PELUANG BISNIS BUDIDAYA LELE SANGKURIANG Bambang Sumarsono 10.11.3841
TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011
Abstrak Ikan lele merupakan keluarga Catfish yang memiliki jenis yang sangat banyak, diantaranya lele Dumbo, lele Lokal, lele Phyton, dan lele Sangkuriang. Lele Sangkuriang (Clarias SP) merupakan hasil dari rekayasa genetik yang dilakukan oleh BBPBAT Sukabumi sebagai upaya untuk perbaikan mutu ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang telah mengalami penurunan kualitas dikarenakan adanya perkawinan sekerabat (inbreeding) dan seleksi induk yang salah (penggunaan induk berkualitas rendah). Lele sangkuriang ini merupakan perbaikan genetik melalui silang balik antara induk betina lele dumbo generasi kedua (F2) dan jantan lele dumbo generasi keenam (F6). Induk betina (F2) berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia pada 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan (ditebarkan) dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6). Kata kunci: Perikanan, Lele Sangkuriang
Pendahuluan Budidaya ikan lele merupakan salah satu alternatif usaha di bidang agribisnis perikanan yang sangat menjanjikan, Lele Sangkuriang yang merupakan
strain baru lele dumbo ternyata mampu mendongkrak kembali semangat para peternak lele di Indonesia, karena pengembangan lele jenis ini adalah berbasis organik, dengan kata lain, meskipun lele sangkuriang berasal dari lele dumbo, namun dalam tata cara membudidayakannya terdapat banyak perbedaan, baik dari segi pembenihan dan perawatan ternak lele sangkuriang menggunakan metode yang alami, sehingga dalam proses dan hasil produksinya para pengusaha ternak lele sangkuriang dapat lebih menjamin, baik dari segi keramahan terhadap lingkungan maupun bagi para konsumen yang akan mengkonsumsi ikan lele jenis ini. Menurut para penggemar ikan lele, daging lele sangkuriang terasa lebih gurih, manis dan pastinya lebih aman karena berbasis organik, hal inilah yang membuat lele sangkuriang semakin banyak digemari.
Pembahasan Dalam melakukan bisnis budidaya ikan lele sangkuriang ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: A. Pemilihan benih Ukuran benih lele biasanya menggunakan benih 5/6, 7/8 atau 9/10 cm, benih lele sangkuriang yang ditebar dengan ukuran 5/6 memerlukan waktu 50 sampai 60 hari, pembelian benih dilakukan di pembibitan benih yang terpercaya, benih sebanyak 1000 s/d 1200 ekor untuk ukuran kolam 5m x 2m. B. Kolam ikan Kolam menggunakan terpal karena lebih mudah, murah, dan tahan hama tanah, kolam berukuran 5 m x 2 m dengan kedalaman 125 cm sampai 130 cm, menggunakan terpal berukuran 8 m x 5 m = 40 m2, disekeliling kolam dibuat tanggul, ketinggian tanggul + 40 cm. Kolam diisi air bersih hingga mencapai ketinggian 50 cm. Kolam dikompos dengan kotoran kambing sebanyak 15 kg, yang dibagi menjadi dua karung, ikat rapat lalu dimasukkan kedalam kolam. Kolam diberi larutan cairan herbal, komposisinya adalah ; cairan herbal 4 tutup
botol dicampur dengan 2 sendok makan garam dapur dan dilarutkan dalam 5 liter air, setelah cairan tersebut larut, disiramkan kedalam kolam. Proses pemberian larutan herbal ini hanya dilakukan sekali pada setiap proses persiapan kolam pembesaran lele sangkuriang. Setelah memasuki hari kedelapan, karung yang berisi kotoran kambing sudah boleh diangkat, injak-injak karung atau dicelupcelupkan sebelum diangkat agar kandungan zat-zat yang berguna untuk kesehatan air kolam dan lele lebih banyak keluar dan menyebar. Kotoran kambing dalam karung yang telah diangkat bisa digunakan untuk memupuk tanaman. C. Pemberian pakan Pakan diberikan 5 s/d 6 kali setiap hari, dengan catatan pemberian pakan harus diberi jarak, + 2 s/d 3 jam, pemberian pakan pertama dimulai pada jam 9 pagi, hindarkan memberi pakan sebelum jam 9 pagi, karena jika terlalu pagi permukaan kolam yang masih tercemar belum terjemur dengan sinar matahari, jika menggunakan pelet murni dalam metode pengaturan pakannya maka komposisi yang baik adalah, pelet apung sebanyak 30 % dan pelet tenggelam 70 %, jika ingin diselingi dengan pakan tambahan maka jatah pelet tenggelam yang harus dikurangi. Misalnya jika ingin memberikan pakan tambahan ayam tiren atau ikan runcah atau yang lainnya sebanyak 50 %, maka pemberian pelet tenggelam hanya tinggal 20 % saja, takaran pelet apung tidak boleh dikurangi yaitu 30 %. Sebagai gambaran, jika kita menggunakan pelet adalah ; pelet L1 = 3 kg, pelet PL2 = 5 kg, pelet PL3 = 22 kg dan SNL (pelet tenggelam) = 70 kg jadi total penggunaan pellet adalah 100 % atau 100 kg adalah untuk pemberian pakan benih lele 1000 ekor dan biasanya akan memanen hasil 1 kuintal atau lebih lele konsumsi. D. Pemasaran Beberapa target pasar untuk ikan lele konsumsi, diantaranya adalah ; warung pecel lele, warteg, rumah-rumah makan lainnya atau bahkan restoran yang sudah mulai menawarkan menu spesial ikan lele, selain itu juga bisa menggunakan jasa para pengepul, tapi harganya masih murah dibanding kita menjual sendiri ke
konsumen, jadi jika pandai dalam bisnis kita bisa menjadikan usaha yang beromzet cukup banyak dibidang ini. E. Biaya produksi * Pembuatan satu unit kolam terpal
:
Rp.500.000,-
* Pengadaan benih 1000 ekor @ Rp.120,- :
Rp.120.000,-
* Pakan 3 kg pelet L1 @ Rp.7.500,-
:
Rp.22.500,-
5 kg pelet L2 @ Rp.7.000,-
:
Rp.35.000,-
22 kg pelet L3 @ Rp.6.700,-
: Rp.147.400,-
70 kg pelet tenggelam SNL @ Rp.5.400,- : Rp.378.000,* Biaya penyusutan kolam (10) TOTAL BIAYA PRODUKSI F. Pendapatan Pendapatan
:
Rp. 50.000,-
: Rp.752.900,-
: Total Produksi X Harga lele per Kg. : 140 kg X Rp.11.000,: Rp.1.540.000,- per kg.
G. Keuntungan Keuntungan
: Pemdapatan - Total Biaya Produksi : Rp.1.540.000,- - Rp.752.900,: Rp.787.100,-
H. Break Even Point : Total biaya produksi/Total Produksi BEP Harga : Rp.752.900,- / 140 kg : Rp.Rp.5.378,- per kg Penjualan lele sangkuriang ukuran konsumsi tidak akan mengalami kerugian maupun keuntungan jika dijual dengan harga Rp.5.378,-
B E P produksi
: Total Biaya Produksi / Harga Jual per kg : Rp.752.900 / Rp.11,000,-/kg : 68,45 kg
Usaha pembesaran lele sangkuriang ini tidak akan mengalami kerugian maupun keuntungan jika produksi atau lele yang terjual hanya sebanyak 68,45 kg I. Renenue Cost (R/C) Ratio R/C Ratio : Total pendapatan / Total biaya Produksi : Rp.1.260.000,- / Rp.752.900,: Rp.1,67,Artinya setiap penambahan biaya Rp.1000,- akan memperoleh penerimaan sebesar Rp.1.670,- . Dengan melihat angka R/C ratio ini dapat disimpulkan bahwa usaha pembesaran lele sangkuriang yang dilakukan layak untuk diteruskan.
Referensi : http://bibitlelesangkuriang.blogspot.com/2010/05/keunggulan-lele-sangkuriangdibanding.html http://ternaklele.com/lele-sangkuriang/#more-194 http://ternaklele.com/pemasaran-lele/ http://ternaklele.com/pembesaran-lele-sangkuriang/#more-229 http://lele-sangkuriang.net/?pg=custom&id=4540