Re-Branding Kawasan Cibaduyut Seminar Tugas Akhir Ganjil 2010/2011 Septian Arief Khaerusya Agus R. Mulyana, M.Ds. Contact person : Septian Arief Khaerusya Jl. Harapan Jaya no. 1b Tenayan Raya, Pekanbaru 085265282700/
[email protected] Abstract Every region in Indonesia and arround the world has a potencial that can be exploted and explored for a good reason. That is to welfare the society around it. Cibaduyut region is one of many regions in Bandung City, this region is an old tourism region and a home’s scale industrial region. Economic crisis that happens in 1999 and 2005, cause over credit to bank. So the bank was not well-trusted to give loan, the consequent is Cibaduyt region wasn’t able to develop itself. This region is lack of attention from government. Because of this, the rebranding is needed to re-introduce to entrepreneur, specialy to fashion and shoes entrepreneur, and persuade them to come there for bussiness orientation in order to shoes craftsman receive a capital to develop their own bussiness. In order to communicated it, Cibaduyut region give a massage to their audiences that in this region, all of kind of shoes can be worked and realized, and change the perception of people about Cibaduyut in the past, like the products was behind the times. Abstrak Setiap kawasan, baik di Indonesia maupun di dunia, mempunyai suatu potensi yang bisa untuk dieksploitasi dan di eksplorasi untuk tujuan yang baik. Yaitu mensejahterakan masyarakat yang ada di sekitarnya. Kawasan Cibaduyut merupakan salah satu kawasan wisata lama di kota Bandung, kawasan ini juga merupakan kawasan industri sepatu handmade berskala rumah tangga. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1999 dan 2005, menyebabkan banyaknya kredit macet. Sehingga bank enggan memberikan pinjaman, akibatnya kawasan ini sangat sulit untuk berkembang. Kawasan ini juga kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Untuk itu, rebranding kawasan ini diperlukan untuk memperkenalkan kembali kawasan ini kepada para wiraswasta, terutama wiraswasta di bidang fashion dan sepatu, dan mengajak para wiraswasta untuk datang ke kawasan ini dengan tujuan orientasi bisnis supaya para pengerajin memperoleh modal untuk mengembangkan usahanya. Dalam mengkomunikasikannya, kawasan Cibaduyut memberikan pesan kepada audience bahwa di kawasan ini semua model sepatu dan desain bisa dikerjakan, dan mengubah persepsi masyarakat mengenai Cibaduyut di masa lalu seperti hasil-hasil produksinya yang ketinggalan jaman. BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Brand adalah sebuah image atau citra yang terbentuk di benak masyarakat. City Brand adalah upaya strategi suatu wilayah seperti negara, provinsi, kabupaten, atau kota untuk memiliki positioning yang kuat dan dapat dikenal secara luas di seluruh dunia. Promosi suatu kota merupakan bagian dari brand kota itu sendiri. Sektor pariwisata merupakan salah satu aset di setiap wilayah di dunia. Dari sektor pariwasata, pemerintah dapat mempromosikan masing-masing daerahnya dengan tujuan mengenalkan potensi daerahnya kepada masyarakat yang ada di luar daerahnya, menarik para investor untuk menanamkan modalnya di daerah tersebut guna memajukan daerahnya, dan meningkatkan pendapatan daerah.
1
Kawasan Cibaduyut merupakan kawasan wisata lama yang sempat populer pada tahun 1990-1997. Dampak dari krisis ekonomi pada tahun 1999 sampai sekarang menyebabkan nama besar yang disandang kawasan ini, yaitu sebagai sentra industri sepatu terbesar, tidak populer kembali. Sampai tahun ini pengunjung masih banyak yang mendatangi kawasan ini, kebanyakan berasal dari masyarakat di luar kota Bandung atau bahkan berasal dari propinsi Jawa Barat Bandung mempunyai citra atau brand sebagai kota kreatif dan kota wisata belanja. Umumnya terjadi lonjakan pengunjung pada akhir minggu dari masyarakat luar kota Bandung, khususnya di wilayah Cibeunying dan Bojonegara (daerah Bandung Utara dan Tengah). Hal ini disebabkan oleh wawasan para wisatawan tentang wisata kota Bandung sebagian besar di daerah Bandung Utara. Akibatnya, kawasan wisata lainnya terabaikan atau terlupakan. 1.2. Batasan Masalah Penelitian difokuskan pada re-branding kawasan* Cibaduyut. Hal ini meliputi permasalahan yang dihadapi kota Bandung seperti tata ruang kota Bandung dan perkembangan kota Bandung, serta bagaimana keadaan kawasan Cibaduyut dari waktu ke waktu sampai sekarang. 1.3. Rumusan Masalah Dalam meninjau perancangan peta pariwisata kota Bandung, ada hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu : 1. bagaimana keadaan pariwisata di kota Bandung? 2. permasalahan apa yang dihadapi oleh masyarakat dan pemerintah kota Bandung, khususnya di bidang pariwisata? 3. bagaimana permasalahan kawasan Cibaduyut? 4. bagaimana merancang visualisasi brand Cibaduyut? 1.4. Tujuan Penelitian Dengan adanya rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. mengetahui keadaan pariwisata di kota Bandung. 2. mencari tahu permasalahan apa yang dihadapi oleh masyarakat dan pemerintah kota Bandung, khususnya di bidang pariwisata. 3. mengetahui permasalahan kawasan Cibaduyut. 4. merancang visualisasi brand Cibaduyut BAB II : LANDASAN TEORI 2.1. Teori Mengenai Pariwisata 2.1.1. Kota Menurut definisi universal, kota adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, dan status hukumnya. Dalam konteks administrasi pemerintahan Indonesia, kota adalah pembagian wilayah administrasf di Indonesia setelah provinsi yang dipimpin oleh seorang walikota. Sedangkan menurut Prof. Drs. R. Binarto, kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik. 2.1.2. Wisata Wisata dalam bahasa Inggris disebut tour yang secara etimologi berasal dari kata torah (ibrani) yang berarti belajar, tornus (bahasa latin) yang berarti alat untuk membuat lingkaran, dan dalam bahasa Perancis kuno disebut tour yang berarti mengelilingi sirkuit. Menurut Undang-undang Nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik. Pariwisata merupakan keseluruhan kegiatan, proses, dan kaitan-kaitan yang berhubungan dengan perjalanan dan persinggahan dari orang-orang di luar tempat tinggalnya serta tidak dengan maksud mencari nafkah (Fandeli, 2001). Berdasarkan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1990, pariwisata adalah
2
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusaha objek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. 2.1.3. Informasi Menurut Gordon B. Davis (1974), informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusankeputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang. Secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang. Informasi juga adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Agar informasi itu menjadi berguna harus disampaikan kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam bentuk yang tepat pula. 2.2. Teori Keilmuan Desain Komunikasi Visual 2.2.1. Brand Brand dapat diartikan pula sebagai asal atau sumber dari suatu produk atau pembeda sebuah produk dari produk lainnya. Karenanya pengertian brand berbeda dengan produk. “Produk meliputi benda-benda fisik, jasa layanan, toko eceran, bisnis online, orang, organisasi, tempat maupun ide. Sedangkan brand ada untuk sebuah produk, namun pada brand dapat ditambahkan dimensi yang menjadi pembeda dari produk-produk lain yang didesain untuk memenuhi kebutuhan yang sama.”(Keller, 2003, pp. 32-33). Menurut definisi AMA tersebut, kunci penciptaan sebuah brand adalah kemampuan memilih nama, logo, simbol, desain kemasan, atau atribut-atribut lain yang membedakan sebuah produk dengan produk lainnya. Komponen-komponen yang berbeda dari brand yang berfungsi sebagai pembeda dikenal dengan istilah brand element. Secara teknis, ketika seseorang menciptakan nama baru, logo, atau simbol sebuah produk baru, ia telah menciptakan sebuah brand. 2.2.2. City Branding Brand adalah keseluruhan jiwa dan cerita dari sebuah produk, sehingga muncul suatu imej atau persepsi di dalam benak konsumen mengenai produk tersebut. Branding dilakukan dengan cara menambah atau membangun cerita, nilai, emosi, dan persepsi ke produk tersebut. City branding adalah suatu cara dalam membangun dan membentuk suatu imej atau persepsi di masyarakat mengenai suatu kota tertentu. 2.2.3. Elemen Visual Christine Suharto Cenadi (1999:5) menyebutkan bahwa elemen-elemen desain komunikasi visual diantaranya adalah tipografi, ilustrasi dan simbolisme. Elemen-elemen ini dapat berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan penggunaan media. Elemen-elemen visual tersebut diantaranya adalah Tata letak (layout), tipografi, ilustrasi, simbolisme, warna, garis, dan bentuk. 2.2.4. Pemahaman Tentang Audience/Konsumen Menurut Sutisna (2003), Segmentasi adalah memilah-milah konsumen ke dalam beberapa kelompok yang memiliki kesamaan, kebutuhan dan berdasarkan beberapa variabel. Sedangkan segmentasi pasar adalah strategi yang dirancang untuk mengalokasikan sumber daya pemasaran kepada segmen yang telah didefinisikan. Segmentasi pasar juga mengidentifikasikan konsumen dengan kebutuhan yang sama dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu dengan menawarkan produk. Menurut Kotler (1994), Segmentasi pasar adalah usaha pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan yang memerlukan bauran pemasaran tersendiri. Variabel segmentasi tersebut adalah : 1. Geografis Adalah segmentasi yang mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, negara bagian, wilayah, provinsi, kota atau lingkungan rumah tangga. 2. Demografis
3
Adalah segmentasi dimana pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi dan kelas sosial. 3. Psikografis Adalah segmentasi dimana pasar dibagi menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup atau kepribadian akan nilai. Orang-orang dalam kelompok geografis yang sama dapat menunjukkan gambaran psikografis yang berbeda. 4. Perilaku Adalah segmentasi dimana pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian atau tanggapan mereka terhadap suatu produk/jasa. 2.2.5. Pengertian Rebranding Re-branding dapat dikatakan bahwa suatu perusahaan mencoba untuk melakukan penempatan posisi atau lokasi secara berbeda dalam pasar. Dimana hal-hal positif yang didapat menjadi seperti sebuah produk/jasa yang benar-benar baru. Re-branding tersebut bisa diaplikasikan pada perubahan radikal baik pada logo, nama, persepsi, strategi pemasaran atau tema-tema iklan dan promosi. BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Teknik Pengumpulan data Sesuai dengan fokus metode penelitian kualitatif, maka teknik pengumpulan datanya yaitu berupa : a. Observasi Observasi yang dilakukan merupakan observasi tak berstruktur, hal ini dipilih karena observasi cara ini lebih bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis berupa rambu-rambu pengamatan dan kemudian membuat sebuah kesimpulan. Jadi dengan observasi ini, data yang dikumpulkan tidak terbatas pada satu jenis, tetapi berbagai macam jenis branding jenis usaha bertemakan tempo dulu. b. Wawancara Wawancara semiterstruktur (in-dept interview) dipakai untuk penelitian ini, karena dalam lebih bebas dalam pelaksanaannya untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, serta dapat meminta pendapat dan ide dari pihak yang di wawancara. Dalam prakteknya peneliti harus mendengarkan dan mencatat apa yang dikatakan informan secara teliti. c. Studi dokumentasi Dokumen yang didapat berbentuk tulisan, gambar, dan rekaman. 3.2. Tahapan Penelitian Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles Huberman dan Spradley. Analisis Model Miles and Huberman memiliki langkah-langkah sebagai berikut: a. Reduksi data Data yang didapat dicatat secara teliti dan rinci, karena semakin lama peneliti ke lapangan maka jumlah data akan semakin banyak dan kompleks. Untuk itu diperlukan analisis dan mereduksi data untuk hal-hal yang penting, fokus, dicari tema dan polanya. Tujuan penelitian akan memandu peneliti untuk mereduksi data. b. Penyajian data Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Hal tersebut digunakan untuk memudahkan dalam memahami apa yang terjadi maka data yang disajikan berupa teks yang bersifat naratif, sehingga selanjutnya dapat merencanakan kerja. c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Dibutuhkan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung hasil kesimpulan, sehingga dianggap absah dan dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian. 3.3. Identifikasi Masalah Analisis masalah menggunakan metode analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, and Threat). Dilihat dari kekuatannya, kawasan Cibaduyut merupakan kawasan wisata belanja lama dan sentra
4
industri sepatu terbesar di Indonesia dan merupakan pasar tradisional. Kualitas produknya tidak kalah dengan produk impor dari luar negeri. Kawasan ini sudah dikenal pada seluruh masyarakat kota Bandung pada umumnya, bahkan sudah sampai dikenal di sebagian penjuru dunia sebagai kawasan produksi sepatu handmade. Namun, kawasan ini kurang berkembang karena kurangnya perhatian dari pemerintah dan masyarakat. Para pengerajin juga kesulitan akan modal dan kurang mendapatkan informasi tentang pasar sehingga sulit dalam menginovasi produknya dan mengatasi kejenuhan pasar. Kawasan Cibaduyut memang perlu mendapatkan revitalisasi agar industri rumah tangga di kawasan ini tidak mati suri. Dilihat dari peluang dan ancamannya dari luar, di kawasan ini berpeluang untuk dikenal dan dikunjungi kembali, serta mampu untuk mengembangkan pasar dalam negeri. Kawasan ini tetap ramai dikunjungi pada akhir minggu oleh wisatawan dari luar kota Bandung. Dengan adanya kunjungan dari wakil presiden Jusuf Kalla pada tahun 2009, kawasan ini sempat populer kembali. Namun, apabila kawasan ini tidak mampu menarik perhatian calon pengunjung baru, maka kawasan ini pelan-pelan akan tidak populer kembali. Ancaman di kawasan ini adalah beberapa produk sepatu dari luar negeri seperti China. Produk China memang terkenal murah, tetapi mempunyai kelemahan dalam quality control, sehingga produk dari negara China ini terkadang tidak rapi. Solusi yang diambil adalah dari analisis kekuatan yang ada di kawasan Cibaduyut dan analisis ancaman yang datang dari luar, yaitu membanjirnya produk sepatu dari negara China. Cibaduyut mempunyai diferensiasi pada pembuatan produk sepatu handmade, di mana di kawasan ini masyarakat bisa membuat hasil rancangan sepatunya secara lebih personal. Berbeda dengan produk sepatu pabrik dari negara China, masyarakat tidak bisa memilih yang benar-benar sesuai dengan keinginannya. Maka, solusinya adalah re-branding kawasan ini agar menciptakan suatu kepercayaan terhadap hasil produksi di kawasan Cibaduyut. 3.4. Strategi Komunikasi Komunikasi yang dilakukan adalah melakukan branding secara internal terlebih dahulu, yaitu mengedukasi para pengerajin untuk memberikan identitas pada produk-produknya, menciptakan kebanggaan tersendiri terhadap produknya dan kawasannya, serta mengedukasi tentang wawasan desain dan trend fashion Kemudian merancang sebuah sistem identitas dan tampilan kawasan yang menarik agar membentuk citra yang positif pada benak masyarakat. Target audience dari re-branding kawasan Cibaduyut dari sisi geografis adalah orang yang berasal dari kota Bandung dan kota-kota besar lainnya. Demografisnya yaitu laki-laki dan perempuan, rentang usia 25 sampai 35 tahun. Sistem ekonomi sosial menengah dengan pendidikan terakhir SMA dan sederajat. Psikografisnya yaitu Merupakan seseorang yang mempunyai ketertarikan di dunia fashion dan menyenangi tren yang ada di pasaran, sudah mulai untuk mencoba untuk berwiraswasta atau memajukan usahanya, selalu tampil trendi di muka umum dan mementingkan penampilannya. 3.5. Penerapan Konsep pada Media Konsep desain seperti sistem identitas akan diterapkan pada setiap produk sepatu yang dihasilkan, tujuannya agar masyarakat menyadari, memperkenalkan, dan membangkitkan kepercayaan kepada hasil produk dalam negeri pada umumnya dan hasil produksi Cibaduyut pada khususnya. Target Audience sendiri adalah seseorang yang aktif di dunia internet, jejaring sosial, dan majalah. Maka, media utama yang diterapkan adalah melalui media cetak seperti majalah, web banner, website, dan situs jejaring sosial seperti Facebook. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pesan yang akan Disampaikan What to say/brand promise Kualitas kami menciptakan kata-kata yang baik bagi konsumen Anda.
5
How to say Memperkenalkan kembali dan mengajak para pengusaha dan calon pengusaha sepatu untuk mewujudkan ide/desain sepatunya di kawasan ini 4.2. Solusi Desain Komunikasi Visual Tone warna yang digunakan dalam merancang visual adalah menggunkana warna yang cenderung hangat dan menyambut (welcoming). Warna tersebut adalah warna campuran kuning dan merah, serta penambahan warna hitam dan putih sebagai kontras dan memberikan kesan elegan. Tipografi yang digunakan adalah jenis huruf yang digunakan adalah jenis huruf modern dan kokoh. Memberikan kesan konsisten, stabil, dan kualitas. Pada teks umumnya menggunakan jenis huruf yang berkait (serif) supaya mudah terbaca.
Gambar 1. teknis visual
6
Solusi yang ditawarkan dari keilmuan desain komunikasi visual adalah merancang sebuah identitas untuk kawasan Cibaduyut dan mengkomunikasikan pesan melalui media tertentu agar membentuk persepsi di masyarakat bahwa kawasan Cibaduyut adalah sentra produksi sepatu handmade yang terpercaya. Berikut ini adalah rancangan sistem identitas atau logo.
Gambar 2. logo utama
Pada Logo, tipografi atau jenis huruf yang dipakai adalah “Kernel Alternate SSi Alternate” dengan ukuran dan kerning yang telah disesuaikan. Tema warna yang dipilih adalah warna hangat campuran merah dan kuning, kemudian menjadi warna jingga. Warna tersebut menceritakan tentang kehangatan antar sesama pengerajin dan klien-kliennya atau para pengusaha sepatu. Mereka sangat akrab dan bersahabat satu sama lain. Bahkan, mereka juga saling berbagi ilmu mengenai pasar, ergonomi sepatu, proses pembuatan sepatu, trend fashion, dan saling memberi solusi pada setiap masalah. Segi empat pada huruf “b” dan “d” pada kata “cibaduyut” menggambar kekuatan dan konsistensi akan kualitas produk yang dihasilkan oleh para pengerajin sepatu. Huruf “b” dan “d” juga mengkonotasikan sebagai hubungan antara pengerajin dan pengusaha yang hangat dan akrab. Positif dan negatif pada kotak dan huruf “b” dan “d” mengambarkan simbiosis atau hubungan saling menguntungkan antara pengusaha sepatu dan pengerajinnya. Pengusaha mempunyai modal dan desain untuk membuat dan mengorder sepatu kepada pengerajin, namun pengusaha tidak mempunyai kemampuan untuk membuat sepatu sendiri. Pengerajin mempunyai tenaga untuk membuat sepatu dengan segala bentuk model dan desain dengan kualitas yang sangat baik, namun mereka tidak mempunyai kemampuan untuk mendesain sepatu sendiri karena mereka takut mengambil resiko untuk tidak laku dipasaran, dan mereka juga mempunyai kelemahan dari segi modal untuk mengembangkan usahanya karena bank sudah enggan memberikan pinjaman. Aplikasi logo akan diaplikasikan pada iklan web banner, logo terlihat sangat jelas dan disesuaikan dengan warna latar dan objeknya.
Gambar 3. Contoh aplikasi pada Web banner
Identitas juga akan diaplikasikan pada kotak sepatu untuk para pengerajin. Dirancang dengan 2 desain gambar, gambar sebelah kiri adalah untuk sepatu khusus pria dan satu lagi untuk sepatu khusus wanita.
7
Gambar 4. Desain dan aplikasinya pada kotak sepatu
Website bertujuan sebagai media informasi. Fungsi utamanya adalah memperlihatkan kepada masyarakat mengenai proses pembuatan sepatu handmade di Cibaduyut. Hal ini bertujuan sebagai memberikan kepercayaan kepada masyarakat akan produk sepatu Cibaduyut. Selain itu, website juga memberikan informasi mengenai sejarah kawasan Cibaduyut, ilmu mengenai sepatu dan istilahnya, serta informasi mengenai sejarah asal mula sepatu sampai ditemukannya hak tinggi sebagai simbol kebangsawanan.
Gambar 5. Website
Dalam penelitian ini, media billboard masih digunakan sebagai tambahan dalam hal komunikasi secara massal ke masyarakat. Media ini akan dipasang selama setahun penuh agar kawasan ini mulai dikenal di masyarakat. Media seperti di majalah juga dipergunakan karena audience sangat dekat dengan majalah.
8
Gambar 6. Visual yang diterapkan pada media majalah dan Billboard
Media yang utama digunakan untuk persuasi atau ajakan adalah menggunakan email blast yang berisi informasi mengenai Cibaduyut dan pesan untuk mengajak ke kawasan tersebut untuk berbisnis.
Gambar 7. Email Blast
Media jejaring sosial yang dipakai untuk memfasilitasi masyarakat untuk memberi masukan mengenai Cibaduyut adalah menggunakan fasilitas www.facebook.com/cibaduyut. Dihalaman tersebut terdapat semua informasi mengenai Cibaduyut dan perkembangan-perkembangannya.
9
Gambar 8. Page pada jejaring sosial Facebook
Metode yang digunakan untuk strategi komunikasi adalah menggunakan AISAS (Attention, Interest, Search, Action, Share), sebab dilihat dari consumer journey audience, target lebih dekat ke media online. Attention
Menarik perhatian awal para audience dengan tujuan memperkenalkan kawasan Cibaduyut kepada masyarakat bahwa Cibaduyut bisa merealisasikan ide audience Media : Majalah, Billboard, dan web banner
Interest
Setelah audience tertarik, maka tahap selanjutnya adalah mereka memiliki hasrat untuk penasaran dan senang. Dan mulai mencari tahu mengenai topik yang dibicarakan di tahap Attention. Tahap Interest ini hampir sama dengan tahap Attention Media : Web banner dan Majalah
Search
Di tahap ini adalah di mana audience akan mencari segala informasi mengenai Cibaduyut. Apa yang Cibaduyut kerjakan, bagaimana, dan di mana. Fasilitas untuk memenuhi tahap ini adalah melalui media : Website (www.handmadeshoes.co.id), Forum diskusi online (www.kaskus.us), dan Jejajring sosial (www.facebook.com).
Action
Di tahap ini adalah di mana audience diajak untuk datang ke Cibaduyut untuk merealisasikan ide/gagasan mereka mengenai rancangan sepatu. Media : Merancang desain kotak sepatu, Tag, dan email blast.
Share
Setelah audience telah melalui tahap Search dan Action, maka biasanya mereka langsung berbagi informasi mengenai CIbaduyut (Share) kepada setiap relasinya, sahabat, teman, keluarga, dan lain-lainnya. Baik itu melalui media “word of mouth” dan melalui media jejaring sosial. Media : Forum diskusi online, Thread : Proses Pembuatan Sepatu di Cibaduyut (www.kaskus.us), Page Facebook (www.facebook.com/cibaduyut), dan Tag.
Tabel 1. Strategi Komunikasi
Waktu yang diperlukan untuk memanamkan pesan dari Cibaduyut ke masyarakat adalah selama setahun penuh. Tahap Attention dan Interest umumnya dilakukan selama 4 bulan pertama dan 2 bulan terakhir sebagai pengingat (reminding). Fasilitas Share dan Search akan dipasang sampai waktu yang tidak terhingga. Email Blast akan dilakukan/dikirimkan setelah alamat email para pengusaha dan masyarakat telah didapatkan pada 4 bulan pertama.
10
Tahap
Nama Media
Bulan
Keterangan Media 1
Majalah
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Vogue ELLE Cosmopolitan Femina
Attention Interest
Billboard Web Banner
www.yahoo.co.id www.kaskus.us www.fashionesedaily.com www.facebook.com
Search
Website
www.handmadeshoes.co.id.
Jejaring Sosial
Page facebook.com/cibaduyut
Forum diskusi
Thread pada www.kaskus.us
Kotak Sepatu Action
Tag Email Blast
Share
Forum Diskusi
Thread pada www.kaskus.us
Jejaring Sosial
Page facebook.com/cibaduyut
Tag
Tabel 2. Timeline media (strategi komunikasi)
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari sudut pandang desain komunikasi visual, brand adalah bagaimana kita mengkomunikasikan suatu pesan dan menanamkannya kepada benak masyarakat atau kepada audience. Ada berbagai macam defenisi brand, namun intinya tetap sama yaitu membuat suatu citra atau persepsi di masyarakat. Branding tidak akan terlalu bermanfaat apabila suatu internal dalam sebuah organisasi atau perusahaan tidak membenahi dirinya terlebih dahulu. Pada teorinya, tugas akhir desain komunikasi visual adalah membuat suatu simulasi strategi komunikasi dan mewujudkannya melalui wujud visual. Pada kenyataannya, di dunia nyata, semua bisa saja berubah tergantung suatu kondisi dan situasi tertentu di lapangan. Banyak faktor yang harus menjadi pertimbangan. Cibaduyut memang berhak mendapatkan perhatian dari masyarakat dan pemerintah karena kawasan ini memang memiliki potensi besar dalam memajukan industri dalam negeri 5.2. Saran Setiap pekerjaan pasti ada kelebihan dan kekurangannya, dan suatu usaha tidak akan maksimal apabila hanya mengandalkan satu orang saja. Perlu beberapa orang untuk berdiskusi dan mencarikan solusi yang terbaik dan akar masalah yang sangat penting diangkat. Suatu pekerjaan memang pasti ada kelemahannya, namun setiap manusia bisa meminimalisir kekurangan itu dan memperbaikinya. Melakukan pemerikasaan secara berulang-ulang dapat membantu meminimalisir kekurangan tersebit. Branding memerlukan waktu yang sangat lama agar pesan benar-benar tertanam di benak masyarakat. Dalam kenyataannya, branding memerlukan riset secara berkala dan bertahap untuk mengukur setiap hasil progress dan pekerjaan yang dilakukan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Winfield Pfefferkorn, Julia. 2005. Thesis : THE BRANDING OF CITIES Exploring City Branding and the Importance of Brand Image. USA : Graduate School of Syracuse University. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Spillane, James J. 1991. Ekonomi Pariwisata : Sejarah dan Prospeknya. Jakarta : Kanisius. Alina Wheeler, 2006, Designing Brand Identity. New Jersey : John Wileys and Sons. Inc Duane E. Knapp, 2002, Brand Mindset. Yogyakarta : Andi. MINETM , 2006, Color Harmony : Logo. Singapore : Rockport Publishers. Inc.
12