STUDI KORELASI ANTARA PEMAHAMAN ILMU TAJWID DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS XI MAN 1 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (SI) dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh: SOFIATUN NIM : 073111005
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (kampus II) Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Semarang 50185
PERSEJUTUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Semarang, 31 Mei 2011
Hal
Kepada Yth.
: Naskah Skripsi An. Sdr. Sofiatun
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudara : Nama
: Sofiatun
NIM
: 073111005
Judul
: STUDI KORELASI ANTARA PEMAHAMAN ILMU TAJWID DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS XI MAN 1 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing I
Pembimbing II
Hj. Nur Asiyah, M.Si
Dra. Muntholi’ah, M. Pd
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (kampus II) Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Semarang 50185
PENGESAHAN Nama NIM Judul
: Sofiatun : 073111005 : STUDI KORELASI ANTARA PEMAHAMAN ILMU TAJWID DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS XI MAN 1 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Telah dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan LULUS pada tanggal : 10 Juni 2011 Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Progam Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2011/2012 guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. Semarang, 21 Juni 2011 Dewan Penguji
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr.H.Abdul Wahib, M.Ag NIP.19600615 1991061 004
Dr. Musthofa, M.Ag NIP.19710403 1996 031 002
Penguji I
Penguji II
Drs.Ahmad Sudja’i, M.Ag NIP.19511005 1976121 001
Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag NIP.19720928 1997032 001
Pembimbing I
Pembimbing II
Hj. Nur Asiyah, M.Si NIP. 19710926 1998032 002
Dra. Muntholi’ah, M. Pd NIP. 19670319 1993032 001
MOTTO -ُ ?َ )(0 َ ن َو َ َْاBCُ 9ْ () َ' اDَ Eَ ْ:Fَ ْ' ُآBُ /ْ H َ : َل%َ& 'َ )(* َ َو-ِ /ْ )َ0 َ 2 ُ ا4()5 َ 4 6 7ِ 8( 9 ا: ِ0 َ 2 ُ ;ا َ< ِ ن َر َ %َ?@ْ 0 ُ ْ:0 َ (ري%K79 اL)روا Dari Utsman bin Affan r.a berkata Rosulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik diantara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan yang mengajarkannya”. (HR. Bukhori).1
1
Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhori, Shahih Bukhori Juz 3 (Indonesia: An Nasyiri Maktabah Dahlan), hlm. 2084
PERSEMBAHAN Dengan tidak mengurangi rasa syukur kepada Allah swt, Tuhan sumber segala muara esensi. Kupersembahkan totalitas usaha, karya, dan buah pikiran skripsi ini untuk:
Ayahanda Rosyidi
&
Ibunda Nuryati
tercinta,
yang senantiasa
memberikan doa restu dan dukungan baik secara moral maupun material terhadap keberhasilan studi ananda. Robbighfir lii waaliwaalidayya warhamhuma kama robbayaanii shoghiro Adik kembarku tersayang, kenang Riza Fauzi dan Risa Fauzi yang selalu memberikan inspirasi baru lewat senyum dan tawa nakal mereka hingga menumbuhkan semangat yang berharga dalam diriku serta keluarga besarku yang senantiasa mendoakanku. Mas Aal, yang senantiasa selalu membantuku dalam segala hal dengan penuh kesabaran, yang selalu mendampingiku dalam suka dan duka sehingga hari demi hari dapat terlewati dengan penuh makna dan kenangan, serta tiada lelah memberikan motivasi disaat jiwa ini lemah. Teman- teman seperjuangan, Toubel Friendship (Dul Kamal, Komandan Fahmy, Olip Phoo), Elis, Zulfa, Isty, Ubed, Sa'adah, Twin Dhi&Dho, Genk Gentho (Sugi', Ni'am, Mas Ahmad, Pakdhe Azzam, Haris) dan semua teman-teman paket PAI A '07 yang telah memberikan dorongan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini. Teman-teman Kos "Ebley" 26 : d'Coniz, Neha Cubby, Gendho' Muna, d'Rehla, d'Ulfa, Mbak Any, yang selalu memberikan dorongan dan menemani hari-hariku dengan canda dan tawa. Teman-teman PPL di MAN 1 Semarang : Dian, Niken, Alim, Toni, Munir, Susi, Ima, Lutfi dan siswa-siswa MAN 1 Semarang terutama siswa kelas XII Agama serta bapak ibu guru pengajar dan staf pembantu di lingkungan MAN 1 Semarang.
Teman-teman KKN posko 71: Bang Izzud, Papi Nuril, Mami Imah, Eva Gembuz, Nak Niz, D’brow, Bebz Adi, Pakdhe Madith, Aidem, Nafi’ beserta keluarga besar Pak Lurah Kalices yang selalu mendukung dan memotivasi diriku untuk bisa menjadi yang terbaik. Spesial buat M. Izzudin, terima kasih telah menjadi tutor dan inspirator yang hebat bagiku serta M. Yusuf Ansori, sahabat yang selalu membuatku merasa tenang dikala goyah, membuatku tersenyum walau perih dan yang membuatku mengerti apa makna dari sebuah kemandirian. Mbak Lely, Mbak Eli Fathah MZ, Mbak Fitri, Anik Bonex, kalian lah sahabat terbaik ku.
DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 1 Maret 2011 Deklarator
Sofiatun NIM. 073111005
ABSTRAKSI Sofiatun (NIM. 073111005).
Studi Korelasi antara Pemahaman Ilmu Tajwid dengan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas XI MAN 1 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Semarang. Progam Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo. 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Tingkat pemahaman ilmu tajwid siswa kelas XI MAN 1 Semarang. 2) tingkat kemampuan membaca AlQur’an siswa kelas XI MAN 1 Semarang. 3) hubungan antara pemahaman ilmu tajwid dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas XI MAN Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research. Penelitian ini merupakan penelitian sampel karena responden yang berjumlah 40 siswa diambil dari 10% jumlah populasinya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode tes tertulis untuk memperoleh data variabel X yaitu pemahaman ilmu tajwid dan menggunakan metode tes lisan untuk memperoleh data variabel Y yaitu kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas XI MAN 1 Semarang. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik statistik inferensial, pengujian hipotesis penelitian mnggunakan analisis korelasional Product Moment. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: 1. Tingkat pemahaman ilmu tajwid siswa kelas XI MAN 1 Semarang tahun pelajaran 2010/2011 dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan nilai mean 72,7 yaitu terdapat antara interval 7080. 2. Tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas XI MAN 1 Semarang tahun pelajaran 2010/2011 dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan nilai mean 72,47 yaitu terdapat antara interval 7080. 3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pemahaman ilmu tajwid dengan kemampuan membaca Al-Qur’an. Berdasarkan pada analisis kuantitatif dari hasil penelitian menunjukan bahwa dilihat nilai r obsrevasi adalah 0,342 berada di atas r product moment batas penolakan 5% sebesar 0,312, dengan kata lain 0,342 > 0,312. Dengan demikian hasilnya dinyatakan signifikan dan hipotesis yang diajukan diterima. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para civitas akademika, para mahasiswa, para tenaga pengajar mata kuliah jurusan dan progam studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang terutama dalam memberi dorongan kepada mahasiswa agar senantiasa meningkatkan motivasi berprestasi secara lebih memadai.
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepada beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1. Dr. Suja'i, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Ahmad Muthohar M. Ag dan Nasirudin, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan selaku dosen wali yang senantiasa sabar dalam memberi pengarahan demi kelancaran dalam perkuliahan. 3. Hj. Nur Asiyah M. SI selaku pembimbing I dan Dra. Muntholi’ah, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi. 4. Bapak dan ibu dosen serta segenap civitas akademik Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 5. Segenap keluarga, terutama ayah bunda dan adik-adik tersayang yang selalu mencurahkan kasih sayang, perhatian, kesabaran, ketabahan serta untaian do’a yang tulus sepanjang waktu demi keberhasilan peneliti. 6. Guru-guru yang telah memperkenalkan jendela ilmu dan meletakkan dasar akhlaqul
karimah
sehingga
dapat
memperluas
wawasan
dan
ilmu
pengetahuan. Semoga jasa-jasa beliau mendapat balasan yang sebaik-baiknya oleh Allah.
7. Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu memberikan bantuan, motivasi, inspirasi, nasehat semangat hidup, pelajaran hidup, dan dukungan untuk selalu bangkit dan keputusasaan dan keterpurukan yang selalu datang melanda. Semoga dapat meraih segala impian dan kesuksesan hidup yang dicita-citakan. Kepada mereka semua peneliti tidak dapat memberikan apa-apa, hanya ucapan terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dan melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan Inayah-Nya. Pada akhirnya peneliti menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk mengevaluasi dan memperbaikinya. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiiin... Semarang, 1 Maret 2011 Peneliti,
Sofiatun NIM. 073111005
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUANPEMBIMBING ................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .........................................................
iii
MOTO ...............................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN .............................................................................................
v
DEKLARASI ...................................................................................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................1 B. Identifikasi Masalah………………….........................................…2 C. Pembatasan Masalah ……...............................................................2 D. Rumusan Masalah ………...........................................................…5 E. Manfaat Penelitian…………...............................…………………5
BAB 11 : LANDASAN TEORI A. Pemahaman Ilmu Tajwid.................................................................6 1. Pemahaman ……………….......................................................6 a. Pengertian Pemahaman ……………….....................……. 6 b. Taksonomi Tujuan Pendidikan Ranah Kognitif .................6 2. Ilmu Tajwid…............................................................................8 a. Pengertian Ilmu Tajwid……….....................................…..8 b. Hukum Dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid.................10 c. Konsep Dasar Ilmu Tajwid ………...................................11 d. SK, KD dan Materi Pokok ...............................................15
B. Kemampuan Membaca Al-qur'an..................................................29 1. Konsep Kemampuan Membaca Al-Qur'an……......................29 2. Dasar Membaca Al-Qur'an ………...............................……..30 3. Keutamaan Membaca Al-Qur'an ........................................... 33 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-Qur'an…………............................................................… 34 5. Adab dan Tata Cara Membaca Al-Qur'an…...........……….....42 C. Kajian Penelitian yang Relevan.....................................................44 D. Pengajuan Hipotesis ......................................................................47
BAB III : METODE PENELITIAN… A. Tujuan Penelitian …………...............................................……48 B. Waktu dan Tempat Penelitian …………..........................…..…48 C. Variabel Penelitian......................................................................48 D. Metode Penelitian.......................................................................49 E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel …………50 F. Teknik Pengumpulan Data..........................................................50 G. Teknik Analisis Data..................................................................51
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MAN 1 Semarang........................................54 1. Sejarah Singkat Berdirinya Man 1 Semarang..................... 54 2. Visi dan Misi MAN 1 Semarang.....…………………..…..56 3. Letak Geofrafis MAN 1 Semarang .....................................56 4. Keadaan Guru dan Siswa MAN 1 Semarang..................... 57 5. Sarana Prasarana MAN 1 Semarang................................... 58 B. Deskriptif Hasil Penelitian.........................................................60 1. Analisis Pendahuluan ..........................................................60 2. Analisis Uji Hipotesis ........................................................ 66 3. Analisis Lanjut.....................................................................69
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan………………………......................................………72 B. Saran …………………….......................................................……73 C. Penutup………............................................................................…74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Makharijul Huruf………......................................................................11 Tabel 2.2 Sifatul Huruf .......................................................................................13 Tabel 2.3 SK , KD dan Materi Pokok Al-Qur’an Al-Hadits MA/SMA...............15 Tabel 2.4 Tanda-Tanda Waqaf............................................................................ 27 Tabel 4. 1 Keadaan Peserta Didik di MAN Semarang 1 TP 2010/2011............. 58 Tabel 4.2 Nilai Variabel X…………….................................................………. 61 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pemahaman Ilmu Tajwid…................……….. 63 Tabel 4.4 Nilai Variabel Y.................................................................................. 64 Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca Al- Qur'an…..........….. 66 Tabel 4.6 Tabel Kerja Hubungan Antara Pemahaman Ilmu Tajwid (X) Dengan Kemampuan Membaca Al-Qur’an (Y) Siswa Kelas XI MAN 1 Semarang............................................................................................ 67
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ilmu tajwid adalah ilmu yang dipergunakan untuk mengetahui tempat keluarnya huruf (makhraj) dan sifat serta bacaan-bacaannya. Hal ini juga termasuk memberikan huruf akan hak-hak dan tertibnya, serta menghaluskan pengucapannya dengan cara yang sempurna dengan tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksa-paksa.1 Sebagai disiplin ilmu, tajwid mempunyai kaidah-kaidah tertentu yang harus dijadikan tolok ukur dalam pengucapan huruf-huruf dari makhrajnya, di samping pula harus diperhatikan hubungan setiap huruf dengan huruf sebelum dan sesudahnya pada tata cara pengucapannya. Oleh karena itu, ilmu tajwid tidak dapat diperoleh hanya sekedar mempelajari namun juga harus melalui latihan-latihan. Sehingga dapat membaca dengan tartil sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Muzammil : 4
∩⊆∪ ¸ξ‹Ï?ös? tβ#uöà)ø9$# È≅Ïo?u‘uρ ϵø‹n=tã ÷ŠÎ— ÷ρr& ”Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.”2 Sebagai kitab suci yang menjadi pedoman umat Islam, Al-Qur’an berbeda dengan kitab suci lain. Al-Qur’an telah mendapat jaminan pemeliharaan langsung dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hijr : 9
1
Ahmad Soenarto, Pelajaran Tajwid Praktis dan Lengkap, (Jakarta: Bulan Terang, 1988), hlm. 6 2 Mahmud Usman, dkk, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Kudus: Menara Kudus, 1997), hlm. 575
1
٢
∩∪ tβθÝàÏ≈ptm: …çµs9 $‾ΡÎ)uρ tø.Ïe%!$# $uΖø9¨“tΡ ßøtwΥ $‾ΡÎ) “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”3 Islam mengharuskan umatnya untuk selalu memelihara Al-Qur’an dengan jalan membacanya dan mengaplikasikan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebab mengikuti ajaran Al-Qur’an merupakan saran praktis yang bisa menghantarkan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Setiap manusia percaya bahwa Al-Qur’an adalah sumber nilai ajaran Islam yang utama. Percaya akan kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu rukun iman yang ke-3. Akan tetapi kepercayaan yang asal percaya tidak bisa disamakan dengan kepercayaan yang didasarkan atas pengetahuan dan pemahaman. Karena itulah mempelajari Al-Qur’an dengan pengetahuan dan pemahaman yang benar adalah suatu keharusan.Untuk mengetahui isi kandungan AlQur’an, umat Islam hendaknya dapat membaca Al-Qur’an terlebih dahulu, karena di samping secara psikologis akan mendapatkan ketenangan jiwa bagi si pembaca juga akan memudahkan dalam mempelajari dan memahami arti serta maksud ayat yang dibaca. Seiring dengan kewajiban akan pendidikan bagi umat Islam dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, maka lembaga pendidikan dituntut memberikan solusi. Oleh karena itu, sekolah yang notabene Islam yaitu Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang terdapat mata pelajaran Al-Qur’an Al-Hadits yang di dalamnya tidak akan lepas dari mempelajari ilmu tajwid. Berpijak dari asumsi maupun gambaran yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut yang tertuang dalam judul “Studi Korelasi antara Pemahaman Ilmu Tajwid dengan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas XI MAN 1 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”. 3
Ibid, hlm. 263
٣
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat beberapa hal yang menjadi alasan penulis melakukan penelitian, antara lain sebagai berikut: 1. Tartil Al-Qur'an merupakan syarat penting bagi setiap mu'min yang ingin membaca Al-Qur'an. Fenomena sekarang ini banyak sekali orang mu’min yang tidak tartil ketika membaca Al-Qur’an. Terutama siswa-siswa MAN 1 Semarang dalam membaca Al-Qur’an tidak memperhatikan kaidahkaidah ilmu tajwid termasuk tartil ketika membaca Al-Qur’an. 2. Materi ajar tajwid ilmu tajwid hanya diberikan ketika siswa-siswa MAN 1 Semarang duduk di bangku kelas X yaitu dalam pelajaran BTA dan ketika duduk di bangku kelas XI mereka sudah melupakan kaidah-kaidah ilmu tajwid yang telah dipelajari.
C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari agar tidak salah pengertian ataupun penafsiran tentang judul ini, penulis akan menguraikan dan menjelaskan masing-masing istilah yang dipakai dalam skripsi ini, yaitu: “Studi Korelasi antara Pemahaman Ilmu Tajwid dan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas XI MAN 1 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011” Beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut adalah sebagai berikut: 1. Studi Korelasi Studi korelasi adalah kegiatan mempelajari atau meneliti tentang hubungan timbal balik atau sebab akibat antara dua pihak. Apabila salah satu pihak baik, maka pihak lain pun baik dan sebaliknya bila salah satu kurang baik, maka yang lain tidak baik pula.4
4
Depdikbud, Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 461
٤
2. Pemahaman Ilmu Tajwid Pemahaman
adalah
kemampuan
untuk
menterjemahkan,
menginterpretasi, mengekstrapolasi, dan menghubungkan diatas fakta atau konsep.5 Ilmu tajwid adalah ilmu cara baca Al-Qur’an secara tepat, yaitu dengan mengeluarkan bunyi huruf dari asal tempat keluarnya (makhraj), sesuai dengan karakter bunyi (sifat) dan konsekuensi dari sifat yang dimiliki huruf tersebut, mengetahui dimana harus berhenti (waqaf) dan dimana harus memulai membacanya kembali (ibtida’).6 3. Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kemampuan adalah kesanggupan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan benar.7 Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah tindakan.8 Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang disampaikan oleh malaikat Jibril sesuai dengan redaksinya kepada Nabi Muhammad SAW dan diterima oleh umat Islam secara tawatur.9 Jadi yang dimaksud dengan kemampuan membaca Al-Qur’an adalah kesanggupan anak untuk dapat melisankan atau melafalkan apa yang tertulis di dalam kitab suci Al-Qur’an dengan benar sesuai dengan ilmu Tajwid.
5
Syafrudin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2003), hlm. 105 6 Ahmad Shams Madyan, Peta Pembelajaran Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 106 7 Syafrudin, Op.cit, hlm. 126 8 Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1988), hlm. 4 9 M. Quraisy Syihab, Mukjizat Al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan Gaib, (Bandung: Mizan Pustaka, 2004), hlm. 43
٥
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dikemukakan permasalahannya sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pemahaman ilmu tajwid siswa kelas XI MAN 1 Semarang tahun pelajaran 2010/2011? 2. Bagaimanakah kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas XI MAN 1 Semarang tahun pelajaran 2010/2011? 3. Adakah hubungan antara
pemahaman ilmu tajwid dan kemampuan
membaca Al-Qur’an siswa kelas XI MAN 1 Semarang tahun pelajaran 2010/2011?
E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis, dengan meneliti pemahaman ilmu tajwid dan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa, maka akan dapat menambah wawasan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pentingnya memahami ilmu tajwid dan meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an di lingkungan sekolah. 2. Hasil dari penelitian ini sedikit banyak menyadarkan siswa akan pentingnya memahami ilmu tajwid dan keharusan mampu membaca AlQur’an dengan tepat. 3. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai masukan bagi sekolah terkait, dalam meningkatkan berbagai hal yang diperlukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran yang efektif. 4. Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di Fakultas Tarbiyah umumnya, dan jurusan PAI khususnya.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pemahaman Ilmu Tajwid 1. Pemahaman a. Pengertian Pemahaman Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar dalam suatu hal.1 Dalam pengertian lain pemahaman berarti kemampuan untuk menerjemahkan, menginterpretasi (menafsirkan), mengekstrapolasi (mengungkapkan makna dibalik suatu kalimat) dan menghubungkan diatas fakta atau konsep.2 Menurut Akyas Azhari, ”pemahaman merupakan inspirasi yang datang kepada kita sesuai dengan kondisi yang tengah kita pikirkan.”3 Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara memahami.4 Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan,
mengatur,
menginterpretasikan,
menjelaskan,
mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, 1
Departemen Pendidikan dan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hlm. 965 2 Syafrudin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2003), hlm. 105 3 Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Dina Utama, 1996), hlm. 79 4 W.J.S. Porwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991), hlm. 636
6
7
dan mengambil keputusan.5 Di dalam ranah kognitif menunjukkan tingkatan-tingkatan kemampuan yang dicapai dari yang terendah sampai
yang
tertinggi.
Dapat
dikatakan
bahwa
pemahaman
tingkatannya lebih tinggi dari sekedar pengetahuan. Definisi pemahaman menurut Anas Sudijono adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.6 Menurut Saifuddin Azwar, “memahami berarti sanggup menjelaskan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, meramalkan, dan membedakan.”7 Sedangkan menurut W. S. Winkel, yang dimaksud dengan pemahaman adalah Mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus matematika ke dalam bentuk kata, membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik.8 Dari berbagai pendapat di atas, indikator pemahaman pada dasarnya sama, yaitu dengan memahami sesuatu berarti seseorang dapat
mempertahankan,
menafsirkan,
membedakan,
memperkirakan,
menduga,
menentukan,
menerangkan, memperluas,
menyimpulkan, menganalisis, memberi contoh, menuliskan kembali, mengklasifikasikan,
dan
mengikhtisarkan.
Indikator
tersebut
menunjukkan bahwa pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan pengetahuan, seseorang belum 5
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1997), cet. ke-8, hlm. 44 6 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), cet. ke-4, hlm. 50 7 Saifuddin Azwar, Tes Prestasi, (Yogyakarta : Liberty, 1987), hlm. 62 8 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : PT. Gramedia, 1996), cet. ke-4, hlm. 246
8
tentu memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman, seseorang tidak hanya bisa menghapal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut. b. Taksonomi Tujuan pendidikan Ranah Kognitif Suharsimi Arikunto mengatakan dalam bukunya Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan yang dikutip dari Bloom, Bloom pada tahun 1956 menyusun taksonomi yang kemudian dikenal dengan Taksonomi Bloom. Bloom membagi taksonomi tujuan pendidikan menjadi 3 ranah (kawasan): 1) Ranah Kognitif Ranah kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan berpikir. 2) Ranah Afektif Ranah afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap dan cara penyesuaian diri. 3) Ranah Psikomotor Ranah psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek keterampilan motorik, seperti tulisan tangan, mengetik, berenang dan mengoperasikan mesin.9 Bloom membagi ranah kognitif menjadi 6 bagian, yaitu: a) Pengetahuan (Knowledge) Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. b) Pemahaman (Comprehension) Dikenali dari kemampuan membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dsb. c) Aplikasi/ penerapan (Application) 9
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2007 ), Edisi Revisi, Cet. ke 7, hlm. 117
9
Ditingkat ini seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, dsb. d) Analisis (Analysis) Ditingkat ini seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi informasi ke dalam bagian terkecil. e) Sintesis (Synthesis) Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, serta mampu memberi sebuah solusi dalam suatu permasalahan. f) Evaluasi (Evaluation) Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok yang memastikan nilai efektifitas atau manfaatnya.10 2. Ilmu Tajwid a. Pengertian Ilmu Tajwid Tajwid secara bahasa berarti al-tahsin atau membaguskan. Dalam pengertian lain menurut lughoh, tajwid dapat pula diartikan sebagai:
ﺪ ﺠّﹺﻴ ﺎ ﹸﻥ ﺑﹺﺎﹾﻟﺗﻴﺎﹾﺍﻟ
10
http://id.wikipedia.org/wiki/taksonomi diunduh dari internet pada hari kamis, 02 desember 2010 pukul 11.34
10
'' Segala sesuatu yang mendatangkan kebajikan ".11 Tajwid menurut istilah adalah:
ﺩ ﻭ ﺪ ﻤ ﺍﹾﻟﺕ ﻭ ﺼﻔﹶﺎ ﻦ ﺍﹾﻟ ﻣ ﻪ ﺤ ﱠﻘ ﺘﺴ ﻣ ﻭ ﻪ ﺣ ﱠﻘ ﻑ ﺮ ﺣ ﻋﻄﹶﺎ ُﺀ ﹸﻛ ﱢﻞ ﺍ ﻪ ﻑ ﹺﺑ ﺮ ﻌ ﻳ ﻢ ﻋ ﹾﻠ ﺎﻫﻤ ﺤ ﹺﻮ ﻧﻭ ﻢ ﻴﺨ ﺘ ﹾﻔﺍﻟﻖ ﻭ ﻴﻗﺮ ﺘﻚ ﻛﹶﺎﻟ ﻟﻴ ﹺﺮ ﹶﺫﻭ ﹶﻏ " Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang huruf, baik hakhaknya, sifat-sifatnya, panjang dan lain sebagainya. Seperti tarqiq, tafkhim dan yang semisalnya ".12 Berdasarkan pengertian di atas, ruang lingkup tajwid secara garis besar terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1)
ﺮ ﺤ ﺍﹾﻟ Haqqul Harf (ﻑ
ﻖ ﺣ ) yaitu segala sesuatu yang wajib ada
pada setiap huruf. Hak huruf meliputi sifatul huruf dan makharijul huruf. Apabila hak huruf ditiadakan, maka semua suara yang diucapkan tidak mungkin mengandung makna karena bunyinya menjadi tidak jelas”. 2)
Mustahaqqul Harf
(ﻑ ﺮ ﺤ ﻖ ﺍﹾﻟ ﺤ ﺘﺴ ﻣ ) yaitu hukum-hukum baru
yang timbul oleh sebab-sebab tertentu setelah hak-hak huruf melekat pada setiap huruf. Hukum-hukum ini berguna untuk menjaga hak-hak huruf tersebut serta makna-makna yang dikehendaki oleh setiap rangkaian huruf (lafadz). Mustahaqqul harf meliputi hukum-hukum seperti idzhar, ikhfa', iqlab, qalqalah, tafkhim, tarqiq, mad, waqaf dan lain-lain.13
11
Acep Iim Abdurrohim. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2003), hlm. 2 12 Ibid. 17 Acep Iim Abdurrohim. Op.Cit, hlm. 3-5
11
Sedangkan ilmu tajwid adalah ilmu yang dipergunakan untuk mengetahui tempat keluarnya huruf (makhraj) dan sifat-sifatnya serta bacaan-bacaannya.14 Para ulama mendefinisikan tajwid yakni memberikan kepada huruf akan hak-hak dan tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj dan sifatnya serta menghaluskan pengucapannya dengan cara yang sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksakan. Para ulama menganggap qira’atul qur'an tanpa tajwid sebagai suatu lahn. Lahn adalah kerusakan atau kesalahan yang menimpa lafadz, baik secara jaliy maupun secara khafiy.15 Lahn jaliy adalah kerusakan atau kesalahan pada lafadz secara nyata sehingga dapat merubah arti lafadz tersebut. Lahn khafiy adalah kerusakan atau kesalahan pada lafadz yang tidak sampai merubah makna lafadz tersebut. Jadi pengertian ilmu tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara me-lafadz-kan atau mengucapkan huruf-huruf pada ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai makhraj dan sifatnya. b. Hukum dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardlu kifayah atau kewajiban bersama. Adapun hukum membaca Al-Qur’an dengan memakai aturan-aturan tajwid adalah fardlu 'ain atau kewajiban pribadi. Mengutip dari kitab Hidayatul Mustafid Fi Ahkamit Tajwid dijelaskan:
14
Hasanuddin AF. Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya terhadap Istimbath Hukum dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 118 15 Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Terj. Mudzakir, (Jakarta: Pustaka Antar Nusa, 2007), hlm. 265
12
ﻋﻠﹶﻰ ﹸﻛ ّﹺﻞ ﻴ ﹴﻦﻋ ﺽ ﺮ ﻪ ﹶﻓ ﻤ ﹸﻞ ﹺﺑ ﻌ ﺍﹾﻟﺔ ﻭ ﻳﻛﻔﹶﺎ ﺽ ﺮ ﻪ ﹶﻓ ﻧﻲ ﹶﺍ ﻓ ﻑ ﻼ ﺧ ﹶ ﺪ ﹶﻻ ﻳﺠ ﹺﻮ ﺘﺍﻟ ﻦ ﻴ ﻔ ﻤ ﹶﻜﱢﻠ ﻦ ﺍﹾﻟ ﻣ ﺔ ﻤ ﻠﺴ ﻣ ﻭ ﻠ ﹴﻢﺴ ﻣ " Tidak ada perbedaan pendapat bahwasanya mempelajari ilmu tajwid hukumnya fardlu kifayah, sementara mengamalkannya (membaca AlQur’an) hukumnya fardlu 'ain bagi setiap muslim dan muslimah yang telah mukalaf ”.16 Tujuan mempelajari tajwid adalah mencapai kesempurnaan dalam pengucapan lafadz kitab Allah sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW yang lisannya lebih fasih dari kesalahan saat membaca kitabullah.17 Dengan demikian hal ini menjadi kewajiban kita sebagai seorang muslim, bahwa kita harus menjaga dan memelihara kehormatan, kesucian, dan kemurnian Al-Qur’an dengan cara membaca Al-Qur’an secara baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwidnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Muzammil ayat 4.
∩⊆∪ ¸ξ‹Ï?ös? tβ#uöà)ø9$# È≅Ïo?u‘uρ ϵø‹n=tã ÷ŠÎ— ÷ρr& " Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan ".18 c. Konsep Dasar Ilmu Tajwid Konsep dasar ilmu tajwid meliputi makharijul huruf (tempat keluarnya huruf) dan sifatul huruf (karakter bunyi huruf). 1) Makaharijul Huruf Makharijul huruf adalah tempat keluarnya huruf atau letak pengucapan huruf.19 Dikutip oleh Subhan Nur, menurut Imam 16
Acep Iim Abdurrohim, Op. cit, hlm. 6 Syeh Muhammad Mahmud, Hidayatul Mustafid Fi Ahkamit Tajwid, (Semarang: Pustaka Al-Awwaliyah, 1408 H), hlm. 4 18 Mahmud Usman, dkk, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Kudus: Menara Kudus, 1997), hlm. 575 17
13
Khalil makharijul huruf ada 17. Secara garis besar makharijul huruf terbagi menjadi 5, yaitu: a)
Jawf artinya rongga mulut
b)
Halq artinya tenggorokan
c)
Lisan artinya lidah
d)
Syafatani artinya dua bibir
e)
Khoisyum artinya dalam hidung.20 Tabel 2. 1 Makharijul Huruf
No.
Keterangan Makhraj
Huruf
ي,و,ا
1
Rongga mulut
2
Pangkal tenggorokan ( ./01 ا23) ا
ه,ء
3
Tengah tenggorokan ( ./01 ا67)و
ح,ع
4
Ujung tenggorokan ( ./01)ادن ا
غ,خ
5
Pangkal lidah mengenai langit-langit atas
ق
6
Pangkal lidah yang akan ke depan mengenai
ك
langit-langit (cethak) 7
Tengah lidah bertemu langit-langit
8
Sisi
(kanan-kiri)
geraham
atas
ش,ي,ج
lidah
mengenai
gigi
sebelah
dalam
lidah
ض
memanjang 9
Sisi bagian depan lidah mengenai gusi seri
ل
pertama 10
Ujung lidah mengenai gusi seri pertama yang
ن
atas 11
Ujung lidah agak ke dalam mengenai gusi
ر,D
19
Subhan Nur, Pintar Membaca Al-Qur’an Tanpa Guru, (Jakarta: Qultum Media, 2009),
20
Ibid.
hlm. 50
14
seri pertama 12
ت,د,ط
Ujung lidah mengenai pangkal gigi seri pertama atas
13
Ujung lidah menghadap dan mendekat di
س,ز,ص
antara gigi seri atas dan bawah 14
ث,ذ,ظ
Ujung lidah menganai 2 gigi seri pertama atas
15
ف
Bibir bawah bagian dalam bertemu ujung gigi atas
16
Kedua bibir atas dan bawah
17
Rongga pangkal hidung 21
و,ب,م م,ن (QRS فTU)
2) Sifatul Huruf Sifatul huruf adalah karakter pengeluaran huruf itu dari tempat keluarnya. Faedah dari sifatul huruf diantaranya adalah a)
Untuk membedakan antar huruf yang memiliki satu makhraj. Seperti tha’ dan ta keduanya memiliki makhraj yang sama, namun mempunyai sifat yang berbeda.
b)
Memperbagus dan memperjelas bunyi masing-masing huruf yang berbeda.
c)
Mengenal karakter kuat atau lemahnya bunyi sebuah huruf dalam proses pembacaan atau pengucapan.22
21
KH. Ulin Nuha AH dkk , Yanbu’a adalah sebuah buku thoriqoh baca tulis dan menghafal Al-Qur’an, (Kudus: Pondok Pesantren Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, 2004), hlm. 40 22 Ahamd Syam Madyan,Op. cit, hlm 111
15
Tabel 2. 2 Sifatul huruf No.
Sifat
Pengertian
Hurufnya
1
XْZَه
Keluar/ terlepasnya
10 huruf
ْ\]َ 7 َ ٌ2_ ْ` َ Qُ cb 0 َ dَ
nafas 2
Tْef َ
Tertahannya nafas
18 huruf
g َ /َh َ ib f َ k ٍ S َ ْئ ِذي ٍ ِرnَ3 ن ُ ْ َوزoَ p ُq َ 3
ْةiَّ ` ِ
Tertahannya suara
8 huruf
ْ\]َ tَ 6 u 3َ ْif ِ َا 4
ْ َوةnَvَر
Terlepasnya suara
15 huruf
wٍ nَ7 ْص ِزي ُ ْx` َ k b dُ y uU ِ z b S ِ ْ{v ُ ْQ|b Rِ |ْ tَ
Sifat pertengahan
5 huruf
antara syiddah dan
ْTZَ q ُ ْ}1ِ
rokhowah 5
ِ ْ~َء7 ْ ِاNaiknya lidah ke langit-langit
6
ْلnَِ 7 ْ ِا
Turunnya lidah dari langit-langit
7
ْقnَh ْ ِا
Terkatupnya lidah dari langit-langit
8
9
ْحnَِ ْ ِا
ْقnَ1ِْاذ
Renggangnya lidah
6 huruf (disebut juga huruf tafkhim)
y ْ 3ِ 6 ٍ ْ َ 2 b v ُ 18 huruf (disebut juga huruf tarqiq)
nَ]7 َ َ ` َ ْ ِاذQُ dَ ْTU َ ُدx
َ ُ ْ}َ q ِ \ َ َ َ 4 huruf
صضطظ 24 huruf
dari langit-langit
z ٍ |ْ S َ ب ُ ْT` ُ Qُ 1َ . َ U َ nَ َآdَ ٍ َ 7 َ iَ f ِ َ{ ُوv َ ََ}ْ ا
Ringan diucapkan
6 huruf
g u 1ُ ْ}ِ Tb dِ 10
ْتnَZ ْ ِاBerat diucapkan
22 huruf
َ 0 ُ َ Qَ p َq ْ ْ ِ َ ً ِاذْ َوi ِ 6 ٍv ِ nَ7 z b S ِ ْf ُ 11
ْT|ْ ِ َ
Suara
tambahan
yang mendesis
3 huruf
صسز
16
ْ/ََ /ْ 3َ
12
Suara tambahan
5 huruf
yang kuat yang
iu f َ g ُ ْ 3َ
keluar dan telah menekan makhraj (mantul)
}ْ|1ِ
13
Mudah diucapkan
2 huruf Ya’ mati dan wawu mati yang huruf sebelumnya berharakat fathah
ْ ِ_ و, َْ_ ي
َْافT0 ِ ْ ِاCondongnya huruf
14
َ َ
15
TْTِ ]ْ َ
16
17
2 huruf
ke makhraj lain
لر
Berhamburnya
1 huruf
angin di mulut
ش
Bergetarnya ujung
1 huruf
lidah
ر
َ1nَِ 7 ْ ِاMemanjangkan
1 huruf
ujung lidah dalam makhrajnya
ض
23
Sifat-sifat huruf hijaiyah ada 17 menurut qaul yang termasyhur yaitu Syeh Kholil Bin Ahmad. Sifat tersebut yang lima berlawanan (5 > < 5 = 10). (1) Sifat-sifat yang berlawanan berlawanan dengan
XZه
(b) ّةi`
berlawanan dengan
وةnvر
(c) ~ء7ا
berlawanan dengan
لn7ا
(d) قnhا
berlawanan dengan
حnا
(e) تnZا
berlawanan dengan
قDاذ
(a)
23
Tef
KH. Ulin Nuha AH dkk , Op. cit. hlm 43
17
(2) Sifat-sifat yang tidak berlawanan (a) T|
(e) TT]
(b) //3
(f) 1n7ا
(c) افT0ا
(g) }|1
(d) d. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Materi Pokok Standar kompetensi adalah ukuran kemampuan yang harus dimiliki siswa dari setiap mata pelajaran. Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari materi tertentu. Materi pokok adalah bahan ajar yang akan disampaikan dan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Tabel 2. 3 SK , KD dan Materi Pokok Al-Qur’an Al-Hadits MA/SMA 24 KELAS XI SEMESTER 1 Standar Kompetensi 1. Memahami ayat-ayat Al- Qur’an tentang kompetisi dalam kebaikan
2. Memahami ayat-ayat al Qur’an tentang perintah menyantuni 24
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
- Hukum bacaan nun 1.1 Membaca QS. Al Baqarah : 148 dan QS. Al Fatir : 32 sukun dan tanwin 1.2 Menjelaskan arti QS. Al dalam QS. Al Baqarah : 148 dan QS. Al Baqarah:148 Fatir : 32 1.3 Menampilkan perilaku - Hukum bacaan mim berkompetisi dalam kebaikan sukun dalam QS. Al seperti terkandung dalam QS. Fatir:32 Al Baqarah : 148 dan QS. Al Fatir : 32 2.1 Membaca Qs. Al Isra : 26-27 - Hukum bacaan lam dan QS. Al Baqarah : 177 dan ra’ dalam QS. Al 2.2 Menjelaskan arti QS. Al Isra
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
18
kaum Dhu’afa
: 26-27 dan QS. Al Baqarah : 177 2.3 Menampilkan perilaku menyantuni kaum Dhu’afa seperti terkandung dalam QS. Al Isra : 26-27 dan QS. Al Baqarah : 177
Isra: 26-27 dan QS. Al Baqarah : 177
Kelas XI Semester 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
3. Memahami ayat-ayat al
3.1 Membaca QS. Al Rum: 4142, QS Al-A’raf: 56-58, dan QS Ash Shad: 27 3.2 Menjelaskan arti QS. Al Rum: 41-42, QS Al-A’raf: 56-58, dan QS Ash Shad: 27 3.3 Membiasakan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup seperti terkandung dalam QS. Al Rum: 41-42, QS Al-A’raf: 56-58, dan Shad: 27
Qur’an tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup
Materi Pokok - Hukum bacaan mad dalam QS. Al Rum: 41-42, QS Al-A’raf: 56-58, dan QS Ash Shad: 27
B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an 1. Konsep Kemampuan Membaca Al-Qur’an Kemampuan adalah kesanggupan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan benar.25 Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah tindakan.26 Menurut Mulyono Abdurrahman yang mengutip pendapat Lerner, mengatakan bahwa kemampuan membaca adalah merupakan dasar untuk menguasai bidang studi.27
25
Syafrudin, Op. cit, hlm. 126 Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1988), hlm. 4 27 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), Cet. 1, hlm 200 26
19
Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang disampaikan oleh malaikat Jibril sesuai dengan redaksinya kepada Nabi Muhammad SAW dan diterima oleh umat Islam secara tawatur.28 Menurut Amin Syukur Al-Qur’an adalah nama bagi firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf (lembaran) untuk dijadikan pedoman bagi kehidupan manusia yang apabila dibaca mendapat pahala (dianggap ibadah).29 Menurut para ulama, Al-Qur’an ialah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa arab yang apabila kita membaca merupakan suatu ibadah, yang sampai kepada kita dengan jalan mutawatir.30 Dengan demikian yang dimaksud dengan kemampuan membaca Al-Qur’an adalah kesanggupan seseorang menerapkan tata cara untuk melakukan aktifitas melihat serta melafalkan kalam Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan dengan perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW sampai kepada kita secara mutawatir dan membacanya merupakan ibadah. 2. Dasar Membaca Al-Qur’an Adanya pandangan bahwa manusia mempunyai kebutuhan agama yaitu kebutuhan manusia terhadap pedoman hidup yang dapat yang dapat menunjukkan jalan kearah kebahagiaan dunia dan akhirat.31 Manusia sejak lahir telah membawa fitrah beragama, seperti disebutkan dalam Al-Qur’an surat Ar-Ruum ayat 30 sebagai berikut:
28
M. Quraisy Syihab, Mukjizat Al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan Gaib, (Bandung: Mizan Pustaka, 2004), hlm. 43 29 Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang: Bima Sejati, 2003), Cet.6, hlm.50 30 M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Dzikir dan Doa, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2005), cet.6, hlm.127 31 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 96
20
Ÿω 4 $pκön=tæ }¨$¨Ζ9$# tsÜsù ÉL©9$# «!$# |NtôÜÏù 4 $Z ‹ÏΖym ÈÏe$#Ï9 y7yγô_uρ óΟÏ%r'sù Ĩ$¨Ζ9$# usYò2r& ∅Å3≈s9uρ ÞΟÍhŠs)ø9$# ÚÏe$!$# šÏ9≡sŒ 4 «!$# È,ù=y⇐Ï9 Ÿ≅ƒÏ‰ö7s? ∩⊂⊃∪ tβθßϑn=ôètƒ Ÿω " Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ".32 Berpijak pada itulah, maka umat Islam yang mengaku dirinya beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT direalisasikan dalam bentuk amal ibadah termasuk di dalamnya usaha untuk memegang teguh kitab suci yang menjadi dasar hukum umat Islam yaitu Al-Qur’an. Sebagai upaya untuk memegang teguh kitab suci Al-Qur’an, umat Islam setidaknya minimal harus dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Untuk mencapai itu diberikanlah pelajaran Al-Qur’an yang dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan agama Islam dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah atas. Oleh karena itu, dasar membaca Al-Qur’an meliputi tiga unsur dasar, yaitu; dasar religius, dasar yuridis dan dasar sosial psikologis. a. Dasar Religius Dasar membaca Al-Qur’an bersumber dari ajaran Islam yang tertera dalam Al-Qur’an Al-Hadits. Oleh karena itu, ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits yang memerintahkan untuk membaca Al-Qur’an kepada umat Islam menjadi landasannya. Ayat Al-Qur’an yang dijadikan sebagai dasar membaca AlQur’an surat Al-Alaq ayat 1-5 sebagai berikut: 32
Mahmud Usman, dkk, Op.cit hlm. 408 (Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan).
21
y7š/u‘uρ ù&tø%$# ∩⊄∪ @,n=tã ôÏΒ z≈|¡ΣM}$# t,n=y{ ∩⊇∪ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$# ∩∈∪ ÷Λs>÷ètƒ óΟs9 $tΒ z≈|¡ΣM}$# zΟ‾=tæ ∩⊆∪ ÉΟn=s)ø9$$Î/ zΟ‾=tæ “Ï%©!$# ∩⊂∪ ãΠtø.F{$# "1) bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4) yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,*** 5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya". 33 Sedangkan hadits yang memerintahkan untuk membaca AlQur’an adalah sebagai berikut:
ﻮ ﹶﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﺳ ﺭ ﺖ ﻌ ﻤ ﺳ : ﺣﺪﺛﲏ ﺍﺑﻮ ﺍﻣﺎﻣﺔ ﺍﻟﺒﺎﻫﻠﻰ ﻗﺎﻝ ( )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ. ﻪ ﺤﹶﺎﹺﺑ ﺻ ﻟﹶﺎ ﺎﻴﻌﻔ ﺷ ﺔ ﻣ ﺎﻘﻴ ﻡ ﺍﹾﻟ ﻮ ﻳ ﻰﻳ ﹾﺄﺗ ﻪ ﻧﺎﺮﹶﺍ ﹶﻥ ﹶﻓ ﺮﹸﺃ ﺍﹾﻟ ﹸﻘ ﺃ ﹾﻗ :ﻮ ﹸﻝ ﻳ ﹸﻘ "Telah diriwayatkan kepadaku Abu Umamah A-Bahali berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: bacalah Al-Qur’an karena dia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela bagi ornag yang membacanya". (HR. Muslim)34
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa mempelajari Al-Qur’an merupakan perintah ajaran Islam. b. Dasar Yuridis Secara yudiris pelaksanaan pendidikan membaca Al-Qur’an telah mempunyai dasar yang kuat, karena pendidikan agama Islam salah satu materi ajarnya adalah baca tulis Al-Qur’an, sebagaimana yang ditetapkan dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 3 dirumuskan, pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, 33
Mahmud Usman, dkk, Op.cit hlm. 598 (***Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca ). 34 Imam Muslim, Shahih Muslim, Jus 1, (Beirut: Dar Al-Kutub, t.tp), hlm. 553
22
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.35 Ini berarti pendidikan agama Islam juga telah mempunyai kedudukan yang kuat secara yuridis, yaitu identik dengan dasar pendidikan nasional, berdasarkan pada pancasila dan undang-undang dasar 1945. Oleh karena itu, materi pengajaran pendidikan agama Islam yang diajarkan mulai di tingkat pertama atau sekolah dasar sudah mencerminkan dasar yuridis, seperti pada materi membaca AlQur’an, pelajaran praktik solat dan pelajaran ketuhanan atau ketauhidan. Hal ini didasarkan pada pancasila sila pertama dan Undang-undang 1945. c. Dasar Sosial Psikologis Sebagai pegangan hidup di dunia dan di akhirat semua manusia memerlukan adanya agama, karena dalam jiwa manusia sebenarnya telah tertanam suatu perasaan adanya Allah, suatu perasaan nalurilah yang diciptakan oleh Allah SWT pada diri manusia sendiri.36 Oleh karena itu, mereka akan merasa tenang dan tentram hatinya jika dapat mendekat dan mengabdi kepada Allah SWT. Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam surat Ar-Ra’d ayat 28 sebagai berikut:
’È⌡yϑôÜs? «!$# Ìò2É‹Î/ Ÿωr& 3 «!$# Ìø.É‹Î/ Οßγç/θè=è% ’È⌡uΚôÜs?uρ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# ∩⊄∇∪ Ü>θè=à)ø9$# “Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”37 35
UU RI No. 20 Tahun 2003, Tentang System Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), hlm 5-6 36 Sayyid Sabiq, Unsur-Unsur Dinamika dalam Islam, Terjm. Yusuf dan Harjono, (Jakarta: PT. Intermasa, 1997), hlm. 7 37 Mahmud Usman, dkk, Op.cit hlm. 253
23
Mengacu
pada
ayat
di
atas,
maka
manusia
dapat
mengarahkan fitrah beragamanya sesuai dengan Islam, maka harus berpegang teguh pada kitab suci Al-Qur’an. 3. Keutamaan Membaca Al-Qur’an Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman bagi kehidupan manusia mempunyai beberapa keutamaan bagi orang yang membaca dan mempelajarinya. M. Hasby Ash Shiddieqy memberikan beberapa point keutamaan membaca Al-Qur’an, diantaranya: a. Ditempatkan dalam barisan orang-orang besar yang utama b. Memperoleh beberapa kebijakan dari tiap-tiap huruf yang dibacanya dan bertambah derajatnya disisi Allah SWT c. Dinaungi dengan payung rahmat, dikelilingi oleh para malaikat dan diturunkan Allah kepadanya ketenangan dan kewaspadaan d. Diterangi hatinya oleh Allah dan dipelihara dari kegelapan e. Diharumkan baunya, disegani dan dicintai oleh orang-orang shalih f. Tiada gundah hati dihari kiamat karena senantiasa dalam pemeliharaan dan penjagaan Allah g. Terlepas dari kesusahan akhirat.38 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca AlQur’an Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an dibedakan menjadi 3, yaitu: a. Faktor Interal (faktor dari dalam diri siswa) Yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor internal meliputi 2 aspek. Yaitu: 1) Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah) 38
M. Hasby Ash Shiddieqy, Op.cit ,hlm. 131-132
24
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendi nya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah kognitif sehingga materi yang dipelajaripun kurang. Untuk mempertahakan tonus jasmani, siswa dapat mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, memilih pola istirahat, dan olah raga yang ringan yang sedapat
mungkin
terjadwal
secara
tepat
dan
berkesinambungan. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, termsuk kemampuan dalam membaca AlQur’an. Apabila daya pendengaran dan penglihatan siswa terganggu akibatnya proses informasi yang diperoleh siswa terhambat.39 2) Aspek Psikologis (yang bersifat rohaniah) Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca AlQur’an. Namun diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang essensial adalah sebagai berikut:40 (a)
Inteligensi Siswa Inteligensi pada umunya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan dari dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
39
Muhibbin Syah, Psikologi Pendiidkan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), cet. ke12, hlm 133 40 Ibid, hlm. 133-136
25
Inteligensi adalah kemampuan untuk memudahkan penyesuaian secara tepat terhadap berbagai segi dari keseluruhan lingkungan seseorang.41 Jadi,
inteligensi
sebenarnya
bukan
persoalan
kualitas otak, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya. Kemampuan/ inteligensi seseorang ini dapat terlihat adanya beberapa hal, yaitu: (1) Cepat menangkap isi pelajaran (2) Tahan lama memusatkan perhatian pada pelajaran dan kegiatan (3) Dorongan ingin tahu kuat dan banyak inisiatif (4) Cepat memahami prinsip dan pengertian (5) Sanggup bekerja dengan baik (6) Memiliki minat yang luas.42 Inteligensi ini sangat dibutuhkan sekali dalam belajar, karena dengan tingginya inteligensi seseorang maka akan lebih cepat menerima pelajaran atau informasi yang disampaikan, termasuk kemampuan membaca Al-Qur’an. (b)
Sikap Siswa Sikap
adalah
perbuatan
atau
aktifitas
yang
berdasarkan pendirian seseorang.43
41
Omar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2002), hlm. 89 42 Zakiyah Darajat,, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),, hlm. 119 43 Hasan Nur, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet III, hlm. 1063
26
Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, benda, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Juga bisa diartikan sebagai suatu kecenderungan mental kearah obyek tertentu.44 (c)
Bakat Siswa Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga dapat diartikan sebagai
sifat dasar
kepandaian seseorang yang dibawa sejak lahir.45 Dengan
demikian
bakat
adalah
kemampuan
manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang sudah ada sejak manusia itu ada, atau secara sederhana bakat merupakan kemampuan/ potensi yang dimiliki oleh setiap orang sejak lahir. Walaupun demikian bakat setiap orang tidaklah sama. Setiap orang mempunyai bakat yang berbeda-beda dan ini merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib disyukuri. Pada kemampuan membaca Al-Qur’an, bakat mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses pencapaian prestasi seseorang. Adanya perbedaan bakat ini ada kalanya seseorang dapat dengan cepat atau lambat dalam menguasai tata cara membaca Al-Qur’an.
44
Ahmad Thonthowi, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 111 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 93 45
27
(d)
Minat Siswa Minat
(interest)
berarti
kecenderungan
dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Zakiyah
darajat
mengartikan
minat
adalah
”kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi seseorang. Sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah suatu kebutuhan”.46 Menurut Ahamad D. Marimba, minat adalah ”kecenderungan jiwa ke arah sesuatu, karena sesuatu itu mempunyai arti dan dapat memenuhi kebutuhan kita”.47 Sebagaimana pengertian di atas bahwa untuk memenuhi
kebutuhan
diri
maka
seseorang
akan
cenderung menyukai sesuatu hal yang menarik untuk memenuhi kebutuhan itu. Jika sikap ini tumbuh dan berkembang pada pola belajar anak didik maka proses belajar mengajar akan menjadi mudah. Apabila minat dalam diri siswa tumbuh maka kemampuan membaca Al-Qur’an siswa pun akan meningkat baik. (e)
Motivasi Siswa Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energi) untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : (1) Motivasi Intrinsik
46
Zakiyah Darajat, Op. cit, hlm. 133 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1989), hlm, 88 47
28
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya
melakukan
tindakan
belajar.
Termasuk dalam motivasi intrinsik adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk masa depan siswa yang bersangkutan tersebut. (2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan belajar. Misalnya, pujian, hadiah, suri tauladan guru, orang tua dan lain sebagainya. Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motifasi intrinsik, karena lebih murni dan tidak tergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Motivasi intrinsik juga lebih kuat dan relatif langgeng dibandingkan dengan motivasi atau dorongan dari orang lain. b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa) Yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an secara umum terdiri dari dua macam, sebagai berikut:
1). Lingkungan sosial Lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi adalah orang tua dan keluarga. Sifat-sifat orang tua, praktik
29
pengelolaan keluarga, ketenangan keluarga, dan letak geografis rumah, semua dapat memberikan dampak baik atau buruk terhadap proses belajar siswa.48 Yang termasuk lingkungan sosial yang lain adalah guru, teman bermain, kurikulum sekolah dan lingkungan masyarakat. Guru adalah tenaga profesional yang dapat menjadikan murid-murid mampu merencanakan, menganalisa dan mengumpulkan masalah yang dihadapi. Dengan demikian, seorang
guru
hendaklah
mempunyai
cita-cita
tinggi,
berpendidikan luas, berkepribadian kuat dan tegar serta berperikamanisiaan yang mendalam.49 Dengan kepribadian seorang guru, maka diharapkan siswa akan mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dengan bimbingan nya terutama masalah belajar. Kurikulum adalah landasan yang digunakan pendidik untuk
membimbing
peserta
didiknya
ke
arah
tujuan
pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental.50 Kurikulum yang tersusun secara sistematika dan beruntun akan membuat siswa belajar dengan santai dan menyenangkan.
Proses
belajar
membaca
Al-Qur’an
merupakan pembelajran yang sulit bagi siswa, apalagi jika penetapan kurikulum yang tidak sesuai maka akan menjadi faktor penghambat kemajuan prestasi belajar siswa. Lingkungan masyarakat yang dimaksud di sini adalah lingkungan di luar sekolah. Lingkungan masyarakat dapat diartikan lingkungan keluarga dan lingkungan sekelilingnya. Lingkungan masyarakat ini sangat besar sekali pengaruhnya 48
Mulyono Abdul Rahman, Op.citm hlm 138 M. Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet. 1, hlm. 8 50 Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 56 49
30
dalam ikut serta menentukan keberhasilan proses pendidikan, karena lingkungan masyarakatlah yang secara langsung bersinggungan dengan aktivitas sehari-hari siswa setelah pulang sekolah. Sehingga peran lingkungan masyarakat dalam ikut serta meningkatkan prestasi di bidang pendidikan sangat diperlukan sekali. Lingkungan sosial yang paling berpengaruh adalah orang tua dan keluarga. Sifat-sifat orang tua dan pola pengelolaan keluarga akan memberikan dampak positif ataupun negatif terhadap pola pikir dan keadaan siswa.51 2). Lingkungan non sosial Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah lingkungan sekitar siswa yang berupa benda-benda fisik, seperti gedung sekolah, letak geografis rumah siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar. Semua ini dipandang turut menentukan kemampuan membaca AlQur’an. Misalnya rumah yang sempit dan berantakan atau perkampungan yang terlalu padat penduduk serta tidak memiliki sarana belajar, hal ini akan membuat siswa malas belajar dan akhirnya berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. c. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning) Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
yang
digunakan
siswa
untuk
melakukan
kegiatan
pembelajaran. Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa 51
Muhibbin Syah, Op.cit. hlm 138
31
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Misalnya, seseorang yang terbiasa menerapkan pendekatan belajar deep (memahami dengan belajar secara detail), sangat berpeluang meraih prestasi daripada seseorang yang menggunakan pendekatan belajar surface (belajar dengan membaca ringkasan-ringkasan). 5. Adab dan Tata Cara dalam Membaca Al-Qur’an Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa dan membacanya merupakan suatu ibadah. Membaca Al-Qur’an dapat dikaitkan sebagai ibadah apabila membacanya tidak dilakukan dengan baik dan benar. Ada beberapa adab dan tata cara yang harus diperhatikan, dipegang dan dijaga sebelum dan di saat membaca Al-Qur’an agar bacaan Al-Qur’an bermanfaat dan membaca Al-Qur’an sebagaimana Rasulullah SAW dan para sahabatnya ketika membaca Al-Qur’an. a. Adab Membaca Al-Qur’an Fahd Bin Abdurrohman Ar-Rumi menjelaskan beberapa etika atau adab membaca Al-Qur’an secara singkat, antara lain: 1).
Suci, baik badan, tempat, pakaian,
2).
Hendaknya duduk, sebagai penghormatan yang sopan terhadap Al-Qur’an
3).
Membaca ta’awud (berlindung) kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk
4).
Membaca basmalah
5).
Membaca dengan perlahan, tartil dan tidak tergesa-gesa.
b. Tata Cara Membaca Al-Qur’an 1). Al-Tahqiq Adalah membaca Al-Qur’an secara detail sesuai dengan hak-hak
huruf,
seperti
memanjangkan
bacaan
mad,
32
memperjelas bacaan hamzah, menyempurnakan harakat, menyesuaikan dengan hukum bacaan dan tasydid nya, memperjelas bacaan setiap hukum dengan saktah (berhenti sejenak), tartil (jelas dan pelan-pelan), memperhatikan ketentuan-ketentuan waqaf (berhenti) yang benar, tidak memendekkan bacaan panjang menyamarkan huruf (ikhtilas) atau tidak men-sukun-kan harakat dan meng-idgham-kannya. Cara membaca seperti ini sangat berguna untuk melatih lidah dan meluruskan pembacaan setiap kata dalam Al-Qur’an.
2). Al-Hadr Yaitu
membaca
Al-Qur’an
dengan
mempercepat
bacaannya, meringankan (takhfif) dengan memendekkan yang harus dipendekkan (qashar) dan mematikan apa yang selayaknya dimatikan (taskin), menyamarkan (ikhtilas), mengganti (badal), memperbesar dengungan (idgham), meringankan bacaan hamzah, dan sebagainya.
3). Al-Tadwir Merupakan cara membaca Al-Qur’an yang bersifat pertengahan, antara tahqiq dan hadr. Yaitu memanjangkan bacaan mad munfasil (terpisah) sekalipun tidak secara sempurna.52
C. Kajian Penelitian yang Relevan Sebuah buku ilmiah yang berjudul “Peta Pembelajaran Al-Qur’an” buah karya Ahmad Sham Madyan yang diterbitkan oleh Pustaka Pelajar Yogyakarta tahun 2008 menjadi referensi utama penulis dalam mengkaji ilmu 52
Http://Adab_Tata_Cara_Membaca_Alqur’an//Fahd bin Abdurrohman Ar Rumi. Di unduh hari Rabu tanggal 1 Pebruari 2011 pukul 20.25
33
tajwid. Buku ini mengupas tuntas kajian-kajian ilmu tajwid secara terperinci. Mulai dari hukum nun sukun sampai dengan hukum bacaan mad serta ketentuan-ketentuan bacaan waqaf dan washal. Yanbu’a adalah sebuah buku thoriqoh baca tulis dan menghafal AlQur’an yang disusun oleh KH. Ulin Nuha AH dkk dan diterbitkan oleh Pondok Pesantren Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus tahun 2004. buku ini terdiri dari 7 jilid. Penulis menggunakan Yanbu’a jilid 6 dan 7. Jilid 6 menerangkan tentang hukum bacaan ghorib dan jilid 7 menerangkan tentang hukum bacaan tajwid. Khikmah Kamilah mahasiswi IAIN Walisongo Semarang dengan NIM 3102071 yang telah menyusun skripsi berjudul “Pengaruh Minat dan Kedisiplinan Belajar Ilmu Tajwid terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an siswa di TPQ AL-Amin (Tingkat Lanjutan) Kauman Wiradesa Pekalongan” telah memberikan wacana tentang pengaruh minat dan kedisiplinan belajar tajwid terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an. Berdasarkan uraian dari hasil penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa minat belajar siswa yang diukur dengan angket berada pada interval 63-66 yang masuk kategori cukup dengan nilai rata-rata 65,87. Dan kedisiplinan belajar berada pada interval 70-74 dengan nilai rata-rata 72,55 yang masuk pada kategori cukup. Sedangkan variabel kemampuan membaca Al-Qur’an berada pada interval 77-80 dengan nilai rata-rata 79,08 dan masuk dalam kategori baik. Hasil dari penelitian yang dilakukan Saudari Khikmah Kamilah melalui uji hipotesis dengan analisis regresi adalah sebagai berikut: 1) Terdapat pengaruh positif antara minat belajar terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an dan diperoleh ry1 = 2,021 dengan keofisien determinasi r2= 0,041. Nilai uji t diperoleh hasil 1,238 sehingga didapatkan pada taraf signifikan tt 1% = 2,704 dan 5% = 2,021. Pada taraf 1% tidak signifikan karena th < tt , akan tetapi signifikan pada taraf 5% karena th > tt. 2) Terdapat pengaruh positif antara kedisiplinan belajar terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an dan diperoleh ry2 = 0,456 dengan keofisien determinasi r2= 0,209. Nilai uji t diperoleh hasil 3,084 sehingga didapatkan pada taraf signifikan tt
34
1% = 2,704 dan 5% = 2,021. Dan signifikan baik pada taraf 1% maupun pada taraf 5% karena th > tt. 3) Terdapat pengaruh positif antara minat dan kedisiplinan belajar terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an dan diperoleh ry1, 2 = 0,457 dengan keofisien determinasi r2= 0,210. Nilai uji t diperoleh hasil 3,084 sehingga didapatkan pada taraf signifikan tt 1% = 2,704 dan 5% = 2,021. Dan signifikan baik pada taraf 1% maupun pada taraf 5% karena th > tt. Penelitian di sebuah pondok pesantren juga pernah dilakukan oleh Dwi Arini (3105094), dengan judul skripsi ”Hubungan Penguasaan Ilmu Tajwid Dengan Kefasihan Santri Dalam Membaca Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Tahafudzul Qur’an Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan”. Dalam srkipsi ini disimpulkan bahwa dengan jumlah sampel 30 tingkat penguasaan ilmu tajwid santri Pondok Pesantren Tahafudzul Qur’an baik, dengan nilai rata-rata Mx= 8,9 dan tingkat kefasihan membaca Al-Qur’an santri Pondok Pesantren Tahafudzul Qur’an sangat baik, dengan nilai rata-rata My= 92,8. Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi penguasaan membaca diperoleh 0,541, sedangkan product momentnya 0,361 dan 0,463 untuk taraf signifikannya 5% dan 1%. Dengan demikian ada hubungan positif antara penguasaan ilmu tajwid dengan kefasihan membaca Al-Qur’an. Studi perbandingan tentang tema tajwid juga pernah dilakukan oleh saudari Sri Hanifatin (3101225) tahun 2006 dengan skripsi berjudul ”Studi Komparasi Kemampuan Membaca Al-Qur’an Kelas VIII Antara Siswa Yang Berasal Dari MI Dan Siswa Yang Berasal Dari SD Di SMP Hj. Isriati Baiturrohman Semarang”. Dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Sri Hanifatin terdapat 3 (tiga) variabel yaitu kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas VIII yang berasal dari MI (X1), kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas VIII yang berasal dari SD (X2), dan perbedaan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas VIII yang berasal dari MI (X1) dan siswa yang berasal dari SD (X2). Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dan jumlah subyek penelitian sebanyak 28 orang
35
yang terbagi 2, 14 siswa yang berasal dari MI dan 14 siswa yang berasal dari SD. Hasil dari penelitian yang dilakukan Saudari Sri Hanifatin melalui uji hipotesis dengan analisis statistik inferensial adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas VIII yang berasal dari MI (X1) dengan nilai rata-rata 75,857 yang tergolong kategori baik dengan nilai interval 73-80 dan terdapat pada tabel frekuensi 35,715%, sedangkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas VIII yang berasal dari SD (X2) dengan nilai rata-rata 61,571 yang tergolong kategori cukup dengan nilai interval 58-66 dan terdapat pada tabel frekuensi 21,249%. 2) Nilai uji t-test diperoleh hasil 2,789 sehingga didapatkan pada taraf signifikan tt 1% = 2,056 dan 5% = 2,779. Dan signifikan baik pada taraf 1% maupun pada taraf 5% karena to > tt . Sebagai bahan rujukan, beberapa penelitian di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan yaitu kemampuan membaca Al-Qur’an. Akan tetapi dalam penelitian ini lebih fokus mengkaji tentang pemahaman ilmu tajwid dan menguraikan konsep-konsep bacaan tajwid secara menyeluruh. Sedangkan penelitian–penelitian diatas lebih mengfokuskan pada kemampuan siswa membaca ayat-ayat Al-Qur’an. D. Pengajuan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya dengan jalan riset.53 Termasuk penelitian ini, juga memerlukan sebuah hipotesa agar penelitian ini lebih terarah dan memberikan tujuan yang jelas. Menurut Ibnu Hadjar, hipotesa merupakan syarat penting yang diperlukan dalam penelitian kuantitatif karena hipotesa secara logis
53
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial ,(Bandung: Mandar Maju, 1990), Cet. 6, hlm 79
36
menghubungkan kenyataan yang telah diketahui dengan dugaan tentang kondisi yang tidak diketahui.54 Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pemahaman ilmu tajwid dengan kemampuan membaca AlQur’an. Sehingga jika pemahaman ilmu tajwid baik maka kemampuan membaca Al-Qur’an juga baik, tapi sebaliknya jika pemahaman ilmu tajwid siswa rendah maka kemampuan membaca Al-Qur’an juga rendah.
54
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm 62
BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Dalam suatu penelitian tentu ada tujuan yang ingin dicapai. Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui pemahaman ilmu tajwid siswa kelas XI MAN 1 Semarang.
2.
Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas XI MAN 1 Semarang.
3.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pemahaman ilmu tajwid dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas XI MAN 1 Semarang.
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu penelitian dimulai tanggal 7 Januari 2011 sampai dengan tanggal 19 Januari 2011 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang Jl. Brigjen S. Sudiarto Pedurungan Kidul Kec. Pedurungan Semarang.
C. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.1 Dalam penelitian ini digunakan dua variabel, yaitu :
1
Sugiyono, Statistika untuk P enelitian, (Bandung: Alfabeta, 2006), Cet ke 9, hlm. 2
37
38
1. Variabel pemahaman ilmu tajwid (variabel independen) dengan indikator sebagai berikut: a). Menjelaskan makharijul huruf b). Menjelaskan sifatul huruf c). Mengidentifikasi hukum bacaan nun sukun dan tanwin d). Mengidentifikasi hukum bacaan mim sukun e). Mengidentifikasi hukum bacaan lam dan ra’ f). Menjelaskan hukum bacaan al g). Menjelaskan hukum bacaan mad 2. Variabel kemampuan membaca Al-Qur’an (variabel dependen) dengan indikator sebagai berikut: a). Kelancaran membaca ayat-ayat Al-Qur’an b). Ketepatan membaca sesuai hukum tajwid c). Kesesuaian membaca dengan makharijul huruf d). Kesesuaian membaca dengan sifatul huruf e). Ketepatan aturan waqaf dan ibtida’
D. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik inferensial, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya berlaku untuk populasi.2 Metode ini digunakan untuk menggambarkan seluas-luasnya mengenai penguasaan ilmu tajwid dan kemampuan membaca Al-Qur’an, penelitian ini diadakan dengan menggunakan tes pengetahuan sebagai instrumen untuk mengumpulkan data. Dengan demikian dapat diteliti dan dikorelasikan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment. 2
Sugiyono, Op. cit, hlm. 148
39
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/ obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan peniliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.3 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus representatif (mewakili).4 Adapun populasi dalam penelitian ini semua siswa kelas XI MAN 1 Semarang yang berjumlah 393 terdiri dari 136 siswa laki-laki dan 257 siswa perempuan. Menurut Suharsini Arikunto, apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.5 Maka peneliti mengambil 10% dari jumlah populasi untuk dijadikan sampel, yaitu 39,3 dan dibulatkan menjadi 40 siswa kelas XI MAN 1 Semarang dan diambil secara random (acak).
F. Teknik Pengumpulan Data 1.
Metode Observasi Yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.6 Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siswa kelas XI MAN 1 Semarang.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), , Cet ke 5, hlm. 80 4 Ibid, hlm. 81 5 Suharsimi Arikunto, Op. cit, hlm. 134 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2007 ), Edisi Revisi, Cet. ke 7, hlm. 53
40
2.
Metode Interview Yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.7 Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan sejarah berdirinya MAN 1 Semarang. Adapun yang menjadi responden adalah kepala sekolah.
3.
Metode Dokumentasi Yaitu jumlah besar data yang telah tersedia berupa data-data verbal seperti lampiran surat masuk dan surat keluar, catatan harian, memori, laporan-laporan dan sebagainya.8 Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh keterangan atau data yang bersifat dokumentatif, misalnya foto, arsip, surat, keadaan letak geografis, catatan penting dan laporan dari MAN 1 Semarang.
4.
Metode Tes Yaitu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan.9 Dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis dan tes lisan. Untuk mengetahui data tentang pemahaman ilmu tajwid (variabel X) menggunakan tes tertulis dan untuk mengetahui data tentang kemampuan membaca Al-Qur’an (variabel Y) menggunakan tes lisan.
G. Teknik Analisis Data Setelah
data
terkumpul,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
mengklasifikasikan kemudian menganalisis data. Adapun untuk menganalisis data dengan tahapan sebagai berikut : 7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1986), Edisi Revisi, Cet. Ke 13, hlm. 155 8 Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1982), hlm. 46. 9
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Op. Cit, hlm. 53
41
1. Analisis Pendahuluan Dalam analisis pendahuluan, peneliti memasukkan data yang terkumpul ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya. Dari 25 item soal yang berhubungan dengan pemahaman ilmu tajwid, untuk jawaban yang benar mendapat nilai 4. Jika dari 25 soal jawaban benar semua akan mendapat nilai 100. 2. Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk mengisi distribusi frekuensi yang telah dianalisis dalam pendahuluan, kemudian dimasukkan dalam rumusan korelasi product moment yaitu : ∑xy
r xy = (∑x2) (∑y2) Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi ∑xy : Jumlah nilai deviasi variabel x dikalikan deviasi variabel y x2
: Deviasi variabel x kuadrat
y2
: Deviasi variabel y kuadrat 10
3. Analisis Lanjut Analisis ini digunakan untuk membuat interpretasi lanjut yaitu untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara dua variabel. Dari perhitungan menggunakan rumus korelasi di atas, maka dapat diketahui hasilnya (ro) dengan membandingkan nilai hasil korelasi dengan nilai tabel (rt) korelasi product moment, sehingga ada dua kemungkinan yaitu: 10
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2006), Cet ke 9, hlm. 213
42
1) Jika ro yang diperoleh itu lebih besar dari rt yang ada pada tabel taraf signifikan 1% dan 5%, maka harga ro yang diperoleh signifikan atau hipotesis diterima. 2) Jika ro yang diperoleh itu lebih kecil dari rt yang ada pada tabel taraf signifikan 1% dan 5%, maka harga ro yang diperoleh tidak signifikan atau hipotesis ditolak.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Data Hasil Penelitian 1. Analisis Pendahuluan Pada analisis pendahuluan ini mencakup analisis pemahaman ilmu tajwid dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas XI MAN 1 Semarang. Adapun analisis tersebut terdiri dari dua materi yaitu analisis hasil tes tentang pemahaman ilmu tajwid dan analisis hasil tes tentang kemampuan membaca Al-Qur’an. Untuk lebih jelasnya kedua analisis tersebut akan dipaparkan dalam penjelasan berikut : a.
Analisis Hasil Tes Tentang Pemahaman Ilmu Tajwid Dari hasil tes tentang pemahaman ilmu tajwid telah diketahui data skor masing-masing responden yaitu sebagaimana dalam pemaparan tabel berikut : Tabel 4.2 Nilai Variabel X No.
No. Responden
Nilai
1
1
70
2
2
68
3
3
48
4
4
72
5
5
84
6
6
62
7
7
70
8
8
70
9
9
64
10
10
50
11
11
80
43
44
12
12
76
13
13
60
14
14
64
15
15
80
16
16
92
17
17
60
18
18
68
19
19
74
20
20
70
21
21
88
22
22
78
23
23
96
24
24
56
25
25
92
26
26
68
27
27
84
28
28
70
29
29
70
30
30
72
31
31
64
32
32
74
33
33
84
34
34
74
35
35
80
36
36
76
37
37
56
38
38
76
39
39
100
40
40
68
45
Dari hasil nilai tersebut, kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi skor pemahaman ilmu tajwid dan skor rata-rata (Mean). Adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi tersebut adalah sebagai berikut: Mencari jumlah interval K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 3,3 (1,602) = 1 + 5,2867 = 6,2867 dibulatkan menjadi 6
Menentukan interval kelas i
=
R K
keterangan : i
= Interval Kelas
R
= Rentang Nilai (Nilai Tertinggi-Nilai Terendah)
K
= Jumlah Kelas i
=
(100 − 48) + 1 6
=
53 6
= 8,8 dibulatkan menjadi 9 Jadi jumlah interval adalah 6 dan interval kelas adalah 9 Untuk mengetahui kualitas variabel pmahaman ilmu tajwid, maka perlu dilihat tabel kualitas variabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pemahaman Ilmu Tajwid Interval
f
X
fX
93-101
2
97
194
84-92
6
88
528
75-83
7
79
553
Mean
M=
∑ fX N
46
66-74
15
70
1050
57-65
6
61
366
48-56
4
52
208
Jumlah
40
2899 40 = 72,47 =
2899
b. Analisis Hasil Tes Tentang Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dari hasil tes tentang kemampuan membaca Al-Qur’an telah diketahui data skor masing-masing responden sebagaimana dalam pemaparan tabel berikut :
Tabel 4.4 Nilai Variabel Y No.
No. Responden
Nilai
1
1
68
2
2
70
3
3
65
4
4
78
5
5
72
6
6
67
7
7
67
8
8
72
9
9
71
10
10
67
11
11
80
12
12
71
13
13
70
14
14
76
15
15
78
16
16
71
17
17
74
18
18
68
yaitu
47
19
19
78
20
20
75
21
21
76
22
22
75
23
23
73
24
24
72
25
25
80
26
26
72
27
27
73
28
28
76
29
29
73
30
30
67
31
31
61
32
32
77
33
33
72
34
34
73
35
35
74
36
36
74
37
37
80
38
38
72
39
39
71
40
40
70
Dari hasil nilai tersebut, kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi skor kemampuan membaca Al-Qur'an dan skor rata-rata (Mean). Adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi tersebut adalah sebagai berikut:
Mencari jumlah interval K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40
48
= 1 + 3,3 (1,602) = 1 + 5,2867 = 6,2867 dibulatkan menjadi 6
Menentukan interval kelas i
=
R K
keterangan :
i
= Interval Kelas
R
= Rentang Nilai (Nilai Tertinggi-Nilai Terendah)
K
= Jumlah Kelas
i
=
(80 − 61) + 1 6
=
20 6
= 3,3 dibulatkan menjadi 3 Jadi jumlah interval adalah 6 dan interval kelas adalah 3 Untuk mengetahui kualitas variabel kemampuan membaca Al-Qur'an, maka perlu dilihat tabel kualitas variabel sebagai berikut:
Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca Al- Qur'an Interval
f
Y
fY
79-81
3
80
240
76-78
7
77
539
73-75
9
74
666
70-72
13
71
923
67-69
6
68
408
64-66
1
65
65
61-63
1
62
62
Jumlah
40
2903
Mean
M= =
∑ fY N 2903 40
= 72,57
49
2. Analisis Uji Hipotesis Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesa yang digunakan maka terlebih dahulu mencari nilai koefisien antara variabel pemahaman ilmu tajwid (X) dengan variabel kemampuan membaca AlQur’an (Y) dengan menggunakan rumus product moment.
Tabel 4.6 Tabel Kerja Hubungan Antara Pemahaman Ilmu Tajwid (X) Dengan Kemampuan Membaca Al-Qur’an (Y) Siswa Kelas XI MAN 1 Semarang x2
Y
y = Y- Y
y2
xy
-2,7
7,29
68
-4,47
19,98
12,069
68
-4,7
22,09
70
-2,47
6,10
11,609
3
48
-24,7
610,09
65
-7,47
55,80
184,509
4
4
72
-0,7
0,49
78
5,53
30,58
-3,871
5
5
84
11,3
127,69
72
-0,47
0,22
-5,311
6
6
62
-10,7
114,49
67
-5,47
29,92
58,529
7
7
70
-2,7
7,29
67
-5,47
29,92
14,769
8
8
70
-2,7
7,29
72
-0,47
0,22
1,269
9
9
64
-8,7
75,69
71
-1,47
2,16
12,789
10
10
50
-22,7
515,29
67
-5,47
29,92
124,169
11
11
80
7,3
53,29
80
7,53
56,70
54,969
12
12
76
3,3
10,89
71`
-1,47
2,16
-4,851
13
13
60
-12,7
161,29
70
-2,47
6,10
31,369
14
14
64
-8,7
75,69
76
3,53
12,46
-30,711
15
15
80
7,3
53,29
78
5,53
30,58
40,369
16
16
92
19,3
372,49
71
-1,47
2,16
-28,371
17
17
60
-12,7
161,29
74
1,53
2,34
-19,431
18
18
68
-4,7
22,09
68
-4,47
19,98
21,009
19
19
74
1,3
1,69
78
5,53
30,58
7,189
No
No. Res
X
1
1
70
2
2
3
x = X- X
50
20
20
70
-2,7
7,29
75
2,53
6,40
-6,831
21
21
88
15,3
234,09
76
3,53
12,46
54,009
22
22
78
5,3
28,09
75
2,53
6,40
13,409
23
23
96
23,3
542,89
73
0,53
0,28
12,349
24
24
56
-16,7
278,89
72
-0,47
0,22
7,849
25
25
92
19,3
372,49
80
7,53
56,70
145,329
26
26
68
-4,7
22,09
72
-0,47
0,22
2,209
27
27
84
11,3
127,69
73
0,53
0,28
5,989
28
28
70
-2,7
7,29
76
3,53
12,46
-9,531
29
29
70
-2,7
7,29
73
0,53
0,28
-1,431
30
30
72
-0,7
0,49
67
-5,47
29,92
3,829
31
31
64
-8,7
75,69
61
-11,47
131,56
99,789
32
32
74
1,3
1,69
77
4,53
20,52
5,889
33
33
84
11,3
127,69
72
-0,47
0,22
-5,311
34
34
74
1,3
1,69
73
0,53
0,28
0,689
35
35
80
7,3
53,29
74
1,53
2,34
11,169
36
36
76
3,3
10,89
74
1,53
2,34
5,049
37
37
56
-16,7
278,89
80
7,53
56,70
-125,751
38
38
76
3,3
10,89
72
-0,47
0,22
-1,551
39
39
100
27,3
745,29
71
-1,47
2,16
-40,131
40
40
68
-4,7
22,09
70
-2,47
6,10
11,609
5356,4
2899
715,94
671,7
Jumlah
2908
Mean X ( X ) = =
∑X N
2908 40
= 72,7
Mean Y ( Y ) = =
∑Y N
2899 40
= 72,47
51
Hasil dari perhitungan terhadap masing-masing variabel (variabel X dan variabel Y) kemudian dioperasikan ke dalam rumus product moment, yaitu:
∑xy r xy = (∑x2 ) (∑y2) Keterangan : rxy : Koefisien korelasi ∑xy : Jumlah nilai deviasi variabel x dikalikan variabel y x2
: Deviasi variabel x kuadrat
y2
: Deviasi variabel y kuadrat ∑xy
r xy = (∑x2 ) (∑y2)
671, 7 r xy
= (5356,4 ) (715,94) 671,7
r xy = 3.834.861,016 671,7 r xy = 1960,28 r xy = 0,342
3. Analisis Lanjut Setelah r (koefisien korelasi) dari variabel X dan variabel Y diketahui, selanjutnya adalah mengkonsultasikan dengan nilai r product moment untuk diketahui signifikasinya dan untuk mengetahui apakah
hipotesa yang diajukan dapat diterima atau tidak. Hal ini disebabkan
52
apabila r observasi yang kita peroleh sama dengan atau lebih besar dari pada r tabel, maka nilai r yang telah kita peroleh itu signifikan. Adapun untuk mengetahui apakah nilai r observasi tersebut signifikan atau tidak adalah dengan cara menunjukkan atau menguji taraf signifikan 5% dengan operasional sebagai berikut : Korelasi antara pemahaman ilmu tajwid dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas XI MAN 1 Semarang pada taraf signifikan 5% dengan N = 40. Diperoleh ro = 0,342 dan rt = 0,312, maka ro > rt berarti signifikan. Dengan demikian ro (observasi) lebih besar daripada rt (r dalam tabel), ini berarti hasilnya adalah signifikan dan ada korelasi (ada hubungan yang positif) antara kedua variabel tersebut. Dari kedua pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi 5% maka hasil yang diperoleh adalah r observasi (hasil penelitian) lebih besar hasilnya pada taraf 5%. Jadi hipotesis yang telah diajukan dalam bab satu hasilnya adalah hipotesis diterima kebenarannya pada taraf signifikan 5%.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Peneliti juga merasa ada banyak hal yang menghambat dan menjadi kendala dalam penelitian ini. Hal itu terjadi bukan karena faktor kesengajaan, tetapi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian. Hambatan-hambatan yang terjadi antara lain: 1.
Keterbatasan waktu penelitian
2.
Kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya penelitian yang dilakukan peneliti
3.
Keadaan sekolahan yang berisik karena sedang ada pembangunan
4.
Banyaknya jumlah sampel yang diambil mengakibatkan semakin rumit data yang diolah.
53
5.
Buku referensi yang sulit ditemukan Meskipun terdapat banyak kendala dan hambatan yang harus
dihadapi, peneliti sangat bersyukur atas nikmat dan karunia Allah SWT dengan terselesaikannya penelitian ini.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari bab ke bab dalam skripsi yang berjudul “Hubungan antara Pemahaman Ilmu Tajwid dengan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas XI MAN 1 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011” dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat pemahaman ilmu tajwid siswa kelas XI MAN 1 Semarang tahun pelajaran 2010/2011 dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan nilai mean 72,7 yaitu terdapat antara interval (70-80) dan nilai tersebut termasuk kategori baik. Artinya bahwa tingkat pemahaman ilmu tajwid siswa sudah baik dan mampu untuk diaplikasikan ketika membaca Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas XI MAN 1 Semarang tahun pelajaran 2010/2011 dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan nilai mean 72,47 yaitu terdapat antara interval (70-80) dan nilai tersebut termasuk kategori baik. Artinya siswi dalam membaca Al-Qur’an sudah cukup baik, dari segi makharijul huruf, sifatul huruf, kelancaran membaca, kesesuaian dengan hukum tajwid maupun aturan waqaf dan ibtida’. 3. Berdasarkan pada analisis kuantitatif dari hasil penelitian menunjukan bahwa dilihat nilai r obsrevasi adalah 0,342 berada di atas r product moment, batas penolakan 5% sebesar 0,312, dengan kata lain 0,342 > 0,312. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ada hubungan positif yang signifikan antara pemahaman ilmu tajwid dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas XI MAN 1 Semarang tahun pelajaran 2010/2011” dapat diterima kebenarannya.
55
56
B. Saran-Saran Demi peningkatan dan perbaikan kegiatan proses belajar mengajar dan kegiatan yang lain, tentu saja diperlukan adanya tegur sapa dan saran. Dalam penulisan skripsi ini perkenankanlah untuk memberikan saran-saran yang bersifat membangun dan memberikan motivasi kepada beberapa pihak yang terkait antara lain : a.
Untuk meningkatkan suksesnya proses belajar mengajar di MAN 1 Semarang hendaklah selalu diciptakan situsi, kondisi, sarana dan prasarana pembangunan, khususnya bidang pendidikan agar para siswa dapat merasakan kenyamanan dan ketenangan dalam proses belajar mengajar..
b.
Guru sebagai pendidik juga diharapkan memberikan perhatian kepada anak didik terutama dalam perkembangan kognitif siswa tentang pemahaman ilmu tajwid dan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa, karena alumni dari MAN 1 Semarang akan lebih dipandang dari segi keagamaan nya. Hal ini sangat berhubungan dengan asumsi masyarakat kelak ketika mereka keluar dari bangku sekolah. Selain itu guru juga diharapkan lebih focus pada perkembangan kejiwaan anak dan melakukan pengawasan terhadap perkembangan perilaku anak didik yang menyimpang dengan menanamkan nilai-nilai agama sebagai landasan dalam pergaulan dalam keseharian.
c.
Hendaknya orang tua memberikan bimbingan dan pengawasan pada anaknya tentang materi keagamaan, juga termasuk kebiasaan anak dalam membaca Al-Qur’an sehari-hari. Selain itu juga harus diperhatikan dalam pergaulan keseharian dan diharapkan ada hubungan yang positif dari semua pihak baik terhadap guru, teman maupun masyarakat sekitar sebagai wujud toleransi dalam pergaulan.
d.
Hendaknya siswa memiliki kesadaran sepenuh hati tentang urgensitas pemahaman ilmu tajwid dan kemampuan membaca Al-Qur’an. Sebagai salah satu pelajar yang basicnya religi, tentu para siswa harus menguasai dasar-dasar dalam melantunkan kalam Allah SWT karena tuntutan
57
masyarakat akan kemampuan mereka dalam melafalkan ayat-ayat AlQur’an dengan baik dan benar itu lebih tinggi daripada siswa yang menuntut ilmu di sekolah umum. Maka dari itu, hendaknya para siswa lebih giat lagi mempelajari ilmu tajwid sebagai bekal mereka kelak dalam kehidupan sehari-hari.
C. Penutup Alhamdulillah, puji syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Dengan disertai do’a, semoga skripsi yang cukup sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca pada umumnya. Sebagaimana pada umumnya karya setiap manusia, tentulah tidak ada yang sempurna secara total. Oleh karena itu penulis sangat menyadari hal tersebut, dengan mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca, mengingat skripsi yang penulis susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho-Nya kepada kita semua dan memeberikan kemanfaatan yang besar pada skripsi yang penulis susun dengan segenap kemampuan ini. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1999 Al-Maliki Al-Hasani, Muhammad Ibn ‘Alawi, Samudra Ilmu-Ilmu AlQur’an, Ringkasan Kitab Al-Itqan Fi Ulum Al-Qur’an Karya AlImam Jalal Al-Din Al-Suyuti, Terjm. Tarmana Abdul Qosim, Bandung: Mizan, 2003 Ar-Rumi, Fahd bin Abdurrihman, Ulumul Qur’an: Studi Kompleksitas AlQur’an, Yogyakarata: Titian Ilahi Press,1996 Ash Shiddieqy, M. Hasbi, Pedoman Dzikir dan Doa, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2005, cet.6 Asy’ari, Abdullah, Pelajaran Tajwid Qa’idah Sebagaimana Seharusnya Membaca Al-Qur’an untuk Pelajaaran Permulaan, Surabaya: Apollo, 1987 Darajat, Zakiyah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995 Depdikbud, Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001 Hadjar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996 Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2002 Hasanuddin AF. Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya terhadap Istimbath Hukum dalam Al-Qur’an, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995 Iim Abdurrohim, Acep, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2003 Khalil Al-Qattan, Manna, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Terj. Mudzakir, Jakarta: Pustaka Antar Nusa, 2007
Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial , Bandung: Mandar Maju, 1990, Cet. 6 Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1982 Mahmud, Syeh Muhammad, Hidayatul Multafid Fi Ahkamit Tajwid, Semarang: Pustaka Al-Awwaliyah, 1408 H Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: AlMa’arif, 1989 Muslim, Imam, Shahih Muslim, Jus 1, Beirut: Dar Al-Kutub, t.tp Nuha, KH. Ulin dkk , Yanbu’a adalah sebuah buku thoriqoh baca tulis dan menghafal Al-Qur’an, Kudus: Pondok Pesantren Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, 2004 Nizar, Syamsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002 Nur, Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet III Nur, Subhan, Pintar Membaca Al-Qur’an Tanpa Guru, Jakarta: Qultum Media, 2009 Sabiq, Sayyid, Unsur-Unsur Dinamika dalam Islam, Terjm. Yusuf dan Harjono, Jakarta: PT. Intermasa, 1997 Shams Madyan, Ahmad, Peta Pembelajaran Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008 Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1988 Soenarto, Ahmad, Pelajaran Tajwid Praktis dan Lengkap, Jakarta: Bulan Terang, 1988 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara, 2007 , Edisi Revisi, Cet. ke 7 -----------------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1986, Edisi Revisi, Cet. Ke 13Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press, 2003
Sugiyono, Statistika untuk P enelitian, Bandung: Alfabeta, 2006, Cet ke 9 -----------, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008, Cet ke 5, Syah, Muhibbin, Psikologi Pendiidkan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006, cet. ke12 Syihab, M. Quraisy, Mukjizat Al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan Gaib, Bandung: Mizan Pustaka, 2004 Syukur, Amin , Pengantar Studi Islam, Semarang: Bima Sejati, 2003, Cet.6 Usman, M. Basyiruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press, 2002 Usman, Mahmud dkk, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Kudus: Menara Kudus, 1997 UU RI No. 20 Tahun 2003, Tentang System Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2003 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1994
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Sofiatun
Tempat Tanggal Lahir
: Jepara, 10 Oktober 1989
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Platar RT 02 RW I Tahunan Jepara
Riwayat Pendidikan
: a. TPQ Hudallah Platar Tahunan Jepara b. SD Negeri 02 Platar Tahunan Jepara c. MTs Banat NU Kudus d. MAK Banat NU Kudus e. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang angkatan 2007
Semarang, 1 Maret 2010 Peneliti,
Sofiatun NIM. 073111005
MATERI AJAR ILMU TAJWID 1) Hukum Bacaan Nun Sukun dan Tanwin Nun mati adalah huruf nun yang tidak menerima tandatanda vokal yaitu harakat fathah, kasrah, dhommah. Pembacaan ataupun penulisan huruf ini menjadi “mati” karena memliki tanda konsonan yang dikenal dengan nama sukun. Contohnya : ْ َ , َْ Sedangkan
yang
dimaksud
dengan
tanwin
adalah
pembunyian huruf nun pada akhir kata benda (isim) secara pembacaan saja, namun secara penulisan, huruf nun ini tidak ada wujudnya, yang ada hanya harakat fathah ganda sebagai pengganti huruf nun tersebut. Tanwin ada 3 macam, yaitu fathah tanwin ( ), dhummah tanwin ( ) dan kasrah tanwin ( ). Hukum nun sukun dan tanwin ketika bertemu dengan huruf hijaiyah terbagi menjadi 5 bagian, yaitu: (a) Idzhar Halqi (jelas) ! ر#$%ا Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqiyah (huruf-huruf yang makhrajnya di tenggorokan) yaitu ء ه ع غ ح خ
َ ٌْر57ُ 8 َ Contoh : ب ٍ َا/ َ ْ1ِ , ٌ34ْ ِ! (b) Idgham Bighunnah (idgham dengan dengung) 9:;< م#8اذ Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ي ن م و Contoh : Bٍ C َ 1َ ْ1ِ , Dٍ 4ْ E ِ Fَ Gَ َوI H ِْ َو1ِ Sedangkan
pengertian
idgham
sendiri
adalah
memasukkan bacaan huruf pertama ke dalam huruf yang kedua, sehingga pembacaannya seperti satu huruf yang bertasydid.
(c) Idgham Bilaghunnah (idgham tanpa dengung) 9:8 J< م#8اذ Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ل ر Contoh : 3ٍ 4ْ L ِ ن َر ٍ #َM4ْ N َ , Oِ Pَ :ْ Qَ ْ3َ ْRِ َ (d) Iqlab (menukar atau mengganti) بJSا Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf بdan cara pengucapannya diganti dengan م Contoh : ر ٍة َ Dَ <َ َا ٍمD ِآ, Bِ Vْ <َ ْ1ِ (e) Ikhfa’haqiqy (menyamarkan) ! ء#7Wا Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك Contoh : ٍ 4ْ 1ِ َا3f gَ ع ٍ hَMُ1 , ع ٍ ْ5L ُ ْ1ِ 2) Hukum Bacaan Mim Sukun Mim mati adalah mim yang ber-sukun asli, baik ketika dibaca washal maupun waqaf. Hukum Mim mati ketika bertemu dengan huruf hijaiyah terbagi menjadi 3, yaitu: (a)
Idzhar Syafawi ( ى57N ر#$%) ا Idzhar syafawi adalah huruf mim mati yang dibaca jelas. Yaitu jika ada huruf mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain مdan ب. Huruf-hurufnya adalah:
اتثجحخدذرزسشصضطظعغفقكلنوهي Contoh : ْ3$ ِ 4ْ َ َ k َ lْ Vَ Fْ َأ (b)
Ikhfa’ Syafawi ( ى57N ء#7W) ا Ikhfa’ syafawi yaitu mengucapkan bunyi mim mati dengan samar, sedikit masuk pada huruf sesudahnya
(idgham), sedikit dengung (ghunnah) dan tanpa bunyi pantulan tasydid. Huruf ikhfa’ syafawi adalah ب. Contoh : ن ٍ ْ5:ُ n ْ lَ <ِ ْ3oُ pُ ! ِ #َq #َ1 (c)
Idgham Mutamatsilain (4 g#lP1 م#8)اذ Idgham
mutamatsilain
(idgham
shagir)
adalah
memasukkan bunyi mim yang pertama ke dalam bunyi huruf mim yang selanjutnya, disertai dengan sedikit dengung. Dikatakan idgham shagir (kecil) karena huruf mim yang kedua hanya memiliki peran sedikit ketika dibaca. Huruf idgham mutamatsilain adalah م. Contoh : ْ3Pُ pْ C َ َآ#َ1 ْ3oُ َ َو 3) Hukum Bacaan Idgham Ditinjau dari perbedaan makhraj huruf dan sifatnya, idgham ada 3 macam yaitu: (a)
Idgham Mutamatsilain ( 4 g#lP1 م#8) اذ Idgham mutamatsilain artinya dua sama. Yaitu apabila suatu huruf bertemu sesamanya, yang sama makhraj dan sifatnya, huruf yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Cara membacanya adalah dengan memasukkan huruf pertama pada huruf yang kedua atau dengan men-tasydid-kannya. Contohnya : ْ3$ ُ sُ َر#َnsِ ْkt َ <ِ َر#َluَ , ك َ #َEVَ <ِ ْبDِ v ْ ِا
(b)
Idgham Mutajanisain (4CF#nP1 م#8)اذ Idgham mutajanisain artinya dua sama jenis, yaitu apabila ada suatu huruf yang sukun berhadapan dengan huruf yang berharakat, kedua huruf tersebut sama makhraj tapi berbeda sifat. Cara membacanya harus dengan
memasukkan atau meng-idgham-kan huruf pertama pada huruf kedua. Huruf-huruf yang sama makhraj dan beda sifat yaitu:
Contoh :
ت –‹ ط
ط –‹ ت
ت –‹ د
د –‹ ت
ذ –‹ ظ
ل –‹ ر
ٌ97َ yِ #َz ْk:َ 1َ ا
k َ M ْC َ <َ ْRِ َ
ِ ُا ْ3oُ sُ 5َ ْ ْ َدkpَ 4ْ L
ْ3sُ ْBpَ َ #َ1
ْ5lُ َ% َ ِْاذ (c)
ب H {ْ َرSُ
Idgham Mutaqoribain (4<ر#P1 م#8)اذ Idgham mutaqoribain artinya dua berdekatan, yaitu apabila dua huruf yang berhadapan itu hampir berdekatan makhraj dan sifatnya, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Cara membacanya harus di-idgham-kan atau ditasydidkan huruf pertama pada huruf kedua. Huruf-huruf yang berdekatan makhraj dan sifatnya yaitu :
‹ ذ-- ث ‹ ث-- ت ‹ ك-- ق ‹ م-- ب Contoh : ْ3oُ ْ ُ} ْ Fَ ْ3ََا
, ~ َ ِْ ذَا$َ ْ Qَ
Dikutip dari kitab Yanbu’a terdapat sedikit perbedaan tentang huruf-huruf idgham mutajanisain dan mutaqoribain, dalam kitab Yanbu’a menerangkan sebagai berikut :
4<ر#P1 م#8اذ
4CF#nP1 م#8اذ
‹ ر--- ْل
‹ ط--- ْت
‹ ك--- ْق
‹ ت--- ط ْ ‹ د--- ْت ‹ ت--- ْد ‹ ذ--- ْث ‹ ظ--- ْذ ‹ م--- ْب
4) Hukum Bacaan Qalqalah Qalqalah ( 9 S ) artinya goncangan atau pantulan suara dengan tiba-tiba sehingga suara membalik atau terdengar getaran suara. Huruf-huruf qalqalah adalah : د, ج, ب, ط, ق Qalqalah ada 2 macam, yaitu: (a) Qalqalah Sughra ( ىD;q 9 S ) Sughra artinya lebih kecil. Hukum bacaan disebut qalqalah sughra apabila salah satu huruf qalqalah itu berharakat sukun asli dalam kata-kata bahasa arab. Membacanya harus bergoncang dan berbunyi membalik. Contoh : D ِ pْ E f #ِ<ْ5q َ َا5sَ َو (b)
Qalqalah Kubra ( ىDp آ9 S ) Kubra artinya lebih besar. Hukum bacaan disebut qalqalah kubra adalah bila salah satu huruf qalqalah berharakat sukun karena waqaf (berhenti). Membacanya harus lebih berkumandang dan lebih jelas. Contoh : ● َ Sَ ِاذَا َو, ● ِ َ7َ ْ ب ا H Dَ <ِ
5) Hukum Bacaan Lam Jalalah Lam jalalah adalah lamnya lafadz Allah. Hukum lam jalalah ada 2 : 1.
Tafkhim (Tebal) 34}7s Apabila lam jalalah didahului harakat fathah atau dhummah. Contoh : ِ ْ ُل ا5 ُ َر, َ نا f ِا
2.
Tarqiq (Tipis) 4SDs Apabila lam jalalah didahului harakat kasrah. Contoh : َ اD ِ ْآ/ِ <ِ
6) Hukum Bacaan Ra’ Hukum bacaan ra’ ada 3: (a)
Ra’ Tafkhim (Tebal) 34}7s Ra’ fathah, ra’ fathatain Contoh : #ًl4ْ ِ َ ًاD ِآ#َN , Gً 5َُر Ra’ dhummah, ra’ dhummatain
َ ٌْر57ُ 8 َ , #َ:Sْ ُر ِز Contoh : ٌ34ْ ِ ! Ra’ sukun didahului fathah atau dhummah Contoh : #َFBِ Sَ ْD1َ , ن َ ْ5ُ َ ْD1ُ Ra’ sukun yang jatuh setelah harakat kasrah bertemu huruf ق, ط, ص Contoh : ٌ9Sَ ْDuِ , ٌس#َzْDSِ , دًا#َqِْار Ra’ sukun didahului hamzah washal yang berharakat kasrah Contoh : #َlه ُ ْD! َ ِْر Ra’ sukun yang dibaca waqaf didahului huruf sukun selain ya’ yang sebelumnya ada harakat fathah atau dhummah. Contoh : ●
ْ12 ْ4 ُ 5ِ79َ , ● ْ1: ْ ;َ 9ْ وَا
(b)
Ra’ Tarqiq (Tipis) 4SDs Ra’ kasrah, ra kasratain Contoh : ٍ 4ْ ِ ْ ٍر5t ُ <ِ , ٌل#َLِر Ra’ sukun didahului kasrah Contoh : 9ٍ Qَ ْD1ِ , ْDpِ q ْ #َu Ra’ sukun yang dibaca waqaf didahului ya’ sukun Contoh : ● ٌDQْ Bِ Sَ , ● ٌD4ْ W َ Ra’ sukun yang dibaca waqaf didahului huruf sukun yang sebelumnya ada kasrah. Contoh : ● ٌD ِذ ْآ, ● ٌDt ْ ِ
(c)
Ra’ yang boleh dibaca tafkhim dan boleh dibaca tarqiq (ِ4ْ $َ L ْ ) َو Wajhaini artinya berwajah dua atau boleh dibaca tebal dan boleh dibaca tipis. Di dalam Al-Qur’an ada 6: Jika ada huruf ra’ mati setelah harakat kasrah asli, bertemu dengan huruf isti’la yang berharakat kasrah dalam satu kalimah. Dalam Al-Qur’an hanya ada 1, yaitu di dalam QS. Asy-Syuara’ pada lafadz ق ٍ ْDuِ { ُآ Jika ra’ dalam keadaan waqaf, didahului huruf isti’la yang berharakat sukun dan sebelum huruf isti’la ada huruf berharakat kasroh. Contoh: ● D ِM ْ ِ ْ ا َ 4ْ َ , ● Dَ E ْ 1ِ
7) Hukum Bacaan Al Hukum bacaan al terbagi menjadi 2, yaitu: (a)
Idzhar Qomariyah ( 9QDlS ر#$%) ا Hukum bacaan disebut idzhar qomariyah apabila ada al bertemu dengan salah satu huruf qomariyah. Cara membacanya al dibaca jelas atau di-idzhar-kan.
Huruf-huruf qomariyah tersebut terkumpul menjadi satu dalam lafadz ْOlَ 4ْ ِ َ W َ ~ َو َn َ! َ ِ <ْ َا Contoh : 9ُ َ ِر#ََ ا, {ِ 4ْ 7ِ ْ َا (b)
Idgham Syamsiyah ( 94ClN م#8) اذ Hukum bacaan disebut idgham syamsiyah apabila al bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah (selain huruf qomariyah). Cara membacanya harus meng-idgham-kan atau men-tasydid-kan. Huruf-huruf syamsiyah terkumpul pada awal kalimat dalam lafadz :
ْمDَ oِ ْ ِ #ً7Qْ Dِ N َ ْ ُزر H% َ ْ َء5 ُ ْ َدع# ْ3Vَ Fِ ْ ذَاv ِ ْ7ُ sَ #ًl! ْ {ْ َرq ِ 3f gُ ْz ِ 8) Hukum Bacaan Mad Mad ialah memanjangkan suara huruf mad dengan panjang satu alif, dua alif atau tiga alif. Huruf mad ada 3 yaitu : alif didahului fathah, ya’ sukun didahului kasrah dan wawu sukun diduhului dhummah. Hukum mad dibagi 2: (a)
Mad Thobi’iy (IVpz B1) Mad thobi’iy adalah huruf mad yang tidak bertemu hamzah, sukun atau tasydid. Panjangnya 1 alif. Contoh : ْا5ُْ5Sُ , { َ 4ْ Sِ , ْا5َ#S
(b)
Mad Far’iy (Du B1) Mad far’iy adalah mad yang panjangnya lebih dari 1 alif karena bertemu hamzah, sukun atau tasydid.
Mad far’iy ada 13:
Mad Wajib Muttashil ({EّP1 L واB1) Mad wajib muttashil ialah huruf mad yang bertemu
dengan
hamzah
dalam
satu
kalimah.
Panjangnya 2,5 alif atau 5 harakat. Contoh : ء َ َ4pِ Fْ َا
Mad Jaiz Munfasil ({E7:1 y#L B1) Mad jaiz munfasil ialah huruf mad yang bertemu dengan hamzah dalam lain kalimah. Panjangnya 2,5 alif atau 5 harakat. Contoh : Bُ pُ ْ َ َا
Mad Shilah Qashirah (ةDES 9 q B1) Mad shilah adalah ha’ dhomir yang terletak diantara dua huruf hidup. Sedangkan mad shilah qashirah adalah mad shilah yang tidak bertemu hamzah. Panjangnya 1,5 alif atau 3 harakat. Contoh : ًاBt َ Pَ ْ 1ُ Oِ Fِ ْْ ُدو1ِ
Mad Shilah Thawilah (9 Q5z 9 q B1) Mad shilah thawilah adalah mad shilah yang bertemu hamzah. Panjangnya 2,5 alif atau 5 harakat. Contoh : #ً$َ ِاOِ Fِ ْْ ُدو1ِ
Mad ‘Aridl Lissukun (ن5oC رض# B1) Mad ‘aridl lissukun ialah huruf mad yang bertemu sukun karena dibaca waqaf. Panjangnya boleh 1, 2 atau 3 harakat. Contoh : ● ْ4ْ lِ َ #َVْ ب ا H َر-- َ 4ْ lِ َ#َVْ ب ا H َر
Mad Lin (4 B1) Mad lin adalah wawu sukun atau ya’ sukun yang didahului fathah bertemu sukun karena dibaca waqaf. Panjangnya boleh 1, 2 atau 3 harakat. Contoh : ● ْD4ْ W َ --- ٌD4ْ W َ , ● ْْم5Sَ --- ٌْم5Sَ
Mad ‘Iwadl (ض5 B1) Mad ‘iwadl adalah harokat fathatain dibaca waqaf selain ta’ marbuthoh. Panjangnya 1 alif.
ِ َر--- #ًl4ْ ! ِ َر Contoh : ● #َl4ْ !
Mad Tamkin (4ols B1) Mad tamkin adalah ya’ kasrah bertasydid bertemu ya’ sukun. Panjangnya 1 alif. Contoh : َ 4ْ QH َا ِر5t َ ْ ِ , َ 4ْ 4H H ِ
Mad Badal (لB< B1) Mad badal adalah apabila ada hamzah bertemu dengan mad yang berasal dari hamzah sukun, kemudian hamzah ini diganti dengan alif, wawu atau ya’. Panjangnya 1 alif. Contoh :
َد ُم-- َأاْ َد ُم ف ٍ J َ Qْ ِإ-- ف ٍ J َ yْ ِإ Iِsْ ُأو-- I َ sِ ُْأؤ
Mad Lazim Kilmiy Mukhaffaf (}}1
l زم آG B1)
Mad lazim kilmiy mukhaffaf adalah huruf mad bertemu sukun asli dalam satu kalimah. Panjangnya 3 alif. Contoh : ْ3Pُ :ْ ْ ُآBSَ و َ ن َ #ْ
Mad Lazim Kilmiy Mutsaqqal ({1 l زم آG B1) Mad lazim kilmiy mutsaqqal adalah huruf mad bertemu tasydid dalam satu kalimah. Panjangnya 3 alif
Contoh : َ 4ْ Hf اGَ َو Mad Lazim Harfiy Mukhaffaf (ّ7}1 uD! زمG B1)
Mad lazim harfiy mukhaffaf adalah huruf mad bertemu sukun dalam satu huruf. Panjangnya 3 alif. Contoh : huruf lam dalam lafadz 3ّ ا Mad Lazim Harfiy Mutsaqqal ({1 uD! زمG B1)
Mad lazim harfiy mutsaqqal adalah huruf mad bertemu tasydid dalam satu huruf. Panjangnya 3 alif. Contoh : 3ّ Cz 9) Waqaf dan Ibtida’ Waqaf adalah berhenti sejenak atau putus bunyi suara dan berganti nafas diakhir kata. Tanda-tanda Waqaf No. Tanda
Keterangan
Waqaf 1
م
Waqaf lazim: harus berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.
2
ط
Waqaf Muthlaq: lebih baik berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut daripada disambung dengan kata berikutnya.
3
ج
Waqaf Jaiz: boleh berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut dan boleh juga disambung dengan kata berikutnya.
4
ز
Waqaf Mujauwaz: boleh berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut, tetapi lebih baik disambung
dengan kata berikutnya. 5
ص
Waqaf Murokh-khosh boleh berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut karena dadurat, misalnya kehabisan nafas.
6
u
Waqaf Mustachab sebaiknya berhenti tapi tidak salah jika disambung dengan kara berikutnya.
7
G
Washal: larangan berhenti, kecuali jika terdapat pada akhir ayat.
8
q
Waqaf Mustachab Waslah, sebaiknya disambung dengan kata berikutnya.
9
Waqaf Mu’anaqoh: harus berhenti disalah satu titik tiga, tidak boleh berhenti di kedua titik tiga
10
OPo
Tanda harus berhenti sejenak tanpa bernafas.
Saktah adalah berhenti sejenak tanpa nafas, lebih pendek dari waktu waqaf dan memulai bacaan lagi pada saat itu juga. Di dalam Al-Qur’an hanya ada 4 bacaan saktah: 1.
QS. Al-Kahfi ayat 1 yaitu pada lafadz :
$VϑÍhŠs% ∩⊇∪ 2%y`uθÏã …ã&©! ≅yèøgs† óΟs9uρ 2.
QS. Yasin ayat 52 yaitu pada lafadz :
#x‹≈yδ 3 2$tΡωs%ö¨Β ÏΒ $uΖsVyèt/ .tΒ $uΖn=÷ƒuθ≈tƒ (#θä9$s% 3.
QS. Al-Qiyamah ayat 27 yaitu pada lafadz :
∩⊄∠∪ 5−#u‘ ô 2 tΒ Ÿ≅ŠÏ%uρ
4.
Qs. Al-Muthaffifin ayat 14 yaitu pada lafadz :
∩⊇⊆∪ tβθç6Å¡õ3tƒ (#θçΡ%x. $¨Β ΝÍκÍ5θè=è% 4’n?tã tβ#u‘ ö≅ 2 t/ ( āξx. Ibtida' adalah memulai lagi bacaan setelah berhenti (waqaf). Seseorang juga harus memerhatikan makna dalam kalimat-kalimat Al-Qur'an, sehingga ketika ia memulai lagi bacaannya, makna-makna Al-Qur'an tetap terjaga.
Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang A. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang berasal dari perubahan/ alih fungsi dari sekolah persiapan Institut Agama Islam (SP.IAIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta di Semarang. Dengan demikian status SP IAIN di Semarang adalah sekolah negeri di bawah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Rintisan pendirian SP IAIN Semarang dilakukan oleh kepala kantor perwakilan Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah, Almarhum Bapak KH. Ali Masyhar bekerja sama dengan yayasan Al Jami’ah Semarang. Pada waktu pendirian SP IAIN Semarang di tahun 1966, pengurus yayasan AL Jami’ah Semarang antara lain terdiri dari ketua Bapak KH. Ali Mansyur (Almarhum) dan Bapak H. Saliyun M. Amir, BA sebagai sekretarisnya. Tempat penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar SP IAIN Semarang berlokasi di kompleks pendidikan SMP/SMA Islam Diponegoro Semarang. Selang beberapa tahun kemudian lokasinya berpindah di kompleks pendidikan yayasan Al Jami’ah di Jl. Ki Mangun Sarkoro No. 17 Semarang. Pada waktu berdirinya SP IAIN Semarang dipimpin oleh bapak Drs. Ahmad Darodji sebagi kepala sekolah dengan surat keputusan Departemen
Agama
pusat,
Jakarta.
Dengan
berdirinya IAIN
Walisongo Semarang pada tahun 1978, Bapak Drs. H. Ahmad Darodji menjadi salah satu unsur pimpinannya. Maka SP IAIN Semarang berganti pimpinan yaitu bapak Drs. H. Abdul Karim Husaen (almarhum) yang sebelumnya menjabat kepala SP IAIN di Kendal. Pada tahun 1979 berdasarkan SK menteri Agama no. 17 tahun 1978, SP IAIN Semarang berubah fungsi menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) kotamadya Semarang. Pimpinannya masih tetap Bapak 54 Drs. H. Abdul Husaen, dan pada tahun 1981 pindah ke tanah milik
sendiri di kelurahan Plamongan Sari, kecamatan Genuk kotamadya Semarang. Dengan adanya penataan ruang baru dari dinas tata kota nama lokasi MAN Semarang kini berubah menjadi wilayah kelurahan Pedurungan Kidul, kecamatan Pedurungan, kotamadya Semarang. Pada tahun 1990 MAN Semarang resmi menjadi MAN 1 Semarang. Secara berurutan pimpinan yang memegang jabatan kepala MAN 1 Semarang adalah sebagai berikut: 1. Drs. H. Abdul Karim Husaen (1982-1984) 2. Abdul Fatah, SH (1984-1985) 3. Drs. H. Sunhadi (1985-1988) 4. Drs. Ismono (1988-1992) 5. Drs. H. Rachmat Shofie (1992-1994) 6. Drs. H. Muhammadi (1994-1996) 7. Drs. Agus Hadi Susanto (Menjadi Pejabat sementara pada 1996-1998) 8. Drs. H. Haryono (1998-2002) 9. Drs. Basuki, M.Ag (2002-2007) 10. Drs. Syaefudin, M.Pd (2007-Sekarang) Adapun secara umum perkembangan MAN 1 Semarang mengarah pada suatu kemajuan. Hal ini dapat diketahui dari beberapa perubahan yaitu sebagai berikut: 1. Adanya
penambahan
tenaga
edukatif,
sesuai
dengan
spesialisasi masing-masing. 2. Sarana dan prasarana untuk kepentingan pendidikan bertambah sistem seleksi masuk kepemimpinan yang tegas, disiplin dan mementingkan kepentingan umum. B. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang Visi merupakan tujuan universal sebuah institusi/ lembaga untuk mengarahkan dan menjadi barometer keberhasilan tujuan yang ingin dicapai, MAN 1 Semarang menetapkan visi, “Membangun
Generasi yang Beriman, Bertaqwa, Berprestasi dan Berakhlaqul Karimah” Maka untuk memperjelas visi tersebut, kemudian dijabarkan dalam sebuah misi, yakni : 1. Menjadikan Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang sebagai madrasah yang mengembangkan pengajaran IPTEK dan IMTAQ. 2. Menjadikan Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang sebagai lingkungan pendidikan yang islami penuh ukhuwah, sederhana, disiplin dan berkreasi. 3. Membiasakan siswa dengan ajaran agama melalui kebiasaan beribadah, baik maghdhoh dan ghoiru maghdhoh. 4. Meningkatkan kemampuan profesional tenaga pendidikan sesuai perkembangan zaman. 5. Menyiapkan lulusan Madarasah Aliyah Negeri 1 Semarang agar bisa diterima di perguruan tinggi negeri maupun swasta favorit dengan memiliki prestasi akademik yang baik. 6. Mencetak generasi yang bermanfaat bagi masyarakat nusa bangsa dan agama. 7. Menyiapkan calon pemimpin dan mubalighul islam yang kreatif, inovatif, dan aspiratif dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi berlandaskan iman dan taqwa kepada Allah SWT melalui boarding school. C. Letak Geografis Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang Secara geografis MAN 1 Semarang, berada di pinggiran kota, sehingga terlepas dari hiruk pikuk kehidupan pusat kota. Walaupun letaknya dipinggir kota, akan tetapi mudah dijangkau sebab posisinya cukup strategis, sehingga orang mudah menemukannya dengan mudah dan tidak perlu susah-susah karena berada tidak jauh dari pinggir jalan. Sebelah timur
:Berbatasan dengan rumah penduduk dan jalan menuju Plamongan
Sebelah utara
: Berbatasan dengan Jalan Raya Brigjend Sudiarto
Sebelah barat
: Berbatasan dengan rumah penduduk
Sebelah selatan
: Berbatasan dengan rumah penduduk
Kemudian jika dilihat dari sudut pandang lingkungan sekitarnya, maka MAN 1 Semarang mempunyai beberapa keuntungan. Di antaranya adalah berada di daerah pesantren dan jauh dari keramaian kota, sehingga sangat menguntungkan dalam proses belajar mengajar. D. Keadaan Guru dan Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang 1. Guru Guru merupakan salah faktor penentu dalam proses belajar mengajar. Maka ketersediaan tenaga pendidik dalam suatu lembaga pendidikan yang berkualitas dan mempunyai dedikasi yang tinggi sangat penting adanya. Di MAN 1 Semarang, memiliki tenaga pendidik dan karyawan sebanyak 77 orang, terdiri dari guru tetap sebanyak 58 orang dan guru tidak tetap 19 sedangkan untuk guru lulusan S2 sebanyak 3 orang, untuk lulusan D3 sebanyak 3 orang dan untuk S1 71 orang. 2. Siswa Berkenaan dengan kondisi siswa di MAN 1 semarang sangat variatif, ada yang pintar secara akademis, ada yang mempunyai kelebihan yang lain seperti kemampuan menjalin hubungan sosial, ada yang aktif ada yang pendiam, dan masih banyak karakter siswa yang tidak bisa teridentifikasi secara lengkap, sebab butuh waktu yang lebih panjang untuk mempelajari mereka. Keragaman tersebut ada karena mereka berasal dari latar belakang atau background keluarga yang tidak sama.
TABEL KEADAAN SISWA DI MAN SEMARANG 1 TAHUN AJARAN 2010/2011
NO.
Kelas
Jumlah Kelas
Jumlah Murid Putra
Putri
Jumlah Seluruhnya
1.
X
11
164
259
423
2.
XI
11
136
257
393
3.
XII
11
128
221
349
JUMLAH
33
428
737
1165
E. Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang Bagunan fisik menjadi salah satu bagian penting untuk dalam suatu sekolah. Kondisi yang nyaman tentunya akan menambah semangat siswa dalam proses belajar mengajar. Beberapa tahun ini seolah MAN 1 Semarang terus berbenah, hal ini dapat terlihat ketika memasuki lingkungan MAN 1 Semarang. Diantara bangunan yang sudah ada yaitu, ruang kepala sekolah yang satu atap dengan ruangan bagian tata usaha (TU), ruang guru, aula, ruang kelas, lapangan olah raga (volly, basket, futsal), ruang pramuka, osis, UKS, ruang BK, ruangan multimedia, masjid, asrama siswa dan lain sebagainya. Dari kesekian banyak fasilitas fisik tersebut, hanya beberapa saja yang sedikit akan kami uraikan, untuk mendapatkan gambaran tentang sarana, prasarana dan media pembelajaran di sekolah praktikan. 1. Ruang Kelas Ada 33 ruang kelas yang setiap hari digunakan proses pembelajaran. Ruang tersebut terdiri dari kelas X, XI dan XII yang masing-masing tingkat kelas paralel yang berbeda. Untuk kelas X terdiri dari 11 kelas, yaitu kelas X.1 s/d X.11. Kemudian kelas XI terdiri dari 11 lokal, untuk jurusan Bahasa 1 kelas (XI. BHS 1) ,
untuk kelas IPA ada 5 kelas (XI.IPA 1 s/d XI.IPA 5), jurusan IPS ada 4 kelas (XI.IPS 1 s/d XI.IPS 4) dan jurusan AGAMA ada 1 kelas (XI AGAMA). Untuk kelas XII terdiri dari 11 kelas; 2 kelas untuk program Bahasa (XII. BHS 1 dan XII. BHS 2) dan 5 kelas untuk program IPA (XII.IPA 1 s/d XII.IPA 5). Sedangkan untuk jurusan IPS terdapat 3 ruang kelas (XII IPS 1 s/d XII IPS 3) dann 1 kelas untuk jurusan AGAMA (XII AGAMA). Selain itu juga terdapat 3 kelas Imersi, masing-masing kelas X. 11, XI. IPA 5 dan XII. IPA 5. Setiap kelasnya rata-rata terdapat kurang lebih 30 s/d 40 siswa kecuali untuk imersi terdiri dari 20-30 siswa. Menurut aturan tata ruang, di setiap kelas terlihat cukup sehat, karena ada ventilasi udara dan pencahayaan yang cukup serta tiap kelas dilengkapi kipas angin. 2. Ruang Guru dan Ruang Kepala Sekolah Ketika
memasuki
gerbang
sekolah
akan
langsung
dihadapkan pada ruang kepala sekolah yang berada satu atap dengan runag tata usaha. Sedangkan ruang guru berada di sebelah selatan ruang kepala sekolah dengan berbagai fasilitas, antara lain AC, internet, TV, ruang tamu, smoking area dan toilet. 3. Kantor Tata Usaha dan Administrasi Lokasi ruang tata usaha terdapat di samping ruang kepala sekolah. Seluruh administrasi sekolah dikerjakan oleh staf tata usaha dalam ruang tersebut. Urusan Tata Usaha dikoordinatori oleh Lilik Pujihastuti. 4. Laboratorium Ruang laboratorium yang ada di MAN 1 Semarang terdiri dari 5 ruang, yaitu laboratorium kimia, laboratorium biologi, laboratorium fisika, laboratorium bahasa, dan laboratorium komputer/internet.
Selain
ada
ruang
kesenian
dan
ruang
ketrampilan Dalam setiap laboratorium memiliki kepengurusan
yang terdiri dari koordinator laborat, laboran, dan beberapa anggota laboratorium yang bertanggung jawab penuh atas terselenggaranya kegiatan praktikum di ruang laboratorium tersebut. 5. Masjid Tempat ibadah di madrasah merupakan bangunan sentral untuk menanamkan nilai-nilai agama pada siswa. Jadi keberadaan dan eksistensinya sebagai tempat ibadah juga mutlak diperlukan. salah satu bangunan di MAN 1 Semarang, cukup representatif untuk melaksanakan kegiatan keagamaan, maupun kegiatan pembelajaran.
Misalnya
shalat
jama’ah,
praktik
shalat,
ektrakulikuler qira’ah dan kaligrafi. 6. Perpustakaan Sekolah Perpustakan adalah mata air ilmu pengetahuan. Kualitas dan mutu sekolah bisa tercermin dari kondisi dan keadaan perpustakaan. Artinya pengelolaan dan penyediaan media belajar/ sumber belajar berupa perpustakaan akan sangat menentukan proses belajar siswa. Sebab penanaman kebisaaan membaca harus dimulai sejak dini, termasuk siswa MAN 1 Semarang haruslah mulai dikenalkan dan dipahamkan bahwa buku adalah gerbang ilmu
pengetahuan.
Siswa
harus
disadarkan
bahwa
cara
mendapatkan ilmu bukan hanya ketika proses pengajaran di dalam kelas.
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Satuan Pendidikan : MAN 1 Semarang Jumlah Soal : 25 Kelas/Semester Waktu Mata Pelajaran
: XI/I-II : 60 menit : Al-Qur'an Al-Hadits
Bentuk Soal : Pilihan Ganda Se mes ter
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Memahami ayat- 1.1 Membaca QS. Al Baqarah : ayat Al- Qur’an tentang
148 dan QS. al Fatir : 32 1.2 Menjelaskan arti QS. Al
kompetisi dalam
Baqarah : 148 dan QS. Al
kebaikan
Fatir : 32 1.3 Menampilkan perilaku
I
Indikator - Menjelaskan pengetian makharijul huruf - Menjelaskan pengertian
Mat
- M
hu
si
sifatul huruf - Menyebutkan hukum bacaan nun sukun dan tanwin
- H
ba
berkompetisi dalam kebaikan
su
seperti terkandung dalam
ta
QS. Al Baqarah : 148 dan QS. Al Fatir : 32
- Menyebutkan hukum bacaan mim sukun
- H
ba
su Memahami ayat- 2.1 Membaca Qs. Al Isra : 26ayat al Qur’an
27 dan QS. Al Baqarah :
tentang perintah
177
menyantuni
- Menjelaskan hukum bacaan lam dan ra’
2.2 Menjelaskan arti QS. Al Isra - Menyebutkan macam-macam
- H
ba
da
- H
kaum Dhu’afa
: 26-27 dan QS. Al Baqarah
hukum bacaan al
ba
: 177 2.3 Menampilkan perilaku menyantuni kaum Dhu’afa
- Menjelaskan pengertian qalqalah
seperti terkandung dalam
- H
ba
qa
QS. Al Isra : 26-27 dan QS. Al Baqarah : 177 Memahami ayat- 3.1 Membaca QS. Al Rum: 41ayat al Qur’an
42, QS Al-A’raf: 56-58, dan
tentang perintah
QS Ash Shad: 27
menjaga II
3.2 Menjelaskan arti QS. Al
kelestarian
Rum: 41-42, QS Al-A’raf:
lingkungan
56-58, dan QS Ash Shad: 27
hidup
3.3 Membiasakan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup seperti
- Menyebutkan macam-macam bacaan mad
- H
ba
- Menunjukkan contoh bacaan mad dalam ayat Al-Qur’an - Menjelaskan pengertian waqaf - Menyebutkan macam-macam tanda waqaf
terkandung dalam QS. Al Rum: 41-42, QS Al-A’raf: 56-58, dan Shad: 27 Nama : ......................................... Kelas : ......................................... Pilih salah satu jawaban a, b, c, d, atau e dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda benar! 1. Makharijul huruf adalah ..... a. Tempat keluarnya huruf d. Aturan membaca Al-Qur'an b. Bunyi yang keluar dari mulut e. Suara yang keluar saat membaca Al-Qur'an c. Karakter setiap huruf 2. Di bawah ini yang bukan termasuk makharijul huruf adalah ..... a. Jawf d. Syafatani b. Halq e. Khaisyum
- H
ba
W
c. Qalqalah 3. Makhraj huruf yang terletak pada kedua bibir atas dan bawah (syafatani) adalah ..... a. ﺵ, ﻱ, ﺝ d. ﺱ, ﺯ, ﺹ b. ﻭ, ﺏ, ﻡ
e.
ﻱ,ﺏ,ﻡ
c. ﺕ, ﺩ, ﻁ 4. ﺧﺺ ﺿﻐﻂ ﻗﻆhuruf di samping tergolong dalam sifat ..... a. هﻣﺲ
d. ﺷﺪﺓ
b. ﺟﻬﺮ
e. ﺍﺳﺘﻔﺎﻝ
c. ﺍﺳﺘﻌﻼﺀ 5. Huruf-huruf di bawah ini yang termasuk sifat ( ﺍﻃﺒﺎﻕterkatupnya lidah dari langit-langit) adalah ..... d. ﺩ, ﺝ. ﺏ, ﻁ, ﻕ a. ﻅ, ﻁ, ﺽ, ﺹ b. ﻕ, ﻑ, ﻍ, ﻉ c.
e. ﻕ, ﻅ, ﻁ, ﺽ, ﺹ
ﻍ,ﻉ,ﻫ,ﺀ
6. Ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar adalah ..... a. Qira'ati d. Tajwid b. Iqra' e. Tafsir c. Makhraj 7. Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ﺥ, ﺡ, ﻍ, ﻉ, ﻫ, ﺀdisebut bacaan ..... a. Iqlab d. Idgham bigunnah b. Ikhfa' e. Idgham bila Ghunnah c. Idzhar ﺑ ﻊ ﻴ ﻤ ﺳ adalah contoh bacaan ….. 8. ﺮ ﻴ ﺼ a. Idgham bila Ghunnah d. Idgham bigunnah b. Ikhfa' e. Iqlab c. Idzhar 9. Kalimat di bawah ini yang merupakan contoh ikhfa' syafawi adalah ..... a. ﻢ ﺘﺒ ﺴ ﺎ ﹶﻛﻢ ﻣ ﻭﹶﻟ ﹸﻜ d. ﻢ ﻜ ﺮ ﹶﻟ ﹸ ﻴ ﺧ ﻢ ﺍ ﹸﻛﺫﹶﺍ b. ﻥ ﻮ ﻨﺠ ﻤ ﻢ ﹺﺑ ﺒ ﹸﻜﺣ ﺎﺎ ﺻﻣ
e. ﺎﻴﻌﺷ ﻢ ﺴ ﹸﻜ ﻳ ﹾﻠﹺﺒﻭ ﹶﺃ
c. ﻢ ﻋ ْﹶﻠ ﹺﻬ ﺖ ﻤ ﻌ ﻧﹶﺍ 10. Apabila ada huruf mim sukun bertemu dengan huruf mim ( )ﻡdisebut bacaan ..... a. Idzhar syafawi d. Idgham mutamasilain b. Ikhfa' syafawi e. Idgham mutaqaribain
c. Idgham mutajanisain 11. Ditinjau dari perbedaan makhraj dan sifatnya, idgham dibagi menjadi ..... a. 2 d. 5 b. 3 e. 6 c. 4 12. ﻢ ﻜ ﺨ ﹸﻠ ﹾﻘ ﹸ ﻧ ﻢ ﹶﺍﹶﻟmerupakan contoh bacaan ..... a. Idzhar syafawi d. Idgham mutamasilain b. Ikhfa' syafawi e. Idgham mutaqaribain c. Idgham mutajanisain 13. Dalam lafadz ﷲ َ ﺍﻥﱠ ﺍ lam jalalahnya harus dibaca ..... a. Jelas d. Tebal b. Dengung e. Tipis c. Samar 14. Di Bawah ini yang bukan merupakan bacaan ra' tafkhim (tebal) adalah ..... a. ra' kasrah, ra' kasratain b. ra' fathah, ra' fathatain c. ra' dhummah, ra' dhummatain d. ra' sukun didahului fathah atau dhummah e. ra' sukun yang jatuh setelah harakat kasroh dan setelahnya berupa huruf isti'la 15. Di bawah ini yang merupakan contoh bacaan ra' tarqiq adalah ..... a. ﺎﺭ ﹺﺯ ﹾﻗﻨ d. ﺮ ﹶﻗ ﹰﺔ ﻓ b. ﺮ ﺻﹺﺒ ﻓﹶﺎ
e. ﻕ ﺮ ﹴ ﻓ ﹸﻛﻞﱢ
c. ﻻ ﻮ ﹰ ﺳ ﺭ 16. Apabila ada Al bertemu dengan salah satu huruf yang terkumpul dalam lafadz ﺍﺑﻎ ﺣﺠﻚ ﻭﺧﻒ ﻋﻘﻴﻤﻪadalah bacaan ..... a. Al qomariyah d. Al syafawi b. Al syamsiyah e. Al mutakalimin c. Al musyayyadah 17. Bacaan Qalqalah kubra adalah ..... a. apabila nun sukun atau tanwin bertemu huruf qalqalah b. apabila salah satu huruf qalqalah berharakat sukun asli c. apabila salah satu huruf qalqalah berharakat sukun karena waqaf d. apabila mim sukun bertemu huruf qalqalah e. apabila salah satu huruf qalqalah bertemu dengan tasydid 18. Hukum bacaan mad dibagi menjadi ..... a. 6 d. 3 b. 5 e. 2 c. 4 19. Mad wajib muttashil (ﺼﻞ )ﻣﺪ ﻭﺍﺟﺐ ﻣﺘadalah ..... a. Huruf mad yang bertemu dengan sukun dalam satu kalimah b. Huruf mad yang bertemu dengan sukun dalam lain kalimah
c. Huruf mad yang bertemu dengan hamzah dalam satu kalimah d. Huruf mad yang bertemu dengan hamzah dalam lain kalimah e. Huruf mad yang bertemu dengan tasydid 20. Mad shilah yang tidak bertemu hamzah dan panjangnya 1,5 alif disebut bacaan .... a. Mad iwadl d. Mad shilah qashirah b. Mad shilah e. Mad badal c. Mad shilah thawilah 21. Yang merupakan contoh bacaan mad lin adalah ..... a. ● ﻤﺎ ﻴ ﺣ ﺭ --- ﻤﺎ ﻴ ﺣ ﺭ b. ● ﻦ ﻴ ﻤ ﺎﹶﻟ ﺍﹾﻟﻌﺭﺏ -- ﻦ ﻴ ﻤ ﺎﹶﻟ ﺍﹾﻟﻌﺭﺏ
c. َ 4ْ H f اGَ َو d. #ً$َ ِاOِ Fِ ْْ ُدو1ِ e. ● ْْم5Sَ --- ٌْم5Sَ 22. Apabila ada tanda waqaf jaiz ( )ﺝcara membacanya adalah ..... a. Harus berhenti b. Harus diteruskan c. Lebih baik berhenti daripada diteruskan d. Lebih baik diteruskan daripada berhenti e. Lebih baik berhenti akan tetapi jika diteruskan juga diperbolehkan 23. Memulai lagi bacaan setelah berhenti (waqaf) dengan memperhatikan makna dalam kalimat-kalimat Al-qur'an disebut ..... a. Waqaf d. Ibtida' b. Saktah e. Makhraj c. Qalqalah 24. Berhenti sejenak tanpa napas, lebih pendek dari waktu waqaf dan memulai lagi bacaannya saat itu juga disebut ..... a. Waqaf d. Ibtida' b. Saktah e. Makhraj c. Qalqalah 25. Bacaan saktah berikut ini terdapat dalam surat.....
ﺎ ﺳﻮﺟ ﻋ ﻪ ﻌ ﹾﻞ ﻟﱠ ﺠ ﻳ ﻢ ﻭﹶﻟ ∩⊇∪ﻤﹰﺎﹶﻗﻴ a. QS. Al-Kahfi ayat 1 b. QS. Yasin ayat 52 c. QS. Al-Qiyamah ayat 27
d. QS. Al-Muthaffifin ayat 14 e. QS. An-Nisa' ayat 54
KUNCI JAWABAN TES TERTULIS (PILIHAN GANDA) PEMAHAMAN ILMU TAJWID
1. A
11. B
21. E
2. C
12. E
22. E
3. B
13. D
23. D
4. C
14. A
24. B
5. A
15. B
25. A
6. D
16. A
7. C
17. C
8. E
18. E
9. B
19. C
10. D
20. D
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR'AN Petunjuk Umum : A. Instrumen ini tidak berpengaruh pada posisi Anda di sekolah B. Kesediaan dan kejujuran anda sangat membantu dalam penelitian ini, atas kesediaannya kami ucapkan terima kasih Petunjuk Khusus : A. Tulis identitas anda di bawah ini Nama : ................................ Kelas
: ................................
B. Bacalah potongan ayat di bawah ini sesuai dengan hukum bacaan tajwid yang baik dan benar! 1. QS. Al-Lahab ayat 1-5 :
ôM¬7s? !#y‰tƒ ’Î1r& 5=yγs9 ¡=s?uρ ∩⊇∪ !$tΒ 4o_øîr& çµ÷Ψtã …ã&è!$tΒ $tΒuρ |=|¡Ÿ2 ∩⊄∪ 4’n?óÁu‹y™ #Y‘$tΡ |N#sŒ 5=oλm; ∩⊂∪ …çµè?r&tøΒ$#uρ s's!$£ϑym É=sÜysø9$# ∩⊆∪ ’Îû $yδω‹Å_ ×≅ö7ym ÏiΒ ¤‰|¡¨Β ∩∈∪ 2. QS. Al-'Ashr ayat 1-3 :
ÎóÇyèø9$#uρ ∩⊇∪ ¨βÎ) z≈|¡ΣM}$# ’Å∀s9 Aô£äz ∩⊄∪ āωÎ) tÏ%©!$# (#θãΖtΒ#u (#θè=Ïϑtãuρ ÏM≈ysÎ=≈¢Á9$# (#öθ|¹#uθs?uρ Èd,ysø9$$Î/ (#öθ|¹#uθs?uρ Îö9¢Á9$$Î/ ∩⊂∪ 3. QS. Al-Kahfi 1-5 :
߉÷Κptø:$# ¬! ü“Ï%©!$# tΑt“Ρr& 4’n?tã Íνωö7tã |=≈tGÅ3ø9$# óΟs9uρ ≅yèøgs† …ã&©! 2%y`uθÏã ∩⊇∪ $VϑÍhŠs% u‘É‹ΖãŠÏj9 $U™ù't/ #Y‰ƒÏ‰x© ÏiΒ çµ÷Ρà$©! tÏe±u;ãƒuρ tÏΖÏΒ÷σßϑø9$# zƒÏ%©!$# šχθè=yϑ÷ètƒ ÏM≈ysÎ=≈¢Á9$# ¨βr& öΝßγs9 #ô_r& $YΖ|¡ym ∩⊄∪ šÏVÅ3≈¨Β ϵŠÏù #Y‰t/r& ∩⊂∪ u‘É‹Ζãƒuρ šÏ%©!$# (#θä9$s% x‹sƒªB$# ª!$# #V$s!uρ ∩⊆∪ $¨Β Μçλm; ϵÎ/ ôÏΒ 5Οù=Ïæ Ÿωuρ óΟÎγÍ←!$t/Kψ 4 ôNuã9x. ZπyϑÎ=Ÿ2 ßlãøƒrB ôÏΒ öΝÎγÏδ≡uθøùr& 4 βÎ) šχθä9θà)tƒ āωÎ) $\/É‹x. ∩∈∪
4. QS. An-Nisa ayat 23 :
ôMtΒÌhãm öΝà6ø‹n=tã öΝä3çG≈yγ¨Βé& öΝä3è?$oΨt/uρ öΝà6è?≡uθyzr&uρ öΝä3çG≈£ϑtãuρ öΝä3çG≈n=≈yzuρ ßN$oΨt/uρ ˈF{$# ßN$oΨt/uρ ÏM÷zW{$# ãΝà6çF≈yγ¨Βé&uρ ûÉL≈©9$# öΝä3oΨ÷è|Êö‘r& Νà6è?≡uθyzr&uρ š∅ÏiΒ Ïπyè≈|ʧ9$# àM≈yγ¨Βé&uρ öΝä3Í←!$|¡ÎΣ ãΝà6ç6Í×‾≈t/u‘uρ ÉL≈©9$# ’Îû Νà2Í‘θàfãm ÏiΒ ãΝä3Í←!$|¡ÎpΣ ÉL≈©9$# ΟçFù=yzyŠ £ÎγÎ/ βÎ*sù öΝ©9 (#θçΡθä3s? ΟçFù=yzyŠ ∅ÎγÎ/ Ÿξsù yy$oΨã_ öΝà6ø‹n=tæ ã≅Í×‾≈n=ymuρ ãΝà6Í←!$oΨö/r& tÉ‹©9$# ôÏΒ öΝà6Î7≈n=ô¹r& βr&uρ (#θãèyϑôfs? š÷t/ È÷tG÷zW{$# āωÎ) $tΒ ô‰s% y#n=y™ 3 āχÎ) ©!$# tβ%x. #Y‘θà=xî $VϑŠÏm§‘ ∩⊄⊂∪
PEDOMAN PENILAIAN TES LISAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR'AN
No.
Nama Siswa
Kelancaran Membaca
Ketepatan Membaca Sesuai Hukum Tajwid
Aspek Penilaian Kesesuaian dengan Makharijul Huruf
K
Keterangan : Istimewa Baik Cukup Kurang
: > 80 : 70-80 : 60 - 70 : < 60
TABEL DAFTAR RESPONDEN SISWA KELAS XI MAN 1 SEMARANG No.
Nama
Kelas
1
Ade Yayang Yuliawan
XI IPA 2
2
Aida Retnosari
XI IPA 2
3
Alifa Sandra Rahmawati
XI IPA 2
4
Amirotul Chamidah
XI IPA 2
5
Anna Mila
XI IPA 2
6
Ary Farida Cahyaningtyas
XI IPA 2
7
Dian Nur Khayatullah
XI IPA 2
8
Fad Ulil Albab
XI IPA 2
9
Fitri Rahayu
XI IPA 2
10
Imam Sofwan Zuhri
XI IPA 2
11
M. Choirul Fajar
XI IPA 2
12
M. Syaiful Bahri
XI IPA 2
13
Nailil Amania
XI IPA 2
14
Niswatun Nasikhah
XI IPA 2
15
Nurul Hidayati
XI IPA 2
16
Nurul Novita Sari
XI IPA 2
17
Risma Nur Apriliyani
XI IPA 2
18
Rizka Noviana
XI IPA 2
19
Siti Nurul Taufiqi Rohmah
XI IPA 2
20
Wiji Santoso
XI IPA 2
21
Aprilia Ariesty
XI IPS 4
22
Arman Hafid
XI IPS 4
23
Ayu Kumala Sari
XI IPS 4
24
Dhirusatul Khamidah
XI IPS 4
25
Dwi Zuniastuti
XI IPS 4
26
Fajar Ashari
XI IPS 4
27
Jamal Latif
XI IPS 4
28
Lulukatul Nasikatul Maghfirah
XI IPS 4
29
M. Nur Rokhim
XI IPS 4
30
M. Ni’amillah
XI IPS 4
31
Nanik Avitasari
XI IPS 4
32
Nur Lutfiani
XI IPS 4
33
Ovy Adhi Setiana
XI IPS 4
34
Rully Kiki Shofa
XI IPS 4
35
Siti Sarofah
XI IPS 4
36
Siti Aisyah
XI IPS 4
No.
37
Siti Nur Arini
XI IPS 4
38
Ulfiatu Rohmawati
XI IPS 4
39
Umdatut Taqiyah
XI IPS 4
40
Vera Verli Andhini Setyowati
XI IPS 4
TABEL HASIL TES TERTULIS PEMAHAMAN ILMU TAJWID Nama Nilai
Kategori
1
Ade Yayang Yuliawan
70
Baik
2
Aida Retnosari
68
Cukup
3
Alifa Sandra Rahmawati
48
Kurang
4
Amirotul Chamidah
72
Baik
5
Anna Mila
84
Istimewa
6
Ary Farida Cahyaningtyas
62
Cukup
7
Dian Nur Khayatullah
70
Baik
8
Fad Ulil Albab
70
Baik
9
Fitri Rahayu
64
Cukup
10
Imam Sofwan Zuhri
50
Kurang
11
M. Choirul Fajar
80
Istimewa
12
M. Syaiful Bahri
76
Baik
13
Nailil Amania
60
Cukup
14
Niswatun Nasikhah
64
Cukup
15
Nurul Hidayati
80
Istimewa
16
Nurul Novita Sari
92
Istimewa
17
Risma Nur Apriliyani
60
Cukup
18
Rizka Noviana
68
Cukup
19
Siti Nurul Taufiqi Rohmah
74
Baik
20
Wiji Santoso
70
Baik
21
Aprilia Ariesty
88
Istimewa
22
Arman Hafid
78
Baik
23
Ayu Kumala Sari
96
Istimewa
24
Dhirusatul Khamidah
56
Cukup
25
Dwi Zuniastuti
92
Istimewa
26
Fajar Ashari
68
Cukup
27
Jamal Latif
84
Istimewa
28
Lulukatul Nasikatul Maghfirah
70
Baik
29
M. Nur Rokhim
70
Baik
30
M. Ni’amillah
72
Baik
31
Nanik Avitasari
64
Cukup
32
Nur Lutfiani
74
Baik
33
Ovy Adhi Setiana
84
Istimewa
34
Rully Kiki Shofa
74
Baik
35
Siti Sarofah
80
Istimewa
36
Siti Aisyah
76
Baik
37
Siti Nur Arini
56
Kurang
38
Ulfiatu Rohmawati
76
Baik
39
Umdatut Taqiyah
100
Istimewa
40
Vera Verli Andhini Setyowati
68
Cukup
Jumlah
2908
2908
Nilai rata-rata = 40 = 72,7
TABEL HASIL PENILAIAN TES LISAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR'AN No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Ade Yayan Yuliawan Aida Retnosari Alifa Sandra Rahmawati Amirotul Chamidah Anna Mila Ary Farida Cahyaningtyas Dian Nur Khayatullah Fad Ulil Albab Fitri Rahayu
1 70 70 65 80 80 65 70 70 70
2 70 70 65 80 70 70 65 70 75
Aspek Penilaian 3 65 70 65 75 70 70 70 75 70
4 65 70 65 75 70 70 70 75 70
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Imam Sofwan Zuhri M. Choirul Fajar M. Syaiful Bahri Nailil Amania Niswatun Nasikhah Nurul Hidayati Nurul Novita Sari Risma Nur Apriliyanti Rizka Noviana Siti Nurul Taufiqi Rohmah Wiji Santoso Aprilia Ariesty Arman Hafid Ayu Kumala Sari Dhirusatul Khamidah Dwi Zuniastuti Fajar Ashari Jamal Latif Lulukatul Nasikatul Maghfirah M. Nur Rokhim M. Ni’amillah Nanik Avitasari Nur Lutfiana Ovy Adhi Setiana Rully Kiki Shofa Siti Sarofah Siti Aisyah Siti Nur Arini Ulfiatur Rohmawati Umdatut Taqiyah Vera Verli Andhini Setyowati
70 80 70 75 70 80 70 80 70 80 80 80 80 75 75 80 75 80 80 75 70 65 80 80 75 70 80 80 75 80 70
65 80 75 70 70 80 75 70 65 70 80 80 80 70 70 80 70 75 80 70 65 60 80 80 75 75 75 80 70 70 70
Nilai rata-rata = 2899 40 = 72,47 Keterangan : Istimewa : > 80 penilaian 1 : Kelancaran membaca Baik : 70-80 2 : Ketepatan membaca sesuai hukum tajwid Cukup : 60 – 70 3: Kesesuaian dengan makharijul huruf Kurang : < 60 4: Kesesuaian dengan sifatul huruf
Aspek
65 80 70 70 65 80 70 70 70 70 80 70 70 75 70 80 70 70 75 70 65 60 75 70 70 70 70 80 70 70 70
65 80 70 70 65 80 70 70 70 80 70 70 70 75 70 80 70 70 75 70 65 60 75 75 70 70 70 80 70 70 70
5: ketepatan aturan waqaf dan ibtida’