Lampiran 1
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Fatimah Sari Harahap
Nim
: 105102048
Status
: Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Tahun 2010/2011
Judul Penelitian
: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan Praktek Swasta (BPS) dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011
Sehubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan, maka melalui surat ini saya mohon kesediaan saudara menjadi responden. Penelitian ini tidak merugikan saudara sebagai responden. Semua informasi dan identitas responden akan dirahasiakan dan hanya untuk kepentingan penelitian dan juga saya mohon kepada saudara untuk menjawab yang ada pada kuesioner ini dengan sejujurnya. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Medan,
Februari 2011
Partisipan
Hormat Saya
(Responden)
(Fatimah Sari Harahap)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Swasta (BPS) Terhadap Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal Di Kecamatan Percut Sei Tuan
No. Responden : ……………………….(Diisi oleh peneliti) A. Petunjuk Pengisian : 1. Berikut adalah pertanyaan tentang pengetahuan bidan 2. Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih pernyataan yang benar menurut saudari. Berilah salah satu tanda “ √ ” pada kolom dibawah ini. 3. Apabila saudari mempunyai alternatif pilihan pada kolom yang lain maka berikan tanda “ √ “ yang baru dan berikan tanda “ # “ pada kolom yang salah. No.
1.
Pernyataan
Benar
Salah
Skor
Pengisian partograf dimulai pada saat fase aktif atau pembukaan 4 cm
2.
Nyeri pinggang dan mules terus menerus bukanlah tanda dan gejala inpartu
3.
Lima benang merah dalam asuhan persalinan sangat perlu dilakukan kepada klien yang ingin bersalin
4.
Pemeriksaan dalam pada ibu mau bersalin dilakukan setiap 4 jam sekali
5.
Usaha yang paling efektif dalam menolong persalinan adalah mencuci tangan di air mengalir dan
Universitas Sumatera Utara
mempersiapkan semua peralatan yang telah disterilisasi 6.
Penggunaan alat pelindung diri adalah salah satu pencegahan infeksi
7.
Keluarnya lendir dan darah merupakan tanda dan gejala kala I
8.
Indikasi dilakukan amniotomi jika pembukaan lengkap, kepala didasar panggul dan tidak teraba bagian terkecil janin
9.
Penahanan perineum kurang kuat dapat menyebabkan perineum robek
10.
Tarikan ringan pada kedua sisi kepala bayi ke arah atas adalah untuk melahirkan bahu posterior
11.
Apabila terjadi gawat janin maka episotomi adalah tindakan yang tepat dilakukan
12.
Persalinan pada primigravida perlu dirujuk jika tetap tidak lahir dalam 120 menit
13.
Yang harus segera terjadi pada kala III persalinan adalah pelepasan plasenta
14.
Mempalpasi abdomen dilakukan pada kala III persalinan guna memastikan bahwa tidak adanya bayi kedua
15.
Suntikan oksitosin diberikan untuk merangsang kontraksi rahim
16.
Plasenta yang terlepas dari dinding uterus karena ibu
Universitas Sumatera Utara
meneran 17.
Saat uterus berkontraksi, tali pusat ditarik dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus kearah dorsokranial
18.
Pada saat PTT, tali pusat terlihat memendek dan tidak terasa adanya pelepasan plasenta, ibu perlu meneran untuk melahirkan plasenta
19.
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peregangan tali pusat selama 15 menit, yang dilakukan adalah menunggu
20.
Uterus lembek bukanlah gejala atonia uteri
Universitas Sumatera Utara
B. Petunjuk Pengisian : 1. Berikut adalah kuesioner tentang sikap bidan 2. Jawablah pertanyaan dengan memilih pernyataan sesuai dengan sikap yang saudari miliki berkaitan dengan 58 langkah Asuhan Persalinan Normal. Berilah salah tanda “ √ “ pada kolom dibawah ini. Keterangan : a. S
= Sangat Setuju
b. KS = Kurang Setuju c. TS = Tidak Setuju 3. Apabila anda mempunyai alternatif pilihan pada kolom yang lain maka berikan tanda “ √ “ yang baru dan berikan tanda “ # “ pada kolom yang salah. No.
Pernyataan
S
1.
Bagi saya, penerapan 58 langkah APN secara menyeluruh dan
KS TS
berurutan pada saat menolong persalinan adalah pekerjaan terlalu mudah untuk diterapkan 2.
Bagi saya, melakukan pengisian partograf selalu dimulai pada pembukaan serviks 3 cm pada setiap ibu bersalin
3.
Bagi saya, pemeriksaan dalam selalu dilakukan setiap 4 jam sekali
4.
Bagi saya, jika pembukaan serviks sudah lengkap tetapi ketuban belum pecah sebaiknya ditunggu sampai ketuban pecah
5.
Bagi saya, saat menolong persalinan bidan selalu menggunakan alat yang steril (direbus selama 20 menit)
Universitas Sumatera Utara
6.
Bagi saya, tidak perlu mengajarkan cara mengedan dan melakukan komunikasi setiap melakukan tindakan
7.
Bagi saya memisahkan sampah kering dan basah dalam pencegahan infeksi sangat perlu dilakukan
8.
Bagi saya, jika dikatakan bahwa meneran dengan berlebihan dan disertai dengan tenaga yang kuat akan beresiko terhadap robeknya perineum
9.
Bagi saya, dilakukannya episiotomi karena adanya gawat janin
10.
Bagi saya, memandikan bayi segera setelah lahir tidak akan mengakibatkan hipotermi pada bayi
11.
Bagi saya, setelah bayi lahir segera dilakukan pengeringan pada seluruh tubuh kecuali kedua tangan
12.
Bagi saya, inisiasi dini melalui skin to skin dilakukan minimal 30 menit segera setelah bayi lahir
13.
Bagi saya, tetes/salep mata selalu diberikan kepada bayi setelah 1 jam kelahiran
14.
Bagi saya, alkohol tidak perlu lagi digunakan untuk disenfektan
15.
Bagi saya, pemasangan gurita pada ibu bersalin tidak perlu untuk dilakukan
Universitas Sumatera Utara
C. Petunjuk Pengisian: 1. Berikut adalah kuesioner tentang motivasi bidan 2. Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih pernyataan yang benar menurut saudari. Berilah salah satu tanda “ √ ” pada kolom dibawah ini. 3. Apabila saudari mempunyai alternatif pilihan pada kolom yang lain maka berikan tanda “ √ “ yang baru dan berikan tanda “ # “ pada kolom yang salah.
No. 1.
Pertanyaan
Benar
Salah
Skor
Melakukan asuhan persalinan sesuai dengan protab APN merupakan tanggung jawab seorang bidan
2.
Anda akan memberikan pertolongan persalinan sesuai standar APN jika imbalan sesuai
3.
Menjadi seorang bidan merupakan suatu kebanggaan karena menolong 2 orang nyawa oleh karena itu anda lebih disiplin melaksanakan asuhan persalinan sesuai dengan protab APN
4.
Masyarakat lebih mengindahkan cara persalinan dahulu daripada secara APN
5.
Apabila masyarakat senang terhadap cara kerja anda maka anda akan lebih meningkatkan pelayanan sesuai dengan standar APN
6.
Fasilitas APN sangat susah dan mahal untuk diperoleh dan tidak ada barang substitusi yang sesuai
7.
Pelayanan sesuai protab APN saya terapkan apabila
Universitas Sumatera Utara
masyarakat telah mampu untuk menerimanya setelah saya beri penjelasan 8.
Menolong persalinan sesuai dengan protab APN tidak akan mencegah AKI dan AKB
9.
Perkerjaan sebagai bidan memerlukan pengetahuan yang up to date karena setiap tahun ada penemuanpenemuan terbaru contohnya perbaharuan protab APN
10.
Pekerjaan sebagai bidan tidak dapat membina hubungan baik dengan masyarakat jika terus menerus cara pelayanan mengikuti penemuan-penemuan terbaru
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3
D. Format 58 Langkah pada Pertolongan Persalinan Normal Berdasarkan Standar Asuhan Persalinan Normal Kriteria Penilaian : Nilai 2
: Jika setiap langkah dikerjakan dengan benar dan tepat tanpa ragu-ragu sesuai dengan urutan
Nilai 1
: Jika setiap langkah dikerjakan tetapi tidak sesuai dengan urutan
Nilai 0
: Jika setiap langkah tidak dikerjakan
No.
Skor
Kegiatan I. Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua
1.
Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua •
Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran
•
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan pada vaginanya
•
Perineum menonjol
•
Vulva dan sfingter ani membuka
II. Menyiapkan Pertolongan Persalinan 2.
Memastikan kelengkapan alat dan obat-obatan esensial untuk persalinan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3.
Memakai celemek plastic
4.
Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
Universitas Sumatera Utara
mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih. 5.
Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
6.
Menyedot oksitosin kedalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali dipartus set/wadah DTT atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik. III. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
7.
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT, jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, bersihkan dengan seksama dengan cara menyeka dari depan kebelakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar kedalam larutan dekontaminasi).
8.
Dengan menggunakan teknik aseptik, untuk melakukan pemeriksaan dalam guna memastikan pembukaan serviks sudah lengkap •
Bila pembukaaan sudah lengkap sedangkan ketuban belum pecah lakukan amniotomi
9.
Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai saarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% dan
Universitas Sumatera Utara
kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di atas). 10.
Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit). •
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
•
Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan DJJ dan semua hasilhasil asuhan yang diberikan pada partograf.
IV. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Pimpinan Meneran 11.
Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman dan sesuai keinginannya. •
Menunggu ibu hingga ada keinginan untuk meneran
•
Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan
•
Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberikan semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran
12.
Meminta keluarga untuk membantu ibu dalam menyiapkan posisi untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia nyaman)
Universitas Sumatera Utara
13.
Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran : •
Membimbing ibu untuk meneran saat ibu ada keinginan untuk meneran
•
Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran
•
Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai keinginannya (tidak meminta ibu untuk berbaring terlentang)
•
Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
•
Menganjurkan keluarga untuk memberikan dukungan dan semangat pada ibu
•
Menganjurkan asupan cairan per oral
•
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
•
Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi meneran dalam 120 menit (2 jam) untuk primipara atau 60 menit (1 jam) untuk multipara maka segera rujuk
V. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi 14.
Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi
15.
Meletakkan kain segi tiga dibawah bokong ibu
16.
Membuka tutup partus set
17.
Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan VI. Menolong kelahiran Bayi
18
Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
Universitas Sumatera Utara
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, letakkan tangan lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat kepala bayi. Membiarkan kepala lahir dengan perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas pendekpendek. •
Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung bayi dengan penghidap Dee lee steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.
19.
Dengan lembut menyeka mulut, muka dan hidung bayi dengan kasa atau kain bersih
20.
Memeriksa ada lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi : •
Jika tali pusat melilit janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
•
Jika tali pusat melilit janin dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan memotongnya
21.
Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
22.
Setelah kepala bayi melakukan putar paksi luar, tempatkan kedua tangan secara biparietal pada kepala bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul dibawah arcus pubis dan kemudian menarik lembut ke arah atas dan keluar untuk melahirkan bahu posterior
Universitas Sumatera Utara
23.
Setelah kedua bahu lahir, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada dibagian bawah kearah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewat perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir
24.
Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung bayi dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati-hati mebantu kelahiran kaki bayi VII. Penanganan Bayi Baru Lahir
25.
Menilai bayi dengan cepat, dengan menjawab 3 pertanyaan. Sambil melakukan penilaian bayi diletakkan diatas perut ibu
26.
•
Apakah bayi menangis kuat?
•
Apakah bayi bernafas tanpa kesulitan?
•
Apakah bayi bergerak aktif?
Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering dan membiarkan bayi di atas perut ibu
27.
Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi kedua dalam uterus.
Universitas Sumatera Utara
28.
Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik VIII. Penatalaksanaan Manajemen Aktif Kala III
29.
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM (intra muscular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
30.
Setelah 2 menit pascapersalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm dari klem pertama
31.
Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara dua klem tersebut
32.
Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
33.
Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi IX. Peregangan Tali Pusat Terkendali
34.
Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35.
Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain
36.
Saat uterus berkontraksi, regangkan tali pusat dengan tangan kanan.
Universitas Sumatera Utara
Sementara tangan kiri menekan uterus dengan berhati-hati secara dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik hentikan PTT dan tunggu hingga kontraksi berikutnya. •
Jika uterus tidak berkontraksi meminta keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu
37.
Melakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial) •
Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem sejauh 5-10 cm dari vulva
•
38.
Jika plasenta tidak keluar setelah melakukan PTT selama 15 menit: -
Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
-
Mengosongkan kandung kemih
-
Meminta keluarga untuk melakukan rujukan
-
Mengulangi PTT selama 15 menit berikutnya
-
Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit
Jika plasenta terlihat pada introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan kedua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta searah jarum jam hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut. •
Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan DTT dan
Universitas Sumatera Utara
memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau porsef steril untuk melepaskan selaput ketuban yang tertinggal 39.
Setelah plasenta dan selaput ketuban lahir lakukan masase. Meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
40.
Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel pada ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa kotiledon, selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di kantong plastik atau ditempat khusus •
Jika uterus tidak berkontraksi setelah dilakukan masase selama 15 detik segera lakukan tindakan yang sesuai
41.
Mengevaluasi adanya laserasi vagina dan perineum yang menyebabkan perdarahan aktif dan segera menjahitnya X. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan
42.
Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
43.
Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
44.
Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi. Beri tetes mata antibiotika profilaksis dan vitamin K1 1 mg intramuscular dipaha kiri anterolateral
45.
Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan Hepatitis B
Universitas Sumatera Utara
dipaha kanan anterolateral 46.
Melanjutkan pemantauan kontraksi dan pencegahan perdarahan pervaginam
47.
Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
48.
Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49.
Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pascapersalinan
50.
Memeriksa kembali untuk memastikan bayi bernafas dengan baik
51.
Menempatkan semua peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
52.
Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai
53.
Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering
54.
Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum
55.
Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan 0,5%
56.
Membersihkan sarung tangan didalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
Universitas Sumatera Utara
57.
Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir
58.
Melengkapi partograf
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Data Pribadi Nama
: Fatimah Sari Harahap
Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat, tanggal lahir
: Pasar binanga, 27 September 1987
Kewarganegaraan
: Indonesia
Status perkawinan
: Belum menikah
Agama
: Islam
Nama Ayah
: H. Yahya Ismail Harahap
Nama Ibu
: Hj. Siti Lamsuri Hasibuan
Anak ke
: 3 dari 3 bersaudara
Alamat lengkap
: Jl. A. Yani No.2 Pasar Binanga Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Sumut 22755
HP
: 085276314623
Email
:
[email protected] [email protected]
Pendidikan >> Formal 1993-1999
: SDN 2 Barumun Tengah
1999-2002
: SLTPN 1 Barumun Tengah
2002-2006
: SMA swasta Galih Agung (Pesantren Darul Arafah)
2006-2009
: D-III Kebidanan Flora Medan
2010-2011
: D-IV Bidan Pendidik
Universitas Sumatera Utara