16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
BABIV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden Pada bab ini akan membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada salah satu lembaga SD Negeri 10 Bebesen Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. Hasil observasi dan wawancara merupakan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian, sehingga dari hasil penelitian banyak data yang sangat bermanfaat bagi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru pada instansi masingmasmg.
Sistematika dalam pelaporan dimulai dari pendeskripsian, penafsiran dan penarikan kesimpulan, sesuai dengan metode analisa data yang digunakan dalam penelitian. Sesuai dengan fokus permasalahan yang telah dikemukakan pada bah awal, maka penyajian data ini meliputi: 1) Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam merumuskan program peningkatkan kinerja guru pada SD Negeri 10 Bebesen Kecamatan BebesenKabupaten Aceh Tengah, 2) kinerja guru pada SD Negeri 10 Bebesen Kabupaten Aceh Tengah, 3) Hambatan-hambatan yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru pada SD Negeri 10 Bebesen Kabupaten Aceh Tengah
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
90
16/41708.pdf
91
TblKakt"tikR a e ar ens espond en No Umur (tahun) 1 <35 (muda) 2 35 - 55 ( setengah baya) 3 >55 (tua)
Jumlah 3 orang 22 orang 5orang
Persentase (%) 10% 80% 10%
Dari 30 responden pada guru SD Negeri 10 Bebesen terdapat variasi umur pendidik antara lain adalah 3 orang guru muda 22 orang setengah baya dan 5 orang tua.
Tabe l Pendidikan & esponden No Pendidikan 1 D3 = 15 2 81 = 17
Jumlah 4orang 26 orang 30 orang
Persentase (%) 10% 90% 100%
Dari tabel di atas terdapat 30 responden yang berpendidikan D3 sebanyak 4 orang dan S 1 17 orang, belurn di temui guru yang berpendidikan 82, dan diharapkan kepada guru yang D3 agar dapat melanjutkan ke jenjang S 1.
Ta belTanggungan Responden No Tan an 1 < 5 (kecil 2 3 - 6 (sedang) 3 > (besar)
Jumlah
Persentase (%)
30
100%
Dari tabel di atas terdapat 30 responden yang semuanya mempunyai tanggungan, terdiri dari kategori kecil, sedang dan besar. TblP a e endatpatan R esponden No Pendapatan 1 < 2.500.000 (rendah) 2 2.500.000- 4.000.000 (sedang) 3 > 4.000.000 (tinggi)
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
Jumlah 16 14
Persentase (%) 60% 40%
16/41708.pdf
92
Dari tabel di atas terdapat penghasilan dan kesejahteraan guru rata-rata di atas 2.500.000,- s.d. 4.000.000 sebanyak 16 orang dan 4.000.0000,- ke atas sebanyak 14 orang. Sehingga dapat disimpulkan kebutuhan guru di SD Negeri 10 Bebesen dalam keadaan cukup.
TabelPenge1uaran Responden No 1 2 3
Pengeluaran < 2.500.000 (rendah) 2.500.000-4.000.000 (sedang) > 4.000.000 (tinggi)
Jumlah
Persentase (%)
30
IOO%
Dari tabel di atas terdapat pengeluaran atau biaya kehidupan guru ratarata di atas 2.500.000,- s.d. 4.000.000 sebanyak 30 orang. Sehingga dapat disimpulkan pengeluaran guru di SD Negeri I 0 Bebesen sesuai dengan penghasilan yang di dapat.
B. Prom SD Negeri 10 Bebesen SD Negeri I 0 Bebesen terletak di kota Takengon Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh tengah, sekolah ini didirikan pada tahun 1984 di desa Kemili Jalan Terminal Takengon dengan luas tanah 1.714 m 2 . Sebelah Timur berhadapan dengan Mess Time Ruang Sebelah Utara berhadapan dengan hotel Penemas Sebelah Barat berhadapan dengan TK Al-Washliyah Sebelah Selatan berhadapan dengan terminal Bus Takengon. Sekolah ini berada di tengak pemukiman masyarakat dan dalam lokasi yang sempit, halaman sekolah tidak begitu luas dan tidak sebanding dengan
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
93
jumlah siswa yang terns bertambah setiap tahunnya hingga 499 orang pada tahun 2014 ini, berikut ini profil SD Negeri 10 Bebesen : NamaSD Status SD AlamatSD Desa Kecamatan Kabupaten!Kota Provinsi Kode Pos I. Nama Alamat Yayasan/ Penyelenggara Sekolah 2. NSS 3. Jenjang Akreditasi 4. Tahun Pendirian 5. Tahun Beroperasi 6. Status Tanah 7. a Surat Kepemilikan Tanah Sertifikat I Akte b. Luas Tanah 8. a Status Bangunan b. Luas Bangunan 9. Luas Tanah yang akan dibangun Perpustakaan PSB SD 10. Banyaknya Koleksi Buku Perpustakaan 11. Jumlah Siswa dalam 3 Tahun Terakhir
: SD Negeri 10 Bebesen : Negeri : Jln. Terminal Takengon : Kemili : Bebesen : Aceh Tengah :Aceh
: 101060502023
:A : 1982 : 1984 :Wakaf
. : 1.714 m 2 : Permanen : 504 meter : 10.5 meter x 9 meter : 3.920
Data Siswa
JUMLAH SISWA KELAS
KETERANGAN 2011/2012
2012/2013
2013/2014
I
90
90
82
II
86
89
85
Ill
85
85
84
IV
81
82
83
v
70
80
80
VI
74
79
76
JUMLAH
486
496
499
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
94
Dari tabel di atas tercatat adanya peningkatan jumlah siswa dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu: 201112012 = 486 orang siswa 2012/2013 = 496 orang siswa 2013/2014 = 499 orang siswa uang Kl 1. DtaR a eas
BANGUNAN R.
R.
KELAS
KANTOR
5
RUSAK RING AN RUSAK SEDANG
JENIS BAlK
R.
PERPUST.
MUSHOLA
LAB
URJNOIR
-
-
-
-
-
-
8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KOMPUTER
Keadaan ruang kelas yang baik dapat menduk:ung proses belajar mengajar di SD Negeri 10 Bebesen juga diduk:ung oleh perbaikan ruang kelas terdapat 8 ruang kelas yang rusak ringan.
2. Mobiler BANG UN AN KURSJ GURU
MEJA GURU
ALMARI
PAPAN TULIS
KURSJ MURlD
MEJA MURlD
MEJA TAMU
BAlK
6
6
8
10
140
140
1
RUSAK RINGAN
3
3
3
10
60
60
-
RUSAK SEDANG
2
2
4
-
10
10
-
JENIS
Pada mobiler masih ada di dapati beberapa jenis kerusakan pada sarana di SD Negeri 10 Bebesen sehingga hal ini dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar yang mana terdapat kursi guru 6 baik, meja guru 6 baik,
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
95
lemari 8 baik, papan tulis 10 baik, kursi murid 140 baik, meja 140 baik, meja tamu 1 baik, jumlah seluruhnya 311 . Rusak ringan kursi guru 3, meja 3, almari 3, papan tulis 10, kursi murid 60, meja murid 60 jumlah 139. Rusak sedang kursi guru 2, meja guru 2, almari 4, kursi murid 10, meja murid 10, jumlah 28. Dengan diadakan perhatian guna perbaikan pada mobiler SD Negeri 10 Bebesen, maka kebaikan dan keaktifan siswa akan terwujud sehingga belajar yang mendukung serta adanya kerja sama yang baik antara semua pihak.
3. Jumlah Rombongan Belajar a Kelas I : 3 Rombongan Belajar b. Kelas II : 3 Rombongan Belajar c. Kelas ill : 3 Rombongan Belajar d. Kelas IV : 3 Rombongan Belajar e. Kelas V : 3 Rombongan Belajar f. Kelas VI : 3 Rombongan Belajar Untuk. memudahkan kegiatan belajar mengajar maka SD Negeri 10 Bebesen mengadakan 3 rombe (rombongan belajar) yaitu terdiri dari 3 kelas A, B dan C, pada masing-masing tingkat kelas sehingga kondisi belajar begitu kondusif.
4. Guru
.---
No
Status Guru
1
Guru Tetap (PNS)
2
Guru Tidak Tetap (Honorer)
3
Guru Bantu
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
Tingkat Pendidikan
SLTA
Dl
D2
D3
Sl
4
26
82
Jib
30
16/41708.pdf
96
4
StafTata Usaha
5
Tenaga Perpustakaan
Keberhasilan suatu sekolah dalam mewujudkan cita-citanya tidak terlepas dari peran guru yang aktif pada SD Negeri 10 Bebesen terdapat variasi pendidikan pada guru yaitu jumlah guru seluruhnya 30 orang diantaranya 4 orang masih berpendidikan Diploma 3, 26 orang Strata 1, diharapkan pada masing-masing guru agar dapat meningkatkan profesional kerjanya baik melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi dari sebelumnya juga mengikuti banyak pelatihan guna penambahan ilmu, saran pada guru yang masih D 3 agar melanjutkan pendidikan pada jenjang S 1 sehingga adanya keseimbangan kualitas dan kuantitas guru.
5. Data Buku
1.900
Tahun Pengadaan 2011 S.d. 2012
Kondisi Rusak Baik 1.582 318
Buku Referensi I Sumber
2.460
2012 s.d. 2013
1.978
482
Buku Pengayaan I bacaan
800
2013 S.d. 2014
424
376
No
NamaBuku
Jumlah
1
Buku Teks Pelajaran I Buku Pokok
2 3
Tersedianya buku yang baik pada suatu sekolah sangatlah mendukung kualitas siswa, hal ini memudahkan siswa untuk belajar mandiri dan berkreasi, kehadiran buku sangat dicintai para siswa karena buku menjadi alat penting dalam proses pembelajaran di kelas
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
r
16/41708.pdf
97
Pada SD Negeri 10 Bebesen terdapat 1900 buku yang rusak yang mana 1582 dalam kondisi baik dan 318 dalam kondisi rusak (buku tek pelajaran/ buku pokok) Buku referensi sumber terdapat 2460 buku diantaranya 1978 baik dan 482 rusak. Buku pengayaan bacaan 800 buku 424 baik dan 376 rusak, diharapkan pada pihak terkait agar menambah jumlah buku baik itu sumbangan buku dari pemerintah dan masyarakat.
6. Perangkat Media Pendidikan Kondisi
No
NamaBarang
Jumlah/ Unit
Tahun Pengadaan
1
Komputer Untuk Administrasi
1
2008
Baik 1
2
TVMonitor
1
2011
1
Rusak
Kehadiran media pendidikan pada suatu institusi sekolah sangat mendukung proses belajar mengajar mengingat kecanggihan zaman masa kini tidak terlepas dari perangkat komputer pada SD Negeri 10 Bebesen terdapat 1 unit komputer dengan kondisi yang baik serta TV monitor juga dalam kondisi baik, diharapkan adanya penambahan perangkat pembelajaran komputer kedepannya sehingga dapat mendukung sarana dan prasarana sekolah.
C. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Merumuskan Program Peningkatan Kinerja Guru pada SD Negeri 10 Bebesen Kabupaten Aceh Tengah
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
98
Kebijakan kepala sekolah yang diterapkan di sekolah sangat penting, karena semua kebijakan merupakan motor penggerak bagi segenap daya sekolah yang tersedia,
terutama guru-guru sekolah.
Begitu besarnya peranan
kepemimpinan kepala sekolah tersebut dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sehingga tidak berlebihan kalau dikatakan sukses tidaknya kebijakan yang ada disekolah sebagian besar ditentukan oleh kepala sekolah. Kepemimpinan merupakan seseorang yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan personilnya dalam mencapai tujuan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efesien. Oleh karena itu, kepemimpinan kepala sekolah harus memiliki kebijakan program dalam menjalankan tugas dan fungsinya, sebab kemajuan sekolah sangat tergantung kepada power kepala sekolah dalam menggerakkan bawahannnya Kepala sekolah harus mampu membimbing, mengatur, mempengaruhi, menggerakkan, mengkoordinasi program sekolah agar berjalan teratur dan terarah dan penuh kerja sama Tabel Peran Kepala Sekolah No Peran 1 Kurangbaik 2 Baik
Jumlah 0 30
Persentase (o/o}_ 0 100%
Kepala sekolah yang profesional adalah kepala sekolah yang mampu menguasai secara baik pekerjaannnya dan melebihi personal lain yang ada di sekolah, memiliki komitmen moral yang tinggi atas pekerjaannya sesuai dengan kode etik profesi, tentu kepala sekolah harus memahami bidang tugas yang ditekuni secara menyeluruh dan mendalam. Adapun kebijakan program kepala
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
99
sekolah berkaitan dengan peningkatan kinerja guru yang telah diaplikasikan pada sekolah masing-masing, dapat dilihat dari rekapitulasi jawaban responden, sesuai dengan peranan kepala sekolah. 1. Kebijakan Program Kepala Sekolah Sebagai Edukator Hasil wawancara dengan guru-guru SD Negeri 10 Bebesen tentang program kebijakan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru antara lain: Program kebijakan kepala sekolah berkaitan dengan peranan kepala sekolah sebagai edukator, antara lain memberikan kesempatan kepada guru-guru yang ingin mengembangkan tugas profesional melalui pelatihan-pelatihan, seminar dan kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya meningkatkan kinerja guru. Sebagai kepala sekolah yang sudah cukup berpengalaman dalam hal pembinaan mental dan moral kepala sekolah memberikan tauladan dalam segala hal kepada guru-guru serta lingkungan sekitarnya, baik dalam hal kedisiplinan dalam bekeJja, berpakaian, administrasi, sikap maupun kepribadian yang senantiasa membuat guru nyaman dalam bekerja. Kepala sekolah juga menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan guru dalam proses pembelajaran serta mendukung guru dalam pembuatan APM (alat peraga murah) untuk berbagai bidang studi. Berdasarkan hasil wawancara di atas, kebijakan kepala sekolah sebagai edukator memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan kinerjanya melalui mengikut sertakan dalam kegiatan pelatihan-pelati.ha sesuai dengan bidang disiplin ilmu serta membina mental dan moral melalui suri tauladan yang baik sehingga guru nyaman dalam melaksankaan tugas dalam mengajar.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
100
2. Program Kebijakan Kepala Sekolah Sebagai Manajer Kepala sekolah selaku pimpinan tertinggi di sekolah mempunym wewenang penting dalam memanajemen sekolah yang dipimpinnya, salah satunya adalah dalam pembuatan program keija yang telah diprogramkan bersama guru-guru pada awal tahun yang merujuk kepada visi, misi dan tujuan sekolah. Dalam hal ini, menjadi kepala sekolah harus mampu menggerakkan seluruh komponen sekolah untuk bekeija dan kepala sekolah melaksanakan pengawasan. Sebagai manajer, kepala sekolah berkaitan dengan gaya kepemimpinan dalam menjalankan tugasnya, karena gaya kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap bawahannya Berdasarkan rekapitulasi jawaban guru-guru dari SD Negeri 10 Bebesen tentang kebijakan
kepala sekolah sebagai manajer dapat
disimpulkan bahwa: Kebijakan kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai manajer telah dianggap maksimal, sebab keberadaan kepala sekolah cukup berpengalaman sehingga program kepala sekolah sepenuhnya merujuk kepada misi dan visi sekolah yang telah disepakati dewan guru, sehingga program yang dilaksanakan berdasarkan keputusan rapat dewan guru dan komite sekolah. Dalam menjalankan program kepala sekolah melibatkan semua komponen yang ada di sekolah agar tercipta rasa empati dari semua personil sekolah terhadap sekolah, namun untuk menghindari kesalahpahaman maka kepala sekolah terlebih dahulu mensosialisasikan target, trik dan tujuan yang ingin dicapai agar keija sama dapat beijalan lancar dan hasil yang diharapkan maksimal. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai manajer sebaiknya memberikan kepercayaan penuh kepada petugas masing-masing sehingga kepala sekolah yang berhasil apabila kepala sekolah hanya mengawasi beijalannya tugas-tugas yang diberikan tersebut, tidak terlibat langsung agar muncul karismatik kepala sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah membuat target-target dan memantau keija dari masingmasing personil agar beijalan lancar. Berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah sebagai manajer, diawali dengan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun program
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
101
sekolah, baik bentuk program jangka panjang, program jangka menengah dan program jangka pendek, baik program akademik maupun program non akademik yang dituangkan dalam RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah), demikian juga kemampuan kepala sekolah dalam menyusun
personalia
sekolah
atau
dalam
menempatkan
karyawan
berdasarkan berbagai pertimbangan-pertimbangan potensi personil, demikian juga dengan kemampuan kepala sekolah dalam memberdayakan bawahannya dalam menjalankan program sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk perawatan sarana dan prasarana sekolah dan pengembangan kinerja melalui pelatihan-pelatihan. 3. Program Kebijakan Kepala Sekolah sebagai Administrator Peran kepala sekolah sebagai administrator, berkaitan dengan pengelolaan administrasi sekolah, yang meliputi administrasi kurikulum, perpustakaan, pengarsipan, administrasi peserta didik, administrasi guru dan administrasi lain. Dalam hal ini, menjadi kepala sekolah harus mampu melakukan pendekatan kepada personil, baik pendekatan sifat, pendekatan prilaku maupun pendekatan situasional. Pendekatan sifat ini berkaitan dengan hubungan kemanusiaan dengan bawahannya, agar bawahan dapat bekerja dengan baik dan disiplin serta penuh tanggung jawab. Oleh larrena itu, efek:tivitas kerja kepala sekolah tergantung pada tingkat pembauran antara gaya kepemimpinan dengan tingkat menyenangkan dalam situasi tertentu.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
102
Berdasarkan rekapitulasi jawaban guru-guru SD Negeri 10 Bebesen terhadap kepemimpinan kepala sekolah sebagai administrator dapat disimpulkan bahwa: Program kebijakan kepala sekolah sebagai administrasi, kepala sekolah sangat memahami sepenuhnya seluk beluk administrasi guru, karena kepala sekolah berasal dari guru tentu paham dengan kelengkapan administrasi guru, namun kepala sekolah tidak terlibat menentukan program pembelajaran di kelas, hal ini merupakan tugas profesional guru, jadi dalam hal ini peran kepala sekolah hanya sebagai pengawas. Masalah administrasi keuangan, personalia dan pengarsipan kepala sekolah tidak memahami sepenuhnya selain karena kemampuan ICT sedang sebab saat ini administrasi sekolah umumnya online, oleh karena itu tugas ini dilimpahkan kepada tata usaha dan bendahara, akan tetapi terlibat langsung dalam pengelolaannya". ยท 4. Program kebijakan Kepala Sekolah sebagai Supervisor Sebagai supervisor kepala sekolah mempunyai peran melakukan supervisi pada komponen pendidikan si sekolah hal ini bertujuan untuk pengembangan
kinerja
guru
dan
personil-personil
lainnya
dalam
mewujudkan tujuan sekolah. Supervisi dapat berupa dorongan, bimbingan dalam pembelajaran, misalnya dalam pemilihan media, pemilihan metode yang baik dan cara-cara evaluasi yang sistematik. Dengan kata lain supervisi dalam menjalankan tugasnya, berusaha mengadakan dan melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar meningkat, membina
kerja sama yang baik dan harmonis antara murid, guru dan
lingkungan sekolah. Berdasarkan basil wawancara dengan guru-guru SD Negeri I 0 Bebesenmenyatakan bahwa program kebijakan kepala sekolah sebagai supervisi yang dilakukan kepala sekolah adalah:
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
103
a. Mengadakan kunjungan kelas yaitu mengamati aktivitas guru ketika mengajar, untuk melihat bagaimana guru mengajar apakah sudah memenubi persyaratan didaktik dan metodik dengan kata lain melihat kelemahan-kelemahan guru dan perlu perbaikan. b. Mengadakan kunjungan observasi, yaitu kepala sekolah mempercayai dan guru-guru yang serumpun untuk wakil kurikulum mendemonstrasikan pembelajaran yang baik, kemudian melakukan diskusi untuk mengobservasi kelemahan-kelemahan. c. Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problem yang dialami siswa, misalnya anak sering terlambat, mengatasi siswa yang nakal dan memperhatikan sikap siswa dalam belajar. d. Membimbing guru-guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah. e. Mengadakan pertemuan atau rapat, melalui rapat kepala sekolah dan guru-guru dapat membicarakan masalah-masalah umum yang terjadi di sekolah dan solusinya, terutama yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar siswa. f. Mengadakan diskusi kelompok bersama guru-guru yang serumpun untuk menelaah materi-materi pelajanm yang sulit serta mencari pemecahan masalahnya, menemukan metode-metode pembelajaran baru atau pendekatan agar pemahaman siswa terhadap pelajaran mudah dan menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pelajaran. g. Mengadakan pelatihan-pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengajar, baik pelatihan tingkat sekolah maupun di luar sekolah sesuai dengan bidang studinya h. Membimbing guru agar dapat memilih metode, media dan pendekatan serta pemilihan bahan ajar yang tepat sesuai dengan perkembangan anak dan tuntutan kehidupan masyarakat. 1. Pada awal tahun barn mengarahkan teknis pembuatan perangkat pembelajaran dan setiap akhir tahun melakukan evaluasi bersama terhadap program yang telah dilaksanakan. Supervisi merupakan tanggungjawab kepala sekolah yang sangat berat, karena supervisi tidak hanya memperbaiki mutu mengajar guru, akan tetapi menumbuhkan profesi guru dalam arti luas termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang proses belajar mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, memberikan bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum dalam hal ini pembinaan
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
104
dalam pemilihan
medi~
strategi, bahan ajar, pengelolaan kelas dan evaluasi
hasil belajar. 5. Program kebijakan Kepala Sekolah sebagai Leader Dalam menjalankan fungsi kepala sekolah sebagai leader, tentu karakter kepala sekolah berbeda-beda, namun sebagai leader yang paling utama adalah kepribadian,
keahlian,
pengalaman dan pengetahuan-
pengetahuan yang berkaitan dengan kepemimpinan. Sebagai leader kepala sekolah harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan serta meningkatkan kinerja guru, berkomunikasi dengan baik dan mampu mendelegasikan wewenang. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan adalah sebagai suatu usaha yang harus mampu mempengaruhi, mendorong dan menggerakkan semua warga sekolah dalam upaya mencapai tujuan bersama.
Berdasarkan jawaban guru-guru SD
Negeri 10 Bebesen tentang kepemimpinan kepala sekolah sebagai leader, dapat disimpulkan bahwa: Kebijakan kepala sekolah sebagai leadersif dapat dikategorikan rendah, artinya kepala sekolah belum maksimal mempengaruhi bawahannya dalam rangka pencapaian tujuan sekolah, terutama berkaitan dengan pendelegasian pekerjaan kepada guru dan pengambilan keputusan. Sebagai kepala sekolah belum mampu menggerakkan sepenuhnya warga sekolah terutama guru-guru, sebab menjadi kendala besar bagi kepala sekolah dalam hal komunikasi dengan guru-guru yang keberadaannya heterogen baik dari usi~ kepangkatan dan pendidikannya. Berdasarkan hasil wawancara di atas tentang fungsi kepala sekolah sebagai leader diketahui bahwa sebagai leader kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri 10 Bebesen belum maksimal, penyebabnya SDM kepala sekolah dalam berkomunikasi mengalami kesulitan ketika dihadapkan
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
r
16/41708.pdf
105
pada faktor heterogen guru baik dari usia, kepangkatan dan pendidikannya. Oleh karena itu, perlu adanya program dan kebijakan-kebijakan yang tepat dalam meningkatkan tingkat karismatik kepala sekolah sebagai leader. 6. Program kebijakan Kepala sekolah sebagai innovator Sebagai innovator kepala sekolah harus memiliki ide atau gagasan baru dalam melaksanakan fungsinya sebagai kepala sekolah, sehingga terjadi perubahan-perubahan yang relevansinya meningkatkan kinerja guru. Sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dapat disimpulkan bahwa, kinerja kepala sekolah dalam innovator masih kurang terutama berkaitan dengan proses pembelajaran. Sebab, sampai saat ini kepala sekolah belum pernah memberikan contoh-contoh pendekatan dan strategi pembelajaran yang baru kecuali melalui pelatihan-pelatihan. Tabel Kinerja Guru No Kinerja f--1 Kurang baik .__2 Baik
Jumlah
Persentase (%)
0
0
30
100%
Namun kepala sekolah bersifat konstruktif artinya mendorong dan membina guru-guru untuk mengembangkan profesinya, melalui berbagai aktivitas misalnya mengadakan MGMP di sekolah atau KKG agar guru-guru mendapat pengalaman baru tentang pembelajaran. Selanjutnya, pada pnnsipnya kepala sekolah juga adabtabel dan fleksibel, artinya dalam meningkatkan kinerja guru mampu beradaptasi dan fleksibel terhadap situasi yang baru, seperti
perkembangan dunia informasi kepala sekolah juga
melengkapi sarana dan prasaran pembelajaran berbasis ICT, namun sampai saat ini guru-guru belum dapat mengaplikasikan dalam pembelajaran sehari-
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
106
hari. Adapun jawaban responden berkaitan dengan program kebijakan kepala sekolah sebagai inovator dapat disimpulkan bahwa: a. Kepala sekolah mengadakan dan menganjurkan pelatihan tindakan kelas untuk mendiagnosa keberhasilan aktivitas pembelajaran serta mencari solusi yang tepat dalam pemecahannya. b. Kepala sekolah memberikan peluang dan memfasilitasi guru-guru yang innovatif, agar termotivasi dengan guru-guru lain. c. Kepala sekolah menggalakan pembuatan APM (alat peraga murah) sebagai motivasi bagi peserta didik, diharapkan bemilai kreasi tinggi dan dibuat dari barang-barang bekas, misalnya pembuatan peta dari koran bekas. d. Kepala sekolah sebagai inovator dalam mengembangkan sekolah sangat menonjol, sebab selama kepemimpinan telah banyak pembaharuan baik bersifat perubahan fisik maupun proses pembelajaran yang bertujuan merealisasikan tujuan pendidikan. Berdasarkan penjelasan di atas, kepala SD Negeri 10 Bebesen telah melaksanakan bentuk inovator kepada guru melalui berbagai kegiatan yang bersifat membangun dan memotivasi guru, diantaranya adalah mengadakan pelatihan penelitian tindakan kelas agar guru menemukan pemecahanpemecahan masalah yang terjadi di dalam kelas yang berkaitan dengan proses pembelajaran, selain itu kepada sekolah juga memotivasi guru untuk senantiasa membuat alat peraga sebagai alat bantu mengajar yang memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar sekolah, selanjutnya untuk memotivasi guru kepala sekolah juga telah mengupayakan pembangunan fisik bangun sehlngga proses belajar mengajar dikelas menjadi lebih nyaman. 7. Program kebijakan Kepala sekolah sebagai Motivator Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada guru-guru dalam melakukan tugas dan fungsinya, motivasi ini akan tumbuh melalui berbagai faktor baik secara
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
107
internal
maupun
ekstemal,
diantaranya
adalah
melalui
pengaturan
lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, memberikan dorongan dan penghargaan. Adapun hasil wawancara dengan guru-guru SD Negeri 10 Bebesen, tentang kebijakan program kepala sekolah sebagai motivator dapat disimpulkan sebagai berikut: a.
Pengaturan lingkungan :fisik sekolah, dengan moto "setiap hari ada perubahan walaupun sekecil atom", dalam hal ini kepala sekolah berperan aktif dalam melakukan pengaturan lingkungan :fisik agar proses pembelajaran meningkat, diantaranya pengaturan ruangan dewan guru, pengaturan kelas dan kelengkapan sarana dan prasarananya. Dalam hal ini kepala sekolah mengupayakan untuk menciptakan suasana ruangan yang menarik dan menyenangkan serta kondusif, dan untuk memotivasi kepala sekolah juga mengadakan Iomba kelas setiap tahunnya b. Pengaturan suasana kerja yang harmonis, misalnya dengan menempatkan personil pada keahliannya masing-masing agar tidak terjadi kecemburuan sosial, menempatkan personil secara merata agar semua guru mendapatkan kesempatan untuk belajar bertanggungjawab, sehingga suasana kerja aman dan terkendali. c. Disiplin, sebagai kepala sekolah adalah sosok tauladan bagi guru dan murid serta lingkungan masyarakat sekitamya, , oleh karena itu kedisiplinan merupakan faktor yang paling utama bagi kepala sekolah. Untuk mendisiplinkan guru dan murid terutama pada pagi hari, maka kepala sekolah memotivasi dengan kebiasaan memberikan salam kepada guru dan siswa, maka secara otomatis hal ini akan memotivasi guru dan murid tidak terlambat. Selanjutnya kepala sekolah juga membuat jam kejujuran, dimana kepada semua guru wajib mencatat jam hadir ke sekolah dan jam pulang serta keterangan-keterangan lain. d. Dorongan, faktor motivasi yang paling menentukan peningkatan kinerja guru adalah motivasi, karena motivasi adalah penggerak dan pengarah. Dalam hal ini, kepala sekolah telah mengupayakan berbagai program sesuai dengan indikator diantaranya dalam memberikan perhatian penuh kepada keadaan guru-gurunya, memberikan hadiah bagi guru yang berprestasi dan memberikan sanksi bagi guru yang melanggar peraturanperaturan sekolah. Selanjutnya, kepala sekolah juga mengupayakan kesejahteraan guru melalui berbagai insentif dan kebutuhan lainnya e. Penghargaan, penghargaan dikaitkan dengan prestasi kerja guru dimana guru yang berprestasi kerja tinggi dipromosikan sebagai kepala sekolah, diberikan kesempatan untuk mengikuti berbagai perlombaan misalnya pemilihan guru berprestasi tingkat kabupaten dan provinsi.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
108
Berdasarkan hasil wawancara di atas, kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi semua warga sekolah agar suasana sekolah menjadi kondusif, aman, nyaman dan hannonis, kebijakan melalui motivator diawali dengan kebijakan lingkungan fisik sekolah berupa pengaturan ruangan yang rapi, halaman yang tertata, sehingga sekolah nampak indah. Selanjutnya pengaturan suasana kerja yang harmonis, disiplin, dorongan dan penghargaan terhadak prestasi kinerja guru yang baik. Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasi)an suatu organisasi adalah gaya kepemimpinan, sebab setiap manusia antara satu dengan yang lain berbeda baik pengalaman, pendidikan, kondisi lingkungan, pribadi dan lain sebagainya. Oleh karena itu, berkaitan dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi terutama dalam konteks pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan dalam satuan pendidikan adalah upaya memahami kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan personil sekolah, terutama berkaitan dengan kebutuhan guru yaitu membantu guru dalam rangka menambah wawasan, pengetahuan, profesional dan kemampuan mengajar. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru-guru SD Negeri I 0 Bebesen tentang gaya kepemimpinan yang diterapkan terdiri gaya instruktif, konsultatif, partisipatif dan gaya delegatif yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kemauan para guru mengarahkan dan mempengaruhi guru dalam pencapaian tujuan pendidikan serta
memberikan dorongan dan
motivasi untuk menyelesaikan tugas, kepala sekolah mengutamakan
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
109
dukungan
secara psikologis
agar para guru
secara sukarela mau
melaksanakan tugas sesuai dengan harapan kepala sekolah. Berkaitan dengan peningkatan kinerja guru, maka kepala sekolah melakukan pengarahan melalui komunikasi dua arab dan penjelasanpenjelasan yang terarah tentang tugas-tugas yang perlu dilakukan guru. Kepala sekolah secara terus-menerus memberikan suporting agar guru terbiasa mengerjakan tugas secara benar dan melatih guru untuk memberikan saran-saran terhadap kebijakan organisasi.
Oleh karena itu, dalam
menerapkan gaya ini kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan kepribadian, yaitu kepala sekolah bersifat tegas dalam menjalankan tugasnya, jujur dan terbuka dalam menghadapi permasalahan kecuali pada hal-hal yang bersifat prinsifil, percaya diri dalam membina guru-guru, berani mengambil resiko, tangguogjawab dalam semua kebijakan yang akan dijalankan, berjiwa besar dan optimis dan emosi yang stabil dalam menghadapi karakteristik guru yang berbeda-beda.
Pada prinsipnya, kepemimpinan tidak hanya berkenaan dengan gaya yang ditampilkan oleh pemimpin, karena tidak satu gayapun yang dapat diterapkan secara konsisten pada beragam organisasi terutama sekolah, artinya tidak ada kepemimpinan yang baik untuk semua situasi, sehingga masing-masing memeiliki gaya dan keunggulan yang berbeda-beda. 8. Hambatan-hambatan yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru pada SD Negeri 10 Bebesen Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Secara teoritis kepala sekolah selaku pimpinan tertinggi di sekolah mempunyai wewenang penting dalam memanajemen semua tata kelola dalam
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
110
lingkungan sekolah yang dipimpinnya, tentu kepala sekolah harus memiliki kelebihan dibandingkan dengan guru-guru. maka menjadi kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat dan akurat dalam meningkatkan kineija bawahannya. Namun, dalam pelaksanaannya tidak selamanya beijalan lancar sebagaimana telah diprogramkan. Berdasarkan rekapitulasi jawaban guru-guru SD Negeri 10 Bebesen tentang hambatan kepala sekolah dalam meningkatkan kineija guru antara lain teijadi pada kelemahan kepala sekolah sendiri dalam menjalankan fungsinya sebagai sebagai edukator, manajer, supervisor, leader, inovator dan motivator, hal ini dijelaskan oleh guru-guru SD Negeri 10 Bebesen bahwa kepala sekolah dapat dikategorikan baru ditempatkan SD Negeri 10 Bebesen, sehingga kepala sekolah perlu beradaptasi dengan kondisi guru yang heterogen,
selanjutnya masa transisi atau pertukaran kepala JUga
mempengaruhi
kineija
guru
karena
berbeda
kepala
berbeda
gaya
kepemimpinannya, sehingga kcadaan ini menjadi salah satu kendala dalam menjalankan proses pembelajaran. Hambatan lain yang dihadapi kepala sekolah secara umum adalah dalam menjalankan fungsinya sebagai supervisor, guru yang puas dengan pendidikan apa adanya yang telah dimiliki, tanpa ada kemauan untuk menambah pendidikan yang lebih tinggi, sehingga kualitas guru dalam mengajar dari tahun-ke tahun tetap tidak berkembang. Selanjutnya, kurangnya motivasi bagi guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru mengajar hanya melepaskan tanggungjawab.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Ill
Berdasarkan basil wawancara tersebut dapat dipahami bahwasanya ada beberapa hambatan dalam peningkatan kinerja guru di SD Negeri 10 Bebesen, di antaranya; a.
Tensitas pergantian kepala sekolah yang sering dan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda berdampak pada kinerja guru.
b.
Guru cepat merasa puas dengan kualitas akademiknya sehingga enggan untuk menambah jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
c.
Kurangnya
motivasi
guru
dalam
menciptakan
proses
yang
menyenangkan sehingga berkesan guru mengajar hanya melepaskan tanggung jawab.
D. Pembahasan Pembahasan ini dimaksudkan untuk memaparkan pokok-pokok temuan yang diperoleh dari lapangan, selanjutnya dianalisis data dan temuan tersebut baik berupa penguat untuk pengambilan kesimpulan implikasinya terhadap penarikan kesimpulan. Berikut akan diuraikan beberapa pokok bahasan sesuai dengan pertanyaan penelitian. I. Gaya-gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SD Negeri 10 Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Sehubungan
dengan
upaya
peningkatan
kinerja
guru,
gaya
kepemimpinan sangat menentukan dalam hal membimbing, mengarahkan dan melakukan pembinaan terhadap guru-guru. Dalam hal ini tidak ada satu gaya kepemimpinan yang ideal melainkan gaya kepemimpinan yang harus disesuaikan dengan lingkungan. Gaya kepemimpinan dalam satuan pendidikan
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
112
adalah upaya memahami kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan personil sekolah, teruta.ma berkaitan dengan kebutuhan guru yaitu membantu guru dalam rangka menambah wawasan,
kemampuan mengajar.
pengetahuan, profesional dan
Sesuai dengan pendapat Veithzal Rivai (2009:288)
bahwa " gaya kepemimpinan berbeda dengan tipe-tipe kepemimpinan, gaya kepemimpinan lebih cenderung kepada situasi dengan kata lain satu tipe kepemimpinan dapat disesuaikan dengan berbagai gaya kepemimpinan". Berdasarkan basil penelitian, maka gaya-gaya yang diterapkan dalam meningkatkan kinerja guru antara lain gaya konsultatif (selling) dalam hal ini peran kepala sekolah dalam memotivasi, mengarahkan dan membimbing guru harus dikedepankan.
Dalam menerapkan gaya ini kepemimpinan kepala
sekolah berkaitan dengan kepribadian, yaitu kepala sekolah bersifat tegas dalam menjalankan
tugasnya, jujur dan
terbuka dalam
menghadapi
permasalahan kecuali pada hal-hal yang bersifat prinsifil, percaya diri dalam membina guru-guru, berani mengambil resiko, tanggungjawab dalam semua kebijakan yang akan dijalankan, berjiwa besar dan optimis serta emosi yang stabil dalam menghadapi karakteristik guru yang berbeda-beda. Gaya partisipatif mengupayakan kepala sekolah dan guru turut andil dalam mengambil keputusan, kepala sekolah sangat menghargai usaha dan prestasi guru, dengan kata lain kepala sekolah memberikan kemudahan dan mengkomunikasikan beberapa
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
hal yang berkaitan dengan guru, terutama
16/41708.pdf
113
motivasi dan kreativitas guru serta mempromosikan guru menjadi kepala sekolah.
Sedangkan
gaya kepemimpinan instruktif (telling) yaitu kepala
sekolah banyak berperan dalam mengarahkan tugas-tugas guru. Kepala sekolah merumuskan peranan-peranan guru dan memberikan instruksi kepada guru sehingga kepala sekolah melalcukan pengawasan yang ketat agar tujuan program tercapai. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, maka tidak ada satu gaya pun yang ideal melainkan harus disesuaikan dengan tingkat kemauan dan kemampuan gurugurunya, sebab manjadi kendala apabila terjadi kemampuan guru tinggi tetapi kemauannya rendah, sebalik:nya kemauannya tinggi ak.an tetapi kemampuannya rendah oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja guru perlu adanya kemauan dan kemampuan. Dengan demikian tidak. ada gaya yang paling cocok untuk semua situasi. Namun, untuk membentuk profesional guru mak.a pemilihan gaya
kepemimpinan
perlu
diperhatikan
beberapa
hal,
seperti
yang
dikemukakan oleh Purwanto (2007:42) diantaranya:
a. b. c. d. e.
f.
Dapat melihat secara akurat problem atau kebutuhan perbaikan pengajaran Memiliki wawasan kependidikan yang dinamis dan maju Ahli dalam membuat konsep dan terampil dalam menyusun program. Memi1iki komitmen yang kuat untuk mempengaruhi guru-guru dalam menyelesaikan tugas. Sangat energik dan bekerja dengan giat untuk membimbing, membina guru-guru dalam rangka meningkatkan profesionalnya. Dapat bekerja dengan baik dalam jangka waktu yang relatif lama.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
114
Kepemimpinan kepala sekolah harus menghindari terciptanya pola hubungan dengan guru yang hanya mengandalkan kekuasaan, sebaliknya perlu mengedepankan keija sama fungsional, kesejawatan dan menghindari terciptanya suasana kerja yang serba menakutkan. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan kepala sekolah bertujuan untuk menciptakan guru-guru percaya diri, menghindari diri dari wacana retorika, menghindari diri dari sifat dengki dan kebencian, sebaliknya harus menumbuhkan antusiasme keija para guru, menghindari dari sifat selalu menyalahkan guru akan tetapi berusaha membenarkan (mengoreksi) kesalahan guru dan tidak membuat guru jenuh dalam melakukan tugasnya. Gaya kepemimpinan kepala sekolah juga mengupayakan suasana keija yang menyenangkan sehingga guru tertarik dan betah melakukan pekeijaan, di samping dituntut untuk terns melakukan motivasi seorang kepala sekolah dalam meningkatkan kineija guru. 2. Kebijakan kepala sekolah dalam merumuskan program peningkatkan kineija guru SD Negeri 10 Bebesen Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Kepala sekolah selaku pimpinan tertinggi di sekolah mempunyai wewenang penting dalam memanajemen sekolah yang dipimpinnya, salah satunya adalah menentukan program kebijakan
kepala sekolah dalam
meningkatkan kineija guru, maka masing-masing kepala sekolah memiliki
trik sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah. Program kebijakan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dijalankan sesuai dengan peranan kepala sekolah sebagai edukator dengan melakukan pembinaan mental guru, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, melakukan pendekatan
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
115
dengan guru-guru baik secara individual maupwn klasikal, memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan yang lebih tinggi, dan kebijakan lain sesuai dengan sekolahnya. Program kebijakan kepala sekolah sebagai manajer, antara lain adalah dengan mensosialisasikan
~
target dan tujuan yang ingin dicapai sekolah,
memberikan kepercayaan penuh kepada personil dan kepala sekolah hanya sebagai manajer tidak terlibat langsung, agar personillebih bertanggungjawab dalam menjalankan tugasnya. Program kebijakan kepala sekolah sebagai administrator
antara lain kepala sekolah hams memahami sepenuhnya
terutama administrasi guru sebab umumnya kepala sekolah berasal dari guru, kepala sekolah membuat target bagi guru yang tidak lengkap administrasinya untuk tidak dibenarkan masuk kelas dan perlu dilakukan pembinaan secara khusus baik oleh kepala sekolah atau ternan sejawat. Selanjutnya, program kebijakan kepala sekolah sebagi superv1sor merupakan tugas yang paling kemampuan profesional
bera~
sebab tugas ini berkaitan dengan
kepala sekolah tidak hanya sekedar mengawasi
namun tugas terpenting adalah mengupayakan adanya perubahan-perubahan pada kompetensi guru baik kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, kompetensi paedagogik maupun kompetensi profesional. Demikian juga, dengan kebijakan kepala sekolah sebagai leader dapat dikategorikan rendah karena kepala sekolah belum mampu memberdayakan semua guru-guru untuk dapat meningkatkan kinerjanya, hal ini berkaitan dengan faktor lingkungan baik pribadi kepala sekolah maupun lingkungan sosialnya.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
116
Program kebijakan kepala sekolah berkaitan dengan inovator antara lain
kepala
sekolah
adalah
dengan
menggalakkan
program
ICT,
menggalakkan APM (Alat Peraga Murah), mengembangkan kreatifitas guru melalui penulisan laporan tindakan kelas, membuat inovasi-inovasi baru baik fisik maupun proses pembelajaran. Demikian juga dengan program kebijakan kepala sekolah sebagai motivator agar kineija guru meningkat dapat diperhatikan pengaturan lingkungan fisik, meningkatkan
kedisiplinan,
memberikan
pengaturan suasana keija, dorongan
dan
memberikan
penghargaan, pengakuan serta menerapkan hukuman kedisiplinan agar guru termotivasi. Untuk melaksanakan program kebijakan kepala sekolah sangat tergantung kepada pengalaman, pendidikan dan kemampuan kepala sekolah, sebagaimana dikemukakan oleh Mulyasa (2007 :98) bahwa " sebagai edukator, kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dalam hal ini faktor pengalaman sangat
mempengaruhi
mendukung
profesional
terbentuknya
kepala
pemahaman
sekolah,
tenaga
terutama
k((pendidikan
dalam terhadap
tugasnya". Dengan demikian pengalaman semasa menjadi guru, wakil kepala sekolah atau menjalankan tugas-tugas lainnya sangat mempengaruhi kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan perannya, juga berkaitan dengan jenis pelatihan-pelatihan yang pemah diikuti. Jadi, sebagai kepala sekolah
harus
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
mampu
membimbing
guru,
mengembangkan
tenaga
16/41708.pdf
117
kependidikan, membimbing tenaga kependidikan non guru, sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0296/U/1996, bahwa " kepala sekolah sebagai edukator hams memiliki kemampuan membimbing guru, membimbing tenaga kependidikan non guru, membimbing peserta
didik, mengembangkan tenaga kependidikan, mengikuti perkembangan iptek dan memberi contoh mengajar. Sebagai manajer kepala sekolah hams memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Sebagai manajer, kepala sekolah berkaitan dengan gaya kepemimpinan dalam menjalankan tugasnya, karena gaya kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap bawahannya. Dalam hal ini sebagai kepala sekolah hams mau dan mampu
mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka
mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuan. Selanjutnya, berkaitan dengan peranan kepala sekolah sebagai innovator maka kepala sekolah hams mencari, menemukan dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah, maka sebagai innovator, ada beberapa peranan yang hams diemban oleh kepala sekolah, dijelaskan oleh Mulyasa (2009:78-79) sebagai berikut: a.
Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas guru dengan mempasilitasinya melalui dana komite sekolah,
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
118
b.
c. d. e. f. g. h.
1.
J.
Membuka komunikasi, agar muncul pemikiran baru dengan guru yang selama ini menyimpan rasa ketidakpuasan kepada pemimpin dan pemerintah, Mengembangkan dan membiasakan sistem kolaborasi dalam proses pelajaran antara guru sejenis, Meningkatk:an program training yang lebih komprehensip, Memberikan insentif, riward, funisment bagi guru, Mengembangkan kepemimpinan kepala sekolah dengan sikap innovatif dan demokratis, Melakukan pembaharuan bagi fisik sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan kebutuhan, Kepala sekolah senantiasa memperdayakan (empowering) pemimpin lokal seperti kepala desa, tokoh masyarakat, guru yang berpotensi, untuk membangun kerja sama dalam meningkatakan kualitas pendidikan, Melakukan kerja sama dunia usaha (LSM pendidikan) untuk memajukan teknologi informasi, komputer, internet, dalam rangka pembelajaran electrical/earning, dan Menciptakan/menertibkan keamanan sekolah dengan penataan lingkungan, kebersihan, keindahan, kenyamanan, suasana penuh dengan nilai-nilai pendi~ sehingga pelaksaan kegiatan belajar dan mengajar senantiasa tercipta secara kondusif. Kepala sekolah, selain melakukan perannya yang bersifat konseptual
dan keterampilan hubungan manusia juga harus mampu melaksanakan aktivitas-aktivitas yang bersifat praktis,
Wahyudi (2009:33) menyatakan
bahwa "keterampilan teknikal yaitu kemampuan kepala sekolah dalam menanggapi dan memahami serta cakap menggunakan metode-metode termasuk yang bukan pengajaran, yaitu pengetahuan keuangan, pelaporan, penjadwalan dan pemeliharaan". Dengan demikian kepala sekolah juga berperan membantu melakukan kegiatan yang bersifat teknis untuk mendukung kelancaran program-program sekolah yang sebagian tugas telah dilimpahkan pada guru atau petugas
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
119
administrasi. Banyak fak:tor yang mempengarubi kinerja guru, akan tetapi yang paling menonjol adalah faktor ekstemal yaitu faktor kepemimpinan. 3. Hambatan-hambatan yang dihadapi Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SD Negeri 10 Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Setiap pekerjaan yang berhubungan dengan banyak orang pasti memiliki kendala dan hambatan. Setiap sekolah pasti berbeda kendala yang dihadapi karena berbeda lingkungannya dan kendala itupun bervariasi ada yang besar dan ada yang kecil, ada yang bersifat individual ada juga yang bersifat umum sehingga apabila permasalahannya kecil kepala sekolah langsung mengambil tindakan sedangkan apabila permasalahannya besar kepala sekolah dibantu oleh guru-guru senior, komite juga memberikan wewenang kepada atasannya. Adapun hambatan yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja gurunya secara umum adalah lemahnya kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurikulum, artinya masih ada guru yang belum mahir dalam menterjemahkan kurikulum pelajaran yang diampu dengan pembuatan administrasi pembelajaran, sehingga masih banyak guru yang mengajar apa adanya tanpa persiapan dan program, hal ini didasarkan atas dokumentasi hasil supervisi kepala sekolah. Oleh karena itu, menjadi peran kepala sekolah sebagai supervisor membimbing dan membina guru-guru tersebut baik secara individual
maupun
secara
klasikal.
sebab
tolak
ukur
keberhasilan
kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuannya membina guru-guru sebagai ujung tombak berhasilnya pendidikan.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
120
Demikian
Juga,
himbauan
kepala
pembaharuan dalam pembelajaran artinya
sekolah
untuk
melakukan
kepala sekolah memfasilitasi
kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran agar proses pembelajaran berlangsung lebih menarik dan menyenangakan, juga guru-guru diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan agar kualitas pembelajaran meningkat, namun kenyataannya menjadi kendala bagi kepala sekolah mengapa guru-guru lebih senang mengajar dengan metode konvensional yaitu dominan metode ceramah dan jarang menggunakan metode pembelajaran yang bersifat kontektual misalnya dengan menggunakan benda nyata dalam pembelajaran atau pembelajaran dihalaman sekolah
agar siswa lebih
termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Lemahnya komponen guru dalam menerjemahkan kurikulum ke dalam perangkat pembelajaran dan lemahnya kinerja guru berkaitan dengan tugas profesionalnya merupakan kelemahan kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai supervisor, sepetti yang dikemukakan oleh Suryobroto (2010:182), bahwa: a. b.
c. d. e. f.
Membimbing guru agar dapat memilih metode mengajar yang tepat. Membimbing dan mengarahkan guru dalam pemilihan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak dan tuntunan kehidupan masyarakat. Mengadakan kunjungan kelas yang teratur, untuk observasi pada saat guru mengajar dan selanjutnya didiskusikan dengan guru. Pada awal tahun pelajaran baru, mengarahkan penyusunan silabus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Menyelenggarakan rapat rutin untuk membawa kurikulum pelaksanaan di sekolah. Setiap akhir pelajaran menyelenggarakan penilaian bersama terhadap program sekolah. Berkaitan dengan psikis guru juga mempengaruhi kinerja guru, keadaan
ini merupakan faktor yang sangat menentukan apakah hal ini dikarenakan
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
121
kondisi guru sakit atau karena faktor keluarga atau lingkungannya, oleh karena itu sebagai kepala sekolah hams mampu melakukan pendekatan-pendekatan dengan guru agar guru lebih terbuka dan komunikatif dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Demikian juga dengan iklim sekolah akan menjadi kendala dalam meningkatkan kinerjanya, sebab apabila iklimnya baik dan harmonis akan menunjang kinerja guru akan baik akan tetapi apabila iklim sekolahnya kurang baik tugasnya.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
akan mempengaruhi guru dalam menjalankan
16/41708.pdf
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dapat disimpulkan beberapa hal, diantaranya: 1.
Tingkat kinerja guru memberikan dukungan sepenuhnya kepada guru dalam rangka mengembangkan kompetensi guru dengan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan guru,kepala sekolah juga melibatkan guru-guru pada berbagai jenis pelatihan, seminar, kajian ilmiah serta mengaktifkan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dilakukan dua minggu sekali. Terkait dengan sarana dan prasarana, kepala sekolah juga menambah buku-buku bahan ajar yang relevan sesuai dengan kebutuhan guru bidang studi masingmasing serta memfasilitasi penelitian tindakan kelas guna meningkatkan wawasan
pengetahuan
guru
dalam
mengembangkan
kompetensi
profesionalnya. Kompetensi profesional guru terkait dengan administrasinya yang meliputi pembuatan rencana pembelajaran, alat evaluasi, analisis dan laporan evaluasi. Kepala sekolah mendukung sepenuhnya pengembangan kapasitas guru dengan mengalokasikan dana RAPBS untuk berbagai kegiatan peningkatan kualitas guru, misalnya pelatihan, kegiatan ilmiah seperti seminar, lokakarya dan menulis karya ilmiah dalam bentuk penelitian tindakan kelas, serta mendukung program pendidikan yang lebih tinggi guna menambah wawasan dan pengetahuan guru. Kepala sekolah juga, proaktif mengadakan bahan ajar, media pembelajaran yang bersifat inovatif dan kreatif serta memberikan riward, fanishment dan komitmen dalam melengkapi administrasi pembelajaran.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
122
16/41708.pdf
123
2.
Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinetja guru di SD Negeri 10 Bebesen Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah, yang diterapkan terdiri gaya instruktif, konsultatif, partisipatif dan gaya delegatif yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan kepala sekolah mengarahkan dan mempengaruhi guru dalam pencapaian tujuan pendidikan serta memberikan dorongan dan motivasi untuk menyelesaikan tugas, kepala sekolah mengutamakan dukungan secara psikologis agar para guru secara sukarela mau melaksanakan tugas sesuai dengan harapan kepala sekolah.
3.
Berkaitan dengan peningkatan kinetja guru, maka kepala sekolah melakukan pengarahan melalui komunikasi yang terarah tentang tugas-tugas yang perlu dilakukan guru.
Kepala sekolah secara terus-menerus
memberikan suporting agar guru terbiasa mengetjakan tugas secara benar dan melatih guru untuk memberikan saran-saran terhadap kebijakan organisasi. Oleh karena itu, dalam menerapkan gaya kepemimpinan kepala sekclah berkaitan dengan kepribadian, yaitu kepala sekolah bersifat tegas dalam menjalankan tugasnya, jujur dan terbuka dalam menghadapi permasalahan kecuali pada hal-hal yang bersifat prinsifil, percaya diri dalam membina guru-guru, berani mengambil resiko, tanggung jawab dalam semua kebijakan yang akan dijalankan, berjiwa besar dan optimis dan emosi yang stabil dalam menghadapi karakteristik guru yang berbeda-beda 4.
Hambatan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinetja guru yang
telah
diprogramkan
adalah
faktor
keterbatasan
pendidikan,
kemampuan dan pengalaman kepala sekolah sendiri. Demikian juga dengan masa transisi atau pertukaran kepala sangat mempengaruhi kinetja guru
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
124
karena berbeda kepala berbeda gaya kepemimpinannya, sehingga keadaan ini menjadi salah satu kendala dalam menjalankan proses pembelajaran minimal guru-guru berusaha beradaptasi dengan kepala sekolah yang baru. 5.
Selanjutnya, hambatan yang paling menonjol dalam meningkatkan kinerja guru adalah pola kepemimpinan lama berbeda dengan pola pemimpin yang baru, sehingga terjadi kesalahpahaman antara guru-guru yang muda dengan guru-guru yang telah berpengalaman, dengan kata lain banyak guru yang puas dengan pendidikan apa adanya yang telah dimiliki, tanpa ada kemauan untuk menambah pendidikan yang lebih tinggi, sehingga kualitas guru dalam mengajar dari tahun-ke tahun tetap tidak berkembang. Selanjutnya, kurangnya motivasi bagi guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan,
guru
mengajar
hanya
melepaskan
tanggungjawab.
Selanjutnya, kondisi fisik kepala sekolah juga menentukan kinerja guru apabila kepala sekolahnya enerjik dan ulet maka guru-guru juga akan terimbas, oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah harus memahami kemampuan bawahannya agar sinergis dalam mencapai tujuan".
B. Saran 1.
Kepada guru dalam meningkatkan kinerjanya agar dapat meningkatkan kompetensinya
sebagai
guru
yang
profesional,
yaitu
kompetensi
paedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Sebab, menjadi kendala bagi guru adalah faktor kemampuan dan kemauan, banyak guru yang mau tapi tidak mampu sebaliknya ada guru yang mau tapi tak mampu, oleh
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
125
karena itu kemampuan dan kemauan merupakan dua hal yang barns sejalan agar kinerja guru dapat meningkat, meskipun secara teori banyak faktor yang mempengaruhinya. 2.
Kepada kepala sekolah,
diharapkan agar memiliki kelebihan dari guru-
guru terutama dalam menjalankan fungsinya sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator dan motivator. Dengan kata lain, kepala sekolah barns memiliki banyak ide-ide kreatif yang dapat di contohkan kepada guru-guru terutama berkaitan dengan
pembelajaran,
misalnya adanya metode pembelajaran barn, strategi dan pendekatan serta penggunaan
media.
Sehingga
tidak
terjadi
kejanggalan
dalam
kepemimpinan artinya lebih berkompetensi guru ketimbang kepala sekolah. 3.
Berkaitan dengan upaya peningkatan kinerja guru, kepala sekolah harus mampu membuat kebijakan-kebijakan yang dapat dijalankan oleh guruguru dan bersifat inovatif,
menciptakan ide barn yang kreatif, inovatif dan
berdaya guna. Dengan demikian, kepala sekolah menjadi tauladan bagi guru-guru dalam segala hal, namun kepala sekolah barns menonjolkan keunggulannya sesuai dengan bidangnya agar guru-guru simpatik terhadap kepala sekolah. Kepala sekolah juga barns komitmen dalam mengambil kebijakan. Berdasarkan basil dan kesimpulan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa rekomendasi sebagai implikasi lebih lanjut untuk dapat diterapkan dalam rangka meningkatkan kinerja guru, antara lain:
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
126
1.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan tugas dan fungsi kepala sekolah, karena konsep ini merupakan modal dasar bagi kepala sekolah dalam menjalankan jabatannya. Menjadi kepala sekolah bukanlah hal yang mudah apabila tidak memiliki pengetahuan yang mendalam tentang konsep kepemimpinan, terutama dalam
membuat
program
khususnya
terkait
dengan
peningkatan
kompetensi guru. Dalam hal ini, kompetensi guru akan meningkat apabila kepala sekolah memaharni dan mengetahui serta menerapkan fungsi kepala sekolah itu dengan baik dan benar, untuk meningkatkan pemahaman kepala sekolah tentang konsep tersebut perlu dilakukan beberapa aJternatif antara lain, menelusuri literatur, mengembangkan kapasitas melalui pendidikan yang lebih tinggi dan
aktif dalam mengikuti pelatihan, seminar dan
simposium yang berkaitan dengan kepemimpinan dan mengadakan kunjungan ke sekolah-sekolah yang lebih maju dalam bentuk studi banding. 2.
Peran kepemimpinan adalah suatu cam yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinetja guru, maka tidak ada satu gaya pun yang ideal melainkan harus disesuaikan dengan tingkat kemauan dan kemampuan guru-gurunya, sebab manjadi kendala apabila tetjadi kemampuan guru tinggi tetapi kemauannya rendah, sebaliknya kemauannya tinggi akan tetapi kemampuannya rendah oleh karena itu untuk meningkatkan kinetja guru perlu adanya kemauan dan kemampuan.
3.
Untuk
mengatasi
hambatan
yang
dihadapi
kepala
sekolah
dalam
meningkatkan kinetja guru, hendaknya menjadi kepala sekolah yang profesional berasal dari profesi yang sebelumnya guru, dan untuk
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
127
menambah wawasan dalam bidang kepemimpinan perlu dilakukan berbagai aktivitas baik langsung atau tidak misalnya melalui kesempatan belajar, pelatihan, magang, studi banding dan lain-lain.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi, (20 I 0), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan (2009), Manajemen Kepemimpinan Transpormasional Kepala Sekolah, Jakarta:Rineka Cipta. Depdiknas, (2007), Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Revisi, Jakarta: Balai Pustaka. Dwiwibawa, F. Rudy dan Riyanto, Rheo, (2012), Siap Jadi Pemimpin? Latihan Dasar Kepemimpinan, Cet 5, Y ogyakarta: Kanisius. Hakim, Lukmanul, (2009), Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima Hasri, Salfen (2007), Kepala Sekolah dan Guru Universitas Malang.
yang Efektif dan Efesien, Malang:
Muhaimin, dkk, (2009), Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Group. Muhibbin Syah, (2006), Peningkatan Kualitas Guru Suatu Pendekatan Baru, Jakarta: Rhineka Cipta. Mulyasa, E (2007), Guru Idaman, Bandung: Remaja Rosda Karya. Mulyasa, E, (2009), Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Jakarta: Remaja Rosdakarya Mulyasa, E, (2009), Menjadi Kepala Sekolah Profesional Bandung: Remaja Rosda Karya. Moleong, Lexy J, (2009), Metode Penelitian Kua/itatif edisi Revi[;i, Bandung: Remaja Rosdakarya. Musriadi, (20 10), Gaya Kepemimpinan kepala Madrasah dalam meningkatkan Kinerja Guru pada SMP Negeri 10 Lamteh Kota Banda Aceh, Banda Aceh : Pustaka Unsyiah. Nurhayati, (2009), Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sukakarya Kota Sabang, Program Pasca Sarjana, Universitas Syiah Kuala. Nurkolis, (2006), Manajemen Berbasis Sekolah, Cet. 3, Jakarta: Grasindo.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Purwanto, (2007), Peningkatan Kualitas Guru Suatu Pendekatan Baru, Jakarta: Rhineka Cipta. Faturrohman, Pupuh dan M Sobry Sutikno, (2011), Strategi Be/ajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama. Rai, I Gusti Agung, 2008, Audit Kinerja pada Sektor Publik, Konsep, Praktik, Studi Kasus, Jakarta: Salemba Empat. Rosmiati, (2009), Kepemimpinan di Madrasah, Departemen Agama Rl, Jakarta. Rivai, Veithzal, (2009), Education Management Ana/isis Teori dan Praktek, Jakarta: PT Raja Grapindo Persada. Saebani, Beni Ahmad, (2008), Metode Penelitian, Bandung: Pustaka Setia. Silberman, Melvin, (2006), Active Learning, Bandung: Nusa Media. Sukmadinata, Nana Syaodih, (2010), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya. Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta. Sumiati, (2007), Pengembangan Profesi Keguruan, Jakarta: Gema Insani. Suryosubroto, B, (2010), Manajemen Pendidikan di Sekolah, Yogyakarta: Rhineka Cipta. Soetjipto,( 2005), Profesi Keguruan, Jakarta: Rhineka Cipta. Slamet, (2007), Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta. Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, (2009), Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Remaja Rosdakarya. Thariq Muhammad as Suwaidan Faishal Umar Basyarahil, (2006), Sukses Menjadi Pemimpin Islam, Jakarta: Maghfirah Pustaka. Tatang S, (2012), Ilmu Pendidikan, Cet. I, Bandung: Pustaka Setia. Usman, Nasir, (2012), Manajemen Mutu Kinerja Guru, Konsep Teori dan Model, Bandung: Citapustaka.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
16/41708.pdf
Usman, Husaini, (2009), Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wahyudi, (2009), Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran, Jakarta: Alfabeta. Zainal Abidin, (2005), Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja Guru (SMU di Kabupaten Aceh Timur), Banda Aceh: Pustaka Unsyiah. Zaiton, (2010), Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Peningkatan Motivasi Kerja Guru pada MAN Klut Selatan Aceh Selatan, Banda Aceh: Pustaka Unsyiah.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka