1/6
Implementasi dan analisis performansi VoIP pada call centre TESA129 Novi Nurul Aini - 2207100651 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro-Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Indonesia
[email protected]
Abstrak - TESA 129 atau Telepon Sahabat Anak adalah layanan telepon bebas pulsa lokal untuk anakanak yang membutuhkan perlindungan, atau berada dalam situasi darurat, maupun bagi anak yang membutuhkan konseling. TESA dibentuk berdasarkan Nota Kesepakatan tiga Menteri (Menteri Sosial, Menneg Pemberdayaan Perempuan dan Menteri Komunikasi dan Informatika), PT. Telkom Indonesia, dan Plan Indonesia. Atas dasar kesepakatan bersama layanan ini dinamakan Telepon Sahabat Anak atau TESA 129, dan bertempat di Call Centre Departemen Komunikasi dan Informatika. Dalam implementasi pembuatan call centre TESA 129 akan digunakan lima line PSTN yang dihubungkan dengan IP PBX menggunakan FXO port. Lima line PSTN yang masuk akan dihunting memakai satu nomor ekstensi yaitu 129. IP PBX yang merupakan server terhubung dengan lima operator menggunakan switch. Dalam system call centre ini dilakukan pengambilan data meliputi delay, jitter, packet loss, dan troughput yang digunakan untuk menentukan QoS dari call centre. Hasil yang didapatkan dari pengukuran performansi server VoIP yaitu nilai delay dan jitter tidak jauh berbeda yaitu berkisar 19 ms. Nilai packet loss terukur sebesar 0% dan nilai throughput disini terukur berbanding lurus dengan jumlah operator yang aktif. Untuk hasil yang didapatkan dari pengukuran performansi operator yaitu nilai delay berkisar 19 ms dan jitter berkisar 15ms-19 ms. Nilai packet loss terukur sebesar 0% dan nilai throughput disini terukur bahwa operator 101 memiliki tingkt penerimaan bit yang terbaik. Kata kunci : VoIP, call centre, IP PBX, FXO, IP Phone.
1.Pendahuluan Di era sekarang ini, berbagai instansi telah memiliki sistem pelayanan yang sering disebut dengan call centre. Call centre adalah layanan yang banyak disediakan oleh perusahaan, institusi atau organisasi tertentu untuk menerima telepon, menjawab berbagai pertanyaan pelanggan serta sebagai sarana yang mampu menjembatani perusahaan, institusi atau organisasi dengan para pelanggannya terhadap berbagai informasi yang tersedia dan dibutuhkan oleh pelanggan sekaligus sebagai upaya perusahaan mendekatkan diri pada
pelanggan dengan menyediakan sarana interaksi yang tersedia setiap saat. Sistem pelayanan ini dibangun sebagai wujud pelayanan terhadap masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari pelayanan sebuah instansi [3]. Dalam beberapa kurun waktu terakhir banyak sekali dijumpai kejadian baik itu yang berupa tindak kekerasan terhadap anak maupun eksploitasi anak. Oleh karena itu diadakan kesepakatan oleh tiga menteri (Menteri Sosial, Menneg Pemberdayaan Perempuan dan Menteri Komunikasi dan Informatika), PT. Telkom Indonesia dan Plan Indonesia untuk mendirikan sebuah layanan untuk anak yang bernama TESA 129 Nomor: 63A/HUK/2006, Nomor: 01B/Men.PP/Dep.IV/7/ 2006, Nomor: 267.A/ M.KOMINFO /7/2 VII/ 2006[10]. TESA 129 adalah salah satu layanan masyarakat salah satu layanan masyarakat yang berupaya memberikan perlindungan pada anak (lakilaki dan perempuan) dari tindak kekerasan fisik, psikis dan seksual dan yang memerlukan perlindungan khusus lainnya, serta perlakuan diskriminatif baik gender, suku, ras, agama, sosial ekonomi, melalui akses telepon gratis ke nomor telepon 129 [11]. VoIP merupakan teknologi komunikasi yang menggunakan jaringan IP dalam proses pengiriman paket data [1]. Teknologi ini akan semakin berkembang dan banyak digunakan karena arah teknologi komunikasi yang menuju ke sistem berbasis IP. Pada komunikasi VoIP, pengguna dapat berkomunikasi melalui voice dengan menggunakan jaringan IP sebagai jalur proses pengiriman paket datanya. Standarisasi protocol komunikasi pada teknologi VoIP seperti SIP telah memungkinkan komunikasi terintegrasi dengan jaringan komunikasi lainnya seperti PSTN [2]. Dalam tugas akhir ini, akan dibuat suatu implementasi sistem dan analisis performansi VoIP pada call centre TESA 129. Dalam implementasi pembuatan call centre TESA 129 akan digunakan lima line PSTN yang dihubungkan dengan IP PBX menggunakan FXO port. Lima line PSTN yang masuk akan dihunting memakai satu nomor ekstensi yaitu 129. IP PBX yang merupakan server terhubung dengan lima operator menggunakan switch. Caller ID customer akan ditampilkan, sehingga jika ada pengaduan dari customer maka lokasi customer dapat langsung diketahui. Dalam system call centre ini
Proceding seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
2/6
akan dilakukan pengambilan data meliputi delay, jitter, packet loss, dan troughput. Analisis data yang didapat digunakan untuk menentukan performansi dari call centre.
Mengembalikan keberfungsian sosial anak agar dapat melaksanakan kembali perannya secara wajar, Sosialisasi layanan TESA 129 [10].
3. Metodologi 2. Dasar Teori 2.1 Call Centre Call centre adalah suatu institusi atau bagian dari institusi yang melakukan layanan informasi melalui telepon (voice dan SMS) dan atau jaringan elektronik/teknologi informasi, kerja Call Center didukung teknologi informasi [12]. Berikut ini adalah gambar arsitektur dari call centre yaitu : Komponen-komponen dalam call centre terdiri dari customer, ACD (Automatic Call Distribution), Agents/supervisor, intranet for agent dan report management [3]. Tujuan pengembangan call centre yaitu Citra Perusahaan (menunjukkan keterbukaan dan sikap peduli kepada kepentingan pelanggan), Kesediaan (menunjukkan keberadaan perusahaan dalam menampung semua kebutuhan dunia usaha dan masyarakat, tanpa dibatasi oleh sekat waktu dan ruang serta golongan), Efektivitas (kemudahan penggunaan sehingga distribusi informasi lebih mudah, cepat, tepat sasaran dan terpercaya), Efisiensi (dengan model tersentralisasi sumber daya, memudahkan dalam berbagi sumber daya dan proses pengembangan), Koordinasi (menjangkau semua perangkat perusahaan melalui satu pintu, sehingga semua pelayanan perusahaan dapat terkoordinasi, terkendali dan terlaksana dengan baik) [13]. 2.2 TESA129 TESA 129 merupakan kependekan dari Telepon Sahabat Anak 129. TESA 129 adalah layanan telepon bebas pulsa lokal melalui telepon rumah atau kantor, untuk anak yang membutuhkan perlindungan atau yang berada dalam kondisi darurat, maupun bagi anak yang membutuhkan layanan konseling. Sehingga anak yang mengalami kekerasan lebih mudah untuk menceritakan masalahnya [15]. Layanan TESA 129 bersifat Nasional. Pada tahap awal sebagai pilot program ada di JAKARTA, Kota Banda Aceh, Makasar, Surabaya, Pontianak dan kota-kota lainnya di Indonesia. Kedepan semua kab/kota di Indonesia akan terjangkau program ini. Saat ini "TeSA-129" baru bisa di akses melalu telephon rumah dan telephon kantor. Dan dalam proses untuk bisa diakses dari semua operator seluler [16]. Jenis layanan yang diberikan TeSA 129 yaitu: Informasi, Konseling melalui telepon, Penjemputan, dan Rujukan. Kegiatan yang dilakukan TESA 129 meliputi : Penjangkauan (outreach), Tele konseling gratis, Layanan darurat, Layanan bagi anak-anak yang membutuhkan perawatan dan perlindungan khusus, Akses lembaga rujukan yang dibutuhkan anak,
3.1 Perencanaan Sistem Pada tugas akhir ini, dibangun sistem call centre yang berbasis VoIP dengan dua pengamatan yaitu terhadap kinerja performansi server VoIP dan performansi operator call centre. Berikut ini flowchart perencanaan sistem. Start
Desain dan perancangan call centre TESA129
Pembuatan sistem
Integrasi dengan PSTN
Instalasi Openvox
Instalasi Switch
Instalasi IP PBX server Menggunakan Briker
Instalasi IP Phone Sebagai operator
Konfigurasi Briker via command line
Konfigurasi IP Phone via Phone
Konfigurasi Briker via web
Konfigurasi IP Phone via web
Integrasi sistem
Pengambilan data Performansi server VoIP Dengan beberapa operator akif
Pengambilan data Performansi server VoIP Dengan semua operator akif
Analisa Data
Analisa Data
Pengambilan data Performansi setiap operator
Analisa Data Membandingkan hasil analisis performansi antar operator
Dibandingkan
End
Gambar 1. Flowchart Perencanaan Sistem 3.2 Desain Konfigurasi Sistem Desain yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah IP PBX server yang dibangun menggunakan briker. Metode perancangan sistem dilakukan dengan melakukan group pada penomoran line yang masuk dari PSTN, line tersebut terhubung dengan IP PBX server melalui FXO port, dan IP PBX terhubung pada operator dengan menggunakan switch.
Gambar 2. Desain jaringan call centre TESA129 Dari desain call centre di atas, IP PBX disetting menggunakan IP Static sedangkan untuk IP dari IP
Proceding seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
3/6
Phone menggunakan IP DHCP yang didapatkan dari server. Tabel 1. Pengalamatan IP di call center TESA129 Nama Perangkat IP PBX Server IP Phone 1 IP Phone 2 IP Phone 3 IP Phone 4 IP Phone 5
IP Address
Netmask
Setting IP
192.168.1.1 192.168.1.248 192.168.1.250 192.168.1.251 192.168.1.252 192.168.1.11
255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0
Static DHCP DHCP DHCP DHCP DHCP
3.3 Pembuatan Sistem Dalam pembutan system call centre TESA129, terdapat beberapa langkah untuk instalasi pembutannya yaitu meliputi : 1. Instalasi OpenVox A800P (Instalasi FXO card dihubungkan dengan PC server yang meliputi dua tahap yaitu Hardware Installation and Setup serta Software Installation and Setup). 2. Instalasi IP PBX Server menggunakan Briker (Proses pembuatan IP PBX server ini menggunakan briker yaitu Instalasi Briker, Proses Instalasi, Console Login, Setting Alamat IP, Setting Tanggal dan Jam). 3. Instalasi IP Phone (Instalasi perangkat IP Phone yang digunakan sebagai operator). 4. Konfigurasi Briker (Disini beberapa menu yang harus dikonfigurasi yaitu Web Login, Web Preference, User Management, Login IP PBX Administration, Exstension, Konfigrasi Zaptel, Outbound Routes, Announcement, Ring Groups, Day/Night Mode Control). 5. Konfigurasi IP Phone (Disini dilakukan konfigurasi IP Phone via web based). 6. Integrasi Sistem (System diintegrasikan jadi satu untuk menghasilkan suatu system call centre TESA129 yang komplit dan merupakan akhir dari proses instalasi pembuatan call centre TESA129).
4.1 Pengukuran dan pengolahan data performansi server VoIP 4.1.1 Saat satu operator aktif Tabel 2. Performansi server saat satu operator aktif 1
Jumlah Jumlah Packet Throughput operator Extension Operator Delay (ms) Jitter (ms) Paket Loss (% ) (bps) aktif 829 1 101 19.975 19.55 0 42711.18
2
1245
1
101
19.95
19.44
0
44910.22
3
1929
1
101
19.989
19.67
0
44000.26
4
1704
1
101
19.97
19.59
0
43081.92
5
1661
1
101
19.98
19.62
0
45161.59
19.973
19.57
0
43973.3
Rata-rata
No 1
Jumlah Jumlah Packet Throughput operator Extension Operator Delay (ms) Jitter (ms) Paket Loss (% ) (bps) aktif 2112 2 101, 102 19.976 19.52 0 91089.24
2
1750
2
101, 102
19.99
19.59
0
90101.47
3
1786
2
101, 102
19.96
19.59
0
92841.45
4
1769
2
101, 102
19.97
19.49
0
87740.48
5
1835
2
101, 102
19.96
19.66
0
92097.99
19.97
19.57
0
72556.28
Rata-rata
Dari tabel diatas didapatkan rata-rata delay sebesar 19.97 ms. Hasil rata-rata pengukuran jitter sebesar 19.57 ms. Dari packet loss yang terukur, tidak ada packet yang hilang dan semua panggilan dapat diterima dengan baik. Rata-rata hasil throughput yang didapatkan adalah 72556.28 bps. 4.1.3 Saat tiga operator aktif Tabel 4. Performansi server saat tiga operator aktif No 1
Jumlah Jumlah Packet Throughput operator Extension Operator Delay (ms) Jitter (ms) Paket Loss (% ) (bps) aktif 3664 3 101,102,103 19.96 19.41 0 138717.1
2
4636
3
101,102,103
19.97
19.57
0
135355.8
3
3991
3
101,102,103
19.93
19.43
0
135442.5
4
4540
3
101,102,103
19.95
19.61
0
131360.1
5
4002
3
101,102,103
19.88
19.98
0
131831.4
19.93
19.6
0
134541.4
Rata-rata
Dari tabel diatas didapatkan rata-rata delay sebesar 19.93 ms. Hasil rata-rata pengukuran jitter sebesar 19.6 ms. Dari packet loss yang terukur, tidak ada packet yang hilang dan semua panggilan dapat diterima dengan baik. Rata-rata hasil throughput yang didapatkan adalah 134541.4 bps. 4.1.4 Saat empat operator aktif Tabel 5. Performansi server saat empat operator aktif No
Jumlah Jumlah Packet Throughput operator Extension Operator Delay (ms) Jitter (ms) Paket Loss (% ) (bps) aktif
1
4694
4
101,102,103,104
20
19.45
0
178859
2
5362
4
101,102,103,104
19.97
19.53
0
177640.5
3
5445
4
101,102,103,104
19.96
19.38
0
175562.2
4
4535
4
101,102,103,104
19.97
19.52
0
177028.7
5
5302
4
101,102,103,104
19.97
19.57
0
181158
19.97
19.49
0
178049.7
Rata-rata
4. Pengukuran dan Analisa Data
No
dapat diterima dengan baik. Rata-rata hasil throughput yang didapatkan adalah 43973.3 bps. 4.1.2 Saat dua operator aktif Tabel 3. Performansi server saat dua operator aktif
Dari tabel diatas didapatkan rata-rata delay sebesar 19.973 ms. Hasil rata-rata pengukuran jitter sebesar 19.57 ms. Dari packet loss yang terukur, tidak ada packet yang hilang dan semua panggilan
Dari tabel diatas didapatkan rata-rata delay sebesar 19.97 ms. Hasil rata-rata pengukuran jitter sebesar 19.49 ms. Dari packet loss yang terukur, tidak ada packet yang hilang dan semua panggilan dapat diterima dengan baik. Rata-rata hasil throughput yang didapatkan adalah 178049.7 bps. 4.1.5 Saat lima operator aktif Tabel 6. Performansi server saat lima operator aktif No
Jumlah Jumlah Packet Throughput operator Extension Operator Delay (ms) Jitter (ms) Paket Loss (% ) (bps) aktif
1
4437
5
101,102,103,104,105
19.41
17.72
0
210999.7
2
5949
5
101,102,103,104,105
19.36
18.01
0
208871.6
3
5709
5
101,102,103,104,105
19.46
17.62
0
204902.4
4
6266
5
101,102,103,104,105
19.49
17.38
0
205665.4
5
6148
5
101,102,103,104,105
19.38
17.68
0
209382.3
19.42
17.68
0
207964.3
Rata-rata
Dari tabel diatas didapatkan rata-rata delay sebesar 19.42 ms. Hasil rata-rata pengukuran jitter
Proceding seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
4/6
Destination Delay (ms) Jitter (ms)
Packet Throughput Loss (% ) (bps)
No
Source
1
101
102
20.04
18.79
0
41614.59
2
101
103
19.91
19.23
0
45051.4
3
101
104
15.19
6.83
0
44272.9
4
101
105
19.67
19.07
0
43012.59
18.7
15.98
0
43487.87
Rata-rata
Dari hasil rata-rata pengukuran yang didapat, delay komunikasi dari operator 101 ke empat operator yang lain adalah sebesar 18.7 ms. Dari hasil pengukuran jitter didapatkan nilai jitter 15.98 ms. Nilai packet loss memiliki tingkat kehilangan packet sebesar 0%. Rata-rata hasil troughput yang didapatkan adalah 43487.87 bps. 4.2.2 Performansi Operator 102 Tabel 8. Performansi operator 102 Packet Throughput Destination Delay (ms) Jitter (ms) Loss (% ) (bps)
No
Source
1
102
101
2
102
3
102
4
102
19.9
19.02
0
42968.46
103
20
18.75
0
36175.51
104
19.86
18.84
0
40071.66
105
19.88
18.36
0
40331.62
19.91
18.74
0
39886.81
Rata-rata
Dari hasil rata-rata pengukuran yang didapat, delay komunikasi dari operator 102 ke empat operator yang lain adalah sebesar 19.91 ms. Dari hasil pengukuran jitter didapatkan nilai jitter 18.74 ms. Nilai packet loss memiliki tingkat kehilangan packet sebesar 0%. Rata-rata hasil troughput yang didapatkan adalah 39886.81 bps. 4.2.3 Performansi Operator 103 Tabel 9. Performansi operator 103 Destination Delay (ms) Jitter (ms)
Packet Throughput Loss (% ) (bps)
No
Source
1
103
101
19.99
19.22
0
43645.64
2
103
102
19.94
18.46
0
42918.35
3
103
104
19.95
19.27
0
42612.34
4
103
105
19.94
19.34
0
44434.06
19.95
19.07
0
43402.6
Rata-rata
Dari hasil rata-rata pengukuran yang didapat, delay komunikasi dari operator 103 ke empat operator yang lain adalah sebesar 19.95 ms. Dari hasil pengukuran jitter didapatkan nilai jitter 19.07 ms. Nilai packet loss memiliki tingkat kehilangan packet sebesar 0%. Rata-rata hasil troughput yang didapatkan adalah 43402.6 bps.
4.2.4 Performansi Operator 104 Tabel 10. Performansi operator 104 Destination Delay (ms) Jitter (ms)
Packet Throughput Loss (% ) (bps)
No
Source
1
104
101
19.9
19.09
0
42663.16
2
104
102
19.82
18.09
0
43439.64
3
104
103
19.86
15.23
0
41110.89
4
104
105
19.93
19.23
0
43393.1
19.87
17.91
0
42651.7
Rata-rata
Dari hasil rata-rata pengukuran yang didapat, delay komunikasi dari operator 104 ke empat operator yang lain adalah sebesar 19.87 ms. Dari hasil pengukuran jitter didapatkan nilai jitter 17.91 ms. Nilai packet loss memiliki tingkat kehilangan packet sebesar 0%. Rata-rata hasil troughput yang didapatkan adalah 42651.7bps. 4.2.5 Performansi Operator 105 Tabel 11. Performansi operator 105 Destination Delay (ms) Jitter (ms)
Packet Throughput Loss (% ) (bps)
No
Source
1
105
101
19.93
19.23
0
42782.08
2
105
102
19.86
18.62
0
45164.94
3
105
103
19.9
19.14
0
43354.95
4
105
104
19.85
18.9
0
41460.31
19.88
18.97
0
43190.57
Rata-rata
Dari hasil rata-rata pengukuran yang didapat, delay komunikasi dari operator 105 ke empat operator yang lain adalah sebesar 19.88 ms. Dari hasil pengukuran jitter didapatkan nilai jitter 18.97 ms. Nilai packet loss memiliki tingkat kehilangan packet sebesar 0%. Rata-rata hasil troughput yang didapatkan adalah 43190.57 bps. 4.3 Analisis data performansi server VoIP Delay pada server 20
19.97319.97 19.93 19.97
19.8 Delay
sebesar 17.68 ms. Dari packet loss yang terukur, tidak ada packet yang hilang dan semua panggilan dapat diterima dengan baik. Rata-rata hasil throughput yang didapatkan adalah 207964.3 bps. 4.2 Pengukuran dan pengolahan data performansi operator call centre 4.2.1 Performansi Operator 101 Tabel 7. Performansi operator 101
19.6
19.42
19.4
Delay (ms)
19.2 19 1
2
3
4
5
Operator yang aktif
Gambar 3. Perbandingan delay pada server Delay didefinisikan sebagai penundaan yang mengakibatkan keterlambatan paket datang ke penerima. Perhitungan waktu tunda ini dimulai sejak informasi suara keluar dari mulut pengirim sampai ke telinga pendengar. Dari perbandingan hasil delay yang didapat, nilai delay yang terukur hampir sama yaitu berkisar 19 ms dalam kondisi berapapun jumlah operator yang aktif. Disini menunjukkan bahwa delay yang terukur tidak seberapa terpengaruh oleh jumlah operator yang aktif, hal ini dikarenakan jumlah operator yang digunakan dalam call centre TESA129 masih sedikit sehingga tidak seberapa berpengaruh pada tingkat kejenuhan server.
Proceding seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
5/6
aktif maka jumlah bit yang diterima akan semakin banyak. 4.4 Analisis data performansi operator call centre
Jitter pada server 19.5719.57 19.6 19.49
17.68
Delay pada operator Jitter (ms)
1
2
3
4
5
19.5
Operator yang aktif
Gambar 4. Perbandingan jitter pada server Jitter adalah perbedaan waktu kedatangan dari suatu paket ke penerima dengan waktu yang diharapkan. Disini perbandingan hasil jitter yang terukur hampir sama yaitu berkisar 19 ms dalam kondisi berapapun jumlah operator yang aktif. Disini menunjukkan bahwa jitter yang terukur tidak seberapa terpengaruh oleh jumlah operator yang aktif, hal ini dikarenakan jumlah operator yang digunakan dalam call centre TESA129 masih sedikit. Packet Loss pada server 1
19
101 102 103 104 105 Operator
Gambar 7. Perbandingan delay pada operator Dari grafik hasil perbandingan delay pada operator, nilai delay yang terukur hampir sama yaitu berkisar 19 ms dalam hampir semua operator. Nilai delay yang didapatkan masih memenuhi standar komunikasi voice yang ditetapkan oleh ITU Y-1541 yaitu dibawah 100 ms. Disini operator yang memiliki kinerja paling baik jika dilihat dari sudut pandang delay yang terukur adalah operator 101. Jitter pada operator
Packet Loss (%)
0.4 0
0
0
0
0
0
1
2 3 4 Operator yang aktif
5
Gambar 5. Perbandingan packet loss pada server Packet Loss yaitu hilangnya paket dalam jaringan yang disebabkan factor antrian (queue) yang melebihi batas waktu yang ditentukan atau ukuran packet yang terlalu besar sehingga tidak mungkin ditransmisikan dalam jaringan yang kecepatannya rendah. Disini perbandingan hasil packet loss yang terukur memiliki nilai yang sama yaitu 0% dalam kondisi berapapun jumlah operator yang aktif. Disini menunjukkan bahwa tidak ada packet yang hilang pada saat komunikasi berlangsung dalam pengambilan data.
Troughput
Troughput pada server 250000 200000 150000 100000 50000 0
207964.3 178049.7 134541.4
72556.28 43973.3
1
2
Troughput (bps)
3
4
20 19 18 17 16 15 14
18.74 19.07
18.97 17.91
15.98 Jitter (ms)
101 102 103 104 105
Operator
Gambar 8. Perbandingan jitter pada operator Grafik diatas menunjukkan perbandingan jitter pada masing-masing operator, disini perbandingan hasil jitter yang terukur hampir sama yaitu berkisar 15 ms-19 ms dalam setiap operator. Nilai jitter yang didapatkan disini hampir sebanding dengan nilai delay yang didapatkan. Hal itu karena metode pengukurannya sama dengan pengukuran delay, hanya parameter pengukurannya saja yang berbeda. Tetapi nilai jitter yang didapatkan masih memenuhi standar komunikasi voice yang ditetapkan oleh ITU Y-1541 yaitu dibawah 50 ms. Disini operator yang memiliki kinerja paling baik jika dilihat dari sudut pandang jitter yang terukur adalah operator 101. Packet Loss pada operator
5
Packet Loss
Operator yang aktif
Gambar 6. Perbandingan throughput pada server Throughput adalah jumlah bit yang diterima dengan sukses perdetik melalui sebuah sistem atau media komunikasi dalam selang waktu pengamatan tertentu. Disini perbandingan hasil throughput yang terukur memiliki nilai yang berbeda dalam kondisi berapapun jumlah operator yang aktif. Disini dapat dilihat bahwa nilai throughput yang terukur sebanding dengan jumlah operator yang aktif yaitu semakin banyak operator yang aktif maka nilai throughput yang terukur semakin besar. Hal ini disebabkan karena semakin banyak operator yang
Delay (ms)
18
Jitter
Packet Loss
0.6
18.7
18.5
0.8
0.2
19.91 19.95 19.87 19.88
20
Delay
Jitter
20 19.5 19 18.5 18 17.5 17 16.5
1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
0
0
0
0
0
Packet Loss (%)
101 102 103 104 105
Operator
Gambar 9. Perbandingan packet loss pada operator Grafik diatas menunjukkan perbandingan packet loss pada masing-masing operator. Disini perbandingan hasil packet loss yang terukur memiliki nilai yang sama yaitu 0% dalam setiap operator. Dari nilai perbandingan packet loss ini dapat dipastikan bahwa kinerja dari system call centre TESA129 yang
Proceding seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
6/6
telah dibuat memiliki kualitas yang baik karena tingkat kegagalan/kehilangan packet yang dikirim yaitu sebesar 0% sesuai dengan standar ITU Y-1541 yaitu tidak boleh melebihi 0.1%. Troughput pada operator Troughput
44000 43487.87
43402.6 43190.57 42651.7
42000 39886.81 40000
Troughput (bps)
38000
101
102
103
104
105
Operator
Gambar 10. Perbandingan throughput pada operator Disini perbandingan hasil throughput yang terukur memiliki nilai yang berbeda dalam tiap operator. Hal ini disebabkan karena ketersediaan bandwidth yang cukup untuk menjalankan aplikasi voice pada saat pengukuran dilakukan adalah berbeda, selain itu lama waktu pengambilan data dari masing-masing operator juga tidak sama persis. Hal ini menentukan besarnya trafik yang dapat diperoleh suatu aplikasi saat melewati jaringan. Dari grafik tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa operator yang memiliki tingkat kinerja paling baik yaitu operator 101 apabila dilihat dari segi nilai throughput-nya. 5.
Kesimpulan Kesimpulan dari implementasi dan analisis performansi VoIP pada call centre TESA129 adalah : 1. Pembuatan server VoIP pada call centre TESA129 menggunakan briker yang memiliki prinsip kerja sama seperti asterisk. Disini pemilihan menggunakan briker dikarenakan briker memiliki fitur yang lengkap dan dapat dikonfigurasi dengan dua cara yaitu melalui command line dan melalui web. Jadi dengan penggunaan briker sebagai server dapat bertujuan untuk memudahkan operator untuk melakukan maintenance saat nanti terdapat trouble dalam system. 2. Pada analisa performansi server VoIP, nilai delay dan jitter tidak jauh berbeda yaitu berkisar 19 ms. Nilai ini masih memenuhi standar yang ditentukan oleh ITU Y-1541 yaitu nilai delay tidak boleh melebihi 100 ms dan nilai jitter tidak boleh melebihi 50 ms. Untuk nilai packet loss, disini terukur sebesar 0% sesuai standar ITU Y1541 yaitu tidak melebihi 0.1% Sedangkan untuk nilai throughput disini terukur berbanding lurus dengan jumlah operator yang aktif. 3. Pada analisa performansi operator, nilai delay dan jitter tidak jauh berbeda yaitu berkisar 19 ms untuk nilai delay dan 15ms-19ms untuk nilai jitter. Dari nilai tersebut, performansi paling baik ditunjukkan operator 101. Untuk nilai packet
loss terukur sebesar 0% yang menandakan tidak ada packet yang hilang pada saat komunikasi terjadi. Kinerja operator jika dilihat dari segi packet loss memiliki performansi yang sama. Sedangkan dari nilai throughput disini, operator yang memiliki performansi paling baik yaitu operator 101. Saran Saran penulis untuk pembaca apabila ingin mengkaji lebih dalam system call centre adalah memilih perangkat hardware maupun software yang memiliki tingkat operasional yang mudah dan diberikan penambahan parameter pengukuran yang lebih spesifik sehingga pengamatan terhadap performansi pada call centre bisa lebih kompleks. Daftar Pustaka 1. Almaadin, Yuni. Rancang Bangun Server VoIP Berbasis Metode Parallel Processing. Surabaya. 2010 2. Hengki Cahyono, Supana. Rancang bangun layanan IVR pada paket VoIP server. Surabaya. 2009 3. Yuliana, Mike. Call Centre. PENS-ITS Surabaya. 2008 4. Raharja, Anton – Asoka Wardhana. Administrtion Guide Briker. Agustus 2008. 5. Zhu, James. OpenVox User Manual. Guangdong-China. 30 Dec 2008. 6. Zhu, James. Install A800P/A1200P with dahdi. 21 Oct 2008. 7. Cisco System, Inc. SPA502G Manual. San Jose, CA-USA. 2010. 8. Cisco System, Inc. SPA502G Datasheet. San Jose, CA-USA. 2010. 9. Cisco System, SRW224G4 Datasheet. San Jose, CA-USA. 2010. 10. Wiwiek. Telepon Sahabat Anak (TeSA129) Aceh. Aceh. 2006 11. KLA.org. Telepon Sahabat Anak. Jakarta. 23 Desember 2008. 12. Djunaedi, Achmad. Peran Call Center Bagi Peningkatan Pelayanan Publik. Jakarta. Januari 2007. 13. Anugerah, Andi. Sukses Mengelola Call Center. Jakarta. Januari 2007. 14. Jannah, Desy Miftahul. Metode Telepon Sahabat Anak (TESA129) dalam menangani kasus kekerasan anak di pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak (P2TPA). Yogyakarta. April 2011. 15. http://www.facebook.com/group.php?gid=92933 469950&v=info, diakses tanggal 29 Juni 2011 pukul 16.20 WIB.
Proceding seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS