Transportasi
ANALISA BLACK SPOT DAN BLACK SITE RUAS JALAN LINTAS PEKANBARU – DURI (KM 96 – KM 122) DITINJAU DARI AUDIT KESELAMATAN JALAN KABUPATEN BENGKALIS PROPINSI RIAU (005T) Abd.Kudus Zaini , Muhammad Hijrin
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Riau, Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru
[email protected]
ABSTRAK Jalan lintas Pekanbaru – Duri merupakan jalur yang tingkat kecelakaannya tinggi. mengalami peningkatan kasus kecelakaan lalu lintas. Diperlukan penelitian untuk menghitung dan mengetahui tingkat kecelakaan, titik black spot kemudian black site, dan karakteristik kecelakaan yang terjadi pada ruas jalan tersebut. Dari penelitian ini didapatkan hasil yang dapat memberikan masukan agar kejadian kecelakaan dapat dikurangi. Metode dalam penelitian ini adalah perhitungan angka kecelakaan per-km, metode perhitungan kinerja perjalanan, perhitungan angka kecelakaan untuk Black Spot dan Black Site, data primer (dokumentasi lokasi penelitian, LHR, pengkuran ruas jalan), data sekunder dari Satlantas Resort Duri (jumlah kejadian, lokasi, waktu, jumlah korban, jumlah pelaku, kendaraan yang terlibat). Hasil analisis didapati kecelakaan lalu lintas pada ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri meningkat dari tahun 2007 hingga sampai tahun 2011 sebesar 40 %. Hasil perhitungan kecelakaan tahun (2007-2011) pada ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri diidentifikasi Accident Rate tertinggi untuk Black Spot adalah pada ruas Jalan Desa Muara Basung – Kelurahan Balai Raja (Km 114 – Km 122) dengan Accident Rate sebesar 1,43 dan Accident Rate tertinggi untuk Black Site adalah pada ruas Jalan Desa Pulai – Desa Muara Basung (Km 99 – Km 100) dengan Accident Rate sebesar 0,80. Waktu kecelakaan dominan adalah pada pukul 15.00 – 18.00 dengan 26 kasus kejadian. Jenis-jenis kendaraan kecelakaan dominan adalah antara truck dan sepeda motor dengan 31 kasus kejadian. Jenis kendaran sepeda motor memiliki kecepatan rata-rata yang tertinggi dengan kecepatan sebesar 60 km/jam. Usia korban kecelakaan yang sering terjadi adalah pada usia 31 – 40 tahun dengan 24 kasus kejadian. Faktor kecelakaan murni manusia sebesar 30,83 %, murni jalan 11,67 %, murni kendaraan 3,33 %, manusia dan jalan 34,17 %, manusia dan kendaraan 3,33 %, jalan dan kendaraan 10,83 %, manusia, jalan dan kendaraan 5,83 %. Dalam pemeriksaan jalan perlu dilakukan audit untuk uji kelayakan jalan demi keselamatan jalan lalu lintas dari peraturan Direktorat jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2012
Kata Kunci : Accident Rate, Black Spot, Black Site, Kasus Kejadian. 1. PENDAHULUAN Ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri (Km 96 – Km 122) terletak di Propinsi Riau yang menghubungkan antara Kota Pekanbaru – Kabupaten Siak dan Kabupaten Bengkalis. Ruas jalan tersebut merupakan jalur merah karena pada tahun 2007 sampai 2011 melalui data kepolisian Satlantas Resort Duri kasus kecelakaan lalu lintas meningkat signifikan. Bahaya selalu mengintai pengguna jalan disaat melewati ruas jalan tersebut. Untuk melindungi pengguna jalan yang melewati ruas jalan tersebut, perlulah meneliti ruas jalan yang tersebut. Dari penelitian tersebut dapat diketahui keadaan ruas jalan tersebut yang sebenarnya kemudian memberikan imformasi yang berguna bagi pengguna jalan tersebut dan potensi-potensi kecelakaan lalu lintas dapat dikurangi. Undang-undang No. 14 Tahun 1992, tentang lalu lintas dan angkutan jalan, dijelaskan bahwa keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas serat memudahkan bagi pengguna jalan, maka jalan wajib dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas. Disamping itu dalam tata laksana lalu lintas upaya-upaya dalam menuntun, mengarahkan, memperingati, melarang dan sebagainya atau lalu lintas yang ada dengan sedemikian rupa agar lalu lintas dapat bergerak dengan aman, lancar dan nyaman disepanjang jalur lalu lintas maka dibutuhkan penggunaan rambu-rambu lalu lintas.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
T-1
Transportasi
2. MAKSUD DAN TUJUAN STUDI Maksud studi adalah untuk mengadakan penelitian secara langsung pada lokasi-lokasi yang diidentifikasi, dari data yang ada kemudian dilakukan analisis untuk dicari faktor- faktor penyebab terjadinya kecelakaan dilokasi tertentu ( “blackspot”) maupun diruas jalan tertentu (“blacksite”), tujuan Penelitian ialah untuk mencari cara penanggulangan/penanganan didaerah rawan kecelakaan guna ditindak lanjuti dengan tahapan dan cara audit keselamatan jalan.
3. TINJAUAN PUSTAKA Pignataro (1973), menyatakan bahwa kebanyakan kecelakaan lalu lintas diakibatkan oleh kombinasi faktor, prilaku pengemudi ataupun pejalan kaki.keadaan jalan, keadaan cuaca buruk dan pandangan yang buruk. Carter dan homburger ( 1978 ) menyebutkan bahwa kecelakaan adalah suatu peristiwa yang terjadi pada suatu pergerakan lalu lintas akibat adanya kesalahan pada sistem pembentuk lalulintas, yaitu pengemudi (manusia), kendaraan, jalan dan lingkungan.pengertian kesalahan dapat dilihat sebagai kondisi tidak sesuainya standar atau peraturan yang berlaku maupun kelalaian yang dibuat manusia. NAASRA,(1988) tempat berlangsungnya kecelakaan lalu lintas bisa diberbagai tempat, dipersimpangan jalan, diruas jalan, di jembatan, didaerah pedesaan, didaerah perkotaan dan sebagainya, sehingga perlu diidentifikasikan daerah yang sering terjadinya kecelakaan atau daerah rawan kecelakaan. Priyanto,S (1997 ), menyatakan bahwa penyebab kecelakaan lalu lintas dapat ditelaah dari suatu perkembangan serta pendekatan multikausal yang mempertimbangkan tiga faktor manusia, kendaraan dan jalan atau lingkungan. Austroads (1994) mendefinisikan audit keselamatan jalan raya sebagai sebuah pengujian formal terhadap proyek jalan raya atau lalu lintas yang ada dan yang akan datang, atau proyek tertentu yang berinteraksi dengan para pengguna jalan raya, di mana pemeriksa independen berkualifikasi membuat laporan tentang potensi kecelakaan dan kinerja keselamatan proyek.
4. METODE PENELITIAN Survey dilakukan dengan metode data primer dan sekunder, dari kejadian kecelakaan lalu lintas, dengan data dibutuhkan sebagai berikut : 1. Pengumpulan data- data sekunder selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dari tahun 2007-2011 yang berupa - Data kecelakaan lalu lintas baik berupa data umum maupun laporan/berita acara kecelakaan lalu lintas. - Data ruas jalan maupun panjang jalan yang diteliti. - Data lalu lintas Harian rata- rata ( LHR ). 2. Pengumpulan permasalahan yang berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas pada tiap- tiap lokasi yang dinyatakan sebagai daerah rawan kecelakaan 3 Penanggulangan daerah rawan kecelakaan lalu lintas ( black Spot dan Black Site ), serta audit keselamatan jalan.
5. LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah di sepanjang ruas jalan lintas Pekanbaru km 96 sampai ruas jalan Duri km 122 sepanjang 26 km.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
T-2
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Transportasi
6. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dari hasil survey didapat data sekunder yang disajikan dibawah ini kejadian kecelakaan selama 5 (lima ) tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 1. Jumlah Frekuensi Kecelakaan Lalulintas Ruas Jalan Lintas N o
Km
Ruas Jalan
2007
2008
Pekanbaru – Duri (2007-2011). Jumlah Tahun Kecelakaan 2009 2010 2011
1 2
Ds Sam-Sam – Ds Pulai Ds Pulai - Desa Tengganau
96 – 99 99 – 100
0 1
1 3
0 3
1 5
2 10
4 22
3
DesaTengganau Desa Tengganau - Desa Muara Basung Desa Muara Basung
100 – 102
2
0
2
4
8
16
102 – 109
1
2
1
2
3
9
109 – 112
3
0
2
7
7
19
Desa Muara Basung 112 – 114 Desa Muara Basung 114 – 122 7 Kelurahan Balai Raja Jumlah Sumber : Sumber Hasil Perhitungan 2013
1
3
3
3
2
11
2
2
6
12
16
39
10
11
17
34
48
120
4 5 6
Identifikasi Black Spot Berdasarkan Accident Rate Untuk menentukan nilai dasar accident rate yang terbesar dipakai standar ketentuan yang berdasarkan statistik probabilitas yang melebihi angka dari 0,736 bisa dikatakan tingkat kerawanan kecelakaan lalu lintas tinggi disuatu titik pada ruas jalan didapati. Untuk angka kecelakaan per km selama periode lima tahun Tabel 2. Hasil Perhitungan Accident Rate Dengan Black Spot Ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri (2007-2011). Jumlah Kecelakaan No Ruas Jalan Km LHR Accident Rate Rata Jumlah rata 1 Desa Sam-Sam – DesaPulai 96 – 99 4 0,8 14980 0,15 2
Desa Pulai - Desa Tengganau
99 – 100
22
4,4
14980
0,80
3
Desa Tengganau
100 – 102
16
3,2
14980
0,59
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
T-3
Transportasi
4 5
Desa Tengganau - Desa Muara Basung Desa Muara Basung
102 – 109
9
1,8
14980
0,33
109 – 112
19
3,8
14980
0,69
Desa Muara Basung 112 – 114 11 2,2 14980 0,40 Desa Muara Basung - Kelurahan 7 114 – 122 39 7,8 14980 1,43 Balai Raja Sumber : Hasil Perhitungan, 2013 Tabel : Lokasi Rawan Kecelakaan Dengan Accident Rate Tertinggi Pada Ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri (20072011). 6
Lokasi Kecelakaan Accident Rate
No
Desa
Km
1
Desa. Muara Basung km 114 - kel. Balai Raja Km 122
8
1,43
2
Desa Pulai km 99 - Ds. Tengganau km 100
1
0,80
3
Ds Muara Basung Km 109 - Ds Muara Basung km 112
3
0,69
4
Desa Tengganau km 100 – Desa Tengganau km 102
2
0,59
Sumber : Hasil Perhitungan, 2013 Tabel :Hasil Perhitungan Accident Rate Dengan Black Site Ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri (2007-2011). Jumlah Kecelakaan N Accident Ruas Jalan LHR Panjang Kinerja o rate Jumlah rata-rata 1
Ds. Samsam Km 96 – Pulai Km 99
4
0,80
2
Pulai Km 99- Ds.Tengganau km 100
22
4,40
16
3,20
9
1,80
19
3,80
11
1,80
39
7,80
Ds. Tengganu km 100 - Ds Tengganu Km 102 Ds. Tengganu Km 102 - Ds. Muara 4 Basung Km 109 Ds Muara Basung Km 109 - Ds Muara 5 Basung Km 112 Ds Muara Basung Km 112 - Ds Muara 6 Basung Km 114 Ds. Muara Basung km 114 - Kel. Balai 7 Raja Sumber : Hasil Penghitungan, 2013 3
1498 0 1498 0 1498 0 1498 0 1498 0 1498 0 1498 0
3
44940
0,05
1
14980
0,80
2
29960
0,29
7
104860
0,05
3
59920
0,23
2
29960
0,20
8
119840
0,18
Tabel; Parameter Audit Keselamatan Jalan Pada Ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri (Km 96 – Km 122).
A A. 1
B
Fokus Pengujian
Jalan Raya
Status Laik (L/TL/LS/T)
Keterangan jalan Existing
Rekomendasi
C
D
E
F
G
IIA
-
Potongan Melintang Badan Jalan Keberfungsian Lajur lalu lintas
kesesuaian dengan lajur lalu lintas yang dilayani jumlah lajur lebar setiap lajur
Arteri Primer L melayani angkutan utama, perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi minimal 2 lajur/arah minimal 3.5 m
Perjalanan jauh dominan L L
2lajur 1 arah
Tetap pada lajur dan jalur masing -
L
3,5m
-
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
T-4
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Transportasi
Bahu
Selokang samping
kemiringan melintang Lebar bahu Posisi batu terhadap muka pekerja jalan Kemiringan melintang Lebar/dimensi selokan samping
B
Minimum 2 m Menerus dengan permukaan jalan 3-5%
1%
TL
1 - 1,5m
Diperbaiki
T
-
-
TL TL
0% hanya1 Ruas km 117
Diperbaiki Tambah selokan, perbaiki
L
Segiempat
Dibersihkan
L
Cukup Lancar
Dibersihkan
E
F
G
Perkerasan Beraspal
Dirawat
Memadai tanpa genangan
Bentuk selokan samping
Lancar, tidak tersumbat
C
D
Uji Laik Fungsi Teknis Struktur Perkerasan Jalan
Jenis perkerasa n
Kesesuaian struktur perkerasan jalan dengan lalu lintas yang dilayani, kelas fungsi jalan dan kelas penggunaan jalan
Beton aspal, perkerasan beraspal
Kedalaman lubang
Permukiman, komersial, akses terbatas
Intensitas lubang Lebar retak Knodisi perkerasa n jalan
Permukiman
Kecil
Diperbaiki
Minimal 110 m
TL
50 m
Diperbaiki
Maksimum 10 %
L
9%
Diperbaiki
4-5 m
L
5m
Diperbaiki
Kedalaman alur
Minimum 3 mm Bukaan pada jalur samping ke jalur utama Minmal 1 km
L
Diperbaiki
T
3 mm Samping ke alur -
D
E
F
G
Tekstur perkerasan
B
L
Intensitas retak
Intensitas alur
C
A. 3
L
Diperbaiki -
Uji Laik Fungsi Teknis Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan
Lebar dan tinggi rumaja Ruang manfaat jalan (rumaja) Pemanfaatan rumaja
A
Diperbaiki
TL
Trapesium/segitiga/segiem pat
Fungsi mengalirkan air
A A. 2
2-3%
B
Lebar rumaja untuk jalur alur 2x11m : 31,00m, jalur 2x7m : 24 m ; tinggi rumaj 5m Diperuntukan untuk median, perkerasan jalan, saluran tepi jaln, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, pelengkap jalan, lansekap jalan, penempatan utilitas
C
D
L
Jalur 2x7m : 24 m ; tinggi rumaja 5m
-
L
perkerasan jalan, pelengkap jalan, lansekap jalan, penempatan utilitas
Tambah selokan
E
F
G
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
T-5
Transportasi
Lebar bahu jalan, lebar median, jarak pandang, tempat istirahat, jalur lambat, dll 25m Untuk pelebaran jalan, penambahan jalur lalu lintas, kebutuhan ruang untuk pengamanan jalan, lansekap jalan, penempatan utilitas
TL
Tidak memenuhi ketentuan syarat
Diperbaiki
L
20 – 30m
-
L
Untuk pelebaran jalan, lansekap jalan, penempatan utilitas
Dilakukan pelebaran jalan
L
Tiang listrik, pipa minyak, gardu listrik atau telpon ; 3,5m
TL
5m
Ditambah
Pemanfaat ruwasja
Diperuntukan bagi pemandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan dan pengamanan fungsi jalan
TL
Permukiman, ditumbuhi semak-semak dan pohon.
Diperbaiki
Penghalang pandangan pengemudi
M = 4-5m
TL
5m
Bebas, penghalang
Keselamatan lalu lintas Lebar rumija
Ruang milik jalan (rumija)
Pemafaatan rumija
Tiang listrik, tiang telpon, pipa minyak, gardu listrik atau telpon ; 3,5m
Keberadaan dan tempat utilitas
Minimum 15m
Lebar ruwasja
Ruang pengawasa n jalan
A .4
Uji laik fungsi teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas
Marka
A
B
Marka pembagi jalur, dan lajur, khusunya di tikungan
Garis sumbu dan pemisah terputus, garis sumbu dan pemisah penuh, hanya garis sumbu terputus-putus, lebar garis 0,12m
L
Tidak jelas
Dijelaskan garisnya
Marka persimpangan
Garis pengarah, garis stop, garis pendekat, zebra cross cevron
T
Tidak Ada
Diberi marka
C
Zebra cross
Ketepatan manajemen lalin
Rambu
Ketepatan jenis rambu dan penempatannya
D Panjang garis minimum 2,5m lebar garis 0,3, jarak antar garis 0,3m
Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan
E
F
G
T
Tidak Ada
Diberi garis zebra crossnya
L
ada
Ditambah
L
ada
Ditambah
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
T-6
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Transportasi
A .5
Uji Laik Fungsi Teknis Perlengkapan Jalan, Yang Terkait Langsung Dengan Pengguna Jalan
Ukuran dan warna Marka
Kondisi marka
A
B
C
Ukuran dan warna
Rambu
Letak pada ruang jalan
Pondasi , tiang, papan rambu
Tempat parkir
Fasilitas pendukung lalu lintas % angkutan jalan
Rambu dan marka parkir Pemberhentian bus/angkot
Lampu penerangan jalan
Garis terputus (putih), garis penuh (putih), zebra cross (putih), chevron (putih), garis larangan parkir (putih), tanda pengarah jalur (putih), marka huruf dan angka (putih), ukuran marka disesuaikan dengan produk standar untuk jalan perkotaan
L
ada
Diperjelas
Marka harus terlihat dan bersifat reflektor
L
Kurang jelas
Diperjelas
D Rambu peringatan berwarna kuning hitam, rambu larangan berwarna merah putih, rambu perintah berwarna biru putih, rambu petunjuk berwarna hijau putih, biru putih, ukuran rambu disesuaikan denganpetujuk teknis perlengkapan jalan perhubungan
E
F
G
L
Bagus
Dirawat
L
0,6m
-
L
Bahan aluminium
-
T
Tidak ada
Parker Harus diluar rumija
T
Tidak ada
T
Tidak ada
Rambu disebelah kiri minimum 0,6m dari tepi jalan Tiang harus dari logam papan rambu terbuat dari pelat aluminium Tidak diperkenankan pada bagian jalan, harus berada diluar rumija Rambu petunjuk parkir Panjang pemberhentian bus/angkot minimum 53m 0,6m dari tepi paling luar perkerasan jalan, atau ditengah median
T
Tidak ada
Diberi rambu Dibuat tempat pemberhe ntiannya Diberi lampu penerang jalannya
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
T-7
Transportasi
Pagar perlindungan pejalan kaki dari arus kendaraan
Fasilitas bagi penyandang cacat
Pipa carbon steel,pipa gaivanised Pelandaian pada trotoar, penyeberangan pelican dengan tombol, pada jembatan penyeberangan dibuat rambu yang landai (min 1/12/dibangun lift, rambu dan marka aksebilitas)
T
Tidak ada
Buatkan pagarnya
T
Tidak ada
Buat jika diperluka n
Sumber : Hasil Audit Keselamatan 2013 7.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan kemudian dianalisis sesuai dengan metode yang telah ditentukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kecelakaan lalu lintas pada ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri (Km 96 – Km 122) terbilang tinggi. Pada tahun 2011 kecelakaan pada ruas jalan tersebut mengalami peningkatan sebesar 40 % sejak tahun 2007 yang hanya sebesar 8,3 %. 2. Dari hasil perhitungan berdasarkan Accident Rate untuk Black Spot tertinggi adalah pada ruas Jalan Desa Muara Basung Km 114 – Kelurahan Balai Raja Km 122 dengan nilai Accident Rate 1,43 Dan terendah adalah pada ruas Jalan Desa Sam-Sam Km 96 – Desa Pulai Km 99 dengan Accident Rate sebesar 0,15. Berdasarkan Accident Rate Untuk Black Site tertinggi adalah pada Ruas Jalan Desa Pulai Km 99 – Desa Muara Basung Km 100 dengan nilai Accident Rate sebesar 0,80 Dan terendah adalah pada ruas Jalan Desa Sam-Sam Km 96 – Desa Pulai Km 99 dengan Accident Rate sebesar 0,05. 3. Kecelakaan lalu lintas pada ruas Jalan Desa Muara Basung Km 114 – Kelurahan Balai Raja Km 122 adalah yang tertinggi dengan 39 kejadian kecelakaan. Waktu kejadian yang sering terjadi kecelakaan pada pukul 15.00 – 18.00 dengan 26 kasus kecelakaan lalu lintas. Jenis kendaraan yang sering terjadi kecelakaan adalah antara truck dan sepeda motor dengan 31 kasus kecelakaan. Dari hasil pengamatan dan perhitungan Sepeda motor memiliki kecepatan rata-rata tertinggi dengan kecepatan sebesar 60 km/jam. Jumlah korban yang terbanyak terjadi pada tahun 2011 dengan 48 jiwa. Usia korban yang sering menjadi korban kecelakaan adalah pada usia antara 31-50 tahun dengan jumlah pelaku sebesar 49 kejadian. Faktor kecelakaan murni disebabkan manusia sebesar 30,83 %, murni jalan sebesar 11,67 %, murni kendaraan sebesar 3,33 %, manusia dan jalan sebesar 34,17 %, manusia dan kendaraan sebesar 3,33 %, jalan dan kendaraan sebesar 10,83 %, manusia dan jalan serta kendaraan sebesar 5,83 %.
8. SARAN Berdasarkan dari analisa dan kesimpulan, maka peneliti dapat memberikan masukan atau saran yang bertujuan untuk mengurangi dan menekan banyaknya kejadian kecelakaan yang terjadi. 1. Perlunya perbaikan geometrik jalan yang memiliki kekurangan fisik pada jalan itu sendiri yang aman dilewati oleh berbagai jenis kendaraan dan bangunan pendukung lainya yang mendukung keselamatan berkendara sehingga kendaraan pada saat melewati jalan tersebut akan merasa aman, nyaman dan lancar. 2. Hendaknya penegakan hukum agar lebih diperketat lagi dan kejujuran yang dalam menjalankan prosedur yang berlaku dapat ditingkatkan lagi, sehingga tidak ada lagi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. 3. Pada setiap para pengemudi kendaraan hendaknya sebelum melakukan perjalan di jalan raya baik perjalanan dekat ataupun jauh kondisi kendaran penting untuk dikontrol lagi sehingga pada dalam perjalanan tidak ada masalah pada kendaraannya walaupun masih ada tapi tidak terlalu membahayakan kemudian cepat-cepat diperbaiki. 4. Sarana dan prasarana lalu lintas harus diperbaiki dan ditambah pada ruas jalan yang belum memiliki fasilitas lalu lintas.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
T-8
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Transportasi
DAFTAR PUSTAKA ______(2012), Perkembangan Angka Kecelakaan Lalu lintas Selama Periode 2007-2011, Polres Duri, Bengkalis Ditjen Perhubungan Darat, 1993, Peraturan Pemerintah Nomor : 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana Dan Lalu Lintas Angkutan Jalan, Jakarta. ______(2012) Pedoman Peraturan Teknis Uji kelaikan jalan dan fungsi jalan, Direktorat Jendral Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum ______( 2009) Undang- undang lalu lintas dan jalan Carter.E.C.Hamburger,WS ( 1978 ) Introduction to Transportation Engineering, reston Publishing Company inc, Virginia. USA Pignataro, 1993, Traffic Engineering Category Practice Enticehal in Englood Cliffs, New Jersey, USA Priyanto Sigit, 1997, Keselamatan Lalu Lintas Program Pasca Sarjana Magister Sistem Teknik Transportasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. N A A S R A, 1988, Guide to traffic Enggineering Practice, NAASRA, syidney, Australia Homburger, Wolfgang S (editor), Louis E Keefer and William R McGrath (associate editors), 1993. Transportation and Traffic Engineering Handbook, Second edition, Institute of Transportation Engineers, Prentice – Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. Hulbert, S., 1991. Effects of Driver Fatigue (ed.), Human Factors in Highway Traffic Safety Research, Michigan State University East, Lansing
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
T-9