PENGARUH PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI FIQIH SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH MIFTAHUL ULUM NEGARA HARJA PAKUAN RATU WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat-syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
OLEH INDARWATI 08210725.K
JURUSAN TABIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MA’ARIF METRO LAMPUNG 1431 H / 2012 M
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA APLIKASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 PEMATANG TAHALO KECAMATAN JABUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2010/201 Oleh : INDARWATI KTSP merupakan sebuah model pengembangan kurikulum berbasis sekolah ynag menuntut kemandirian guru, kemandirian ini diperlukan terutama mengembangkan dalam rangka membentuk kompetensi peserta didik Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah" apakah ada hubungan antara aplikasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada pembelajaran pendidikan agama Islam dengan prestasi belajar siswa kelas iv sekolah dasar negeri 3 pematang tahalo kecamatan jabung kabupaten lampung timur tahun pelajaran 2010/2011 ? Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah" ada hubungan antara aplikasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada pembelajaran pendidikan agama islam dengan prestasi belajar siswa kelas iv sekolah dasar negeri 3 pematang tahalo kecamatan jabung kabupaten lampung timur tahun pelajaran 2010/2011. Alat pengumpul data yang penulis gunakan yaitu Angket, Interview observasi dan dokumentasi . Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011 .Setelah diperoleh data kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut : N.xy - (x)(y) rxy = 2 N(x ) (x) 2 N(y 2 ) (y) 2
Adapun kesimpulan dari skripsi ini adalah sebagai berikut Aplikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011 tergolong Tinggi. Dari analisa yang dilakukan ternyata harga korelasi yang diperoleh dari perhitungan yaitu sebesar rxy = 0,789, lebih besar jika dibandingkan dengan rxy tabel pada taraf signifikan 5 % (0,361.) maupun pada taraf signifikansi 1 % (0,463), maka hipotesis alternatif penulis yang berbunyi “ ada hubungan aplikasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) pada pembelajaran pendidikan agama islam dengan prestasi belajar kelas iv sekolah dasar negeri 3 pematang tahalo kecamatan jabung kabupaten lampung timur tahun pelajaran 2010/2011, dan hipotesis alternatif penelitian ini diterima/disetujui.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul Untuk memperjelas pokok persoalan yang ada di dalam skripsi
yang
berjudul “ HUBUNGAN ANTARA APLIKASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 PEMATANG TAHALO KECAMATAN JABUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2010/2011 ”, maka perlu memberikan penegasan beberapa istilah yang ada dalam judul tersebut, sebagai berikut : 1. Hubungan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa : “Hubungan adalah keadaan berhubungan, sangkut-paut, ikatan”.1 Berdasarkan pada pendapat tersebut maka dapat diambil pengertian bahwa hubungan merupakan suatu peristiwa dimana dua orang atau lebih, dua unsur, gejala atau peristiwa saling memiliki keterkaitan.
2. Aplikasi
1
Departemen Pendidikan pustaka,Jakarta,2005 hal. 409
1Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Kata aplikasi berarti "penggunaan, penerapan". 2 sedangkan aplikasi yang dimaksud dalam skripsi ini adalah pelaksanaan atau penerapan terhadap suatu aktifitas atau pekerjaan yang dalam hal ini adalah pelaksanaan kurikulum KTSP 3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah efektif , produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan. KTSP adalah" sebuah ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan ". 3 Jadi KTSP merupakan
model pembelajaran dari model pengembangan
awalnya yakni KBK yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi yang sudah berkembang cukup lama yang dimulai pada tahun 2002 dan kemudian disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006. 4.
Prestasi Belajar Prestasi belajar dimaknai sebagai hasil
dari proses pembelajaran atau
sebuah aktifitas. prestasi adalah “hasil yang telah dicapai” 4
Belajar adalah “ suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” 5. Hal ini berarti bahwa tekanan prestasi belajar adalah pada hasil belajar atau hasil dari akibat dari perbuatan belajar.
2
Ibid , hal. 61 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung Cet.7, 2010 hal.20-21 4 Departemen Pendidikan Nasional,Op.Cit. hal.895 5 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,Rineka Cipta, Jakarta, 2003,hal..2 3
Dari kutipan diatas dapat penulis kemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh akibat dari perbuatan belajar, hasil yang dihasilkan itu dapat berwujut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Oleh karena itu prestasi berarti pula pengalaman belajar yang berwujut pengetahuan, sikap dan belajar setelah siswa mengalami perbuatan Kognitif, afektif, dan Psikomotor. 5. Bidang Studi Pendidikan agama Islam Bidang studi Pendidikan agama Islam dalam kurikulum Sekolah Dasar adalah salah satu bagian mata pelejaran pendidikan agama Islam yang di arahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami menghayati dan mengamalkan hukum islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life ) melaui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Sedangkan Pendidikan Islam adalah” proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat derajat kemanusiannya sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya ” 6. Prestasi belajar pendididikan Agama Islam
disini dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana prestasi belajar pendididikan Agama Islam siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo
Kecamatan Jabung
setelah guru
Pendidikan Agama Islam melaksanakan KTSP dalam mengajar guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa . 6. Siswa
6
HM Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2000 hal.17
Siswa adalah " murid, pelajar"7, Pengertian siswa yang dimaksud dalam judul ini adalah murid-murid yang berada atau sekolah di Sekolah Dasar Negeri 3 yang bertempat di desa Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur . 7. Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo
adalah sebuah lembaga
pendidikan tingkat dasar setara sekolah dasar yang berada di bawah naungan Departemen Penndidikan , lembaga pendidikan ini adalah sebuah sekolah
yang
terletak di Desa Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur , lokasi penelitian yang penulis lakukan. Berdasarkan penegasan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa maksud dari judul skripsi ini adalah upaya penyelidikan terhadap ada atau tidaknya Hubungan antara Aplikasi KTSP dalam pembelajaran dengan prestasi belajar pendididikan Agama Islam Kelas IV
SD Negeri 3 Pematang Tahalo
Kecamatan Jabung
siswa
Kabupaten
Lampung Timur pada tahun pelajaran 2010/2011.
B. Alasan Memilih Judul Judul ini cukup menarik bagi penulis untuk dibahas atau diteliti dan banyak yang mendukung keberhasilan penelitian ini. Baik data yang bersifat primer maupun data yang bersifat skunder.
7
Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit.,hal.1077
Alasan penulis tertarik kepada judul skripsi ini karena : 1. KTSP sendiri adalah sebuah model pengembangan kurikulum berbasis Sekolah ynag menuntut kemandirian guru, kemandirian ini diperlukan terutama mengembangkan dalam rangka membentuk kompetensi peserta didik dengan cara memberi makna dan merespon ilmu pengetahun sebelumnya serta menjalin Pengaruh yang saling menguntungkan dengan masyarakat dan lingkungan 2. Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan seorang anak didik yang belajar di bangku sekolah baik pada segi kognitif, afektif maupun psikomotor yang diukur dengan istilah baik cukup maupun kurang C. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar yang perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah bagaimana lingkungan atau kelas itu tercipta menyenangkan semua siswa, menggairahkan belajar siswa, dan menghasilkan prestasi belajar yang maksimal. Ini berarti bahwa tidak ada seorang guru yang ingin siswanya terganggu dalam proses belajar mengajar. Apabila sebagian besar siswa
tidak memeperhatikan
penjelasan yang diberikan guru dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, maka diperlukan lingkungan yang kondusif. Salah satu upayanya adalah dengan mencipatakan iklim sekolah yang toleran ramah dan mendidik. Sejak tahun ajaran 2006/2007 Pemerintah telah memberlakukan pembelaran model KTSP, pada awalnya
sistem pembelajaran yang berlaku di negeri ini
sangatlah sentralistik sehinggga dengan program pemerintah yang menyerahkan kebijakan dalam pendidikan kepada pemerintah daerah khususnya pendidikan dasar
adalah suatu cara pandang yang cukup maju, tinggal pemerintah daerahlah yang akan menentukan desain kebutuhan dan kultur pendidikan setempat. KTSP sendiri adalah sebuah model pengembangan kurikulum berbasis Sekolah ynag menuntut kemandirian Guru, kemandirian ini diperlukan terutama mengembangkan dalam rangka membentuk kompetensi peserta didik dengan cara memberi makna dan merespon ilmu pengetahun sebelumnya serta menjalin Pengaruh yang saling menguntungkan dengan masyarakat dan lingkungan 8 Secara jujur harus diakui bahwa sukses tidaknya pelaksanaan KTSP sangat terkait dengan kemampuan Guru dalam mengaktualkal kurikulum tersebut dalam bentuk pembelajaran, kemampuan guru tersebut terutama terkait dengan pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap pelaksanaan kurikulum, "Implemtasi KTSP dalam pembelajaran yang efektif dan menyenangkan menuntut guru untuk lebih sabar penuh perhatian dan pengertian serta mempunyai kreatifitas dan penuh dedikasi untuk menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik"9 Untuk itu KTSP sebagai mode pembelajaran baru merupakan perwujudan dari upaya untuk selalu menyesuakan dengan tantangan zaman sebab zaman akan selalu berubah dan menusia di tuntut selalu melakukan perubahan –perubahan agar ia tidak ketinggalan tentu perubahan bisa dilakukan jika manusia memahami alat atau segala hal yang di butuhkan untuk membangun kemajuan tersebut. Hal ini senada dengan apa yang telah disampaikan Allah dalam Al-quran surat Arrahman ayat 33
8 9
E. Mulyasa, Op-Cit, hal.5 Ibid. hal.6
Artinya :Wahai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan." 10 Dalam pelaksanaan KTSP pembelajaran bukan semata-mata tanggung jawab Guru tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara Guru, Kepala Sekolah, dan pengawas sekolah,
juga komite sekolah serta masyarakat bahkan pembinaan
terhadap komponen-komponen tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mengefektifkan pelaksanaan KTSP secara sempurna, dalam hal ini Pelaksanaan KTSP dalam pembelajaran menuntut Guru dan Kepala sekolah untuk memperhatikan tiga komponen utama sebagai berikut : 1) Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang tertuang dalam PP 19 tahun 2005 beserta penjabaranya yang telah ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2) Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan harus merumuskan secara jelas program pembelajaran, serta mekanisme dan kriteria penilaian. 3) RPP perlu dikembanghkan secara matang untuk menentukan bahwa kegiatan pembelajaran sudah siap dilaksanakan.11 Di samping itu pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang mulai berkembang tahun 2002 yang merupakan cikal bakal model pembelajaran
10
Departemen Agama RI Al-Hikmah , Alquran dan Terjemahannya, CV Dipenegoro, Bandung, 2010, hal 532 11 E. Mulayasa, Op-Cit, hal. 8
KTSP adalah proses yang dinamis, maka penyusunan dan pelaksanaanya KBK didasarkan pada 9 prinsip yaitu: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Keimanan, nilai dan budi pekerti yang luhur. Penguatan integrasi nasional. Keseimbangan antara etika, logika, estetika,dan kinestika. Kesamaan memperoleh kesempatan. Abad pengetahuan dan teknologi informasi. Pengembangan kecakapan hidup. Belajar sepanjang hayat. Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan comprehensif . Pendekatan menyeluruh dan kemitraan.12 Prinsip-prinsip tersebut dikembangkan dan diterapkan dalam rangka
melayani dan membantu siswa mengembangkan dirinya secara optimal baik dalam tuntutan studi lanjut, memasuki dunia kerja, maupun belajar sepanjang hayat secara mandiri Hampir sama dengan prinsip KBK diatas KTSP juga dikembangkan berdasarkan prinsip sebagai berikut : 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungnnya. 2. Beragam dan terpadu. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan. 6. Belajar sepanjang hayat. 7. Seimbang antara kepentingan Nasional dan kepentingan daerah"13 Dalam menetapkan Standar Nasional pendidikan konsensus (Kesepakatan) merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan desentaralisasi pendidikan secara utuh dan menyeluruh. Dalam hal ini pelibatan masyarakat mulai dari orang tua, guru, tokoh masyarakat, organisasi profesi, universitas, sekolah, lembaga penelitian, 12
Masnur Muslich, KTSP pembelajaran berbasis kompetensidan kontekstual, Jakarta, Bumi Aksara, 2007 hal.18 13 Ibid. hal.18
lembaga swadaya masyarakat, pengamat pendidikan, perwakilan pserta didik dapat melahirkan dialog yang produktif dan efektif maka akan menimbulkan kesadaran dan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat terhadap peningktan mutu pendidikan nasional Dalam kerangka inilah pemerintah melakukan berbagai pembenahan dalam system standarisai pendidikan seperti yang dituangkan dalam peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan (SNP), sedangkan butir-butir dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah "standar isi., standar proses, dan standar kopetensi kelulusan."14 Adapun Standar Kompetensi kelulusan untuk tingkat sekolah dasar dan adalah sebagai berikut : 1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak. 2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri. 3. Mematuhi aturan aturan yang berlaku di lingkungan 4. Menghargai keberagaman Agama, Budaya, suku, ras, dan golongan social ekonami lingkungan 5. Menggunakan informasi lingkungan secara logis, kritis dan kreatif 6. Menunjukkan kemampuan berpikir secara logis kritis dan kreatif dengan bimbingan Guru/pendidik 7. Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi 8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana, dalam kehidupan 9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial dialam sekitar 10. Menunjukan cinta dan peduli terhadap lingkungan. 11. Menunjukan kecintaan terhadap bangsa dan Negara. 12. Menunjukan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni budaya. 13. Menunjukkan kegemamaran membaca dan menulis 14. Berkomunikasi secara jelas dan santun 15. Bekerjasama dengan kelompok, tolong menolong dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya. 16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
14
E Mulyasa, Op-Cit, hal.21
17. Menunjukan ketarampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung.15 Selanjutnya berdasarkan hasil survey penulis bahwa diperkirakan Guru Pendidikan Agama Islam yang ada di Sekolah Dasar Negeri 3 sudah menerapkan model pembelajaran KTSP secara maksimal, bila ditinjau dari sisi prestasi belajar Pendidikan Agama islam dengan dilaksanakannya prinsip-prinsip KTSP diatas mestinya prestasi siswa akan lebih baik, akan tetapi realitanya masih banyak siswa yang prestasinya belum cukup memuaskan, siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk lebih jelasnya penulis akan mengambil data surveey dari Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Lampung Timur tentang pelaksanaan KTSP dan Prestasi belajar Agama Islam sebagai berikut : Tabel 1 Data tentang Pelaksanaan KTSP dan Prestasi belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Lampung Timur TP. 2010/2011 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Sampel Subadara Nuraini Agus Budiman Anisa Zulfa Maisaroh Ridwan Maylia Susi Efendi Aldi Sherli Yazid Mahmud
15
Ibid, hal.30
Pelaksanaan KTSP Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Prestasi belajar 62 62 64 66 60 62 58 70 61 75 77 76 69 76 72
Data dari hasil pra survey tanggal 7 Maret 2011 di Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Lampung Timur
Keterangan tentang Aplikasi KTSP sebagai berikut : Baik
:
Diterapkannya dengan baik prinsip-prinsip KTSP Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungnnya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang hayat, Seimbang antara kepentingan Nasional dan kepentingan daerah Cukup : Diterapkannya sebagian prinsip-prinsip KTSP berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungnnya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, kurang menggunkan teknologi dan seni, dan kurang relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang hayat, Kurang Guru hanya menerapkan beberapa prinsip KTSP Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungnnya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, kurang menghargai teknologi dan seni, relevan dengan kebutuhan kehidupan. Untuk mengetahui kriteria prestasi belajar baik, cukup, maupun kurang dapat dilihat pada perbandingan nilai yang dinyatakan dengan angka dan huruf sebagai berikut : Simbol-Simbol Nilai Angka dan Huruf
Predikat
Angka
Huruf
8-10 = 80-100 =3,1-4
A
Sangat Baik
7-7,9 = 70-79 = 2,1-3
B
Baik
6-6,9 = 60-69 = 1,1-2
C
Cukup
5-5,9 = 50-59 = 1
D
Kurang
0-4,9 = 0-49 = 0
E
Gagal”.16
16
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Rosda Karya, Bandung, Cet. 15, 2010, hal.151
Selanjutnya Muhibin Syah menjelaskan bahwa “angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar (passing grade) skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60”. 17 Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa dari 15 siswa yang dijadikan sampel ada 7 siswa yang sangat kurang prestasinya dan 7 orang siswa prestasinya cukup, dan 1 orang siswa prestasinya baik melihat hasil survey tersebut ternyata masih banyak prestasi belajar siswa yang cukup meskipun pada taraf aplikasi KTSP sudah dilaksanakan dengan baik, sehingga berangkat dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan standar penelitian ilmiah untuk membuktikan kebenarannya. D. Identifikasi Masalah Berikutnya berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis selanjutnya akan membatasi masalahnya sebagai berikut : 1. Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran 2. Prestasi belajar siswa masih belum cukup memuaskan 3. Diperkirakan implementasi KTSP masih kurang maksimal Berdasarkan identifikasi masalah diatas penulis bermaksud memberikan batasan masalah dalam penulisan skripsi sehingga pembehasan dalam skripsi ini tidak akan melebar dan bisa lebih focus pada pembehasan E. Rumusan Masalah
17
Ibid, hal.150
“Perumusan masalah merupakan sesuatu yang penting dalam penelitian karena hasilnya adalah penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya dan hendaknya di buat dalam kalimat tanya.”18 Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis merumuskannya sebagai berikut “ 1. Bagaimana apilikasi KTSP pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011? 2. Bagaimana keadaan prestasi siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011? 3. Adakah Hubungan antara Aplikasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Prestasi Belajar Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011 ? F. Hipotesis Menurut Sugiono “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan ”.19 Menurut bentuknya hipotesis dapat di bagi sebagai berikut : a. Hipotesis Alternatif diposisikan sebagai bentuk batasan ilmu pengtahuan setelah diperoleh dari hasil kajian teoritis. 18
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian Aplikasi Praktis ,Ramayana Press , Jakarta, 2005.
19
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung , 2010 hal. 96
hal.52
b. Hipotesis Nihil adalah merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara variabel yang menjadi interes si peneliti”20 Dengan kata lain hipotesis adalah suatu dasar sebagai patokan yang dianggap benar dan harus diuji kebenarannya melalui suatu penelitian. Berdasarkan landasan diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis kerja sebagai berikut :" ada Hubungan antara Aplikasi
kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) pada pembelajaran pendidikan agama Islam dengan prestasi belajar kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2010/2011” G. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Untuk mengetahui Aplikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011 b) Untuk mengetahui Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011 c) Untuk mengetahui Hubungan antara Aplikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan
20
Sukardi,Metodologi Penelitian Pendidikan,Bumi Aksara,Jakarta,2009. hal. 44
Prestasi Belajar Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011 2. Kegunaan penelitian Adapun penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut : a) Sumbangan kemampuan
pemikiran guru
dalam
dalam
rangka
proses
meningkatkan
pengajaran
KTSP
kualitas dalam
dan
rangka
meningkatkan prestasi belajar dan tujuan pembelajaran yang lebih baik b) Bahan masukan guru untuk mengatasi berbagai kesulitan persoalan yang terkait dengan proses pembelajaran KTSP c) Sebagai pedoman penyusunan skripsi di waktu mendatang dan sekaligus sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd,I). H. Metodologi penelitian 1. Sifat dan Jenis Penelitian a. Sifat penelitian Sifat
penelitian ini adalah korelatif yang tujuannya adalah untuk
menyelidiki sejauhmana variasi-variasi berkaiatan dengan variasi-variasi lain atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelalasi "21 Sifat korelatif yakni adalah sifat penelitian yang menghubungkan dua variabel yang satu dengan yang lain saling terkait atau variabel X (apilikasi KTSP) memiliki hubungan variabel Y (prestasi belajar PAI ) yang ada dalam penelitian ini.
21
hal. 48
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta, 2010
b. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis pilih dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah penelitian jenis kuantitatif Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang di olah dengan metode statistic ”22. Penelitian kuantitatif dilakukan terhadap obyek yang bersifat fisik, material dan dapat di hitung jumlahnya, sikap keagamaan, pengaruh kebudayaan, kecerrdasan studi pemikiran tokoh adalah obyek penelitian kualitatif, sedangkan yang sifat penelitian yang ingin mengetahui jumlah lulusan, jumlah orang yang melanggar peraturan dan sebagainya merupakan penelitian kuantitatif"23 Maka penelitian yang penulis lakukan ini adalah penelitian yang bersifat korelatif dengan jenis kuantitatif. Berdasakan uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kuantitatif korelatif. karena penulis ingin mengetahui hubungan antara Aplikasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada pembelajaran pendidikan agama Islam dengan prestasi belajar kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Jabung Lampung Timur tahun pelajaran 2010/2011. 2. Populasi dan sampel a. Populasi
22 23
Edi Kusnadi, Op-Cit .hal. 29 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Raja Grafindo persada, Jakarta, 2000 hal. 125
" Populasi adalah himpunan (yang lengkap atau sempurna) dari semua unit penelitian yang mungkin". 24. Berdasarkan pendapat diatas penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa populasi adalah semua jumlah individu yang merupakan sasaran penelitian. Daerah populasi yang penulis jadikan lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 3 desa Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011 . adapun populasi dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa. b. Sampel Sedangkan pengertian sampel menurut Sugiono adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” 25 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah “wakil populasi yang diteliti.”26 Dalam menentukan beberapa jumlah sampel yang akan diteliti, merujuk pada pendapat Suharsimi Arikunto bahwa: “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 %, atau 20 – 25 % atau lebih.”27 Berdasarkan teori-teori di atas karena jumlah subyeknya kurang dari seratus maka dalam penelitian ini sampelnya di ambil semua dari populasi yang berjumlah 30 siswa, Jadi dengan demikian jumlah sampel secara keseluruhan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 Siswa. Selanjutnya Teknik Pengambilan Sampel disebut dengan istilah sampel populasi. 24
I Made Wirartha, Pedoman Penulisan (usulan penelitian skripsi dan thesis) CV Andi Offset, Yogyakarta, 2006, hal. 44 25 Sugiono, Op-Cit hal. 118 26 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Reneka Cipta, Jakarta, 2002, hal. 109 27 Ibid, hal. 112
3. Alat pengumpul data a) Metode Kuesioner (Angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya28 Jadi metode angket adalah daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban dari para responden, angket yang akan digunakan oleh peneliti adalah jenis angket tak langsung dengan bentuk multiple chooise (pilihan ganda). Setiap item soal terdiri dari tiga alternatif jawaban yang memiliki bobot pada masing-masing pilihan yaitu : Pilihan pertama 3 poin, pilihan kedua 2 poin, pilihan ke ketiga 1 poin. Artinya setiap item soal disediankan tiga alternatif pilihan yaitu a, b, c. untuk pilihan a mendapat nilai 3 (tiga), unutk pilihan b mendapat nilai 2 (dua) dan untuk pilihan c mendapat nilai 1 (satu) untuk mengetahui tentang aplikasi KTSP pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Jabung Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011. b) Metode Wawancara (Interview) Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Bila guru menanyakan murit tentang keadaan rumah atau kita menanyakan petani tentang seluk beluk pertanian itu wawancara .29
28 29
Sugiono , Op-Cit, hal. 199 S. Nasution, Metode Research, Bumi Aksara, Jakarta, Cet.ke-9, 2007, hal. 113
Adapun metode yang penulis gunakan adalah interview bebas terpimpin yaitu interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kerangka pertanyaan yang telah dipersiapkan, sedangkan interview diberikan kebebasan dalam memberi jawaban dan yang akan di interview yaitu kepala sekolah Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang Sejarah berdirinya sekolah serta fasilitas-fasilitas yang dimiliki sekolah . c) Metode Observasi Observasi merupakan “ suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantara diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan”.30 Berdasarkan kutipan diatas penulis simpulkan bahwa observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala atau fenomena-fenomena yang diselidiki. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi partisipan Observasion (observasi berperan serta) dan non partisipan observasion selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan maka observasi dapat di bedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur”.31 Penulis menggunakan metode observasi non partisipan, dimana penelitian tidak terlibat langsung dalam proses yang sedang diteliti. Metode ini penulis gunakan sebagai metode pendukung untuk memperoleh data tentang
30 31
Sugiono, Op-Cit, hal. 203 Ibid, hal. 204
sarana fisik, struktur organisasi dan denah lokasi Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Jabung Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011 d) Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, notulen rapat, buku, leger, agenda, dan sebagainya.32 Metode dokumentasi merupakan metode pendukung setelah angket, yang akan digunakan untuk memperoleh data mengenai keadaan guru, jumlah siswa, struktur organisasi sekolah, staf atau karyawan, dan prestasi belajar pendidikan agama Islam Siswa kelas IV SD N 3 Pematang Tahalo Kecamatan Jabung melalui legger.
4. Metode Analisa Data Analisa data adalah suatu metode yang digunakan dalam menganalisa data yang diperoleh dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus product moment sebagai berikut :
rxy =
N(x
N.xy - (x)(y) 2
) (x) 2 N(y 2 ) (y) 2
Keterangan : rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment N = Number of cases Jumlah hasil perkalian antara sekor x dan sekor y xy = x = Jumlah seluruh sekor x Jumlah seluruh sekor y33 y = 32
Suharsimi Arikunto, Op-Cit, hal. 206
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1. Pengertian Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Untuk memahami dan mengerti maksud Kurilulum Tingkat Satuan Pendidikan maka penulis mengutip beberapa pengertian sebagai berkut : ““Kurikulum dapat pula dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari siswa yakni pengetahuan sikap dan keterampilan tertentu” 34. Kokom Komalasari menjelaskan KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan oleh setiap lembaga pendidikan dalam wilayah kognitif afaktif dan psikomotorik anak didik yang dikembangkan berdasarkan kapasitas yang ada pada satuan pendidikan dimaksud sebagai upaya mendukung kemajuan sistem pembelajaran nasional dan cita-cata bangsa 35. Jadi KTSP pada prinsipnya adalah otoritas setiap satuan pendidikan untuk mengembangkan segala potensi yang ada untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih memadai sesua dengan yang diharapakan oleh pemerintah dan masyarakat
33
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta,2003, hal.
193 34
S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Bumi Aksara, Jakarta, Cet.8 2008, hal. 9 Kokom Komalasari, Pembelajaran 23 Kontekstual Konsep dan Aplikasi , Refika Aditama, Bandung, Cet. Ke-1, 2010, hal. 32 35
Menurut E.Mulyasa ”KTSP merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan serta merupakan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam satuan pendidikan dasar dan menengah. Hal ini merupakan tindak lanjut dari agenda perubahan kurikulum dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan yang diprogramkan pemerintah ”36. Untuk lebih memperjelas maksud Kurilulum Tingkat Satuan Pendidikan maka Emulyasa memberikan pengertian sebagai berikut :
"KTSP adalah sebuah model pengembangan kurikulum berbasis Sekolah yang menuntut kemandirian Guru, kemandirian ini diperlukan terutama dalam mengembangkan dalam rangka membentuk kompetensi peserta didik dengan cara memberi makna dan merespon ilmu pengetahun sebelumnya serta menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan masyarakat dan lingkungan" 37 Jadi KTSP merupakan model pembelajaran dari model pengembangan awalnya yakni KBK yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi yang sudah berkembang cukup lama yang dimulai pada tahun 2002 dan kemudian disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin maju dan berkembang sehingga terjadi
perubahan-perubahan
untuk
penyempurnaan
sebuah
system
pembelajaran. Secara jujur harus diakui bahwa sukses tidaknya implementasi KTSP sangat terkait dengan kemampuan Guru dalam mengaktualkal kurikulum tersebut dalam bentuk pembelajaran, kemampuan guru tersebut terutama terkait
36
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah,, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. Ke-1, 2008, hal.221 37 Ibid, hal.5
dengan
pengetahuan
dan
pemahaman
mereka
terhadap
implementasi
kurikulum. “Implemtasi
KTSP
dalam
pembelajaran
menyenangkan menuntut guru untuk lebih sabar pengertian
serta
mempunyai
kreatifitas
dan
yang
efektif
dan
penuh perhatian dan penuh
dedikasi
untuk
menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik"38
Sedangkan implementasi merupakan suatu proses penerapam ide konsep, kebijakan atau inovasi, dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan sikap, berdasarkan definisi implementasi tersebut implementasi KTSP dapat didefinisikan sebagai proses peneapam ide, konsep dan kebijakan kurikulum dalam suatu aktifitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan 39 . KTSP dilaksanakan dan di selenggarakan dalam proses pembelajaran tidak lain dalam rangka mempersiapkan lulusan yang berkompeten dalam mengahadapi era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan letidak pastian di perlukan pendidikan yang dirancang dengan baik berdasarkan kebutuhan nyata yang dibutuhkan oleh lapangan baik dalam ranah pengetahuan, keterampilam maupun sikap dalam sauna pendidikan dasar dan menengah. Hal ini merupakan tindak lanjut dari agenda perubahan kurikulum dalam kontek otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan yang yang diprogramkan oleh pemerintah oleh karena itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi daerah masingmasing 38 39
Ibid. hal.6 Ibid, hal. 178
Pengembangan KTSP yang beragam mengacu pada Standar
Nasional
Pendidikan (SNP) untuk menjamin pencapain tujuan pendisikan nasional. Acuan dimaksud harud menikuti standar isi, proses, kompetensi kelulusan, pendidik dann tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan pembiayaan serta standar penilaian. Untuk itu KTSP sebagai mode pembelajaran baru merupakan perwujudan dari upaya untuk selalu menyesuakan dengan tantangan zaman sebab zaman akan selalu berubah dan menusia di tuntut selalu melakukan perubahan–perubahan agar ia tidak ketinggalan tentu perubahan bisa dilakukan jika manusia memahami alat atau segala hal yang di butuhkan untuk membangun kemajuan tersebut. Hal ini senada dengan apa yang telah disampaikan Allah dalam Al-quran surat Arrahman ayat 33 :
Artinya :Wahai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan." 40 Berdasarkan ayat diatas dapat dimengerti jika Allah berdasarkan firmannya mengajak umat manusia senantiasa menggunakan segala kemampuan untuk mencapai tujuan yang kita kehendaki, kemampuan yang dimaksud dalam ayat ini adalah ilmu pengetahuan yang memadai, sehingga segala yang kita 40
Departemen Agama RI Al-Hikmah , Alquran dan Terjemahannya, CV Dipenegoro, Bandung, 2010, hal 532
inginkan kaitannya dalam proses pembelajaran dapat tercapai dengan kemampuan menguasai materi KTSP. 2. Tujuan Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilandasi oleh undang-undang dan peraturan sebagai berikut 1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional Pasal 38 ayat 2 dan pasal 51 Ayat 1. 2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 Ayat 2 dan Pasal 49 Ayat 1. 3) Peraturan Mendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi. 4) Peraturan mendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar kelulusan. 5) Peraturan mendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23.41
Sedangkan tujuan dari Implemnetasi KTSP mengacu pada tujuan secara umum pendidikan sebagai berikut :
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan, untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2. Tujuan pendidikan menengah, adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan, untuk hidup mandiri, dan mengikuti kehidupan lebih lanjut 3. Tujuan pendidikan menengah, adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan, untuk hidup mandiri, dan mengikuti kehidupan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya 42
Dari pendapat diatas dapat di pahami jika tujuan pendidikan sesuai dengan tingkatan dari lembaga pendidikan yang ada baik itu lembaga pendidikan dasar, menengah ataupun pendidikan tinngkat lanjut 41
E. Mulyasa,Op.Cit, hal.223 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta, Cet.3,2007, hal..29 42
3. Prinsip-prinsip pengembangam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Untuk melaksanakan (KTSP), kurikulum tingkat satuan pendidikan setiap sekolah
diberi kebebasan untuk mengembangkan silabus yang
merupakan sub sistem dalam KTSP disesuaikan dengan karakteristik peserta didik serta kondisi dan kebutuhan masing-masing sekolah, agar dalam proses pengembangan silabus tetap selaras dengan koridor standar pendidikan nasional maka diperlukan pemahaman secara mendasar tentang prinsip-prinsip pokok pengembangan kurikulum kurikulum dalam hal ini adalah silabus sebagai berikut : 1) Relevansi mengandung arti bahwa cakupan kedalam, tingkat kesulitan serta urutan penyajian materi dan kompetensi dasar sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik kemampuan spritual, intelektual, sosial, emosional, maupun perkembangan fisik. Relevansi juga dapat diartikan kesesuaian dan keserasian anatara silabus dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat pemakai lulusan serta kebutuhan dunia kerja relevan 2) Fleksibilitas dan pengembangan silabus bahwa keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi seluruh keaneka ragaman peserta didik, pendidik serta dinamika perubahan yang terjadi disekolah dan tuntutan masyarakat, lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa prinsip fleksibilitas mengandung makna bahwa pelaksanaan program , peserta didik, dan lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak. 3) Kontinuitas Kontinuitas dalam pengembangan silabus mengandung arti bahwa setiap program pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan kepribadian peserta didik. Kontinuitas atau kesinambungan silabus tersebut bisa secara fertikal yakni dengan jenjang pendidikan yang ada diatasnya, bisa juga secara horizontal, yakni dengan silabus atau program lain yang sejenis. 4) Efektifitas dalam pengembangan silabus berkaitan dengan keterlaksanaannya dalam pembelajaran dan tingkat pembentukan klompetensinya sesuai dengan standar kompetensi dasar (SKKD) dalam standar isi. 5) Efisiensi
Efisiensi dalam pengembangan silabus berkaitan dengan upaya untuk menghemat penggunaan dana, daya dan waktu, tanpa mengurasi hasil atau kompetensi dasar yang ditetapkan, 6) Konsistensi Konsistensi dalam pengembangan silabus mengandung arti bahwa antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, dan sistem penilaian, memiliki hubungan, yang konsissten dalam membentuk kompetensi peserta didik. 7) Memadai Memadai dalam pengembangan silabus mengandun arti bahwa ruang lingkup, indikator, materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian yang dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. disamping itu prinsip memadai juga berkaitan dengan sarana dan prasarana, yang berarti bahwa kompetensi dasar yang dijabarkan dalam silabus, pencapaiannya ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai 43
Dengan prinsip-prinsip pembuatan silabus sebagai mana dijelaskan diatas dapat dimengerti bahwa, sedikitnya ada tujuh prinsip dasar yang harus diperhatikan untuk mengembangkan silabus diantaranya:
relevansi,
fleksibilitas, kontinuitas, efektifitas, efisiensi, konsistensi dan memadai. Dan masing-masing harus saling terkait untuk membentuk proses pembelajaran yang memadai. 4. Garis Besar Standar Proses Pembelajaran KTSP dan Indikator Lulusan Untuk mengetahui indikator tentang pelaksanaan KTSP maka diperlukan pemahaman yang memadai tentang garis besar standar proses pembelajaran dengan deskripsi sebagai berikut : 1. proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik, untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
43
Ibid, hal.141
2. 3.
4.
5.
6. 7.
8.
prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan Setiap tahun pendidik melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran untuk terlaksanaya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya pembelajaran, materi ajar, metode, sumber belajar, dan penilai hasil belajar. Pelaksanaan proses belajar, harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik perkelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks, dan rasio maksimal jumlah peserta didik per pendidik. Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis. Penilain hasil belajar menggunakan berbagai teknik penilaian, dapat berupa test tertulis, observasi, tes praktik, dan penugasan per orangan, atau kelompok sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantaun, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan 44 Sedangkan indikator kompetensi lulusan jenjang pendidikan dasar yang
diharapkan adalah sebagai berikut : 1) Tumbuhnya keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2) Tumbuh sikap beretika (sopan santun, dan beradap) 3) Tumbuh penalaran yang baik (mau belajar, ingin tahu, senang membaca, memiliki inovasi, berinisiatif, dan bertanggung jawab) 4) Tumbuh kemampuan komunikasi/sosial (tertib, sadar aturan, dapat bekerja sama dengan teman, dapat berkompetensi) 5) Tumbuh kesadaran untuk menjaga kesehatan badan “45 Dari penjelasan diatas harus ditumbuhkan indikator-indikator diatas untuk mencapai proses pembelajaran yang efektif 5. Strategi Implementasi Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) Strategi
implementasi
Kurikulum
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
diantaranya sebagai berikut : 1. Memahami hakikat implemantasi Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) 44 45
Ibid hal. 26. Ibid hal. 27.
Yakni memahami implementasi dari ide, konsep, kebijakan dan inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak yang baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap. Ada beberapa factor
yang mempengaruhi implementasi
kurikulum
diatarannya
;
karakteristik kurikulum, strategi implementasi, karakteristik pengguna kurikulum
2. Pelaksanaan Belajar Pada umumnya dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan a. Pembukaan Pembukaan adalah kegiatan awal yang harus dilakukanj guru untuk memulai atau membuka pembelajaran b. Pembentukan kompetensi Pembentukan kompetensi pembelajaran merupakan kegiatan inti pembelajaran mencakup informasi tentang materi pokok,atau materi standar, membahas materi standar untuk membentuk kompetensi peserta didik c. Penutup Penutup adalah kegiatan akhir yang dilakukan oleh guru untuk menutup pembelajaran, 3. Pengembangan aktifitas dan kreatifitas peserta didik Pengembangan aktifitas dapat dengan cara : a) Mengembangkan keberanian dan rasa percaya diri peserta didik serat mengurangi perasaan yang kurang menyenangkan. b) Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi secara aktif dan terarah. c) Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan penilaian hasilnya. d) Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter. e) .melibatkan mereka secara aktif krestif, efektif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran secara keseluruhan. 4. Pembinaan disiplin sekolah Disiplin adalah suatu keadaan tertib ketika orang-orang yang tergabung dalam suatu system tunduk pada peraturan yang ada dengan senag hati. Lebih lanjut mulyasa mengemukakan strategi umum membina disiplin sekolah yakni ; a) Konsep diri yakni konsep diri masing-masing individu.
b) Ketrampilan dan komunikasi yakni kemampuan guru dalam berinteraksi c) Konsekuensi logis dan alami dari prilaku yang salah yang terjadi pada peserta didik. d) Klarifikasi nilai ; membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaan sendiri e) Disiplin yang terintegrasi; guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab f) Modifikasi prilaku ; prilaku salah disebabkan oleh lingkungan g) Tantangan bagi disiplin. 5. Peningkatan motivasi belajar Adapun cara meningkatkan motivasi belajar adalah sebgai berikut : a) b) c) d)
Kehangatan dan semangat Membangkitkan rasa ingin tahu Mengemukakan ide yang bertentangan Memerhatikan minat peserta didik 46
B. Prestasi belajar 1) Pengertian prestasi belajar Prestasi belajar dimaknai sebagai hasil dari proses pembelajaran atau sebuah aktifitas. prestasi adalah “hasil yang telah dicapai” 47
Belajar
adalah “ suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” 48 . Hal ini berarti bahwa tekanan prestasi belajar adalah pada hasil belajar atau hasil dari akibat dari perbuatan belajar. Dari kutipan di atas dapat penulis kemukakan bahwa prestasi belajar adalah kesesuaian hasil yang diperoleh akibat dari perbuatan belajar. Hasil yang dicapai itu dapat berwujud pengetahuan, sikap dan ketrampilan. 46
Ibid, hal. 181-198 Departemen Pendidikan Nasional ,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka.Jakaarta, 2005, hal.895 48 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,Rineka Cipta, Jakarta, 2003,hal..2 47
Oleh karena itu prestasi berarti pula pengalaman belajar yang berwujud pengetahuan, sikap dan belajar setelah siswa mengalami perbuatan belajar pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif adalah suatu perbuatan belajar yang meliputi ingatan,
pengembangan
kemampuan
dan
ketrampilan
intelektual.
Pengetahuan yang diserap siswa akan mengakibatkan suatu proses psikologis dalam mengingat materi pelajaran, sedangkan kemampuan dan keterampilan intel merupakan tingkatan yang lebih tinggi dari pada hanya sekedar ingat prosesnya melibatkan berpikir kritis dan memecahkan masalah. Bidang afektif meliputi sikap, emosi, nilai tingkah laku dari siswa yang direflesikan dengan perasaan senang dan tidak senang. Jadi bidang afektif ini menekankan pada aspek perasaan yang memerlukan suatu tanggapan atau persepsi jika seseorang siswa dihadapkan pada suatu obyek. Bidang psikomotor yaitu kesanggupan seseorang melakukan kegiatan berdasarkan pengetahuan dan sikap yang dimilikinya. Ini mengacu pada pengertian bahwa jika seseorang telah memiliki pengetahuan dalam ingatannya dan bersifat positif terhadap apa yang dipikirkan tersebut, maka apakah ia sanggup untuk bertindak maupun bertingkah laku sesuai dengan makna yang tersirat dalam pengetahuan tersebut. Selanjutnya hasil yang telah dicapai dalam kegiatan belajar pada umumnya dinyatakan atau dilambangkan dengan bentuk angka sehingga
dalam usaha untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai bentuk angka yang diperolehnya. 2)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi prestasi belajar Prestasi belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar itu dapat bersumber dari dalam diri anak atau dari luar diri anak itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumadi Suryabrata bahwa : Menurut Muhibin Syah membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi/hasil belajar menjadi 3 macam : 1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. 3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran.49
Selanjutnya, Ngalim Purwanto mengikhtisarkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, sebagai berikut : 1.
Faktor dari luar, meliputi : a. Faktor lingkungan yaitu alam dan sosial b. Faktor instrumental input atau faktor-faktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasi adalah : kurikulum atau bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas, serta manajemen yang berlaku disekolah yang berasngkutan. 2. Faktor dari dalam, meliputi : a. Faktor Fisiologi yaitu kondisi fisik dan kondisi Panca Indrai b. Faktor Psikologi yaitu Bakat, minat, tingkat kecerdasan, motivasi,dan kemampuan kognitif.50
49
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hal. 129 50 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, hal. 107
Dari beberapa kutipan tersebut di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil/efektifitas belajaradalah Pertama ; Faktor yang bersumber dari diri sendiri (internal) yakni dari segi fisiologi dan psikologi. Dari segi fisiologi meliputi kondisi fisik dan kondisi panca indera, sedangkan dari segi psikologi meliputi bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif. Kedua ; Faktor yang bersumber dari luar (eksternal) yakni dari segi lingkungan dan instrumental. Dari segi lingkungan meliputi alam dan sosial, sedangkan dari segi instrumental meliputi kurikulum/bahan pelajaran, guru/pengajar, sarana dan fasilitas, serta administrasi/manajemen. C . Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Adapun pengertian pendidikan Islam adalah usaha mengubah tingkahlaku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnyamelalui proses kependidikan.51 Selanjutnya dari pendapat lain mengungkapkan bahwa : Pendidikan agama Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat berddasarkan nilai-nilai Islam, serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.52 Dari dua pendapat tersebut dapat penulsi simpulakn bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu bimbingan dan asuhan yang diberikan kepada siswa dalam pertumbuhan jasmani dan rohani untuk mencapai tingkat
51 52
H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara,Jakarta.2000.Cet.6, hal. 14 Zuhairini, et al. Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta.1995. Cet. 2,hal.152
kedewasaan sesuai dengan ajaran agama Islam sejahtera hidupnya baik di dunia maupun di akhirat. 2.
Dasar Pendidikan Agama Islam Menurut zuhairini, Dasar pelaksanaan pendidikan Islam terutama adalah Al-Qur’an dan Hadis, bahwa Al-Qura’an di turunkan kepada umat manusia untuk memberikan petunjuk kearah jalan hidup yang lurus.53 Dengan demikian jelaslah bahwa dasar pendidikan agama Islam yang pertama adalah Al-Qur'an dan Hadits yang kedua sesudah Al-Qur'an. hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Mujadallah ayat 11 yang berbunyi :
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan .54
Sedangkan hadist yang menunjukkan tentang pembelajaran pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut :
)ادبني ربي فأحسن تأديبي (الحديث Artinya : Tuhan telah mendidikku maka ia sempurnakan pendidikanku55,
53
Ibid, hal.154 Departemen Agama RI Al-Hikmah, Op.Cit, hal. 543 55 Zakiah Daradjat, et.al, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta,Cet. 7, 2008 hal. 26 54
Tujuan dari pendidikan Islam sebagaimana dijalaskan dalam Al-quran dan Hasist diatas pada intinya adalah untuk membangun kataatan kepada Allah, Rasul dan Pemerintah yang diwujudkan dengan prilaku dan akhlak yang baik karena itulah tujuan ilmu yang sesungguhnya 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam Setiap pendidikan tentunya memiliki tujuan tertentu supaya pendidikan itu dapat berhasil dan berdaya guna, hal ini sama dengan pendidikan agama Islam yang pada dasarnya mempunyai tujuan merealisasikan adanya penciptaan manusia di muka bumi ini. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Zuhairini bahwa “tujuan pendidikan Islam adalah membentuk kepribadian muslim, perpaduan iman dan amal saleh, yitu keyakinan adanya kebenaran mutlak yang menjadi satu-satunya tujuan hidup dan sentral pengabdian diri dan perbuatan yang sejalan dengan harkat kemanusiaan dan meningkatkan kemanusiaan ”.56 Sedangkan Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut H.M arifin memiliki berbagai dimensi diataranya : 1. Dimensi yang mengandung nilai yang meningkatkan kesejahteraan hidup manusia didunia. Dimensi nilai kehidupan ini mendorong kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia ini agar menjadi bekal/sarana bagi kehiudupan diakhirat. 2. Dimensi yang mengandung nilai yang mendorong manusia keras manusia untuk meraih kehidupan diakhirat yang membahagiakan. Dimensi ini menuntut manusia untuk tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan dunia atau materi yang dimiliki 3. Dimensi yang mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan hidup duniawi dan ukhrawi. Keseimbangan antara dua kepentingan hidup ini menjadi daya tangkal terhadap pengarug-pengaruh nengatif dari berbagai gejolak kehidupan yang menggoda ketengan hidup manusia, baik yang 56
Zuhairini, Op.Cit. hal.166
bersifat spiritual, sosial, cultural, ekonomis maupun ideologis dalam hidup pribadi manusia 57
Dengan demikian tujuan pendidikan menurut penulis berdasarkan pendapat diatas tidak lain adalah memnciptakan hamba yang taat kepada Tuhan-Nya serta memiliki sifat-sifat akhlakul karimah kepada sesama manusia dengan langkah selalu mengembangkan ilmu pengetahuannya.
3. Materi Pendidikan Agama Islam Materi Kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam siswa kelas IV SD ditinjau dari sisi Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar yang harus
dikuasai oleh siswa sebagai berikut : Kelas IV semester I Standar Kompetensi Al Qur’an 1. Membaca surat-surat Al Qur’an Aqidah 2. Mengenal sifat jaiz Allah SWT
Kompetensi Dasar 1.1 Membaca QS Al-Fatihah dengan lancar 1.2 Membaca QS Al-Ikhlas dengan lancar
Tarikh 3. Menceritakan kisah Nabi
3.1 Menceritakan kisah Nabi Adam AS 3.2 Menceritakan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW 3.3 Menceritakan perilaku masa kanakkanak Nabi Muhammad SAW
57
2.1 Menyebutkan sifat jaiz Allah SWT 2.2 Mengartikan sifat jaiz Allah SWT
H.M.Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta , 2000, hal. 120
Akhlak 4. Membiasakan perilaku terpuji
4.1 Meneladani perilaku taubatnya Nabi Adam AS 4.2 Meneladani perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW
Fiqih 5. Mengenal ketentuanketentuan shalat
5.1 Menyebutkan rukun shalat 5.2 Menyebutkan sunnat shalat 5.3 Menyebutkan syarat sah dan syarat wajib shalat 5.4 Menyebutkan hal-hal yang membatalkan shalat
Kelas IV Semester II Standar Kompetensi Al Qur’an 6. Membaca surat-surat Al Qur’an
Akidah 7. Mengenal Malaikat dan tugasnya
Kompetensi Dasar 6.1 Membaca QS Al-Kautsar dengan lancar 6.2 Membaca QS An-Nashr dengan lancar 6.3 Membaca QS Al-‘Ashr dengan lancer 7.1 Menjelaskan pengertian Malaikat 7.2 Menyebutkan nama-nama Malaikat 7.3 Menyebutkan tugas-tugas Malaikat
Tarikh 8. Menceritakan kisah Nabi
8.1 Menceritakan kisah Nabi Ibrahim AS 8.2 Menceritakan kisah Nabi Ismail AS
Akhlak 9. Membiasakan perilaku terpuji
9.1 Meneladani perilaku Nabi Ibrahim AS 9.2 Meneladani Nabi Ismail AS 10.1 Melakukan dzikir setelah shalat 10.2 Membaca do’a setelah shalat
Fiqih 10. Melaksanakan dzikir dan do’a
D. Hubungan antara Aplikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Prestasi Belajar. Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum disekolah sangat bergantung pada guru dan kepala sekolah, karena dua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan serta menggerakkan berbagai komponen dan dimensi
sekolah yang lain seperti halnya sarana dan prasarana. Dalam posisi tersebut, baik buruknya komponen sekolah yang lain sangat ditentukan oleh kualitas guru dan kepala sekolah, tanpa mengurangi arti penting tenaga kependidikan lainnya.dengan KTSP guru dituntut untuk membuktikan profesionalismenya. Sesuai dengan Tujuan KTSP secara khusus adalah sebagai berikut : 1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. 2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengampbilan keputusan bersama 3) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai 58 Sukses tidaknya implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut dalam pembelajaran, dan ini dapat dilihat dari hasil evaluasi anak atau hasil efektifitas belajarsiswa disekolah. Maka dari itu Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki hubungan yang erat dalam prestasi belajar siswa. Jadi bila Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilaksanakan dengan baik maka prestasi belajar siswa juga akan meningkat.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1.
Sejarah berdirinya Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Taholo Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Taholo awalnya bernama SD Bawang Tijang Jabung Lampung Timur pertama didirikan pada tahun 1986 dan langsung
15
2008h.223
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Satuan Pendidikan, Jakarta Bumi Aksara,
beroperasi tahun itu juga. Sekolah ini dibangun di atas tanah seluas 2.500 m2, terletak di Jalan Imam Bonjol Dusun III Pematang Tahalo kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur. 59
Adapun yang menjadi latar belakang didirikannya SD Bawang Tijang Jabung Lampung Timur ini karena masyarakat sekitar memerlukan pendidikan untuk anak-anak mereka, terutama untuk tungkat dasar. Tujuan dari didirikannya SD Bawang Tijang Jabung Lampung Timur di masa awal adalah merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kondisi SD Bawang Tijang di desa Pematang Tahalo Jabung Lampung Timur adalah sekolah yang sangat sederhana. Hal ini dapat dilihat dari keadaan gedung sekolah yang disana sisni sudah mengalami banyak kerusakankerusakan. Pihak sekolah sudah berupaya mengadakan perbaikan-perbaikan dengan mengajukan proposal-proposal bantuann baik kepada pihak pemerintah 43 maupun pihak-pihak lain yang sekiranya bisa membantu demi terlaksananya pembangunann sekolah kembali SD Bawang Tijang Jabung Lampung Timur memiliki 6 Lokal yang kondisinya kurang baik. Sarana dan prasarana juga tergolong minim, namun tidak
sekalipun
tidak
membuat
para
guru
dan
siswa
surut dalam
meningkatkatkan mutu pendidikan di sekitarnya. Dan akhirnya SD Bawang Tijang pada tahun 2006 menjadi Sekolah Dasar Negeri 3 Pematng Tahalo
59
Sumber hasil wawancara dengan Bapak Yusuf, S.Pd. Kepala SD 3 Pematang Tahalo 26 agustus 2011
2. Letak Geografis Sekolah SD Negeri 3 Pematang Tahalo Adapun batas-batas SD Negeri 3 Pematang Tahalo terletak di desa Dusun III desa Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Desa. b. Sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk (Bapak Somodiharjo). c. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah penduduk (Bapak Waridi). d. Sebelah Barat berbatasan dengan rumah penduduk (Bapak soimin). Sekolah tersebut merupakan sekolah yang didirikan oleh Masayarakat karena Masyarakata sangat membutuhkan adanya sebuah lenbaga pendidikan tingkat dasar yang ada dilingkungan tersebut, hal ini dilakukan karena letak sekolah Dasar Negeri yang ada didesa tersebut tidak mencukupi untuk menampung seluruh anak sekolah yang ada desa Pematang Tahalo, SD Negeri 3 Pematang Tahalo didirikan berdasarkan berdasarkan NSS 101120705678 dan NPSN 10806186 3.
Struktur Organisasi SD Negeri 3 Pematang Tahalo Adapun struktur organisasi Sekolah Dasar Negeri 3 Pematanag Tahalo adalah sebagai berikut : Gambar I60
Kepala Sekolah Yusup , S.Pd
60
Dokumentasi tanggal 26 Agustus 2011
Komite Sekolah TUGIMIN
Bendahara MULYANI, A.MA
Wali Kelas I Suwarti N, A.Ma
Wali Kelas II Resta D, A.Ma
Wali Kelas III Supatmi, A.Ma
Wali Kelas IV Indarwati, A.Ma
Wali Kelas V Siti Halija, A.Ma
Wali Kelas VI Mulyani, A.Ma
Siswa 4.
Data Guru dan Karyawan SD Negeri 3 Pematang Tahalo Jumlah guru yang mengajar di SD Negeri Pematang Tahalo adalah 13 orang, ditambah Kepala Sekolah. Guru-guru tersebut rata-rata merupakan para pendatang, hanya beberapa guru yang memang warga asal. Adapun data tentang keadaan guru dan karyawan SD Negeri Pematang Tahalo Jabung Lampung Timur pada Tahun Pelajaran 2011/2012 ini dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 2 Data Guru dan Karyawan SD Negeri 3 Pematang Tahalo Jabung Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 No 1 2 3
Nama Guru Yusup, S.Pd Jumadi, S.Pd.I May Sayekti, S.Pd
Jabatan Kepsek Guru PAI Wk. Kurikulum
Pendidikan Terakhir SI SI S1
Mata Pelajaran PAI Bhs. Inggris
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Marlina, S.Pd Suwarti N, A.M.a Resta D,A.Ma Supatmi,S.Pd.I Indarwati,A.M.Pd. Siti Halija,A.Ma Mulyani,S.Pd.I Sularjo Imam Mahmud Sri Wardah Wulandari
Wk. Sis Guru Guru Guru Guru Guru Guru Wali Kelas Wali Kelas Guru Guru
S1 D2 D2 S1 D3 D2 D2 SMA PGA SMA SMA
IPA B. Indonesia MTK Kesenian B. Indonesia PKn IPA Penjaskes Bhs. Lampung TU TU61
5. Data Keadaan Siswa SD Negeri 3 Pematang Tahalo
Adapun jumlah siswa sekolah dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Jabung Lampung Timur dapat dilihat dalam tabel berikut ini Tabel 3 Data Keadaan Siswa SD Negeri 3 Pematang Tahalo Jabung Tahun Pelajaran 2011/2012 Kelas Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Jumlah
Laki-laki 10 10 12 19 8 10 69
Perempuan 9 11 12 11 12 13 68
Jumlah 19 21 24 30 20 23 137 62
6. Denah Lokasi SD Negeri 3 Pematang Tahalo Lokasi SD Negeri 3 Pematang Tahalo terletak di Jl. Imam Binjol no.1 Dusun Pematang Tahalo adalah : 61
62
Dokumentasi tanggal 26 Agustus 2011
Observasi tanggal 26 Agustus 2011
S JALAN RAYA
G
F
E
I H D C B
JALAN
RAYA
A
RUMAH PENDIUDUK
Gambar 2
Keterangan : A. Kantor B. Lokal C. Lokal D. Lokal E. Lokal F. Lokal G. Lokal H. Parkir I. WC B. Data Pelaksanaan KTSP dan Prestasi belajar di SD N 3 Pematang Tahalo
Untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan KTSP di Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Taholo, maka penulis telah menyebar angket kepada siswa yang menjadi wakil dari populasi dalam penelitian ini. Angket tersebut dibuat dengan bentuk pilihan ganda. Artinya pertanyaan yang diajukan telah dilengkapi dengan tiga poin jawaban masing-masing jawaban
tersebut memiliki nilai yaitu : Poin jawaban a memiliki nilai tiga (3) Poin jawaban b memiliki nilai dua (2) Poin jawaban c memiliki nilai satu (1) Selanjutnya dari tiga jawaban yang telah disediakan tersebut, para responden diberikan kesempatan untuk memilih poin jawaban mana yang sesuai dengan kenyataan yang ada
dalam proses pelaksanaan KTSP
sebagaimana kriteria yang ada 1.
Data Tentang Pelaksanaan KTSP di SD Negeri 3 Pematang Tahalo Tabel 5 Frekwensi Hasil Skor Angket tentang Pelaksanaan KTSP di Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Taholo
Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2
2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2
3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 2
4 2 2 3 2 1 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2
Item Jawaban 5 6 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2, 3 2 2 2 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2
7 1 1 2 2 2 2 1 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2
8 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2
9 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2
10 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1
Jumlah 18 22 24 26 20 22 18 25 20 27 23 21 24 29 22 26 20 25 19 21 22 27 27 28 23 22 21 20 19
30
2
2
2
2
1
2
1
2
2
1
1763
Berdasarkan data diatas kemudian dicari interval kelasnya dengan rumus sebagai berikut : I=
NT NR K
No 1 2 3
I=
29 17 3
Interval 25 – 29 21 – 24 17 – 20 JUMLAH
I=
12 3
Frekwensi 8 14 8 30
I=4 Kategori Baik Cukup Kurang -
Persen 26 % 46,66 % 26 % 100
2. Data tentang Pretsasi Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Pematang Tahalo Tabel 6 Daftar Nilai Pretasi Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV SD N 3 Pematang Tahalo Jabung Lampung Timur 2011/2012 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 63
Nama Subadara Nuraini Agus Budiman Anisa Zulfa Maisaroh Ridwan Maylia Susi Efendi Aldi Sherli Yazid Mahmud Qurtubi Saifudin Kuncoro
Prestasi Belajar PAI 62 62 64 66 60 62 58 70 61 75 77 76 69 76 72 74 70 73
Hasil penarikan angket tanggal 28 Agustus 2011
19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Hardika Fauzan Nivita Fikri Riyan Rika Rina Fadila Farid Farhan Fatima Laila NILAI RATA-RATA
59 69 74 78 77 79 66 65 63 60 58 56 67,764
Dari penyajian data hasil penyebaran angket tentang Implmentasi KTSP dan
tentang
prestasi
belajar
pendidikan
agama
Islam
siswa
kelas IV SD Negeri 3 Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 , selanjutnya akan dianalisa melalui metode analisa data statistik pada Bab IV.
BAB IV ANALISA DATA
64
Sumber Dakumentasi tanggal 28 Agustus 2011
Data yang penulis peroleh selanjutnya akan penulis analisis menggunakan rumus Product Moment. Untuk memudahkan perhitungan, judul yang penulis ambil adalah „ HUBUNGAN ANTARA APLIKASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 PEMATANG TAHALO KECAMATAN JABUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2010/2011terlebih dahulu penulis sajikan tabel kerja untuk mencari korelasi sebagai berikut : Tabel 7 Tabel Kerja Untuk Mencari Hubungan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Prestasi Belajar PAI Kelas V di Sekolah Dasar Negeri I Tulung Pasik Mataram Baru Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 Sampel
X
Y
X2
Y2
XY
1 2 3 4 5 6 7 8
18 22 24 26 20 22 18 25 20
62 62 64 66 60 62 58 70 61
324 484 576 676 400 484 324 625
3844 3844 4096 4356 3600 3844 3364 4900 3721
1116 1364 1536 1716 1200 1364 1044 1750 1220
5625 5929 5776 4761 5776 5184 5476 4900 5329 3481 4761 5476
2025 1771 1596 1656 2204 1584 1924 1400 1825 1121 1449 1628
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
27 23 21 24 29 22 26 20 25 19 21 22
75 77 76 69 76 72 74 70 73 59 69 74
400 729 529 52 441 576 841 484 676 400 625 361 441 484
22 23 24 25 26 27 28 29 30
27 27 28 23 22 21 10 19 17
78 77 79 66 65 63 60 58 56
N S: 30 ∑X : 678
729 729 784 529 484 441 400 361 279 2 ∑X : 15616
∑Y : 2031
6084 5929 6241 4356 4225 3969 3600 3364 3136 ∑Y2:
2106 2079 2212 1518 1430 1323 1200 1102 952 ∑XY: 46415
138947
Dari tabel kerja tersebut di atas, diperoleh data-data sebagai berikut: N
: 30
∑X
: 678
∑Y
: 2031
∑X2
: 15.616
∑Y2
: 138.947
∑XY : 46.415 Kemudian angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus Product Moment sebagai berikut : Rumus rxy
=
=
N(x
N.xy - (x)(y) 2
) (x) 2 N(y 2 ) (y) 2
(30x46.415) - (678x2.031)
30x15.616 678 30x138.947 2031 2
2
=
1.392.450 - 1.377.081 468.480 459.6844.168.410 4.124.961
=
15.432 8.796 x43.449
=
=
15.432 382.177.404 15.432 19.549.35815
= 0,78938653 rxy
= 0,789
Dari perhitungan tersebut telah diperoleh rxy sebesar 0,789 yang ternyata terletak antara 0,60 – 0,80. Berdasarkan pedoman atau ancar-ancar dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” product moment, maka penulis dapat menyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y itu adalah korelasi yang tergolong kuat atau tinggi. Dengan angka indeks korelasi yang telah diperoleh tidak bertanda negatif maka ini berarti korelasi antara variabel X (Aplikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran) dan variabel Y (Prestasi Belajar PAI) terdapat hubungan yang searah, dengan istilah lain terdapat korelasi positif di antara kedua variabel tersebut. Jadi interpretasi Product Moment dengan memperhitungkan df (degrees of freedom) atau db (derajat bebas), dengan rumus : df = N – nr. Jumlah guru yang penulis teliti atau yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 30 orang, dengan demikian N = 30. Variabel yang dicari korelasinya adalah variabel X dan Variabel Y ; jadi nr = 2. Dengan mudah dapat diperoleh df-nya yaitu : df = 30 – 2 = 28. Bila dikonsultasikan pada tabel Nilai “r” Product Moment. Dengan melihat tabel Nilai “r” Product Moment, maka dapat diketahui bahwa : -
Pada taraf signifikansi 5 % = 0,361
-
Pada taraf signifikansi 1 % = 0,463
Dari analisa yang dilakukan ternyata harga korelasi yang diperoleh dari perhitungan yaitu sebesar rxy = 0,789, lebih besar jika dibandingkan dengan rxy tabel pada taraf signifikan 5 % (0,361.) maupun pada taraf signifikansi 1 % (0,463), sehingga korelasi “r” product moment yang ada pada tabel, yaitu : 0,361 < 0,789 > 0,463. Dengan melihat hasil perhitungan dan melihat kenyataan yang ada dilapangan maka hipotesis alternatif penulis yang berbunyi “ Ada Hubungan antara Aplikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Prestasi Belajar Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Pematang Tahalo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011 Hipotesis alternatifnya diterima atau disetujui. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis terhadap data-data yang berhasil dihimpun oleh peneliti, Maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Aplikasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Pematang Tahalo Jabung Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012, masuk kategori sedang dengan 46 % dari responden menjawab
2. Prestasi Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Pematang Tahalo Jabung Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 bidang Studi PAI tergolong cukup nilai siswa, dengan rata-rata nilai 67,7 3. Hubungan antara dua variabel dalam penelitian ini adalah signifikan. Hal ini di tunjukkan dengan harga dari perhitungan yaitu sebesar rxy = 0,789, lebih besar jika dibandingkan dengan rxy tabel pada taraf signifikan 5 % (0,361.) maupun pada taraf signifikansi 1 % (0,463), sehingga korelasi “r” product moment yang ada pada tabel, yaitu : 0,361 < 0,789 > 0,463. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Ha (Hipotesis Alternatif) diterima dan Ho (Hipotesis Nihil) ditolak, Jadi semakin baik Aplikasi KTSP dalam mengajar maka semakin baik pula Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SD 56 Timur Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini Negeri 3 Pematang Tahalo Lampung juga dipengaruhi oleh semangat, dorongan, keinginan untuk maju, kualitas dan kemampuan masing-masing guru dalam mendidik. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis merekomendasikan saransaran sebagai berikut : 1. Kepada Kepala Sekolah agar lebih mendukung dan mengimplementasi KTSP dalam bentuk pengajaran guru ke siswa 2. Kepada para dewan guru agar lebih meningkatkan keterampilan mengajarnya, dengan menerapkan standar KTSP yang memadai sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan dan lingkungan masyarakat.
3. Kepada siswa kelas IV dan seluruh siswa yang ada di SD Negeri 3 Pematang Tahalo agar lebih giat belajar dan terus meningkatkan prestasi belajarnya sebagai modal untuk menghadapi tantangan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Raja Grafindo persada, Jakarta, 2000 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta,2000, Badan Standar Nasional Pendidikan, Buku Panduan penyusnan KTSP jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006,
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara , 2010 Jakarta, 2000 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, CV Penerbit Dipenegoro, Bandung Cet.10. 2010 Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian Aplikasi Praktis ,Ramayana Press , Jakarta 2005
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung Cet.7, 2010. HM Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2000. I Made Wirartha, Pedoman Penulisan (usulan penelitian skripsi dan thesis) Andi, Yogyakarta, 2008 Khodimu Haromain , Alquran Dan Terjemahannya, Makah, 2007 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi , Refika Aditama, Bandung, Cet. Ke-1, 2010
Masnur Muslich, KTSP pembelajaran berbasis kompetensidan kontekstual, Jakarta, Bumi Aksara, 2007. Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Rosda Karya, Bandung, Cet. 15, 2010. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999. Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,Rineka Cipta, Jakarta, 2003 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung , 2010 . Sukardi,Metodologi Penelitian Pendidikan,Bumi Aksara,Jakarta,2009
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Bumi Aksara, 2002
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta,Cet. 7, 2008 hal. 26