FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI KOTA PADANG PANJANG
OLEH : RICO PHAHLEVI BP. 2007 / 84986
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode 96 Maret 2013
2
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI KOTA PADANG PANJANG. Factors - Factors Affecting Rice Farmers Income in Padang Panjang. Rico Phahlevi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Bagindo Azizchan No. 15 Desa Baru Kel. Tanah Hitam, Padang Panjang 27115 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : (1) Pengaruh luas lahan padi sawah, harga jual padi sawah dan biaya usaha tani terhadap jumlah produksi padi sawah di kota Padang Panjang. (2) Pengaruh luas lahan, harga jual padi sawah, biaya usaha tani dan jumlah produksi padi sawah terhadap pendapatan petani padi sawah di kota Padang Panjang. Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang pendapatan petani dengan menggunakan data cross section 2012. Jenis penelitian ini digolongkan pada penelitian deskriptif dan asosiatif. Variabel penyebab penelitian ini adalah luas lahan, harga jual padi sawah, biaya usaha tani dan jumlah produksi padi sawah, sedangkan variabel akibat adalah pendapatan petani padi sawah di kota Padang Panjang. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif dan induktif yang meliputi uji prasyarat analisis, metode path analysis, dan uji hipotesis dengan taraf signifikan 0,05. Temuan penelitian ini adalah: (1) Luas lahan, harga jual padi, dan jumlah biaya usaha tani berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi (sig = 0,000), artinya dengan meningkatnya luas lahan, harga jual padi, dan jumlah biaya usaha tani maka produksi akan meningkat. (2) Luas lahan, harga jual padi dan jumlah produksi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani (sig = 0,000), artinya dengan meningkatnya luas lahan, harga jual padi, biaya usaha tani dan jumlah produksi maka pendapatan petani juga akan meningkat. Namun variabel Biaya usaha tani tidak berpengaruh terhadap penda patan petani. Akhirnya dengan temuan penelitian ini penulis menyarankan agar pemerintah menstabilkan harga jual padi dan petani dapat memaksimalkan hasil produksi padi dengan intensifikasi lahan yang ada, melakukan sosialisasi bibit unggul dan memberikan subsidi pupuk pada petani sehingga produksi dapat ditingkatkan dan kepada petani agar dapat meminimalisir biaya seefisien mungkin maka dengan demikian akan meningkatkan pendapatan petani padi sawah. ABSRACT This study aims to analyze: (1) Effect of paddy land, selling price and the cost of rice farming to total rice production in the city of Padang Panjang. (2) Effect of land, the selling price of rice, the cost of farming and
1
the amount of rice production to rice farmers' income in the city of Padang Panjang. The scope of this research is the field of farmers' income using cross section data 2012. This type of research is classified as descriptive research and associative. Variables cause of this research is land, paddy sales price, the cost of farming and the amount of rice production, while the effect is variable income rice farmers in Padang Panjang. The analysis technique used is descriptive and inductive analysis which includes testing requirements, methods of path analysis, and hypothesis test with significance level 0.05. The findings of this study were: (1) The land area, the selling price of rice, and the total cost of farming significant effect on the amount of production (sig = 0.000), meaning that with increasing land area, the selling price of rice, and the number of farms, the production cost will increase . (2) area of land, the selling price of rice and the production of significant amounts of the incomes of farmers (sig = 0.000), meaning that with increasing land area, the selling price of rice and the amount of production that farmers' income will also increase. However, the variable farm costs have no effect on farmers' income. Finally, the findings of this study the authors suggested the government to stabilize the price of rice and farmers can maximize the yield of rice intensification of existing land, to disseminate seeds and fertilizer subsidies to farmers so that production can be increased and the farmers in order to minimize the cost of the most efficient thus will increase the income of rice farmers.
2
yang tinggal di desa bergerak disektor pertanian. Pendapatan petani yang berasal dari hasil produksi pertanian diolah oleh para petani. Sektor pertanian dapat digo longkan atas beberapa macam sektor antara lain sub sektor perkebunan, peter nakan, kehutanan dan sub sektor tanaman pangan. Sub sektor tanaman pangan merupakan salah satu sektor yang banyak dikembangkan. Peng embangan sub sektor tanaman pangan dapat digolongkan atas beberapa jenis tanaman yaitu tanaman padi, palawija, tanaman holtikultura (sayur-sayuran) dan tanaman buah-buahan.
PENDAHULUAN Negara Indonesia merupakan negara agraris, dimana sumber mata pencaharian utama masyarakatnya adalah di bidang pertanian. Hal ini dilatar belakangi oleh letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis, sehingga keadaan cuaca, tanah dan sumber daya lainnya di setiap daerah di Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk dapat mengembangkan sektor pertanian. Pendayagunaan sumber daya pertanian menjadi kunci dalam mening katkan produktivitas pertanian sehingga sumber daya yang terbatas itu harus dialokasikan seefisien mungkin. Seperti diketahui sumber daya pertanian yang terdiri dari lahan, tenaga kerja, air, termasuk unsurunsur yang terkandung didalamnya merupakan sumber daya yang utama untuk kelangsungan hidup manusia. Pengelolaan yang tidak bijaksana dan mengacu kedepan akan berakibat menurunnya kualitas sumber daya itu sendiri yang akhirnyaber pengaruh terhadap produktivitas perta nian. Seperti halnya di kota Padang Panjang, sektor pertanian sangat penting peranannya sebagai sumber pendapatan yang utama bagi masyarakat petani, umumnya para petani memproduksi hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehariharinya.Penda patan petani saat ini merupakan masalah yang sangat serius karena banyak penduduk
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Pendapatan Salah satu indikator utama ekonomi untuk mengukur kemampuan ekonomi masyarakat adalah tingkat pendapatan masyarakat. Indikator yang dimaksud hanya bersangkutan dengan pendapatan dan pengeluaran, akan tetapi yang lebih penting adalah mengetahui besarnya perbandingan antara penerimaan dengan pengeluaran. Pendapatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menentukan laba atau rugi dari suatu usaha, laba atau rugi tersebut diperoleh dengan melakukan perbandingan antara pendapatan dengan beban atau
3
biaya yang dikeluarkan atas pendapatan tersebut. Pendapatan dapat digunakan sebagai ukuran dalam menilai keber hasilan suatu usaha dan juga faktor yang menentukan dalam kelangsungan suatu usaha. Pendapatan dapat diartikan sebagai jumlah uang yang diterima oleh seseorang atau badan usaha selama jangka waktu tertentu. Jhingan (2003:31) menulis bahwa pendapatan adalah penghasilan berupa uang selama periode tertentu. Maka dari itu, pendapatan dapat diartikan sebagai semua penghasilan atau menyebabkan bertambahnya ke mampuan seseorang, baik yang digunakan untuk konsumsi maupun untuk tabungan. Dengan pendapatan tersebut digunakan untuk keperluan hidup dan untuk mencapai kepuasan. Sedangkan menurut Bahari (dalam Hijratullaili, 2009:13) penda patan adalah penghasilan seseorang baik berupa pendapatan utama maupun tambahan. Sedangkan menurut Arsyad (2004:25) pendapatan seringkali diguna kan sebagai indikator pembangunan selain untuk membedakan tingkat kema juan ekonomi antara negaranegara maju dengan negara sedang berkem bang. Mankiw (2006:9) mengemu kakan bahwa pendapatan perorangan (personal Income) adalah: pendapatan yang diterima oleh rumah tangga dan usaha yang bukan perusahaan.
Penda patan perorangan juga mengurangi pajak pendapatan perusahaan dan kon tribusi pada tunjangan sosial. Sebagai tambahan, pendapatan perorangan ikut menghitung pendapatan bunga yang diterima rumah tangga yang berasal dari kepemilikan atas utang negara dan juga pendapatan yang diterima rumah tangga dari program transfer pemerintah sebagai tunjangan sosial. Menurut Kimin dalam Suzana (2007:24) pendapatan adalah money income atau real income. Money income adalah pendapatan yang diterima seseorang atau golongan yang berupa uang dalam jangka waktu tertentu, real income adalah pendapatan yang diterima seseorang atau golongan dalam bentuk barang dan jasa yang dinilai dengan uang dalam jangka waktu tertentu. Luas Lahan Terhadap Pendapatan Petani Menurut Adiwilaga (dalam Munawarah, 2001 : 17) mengatakan, ditin jau dari sudut ekonomi pertanian, tanah dapat dianggap sebagai dasar utama kegiatan potensial yaitu daya meng hasilkan benda yang tergantung dalam alam. Menurut kamus umum bahasa Indonesia (dalam Hijratullaili, 2009:12) yang dimaksud dengan lahan adalah tanah terbuka dan tanah garapan.
4
Tanah garapan adalah tanah terbuka yang di gunakan untuk lahan pertanian. Jadi lahan dapat diartikan sebagai suatu tempat atau tanah yang mempunyai luas tertentu yang digunakan untuk usaha pertanian. Sukirno (2002:4) menyatakan tanah sebagai faktor produksi, menurutnya : Tanah adalah mencakup bagian permukaan bumi yang tidak ter tutup oleh air atau bagian dari permukaan bumi yang dapat dijadikan untuk tempat bercocok tanam dan untuk tempat tinggal termasuk pula kekayaan alam yang terdapat dida lamnya . Menurut Mubyarto (dalam Hijratullaili,2009:13) di negara agraris seperti Indonesia, tanah merupakan faktor produksi yang paling penting diban dingkan dengan faktor produksi yang lain karena balas jasa yang diterima oleh tanah lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Dalam bidang pertanian, penguasaan tanah bagi masyarakat meru pakan unsur yang paling penting untuk meningkatkan kesejahteraannya. Luas penguasaan lahan bagi rumah tangga petani akan berpengaruh pada produksi usaha tani yang akhirnya akan menen tukan tingkat ekspor (Mubyarto, 1986:79). Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha yang pada akhirnya akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian. Sering kali dijumpai makin luas lahan yang dipakai dalam usaha pertanian semakin tidak efisien lahan
tersebut. Ini dida sarkan pada pemikiran bahwa luas lahan mengakibatkan upaya melakukan tin dakan yang mengarah pada segi efisiensi akan berkurang karena : 1) Lemahnya pengawasan pada faktor produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. 2) Terbatasnya persediaan tenaga kerja di sekitar daerah itu, yang pada akhirnya mempengaruhi efisiensi usaha pertanian tersebut. 3) Terbatasnya persediaan modal untuk membiayai usaha pertanian dalam skala luas tersebut. Dan sebaliknya luas lahan yang sempit, upaya pengawasan faktor pro duksi akan semakin baik, namun luas lahan yang terlalu sempit cenderung me nghasilkan usaha yang tidak efisien pula. Produktivitas tanaman pada lahan yang terlalu sempit akan berkurang bila di bandingkan dengan produktivitas tanaman pada lahan yang luas (Soekartawi, 2003). Sedangkan menurut Sukirno (2002:4) tanah sebagai faktor pro duksi adalah tanah yang mencakup bagian permukaan bumi yang dapat di jadikan untuk bercocok tanam, dan untuk tempat tinggal dan termasuk pula kekayaan alam yang terdapat didalamnya. Dari pendapat ini dapatlah dikatakan bahwa tanah itu merupakan faktor pro duksi yang boleh dikatakan suatu pabrik dari hasil pertanian karena disanalah tempat produksinya.
5
suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Hal ini merupakan perjanjian moneter terakhir yang menjadi nilai dari pada suatu barang dan jasa. Sedangkan menurut Kadariah (1994:1) harga adalah tingkat kemampuan suatu barang untuk ditukarkan dengan barang lain, harga ditentukan oleh dua kekuatan yaitu permintaan dan penawaran yang saling berjumpa dalam pasar (tiap organisasi tempat penjual dan pembeli suatu benda dipertemukan). Menurut Samuelson (1992:374) harga merupakan gejala ekonomi yang sangat penting dan sangat mempengaruhi masyarakat dalam menentukan jumlah barang dan jasa. Dalam menggambarkan terjadinya harga ini dipakai asumsiasumsi yaitu dalam hal permintaan dianggap bahwa pendapatan, rasa, adat kebiasaan dan keadaan konsumen lainnya tidak mengalami perubahan kecuali harga. Dalam hal penawaran juga diang gap bahwa kecuali harga barang, segala sesuatu yang lain yang mempengaruhi penawaran seperti metoda dan teknik produksi, biaya produksi atau harga produksi, hasil panen perhektar dan lain-lain semua harus tetap tidak mengalami perubahan asumsi ini disebut cateris paribus.
Harga Terhadap Pendapatan Petani Definisi harga menurut Kotler (dalam Sinamora, 2001:195) menya takan harga adalah nilai yang diper tukarkan konsumen untuk suatu manfaat atas pengkonsumsian , peng gunaan dan kepemilikan barang atau jasa. Harga tidak selalu berbentuk uang, akan tetapi harga juga dapat berbentuk barang, tenaga dan waktu. Menurut Gilarso (1994:109) harga merupakan gejala ekonomi yang sangat penting dan sangat mempengaruhi masyarakat dalam menentukan jumlah barang dan jasa yang dikonsumsinya, karena setiap barang dan faktorfaktor penentu tidak bebas mempengaruhi harga. Apabila harga beberapa barang meningkat para produsen didorong untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Akibatnya produksi dapat ditingkatkan sehingga pendapatan akan meningkat. Menurut Baharsyah (1995:72) salah satu yang merangsang produsen atau petani dalam meningkatkan hasil pertaniannya mereka adalah harga, sebab dengan bersaing dan tingginya harga maka pendapatan yang diterima petani akan meningkat pula. Menurut Sukirno (1994:76) permintaan suatu barang terutama di pengaruhi oleh harganya . Semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut, sebaliknya semakin tinggi harga
Biaya Produksi Terhadap Pendapatan Petani Biaya produksi dinyatakan sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor
6
produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan petani da lam proses produksi baik secara tunai maupun tidak tunai. Menurut kutipan dari Pedoman Analisis Usaha tani Holtikultura (2000:16-20) yang menyatakan bahwa bi aya produksi adalah biaya yang dike luarkan oleh seorang petani dalam proses produksi serta membawanya menjadi produk, termasuk di dalamnya barang yang dibeli dan jasa yang dibayar di da lam maupun di luar usaha tani. Sedang kan total produksi biaya usaha tani adalah semua pengeluaran yang digunakan da lam mengorganisasi dan melaksanakan proses produksi termasuk di dalamnya modal inputinput dan jasa-jasa yang digunakan dalam produksi. Daniel (2002:37) menyatakan bahwa dalam usaha tani dikenal dua macam biaya, yaitu biaya tunai atau biaya yang dibayarkan dan biaya yang tidak tunai atau biaya yang tidak dibayarkan. Biaya yang dibayarkan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja luar keluarga, biaya untuk pem belian input produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan dan lain-lain. Kadang-kada ng juga termasuk biaya untuk iuran pema kaian air dan irigasi, pembayaran zakat, sewa lahan dan lain-lain. Menurut Soekartawi (2003:112) biaya dalam usaha tani diklasifikasikan dalam tiga golongan yaitu: a. Biaya uang dan biaya in natura
Biaya yang berupa uang tunai, misalnya upah tenaga kerja untuk biaya persiapan atau penggarapan tanah termasuk upah untuk ternak, biaya untuk pembelian pupuk dan pestisida dan lain-lain. Sedangkan biaya panen, bagi hasil, sumbangan dan pajak dibayarkan dalam bentuk in natura. b. Biaya tetap dan biaya variabel Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa atau bunga tanah yang berupa uang. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya berhu bungan langsung dengan besarnya produksi, misalnya bibit, pupuk, pes tisida dan lainlain. c. Biaya rata-rata dan biaya marginal Biaya rata-rata adalah hasil bagi antara biaya total dengan jumlah produk yang dihasilkan. Sedangkan biaya marginal adalah biaya tambahan yang dikelu arkan petani untuk mendapatkan tam bahan satu satuan produk pada satu tingkat produksi tertentu. Suratiyah (2006:68) menyata kan bahwa modal (biaya) yang tersedia berhubungan langsung dengan peran petani sebagai manajer dan juru tani dalam mengelola usaha taninya. Seberapa besar tingkat penggunaan faktor produksi tergantung pada modal yang tersedia. Oleh karena petani sebagai manajer tidak dapat
7
menyediakan dana maka terpaksa penggunaan faktor produksi tidak sesuai dengan ketentuan yang seharusnya. Akibatnya produktivitas rendah dan pen dapatan juga rendah.
Sampai saat ini penelitian tentang produksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya telah banyak dilaku kan diantaranya sebagai berikut : 1. Premi Widya Suzana (2007) mene mukan bahwa biaya usaha tani dan produksi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani padi sawah di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Hijratulaili (2009:71) yang berjudul “ faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani dalam usaha tani padi sawah di Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah “. Menemukan adanya pengaruh sig nifikan antara harga produksi, jumlah produksi dan biaya usaha ter hadap tingkat pendapatan petani padi sawah di Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah. 3. Dalam jurnal Cristopher D Nababan (2009) yang berjudul “ analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pe ndapatan petani jagung di Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo”. Menemukan adanya penga ruh signifikan antara luas lahan ter hadap pendapatan petani di Keca matan Tiga Binanga Kabupaten Karo Kota Medan.
Jumlah Produksi Terhadap Pendapatan Petani Menurut Soekartawi (1993:47) produksi pertanian dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya macam komoditi, luas lahan, tenaga kerja, modal manajemen, iklim dan faktor sosial ekonomi produsen. Untuk lebih jelasnya Soekartawi (1993:4) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pro duksi dibedakan atas dua kelompok yaitu: 1. Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan bermacam tingkat kesubu rannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan dan lain-lain. 2. Faktor sosial ekonomi seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, pendapatan dan lain-lain. Suratiyah (2006:61) menyata kan bahwa jika permintaan akan produksi tinggi maka harga di tingkat petani akan tinggi pula, sehingga dengan biaya yang sama petani akan memperoleh penda patan yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika petani telah berhasil meningkatkan pro duksi, tetapi harga turun maka penda patan petani akan turun pula.
Kerangka Konseptual Penelitian Sebelumnya
8
Luas Lahan berpengaruh terhadap pendapatan petani. Luas Lahan akan mempengaruhi skala usaha yang pada akhirnya akan mempengaruhi besar atau kecilnya jumlah produksi suatu usaha pertanian. Besar atau kecilnya jumlah produksi suatu usaha pertanian akan mempengaruhi pendapatan petani, yang mana petani yang mempunyai luas lahan yang luas akan mendapatkan hasil produksi yang banyak sehingga mem peroleh penghasilan yang banyak pula, sedangkan petani yang memiliki luas lahan yang sedikit maka produksinya juga sedikit dan akan memperoleh penghasilan yang sedikit pula. Harga jual padi juga berpe ngaruh terhadap pendapatan petani, jika harga yang diperoleh produsen atau petani tinggi maka meningkatkan pro duksi dan akan menambah pendapa tannya. Pendapatan juga sangat dipe ngaruhi oleh besarnya penerimaan dan biaya dalam usaha tani, dan penerimaan dipengaruhi oleh hasil produksi diku rangi dengan biaya yang dikeluarkan dalam usaha tani. Jadi, semakin besar biaya yang dikeluarkan dalam usaha tani akan semakin kecil pula penerimaan usaha tani yang pada akhirnya akan mempengaruhi besar kecilnya tingkat pendapatan petani.
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris, sesuai dengan rumusan masalah dari kajian teori, maka rumusan hipotesis penelitian ini adalah : 1. Luas lahan padi, harga jual padi dan biaya usaha tani mempunyai penga ruh yang signifikan terhadap jumlah produksi padi sawah di kota Padang Panjang. a. Luas lahan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah produksi padi sawah di kota Pa dang Panjang. Ho : x4 x1= 0 Ha : x4 x1 ≠ 0 b. Harga jual padi mempunyai pengaruh yang signifikan terha dap pendapatan petani padi sa wah di kota Padang Panjang. Ho : x4 x2= 0 Ha : x4 x2 ≠ 0 c. Biaya usaha tani mempunyai pengaruh yang signifikan terha dap pendapatan petani padi sa wah di kota Padang Panjang. Ho : x4 x3= 0 Ha : x4 x3 ≠ 0 2. Luas lahan padi, harga jual padi, biaya usaha tani dan jumlah produksi mempunyai pengaruh yang signi fikan secara bersama-sama terhadap
Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah penelitian dan teori dapat
9
pendapatan petani padi sawah di Kota Padang Panjang. a. Luas lahan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penda patan petani padi sawah di Kota Padang Panjang. Ho : pyx1= 0 Ha : pyx1≠ 0 b. Harga jual padi mempunyai pengaruh yang signifikan terha dap pendapatan petani padi sawah di Kota Padang Panjang Ho : pyx2= 0 Ha : pyx2≠ 0 c. Biaya usaha tani mempunyai pengaruh yang signifikan terha dap pendapatan petani padi sawah di Kota Padang Panjang. Ho : pyx3= 0 Ha : pyx3≠ 0 d. Jumlah produksi mempunyai pengaruh yang signifikan terha dap pendapatan petani padi sa wah di Kota Padang Panjang. Ho : pyx4= 0 Ha : pyx4≠ 0
Penelitian ini juga bersifat kolerasional, hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Arikunto (2002:326) bahwa jenis penelitian korelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu luas lahan, harga jual padi, biaya usaha tani dan jumlah produksi dengan variabel terikat yaitu pendapatan petani dalam usahatani padi sawah di kota Padang Panjang. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Padang Panjang. Penelitian ini dilak sanakan pada bulan Juli 2012 sampai selesai. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang ter gabung dalam kelompok tani yang ada di Kota Padang Panjang. 2. Sampel Penarikan sampel dari populasi dalam penelitian sangatlah penting karena tidak mungkin peneliti mengambil sampel dalam jumlah yang banyak atau besar. Hal ini mengingat keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, maka peneliti boleh meneliti sebagian saja dari populasi itu. Untuk penarikan sampel yang representatif atau mewakili po
METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah maka jenis penelitian adalah deskriptif dan asosiatif. Dimana penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan uraian tentang variabel-variabel yang diteliti, kemudian menafsirkan data yang ada dalam bentuk angka-angka.
10
pulasi perlu adanya penarikan sampel yang sesuai dengan sifat-sifat populasi.
titatif karena data yang diperoleh dalam bentuk angka. Teknik Pengumpulan Data Data primer dikumpulkan dari responden dengan mengunakan teknik observasi langsung. Alat pengumpul data yang digunakan dan pertanyaan de ngan menggunakan angket, sedangkan data sekunder dari catatan dan doku mentasi pada Badan Pusat Statistik, Kantor Dinas Pertanian kota Padang Panjang.
Variabel Penelitian Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah tingkat pendapatan petani padi sawah sedangkan variabel bebasnya adalah luas lahan (X1), harga jual padi sawah (X2), biaya usaha tani (X3) dan jumlah produksi (X4). Jenis Data dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini didasarkan atas : 1. Berdasarkan cara memperolehnya data yang digunakan dalam pene litian ini adalah data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari responden penelitian melalui wawa ncara maupun kuisioner untuk me mperoleh informasi tentang penda patan petani padi sawah dan data penunjang lain di kota Padang Panjang. Penelitian ini juga menggu nakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan dan doku mentasi pada Badan Pusat Statistik, Kantor Dinas Pertanian Kota Padang Panjang. 2. Berdasarkan waktu pengam bilan data dalam penelitian ini adalah data Cross Section yaitu data yang dikumpulkan pada waktu tertentu. 3. Berdasarkan sifat data yang digunakan dalam penelitian ini ada lah data kuan
Definisi Operasional Variabel Untuk menghindari pemaha man keliru dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan beberapa variabel yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu : 1. Luas lahan (X1) adalah total luas tanah yang digunakan oleh petani padi sawah untuk menanam padi diukur dalam hektar (Ha). 2. Harga jual padi sawah (X2) yang dimaksudkan adalah harga jual rata-rata padi sawah yang merupakan sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk dapat memperoleh hasil produksi padi sawah yang di nyatakan dalam rupiah. 3. Biaya usaha tani (X3) adalah semua biaya yang dikeluarkan petani selama proses produksi padi, terdiri dari biaya pembelian pupuk dan biaya beli benih dan biaya tenaga kerja
11
yang di ukur dengan rupiah /hektar/ 1x panen. 4. Jumlah produksi padi sawah (X4) produksi padi sawah yang dihitung dalam kg/hektar per KK (kepala keluarga). 5. Pendapatan petani padi sawah (Y) me rupakan pendapatan yang di peroleh oleh petani dalam pertanian padi sawah yang dinyatakan dalam rupiah /hektar/panen.
Uji heteroskedastisitas digu nakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu ada nya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model analisis. Jika dalam model analisis ada heteroske dastisitas, maka kita tetap mem peroleh nilai parameter yang tidak bias karena sebagai penduga tidak bias tidak memerlukan asumsi bahwa varian galat harus konstan. Namun jika varian galat untuk setiap penge lompokan berdasarkan variabel teri katnya memiliki varian yang sama maka terdapat homoskedastisidas.
Uji Prasyarat Analisis Uji Normalitas Uji persyaratan analisis atau uji asumsi klasik yang dipakai a dalah uji normalitas. Karena salah satu faktor yang dipertimbangkan da lam pemilihan teknik statistik para metrik adalah penyebaran data harus berdistribusi normal. Oleh karena itu terlebih dahulu dilakukan uji nor malitas data untuk mengetahui apa kah data berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (dalam Pasaribu, 2007:47). Kriteria pengujian sebagai berikut : - Jika nilai signifikan ≥ α maka data tersebut tersebar secara normal. - Jika nilai signifikan < α maka data tersebut tidak tersebar secara normal (dengan menggunakan α = 0,05).
Analisis Jalur (Path Analysis) Analisis yang digunakan ada lah analisis jalur (path analysis). Ana lisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi yang digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antara variabel dimana variabel-variabel be bas mempengaruhi variabel terikat baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui satu atau lebih variabel perantara (intervening vari abel ). Bila dilihat perbedaan antara analisis regresi dengan analisis jalur dapat diketahui pada analisis regresi pola hubungan yang diungkapkan
Uji Heteroskedastisitas
12
a. Jika F hitung ≥ F tabel : Ho ditolak dan Ha diterima. Maka terdapat pengaruh yang signifikan antara va riabel bebas dengan variabel terikat. b. Jika F hitung < F tabel : Ho ditolak dan Ha diterima. Maka terdapat pe ngaruh yang tidak signifikan antara variabel bebas dengan variabel te rikat. Setelah diperoleh nilai F hitung, sela njutnya dibandingkan dengan pengu jian secara individual parsial dengan me nggunakan koefisien jalur masing-masing variabel bebas penyebab dengan uji t.
digunakan untuk membuat peramalan, sementara itu pada analisis jalur pola hubungannya mengungkapkan penga ruh sebuah variabel lainnya baik penga ruh langsung maupun tidak langsung. Uji Hipotesis Uji F Uji F dilakukan untuk menge tahui apakah variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pe ngaruh yang signifikan terhadap varia bel teri kat menurut Sitepu (1994:25) rumus yang digunakan yaitu: k
n k 1
Pyx1ryxi j 1
F=
k
k 1
Uji t ………(18)
PyXiryXi j 1
F
Dimana : = nilai Fhitung Pyxi = merupakan koefisien jalur dari variabel Xi terhadap variabel Y Ryxi = koefisien determinasi K = jumlah variable bebas N = jumlah sampel
t=
Uji t bertujuan untuk menguji tingkat signifikansi ma sing-masing variable bebas secara parsial terhadap variabel terikatnya, digunakan uji t dengan rumus : Pyx1 ;i= n 2 2 1 R yxi,..., xk Cii X ih h 1
1,2,…,k..(19) Ket : Pyxi
= Koefisen jalur atau besarnya pengaruh dari variabelp penyebab (X) terhadap variabel akibat (Y) R2YX1-Yk = Koefisien yang menyatakan determinasi total dari semua variabel penyebab
Setelah diperoleh nilai F hitung, selanjutnya dibandi ngkan dengan nilai F tabel dengan kriteria pengujian seba gai berikut :
13
terhadap varia bel akibat. Cii = Unsur pada baris ke-i dan kolom ke-i dan ma triks invers Jk–Jhk Kriteria Pengujian Hipotesis : a) Jika t hitung ≥ t tabel ; - t hitung < - t tabel, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya. b) Jika t hitung < t tabel ; - t hitung ≥ - t tabel, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Pengaruh variabel lain terhadap X4 dihitung dengan meng gunakan rumus Sitepu (1994) adalah sebagai berikut : Px4ε1= 1 R 2 X 4.123 ……(20) Pengaruh variabel lain terhadap Y (Pyε2) dihitung dengan menggunakan rumus Sitepu (1994:23) adalah seba gai berikut : Pyε2= 1 R 2 Y .1234 ……..(21) R²Y.1234 = Koefisien determinasi (R square)
variabel harus tersebar secara normal. Untuk melihat apakah data yang dianalisis berdistribusi secara normal atau tidak, maka dila kukan uji normalitas sebaran yang mana kriteria pengujiannya apabila sig > α maka data tersebar secara normal dan apabila sig < α maka data tidak tersebar secara normal. Uji normalitas sebaran data dapat dilakukan dengan teknik Kolmogorov-Smirnov. Uji Heteroskedastisitas Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linear klasik adalah heterodastisitas atau varian, yang merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas dalam satu varian error term (Ut) suatu model regresi adalah metode uji Glejser. Apabila sig < α = 0,05, berarti adanya pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat maka terdapat heterokedastisitas dan sebaliknya, apabila sig > α = 0,05, berarti variabel bebas tidak ber pengaruh secara signifikan terha dap variabel terikat maka tidak terda pat heterokedastisitas. Analisis jalur (Path Analysis) Analisis yang dilakukan berda sarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang diolah dengan bantuan komputer SPSS 16.00. Analisis jalur (path analysis)digunakan untuk meng gambarkan hubungan variabel
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas Residual Salah satu syarat pemakaian statistik parametrik adalah data ma sing-masing
14
pene litian bersifat kausal yang menuju ke satu arah. Dengan analisis jalur akan diketahui besarnya koefisien pengaruh variabelbebas terhadap variabel terikat ataupun koefisien pengaruh antara satu variabel bebas terhadap variabel teri kat.
Model Jalur Sub Struktural II Hasil pengolahan data sekunder terhadap data penelitian menunjukkan bahwa estimasi di atas menghasilkan angka Fhitung = 102,613 dan signifikan 0,000 dengan α = 0,05. Berarti probabilitas <α, dimana Ftabel = 2,511 (Fhitung>Ftabel). Hal ini berarti secara bersama-sama variabel luas lahan (X1), harga jual padi (X2), biaya usahatani (X3) dan jumlah produksi (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani padi sawah di Kota Padang Panjang (Y). Hal ini menun jukkan arah jalur secara bersama-sama terpakai. Secara parsial biaya usaha tani tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan petani padi sawah.
Model Jalur Struktural I Hasil pengolahan data primer dengan menggunakan program SPSS diperoleh persamaan sub struktural I sebagai berikut : X4 = 0,392X1 + 0,300X2 + 0,428X3+ €1 R2 = 0,612 Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa estimasi di atas menghasilkan angka Fhitung = 33,588 dan signifikan 0,000 dengan α = 0,05, berarti probabilitas kurang dari α, dimana Ftabel =2,511 (Fhitung> Ftabel). Hal ini berarti secara bersama-sama variabel luas lahan (X1), harga jual padi (X2) dan biaya usahatani (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel output jumlah produksi (X4). Hal ini berarti arah jalur secara bersama-sama terpakai, ke mudian dilanjutkan dengan uji parsial yang juga disajikan dalam Tabel 15. Sehingga dari variabel luas lahan (X1), harga jual padi (X2) dan biaya usaha tani (X3) terhadap jumlah produksi (X4) adalah sebesar 61,2 persen.
Model Jalur Struktural III Hasil pengolahan data primer terhadap data penelitian menunjukkan angka F hitung = 136,46 dan signifikan 0,000 dengan α = 0,05, berarti sig < α, dimana F tabel = 2,511 (F hitung > F tabel). Hal ini berarti secara bersama-sama luas lahan (X1), harga jual padi (X2) dan jumlah produksi (X4), mem punyai pengaruh yang signifikan ter hadap pendapatan petani di Kota Padang Panjang (Y). Pembahasan
15
maka akan berdampak positif terhadap jum lah produksi. Dari hasil hipotesis dapat dike tahui bahwa harga jual padi sawah (X2) berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi (X4). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Cobweb (dalam Mubyarto, 1989:162) yang menya takan bahwa petani sangat responsif terhadap perubahan harga komoditi pertanian, pada waktu harga tinggi petani berusaha menambah produksi komoditi pertanian mereka dan seba liknya pada waktu harga rendah petani berusaha menurunkan produksi. Hal ini berarti jika harga jual padi sawah meningkat dipasaran, maka petani akan berusaha untuk meningkatkanjumlah produksinya, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya meningkatkan atau memaksimalkan penggunaan input-input produksi dan melakukan pera watan terhadap tanaman padi sawah dengan lebih baik. Berdasarkan hasil uji hipotesis dalam penelitian ini diketahui bahwa biaya usaha tani (X3) berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi (X4). Artinya besar kecilnya jumlah biaya usaha tani padi sawah mem pengaruhi jumlah produksi padi sawah di kota Padang Panjang. Hal ini dise babkan oleh semakin besar biaya yang
Pengaruh Luas Lahan, Harga Jual Padi dan Biaya Usaha Tani terha dap Jumlah Produksi Padi Sawah di Kota Padang Panjang. Berdasarkan hasil hipotesis dalam penelitian ini dilakukan bahwa luas lahan berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi petani padi sawah di Kota Padang Panjang. Artinya besar atau kecilnya luas lahan petani akan mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan. Apabila luas lahan besar maka menyebabkan jum lah produksinya meningkat. Hal ini diduga disebabkan oleh luas lahan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam proses pro duksi untuk menghasilkan jumlah produksi. Luas lahan petani meru pakan luas lahan yang ditanami padi sawah yang telah menghasilkan (luas panen), dengan luas lahan yang mereka miliki akan dapat mempro duksi sejumlah output, maka dengan meningkatnya luas lahan padi sawah maka kemampuan petani untuk meng hasilkan produksi juga akan bertam bah demikian sebaliknya. Hasil penelitian ini sesuai de ngan teori yang dikemukakan oleh Mubyarto (1985:79) bahwa luas lahan penguasaan lahan bagi rumah tangga petani akan berpengaruh pada produ ksi usaha tani padi sawah. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin luas lahan yang ditanami padi sawah
16
digunakan berarti semakin banyak jumlah pemakaian faktor produksi seperti pupuk, bibit dan penggunaan tenaga kerja sehingga akan mem pengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan. Daniel (2002:37) menyatakan bahwa dalam usahatani dikenal dua macam biaya yaitu biaya tunai atau biaya yang dibayarkan dan biaya yang tidak tunai atau biaya yang tidak dibayarkan. Biaya yang dibayarkan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja luar keluarga, biaya untuk pembelian input produksi seperti bibit,pupuk, obat- obatan dan lain-lain. Dalam penelitian yang dilaku kan di lapangan, dapat disimpulkan bahwa tinggi biaya yang dikeluarkan petani dalam memproduksi padi sawah yaitu terlihat dari pemakaian pupuk yang cukup akan menambah jumlah produksi yang dihasilkan. Semakin besarnya biaya usaha tani yang dike luarkan untuk pemupukan maka akan meningkatkan jumlah produksi yang diperoleh.
jumlah produksi memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan petani di Kota Padang Panjang. Variabel yang tidak memiliki pengaruh signi fikan terhadap pendapatan petani ada lah biaya usaha tani, karena semakin besar biaya usaha tani yang dike luarkan oleh petani maka akan semakin kecil jumlah pendapatan yang diperoleh petani dan sebaliknya sema kin kecil biaya yang dikeluarkan oleh petani padi sawah maka akan semakin besar jumlah pendapatan yang akan di terima jika di asumsikan variabel lain (cateris paribus). Hasil penelitian di atas sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suratiyah (2006:68) bahwa modal (biaya) yang tersedia berhubungan langsung dengan peranan petani se bagai manajer dan juru tani dalam mengelola usahataninya.Seberapa tingkat penggunaan faktor produksi sesuai dengan modal yang tersedia. Jika petani sebagai manajer tidak dapat menyediakan atau menga lokasikan dana dengan tepat maka penggunaan faktor produksi tidak sesuai dengan ketentuan yang seha rusnya, sehingga produktifitas rendah dan pendapatan juga rendah.Ini berarti peningkatan jumlah biaya usahatani padi sawah berdampak negatif terha dap pendapatan petani padi sawah.
Pengaruh Luas Lahan, Harga Jual Padi dan Jumlah Produksi terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kota Padang Panjang. Akhirnya berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah di uraikan di atas menunjukkan bahwa variabel luas lahan, harga jual padi dan
17
c. Biaya usaha tani berpengaruh sig nifikan terhadap jumlah produk si padi sawah di kota Padang Panjang, artinya jumlah produksi di tentukan oleh besar kecilnya biaya usaha tani yang dikeluarkan petani. 2. Secara bersama-sama variabel bebas (luas lahan, harga jual, biaya usaha tani dan jumlah produksi) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani di kota Padang Panjang, artinya sema kin besar luas lahan, semakin tinggi harga jual, semakin besar biaya usaha tani dan semakin tinggi jumlah pro duksi maka semakin tinggi pendapatan yang diperoleh oleh petani padi sawah di kota Padang Panjang. Selanjutnya secara parsial pengaruh masing-ma sing variabel penyebab terhadap varia bel akibat adalah sebagai berikut : a. Luas lahan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani padi sawah di kota Padang Panjang. Ber dasarkan analisis jalur menun jukkan pengaruh yang signifikan, ar tinya besar kecilnya luas lahan ber pengaruh terhadap tinggi ren dahnya pendapatan petani padi sawah di kota Padang Panjang. b. Harga jual padi berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan peta ni padi sawah di kota Padang Panjang. Artinya tinggi
SIMPULAN Berdasarkan hasil olahan data dengan analisis jalur dan pembahasan terhadap hasil penelitian, baik antara variabel penyebab terhadap variabel aki bat maupun antara variabel penyebab melalui variabel penyebab lainya terha dap pendapatan petani padi sawah di kota Padang Panjang , maka dapat disi mpulkan sebagai berikut: 1. Secara bersama-sama variabel bebas (luas lahan, harga jual dan biaya usaha tani) berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi, artinya tinggi ren dahnya luas lahan, harga jual dan biaya usaha tani berpengaruh terhadap tinggi rendahnya jumlah produksi petani padi sawah. Selanjutnya secara parsial pengaruh masing-masing varia bel bebas terhadap variabel akibat ada lah sebagai berikut : a. Luas lahan berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah pro duksi padi sawah di kota Padang Panjang, artinya jumlah produksi ditentukan oleh besar kecilnya luas lahan yang dimiliki petani. b. Harga jual berpengaruh secara signi fikan terhadap jumlah produksi padi sawah di kota Padang Panjang, artinya jumlah produksi di tentukan oleh tinggi rendahnya harga jual padi sawah.
18
rendahnya harga jual padi berpengaruh terha dap pendapatan petani padi sawah di kota Padang Panjang. c. Biaya usaha tani tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penda patan petani padi sawah di kota Padang Panjang. d. Jumlah produksi berpengaruh seca ra signifikan terhadap pendapatan petani padi sawah di kota Padang Panjang. Artinya besar kecilnya jumlah produksi akan mempe ngaruhi pendapatan petani padi sa wah di kota Padang Panjang. 3. Pada analisis jalur sub struktural III biaya usaha tani tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani padi sawah yang mana semakin besar biaya yang dike luarkan, akan semakin sedikit penda patan yang diperoleh petani padi sawah di kota Padang Panjang. Dari keempat variabel (luas lahan, harga jual, biaya usaha tani dan jumlah produksi) yang berpengaruh tidak signifikan terhadap pendapatan petani adalah biaya usaha tani, sementara variabel luas lahan, harga jual dan jumlah produksi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani padi sawah di Kota Padang Panjang.
disarankan kepada petani mengoptimalkan pengolahan lahan yang ada untuk meningkatkan pro duksinya dan kepada pemerintah disarankan supaya dapat mem perhatikan lahan yang kosong dan terbengkalai untuk ditanami padi sawah sehingga menjadi lebih pro duktif, ini tentu akan meningkatkan pendapatan petani. 2. Harga jual padi sawah mempengaruhi pendapatan petani, dengan harga jual yang tinggi maka pendapatan akan meningkat juga, maka disarankan kepada pemerintah hendaknya men jaga kestabilan harga dengan menge luarkan kebijakan-kebijakan (policy) untuk mengawasi kestabilan harga yang berbeda dipasaran sehingga pen dapatan petani juga meningkat, hal ini akan meningkatkan pendapatan nasional. 3. Biaya usaha tani berpengaruh negatif terhadap pendapatan petani, maka disarankan kepada petani agar mela kukan usaha tani dengan biaya yang se efisien mungkin sehingga dengan peng alokasian biaya yang tepat dan efisien maka dapat diperoleh hasil yang maksi mal, diantaranya yang dapat dilakukan dengan cara meminimalkan biaya se perti biaya pupuk, bibit dan upah tenaga kerja untuk meningkatkan pen dapatan petani.
SARAN 1. Pendapatan petani padi sawah di Kota Padang Panjang dipengaruhi oleh luas lahan,
19
4. Jumlah produksi berpengaruh signi fikan terhadap pendapatan petani, maka disarankan kepada para petani agar meningkatkan jumlah produksi de ngan melakukan pemeliharaan, penyia ngan serta pemakaian pupuk yang teratur dan pemilihan bibit unggul ter hadap tanaman yang mereka usahakan sehingga produktivitas padi sawah bisa ditingkatkan, dengan mening katnya jumlah produksi tersebut oto matis pendapatan petani akan mening kat juga.
Daya Manusia. Lembaga FE-UI : Jakarta. Bishop, ce dan WD Toussaint. (1986). Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian. Mutiara : Jakarta. Daniel, Muchtar. (2002). Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara : Jakarta. Gilarso. (1994), Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro Jilid 1. Kaminus : Yogyakarta. Gujarati, Damodar. (1997). Ekonometrika Dasar. Erlangga : Jakarta. Hijratulaili. (2009). Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Penda patan Petani Dalam Usaha Tani Padi Sawah di Kelu rahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah. UNP : Padang. ( Skripsi). Idris. (2008). Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif Dengan Program SPSS. Edisi Revisi III. FE-UNP : Padang. Jhingan, ML. (2003). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. PT. Raja Grafindo : Padang.
DAFTAR PUSTAKA Akhirmen, (2004). Buku Ajar Statistika 1. FISUNP. Padang Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta. -------------------------. (2002). Prosedur Penelitian Edisi Revisi V. Rineka Cipta : Jakarta. Arsyad, Lincolin. (2004). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Badan Pusat Statistik. Padang Panjang Barat Dalam Angka. Sumatera Barat : Padang Badan Pusat Statistik. Padang Panjang Timur Dalam Angka. Sumatera Barat : Padang Baharsyah. (1995). Pengantar Ekonomi Sumber
20
Kadariah. (1994). Teori Ekonomi Mikro. FE-UI : Jakarta. Mankiw, N.Gregory. (2006). Teori Makroekonomi. Erlangga : Jakarta. Mubyarto. (1986). Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES : Jakarta. ------------. (1989). Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES : Jakarta. Munawarah, Siti. (2001). Analisis Produksi Perkebunan Karet Rakyat di Kecamatan Muaro Tebo Jambi. UNP : Padang. ( Skripsi). Nababan, D.Richard. (2009). Analisis FaktorFaktor yang Mempe ngaruhi Pendapatan Petani Jagung di Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo. Medan (jurnal ilmiah) Pasaribu, Yenny. (2007). FaktorFaktor yang Mempengaruhi Valuta Asing di Indonesia. UNP : Padang. ( Skripsi). Priyatno, Dwi. (2009). Mandiri Belajar SPSS. Mediakom : Jakarta. Samuelson, Paul. (1992). Mikro Ekonomi. Terjemahan Karyawan Muchtar Edisi Keempat belas. Jakarta.
Sinamora, Hendri. (2001). Manajemen Pemasaran Internasional. Salemba Jakarta : Jakarta. Sitepu, Nirwana SK. (1994). Analisis Jalur (Path Analysis). FMIPA Padjajaran. Bandung. Soekartawi. (1993). Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada: Jakarta. -------------. (1994). Ilmu Usaha Tani Untuk Penelitian Pembangunan Petani Kecil. Pustaka Buana : Jakarta. -------------. (1995). Pembangunan Pertanian. RajaGrafindo : Jakarta. -------------. ( 2003). Prinsip Ekonomi Pertanian. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Sonita, Adria. (2005). Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Ting kat Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Gu nung Talang Kabupaten Solok. UNP : Padang. ( Skri psi). Sudjana. (2002). Metode Statistik. Tarsito : Bandung.
21
Sukirno, Sadono. (1994). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. FEUI : Jakarta. --------------------. (2002). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. FEUI : Jakarta. Suratiyah, Ken. (2006). Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya : Jakarta. Suzana, Premi Widya. (2007) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. UNP : Padang. ( Skripsi). Umar, Husein. (1999). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
22