PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG (Studi Perkara: NO. 719/PID.B/2013.PN.PDG) ARTIKEL
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
WERY HADYTAMA ABSA 0910012111060
Bagian Hukum Pidana
Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang 2015 0
PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG (Studi Perkara: NO. 719/PID.B/2013.PN.PDG) Wery Hadytama Absa1, Fitriati2, Deaf Wahyuni Ramadhani1 1 Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta 2 Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Taman Siswa E-mail:
[email protected] ABSTRACT The level of crime committed by children in general show a worrying, the application of criminal sanctions for criminal child is an appropriate form of deterrence Act juvenile criminal justice system. The problems discussed are: 1) How is the consideration of Criminal Justice in applying sanctions against children who do the Crime of Theft? 2) How does the application of criminal sanctions against children who do Crime Theft? This study uses normative legal approach. Legal materials derived from primary legal materials, secondary law and tertiary legal materials. The legal materials collected by the study of documents. The collected material was analyzed qualitatively. Conclusion The results of the study: 1) Consideration of judges in imposing criminal sanctions against children as perpetrators of the crime of theft, the aggravating circumstances that the act of the child has been plaguing the society and harming others, things lighten ie, the naughty child's parents able to guide and raising children, The child has not been convicted and child regretted his actions. 2) Application of Sanctions against criminal cases of theft by punishing the defendant to imprisonment for 2 months. Keywords: Application, Sanctions, Theft, Child dikategorikan sesuai dengan norma dan
Pendahuluan
ada perilaku yang tidak sesuai dengan
Perkembangan perilaku
norma. Perilaku yang tidak sesuai dengan
manusia di dalam hidup bermasyarakat
norma/penyelewengan terhadap norma
dan bernegara justru semakin kompleks
inilah
dan bahkan sangat sempurna. Perilaku
permasalahan di bidang hukum dan
demikian apabila ditinjau dari segi
merugikan masyarakat. Penyelewengan
hukum tentunya ada perilaku yang dapat
yang demikian biasanya oleh masyarakat
kemajuan
budaya
membuat
yang
dapat
menimbulkan
1
dicap sebagai suatu pelanggaran, bahkan
ketimpangan hukum yang dilakukan oleh
sebagai suatu kejahatan (Waluyo: 2004,
berbagai lapisan masyarakat. Pencurian, misalnya dibentuk dari
1) Obyektivitas penegakan hukum terasa
tingkat dan klasifikasi pencurian yang
masih jauh dari harapan masyarakat. Hal ini
bermula dari tingkat atas sampai bawah,
dapat dilihat dari peradilan yang tidak jujur,
sehingga dalam setiap peristiwa, sorotan
hakim-hakim
oleh
keras terhadap pencurian terus dilancarkan,
kondisi perilaku pemerintahan yang tidak
dalam rangka mengurangi tindak kriminal.
konsisten, pengacara yang mengerjai rakyat,
Dalam
yang
terkontaminasi
adalah akumulasi ketidakpercayaan lembaga yudikatif, di dalam menjalankan perannya sebagai pelindung, pengayom rakyat, yang berdampak
pada
tatanan
kehidupan
sejarah
peradaban
manusia
pencurian ada sejak terjadi ketimpangan antara kepemilikan benda-benda kebutuhan manusia, kekurangan akan kebutuhan, dan ketidak pemilikan cenderung membuat
masyarakat yang tidak menganggap hukum
orang berbuat menyimpang (pencurian). sebagai jaminan keselamatan di dalam
Pencurian dilakukan dengan berbagai cara, interaksi sesama warga masyarakat.
dari cara-cara tradisional sampai pada cara-
Berbagai kasus merebak sejalan cara modern dengan menggunakan alat-alat
dengan tuntutan akan perubahan, yang modern dengan pola yang lebih lihai. Hal
dikenal dengan reformasi, tampak di seperti ini dapat terlihat dimana-mana, dan
berbagai lapisan masyarakat dari tingkat atas sampai bawah terjadi penyimpangan hukum. Pembangunan masyarakat hukum madani (civil society) merupakan tatanan hidup
masyarakat
yang
memiliki
kepatuhan terhadap niiai-nilai hukum. Akan tetapi dalam perjalanan (transisi) perubahan
terdapat
sejumlah
cenderung luput dari jeratan hukum. Lebih parahnya
lagi
banyak
kasus-kasus
pencurian yang bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa tetapi juga dilakukan oleh
anak
yang
merupakan
generasi
penerus di masa depan.
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam 2
dirinya melekat harkat dan martabat
paling
sebagai manusia seutuhnya yang juga
bimbingan
sebagai tunas, potensi, dan generasi muda
Pengayoman
penerus
bangsa,
masyarakat dan kepada terpidana sendiri
memiliki peran strategis dan mempunyai
agar menjadi insaf dan dapat menjadi
ciri dan sifat khusus yang menjamin
anggota masyarakat yang baik. Bahwa
kelangsungan
sebagai
cita-cita
perjuangan
eksistensi
bangsa
dan
penting
adalah dan
pemberian pengayoman.
sekaligus
pengaruh
kepada
kemajuan
iptek,
negara pada masa depan. Indonesia
kemajuan budaya, dan perkembangan
dengan berbagai jenis permasalahan yang
pembangunan pada umumnya bukan
ada, yang semuanya begitu kompleks dan
hanya orang dewasa, tetapi anak-anak
membentuk suatu mata rantai yang
terjebak dalam pola konsumerisme dan
berkesinambungan
asosial yang makin lama dapat menjurus
dan
tidak
dapat
diputuskan, sehingga menceritakan kisah
ke
tragis tentang nasib anak-anak bangsa ini,
penyalahgunaan
karena berbagai tekanan hidup, mereka
pemerasan,
terjebak
yang
pemerkosaan, dan sebagainya apalagi
melanggar norma hukum yang hidup
dalam era sekarang ini banyak orang tua
dalam masyarakat. Anak yang kurang
yang
atau tidak mendapat perhatian secara
pemenuhan duniawi (meteril) sebagai
fisik,mental
upaya
melakukan
maupun
hal-hal
sosial
sering
tindak
kriminal, ekstasi,
pencurian,
terlalu
mengejar
seperti
;
narkotika,
penganiayaan,
disibukan
kekayaan,
mengurus
jabatan,
berperilaku dan bertindak anti sosial yang
ataupun gengsi. Dalam kondisi demikian
merugikan
dan
anak sebagai buah hati sering dilupakan
masyarakat, sehingga tidak sedikit anak-
kasih sayang, bimbingan pengembangan
anak yang menjadi pelaku tindak Pidana.
sikap dan perilku, serta pengawasan
dirinya,
keluarga
Penjatuhan pidana bukan semata-
orang tua. (Waluyo : 2004, 3).
mata sebagai pembalasan dendam, yang 3
Berdasarkan uraian di atas, maka
normatif. Penelitian hukum normatif
masalah yang dirumuskan adalah :
adalah pendekatan masalah penelitian
1. Bagaimanakah pertimbangan Hakim
hukum dengan melihat perundang-
dalam
menerapkan
Pidana
undangan yang ada di hubungkan
terhadap anak yang melakukan Tindak
dengan prakteknya di lapangan atau
Pidana Pencurian pada perkara No.
dengan fakta terhadap masalah yang di
719/PID.B/2013.PN.PDG ?
rumuskan.
2. Bagaimanakah
sanksi
penerapan
Pendekatan
yurudis
sanksi
sosiologis digunakan untuk melihat
Pidana terhadap anak yang melakukan
aspek aspek hukum dalam interaksi
Tindak Pidana Pencurian pada perkara
sosial dan masyarakat. (Soekanto:
No. 719/PID.B/2013.PN.PDG ?
1984, 55)
Tujuan Penelitian
1. Untuk Hakim
mengetahui dalam
pertimbangan
menerapkan
Pidana
sanksi
terhadap anak yang
melakukan Tindak Pidana Pencurian pada
perkara
No.
2. Untuk mengetahui penerapan sanksi Pidana terhadap anak yang melakukan Tindak Pidana Pencurian pada perkara
1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) 2. Undang-undang
penelitian
4
tentang
Kesejahteraan Anak 3. Undang-undang
Nomor
39
Tahun 1999 tetang Hak Asazi
Tahun
1. Jenis Penelitian ini,
Nomor
1979
4. Undang-undang
Metode Penelitian
menggunakan
Bahan Hukum Primer
Manusia.
No. 719/PID.B/2013.PN.PDG.
penelitian
a.
Tahun
719/PID.B/2013.PN.PDG.
Dalam
2. Bahan/Materi Penelitian
penulis
1997
Nomor
3
tentang
Pengadilan Anak
hukum 4
5. Undang-undang Tahun
Nomor
2002
23
tentang
Perlindungan Anak 6. Undang-undang Tahun
Nomor
2009
48
a. Studi Dokumen
tentang
Studi data
Dokumen
berupa
dokumen
adalah yang
7. Putusan pengadilan perkara
berkaitan dengan permasalahan
No. 719/PID.B/2013.PN.PDG
penulisan dan pengumpulan data
Bahan hukum sekunder
yang di pakai untuk mempelajari
Bahan hukum sekunder yaitu
memberikan
penjelasan
bahan kepustakaan melalui bukubuku hokum yang berhubungan
mengenai bahan hukum primer,
dengan
seperti
(Maisyestati: 2005, 64)
misalnya
rancangan
undang-undang, hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum
c.
52) 3. Teknik pengumpulan Data
Kekuasaan Kehakiman.
b.
dan seterusnya. (Soekanto; 1984,
penulisan
ini.
4. Analisis Data Analisis data dilakukan secara
dan seterusnya. (Soekanto;1984,
kualitatif
52)
diperoleh kemudian disusun secara
Bahan Hukum Tersier
sistematis berdasarkan permasalahan
Bahan
hukum
yaitu
dari
data
yang
tersier,
yang diteliti dan dianalisa untuk
yakni bahan yang memberikan
mencapai kejelasan masalah yang
petunjuk
dibahas lalu disimpulkan dan di
maupun
penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan bahan contohnya
hukum adalah
sekunder, kamus,
ensiklopedia, indeks kumulatif,
uraikan dalam bentuk kalimat. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Pertimbangan
Hakim
dalam
menerapkan Sanksi Pidana terhadap
5
Anak yang melakukan Tindak Pidana
Bungalow nomor 5 Aloita Resort
Pencurian
(tempat terdakwa bekerja), Terdakwa
Pertimbangan hukum merupakan dasar
argumentasi
dua
buah
dompet
yang
dalam
berisikan sejumlah uang dan terdakwa
memutuskan suatu perkara. Jika argumen
memeriksa isi dompet yang berisikan
hukum
tidak
uang namun Terdakwa tidak berani
sepantasnya, maka orang kemudian dapat
mengambil uang tersebut. Kemudian
menilai bahwa putusan itu tidak benar dan
Terdakwa menemui Hendra Damar
tidak
Sudikno
Bulan Saogo (teman kerja Terdakwa)
Mertokusumo dalam menegakkan hukum
dan menceritakan tentang dompet yang
ada
berisikan sejumlah uang tersebut dan
itu
tidak
adil.
tiga
Hakim
melihat
benar
dan
Menurut
unsur
yang
harus
selalu
diperhatikan yaitu : kepastian hukum,
Terdakwa
menyuruh
kemanfaatan dan keadilan. Demikian juga
mengambil
putusan hakim untuk menyelesaikan suatu
sepakat untuk mencuri uang itu,
uang
Hendra
tersebut.
Mereka
perkara yang diajukan di Pengadilan,
Terdakwa hanya menunggu di luar
bahwa putusan yang baik adalah yang
untuk melihat keadaan aman atau tidak
memperhatikan tiga nilai unsur yaitu
dan
yuridis (kepastian hukum), nilai sosiologis
mengambil uang. Setelah uang berhasil di
(kemanfaatan), dan folosofis (keadilan).
ambil sejumlah Rp 6.100.000,- (enam juta
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan
terhadap
Hendra
yang
bertugas
untuk
seratus ribu rupiah) kemudian Hendra
perkara
No.
dalam
kasus
celananya untuk mengelabui Terdakwa,
pencurian yang di lakukan oleh anak,
Hendra mengatakan kepada Terdakwa
dengan kronologi kasus sebagai berikut:
bahwa jumlah uang yang berhasil di curi
719/PID.B/2013.PN.PDG
Berawal dari Terdakwa (nama di samarkan)
membersihkan
ruangan
menyimpan
sebagian
uang
di
saku
adalah Rp 2.400.000,- (dua juta empat ratus ribu rupiah) dan membagi uang hasil 6
curian tersbut kepada Terdakwa sebanyak
Resort di Pulau Makakang
Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah). Uang itu
Desa Tuapejat.
mereka gunakan untuk berfoya-foya.
2. Pencurian dilakukan pada hari
Karena perbuatan Terdakwa yang
kamis tanggal 31 oktober 2013
pada saat itu masih berumur 16 (enam
di Bungalow Aloita Resort
belas) tahun bersama dengan Hendra
milik
Damar
Protoniere.
Bulan
Saogo,
Alessandro kerugian
mengakibatkan
Poltonieri lebih
Alessandro
3. Sebelumnya anak mengetahui
sebaesar
Rp
yang di ambil adalah berupa
seratus
ribu
uang dari dalam dompet yang
rupiah). Tindakan yang dilakukan oleh
terletak didalam lemari oleh
Terdakwa diatur dan diancam pidana
Hendra Damar Bulan Saogo
Pasal 363 ayat (1) ke-4 KUHP jo Pasal 1
sebanyak Rp 2.400.000,- (dua
angka 2 huruf a UU tentang Pengadilan
juta empat ratus ribu rupiah)
Anak. Dari kronologis kasus, Terdakwa
setelah di kantor polisi baru
merupakan penganjur (Uitloker),karena
diketahui
terdakwa
tidak
melakukan
Hendra Damar Bulan Saogo
tindakan
tersebut
materiil.
bahwa jumlah yang di ambil
Terdakwa hanya menyuruh Hendra untuk
adalah Rp 6.100.000,- (enam
melakukan atau mengambil uang tersebut.
juta seratus ribu rupiah).
6.100.000,-
kurang
mengalami
dari
(enam
langsung
Keterangan persidangan
juta
yang
secara
anak pada
selama
di
pokoknya
menjelaskan sebagai berikut:
dari
keterangan
4. Berawal dari anak bekerja membersihkan
kamar
di
Bungalow Aloita Resort dan
1. Anak bersama Hendra Damar
melihat didalam lemari ada
Bulan Saogo telah melakukan
dompet dan memeriksa dompet
pencurian di Bungalow Aloita
tersebut ternyata banyak uang 7
di
dalamnya.
menemui
Kemudian
Hendra
memberitahukannya berencana
tersebut untuk dimiliki dan memenuhi
dan
kebutuhan sehari-hari.
untuk
sama. Sekitar pukul 20.00 wib pergi
Aloita
ke
Resort
Bungalow dan
saya
menunggu di luar.
ke dalam Bungalow Aloita Resort untuk mengambil uang,
uang
berhasil Hendra
keluar
2.400.000,- (dua juta empat
diberikan
rupiah) kepada
dan saya
sebanyak Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah). Kemudian setelah itu kami berpisah.
pidana
Anak
harus
mempertimbangankan segala sesuatu hal mengenai perkembangan mental dan sikap si Anak. Bagaimana keadaan psikologis
maupun setelah persidangan, hal tersebut harus jadi pertimbangan hakim supaya Anak tidak terjerumus lebih jauh. Hakim dalam menjatuhkan suatu
dan
yang di ambil sejumlah Rp
ribu
kasus
mengambil
memberitahukan bahwa uang
ratus
Hakim dalam menganalisa suatu
si Anak ketika menjalankan persidangan
5. Hendra Damar Bulan masuk
setelah
uang
dan
mengambilnya pada hari yang
kami
Bahwa anak mengambil
putusan terhadap sidang perkara Anak tidak boleh terlalu lama dikarnakan akan berdampak buruk terhadap perkembangan Anak, karena sebelum dipidana Anak terlebih dahulu dititipkan ke tahanan orang dewasa. Ketika anak berada terlalu lama dalam tahanan orang dewasa, maka akan
sangat
berdampak
buruk
bagi
perkembangan mental si anak. Anak bisa jadi akan melakukan tindakan criminal yang lebih berat selepas dari tahanan.
8
Dalam
pembukaan
Undang-
b. Keadaan yang meringkan :
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1) Anak Nakal belum pernah
Tahun 1945 pada alenia ke-4 menjelaskan bahwa
melindungi
segenap
dihukum
bangsa
2) Anak
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan
kesejahteraan
untuk umum,
Nakal
menyesali
perbuatannya
memajukan
3) Orang Tua Anak Nakal
mencerdaskan
tersebut
sanggup
untuk
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
membimbing
ketertiban
mengasuh anaknya.
dunia
kemerdekaan keadilan
perdamaian
social.
Indonesia
yang
Maka
memiliki
berdasarkan abadi
dan
dan
Secara yuridis Hakim menyatakan
pemerintahan
si Anak terbukti bersalah melakukan
tanggung
jawab
tindak pidana dan didapat dari fakta yang
Negara untuk melindungi hak setiap
terungkap
warga Negara Indonesia tanpa terkecuali
tersebut
Anak.
perihal yang baik dan yang buruk, anak Sebelum
menjatuhkan
putusan,
maka harus di pertimbangkan dahulu keadaan
yang
memberatkan
dan
meringankan Anak (Terdakwa), keadaan yang
memberatkan
dan
meringankan
selama mampu
persidangan,
anak
membedakan
antara
juga mampu menentukan kehendaknya menurut kesadaran tentang benar tidaknya suatu
perbuatan
demikian
anak
sehingga
dengan
nakal
mampu
bertanggungjawab menurut hukum. Secara sosiologis Hakim telah
Terdakwa : a. Keadaan yang memberatkan : 1) Perbuatan
anak
meresahkan masyarakat 2) Perbuatan anak merugikan orang lain
melihat dari fakta-fakta yang terdapat dilapangan,
bahwa
anak
bersama
temannya telah melakukan pencurian di bungalow milik Alessandro Poltronieri sebanyak Rp 6.100.000 pada tanggal 31 9
Oktober 2013,
yang diketahui uang
belas) hari, dikurangi selama terdakwa
tersebut digunakan untuk berfoya-foya
berada dalam tahanan, memerintahkan
dengan teman-temannya.
Terdakwa tetap dalam tahanan. Dalam penjatuhan Hukuman yang diputuskan
B. Penerapan Sanksi Pidana terhadap
oleh Majelis Hakim untuk orang
Anak yang melakukan Tindak Pidana
dewasa dalam Pasal 363 ayat 1 KUHP
Pencurian
yaitu dengan pidana penjara selama 7
Sanksi
dapat
(tujuh) tahun, dan apabila suatu tindak
dijatuhkan terhadap anak sebagai pelaku
pidana dilakukan oleh anak maka
delik menurut UU Pegadilan Anak Pasal
hukuman si anak dikurangi setengah
22 adalah pidana dan tindakan. Pada kasus
dari hukuman orang dewasa. Bila
ini Jaksa Penuntut umum pada pokoknya
dikaitkan
berpendapat
telah
penjatuhan pidana, maka berdasarkan
pidana
putusan Hakim, anak nakal tersebut
sebagaimana yang telah didakwakan, oleh
termasuk dalam penggolongan pidana
karena itu menuntut agar Majelis Hakim
maksimum.
terbukti
pidana
bahwa
melakukan
yang
terdakwa tindak
menjatuhkan putusan sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa telah terbukti
pada
Mendengar Penasihat
hukum
penggolongan
pembelaan
Anak
yang
dari pada
secara sah dan meyakinkan melakukan
pokoknya mengemukakan bahwa Anak
Tindak Pidana Pencurian Dengan
(Terdakwa) telah mengakui perbuatannya
Pemberatan sebagaimana diatur dan
dan telah menyesali perbuatannya, mohon
diancam Pidana dalam Pasal 363 ayat
diberi keringanan hukuman.
(1) KUHP jo Pasal 1 angka 2 huruf (a) UU Tentang Pengadilan Anak. 2. Menghukum terdakwa dengan Pidana Penjara selama 3 (tiga) bulan 15 (lima
Unsur-unsur yang di dakwakan Penuntut Umum adalah sebagai berikut: a. Barang siapa b. Mengambil sesuatu barang 10
c. Yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain
Terdakwa
d. Dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum
atau
lebih
dengan
bersekutu Dari
(dituntut
secara
terpisah) bersama-sama
dengan
Terdakwa adalah milik orang lain
e. Pencurian dilakukan oleh dua orang
Bahwa uang yang diambil oleh teman
yang
bernama
Alessandro
Poltronieri d. Dengan maksud untuk dimiliki
unsur-unsur
tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
secara melawan hukum Bahwa dari fakta yang di dapat
a. Barang siapa
dipersidangan
Bahwa yang dimaksud dengan barang
dan keterangan Terdakwa yaitu
siapa dalam unsur ini adalah setiap
bahwa maksud dan tujuan dari
orang
yang
Terdakwa bersama-sama dengan
merupakan subjek hukum yang
teman Terdakwa (yang dituntut
melakukan suatu perbuatan pidana
secara
yang
perbuatan
atau
pribadi
dapat
dimintai
keterangan
terpisah)
melakukan
mengambil adalah
saksi
untuk
uang
pertanggungjawaban atas segala
tersebut
mereka
tindakan yang dilakukannya.
miliki. Terdakwa mendapat bagian
b. Mengambil suatu barang
sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta
Bahwa Terdakwa terbukti mengambil
rupiah)
dan
teman
Terdakwa
sejumlah uang yang berjumlah Rp
mendapatkan sisanya. Alessandro
6.100.00,- (enam juta seratus ribu
Poltronieri tidak memberikan izin
rupiah)
kepada mereka untuk mengambil
c. Yang
seluruh
atau
sebagian
kepunyaan atau milik orang lain
uang tersebut. e. Pencurian dilakukan
oleh dua
orang atau lebih dengan bersekutu 11
Bahwa dari fakta yang di dapat di
6) Menetapkan
biaya
perkara
di
persidangan, perbuatan mengambil
bebankan kepada Anak nakal sebesar
uang
Rp 1.000,- (seribu rupiah).
tersebut
dilakukan
oleh
Terdakwa bersama-sama dengan
Pencurian
dalam
keadaan
temannya.
memberatkan mungkin dapat diterjemahkan
Dengan demikian unsur Tindak
sebagai pencurian khusus, yaitu sebagai suatu
Pidana dalam kasus ini telah terbukti
pencurian dengan cara-cara tertentu sehingga
secara sah dan meyakinkan. Oleh karena
bersifat lebih berat dan maka dari itu diancam
itu Majelis Hakim Pengadilan Negeri
dengan hukuman yang maksimumnya lebih
Kelas I Padang mengadili ;
tinggi, yaitu lebih dari hukuman penjara lima
1) Menyatakan Anak tersebut diatas telah
tahun atau lebih dari pidana yang diancamkan
terbukti secara sah dan meyakinkan
dalam Pasal 362 KUHP. Hal ini diatur dalam
bersalah melakukan Tindak Pidana
Pasal 363 KUHP
“Pencurian
Dalam
Keadaan
Memberatkan. 2) Menyatakan
terhadap anak sebagai pelaku delik menurut Anak
(Terdakwa)
tersebut sebagai Anak nakal. 3) Menghukum
Sanksi pidana yang dapat dijatuhkan
Anak
nakal
Anak Pasal 22 adalah pidana dan tindakan. dengan
Pidana penjara selama 2 (dua) bulan. 4) Menetapkan
bahwa
UU Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pegadilan
Menurut Pasal 26 ayat (1) UU Pengadilan Anak Pidana penjara yang dapat dijatuhkan
masa
kepada anak sebagaimana dimaksud Pasal 1
penangkapan dan penahanan yang
angka 2 huruf a, paling lama satu perdua dari
telah dijalani Anak nakal dikurangi
maksimum ancaman pidana penjara bagi
seluruhnya
orang
dari
Pidana
yang
dijatuhkan padanya. 5) Memerintahkan agar Anak nakal tetap
dewasa.Pada
kasus
ini
Hakim
memutuskan Anak nakal di hukum dengan Pidana penjara selama 2 (bulan).
berada dalam tahanan. 12
Berdasarkan putusan yang di jatuhkan
b. Anak
oleh Hakim, penerapan hukuman si anak telah
menyesali
perbuatannya.
memenuhi unsur-unsur dalam Pasal 363 Ayat
c. Orang
tua
sanggup
(1) ke 4 KUHP jo Pasal 1 angka 2 huruf a
membimbing dan mengasuh
Undang-undang
anaknya.
dianalisa
Pengadilan
Pertimbangan
Anak. hukum
Jika yang
dijatuhkan oleh hakim terhadap terdakwa
Adapun hal-hal yang memberatkan tersangka adalah:
dalam kasus tersebut untuk sebagian dinilai
a. Anak meresahkan masyarakat
telah sejalan dengan teori hukum pidana dan
b. Anak merugikan orang lain.
sesuai dengan yang terdapat dalam undang-
2. Penerapan sanksi terhadap anak yang
undang.
melakukan tindak pidana pencurian,
A. Simpulan
pada kasus ini Jaksa Penuntut Umum
1. Pertimbangan
dalam
menuntut terdakwa berdasarkan Pasal
menjatuhkan sanksi pidana terhadap
363 ayat (1) KUHP jo Pasal 1 angka 2
anak sebagai pelaku tindak pidana
huruf (a) UU Pengadilan Anak, dengan
pencurian dengan pemberatan yakni
hukuman
dengan melihat dakwaan Pasal 363 ayat
Selanjutnya berdasarkan pembelaan dari
(1)
dimana
penasehat hukum dan pertimbangan dari
berdasarkan alat bukti dan ditambah
Hakim, Majelis Hakim memutuskan
keyakinan Hakim. Selain itu Hakim
sanksi pidana penjara selama 2 (dua)
dalam menjatuhkan sanksi pidana harus
bulan
mempertimbangkan
putusan ini termasuk kepada golongan
ke-3
dan
hakim
5
KUHP
hal-hal
yang
meringankan yang meliputi: a. Karena anak belum pernah dihukum
2
(bulan)
terhadap
hari
terdakwa.
penjara.
Dimana
ancaman minimum. B. Saran Menurut penulis putusan yang dijatuhkan oleh hakim dinilai terlalu berat, 13
jika dilihat dari usia terdakwa yang masuk
aktif dan menyeluruh khususnya kepada
dalam
anak dibawah umur mengenai dampak
kategori
anak
yang
secara
psikologis masih labil dan emosional
dari
pencurian
yang
dalam melakukan tindakan. Jika dilihat
masyarakat itu sendiri.
dengan tujuan pemidanaan hanya untuk
DAFTAR PUSTAKA
merugikan
terdakwa tidak mengulangi perbuatannya
Agung Wahyono dan Siti Rahayu, 1983, Tinjauan Peradilan Anak di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta
lagi serta untuk mendidik terdakwa agar
Arief
memberikan efek jera terdakwa dan agar
tidak menggulangi perbuatannya maka sanksi pidana yang dijatuhkan oleh hakim
Gosita, 1993, masalah korban kejahatan, Akademika Pressindo, Jakarta
Bambang Waluyo, 2004, Pidana dan Pemidanaan. Sinar Grafika, Jakarta
menurut penulis adalah terlalu berat. Demi kepentingan masa depan anak
Barda Nawawi Arief, 2011, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Kencana. Jakarta
sebaiknya hakim dalam memutus perkara memberikan keringanan hukum dalam
Dwidja Priyatno, 2006,Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia, PT. Relika Aditomo, Bandung
memberikan sanksi terhadap anak yang melakukan tindak pidana. Diharapkan kepada aparat penegak hukum agar memperhatikan ketentuan aturan
yang
diberlakukan
kepada
terdakwa yang dalam hal ini dikategorikan sebagai anak, sehingga ancaman-ancaman pidana penjara menjadi alternatif terakhir dalam
memberikan
sanksi
bagi
anak.Sebaiknya kepada aparat penegak hukum dan masyarakat untuk memberikan penyuluhan-penyuluhan
hukum
Lilik Mulyadi, 2005, Pengadilan Anak di Indonesia Teori-Praktik dan Permasalahannya, CV. Mandar Maju, Bandung
Mulyana W. Kusumah (ed), 1986 Hukum dan Hak-hak Anak, CV. Rajawali, Jakarta Nandang Sambas, 2013, Peradilan Pidana Anak dan Instrumen INternasional Perlindungan Anak Serta Penerapannya, Graha Ilmu, Yogyakarta Nashriana, 2011, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta P.A.F. Lamintang, 1997, Dasar dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung
secara 14
Soerjono soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta Wagiati Soetodjo, 2005, Hukum Pidana Anak, Refika Adiatama, Bandung
15