KORELASI ANTARA PENGETAHUAN AQIDAH AKHLAK DAN AKHLAK SISWA KELAS V MI. HUSNUL KHATIMAH ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TAHUN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh : Dami NIM : 093111241
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
ii
iii
NOTA PEMBIMBING Lamp. : 4 (empat) bendel Hal
: Persetujuan Naskah Skripsi
Kepada Yth.Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana mestinya. Maka kami menyatakan bahwa Skripsi saudara : Nama
: Dami
NIM
: 093111241
Jurusan
: Tarbiyah / PAI
Judul Skripsi :
KORELASI
ANTARA
PENGETAHUAN
AQIDAH
AKHLAK DAN AKHLAK SISWA KELAS V MI. HUSNUL KHATIMAH ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TAHUN 2010/2011. Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan, demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Semarang, 1 Juni 2011 Pembimbing,
Ahmad Ismail, M.Ag. NIP : 1967002081997031001
iv
ABSTRAK Dami (NIM: 093111241) Korelasi Antara Pengetahuan Aqidah Akhlak dan Akhlak Siswa Kelas V MI. Husnul Khatimah Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang tahun 2010/2011. Skripsi: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011. Penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui adakah hubungan atau korelasi antara Prestasi belajar yang terwakili oleh nilai raport dengan akhlak siswa . Jenis kajian skripsi ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitif uji korelasi dengan metode penelitian statistik. Metode pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya korelasi antara prestasi yang ditunjukkan melalui nilai raport dengan akhlak siswa yang disimbolkan dengan nilai dari pengisian angket dengan didukung hasil observasi lapangan dan data pendukung lainya yang dianggap perlu. Tidak adanya korelasi mengindikasikan prestasi mata pelajaran Aqidah Akhlak bukan merupakan jaminan secara otomatis bahwa siswa telah mempunyai akhlak yang baik pula. Walaupun tumpuan begitu besar terhadap sebuah nilai akan berimbang dalam kenyataan, tetapi fakta obyektif di lapangan tidak sesuai dengan apa yang di inginkan. Dengan demikian melalui hasil studi korelasi ini penulis mengingatkan seorang guru harus kerja ekstra keras jangan merasa puas atau telah berbuat yang terbaik walaupun dalam pelaksanaan metode pembelajarannya sudah sesuai apa yang ada dalam kurikulum dan secara teoritis sangat menjanjikan keberhasilanya. Dengan begitu hasil positip dari sebuah penelitian dalam skripsi ini tidak melebihkan dari kenyataan. Akhirnya semoga Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, khususnya bagi guru di lingkungan sekolah, serta kepala sekolah sehingga dapat dijadikan bahan untuk membantu meningkatkan prestasi yang berimbang dengan akhlak.
v
TRANSLITERASI Huruf Arab Alih aksara Keterangan ا ب Bb ت Tt ث s dengan satu titik di atas Ṡṡ ج Jj ح h dengan satu titik di bawah Ḥḥ خ Kh kh د Dd ذ Żż z dengan satu titik di atas ر Rr ز Zz س Ss ش Sy sy ص s dengan satu titik di bawah Ṣṣ ض d dengan satu titik di bawah ḍḌ ط t dengan satu titik di bawah Ṭṭ ظ z dengan satu titik di bawah Ẓẓ ع voiced pharyngeal fricative غ Gg ف Ff ق Qq ك Kk ل Ll م Mm ن Nn Hh و Ww ء tidak dilambangkan atau ‘ ي Yy vokal panjang āīū ditandai dengan garis di atas vokal َْاي ai diftong َْاو au diftong
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, berkat taufiq, hidayah dan kebesaran-Nya yang selalu meridlaiNya, maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Korelasi antara Pengetahuan Aqidah Akhlak dan Akhlak Siswa Kelas V MI. Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang tahun 2010/2011”
ini, disusun untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak, sehingga usaha ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah pada IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan arahan tentang penulisan skripsi ini. 2. Nasirudin, M. Ag, selaku ketua jurusan PAI
Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo 3. Mursid, M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 4. Ahmad Ismail, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bimbingan, pengarahan dalam penyusunan skripsi ini 5. Bapak/Ibu kepala dan petugas perpustakaan yang telah memberikan ijin dan pelayanan kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Para dosen pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Kepala MI Husnul Khatimah Semarang yang telah bersedia membantu dan mengarahkan serta membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
vii
viii
MOTTO
! " # $%& '( : 1
"
)*+ #$ , -.
Nabi Muhammad SAW bersabda:Tidakkah mereka bertanya jika mereka tidak tahu, karena sesungguhnya obatnya al 'ay (kebodohan) adalah bertanya"
1
Imam Abi Dawud Sulaiman, Sunan Abi Dawud, (Indonesia, Maktabah Dahlan, t.t.), juz 1. hlm. 93.
ix
Persembahan Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Bapak dan Ibu Tercinta yang telah mendidik dan membesarkanku dengan penuh kesabaran serta mencurahkan kasih sayangnya dengan tulus ikhlas.
Suamiku tercinta yang telah memberi arti dalam hidupku.
Anak-anakku yang senantiasa memotivasi untuk dapat menyelesaikan studiku.
Sahabat-sahabat di kelas senasib seperjuangan yang telah memberikan semangatnya untuk menyelesaikan skripsi ini.
Semua Dewan Guru di MI Husnul Khatimah Semarang yang telah memberi dukungan muril dalam menyelesaikan skripsi ini.
Almamater Institut Agama Islam Negeri Walisongo tercinta.
Dan tak lupa pembaca budiman sekalian
Semoga amal dan perbuatan mereka mendapat balasan yang setimpal dari Allah Yang Maha Kuasa
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................
ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iii NOTA PEMBIMBING ................................................................................. iv ABSTRAK ...................................................................................................
v
TRANSLITERASI ....................................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................. vii HALAMAN MOTTO ................................................................................... ix PERSEMBAHAN .........................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................
3
C. Penegasan Istilah ................................................................
4
D. Pembatasan Masalah ..........................................................
5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................
5
LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ....................................................................
7
B. Landasan Teori ...................................................................
8
1.
Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan ..........................................
8
b. Fungsi Pengetahuan ................................................
9
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan .... 10 2.
Akhlak a.
Pengertian Akhlak .................................................. 13
b.
Dasar Akhlak ......................................................... 16
c.
Ruang Lingkup Akhlak .......................................... 18
xi
d.
Bentuk-bentuk Akhlak .......................................... 19
e.
Faktor yang Mempengaruhi Akhlak ....................... 22
f.
Tujuan Pendidikan Akhlak ...................................... 25
C. Hipotesis ............................................................................. 30 BAB III
METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ................................................................. 31 B. Waktu dan Tempat ............................................................. 31 C. Variabel Penelitian ............................................................. 31 D. Metode Penelitian ............................................................... 32 E. Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel .............. 33 F. Teknik Pengumpulan data .................................................. 33 G. Teknik Analisis data ........................................................... 34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian ................................... 36 B. Penguji Hipotesis ................................................................ 41 C. Analisis Uji Hipotesis ......................................................... 47 D. Analisis Lanjut ................................................................... 50 E. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 51
BAB V
PENUTUP A. Simpulan ............................................................................ 53 B. Saran-saran .......................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada materi Akidah Akhlak kelas V terdapat beberapa Standar Kompetensi dan Komepetensi Dasar pada tiap semester, berikut uaraiannya : 1. Standar Kompetensi Semester I a. Memahami kalimat thayyibah (sholawat Nabi), Al-Asma al-Husna (Al Baqii dan Al Bashir) b. Beriman kepada hari akhir (kiamat) c. Membiasakan akhlak terpuji d. Menghindari akhlak tercela 2. Komepetensi Dasar Semester I a. Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (sholawat Nabi) b. Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam AlAsma al-Husna (Al Baqii dan Al Bashir) c. Mengenal adanya hari akhir (qiamat). d. Membiasakan sikap tanggung jawab, adil, dan bijaksana dalam kehidupan sehari-hari e. Membiasakan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum f. Membiasakan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum g. Menghindari sifat hasud dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Abu Lahab 3. Standar Kompetensi Semester II a. Memahami kalimat thayyibah (Tarji’) dan Al-Asma al-Husna (Al Muhyii, Al Mumiit)
1
b. Membiasakan akhlak terpuji c. Menghindari akhlak tercela 4. Komepetensi Dasar Semester II a. Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (Tarji’) b. Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam AlAsma al-Husna (Al Muhyii dan Al Mumiit) c. Membiasakan sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidu-pan sehari-hari d. Membiasakan akhlak yang baik dalam hidup berte-tangga dan bermasyarakat. e. Membiasakan diri untuk menghindari sifat kikir dan serakah melalui kisah Qorun Beberapa Standar Kompetensi dan Komepetensi Dasar pada mata pelajaran akidah akhlak yang harus diajarkan kepada siswa dalam kurun waktu 1 tahun, tentunya setalah disampaikan dengan menggunakan strategi dan metode-metode yang relevan sesuai dengan perkembangan siswa, serta didukung dengan media yang memadai, dengan harapan siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Tembalang Semarang bisa menguasai dan pengetahuan akhlaknya menjadi baik. Selanjutnya Mungkinkah pengetahuan aqidah
akhlak memberikan
jaminan terhadap akhlak siswa, atau mungkin malah sebaliknya. Padahal pengetahuan aqidah
akhlak merupakan puncak proses belajar yang
membuktikan keberhasilan belajar siswa juga menunjukkan ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar.2 Untuk dapat mengetahui dan memahami pengetahuan aqidah akhlak tentunya harus dapat diketahui perubahan-perubahan apa yang diperoleh anak didik itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa perubahan, 2
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999),
hlm. 243.
2
yaitu : pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan juga tingkah laku yang lebih baik. Dari hasil pengamatan pada siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Tembalang sudah terbiasa berperilaku baik (berakhlak terpuji) seperti halnya: 1. Teguh Pendirian 2. Jujur 3. Pemaaf 4. Dermawan
Dengan demikian disimpulkan materi pelajaran aqidah akhlak sebagian besar adalah tuntunan untuk berakhlak yang baik dan menghindari akhlak buruk (dalam arti yang ditentukan), maka tentunya pengetahuan aqidah akhlak aqidah akhlak akan berhubungan dengan akhlak siswa. Siswa yang mempunyai pengetahuan aqidah akhlak yang baik prediksinya akan memiliki akhlak yang baik pula, dan sebaliknya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas akhirnya penulis tertarik melakukan penelitian skripsi dengan judul “Korelasi Antara Pengetahuan Aqidah Akhlak dan Akhlak Siswa Kelas V MI. Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang tahun 2010/2011” dengan tujuan membuktikan hipotesa tersebut. B. Rumusan Masalah Yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Bagaimana pengetahuan aqidah akhlak siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Tembalang Semarang Tahun 2010/2011? 2. Bagaimana akhlak siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Tembalang Semarang Tahun 2010/2011?
3
3. Adakah hubungan/korelasi antara pengetahuan aqidah akhlak dan akhlak siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Tembalang Semarang Tahun 2010/2011? C. Penegasan Istilah Untuk memberikan pemahaman dan menjaga agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang judul skripsi ini maka diperlukan penegasan istilah. Adapun istilah yang dimaksud antara lain: 1. Korelasi Korelasi berarti hubungan timbal balik atau sebab akibat dengan maksud bila salah satu pihak baik, maka pihak lainpun baik dan sebaliknya bila salah satu kurang baik, maka yang lain kurang baik pula.3 Korelasi yang penulis maksudkan adalah “Kegiatan penelitian hubungan timbal balik antara dua gejala yaitu hubungan antara 2. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan 3. Aqidah Akhlak Aqidah Akhlak adalah suatu mata pelajaran yang merupakan sub mata pelajaran pada jenjang Pendidikan dasar yang membahas tentang ajaran Agama Islam dalam segi Aqidah dan Akhlak.4
3
Tim Penyusun Kamus Pusbinsa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1993, hal. 461.
4
4. Akhlak Siswa Akhlak siswa yang dimaksud adalah perilaku/sikap siswa tentang akhlak terpuji teguh pendirian, jujur, pemaaf, dan dermawan. Dalam hal ini, penulis bermaksud meneliti sejauhmana pengetahuan aqidah akhlak memiliki hubungan dengan perilaku siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang tahun 2010/2011. D. Pembatasan Masalah Untuk
mengefektifkan
penulisan
dalam
penelitian
serta
lebih
mengerucutkan permasalahan yang sangat kompleks. Penulis menekankan pada dua buah istilah yaitu pengetahuan dan akhlak siswa. Yang dimaksud pengetahuan akidah akhlak dalam penulisan ini adalah sebuah hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik hanya diukur dengan nilai raport semester II kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang tahun 2010/2011. Selanjutnya mengingat pembahasan akhlak yang begitu luas maka dalam penulisan ini, yang penulis jadikan korelasi dengan pengetahuan adalah akhlak peserta didik kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang tahun 2010/2011 tentang akhlak yang baik bagi siswa : 1. Teguh Pendirian 2. Jujur 3. Pemaaf 4. Dermawan.5
4
Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Aqidah Akhlak, Jakarta, 1996/1997, hal. 6 5 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Penerjemah Drs. Jamaludin Miri LC (Jakarta: Pustaka Amani, 1995), hlm. 200.
5
E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengetahuan aqidah akhlak bidang studi aqidah akhlak siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. 2. Untuk mengetahui akhlak siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. 3. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan aqidah
akhlak dan
akhlak
siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.
6
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Dalam penelitian ini, terdapat beberapa peneliti lain yang dijadikan sebagai bahan perbandingan dan acuan untuk kajian pustaka yaitu penelitian-penelitian yang relevan dengan judul “Korelasi Pengetahuan Belajar Bidang Studi Aqidah-Akhlak dengan akhlak Siswa Kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”. Dalam penelitian yang berjudul “Korelasi prestasi Belajar Aqidahakhlak dengan Perilaku Siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Puluk Trucuk Klaten.” Disusun oleh Ahmad Mustofa (2006) NIM : 3505004 dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dengan pembahasan yang penulis kemukakan pada penelitian ini adalah adanya korelasi pengetahuan belajar aqidah akhlak dengan perilaku siswa yang berkenaan dengan penilaian hormat,patuh,sayang dan taat terhadap orang tua,perilaku syukur nikmat Allah dan melaksanakan sholat lima waktu dengan cara mewawancarai kepala sekolah dan guru. Ismiyatun, NIM : 3505058 tahun 2006 membuat judul “Pengaruh Prestasi Pendidikan Aqidah-Akhlak Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Kelas V di MI Sambong sari Kec. Waleri Kab. Kendal”. Dalam penelitannya menyimpulkan bahwa perilaku keagamaan merupakan perilaku yang ditunjukan siswa sebagai manisfetasi tingkat pemahaman siswa
terhadap
aspek-aspek
keagamaan
dengan
kategori
cukup.
Selanjutnya hasil yang dicapai dengan cara penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan mapel aqidah-akhlak yang ditujukan dengan Non tes atau angka yang diberikan guru. Muhammad Muhaimin dengan NIM 3505027 membuat judul “Hubungan antara Prestasi Bidang studi Aqidah-Akhlah dengan Perilaku Siswa kelas V MI Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak Tahun
7
2006/2007”. Dalam penelitiannya penulis menitik beratkan pada ingatan dan pemahaman siswa terhadap materi Aqidah-Akhlak dan didukung dengan menggunakan variabel terikat berupa bersyukur pada Allah, berbuat baik pada orang tua, optimis, qana’ah, tawakal dan adab bekerja. Kesimpulanya perilaku terbentuk setelah pengetahuan siswa yang berhubungan dengan ingatan siswa di peropleh sesudah memperoleh pelajaran yang berkenaan dengan bidang studi aqidah-akhlak Mempehatikan judul-judul di atas masing-masing menggunakan variabel yang bervariasi dengan sebagian besar obyek penelitianya dalam proses kegiatan belajar mengajar. Disamping itu dalam judul-judul di atas penentuan variabel terikat kurang spesifik. Oleh karena itu spesifikasi dalam penilitian skripsi “Studi Korelasi Pengetahuan Aqidah-Akhlak Dengan Perilaku Siswa Kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang”, mencoba lebih diperhatikan dengan tidak menggunakan proses pebelajaran untuk obyek penelitian. Demikian kajian pustaka sementara yang digunakan sebagai referensi awal dalam penelitian ini, yang peneliti yakin sangat berbeda dengan
judul-judul
sebelumnya.
Untuk
selanjutnya
peneliti
akan
melakukan diantaranya dengan observasi langsung disamping referensi kepustakaan lain yang mendukung penelitian. B. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif
merupakan
domain
yang
sangat penting
untuk
terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo 2003). Menurut Taufik (2007), pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu
8
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya).
b. Fungsi Pengetahuan Pengetahuan berasal dari bahasa Arab ‘ilm, pengetahuan itu terdiri dari dua jenis : 1. Pengetahuan biasa Pengetahuan biasa diperoleh dari keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan, seperti perasaan, pikiran, pengalaman, pancaindra dan intuisi untuk mengetahui suatu tanpa memperhatikan objek, cara dan kegunaannya. Dalam bahasa Inggris, jenis pengetahuan ini disebut knowledge. 2. Pengetahuan ilmiah Pengetahuan ilmiah juga merupakan keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan
untuk
mengetahui
sesuatu,
tetapi
dengan
memperhatikan objek yang ditelaah, cara yang digunakan, dan kegunaan pengetahuan tersebut. Dengan kata lain, pengetahuan ilmiah memperhatikan objek antologis, landasan epistemologis, dan landasan aksiologis dari pengetahuan itu sendiri. Jenis pengetahuan ini dalam bahasa Inggris disebut science. Dan ilmu yang dimaksud di sini adalah pengetahuan kedua.6 Menurut Nur Cholis Majid, ilmu adalah hasil pelaksanaan perintah tuhan untuk memperhatikan dan memahami alam raya ciptaanya, sebagai manifestasi atau penyingkapan tabir akan rahasia.Nya. Argumen ini dijelaskan oleh Ibnu Rosyid dalam makalahnya”Fashl al-Maqaal wa Taqrir ma Bain al-Hikmah wa al—Syari’ah min al-Ittishal”. Antara iman dan ilmu tidak dapat dipisahkan
karena
iman
tidak
saja
mendorong
menghasilkan ilmu, tetapi membimbing ilmu
bahkan
dalam bentuk
pertimbangan moral dan etis dalam penggunaannya.7
6
Ensiklopedi Islam, jilid 2, PT. Ichtiar Baru Van Hoave, Jakarta, 1999. hlm, 201 Atang Abdul Hakim, dan Jaih Mubarak, MetodologiStudy Islam, Rosda, Bandung, 2000, hlm. 18 7
9
Peran dan fungsi pengetahuan dalam Islam ini dapat kita lihat dari 5 (lima) ayat pertama surat Al-Alaq. Pada ayat tersebut terdapat kata iqro’ yang diulang sebanyak dua kali. Kata tersebut A. Baiquni, selain berarti membaca dalam artian biasa, juga berarti menelaah,
mengobservasi,
membandingkan,
mengukur,
mendiskripsikan, menganalisa, dan penyimpulna secara induktif.8 Secara
rinci
dapat
digambarkan
empat
fungsi
ilmu
pengetahuan : 1. Fungsi Deskriptif yaitu menggambarkan, melukiskan dan memaparkan atau masalah sehingga mudah dipelajari. 2. Fungsi pengembangan, yaitu melanjutkan hasil penemuan yang lalu dan menemukan hasil penemuan yang baru. 3. Fungsi fredeksi yaitu meramalkan kejadian-kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga manusia dapat mengambil tindakan-tindakan yang perlu usaha menghadapi. 4. Fungsi
kontrol
yaitu
berusaha
mengendalikan
peristiwa-
peristiwa yang tidak dikehendaki. Demikian pentingnya ilmu pengetahuan ini sehingga Islam memandang bahwa orang menuntut ilmu sama nilainya dengan berjuang di jalan Allah. Islam menempuh cara demikian, karena dengan ilmu pengetahuan seseorang dapat meningkatkan kualitas dirinya, ibadahnya dan kualitas imannya.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 1) Pendidikan Pendidikan
adalah
suatu
usaha
untuk
mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak 8
H. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam,Jakarta, 2000, hlm. 95
10
informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut . 2) Informasi / Media Massa Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
hal
memberikan
landasan
kognitif
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
11
baru
bagi
3) Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan.
Status
ekonomi
seseorang
juga
akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 5) Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh
mengulang
kebenaran
kembali
pengetahuan
pengetahuan
yang
dengan
diperoleh
cara dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar
dalam
bekerja
yang
dikembangkan
memberikan
pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil
keputusan
yang
merupakan
manifestasi
dari
keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. 6) Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan
12
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup : 1. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. 2. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan
bertambahnya
usia,
khususnya
pada
beberapa
kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia. 2. Akhlak a. Pengertian Akhlak Menurut M. Ngalim Purwanto dalam Ilmu Pendidikan (Teoritis dan Praktis), pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat.9 Hal
senada
juga
diungkapkan
oleh
R.
Soegarda
Poebakawatja dalam Eksiklopedi Pendidikan, menerangkan bahwa pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa dengan 9 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan (Teoritis dan Praktis), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), hlm. 11.
13
pengaruhnya meningkatkan si anak kedewasaan yang selalu diartikan mampu memikul tanggungjawab moral dari segala perbuatannya.10 Musthofa
Al-Ghulayani
memberikan
pengertian
pendidikan, yaitu :
" #$ % & ! ,8 7 '() *+ ,- . (/ / (/ 012) 34 ,562 BB
.? @ 9:; <4 ,=>
“… Pendidikan adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam masing-masing anak dengan berbagai petunjuk dan nasehat sehingga tertanamlah watak yang baik, kemudian berakhlak utama, kebaikan serta cinta beramal untuk kepentingan tanah air”. Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan bukanlah sekedar transfer of knowledge akan tetapi lebih mengarah kepada perkembangan kepribadian melalui transfer of value yang pada akhirnya akan menghasilkan sikap dan tingkah laku yang positif dan dapat dipertanggungjawabkan kepada diri sendiri, kepada Allah SWT dan orang lain. Tanggungjawab inilah yang dipandang memiliki peran dalam pembentukan manusia agar menjadi insan kamil atau memiliki kepribadian yang utama.12 Sedangkan pengertian akhlak secara etimologis berasal dari bahasa arab
ٌأَ(ْ'َق
jamak dari
ٌ*ُ,ُ(
yang berarti perangai,
tabiat, adat dan sebagainya13. Di dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran baik dan moral), 10
Soegarda Poerbakawatja, H.A.H., Harahap, Eksiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1982), hlm. 257 11 Syeikh Musthafa al-Ghuyalani, ‘Idhat Al-Nasyi’in, (Surabaya: Mahkota, 1949), hlm. 189. 12 Agus Sujanto, dkk., Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 10 13 Rahmat Jatnika, Sistim Etika Islam ! (Akhlak Mulia), (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 2003), hlm. 26.
14
yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia.14 Menurut Asmaran As. menyatakan bahwa pada hakekatnya khulk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila dari tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang tercela.15 Berbudi yang agung yang dimaksud dalam Surat al-Qalam sesuguhnya pengertian
sebenarnya akhlak
sebagai
disini
penegasan
identik
dengan
ayat
mengenai
kejiwaan
nabi
Muhammad, sehingga dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Turmudzi :
L? : N L ,M>C D4 =DC) E# 1:C F G1H H IJ/ K # BZ (KJ/ X #) .KPC QR S ;T NJ UV “Dan Turmudzi telah meriwayatkan dari Abdullah bin Mubarok, dalam menafsirkan akhlak yang baik adalah berseri-serinya wajah dan rela mencurahkan segala sesuatu demi kebaikan serta mampu menahan segala sesuatu dari hal-hal yang menyakitkan”.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja guna memberikan bimbingan baik jasmani maupun rohani, melalui penanaman nilai-nilai (Islam), latihan moral, fisik, sehingga menghasilkan perubahan ke arah positif yang pada nantinya
14
Soegarda Poerbakawatja, Soegarda Poerbakawatja, H.A.H., Harahap, Eksiklopedi Pendidikan,.. hlm. 9. 15 Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. II, 1994. hlm. 3. 16 Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf al-Nawawi, Riyadlussholikhin, (Surabaya: Toko Kitab Al-Hidayah, t.th.), hlm. 306.
15
diaktualisasikan dalam kehidupan, dengan kebiasaan bertingkah laku, berfikir dan berbudi pekerti luhur menuju terbentuknya manusia yang berakhlak mulia. b. Dasar Akhlak 1) Dasar Agama Yang dimaksud dengan dasar religius atau agama di sini adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam, yaitu al-Qur'an dan al-hadits, al-Qur'an mengajarkan umatnya untuk berbuat yang baik dan menjauhi perbuatan buruk ukuran yang baik dan buruk ditentukan oleh al-Qur'an yaitu firman Allah yang kebenarannya mutlak diyakini.17 Di antara dasar religius tersebut adalah firman Allah dalam surat al-Ahzab ayat 21:
(hB :f g4 ) ...[\\D\4 []\^_ `F aNb\# 6c d^(e e' eR Gee “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik…”. (QS. al-Ahzab: 21)18 2) Dasar Hukum Dasar yuridis atau hukum dalam hal ini merupakan salah satu bagian dari peraturan perundang-undangan yang dijadikan sebagai pedoman pokok atau dasar serta landasan dalam pelaksanaan pendidikan dan khususnya pembinaan akhlak anak (manusia). Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003, bab II pasal 3 tentang tujuan pendidikan nasional dijelaskan bahwa:
17
Zainuddin dan Muhammad Jamhari, Al-Islam 2 (Muamalah dan Akhlak), (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), hlm. 74 18 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya. Lubuk Agung: Bandung.1989, hlm. 670
16
“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia-manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.19 3) Dasar Psikologis Semua manusia normal akan merasakan dirinya perasaan percaya dan mengakui adanya kekuatan dari luar dirinya. Ia adalah Dzat yang Maha Kuasa, tempat berlindung dan mohon pertolongan. Hal ini nampak terlihat dalam sikap dan tingkah laku seseorang atau mekanisme yang bekerja pada diri seseorang. Ini disebabkan karena cara berfikir, bersikap dan berkreasi serta tingkah laku seseorang tak dapat dipisahkan dengan keyakinan yang dimiliki, di sinilah letak keberadaan moral bahwasanya, kehidupan moral tidak dapat dipisahkan dari keyakinan keberagaman.20 Dengan demikian manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Dzat yang Maha Kuasa atas dasar keyakinan dan agamanya memerlukan pendidikan akhlak untuk mengantarkan dirinya ke tingkat kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat. Dari sini dapat dikatakan bahwa pendidikan akhlak merupakan panggilan suci dari Allah SWT dan Rasul Nya yang wajib dipenuhi oleh manusia dalam mencapai kesempurnaan hidup dalam kehidupannya. c. Ruang Lingkup Akhlak Ruang lingkup mata pelajaran Akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi : 1) Aspek Akidah (keimanan ) meliputi 19 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV. Eka Jaya, 2003), hlm. 7 20 Zakiyah Derajat, Membina nilai-nilai Moral di Indonesia. Bulan Bintang.Jakarta. 2005, hlm. 155
17
1.
Kalimah Thoyibah
2.
Al asma al husna
3.
Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat thoyibah, Al asma al husna dan pengenalan terhadap shalat lima waktu
4.
Menyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rosul dan Hari Akhir serta qoda dan qodar Allah)
2) Aspek Akhlak meliputi : 1.
Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) diantaranya disiplin, hidup bersih, ramah, sopan santun dan lain sebagainya.
2.
Menghindari akhlak tercela (mazmumah) diantaranya : hidup kotor, bohong, sombong, malas, durhaka dan lainlainnya.
3) Aspek adab Islami, meliputi : 1.
Adab terhadap diri sendiri yaitu adab buang air kecil, berbicara, meludah, dan lain sebagainya.
2.
Adab terhadap Allah yaitu : adab di masjid, mengaji dan beribadah
3.
Adab kepada sesama, yaitu kepada orang tua, saudara, guru, teman dan tetangga.
4.
Adab terhadap lingkungan
yaitu kepada binatang ,
tumbuhan dan tempat umum. 4) Aspek kisah teladan yaitu meliputio kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad SAW dan lain sebagainya. d. Bentuk-bentuk Akhlak Akhlak mencakup beberapa hal yang tidak merupakan sifat lahiriah. Misalnya yang berkaitan dengan sikap batin maupun pikiran. Akhlak diniah (agama) mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk (manusia,
18
binatang,
tumbuh-tumbuhan,
Berikut
upaya
pemaparan
dan benda-benda tak bernyawa). sekilas
beberapa
sasaran
akhlak
Islamiyah. 1) Akhlak terhadap Allah Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkau hakikat-Nya. Mahasuci engkau --Wahai Allah-- kami tidak mampu
memuji-Mu; Pujian atas-Mu, adalah yang Engkau
pujikan kepada diri-Mu. Demikian ucapan para malaikat. Itulah sebabnya mengapa Al-Quran untuk
memuji-Nya,
Wa
"al-hamdulillah"). Dalam
mengajarkan qul
kepada
al-hamdulillah
Al-Quran
surat
manusia
(Katakanlah
An-Nam1
(27):
93,secara tegas dinyatakan-Nya bahwa,
Dan katakanlah, "Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan21." Akhlak mulia kepada Allah berati mengikuti seluruh perintah yang telah disampikan Allah kepada Rasul yang Maha Mulia Muhammad SAW. Seluruh perintah tersebut sudah tercatat dalam Al-Quran dan Hadist. 2) Akhlak Terhadap Sesama Manusia Banyak
sekali rincian yang
dikemukakan
Al-Quran
berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal 21
ini
bukan
hanya dalam bentuk larangan
Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya. hlm.605
19
melakukan hal-hal negatif separti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai kepada menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib seseorang di belakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah, walaupun sambil memberikan materi kepada yang disakiti hatinya itu. .
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang disertai dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima) (QS Al-Baqarah [2]: 263)22. 3) Akhlak Terhadap Lingkungan Yang dimaksud lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berada
di
sekitar
manusia23,
baik binatang, tumbuh-
tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak
yang
diajarkan
Al-Quran
terhadap lingkungan
bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. mengandung pembimbingan,
arti
pengayoman,
agar
setiap
pemeliharaan,
makhluk
penciptaannya. Dalam pandangan tidak dibenarkan mengambil buah
Kekhalifahan
mencapai
serta tujuan
akhlak Islam, seseorang sebelum
matang,
atau
memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Manusia
dituntut
untuk mampu menghormati proses-
proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang 22
Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya. hlm.66 Peter Salim.Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Modern English Press : Jakarta. 1991.hlm.877 23
20
sedang
terjadi.
Yang
demikian
mengantarkan
manusia
bertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri. Karena itu dalam Al-Quran surat Al-An'am
(6):
38
ditegaskan,
Bahwa binatang melata dan burung-burung pun adalah umat separti manusia juga, sehingga semuanya tidak bolehdiperlakukan secara aniaya24. Bahwa semuanya adalah milik Allah, mengantarkan manusia kepada kesadaran bahwa apa pun yang berada di dalam genggaman tangannya, yang
tidak
lain
kecuali
amanat
harus dipertanggungjawabkan. Setiap jengkal tanah yang
terhampar di bumi, setiap angin sepoi yang berhembus di udara, dan setiap tetes
hujan
yang tercurah dari langit akan
dimintakan pertanggungjawaban pemeliharaan
dan pemanfatannya,
manusia demikian
menyangkut kandungan
penjelasan Nabi Saw. Dengan demikian bukan saja dituntut agar tidak alpa dan angkuh terhadap sumber daya yang dimilikinya, melainkan juga dituntut untuk
memperhatikan
apa
yang
sebenarnya
dikehendaki oleh Pemilik (Tuhan) menyangkut apa yang berada di sekitar manusia. Pernyataan Allah ini mengundang seluruh manusia untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, kelompok, 24
Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya. hlm. 192
21
atau bangsa, dan jenisnya saja, melainkan juga harus berpikir dan bersikap demi kemaslahatan semua pihak. Ia tidak boleh bersikap sebagai penakluk alam atau berlaku sewenang-wenang terhadapnya. Memang, istilah penaklukan alam tidak dikenal dalam ajaran Islam. Istilah itu muncul dari pandangan mitos Yunani yang beranggapan bahwa benda-benda alam merupakan dewa-dewa yang memusuhi manusia sehingga harus ditaklukkan. Yang menundukkan alam menurut Al-Quran adalah Allah. Manusia tidak sedikit pun mempunyai kemampuan kecuali berkat kemampuan yang dianugerahkan Allah kepadanya. Maha suci Allah yang menjadikan (binatang) ini mudah
bagi kami,
sedangkan kami sendiri tidak mempunyai kemampuan untuk itu (QS Az-Zukhruf [43]: 13) e. Faktor yang Mempengaruhi Akhlak Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlak antara lain adalah: 1) Insting (Naluri) Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab gharizah). Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah: 1.
Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain.
2.
Naluri
Berjodoh
(seksul
diterangkan:
22
instinct).
Dalam
alquran
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anakanak, harta yang banyak". 3.
Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.
4.
Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan.
5.
Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya. Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah
sudah ada dan tanpa perlu dipelajrari terlebih dahulu. 2) Adat/Kebiasaan Adat/Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan. 3) Wirotsah (keturunan) adapun warisan adalah: Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya. 4) Milieu Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam:
23
1.
Lingkungan Alam Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang
mempengaruhi
seseorang.
dan
Lingkungan
mematangkan
pertumbuhn
menentukan
tingkah
laku
alam
mematahkan
atau
bakat
yang
oleh
dibawa
seseorang. Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku. 2.
Lingkungan pergaulan Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh guruguru disekolah.25
f. Tujuan Pendidikan Akhlak Diakui atau tidak, pendidikan akhlak (budi pekerti) merupakan sarana terpenting untuk membentuk kepribadian manusia dalam kehidupan. Di zaman yang serba materialistik ini perilaku manusia cenderung menyimpang dari ajaran-ajaran Islam. Menurut
Muhaimin
tujuan
pendidikan
akhlak
ialah
menanamkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap nilai-nilai ajaran Islam yang kemudian dihayati, dan diamalkan 25 Drs. Zahruddin AR, M. M. Si. Dan Hasanuddin sinaga, S.Ag., M. A. Pengantar Studi Akhlak, PT Grafindo Persada, Jakarta, 2004
24
sehingga terbentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia.26 Menurut Mahmud Yunus tujuan pendidikan akhlak ialah membentuk putra-putri yang berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, bercita-cita tinggi, berkemauan keras, beradab, sopan santun, baik tingkah lakunya, manis tutur bahasanya, jujur dalam segala perbuatan, suci murni hatinya.27 Sedangkan tujuan pendidikan akhlak menurut Moh. Athiyah al-Abrasyi sebagaimana dikutip oleh Zuhairini dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam adalah untuk mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa keutamaan, membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur.28 Ibn Miskawaih sebagaimana yang dikutip oleh Abuddin Nata dalam bukunya Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam merumuskan tujuan pendidikan akhlak adalah dengan terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik29 sehingga mencapai kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan sejati dan sempurna. Menurut M. Ali Hasan Tujuan pendidikan Akhlak adalah agar setiap orang berbudi pekerti (berakhlak), tingkah laku (tabiat), berperangai atau beradat istiadat yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam.30 Keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Islam mengatur kehidupan manusia agar seimbang antara dunia dan akhirat, tanpa ada perlakuan yang sepihak.
26
Muhaimin, et. al., Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 79 27 Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: Karya Agung, 1990), hlm. 20 28 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 155. 29 Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam: Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), Cet-1, hlm. 11. 30 M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, (Jakarta : Bulan Bintang, 1982), hlm. 11.
25
Akhlak dalam Islam memberikan kebebasan manusia untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat, tanpa mengorbankan kepentingan jasmani dan rohani mereka. Cakupan Tujuan pendidikan akhlak yang diterangkan dan dijelaskan dalam alQur’an tersebut secara praktis mengandung isi dan materi pendidikan akhlak. Hal senada juga diungkapkan oleh Ibnu Miskawaih dalam bukunya Tazhib al-akhlak yang di kutip oleh Abuddin Nata dengan tiga hal pokok yang dapat dipahami sebagai materi pendidikan akhlak. Ketiga hal pokok tersebut adalah (1) hal-hal yang wajib bagi kebutuhan tubuh manusia, (2) hal-hal yang wajib bagi jiwa, dan (3) hal-hal yang wajib bagi hubungannya dengan sesama manusia. Ketiga materi pendidikan akhlak tersebut dikelompokkan lagi oleh Ibnu Miskawaih menjadi dua. Pertama, Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pemikiran yang selanjutnya disebut al-ulum al-fikriyah. Kedua, Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan indera yang selanjutnya disebut al-ulum albissiyat.31 Pentingnya
pendidikan
akhlak
tidak
terbatas
pada
perseorangan saja, tetapi penting untuk masyarakat, umat dan kemanusiaan seluruhnya. Atau dengan kata lain akhlak itu penting bagi perseorangan dan masyarakat sekaligus. Sebagaimana perseorangan tidak sempurna kemanusiaannya tanpa akhlak, begitu juga masyarakat dalam segala tahapnya tidak baik keadaannya, tidak lurus keadaannya tanpa akhlak, dan hidup tidak akan bermakna tanpa akhlak yang mulia. Jadi bisa dikatakan bahwa akhlak mulia adalah dasar pokok untuk menjaga bangsabangsa, negara-negara, rakyat, dan masyarakat-masyarakat.
31 Abuddin Nata, Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam: Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam,.. hlm. 12-13.
26
Oleh karena akhlak itulah, timbulnya amal sholeh yang berguna untuk kebaikan umat dan masyarakat. Tidak akan ada suatu umat, negara, ataupun rakyat yang menyeleweng dari prinsip-prinsip akhlak yang mulia atau mengarah ke sifat foyafoya, kemubaziran, kerusakan dan kedlaliman, kecuali ia bakal dihancurkan oleh Allah oleh karena sifat-sifat tersebut. Jadi bahaya keruntuhan akhlak bagi umat dan masyarakat jauh lebih besar daripada yang dapat dihitung, dirasakan dan diraba. Beberapa keterangan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan akhlak bagi anak adalah terciptanya kesempurnaan akhlak dari masing-masing anak, baik akhlak kepada Allah SWT, Rasul, sesama manusia, diri sendiri, maupun terhadap
makhluk
lainnya.
digambarkan
bahwa
tujuan
pembentukan
manusia
yang
Sehingga
hal
pendidikan utuh
yang
tersebut
dapat
akhlak
adalah
dimulai
dengan
mengoptimalisasikan potensi yang dimilikinya, sehingga anak yang berakhlak dapat berinteraksi dengan baik dengan Allah, Rasul, Sesama manusia, diri sendiri, maupun terhadap makhluk lainnya. Dengan sikap yang demikian tersebut dapat mencapai predikat insan kamil dan karenanya dapat tercapai keselamatan di dunia dan akhirat. Pada umumnya perubahan sebagai hasil belajar itu termanifestasikan dalam hal-hal sebagai berikut : a.
Kebiasaan Kebiasaan adalah suatu cara bertindak yang telah dikuasai, bersifat persistent(tahan uji), seragam, dan hampirhampir otomatis. disamping itu pelaku nya hampir- hampir tidak menyadari nya. karenanya orang yang melakukan suatu
27
kebiasaan masih dapat memusatkan pikirannya terhadap persoalan lain. b.
Kecakapan Kecakapan (skill) ialah setiap perbuatan yang menuntut keahlian.
c.
Pengamatan Salah satu manifestasi belajar yang pertama-tama timbul pada anak adalah penyesuaian pengamatan. proses ini dimulai dengan pembedaan satu obyek dari obyek yang lain.
d.
Berpikir assosiatif dan daya ingat Berpikir assosiatif adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan yang lainnya. sedangkan daya ingat merupakan unsur pokok dari asosiatif yang terbatas pada obyek-obyek verbal.
e.
Berfikir rasional dan kritis Dalam belajar seseorang bekerja dengan prinsip-prinsip dan pengertian-pengertian dasar yang menuntut abstraksi tingkat tinggi. dengan berpikir rasional pelajar berusaha untuk menjawab pertanyaan How dan Why. Dalam berpikir kritis, pelajar dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan.
f.
Sikap Perbuatan pelajar yang telah dilakukan oleh pelajar akan memperlihatkan kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah terhadap suatu obyek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.
28
g.
Inhibis Inhibisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu respon tertentu karena adanya proses respon lain yang sedang berlangsung. intinya pelajar mengurangi tindakan-tindakan yang tidak perlu dan tidak berguna bagi dirinya.
h.
Apresiasi Suatu pertimbangan mengenai arti penting atau nilai sesuatu dengan kata lain pelajar akan lebih menghargai sesuatu dan akan menempatkan sesuatu sesuai tempatnya.
i.
Tingkah laku afektif Tingkah
laku
yang
menyangkut
keanekaragaman
perasaan seperti takut, marah, sedih, kecewa, benci suka, senang, dan sebagainya.32 Tidak jauh berbeda dari teori di atas Gagne pun menjelaskan tentang keberhasilan belajar dapat diidentifikasi dan diklasifikasikan secara psikologis masuk ke dalam bidang kognitif, bidang sensomotorik dan bidang dinamika afektif. Dari penjelasan teori di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa keberhasilan suatu belajar yang penuh dengan pengetahuan membutuhkan profesionalisme kerja artinya seorang guru harus tahu betul tugas pokok serta fungsi seorang guru dan yang lebih utama adalah membuat siswa belajar. Kegiatan belajar hanya berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. seorang guru tidak dapat ”mewakili” belajar untuk siswanya. seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang bersama dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar.33 32
Departemen Agama RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 2001), hlm. 46-56. Aristo Rahadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen, Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003), hlm 6. 33
29
C. Hipotesis Hipotesa
adalah
jawaban
sementara
terhadap
permasalahan
penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.34 jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.35 Selanjutnya
berangkat
dari
permasalahan
tersebut,
penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut “Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan aqidah akhlak dan akhlak siswa kelas V di MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011” dengan kata lain semakin bagus pengetahuan aqidah akhlak maka semakin bagus pula akhlak siswa.
34
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 1991), hlm. 75. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm. 62. 35
30
BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Akhlak siswa yang terwakili melalui angket dan data pendukung lainnya terhadap Pengetahuan Aqidah Akhlak Siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang tahun 2010/2011 B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai 1 April sampai 1 Mei 2011. Dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : a. Melakukan pendekatan kepada kepala sekolah untuk mengajukan permohonan izin penelitian. b. Melakukan survai awal bertujuan untuk mencari gambaran umum tentang obyek yang akan diteliti serta penentuan responden dari populasi yang ada. c. Penyebaran angket penelitian dan mengumpulkan data yang diperlukan d. Melakukan analisis data 2. Tempat Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengambil tempat penelitian MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang tahun 2010/2011 C. Variabel Penelitian Variable penelitian adalah obyek penelitian atau ada yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.36 Untuk lebih jelasnya dalam penelitian ini
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), hlm. 99.
31
32
terdapat dua variabel yaitu Akhlak siswa yang digambarkan melaui data sebagai variabel bebas (independent variable) dan pengetahuan belajar Aqidah Akhlak yang digambarkan melalui nilai raport Semester II sebagai variabel terikat (dependent variable). 1). Variabel Independen (variabel bebas) adalah Akhlak siswa keseharian yang digambarkan melalui angket dengan indikator sebagai berikut: 5.
Teguh Pendirian
6.
Jujur
7.
Pemaaf
8.
Dermawan
2). Variabel Dependen (variabel terikat) adalah pengetahuan Aqidak Akhlak dengan indikator sebagai berikut : a. Nilai Raport semester genap D. Metode Penelitian Metode
penelitian
adalah
cara-cara
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data yang dikembalikan untuk memperoleh pengetahuan dengan mengajukan prosedur yang realiabel dan terpecaya.37 Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research), Penelitian ini dpergunakan untuk memperoleh data kongkrit yang terjadi di lapangan, dengan menggunakan correlation research, yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada suatu atau lebih faktor lain pada koefisien korelasi.38 Metode penelitian korelasi (correlation resecarh) ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan pengaruh antara variabel bebas (independent), yaitu pendekatatanya melaui Akhlak siswa yang di simbolkan dengan variabel terikat (dependent), yaitu pengetahuan Aqidah Akhlak. Adapun teknik analisis yang dipakai untuk menganalisis data
37 Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 10. 38 Jalaluddin Rahmat, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 27.
32
33
tersebut adalah dengan menggunakan teknik product moment satu prediktor. E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Suharsimi
Arikunto
mengatakan
bahwa
populasi
merupakan
keseluruhan dari subyek penelitian.39 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi Populasi merupakan keseluruhan individu yang digeneralisasikan dan sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi yang mewakilinya.40 Sedangkan Suharsimi Arikunto memberikan pedoman bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10% - 20% atau 20% - 25% atau lebih.41 Adapun populasi yang dilibatkan secara langsung dalam penelitian ini adalah semua Siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang tahun 2010/2011 sejumlah 22 siswa dengan rician L=12 dan P=10 , karena populasi kurang dari 100 siswa maka penelitian ini di sebut penelitian populasi tidak menggunakan sampel sehingga jumlah responden di ambil semua F. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala-gejala pada obyek penelitian.42 Data yang diperoleh dari observasi adalah data tentang situasi umum MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang 39
Jalaluddin Rahmat, Metodologi Penelitian Komunikasi, .. hlm. 27. Sutrisno Hadi, Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Rosdakarya, 2002), hlm. 70. 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek,.. hlm. 107. 7 Hadari Nawawi, et. al, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1995), hlm. 74. 40
33
34
tahun 2010/2011 atau untuk mencari data tentang bagaimana motivasi belajar siswa. 2. Metode Wawancara (interview) Adalah alat yang dipergunakan dalam komunikasi yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpul data sebagai pencari informasi (interviewer) yang dijawab secara lisan pula oleh responden (interviewee).43 Dalam metode ini, penulis mengadakan wawancara kepada kepala sekolah, guru dan karyawan serta siswa untuk mendapatkan informasi sehubungan dengan penelitian ini. 3. Metode Kuesioner (angket) Metode angket adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang atau anak yang ingin diselidiki atau responden.44 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan siswa yang berhubungan dengan akhlak baik siswa terhadap pengetahuan aqidah akhlak siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang tahun 2010/2011 4. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data verbal yang berbentuk tulisan maupun foto dan sebagainya.45 Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang tahun 2010/2011 G. Teknik Analisis Data Dalam menganalisa data yang terkumpul, digunakan statistik, karena penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif (proses 8
Hadari Nawawi, et. al, Instrumen Penelitian Bidang Sosial,.. hlm. 98. Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 60. 10 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1991), hlm. 63. 9
34
35
scoring).
Adapun
langkah-langkahnya
yang
dilakukan
dalam
menganalisa data ini meliputi : 1. Analisis Pendahuluan Dalam analisis ini akan dipaparkan hasil angket untuk setiap variabel yang ada dalam penelitian, yaitu Akhlak Siswa Terhadap Pengetahuan Aqidah Akhlak Siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang tahun 2010/2011. Mengubah data kualitatif menjadi kuantitatif (proses scoring). Kemudian hasil jawaban setiap responden diberi nilai dengan ketentuan sebagai berikut : a). Jawaban A diberi bobot 4 b). Jawaban B diberikan bobot 3 c). Jawaban C diberikan bobot 2 d). Jawaban D diberikan bobot 146 2. Analisis uji hipotesis adalah untuk menguji hipotesis dengan cara mengadakan perhitungan lebih lanjut dengan analisis statistik yang menggunakan rumus Product Moment
rxy =
NΣXY − (ΣX )(ΣY ) 2
[ NΣX − (ΣX ) 2 ][ NΣY 2 − (ΣY ) 2 ]
rxy = Koefisien Korelasi XY = Perkalian antara variabel x dan y X
= Nilai Variabel X
Y
= Nilai Variabel Y
X² = Nilai variabel X yang dikuadratkan Y² = Nilai variabel Y yang dikuadratkan N
= Jumlah sampel yang menjadi objek penelitian
46 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo, Cetakan Ke IV, 1996), hlm. 207.
35
36
3. Analisis lanjut Merupakan analisis yang berguna untuk menginterpretasikan hasil uji hipotesis dengan taraf kepercayaan 1% dan 5% , dari hasil pengujian tersebut jika hasil ro lebih besar dari rt maka hipotesis diterima atau signifikan, tetapi apabila ro lebih kecil dari rt maka hipotesis ditolak atau non signifikan.
36
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian 1. Sejarah Berdirinya MI Husnul Khatimah
Sesuai dengan gerak Yayasan Husnul Khatimah
di bidang
da’wah, sosial dan pendidikan, maka sejak awal pertumbuhan yayasan Husnul Khatimah di kelurahan Rowosari, Yayasan Husnul Khatimah mendirikan madrasah yang diberi nama Madrasah Ibtidaiyyah Husnul Khatimah, berlokasi di Rowosari bagian selatan. Madrasah ini dipimpin atau dikelola oleh Bp. Kasrin, A.Ma (Tahun 1982/1983). Dan pada tahun 2002-2004 Madrasah ini dipimpin oleh Bk. Ali Imron, A.Ma. dan pada tahun 2005-2010 Madrasah ini dipimpin atau dikelola lagi oleh Bp. Kasrin, A.Ma., namun karena memasuki masa pansiun Bp. Kasrin maka kepemimpinan madrasah ini dipegang oleh Ust. Suyadi, S.Pd.I., dari tahun 2010-sekarang. Karena di bawah naungan Yayasan Husnul Khatimah, maka segala urusan dari pembangunan gedung yang ada di MI. Husnul Khatimah
sampai masalah pendidikan maka ditangani oleh yayasan
tersebut, sampai akhirnya MI. Husnul Khatimah mengalami kemajuan yang pesat dalam segala hal. Sekarang MI. Husnul Khatimah memiliki gedung yang megah sebanyak 6 lokal, 1 lokal kantor kepala dan guru, 1 lokal ruang perpustakaan, 2 kamar mandi. 2. Letak Geografis
Madrasah Ibtidaiyah Rowosari
Husnul Khatimah terletak di kelurahan
sektor selatan Kec. Tembalang Kota Semarang, Adapun
batas-batas letak MI Husnul Khatimah adalah sebagai berikut : a.
Sebelah barat berbatasan dengan jalan raya dk. Pengkol
b.
Sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk
c.
Sebalah selatan berbatasan dengan jalan raya Rowosari
36
d.
Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk
3. Visi Misi dan Tujuan Pendidikan Madrasah
a.
Visi Terwujudnya generasi muslim cerdas yang berakhlak mulia dan ahli Ibadah.
b.
Misi 1). Menyelenggarakan
pembelajaran
yang
berkualitas
dalam
pencapaian pengetahuan akademik dan non akademik 2). Mewujudkan
pembelajaran
dan
pembiasaan
dalam
mengamalkan al Qur’an dan al-hadits Shokhih dalam kehidupannya. 3). Mewujudkan pembentukkan karakter Islami yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat 4). Meningkatkan
pengetahuan
dan
profesionalisme
tenaga
kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan 5). Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel c.
Tujuan Pendidikan Madrasah Secara umum tujuan Madrasah Ibtidaiyah Husnul Khatimah adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.47
4. Struktur Organisasi
Mengenai struktur organisasi MI. Husnul Khatimah di bawah naungan Yayasan pendidikan Husnul Khatimah tersebut penulis jelaskan sebagaimana bagan berikut ini :
47
Profil MI Husnul Khatimah Tahun 2010/2011
37
Tabel 1 Struktur Organisasi Madrasasah Ibtidaiyah Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang tahun 2010/2011
DEPAG
MAJLIS DIKDASMEN
PENGURUS KOMITE SEKOLAH
KA. MADRASAH SUYADI, S.Pd.I
TATA USAHA 1. Abu Khoir S.Pd.I
BENDAHARA Siti Taryumi.
1.
KESISWAAN Hadi Santoso
HUMAS Lazimatun
BP/ BK Imamuddin,
SARPRAS Dami,
A.Ma
WALI KELAS
SISWA 5. Keadaan Siswa, Guru Dan Karyawan Dan Sarana Pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah Husnul Khatimah Rowosari mempunyai dukungan yang kuat dari masyarakat sekitarnya bahkan karena lokasinya yang strategis sehingga selalu mempunyai daya tarik bagi masyarakat. Sehingga minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Ibtidaiyah Husnul Khatimah Rowosari lumayan stabil. Jumlah siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang tahun 2010/2011 adalah sebagai berikut:
38
Tabel 2 Keadaan Siswa48
I
Keadaan Siswa L P 8 14
II
21
15
36
III
12
14
26
IV
16
13
29
V
12
10
22
VI
11
12
23
Kelas
o
Jumla h 22
. . . . . . Jumlah
81
75
156
Saat ini tenaga pengajar sebagai guru kelas telah tercukupi dari tenaga pendidik yang mencapai 8 guru dan 1 tenaga kependidikan dan 1 pustakawati , sehingga dalam pembelajaran siswa sehari-hari sudah tercukupi. Walaupun tenaga pendidik terbesar dari Wiyata Bhakti. Adapun nama-nama guru dan karyawan sebagai berikut : A. Tabel 3 B. Daftar Guru Dan Karyawan No
Nama
49
Pendi
Status
L/P
1
Suyadi, S.Pd.I
L
S. 1
Kep. Mad
2
Imamuddin, S.Pd.I
L
S. 1
Guru
3
Dami, A.Ma
P
D.II
Guru
4
Siti Taryumi, A.Ma
P
D.II
Guru
5
Lazimatun, A.Ma
P
D.II
Guru
6
Hadi Santoso, A.Ma
L
D.II
Guru
48
Dokumentasi Data siswa MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011 49 Dokumentasi, daftar guru dan karyawan MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011
39
7
A Rizqon, S.Pd
L
S.1
Guru
8
Abu Khoir
L
SMA
Guru
Tabel 4 Keadaan Sarana Prasarana Madrasah Ibtidaiyah MI Husnul Khatimah Rowosari Tahun Ajaran 2010-201150
No 1 2 3 4 6 9 10
Jenis Sarana Ruang Belajar Gudang Ruang Guru Ruang Kepala Sekolah Perpustakaan Lap. Olah Raga Kamar Mandi/
Jumlah 6 Lokal 1 Lokal 1 Lokal 1 Lokal
Keterangan Baik Baik Baik Baik
1 Lokal 1 Lokal 2 Ruang
Baik Baik Baik
Ruang UKS
1 Lokal
Baik
Tempat Parkir
ada
Baik
Gudang
1 Lokal
Baik
Mesin Ketik
2 Buah
Baik
Komputer
4 Buah
Baik
Mushola
1 Lokal
Baik
WC 1 2 3 4 6 7
B. Penguji Hipotesis
Dalam bab-bab sebelumnya telah disajikan beberapa uraian tentang landasan teori sebagai acuan dasar
bahan kajian dalam
pembahasan skripsi ini, demikian pula telah dipaparkan mengenai hasil laporan penelitian lapangan. Dan acuan dasar tersebut akan diadakan 50 Dokumentasi sarana dan prasarana MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011
40
analisis, sehingga akan menjadi kesimpulan akhir yang sesuai dengan harapkan penulis. Setelah data terkumpul serta adanya teori yang mendukung, maka langkah selanjutnya adalah membuktikan ada atau tidaknya Korelasi positif antara pengetahuan aqidah akhlak dengan Akhlak siswa kelas V MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011 melalui analisis data. Untuk menganalis data tersebut melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan adalah tahap Verifikasi data yang ada dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi dengan pengolahan seperlunya. Pada analisis pendahuluan ini penulis menyusun data tentang pengetahuan
aqidah akhlak serta perilaku siswa kelas MI Husnul
Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 20102011 dan sekaligus memberikan kategori nilai pada data yang telah masuk. Untuk menentukan rata-rata pengetahuan belajar siswa kelas V dalam bidang studi aqidah akhlak di MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011 penulis menetapkan indikatornya ialah nilai rapot responden pada semester genap tahun ajaran 2010-2011. langkah pertama ialah menyajikan nilai rapot masing-masing sampel dari responden sebagaimana berikut ini :
41
Tabel 5 Nilai Raport Siswa Kelas V dalam Bidang Studi Aqidah Akhlaq MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 20102011 No
No
Nilai
Nilai
1
85
12
87
2
88
13
90
3
86
14
87
4
87
15
85
5
85
16
87
6
87
17
84
7
86
18
85
8
85
19
88
9
90
20
90
10
86
21
92
11
85
22
88
Langkah kedua ialah membuat distribusi frekuensi untuk memudahkan membaca data bagi para pembaca yang disajikan dalam tabel berikut dibawah ini: Tabel 6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Belajar Siswa Kelas V Bidang Studi Aqidah Akhlak Di MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Nilai
Frequency
FX
%
84
1
84
4.5
85
6
510
27
86
3
258
14
42
87
5
435
23
88
3
264
14
90
3
270
14
92
1
92
4.5
Jumlah
22
1913
100
Nilai
Frequency
FX
%
Dari tabel telah berhasil diperoleh sigma FX= 1.913 sedangkan N = 22 dengan demikian mean dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
MX
ΣfX = = N
1.913 22
= 86,9545
Adapun kriteria kualitas penilaiannya penulis berpedoman pada kriteria dari angka-angka yang sudah biasa dipergunakan oleh kalangan pendidikan atau guru dengan angka bilangan bulat sebagai berikut: -
Angka 10 istimewa
-
Angka 9 baik sekali
-
Angka 8 baik
-
Angka 7 lebih dari cukup
-
Angka 6 cukup
-
Angka 5 kurang
-
Angka 4 kurang sekali Dari distribusi diketahui bahwa keberhasilan belajar rata-rata
bidang studi aqidah akhlak siswa kelas V adalah 86,9545 yang berarti keberhasilan belajar bidang studi aqidah akhlak kelas V MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011
43
pada semester ganjil
cukup baik dan ternyata nilai siswa sudah
mencapai ketuntasan dengan perolehan nilai siswa diatas nilai 80.
Untuk mengetahui seberapa baik tingkat perilaku siswa kelas V di MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011,
penulis akan menyajikan tabel rekapitulasi
jawaban, nilai dan skor dari data yang telah terkumpul melalui angket yang terdiri dari 24 item. Setelah diketahui nilai kualitas tersebut, kemudian diubah menjadi nilai kuantitas yang berskala satu sampai dengan empat. Untuk menentukan jawaban yang diberikan dari empat alternatif pada item pertanyaan sebagai berikut : a. Jawaban a mendapat nilai 4 b. Jawaban b mendapat nilai 3 c. Jawaban c mendapat nilai 2 d. Jawaban d mendapat nilai 1 Secara lebih jelas akan disajikan pemberian skor untuk masing-masing responden pada tabel berikut :
C.
Tabel 7
Skor Nilai Angket Perilaku Siswa Kelas V di MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 20102011
No 1 2 3 4 5 6
A 15 17 16 17 17 15
Jawaban B C 2 4 2 2 3 2 2 3 2 2 5 1
Skor D 4 3 4 3 4 4
44
4 60 68 64 68 68 60
3 6 6 9 6 6 15
2 8 4 4 6 4 2
1 4 3 4 3 4 4
Nilai 78 81 81 83 82 81
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
17 18 16 17 15 16 16 17 14 16 15 18 15 16 18 17
3 2 3 3 3 2 2 2 6 5 3 1 5 2 2 1
3 1 2 2 4 3 2 2 2 1 3 2 3 3 1 3
2 4 4 3 3 4 5 3 3 3 4 2 2 3 4 4
68 72 64 68 60 64 64 68 56 64 60 72 60 64 72 68
9 6 9 9 9 6 6 6 18 15 9 3 15 6 6 3
6 2 4 4 8 6 4 4 4 2 6 4 6 6 2 6
2 4 4 3 3 4 5 3 3 3 4 2 2 3 4 4
85
Jumla h
358
61
51
75
1432
183
102
75
1792
84 81 84 80 80 79 81 81 84 79 81 83 79 84 81
Dari data nilai angket tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai rata-rata atau mean dari jawaban angket tentang perilaku siswa kelas V semester II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Skor Jawaban Angket Tentang Perilaku Siswa Kelas V MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011
Nilai
Frequency
FY
%
78
1
78
4.5
79
3
237
14
45
80
2
160
9.1
81
8
648
36
82
1
82
4.5
83
2
166
9.1
84
4
336
18
85
1
85
4.5
Total
22
1792
100
Kemudian dihitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai berikut : My =
=
∑ fy N
1792 22
= 81,45 Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan penafsiran nilai mean yang telah didapat peneliti membuat interval kategori dengan cara atau langkah-langkah sebagai berikut :
i=
R K
Keterangan : i R
:
Interval kelas
: Range
K : Jumlah kelas Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : R = Nilai Tertinggi – Nilai terendah = 85 - 78
46
= 7 K = 1 + (3,3) x Log 24 K = 1 + (3.3) x 0,38 K = 1 + 2,90 K = 3,90 Banyaknya kelas yang digunakan 4 buah Panjang kelas (i) = 7 / 4 = 1,7 Panjang kelas dibulatkan 2 Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 1,7 untuk mempermudah maka dibulatkan, sehingga interval yang diambil bisa kelipatan 2, sehingga untuk mengkategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut :
No
Interval
Kategori
1
78 – 79
Kurang
2
80 – 81
Sedang
3
82 – 83
Baik
4
83 – 84
Sangat baik
Berdasarkan nilai rata-rata variabel y sebesar 81,45, maka setelah dikonsultasikan pada tabel nilai kategori ternyata masuk dalam interval kategori baik 82-83 dan ini berarti bahwa nilai perilaku siswa kelas V MI MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011 adalah baik. Ukuran baik disini berdasarkan dari beberapa indikator yang telah ditentukan yaitu perilaku kepada teman, perilaku disiplin tata tertib sekolah, Perilaku terhadap orang tua dan perilaku terhadap guru yang
47
dijabarkan dalam beberapa pertanyaan dalam angket.
C. Analisis Uji Hipotesis Setelah diketahui nilai dan prosentase serta mean skor dari kedua variabel di atas, maka selanjutnya dalam analisis ini, nilai variabel X dan nilai variabel Y akan diuji dengan menggunakan rumus korelasi product moment. NΣXY − (ΣX )(ΣY ) rxy = 2 [ NΣX − (ΣX ) 2 ][ NΣY 2 − (ΣY ) 2 ]
Selanjutnya ialah mempersiapkan tabel kerja product moment sebagai berikut: Tabel 9 Tabel Kerja Product Moment
NO
X
Y
X2
Y2
XY
1
85
78
7225
6084
6630
2
88
81
7744
6561
7128
3
86
81
7396
6561
6966
4
87
83
7569
6889
7221
5
85
82
7225
6724
6970
6
87
81
7569
6561
7047
7
86
85
7396
7225
7310
8
85
84
7225
7056
7140
9
90
81
8100
6561
7290
10
86
84
7396
7056
7224
11
85
80
7225
6400
6800
12
87
80
7569
6400
6960
13
90
79
8100
6241
7110
14
87
81
7569
6561
7047
15
85
81
7225
6561
6885
16
87
84
7569
7056
7308
48
17
84
79
7056
6241
6636
18
85
81
7225
6561
6885
19
88
83
7744
6889
7304
20
90
79
8100
6241
7110
21
92
84
8464
7056
7728
22
88
81
7744
6561
7128
JUMLAH
1913
1792
166435
146046
155827
RATA-RATA
86,95455
X = 1913 Y = 1792 X2= 166435 Y2= 146046 XY=155827
∑ XY − rxy =
(∑ X )(∑ Y )
( X) ∑ X 2 − ∑ N
N 2
( Y )2 ∑ Y 2 − ∑ N
(1913)(1792) 22 rxy = 2 (1913) (1792) 2 166435 − 146046 − 22 22 155827 −
=
=
155827 − 155822.5
(166435 − 166344.04)(146046 − 145966.5) 4.5
(90,96)(79,5) 4,5
=
72,31.32
=
4,5 8,5
49
= 0,529 N = 22 dalam taraf signifikansi 5 % dan 1 %. Dalam taraf signifikansi 5 % dengan hasil : Ro
= 0.529
Rt
= 0.344
ro > rt
= Signifikan
Dalam taraf signifikansi 1 % dengan hasil : Ro
= 0.529
Rt
= 0.473
ro > rt
= Signifikan
D. Analisis Lanjut
Selanjutnya
untuk
menguji
apakah
ada
korelasi
antara
pengetahuan aqidah akhlak dengan perilaku siswa kelas V MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011, maka hasil indeks korelasi yang telah ditemukan sebesar 0,529 (rxy = 0,529). Selanjutkan ialah memberikan interpretasi sebagaimana berikut: - Interpretasi secara kasar/sederhana: dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan variabel Y
bertanda negatif;
berarti diantara ke dua variabel tersebut tidak terdapat korelasi positif (korelasi berjalan berlawanan) - Interpretasi dengan menggunakan Tabel nilai “r”: df = N-nr = 22 – 2 = 20. Dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment pada tabel nilai
df 22, pada taraf signifikansi 5 % diperoleh r
tabel
= 0.444 dan taraf
signifikan 1% diperoleh r tabel = 0.561 Apabila hasilnya menunjukkan bahwa ro ≥ rt, berarti signifikan, dan apabila sebaliknya, ro≤ rt berarti non signifikan, maka hipotesis kerja yang penulis ajukan ditolak.
50
Adapun untuk mengetahui apakah nilai rxy (ro) itu signifikan atau tidak maka diuji dengan taraf signifikasi 5 % dan 1 % yang operasionalnya adalah sebagai berikut: Pada taraf signifikasi 5 % hasilnya adalah: Ro
= 0.529
Rt
= 0.344
ro > rt = Signifikan Dalam taraf signifikansi 1 % dengan hasil : Ro
= 0.529
Rt
= 0.473
ro > rt = Signifikan Dari pengujian di atas membuktikan bahwa setelah rxy (ro) diuji baik pada taraf signifikasi 5 % atau 1 %, ro tetap menunjukkan hasil lebih Kecil dari rt. Dengan demikian hipotesis alternatif ha yang berbunyi “Terdapat korelasi antara pengetahuan
aqidah akhlak dengan perilaku
siswa kelas V di MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011” adalah diterima dan ho yang berbunyi “Terdapat korelasi antara pengetahuan
aqidah akhlak dengan perilaku
siswa kelas V di MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011” diterima, ini berarti
terdapat korelasi
yang signifikan antara Variabel X dan Variabel Y.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari ketiga interpretasi diatas adalah terdapat korelasi positif antara Variabel X dan Variabel Y dan korelasi itu tergolong sangat baik sehingga korelasi itu memang ada antara tingkat pengetahuan belajar aqidah akhlak dengan Akhlak siswa kelas V MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011. E. Keterbatasan Penelitian
51
1.
Mengingat keterbatasan sumber daya penulis dan sedikitnya waktu untuk membaca, membuat karya tulis ini kurang dapat menyuguhkan sesuatu yang baru dan terkini dalam membubuhkan referensi,sehingga kualitas daru sebuah karya sangatlah minim.
2.
Keterbatasan waktu yang dinilai terlalu limit untuk membuat Karya tulis yang lebih mempunyai kualitas menjadikan sebuak kendala yang sangat dirasakan penulis dalam hal mencari referensi dan bimbingan mengingat jarak antara penulis dan Kampus cukup memakan waktu.
3.
Sumber dana penulis yang juga pas-pasan memaksa penulis membuat sebuak karya tulis dengan menggunakan bahan rujukan seadanya.
52
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan data serta analisis hasil penelitian tentang korelasi antara pengetahuan belajar bidang studi aqidah akhlak dan akhlak siswa kelas V MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011 yang telah dilakukan, kesimpulannya sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan aqidah akhlak siswa kelas V Semester II MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011, berdasarkan hasil rata-rata nilai rapot siswa ditemukan nilai sebesar 74,41 yang berarti pengetahuan belajar siswa baik. 2. Perilaku siswa kelas V MI Husnul Khatimah Kec. Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011 termasuk kategori baik. Ini terbukti dari analisis data menghasilkan rata-rata 81,45 hasil tersebut menempati interval 82-83 (interval kategori baik). 3. Berdasarkan analisa korelasi tentang hubungan antara pengetahuan aqidah akhlak dan Akhlak siswa kelas V MI Husnul Khatimah ditemukan rxy = 0,529,
kemudian dikonsultasikan pada “r” product
moment dengan tabel r Pada taraf signifikasi 5% diperoleh nilai rt = 0.344 dan pada taraf signifikansi 1% diperoleh nilai rt = 0.473, maka diketahui nilai rxy ternyata berada di atas signifikan keduanya. Dengan demikian berarti bahwa hipotesis yang berbunyi “Terdapat
korelasi
yang signifikan antara pengetahuan aqidah akhlak dengan Akhlak siswa kelas V MI Husnul Khatimah Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang” diterima baik pada taraf signifikansi 5% dan 1%. B. Saran-saran
Mengingat anak-anak terutama anak-anak sekolah merupakan aset masa depan bangsa. Sebagai penerus dalam membangun bangsa dan negara, maka hendaknya mereka dididik agar memiliki yang baik berakhlak dan berbudi pekerti yang luhur maka pendidikan akhlak menjadi
53
perhatian yang cukup penting. Dari hal tersebut maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu antara lain : 1. Bagi Lembaga Pendidikan Sekolah hendaknya lebih memperhatikan mengawasi pengelolaan dan penanganan siswa, misalnya dengan lebih meningkatkan fungsi bimbingan dan konseling agar guru dapat mengarahkan siswa dengan baik, sehingga akan terjalin hubungan yang baik antara pendidik dan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik dan lancar. 2. Bagi Guru Para pengasuh (guru-guru) hendaknya meningkatkan profesionalisasi, Jangan menganggap secara otomatis anak yang pandai harus diberi nilai tinggi sebab bukan suatu jaminan anak pandai memiliki akhlak yang baik atau sebaliknya.
sehingga guru benar-benar mampu untuk
melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian yang baik khususnya dalam
proses
pembelajaran
akhlak
sehingga
diharapkan
dapat
menghasilkan siswa berpengetahuan, berketrampilan dan memiliki budi pekerti luhur serta memiliki kepribadian yang baik. 3. Bagi Orang Tua Siswa Orang tua siswa hendaknya selalu mengawasi perilaku atau akhlak keseharian anaknya dan mewaspadai setiap gejala yang menampakkan kecenderungan penyimpangan perilaku, serta mengingatkan selalu pada anak jika melakukan pelanggaran. Dan orang tua siswa hendaknya selalu memberi bimbingan moril pada anaknya terutama melalui keteladanan dalam perilakunya sehari-hari dan selalu siap membantu apabila anak mengalami kesulitan. 4. Bagi Siswa Tugas siswa adalah belajar. Dari proses belajar itulah siswa diharapkan mampu membentuk perilaku sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Siswa diharapkan mampu mengendalikan sikapnya baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
54
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991. Al-Azizy, H. A Qodri Abdillah, Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Madani, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000. Al-Ghuyalani. Syeikh Musthafa, ‘Idhat Al-Nasyi’in, Surabaya: Mahkota, 1949. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka Cipta, 1993. Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. II, 1994. Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang.: CV. Alwaah, 1989. Depag RI, Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Akidah Akhlak, Jakarta 1996/1997 Departemen Agama RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam , Jakarta: 2001. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999. Hadi, Sutrisno, Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Rosdakarya, 2002. Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996. Hasan, M. Ali, Tuntunan Akhlak, Jakarta : Bulan Bintang, 1982. Jatnika, Rahmat, Sistim Etika Islam ! Akhlak Mulia), Jakarta: Pustaka Panji Mas, 2003. Koentjaraningrat, Metode-metode Gramedia, 1991.
Penelitian
Masyarakat,
Jakarta:
PT.
Mugiarso, Heru, dkk, Modul Perkembangan Paserta Didik, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam dan Univ Terbuka, 1998. Muhaimin, et. al., Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001. Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
55
Nasution, Noehi, Materi Pokok Psikologi Pendidikan, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam dan Universitas Terbuka, 1997. Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam: Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000, Cet-1, Nawawi, Hadari, et. al, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1995. Poerbakawatja, Soegarda, H.A.H., Harahap, Eksiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1982. Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991. Rahadi, Aristo, Media Pembelajaran, Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen, Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003. Rahmat, Jalaluddin, Metodologi Penelitian Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo, Cetakan Ke IV, 1996 Sujanto, Agus, dkk, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Bumi Aksara, 1991 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 1991 Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Uhbiyati, Nur dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam I IPI), Jakarta: Pustaka Setia, 2005. Ulwan, Abdullah Nashih, Pendidikan Anak dalam Islam, Penerjemah Drs. Jamaludin Miri LC, Jakarta: Pustaka Amani, 1995. Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset, 1989. Wojowasito, Kamus Bahasa Indonesia Lembaga Bahasa Nasional, Jakarta: CV. Pengarang, t. th. Yahya, Muhyiddin Abi Zakariya bin Syaraf al-Nawawi, Riyadlussholikhin, Surabaya: Toko Kitab Al-Hidayah, t.th. Yunus, Mahmud, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta: Karya Agung, 1990. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
56
KISI-KISI SOAL ANGKET
No
Kompetensi yang diujikan
1
Membiasakan akhlak terpuji, teguh pendirian
2
Membiasakan akhlak terpuji, teguh pendirian
3
Membiasakan akhlak terpuji, teguh pendirian
4
Membiasakan akhlak terpuji, teguh pendirian
5
Membiasakan akhlak terpuji,
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kurikulum Alokasi Waktu : Jumlah soal Bentuk Soal
: M.I. Husnul Khatimah : Akidah Akhlak : KTSP 35 menit : 20 : Pilihan Ganda 20 butir, nomor 1 s/d 20
Uraian Materi
Indikator
Apabila kita berangkat sekolah, harus tetap sampai ke sekolahan meskipun diajak teman untuk bermain PS Apabila uang saku kamu habis kemudian kamu diajak teman untuk mengambil uang saku teman lain maka kamu menolaknya Lukman menolak ajakan temantemannya untuk berenang di sungai setelah pulang sekolah Wati tetap berangkat sekolah walaupun teman-teman sekelompoknya mengajaknya membolos Hasan menolak bekerjasama
Disajikan kalimat pernyataan tentang akhlak terpuji, teguh pendirian
57
Disajikan kalimat pernyataan tentang akhlak terpuji, teguh pendirian Disajikan kalimat pernyataan tentang akhlak terpuji, teguh pendirian Disajikan kalimat pernyataan tentang akhlak terpuji, teguh pendirian Disajikan kalimat pernyataan
Bentuk soal
No soal
PG
1
PG
2
PG
3
PG
4
PG
5
teguh pendirian
6
Membiasakan akhlak terpuji, dermawan
7
Membiasakan akhlak terpuji, dermawan
8
Membiasakan akhlak terpuji, dermawan
9
Membiasakan akhlak terpuji, dermawan
10
Membiasakan akhlak terpuji, dermawan
11
Membiasakan akhlak terpuji, jujur
12
Membiasakan akhlak terpuji, jujur
13
Membiasakan akhlak terpuji, jujur
14
Membiasakan akhlak terpuji, jujur
15
Membiasakan akhlak terpuji,
dengan teman-temannya ketika ulangan Laila sering memberi uang teman-temannya yang kehilangan uang saku Fatima selalu membagi kue jajanannya kepada temantemannya Apabila teman kita tidak memiliki uang saku maka kita membagi jajanan kepadanya Ahmad selalu memberi sesuatu kepada pengemis yang datang ke rumahnya Apabila ada teman yang kesulitan mengerjakan PR, kita membantunya Ahmadi mengakui bahwa dia yang menyembunyikan tas milik Joyo Fatihati mengatakan bahwa yang mengerjakan PR- nya adalah ibunya Kamila menyerahkan uang yang ditemukan kepada Ibu guru Syarifah tidak menyontek di waktu ulangan walaupun ada kesempatan untuk menyontek Fahmi mengatakan bahwa dialah
58
tentang akhlak terpuji, teguh pendirian Disajikan kalimat pernyataan tentang akhlak terpuji, dermawan Disajikan kalimat pernyataan tentang akhlak terpuji, dermawan Disajikan kalimat pernyataan tentang akhlak terpuji, dermawan Disajikan kalimat pernyataan tentang akhlak terpuji, dermawan Disajikan kalimat pernyataan tentang akhlak terpuji, dermawan Disajikan kalimat pernyataan tentang akhlak terpuji, jujur Disajikan kalimat pernyataan tentang akhlak terpuji, jujur Disajikan kalimat pernyataan tentang akhlak terpuji, jujur Disajikan kalimat pernyataan tentang akhlak terpuji, jujur Disajikan kalimat pernyataan
PG
6
PG
7
PG
8
PG
9
PG
10
PG
11
PG
12
PG
13
PG
14
PG
15
jujur
16
Membiasakan akhlak terpuji, pemaaf
17
Membiasakan akhlak terpuji, pemaaf
18
Membiasakan akhlak terpuji, pemaaf
19
Membiasakan akhlak terpuji, pemaaf
20
Membiasakan akhlak terpuji, pemaaf
yang mengajak teman-temannya tentang akhlak terpuji, jujur untuk membolos sekolah Ali yang cacat kakinya ketika Disajikan kalimat pernyataan diejek temannya selalu tentang akhlak terpuji, memafkannya pemaaf Ketika Ahmad meminjamkan pen Disajikan kalimat pernyataan kepada temannya kemudian tentang akhlak terpuji, hilang, maka Ahmad tidak pemaaf meminta ganti/memafkannya Bila kamu sedang bermain dengan Disajikan teman, kemudian kamu terkena tentang bola kaki dari teman lainnya maka pemaaf kamu memaafkannya Bila teman kamu kehilangan uang Disajikan saku, kemudian kamu dituduh tentang mencurinya sedangkan kamu tidak pemaaf mencuri, dan ternyata uangnya itu terjatuh maka kamu memaafkannya Teman kamu berkata kotor kepada Disajikan kamu, maka sebaiknya kamu tentang memaafkannya sehingga tidak pemaaf terjadi perkelahian
59
kalimat pernyataan akhlak terpuji,
PG
16
PG
17
PG
18
PG
19
PG
20
kalimat pernyataan akhlak terpuji,
kalimat pernyataan akhlak terpuji,
DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel Struktur Organisasi........................................................................ 38 2. Tabel Keadaan siswa .............................................................................. 39 3. Tabel Daftar guru dan karyawan ............................................................. 39 4. Tabel Keadaan sarana dan prasarana ...................................................... 40 5. Tabel Nilai raport siswa kelas V ............................................................ 42 6. Tabel Distribusi frekuensi belajar siswa kelas V .................................. 42 7. Tabel Skor nilai angket perilaku siswa kelas V ...................................... 44 8. Tabel Distribusi frekuensi skor jawaban angket ..................................... 45 9. Tabel kerja Product Moment ................................................................... 48
60
SURAT KETERANGAN Nomor. 049/MI.Hk/VI/2011
Kepala Madrasah MI. Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang dengan ini menerangkan bahwa : Nama NIM Mahasiswa Alamat
: DAMI : 093111241 : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang : Dk. Sumberjo Rt. 02 Rw.V Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang Benar-benar telah mengadakan penelitian di sekolah kami, terhitung
mulai 1 April 2011. Untuk menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Korelasi antara Pengetahuan Aqidah Akhlak dan Akhlak Siswa Kelas V MI. Husnul Khatimah Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun 2010/2011 ”
Demikian surat keterangan ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
61
KEMENTRIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat : Jl. Prof Hamka Km. 02 Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
Hal: Nilai Bimbingan Skripsi
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamu 'alaikum Wr. Wb Kami beritahukan bahwa setelah kami selesai membimbing skripsi Saudara: Nama
: Dami
NIM
: 093111241
Judul
: KORELASI ANTARA PENGETAHUAN AQIDAH AKHLAK
DAN
AKHLAK
SISWA
KELAS
V
MI.
HUSNUL
KHATIMAH ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TAHUN 2010/2011 Maka nilai bimbingannya adalah
Catatan pembimbing :
: 3,5 (tiga koma lima )
1. ………………………………
Demikian agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb Semarang, 1 Juni 2011 Pembimbing,
Ahmad Ismail, M.Ag. NIP : 1967002081997031001
62
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang 50185
Nomor Lamp. Hal
: In.06.3/D1/TL.00/ 2348 /2011 : 1 ( satu ) Proposal : Mohon Izin Riset A.n. : Dami NIM : 0939111241
Semarang, 25 April 2011
Kepada Yth. Kepala MI Husnul Khatimah Rowosari Di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Diberitahukan dengan hormat, bahwa mahasiswa kami
bernama
Dami
NIM 0939111241 sangat membutuhkan data sehubungan dengan penulisan
skripsi yang berjudul “Korelasi antara Pengetahuan Aqidah Akhlak
dan Akhlak Siswa Kelas V MI. Husnul Khatimah Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun 2010/2011” di bawah bimbingan Saudara Ahmad Ismail, M.Ag., M.Hum. Untuk itu kami mohon agar mahasiswa tersebut diberi izin untuk melaksanakan penelitian di MI Husnul Khatimah Rowosari Kec. Tembalang Kota Semarang selama 31 hari. Atas izin yang diberikan kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
An. Dekan, Pembantu Dekan I
Dr. H. Ruswan, MA. NIP. 19680424 199303 1 004 Tembusan : Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
63
64