-3029
T e ra k re d i ta s iB
Sf,-ot etrLlld no.:24lDfirt/rcD/2oos
STRATEGI KOMUNIKASI UNTUK PENYADARAN DAN PEMBERDAYAAN KONSUMEN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MuhammadEdysusilo Prayudi Inu Komunikasi FISIPUPN "Veteran" Yogyakarta Jurusan
Confl.mercpositionis still weaku\ithin thr contextof consumer-producer relotiofiship.It is caused some W fuctors IikEIo10ell cntion anil culhtre, uhereasthe inpletnentation of Act No. 8/4999 on Cons merProtectionisstill not optim minpractice. me goalofthisresear.huas to identify conm nications ategyta makecafisumerouare and actil]ely inlloluedin consunerprotection.Consumer ouarenessstrategyrelatesto issueslikemediatobeused,tlws of Essages anilhart cons mersshould hmrerespond?dtowhtn they@ereheatedu faily by theproilu.ers. Eilucatio , adooc\c!, regulatio andneftoorkingarecrucial ta empotv comm nily. Ka t a kln ci : penyadarHt, penLbed ayaan,str ategi, edukasi,otu okasi,r egulasij ejain I
Pendahuluan Dalam prosespertukaran baiang danjasa, te4adi pertemuan antara produsen dan konsumen. Secaraideal, bentuk pertemuan itu seharusnya menjadi hubungan yang saling memuaskan. Produsen yang telah menerapkan prinsip,rrftertn8 dalam Perusahaannya, akan m€nempatkan kepuasan konsumen dalam tingkat yang tinggi. Mereka percayaLahwa kepuasanatan memberikan dampak yang positif terhadap usahanya,seperti semakin neningkatnya Penjualan dan lneluasnya pasar. Narnun temyata belum s€muaprodusen menerapkan fllosoli nrarketi g ya}..g menekankan pada kepuasan konsumen. Sangatbanyak te4adi, konsumen tidak mendapatkan apa yang dijanjikan oleh produsen. Hal ini jamak ditemui pada berbagaibidang mulai dari jasa transpotasi, jasa pelayanan publik, jasa rumah sakit, produk-produk keperluan rumah tangga dan sebagainya. Dari sisi komunikasi- terutama ddz,efistnslpedklanan d an Wblic rcLdtionskenyataan ini cukup menyedihlan. S€.ara tuml
llnu
Komoikasi,
Vollft
idealis, iklan seharusnya menjadi media untuk menyampaikan kelebihan-kelebihan produk dan bukan untuk menipu konsumenSementara flblk relationi berupaya untuk mendapatkan image yalJ.9Japaurabled.ati publik atas lembaga yang diwakilinya. Sementara itu dalam kegiatan kehumasan/public relations telah diatur berbagai kode etik. DalaDilnte'':.ftional P blic RelatiansAssocidtion(IPRA) Codeaf Condkt butil C tentangPedlaku terhadap publik dan media, angka 3, dikatakan bahwa lembaga kehumasantidak diperkenanlan untuk menyebarkansecams€ngajahJormasi yang palsu atau menyesatkan. Dalam pasal III Kode Etik Kehumasan Indonesia (KEKI) tentang Perilaku Terhadap Masyarakat Dan Media Massa disebutkan bahwa anggota P€rhumas harus "tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar atau yang mneyesatkan sehingga dapat menodai profesi kehumasan" Pada umumnya, konsumen yang dirugikan oleh produsen bersifat "pasran"
5, Nomor Z Mei - Ag6ts
2007
rl{ ShatesiKomuni(asiuntukPenyadaran
Mutlammad Edy Susilo dan Pn1'udi
terhadap p€ngalaman tidak menyenangkan ekonomi pelaku usaha adalah mendaPat yang diterimanya. Merekahanya memendam keuntungan yang semaksimal mungkin atau dengan modal seminim mungkin Prinsip ini sendiri perdsaan mereka mengunSkapkdnnya pada oranS-orang sangat potensial merugilan kePentingan terdekat mereka, tanpa diikuti oleh uPaya konsumen, bail secara langsung maupun tidal langsung untuk mendapatkan hak-haknya yang tidak Secaraumum, dapat diketaiui konsumen dipenuld oleh pmdusen. *bagai belum memilil.i kesadaran(moolen?.ssl Sebagian kecil konsum€n lainnya sudah hak-haknya konsumen, meskiPun melakukan beberapaupaya misalnya dmgan karena Oleh mengajukanconplai langsungkePada dilindungi oleh undang-undang. produsenatau menggunakanPerantara me- itu, permasalahan penelitian ini daPat dia orassd.Rubril "Surat Pembacd"di me' dirumuskan sebagaibedkut "Bagaimanakah dia massapada umumnya berisr tentang strategi komunikasi yang terbaik untuk leluhan pdra konsumen atas Produl ataL melakukan penyadaran dan pemberdayaan pelayananyang tidal menyenanslan dari konsumm di Daerah Istimewa Yogyakarta?" Penelitian ini hnrtuiua+---rlntuk Dihak Drodusen. ' ''Surat tembaca" s€sungguhnyahanya mengidentift kasi kasus-kasg9 Pelanggaran merupakan"puncal gunurg es" di mana terhadap hak-hak konsumen daJl mencad bagian lain dari "gunung es" tersebut penyebab belum optimalnya pela&4naan tersembunyidi bawai permuladn. Masih UUPK. Setelal dua tujuan tercebrlltelcaPai, yang en88an maka tuFan terakhir adalah 4encari shategi lonsumen banyal komunikasi terbaik untul penyadamn dan mmgungkapkan kerugian yang dideritanya p€mberdayaan konsumen atas hak-hal(nya. akibat produk atau pelayanan yang tidak s€suaidenganianji produsen. Hal ihr, seperh f t) / telah dirdmpailan di atds,berhLrbungan Metode Penelitian Metode yang diguna lan dalam Penelitiir dengan budala "rtno" dan budava yang "ribut" adalah metode penelitian deskriptif. dengan ini orang tidal mau membuat ini dimalsudkan mmggamt'artd r Pertelitian (Majarah Intisad, April2000). pilak lain realitdsatcu fenomend oleh dan nenielasldn yang harus diketahui Hdl ldin yang didmdti. Prosesnydberupa sosidl perlindungdn dari sisi kon.umenaddlah data,serh dan penvusunan pcnBUmpulan memilili hu(um. Saatini lndonesiasudd}l penafsiran data ters€but dan Konsumen analisis Undang-undang Perlindungan unluk menjela'lan Ludlitdtif 1999 Andlilis yaitu Undang-undang Nomor 8 tahun lenomenadenganaturan berpilir ilmiah tentang Perlindungan Konsumen (U['PK). pada yang diteraplan seca.asislemdti\ Lanpd tahun Kendati sudah diundangkan model kuantitatif; atau menggunakan tqgg, tampdlnya masyardLdt belum mengndatanUasfikdsi dengan normatil memanJaatkanundang'undang inr untul norma, hubungan dan penilaian standar melindungi d irinya dari dirugitan oleh pihdl dengan unsur lain suatu unsur Drodusen.Hal ini masih iau-hdari malsud kedudul(an pen€litian ini adalah dalam Obiek drl'eluarl\dnnva uurK va|\nl menlaol -bagi penerbangan, PLN dar landasan hulu m yang k uaI Pemerintah tonsumen iasd yang tangga rumah dan lembaga perlindungan lonsumen produk keperluan rta. lnlormasi di YogyaLa swadaya masyaraLatuntuk melaLutan bertempattinggal upaya pemberdayaanlonsumen nlelalul dan data dari lonsumen dijating melalui wawancdra mendalam \infuPlh inlPmiew) pembinaan dan pendidikan konsumen. Upaya pemberdayaan ini penting karena dengan tipe open-endedquestions da\ tidak mudah mengharapkan kesadaran penggalian data melalui fo.1ls gro p discw' pelalu usa]rayang pada dasamya Prinsip sr'or dan ob6ewdsi, Wawancara mendalam 8t
Iunal llmu KomNikasi, Vobtu t NomE 2, Mei _ Aguts
2007
Sbategi Komunilasi untuk Penyddaran yang dilalekan terhadap inJorman teryilih dan altivis LsM berdas^rkaninteroieu guida yang telah disusun. Peneliti melakukan wawancara dengan aktivitas YLKI sehubungan dengan aktivitas yang dilakukan dalam rangka penyadaran dan pemberdayaan konsumen. Peneliti juga m€lakukan wawancara mendalam dengan informan untul menggali infolmasi- Isu yang ditanyakan, misalnya, berhubungan dengan penyebab konsumen tidak melakukan komplai4 informasi apa yang seharuinya disampaikan oleh pemerintah agar konsumen sadar hak-haknya dan media yang sebaiknya digunakan s€rta inJormasi yang seharusnya disampaikan. FGD yaitu suatu diskusi terbatas t'€rsama pihak-pihak terkait untuk menggali permasalahan yang berhubungan dengan topik penelitian. Observasi menitikberatkan pada suasana ala iah (natwalisti. setlrrs). Peneliti tidak berusahamemanipulasikan va abel dan berusaha untuk tidak merusak kenormalan lunobstrustuemeasures). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan t€hnik purposite sampLing, artinya pemilihan sampel bertitik tolak pada penilaian pribadi peneliti yang menyatakan bahwa sampel yang dipilih benar-benar representafiJ(Sugiarto et al., 2001:40).Di samping itu, data pmelitian juSa akan digali dad aktivis I-SM yang bergerak di bidang konsumenyaitu YLKI Yogyakartadan Badan PcnyclesaianSengketaKonsumen (BI€K) ) aig bertanggung jawab menartgani konflik konsumen dengan pelaku usaha.Data dalam penelitian deskriptif terus dianalisis sejak proses pengumpulan data (Miles dan Hubermandalam Muladjir,l996:30) Kerangka Konseptual Era globalisasi dan perdagangan bebas vang ditandai d€ngan kemajuan teknologi dan informasi telah memperbesar ruang Serak arus transaksi barang dan jasa melewati batas-batassebuah n€8ara. Hal ini berdampal pada bervariasinya barang dan jasa yang ditawarkan baik yang berasal dad
Muhanmad Edy Susilo dan Pra''udi dalam dan luar negeri. Kondisi ini bisa berdampak posirif dan negatif bagi konsumen. Di satu pihak konsumen mendapatkan manJaat karena kebutuhan konsumen untuk memperoieh barang dan jasa yang diinginkan bisa terpenuhi dan lebih variatif dalam pemenuhannya. Selain itu, kompetjsi harga dan kualitas barang dan jasa yang ditawarkan pun lebih komp€titif sehingga pada akhimya koruumen yang dimnrngkan. Meskipun demikia& ada dampak negatif dad persaingan ini. Sedngkali kedudukan antara pelaku dunia usaha dengan konsum€n m€niadi tidak seimbang. Konsumen seringkali berada pada posisi yang lemah. Konsumen menjadi objek aktivitar bjsnis untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya oleh pelaku dunia usalla melalui kiat promosi, cara penjualan seta penerapan perianjian standar yang pada akhimya nerugikan konsul1tm. Perang iklan dan strategi promosi yang menggiurkan diterapkan oleh pelaftu usaha dengan memanipulasi informasi yang kalau dicermati lebih jauh sesungguhnya merupakan trik untuk mens8d€lkonsumen. Konsekuensi da ini semua adalah aspek kualitas produk atau jasa yang ditawarkan kadang menjadi tenbaikan. Kondisi di atas, sesungguhnya posisi konsumen masih sangat lemah. Ada beberapa argumen yang bisa dikaitkan dengan kenyataanini. Pelfam4 berhubungan dengan masih rendahnya kesadaran dan pendidikan konsumen di Indonesia. Lernahnya posisi konsum€n di Indonesia iuga disebabkan kenyataan adanya budaya llnmo yang berkembangdalam kontek sosial budaya masyarakat Jawa. Karakter ini memunculkan'budaya konsumen' yang cenderung untuk membiarkan atau tidak mempersalahlGn hal-hal yang sebenamya merugikan konsumen serldii Aigumen kedua dari lemahnya konsumen adalah kenyataan belum optimalnya sosialisasidan implementnsi dari Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
jumal Ilmu Kom6ika3i, Volume t Nomor 2, Mei - AguhB 2007
85
Shategi Komunilasi untuk Penyadamn
Mulammad Edy Susilo dall Prayudi
tentang Perlindungan Konsumen. UndanS- khalayak sasaran (larget oudience)dan s'apa undang ini menjadi penting karena berfungsi pula kelompok sasaran(fdl3ef37oaP)Naflrn sebagai landasan hukum baik bagi pelikny& dalam menetapka^ tatget iuilience pemerintah, lembaga perlindungan dan target group adala}i berkaitan dengan konsumen swadaya masyarakat mauPun aspek sosiologis, psikologis, Politis dan bagi konsumen untuk mengatasi upaya ekonomis (Effendy, 1999:32-33). Dalam penelitian ini, strategi komunikasi hukum yang mungkin timbul dari adanya transaksi barang dan jasa antara pihak yang diharapkan ditemukan adalah produsen dan konsumen. Meskipun sudah bagaimana cara terbaik membangun diterapkan s€kitar lima ta}lun, namun gaung kesadaran konsumen akan hak-haknya dari undang-undang ini tidak begitu Strategi penyadaran konsumen dapat dipahami dalam konteks media yang terdengar. digunakan, jenis pesan yang disamPaikarr Dala kegiatan membangrrn hubungan danbagaimanakonsumenbisa embedkan antara organisasi dan publiknya serta u]ltuk dapat menerapkan tindakan yang akan respon ketika terjadi keluhan. Proses pm,.usunan shategi komunikasi yang efektif dilakukan, maka diperlukan keahlian berkomunilGsi secara €fektif dan efisien. menjadi kunci keberhasilan Penyampaian Untuk itu perlu memperhatil(an strategi pesan. Namun strategi komunilasi yang dibuat dengan tidak berbasjspada publik pesan yang akan disamPaikan dalam sasaranakan berdampak pada penyamPaian berkomunilasi. Shategi komunilGsi adalah perencanaan informasi yang tidak efisien dan efektif. Pada prinsipnya ada beberapa tahapan komu ikasi dengan manajemenkomunilesi untuk mencapai tuiuan yang telah dalam perencanaanstrategi komunil(asi. Mengacu pada prosesmanajemm Public reditetapkan. Komponen-komponennya meliputi komunikator, pesan, media, lations, maka tahapan perencanaan strategi khalayak dan efek serta tujuan yang hendak komunikasi dapat dilihat dalam diagram dicapai oleh komunikator. Tujuan bedkut: komunilGsi itu perlu dinyatalan secamtegas sebelum dilaksanakan suatu proses 't. Defnins thefoblrn (or oryortlotity) pertama meliputi Langkah komunikasi, sehingga jelaslah siapa Problems !. Defrning
4. Evaluating the
Whatshoppeains,ow?
How an.l $hen doie do
Wot shotld se lo an.l sar?
3. TakingAction& Oommunicating
2. Planning and Proqrammmg
Sunb.r: CutLip,Scott M., AIen H. Ceoter& Glen M. Broon 2(nO,ElI.Lliv Ptibli. RelationslSth editionl, Prlotico-Hall, lrc: USA,hal l4l. 86
Jurnal ttmu Kom@lai.
volde
5, Nooor Z Vei - Ag6tus 20dl
Strategi Komunikasi untuk Penyadaran
Mulummad Edv Susilodan Pravudi
mengawasi mengkomunikasikan pesan ke publik memperhatikan dan pengetahuan, opini, sikap, dan pedlaku sasaran. Masing-masing strategi harus pihak-pihak yang berhubungan dan mengidentifikasi publik sararan dan pesan terpengaruh oleh sikap dan kebijakan yang dikomunikasikan, begitu iuga dentan deskdpsi spesifik metode pelaksanaan (s/esebuah organisasi. Langkah ini lebih merupakan sebuah lungsi inteleg€nsi, ciaia,e t, Wbliity ataninfomatioll campaly\ karena memberilan landasan bagi langkah- Taktik pendukung menspesifikasi alat langkah berikutnya dari prosespenyrsunan komunikasi yang digunakan untuk sbategi shabegikomunikasi. OIeh kar€naitu, langkah tertentu (p/css release,brosnr, pidato, dan ini dikmal dengan istilahJactfnding anddata sebagainya). Penting untuk dip€rtimbangkan dalam 8ru€rln8 (Centei & Jackson1995). perencanaan program adalah anggaran. 2. Planning and tuogamming Ketika permasalahan berhasil Biasanya anggaran disediakan oleh pihak diidentif ikasi melalui semngkaian penelitian manajemen organisasi untuk satu pedod€ waktu tertentu (satu tahun kalender dan analisis, informasi yang dilumpulkan pada tahap peltama digunakan untuk misalnya), tapi hdal menutup kemungkinan merencanakan strategi dan program dalam organisasi menyediakan dan.a rge t ya g upaya menyelesaikanmasalah.Tahap kedua bisa dipakai tika ada krisis melanda iuga mencalep neneriema]'lan temuan pada perusahaan (Baskin dan /tronot, 7992:742). tahap sebelumnya kedalam kebijalan dan 3. TakingActiofi and Commu icohng program organisasi. Pada tahap ini, inti Berdasarkan perencanaanstrategis komunikasi yang telah dipersiapkan dan aktivitas yang dilakukan dituiukan untuk menjawab,"Berdasarkan pada apa yang kita disetujui, impl€mentasi program aksi dan ketahui mengenai situasi, apa yang komunikasi yang dirancang untuk sasaran seharusnya kita ubah, lakukan dan spesifik bagi masing-masing publik katakan?" ("Bajed on uhat ue k olo about thr dilalukan untuk mencapai tuiuan progam. or do,atd say?") Peitanyaan pada tallapan ini adalah "Siapa sihution,uhtt shouwrE cl1ltn8e yang yang seharusnya melaksanakan dan Wilson Hainsworth dan proses manajemen mengatakarmya,dan kapan, dimana dan mentembangkan mahilG pertama ba.gaima\a?" ("IMo shol.tlddo and say it, and publicrcIationsmeneka kan elemen pernyataan perencanaan adalah sasaran when,uhrrc andhou? ") kampanye yang bersifat umum, biasanya 4. Eoaluatingtht Progan Langkah terakhir meliputi menilai tidak dapat diukur. Identifikasi sasaran persiapan/ implementasi, dan hasil strategis yang sesuai memungkinkan plaksanaan program. Perubahanketika plodilakukan ka.ena centlal cotc of diffculty gram dilaksanakan dilakukan sedang dapat diidentifikasipada tahap penelitian. respon atas apakah Elemen kedua adalah pengembangan or- berdasarkan evaluasi program irncar atau beialan dengan Jectioesya B menuju pada pencapaian sebuah atau Objecl,.,esharussp€sifik,tidak. Program dilanjutkan sasarankampany€. sangatberyantung dengan waktu, dan dapat diberhentikan setelahdipetajari "Bagaimana diukur. Prakdsi harus memastikan bahwa hasil dari upaya yang kita laklukan?" ("Holo are|Derloing, or hou did ue do?") orJecf,?res realistis atau dapat dicapai. Setelah mengidentifikasi siapa yang h€ndak dinih (publik) dan apa yarlg harus Pembahasan Permasalahan yang berhubungan dikomunikasikan (pesan), ia harus mengidentifikasi bagaimana itu semua dengan isu konsumen dapat dikatakan dicapai. Strategi dan taktik pendukung cukup kompleks. Seringkali konsumen berada pada posj-siyang lemah, baik dari sisi merupakan metode yang digumkan wtuk lurEl Ilmu K@un*6i,
volme 5, Nomor Z Mei - Agutu
m07
Stntegi Komunikasi untuk Penyadaran ekonomi, sosial,da]l pendidikan ketika harus berhadapan dengan pelaku usaha. Lemal memang tidak lantas dipahami konsumen tidak memilild pengetahuanatasbanng atau jasayang ditawarkan. Dalam pe$p€ktif yang lain, lernah dapat iuga dipahami bahwa konsumen bisa jadi tidak mengerti akan hak dan kewajibannya. Lebih jauh, sengketa yang muncul antara konsumen dan pelaku usaha membuat konsum€n enggan untuk berhadapan dengan pelaku usaha ketika prosedur hukum yang harus dijalani begitu kompleks. Di sisi lain, hubungan yang terbangun antara konsumen dan pelaku usaha di Indonesiadalam berbaSaihal telah menempatkan konsumen pada posisi yang sangat tergantung pada pelaku usana. TingSinya keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, berdampak pada posisi pelaku usaha berada 'di atas' karena merasa dibutuhkan. Hal ini berdampak pada adanya kecenderungan pelaku usaha untuk mendominasi atau'mengatur' hidup konsumen (dalam kontek tertentu). Tingkat persaingan yang tinggi membuat pelaku usahac€nderung mengedepanlGnperolehan keuntungan dan pertumbuhan ekonomi daripada mempertimbangkan hak-hak Ada kalanya konsumen sudal berupaya melakuklan pengaduan pada pelaku usala. Namun karena posisi pelaku usaha yang tinggi dan cenderung monopoli, mau tidak mau konsumen akhimya kembali berada pada posisi yang lemah. Hal ini misalnya te4adi pada pelanSganPLN. Di Indonesia, lemahnya posisi tawar konsumen dilengkapi dengan adanya budaya rnrlo yang mana konsumen enggan untul dbut. Faktor kultw ini cukup kuat memengaruhi keenSSanankonsumen untuk memahami hak-haknya selaku pengguna jasa atau produk ketika mereka mengalami ketidakpuasan atas pelayanan jasa atau Fnggunaan produk yang telah mercka bayar. Budaya orang Jawa yang cendenng fl/rrro 88
Muhammad Edy Susilo dan Prayudi dan aouh pakeunhkettka harus berhadapan dengan kekuasaan atau pihak yang lebih tinggi membuat posisi tawar (baryainingpo sifiofl) konsumen menjadi lebih rmdai. Kenyataan ini diperparal dengan belum be4alannya secaraoptimal jalur hukum atau proses peradilan yang menangani sengketa konsumen dengan pelaku usaha. UndangUndang Perlindungan KonsumenNo. 8 yang sudah selesai disusun tahun 1999 pun sosialisasi dan penerapannya belum memuaskan. Perangkat hukum sebagai konsekuensi dari ditetapkannya UU Periindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 hingga saat ini t'elunl sepenuhnya dibentuk di berbagai daerah. Untuk propinsi DI Yogyakaita sendiri, Badan Penyelesaian SengketaKonsumen (BPSK)sebagaisebuan lembaga yang diamanatkan oleh UUPK untuk menanganisenSketa,baru berdiri pada tahun 2003, yang berarti lebih dad empat tahun setelah UU ini diundangkan. Sampai sekara]lg pun BPSK DI Yogyakarta belum optimal aldivitas yang dialanl€n. Kenyataan ini menunjuk*an bahwa belum ada upaya yang serius dari pemerintah untuk melindungi konsumen dari sengketa yang mungkin timbul ketika harus berhadapan dengan pelaku usala. Berdasarkananaljsissituasi di atas,dapat disimpulkan bahwa upaya untuk penyusunan strategi pernberdayaan dan penyadarankonsumm, khususnyadi Daerah perlu Istimewa Yogyakarta, mempertimbangkan bet'elap a y aifi , W tanM tenis konsumen. SbateSi komunilGsi yang digunakan tidak mungkin sama untuk konsumen jasa penerbangan dengan konsumen alat rumah tanggaatau PLN. Jenis konsumen sendiri bisa diklasifikasikan berdasarkanlatar belakangpendidikan, jenis produk ataujasayang digunalGn dan tempat ti.ggul. Kddrd, kontek kultur. Budaya Jawayang melahirkan kultur nnn operlu diubah sebagai konsekuensi dari penyadaran hak-hak konsumen. Sekecil apap\t comphin yang dihadapi oleh konsumm petlu disampaikan
Jutul Umu Komudrai, volme s, Nmor 2, Mei - Aguh6
")07
ShategiKomunikasiuntuk Penyadaran
Muhammad Edv Susilo dan Pra\,rdi
kepada pelalu usaha sebagai kons€kuensi Ddri pertanyaan-pertanFdn di ata5make dari wuiud tanggung jawab sosial pelaku strdtegi lomuni(dsi penyadaran dan usala atasbarang daniasa yang ditawarkan. pemberddyddnkonsumendapat disusun KztiSa,lsi at^t contentp€fan yang hendal sebagaiberikut disampaikan. Pellu dicatat bahwa seiring 1. Menentukan tujuan program dengan beragamnya konsumen dengan Ada dua hrjuan akntuyang hmdak dtuail tingkat pengetahuan yang berbeda dari peny.usunan program sebagai bagian berdampak pada isi yang perlu strategilomunikasi ini. Tujuan perl,ama disampaikan. Artinya bahwa pihak yang shategi komunikasi ini adalah pmyadaian bertanggung jawab dalam proses lonsumen. Hal inj dengan asumsi baiwa strategi komunikasi masih add keen8ganankonsumenuntuL P€fencanaan pmyadaran dan pemberdayaan konsumen menuntu t hal-haknyd, semenbarad i sisi lair. harus dengan cerdas dan inovatif tjdal sedilit pelaku usaia yaig lebih &rsimenSembangkan teknik-teknik komunikasi nessorienteddatipada.onsuner orimted. yang beragam untuk menyampaikan pesan Tu juan ledua dari program lomunitasL yang bisa jadi sama namun untuk target yang atan dijdlanlan adalah lanjutan dar konsumen yang berHa. penvaddrdnlonsumen. Ardnya, selelal" Aspek tain dari analisis situasi ini adalai lonsumen sadarakan hdl-ha-knya,barulah pihak yang bertanggung jawab dalam konsumen diberdayakan dalam rangka strategi komunikasi secara altif melakuLan alsi yang Perencanaan penyadaran da]l pemberdayaan konsumen mendulunS pad. pengdkuan hak-hal ini. Ada tiga pihak yang berkonhibusi pada pemberdayaandanpenyadarankonsumen. 2. Mengidentif ikasi konsumen yakni pemerintah, pelaku usaha dan Se{elah tujuan ditetapkan, identifikasr masyanlGt (YLKI), konsumen meniadi penting karena latar Mengingat ada tiga pihak yang belakang pendidil(arr ienis produk atau iasa berkontribusi pada pemberdayaan dan yang digunakan dan tempat tingSal yanS penyadaran konsumen, maka dalam berbeda akan berdampak pada pengelolaarr penelitian ini tidak dipisah srategi natefi (content), media dan metode komunikasi yang ideal yalrg bisa dijalankan komunikasi yang digunakan. Dengan oleh masing-masingpihak. Pihak-pihak yang adanya idmtifikasi konsumen yang beragan! berkepentingan dapat memilih shategi ideal maka akan dapat dibuat skala pdodras sesuai dengan target masyarakat konsumen konsumen mana yang perlu digarap terlebih yang hendak dididik. Sesuaidengan lingkup dahulu, baru diikuti konsumen lainnya. Hal penelitian ini yang memlokuskan pada yang penting adalah membe kan alasan penyadaran dan pemberdayaan konsumen yang kuat mengapa konsumen tertentu di DI Yogyakarta, mala stategi komunikasi diutamakan. yang ditawarkan diasumsikan sesuaidmgan Sesuai dengan arlalisis situasi di atas, karakter masyarakat Yogyakarta. maka taiget konsumen dapat diklasifikasikan Berdasarkananalisis sihrasi di atas,maka berdasarkan latar belakang pendidikan, pen)'usunan sbategi komunikasi harus bisa peke4aan dan tempat latar belakang menjawab pertanyaan a) Situasi apa yang pendidilan dapat diidentifitikasi ke dalarn diinginkan dari program yang akan dua kelompok yaitu konsunlen tidak terdidik diterapkan? b) Program yang akan dan komumen brdidik. Selaniutnya,shategi diterapkan harus merespon, mencapai atau komunikasi yang digunakan sebaiknya m€mFngaruhi siapa, Inik intemal maupun disesuaikan dengan ienii produk dan iasa ekstemal?c) Apa yang harus dicapai dmgan tertentu, sebab masing-masing produk dan publik sasaranagar tujuan program tercapai? jasa memifif.j karalteristik yang ters€ndiri. hrnal Ilmu Komuil6i
Volae
5 Ndd
Z Mei - Aqun6 2007
89
-_ ---_!
StxategiKomunil€si
Muhammad Edy Susilo dan ha)'udi
ntuk Penyadatan
diidentifikasi konsumen Terakhir, tinggal tempat berdasarkan Pengklasifikasian konsumen jenis ini Perlu dilakukan agar sbategi komunilasi yang diialankan bisa lebih tepat sasaran. Pensklasifikasian bisa dilakukan mulai dati level RT, RW pedukuhan, keluralan sampai di tingkat propinsi. 3. PerencanaanProgiam KomunilQsi Dalam konteks mencaPai tujuan penyadaran konsumen di ProPinsi Yogyakarta, paling tidak ada tiSa Progam komunikasi sederhana yang daPat dikembangkan yang meliputi Pembuatan bosur, Fmadaatan media nrassadan forum inJoimal (paguyuban) di tingkat warga masyarakat Berikut penjelasan ketiga Prosram te$ebut, Brosur merupakan bentuk publikasi informasional dengan tuiuan untuk mengedulasi publit. Brosur merupalan satu cala terbaik untuk menyamPaikan P€san pada publik yang secaraaktif berkommikasi dan mencari inJormisi mmgenai isu terbaru dan perkembangan perusahaan. Namun publikasi ini menjadi tidak efektif dalam meraih publik pasif. Pembaca umumnya harus dikidmi publikasi atau mencari dan mengambilnya dari bagian informasi, pameran atau mga dispiay. Pemanfaatan media massa daPat dilalulan rnelaluiRubril Konsumendan Tuiuan dari Programiru ftogram lalk Bnci<. adalah menumbuhkan rasa ingin tahu dan kesadaran yang berkembang dari intormasi yang tehn publik lerimd. Ptogram ini lebiL mmetanlan pada peran altif publil yang mmyasar l€vel alektif atau tingtat emosional konsumen terhadap btandproduct at^ltbrand Rubrik konsumenmeruPakanprogram dengan konsum€n penyadaran meDuiJaat(an ruang di media elekEonil Rubrik ini bisa dikembangkan dengan menjalin Leiasama antara Pelaku usdha, t-SM peduli konsumer! pemenntah &n media cetak tentunya. Program lark baal ini bisa dil@mbangkan ll,frl
dengan meniatin kerias6ma antara pelaku u.rlu, LSV p.aot h*umen, Pemerintal dan stasiun radio atau televisi. Prinsip kerjanya, tiap episode Program ini memunculkan isu-isu tertentu yang berhubungan dengan konsumen dengan harapan memberikan Pemahaman Pada konsumen atas produk barang, iasa, pelayanan puma jual dan sebagainya. Prosmm fal,. ,acfr di radio dan stasiun televisi menjadi media efektif Penyadamn konsumen untuk propinsi DIY kalena bshubungan dengan karakter masyaiakat lndonesia yang perilaku komunikasinya masih cenderung kepada menonton dan mendeigar daipada membaca S€lain itu, siaran televisi dan radio bisa mmiangkau pelosok daerah terpencil yang belum mendapatl..ansitkulasi media cetalSelain pemanfaatan brosw dan media massd, paguyubdn i'rga dapat diiadilan sebagaistr.tegi komuni(asi pemberdayaar Lonsumen.Melalui pagut'ub.n aturan dar norma dilegaklan untul diakui dar dipatuhi bersamd seluruh an88ot, lomunitds masyardlat agar tercipla harmonisasi yang dinginkan. Biasanya pdSu'.ubanini newuiud daldm pertemudn rutin bulanan yang dihadiri oleh selurui warga dan mendiskusikan hal-hal yang berhubungdndm8an segalahal k€seharian yang dihadapi olehwarga. Dari sudut pdndan8ILnu Komunldsi, dryatini bahwa alan lebih bdil informasi denga' menlamp.ilan cara dan pola komunilasi menggunatan (daldtrlhal ini oleh lomunitan yang dunitili komunilGsi sehinS8a adalai masyaralat) yang k istem nildi sosiGbudaya tidal memsa s bepdtdisebut iru hbih sud,a} add.Pendeldban pendekatan kultural karena sangat memperhatikan muatan nilai masyarakat ydng menjddilomurtilan lPar.uio,190716 Media lomunilasi tradisional ini merupakan salah satu wadah terbail sarana sosialisasi dalam rangka menyadarkan wargaalan hal-ha knya sebagaikonsumen Pdda saat yang bersamaan,warga yang
lrmu Komsibsi,
volme 5, Nodror Z Mei - Agst6
2007
Strategi Komunikasi unhrk Penyadaran berprofesi sebagai pelaku usaha juga bisa dibe kan pemahaman apa yang menjadi kewajiban petaku usaha dan hak konsumm, s€hinggadalam proses produksi produk barang dan jasa, warga benar-benar memperhatikan hal ini yang pada aklirnya akan berdampak pada kualitas produk yang menmgkat. Salah satu hambatan terbesar dari program ini adalah butuh nara sumb€r cukup banyak karena jumlah nrdierce yang sedilit. Padalal, program ini memiliki kelebihan pada sifatnya yang cenderung dua arah dan lebih tepat sasaran karc a audiencelebth tersegmentasidan spesifik. Ketiga program penyadaran ini - brosur, rubrik dan program fal,t rn.ft, pagut'ubanpada prinsipnya dapat digunakan secara bergantian tergantung kepentingan dan tujuan yang hendak diraih, seSmentasi konsumen yang hendak digunakan dan pihal yang hendal mengedukasi konsumen. Lebih iaulL bukan tidak mungkin ketiga program tersebut dikombinasikan dalam rangka kampanye sosial penyadaran konsumenyang bvjsa jadi melibatkan pelaku usaha,pemerintah da]l tSM. Jil(amasyaralGt sudah sadar bahwa sebagaikonsumen mereka memiliki hak yang dilindungi undang-undang ketika berhubungan dengan pelalu usalla dalam hansaksi produk barang danjasa, maka langkah selanjutnya gerakan sadar konsumen ini perlu ditingkatkan agar korxumen lebih berdaya. Apa yang harus dilakukan untuk menghadapihal ini? Pada prinsipnya upaya pemberdayaan konsum€n tidak lebih mudah dilakukan, meskipun konsumen sudah sadar akan hakhaknya.Usahayang dapat dilakukandalam rangka pemberdayaan konsumen di DI Yogyaka a adalah dengan membangun nel irorftin8 atau Jejaring Konsumen Yogyalarta. Agar daya tawar konsumen menjadi lebih kuat, maka p€rlu kiranya konsumen dengan membangun iejaring atau 'lehrol& konsumen, dukungan komponen dari pemerintah, LSM dan pelaku usahaKeterlibatan pelaku usaha dalam jejaring ini Ju@l llmu Kmmil6j,
Vollre
Muiammad Edv Susilo dan Pra!-udi jangan dilihat sebagai upaya untuk mengawasi gerakan dari iejaring ini, sebaliknya harus dilihat sebagaiSooduill dad pelale usaha untuk memberikan pelayanan ya]lg terbaik bagi konsumen. Pela]e usaha yang peduli terhadap konsumennya akan dilihat sebagai perusahaan yang telah menjalankan etika bisnis yang baik Ketika ini akhimya diliput oleh media massa,mal(a reputasi perusahaan akan terbangun. Dampak lebih jauh akan meningkatkan penjualan perusahaan. Di saat yang sama, keterlibatan pemerintah dimaksudkan untuk menjaga aearj4anng nl tetap be4alan dalam koridor hukum yang benar. Iejaring ini dibangun d€ngan tiga tujuan ltalna: edukas,atuokasidltn regulasi.Pertoma, program yang memiliki tujuan edukasi dimaksudkan untuk memperkuat hubungan dan dukungan konsumen datam konteks pendidikan konsumen ya]lg berdaya. Salah satu program aksi yang bertujuan edukasi bisa berupa penerbitan buku-buku yang berhubungan dengan isu-isu konsumen utama, seperti undang-undang konsumen dan bagaimana undang-undang ini melindungi konsumen dalam aspel implementasi hukumnya. Di samping itu, program berbasis rG€t bisa dikembangkan untuk m€ncermati b€ragam isu konsumen yang berdampak luas terhadap kepentingan Penguatan konsumen salah satunya dilakukan dengan pembentukan dan p€nguatankelompok-kelompokyangkritis. YLKI Yogyakarta telah berupaya menSembangkan progranl ini. Saatini baru terdapat 4 kelompok pendampingan s€bagai Filot project yaitu di Minggir dan Kisik (Kabupaten Sleman), Serangan dan Tegal Kemuning (Kota). Pertemuanini di-.rllrfls serF.rtiEocusCroupDiscussrbr,di mana semua p€serta di-€llcorla3" untuk mengemukakan pendapat-pendapatnya mengenai isu Ked d, program dengantujuan advokasi hukurn memberikan bantuan f 'endampingan yang mengalami masalah pada konsumen
t Nomo! 2 Mei - Agats
2007
91
Shateqi Komunikssi untuk Pmyadalan
Muhammad EdY Susilo dan PraYudi
komunilcsi daPat dilal(ukan melalui empat tahapan: analisis situasi, menyusun pere;canaan dan Program, aksi dan iomunikasi danevaluasi Berdasarkan analisis situasi, beberapa hal yang perlu d ipertirnbanglan dalam Penyrusunanstsate8r penyadaran dan pemberdayaan konsumen meliouti imis konsumerukonteks kultur, dan rorte"l pesan Yang hendaL isi;lau disampailGn. Penvadarankonsumenmeliputi asPekaspel berilut Yaitu menumbuhka) keiailaran konsumen agar kritis dalam memperiuangtan hak-haknyddan bisa melindu;si diri dari pelal(u usanayan8 tidat tuiuar (etrf,r, ddalai proSram dengan dan K r]s melalukan kaiian terhadaP regulasi bertanSgungiawabj leblh teuh menggunakan dan memilih dalam Produr ya-ng pemerinbn dan Lebijdkanpelaku usalu usaha;dan ditawarlan yang danjasa Pelalu berddmoak leruqian pada konsumen atdu Fsr Walaupun pada talrapanl€rtentu, regulasi mencari inJormisi mengenaiProclur itu, Sementara terkait. instansi dari itu berada di tangan Pemerintah Pusat asPeLmen(alup konsumen Demberdavaan dengan persetujudnDPR, bukan tidak konsumen mu-nilin sarandar kriuk ydn8 t€rasal ddrl aspekmembangun Serakansadar Lelompolterbentulnya dan mendorong daerah bisa memberiLan lontribusi bagi te$enbrknya regulasi bntang berbagaiaspek kelompok konsumen Yangkuat Dalam konteks mencaPai tujuan yang berhubungan dengan perlindungan Denvadardn konsumen di ProPinsi Program-program PemberdaYaan Yogyakarta, maka ada tiga Program daPat tonsumen yang dikembangkan dengan komunikasi sederhana Yang pembual-an yang meliputi dikembanEldn berbasispada tiga tuiuan ulama di dtds torum edutasi, advolasi, regulasi - Pada brosur, Dernarfaatanmedia rrdssactan masyarakat warga Drinsipnvamenuntu| lonsumen sebagai informal di tingkat usaha dalam rangka ;ublii< ;rtif untul irut memiljrLan S€dangkan Demberdavaankonsumen di DI Yogyakarta bagaimanaagar \onsumen tidak drugilan n?,zrorling atau tetila harus berhadapandenganpelal-u aauUfr ae"gut -"-taogun jsu \ ogy Jejaring KonsuInen usaha.SensitivitasterhadaPberbaSdi ASdrdayabawarlonsumenmenjddilebih untuk yang hal menjadi Perlu luat, maka perlu liranYa lonsumen dikembangkarl membangun iejadng ata.u netuork der.g n dukungan komPonen dari konsumen, Ke3impulan Strategi penyadaran konsumen daPat pemerintah, I.sM dan Pelalo usana.tejadng utama: dipahami dalam konteks media Yang ini dibangun dengdn hga tuiuan l4si Pm8embangan digunalan, ienis Pesanvang disamPaitan, edu*asi,adookasidanrc*t membantu dan bagaimarlakonsumenbisamemberilan keahlian ini diharaPkan akan diri respon letika teriadi keluhan Proses Lonsumen ddldm memberdayakan sendtui dan memberitan kontribusi Positif penF6unan stsabegilomunitasi yarg efeltil dan menjadi kunci keberhasilan PenyamPalan terhadap perlindungan konsumen pelaku unhll usa]ra se(alisus Denvddardn Pe$n. terbail. kualitas aan o.fava-" stralegl Tahapan Perencanaan -"^tlif.in
atau adanya tindakan ketidaladilan yang dilakukan pelaku usaha. Jejadng ini bisa mengembangkan program pengaduan dan konsulta5i hukum konsumen Program aksinya bisa berupa Pembelaan terhadaP konsumen di depan Badan Penyelesaian SengketaKonsumen Fada sisi lain, terkadang kekecewaan konsumm muncul ketika harus mengadulan keluhan atau tuntutan melalui Badan PenvelesaianSengketa.Hal ini diLarenakan belurn optirnalnyi kine4a Pengurus BI€K dalam memberikan pelayanan LePada
2007 luriEr llmu K@rsi]as,, voluEre s, Nomd 2, Mq ' Ag!5t6
StrategiKomunikasiuntuk Pmyadaran Upaya penyadaran dan pemberdayaan konsumen dapat dilakukan melalui saluransaluran komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok atau komunikasi massa.Masing-masing jenis komunikasi ini memiliki kelebihan atau kekurangannya nasmg-masmg. Pen€liti menyarantan media massaurltuk membantu penyebaran informasi m€ngenai penguatan konsumen. Secaiahistods, media massalahit untuk melayani masyarakatGenE tle socr'efy). S€sunggulmya,bagi media massa, penyebaran isu ini dapat dijadikan sebagai salal satu bukti p€nerapan coryarutesocial rcsponsibility (CSR). ManJaat dari program CSRlayalnya "investasl"' sosial yang dapat dipetik oleh media massaitu sendiri. Untuk memberdayakanmasyarakat diperlukan jejaing dan tidak bisa dilakukan individual oleh sebuahlembagasaja.lejaring perlu dilakukanolehkomponen-komponen konsumer! pemedntah, tSM, pelaku usaha, media massa dan perguruan tinggi. Perguruan tinggi perlu membentuk semacam
MuhammadEdy Susilodan PraFdi " Consumer I latch" ata.u "Pusat Studi Konsumen" BPSK terdiri atas unsur pemerintah, konsumen dan pelaku usaha. Ketua BI'SK sebaiknya tidak selalu dipegang oleh unsur pemerintah. Akan lebih baik jika ketua dipitih dari unsur yang memiliki komitm€n paling kuat terhadap konsumm. Di samping itu, tingkat kesibukandi luar BI€K juga perlu dipertimbangkan. Hal ini penting untuk mengoptimalkan kine4a BI'SK. Berdasarkan telaahan kritis, terdapat kelemahan dalam UUPK misalnya tidak ada kategorisasi pelaku usaha untuk barang da]l jasa.Dari sisi skalausaha,UUPKiuga melihat pelalu usahasecarahomogen. Usaha rumah tangga dan perusahaanmultinasional dilihat secara sama. Hal ini dapat menyulitkan pelaksanaan UUPK dall rbaliknya sangat merugikan pelaku usaha berskala kecil. Setelahenam tahun diundangka& sebaiknya UUPK ditinjau kembali untuk lebih mengakomodir pendapat yang muncul di nasyarakat.
DaIrar Pustaka Center,Jackson 1995,EfecnlJcP blicRelatiotts(gthedtfio ), Prentice Han, NewJeEey Dedy N Hidayat, Palrdigna danPe*embangaltPe elitian Komunikasi,dalam Jumal ISKI, Vol III/ Apnl199 Ftlendy,199, Hubungat Mdsyoraktt: Prinsip,Kasusda, Masnhtr,RemajaRosdaIGrya, Bandung Engel F.James,RogerD. 195, Blackwelu Paulw Midiald,Perilak Konsumen,JilidZ Binarupa Aksara, lakarta Koenqaraningrat 1994,Kebudayain,MentalitasdanPembangumn,Gnanr.edra,Iakaft^ Liliweri, Alo,1991, (o"lu ikasida,' Mdsyarakrt,cita Aditya Bakti Bandung Munadjir, Noeng, 1996.MetodoLagiPenelitianKualtfatr, Edisi m, RakeSarasirr Yogyakarta Panuju, Redi, 1992 Ststen KamunikasiIndonestu,PustakaPelajar, Yogyakarta Ral$mat Jalaludil! 1998,MctndePe elitian Kamm,ftdsi,Rosda Karya, Bandu]lg Rogers,EverettM, LawrenceKincai41981, CortrlnnicationNefiootk,Toua aN"urPoradign i'ol Researclr. The Free Press,N€w York Ruslan, Rosady,2003, ManajemenPublic ReLatiotrs daft Media KomunikasiKonsepsidon AplikasinVd(Edisi Rnisi), PT. Raja Grafindo,lakarta. Sugiarto, et aI., 2001,?etni& Salrplin& Gramedia, Jakarta. '' Attdc tia",lvnalKomunikasivol. I,2ap l-Juni1993 Intjsari, April 2000 Kompas, 24 Juli 20t)4 PorosKonsumer! Agustus/ Tahun IIl,2004
junel Ilmu Kom$ilasi
VolMe t Nm6
? Mei - Agsts
2007