3. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Ilmu Kelautan IPB, Ancol, Jakarta yang meliputi dua tahap yaitu persiapan dan fragmentasi Lobophytum stictum. Tahap persiapan (pembersihan kolam, substrat) dilakukan pada bulan Juni 2010. Kegiatan fragmentasi dimulai pada bulan Agustus 2010 dan selanjutnya dilakukan pengamatan sampai bulan Januari 2011. Sampel karang yang digunakan untuk kegiatan transplansi diperoleh dari Area Perlindungan Laut, Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu pada koordinat 5° 44’ 23” LS dan 106° 36’ 42.3” BT.
3.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian Alat dan Bahan Cool box Jangka sorong Kamera underwater Kertas newtop Alat tulis Termometer Pompa Refraktometer Aerator Sampel karang Rubble/Gravel Substrat ubin Terpal Pipa, selang, dan pemberat selang Pakan alami
Spesifikasi 15 cm Canon G 10, 12 megapixel
Keterangan Pengangkut sample Pengukur panjang, lebar Dokumentasi Menulis data pengamatan Menulis data pengamatan Pengukur suhu Membuat arus Pengukur salinitas Penyuplai oksigen Karang lunak Lobophytum strictum Bahan dasar filter mekanik Tempat peenenmpelan karang Penutup kolam Mengalirkan air dan udara
20 x 20 cm 5x2m
Plankton
15
16
Peralatan yang digunakan untuk mengolah data pengamatan adalah komputer atau laptop yang dilengkapi dengan software Image-J dan Microsoft Office Excel 2007.
3.3. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perlakuan yang berbeda yaitu penggunaan cahaya dan tanpa cahaya. Sampel karang diletakkan pada kolam yang berbeda. Kolam yang pertama dibiarkan mendapat cahaya, sedangkan kolam yang kedua ditutup menggunakan terpal untuk menghalangi cahaya agar tidak masuk ke dalam kolam. Hal ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup karang lunak yang sudah ditransplantasi. Tahapan kegiatan penelitian dapat dilihat pada skema yang disajikan pada Gambar 3. Persiapan kolam transplantasi Pengambilan sampel karang Transplantasi
Pengambilan data hasil transplantasi
Kolam terbuka tanpa penutup
Kolam tertutup terpal
Analisis Data
Gambar 3. Diagram kegiatan penelitian
17
3.3.1. Persiapan Kolam Tahap persiapan meliputi dua kegiatan yaitu pembersihan kolam dan persiapan substrat. Kolam yang akan digunakan untuk kegiatan transplantasi dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan kaporit yang bisa membantu menghilangkan lumut dan organisme lainnya yang nantinya dapat mengganggu kegiatan transplantasi. Pada bagian dasar kolam terdapat rubble karang yang terdiri dari beberapa ukuran dan berfungsi sebagai filter fisik. Kolam yang digunakan berukuran 3,5x1,5x1 m3 menggunakan sistem resirkulasi tertutup sehingga air yang digunakan adalah air yang sama. Kolam mengalami penambahan air setiap 3 hari sekali, hal ini dikarenakan air yang terdapat dalam kolam merembes ketanah dan menguap. Kolam berfungsi dengan baik jika dilengkapi dengan aerator yang berfungsi untuk mensuplai oksigen kedalam kolam. Berikut adalah kolam yang digunakan untuk transplantasi karang lunak dengan perlakuan kolam yang dibiarkan terbuka mendapat cahaya dan kolam yang tertutup terpal (Gambar 4).
Gambar 4. Kolam transplantasi karang lunak
18
Substrat yang digunakan untuk penempelan karang lunak berbentuk persegi empat dari bahan semen seperti ubin dengan ukuran 20x20 cm2 (Gambar 5). Karang hasil transplantasi diletakkan di atas substrat yang nantinya akan menempel pada substrat. Sebelum digunakan, substrat dibersihkan terlebih dahulu dari organisme lain yang menempel.
Gambar 5. Subtrat transplantasi karang lunak
3.3.2. Pengambilan Karang Lunak Karang lunak yang digunakan diambil dari Pulau Pramuka Kepulauan Seribu. Koloni karang lunak yang diambil adalah koloni alami beserta substratnya dengan ukuran panjang sekitar 25-30 cm. Setelah pengambilan, karang lunak dimasukkan ke dalam plastik yang diisi air dan udara kemudian diikat rapat. Karang yang terdapat dalam plastik dimasukkan kedalam coolbox yang sudah diisi es batu (Gambar 6a). Fungsi dari es batu adalah untuk menurunkan suhu sehingga aktivitas metabolisme karang berjalan lambat dan mengurangi tingkat stress karang. Es batu yang dimasukkan dalam coolbox dibalut dengan koran, hal ini dilakukan agar es batu tidak cepat mencair. Setelah karang sampai di kolam, karang tidak langsung dimasukkan ke dalam kolam tetapi dilakukan aklimatisasi selama satu malam. Kegiatan ini dilakukan dengan keadaan plastik dimasukkan kedalam kolam untuk menyamakan suhu
19
dengan kolam sehingga karang lunak mampu menyesuaikan diri dengan kondisi perairan yang baru (Gambar 6b).
(a)
(b)
Gambar 6. Proses penanganan karang lunak (a) pengemasan karang lunak di laut, (b) aklimatisasi di kolam setelah dari laut
Karang lunak sudah siap untuk ditransplantasi setelah satu bulan beradaptasi di kolam. Setelah ditransplantsi, dilakukan pengamatan pertumbuhan karang lunak setiap seminggu sekali selama tiga bulan. Pemotongan fragmen karang lunak dilakukan sebanyak 32 fragmen, kemudian diletakkan pada substrat ubin yang terdapat pada kolam.
3.3.3. Pemberian Pakan Pakan yang diberikan pada karang lunak selama penelitian adalah pakan alami. Pakan alami yang diberikan berupa fitoplankton spesies Chlorella sp. yang merupakan hasil kultur di Laboratorium Mikroalga, ITK-IPB. Selain pakan alami, diberikan juga liquidfry untuk merangsang pertumbuhan fitoplankton sehingga dapat dijadikan sebagai makanan bagi zooplankton. Pemberian liquidfry sesuai dengan dosis yang tertera pada aturan pemakaian yang dilakukan setiap satu minggu sekali sebanyak 1,5 liter fitoplankton. Sedangkan untuk pakan buatan
20
diberikan sebanyak satu tutup botol liquifry untuk satu kolam. Ketika memberikan pakan, pompa dan aerator yang terdapat pada kolam dimatikan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar pakan menyebar keseluruh bagian kolam.
3.3.4. Pengambilan Data Pengukuran pertumbuhan karang lunak meliputi panjang dan lebar. Penentuan panjang dan lebar berdasarkan kapitulum terluar. Tanda panah horizontal untuk pengukuran lebar, sedangkan tanda panah vertikal untuk pengukuran panjang fragmen (Gambar 7).
(A)
(B) Gambar 7. Pengukuran fragmen karang lunak yang ditransplantasi, (A) lebar, (B) panjang Ciri-ciri karang lunak hidup (Gambar 8a) adalah terlihat segar, berwarna coklat kuning, dan fragmen tidak lembek sedangkan karang dikatakan mati (Gambar 8b) jika berwarna coklat pucat, layu, dan fragmen akan hancur ketika dipegang.
21
(a)
v
(b)
Gambar 8. Perbedaan fragmen karang lunak hidup (a) dan mati (b) Parameter lingkungan yang diukur adalah parameter fisika, kimia dan biologi yang diukur secara langsung maupun di laboratorium. Parameter fisika yang diukur adalah suhu dan salinitas. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer yang terpasang pada kolam, sedangkan pengukuran salinitas menggunakan refraktrometer dengan cara meneteskan contoh air keatas kaca refraktometer yang kemudian bisa dilihat langsung besarnya nilai salinitas pada kolam. Parameter kimia yang diamati yaitu nitrat, nitrit, amonium. Contoh air untuk dianalisa kandungan kimia perairannya diambil dengan botol berbentuk jerigen kemudian disimpan dalam coolbox. Analisis kandungan nitrat, nitrit, dan amonia dilakukan di Laboratorium Produksi Lingkungan, MSP-IPB.
22
Tabel 2. Parameter fisika, kimia dan biologi serta peralatan yang digunakan Parameter Fisika Suhu Salinitas Kimia Nitrit Nitrat Amonium Biologi Panjang pertumbuhan
Unit °C ‰ mg/l mg/l mg/l
Alat/Bahan
Keterangan
Termometer Refraktrometer
Pengukuran Langsung Pengukuran Langsung
Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer
Analisis Laboratorium Analisis Laboratorium Analisis Laboratorium
mm/minggu Jangka sorong
Pengukuran Langsung
3.4. Analisis Data Pertumbuhan panjang, lebar dan luasan karang lunak yang ditransplantasi dianalisa menggunakan software Image J 1.38x. Sistem penganalisaannya menggunakan foto karang lunak yang didigitasi di sekitar tepian karang sehingga akan menghasilkan nilai panjang, lebar, dan luasan karang secara otomatis. Untuk menjaga tingkat keakurasian data yang dihasilkan oleh Image J maka dilakukan pembandingan data dengan hasil olahan yang bulan sebelumnya. Satuan dari Image J telah dikalibrasi ke dalam centimeter (cm). Data pengukuran secara manual atau langsung diolah menggunakan software Microsoft Office Excel 2007. Data pertumbuhan karang lunak dianalisis menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap. Analisis ragam ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pencahayaan terhadap pertumbuhan.
3.4.1. Pertumbuhan Karang Lunak Pertumbuhan karang lunak diketahui dengan menganalisa beberapa parameter terkait pertumbuhannya, yaitu meliputi pertambahan panjang, lebar, dan luasan
23
kapitulum. Pengukuran pertumbuhan dengan menggunakan jangka sorong dan Image J dihitung menggunakan rumus Ricker (1975) in Haris (2001)
………. (1) Keterangan : β = Pertumbuhan panjang/lebar karang lunak (cm), Lt = Panjang/lebar karang lunak pada saat waktu ke-t, (cm) L0 = Panjang/lebar karang lunak pada saat waktu ke-o, (cm) t
= Waktu pengamatan karang lunak (minggu)
3.4.2. Tingkat Kelangsungan Hidup Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan transplantasi yang dilihat dari seberapa persen karang lunak yang ditransplantasi masih tetap hidup dari awal hingga akhir penelitian. Untuk menghitungnya maka digunakan persamaan Ricker (1975) in Haris (2001), yaitu:
……….. (2) Keterangan : SR = Tingkat kelangsungan hidup karang lunak (%), Nt = Jumlah fragmen karang lunak pada akhir penelitian, No = Jumlah fragmen karang lunak pada awal penelitian,
24
3.4.3. Laju Pertumbuhan Karang Lunak Persamaan yang digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan karang lunak, serupa dengan yang digunakan Zonneveild et al dalam Yustina et al., (2003), yaitu :
………. (3) Keterangan : α
= Laju pertumbuhan panjang/lebar karang lunak (cm),
Lt+1 = Rata-rata panjang/lebar karang lunak pada waktu ke- t+1, (cm) Lt
= Rata-rata panjang/lebar karang lunak pada saat waktu ke-i, (cm)
ti+1
= Waktu pengamatan ke-i+1
ti
= Waktu pengamatan ke-t