Proceecling I'rcsentasi Hasil Pcnclitiar-r FIibah Prograu l)csentralisasi. Sentralisasi dan Hibah Internal Unpas Tahun 2014
Identifikasi Tipologi Wilayah Perbatasan
AntarKabupaten/5if.",;l,l;:#;;#iansunanManusia
'
Oleh: Suprati$yo Aji ,Ir,.MT * Deden Syarifudin,Ir,.MT Riza Fathoni Ishak.Ir,.MT Fakultas Teknik Universitas Pasundan Jl. Dr. Setiabudhi No. 193 bandung Abstruct
This pcryter clerrit,ecl tr.t iclentifvi tiltology tl inter municipuls ttrbun regiort tLtrtl hurncm tlevelopntettl inder trt LVe.tt Jut'u Prot,ence. Tha uittt ol'thi.; rasettrch ure /intling tipologv ol'phvsicul geogrttpltic intcr ntrrnicipcrls tg'butr region, tiytctltry.l of plutttrittg ittlcgrtrlitttr, tiprtlogv ttf hrtrtttttr rlatelttlttttetrt incler, tipolo,r!- qf conectit,ity, untl tipolog.t,ol econornic inlerttctictn. 7-he methocleiloglt crt'c mirecl methocls resecrrch hus been utlcletl to qtrcrlilcttit'c und tluuntittrtit,e opprocrcltes. Finding in tltis reseurclt ure fiJ In phi.sicul geogruph,v hcn,a rv,o cutlregor,'v- ore n'tolttttttirt ttntl cotts{ul oreos. The moLnrtain's ctrect is rnrtre hcrve clet,elopntenl lintitctliott rtntl con,strain than cocrstql ureu; [2] plcmning itttegrution ore ty,o cliffbrensiutiort cc.tnectit,ib, oreu inler mtoricipolhrbon antl inter Pt"ot'cnce LYest Jctt'tto antl Centrctl .lat,tL. Di:f/br"ensicttion is more tlificult integroting to plunning oclmitti.strotiort irt ureo inter Prot,ence lVest Jcty,u qncl Centrctl Ja,o; [3] hLtmcn developntent itttler inter nrtmici|tols trrbon regicttt cu-e lou, bttt sct rucuty tlistrict oree ure high la,el lhrough clevelopecl utntrectit'ity untl econotnics interaction; ftJ interctction inter clistricts orect ere lou'er let'el to provicle economics activity; [5]. Econotnics interoctioru and procltrction in clistrict orea are lov'er level-
Keywortls : identiJiccrtion, Tipology, borcler region, hwtan develctpment index
dengan intensitas tinggi
1.
PENDAHULUAN
Perubahan sistem pemerintahan desentralisasi dengan terbitnya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan disempumakan UU No. 32
Talrun 2004 menyebabkan setiap daerah merniliki kewenangan terhadap pengelolaan sumberdaya yang dirnilikinya. Hal ini sangat berpengaruh besar pada aspek pemeritttahan
dan aspek pembangunan terutama bagi
pengarnbangau lvilayah dan kota. Dalam konteks pengembangan wilayah dan kota (urbon ancl regional developmerr) pendekatan
struktur ruang dan pola ruang dipandang sebagai fenomena alami yang tidak berbatas adrninistrasi.
Fenomena alami ini disebabkan oleh dua hal yaitu; [1] konektivitas antar wilayair (aringan jalan dan infiastruktur dasar lainnya); dan, [2] interaksi antar wilayah (disebabkan oleh pola aliran barang dan jasa pada antar rvilayah).
konektivitas dan interaksi ini terjadi pada perkotaau kawasan perkotaan dan desa-kota L em b a gu P e n el
iti o n
U n i t' ers itct.s Prt s u n
di dalam suatu
rvilayah. di lain pihak konektivitas dan interaksi
tlttn
kurang begitu diperhatikan pada
kawasau
kabupaten/kota yang berbatasau (wilayah periurban). Jika dilihat dari unit kecamatan di sattt
sisi beberapa
kecarnatan
antar
dua
kabupaten/kota yang berbatasan dalarn kondisi yang terbelakang atau tertiuggal. Disisi lain wilayah peri-urban yallg berbatasan antar
kabupaten/kota dengan konektivitas dau interaksi yang tinggi telah berubah rnenjadi pusat sekunder dari sistem kota-kota dalam pengembangan rvilayahnya.
Kondisi ini terjadi di wilayah Provinsi Jawa Barat dimana beberapa kecamatan yang berbatasan antar kabupaten/kota disisi lain
mengalarni peningkatan ekonomi
dan
infrastruktur yang baik yang berada di Kota dan Kabupaten Bogor, Tangerang. Bekasi, dan Kararvang karena meneritna manfaat dari Kerjasama Antar Daerah dalam tata ruang yaitu rviiayah metropolitan JABODETABEK,
115
7.'r .',: r" , !&ti&l {*":/
proceetlins Presentasi Fiasil Penelitian IIibah Prograrr Descntralisasi. Sentralisasi dan Hibah Internal tJnpas Tahun 2014
Kabupaten/kota lain yang wilayah peri-urban perbatasannya maju adalah Bandung Metropolitan Area (BMA) seperti Kota dan Kabupatan Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang. Hal berbeda dapat kita jumpai di Kabupaten,{Kota di wilayah timur seperti Kabupaten Garut,
Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Kuningan Majalengka dan Cirebon pada daerah yang berbatasan merupakan enclaye yang kurang memiliki konektivitas dan interaksi sehingga rentan terhadap kemiskinan, disparitas dan
*_*
Perbatasan Antar KabupateruKota Dan Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Jawa Barat". Tujuan penelitian iiri adalah sebagai
berikut :[1]
mengetaltri tipoiogi fisik
geografis perbatasan antar kabupateru'kota; [2]. mengetahui tipologi konektilitas perbatasan antar kabr"rpater-rikota: t3] Nzlengetahui klasifikasi IPM perbatasan antar kabupaten/kota: [4]. N{engatahui konektif'rtas di perbatasan alrtar kabupatctr, kota; dan t5] Mengetahui iirleraksi ekonomi perbatasan antar kabupater/kota.
lambannya pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data BPS dalam Syarifudin (2008)
IPM Provinsi Jawa Barat adalah 66,10
2. KAJIAN
DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
pada
tahun 2001, 67 ,45 pada tahun 2002, 67 ,87 pada tahun 2003, 68,36 pada tahun 2004, 69,35 pada tahun 2005, 70,30 pada tahun 2006. Disisi lain berdasarkan data BPS Jawa Barat tahun 2003 2006 memrnjukkan paradoksal bahwa kemiskinan di Provinsi Jawa Barat telah
menunjukkan peningkatan persentase yaitu sebesar 27,81 yo pada tahun 2003, 27,5loh pada tahun 2004,28,29%o pada tahun 2005 dan 29,05 % pada tahun 2006. Paradoksal
lambannya IPM Provinsi Jawa Barat dengan
peningkatan jumlah kemiskinan ini
LITERATUR
State Of 'I'he Art Penelitian A. Konsepsi Kelasama Antar Daerah Mutrculnya model " integt'oled urect ltlturrtittg"
2.1
ini
diharapkan dapat mengurangi berbagai
konflik antar lvilayah administratif,
yaitu dengan rnengefektifkan pembanguuan sektorsektor te-rtentu dan institusi yang berhubungan
dengan sektor tersebut dalam suatu
area
(dengan mengesampingkan batas-batas wilayah
adrninistratifnya). Model
reaksi terhadap
ini muncul
sebagai
kekurangan-kekurangan
menunjukkan bahwa masih banyaknya daerah miskin, terjadinya disparitas, dan konektivitas dan interaksi antar dan inter-wilayah wilayah
perencanaan sektoral khususnya koordinasi antar sektor, dan juga terhadap pemenuhan kebutuhan bagi area geografis khusus (yang
berbatasan yang belum menjadi fokus perhatian
rvilayah adrninistratif yang ada) seperti daerah
peri-urban pada kabupaten/kota yalg pembangunan wilayah. Kerjasama antar daerah
(KAD) harus menjadi bagian penting dalam tata ruang _untuk mendorong wilayah yang berbatasan antar kabupaten/kota meningkatkan fungsi ruang sebagai interkonektivitas dan interaksi antar ruang yang bermuara pada peningkatan ekonomi wilayah, disparitas dan mereduksi jumlah kemiskinan. Penelitian ini akan diarahkan untuk bagaimana menyusun Model Kerjasama Antar Daerah (KAD) Dalam Meningkatkan Fungsi Ruang Wilayah Pada Perbatasan .{ntar Kabupaten/I(ota Di Provinsi Jawa Barat.
rnungkin tidak sesuai dengan
aiiran sungai (DAS) dan
batas-batas
pembangunan
perclesaan yang kemudian clikenal dengan " irttegruled rurul clevelo1tnrcnt" Jalan keluar yang pemah ditawarkan adalair (1) rnernbentuk suatu struktur yang merupakan kepanjangan tangan dari pernerintah pusat yang diternpatkan di area yang bersangkutan, atatr .
juga dibuat oleh pemerintah lokal
perencanaailrya; dan (3) meiakukan refonnasi struktur organisasi yang ada dan memperbaiki kemampuan para staff yang ada untuk
dan mengimplementasikan rencana dan rnernperkuat hubungan horisontal antar sektor serta melnperemah hubungan
mempersiapkan
2 bagian yang dilaksanakan dalam 2 tahun. Dalam menyusun model dimaksud pada tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian terbagi atas
vertikal.
ntelakukan "Identifikasi Tipologi Wilayah
116
atau
perusahaan swasta yang diberi status khusus, (2) mernbentuk tim konsultan perencanaan dari luar atea, untuk mempersiapkan
L em b o gct P en
eI
iti
o
n (in it
er s itct.s Pa
s
tm tl u n
Proceecling Prcscntasi FIasil Penelitian Hibah l'rogram Desentralisasi. Scntralisasi dan I Iibah Internal L,lnpas Tahun 20 l4
B. Konsepsi Indeks
tahun dan; [3]. daya beli yang diukur dari tingkat kemampuan konsumsi lnakan dau uon
Pembangunan
Manusia (II'N[)
Menurut UNDP bahwa pada hakikatnya
makan.
Niiai komposit IPM adalah dinilai
pembangunan mefl.rpakan untuk manusia, maka untuk mengukur keberhasilannya menggunakan pendekatan yang merefleksikan kebutuhan
manusia itu sendiri. Komponen IPM diukur berdasarkan : [1]. kesehatan yang diukur dari angka harapan hidup; [2] patdidikan yang diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah, dan angka melek huruf penduduk usia lebih dari 15
Pengetahua
Umur Panjang
DIMENSI
Angka Harapan Hidup
clengan
rentang 0 - 100. dimana reutaug nilai untr:k high cu/egon adalah augka cliatas 80, katcgori trpper-rneclittnt cleugau jarak rentang 66,0079,00, dikategorikan ke clalam lou,cr'-tneclitrttt (5 0.00-65,99) serta 0-219.99 dikategorikarr lor;cr cutcgor-v.
Kehidupan
Pengeluaran per kapita
Angka
INDIKATOR Riil va
Pada s{a t la hir
I I
........1.
v lndeks harar harapan
hi
lndeks pendapatan
lndeks Pendidikan
dup
\ ",iiii?i"'di.'".''
"""""""\"
\ lndeks Pembangunan Manusia (lPMl
Gambar 1. Indikator Indeks Pemhansrtnan
C. Pengembangan Wilayah
&
Pengembangan Perdesaan
Secara simpiistik, konsep
pengembangan
r.vilayah sendiri terbagi rnenjadi dua ekstrini yang salir-rg berseberangan, dominasi pertama
yaitu adanya penekanan ballwa
dalarr-r
r-nengembangkan suatu wilayah harus berawal
dari penentuan kebijakan yang berasal clari pusat atau 'kekuatan' dari luar seperti investasi, eksport dan migrasi (tlevelopmnt fi'orn obove'). Kebrjakan ini sudah banyak diterapkan oleh Pemerintahan dengan anggapan
bahrva pengembangan suatu wilayali tidak dapat dilakukan secara serentak melaitrkan harus melelui beberapa leoding sectors. Kemudian akan terjadi penjalaran kepaada sektor-sektor yang lain dan perekonorniau secara keseluruhan. Proses itu terjadi akibat
.from below).
Development
./rom
belov,
bertujuan untuk rnenciptakan wilayah otonotni rnelalui ir-rtegrasi berbagai sektor yang terdapat di dalarn r.vilayah tersebut. Friedmann dau Douglas menolak pendapat yang menyatakan bahwa wilayah terbelakang akatr rnendapatkan et-ek dari adanya leucling sectors tersebut. sebab yang terjadi aclaiah per-rghisapan sumber daya oleh wilayah yang lebih rnaju sehingga terjadi "kebocoran" (l eukeoges) yal,g berlebihan. Pada intinya pengembangan wilayah bertujuan untuk : (l ) mendayagunakan sumber daya alam secara optirnal melalui pengembangan ekonotni
lokal; (2) mengurangi kesenjangan antar wilayah, sebab dikhawatirkan apabila kesenjangan tersebut tidak secepatnya diatasi
rnaka gqp diantara w'ilayah tersebut akan semakin besar seperti yang terjadi antara Indonesia bagian barat dengan bagian timur; (3)
adanya kaitan ke depan (forworcl kinkages) dan kaitan ke belakang (bockword linkoges). Sedangkan konsep lainnya beranggapan bahu'a
pembangunan berkelanjutan, tidak rrengeksploitasi surnber daya secara
untuk mengembangkan rvilayah harus dimular dari 'dalanr' rvilayah itu sendiri (tlet,eloptrtcttt
rneningkatkan
L ent h trs ct P e n e I i t iu
n
berlebihan; (4) mempertahankan
laju
atau
pertutnbuhan ekonottti
t17
Li n iv er s i t a s P a s Lm tl tu't
Mffi"'
Proceecling Presentasi Hasil Penelitian llibah Pro-erarn Descntralisasi. Scntralisasi tlan FIibah lnternal Unpas'lahLrn 2014
regional. Namun, keseluruhan tujuan tersebut
tidak dapat dicapai bersama-sama
adanya
karena
keterbatasan-keterbatasan
yang
**
dimiliki. Oleh karena itu, tujuan pengembangan wilayah hanya difokuskan pada satu tujuan tanpa mengabaikan tujuan lainnya.
Tabel 1. lndikator Pemb angunan Provi Provinsi Jawa Bara Barat 2003-2006 No.
3
4 5
b 7 B
T
:
Target
R
-
Reuli.sasi
D.
Tahun 2004
R
T
72,37
lndeks Pendidikan lndeks Kesehatan lndeks Daya Beli Laju Pe(umbuhan Penduduk (%) Penduduk Miskin Pengangguran (%) Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
2
:
T
IPM
1
Strntbct'
Tahun 2003
lndikator
.ih
74,56
T
R
75 05 81,5
7a 1n 80 aI
4C
81,2
79
0:
82,0
;'!
es,57
69,2
69,6
uy.r5
69,8
=h
68,2
5&,$3
70,2
67,23 58,83
ss,lg
2.:5
Z,1L
74,2 2,14
$*,4:
2,24
72,3 2,16
19,61
?7,S1
19,13
18,64
28,2S
1:,**
7,39 4,62
6,54
1'f .s1
,14 6,12
29,*5
7,34 4,60
dan
mempertimbangkan
prosperity power parity/kemampuan membeli berbagai j enis komoditi.
Disisi lain pengertian kemiskinan
rrf
Tahun 2006
80,2
Kemiskinan serta Kerjasama Antar Daerah IPM dihitung berdasarkan aspek pendidikan meliputi rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf, aspek kesehatan yang dihitung berdasarkan rata-rata lama hidup dan aspek
daya beli dengan
-74 E')
R
68,6
BPS tlun ,1t'ult Kabilukun Lttrttutt,Jutru llttrtrt
Paradoksal Antara IPM
Tahun 2005 T
R
sangat
beragam, seperti ketakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki
4,5S
? A.{ dft N,l
1?,*S
65
/
5S
llt
3l
4,75
1a
i \4G
1il,$S e $,)
tuhtlt )0()7
keaclaan, kurangnya kesempatan berusaha, bahkan berbagai ketidakrnarnpuan dalarn aspek sosial dan rnoral. Berbagai ahli berpendapat bahr.va kerniskinan terkait dengan sikap. budaya iridup, dan lingkungan dalam suatu masyarakat atau yang mengatakan bahrva kerniskinan tnerupakan ketakberdayaar-r sekelornpok masyarakat terhadap sistem yang diterapkan oleh sr,ratu pemerintahan sehingga mereka
berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi (kerniskinan struktural). Garnbar 2.
Terlepas dari berbagai pengertian dan sudut pandang kemiskinan bahwa peningkatan IpM
merupakan indikator dari berkurangnya kemiskinan baik secara material, sosial dan moral. Hal ini dengan asumsi jika aspek pendidikan, kesehatan dan daya beli seseorang meningkat maka telah terjadi berbagai macam perluasan secara ekonomi, sosial dan moral. Berikut ini keterkaitan arltara kemiskinan hubungannya dengan Indeks Pembangunan
Manusia sebagaimana dapat dilihat
Cambar :1:T-:::j::1
148
? l. -'=-
IPM hadir sebagai alat ukur yang lnampn menggambarkan tingkat kesejahteraan secara menyeluruh karena dapat menggarnbarkan laktor ekonomi dan non-ekonomi. fetapi dalarn kenyataamya terjadi paradoksal dimana
perlbangnnan pada berbagai tingkatan nasional, provinsi, kabupatenikota mengalami paradoksai alttara peningkatan IPIV{ dan masih besarnya jurnlah kerniskinan dan kentiskinau pada tingkat perdesaan (desa tertinggal).
pada
tpM ainrrStrngre-X-pirar penee-mbar_san
X--riskrrrdn wirayah
L em
b cr gct
TahLtn
P en
eIiti
lees)
an
I
'I
I
LI n iy er s i t ct s P a s un dcnt
./i\, :PA':_ l'"" e.\
BUrylI
I r{)L'ctLttttg ['rcsentasi Hrsil Penelitian Hibah Progrrrr Dcscnrr'.riis:,si. :cntralisasi Hih:rlr Inlernll I rrpirs-lrhrrn ](tl I
dan
Legal Aspect
:f.:=9-+3-1]3$ em
Peimendagri No. ZS fanun
daerah
ZOO-s
b
Tentang Tata Caa Pffibinaan Darl Feegawasan Kena Sarna I
WI LAYAH/KAWASAN/DAERAH BERBATASAN
KABUPAT
r'
/KOTA
X,-',8,.Q$.1 i
WILAYAH/NWASAN/DAERAH
BERBATASAN
/:KOTA
,'::.: B
A
Meningkatkan
BATAS ADMlNISTRATIF
Fungsi Ruang dan Mendorong
IPM
rKsrja$amr:.,.A.nt?{,l).aerah' k}idang.pena1aan.,.rufi ng -:r,, i$;dA&1{tidfarr; ir.1arrtslff{w.{ft6i}t44ia Y*ia:::}tiu**..9-;l:nt,l:
Vvilayah) Terjadi Segresi ruang ant€r kabupaten/kata
Riset yang telah dilakukan peneliti lain
Riset yang di usulkan Penelitian Bersaing tahun 2073
Hibah
Gambar 2-3 Konsep penelitian
Berdasarkan data BPS
di Provinsi Jawa Barat
sebagai sebagai bagian menunjukan bahwa IPM di Provinsi Jarva Barat mengalami trend yang lneningkat pada tahun 2003 adalah 6J,8J, pada tahun 2004 adalah 68,36, pada tahun 2005
adalah 69,35 dan pada tahun 2006 adalah 70,30. Indeks yang trendnya rendah adalah pada kesehatan dan daya beli pda level 60 sedangkan paling tinggi adalah indeks pendidikan yaitu pada levei 70. Dilihat dari iaju pefiumbuhan penduduk mengalami kenaikan sanrpai pada tahun 2004 tetapi menurun kembali pada tahun 2005 dan 2006. Disisi lain iudikator pembangunan tersebut berbanding terbalik dengan IPM yaitu jumlah penduduk miskin terus meningkat, jumlah pengangguran
seharusnya sebagai slate of' de"'ire adalah jika IPM sebagai tolok ukur peinbangunan yang komprehensif akan berkorelasi positif terhadap indikator lainnya.
Artinlz2 jika trend IPM naik maka jlrmiah pencluduk rniskin berkurang, pengangguran berkurang, clan laju perlurnbuhan uaik. Paradoksal ini juga terjadi pada sejumlair kabupaten/kota lairrnya yang berada pada wilayah Jawa Barat. Berikut ini adalah gambaran mengenai kondisi
stote oJ the ort penelitiun yang
akan
dilaksanakan kondisi kenyataan dengan kondisi yang diinginkan sena pentrngnya penelitiail ini dalam mengungkap suatu f'enomena.
terus berkurang dan laju pertumbuhan ekonorni
terus menrngkat (1i1iat Tabel 1.). Kondisi
L emb ogct P e ne
I
itian
(Jniy ersitcts Postm d an
t19
Proceecling Prcseutasi Ilasil Pcnelitian Hibah Propr-am I)esentralrsasi" Sentralisasi dan tlibah Intcrnal Unpas Tahun 2014
3.
**
METODE PENELITIAN 2. Unit Aualisis penelitian
Metodologi penelitian yang diusulkan untuk menj awab permasalahan yan g telah cliruuru skan
No
dalam bagian perumusau masalah meliputi hal-
hal sebagai berikut
3.1
:
I
Strategi Penelitian
Strategi penelitian diperlukan sebagai peclornan
operasional dalam melaksanakan penelitian. Yin 119941 rnengidentifikasi 5 llimal rr.retocle peneiitian, yaitu : [1]. Survai, [2]. Eksperirnen, l3l. Historicol Reseurch, [4]. Studi Kasus, dan [5]. Analisis Infonnasi Dokutnenter. N{etode yang akan digunakan dalarl penelitian ini adalah gabultgalt antara rnetoda survai clan
II
stLrcii
kasLrs. Alasan yang rnenggunakan strltcgi
penelitian
analisis dipilih berdasarkan perbedaan geografis dan georeferensi karakteristik perbatasan, dengan dernikian rnemerlukan penelaahan berdasarkan eksisting
di
III
lapangan
memahar.ni secara utuh tipologi perbatasan sehrngga dapat dirancang iialam bentuk pemodelan baik spasial rnaupun non spasial dalarn Kerjasama Antar Daerah (KAD). 3.2 Data Penelitian
ry
Data yang diperlukan dalarn penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan dari sumber pertama, sedangkan data sekunder adalah data yang telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen ter1u1is. Data prirner dilakukan pengurnpulan data dengan cara observasi, \vawallcara, serta angket. Sedangkan
data sekunder dikumpulkan bempa t1l. Dokumen tertulis L2l. laporan clan hasil
penelitiarr. Data sekunder diperoleh dari Badan
Pusat Statistik (BPS), Bappeda, Kantor Kecamatan, Kantor Desa, Intemet. literatur, dan hasil penelitian-penelitian yang pemah dilakukan sebelumnya. 3.3 Unit Analisis Penelitian Unit analisis dalam penelitian ini diarahkan pada kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat Bagian Selatan yang daerah perbatasannya kurang berkemban g. Berdasarkan karakteristik geografinya dipilih kabupaten/kota yang memiliki karakteristik daratan dan pesisir. Untuk unit analisis kabupaten daratan terdiri dari kecamatan yang terdapat di kabupaten sebagain-iana dapat dililiat pada Tabel 2.
t50
Kab. Cirebon (Perbatasan Cirebon-Jateng Tabel) Kec. Pasaleman Kec. Ciledug Kec. Losari Kec. Pabedilan Kab. Kuningan @erbatasan Kuninqan-Jateng) Kec. Subang I(ec. Cilebak
ini, tidak semua kabupaten/kota
masuk dalam unit anelisis penelitiur ini. Unit
untuk
Wilayah
I(ec. Cirvaru Kec. Karagkancana Kota Banjar (Perbatasan BanjarJateng) Kec. Purwaharfa Kec. Pataruman Kec. Langensari Kab. Ciamis @erbatasan CiamisJateng) Kec. Kalipucang Kec. Lakbok Kec. Cisaga Kec. Tambaksari Kec. Purwadadi Kec. Mangunjaya
3.4 Teknik Pengumpulan Data Penguinpulan data prirner dan sekunder akan dilakukan dengan menggunakan
beberapa
metode antara lain : 1. Observasi langsung ke lapangan
ini bertujuan untuk nrengarnati penelitian, obyek sehingga diperoleh Metode
gambaran secara menyeluruh tentang obyek yang akan diteliti terutama data-data spasial
dan non spasial kondisi vang ada untuk dapat di deskripsikan berdasarkan variabel fisik geografls, konektifitas, dan interaksi
2.
antar daerah yang berbatasan. War,vancara
Metode ini merupakan suatu teknik pengurnpulan data berupa komunikasi verbal dengan pihak-pihak yang terkait (stu/;e ltoliet's) di daerah yang berbatasan
L e nt
b u.g
t
rP
e
r t
e Iiti
a
n
{J n iy er s it tt s P a s un
cl cot
- -l-!
1:.Al\ f,_lffil I
Proceec{ing Prcsentrsi I hsil Penelitian Hibah Progran Desenrraiisasi. Scnrralisasi dan
Ilibirh Intcrnrl Unprs lrlrLrn 201-l
sebagaimana pada
unit aualisis. Adapun
responden wawancara adalah;
[1].
l,H; t5l Kepala I)inas I(B dan Pernberdayaan Masyaakat; t6l. Kepala
2. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka rnerupakan koirstruksi teori 1,ang yang digunakan untuk memahami
Bidang Pengembangan Desa; [7] Carnat. t8l. Kepala Desa, dan t9] Masyarakat. Piliak-pihak yang clirvarvancarai dipilih
pusltosi/.
berdasarkan
3.
f'enornena dan gejala-gejala f-enomena penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitiau. rnenentukan alat analisis dan
karena
pemaharnannya yang yang baik dan keterlibatan langsung dengan fbnomena yang akan dikaji dalam penelitian ini. Kr.risioner atau Angket Penelitian
pemodelan yang akan dibangun. Tinjauan pustaka dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) bagiair yaitu domain konstruksi teori
dan domain pernilihan alat
Kuesioner atalr angket yang akan cligunakan berupa ilatiar pcrtanl.aan clan
pada tingkat kecarnatan berdasarkan kaidah jumlah sarnpel yang volid secara statistika.
3.5
Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja penelitian
fre seurch
frumework) yang digunakan dalam penelitiarr ini terdiri dari : 1. Penelitian yang sudah dilaksanakan
Penelitian yang sudah dilaksanakan di gunakan sebagai data pendukung dalam penelitian ini untuk rnengetahui garnbaran urnufll mengenai unit analisis dan substansi penelitian. Adapun penelitian yang sudah diiaksanakan adaiah : . Model Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
[,aut Berbasis Srsten
lnfomrasi
Geogratis di Kabupaten Ciamis
Anaiisis Kondisi Infrastmktur
Tertinggal clalam Penanggulangan Kerniskinan
Desa
Perspektif Wilayah
:
Studi Kabuprteu Ciaruis Strategi Pengembangan Desa Tertinggal
Wilayah Darat dan Pesisir
Perspektif Peningkatan Pembangunan Manusia Kabupaten Ciamis
dalarn Indeks
: Wilayah
studi
Peningkatan Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Melalui Jenis Penggunaan L e ntbct gcr P en
e
Ii t
i n u
Lin iy ers
i t cr
s Po s und an
analisis.
Tiniauan pustaka yang tnerlrpakan donrain 'l'eoli konstruksi teori aclalah :
peruyataan bersilat terbuka. Pihak ,vang
diberikau kuesioner adalah masyarakat daerah perbatasan antar kabupaten-kota yang dipilih secara propctr.sictnul to si-e
Kota
Bandung
Bappeda; l2). Kepala l(mpras
Bina Marga. Cipta Karya; [3]. Kepala industn dan Perdagailgan; [4]. Kepala Distamben
Di
Lahan dan Pajak Daerah
Kepala
Pengembangan Wilayah;
Pernbangunan Mairusia;
3.
[1]
[2]. Teori hdeks
t3]
Teori
kerjasarna antar daerah. Survei data sekunder dan data primer. Data
sekuncler berupa inventarisasi data dari ilstansi berupa dokurnen-dokumen yang
telair tercatat di instansi
berdasarkan
variabel penelitian. Data primer adalah data
yang di laksanakan melalui observasi, wawancara dan pemberian angket pada responden.
4. Analisis Tipologi/Karakteristik Fisik grafis. Analisi s fisik geo grafl s dirnaksud adalah menelaah daya dukung dan daya tarnpung lahan di perbatasan sefta keseuailn lahan bagr kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat di perbatasan. Model yang dibangun dalarn penelitian yang diusulkan adalali dengan menggunakan SIG (sistem itfbnnasi geografis) yaitu rnodel yang mentransformasikan berbagai data spasial clan non spasial rnenjadi basis data yang mernenuhia fungsi pemodelan seperli Geo
penelusuran
data, analisis,
berbagai
penampalan data spasial dan non spasial, sefta simulasi. Sistem informasi geografis yang dibangun dalam model yang dibangun menggunakan soJiware Arc Vietv versi 3.9.
5. Analisis Tipologi/Karakteristik Konektifitas Antar Perbatasan. Analisis tipologi konektifitas dilakukan analisis berdasarkan 151
Proceecling
r+
Prcsentasi FIasil Penelitian llibah prograrn Desentr-alisasi. Senrralisasi dan Iibah Internal LJnpas Tahun 20 I 4
I
jaringan infiastruktur meliputi : janngan jalan, listrik, telepon, air bersih, serta
perbandingan diperlukan',juclgeruent' ataLr
pendapat yang berlandaskan pada "keyperson". Dalam tahap ini tim peneliti
sarana-sarana lain seperti sarana pendidikan, kesehatan, sosial dan sarana ibadah. Data tersebut kemudian di kodifikasi untuk di
analisis menggunakan analisis
rnelaksanakan pembagian kuisioner AHp kepada masyarakat dan Baleka (badan.
lerlbaga, kantor) di
incleks
sentralitas.
6. Alahsis Tipologi/I(arakteristik
Artar
Interaksi
Perbatasan.Aralisis ini adalah menggunakan analisis rantai nilai produksi dan konsumsi pada kegiatan ekonomi untuk barang sedangkan untuk pergerakan orang dan barang di gunakan analisis uatriks asal_
tujuau (MAT). Analisis ili
9. Aahan Spasial dan Konsep Pernodelan Kerjasama
10.
claerah
rttlt ntotlel
sebagai ta,\t
).ang tlibuat, uji rnodel juga cligunakan sebagai validasi model yalrg dilakukan selanjr-rtnya taliap
antar kabupaten/kota. Hasil rnasing-masitig analisis akan dr sintesis ke dalam pemetaail
bersarna-sar.na dengan pakar penataall ruaug,
pakar kerjasama antar daerah dan pakar
tipologi/karakteristik interaksi antar daerah dan peluang bagi peningkatan kegratan
pemodelan SIG. 1
hitung berdasarkan sintesis dan pernilahan berdasarkan data IpM kecamatan yang di dapat dari BPS di daerah. penentuan tipologi ini akan dilihat berdasarkan variansi data IPM pada tiap daerah berdasarkan variabel pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat. selain itu juga tim peneliti memberikan kuesioner adalah masyarakat daerah perbatasan antar kabupaten-kota yang dipilih secara pt.opor.siorrttl to size pada tingkat kecarnatan berdasarkan kaiclali jumlah sampel yangwlitl secara statistika.
Antar
berbasis spatial dalan-r meningkatkan IpM cli Daerah perbatasan. Uji model di lakukan
perbatasan
7. Analisis Tipologi IpM. Analisis IpM di
Kerjasama
Antar Daerah
dihiturg berdasarkan barang dan orang ke luar riaupun ke dalam daerah perbatasan
ekonomi.
lingkr_mgan
pemerintahan (lihat pada 3 Kota yaitu Kota Ranjar, Kota Tasikmalaya dna Kota Cirebon.
l.Sirnpulan & Rekomendasi Pada tahap
ini dilakukan simpulan dari hasil
keseluruhan penelitian dan
juga rekomendasi baik praktis maupun teoritis untuk penelitian lanjutan.
Untuk lebih jelasnya kerangka kerja penelitian lreseorch .frameworkl yang cligunakan sebagai kerangka berpikir dalam penelitian ini divisualisasikan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.
-\
Sf mo*", \udilai
8. Analisis Penyempumaan Tipologi/
ir.ed&jtr*i.l dii;ih;;s'
" "*ffi_.I
Karakteristik Desa Tertinggal
|,,
.-
Penyempumaan tipologi/karakteristik desa terlinggal di perlukan untuk voliclosi analisis
pada
taliap
/
_/
ffifl?il:f* &i,;"",'*
,,
[, iiS':r-"u./
perancangan
tipologi/karakteristik pemekaran daerah dan menampung sejumlah isu-isu strategis yang belum atau tidak terungkap dalarn tahap pengumpulan data primer. Oleh sebab itu rnaka di gunakan analisis AHp (Analitycot Hierorchy Process) untuk teknik
152
ll
Tahrn K9 1
Gambar 4 Research Framework
L
e nr
b u g ct P e
rt
eI
it
i
o
n
Li n it' er s i t cr s p o s rm cl tul
.1*-1\
I''l', lFt#I _ _l
Prt,t.t.'rlitt.q
thsiI Pcnelitian Hihali proqranr L)csentrulisasi. Scntralisasi dan Hihirlr Inrernirl ( ,npls llhrrn l0l4
Prcs,:ntusi
Kategorisasi Fisik Geografis Kategorisasi fisik geografis dalam penelitian ini di dasarkan kepada pembagian karakter alttara
yang akan dibedakan adalah berdasarkan identifikasi pola ruang, identifikasi pola dan kesempatan dalam kerjasama.
keadaan pembeda yang mencolok antar kecatnatan-kecalnatan yang berbatasan baik
Kategorisasi Kecamatan yang
A.
antar I(abr"rpaten Kota traupltn kccatlatan ,vang
Berbatasan Dengan Kabupaten Lain di Jawa Barat
bematasan alltar provinsi Jarva Barat dan Provinsi .Iar,va Tengah. Kategorisasi yang paling n-rembedakan antara lain aclalal-r ali
Identiflkasi perbatasan kecarnatan
tunjukkan dengan kondisi
georgalis pegunungan dan kondisr geogralis pcsisir.
di Provinsi jawa Barat rneliputi firngsi clari ruang antar kecamatan, program dan kegiatan yane akan dilaksanakan berdasarkan rencana struktr-rr dan pola ruang pada rrasing-masiug R"fRW
1. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2 Kategorisasi Berdasarkan
.vang
berbatasan dengan kecarnatan antar kabupaten
Jenis
Perbatasan
Identifikasi berdasarkan kategorisasi jenis perbatasan dalam penelitian ini di bedakan menjadi perbatasan antar kabupaten di Jawa Barat dan perbatasan antar kabupaten antar provinsi. Kategori jenis perbatasan ini substansi
I
lTl:ilalrtJlErEsnr I Il.t-Ci.,Il'-
S&Ar9
Kq. Saiam
$+.&q.ilr-!raq
Peluaug kerjasama dapat clilakukan clalam berbagai bidang. antara lain : Kategori Frsik Geografis
rbs t il6* psLsbel l+b;
lalqs d1 prs.i*si.1M B&* tsdiridiri txaLt*isik de;ah prrtat dr belbn !ta.i
CEn
se1#r, led*gl** bagm tengah bsupa
dry$ iEtiran Jm 3*oui51, 1..gyq d#ro r*dah Jsgm tetinggm ilbra $! m dt rb6 psrul,-s lart tedapat dlb4k ubtrr !?tr K€BGbn Lcsi, Cilxlug. d* 9abedian {aiupa&n Creba, sedmglun X*aratan 9=rkm .iiXabuo# a;sh bsadi pea te?3e d' tu r: n bsup:
s
dpl. Tap.ografi
X+.3r1-Ert!.b.Eu
Ns.$,]ryry t{t. K.
Jra!ru
I{x. iimpuaikul c Ci;a+
lraxan pstetldil
ierffiu! KahuEi&fl Xunisla lBug.l3n 'Bg drlFil dslao kethggi* aobri 1&?- m dFl, S€ffitffa !bt, {tretretaft F"taruEi din Prr€hrr} di [..ta Biliar p]dts urum.,r? bsadr paJa i*kg3ix
1CB m Cpl.
h tri h dj ar d i KEarEiafi, P*bedihn. {ihdug, da Pmalerrm rab .a'b rehstr 12 hs) h$ts doga surah hula* r*b-ra{a 2.51s lm .)un{afi hari hu;* dr
Xibupds ldunings ffi. urofi 155 hsr dsq.n oreh 'H€Eps h!1il rBrapai 2995 m pe
Sun,Adipun
r#r.b
!ljm.dililta Aajw
setahrn
mrapei
.urah
dafum 4!0O m prda
bfiur 319 d* 1ur*rh hxi hulm :;: h{i, alrtsh hr}ffi t:rtia.lgi tslrdi p&Jts Subfi ]inuari J*
C*mie.
sadxgkan
KaAupatEn
{sre
bitsn $fg m dpi, 5edangkn
KabupaiEfl
Cbmb bsada
taiuxm pa5rbsx laon:.i !a? kdapit J;
Ks. irlqqwi+rs
E:r. !!+!!!+qE
6g. rsr{4qt4
I'araltgistih fsi. b*d*artar
1. Pola Pemanfaatan Ruang a. Pengendalian fisik kawaan dalam
b.
c.
menjaga lahan pertauian tanarnan pargan Pengendalian perkembangan di kawasan rawan bencana
Pengembangall ka'uvasan dengan konsep hijau yang hernat etlergy, air, lahan clan run off.
L em b ugct P e n el it
i
Lwinry,
ctn (Jn it, et.s i ttt s p u s urul tut
hElEng.
furci hpil.
br*iigurung 4j
E:&rnggung, Juau4 b&r l* re*,tan hngg: ha Kalipucmg b$spi hi6r lanFi^q, f,sdiri
gel}J;tr.ut nErps*yuhi
kmdb' j6E tanih di rr'ilyafi 5trdi, KEbuFrtpfi Nluninge
Emilr hra\ yane 5uEUr ring bsxalJarrsj+m zrlt*s. sffihri rtu. trqlat ieubum
Bah
r#s L*ha:tr
Ct
p*bi !h*a ieb,ir l*dai dSanJmq|:.il dsssr l.a*Jrlest( parta sr4atar, [skinqe lersg iiluliyah ltuCipada umtrn!.a bsl,irx Bnlrri G 21o i6 &S!.. ll i%n JeftiGn plda L+roan hnnya ymg h*up, psbukba
iwrci
[K$Et3r LinEEnrtsrr]zns tanahnya berupa 1as podseJit
trEmilikj
k$nlgia
mdaan gunung aprtla duutn
gunuo! api mJs,
bfl-h di urb Easjr tsEokng baitdm-qa tekstrr boah s*biEEtr ber hal!! dsqesJen6 tarah aluri:]. seJ:oElian dr
l.Krr€bn L$?Fs&,bsada pEdi [#!qia lrril,l ddi:5 nr dpl. Eetu puli hm,a Jagan [*.Jcifcrqr3fi d, (xzrol:, L]lbii
.jm PBdaising
[sdir,qid.gi di il{ryid] KEsBbi {baga F,ibup!*en
{irnr tglstuk d*}r sbut$rr gBologi yang idishEi drh
ffi,.4a1sI m prd: ubun lfi d3n lon*ah hsi h!l* t?7
hri. f urail hrprtrtingqi terl:dr Pula ]}nlari,Jan Ds€ris.
padB
Lunin!.
sery'bG diSn y*5 rEbtr K{?rsEn LEsi d, K.Supatg
{iet{o frmltil -lsu Tanah aluvd seda+gkan d Peisr SeEtan
terjiri.dsri jen6 bnBh
lBtrad
d. Pengembangan pengelolaan, peningkatan
fungsi dan mempertahankan
kawasan lindung dikawasan
Kabupaten Ciamis,
luasan
hutan Kabupaten
Kuningan. Pengendalian pemanfaatan ruang pada
sempadan
pantai yang
berpotensi
merusak fungsi sempadan pantai
di
di 153
Prctceetling Prcsentasi Hasil Irenelitian Hibah prograrn Desentralisasi. Sentralisasi dan Hibah Intcrnal LJnpas Tahun 2014
f
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Ciamis. mempertahankan luas lahan
lingkungan
. Upaya
pertanian pangan berkelanjutan
e. Pengernbangan kegiatan pariwisata di
f.
pertanian pertauian untuk kegratan hortikultura glura rneningkatkau daya saing pertanian liorlikultura yang cliiakukan di Kabupatcn Cirebon,
perkebunan
h. Pengembangatl kawasan
rninapolitan berbasis masyarakat yang dilakukan cli
pusat-pusat
pefiumbuhan di ka'uvasan perbatasan tennasuk penguatan dan keterkaitan
Kabupaten Cirebon.
i.
kaw,asan-kawasan strategis di
Peningkatar-r kegiatan industri yang
bemilai tambah tinggi
katvasan perbatasan antar Kecarnatan di Kabupatcn Cirebon, Kabupalen Kuningan, Kota Banjar dan Kabupaten
b.
sentra
menggunakan teknolo gi lingkungan sentra perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Ciarnis/Pangandaran.
Sosiai Ekonomi
antar
Pengernbangan
berbasts bisnis yang didukurrg prasaraitan dan saralra dengau
e. Pengernbangan
Krbupaten Kultingarr.
a. Penguatan fungsi-fungsi
kawasau perbatasan
:
pengembangan kawasan peruntukkan
2.
**
dengan
teklologi trnggi dan ramah lingkungan yanr dilakukan di Kabupalcii
peuggt-utaan
Ciamis, Pangandaran. Peningkatan lungsi industri pengolahan dan iudustri jasa hasil pertanian tanaman
Cirebon, Kabupaten Ciarnis.
j
Pengedalian perkembangan
peruntukan pennukirnan penyangga serta
pangan
di
kawasan
didaerah
sepanjang jaringan
jalan arteri prirner dan kolektor primer
c.
peningkatan fungsi industrt pengolahan dan industri jasa hasil perikallan yang ramah lingkungan d. Pengembangan pusat kegiatan industri kreatif yang berdaya saing dan ramah
yang mengindikasikan terjadinya gejala perkotaan yang menjalar yang dilakukan
di Kabupaterr Ciarnis.
Tabetr 4.12 Kec,ar:ratan \.nng berbatasa.n an131 !{a}r1pa6e,p Kecarnatan
gertatss*n
an@
Ka,bilpaten Ci,rehen
1
Kabupaten Xil:nifig.aB
lieaantal3n F3leE:fl an dlperilntlrkansen€gai
l.
l{ei(€mi1r.n :liltnglin Cip+runtu+:an,=fegar F.=.n3:-:n p;runtr..!n hut_=n !.; Ju" tr. K3\Uar3n Farll,]t,Jk3n t3n3flt3n !:.:n.q={, Ferii}h,Jntsn .3ival, LeitBx Fert3nian psn!an
te3;prfi air, jrfftre.j3fl sunlei. lialtu ia3n psril,1t0k3G n,Jt; n pra{ uhf| L*.{:s?n L=rljas.rn
.r€r'J n tlr
k
i n F€t
la
n
B
n.
k g i+
a!_:n ii+
r
jJ,fl
tu
li 5
n
D;rL:.3ntutj.t h3.ra-n
F**rrli"tliifian
;!-r
r1 it
liinr
K*buipateil Kuniegan
I.
B
g 3
n h xtan iind
ka1.rj:a3an p+rilntui,ian pP.lf€bunrfl , hAr.!'=,faa pe I untul.3n p*rikafl an, ka,#3Ea n !:>_i untitlr.x n in,J*-stri. k3'i.Ja,safl F-6i'$nlilliati ffi rmrrkifl ;n
S'uru,}e.r
3.
.-
.IJz-rsil
,*i:rrjisis
-:
154
F:a!u
f,
:;3n
!p_ I
,
LJ
ntLilj3n tr,
i\g:. Fui*lh3r 3 Jrie'unl.i"rr lr-3.r,,3s€n!.f tmit.lrlmsn,,..Ea3-',f n...*tr.3!afi g3x d :n 1a,is, kar.,f .ESa n p+rt,-ilia fl , i€rl.€.bun gn,
-i??l
hiltan Ftr,nduii;i
llen]'*f aiilr,3n Ei;t:n} j;rie.3sn dBn F!]i3 G*n3 Lah3i lln lv'{si19lik3 h,=tar i:4b:ial rFfi]3ii traa.
Pengembangan Jalan Lintas antar Kabupaten di Perbatasan. Pengembangan jaringan Jalan Lintas
1,,1*n!€r E:iik3fl
gietem
iarin!:n
Ca
Psits.3un= Lihetr $?n iJa-mbukJ Hslsri:e1ls,.t3n _rerflL-le A.rea.
-lfi{
meliputi:
-
n!,
Kota BailFr
Infrastruktur a. Perwujudan sistem jaringan trasportasi,
-
u
h $tan Fa,:il lJL;l. lia rlr x :i: n ll4:i Ljntrl3n p4rt3n i? n, i.,:3ir3 35 fi pef u nlull3d il; r ii*b, fl : fi3 it asin i€ I un1! ka n ler ikr n an. l::.,ri 3s:n p*rilntu lia n i;et ri uliirtt a!1
Kabupaten Ci.amis hilt3,n lind ufi :9, Ks'rtr:ijggn ppJruntu lii n h utan Fr."diliiii, F'3ilesa n F+t urllrN,3 n perlan ia n,
Ei3len't larie!3n d3.n
F.;ia G$na Lshan ,Jsn l'!e,mfruii3 Kete ri3{las13n
J9fiflie tslt;.
n
K{ Tf ir'lt it3:ri Ji:t:iu4tn"::4 :;c=lf cail an
perinuhin:n
H*t. CF::,it tiF€runtu{an.:F_:[a.Iei ca,l=ng?n
ltLntui3n
Menl*r.E=iharl
Xahupilten Ciantis
hiecrmstt n. -i if3i.! k CtF*r LjnrLJ tia n .iihaq a i lis'.tu 3ian F+f ljntu k,3n h#tan p r{d u l.is! li_:w 3 i:n !+runtuken t:nBrn3n psrgsn, Lfh=n Fet13nitn Fsr! s n E+i lE h n jut3 n 1.i.3.,r, i-.r} F+f .Ll ntlrki n =
:i.
F-
Arani.n Kes*rasisl Fola PeffiaEtratJ.B Rusfiq
Tengah Pulau Jawa ; Ancol
- Ciamis - Pensembangan jaringan jalan strategis nasional yang menshubungkan Cirebon - Kuningan - Ciarlis - Banjar - Wangon.
L ent
bu
-g
tt
P
ette Iiti
a
n
U nit, er s i t as P o s
u
n d cut
-r)\
il)l f 7& I ./
Protee,ling [)rescntasi Hcsit Penelitian Flibah Plogram Desentralisasi. Sentralisasi dan
llibah lnternal tJnpas Tahun 2014
-
Peningkatan jalan poros timur di jalur
wiiayah perbatasan Jabar-Jateng merupakan kawasan strategis provinsi yang rnemiliki
Pangandaran- Cianiis-Cikijinsb.
kepentingan ekonomi.
Cirebon. Sistem .Iaringan Sumber daya Air. l artu Peningkatan fungsi, pengembangan dan
kawasan-kawasan yang perlumbuhan
perneliliaraau sallrrau irigasi teknis : DI Lakbok Utara yang melayani ka.,r,asan peruntukkan pertanian di Kabupaten Ciamrs dan Kota Banjar. DI Lakbok Seiatan/Manganti dan DI Rawa
perlu rnenetapkan kembali peran, kedudukan, dan fiurgsinya mela lui p ernilihan kaw,a san-ka\r,as an strategis ekonomi di perbatasan Jabar-Jateng yang terinteglasi antar karvasan dalarn ivilayah pereltcanaan rnaupun integrasi delgan wilayaliwilayah disekitarnya.
Onom/Panulisan yang melayani kawasan di Kabupaten Ciarnis.
program
Pemaduserasian
yang Ja*.a
pengembangan
kar,vasan c1i perbatasan Jabar-Jateng membuka
potensi peluaug kerl'asama antar lvilayair di kawasan perbatasan. baik kerjasatna antar kabupatcn clalant proviusi, maupult kerjasarna
Barat Pola ruang adalah drstribusi peruntukan ruaug dalarn suatu wilayah yar-rg nieliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
antar provinsi. Kerjasama kawasan perbatasan mencakup berbagai bidang terlltama
di
ruang untuk fungsi budidaya. Arralisis ini diarahkan untuk melihat keserasian pola ruang di kawasan perbatasan dari segi peruntukan kawasan baik kau,asan lindung tnaupun kawasan budidaya. untuk lebih jelasnya clapat
dalam pengernbangan ekouollli lvilayah yans mendukr"urg lungsi strategis provinsi di kawasan perbatasan meliputi kerjasan-ia bidang penataan ruailg dalarn upaya konsen,asi karvasan lindung, serta penguatan peran clan f ungsi pusat-pusat pertumbuhan lvilayah
dilihat pada Tabel 4-16.
Sesuai dengan kebijakan
mendukung
dan perkembangan ekonorni
wilayali dalam lingkLrp regional ini
pemntukkan pertanian
B. Kategorisasi Kecamatan Berbatasan Antar Provinsi
Pengembangan
pembangunan
Provinsi Jawa Barat 1zang rnetletapkan bahwa
Tabel5. Kecamatan Berbatasan Antar provinsi Xola:&.*r}ii
Itabrsn;m Ciwlir
:: r.a,3" r 3 :,lf.,.,, "; +: \3 . .,Ji"if -4$.:i\-S. ia.,*ar$ i{n""+;f ;*1nRf .3S3 yndia" HY ,y i:1tL'*. '.'i. j':,:.,j
l(Ib{pit}tr
ris: i iqi i:*-,:ri-i. et3;.s it;.a:;lr i,?. ":.'; {i\)r}" :*,."'. ?. -'$ :":.:.d;,:;,rs {..'.. | 1- .;- y :. I :rfs l. :a" -..!." :f. t. .- r-
i'.4: ltt{*er$e :nqi{r;rlitFr iaa+;S ii 3.i3t$t ;**lt rs, t*ir6rin :oir. *a-:.;*. t1. i1*tj ..+\f .,&. -..r- .--.:_..i ' n,s]- :Y}E jt
.
1:i.r: l,
/.frr it$a :a,tri$?
f,i,,."rl' :+.c,*r . i,;}ll- :+-,1.,:-
isl:rr.i! {I+!3S1 ;*,iJ-:r.tl
li:s,.i :&1
'1); - i*':3. ra, : ::".:;\y ;*a;r : *:f;r 1..*. :j*jn! {..}s}i.}i :i.rrt,.:.}, rilA< :r:dnji:i !:}}}t},n
:e",':,i 1' :+{ J- }"' Jrf ; }, :e:, - } F. :+- - -.*: :
i.fdtii*i, i*re,irrli i?.tSnii,r;:.$s:( :,*r*ri!i*r
t*?r,'*i jY*S
l{a{
i;:r,}&:,S}: ;,i.Sr;iier& *lt*$.} rS$.*!N
:t'..',, a. :*-.? t- (:y*69F t*.,-..i3- :ra::..- rr 3yi45 3. ;t- ,. J.?- :{r.$" }.' 3{d. J. :f ,1.{J:1$,9I. {gs$S&r :*rrrbr.Si i*tr.i:,:,*r :
/*: \rt";.. t.: : :*."".-,.1.:*q:
; :t,:;1, "" ". ff ' "' l''.' ):,. 3 {8Yt: y :rr-:r'*" i*{ttrr*r. i.yr3$e. }*sr*Lrs. r}{r1!** 3|'r*r!,{* :e.. ?n ). :*1::..y { ir(aa," ie,.".-r*., :.;: i$*.*ls i*drr,}#fi i**!x i$3.i
-t'
L em
!'g,,rlrr,;,
b crgcr
P e n e I i t i a n [Jn it' er s i t ct.s P o s
ii*:
ln.f *rr.ri.*rf *.::+.l!lsle s+i.{&
ll:iil. {}Yr:iir :{*Ie: 91 :i.r!X|{ff l":S i{rlilig ;e$ij}i.*., t.lt. rxnJ.fl i.*r+$at - *!i-,ist
tt9.Nri$*a
}rr**Y i**r.::;tar i*.i *,"13{ ;*'rl:ri.}a :tn!.*{6r, i :t€*al
.
iti,ti,{*i :i :Jr::. t3\,r}l}n i$.!r:!,{.}I ;,:{1;i **a
1,**iit. nilil:i
llxier
flu*c*
r.:: /1 l.'3.; ):{."'..3?:::J;} j}-};;};;1; '' :.' /.: ;, :.: t'. :+-,"'.{}" ..'y t"i":.. r tr,.:," : ;. :*-.'',, Y f.{ :' t-ndl&' :i",l'J\ }- :r^ {..- 3. -.?.- .\)r .:+,S;1. ;4-,':,'ts' Jfr}fy "?r,S;':,5:" . 3Y, I$' ;1'.''. / )' :*-:,i -?.
ri*: ii: rrr :r :rltr:".-s5.1 i t:.jisr,r3;r:s i{ x:t;:lri** {a1*$}' ;e:a4.t'{Sl,j.$r.,Ati ; i;jly t?i*r 3, :{*:1-:r ".'2" :-::.,.i
,l{i&nfi lltql{sr&jl futn F*rl*${}Ser
CaJs{es
u
n
cl o
n
!.1*:
i"i*iir*ii :.:fr"il.,;.r i$q:51
i *tin5+f ..4;ct; t 9,6il{ i*:$!il li :t-! ri ;t31 lri?.! if !.t t :*.;. ; ; ;,r,n .jiF :1i: IH. 13i3;*t ",1:+::i.&. i !r;,;$ r :*r;.:i;ll.: .:**. &!! 3i &l :+*x a$. \ire€?t :{rr)/i :: .:.:*r.}11. {}."*}*n i*$ri!lin i#$"{i:.!i}l ii*,: .:*:jlir*.i{,:i.*ri;i}t li}*Fr i.r.rj.:;r,s 4;131 :*rF{- {*{*is ;e{* :'. {*r*\*:gr.}rF
:i:rn:,{
:s\*:rj,{xn. i:5{ $84 i&-jr!Jil*s
t+Itl::.
!-edr.ng$ ;,i- 1?1:]dI4
;"ar?rt nt&!
i,:t:
trgrr.r};i# t@$: "}r?.+i tSr.*i*i
']3it.xi.i.$i i4tr!:iir$ i;l*S
i€ll*#,#,
*
39.1
153t ;48;191 P5
,',*i{iir:..}a, i.}fi*}ti ::*.;1bl:ir i*:':ti:a. t gtr3$lf 3*rj.l..,la
&.i* r:i415,*r .q
yn
-.-:1. -r. .
:*r-r$i_r11$r
ri*f ijit t
&'i*$
F;r $=sil $ ierr4.ixtr i!*, i.4$r..5i.a*
*i !*{ s
lsrry
Crsi.:r. !ir,!r*3:e. n:$r{.}.tr
t}r
?n(*r3r r:#r&llt ig.i.i;x$4
ni"
"a,r;';lq.
-ltflr n'i,r
:+..jti
rlrln,,3s $.8 I Sii**il
sn
itrrrliiii
t55
.-iil\
r$r&i
Proceeding Presentasi Hasil Penclitian FIibah Program Desentralisasi. Sentralisasi dan Hibah lnternal Unpas 1'ahun 2014
*,;
..$itimrru.B* lfub*rat*n {in&wr
l{*b*pltnn ltrrningrn *ir..lr..rr +ri
f,
i
*r,
r
iia'rJrillli
*et:.ir ii; *53ir,::*:;iilr;$ :*:!tsi {3}$} *",' : -. )" ".t\. :-. 1" s ; ha{ i. : 3"..:,.J, I}-}-.d '-t';X -r'*?:' t ,": t' ,Y l:'tt' :Y ' :iry
ii.*i
:*:::;r ;liei4 J,;a.Jria,y: in:,i,ia i::r.*.r :"' ': ..:.*:Y".3"i" i,,1Ytr -'.-"-.r,
."
l*4t.i+? r$+l*3:,iresill*(g,;*r],siT*.
I * f,.lt:^r!ti
r*rsI'l*r**ls!*.r ;::*$$x
1
t*ti:-tr:t;3
{*t&{*i}Be i}{* }i.;t*ii{i ,tt,rr ii. i.&6'!€&,1i.t$4ldit r irilsr3l- 11,sn$ itil4l.it'lr $i-Jttrf i
lig 113!1 ;p",1ia31 551.q* f l;iii:r.ts*t:::. it l*x;r l:r;: [1r;1y !s,s.;11rlri,ii* i jy
t
*::*:"ri ;r.. I le./,'.]. :'-.:,.,"' "'r I a i.k . },
;:t1!}$*r
$rI!3r.
f
e.Jal,jrr3.
i,:
i1
:,:;ri$, i*{,t3i. l i{i5fi r ;.f}r,lr;r. ir.31r}}*. l:nd{Jli.t :tr3i,*f lllvrrll i r,,;ifi igt 1.,3r 91 1.5;.g51
i;X,iln
!is. :,:'lrli, t*)3
**t*r:5..
Fl*,;a:;*lr L*gr
lle*$a1l3R ^tal}efi Poil P*maniattan tuang
ti&tli:* 5!S$,i.jj,nr*r*r*r l:r{a Xxqlll*
L-qltliy P Siliyate j,$$ni;..r. ",i|1; a ii.i!t?:3i *at*$)a&r !$ti.d:r,:tE$. r:1,.i:xl et';":,..X" : | :,'.1r\5 . l.!.tgr. *1':i. (I'CS!*t !.*i;":i}ird *{!t-ai\}t
l&buwten &ebrs
:ei 44 . J.
: !i
ilxt.
itrtr :..J, : rg* y 1r.t rr,xx
*n?r i,*l,rr ier,}1l*n ls.f:r, l::r$gt:Jx.
i:r13,,3t'*,
lgriinnn ast*:1 t:. ;f; r*Y.linl : /inr
"*13*
i.ai$$il y i.i"4 4r ft: sI j:;*."; li;r 5. i$: .};*' i: }.1r*s4 ; a :; r1le. ;. t r: t. ll+Sj.t: Fi s* i,; aa iiini tu ii a i y 3a*.
,i*t:aJr :r.?a- i?*,x1.. \IIlr ti:' isirr*:a ;1:r".l"it: ;11l1i*. i:,t tyt ttrr::ill
--:",{'-t t3:.n i.:
i
.
:"".
I
;:
i. ::r')r,;.i{n
iiinii:r
v os
i"..:,ri$.r i i{i;nti{aI
t:
:
r-J}'r;.r} f
i::$
;s::;r. l*rr;ilrinSile i-iaira*i1" i:.1 l' "'v " 3*lr3'-.a-' r]^:fi,*:.3*i15,
ii.r:1
*."
::,al lr:xr, ifr*l:;::3n l*l*r 1., **.J.: i ile 1 tf;3iirna r
1.3; lq56r i.er;1:;rxr n9;,1;1; J r ?li::r,,r:: :* f !a !i ;i i ! il}1
ii'1.:,
} f , y{ti}.. i i :; tl *3. r !:ii I i1*; * : il x*x *t I s-* ir a: r I e pr*l i
j*!:$ i*."ri,la€: tf *rnN.
!i';r:Jrin ria+*ii,i^ S$rrt.rv ti|:r::iEl*I H*.r i:r;*&:r* $,nitr,t;{isr gl.a;*l
-: ::rlt, ::*.".111.31 ;1e r;tl l" :*?i iiili;).'\r:1*,1
a
Frr;}..
r]"
jr*;in j4*rrr;.rr:r le..t;3, i.r*g!3r
:*.-. **'...t, :*J-!i i 3&f.34:v-.;{r :y.l:y 1 r,;s lr*t.:r * *lyn i".:*+r l,t{:r,x l*rqr; : :"f t' J&" . $&t,)'i*,,-'"'Y : r,. 1t.
(a) Pengendalian perkembangan di
(a)
kawasan rawan bencana
(b) Pengembangan kawasan
(c)
dengan
konsep hijau yang hemat energy, air, lahan dan minim limbah Pengembangan peningkatan
keterkaitan atltar kawasan-kawasan strategis di kawasan perbatasan .Iabar-
pengelolaan,
fungsi
dan
mempertahallkan luasan kawasan lindung dikawasan hutan Kabupaten
Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cilacap dan Kabupaten
Jateng
(b) Peningkatan fungsi
(c)
Brebes.
(d) Pengendalian pemanf-aatalt ruang
pada
sernpadan
paltlai
Brebes.
(e) Upaya mempefiahankan luas lahan pertanian pangan berkelanjutan
(e)
(0
(g)
saing peftanian hortikultura yang dilakukan di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten
156
dan ramah lingkungan Pengembangan kegiatan pariwlsata di karvasan perbatasan
Pengembangan sentra perkebunan berbasis bisnis yang didukung
prasaranan
hortikultura guna meningkatkan daya
Brebes. Sosial Ekonomi
kegiatan
industri kreatif yang berdaya saing
:
pengembangan kawasan peruntukkan pertanian pertanian untuk kegiatan
industri pengolahan dan industri jasa hasil pefianian tanaman pangal1 peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan
(d) Pengembangau pusat
yat)g berpotensi inerusak fungsi sempadan
palltai di di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Ciarnis dan Kabupaten
Penguatan fungsi-fungsi pusat-pusat perlumbuhan di kawasan perbatasan Jabar-Jateng termasuk penguatan dan
0r)
dan sarana
dengan
mensgunakan teknologi lingkungan Pengembangan sentra perikanau tangkap di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Cilacap Pengernbangan kawasan minapolitan
berbasis masyarakat yang dilakukan dt Kabrpaten Cirebon dan Kabupaten
LetnbugLt Petrelitian Uniyersitus Pasunclqn
tA, J tSlW,,/' .{!.
Pt'tt..'etlittg I'rescutnsi Ilesil Pcnelitian Ilibah Program Desentralisasi. Sentralisasi Hihrlr Internal [-npas 1-rhrrn 1() l-l
(i)
-
Cilacap
peningkatan kegiatan industri yang
bemilai tambah tinggi
dengan
pensgunaan teknologi tinggi dan rarnalr lingkungan yang dilakukan di
I(abupaten Cirebon, Kabupater-r Ciarnis, Kabupaten Cilacap dan
0)
dan
Peningkatan jalan poros timur di Pangandaran- CiamisCikijing-Cirebon (b). Sistern Jaringan Sumber daya Air,
jalur
meliputi: - WS Strategis Nasional mclipr-rti
WS
Citnanuk-CisanggarLrng
Kabupaten Brebes
(Provinsi Ja'uva
Pengedalian perkembangan ka."vasan
Tengah
peruntukkan pcnnukirnan didaerah penyangga serta di sepanjang jaringan ialan arteri primer dan koleklor
primer yang
di
Kabupaten Cramis dan Kabupateu Ciiacap.
2. Infrastruktur
-
sistem
-
: Cirebon - Losari -
Brebes.
Pengembangan jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Jar.va : Ancol
- Ciarris - Banjar - Wangon. Fengembangan jaringan
strategis
WS lintas proviusi yang rneliputi WS Citanduy Pengernbangan dan pemeliharaan
-
tampung air : Waduk Malahayr-r. fr-urgsi, Peningkatan penternbangan clan pcmcliharaan
Dl Lakbok yang kalvasau melayani Utara
saluran irigasi teknis : jaringan
traspofiasi, meliputi : - Pengembangan Jalan I-intas Utara
-
Jau,a
bendungan beserta r.vacluknya untuk mempertahankan daya
yang
rnenjalar yang dilakukan
Pulau Jawa
-
rnengindikasikan
terjadinya gejala perkotaan
(a) Perrvujudan
-
Barat
jalan yang
nasional
peruntukkan pertanian di Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar,
DI
Lakbok
SelatanManganti dan
DI
Rawa
Onom,{Panulisan yang melayani kawasan peruntukkan pertanian di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap, DI Waduk Malahayr
yang
melayani
kawasan
menghubungkan Cirebon
peruntukkan pertanian
Kuningan - Ciarnis Pemantapan Jalur Kereta Api Lintas Utara Pulau Jawa : Cirebon
Kabupaten Brebes.
-
Tegal
Pengembangan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Jawa:Banjar-Kroya
di
perbatasan,
kerjasama bidang sosial ekonomi dan pertanian, serta bidang
transportasi dan
infrastruktur
di
penyediaan kawasan
perbatasan.
Peluang kerjasama dapat dilakr"rkan dalarn berbagai bidang, antara lain
h;eq
L ent b u gtt P e n
e I
it
i n u
F{r}i.'F4$'-fi
Li n i, er.y
it
u
s Pu s
L
Ln
tl u t t
t57
Proceecling Presentasi Hasil Penelitian Hibah I'rograrn Dcsuntralisasi. Sentralisasi dan I
**
Iibah Internal Unpas Tahun 2014
3.
Pola Pemanfaatan Ruang
(0
(p)
(g) Pengendalian perkernbangan
(i)
di
Pengembangan kawasan dengan konsep hijau yang hemat energy, air, lahan dan minim limbah Pengembangan
di
Ciamis, Kabupaten
Kabupaten Cirebou (s)
bernriai tambah tinggi
dengau
Brebes.
Kabupaten Cilacap
pada sempadan pantai
yang
di di Kabupaten Cirebon, I(abupaten Ciarnis dan Kabupaten
penyangga serla di sepanjang jaringan jalan arteri primer dan kolektor primer yang mengindikasikan terjadinya gejala perkotaan yang menjalar yang dilakukan di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten
pengembangan kawasan peruntukkan
Penguatan fungsi-fungsi pusat-pusat perturnbuhan di karvasan perbatasan Jabar-.lateng termasrik penguatan dan
keterkaitan antar karvasan-kawasan strategis di kawasan perbatasan JabarJateng
(1) Peningkatan fungsi
Kabupaten
Brebes
Upaya mempertahankan luas lahan pertanian pangan berkelanjutan :
Brebes. 4. Sosial Ekonomi
dan
(t)Pengedalian perkembangan kawasan peruntukkan permukirnan didaerah
Brebes.
pertanian pertanian untuk kegiatan hortikultura guna meningkatkan daya saing pertanian horlikultura yang dilakukan di Kabupaten Cirebon. Kabupaten Kuningan dan Kabupaten
Cilacap.
5. Infrastruktur (b)Perwujudan sistem jaringan trasportasi,
-
meliputi: Pengembangan Jalan Lintas Utara Pulau Jarva : Cirebon Losari Brebes.
Pengembangan jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau .lawa : Ancol - Ciau-ris -
Banjar - Wangon. Pengembangan jaringan jalau strategis nasional yang menghubungkan Cirebon
- Kuningan - Ciamis
saing
Pemantapan Jalur Kereta Api Lintas Utara Pulau Jawa : Cirebon - Tegal - Pengembangan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Jawa : Banjar - Kroya - Peningkatan jalan poros timur di jalur Pangandaran- C iamis-Cikij ing-Cirebon (b). Sistern Jaringan Sumber daya Air,
Pengembangan kegiatan pariwisata di kawasan perbatasan
meliputi: - \\IS Strategis Nasional rneliputi \\IS Cimanuk-Cisanggarung
industri pengolahan dan industri jasa hasil
pertanian tanaman pangan
(m) peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan kegiatan
(n) Pengembangan pusat
industri kreatif yang berdaya dan ramah lingkungan
158
penirrgkatan kegiatan industri yalrg
Pengendalian pemanfaatan ruang
pantai
(o)
Kabupaten
pellggullaan teknologi tinggi dan ramah lingkungan yang dilakukan di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Ciamis,
Kuniugan.
berpotensi merusak fungsi sempadan
(k)
dan
Cilacap
Kabupaten Crlacap dan Kabupaten
(k)
Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Ciamis, dan Kabupaten Cilacap (r)Pengembangan kawasan minapolitan berbasis masyarakat yang dilakukan di
pengeloiaan, fungsi dan
mernpertahankan luasan katvasan lir-rdung dika."vasan hutan Kabupateu
0)
perkebunan
(q) Pengembangall sentra perikanan tangkap
kawasan rawan bencana
peningkatan
selltra
menggunakan teknologi lingkungan
pangan.
(h)
Pengembangan
berbasis bisnis yang didukung prasaranan dan sarana deugan
flsik
karvaan clalam menjaga lahan pertanien tan3man
Pengendalian
L em b u
g
rt P en e I iti cut Uni'ersita s P as un clun
l..w
Proceeding
t
Presentasi IIasil l,enelitian Hibah progrant Desentraltsasi. Sentralisasi dan Hibah Internal Unpas TahLrn 201,1
(Provinsi Jawa
Barat
Tengah WS lintas
-
Jarva
1. Pendidikan Yang meliPuti
*, ar,r,rorf.lovlrlsr Pengembangan dan perneliharaan
-
bendungan besefta
untuk
tampung
Rendahnya Angka Melek Huruf pada umur 15
tahun keatas di rvilayah perbatasan antar
waclLrkuya
kabupateni'kota. Rata-rata angka melek huruf-
mernpertahankan dava
pada usia 15 tahun 70
air: Waduk Malahavu.
- Peningkatan
o
tlngsi,
wilavali
pengembangan dan pemeiiliaraan saluran irigasi teknis : DI Lakbok
peruntukkair Kabupaten Ciamis dan
.
l(ota Lakbok
Banjar, DI Selatan/Manganti dan DI Ratva C)noml?anulisan l..ang rneiayani kawasan perurrtuk[an p.rrr,,iri,-Ji Kabupaten Ciarnis dan Kabupaten Cilacap, DI Waciuk Malahayu
melayani
c1i
70.33%.
2.
4.3 Klasifikasi
IpM (Indeks Pembangunan Manusia) Di Wilayah Perbatasan. Berdasarkan keterkaitan antar kornponen_ komponen IPM, masing-rnasing kornponen IPM merniliki keterkaitan yang kuat sehingga membentuk suatu bangun keGrkaitan antara aspek pendidikan (pengetahuan), aspek kes.ehatan dan aspek aayi Ueti leionomi). Dalarn men),usut1 strategi pengernbangannya maka. isu strategis digunakan -sebagaf tolok ukur dalam usaha peningkatannya. Menurut UNDP bahwa ..u." IpM 0_40 berarti (r,et1, !sy1, score), 4l * 60 (lot, score), 61-80 (midle sc,ore), g 1-100 (tt'igh scrtre). Pada .penelitian ini akan di bagi ) bagian , rnerrgrrrgat score lerendair di kawasan adalah 6.5, 66 dan yang tertinggi adalah 75,gg maka
dalarn
Reudahnya Angka partisipasi Sekolah di u,,ilayah perbatasan kabupater-u,kota dan provinsi. bercjasarkan karakteristik desa tertinggal cli perbatasan propor.si
tingkat pendidikan terbesar aclalah tarratan Sekoiah Dasar (SD), vaitu
kar.vasan
Kabupaten Brebes.
daerah
rata-rata 8 tahun.
kawasan perlanian di
yang
perbatasan
kabupaten/kota dan provinsi clengan
Utara yang melayani
peruntukkan perlanian
9/o.
Rendahnya rata_rata larna sekolah cli
Kesehatan
.
Rendahnya rata_rata usia hidup yane digunakan sebagai inclikasi tingkat kesehatan di wilayah perbatasan kabupaten/kota dan provinsi, yaitu rata
*
rata J0 tahun.
o Belum meluasnya
kesadaran
masyarakat di rvilayah kabupaten/kota dan provinsi mengenai kesehatan, dan usaha untuk menjaga kesehatan dan lingkungan tennasuk sanitasi.
o
Terbatasnya fasilitas kesehatan dan kurang berjalannya kegiatan_kegiatan
yang berorientasi pacla kesehatan seperti pencegahan penyakit tefientu,
me
kesehatan
ibu dan balita <Jan
pernenuhan terhadap gizi.
3.
Daya Beli
o
ngkategorisasikan tinggi berarti > 70 rlan yang
rendair adalah
<70.
Adapun kondisi IpM di
kecamatan perbatasan adalah sebagai berikut L em
ba
go
P en
eIiti
an
L, n i
t,ers itu s p rt.t
u
n
d ct
:
Rendahnya daya beli masyarakat di wilayali perbatasan kabupaten/kota dan
provinsi, dengan rata_rata konsumsi makan dan non rnakan yang rendah yaitu rata-rata daya beli masyarakat di perbatasan kabupateru,kota adalah
u
1-r9
Proc'eeding
r Prescutasi I lasil Penelitian Hibah I'rosram Descntralisasi. Sentralisasi clan Hibah lnternal lJnpas Tahun 2014
sebesar Rp. 3 80.000,00,- sampai dengan Rp. 600.000,00, - daya beli
.
Rendahnya pendapatar yag disebabkan
struktur mata pencaharian yang homogen yaitu sebagai petani petlggarap dan buruh tani. oleh sebab itu rata-rata pendapatan buruh tani juga rendah yaitu Rp. 10.000.00,- sarnpai dengan Rp. 20.000.00,- per l-rari kerjr.
Untuk
mengetahui keterkaitan antara korlponen IPM dengan indikator u,ilavah Perbatasan akan clibahas berdasarkan komponen IPM berikut ini: 1. Pendidikan, aspek pendidikan clipandar-rg sebagai aspek yang sangat menentukan terutama dalam menentukan besamya pendapatan/daya
beli suatu keiuarga.
Pendidikan diartikan sebagai people irtyestment dimana merupakan modal intangibel yang memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian keluarga.
Menurut Solow, fungsi produksi adalah (Romer, 1996) merupakan fungsi dari kapital, modal manusia. teknologi dan tenaga kerja. Menurut Park (1995), rnodal
rnanusia dapat diartikan sebagai spesialisasi keahlian yang disediakan
tenaga kerja dan dapat diperoleh dengan
rnengalokasikan pendapatan untuk pendidikan dan kesellatan. Dari fungsi diatas bahwa terdapat korelasi yang kuat antara pendidikan dengan rnodal
manusia yang berakibat
kepada
pengentasan kemiskinan dan pendidikan yang baik denganjenjang yang tinggi akan mengurangi pengangguran karena adanya peningkatan lilb skill.
Hal lain yang berkaitan erat dengan pendidikan adalah pelayanan infiastruktur jalan dan telekomunikasi dan infbnnasi. Infiastruktur jalan berkorelasi
terhadap peningkatan
kuat
pendidikan telekomunikasi dan informasi dapat meningkatkan wawasall masyarakat akibatnya life skill menjadi meningkat karena terjadi masyarakat sernentara
160
itu
transformasi pengetahuan melalui surat kabar, televisi, radio dan sebagarnya.
2.
masyarakat di wilayah perbatasan.
*:
Kesehatan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tidaklah cukup hanya berbicara tentang n-iasalah kesehatan saja. Hal ini didukung oleh beberapa hasil str:di yang rnenernukan bahwa besarnya perselttase
angka kesakitan di
negara-ilegara
oleh kondisi faktor yang rnempengaruhi kesakitan seseol-ang (cliseu.se of' utr irtcliyitluctl or ./hmilv) berkembang dipengaruhi sosial-ekonomi. Faktor-
rnenurut Zaidi (1988), adalali rncrupakan l'ingsi clari : pernennhan terhadap air
bersih, sanitasi, rurnah,
pendidikan,
kecukupan terhadap gizt, perbeclaan jenis kelarnin dau kemudahan lasilitas kesehatan.
Melihat hal- hal di atas jelas bahwa kesehatan sangat dipengaruhi oleh banyak
hal. Tetapi jika dihubungkan
dengan
indikator desa tertinggal bahwa beberapa setelah melihat korelasi diatas bahwa kesehatan sangat berpengaruh positif
terhadap kerniskinan, air
bersih,
pendidikan, dan akses terhadap fasilitas
kesehatan yang juga infrastruktur
rnerupakarr
Kemiskinan
dasar.
menyebabkan kekurangan
gizt
dan
berpengaruh terl-radap kesehatan anakanaknya.
Hasil penelitian pada orang-orang Wopkaimin di daerah pegunungan di perbatasan antara PNG dan Irian Jaya (Flyndman, 1989) yang menyatakan bahrva gender potterns menyebabkan kekurangan
gizi yang sistematik di antara kaum perelxpuan dewasa sebab perempuan rnernakan lebili sedikit, lebih jarang dan kualitas makanan lebih rendah dibanding iaki-laki akibatnya gizi yang diterin-r
anak-anaknya menjadi sedikit.
Disisi lain infrastruktur jalan berpengaruh
j.,gu
kuat terhadap kesehatan,
orang-orang yang sakit, melahirkan, cedera dan mengidap penyakit tertentu yang perlu
penanganan cepat sangat memerlukan
infrastruktur jalan.
Hal ini
berkaitan
dengan kesempatan liidup seseorang yang mengal arn i gang_rruan kesehatan.
L em
Lt
a
gu
Pe tt e I iti
un
[Jn iyers i t s P u s tm tl cut u
--1.t1'
r '" f \ S.l&l' -/
t-t.o(,ee(liltp
r
Prcscntasi Fiasit Penelitian Hibah Prograrrr Desentrrlisasi. Sentralisasi rlan
Hihrlr lrrternrl I npas-lahrrn20l-l
3. Daya Beli
ini dijalin dengan adanya infiastruktur jalan yang berpengamh
Keterkaitan
Tabel 7. Klasillkasi Aksesibilitas. Mobilita-. dan Proporsi Luas Jalan
jalan menjadi taktor
positif terhadap perkembangan flsik, sosial
Keberadaan
clan ekonorni masyarakat perdesaan.
aksesibrlitas perbatasan untuk dikentbaugkau serta fhktol mobilitas bagi penduduk untuk
terutarna di desa tertinggal. Keterkaitan rni
bagi
jika ditempatkan dalam IPM adalah bahrva infiastruktur jalan, telekomunikasi, dan listrik berpengaruh positif terhadap peningkatan indeks pendidikan, indeks
melakukar-r pergerakan.
kesehatan dan indek daya beli masyarakat. Peranan aksesibilitas telah mernbuktika adanya integrasi antara kota dan desa dirnana peranan ini tidak hanya keterkaita
Kabupaten Ciamis terdiri dari jaringan jalan
antar desa dcngan desa lainnya. Illliastrlrktur jalan rneutprLnl,ai pcran yaug disamakar-r dengan fungsi integrasi dan
lingkuge. untuk rnemacu terhadap adany keuntungan ekonomi dan social.
Pendekatan pembangunan
yang
berorientasi kepada irrfrastruktur dar^ bos,ic neecls mendorong keterkaitan dan integrasi
kota dan desa terhadap pembangunan rnanusia yang berkelanjutan.
Jaringan
jalan di
kecamatan lvilayah perbatasan meliputi Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Kuningan, Kota
Banjar.
primer urtuk lalu lintas regional dan antar kota serta jariugan jalan sekr"tnder untuk lalu lintas antar r.r,ilayah baik dalarr-r provinsi dan antar provinsi.
Sistern -jaringan prinrer y'ang ada dr tvila.vah perbatasan adalah linear menghubungkan antar kota dan kabupaten. sedangkan untuk sampai ke kecarnatan-kecarnatan di wiiayah perbatasan seperti Kabupaten I(uningan menggunakan jalan dengan status jalan kabupaten, kecuali di utara di Kabupaten
Cirebon. Kota Banjar dan
Kabupaten
Ciamis/Pangandaran menggunakan jalan slalus nasioual darr provinsi.
4.4
Klasifikasi Konektifitas Dalam struktur ruang di wilayah perbatasan konektifitas ditunjukkan oleh keberadaan
prasarana/infiastrukur jalan
yang
menghubungkan antar pusat kegiatan kota merupakan unsur yang terpenting. Prasarana jaringan jalan merupakan salah satu unsur
iingkungan binaan yang
mendukung
pengembangan perbatasan sesuai dengatr tungsinya. Dalam konteks daya dukung lingkungan perbatasan yang pada dasamya tidak bersilat statis yang semata-mata berdasarkan sumber daya alarn atau unsur lingkungan alarniah, daya dukung lingkungan binaan ini menjadi sangat penting untLrk dipertimbangkan. '*'--
ic {E.#-+
arr!@" (h{d |(w}
j*l}
k5
[email protected]"
.u*,, E**
_".*
Total jalan di
wilayah perbatasan Jarva Barat adalah sebagai berikut panjang jalan Kabupaten Cirebon adalah 784.060 km terdiri dari 88.500 km status jalan nasional, 53.200 km status jalan provinsi dan 642.360kr1r status j alan kabupaten.
Kabupaten Kuningan adalah 536.540 km terdiri dari 102.140 krn status jalan provinsi dan 434.400krn status jalan kabupaten. Kota Banlar adalah 219.420 kn, terdiri dari 14.700 km status jalan r-rasional, 91.070 krn status jalan provinsi dan 113.650 km status jalan kota. Kabupaten Ciarris adalah 879.66E km terdiri dari 97.928 krn status jalan nasional, 59.440 krn status jalan provinsi dan 122.300 km status jalan kabupaten. Menurut statusnya, jalan arteri prirler merupakan jalan negara/naslonal, jalan kolektor primer merupakan jalan propinsi dan jalan-jalan sekunder serta lokal merupakan jalan kabupaten/Kota. o Indeks Aksesibilitas dan Nlobilitas, berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa indeks aksesibilitas di wilayair perbatasan pada tahun 2074 rata-rata sebesar 1,5 km/kn-rl. Hal ini sudah
mernenuhi syarat mrnimal L e nt
b
ago P e n e I i t i an
Lr n i y e r s i t cr s P us
u
n tl tt n
indeks
lot
Proceecling Prcsentasi Hasil Penelitian Hibah pro-9r'am l)esentralrsasi. Sentralisasi dan
*i
Hibah Internal Ilnpas fahun 20lzl
aksesibilitas yaitu sebesar 1.5 km/krnr meskipun demikian masih juga terdapat kecamatan-kecamatail yang men-iiliki indeks aksesibilitas di bawah 1.5 krnr,kin2. Sedangkan indeks rnobilitas di wilayair perbatasan di Jawa Barat rata-rata aclalah sebesar 2.08 km/l000 pencluduk. Aneka tcrsebut tepat pada batas dapat memenuhi
syarat rninirnal indeks mobilitas yaitu 2 km/1000 penduduk.
. Proporsi Luas Jalan, luas u,ilayah perbatasan di Provinsi Jatva Barat adalah
scbcsar 962 I(nrr, sedangkan luas jalan
yang berada di wilayah
perbatasalt
Provinsi .Iawa Barat adalah 55g Kmr. sehingga diperkirakan luas area jaian dibandingkan dengan iuas wilayah
perbatasan adalah sekitar
1lo/".
perbandrngan luas ini tepat dari yang dipersyaratkan untuk perbandingan luas
area
jalan yang ideat terhadap
luas
wilayah kota sebesar l0%o-20o/o.
.
Kemantapan Jalan, untuk melihat kemantapan jalan di wilayah perbatasan Provinsi Jawa Barat dapat dilihat dari persentase kondisi jalan dari total panjang jalan yang ada wilayah perbatasan
di
Provinsi Jawa Barat. Dapat dilihat bahrva kondisi jalan Nasional yang berada di wiiayah Perbatasan Provinsi Jawa Barat yang dapat dianggap baik hanya berkisar 42,34o/o, sedangkan untuk kondisi rusak sebesar 5,65%. Untuk.Ialan Propinsi yang
merniliki kondisi baik sebesar 64,720A, sedangkan untuk jalan yang memiliki kondisi rusak 21,58%. Sedangkan jalan kota yang dianggap memiliki kondisi baik sebesar 72.100h, kemudian untuk jalan kota yang merniliki kondisi rusak adalah ll,76yo. Ringkasan kondisi konektifitas di wilayah Perbatasan Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini.
4,5
162
KlasifikasilntensitasEkonomi
Berdasarkan hasil hitungan klasifikasi konekstilltas di atas beberapa kegiatan ekonomi yang menjadi kegiatan ekonorni primer adalah rrengentbangkan intensitas kegiatan ekonomi antar kecamatan cialarn kabupaten di rvilayah perbatasan Jawa Barat.
Berdasarkan analisis sebeiumnya, maka wilayali potensial vang akan dikernbangkan di Karvasau Perbatasan .Iabar-.Iateng adalah sebagai berikut: (1) Kecamatan Losari (Kabupaten Cirebon)
(2) Kecamatan Pabedilan
(Kabupaten
Cirebon)
(3) Kecarlatan Puri.vaharja
(Kabupaten
Banjar)
(1) Kecarnatan Patarurnan
(Kabupaten
Banjar)
(5) Kecarratan Langensari (Kabupaten Banlar)
(6) Kecarnata,r Lakbok (Kabupaten Ciarnis) (1) Kecamatan Purr.vadadi (Kabupaten Ciarnis)
Kecarnatan-kecarnatan tersebut berpotensi untuk dapat dikernbangkan sebagai sentra ekonomi unggulan kawasan perbatasan. Sentra didefinisikan sebagai pusat kegiatan di kawasan/lokasi teftentu drmana terdapat usaha
yang menggunakan bahan baku/sarana yang sama, menghasilkan produk yang sama serta
rnemiliki prospek untuk
dikernbangkan
menjadi usaha yang besar dalarn satuan wilayah tertentu. Pernbagian sentra produksi secara umulr terbagi ke dalarn :
o Sentra produksi primer
(perlanian,
perikanan, perkebunan, pertambangan,
o o
kehutanau, dan peternakan);
Sentra produksi sekunder (industri pengolah aniinclustri rnanufaktur)
;
Sentra produksi tersier (asa, tennasuk diantaranya
pariwisata/agro
wisatalekowisata/minawisata, dll)
Sentra merniliki pengerlian yang relatif berbeda dengan klaster (cluster), dimana klaster merupakan konsentrasi geografis berbagai kegiatan usaha di kawasan tertentu yang satu salla lain saling melengkapi (komplementer). saling bergantung, dan
saling bersailg dalam rnelakukan aktivitas bisnis (dalam Meyer dan Stamer, 2003). Pola pernanfaatan mang karvasan di wilayah perbatasan .labar--lateng pada umumnya
Lenrbugct Pettel
itian (Jniyersitcts posundan
-"iil\.&:-'-&r
)
wt#.,
1-lt
Proc'eeding Presentasi Hasil Penclitian Hibah Prograrn Dcsenrrrlrs.r.i Sentralisasi dan
llibah lnternal tJnpas Tahun
20
l4
berupa lahan tidak t"rbrrrgrrr. Berclasarkan
pola
penggunaan lahannya,
t'i1a1'ah
perbatasan Jabar-Jateng didorn ina si o leh lahan basah,
kebun campuran, pertanian lahan
perkebunan, dan hutan. Pengembangan pola pemanfaatarr ruang di kalvasan perbatasau Jabar-Jateng bertipe kawasan agraris 1,'anr nTerniiiki ciri khas sebagai kau.asan pertanian yang dibatasi oleh wilayah konservasi, lrutan. lalian kritis di kawasan DAS. serta karvasan lindung di pesisir pantai di r.vilayah yar-rg berbatasan dengan laut. Pola pernanf-aatan ruang yang diusahakan masyarakat sebagai rnata pencaharian yang mendukur-rg sistem ekonomi kawasan antara lain kawasau hutan prodr"rksi. lahan perkebunan rakyat atau perkebunan uegala, lahan pertaniar-r sar,r'ah (lahan basah), kar.vasan perikanau tambak, karvasan kebun calnpuran yang diusahakan tnasyarakat untuk budidaya sayuran, buaitbuahan, dan sebagainya. Adapun pernanfaatan lahan terbangun berupa kawasan pennukiman (perkotaan dan perdesaan) yang juga dilengkapi dengan penggunaall lahan untuk industri.
Kondisi fisik tanah yang subur
termasuk
aspek bentang alam dengan kemiringan dan ketinggian yang relatif cocok untuk kegiatan pembangunan cukup mendukung untuk kegiatan pertanian serta berbagai penggunaan lainnya.
Berdasarkan hasil kajian perekonomian. rnenunjukkan bahwa r.vilayah perbatasan Jabar-Jateng memiliki sektor basis berupa pertanian sebagai kegiatan utalxa yatlg dominan. Kegiatan ekonomi primer tersebut diclukung pula oleh sektor basis lainnya yang
rnenopallg perekonorrian daerah berupa sektor bangunan, jasa-jasa, keuangan. persewaan, pengangkutan dan kornunikasi. serta sektor perdagar"rgan, hotel dan restoran yang didominasi oleh subsektor perdagangan besar dan eceran.
Komoditas unggulan sektor pertanial yang
menjadi basis antara
lain
berasal dari
subsektor talrarnan bahan
makanan,
perkebunan, peternakan, dan perikanan. Pola pernanthatarl ruallg di karvasan perbatasan juga didorninasi oleh lahan tidak terbangun
berupa keburr calnpuran, hutan sekunder, pefiauian lahan basal",-sawalt, pertanian Iahan kering, dan perkcbunan. Selain itu, prtrgrunr-proclarn pcrnbanglutan ciaerah di r.l'ila-vah perbatasan rnench-rkung pada pengembangan infl"astruktur dan rencana
pola ruang yang mendukr.urg pengembangan kegiatan pertanian sebagai kegiatan utama disamping menunjang fiurgsi lainnya sebagai kar,vasan lindung. pemukiman, industri, dan pelayanan jasa perda gangan.
Namun dernikian, kedudukan
rvilayah
perbatasan dalam lingkup regionai berlungsi sebagai pusat-pusat pelayanan lokal yang berorientasi pada ibukota kabupaten/kota masing-masing rvilayah dan berperan sebagai
jalur lintas barang dan jasa. Kondisi ini dipengaruhi oleh masih kurangnya kelernbagaan ekonomi, sarana dan prasarana penunjang, jarak-jarak antar kawasail yarlg
relatif cukup jauh. serta pengaruh sistem jaringan jalan utarna (akses regional) yang terkonsentrasi di bagian utara, tengah, dan selatan yang telah berkernbang dengan fungsifungsi terterltu sebagai koridor pengembangan
rviiayah.
9"
'*1--
;l'
._.J .-.i"ES
{.
,_,
l
.,,r,,
,sn,..."1-^. ..
Arahan Pola Rua Lentbugu Penelitirut Uniyersitas Pttsundutt
l6.l
Proceetling
*4
Presentasi I lasil l)cnelitian IIibah Ir.o-9ram l)esentralisasi. Scntralisasi dan Iibah Internal [Jnpas Tahun 20 l.l
I
Arahan Pengembangan
Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya
Sistem Jaringan
Perbaikan dan Peningkatan Jaringan Jalan antar kecamatan clan antar provinsi
Pengembangan dan Pengelolaan kawasan pertanian,
perikanan, serta perntukiman yang
ber-wawasan
lingkungan Peningkatan prasarana irigasi, air bersih,
Iistrik. drainase, limbah. sefta pendukung sistem pelayanan
Pengembangan sarana pergudangan atau sarana pengurrpul barang. serta sarana pemasaran dan
perdagangan dan jasa sektor pertanian
pengo laha n
Penetapan
sistem
jaringan
Pengembangan kegiatan industri ramah lingkungan
pergerakan/pola per-jalanan/lalu Iintas Perlinclungan terhadap kalvasan budidaya perikanan. pertanian, perkebunan. serta kawasan iligasi. sungai, pes is ir
barang antar rvilayah
Pengenrbangan sentra-senlra prodLrksi pertanian dan industri terpadu Pengernbangan produk-prduk pefianian
dan industri
berdaya saing
Pengembangan dan pengelolaan kegiatan budidaya hasil-hasil perlanian
Gambar 5. Arahan Pengembangan Sentra Ekonomi Unggulan Pabedilan-Losari (Jabar)-Losari (Jateng)
:i
..::..,i:.1,,:-,:,1,t
-*1
f.*r&-+,a .l*t**.r'J
.#;wb...t::::
-*---; h
r
's\}\;s#**:s'
\.-:
tH
si s,*=;"s
t::::: f'
{
. * *rr*"
#
*.;de
.
;*n;ffi
Arahan Pola Ruang Arahan Pengembangan Sistem Jarinsan o
Perbaikan dan Peningkatan
Jaringan Jalan
antar
kecamatan dan
autar
Arahan Pengembangan Kalvasan Budidaya Pengembangan dan Pengelolaan kawasan perlanian, petemakan, perkebunan, perikanan, dan kehutanan, sefia pennukiman yang berrvawasan lilekungan
provinsi o Pengernbangan sarana o
164
Peningkatan prasarana irigasi, air bersih, listrik,
pereudantalt atau sarana pengumpul
barang, serta sarana pelnasaran dan pengolalran
Lent bugct Petteliriun Uniyersitas Pastmdan
Proceecling Presentasi Hasil Peuelitian FIibah Prograut l)csentralisasi. Serrtralisasi dan I I ibah lnlernal Unpas l ahun 20 1 4
gembangan kegiatan industri pengolahan ramah sistem pendukung pelayallan perdagangalr dan jasa sektor
peftaniau sistem jaringan
o Penetapan
terhaclap karvasan bldidaVa l 'Pcrlinaungall . . ,':i'1":: pertanian. perkebunan. kehutanalt. serta karvasau irigasi. dan
I
pola perjalanan/lalu ti,rta, I
pergerlkau
lingkurtgan
I I
sungai.
I
barang antar
wilayah
I
o
penscrnbangan sentra-sentra prodr-rksi pertauian. perkebunan. kclu.rteua. rlan industri terpadu
o Penger.nbangal
produk-prduk pertauiatl dan itidustri berdaya
saing o Peugembangan clan pengelolaan
kegaitan budidaya hasil-hasil
pertaniau. perkebunan, dau kehtttauat.r-
Gambar 6. Arahan Pengembangan Sentra Ekonomi Unggulan Pur-waharj a-Pataruman (Kab. Banj ar)
,!r\:Nta.:::::::!i
...
:.:i.is:::::::::::
...,1*
Arahan Pola Ruang Arahan Pengembangan Sistem Jarinqan o Perbaikan dan
Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya
Peningkatan Jaringan Jalan
kehutanan, perikanan, serta pelmukiman yau g berr'varva san
antar
kecatnatan antar dan
provinsi Peningkatan
o
in gkun gan
Pengemballgan sarana pergudangan atau saralta pengumpul barang, serta sarana pemasaran dan Pengolahan
.
Perlindungan terhadap karvasan cagar alam, hutan wisata, hutan produksi, perkebunan, serta kawasau irigasi- sul]gai, pesisir, dan DAS'
.
Pengembangan sentra-sentra produksi pertanian, perkebunan, kehutanan
prasarana
terpadu
irigasi,
air bersih, listrik,
1
o
pengembangan prochik-produk pertanian dan ittdustri kecil berdaya saing
drainase,
L e nt b a gt t P e n
eI
it i cut LI n i'
e
165
r s i t ct s P cr s t r n cl tt n
:s
Proceetling Presentasi I Iasil Penelitian I libah program Descntralisasi. Sentralisasi dan
*_*
Ilibah Internal tJnpas Tahun 2014
limbah,
serta
pendukung |
. p"rg"*b perkebunan,kehutanan,danperikanan.
I
sistern
pelavatian | ' perclagangan
I
Pengernbangan karvasan parirvisata berwawasan lilgku,gan. ReninSkatan daya tarik serla produk pariwisata berdaya saing
clan
danjasa sektor pertanian
o
Penetapan
sistem
jaringan pergerakan/pcr la pcrjalanan,'lah-r
lintas
barang
antar wilayair
Gambar 7. Arahan Pengembangan sentra Ekonomi Unggulan tangensari laanlaryLakbok-Purwadadi (Cia mis)
!r.,_;.. ..*":(ll^Llw4." -* :1 .t! ,. .:.**.:i :j ::::' {.
il-
* :\
.u,:- it:r.=
_.
Arahan Pola Ruang Arahan Pengembangan
Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya
Sistem Jaringan
. Perbaikan
dan
o Peugembangan
Jaringan antat
Jalan
kecamatan
dan antar provinsi o Peningkatan
prasarana irigasi, air bersih, listrik,
t66
clan Pengelolaan
kru asarr pertarrian. p.rk.br.,*,.,. kehutanan, perikanan, serta permukirnan yaug berwawasall lingkungan
Peningkatan
o Pengembangan sarana pergudangan atau sarana pengumpul barang, serta sarana pemasaran dan pengolahan
.
Perlindungan terhadap kawasan cagar alam. hutan rvisata, hutan produksi, perkebunan, serla kawasan irigasi, sungai. pesisrr. dan DAS.
o Pengernbangan sentra-sertra prodr.rksi perranian. perkebunan, keirutanan
Lembaga Penel itian (Jniver sitas Pctsun dan
-r'11,
..t
'*..
3rer#. lBI'aL
i-"*/
\
I
/',
Proceecling Presentasi IIasil Penclitian Hibah Prograur Dcscntralisasi. Sentralisasi dan Llibah Internal Unpas 1'ahun 20 I 4
drainase. limbah,
serta pendukung
I
terpadu
sistem pelayanan I . Pengembangan produk-produk pertanian dan industri kecil berdaya saing perdagangan dan r Pengembangan dan pengelolaan kegiatan budidaya hasil-hasil pertanian, ^ -^:' jasa sektor I ,---"
. pefiaruan
I
perkebunan, kchutaitan, dan pcrikanan.
I
. | . Penetspxn slstetr I
jari,rg,r
I
.
Pengembangan ka."vasan pariwisata berrvarvasan lin*kungan, dan ReninSkatan da1'a tarik serta produk pariu,isata bcrdaya saurg
pergerakan/pola
perjalanan/lalu
lintas
barang
antar wilayah
Gambar 8. Arahan Pengembangan Sentra Ekonomi Unggulan Pabedilan-Losari (Jabar)-Losari (Jateng)
2. KESIMPULAN Berdasarkan
hasil penelitiarl yang
unit analisis kecamatan yatlg berbatasan antar kabupaten dan kecamatan yang
telah
dilakukan pada tahap 1 untr.rk penelitian tahun pertama yaitu rnelakukan icientifikasi rvilayah perbatasan dan IPM berdasarkan analisis tipologi kawasan perbatasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : ( 1)
Berdasarkan kecatnatan
berbatasan antar Provinsi Jar.va Barat dan
Altara Provinsi .lau,a Tengah. Secara umum karakteristik alttar adrninistrasi perencallaan baik ar-rtar kabupaten tnaupun antar provinsi baik struktur dan pola ruang
fisik geografis .,vilayah
sudah terdapat sinkronisasi dan hannonisasi
di
perbatasan maka terdapat 2 kategorisasi dalam membedakan
antar ruang. Tetapi dalarn
wilayahnya yaitu r.vilayah perbukitaan atau
rnembutuhkan pola kerjasama antara Provinsi Jarva Barat dengan Provinsi Jar.va 'fengah, karena di beberapa Kecamatan di
dan wilayah pesfsir. geografisnya wilayah pegunungan
pegunungan
cenderung memiliki kendala dan pembatas terutama dalarn kewilayahan antara lain kelandaian diatas 25!'6, sempadan sungai, kar.v'asan lindung dan kawasan preservasi seria kerentanan gerakan tanah. Wilayah yang di gunakan untuk kawasan budidaya
rnemiliki syarat untuk
ha1
pengembangan kabupaten antar Provinsi
Jarva Tengah terkendala dan limitasi rnasih
luasnya kawasan lindung seperli di Kecarnatan Banjar-harjo dan Kecamatan Dayeuh Luhur di Kabupaten Cilacap, sedangkan di Kecarnatan Kedungjal,a dan Patitnuan merupakan lahan sawah beririgasi teknis yang juga merupakan luurbung padi
pengebangantrya.
Jika dilihat dari wilayah perbatasan pesisir seluruir wilayah relatif bisa di gunakan untuk budidaya karena kerniringannya antara lain merniliki kelandaian 0-8% tetapi jr.ga dengan beberapa limitasi yaitu
Kabupaten Cilacap. Untuk pengernbangan kecamatan yang berbatasan antar kabupaten
di Provinsi Jawa Barat. Pengembangarutya lebih kepada penguatan struktur ruang untuk mendorong perkembangan dan
sempadan pantai.
integrasi pererlcanaall antar kabupaten. (2)
Berdasarkan kategorisasi karakterrstrk
adrninistrasi perencanaan
rviial,ah
perbatasan, kategorisasi di dasarkan kepada
(3)
Meninjau Klasifikasi IPM Pernbangunan
Manusia)
(lndeks beberapa
kecarnatau urernrliki IPM yang relatif tinggr L cn,t b
a
gu
P e n eI i ti
un
Lin iy ers
i
t
u
s P u,s m L
cl a
n
167
-/:!
r
!
I r&- :t-&r
\Stl€l / 1 _
-
1 lttL(eLttflv
Presentasi Hrsil Penclitian Hibah I'rogram I)esenlralisasi. Sentralisasi clan
+:{
Ilihrh Internal IInpas llhrrn 20lJ
dengan Indeks Pendidikan
terdapat beberapa kecamatan dengan kategori tinggi berdasarkan aksesibilitas, mobilitas dan proporsi luas jalan yaitu
Lrdeks
pendidikan rata-rata adalah 75,J8, indeks Kesehatan adalah 73.7l, sedangkan indeks daya beli rata-rata 67,14 secara keseluruhan Indeks Pembangunan Manusia di 6 Kecarnatan di ',vilayah perbatasan dengan klasifikasi tinggi adalah 12,23. IpM dengan klasrfikasi tingui antara iain terdapat di [1] Kabupaten Cirebon (Kec. Pasaleman, Kec. Ciledug, Kec. Losari, Kec. Pabedilan); [2] Kabupaten Kuningair (Kec. Suba11g, Kec. Cilebak, Kec. Ciu,aru, Kec. Karagkancana, Kec. Cibingbin); t3l Kabupaten Cianis (Kec. Kalipircan_s. Kec. Cisaga, Kec. Tambaksari, Kec. Mangunjaya).
(4)Klasifikasi Konektifitas di kecamaran di wilayah perbatasan di cirikan berdasarkan karekteristik indeks aksesibilitas. incleks mobilitas dair proporsi luas jalan. Ditinjau
Kecarnatan Pasaleman Kabupaten Cirebon,
Kecamatan Sabang
Kecarnatan
Prwaharja di Kota Baniar dan Kecamatan Tarlbaksari I(abupaten C iarni s.
(6)Intensitas Kegiatan Ekonomr di wilayah perbatasan di bedakan menjadi 2 klasifikasi yaitu ekonorni unggr-rlan dan nor.r unggulan. Secara ekonomi sektor unggulan di kecauratan-kecalratalr u,ilal.ah perbalasan adalah merniliki sektor basis dan selain itu pengernbangan inteusitas ekonomi di tunjukan oleh kegiatan Sentra produksi prirner (pertanian, perikanan, perkebunan, pertarnbangan, kehutanan, dan peternakan);
Sentra produksr sekunder
berdasarkan indeks aksesibilitas, diketahur bahwa indeks aksesibilitas di wilayah perbatasan dengan tingkat aksesibilitas
(industrt pengolahan/industri manuf-aktur); Sentra produksi tersier (asa, tennasuk diantaranya pariwisata/agro
tirrggi adalah ruta-rata 2,28 krnlk'nr. Sedangkan indeks aksesibilitas di wilayah
kecarnatan yang
rvisata/ekor.visata/minawis ata)
perbatasan dengan tingkat aksesibilitas rendah adalah rata-rata 0,80 km/k''2 berada di bawah indeks aksesibilitas rninirnal yaitu
Kabupaten/kota sebesar 10%-20%.
(5)Berdasarkan ke tiga klasifikasi konektifitas
Adapun
memiliki sektor unggulan
yang juga sebagai penggerak kecamatan lain di perbatasan adalah [l] Kabupaten Cirebon (Kec. Losari, Kec. Pabedilan); [2] Kota Banjar (Kec. Purrvaharja, Kec.
i,5
km/k"'2. Ditinjau berdasarkan indeks aksesibilitas diketahui bahrva indeks mobilitas di rviiayah perbatasan tinggi adalah rata-rata 4,00 krn/l000 penducluk. Sedangkan indeks rnobilitas di rvilayah perbatasan clengan tingkat rendah adalah rata-rata 1,20 krn/1000 berada di barvah indeks aksesibilitas minimal yaitu sebesar 2 km/l000 penduduk. Ditinjau berdasarkan proporsi luas jalan, klasifikasi proporsi luas jalan tinggi rata-rata sekitar 20,42o/o, sedangkan klasifikasi proporsi luas jalan rendah rata-rata sekitar 6,l2yo dari yang dipersyaratkan untuk perbandingan luas area jalan yang ideal terhadap luas wilayah sebesar
168
dan Cilebak di
Kabupaten Kuningan.
Pataruman, Kec. Langensari);
[3]
Kabupaten Ciamis (Kec. Lakbok, Kec. Purwadadi).
3.
REFERENSi
Anonim, (2009). Ur-rdang-Undang Otonomi Daerah: Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Uirdang-
Undang No.33 Tahun 2004
Tentang Perirnbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat Dan Pernerintah Daerah, Fokusmedia, Jakarla.
Harmantyo, Djoko, (2001). Pemekaran Daerah Dan Konflik Keruangan Kebijakan Otonomi Daerah Dan Implementasinya Di lndonesia, Jumal Makara Sains, Vol. 11, No. 1, April 2007:16-22. Lembago Penelitian Uniyersitos Posuncktn
Proceecling Prcsentasi Hasil Pcnclitian Hibah Prograur Dcsentralisasi. Scrttralisasi clatl
IIibah Internal Unpas I-ahun 2014
Wilayah Studi Kabupaten Ciamis,
Jumal Januari Manusia Sumberdaya Pemasaran dan
Hartati, Gini, dan Syarifudin, Dedeu, (2008).
Analisis Kondisi Infiastruktur
Desa
2011 Volume 13 Nornor 1, ISSN : 1411' 8661 , Program Pascasarjana Universitas
Tertinggal dalam Perspektif Penanggulangan
:
Kemiskinan
Wilayah Studi
Kabupateu
Ciarnis. Penelitian Dosen Muda Ur-rir.ersitas
Gaiuh , halaman 61-91.
Galuh Ciarnis.
Syalifuclin. Deden, (2008).
I-anc1i.vanto, Erlangga Agustino, (200,5 ). I(neria Keuangan dan Stategi Peubangunan Kota di Era Otonomi Daerah: Studi Kasus
Pengernbangan Desa Tertinggal Wilayah Darat dau Pesrsir dalarn Perspektif Peningkatan lnc'leks Pembatigunan Manusia :
Kota Sr:rabaya. (Fakultas Ekououri
Wilayah Studi Kabupaten Ciamis,
Universita s Airlan gga) Mayer, B. (2000). The Dynuntics o/ Conflict
Magister. hlstitut Teknologi Banclung. Warsono, Hadi. (2009). Regionalisasi dan Manajemen Kerjasarna Antar Daerah : Studi Kasus Dinan'iika Ke{asama Antar f)acrah yang Berdekatan di Jawa Tengah, Disertasi. Prograrl Doktor Ih-r-ru Adrninistrasi Negara. U nivcrsitas Ciaj ah Mat1a.
Resoltttir.tn;
A
ltroctilioner's guide.
Sau
Frarrsisco: Jossey'-Bass.
Nisjar, Karhi (2002). Bahan KuHah Ihnu Administrasi Negara Laujut Kontetnporer. Banclung : Progratl Pasca Sar jana. Universitas Padjajaran. Po11it. C. & G.Bouckaerl. (2000). Pultlic
illurrtLgernerrt Re/bnn: A Crttrtltttt'tttit'. Analy-sis. New York: Oxford University Press.
Syarifuclin. Deden, (2011). Anaiisis Kondisi
hrfiastruktur Desa Tertinggal
dalam
perspektif Penanggulangan Ken-riskinan
Stratcgi
T'esis
Yin, Robert, K., (1994). Terjemaharr Mudzakir, M., Djauzi, Stutli Kttstts : Desuitt & ,lletocle , Penerbit Raja Grafindo Persada. .Takarla
(2008), LIn clun g-L/ndun g Nonror 26 Tahun 2007 Tentang Penotacur Ruong.
:
169
Lembesu Penel itian Llniversitcrs Pttsuntlun
ffifillllillillft:i..,.