ABSTRACT LI1X)q2?8t8wI 12 o part of m u n j r y thettric gi-h ~~lonf'&rtorA hrr rgmatmle in crltlam expnucrd through humor that ts the a Wwi roci+ry, h q o r & a form of sxprwion of lo h o qtfmt c@dinrIf' In the colonkle n h u functl thk p;kcodBoawlsodry u pfP l r#ML sJ o d a y IS u n d ~ c h a t I k ~ n ~ w ~
~
~
~
p
r
irwmtn.~pml~~rrr66M~bOW\6ltc~Wot.JICIIIJ(LO~r
Key wrds: WMG humor, p..rfomturcrart
*
n. Kajian dari Ninuk M e n mmghumor dalam kebudayaan Dafam memcahkan wujud dad unghpan emosi tekh diungkapkan di &wi ketertekman yang brlang2eung segak beria-kunya sistem tanah partikulir pada lenong betawi w b g a permulaan abad XX di Batavia. Oleh kawna historis msngenai mu knmg, dan fungd hu itu, humor dipedukan sebagai . kehidtsporn &an sebgai bntuk R dari r e a l b b ~ ~ y a m nk aghatbpi LEMQW 5 E T W M A T 987:7881). Selain yang diinuk KIsden, kqlianR a m c # ~ bahwa humor atau lelucon d & m ~ r d c y a t ( ~ ) m sebagal kritik $osirl terhadap dminasti kekuaman yang menguasainya (Danandjaja, 1997).Teater rakyat yang mengkomunikasikan dalam hubungannyca d q a n Water masih cerita rakyat dalam lakon-lakonnnya me- banyak diperdebatkan orang. Mohammed nempatkan humor sebagai sindiran atau kritik Sobari memahami konsep rakyat dcalam teater atas ketidakadilan yang berlangsung sebagai kelompokgosial yang dalam program(Danandjaja, 1Q82:28-29). Oleh kareria itu, program pengembangan masy&&&b fmdsi humor dalam teater rakyat terutama lenong,Betawidapat berupa pengingbnn atas ketertekanan daPO dapat pula sebqai tcritik swial atas dominasi kekuasmn yang'mehyebabkan ketertekanan tersebut. Untuk menyikapidari fun@ hum& i tuitik sosial ini, perma$afahanyang p r f u ddri pdm&hannya adalah perigaruh apakeh ypng menyebabkan masyarakat Betawi mqngH a ekspmsikan kehidupannya dalarn bentuk hu- E M , I Made Wmbm bmfxl@@a# teaW rakyat mmpakan bgjian dailrZ te& mor? gagaimanakah fungei humor secagii daerah, yang estinya whlah tegkr_,grang kritik wsial dalam lenong Betawi? Sbblum menjakaab kedua permmakhan di ;id@@, perlu dikemukakan ketangka rsferansi debatan atengsna y a q merupakan pendekatandalam mengkaji fungri humor dalam lenong betawi. k l a u p i n dalam uraian nanti tidak diungkapkan mqetnai pendeatan ini, tetapi secara tersitat&m il n ini menqgunakan pendekatan strukturdslisme fungsionaldari M a l i i k y dan ~ e d t # & E sedangkan ~ kqqmp, g r a o ~ a t maupun Talcot Person yang pada intinya memahami kritik sosial yang muncul dari mengemukakan bahwa setiap unsur dalam ungkapan humor d d m know
Lenong Betawi sebagai teater rakyat merupakan melodr g rnasSh mengandung u m a u r Iclanberdrtm budaya Betawi. Seni pertunjukan ini berkernbang dl Jakarta dan k & & bcil ~ di sekitamysr seperti Tangemng clan B-. Tern ce-rita yang biasglnyar diperbntm168n- h m b i l dari &a rakyat ctgn qberah Jakarta, seperti Si Pitung, Si j a m ~ n g Ayub , Jago Betawi, dan M$rwn&. tkim perkembangk hanyaterbatas pada mmberikan prioritas peda kehiclupa&ri-hari (Bandem dan Sal Murgiyanto, 1096:148). Berdasarkan dua jmis bnong, ya preman. Lenong membawakan cerb tentang kshidupan rajaraja jamm dulu. Para pgmahnyo memahi pakaianyang resnw', sehingga chbut ai lenong dines. Berbsda dengan lenong dines, lenong p m a n membwakanlakon-lakonyang lebih baru bewpa drama rumah tangga dengan pakaian seperti orang Betawi sehari-hari (Bandem dan Sal Murgiyanto, 1996:149). Berdasarkanpenelitianh o n g b e m l dari wayang Abdul Muluk yang sudah dijurnpai di Riau dan Sumatra Utara pada tahun 1886. Tontonan ini muncul dari rangsangan k~medi parsi yang sedang populer di Malaya dan pengaruh wayang Cina yang saat itu sudah dimainkan di Surabaya, Betawi, dan pesisir timur Sumatera. Pertunjukan Wayang Abdul Muluk baru dijumpai di Jakarta pada tahun 1914. Alat musik yang mengiringipestunjukan ini adalah sambyan (mandolin), biola, kendang, kempul, dan tambur barong~ai.Pad@tahun 1920 yang semula dipertunjukan di betakang layar (back dmp) dan terdiri atas w k a i a n manik-manik yang disusun menyilang diagonal pada bagian atas diganti dengan layar yang digambar. Sementara itu, instrumen plengiring tambor barongsai diganti dengan tambur tanji. Pada tahun 1922, alat musik sembyan diganti dengan harmonium dan adegan perangnya dilakukan dengan senggal-senggol. Oleh karena itu, sering disebut dengan wayang
senggol. Namal e n m g b m 1926 kaika kingan musl gambang krombng. Sej ce&a lmmg mempe?Jrkenahnlakon-lekon j m a n cerita rakyat daerah Jakarta yrng dipelopori deb group h o n g '9 Randandm Cuwg (Bandem dm Sal Mutgiyanto, 1W6: 149150). Pemarin bnong &dam setiap disesuaikan dengan cerita yan Pemain knong dapat d i b g i kaQegori, y a b m a i n pria prig dan mggpng yang merupkanpemgin (Ensikbpedi Nasionel Indonesia (ji 1990:122). PaJSakterdiriatat3 krbngtab& dm iasa. Tukang tabuh yang mamekes gambang kromongterdin' atas v a i n wmbomg (~flsfan),pemwgm(membmofon), k m o n g (idiofon) dan Kbng Ohyan (Kordofon). Panjak b b a terdiri abs penabuh gong, bmpor, kecrek, para p&ku yang berperan sebagai tukoh-tokoh cerita $ran para calon pelaku sebagai pelengkiep pwtunjulclsn ( E n S i k l o p e d i l ~ & a( i ' i 4), IW). Gambalyl kromong merupakan rncrsjk khas Betawi yang msngiringi perturcjukn lensng. Nama Oarnbanfgkromongdiambil dwi dua buahaht mu$k idiofonymg d i p s ~ ~ ~ m k a n y-mbangJWJm kromongm=N)~ perunggu. Musikinimmdapatkanpengmh darl Cina. Hal ini bisa dilihglt dad ~~R aL3tt musik yang brupa rebab batok kelapa, yak the )(can,b n g a yaan dan bguy a y dbawakam musi ataupho bhincu fay (Hardjito, 19%5:344%; lih. juga Aziz, 1998). Lagu-lagu Betawiyang sering dinwnyikan oleh musik ini adalah 'CeMa Manis", 'jali-jali", dan lain-lain. LhPgu4aCgu itw menggunakan pentatonisdommi. Pementasan lenong Batawi suatu psrtunjukan yang terdiri at48 macam kegiatan. Sebelum sandiwrirP1 dbwlai dilakukan upamn khusus yang d i umkup yang brisikan perr~bacaando% dan i. W a h itu. dilakukan upcara ssmbutqn y&@ disebut dengan sepik, ydtu perdid& bkbn yang akan dipentaskan ( ~ n s i ~ o p eWd&&l
-.-4
--
< .
a),
rakat btawi. Selain itu, humor dieka@t&kan sebagai wujud dari kritk sosial atas ketertekanan yang menimpe m e k a . Bentuk-bentuk ketwtekanan yang dialami oleh masyarakat Betawi mengalami bentuk yang signifikan pala pemrapan si&m tanah partikulir yang berlakupada pglnerintahan Hindia Belanda (Prabonegor~,19Q7:78). Keberadaantanah pdkuh'rinibemuktdadtahup 1620, di saat VOC rnenghdiahhntanabhnah di pedalaman Jakarta ( o m w w e n ) :mads para abdi, sahabat, dan para pmdukungnya. Di daerah ommelenden ini ditwnpati orang Betmi yang semula merupakan orang migran di Batavia. Sejak pemberian hak atas tanah tersebut dimulai, terciptalah feodalisme miring dengan penarikan pelbagai jsnis pajak dan kewajiban kerja r d i ba petani pmggarap tanah itu. Di dataran rendah K e m n g , tanahtanah partikulir (pa'ticuliers lamle@en)men* hasilkan padi, di samping buah-buahan dan sayuran. Tanabtanah partikuhr itu dihapuskan pada tahun 1855. Pada tahun 1912 secara tegas pemerintah memulai upaya pembelian kembali tanah-tanah partikulir itu. Akan tetapi, hingga tahun 1920-an hampir seluruh dataran rendah di utara, mulai dari perbatasan dengan Banten hingga di sisi timur Indramayu, tanahtanah partikuliritu pada umumnya masih3imiliki oleh kaum partikulir, yaitu penrsahaan Eropa, saudagar Eropa, dan saudagar Cina. Kenyataan ini terus berlagsung hingga Jepang tiba pada tahun 1942 (Cribb, 1990:19-20). Pada masa itu, tanah-tanah partikuliryang telah ditempati oleh orang-orang Betawi dikuasai oleh kurang tebih 304 tuan tanah yang MUATAN HUMOR DALAM LENONG: mempunyai hak-hak istimewa. Menurut Sartono, W l A N HISTORIS pada tahun 1915di seluruh pulau Jawa dikuasai Sebagaimana telah diungkapkan bahwa oleh 582 tuan tanah yang terdiri atas orang-orlhnggunaan humor dalam kebudayaan Betawi, ang Eropadan Tionghoa (Kartodirdjo, 1973:79). khuausnya lenong, sebagai bentuk pengingkaran Jarak sosial antara tuan tanah dengan pelretertekananyang telah berlangsunglama. Hu- nyewa tanahnya sangat besar. Tuan tanah di mor merupakanwujud dari ekspresi masyarakat tanah-tanah partikulir bertindak sebagai raja yang merasakanrealitas kehidupannyapenuh kecil yang menguasai tidak hanya tanah tetapi dengan tekanan. Oleh karena itu, humor juga orang-orang yang bekeja di tanahnya berfungsi sebagai penyeimbang jiwa masya- (Kartodirdjo, 1973:79).
1990:122). Upacara sambutan ti dengan nyanyian tradisional lagu untuk memperkenalkan perkumpulan g bersangkutan beserta personil ntas dan ungkapan terima kasih mah yang mengundang mereka donesia (jilid 4), 1983). Acara selenjutnya adalah inti sandiwra yang dimainkm babenk demi babak yang disisipi halhat yang benifat humor dan diiringi musik. bvakan dan musik ini adalah bagian khas dari gmtwjukan lenong (EnsiWopediNasionallndomaia (jilid 9), 1990: t22). . Pertunjukan lenong Betawi ini berbeda &ngjan pertunjukan sandiwara lainnya pada rnasyarakat Betawi, yaitu Topeng Betawi. Pwbdaan kedua seni pertunjukan Betawi ini adakh arena sebagai tempat pertunjukan, srsdangkan aspek lainnya memiliki banyak hamaan. Lenong Betawi dalam pertunjukannya menggunakan panggung, sedangkan topeng Betawi menggunakan lapangan atau tanah lapang lainnyasebagai arena pertunjukan. Ybpeng Betawimenggunakanlapangansebagai tempat pertunjukan didasarkan pada tuntutan pementamnyang salah satu bagiannyamehbatkan penonton dalam pertunjukan tersebut (Muhajir dan Lukman Hakim, 1982:40). Penggunaan panggung oleh lenong seringkali disebut sebagai pentas tapal kuda karena m a i n n y a masuk ke arena pertunjukan dari srsbelah kiri dan ke luar dari sebelah kanan, sedangkan penontonnya melihat hanya dari bagian depan (Ensiklopedi Nasional lndons sia oilid 9), 1990:122). +
I
Juliento Ibrahim, l&W
Kontradiksidari hak-hak istimewa dari tuan lihatkan respon yang tanah, orang-orang Betawi yang mengerjakan Betawiatas kondisi s d d y tanah-tanah partikulir itu mengalamiM b ymg Tema cerita lenong yang kumng b n t u n g . Mereka m m kepaMawanan merupakan me& yw bayarbajak yang sudah ditentdtkan #&ma 5 psrtemukandunia kelampauah sampai 10 tahun, dihanrskn +a t~mbayw kid. Kesadarandari cuke sebgsar 115 dari ha!~$%ww,bekerja patkan masyaraka untuk k e w t n g a n fuarn erelama 52 hari "pinggirannmemperlihatkan ide dalam setahun dan beksrja wrtwk pernerintah yang tidak jauh beti>eda dengan selama 66 hari setahun. Apabila mreka tidak mereka alami pada masa kini. Respon iWmpmau membayafpajakatau menjalarlkankewajib rakat M a w i atas kondisiketertekanan$i #tm an keja paksa maka tanah dan rumah mereka lampau lewat humor pada dasarnya mewpaakan dilelang't36mpenghuninyahams pergi dari kan reaksi masyarakat Betawiatas kondisi yaw tanah itu. Kenyataan ini telah menimbulkan sedang mereka alami. Respon magyarakat ketidakpuasandari masyarakat Eetawi.Refleksi Betawi yang muncul lewat humor merwpakan dari keWkpuasanitudiwujudkandalam berbagai kritik sosial atas kondisi yang didami dalam yang mum1di daerahini, sepal kesadaran masa kini. Menurut Danandjaja, peristiwa Cikandillir tahun 1836, peristiwa humor merupakan sarana yaw sfelctPf eebagai Cikandi-Udiktahun 1845 atau peristiwa Pondok kritik sosial karena si pemain tahu bah\#a ia Patun maupun peristiwa Tambun (Kartodirdjo, tidak akan dimintai pertanggungjawahn. 1973:79). Kemsahan sosial yang besar terlihat Seorang pemain &pat mengalihkantanggung pula pada pemberontakan Entong Gendut dan jawab pribadinya kepadg tradisi. Hal ini EntongTolo sebagai bentuk perbanditansosial disebabkan kamna folklore ysrng disebut di Batavia (Suhartono, 1995:134-137). lelucon itu bukan ciptaan pemain lernong -pi Berbagai keresahansosial bsrupa tindakan- ciptaan koleMif masyarakat. Sdiran-hlindiran tindakan perlawanantetap @a tidak mengubah keadaan menjadi lebih baik. Keadaanpenduduk pada waktu itu digambarkan sebagai orangorang yang pasrah terhadap beban hidup dan ungksipan deti Mi nwmerni, masyarakat sebagaiorang yang tidak dapat bett~~at apa-apa. (Kart-, 1984). Berbagai bentuk perlawanan yang muneul Hum@ &lam masyarakat Betawl tidak digambarkanpula dalam alur oerita yaw dilakanatau &is yangmerupahn kan dalam lenong Betawi. Tidak mmgherankan kejadian sehari-hari, yang apabila dalam lenong secara tenirat mp d a waktu twtentu dilakukan berutang tebp kan keadaanBetawimasa J a r n u y- d i k m l dhrtai d e w n gatu &u bherapabuakdrnbol mempunyai sifat melodramatik. Pelamphagn brtenaLl (Probomro, 1987:75). Sebagaimana atas ketertekam itu kemu4an diwujudkan rite, humor merupakan peritaku atau tata dalam bentuk humor atau rlnt#ran-@wtIiran hlimat yang bukan merupakan kejadian terhadap ketertekanm yang @iny%- dmbhari yaw dgy>atm i W k a nbwaamng Muatan humor dalam Ien~nglBeWi prig yang rmlihatnya. TM diperluh dehmakhluk berupa sindiran-sindiranatas ketertekpnan itu manusia guna keseimbangan jbanya yaitu dapat dikatakan sebagai kritik sosial, melampiaskanperasaantertekan mlalui cara riang dan dapat dinikrnati (Hassan, 1980). FUNGSI HUMOR SEBAGAI KRlTfK SOSlAl Menurut Sartono Kartodjrdjo, tertawa mafnpu DALAM PERTUNJUKAN LENOW "menjernihkan dan menjelaskanndan mngKontribusi kelampauan dalam penggunaan hadirkan keriengan yang menghitanakan humor dalam masyarakat Betawi mamper- kesepiandan keterasingan(Kartodinljo, 1973: 7)
~~
lcehidupsrn serhlirri-
f
melodrama dewan
hti&a@ yang munot$tidadc yang ~a~~ tetapi
my& memkar komparasiken idengorz Wdisi w s m p i n m k a r m g yang mralnyrr adah kt%jat. K%teguhanhati dan sibt tampa tun$ d&p.at n ~ ~ gumkan ~ k a media untuk mengkritik pajabatorde baru y m g sub lridup dbngan dan membtidayah KKN: fvbwnrt ~ a w a j ahu~r~otya , lcrkibmbtmnya dung liW atau -Milah ya W w a gebagai ~ "ptesebn" (Panawaja, 4943226).
++
I
-#ebemn fang m a l a m
suatu kelompok terhadap kelompok lainnya. Oleh karenaitu, sebenamya kepentinganpraktii dari sudut politik, penataan kehidupan bersama masyarakat. sepmti ungkapanWise mengenai "persatuandan . kesatuan" dan kebudayaan rakyat dalam corak Wseperti itu dengan sendirinya mempunyai 1 Evolutif dan difutif ini untuk menggei ubahan lenong, baik dari dalam meupwn dori makna (Sobary, 1996:58). Berdasarkan ha1 pengaruh-pengaruh luar (lih. Embw dan MsMn demikian, lenong sebagai tradisi rakyat telah Ember, 1984; Koentjaraningrat, 1064 dan 9990). berperan penting dalam menyuarakan kritik 2 Modifikasibaru ini telah menempatkanL m g Wwi sosial lewat humor terhadap ketimpanganyang sebagai acara yang diminati penontong, Wbagaimuncul dari dominasi penguasa yang bermana terlihat dalam rutinnya pertunjukan IM#Nlg di lebihan. TIM (Kayam, 1988:122).
-
3 Seni pertunjukkan yang mengalami transtormasi semacam ini misalnya ludruk, ienong, atau ketoprak SIMPULAN telah menimbulkan kekhawetiran akan keberedaan Lenong Betawi sebagai teater rakyat seni pertunjukkan itu sendiri, Pemikhn ini diderrarmempunyai peranan yang besar dalam kan pada kenyataan bahwa tayangan-tayangan seni memberibn kriitik terhadap kehidupan sosial pem@ukk&n dit e M swasta hanya berohnWprofft dengan tujuan yang sangat pragmatis sehingga yang tengah Mangsung. KrW yangcilmtam tayangannya dikemas tefkeean asal-aaralan dan diwujudkanlewat humor yang mentpak8nsalah mninggafkan kaidah-keidah seni itu sendiri (lih. satu ciri pokok dari seni pertunjukan lenong W h i r t o , 1997377-88). Betawi. Media humor dipakai sebagai sarana 4 Realis ini bisa dilihat dan'ratingyang dipeKdehkedua kritik sosial karena tidak membqikfh beban a a r a itu mn$at tW$gi. Bahkan, Lenong Rumpi tanggungjawab terhadap pemain knong yang mengatami tayang utang 8 RCTI. melontarkannya. Humor yang berupa sindiran 5 Para aMi reni pertunjukkern biaeany~menerima konsep teater s e m i ha1 yang dipwtunjukini tidak dianggap muncul dari individu tetapi kan di depan umum. I Made Bandem d l h a t bahvva muncul dari hati nurani masyarakat. konsep ini masih terlalu luas shhingga membatasi Keberadaan humor dalam masyarakat konsep teater sebagai drama, yaitu lakon atau kisah Betawi merupakan wujud ekspresi dari hidup manusia yang dipertunjukkan-di atas pentas ketertekanan yang sudah berlangsung lama. dan disaksikan orang banyak. Konsep ini banyak diterima oleh banyak pihak. (Lihat Bandem dan Sal Cerita lenong yang menggambarkankehidupan Murgiyanto, 1996:9.) jaman penjajahan telah berfungsi sebagai media yang menghubungkan kelampauan dengan DAFTAR RWUKAN masa kini. Kelampauan yang menempatkan masyarakat Betawi sebagai masyarakat Aziz, Abdul. 1998. "Beberapa Bentuk Seni Pertunjukan Tradisional Kernasan Wisata di Kota Metropolitan "pinggiran" dipahami oleh pemain lenong Jakarta Tahun 1996". Tesis S2 R - o g m Studi Seni maupun pendukung teater ini dalam kondisi PertunjukanUGM. masyarakat yang berada dalam "pinggiran" Bandem, IMade dan Sal Murgiyanto. 1996. Teater Doerah pula. Teater rakyat merupakan bagian dari Indonesia,Yogyakwta: Kanisius. kebudayaan"pinggirannsehingga mempunyai Budhiarto, Joko. 1997. "Transforrnasi KetoprakTeldsi" dalam Purwaraharja, Lephenclan Bondan NLgantara kepentingan dalam menyuarakan kritik(Eds.). Ketoprak Orde Barn Yqyakarh: Bentq. kritiknya sebagai bentuk counter culture Cribb, Robert Bridson. 1990. Gejolak M u s i dijakarta terhadap dominasi penguasayang berlebihan. 1945- 1 949: Pergulotanantara Otonomi dun Hqe-. Oleh karena itu, lenong Betawi merupakan Jakwta:Grafiti Press. salah satu media kritik terhadap kehidupan Danandjaja, James. 1997. Folklor Indonesia: llmu &sip, masyarakat. Kritik yang dilontarkan lewat huDongeng, 5 a n Loin-Loin, Jakwra: Pustaka Utama mor itu mengandung arti bahwa dalam lenong Grafiti.
--
=-a
5
.F -
Masyarakat. Yog)nakarta:TiamWacwla.
Wter Rakyat, Tsater pltded', Laphsn Putwarabarla dan Bondan. Nwtara (Eds.), K C ~ W O~~ ~ BW, d -eY >nm
~anw
Budaya. Felty, U s m dan As# M e n d . 1994. M - T i SoJiaI Budaycr Jakarta:Dikti Dapdlkbud. Pra 1987. *
Humar Kebuda)aan~"dalam~~n0.3,tahun~, Mar& Mohmmd. 1996. KeWhyern Ba-: D i m i
m, s
m
C-mturJeJ. Oxfard U n m h . 1 96 1. "Tertawa, h p i a n d Sotiodnma dalam Pembangunzn" . BCIjk3 Naional, 23 Marcro. , Umar. 1988. Seni, Tdisi. M a s p ~ l t a tJakarta: , PustakaSinar Haapan, 1988 hwi~ra 1990. t. &jar& Td Antropdogill. LkrhrsitasI ~ P r w s . 1964. Tokoh-Tik~hAnultropologi. jab&: Ptmerbhmunii*.
.
Tkl
. IWS. "Perarm Seni Budaya dalam Wupvl hnusk KnntimWdanPenrbah&i6.
S -1,
M 1995. . B&k-&&it k k a a ~dli j r w r ~ W ; Historis 1850- 1 942.- Y Adiqn MMa, Ania 1998. "Wacana LgwaEcdalm Cudruk". Tds S2 SrogmmStudi Lingubtik UGM.
~