PENGARUH TEKNIK FIELD VISIT TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA BUDI AGUNG MEDAN MARELAN TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011
WINA WULANDARI Abstrak Teknik Field visit adalah adalah salah suatu teknik atau perencanaan yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran yang mengaktifkan dan mendorong siswa untuk membangun pengetahuan dan kemampuan melalui pengalamannya secara langsung dengan memberi para siswa seperangkat atau serangkaian situasi belajar dalam bentuk keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru dan siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 72 orang dari 224 populasi yang ada. Sampel tersebut akan dibagi menjadi dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dikenai perlakuan teknik field visit, sedangkan kelas kontrol dikenai perlakuan teknik ceramah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian two group pretest postest. Instrumen yang digunakan adalah tes essay, yaitu menulis berita dari unsur-unsur berita. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 80,88 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 72,69. Dapat disimpulkan bahwa teknik field visit berpengaruh positif digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis berita pada siswa kelas VIII SMP Swasta Budi Agung Medan Marelan tahun pembelajaran 2010/2011. Kata kunci: sampel, kelas eksperimen, kelas kontrol, field visit
PENDAHULUAN Pada saat ini Indonesia menggunakan kurikulum yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam KTSP dimuat kompetensi siswa mampu menulis berita. Pembelajaran menulis berita ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan siswa dalam bidang bahasa, khususnya menulis. Tarigan (1986:3) mengatakan “Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Akan tetapi, keterampilan ini tidak dapat diperoleh secara alamiah. Keterampilan menulis tersebut harus dipelajari dan dilatih sungguh-sungguh dan
dibekali dengan keterampilan berbahasa lainnya seperti keterampilan membaca dan menyimak.” Guru masih sering mengajar dengan teknik tradisional, yaitu guru masih menggunakan teknik ceramah dalam mengajar serta kurangnya motivasi dan cara guru untuk meningkatkan kreativitas siswa. Oleh karena itu, siswa tidak dapat menyalurkan bakat dan keterampilannya dalam menulis berita dengan baik. Situasi tersebut menuntut guru memerlukan suatu teknik pembelajaran yang mampu menarik dan merangsang minat siswa guna meningkatkan kemampuan menulis berita. Teknik field visit bisa dijadikan pilihan sebagai salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan keterampilan menulis berita dengan baik.
PEMBAHASAN Makna field visit secara sederhana dapat diartikan sebagai pembelajaran melalui kunjungan lapangan, dalam arti siswa diajak terjun secara langsung ke lapangan untuk belajar melalui proses mengalami sendiri topik yang sedang dipelajarinya. Teknik field visit menawarkan kegiatan pembelajaran yang bermakna, menyenangkan namun tetap keaktifan siswa sebagai pondasi utamanya. Teknik field visit menutut siswa aktif, sehingga siswa lebih bersemangat dan lebih ekspresif. Siswa dituntut untuk menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-idenya sendiri lalu berdiskusi bersama kelompokya untuk menentukan masalah yang mereka pilih dan dilanjutkan dengan kunjugan lapangan guna mencari informasi mengenai masalah yang disepakati.
Dengan keaktifan seluruh siswa suasana pembelajaran akan
menyenangkan dan tidak membuat siswa merasa bosan.
•
Pengertian Berita Sumadaria (2005:65) menyatakan, “Berita adalah laporan tercepat
mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi
sebagian besar khalayak.” Senada dengan itu, Romli (2006:5) menyatakan, ”Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka.” Menurut Semi (1995:11), “Berita ialah cerita atau laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang faktual yang baru dan luar biasa sifatnya.” Dalam rumusan ini dipersyaratkan berita itu adalah peristiwa yang benar-benar terjadi dalam waktu yang baru sehingga mempunyai nilai kejutan dan dapat memenuhi hasrat keingintahuan orang banyak, serta peristiwa itu bukan kejadian secara rutin dan natural , tetapi terjadi di luar kebiasaan dan di luar dugaan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa berita adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat yang aktual, menarik yang mengandung ide atau gagasan dan berguna bagi pembaca atau pendengar.
•
Ciri-ciri Berita Haris dalam Abrar (2005:3-5), menyatakan bahwa ciri-ciri berita yang
baik adalah mengandung delapan unsur, yaitu konflik, kemajuan, penting, dekat, aktual, unik, manusiawi, dan berpengaruh. a. Konflik Informasi yang menggambarkan pertentangan antara manusia, bangsa, dan negara perlu dilaporkan kepada khalayak. Dengan begitu khalayak mudah untuk mengambil sikap. b. Kemajuan Informasi tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi senantiasa perlu dilaporkan kepada khalayak. Dengan demikian khalayak mengetahui kemajuan peradaban manusia. c. Penting Informasi yang penting bagi khalayak dalam rangka menjalani kehidupan mereka sehari-hari perlu segera dilaporkan kepada khalayak.
d. Dekat Informasi yang memiliki kedekatan emosi dan jarak geografis dengan khalayak perlu segera dilaporkan. Makin dekat satu lokasi peristiwa dengan tempat khalayak, informasinya akan makin disukai khalayak. e. Aktual Informasi tentang peristiwa yang baru terjadi perlu segera dilaporkan kepada khalayak. Untuk sebuah harian, ukuran aktual biasanya sampai dua hari. Artinya, peristiwa yang terjadi dua hari yang lalu masih aktual diberikan sekarang. f. Unik Informasi tentang peristiwa yang unik dan jarang terjadi perlu segera dilaporkan kepada khalayak. Banyak sekali peristiwa yang unik, misalnya mobil bermain sepak bola, perkawanan manusia dengan gorila, dan sebagainya. g. Manusiawi Informasi yang bisa menyentuh emosi khalayak, seperti yang bisa memuat menangis, terharu, tertawa, dan sebagainya, perlu dilaporkan kepada khalayak. Dengan begitu khalayak akan bisa meningkatkan taraf kemanusiannya. h. Berpengaruh Informasi mengenai peristiwa yang berpengaruh terhadap kehidupan orang banyak perlu dilaporkan kepada khalayak. Misalnya informasi tentang operasi pasar Bulog, informasi tentang banjir, dan sebagainya. Dari delapan ciri-ciri berita di atas, penelitian ini hanya
membatasi
penulisan berita siswa dengan ciri berita ’dekat’. Siswa menulis berita yang berisi informasi yang ada di sekitar sekolah mereka.
Unsur-unsur Berita Unsur-unsur berita merupakan bagian-bagian yang membangun suatu berita. Unsur itu juga yang sekaligus menjadi patokan penilaian suatu berita baik
atau tidak. Unsur-unsur berita terkait erat dengan rumus mutlak berita yaitu 5W+1H. Sumadaria, 2005 mengemukakan rumus berita yang dimaksud adalah sebagai berikut. (1). Apa (What), pada unsur ini, suatu berita diharapkan dapat menjelaskan fenomena apa yang terjadi. (2). Siapa (Who), pada unsur ini, suatu berita diharapkan dapat menjelaskan siapa-siapa saja yang terlibat dalam suatu peristiwa atau kejadian. (3). Kapan (When), pada unsur ini, suatu berita diharapkan dapat menjelaskan kapan suatu peristiwa terjadi. (4). di mana (Where), pada unsur ini, suatu berita diharapkan dapat menjelaskan di mana tempat suatu peristiwa terjadi. (5). Mengapa (Why), pada unsur ini, suatu berita diharapkan dapat menjelaskan mengapa suatu peristiwa dapat terjadi. (6). Bagaimana (How), pada unsur ini, suatu berita diharapkan dapat menjelaskan bagaimana jalan terjadinya suatu peristiwa. (Sumadaria, 2005:118) Berdasarkan unsur-unsur yang dipaparkan di atas, siswa dituntut untuk mampu menuliskan teks berita berdasarkan unsur-unsur berita tersebut.
Langkah-langkah Menulis Berita Untuk menulis berita, wartawan lazim menggunakan gaya piramida terbalik, yaitu gaya penulisan berita dengan menempatkan bagian yang paling utama atau yang terpenting setelah judul berita. Bagian-bagian yang membentuk sebuah berita dalam gaya penulisan berita terbalik, seperti yang dikemukakan Sumadiria, 2005 adalah: a) Judul Berita (Headline) Judul berita (headline) berfungsi menolong pembaca yang bergegas untuk cepat mengenal kejadian-kejadian yang terjadi sekelilingnya yang diberitakan. Fungsi lainnya adalah dengan teknik grafika dengan tipe-tipe huruf, judul berita menonjolkan berita tadi, untuk dapat lebih menarik orang membacanya. b) Baris Tanggal (Dateline) Setelah judul berita, dijumpai baris tanggal (dateline), yaitu umumnya tanggal berita itu dibuat dan singkatan (inisial) dari surat kabar atau
sumber berita itu sendiri. Sebagai contoh dapat disebutkan surat kabar harian Medan Bisnis misalnya menggunakan Medan, Selasa (MB). Baris tanggal ini menunjukkan bahwa berita tadi ditulis di Medan di tempat kejadian dan saat ditulisnya adalah pada hari Selasa. Kependekan dari MB bahwa berita didapat dari wartawan surat kabar harian Medan Bisnis sendiri. c) Teras Berita (Lead atau Intro) Bagian yang paling utama adalah menulis teras berita (lead atau intro). Oleh karena sifatnya yang ingin menonjolkan bagian-bagian penting dari suatu barita, dan juga teras berita merupakan ringkasan dari berita; teras berita umumnya memuat lengkap unsur-unsur isi berita. Unsur-unsur isi berita yang lazimnya disebut 5W+1H harus terdapat dalam teras berita, yaitu what, who, where, when, why, serta how (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, serta bagaimana). d) Tubuh Berita Jika teras berita telah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah menulis tubuh berita. Dalam penulisan tubuh berita, hal terpenting dalam gaya penulisan berita adalah mempertahankan kesatuan di dalam gaya menulis, maksudnya kesatuan gagasan di dalam penulisan berita harus dipertahankan, materi yang tidak relevan dengan satu gagasan berita pokok sebaiknya dihindarkan. (Sumadaria, 2005:119)
Teknik Field Visit •
Pengertian Teknik Field Visit Carl Rogers (dalam http://www.fieldvisit.com/images/uploads/definision-
of-field-visit.pdf) berpendapat “Field visit adalah proses individu membangun pengetahuan dan keterampilannya melalui pengalaman langsung. Proses dimana subjek melakukan sesuatu, bukan hanya memikirkan sesuatu.” Claxton (dalam http://www.fieldvisit.com/images/uploads/definision-of-field-visit.pdf)
mengemukakan “Field visit adalah seperangkat atau serangkaian situasi belajar dalam bentuk kunjungan lapangan yang dirancang oleh guru dan siswa.” Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik Field visit adalah adalah salah suatu teknik atau perencanaan yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran yang mengaktifkan dan mendorong siswa untuk membangun pengetahuan dan kemampuan melalui pengalamannya secara langsung dengan memberi para siswa seperangkat atau serangkaian situasi belajar dalam bentuk keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru dan siswa. •
Deskripsi dan Tujuan Teknik Field Visit Sudjana (2001:147) menyatakan “Teknik field visit dilakukan sebagai
studi yang direncanakan terlebih dahulu oleh guru bersama siswa. Penyusunan rencana didasarkan atas kebutuhan belajar yang dirasakan dan dinyatakan oleh para siswa. Kebutuhan belajar itu dapat dilengkapi pula dengan kebutuhan guru, lembaga, dan atau masyarakat. Dengan demikian rencana itu dapat disetujui oleh siswa dan guru serta mungkin pula disetujui oleh lembaga dan masyarakat.” Rencana itu memuat komponen-komponen antara lain: tujuan belajar yang ingin dicapai melalui kunjungan lapangan, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, pembagian tugas, jadwal dan waktu kegiatan, serta laporan proses dan hasil studi. Selanjutnya, Sudjana (2001:148) menyatakan “Tujuan penggunaan teknik ini ialah agar para siswa memperoleh pengalaman langsung dari objek-objek yang dikunjungi serta memperoleh pengalaman belajar dari kegiatan di lapangan.” Lebih lanjut lagi, Sudjana (2001:150) menyatakan bahwa “Teknik field visit akan tepat digunakan apabila siswa memerlukan pengalaman belajar secara langsung dari kehidupan nyata dan para siswa dengan latar belakang yang berbeda dalam kehidupan nyata akan dikembangkan kemampuannya melalui kunjungan ke objek-objek yang sebenarnya.”
•
Langkah-langkah Penggunaan Teknik Field Visit
Langkah-langkah penggunaan teknik field visit menurut Sudjana, 2001 sebagai berikut. a) Guru serta siswa mengindentifikasikan kebutuhan belajar dari siswa yang dapat dijadikan dasar untuk menyusun rencana kunjungan lapangan. b) Atas dasar kebutuhan belajar itu, guru bersama siswa menyusun rencana pelaksanaan kunjungan lapangan. c) Guru membantu siswa dalam melaksanakan kunjungan lapangan, dengan kegiatan antara lain: d) mengarahkan dan memotivasi para siswa untuk melakukan tugas dan kegiatan sebagaimana tercantum dalam rencana, e) menugaskan siswa melakukan kunjungan lapangan, f) selesai kunjungan lapangan para siswa membuat tugas yang diberikan guru, g) para siswa berdiskusi mengenai tugas yang diberikan, h) guru bersama siswa melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil tugas siswa. (Sudjana, 2001:148) •
Keuntungan Teknik Field Visit Sudjana, 2001 menyatakan bahwa apabila teknik field visit ini dilakukan
dengan baik dan benar maka ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh yaitu: a) Dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa melalui pengalaman langsung dari situasi kehidupan nyata, b) Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan kemampuan mereka yang telah diorganisasikan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sebenarnya, c) Siswa dapat bekerja sama dengan menggabungkan latar belakang kemampuan kelompok dan latar belakang perorangan yang berbeda-beda, d) Siswa termotivasi untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam kehidupan nyata, e) Dapat menimbulkan kegiatan belajar yang bergairah dan bergembira. (Sudjana, 2001:149)
•
Kelemahan Teknik Field Visit Sudjana (2001:149) menyatakan bahwa teknik field visit ini dilakukan
maka ada beberapa kelemahaan yang akan diperoleh yaitu: a) Memerlukan kerja sama yang erat dan motivasi tinggi diantara siswa untuk melakukan kunjungan lapangan, b) Menuntut kemahiran siswa untuk kreatif dalam mengembangkan pengetahuan dan kemampuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sebenarnya, c)
Memerlukan kegiatan monitoring,
d) Waktu yang diperlukan mungkin lebih lama dari waktu yang telah direncanakan.
Penggunaan Teknik Field Visit Terhadap Kemampuan Menulis Berita oleh Siswa Kelas VIII SMP Swasta Budi Agung Medan Marelan Berikut ini akan diterangkan satu persatu sesuai dengan indikator penilaian pembelajaran menulis berita dengan penggunaan teknik field visit. a. Apa (What) Hasil penelitian pada indikator what yaitu: 33 siswa (91,67%) dalam kategori sangat baik, dan 3 siswa (8,33%) dalam kategori baik. b. Siapa (Who) Hasil penelitian pada indikator who yaitu: 32 siswa (88,89%) dalam kategori sangat baik, dan 4 siswa (11,11%) dalam kategori baik. c. Kapan (When) Hasil penelitian pada indikator when yaitu: 30 siswa (83,33%) dalam kategori sangat baik, dan 6 siswa (16,67%) dalam kategori baik. d. Di mana (Where) Hasil penelitian pada indikator where yaitu: 29 siswa (80,56%) dalam kategori sangat baik, dan 7 siswa (19,44%) dalam kategori baik.
e. Mengapa (Why) Hasil penelitian pada indikator why yaitu: 7 siswa (19,44%) dalam kategori sangat baik, 21 siswa (58,34%) dalam kategori baik, dan 8 siswa (22,22%) dalam kategori kurang baik. f. Bagaiman (How) Hasil penelitian pada indikator how yaitu: 27 siswa (75%) dalam kategori baik, dan 9 siswa (25%) dalam kategori kurang baik.
Penggunaan Teknik Ceramah Terhadap Kemampuan Menulis Berita oleh Siswa Kelas VIII SMP Swasta Budi Agung Medan Marelan Berikut ini akan diterangkan satu persatu sesuai dengan indikator penilaian pembelajaran menulis berita dengan penggunaan teknik ceramah. a. Apa (What) Hasil penelitian pada indikator what yaitu: 29 siswa (80,56%) dalam kategori sangat baik, dan 7 siswa (19,44%) dalam kategori baik. b. Siapa (Who) Hasil penelitian pada indikator who yaitu: 26 siswa (72,22%) dalam kategori sangat baik, dan 10 siswa (27,78%) dalam kategori baik. c. Kapan (When) Hasil penelitian pada indikator when yaitu: 16 siswa (44,44%)) dalam kategori sangat baik, dan 20 siswa (55,56%) dalam kategori baik. d. Di mana (Where) Hasil penelitian pada indikator where yaitu: 15 siswa (41,67%) dalam kategori sangat baik, dan 21 siswa (58,33%) dalam kategori baik. e. Mengapa (Why) Hasil penelitian pada indikator why yaitu: 27 siswa (75%) dalam kategori baik, dan 9 siswa (25%) dalam kategori kurang baik. f. Bagaiman (How) Hasil penelitian pada indikator how yaitu: 15 siswa (41,67%) dalam kategori baik, dan 21 siswa (58,33%) dalam kategori kurang baik.
Perbedaan Penggunaan Teknik Field Visit dengan Teknik Ceramah Terhadap Kemampuan Menulis Berita Siswa yang menjadi sampel teknik field visit sebanyak 36 orang dan siswa yang menjadi sampel teknik ceramah sebanyak 36 orang. Pada kelas teknik field visit siswa yang paling banyak menjawab adalah indikator what sebanyak 33 siswa, indikator who sebanyak 32 siswa, indikator when sebanyak 30 siswa, indikator where sebanyak 29 siswa, indikator why sebanyak 7 siswa, dan indikator how sebanyak 0 siswa. Dari 36 siswa yang menjadi sampel teknik ceramah indikator yang paling banyak menjawab adalah indikator what sebanyak 29 siswa, indikator who sebanyak 26 siswa, indikator when sebanyak 16 siswa, indikator where sebanyak 15 siswa, indikator why sebanyak 0 siswa, dan indikator how sebanyak 0 siswa. Dari penjelasan di atas, terlihat perbedaan hasil pembelajaran menulis berita antara siswa yang menggunakan teknik field visit dengan siswa yang menggunakan teknik ceramah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik field visit lebih berpengarh positif dalam meningkatkan kemampuan menulis berita.
KESIMPULAN Penggunaan teknik
pembelajaran merupakan salah satu hal yang
mendasar yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa. Kurang tepatnya teknik yang digunakan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Berkaitan dengan hal itu dapat pula dikatakan bahwa teknik field visit merupakan salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis berita. •
Nilai tertinggi kemampuan menulis berita dengan menggunakan teknik field visit adalah 93 dan nilai terendahnya adalah 66. Dengan demikian,
nilai rata-rata kemampuan menulis berita dengan menggunakan teknik field visit adalah sebesar 80,88. •
Nilai tertinggi kemampuan menulis berita dengan menggunakan teknik ceramah adalah 86 dan nilai terendahnya adalah 59. Dengan demikian, nilai rata-rata kemampuan menulis berita dengan menggunakan teknik ceramah adalah sebesar 72,69.
•
Hasil peningkatan kemampuan menulis berita dengan menggunakan teknik field visit lebih berpengaruh daripada menggunakan teknik ceramah.
DAFTAR PUSTAKA Abrar, Ana. 2005. Penulisan Berita. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara ________________. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Asmah H. J. 1988. Kemampuan Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Bandung: Rineka Cipta. Assegaff, Dja’far Husin. 1983. Jurnalistik Masa Kini: Pengantar ke Praktek Kewartawanan. Jakarta: Ghalia Indonesia Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Engkoswara. 1997. Dasar-dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara Gie, The Liang. 2003. Terampil Mengarang. Jogjakarta: Andi Hamalik, Oemar. 1998. Media Pendidikan. Bandung: Pustaka Sejati Jogiyanto, H.M. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Romli, Asep Syamsul. 2006. Jurnalistik Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya _________. 1995. Teknik penulisan Berita, Features, dan Artikel. Bandung: Mugantara
_________. 1996. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Simanjuntak, I.L. 1996. Prosedur Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sudjana, H. D. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipan. Bandung: Falah Production Sumadaria, A.S. Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Yunita, Dewi. 2008. Efektifitas Penggunaan Teknik Berpasangan Berempat dalam Pembelajaran Menulis Berita Siswa Kelas X SMA Kesatria Mandiri Medan Tahun Pembelajaran 2007/2008. Medan: Unimed Tarigan, H. G. 1986. Keterampilan Menulis dan Berbahasa. Bandung: Angkasa Jaya Yunus, Suparno Mohammad. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo http://kundharu.staff.uns.ac.id/files/2010/02/ http://www.google.com/2010/03/17/rendahnya-kemampuan-menulis/ http://www.fieldvisit.com/images/uploads/definision-of-field-visit.pdf