11/1/2011
Disampaikan oleh: Nita Pujianti, S.Farm.,Apt.,MPH
Obat
tradisional
Bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik (sarian) atau campuran bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan.
1
11/1/2011
OBAT TRADISIONAL
TANAMAN OBAT (HERBAL MEDICINE)
a. b.
c.
Obat-obatan tradisional : Teruji empiris bermanfaat bagi kesehatan Lebih mudah dijangkau masyarakat (harga maupun ketersediaannya) Lebih aman daripada penggunaan obat modern karena memiliki efek samping yang relatif lebih rendah daripada obat modern.
2
11/1/2011
DATA WHO: Negara-negara
di Afrika (80%), Asia, dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terapkan. Di Indonesia sendiri, saat ini tercatat 40% penduduk menggunakan pengobatan tradisional dan 70% berada di pedesaan.
Jika
penggunaannya benar, obat tradisional atau tanaman obat tidak memiliki efek samping. Kalaupun ada, efek sampingnya relatif kecil. SEES (Side Effect Eleminating Subtanted). Tanaman obat sangat efektif untuk penyakit yang sulit disembuhkan dengan obat kimia. Harganya murah, bahkan tidak memakan biaya sama sekali karena bisa ditanam sendiri. Harga tanaman obat menjadi mahal jika dikemas dalam bentuk isolat
3
11/1/2011
Diagnosa
jelas pengobatan dapat dilakukan sendiri Merupakan gabungan seluruh bahan aktif yang terdapat pada satu atau beberapa tanaman obat. Efeknya lambat, tetapi bersifat stimulan dan konstruktif.
Efek
farmakologisnya lemah. Bahan baku obat belum standar. Bersifat higroskopis mudah rusak Umumnya, pengujian bahan-bahan pengobatan tradisional belum sampai tahap uji klinis. Mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme.
4
11/1/2011
5.
Diagnosis Takaran/sendok yang digunakan Pembuatan Cara pemakaian Waktunya
1.
Jamu (Empirical Based Herbal Medicine)
2.
Bahan Ekstrak Alami (Scientific Based Herbal Medicine)
3.
Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine)
1. 2. 3. 4.
5
11/1/2011
Di
Indonesia, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mempunyai tanggung jawab dalam peredaran obat tradisional di masyarakat. Pada pertengahan bulan Juli 2000, Menteri Kesehatan RI mengeluarkan imbauan agar dokter menggunakan obat asli Indonesia berupa obat tradisional yang terbuat dari racikan beberapa tanaman obat.
Obat yang diolah secara tradisional, baik dalam bentuk serbuk, seduhan, pil, maupun cairan yang berisi seluruh bagian tanaman.
Dibuktikan secara empirik keamanan & khasiatnya Belum ada penelitian ilmiah untuk mendapatkan bukti klinik mengenai khasiat tersebut. Bahan-bahan jamu umumnya berasal dari semua bagian, bukan hasil ekstraksi/isolasi mengenai bahan aktifnya saja.
6
11/1/2011
Obat tradisional yang dibuat dari ekstrak atau penyarian bahan alami yang dapat berupa tanaman obat, binatang maupun mineral.
OBAT HERBAL TERSTANDAR (OHT)
Telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian praklinis Pembuatannya disesuaikan dengan pembuatan obat secara modern sehingga lebih higienis. Ada 17 macam OHT di Indonesia sampai dengan saat ini
7
11/1/2011
obat tradisional dari bahan alami yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah distandardisasi serta ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinis pada manusia.
Jumlah
fitofarmaka di Indonesia hingga tahu 2011 hanya ada 5: Stimuno, X-Gra, Tensigard, Rheumaneer , dan Nodiar.
8
11/1/2011
A. Reaksi dan Dosis Obat Tradisional Salah satu prinsip kerja obat tradisonal adalah proses (reaksinya) yang lambat (namun bersifat konstruktif), tidak seperti obat kimia yang bisa langsung bereaksi (tapi bersifat destruktif). Obat tradisional bukan senyawa aktif. Obat tradisional berasal dari bagian tanaman obat yang diiris, dikeringkan, dan dihancurkan.
9
11/1/2011
Dosis
jamu biasanya tertera pada kemasan, kecuali jamu gendong. Dosis sebenarnya juga tidak sembarangan ditentukan. Penentuan dosis minimal harus melalui penelitian praklinis (uji coba ke hewan) agar khasiat yang diharapkan tepat.
B. Penanganan Pascapanen yang Tepat Pengumpulan Sortasi basah Pencucian Pengeringan Sortasi kering Pengawetan Pengemasan
10
11/1/2011
C. Tanggal Kadaluarsa Serbuk jamu yang bagus biasanya kering dan tidak lembap. Minum jamu sebaiknya juga jangan sampai menjadi ketergantungan., meskipun sifatnya lebih untuk pencegahan atau pengobatan. Sebaiknya jangan setiap hari dikonsumsi. Berikan selang waktu, misalnya minum dua hari sekali.
PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL HARUS BERPEDOMAN PADA CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL YANG BAIK (CPOTB)
11
11/1/2011
Dengan adanya peluang obat tradisional untuk menjadi bagian dari farmakologi obat dalam pencegahan dan pengobatan penyakit, obat tradisional perlu dikembangkan lebih lanjut agar bisa mencapai standar kualitas, keamanan dan efficacy fitofarmaka.
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mencari tumbuh-tumbuhan baru yang dapat dipakai sebagai obat. Memilih (seleksi) simplisia berdasarkan informasi yang dikumpulkan baik dari masyarakat atau penelusuran pustaka Menyelidiki kandungan bahan-bahan obat secara ilmiah (skrining zat aktif) secara laboratorium Uji skrining biologis pada hewan coba yang meliputi uji toksisitas akut dan uji farmakologi Uji farmakodinamik Uji toksisitas lanjut pada hewan coba Pengembangan formulasi Uji klinis
12
11/1/2011
Uji klinik fase I
Setelah
data farmakologi eksperimental dan toksisitas serta farmakokinetika terkumpul lengkap, dilanjutkan pengujian khasiat terhadap manusia sehat, yang secara sukarela menyediakan diri sebagai orang coba. Penelitian ini ditujukan untuk meneliti farmakodinamika dan farmakokinetika dari bahan pada manusia, apakah ada kesamaan antara hewan dengan manusia.
Uji klinik fase II
Berbeda
dengan fase I, pada fase ini pengujian dilakukan terhadap manusia sakit untuk melihat efektivitasnya terhadap kelainan dan penyakit tertentu.
Merupakan kelanjutan dari fase II dengan penelitian yang lebih mendalam, sehingga dapat ditetapkan dosis, lama penggunaan dan indikasi penggunaan. Pada tahap ini dilakukan monitoring efek samping, terutama pada manusia dengan kelainan dan penyakit yang beragam.
Uji klinik fase III
Uji klinik fase IV
Setelah obat mendapat izin beredar dan pemasaran, maka dilakukan uji klinik fase IV. Uji ini diperlukan untuk menambah data tentang pemakaian dan akibat yang ditimbulkan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Uji ini dilakukan sepanjang obat tersebut masih dipakai dalam pengobatan.
13
11/1/2011
Program
khusus terhadap penelitian dan pengembangan serta latihan penelitian tentang antifertilitas. Program khusus penelitian untuk penyakit tropis Penelitian tentang drug dependence Penelitian terhadap obat kanker
14