasil kemampuan berpikir kritis mahasiswa termasuk kategori rendah. Kata kunci: profil mahasiswa, keterampilan berpikir kritis ABSTRACT PROFILE OPEN UNIVERSITY STUDENTS SURAKARTA AND OUR INSIGHTS ABOUT SKILL THINK CRITICALLY The study is to analyze the student from diploma degree of managers learn remote open university (UPBJJ-UT) surakarta concepts of skills and abilities to think critically at science in elementary school. This research using a survey conducted by way of spreading a questionnaire to students from diploma degree UT Surakarta study groups, and Boyolali Sragen central java. Research revealed that the student from diploma degree dominated by female undergraduates non-science graduates who worked as a teacher non-PNS 1-10 years old to work. Most of them have BIOLOGI SEL (vol 3 no 2 edisi jul-des 2014 issn 2252-858x)
Page 61
Jurnal Biology Science & Education 2014
Setiyo prajoko
experience doing lab work and to teach lab work , but understanding about tools and materials lab work is still low .Students assess a kit and learning modules used in lab work was incomplete. They also know a model of learning and assessed in aspects of learning. The results of critical thinking ability students including categories low Keywords: profile of students, skill think critically Kualitas
SDM
penguasaan berbagai
berkaitan
dengan
kompetensi-kompetensi bidang
untuk
di
menghadapi
membedakan antara yang relevan dan yang
tidak,
membedakan
penilaian,
fakta
mengidentifikasi
dari dan
persaingan global. Salah satu bidang yang
mengevaluasi asumsi, mengidentifikasi
memiliki peranan vital dalam upaya
sudut pandang, dan mengevaluasi bukti
meningkatkan
adalah
yang
(2008)
pengakuan.
bidang
kulaitias
pendidikan.
SDM Sadia
ditawarkan
untuk
Hassoubah
mendukung (2007)
juga
menyatakan bahwa pendidikan semestinya
mendefinisikan berpikir kritis sebagai
diarahkan
kemampuan
bukan
hanya
penguasaan
konsep-konsep
saja
peningkatan
kemampuan
alasan
secara
juga
terorganisasi dan mengevaluasi kualitas
dan
suatu alasan secara sistematis. Sementara
tinggi
itu menurut Ennis (1962) menyatakan
Skills).
bahwa keterampilan berpikir kritis adalah
Greenstein (2012) menyebutkan bahwa
berpikir logis dan masuk akal yang
salah satu satu keterampilan berpikir
difokuskan pada pengambilan keputusan
tingkat tinggi yang dibutuhkan oleh siswa
tentang apa yang dipercaya dan dilakukan.
untuk
Ennis
keterampilan (Higher
berpikir
Order
menghadapi
keterampilan
tetapi
memberi
tingkat
Thinking
abad
berpikir
21
kritis
adalah (Critical
Thinking Skills).
(1962)
merumuskan
indikator-
indikator keterampilan berpikir kritis yang tersaji dalam Tabel 1.
Terdapat berbagai macam definisi keterampilan berpikir menurut ahli. Beyer (1988) berpikir kritis adalah kemampuan menentukan kredibiltas suatu sumber, BIOLOGI SEL (vol 3 no 2 edisi jul-des 2014 issn 2252-858x)
Page 62
Jurnal Biology Science & Education 2014
Setiyo prajoko
Tabel 1. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis (1962) No Keterampilan Indikator Berpikir kritis 1 Merumuskan Merumuskan dalam bentuk pertanyaan yang memberi arah masalah untuk memperoleh jawaban 2 Memberikan Argumen dengan alasan sesuai argumen Menunjuk perbedaan dan persamaan Keutuhan argumen 3 Melakukan Mendeduksi secara logis deduksi Kondisi logis Melakukan interpretasi terhadap pertanyaan 4 Melakukan Melakukan investigasi/pengumpulan data induksi Membuat generalisasi dari data membuat tabel dan grafik Membuat simpulan terkait hipotesis Memberi asumsi logis 5 Melakukan Evaluasi diberikan berdasarkan fakta evaluasi Berdasarkan prinsip dan pedoman Memberikan alternatif 6 Memutuskan dan Memilih kemungkinan solusi melaksanakan Menentukan kemungkinan-kemungkinan yang akan dilaksanakan Keterampilan berpikir kritis sangat
dengan menempati peringkat ke 64 dari 65
urgen untuk diterapkan di sekolah-sekolah
negara peserta PISA. Hasil tersebut lebih
di negara kita mulai dari tingkat dasar.
buruk
Pasalnya, kemampuan daya saing siswa
menempatkan Indonesia pada urutan ke
kita masih jauh dari harapan. Hal ini
61. Hasil tersebut juga memperlihatkan
dibuktikan dengan hasil program penilaian
bahwa rata-rata siswa Indonesia hanya
siswa
PISA
mampu menyelesaikan soal yang bersifat
(Programme for International Student
ingatan (remembering) dan pemahaman
Assesment) tahun 2012 memperlihatkan
(understanding) namun masih kurang
bahwa peringkat siswa Indonesia dalam
dalam menyelesaikan soal yang bersifat
penilaian evaluasi kemampuan membaca
analitis yang membutuhkan pemikiran
dan mengerjakan soal matematika dan
kritis.
berskala
internasional
dari
hasil
PISA
2009
yang
IPA masih berada di tingkat bawah.
Banyak faktor yang menyebabkan
Indonesia nyaris menjadi juru kunci
terpuruknya hasil siswa pada program
BIOLOGI SEL (vol 3 no 2 edisi jul-des 2014 issn 2252-858x)
Page 63
Jurnal Biology Science & Education 2014
Setiyo prajoko
penilaian internasional ini terutama di
mengambil sampel siswa di sekolah dasar.
bidang IPA. Salah satu faktor diantaranya
Dengan demikian, selain siswa, guru SD
adalah kualitas pembelajaran guru/dosen
juga memiliki peran yang vital dalam
masih menggunakan metode konvensional
mengubah mindset siswa SD kearah
yakni pembelajaran berpusat pada guru
berpikir kritis. Oleh karena itu kualitas
(teacher centered) yakni pembelajaran
guru SD dan calon guru SD perlu
yang
ditingkatkan guna melaksanakan peran
hanya
sebatas
transfer
ilmu
pengetahuan dari guru ke siswa (transfer
tersebut.
of knowledge). Hal tersebut dibuktikan
Prodi Pendidikan Guru Sekolah
dengan hasil survei IMSTEP-JICA (1999)
Dasar (PGSD) Universitas Terbuka (UT)
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
sebagai
matematika
terlalu
pendidikan guru sekolah dasar juga
yang
memiliki peran yang penting dalam
prosedural dan mekanistik, pembelajaran
mempersiapkan guru SD untuk terampil
berpusat pada guru, konsep matematis
berpikir kritis. Pembelajaran di UT yang
disampaikan secara informatif, dan siswa
dilakukan
dilatih menyelesaikan banyak soal tanpa
diharapkan
pemahaman yang mendalam. Akibatnya,
mahasiswa dalam melatih berpikir kritis.
kemampuan penalaran dan kompetensi
Salah satu matakuliah di UT yang
strategis
strategis dalam melatih berpikir kritis
dan
berkonsentrasi
siswa
IPA pada
tidak
guru hal-hal
berkembang
sebagaimana mestinya. Bukti ini diperkuat lagi oleh hasil yang diperoleh Trend of
salah
satu
dengan
pencetak
sistem
mampu
sarjana
tutorial
memfasilitasi
adalah Praktikum IPA di SD. SK
Rektor
UT
Nomor
International on Mathematics and Science
3466/H31/KEP/2008
menyebutkan
Study (TIMSS) bahwa siswa Indonesia
pembelajaran praktikum
IPA di
SD
sangat lemah dalam problem solving
merupakan
wajib
bagi
namun cukup baik dalam keterampilan
mahasiswa. Mata kuliah dengan kode
prosedural (Efendi, 2010).
PDGK 4107 ini memiliki beban 3 SKS.
Penilaian internasional oleh PISA, TIMSS, dan IMSTEP-JICA mayoritas
mata
kuliah
Topik-topik yang dipelajarin terdiri atas praktikum
makhluk
BIOLOGI SEL (vol 3 no 2 edisi jul-des 2014 issn 2252-858x)
hidup,
hubungan Page 64
Jurnal Biology Science & Education 2014
Setiyo prajoko
makhluk hidup dengan lingkungannya,
langkah lazim ditempuh adalah sebagai
makanan, mekanika, kalor, gelombang,
berikut:
optik, listrik, magnet, serta bumi dan alam
penelitian dan menentukan tujuan survai;
semesta. Mahasiswa diharapkan memiliki
2) menentukan konsep dan hipotesa serta
kompetensi menerapkan konsep-konsep
menggali
dasar
kegiatan
hipotesa tidak diperlukan, misalnya pada
percobaan sehingga mahasiswa akan lebih
penelitian operasional; 3) pengambilan
memahami konsep dasar IPA dan terampil
sampel; 4) pembuatan kuesioner; 5)
dalam
Dalam
pekerjaan lapangan, termasuk memilih
ini
dan melatih pewawancara; 6) pengolahan
IPA
melalui
mengajar
pelaksanaannya,
suatu
di
SD.
matakuliah
1)
merumuskan
kepustakaan.
masalah
Adakalanya
memerlukan fasilitas pendukung yaitu kit
data; dan 7) analisa serta pelaporan.
praktikum dan modul praktikum.
Data dan Teknik Pengumpulan Data
Perkuliahan
ini
perlu
Jenis data yang digunakan dalam
memperhatikan karakteristik mahasiswa
penelitian ini adalah data primer yang
UT. Karakteristik mahasiswa UT berbeda
berupa daftar cocok (check list) dan
dengan mahasiswa di perguruan tinggi
kuesioner. Daftar cocok digunakan untuk
lain di beberapa aspek karena UT terbuka
mengetahui profil mahasiswa UT yang
bagi siapa saja yang ingin melanjutkan
meliputi identitas pribadi seperti nama,
studi tanpa memandang usia dan tahun
kelas,
lulus. Oleh karena itu perlu dilakukan
pendidikan terakhir dan status pekerjaan.
survai tentang profil mahasiswa sehingga
Daftar
dan
mensurvai
pemahamannya
terhadap
keterampilan berpikir kritis.
usia,
cocok
Metode penelitian uang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode survai. Menurut Singarimbun (1989), dalam suatu penelitian survai langkah-
kelamin,
juga
alamat,
digunakan
kegiatan
untuk
pembelajaran
praktikum IPA di SD yang meliputi pengalaman
METODE PENELITIAN
jenis
praktikum,
pengalaman
membelajarkan praktikum, pengetahuan alat dan bahan laboratorium, kelengkapan kit
praktikum,
kelengkapan
modul
praktikum, pemahaman modul, model pembelajaran,
BIOLOGI SEL (vol 3 no 2 edisi jul-des 2014 issn 2252-858x)
aspek
penilaian
dalam Page 65
Jurnal Biology Science & Education 2014
praktikum,
dan
pengetahuan
tentang
Analisis Data
berpikir kritis. Kuesioner digunakan untuk mengetahui
lebih
mahasiswa
tentang
Keterampilan
lanjut
pemahaman
berpikir
berpikir
Data-data yang didapatkan dari penyebaran
kuesioner
dimasukkan
dalam
kemudian
tabulasi
data
pada
menggunakan soft ware Microsoft excel
penelitian ini menggunakan indikator
2010. Setelah itu data digambarkan dalam
yang telah dikembangkan oleh Ennis
bentuk
(1962)
Selanjutnya data di analisis menggunakan
yang
masalah,
kritis
kritis.
Setiyo prajoko
meliputi
merumuskan
memberikan
argument,
histogram
dan
diagram.
teknik analisis deskriptif.
melakukan deduksi, melakukan induksi, melakukan evaluasi, dan memutuskan dan melaksanakan. Kuesioner disusun dengan
HASIL PENELITIAN Profil Mahasiswa UPBJJ-UT Surakarta Profil
skala likert. Pengumpulan data dilakukan pada hari Sabtu, 1 November 2014 di UPBJJUT Surakarta pokjar Boyolali dan Sragen.
Surakarta
mahasiswa yang
pendidikan
meliputi
terakhir
dan
UPBJJ-UT gender, pekerjaan
disajikan pada Gambar 1.
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Prodi
PGSD,
UPBJJ-UT
Surakarta program penyetaraan semester genap tahun akademik 2014 yang sedang mengikuti perkuliahan praktikum IPA di SD. Pengumpulan data dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Kuesioner diberikan
secara
personal
kepada
Gambar 1. Histogram Persentase Gender, Pendidikan, dan Pekerjaan Mahasiswa
responden sebanyak 85 mahasiswa untuk
Berdasarkan Gambar 1, dapat diketahui
kemudian
sebagian besar mahasiswa prodi PGSD
diisi.
Setelah
pertanyaan
dijawab kuesioner dikumpulkan kepada
UPBJJ-UT
Surakarta
program
surveyor.
penyetaraan kelompok belajar Boyolali dan Sragen adalah berjenis kelamin
BIOLOGI SEL (vol 3 no 2 edisi jul-des 2014 issn 2252-858x)
Page 66
Jurnal Biology Science & Education 2014
perempuan (91%) yang telah menempuh
Setiyo prajoko
Pengalaman mahasiswa melakukan
pendidikan sarjana non IPA (100%) dan
praktikum
telah bekerja sebagai guru SD non PNS.
disajikan pada Gambar 3.
Usia
dan
lama
dan
membelajarkannya
mengajar
mahasiswa saat mengikuti perkuliahan ini disajikan pada Gambar 2.
Gambar 3. Histogram Persentase Pengalaman Mahasiswa Melakukan Praktikum dan Membelajarkannya Gambar 2: Histogram Persentase Usia dan Lama Mengajar Mahasiswa
Berdasarkan gambar 3, sebagian besar
Berdasar Gambar 2, dapat diketahui
mahasiswa pernah melakukan kegiatan
bahwa usia mahasiswa bervariasi mulai
praktikum
dari 21 tahun hingga lebih dari 40 tahun.
Sebanyak 44% mahasiswa belum pernah
Rentang usia 26-30 tahun (48%) adalah
membelajarkan praktikum.
(67%).
Sementara
itu,
Tingkat pemahaman mahasiswa
yang terbanyak. Sementara pengalaman mengajar sebagai guru SD antara 1-5
tentang
alat
dan
bahan
tahun (48%) berimbang dengan 6-10
disajikan pada Gambar 4.
praktikum
tahun (47%). Pembelajaran Praktikum IPA di SD Survai
mengenai
pembelajaran
Praktikum IPA di SD dilakukan untuk mengungkap
pengalaman
mahasiswa
melakukan praktikum IPA.
BIOLOGI SEL (vol 3 no 2 edisi jul-des 2014 issn 2252-858x)
Page 67
Jurnal Biology Science & Education 2014
Setiyo prajoko
Berdasarkan Gambar 5, sebanyak 75% mahasiswa menilai kit yang disediakan oleh UT kurang lengkap, Sebanyak 59% mahasiswa menilai modul praktikum juga kurang lengkap serta sebanyak 78% memahami modul pada tingkat sedang. Penilaian
mahasiswa
tentang
model pembelajaran dan aspek penilaian pada perkuliahan praktikum IPA di SD disajikan pada Gambar 6. Gambar 4. Diagram Persentase Tingkat Pemahaman Mahasiswa Tentang Alat dan Bahan Praktikum.
Berdasar Gambar 4, terungkap bahwa pengetahuan mayoritas mahasiswa tentang peralatan praktikum masih rendah (46%). Penilaian kelengkapan
kit
mahasiswa dan
modul
tentang serta
pemaham modul praktikum disajikan pada Gambar 5.
Gambar 6. Persentase penilaian mahasiswa tentang model pembelajaran dan aspek penilaian mata kuliah praktikum IPA di SD.
Berdasarkan Gambar 6, sebanyak 71% mahasiswa
mengetahui
pembelajaran
dan
sebanyak
model 59%
mahasiswa mengetahui aspek penilaian dalam pembelajaran praktikum IPA di SD. Pemahaman Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Pemahaman tentang keterampilan berpikir kritis mahasiswa disajikan pada Gambar 5. Persentase Penilaian Mahasiswa tentang Kelengkapan Kit dan Modul Serta Pemahaman Modul Praktikum.
Gambar 7.
BIOLOGI SEL (vol 3 no 2 edisi jul-des 2014 issn 2252-858x)
Page 68
Jurnal Biology Science & Education 2014
tahun.
Program
Setiyo prajoko
penyetaraan
sarjana
pendidikan guru SD memang diminati oleh oleh beberapa kalangan tertentu yang menjadi guru SD namun pendidikan tingginya bukan dari sarjana pendidikan SD. Hal tersebut bisa terjadi karena kebutuhan guru SD yang tinggi namun lulusan guru dari prodi PGSD jumlahnya terbatas. Gambar 7. Diagram Persentase Pemahaman Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa
Karakteristik
mahasiswa
yang
berasal dari perguruan tinggi non-IPA
Pemahaman
berbeda dengan mahasiswa yang berasal
keterampilan bepikir kritis mahasiswa
dari perguruan tinggi IPA. Karakteristik
palig banyak termasuk kategori sedang
pembeda yang utama adalah pengetahuan
(49%).
awal tentang konsep dasar IPA dan
Berdasarkan
Gambar
7,
kebiasaan melakukan prosedur ilmiah. PEMBAHASAN
Oleh
Profil Mahasiswa UT
khususnya praktikum IPA bagi mahasiswa
Berdasakan hasil penelitian yang
karena
program
itu
pembelajaran
penyetaraan
dari
IPA
perguruan
telah dilakukan, maka terungkap profil
tinggi non IPA memerlukan perlakuan
mahasiswa PGSD UPBJJ-UT Surakarta
yang
program penyetaraan kelompok belajar
pembelajaran. Terlebih lagi mahasiswa
Sragen dan
Secara umum
adalah guru SD yang menjadi ujung
mahasiswa berjenis kelamin perempuan,
tombak di pendidikan dasar. Harlen
berusia 26-30 tahun telah menamatkan
(2001) menyatakan bahwa pembelajaran
pendidikan
dan
sebaiknya dimulai dengan pengenalan hal
berprofesi sebagai Guru SD non-PNS.
yang bersifat sederhana ke kompleks.
Masing masing memiliki pengalaman
Pembelajaran
mengajar yang bervariasi mulai dari 1-10
teknik bertanya kepada mahasiswa tentang
Boyolali.
sarjana
non-IPA
khusus
BIOLOGI SEL (vol 3 no 2 edisi jul-des 2014 issn 2252-858x)
bisa
dalam
merancang
dilakukan
dengan
Page 69
Jurnal Biology Science & Education 2014
masalah/fenomena
ilmiah
dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
Setiyo prajoko
kit dan modul. Mayoritas mahasiswa menilai bahwa kit dan modul yang
penelitian
disediakan oleh UT tidak lengkap. Bahkan
mengungkapkan bahwa 67% Mahasiswa
beberapa pertemuan di awal semester
memiliki pengalaman praktikum, sisanya
pengiriman
kit
sebanyak 33% sama sekali belum pernah
sehingga
mengganggu
melakukan kegiatan praktikum. Sebanyak
pembelajaran.
44%
pernah
hasil
membelajarkannya
mengalami
kendala kegiatan
saat
Pengetahuan mahasiswa tentang
mengajar di SD. Pengalaman praktikum
model pembelajaran dan aspek penilaian
yang dimiliki oleh mahasiswa diperoleh
praktikum baik. Namun masih terdapat
saat menempuh pendidikan menengah.
29% mahasiswa yang tidak mengetahui
Tentu saja jeda waktu yang cukup lama
model pembelajaran dan sebanyak 41%
ketika
tidak mengetahui aspek penilaian.
mereka
menjadikan
menempuh
pengalaman
studi
itu
S1
menjadi
kurang bermakna.
bahwa pemahaman keterampilan berpikir
Pemahaman mahasiswa tentang alat
dan
bahan
kategori
rendah
menjadi
salah
pengalaman
Hasil penelitian mengungkapkan
praktikum
termasuk
terdapat 26% kategori rendah dan 1%
sangat
rendah
sangat rendah. Rendahnya keterampilan
indikator
bahwa
berpikir
pernah
beberapa faktor.
dan satu
kritis mahasiswa termasuk kategori masih
praktikum
yang
mereka dapatkan kurang bermakna. Selain
kritis
Faktor
bisa
yang
disebabkan
oleh
mempengaruhi
itu pemahaman mereka tentang modul
rendahnya keterampilan berpikir kritis
praktikum termasuk kategori sedang dan
mahasiswa antara lain penggunaan model
sebanyak 16% mahasiswa mengalami
pembelajaran pembelajaran tidak melatih
kesulitan
keterampilan berpikir kritis. Pembelajaran
dalam
memahami
modul
praktikum yang disediakan oleh UT. Hasil penelitian juga mengungkap-
praktikum IPA di SD seharusnya memiliki potensi
yang
besar
kritis.
melatih
kan bahwa Pembelajaran praktikum IPA
keterampilan
di SD mengalami beberapa kendala pada
dasarnya praktikum adalah berhubungan
BIOLOGI SEL (vol 3 no 2 edisi jul-des 2014 issn 2252-858x)
berpikir
untuk
Pada
Page 70
Jurnal Biology Science & Education 2014
dengan
inkuiri
dan
pembelajaran
dengan
”pertanyaan”.
penemuan (discovery learning). Namun,
sebaiknya
pembelajaran
antisipasi dan inkuiri.
praktikum
jika
tidak
Setiyo prajoko
Pertanyaan
dapat mengkreasi suasana
dilatihkan keterampilan berpikir kritis
Faktor lain berasal dari internal
akan membuat mahasiswa hanya sekedar
mahasiswa. Kurangnya minat mahasiswa
praktikum saja tanpa melatih keterampilan
akan praktikum berpengaruh terhadap
berpikir kritis. Abrami et al (2010)
hasil belajarnya, termasuk keterampilan
menyatakan
perlu
berpikir kritis. Dengan demikian perlu
diberi pelatihan baik secara sebelum
mencari alternative model pembelajaran
pembelajaran maupun saat di kelas untuk
yang melatih berpikir kritis dan Dosen
mengembangkan keterampilan berpikir
juga
kritisnya.
mahasiswa. Meyers (1986) menyatakan
bahwa
mahasiswa
Meyers (1986) menyatakan bahwa
bahwa
mampu
membangkitkan
terdapat
lima
kunci
minat
untuk
proses pembelajaran juga perlu dilengkapi
meningkatkan minat dan menciptakan
untuk mengembangkan kemampuan dan
suasana kelas yang interaktif, yaitu (1)
keterampilan berpikir kritis siswa dalam
mulai
proses
masalah atau kontroversi; (2) gunakan
pembelajaran
perlu
dilakukan
setiap
pembelajaran
strategi-strategi sebagai berikut. Pertama,
keheningan
menyeimbangkan
refleksi; (3) atur ruang kelas untuk
antara
konten
dan
proses. Pembelajaran IPA harus seimbang
membangkitkan
antara produk (penyajian fakta, konsep,
pembelajaran;
prinsip,
hukum,
interaksi (4)
mungkin,
perpanjang waktu pembelajaran. Berpikir
sains),
seperti
kritis akan terjadi jika siswa memiliki
kejadian,
merumuskan
waktu yang tepat untuk sampai pada
berhipotesis,
mengukur,
refleksi; dan (5) ciptakan lingkungan
proses
menyimpulkan, dan mengontrol variabel.
belajar yang nyaman
Kedua, Seimbang antara ceramah dan
Upaya
diskusi.
Jika
dalam
proses
mengobservasi masalah,
membangkitkan
dan
(keterampilan
dsb)
untuk
dengan
Ketiga,
untuk
mengembangkan
menciptakan diskusi
keterampilan berpikir kritis Sadia (2008)
kelas. Guru sebaiknya memulai presentasi
menyarankan agar menggunakan model
BIOLOGI SEL (vol 3 no 2 edisi jul-des 2014 issn 2252-858x)
Page 71
Jurnal Biology Science & Education 2014
Setiyo prajoko
pembelajaran seperti model pembelajaran
mengenaimodel
pembelajaran
yang
berbasis masalah, model siklus belajar,
melatih keterampilan berpikir kritis sesuai
model pembelajaran kontekstual, model
dengan karakteristik/profil mahasiswa UT.
sains-teknologi-masyarakat, dan model
2) Proses pembelajaran hendaknya tidak
pembelajaran berbasis asesmen portofolio.
diisi penuh dengan praktikum, namun juga harus seimbang antara praktikum (proses)
KESIMPULAN
dan penyampaian konten (produk)-nya. 3)
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah profil mahasiswa prodi PGSD didominasi
oleh
perempuan
lulusan
perlu
inovasi
lain
untuk
mengatasi
permasalahan keterbatasan kit dan modul yang disediakan oleh UT.
sarjana non-IPA yang bekerja sebagai guru non-PNS dengan lama bekerja 1-10 tahun. Kebanyakan dari mereka memiliki pengalaman melakukan praktikum dan membelajarkan pemahaman praktikum
praktikum,
tentang masih
alat
namun
dan
rendah.
bahan
Mahasiswa
menilai kit dan modul praktikum yang digunakan
dalam
pembelajaran
tidak
lengkap. Mereka juga mengetahui model pembelajaran dan aspek yang dinilai dalam pembelajaran. Hasil kemampuan berpikir
kritis
mahasiswa
termasuk
kategori sedang. SARAN Saran
yang
dapat
diberikan
berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 1) perlu
penelitian
lebih
lanjut
DAFTAR PUSTAKA Abrami, P. C., Bernard, R. M., Borokhovski, E., Wade, A., Surkes, M. A., Tamim, R., & Zhang, D. 2008. Instructional interventions affecting critical thinking skills and dispositions: A stage 1 meta-analysis. Review of Educational Research, 78(4), 1102-1134. Beyer, Barry K.1985. Critical Thinking. Bloomington: Phi Delta Kappa. Efendi, R. 2010. Kemampuan Fisika Siswa Indonesia dalam TIMSS (Trend of International on Mathematics and Science Study). Prosiding. Seminar Nasional Fisika 2010 di Universitas Pendidikan Indonesia. Ennis, Robert H. 1962. A concept of critical thinking. Harvard Educational Review, Vol 32(1), 81-111. Greenstein, Laura. 2008. Assesing 21st century Skills. SAGE Company Ltd. California.
BIOLOGI SEL (vol 3 no 2 edisi jul-des 2014 issn 2252-858x)
Page 72
Jurnal Biology Science & Education 2014
Harlen, W. 2001. Primary Science: Taking the Plunge. How To Teach Science More Effectively for Ages 5 to 12. Heinemann, 361 Hanover Street, Portsmouth, NH 03801-3912. IMSTEP-JICA. 1999. Monitoring Report on Current Practice on Mathematics and Science Teaching and Learning. Bandung: IMSTEP- JICA. Meyers, C. (1986). Teaching Students to Think Critically. A Guide for Faculty in All Disciplines. JosseyBass Higher Education Series. Jossey-Bass Inc., Publishers, 433
Setiyo prajoko
California Street, Suite 1000, San Francisco, CA 94104-2091. PISA. 2012. PISA 2012 results: What Students Know and Can Do, Student Performance in Reading, Mathematics and Science (Volume I). PISATM: OECD. Sadia, I.W. 2008. Model Pembelajaran yang Efektif untuk meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, vol 2: 219-237. Singarimbun, M. dan Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES Indonesia.
BIOLOGI SEL (vol 3 no 2 edisi jul-des 2014 issn 2252-858x)
Page 73