METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain population survey, yaitu dengan mensurvei sebagian dari populasi balita yang ada di lokasi penelitian selama periode waktu tertentu. Penelitian dilaksanakan di Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro. Pemilihan lokasi penelitian tersebut dilakukan dengan pertimbangan masih terdapat sebanyak 1.8% balita dengan status gizi buruk dan 10.9% balita dengan status gizi kurang, cakupan penerapan PHBS masih tergolong rendah, serta belum ada penelitian yang dilakukan di lokasi tersebut, khususnya mengenai hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta perilaku gizi seimbang ibu dengan status gizi dan kesehatan balita. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2011. Teknik Penarikan Contoh Contoh dalam penelitian ini adalah balita berusia 13-60 bulan yang tinggal bersama ibunya di Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro. Ada pun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang tinggal di Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro yaitu sebanyak 242 balita. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu dari balita yang terpilih sebagai contoh dalam penelitian. Kriteria pemilihan contoh adalah balita laki-laki atau perempuan, berusia 13-60 bulan, tercatat di posyandu Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, dan responden bersedia untuk diwawancarai. Ukuran minimal contoh dalam penelitian ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut (Lemeshow et al 1997). n = z2α/2 .p(1-p) = (1,96)2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 ≈ 49 d2 0,12 Keterangan : n
= ukuran contoh penelitian yang akan dipilih
z α/2 = nilai peubah acak normal baku pada derajat kepercayaan p (z > z α/2)= α/2 p
= estimasi proporsi ibu yang melakukan PHBS di Desa Campurejo (15%)
d
= tingkat presisi (10%)
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus di atas, ukuran minimal contoh yang digunakan adalah 49 contoh, yang dipilih dari tiga posyandu di Desa Campurejo, yaitu posyandu Puring 1, posyandu Puring 2, dan posyandu Puring 3. Adapun calon contoh dari ketiga posyandu yang memenuhi kriteria adalah
21
sebanyak 190 balita, dengan rincian 70 balita dari posyandu Puring 1, 71 balita dari posyandu Puring 2, dan 49 balita dari posyandu Puring 3. Calon contoh yang memenuhi kriteria tersebut kemudian dipilih sebagai contoh menggunakan metode acak stratifikasi dengan alokasi proporsional, yaitu dengan rumus: ni = Ni x n N dengan : ni = jumlah contoh yang diambil dari masing-masing posyandu n = ukuran minimal contoh yang diambil dalam penelitian N = jumlah seluruh balita di tiga posyandu NI = jumlah balita di posyandu i (i = Puring 1, Puring 2, Puring 3)
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus tersebut, kemudian diperoleh contoh dari masing-masing posyandu, yaitu 20 balita dari posyandu Puring 1, 20 balita dari posyandu Puring 2, serta 15 balita dari posyandu Puring 3, sehingga total keseluruhan contoh pada penelitian ini adalah 55 balita. Kecamatan Bojonegoro
Desa Campurejo
Dukuh Campurejo
Dukuh Plosolanang
Dukuh Mlaten
Posyandu Puring 1
Posyandu Puring 2
Posyandu Puring 3
Kriteria 70 balita
71 balita
49 balita
20 balita
20 balita
15 balita
55 balita Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik contoh (umur dan jenis kelamin), karakteristik keluarga (umur, pendidikan, besar keluarga, pekerjaan, dan pendapatan
22
orangtua), pengetahuan gizi, PHBS dalam keluarga, perilaku gizi seimbang ibu, konsumsi pangan balita, status gizi, dan kesehatan balita. Adapun data sekunder meliputi gambaran umum lokasi penelitian dan daftar nama pasangan ibu dan balita yang memenuhi kriteria penelitian. Pengambilan data primer yang meliputi data karakteristik contoh dan karakteristik keluarga, pengetahuan gizi, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan perilaku gizi seimbang ibu dilakukan melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner, sedangkan data konsumsi pangan balita diperoleh melalui metode recall 2 x 24 jam. Data status gizi balita diperoleh dengan metode antropometri, yakni dengan penimbangan berat badan menggunakan timbangan dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise. Data sekunder diperoleh dari pencatatan arsip desa dan data yang tersedia di puskesmas dan posyandu. Secara keseluruhan, jenis variabel, data yang dikumpulkan, dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data No. 1.
Variabel Karakteristik contoh
2.
Karakteristik keluarga
3.
Pengetahuan gizi ibu
4.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Data yang dikumpulkan Cara pengumpulan Umur Wawancara Jenis kelamin menggunakan Riwayat pemberian ASI Eksklusif kuesioner Umur orangtua Pendidikan orangtua Wawancara Pekerjaan orangtua menggunakan Pendapatan perkapita keluarga kuesioner Besar keluarga Definisi dan jenis zat gizi dalam pangan Wawancara Manfaat zat gizi menggunakan Akibat kekurangan zat gizi tertentu kuesioner Periode pemberian ASI Eksklusif Periksa kehamilan Persalinan ditolong tenaga kesehatan PUS memakai alat KB Balita ditimbang setiap bulan Sarapan pagi sebelum aktifitas Bayi mendapatkan imunisasi lengkap Minum air bersih yang masak Penggunaan jamban yang sehat Mencuci tangan dengan sabun air bersih Wawancara Menggosok gigi sebelum tidur menggunakan Tidak menggunkana napza kuesioner Mempunyai Askes/tabungan/uang/emas Penduduk wanita melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) secar berkala Pemeriksakan kesehatan secara berkala untuk mengukur hipertensi Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan Pap Smear Perilaku seksual yang sehat
23 Tabel 1 (Lanjutan) No. 5.
Variabel Perilaku gizi seimbang
6. 7.
8.
Data yang dikumpulkan Penganekaragaman makanan Pola hidup bersih keluarga Aktivitas fisik Pemantauan BB ideal
Konsumsi pangan balita Status gizi balita
Jenis makanan yang dikonsumsi Jumlah makanan yang dikonsumsi Berat badan (kg) Tinggi badan (cm)
Status kesehatan balita
Pernah tidaknya sakit Jenis penyakit Frekuensi sakit Lama sakit
Cara pengumpulan Wawancara menggunakan kuesioner Food recall 2 x 24 jam Pengukuran dengan timbangan injak dan microtoise Wawancara menggunakan kuesioner
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data yang dilakukan meliputi editing, coding, entry, cleaning, dan analisis. Coding dilakukan dengan cara menyusun code book sebagai panduan entri dan pengolahan data. Selanjutnya dilakukan entri data berdasarkan kode yang telah dibuat, dan kemudian dilakukan cleaning data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Data diolah serta dianalisis secara deskriptif dan inferensia dengan menggunakan program komputer Microsoft Excell 2007 dan program SPSS 16.0 for Windows. Hubungan antar variabel berskala ordinal dianalisis secara statistik menggunakan Rank Spearman Correlation Test, sedangkan hubungan antar variabel berskala nominal dianalisis menggunakan Pearson Correlation Test. Data mengenai karakteristik balita meliputi umur, jenis kelamin, dan riwayat pemberian ASI Eksklusif; serta
karakteristik keluarga yang meliputi:
umur, pendidikan, pekerjaan, besar keluarga, dan pendapatan keluarga ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Pengetahuan gizi ibu diukur dengan menggunakan 20 pertanyaan tentang definisi dan jenis zat gizi dalam pangan, manfaat zat gizi dan akibat kekurangan zat gizi tertentu, serta periode pemberian ASI eksklusif. Selanjutnya dari 20 pertanyaan tersebut diberikan skor pada masing-masing jawaban. Jawaban yang benar diberi skor 1, dan jawaban yang salah diberi skor 0, sehingga diperoleh total nilai terendah 0 dan total nilai tertinggi 20. Pengetahuan gizi ibu kemudian diklasifikasikan menjadi tiga katagori berdasarkan total nilai, yaitu rendah apabila total nilai kurang dari 60%, sedang apabila total nilai yang diperoleh antara 60-80%, dan tinggi apabila total nilai lebih dari 80% (Khomsan 2000).
24
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) diukur menggunakan 16 pertanyaan indikator PHBS tatanan rumah tangga yang mencakup 9 pertanyaan indikator perilaku dan 7 pertanyaan indikator lingkungan. Pertanyaan diberikan dalam bentuk tertutup dengan pilihan jawaban “ya” atau “tidak”. Berdasarkan 16 pertanyaan yang diajukan, apabila responden menjawab pertanyaan “ya” antara 1-4 pertanyaan, maka termasuk klasifikasi keluarga sehat 1; apabila menjawab “ya” antara 5-8 pertanyaan, maka termasuk klasifikasi keluarga sehat 2; apabila menjawab “ya” antara 9-12 pertanyaan, maka termasuk klasifikasi keluarga sehat 3; dan apabila menjawab “ya” antara 13-16 pertanyaan, maka termasuk klasifikasi keluarga sehat 4 (Depkes 2008 dalam Effendi dkk 2010). Perilaku gizi seimbang ibu diukur menggunakan 10 pertanyaan tentang penganekaragaman makanan, pola hidup bersih, aktivitas fisik, dan pemantauan berat badan balita. Pengukuran perilaku gizi seimbang dilakukan menggunakan pertanyaan tertutup dalam bentuk multiple choice, dengan pilihan jawaban: a) selalu/frekuensi sering, b) kadang-kadang, dan c) tidak pernah. Berdasarkan 10 pertanyaan yang diajukan, diberikan skor 1 untuk pilihan jawaban yang termasuk katagori rendah, skor 2 untuk pilihan jawaban yang termasuk katagori sedang, dan skor 3 untuk pilihan jawaban yang termasuk katagori baik, sehingga diperoleh total nilai terendah 10 dan total nilai tertinggi 30. Selanjutnya pengkatagorian total nilai perilaku gizi seimbang, yaitu katagori rendah apabila total nilai berkisar antara 10-16, katagori sedang apabila total nilai antara 17-23, dan katagori baik apabila total nilai antara 24-30 (Slamet 1993). Data jumlah konsumsi balita dihitung menggunakan metode recall, yaitu dengan menghitung jumlah dan jenis pangan aktual yang dikonsumsi oleh balita selama 2 x 24 jam. Data konsumsi pangan yang diperoleh kemudian dikonversikan ke dalam bentuk energi, protein, vitamin A, vitamin C, dan Fe menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (2004). Konversi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Kgij = {(Bj/100) x Gij x (BDDj/100)} Keterangan : Kgij
= Kandungan zat gizi-i dalam bahan makanan-j yang dikonsumsi (g)
Bj
= Berat bahan makanan-j yang dikonsumsi (g)
Gij
= Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan-j
BDDj
= Persen bahan makanan-j yang dapat dimakan (% BDD)
Selanjutnya untuk menghitung Angka Kecukupan Gizi menggunakan rumus : AKGI = (Ba/Bs) x AKG
25
Keterangan : AKGI
= Angka kecukupan zat gizi yang dicari
Ba
= Berat badan aktual sehat (kg)
Bs
= Berat badan standar
AKG
=Angka kecukupan energi atau protein yang dianjurkan oleh Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG 2004)
Tingkat
kecukupan energi dan
zat
gizi diperoleh dengan cara
membandingkan jumlah konsumsi zat gizi tersebut dengan kecukupannya. Berikut rumus kecukupan zat gizi yang digunakan : TKG = (K/AKGI) x 100% Keterangan : TKG
= Tingkat kecukupan zat gizi
K
= Konsumsi zat gizi
AKGI
= Angka kecukupan zat gizi yang dicari
Menurut Departemen Kesehatan (1996), tingkat kecukupan energi dan protein dibedakan menjadi lima cut off points yaitu defisit tingkat berat (<70% AKG), defisit tingkat sedang (70-79% AKG), defisit tingkat ringan (80-89% AKG), normal (90-119% AKG), serta berlebih (≥ 120% AKG). Adapun klasifikasi tingkat kecukupan zat besi (Fe), vitamin A, dan vitamin C dibagi menjadi dua kategori menurut Gibson (2005), yaitu defisit apabila <77% AKG serta cukup apabila ≥77% AKG. Status gizi contoh dihitung menggunakan z-skor berdasarkan indeks berat badan terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U), serta berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dengan menggunakan software antropometri 2007. Status gizi berdasarkan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB dikategorikan menjadi empat menurut standar baku Depkes RI 2008, yaitu: Tabel 2 Klasifikasi status gizi berdasarkan WHO-NCHS No 1
Indeks yang digunakan BB/U
2
TB/U
3
BB/TB
Sumber : Depkes RI 2008
Batas pengelompokan <-3 SD -3 s/d <-2 SD -2 s/d+2 SD >+2 SD <-3 SD -3 s/d <-2 SD -2 s/d +2 SD >+2 SD <-3 SD -3 s/d <-2 SD -2 s/d +2 SD >+2 SD
klasifikasi status gizi Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih Sangat pendek Pendek Normal Tinggi Sangat kurus Kurus Normal Gemuk
26
Status kesehatan balita diamati berdasarkan kejadian sakit pada satu bulan terakhir yang meliputi gangguan kesehatan (jenis penyakit yang diderita), kejadian sakit (pernah atau tidaknya sakit), frekuensi sakit serta lama menderita sakit. Kategori dari masing-masing variabel status kesehatan balita tercantum pada tabel 3 di bawah. Tabel 3 Cara pengkategorian dan pengelompokkan variabel penelitian No.
Variabel
Data Primer 1. Karakteristik contoh - Umur
2.
Kategori/ kelompok pengukuran
1. 2. 3. 4.
13- 24 bulan 25-36 bulan 37-48 bulan 49-60 bulan
1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 1. 2.
Remaja (< 20 thn) Dewasa muda (20 - 30 thn) Dewasa madya (31- 50 thn) Dewasa lanjut (> 50 thn) Tidak sekolah Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat PT Tidak bekerja Petani punya lahan Petani tanpa lahan Buka toko/ warung/dagang PNS ABRI/ polisi Pegawai swasta Buruh pabrik/ industry Buruh lainnya Supir / ojek Lainnya Miskin (