perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA ANTARA INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI Oleh : SUYANTI K8407012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user
2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh : SUYANTI K8407012
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Suyanti K8407012: HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas sebalas maret, Mei 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) hubungan yang signifikan antara intelegensi dan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi, (2) hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dan prestasi belajar, (3) hubungan yang signifikan antara intelegensi dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mata pelajar soiologi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif korelasional. Populasinya adalah siswa kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011, yang terdiri dari 5 kelas dan berjumlah 157 siswa. Sampel yang digunakan adalah 25% dari keseluruhan populasi sebanyak 40 siswa yang diambil menggunakan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data untuk variabel intelegensi menggunakan hasil tes intelegensi yang telah dilaksanakan di sekolah. Untuk variabel kemandirian belajar menggunakan teknik angket, sedangkan variabel prestasi belajar menggunakan nilai rapot. Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan analisis statistik dengan teknik regresi ganda komputer seri SPS edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2004 versi IBM/IN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) Hubungan antara Intelegensi dan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011berdasarkan perhitungan rx1y = 0,579 dan p < 0,05 yaitu0,00 < 0,05, maka hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”, dinyatakan diterima. (2) hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011berdasarkan perhitungan rx2y = 0,347 dan p < 0,05 yaitu 0,026 < 0,05, maka hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”, dinyatakan diterima. (3) hubungan antara intelegensi dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011berdasarkan perhitungan rx1x2y = 0,633 dan p < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05, maka hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan antara intelegensi dan kemandirian belajar intelegensi dengan prestasi belajar sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”, dinyatakan diterima.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selasai dari suatu kesulitan, kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap. (Q. S. AlNasyaroh: 6-8)
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri. (Q. S. Ar. Ra’d)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Ibu & Bapakku tersayang
yang senantiasa
mendukung, membantu, menyebutku dalam setiap doa, dan selalu mencurahkan kasih sayangnya. 2. Adikku
(Dhidhi)
dan
keluarga
besarku
di
Banyumas, terima kasih atas cinta kasih dan dorongan semangatnya selama ini. 3. Sahabatku (Anik) yang selalu menemaniku. 4. Teman-teman kost Nurul Fikri (Vita, Shinta, April, Arta, Lita, Nadia dan yang lain) yang telah mengajaraiku berbagai hal yang baru dan memberi keceriaan dalam hidupku. 5. Sahabat-sahabat Sos-Ant 2007. 6. Almamater. 7. Pembaca yang Budiman. commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Sosial Hubungan Antara Intelegensi dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, peneliti mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan FKIP UNS. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. MH. Sukarno, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Tentrem Widodo, M.Pd selaku pembimbing 1 yang dengan sabar memberikan banyak masukan, arahan, bimbingan kepada penulis dalam skripsi ini. 5. Dra. Siti Rochani, M.Pd selaku Pembimbing II yang dengan tulus dan sabar telah memberikan bimbingan, pengarahan demi lancarnya skripsi penulis. 6. Drs. Noor Muhsin Iskandar, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 7. Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi atas ilmu yang telah diajarkan.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Siswa kelas XI IPS yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi angket. 9. Sahabat-sahabat di Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi angkatan 2007. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Dengan segala kemampuan yang ada peneliti telah berusaha semaksimal mungkin menyususn skripsi ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Terima kasih kepada semua pembaca yang telah meluangkan waktu untuk membaca skripsi ini. Mohon saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna kesempurnaan skripsi ini.
Surakarta, Peneliti
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i PENGAJUAN ............................................................................................... ii PERSETUJUAN .......................................................................................... iii PENGESAHAN ........................................................................................... iv ABSTRAK .................................................................................................... v ABSTRAK ................................................................................................... vi MOTTO ...................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ...................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................. x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 5 D. Rumusan Masalah ............................................................................ 6 E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6 F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 9 A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 9
commit to .................................................. user 1.Tinjauan tentang Prestasi Belajar 9
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Pengertian Belajar ........................................................................ 9 b. Pengertian Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi ............... 10 c. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Belajar ........ 13 2. Tinjauan tentang Intelegensi .......................................................... 17 a. Pengertian Intelegensi ................................................................ 17 b. Faktor-faktor Intelegensi ............................................................ 18 c.Pengukuran Intelegensi ............................................................... 19 d.Teori-teori Intelegensi ................................................................. 21 3. Tinjauan tentang Kemandirian Belajar ........................................... 26 a. Pengertian Kemandirian Belajar ................................................ 26 b. Ciri-Ciri Belajar Mandiri ........................................................... 28 c. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kemandirian ............ 29 B. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................... 31 C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 32 D. Perumusan Hipotesis ...................................................................... 33 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 35 A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 35 B. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 36 C. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 38 D. Rancangan Penelitian ..................................................................... 49 E. Teknik Analisis Data...................................................................... 51 BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 56 A. Deskripsi Data ................................................................................ 56 B. Pengujian Prasarat Analisis............................................................ 62
commit to user C. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 68
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................... 78 BAB V PENUTUP ...................................................................................... 81 A. Simpulan ........................................................................................ 81 B. Implikasi ........................................................................................ 82 C. Saran .............................................................................................. 83 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 86 LAMPIRAN ................................................................................................. 88 CURRICULUM VITAE ........................................................................... 145
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1. Waktu Penelitian ......................................................................
35
Tabel 2. Distribusi Frekuansi Data Intelegensi (X1).....................................
58
Tabel 3. Distribusi Frekuansi Data Kemandirian Belajar (X2).....................
59
Tabel 4. Distribusi Frekuansi Data Prestasi Mata Pelajaran Sosiologi(Y) ...
60
Tabel 5. Rangkuman variabel Intelegensi.......................................... ...
63
Tabel 6. Rangkuman Variabel Kemandirian Belajar.......................................
64
Tabel 7. Rangkuman variabel prestasi belajar mata pelajaran sosiologi......
65
Tabel 8. Rangkuamn uji linieritas X1 dengan Y.......................................... .....
67
Tabel 9. Rangkuamn uji linieritas X2 dengan Y.......................................... ......
67
Tabel 10. Matriks interkorelasi analisis regrasi..............................................
69
Tabel 11. Koefisien Beta Dan Korelasi Parsial .......................................... .......
70
Tabel 12. Tabel Rangkuman Analisis Regresi - Model Penuh.......................
71
Tabel 13. Coefficienta...................................................................................
72
Tabel 14. Perbandingan bobot Prediktor..................................................... .......
76
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Berpikir.............................................................
33
Gambar 2. Grafik Histogram Intelegensi (X1)...................................
59
Gambar 3. Grafik Histogram Kemandirian Belajar............................
60
Gambar 4. Grafik Histogram Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi
62
Gambar 5. Grafik Uji Normalitas .......................................................
66
Gambar 6. Garis Regresi Linear X1 dengan Y ...................................
73
Gambar 7. Garis Regresi Linier X2 dengan Y .....................................
74
Gambar 8. Garis Regresi Linear X1dan X2 dengan Y ...........................
75
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kisi-kisi Angket Try Out.............. .......................................... 89 Lampiran 2. Surat Pengantar....................................................................... 90 Lampiran 3. Angket Try Out....................................................................... 91 Lampiran 4. Analisis Kesahihan Butir......................................................... 99 Lampiran 5. Uji Reabilitas........................................................................... 103 Lampiran 6. Daftar Hasil Tes Intelegensi.................................................... 106 Lampiran 7. Kisi-kisi Angket Penelitian...................................................... 107 Lampiran 8. Angket Penelitian..................................................................... 108 Lampiran 9. Daftar Nilai Siswa.................................................................... 114 Lampiran 10. Sebaran Frekuensi dan Histogram.......................................... 115 Lampiran 11. Uji Normalitas........................................................................ 120 Lampiran 12. Uji Linieritas........................................................................... 124 Lampiran 13. Anareg Model Penuh dan Stepwise........................................ 127 Lampiran 14. Regression............................................................................... 130 Lampiran 15. Surat Perijinan Skripsi............................................................. 138
commit to user
xvi
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 1. Kisi-Kisi Angket Try Out Kemandirian Belajar Definisi Operasional
Kemandirian belajar merupakan
Indikator
1. Inisiatif dalam
perilaku yang ada pada seseorang
memecahkan
untuk melakukan kegiatan belajar
masalah sendiri
Nomor Item Soal
Jumlah
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 8
karena inisiatif dari dalam dirinya berusaha memecahkan masalahnya sendiri dan meminimalkan bantuan atau tergantung pada pihak lain,
2. Tidak tergantung pada orang lain
9, 10, 11, 12, 13,
6
14
dengan mengandalkan rasa percaya diri dan tanggung jawab yang besar atas diri sendiri untuk belajar.
3. Percaya diri
15, 16, 17, 18,
10
19, 20, 21, 22, 23, 24
4. Bertanggung jawab
25, 26, 27, 28,
10
29, 30, 31, 32, 33, 34
commit to user
34
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 2.
Surakarta, 8 April 2011-05-25
Kepada Yth: Siswa/siswi SMA Negeri 4 Surakarta
Dengan hormat, Bersama dengan ini kami beritahukan bahwa dalam rangka menyelesaikan studi Program Pendidikan Sosiologi-Antropologi memili tugas akhir membuat skripsi, untuk itu mohon kesedian Saudara siswa/siswi SMA Negeri 4 Surakarta memberikan respon terhadap angket dengan judul skripsi: “HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011”. Agar penelitian ini dapat berjalan dengan lancar, mohon atas kesediaan Saudara untuk menjawab angket ini. Jawaban yang Saudara berikan tidak akan mempengaruhi
nilai/prestasi
belajar
Saudara.
Karena
itulah
peneliti
menggarapkan Saudara mengisi dengan sejujur-jujurnya. Hasil angket yang akan saya terima, peneliti jamin kerahasiannya. Atas perhatian Saudara dalam mengisi angket ini, peneliti mengucapkan terima kasih.
Peneliti
Suyanti
K8407012
commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 3. ANGKET TENTANG KEMANDIRIAN BELAJAR A. PETUNJUK MENGERJAKAN 1. Tulislah nama dan nomor urut presensi di tempat yang sudah tersedia ! 2. Isian angket harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya ! 3. Isilah angket dengan cara memberi tanda silang (x) pada salah satu alternatif jawaban yang sesuai menurut anda ! 4. Pada bagian esay, isilah pertanyaan tersebut sesuai dengan keadan anda ! B. Identitas
:
Nama
:
No. Induk
:
Kelas/ No. Absen
:
C. Daftar pertanyaan kemandirian siswa 1. Apakah sebelum kegiatan belajar, anda menyiapkan segala sesuatu yang anda butuhkan? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 2. Apa saja yang anda persiapkan sebelum belajar? a. ............... b. ............... c. ............... d. ............... 3. Apakah anda merasa kecewa apabila nilai ulangan yang anda peroleh dibawah nilai tuntas ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kandang d. Tidak Pernah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
92 digilib.uns.ac.id
4. Seberapakah anda rajin memperbaiki nilai yang anda peroleh agar mendapatkan nilai yang lebih baik? a. Sangat rajin b. Cukup rajin c. Kurang rajin d. Sangat kurang rajin 5. Berapa banyak sumber belajar yang anda gunakan untuk membantu mengerjakan tugas belajar? a. 4 sumber b. 3 sumber c. 2 sumber d. 1 sumber 6. Sumber dari apa aja yang biasa anda gunakan untuk membantu menyelesaikan tugas belajar? a. ............... b. ............... c. ............... d. ............... 7. Apakah anda membuat catatan dalam belajar untuk mempermudah mengingat materi? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 8. Apakah anda mencatat keterangan yang diberikan oleh guru ? a. Sangat rajin mencatat b. Cukup rajin mencatat c. Cukup malas mencatat d. Sangat malas mencatat 9. Apakah anda meminta bantuan dari orang lain dalam menyelesaikan commit to user tugas?
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 10. Siapa saja yang sering anda mintai bantuan dalam menyelesaikan tugas anda? a. ........... b. ........... c. ............ d. ............ 11. Apakah pada saat pelajaran berlangsung anda bersikap tenang agar tidak mengganggu teman lain? a. Sangat tenang b. Cukup tenang c. Kurang tenang d. Sangat kurang tenang 12. Saat pelajaran berlangsung, bagaimanakah sikap anda didalam kelas? a. Memperhatikan guru saat menerangkan b. Tenang, walaupun tidak memperhatikan dengan seksama. c. Membaca buku cerita atau komik/ sibuk sendiri d. Bercanda dengan teman/gaduh 13. Apakah anda belajar setiap hari tanpa disuruh orang tua? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 14. Bagaimana sikap orang tua anda jika anda tidak belajar ? a. Di tegur, diberi masukan, dan disuruh belajar kembali b. Ditegur dan disuruh belajar c. Ditegur saja d. Dibiarkan saja
commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
15. Apakah anda tidak menunda-nunda untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 16. Apakah anda mencoba mengerjakan soal-soal latihan untuk mengatasi kesulitan belajar? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 17. Apakah
anda mengulang-ulang materi pelajaran agar betul-betul
paham? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 18. Benarkah anda akan bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum jelas? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 19. Apakah anda optimis dapat mengerjakan setiap soal ulangan/ tes? a. Sangat optimis b. Cukup optimis c. Kurang optimis d. Sangat kurang optimis 20. Berapa hasil tes/ ulangan yang biasa anda peroleh? commit to user a. Sangat baik (nilai 10-9)
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Baik (nilai 8-7) c. Cukup baik (nilai 6) d. Kurang baik (nilai dibawah 5) 21. Apakah anda bersikap percaya diri dalam mengerjakan tugas/dan tes/ulangan yang diberikan ? a. Sangat percaya diri b. Cukup percaya diri c. Kurang percaya diri d. Sanga kurang percaya diri 22. Bagaimana sikap anda saat mengerjakan tugas atau ulangan yang diberikan bapak/ibu guru? a. Mengerjakan sendiri dengan penuh rasa optimis b. Mengerjakan sesuai kemampuan, walaupun masih ragu dengan jawaban c. Menyotek teman d. Membuat jiplakan/contekan dalam kertas 23. Apakah anda aktif tampil dimuka kelas/ bertanya jika ada tawaran dari guru? a. Sangat aktif b. Cukup aktif c. Kurang aktif d.Sangat kurang aktif 24. Setiap tiga kali pertemuan, berapa kalikah anda aktif tampil dimuka kelas mengerjakan soal/ bertanya? a. Lebih dari 3 kali b. 2 kali c. 1 kali d. Tidak sama sekali 25. Apakah anda tepat
melaksanakan jadwal belajar yang telah anda
buat? a. Sangat tepat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
96 digilib.uns.ac.id
b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 26. Berapa jadwal belajar yang anda buat? a. 3 kali setiap hari b. 2 kali setiap hari c. 1 kali setiap hari d. Tidak sama sekali 27. Apakah anda memanfaatkan jam pelajaran kosong, untuk mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 28. Bagaimanakah anda memanfaatkan jam pelajaran kosong? a. Belajar dikelas b. Ke perpustakaan c. Pergi ke kantin d. Pulang/bolos 29. Apakah anda tepat mengumpulkan tugas yang diberikan bapak/ibu guru? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 30. Dalam jangka waktu berapa lama anda mengerjakan tugas yang diberkan bapak/ibu guru? a. Lansung dikerjakan saat pemberitahuan b. Sehari sebelum tugas dikumpulkan c. Mendadak bahkan menyontek dari teman commit to user d. Terlambat
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
31. Apakah anda berhati-hati dalam mengerjakan setiap tugas dan ulangan di sekolah? a. Sangat hati-hati b. Cukup hati-hati c. Kurang hati-hati d. Sangat kurang hati-hati 32. Apakah anda tepat mengerjakan tugas yang diberikan, walaupun tugas tersebut tidak perlu dikumpulkan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 33. Apakah anda menjalankan aturan yang berlaku di sekolah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 34. Bentuk aturan apa saja yang anda taati disekolah? a. Tidak membolos, datang tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu, memperhatikan guru saat mengajar. b. Tidak membolos, datang tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu. c. Tidak membolos dan datang tepat waktu. d. Tidak membolos
Selamat Mengerjakan Terima Kasih commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TABEL DATA BUTIR “KEMANDIRIAN BELAJAR”
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4
3 2 1 3 1 1 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2
4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3
5 3 3 2 2 4 4 2 4 3 2 2 3 4 4 2
6 3 3 2 2 4 4 2 4 3 2 2 3 4 4 2
7 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 3 3 3
8 3 2 2 3 2 4 3 3 3 1 3 3 4 3 1
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 1 2 4 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 1 4 3 1 3 4 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 1 1 3 1 3 3 2 2 1 3 3 3 2 4 2 1 3 4 1 4 3 3 3 1 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2 2 2 3 1 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 3 1 3 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 3 2 2 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 4 2 3 2 1 1 2 3 3 2 2 1 2 2 3 1 2 3 2 3 1 1 1 2 1 3 3 2 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 2 1 3 4 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 4 2 1 1 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2
∑ 26 27 28 29 30 31 32 33 34 2 2 2 3 2 2 2 3 2 86 2 2 2 2 3 3 1 2 2 84 1 1 2 2 2 3 2 2 2 75 1 1 2 3 3 2 2 1 2 80 1 1 2 3 3 3 2 3 2 92 3 4 2 4 4 4 2 4 4 119 1 2 2 3 3 3 1 3 2 80 3 3 2 4 4 3 3 4 3 109 2 3 4 4 4 3 3 3 2 109 1 1 2 2 2 3 2 2 1 65 2 1 2 3 3 3 2 3 2 76 3 3 2 3 3 3 2 3 1 96 3 3 2 4 4 3 4 4 4 116 3 2 2 3 3 3 2 3 2 96 1 4 2 3 2 3 2 2 4 81
commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 4.
ANALISIS KESAHIHAN BUTIR (VALIDITY) KEMANDIRIAN BELAJAR JMLHTOT
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
*
Pearson Correlation
.519
Sig. (2-tailed)
.047
N
15
Pearson Correlation
.168
Sig. (2-tailed)
.549
N
15
Pearson Correlation
.541
Sig. (2-tailed)
.037
N
15
Pearson Correlation
.462
Sig. (2-tailed)
.083
N
15
Pearson Correlation
.827
Sig. (2-tailed)
.000
N
15
Pearson Correlation
.827
Sig. (2-tailed)
.000
N
15
Pearson Correlation
.552
Sig. (2-tailed)
.033
N
15
Pearson Correlation
.718
Sig. (2-tailed)
.003
N
15
Pearson Correlation
.465
Sig. (2-tailed)
.081
*
**
**
*
**
commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
N
15
Pearson Correlation
-.441
Sig. (2-tailed)
.100
N
15
Pearson Correlation
.681
Sig. (2-tailed)
.005
N
15
Pearson Correlation
.538
Sig. (2-tailed)
.039
N
15
Pearson Correlation
.647
Sig. (2-tailed)
.009
N
15
Pearson Correlation
.857
Sig. (2-tailed)
.000
N
15
Pearson Correlation
.609
Sig. (2-tailed)
.016
N
15
Pearson Correlation
.567
Sig. (2-tailed)
.027
N
15
Pearson Correlation
.550
Sig. (2-tailed)
.034
N
15
Pearson Correlation
.578
Sig. (2-tailed)
.024
N
15
Pearson Correlation
.693
Sig. (2-tailed)
.004
N
15
Pearson Correlation
.217
**
*
**
**
*
*
*
*
**
commit to user
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P21
P22
P23
P24
P25
P26
P27
P28
P29
P30
Sig. (2-tailed)
.437
N
15
Pearson Correlation
.940
Sig. (2-tailed)
.000
N
15
Pearson Correlation
.449
Sig. (2-tailed)
.093
N
15
Pearson Correlation
.566
Sig. (2-tailed)
.028
N
15
Pearson Correlation
.654
Sig. (2-tailed)
.008
N
15
Pearson Correlation
.798
Sig. (2-tailed)
.000
N
15
Pearson Correlation
.767
Sig. (2-tailed)
.001
N
15
Pearson Correlation
.689
Sig. (2-tailed)
.005
N
15
Pearson Correlation
.308
Sig. (2-tailed)
.264
N
15
Pearson Correlation
.864
Sig. (2-tailed)
.000
N
15
Pearson Correlation
.851
Sig. (2-tailed)
.000
N
15
**
*
**
**
**
**
**
**
commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P31
P32
P33
P34
JMLHTOT
Pearson Correlation
.423
Sig. (2-tailed)
.116
N
15
Pearson Correlation
.617
Sig. (2-tailed)
.014
N
15
Pearson Correlation
.776
Sig. (2-tailed)
.001
N
15
Pearson Correlation
.566
Sig. (2-tailed)
.028
N
15
Pearson Correlation
1
*
**
*
Sig. (2-tailed)
N
15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 5. Uji Reabilitas Kemandirian Belajar
Case Processing Summary
%
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
15
100.0
0
.0
15
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.757
27
Item-Total Statistics
Corrected Scale Item-Total Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted Correlation
1.
134.1333
927.838 commit to user.514
Cronbach's Alpha if Item Deleted
.753
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
134.8667
921.267
.530
.751
3.
134.1333
902.552
.818
.746
4.
134.1333
902.552
.818
.746
5.
133.7333
926.495
.530
.753
6.
134.4000
905.686
.744
.747
7.
134.2000
925.314
.675
.752
8.
134.2667
914.210
.514
.750
9.
134.7333
908.495
.635
.748
10.
134.2000
887.457
.866
.741
11.
134.7333
915.495
.560
.750
12.
134.2000
917.314
.516
.750
13.
134.2000
925.743
.530
.753
14.
134.6000
915.400
.608
.750
15.
134.0667
910.924
.689
.748
16.
134.2000
899.743
.926
.745
17.
134.5333
919.695
.589
.751
18.
134.9333
902.067
.643
.746
19.
134.9333
895.924
.784
.744
20.
135.1333
904.267
.785
.746
21.
134.8667
902.981
.655
.746
22.
134.0000
910.000
.855
.748
23.
134.0667
908.781 commit to user.821
.747
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
24.
134.9333
918.495
.616
.750
25.
134.2667
906.495
.762
.747
26.
134.7333
913.924
.541
.749
total
68.5333
236.695
1.000
.954
Scale Statistics
Mean
Std. Variance Deviation
1.3707E2 946.781
N of Items
30.76981
27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
106 digilib.uns.ac.id
Lampiran 6. Daftar Hasil Tes Intelegensi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta NO. NAMA KELAS INTELEGE NSI XI- IPS 4 114 1. RATIH NURSETA XI-IPS 5 106 2. REZA BETA YIDHISTIRA XI-IPS 5 110 3. RONY GUNAWAN SUMANTRI XI-IPS 5 121 4. MUBYAR CANDRIKA MA’ RIFAT XI-IPS 3 118 5. ERIC BAGUS EKO PUTRANTO XI- IPS 4 120 6. SARAS WATI PUTRI NNN NUR FEGA TRI OCTANUDIN XIIPS 4 116 7. XI-IPS 5 112 8. JOEL TIDAR GULTOM XI-IPS 3 112 9. RESI AJI MADA XI-IPS 3 111 10. PANDU WIRAWAN GILAR SANTOSO XI- IPS 4 119 11. ARVIADO SURYANUGRAHA XI-IPS 2 106 12. MIKE INDAH NATASHA XI-IPS 2 118 13. DEWANTA WIDYASWARA RINI SAPUTRI XI-IPS 2 109 14. XI- IPS 4 111 15. REA AISHA CHAMPA XI-IPS 1 111 16. ANINDYA MEITHASARI XI-IPS 5 123 17. INNA RATNA RAMADANI XI-IPS 2 123 18. GHUFRON ALI WICAKSONO XI-IPS 1 106 19. AHIMSA ADI WIBOWO XI-IPS 3 119 20. UTARI NINDYANINGRUM NISAUL ‘AZMI HAJAR XI-IPS 1 103 21. XI-IPS 5 120 22. MELINDA RATNA PUTRI XI-IPS 2 117 23. RISA YUANITA HELANA XI-IPS 1 114 24. SURI PADAMSIH XI-IPS 5 115 25. VIDA KARTIKA RATNAWATI XI-IPS 1 103 26. NURANDA INDRA JAYA XI-IPS 3 118 27. LARAS AYU W XI-IPS 1 119 28. MUH. LINGGAR BALYA UMAR XI-IPS 1 128 29. ALDILA WINZARIZKI RAHMAWATI XI-IPS 2 120 30. FAJAR DWI PRABOWO XI-IPS 1 97 31. ADIMAS CATUR KRISTANTO XI-IPS 3 111 32. SENTIKA OCTA LARASATI XI- IPS 4 128 33. MUSTIKA OKTAVIANI XI-IPS 2 118 34. LEANDRO CAHYA BAGASKARA XI-IPS 1 109 35. ELZA AYU NASTIKA XI-IPS 1 116 36. NOVIA ILAIHA SABILA XI-IPS 1 114 37. AJENG RUNI ANESATI XI-IPS 3 118 38. ANITA INDRASARI XI-IPS 1 91 39. VANYA RHAZUARDI commit to user XI-IPS 5 107 40. KASIH RETNANINGTYAS
107 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 7. Kisi-kisi Angket Kemandirian Belajar Definisi Operasional
Indikator
Kemandirian belajar merupakan
1.
Inisiatif dalam
perilaku yang ada pada seseorang
memecahkan
untuk melakukan kegiatan belajar
masalahnya sendiri
Nomor Item Soal Jumlah
1, 2, 3, 4, 5, 6
6
7, 8, 9, 10,
4
11, 12, 13, 14,
8
karena inisiatif dari dalam dirinya berusaha
memecahkan
masalahnya
sendiri
meminimalkan tergantung dengan
pada
dan
bantuan
atau
pihak
lain,
mengandalkan
2. Tidak tergantung pada orang lain
rasa
percaya diri dan tanggung jawab
3. Percaya diri
yang besar atas diri sendiri untuk
15, 16, 17, 18
belajar.
4. Bertanggung jawab
19, 20, 21, 22,
8
23, 24, 25, 26
26
commit to user
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 8. ANGKET PENELITIAN TENTANG KEMANDIRIAN BELAJAR D. PETUNJUK MENGERJAKAN 5. Tulislah nama dan nomor urut presensi di tempat yang sudah tersedia ! 6. Isian angket harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya ! 7. Isilah angket dengan cara memberi tanda silang (x) pada salah satu alternatif jawaban yang sesuai menurut anda ! 8. Pada bagian esay, isilah pertanyaan tersebut sesuai dengan keadan anda ! E. Identitas
:
Nama
:
No. Induk
:
Kelas/ No. Absen
:
F. Daftar pertanyaan kemandirian siswa 5. Apakah sebelum kegiatan belajar, anda menyiapkan segala sesuatu yang anda butuhkan? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 6. Apakah anda merasa kecewa apabila nilai ulangan yang anda peroleh dibawah nilai tuntas ? e. Selalu f. Sering g. Kadang-kandang h. Tidak Pernah 7. Berapa banyak sumber belajar yang anda gunakan untuk membantu mengerjakan tugas belajar? a. 4 sumber b. 3 sumber c. 2 sumber
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
109 digilib.uns.ac.id
d. 1 sumber 8. Sumber dari apa aja yang biasa anda gunakan untuk membantu menyelesaikan tugas belajar? d. ............... e. ............... f. ............... d. ............... 9. Apakah anda membuat catatan dalam belajar untuk mempermudah mengingat materi? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 10. Apakah anda mencatat keterangan yang diberikan oleh guru ? e. Sangat rajin mencatat f. Cukup rajin mencatat g. Cukup malas mencatat h. Sangat malas mencatat 11. Apakah pada saat pelajaran berlangsung anda bersikap tenang agar tidak mengganggu teman lain? a. Sangat tenang b. Cukup tenang c. Kurang tenang d. Sangat kurang tenang 12. Saat pelajaran berlangsung, bagaimanakah sikap anda didalam kelas? e. Memperhatikan guru saat menerangkan f. Tenang, walaupun tidak memperhatikan dengan seksama. g. Membaca buku cerita atau komik/ sibuk sendiri h. Bercanda dengan teman/gaduh 13. Apakah anda belajar setiap hari tanpa disuruh orang tua? commit to user e. Sangat tepat
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Cukup tepat g. Kurang tepat h. Sangat kurang tepat 14. Bagaimana sikap orang tua anda jika anda tidak belajar ? e. Di tegur, diberi masukan, dan disuruh belajar kembali f. Ditegur dan disuruh belajar g. Ditegur saja h. Dibiarkan saja 15. Apakah anda tidak menunda-nunda untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 16. Apakah anda mencoba mengerjakan soal-soal latihan untuk mengatasi kesulitan belajar? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 17. Apakah
anda mengulang-ulang materi pelajaran agar betul-betul
paham? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 18. Benarkah anda akan bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum jelas? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat
commit to user
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Sangat kurang tepat 19. Apakah anda optimis dapat mengerjakan setiap soal ulangan/ tes? e. Sangat optimis f. Cukup optimis g. Kurang optimis h. Sangat kurang optimis 20. Apakah anda bersikap percaya diri dalam mengerjakan tugas/dan tes/ulangan yang diberikan ? a. Sangat percaya diri b. Cukup percaya diri c. Kurang percaya diri d. Sanga kurang percaya diri 21. Apakah anda aktif tampil dimuka kelas/ bertanya jika ada tawaran dari guru? a. Sangat aktif b. Cukup aktif c. Kurang aktif d.Sangat kurang aktif 22. Setiap tiga kali pertemuan, berapa kalikah anda aktif tampil dimuka kelas mengerjakan soal/ bertanya? e. Lebih dari 3 kali f. 2 kali g. 1 kali h. Tidak sama sekali 23. Apakah anda tepat
melaksanakan jadwal belajar yang telah anda
buat? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat to user 24. Berapa jadwal belajar commit yang anda buat?
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. 3 kali setiap hari f. 2 kali setiap hari g. 1 kali setiap hari h. Tidak sama sekali 25. Apakah anda memanfaatkan jam pelajaran kosong, untuk mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 26. Apakah anda tepat mengumpulkan tugas yang diberikan bapak/ibu guru? a. Sangat tepat b. Cukup tepat c. Kurang tepat d. Sangat kurang tepat 27. Dalam jangka waktu berapa lama anda mengerjakan tugas yang diberkan bapak/ibu guru? e. Lansung dikerjakan saat pemberitahuan f. Sehari sebelum tugas dikumpulkan g. Mendadak bahkan menyontek dari teman h. Terlambat 28. Apakah anda tepat mengerjakan tugas yang diberikan, walaupun tugas tersebut tidak perlu dikumpulkan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 29. Apakah anda menjalankan aturan yang berlaku di sekolah? e. Selalu f. Sering
commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g. Kadang-kadang h. Tidak pernah 30. Bentuk aturan apa saja yang anda taati disekolah? a. Tidak membolos, datang tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu, memperhatikan guru saat mengajar. b. Tidak membolos, datang tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu. c. Tidak membolos dan datang tepat waktu. d. Tidak membolos
Selamat Mengerjakan Terima Kasih
commit to user
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 9. Daftar Nilai Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. NNN 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
NAMA RATIH NURSETA REZA BETA YIDHISTIRA RONY GUNAWAN SUMANTRI MUBYAR CANDRIKA MA’ RIFAT ERIC BAGUS EKO PUTRANTO SARAS WATI PUTRI NUR FEGA TRI OCTANUDIN JOEL TIDAR GULTOM RESI AJI MADA PANDU WIRAWAN GILAR SANTOSO ARVIADO SURYANUGRAHA MIKE INDAH NATASHA DEWANTA WIDYASWARA RINI SAPUTRI REA AISHA CHAMPA ANINDYA MEITHASARI INNA RATNA RAMADANI GHUFRON ALI WICAKSONO AHIMSA ADI WIBOWO UTARI NINDYANINGRUM NISAUL ‘AZMI HAJAR MELINDA RATNA PUTRI RISA YUANITA HELANA SURI PADAMSIH VIDA KARTIKA RATNAWATI NURANDA INDRA JAYA LARAS AYU W MUH. LINGGAR BALYA UMAR ALDILA WINZARIZKI RAHMAWATI FAJAR DWI PRABOWO ADIMAS CATUR KRISTANTO SENTIKA OCTA LARASATI MUSTIKA OKTAVIANI LEANDRO CAHYA BAGASKARA ELZA AYU NASTIKA NOVIA ILAIHA SABILA AJENG RUNI ANESATI ANITA INDRASARI VANYA RHAZUARDI commit to user KASIH RETNANINGTYAS
KELAS XI- IPS 4 XI-IPS 5 XI-IPS 5 XI-IPS 5 XI-IPS 3 XI- IPS 4 XI- IPS 4 XI-IPS 5 XI-IPS 3 XI-IPS 3 XI- IPS 4 XI-IPS 2 XI-IPS 2 XI-IPS 2 XI- IPS 4 XI-IPS 1 XI-IPS 5 XI-IPS 2 XI-IPS 1 XI-IPS 3 XI-IPS 1 XI-IPS 5 XI-IPS 2 XI-IPS 1 XI-IPS 5 XI-IPS 1 XI-IPS 3 XI-IPS 1 XI-IPS 1 XI-IPS 2 XI-IPS 1 XI-IPS 3 XI- IPS 4 XI-IPS 2 XI-IPS 1 XI-IPS 1 XI-IPS 1 XI-IPS 3 XI-IPS 1 XI-IPS 5
NILAI 81 81 87 82 79 82 75 75 75 75 80 75 78 77 78 80 86 83 80 81 77 84 80 78 79 78 80 79 89 82 75 83 81 84 77 78 81 78 75 78
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
120 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
126 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
127 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
128 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
130 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
132 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
133 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
134 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
136 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
137 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
138 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
139 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
140 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
141 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
142 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
143 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
144 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
145 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
CURRICULUM VITAE
Nama
: Suyanti
Tempat / Tanggal Lahir
: Banyumas/ 11 Januari 1989
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Usia
: 22 tahun
Jumlah Saudara
: 1 (satu)
Alamat
: Sokawera RT 1/4, Patikraja, Banyumas
No. HP
: 085647676066
Nama Orang Tua:
: 1. Ayah 2. Ibu
: Yasamiarto : Nurwati
Riwayat Pendidikan: 1.
TK
: Lulus Tahun 1995 di TK Aisiyah Bustanul Athfal Sokawera,Patikraja
2. SD
: Lulus Tahun 2001 di SD Negeri 2 Sokawera, Patikraja
3. SMP
: Lulus tahun 2004 di SMP Negeri 1 Banyumas
4. SMA
: Lulus tahun 2007 di SMA Negeri Banyumas
5. Perguruan Tinggi
: Masuk tahun 2007 di Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada hakekatnya, pendidikan nasional mengarah pada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya tercermin dalam pembangunan manusia yang berkualitas yang dapat memberikan sumbangan terhadap terlaksananya program-program pembangunan yang telah direncanakan. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk menciptakan manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia yang mampu menghadapi tantangan diberbagai bidang kehidupan serta dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga manusia Indonesia dapat bersaing di era globalisasi sekarang ini. Bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik dari pemerintah, keluarga, dan pengelola pendidikan pada khususnya. Pendidikan sangat berperan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tinggi rendahnya kualitas SDM antara lain hasil kerja atau kinerja yang baik secara perorangan atau kelompok ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dalam peningkatan kualitas. SDM dinyatakan berhasil apabila SDM mampu menampilkan hasil kerja produktif secara rasional dan memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan yang umumnya dapat diperoleh melalui pendidikan.. Keberhasilan belajar siswa pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, secara umum terdapat dua macam faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai. Berbagai pengalaman belajar mengajar, menunjukan bahwa terdapat kenyataan tidak semua siswa memperoleh prestasi belajar yang optimal dalam suatu mata pelajaran. Dalam hal ini dapat dicontohkan pada mata pelajaran sosiologi, ada siswa commit to user yang mendapatkan nilai yang baik, kurang baik bahkan ada pula yang mendapat
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
nilai tidak baik (tidak optimal). Sebagaimana disebutkan di atas salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah intelegensi. Intelegensi siswa adalah kemampuan belajar yang sering dikaitkan dengan berhasil tidaknya siswa belajar di sekolah. Dengan kata lain, intelegensi dianggap sebagai faktor yang menetukan berhasil tidak siswa belajar di sekolah. Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Surakarta merupakan salah satu SMA yang difavoritkan oleh masyarakat Surakarta. Dari tahun ke tahun, SMA ini menunjukkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan semakin menunjukkan prestasi yang kian membanggakan baik dalam hal akademik maupun non akademik (organisasi). Siswa yang masuk ke SMA Negeri 4 Surakarta memiliki nilai rata-rata tinggi, dengan nilai yang tinggi dapat menggambarkan bahwa mereka memiliki tingkat intelegensi cukup tinggi yang nantinya akan berhubungan terhadap prestasi belajar di sekolah. Intelegensi adalah salah satu aspek mental yang memiliki fungsi penting di dalam aktivitas kehidupannya. Hampir pada setiap aktivitasnya manusia memerlukan
kecerdasan,
baik
dalam
menghadapi
setiap
masalah
atau
menghadapai tantangan-tantangam kehidupan, maka akan nampak terasa betapa pentingnya peranan intelegensi. Peranan intelegansi dalam menunjang suatu usaha individu besar sekali, sebab intelegansi pada dasarnya adalah kecakapan individu untuk menyusun diri dengan tuntutun lingkungan. Intelegensi yang tinggi merupakan salah satu faktor yang akan memberikan sumbangan bagi individu dalam mencapai kesuksesan hidup. Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah dua hal yang saling berkaitan. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Muhibbin Syah (2003 : 148) “ Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat belajar siswa”. Di mana biasanya individu yang memiliki intelegensi yang tinggi dia akan memiliki prestasi yang membanggakan di kelasnya, dan dengan prestasi yang dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan. Siswa sebagai subyek dalam proses belajar mengajar ternyata memiliki commit user keunikan yang berbeda-beda antara siswatosatu dengan siswa lainnya, seperti yang
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
diungkapkan oleh BUSTALIN, ada siswa yang cepat dalam belajar karena kecerdasannya sehingga dia dapat menyelesaikan kegiatan belajar mengajar lebih cepat dari yang diperkirakan, ada siswa yang lambat dalam belajar dimana siswa golongan ini sering ketinggalan pelajaran dan memerlukan waktu lebih lama dari waktu yang diperkirakan untuk siswa normal, ada siswa yang kreatif yang menunjukkan kreatifitas dalam kegiatan-kegiatan tertentu dan selalu ingin memecahkan persoalan-persoalan, dan ada pula siswa yang gagal dalam belajar sehingga tidak selesai dalam studinya di sekolah. Untuk mengatasinya guru memberikan pengajaran remidial, hal ini menunjukan bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. (http://www.geocities.ws/guruvalah/penelitian 5.html).
Tetapi intelegensi bukan satu-satunya faktor yang mutlak untuk mencapai keberhasilan seseorang,karena masih ada faktor-faktor lain yang ikut mendukung misalnya, semangat, motivasi , kemandirian belajar dan faktor lainnya. Kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada seseorang untuk melakukan kegiatan belajar secara mandiri, bukan karena pengaruh dari luar. Kemandirian seseorang mampu menunjukan adanya kontrol diri terhadap pengendalian dirinya. Kemandirian merupakan perilaku yang diarahkan oleh diri sendiri dan motivasi untuk memecahkan masalahnya sendiri. Dalam kegiatan belajar siswa dituntut untuk memiliki sifat mandiri, artinya siswa dituntut melakukan usaha belajar. Belajar merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan diri siswa dan bukan semata-mata tekanan dari guru dan pihak lain. Dengan adanya sikap mandiri dari dalam diri siswa, tujuan belajar akan berhasil dicapai sebagai mana diharapkan. Dengan demikian, kemandirian seseorang dalam belajar akan menentukan arah belajar dan prestasi belajar seseorang. Dalam kegiatan belajar siswa dituntut untuk memiliki sikap mandiri, artinya siswa perlu memiliki kasadaran, kemauan dan motivasi dari dalam diri untuk melakukan usaha belajar. Dengan demikian belajar secara mandiri merupakan usaha memenuhi kebutuhan commit to user belajar siswa sendiri dan bukan semata-mata tekanan dari guru maupun pihak lain.
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kemandirian merupakan salah satu unsur terpenting yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar, dan dapat memicu dalam memperbaiki prestasi dari proses belajar tersebut, karena menyangkut inisiatif siswa. Jadi, kemandirian di sini menekankan pada aktivitas siswa dalam belajar yang penuh tanggung jawab demi keberhasilan dalam belajarnya. Kemandiriaan belajar akan mampu mengembangkan kemampuan kognitif yang tinggi, hal ini disebabkan karena siswa terbiasa menghadapi tugas serta mencari pemecahannya sendiri dengan menggali sumber belajar yang ada serta mengadakan diskusi dengan teman bila mengalami kesulitan. Kebiasaan belajar mandiri akan dapat menumbuhkan kemandirian siswa dalam belajar dan juga siswa dapat belajar secara efektif dan efisien dengan mengacu pada tujuan yang diharapkan. Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri, melainkan suatu prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan dan tanggung jawab siswa sendiri demi keberhasilan siswa sendiri demi keberhasilan belajarnya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, untuk mengetahui masalah yang berkaitan dengan intelegensi, kemandirian belajar, dan prestasi belajar, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul: “Hubungan antara Intelegensi dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH Adapun permasalahan yang didefinisikan berkaitan dengan latar belakang di atas adalah sebagi berikut: 1) Apakah dengan tingkat intelegensi yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain
akan berbubungan dengan
prestasi belajar yang
dicapai? 2) Mengapa intelegensi dianggap sebagai salah satu fakor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa? commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Apakah prestasi belajar yang dicapai oleh setiap siswa dalam
mata
pelajaran sosiologi berbeda-beda? 4) Kemandirian siswa dalam belajar akan berhubungan dengan prestasi belajar yang dicapai. Apakah prestasi yang diperoleh siswa yang mampu belajar secara mandiri akan berbeda dengan siswa yang kuraang mandiri? 5) Apakah intelegensi dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta berhubungan? 6) Mengapa siswa perlu menanamkan sikap kemandirian belajar? 7) Keberhasilan belajar ditentukan oleh faktor diantaranya intelegensi dan kemandirian belajar, kenyataannya tidak semua siswa dapat memahami pentingnya faktor tersebut dan bahkan tidak peduli dengan faktor tersebut.
C. PEMBATASAN MASALAH Agar suatu masalah dapat dikaji secara mendalam, maka perlu pembatasan masalah. Hal ini agar masalah yang dikaji menjadi jelas dan dapat mengarahkan perhatian dengan tepat, karena apabila suatu masalah terlalu luas maka akan menyulitkan untuk dikaji dan diteliti secara mendalam. Untuk memudahkannya maka masalah tersebut harus dibatasi terlebih dahulu sehingga dalam pemecahannya dapat dilakukan secara jelas dan terarah, penelitian ini hanya dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut: 1. Objek Objek dalam penelitian ini dibatasi pada hubungan antara intelegensi dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar dalam suatu organisasi pendidikan. Adapun yang menjadi batasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Intelegensi siswa adalah seluruh kemampuan berpikir dan bertindak yang dikaitan dengan berhasil tidaknya prestasi individu (siswa) kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 yang merupaakan potensi penting diri individu. commitdalam to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Kemandirian belajar adalah suatu karakteristik individu (siswa) kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 untuk mendayagunakan segenap kemampuannya, tidak terlalu bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas dan permasalahan belajarnya. c. Prestasi belajar mata pelajaran sosiologi adalah hasil yang dicapai oleh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 berupa nilai mata pelajaran yang diberikan oleh guru. 2. Subjek Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta.
D. PERUMUSAN MASALAH Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Apakah ada hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 ?
2.
Apakah ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 ?
3.
Apakah ada hubungan secara bersama
antara intelegensi dan
kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 ?
E. TUJUAN PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, seseorang pasti mempunyai maksud dan tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk memecahkan masalah. Suharsimi Arikunto (2006 : 19) menjelaskan bahwa “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”. Adapun tujuan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah: commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. 3.
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara intelegensi dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
F. MANFAAT PENELITIAN Setiap penelitian berharap hasil penelitiannya dapat bermanfaat. Begitu pula dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan. Adapun manfaat yang berkaitan dengan penelitian ini adalah: 1) Manfaat Teoritis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran positif bagi pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. 2. Memberi masukan bagi para peneliti untuk mengembangkan penelitian lain yang sejenis. 3. Memberi bahan pustaka Program Pendidikan Sosiologi-Antropologi, jurusan P. IPS, FKIP UNS. 2) Manfaat Praktis 1. Bagi Pembaca Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan untuk mengkaji tentang intelegensi dan kemandirian belajar serta prestasi belajar sosiologi. 2. Bagi Sekolah
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sosiologi siswa. 3. Bagi Guru Bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi guru sosiologi SMA Negeri 4 Surakarta khususnya, dan pengembangan dunia pendidikan pada umumnya mengenai hubungan antara intelegensi dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa. 4. Bagi Siswa Sebagai bahan masukan agar lebih mengoptimalkan intelegensi atau kecerdasan yang dimilikinya dan meningkatkan kemandirian belajar guna mencapai prestasi belajar mata pelajaran sosiologi yang optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Prestasi Belajar Sosiologi
a. Pengertian Belajar Belajar adalah kunci yang paling vital dalam usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Muhibbin Syah (2005: 63) berpendapat bahwa “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkuangan keluarganya sendiri. Belajar adalah suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk Tuhan lainnya. Sudjana dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2008:3) berpendapat, “Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar”. Sedangkan menurut Herman Hudojo dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2008:3) “Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan ketrampilan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar”. Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Slameto dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2008:3)
merumuskan
“Belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh to user suatu perubahan tingkah laku commit yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
9
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Berdasarkan pendapat ini dapat dipahami bahwa usaha yang dilakukan seseorang umtuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru yang merupakan hasil dari pengelaman selam berinteraksi dengan lingkungan yaitu melalui proses yang disebut belajar. Berdasarkan definisi-definisi tentang belajar tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap (permanent) sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang dilakukan dengan usaha yang disengaja. Perubahan tingkah laku yang dimaksud bukan dilihat dari perubahan sifat-sifat fisik misalny tinggi dan berat badan, kekuatan fisik misalnya untuk mengangkat, hal ini tidak termasuk belajar. Perilaku berbicara, menulis, bergerak dan lainnya member kesempatan kepada manusi untuk mempelajari perilaku-perilaku seperti berpikir, merasa, memecahkan masalah, mengingat, dan lain-lainnya, perubahan ini termasuk belajar. b. Pengertian Prestasi Belajar Sosiologi Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing (Zainal Arifin,1990:3). Bila demikian halnya, kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia, khususnya manusia yang berada pada bangku sekolah. Nana Sudjana (1995:22) mengemukakan “Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan, selalu diikuti dengan pengukuran dan penilaian demikian pula halnya di dalam proses belajar. Dengan mengetahui prestasi belajar anak kita dapat mengetahui kedudukan anak di dalam kelas, apakah anak tersebut kelompok anak pandai, commit to user sedang atau kurang.
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam proses belajar. Prestasi sebagai hasil dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh siswa mempunyai fungsi untuk menunjukan seberapa besar kemampuan siswa dalam menangkap dan memahami materi yang telah disampaikan. Prestasi yang telah diperoleh merupakan usaha yang telah dilakukan oleh siswa yang biasanya berupa nilai rapor. Prestasi
merupakan
faktor
penting
untuk
menentukan
tingkat
pengetahuan siswa. Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, prestasi siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi. Menurut Muhibbin Syah (2005: 195) “Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”. Muhibbin Syah (2005: 199) menyatakan “Berbagai macam evaluasi mulai yang sederhana sampai yang paling komplek, yaitu : pre-test dan post-test evaluasi prasyarat, evaluasi diagnostic, evaluasi formatif, evaluasi sumatif”. Berdasarkan pernyataan tersebut, macammacam evaluasi dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Pre-test dan Post test Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan menyajikan materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan. 2) Evaluasi Prasyarat Penilaian ini meliputi sejumlah bahan dengan ajaran atau bahan yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah utnuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. 3) Evaluasi Formatif Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis kesulitan belajar tersebut digunkan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remidilal (perbaikan). 4) Evaluasi Diagnostik Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostic, yakni utnuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. 5) Evaluasi Sumatif Ragam penilaian sumatif dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim dilaksanakan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran. 6) Ujian Akhir Nasional (UAN) Ujian Akhir Nasional pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa. Soerjono Soekamto (2002:19-20) memberikan lima definisi Sosiologi menurut para ahli, yaitu Pitirim A. Sorokin mengemukakan bahwa, “ Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan dan pengaruh timbal balik antara commit non to user aneka ragam gejala-gejala sosial maupun sosial dan ciri-ciri umum semua
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
jenis gejala sosial”. Roucek dan Warren berpendapat bahwa, “ Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok”. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff mengatakan “ Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya adalah oranisasi sosial”. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi berpendapat bahwa, “Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari stuktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial”. J. A. A. Van Doorn dan C.J. Lammers mengemukakan “ Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-stuktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil”. Dari penjelasan prestasi belajar dan Sosiologi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Sedangkankan Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dalam stuktur sosial dan proses-proses sosial yang terjadi, hubungan timbal balik serta perubahan-perubahan sosial. Sehingga pengertian Prestasi Belajar Sosiologi merupakan suatu hasil dari adanya proses belajar siswa dengan mempelajari interaksi manusia yang meliputi sruktur sosial dan proses-proses sosial yang terjadi, hubungan timbal balik serta perubahanperubahan sosial. c. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Menurut Muhibbin Syah (2003:145-157) menjelaskan sebagai berikut: Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam : 1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan jasmani dan rohani siswa. 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. 3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswacommit yang meliputi to user strategi dan metode yang
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Untuk mengetahui lebih jelas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar di atas maka akan diuraikan di bawah ini : 1.
Faktor Internal Siswa a.
Aspek fisiologis ( bersifat jasmaniah) Aspek jasmaniah mencakup kondisi atau kesehatan jasmani dari individu. Setiap orang memiliki kesehatan atau kondisi fisik yang berbeda-beda. Kondisi itu mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kondisi fisik menyangkut kelengkapan dan kesehatan panca indera (indera penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan pencecapan). Seseorang yang mengalami gangguan kesehatan, misalnya pada organ pendengarannya maka akan mengalami hambatan dalam menyerap inforamasi yang disampaikan oleh guru saat proses pembelajaran. Maka kesehatan berhubungan dengan keberhasilan belajar seseorang.
b.
Aspek Psikologis 1) Intelegensi siswa Menurut Reber dalam Muhibbin Syah (2003:148) menjelaskan bahwa
“Intelegensi
merupakan
kemampuan
psiko-fisik
seseorang untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan cara yang tepat. Jadi intelegensi tidak hanya berpusat pada kualitas otak saja, akan tetapi juga fungsi organ-organ tubuh lainnya. Tingkat kecerdasan atau intelegensi seseorang menentukan keberhasilan belajarnya. Semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang maka semakin commit to user besar peluangnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebaliknya, seseorang yang memiliki intelegensi rendah akan sulit dalam mencapai keberhasilan belajar. 2) Sikap siswa Muhibbin Syah (2003:150) mengemukakan, “Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang
relatif
tetap
terhadap
objek
orang,
barang,
dan
sebagainya“. Siswa yang menunjukkan sikap positif terhadap mata pelajaran akan lebih mudah dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga keberhasilan belajar dapat tercapai. Sebaliknya, siswa yang menunjukkan sikap negatif terhadap pelajaran akan mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar yang berakibat prestasi belajar yang dicapai kurang memuaskan. 3) Bakat siswa Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki siswa dalam mencapai keberhasilan masa depan. Pada dasarnya setiap siswa memiliki bakat atau berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitasnya. Seseorang siswa yang berbakat dalam bidang seni misalnya, maka akan lebih
mudah
menyerap
pengetahuan,
informasi
atau
keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut dibandingkan dengan siswa lain. Ini yang disebut sebagai bakat khusus (specific aptitude). Maka bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang dalam bidang-bidang studi tertentu. 4) Minat siswa Muhibbin Syah (2003:152) menjelaskan, “Minat (interest) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang
besar
terhadap
sesuatu”.
Minat
besar
pengaruhnya terhadap kegiatan belajar. Pelajaran yang menarik commit to user minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menambah kegiatan belajar. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya. 5) Motivasi siswa “Motivasi ialah keadaan internal organisme, baik manusia atau hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu” (Muhibbin Syah, 2003:153). Siswa yang memiliki motivasi atau dorongan dari dalam diri sendiri untuk belajar lebih giat akan lebih mudah mencapai keberhasilan. 2.
Faktor Eskternal Siswa a.
Lingkungan sosial Lingkungan sosial siswa meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, tetangga, dan teman-teman sepermainan. Lingkungan sosial dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Sebagai contohnya: guru yang menunjukkan sikap positif pada siswanya dapat menjadi suri tauladan yang baik sehingga memberi dorongan positif juga pada siswanya untuk belajar. Selanjutnya kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan sehingga kurang memiliki kesadaran pentingnya pendidikan bagi anak misalnya, akan membuat siswa mengalami kesulitan dalam belajar.
b.
Lingkungan nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, metode belajar yang digunakan, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktorfaktor ini dianggap ikut menentukan tingkat keberhasilan siswa. to userdi perkampungan padat penduduk Misalnya, siswa commit yang tinggal
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
serta tidak memiliki sarana umum yang lengkap akan mendorong siswa untuk bermain di tempat-tempat yangs seharusnya tidak pantas untuk dikunjungi. Sehingga berdampak buruk terhadap kegiatan belajar siswa. 2. Faktor Pendekatan Belajar Muhibbin Syah (2003:156) mendefinisikan, “Pendekatan belajar merupakan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu”. Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh pada taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa. Belajar merupakan suatu proses yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan siswa dalam melakukan kegiatan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Seseorang anak yang diketahui mempunyai tingkat intelegensi yang cukup tinggi, akan mempunyai bekal untuk berhasil di dalam membuat atau menyelesaikan pelajaran di sekolah. Selain itu kemandirian belajar juga berpengaruh terhapat prestasi belajar, semakin tinggi kemandirian belajar semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai. 2. Intelegensi a.
Pengertian Intelegensi Intelegensi berasal dari kata Latin Intelligere yang berarti menghubungkan
atau menyatukan satu sama lain . Tetapi kata intelegensi tidak terbatas pada arti yang demikian saja. Pengertian intelegensi adalah dari para ahli yang mempelopori timbulnya tes intelegensi. C. P. Chaplin (Syamsu Yususf, 2000:106) mengartikan “Intelegensi itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyeuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif”. commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Stern, “ Intelegensi ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya”. Pieget mengemukakan “ Intelegensi adalah sejumlah struktur psikologis yang ada pada perkembangan tingkat khusus”. Menurut Super dan Cites, “ Intelegensi adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman”. Garrett
mengungkapkan
“Intelegensi
itu
setidak-tidaknya
mencangkup
kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan masalah yang memerlukan pengertian, serta memerlukan simbol-simbol”. Selanjutnya menurut Robert J. Stenberg “Intelligence is capacityto learn from experience, and the ability to adapt to the surrouding enviroment”. Atau intelegensi ialah kecakapan untuk belajar dari pengalaman dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan (Djaali, 2009:63-65). Dalam dunia pendidikan, secara sederhana intelegensi diartikan sebagai kecerdasan intelektual. Masalah intelegensi atau kecerdasan intelektual merupakan masalah pokok, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. Dari beberapa definisi intelegensi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa intelensi merupakan: 1) Kecakapan berfikir 2) Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan berbuat secara efektif 3) Kemampuan individu untuk berfikir secara rasional dan bertindak efektif. 2. Faktor-faktor Intelegensi Intelegensi orang satu dengan yang lain cenderung berbeda-beda. Hal ini karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Djaali (2009:74), “Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intelegensi yaitu faktor pembawaan, faktor minat dan pembawaan yang khas, faktor pembentukan, faktor kematangan dan
faktor kebebasan”. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan di
bawah ini: 1. Faktor pembawaan, dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam commit user memecahkan masalah, antara lainto ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar, dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama. 2. Faktor minat dan pembawaan yang khas, dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. 3. Faktor pembentukan, di mana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan sengaja, seperti yang dilakukan di sekolah dan pembentukan yang tidak disengaja, misalnya pengaruh alam di sekitarnya. 4. Faktor kematangan, di mana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik atau psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. 5. Faktor kebebasan, yang berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Kelima faktor itu saling terkait satu dengan yang lain. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut.
3. Pengukuran Intelegensi Untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang, maka digunakan alat ukur yang dikenal dengan IQ (Intelegensi Quotient). Menurut Carole Wade dan Carol Tavris (2007:26) “Tes yang dikembangkan oleh Binet dan rekannya Theodore commit to diskripsi user Simon mengukur memori, kosakata, dan perseptual”. Item alat ukur
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memiliki rentang dari item yang dapat dikerjakan dengan mudah oleh kebanyakan anak hingga item yang dapat dikerjakan oleh anak yang berusia lebih tua. Sistem pemberian skor yang dikembangkan selanjutnya oleh para peneliti lainnya dengan mengunakan formula yang membagi usia mental seorang anak dengan usia kronologisnya. Lewis Terman, merevisi tes yang dikembangkan oleh Binet yang kemudian dikenal dengan nama Skala intelegensi Stanford Binet. Tes tersebut meminta orang untuk melakukan bebarapa hal, seperti melengkapi kata pada kalimat, menjawab pertanyaan yang bersifat umum, memprediksi bagaimana bentuk sebuah kertas yang terlipat pada saat lipatan tersebut dibuka, menghitung air dengan dua wadah yang berbeda ukuran, dan membedakan konsep yang serupa tapi tidak tepat sama. Semakin tua ukuran subyek yang mengerjakan tes tersebut, semakin banyak juga jumlah item yang mengukur pemehaman dan kefasihan verbal, kemempuan spasial dan penelaran. Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa intelegensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk
anak-anak.
(http://fatkhulmoein.wordpress.com/2008/12/07/intelegensi-
dan-emosi/. Selain memberikan skor IQ umum, tes ini juga memberikan skor
yang
menghitung
kemampuan
kemampuan-kemampuan
aritmatika,
kemempuan
lainnya,
mengingat,
seperti
kemempuan
kosa
kata,
mengenal
kemiripan, pengetahuan serta pemahaman umum. Tes Wechsler juga mengukur kemampuan non verbal, seperti kecepatan rata-rata yang dibutuhkan untuk menyusun suatu model rancangan dengan batasan waktu dan megenali detail yang hilang dari suatu gambar. Tes Wechsler yang digunakan saat ini memiliki banyak subtes dan selain memberikan nilai IQ , tes tersebut juga memberikan penilaian commit to user untuk pemahaman verbal, pemahaman perseptual, kemampuan mengingat
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(kemampuan untuk menahan informasi dalam pikiran, sampai kemudian informasi itu digunakan), dan kecepatan memproses. Komponen-komponen yang digunakan untuk mengukur intelegensi adalah: 1. Kemampuan untuk menggingat 2. kemampuan verbal, kecakapan untuk menggunakan bahasa 3. kemampuan bilangan, kemampuan untuk bekerja dengan bilangan 4. kemampuan menggunaka kata-kata, word fluency, yaitu seberapa lancar seseorang mempergunakan kata-kata yang sukar ucapannya; faktor ini dianggap pula merupakan petunjuk daripada kelancaran dalam kerja mental, yaitu mudah tidaknya seseorang mengubah pikirannya atau mengalihkan pikirannya sesuai dengan kebutuhan, 5. kemampuan penalaran atau reasoning yakni faktor yang mendasari kecakapan untuk berpikir logis, 6. kemampuan persepsi atau perseptual factor, yakni kemampuan untuk menghindari dengan cepat dan cermat, 7. Faktor ruang atau spatial factor, yaitu kemampuan untuk mengadakan orientasi dalam ruang. Diantara berbagai Skala IQ yang dianjurkan oleh berbagai ahli, yang paling banyak dikembangkan adalah oleh Wechler dan Belavue (Syamsu Yusuf ,2000 : 111). Apabila dijabarkan nilai IQ dan klasifikasinya adalah sebagaai berikut IQ 140 – ke atas 130 - 139 120 – 129 110 -119 90 -109 80 – 89 70 – 79 50 – 69 49 ke bawah
4. Teori-teori Inteligensi
KLASIFIKASI Jenius Sangat Cerdas Cerdas Di atas normal Normal Di bawah normal Bodoh Terbelakang (Moron/Debil) Tebelakang (Imbecile/dan Idiot)
commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam menggambarkan secara sepintas tentang intelegensi sebagai suatu kemampuan dasar yang bersifat umum telah berkembang berbagai teori intelegensi diantaranya adalah: 1.) Teori “Two Factors” Menurut Charles Spearman (1904) dalam buku Syamsu Yusuf(2000:107) menjelaskan “Intelegensi itu meliputi kemampuan umum yang diberi kode “g” (general factor), dan kemampuan khusus yang diberi kode “s” (spesific factor)”. Setiap individu memiliki kedua kemampuan ini yang keduanya menentukan penampilan atau perilaku mentalnya. Faktor “s” merupakan faktor yang bersifat khusus yaitu mengenai bidang tertentu. Jadi, kalau seorang siswa memiliki faktor
“s” dalam bidang tertentu
(misalnya bidang sosiologi), maka siswa tersebut akan menonjol dalam bidang tersebut. 2.) Teori “Primary Mental Abilities” Teori ini dikemukakan oleh Thurstone (1938). Dia berpendapat bahwa “Intelegensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer, yaitu (a) kemampuan
berbahasa:
verbal
comprehension;
(b)
kemampuan
mengingat: memory; (c)kemampuan nalar atau berpikir logis: reasoning; (d) kemampuan tilikan ruang: spatial factor; (e) kemampuan bilangan: numerical ability; (f) kemampuan menggunakan kata-kata: word fluency; dan (g) kemapuan mengamati dengan cepat dan cermat: perceptual speed”.( Syamsu Yusuf, 2000:107). Dalam proses belajar, inteligensi sangat berperan penting dalam pencapaian hasil belajar khususnya dalam mata pelajaran sosiologi. Kemampuan mengingat, kemampuan nalar, kemampuan mengamati adalah kemampuan yang berpengaruh pada pencapaian hasil belajar sosiologi, dengan daya ingat tinggi yang dimiliki oleh seorang siswa akan memudahkan dalam menghapalkan materi dan memahami materi yang diajarkan oleh guru dan nantinya berpengaruh terhadap nilai yang dicapai, semakin baik kemampuan yang dimiki maka hasilnyapun akan semakin baik pula. commit to user 3.) Teori “Multiple Intelligense”
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Teori ini dikemukakan oleh J.P. Guilford dan Howard Gardner. Guilford berpendapat bahwa intelegensi itu dapat dilihat dari tiga kategori dasar atau “faces of intellect”, yaitu sebagai berikut: 1) Operasi Mental (Proses Berpikir) a. Kognisi ( menyimpan informasi yang lama dan menemukan informasi yang baru). b. Memory retention ( ingatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari). c. Memory recording ( ingatan yang segera). d. Divergent production (berpikir melebar = banyak kemungkinan jawaban). e. Convergent production (berpikir memusat = hanya satu jawaban/ alternatif). f. Evaluasi ( mengambil keputusan tentang apakah sesuatu itu apakah baik, akurat, atau memadai). 2) Content (isi yang diperkirakan) a. Visual ( bentuk kongkret atau gambaran). b. Auditory. c. Word meaning ( semantic). d. Symbolic ( informasi dalam bentuk lambang, kata-kata, angka dan not musik). e. Behaviorial ( interaksi non verbal yang diperoleh melalui penginderaan, ekspresi muka atau suara). 3) Product ( hasil berpikir) a. Unit (item tunggal informasi). b. Kelas (kelompok item yang memiliki sifat-sifat yang sama). c. Relasi (keterkaitan antar informasi). d. Sistem (kompleksitas bagian yang saling berhubungan). e. Transformasi ( perubahan, modifikasi atau redefinisi informasi). f. Implikasi (informasi yang merupakan saran dari informasi item lain). Menurut Guilford, keterkaitan antara ketiga kategori berpikir atau kemampuan intelektual tersebut telah melahirkan 180 kombinasi kemampuan (Syamsu Yusuf, 2006:108). Dalam pelajaran sosiologi siswa sering dihadapkan pada sebuah kasus sosial yang terjadi dalam masyarakat, untuk memecahkan kasus tersebut diperlukan kemampuan kognisi yaitu kemampuan meyimpan informasi yang lama dan menemukan informasi yang baru berkaitan dengan kasus yang akan dipecahkan, banyak kemungkinan jawaban tentang “visual content” untuk
menciptakan
“transformasial
product”
commit to user
jawabaan
nyata
yang
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ditransformasikan ke dalam pemikiran siswa tentang solusi dari kasus yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat. Tokoh berikutnya dari teori “multiple intellegence”ini adalah Howard Gardner(1933). Dia membagi intelegensi itu dalam 7 jenis yaitu sebagai berikut: INTELEGENSI 1. LogicalMathematical
KEMAMPUAN INTI Kepekaan dan kemampuan untuk mengamati poal-pola logis dan numerik (bilangan) serta kemampuan untuk berpikir rasional /logis
2. Linguistic
Kepekaan terhadap suara, ritme, makna katakata, dan keragaman fungsi-fungsi bahasa. Kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasikan ritme. Nada (warna nada), dan bentuk-bentuk ekspresi musik.
3. Musical
4. Spatial
5. Bodily Kinesthetic
6. Interpersonal
7. Intrapersonal
Kemampuan mempersepsi dunia ruang-visual secara akurat dan melakukan transformasi persepsi tersebut. Kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan menangani objek-objek secara terampil. Kemempuan untuk mengamati dan merespons suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain. Kemampuan untuk memahami perasaan, kekuatan dan kelemahan serta intelegensi sendiri.
4.) Teori “Triachic of Intelligense” Teori ini dikemukakan oleh Robert Stenberg. Teori ini merupakan pendekatan proses kognitif untuk memahami intelegensi. Stanberg mengartikannya sebagai suatu “deskripsi tiga bagaian kemampuan mental” (proses berpikir, mengatasi permasalahan atau masalah baru, dan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapi) yang menunjukan tingkah laku inteligesi” (Syamsu Yusuf,2000:109). Dengan kata lain inteleligensi itu merupakan produk (hasil) dari penerapan srategi berpikir, mengatasi masalah-masalah baru secara kreatif dan cepat, dan penyesuaian terhadap konteks dengan menyeleksi dan beradaptasi dengan lingkungan. commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.) Teori Struktur Inteligensi (Guilford) Menurut Guilford dalam buku Djaali (2009:72) “Struktur kemampuan intelektual terdiri atas 150 kemampuan dan memiliki tiga parameter yaitu operasi, produk dan konten”. Parameter operasi terdiri atas evaluasi, produksi, konvergen, produksi, divergen, memori dan kognisi. Parameter produk terdiri atas unit, kelas, relasi, sistem, transformasi, dan implikasi. Parameter konten terdiri atas figurasi, simbolis, semantik, dan perilaku. 6.) Teori Uni Factor (Wilhelm Stern) Menurut teori ini, “Intelegensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum”. Oleh karena itu cara kerja inteligensi juga bersifat umum. Reaksi atau tindakan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau dalam memecahkan masalah, bersifat umum pula. Kapasitas umum itu
timbul
akibat
pertumbuhan
fisiologis
ataupun
akibat
kerja
(Djaali,2009:72). Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah dua hal yang saling keterkaitan khususnya mata pelajaran sosiologi. Di mana biasanya individu yang memiliki intelegensi yang tinggi dia akan memiliki prestasi yang membanggakan di kelasnya, dan dengan prestasi yang dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan 7.) Teori Multifaktor ( E. L. Thorndike) Menurut teori ini “Intelegensi terdiri atas bentuk hubungan neural antara stimulus dengan respons”.(Djaali,2009:73). Hubungan neural khusus inilah yang mengarahkan tingkah laku individu. Manusia diperkirakan memiliki tiga belas miliar urat saraf, sehingga memungkinkan adanya hubungan neural yang banyak sekali. Jadi, inteligensi menurut teori ini adalah jumlah koneksi aktual dan potensial di dalam sistem saraf. 8.) Teori Sampling (Godfrey H. Thomson) Menurut teori ini, “Intelegensi merupakan kemampuan sampel”. (Djaali,2009:74). Dunia berisikan berbagai bidang pengalaman dan sebagian terkuasai oleh pikiran manusia. Masing-masing bidangnya hanya terkuasai sebagian saja, dan ini mencerminkan kemampuan mental commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
manusia. Inteligensi beroperasi dengan terbatas pada sampel dari berbagai kemampuan atau pengalaman dunia nyata. 9.) Entity Theory Menurut teori ini “Intelegensi atau kecerdasan adalah kesatuan tetap dan tidak berubah-ubah”.(Djaali,2009:74). Prestasi belajar sosiologi yang dicapai oleh siswa mempunyai kaitan erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa. Siswa yang memiliki kecerdasan yang lebih tinggi tentu lebih mudah menangkap dan mencerna pelajaran-pelajaran di sekolah daripada siswa yang memiliki kecerdasan yang rendah. 10.) Incremental Theory Menurut teori ini, “Seseorang dapat meningkatkan intelegensi atau kecerdasan melalui belajar”(Djaali,2009:74). Dengan dasar intelegensi yang dimiiliki oleh seseorang itu menjadi salah satu modal untuk mencapai kesuksesan. Misalnya dalam pelajaran sosiologi, untuk memperoleh nilai yang baik siswa harus rajin belajar, yang nantinya akan berpengaruh pada meningkatnya intelegensi yang dimiliki seperti yang diungkapkan pada teori ini.
3. Kemandirian Belajar a. Pengertian Kemandirian Belajar Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan sangat tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Seiring berlalunya waktu seorang anak secara perlahan-lahan akan melepaskan diri dari ketergantungannya pada orang tua atau orang lain disekitarnya atau bisa disebut anak tersebut telah memiliki kemandirian. Istilah kemandirian apabila dilihat secara morfologis, maka kemandirian bersal dari kata dasar mandiri yang berarti berdiri sendiri tidak bergantung pada orang lain. Mendapatkan imbuhan ke-an menjadi kemandirian yang berarti menyatakan hal atau keadaan sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian berasal dari kata “mandiri” yang berarti dapat berdiri sendiri. commit to user Herman Holstain (1997: 6) mengartikan “Mandiri sebagai bekerja sendiri
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
(berswakarya)”. Dari hal di atas dapat diambil pengertian bahwa kemandirian merupakan tingkah laku yang menekankan pada sikap dan tanggung jawab terhadap diri sendiri tanpa mengandalkan bantuan dari pihak lain. Kemandirian yang diterapkan dalam diri seorang siswa akan membantu para siswa dalam meningkatkan kedewasaan dalam berpikir dan bertingkah laku, yang lebih menekankan pada sikap dan tanggung jawab siswa terhadap dirinya sendiri. Sikap kemandirian dalam diri siswa ini muncul karena dorongan dari dalam dirinya sendiri bukan adanya pengaruh dari luar. Pengertian tantang belajar mandiri sampai saat ini belum ada kesepakatan dari para ahli. Ada beberapa variasi pengertian belajar mandiri yang diutarakan oleh para ahli seperti dipaparkan Abdullah (2001:1-4) sebagai berikut: 1) Belajar Mandiri memandang siswa sebagai para manajer dan pemilik tanggung jawab dari proses pelajaran mereka sendiri. Belajar Mandiri mengintegrasikan self-management ( manajemen konteks, menentukan setting, sumber daya, dan tindakan) dengan self-monitoring (siswa memonitor, mengevaluasi dan mengatur strategi belajarnya) (Bolhuis; Garrison). 2) Peran kemauan dan motivasi dalam Belajar Mandiri sangat penting di dalam memulai dan memelihara usaha siswa. Motivasi memandu dalam mengambil keputusan, dan kemauan menopang kehendak
untuk
menyelami suatu tugas sedemikian sehingga tujuan dapat dicapai (Corno; Garrison). 3) Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-angsur bergeser dari para guru ke siswa. Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan pelajaran apa dan tujuan apa yang hendak dicapai dan bermanfaat baginya (Lyman; Morrow, Sharkey, & Firestone). 4) Belajar Mandiri “ironisnya” justru sangat kolaboratif. Siswa bekerja sama dengan para guru dan siswa lainnya di dalam kelas (Bolhuis; Corno; Leal). 5) Belajar Mandiri mengembangkan pengetahuan yang lebih spesifik seperti halnya kemampuan untuk mentransfer pengetahuan konseptual ke situasi commit topemisah user antara pengetahuan di sekolah baru. Upaya untuk menghilangkan
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
dengan permasalahan hidup sehari-hari di dunia nyata (Bolhuis; Temple & Rodero).(http://banjarnegarambs.wordpress.com/2008/09/10/kemandirian-
belajar-siswa/)
Kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada sesorang untuk melakukan kegiatan belajar karena dorongan dari dalam dirinya sendiri. Kemandirian seeorang mampu menunjukan adanya kontrol dari dirinya. Kemandirian merupakan perilaku yang diarahkan oleh diri sendiri. Untuk memecahkan masalah sendiri. Belajar mandiri bukan berarti belajar seorang diri melainkan di dalam proses melakukan belajar mengajar siswa mampu meningkatkan kemauan dan ketrampilannya sehingga di dalam melakukan kegiatan belajar siswa dapat meminimalkan bantuan dari pihak lain sebagai perwujudan dapat belajar sendiri atau belajar secara berkelompok. Menurut Haris Mudjiman (2006 :7 ) bahwa, “Belajar mandiri dalam kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah dan dibangun bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimilik”. Dalam belajar mandiri seorang siswa harus mempunyai keberanian di dalam mengutarakan pendapat,
aktif bertanya,
berdiskusi, atau minta penjelasan kepada guru, teman atau orang lain apabila ada yang belum jelas. Dari pengertian di atas belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi dan atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata.
b. Ciri-ciri Belajar Mandiri Salah satu tindakan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberikan penekanan-penekanan pada kebutuhan yang harus dipenuhi didalam menghasilkan individu yang memiliki kualitas yang dapat diandalkan. Hal yang paling penting siswa harus memiliki disiplin dan tanggung jawab dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
melaksanakan kegiatan belajarnya sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya sendiri yang dilakukan dengan usaha yang maksimal. Menurut Haris Mudjiman (2006 : 14) ciri-ciri belajar mandiri adalah sebagai berikut: 1) Kegiatn belajarnya bersifat selfdirecting-mengarahkan diri sendiri, tidak dependent. 2) Pertanyaan-pertanyan yang timbul dalam proses pembelajaran dijawab sendiri atas dasar pengalaman, bukan mengharap jawabannya dari guru atau orang luar. 3) Tidak mau didikte guru, karena tidak mengharapkan secara terusmenerus diberitahu what to do. 4) Orang dewasa mengharapkan immadiate application dari apa yang dipelajaridan tidak dapat menerima delayed application. 5) Lebih senang dengan problem-centered learning daripada content centered learning. 6) Lebih senang dengan partisipasi aktif dari pada pasif mendengarkan ceramah guru. 7) Selalu memanfaatkan pengalaaman yang telah dimiliki (konstuktivistik), karena sebagai orang dewasa mereka tidak datang belajar “dengan kepala kosong”. 8) Lebih menyukai collaborative learning, karena belajar dan tukar pengalaman dengan sama-sama orang dewasa menyenangkan dan bisa sharing responsibility. 9) Perencanaan dari evaluasi belajar lebih baik dilakukan dalam bidang tertentu bersama antara siswa dan gurunya. Perencanaan belajar dilakukan bersama antara guru dan siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan tidak semata-mata dipaksakan oleh guru. Evaluasi juga dilakukan bersama dengan maksud memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri, selain evaluasi konvensional yang dilakukan oleh guru. 10) Activities are experiental, not transmitted and absorbed belajar harus dengan berbuat, tidak cukup hanya dengan mendengarkan dan menyerap. Kesiapan belajar mandiri adalah bagian dari kepribadian individu yang mampu dan mau untuk belajar dengan inisiatifnya sendiri tanpa mengandalkan bantuan dari orang lain. Belajar mandiri tidak dimaksudkan bahwa siswa belajar secara individualistis, namun siswa lebih dibina dan diarahkan untuk melakukan kegiatan belajar secara berkelompok dan siswa belajar untuk menjadi patner yang mampu diajak untuk bekerja sama mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Siswa yang sudah memiliki dan menerapkan kemandirian belajar dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
melakukan aktivitasnya sehari-hari maka siswa tersebut akan berhasil dalam program pembelajaran yang dilalui. c. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kemandirian Perilaku mandiri tidak terbentuk secara mendadak tetapi melalui proses sejak masa kanak-kanak. Dalam berperilaku mandiri atar individu satu dengan yang lain berbeda, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor –faktor yang berhubungan dengan sikap mandiri individu dalam belajar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor dari dalam individu (endogen) dan faktor dari luar individu (eksogen). Menurut Bimo Walgito (1997:46) faktor-faktor yang mempangaruhi kemandirian yaitu: 1.
Faktor indogen yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri yang terdiri dari: 1. Faktor fisiologis yaitu kondisi fisik yang sehat atau tidak sehat. Kondisi fisik siswa sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki fisik yang sehat akan lebih berkonsentrasi dalam belajarnya, sehingga siswa akan lebh aktif dan mandiri dalam kegiatan belajarnya. 2. Faktor psikologis. Faktor psikologis yang mempengaruhi kemandirian siswa misalnya bakat, minat, dan kecerdasan. Anak yang memiliki bakat, minat dan kecerdasan akan memiliki kemampuan untuk mandiri sebab mereka akan mengarahkan diri sendiri dalam mengembangkan kemampuannya. 2. Faktor eksogen merupakan faktor yang berasal dari luar diri sendiri yaitu: 1. Faktor yang berasal dari keluarga. Peran orang tua sangat menentukan sekali terhadap perkembangan anak-anaknya. Watak, sikap, kemandirian anak akan terbentuk karena pengaruh keluarga. Sehingga interaksi dalam keluarag akan sangat berpengaruh sekali terhadap besar tidaknya kemandirian yang dimiliki seseorang. 2. Faktor yang berasal dari sekolah yaitu proses belajar dan pergaulan dengan teman. Di sekolah anak dapat berinteraksi dengan guru dan teman-temannya. Guru akan mengarahkan siswa dalam ketercapaian kedewasaan dan kemandirian dalam belajar. Sedangkan dengan teman sekolahnya kemandirian belajar akan terbentuk karena adanya rasa persaingan dalam memperoleh prestasi yang semaksiman mungkin. 3. Faktor dari masyarakat yaitu lingkungan tempat tinggal dan pergaulan dalam masyarakat. Lingkungan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung commit to user akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang.
perpustakaan.uns.ac.id
31 digilib.uns.ac.id
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian di atas harus saling membantu untuk mengoptimalkan kemandirian siswa dalam belajar. Seorang anak yang memiliki bakat serta minat akan mampu memotivasi diri untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. Didukung peranan guru dalam menumbuhkan kemandirian siswa. Misalnya metode yang tepat membuat siswa selalu termotivasi untuk belajar dan mereka tidak merasa bosan. Maka dengan kesadaran diri, siswa akan belajar maupun menyelesaikan tugas sekolah dengan penuh tanggung jawab. Dengan berperannya kedua faktor di atas (endogen dan eksogen), maka akan memberikan hal yang positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi belajar dilakukan oleh siswa sendiri. Di sini belajar mandiri lebih dimaknai sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu kompetensi tertentu. Komponen-kompenen pengukuran kemandirian belajar adalah sebagai berikut: 1) tanggung jawab terhadap diri sendiri; 2)memiliki sifat tidak tergantung pada orang lain; 3) mempunyai rasa percaya diri yang tinggi; 4)penuh inisiatif dalam memecahkan tugas dan permasalahan belajar. Dengan belajar mandiri dapat menumbuhkan kemandirian siswa dalam belajar dan juga siswa dapat belajar secara efektif dan efisien dengan mengacu pada tujuan yang diharapkan dan nantinya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dikarenakan: (1) naluri belajar mandiri sebenarnya sudah ada pada setiap orang; (2) belajar mandiri dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, termasuk untuk orang-orang yang sangat sibuk dengan pekerjaan; (3) siswa dapat menentukan sendiri waktu, strategi belajar, serta materi dan tujuan yang ingin dicapainya; (4) belajar masa depan bukan lagi untuk mendapatkan ilmu commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengetahuan,
namun
lebih
kepada pemenuhan
kebutuhan
untuk
dapat
memecahkan masalah hidupnya.
B. Hasil Penalitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan antara lain: 1. Joni Herlambang (2006) dengan judul Hubungan antara Konsep Diri dan Intelegensi dengan Prestasi Belajar Siswa Jurusan Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta, menyimpulkan bahwa intelegensi mempunyai hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar. 2. Sri Hastutiningsih (2007) dengan judul Hubungan antara Kemandirian Belajar dan Status Ekonomi Orang Tua dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas XII SMA Negeri 3 Surakarta. Menyimpulkan ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dan prestasi belajar.
C. Kerangka Berpikir Intelegensi(X1)
sebagai
variabel
independen
(variabel
bebas)
diperkirakan mempunyai hubungan dan meningkatkan prestasi belajar (Y) siswa SMA Negeri 4 Surakarta. Intelegensi yang dimiliki oleh siswa merupakan salah faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar yang dicapai. Tingkat intelegensi yang tinggi merupakan salah satu faktor yang akan memberikan sumbangan bagi individu dalam mencapai kesuksesan hidup. Seseorang anak yang diketahui mempunyai tingkat intelegensi yang cukup tinggi kemungkinan akan mempunyai bekal untuk berhasil di dalam membuat atau menyelesaikan pelajaran di sekolah. Kemandirian belajar ( X2) sebagai variabel independen (variabel bebas) juga diperkirakan mempunyai hubungan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa( Y) siswa SMA Negeri 4 Surakarta. Kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa dapat dikatakan sebagai nilai tambah tersendiri bagi siswa yang memiliki kaitan dengan kepribadian seseorang. Kemandirian siswa dalam belajar kemungkinan akan membantu siswa menuju kesuksesan, karena siswa mampu commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan mau untuk belajar dengan inisiatifnya tanpa mengandalkan bantuan orang lain. Intelegensi (X1) dan kemandirian belajar (X2) secara bersama-sama diperkirakan mempunyai hubungan dalam meningkatkan prestasi belajar (Y) siswa SMA Negeri 4 Surakarta. Faktor intelegensi cukup besar berhubungan dengan prestasi belajar seseorang, semakin tinggi tingkat intelegensi, maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya, dan sebaliknya semakin rendah tingkat intelegensi, maka semakin rendah pula prestasi belajarnya. Kemandirian belajar merupakan satu faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar, kemandirian yang dilaksanakan dan diterapkan siswa dalam kegiatan sehari-harinya akan memberikan keuntungan yang besar dalam diri siswa diantaranya siswa menjadi lebih giat, lebih banyak, dan
mampu mengingat lebih lama materi yang
dipelajarinya. Dengan demikian prestasi belajar terutama sosiologi meningkat dengan intelegensi dan kemendirian belajar yang dimiliki oleh siswa. Dari penjelasan di atas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir antar variabel adalah sebagai berikut:
Varibel Independen
Variabel Dependen
Inteligensi (X1)
Prestasi Belajar Sosiologi (Y)
Kemandrian Belajar (X2) Gambar 1. Kerangka Berpikir
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D.
Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji melalui kegiatan penelitian. Perumusan hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. 2. Ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Ada hubungan antara intelegensi dan kemandirian belajar intelegensi dengan prestasi belajar sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Surakarta, yang beralamat di Jln. LU. Adisucipto No. 1 Surakarta. Adapun alasan penulis menggambil lokasi tersebut karena : a) Di lingkungan SMA Negeri 4 Surakarta tersedia data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. b) Lokasi sekolah tersebut mudah dijangkau penelitian sehingga menghemat biaya, waktu dan tenaga. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2010/2011. Rincian waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1. Waktu Penelitian Tahun Kegiatan
2011
2010
Des
Jan
Feb
Pengajuan Judul
Penyusunan Proposal
Ijin Penelitian
Uji Coba Angket
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penyusunan Laporan
commit to user
35
Mar
Apr
Mei
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian merupakan suatu kelompok individu yang diselidiki tentang aspek-aspek yang ada dalam kelompok itu. Aspek-aspek yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah intelegensi, kemandirian belajar, dan prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi. Definisi populasi ini penulis kemukakan menurut pendapat Suharsimi Arikunto ( 2006: 130) “ Populasi adalah keseluruhan aspek penelitian”. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (2004: 182) “ Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki”. Menurut Sudjana (1996: 6) “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung maupun hasil pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”. Jadi populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 yang terbagi dalam 5 kelas dan berjumlah 157 siswa. 2. Sampel Penelitian Dalam penelitian ini, tidak seluruh populasi dikenakan dalam penelitian. Hal tersebut mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan biaya, waktu dan tenaga. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu adanya pembatasan yaitu dengan menetapkan jumlah sampel yang representatif yang dapat mewakili populasi. Dalam penelitian ini tidak semua populasi akan diteliti, tetapi cukup mengambil wakil populasi yang dijadikan obyek penelitian. Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 131), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Winarno Surakhmad (2004: 100) menjelaskan bahwa “Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi”. Mengenai besar kecilnya pengambilan sampel, pada prinsipnya tidak ada peraturan yang mutlak untuk menentukan ukuran sampel. Dalam penelitian ini commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
besarnya sampel yang akan diambil peneliti mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 134), ”Untuk menetapkan besarnya sampel, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua
sehingga
penelitiannya
merupakan
penelitian
populasi.
Selanjutnya, jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari: 1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana. 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peniliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Dari beberapa pengertian di atas dapat dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian individu yang menjadi bagian populasi yang diperoleh dengan cara-cara tertentu untuk menjadi wakil dari populasi yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random yaitu 25% dari jumlah siswa tiap kelas. Maka didapat sampel yaitu 40 orang berdasarkan jumlah populasi yang ada dalam penelitian. 3. Teknik Pengambilan Sampel Menurut
Suharsini
Arikunto
(2006:133)
ada
beberapa
teknik
pengambilan sampel, yaitu: a. Penentunan sampel acak (Random Sampling), yang memiliki kemungkinan tinggi untuk menetapkan sampel yang representatif. Tiap-tiap individu dalam populasi diberi kesempatan untuk ditugaskan menjadi anggota sampel. b. Sampel berstrata (Stratified Sampling), digunakan jika populasi terdiri dari golongan-golongan yang mempunyai susunan bertingkat, maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara random. c. Sampel wilayah (Area Probality Sample), dilakukan bila ada perbedaan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. d. Sampel proposisi (Propotional Sample), sampel ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. e. Sampel tujuan (Purposive Sample), dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. f. Sampel quata (Quota Sample), dilakukan dengan mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan. commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g. Sampel kelompok (Cluster Sample), teknik ini menghendaki adanya kelompok-kelompok dalam pengambilan sampel berdasarkan pada kelompok-kelompok yang ada dalam populasi. h. Sampel kembar (Double Sample), merupakan dua buah sampel yang sekaligus diamil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling. Teknik ini digunakan peneliti karena populasinya terdiri kelompok-kelompok. Kelompok terdiri dari 5 kelompok yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XI IPS 4 dan XI IPS 5. Kemudian peneliti mengambil 25% dari tiap kelompok. C. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data Suharsimi Arikunto (2002: 129) menyebutkan bahwa sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua, yaitu: a. Data Primer Data primer merupakan data yang hanya dapat diperoleh dari sumber asli pertama. Data primer ini harus secara langsung diambil dari sumber aslinya yaitu melalui narasumber yang tepat dan yang dijadikan rerponden dalam penelitian. Sehingga dalam penelitian ini data primer akan diperoleh dari angket yang diberikan kepada para responden, dan responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 yang akan digunakan untuk mengukur tingkat kemandirian siswa.. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sebelumnya, sehingga tinggal mencari dan mengumpulkannya. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui data dokumentasi SMA Negeri 4 Surakarta berupa hasil tes intelegensi yang telah dilakukan dan nilai rapor. 2. Variabel Penelitian Istilah variabel sebenarnya adalah istilah yang tidak pernah ketinggalan commit to user dalam suatu penelitian. Sumadi Suryabrata (1997: 72), menyebutkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id
39 digilib.uns.ac.id
“Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian”. Variabel penelitian pada dasarnya adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik tolak suatu penelitian. Di dalam variabel terdapat satu atau lebih gejala, yang mungkin pula terdiri dari berbagai aspek atau unsur sebagai bagian yang tak terpisahkan. Di dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tiga variabel yang terdiri atas dua variabel bebas dan satu variabel terikat. a.
Variabel Bebas Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki berbagai
aspek atau unsur, yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut dengan variabel terikat. Munculnya atau adanya variabel ini tidak dipengaruhi atau tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya variabel lain. Sehingga tanpa variabel bebas, maka tidak akan ada variabel terikat. Demikian dapat pula terjadi bahwa jika variabel bebas berubah, maka akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain. Dalam penelitian variabel bebasnya adalah 1) Intelegensi (X1) 2) Kemandirian belajar (X2) b.
Variabel Terikat Variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula
sejumlah aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi lain, yang disebut dengan variabel bebas. Dengan kata lain ada atau tidaknya variabel terikat tergantung ada atau tidaknya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar Sosiologi (Y). Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 222) menyatakan bahwa “Teknik pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menemukan metode setepattepatnya untuk memperoleh data kemudian disusul dengan alat pembantunya yaitu instrumen”. Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian harus tepat karena akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Dalam sebuah penelitian commit data to user diperlukan data yang obyektif karena merupakan suatu hal yang sangat
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendasar yang akan menentukan hasil penelitian. Apabila keliru dalam meneliti teknik pengumpulan datanya maka mengakibatkan hasil penelitian tidak tepat. Sehubungan dengan masalah penelitian, maka teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan angket dan dokumentasi. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapatkan data tentang masalah yang diselidiki. Sumadi Suryabrata (1997: 84), menjelaskan bahwa kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat pengukurnya. Berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung pada tepat atau tidaknya penggunaan teknik pengumpulan datanya. Pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan dengan menggunakan alat tertentu. Oleh karena itu alat pengumpul data harus benar-benar valid dan reliable. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner dan dokumentasi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket sebagai metode pokok dan metode dokumentasi sebagai metode bantu. a. Angket a. Pengertian Angket Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket erat sekali dengan kegiatan survai. Menurut Nasution (2003: 51) “Angket merupakan pertanyaan yang diajukan secara tertulis dan disebarkan kepada responden untuk dijawab dan dikembalikan lagi kepada peneliti”. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006: 151), mengatakan bahwa “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 152), kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangan: (1) Dipandang dari cara menjawab, maka ada: (a) Kuesioner terbuka, yaitu memberi kesempatan kepada commit to user responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(b) Kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. (2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, ada: (a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang diirnya. (b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain. (3) Dipandang dari bentuknya, maka ada: (a) Kuesioner pilihan ganda, sama dengan kuesioner tertutup. (b) Kuesioner isian, sama dengan kuesioner terbuka. (c) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√ ) pada kolom yang sesuai. (4) Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah perntayaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa angket merupakan
daftar
pertanyaan
yang
diajukan
kepada
responden
untuk
mendapatkan data. Dalam penelitian ini jenis angket yang akan digunakan adalah jenis angket tertutup langsung. Angket tertutup berarti jawaban berupa alternatif yang sudah disediakan oleh peneliti yang telah ditentukan dan dibatasi, sedangkan langsung maksudnya adalah responden langsung menjawab pertanyaan yang sudah disediakan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah dalam menyusun angket adalah sebagai berikut : (1) Menetapkan tujuan Dalam penelitian ini, angket disusun dengan tujuan untuk mendapatkan data tentang kemandirian belajar. (2) Menyusun indikator Bertujuan untuk memperjelas permasalahan yang dituangkan dalam instrumen termasuk batasan variabel yang akan diteliti. (3) Menyusun kisi-kisi instrumen Kisi-kisi instrumen diperlukan untuk memperjelas serta mempermudah pembuatan item-item instrumen. Pembuatan kisi-kisi dalam instrumen ini disesuaikan dengan indikator-indikator yang sudah ditentukan sebelumnya dan disesuaikan dengan lingkup commitmasalah to user dan tujuan yang hendak dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id
42 digilib.uns.ac.id
(4) Menyusun item instrumen Instrumen yang dibagikan dapat disusun dengan langkah sebagai berikut : a) Membuat item-item pertanyaan b) Membuat surat pengantar angket c) Menyusun petunjuk dan pedoman pengisian angket (5) Menentukan Skor Setelah angket disusun, kemudian akan disusun skor dari masing-masing jawaban. Dalam penelitian angket ini, setiap item mcmpunyai alternatif jawaban dan skor antara 1 sampai 4. Dari alternatif jawaban tersebut diberikan bobot nilai sebagai berikut: a) Alternatif jawaban A, mempunyai bobot nilai 4 b) Alternatif jawaban B, mempunyai bobot nilai 3 c) Alternatif jawaban C, mempunyai bobot nilai 2 d) Alternatif jawaban D, mempunyai bobot nilai 1 Skor penilaian yang lainnya sebagai berikut: a) ....... b) ........ c) ........ d) ........ (Skor penilaian 1-4 sesuai dengan berapa banyak responden menjawab). (6) Mengadakan uji coba (try out) angket Tujuan diadakannya try out ialah agar mendapatkan angket yang benarbenar valid. Oleh karena itu instrumen penelitian perlu diuji melalui uji validitas dan reliabilitas sebelum diterapkan di lapangan. Namun menurut Suharsimi Arikunto (2002: 129), angket (kuesioner) memiliki keuntungan dan kelemahan sebagai berikut: (1) Keuntungan Angket (Kuesioner) a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti. b) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden. d) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malucommit to user malu menjawab.
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. (2) Kelemahan Angket (Kuesioner) a) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali kepadanya. b) Seringkali sukar dicari validitasnya. c) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. d) Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Menurut penelitian, angket yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20% (Anderson). e) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat. b. Uji Coba Angket (Try Out) Dalam penelitian suatu data dapat mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya suatu data tergantung baik tidaknya angket, maka harus diadakan uji validitas dan uji reliabilitas. Menurut Sutrisno Hadi (2000: 166) maksud diadakannya try out adalah sebagai berikut : a) Untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya. b) Untuk meniadakan penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu akademik, dan kata-kata yang menimbulkan kecurigaan. c) Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang biasa dilewati atau hanya menimbulkan jawaban-jawaban yang dangkal. d) Untuk menambah item yang sangat perlu atau meniadakan item yang ternyata tidak relevan dengan tujuan research. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maksud peneliti mengadakan try out angket adalah : a) Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang bermakna ganda dan tidak jelas. b) Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak diperlukan. c) Menghindari kata-kata yang kurang dimengerti oleh responden. d) Menghilangkan item-item yang dianggap tidak relevan dengan penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
44 digilib.uns.ac.id
Selain beberapa maksud diadakan try out seperti yang disebutkan di atas, tujuan diadakan try out terhadap angket adalah untuk mengetahui kelemahan angket yang disebarkan kepada responden dan untuk mengetahui sejauh mana responden mengalami kesulitan di dalam menjawab pertanyaan tersebut, serta untuk memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. (1) Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah butir-butir pertanyaan dalam angket yang diuji cobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebanarnya. Menurut Saifuddin Azwar (2002: 5), menyatakan bahwa “ Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya”. Sedangkan menurut Nasution (2003: 74), “Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu”. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 145), “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji validitas adalah menguji sejauh mana ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur data yang diteliti. Menurut Nasution (2003: 75), menyatakan bahwa “Validitas ada macammacamnya yaitu validitas isi, validitas prediktif, dan validitas construct (konstruk)”. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut: a. Validitas Isi Dengan validitas isi dimaksudkan bahwa isi atau bahan yang diuji atau dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelajaran, pengalaman atau latar belakang orang yang diuji. Validitas isi diperoleh dengan mengadakan sampling yang baik, yakni memilih item-item yang representative dari keseluruhan. b. Validitas Prediktif Dengan validitas prediktif dimaksudkan adanya kesesuaian antara ramalan (prediksi) tentang kelakuan seseorang dengan kelakuannya yang nyata. Diharapkan bahwa suatu tes mempunyai nilai prediktif commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang tinggi artinya apa yang diramalkan oleh tes itu tentang kelakuan seseorang memang terbukti dari kelakuan orang itu. c. Validitas Construct (Konstruk) Validitas konstruk ini digunakan bila kita sangsikan apakah gejala yang dites hanya mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas tes itu dapat diragukan. Keuntungan validitas konstruk ini ialah bahwa kita mengetahui komponen-komponen sikap atau sifat yang diukur dengan tes itu. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan jenis validitas konstruk (construct validity) yaitu untuk menunjukan seberapa jauh tes mengukur sifat atau konstruk variabel kemandirian belajar. Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji validitas yaitu: 1) Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur. 2) Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden 3) Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban 4) Menghitung korelasi antar skor tiap item dengan skor total dengan rumus korelasi product moment Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 146) Keterangan : rxy X Y XY X2 Y2 N
: Koefisien korelasi antara X dan Y : Skor masing-masing item : Skor total : Jumlah perkalian Xdan Y : Jumlah kuadrat dari X : Jumlah kuadrat dari Y : Jumlah Subyek commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
•
Jika p < 0,050 maka instrumen dikatakan valid,
•
Jika p > 0,050 maka instrumen dikatakan tidak valid,
46 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil perhitungan validitas angket diperoleh hasil sebagai berikut dari 34 item variabel kemandirian belajar yang diuji cobakan ada 8 butir gugur, yaitu nomor 2, 4, 9, 10, 20, 22, 28, 31 dan 26 butir valid. Untuk selanjutnya item tidak valid dibuang dan digunakan dalam angket. (2) Uji Reliabilitas Selain harus valid, suatu angket atau kuesioner juga harus memenuhi syarat reliabel. Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran sampel konsisten apabila diulangi dua kali atau lebih. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi, jika dapat memberikan hasil yang relatif tetap apabila alat ukur tersebut dikenakan pada subyek yang sama tetapi tempatnya berbeda atau pada waktu yang sama tetapi tempatnya berbeda. Dengan kata lain reabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Menurut Nasution (2003: 77), “Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama”. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Menurut Tentrem Widodo (2009:79) ”Reliabilitas dibedakan jenisnya, yaitu reliabilitas tes ulang (test-retest method), reliabilitas kesamaan (equivalent method), dan reliabilitas konsistensi internal (internal consistency method)”. Untuk mengetahui lebih jelas tentang jenis-jenis reabilitas akan diuraikan di bawah ini a. Reliabilitas tes ulang Keajegan pengukuran yang dilakukan dengan pelaksanaan tes yang diulang-ulang untuk variabel yang sama terhadap kelompok responden yang sama dalam tenggang waktu tertentu. Bukti empiris reabilitas tes-ulang ditunjukan dengan koefisien korelasi antara hasil pengukuran pertama dengan hasil pengukuran kedua. commit(X) to user
perpustakaan.uns.ac.id
47 digilib.uns.ac.id
b. Realibilitas Ekuivalen Keajegan hasil pengukuran antara dua pengukuran variabel yang sejenis atau setara pada waktu yang sama kepada responden yang sama juga. Bukti empiris reabilitas ekuivalen ditunjukan dengan koefisien korelasi antara hasil pengukuran variabel X dengan hasil pengukuran variabel Y . c. Reliabilitas konsistensi internal Keajegan hasil pengukuran satu variabel antara kelompok item tertentu dengan kelompok lainnya dalam satu perangkat pengukuran yang diberikan dalam satu kali pengukuran. Bukti empiris statistik reliabilitas konsistensi internal bisa ditempuh dengan teknik analisis: 1) Teknik Belah Dua (split-half procedure) Reabilitas ditunjukan dengan koefisien koralasi antara skor kelompok item X (item no gasal) dengan skor kelompok item Y, sehingga sering disebut teknik korelasi belah dua. 2) Teknik Kuder-Richardson Approach Teknik ini digunakan untuk instrumen yang bentuk itemnya dengan alternatif salah satu benar (dua pilihan yang saling eklusif), benarsalah. 3) Teknik Kuder-Richardoon 21 Teknik ini digunakan hasil pengukuran variabel dengan item banyak yang pilihan jawaban ganda bersifat kontinum. Adapun teknik pengukuran reabilitas yang peneliti gunakan adalah menggunakan jenis reabilitas konsistensi internal dan teknik pengukuran reliabilitas yang peneliti gunakan adalah “teknik belah dua” dengan langkahlangkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut : (a) Memberikan alat ukur (angket) kepada sejumlah responden. Dalam penelitian ini responden yang digunakan untuk try out sejumlah 15 siswa. Setelah diuji validitasnya, maka akan terlihat item yang valid dan yang tidak valid. Maka item-item yang valid dikumpulkan dan item-item yang tidak valid disingkirkan. commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(b) Setelah item-item yang valid terkumpul, kemudian item-item tersebut dibagi menjadi dua belahan. Dalam membelah item-item ini, penulis menggunakan cara membagi item berdasarkan “nomor genap ganjil”. (c) Menjumlahkan skor masing-masing item pada tiap belahan. Maka akan diperoleh dua skor total. (d) Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua. Uji reliabilitas angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus alpha, yaitu sebagai berikut:
1
∑
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 171)
Keterangan :
: Reliabilitas instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau soal
∑ : Jumlah varians butir
: Varians total Adapun langkah kerja untuk mencari reliabilitas masing-masing
instrumen sebagai berikut: 1. Menyusun tabel hasil uji coba angket 2. Mencari varian setiap butir soal 3. Mencari jumlah varian butir soal 4. Mencari varian total 5. Memasukkan dalam rumus 6. Mengkonsultasikan hasil no.5 dengan tabel Product Moment 7. Revisi angket Setelah angket diuji cobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk revisi. Revisi dilakukan dengan cara menghilangkan atau mendrop item-item pertanyaan yang tidak valid atau tidak reliabel.
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8. Memperbanyak angket Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel. Angket siap untuk disebarkan kepada responden. 9. Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah diperbanyak dan telah mendapatkan umpan balik dari responden sebagai alat pengumpul data yang kemudian dianalisis. Kriteria uji reliabilitas tersebut adalah jika r11 > r tabel, maka angket yang diujikan reliabel, jika r11 < r
tabel
maka angket yang diujikan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan try out angket bahwa reabilitas intelegensi (X1) dan kemandirian belajar (X2) dapat diterima karena r11 > r tabel yaitu 0,757 > 0,514. 2. Dokumentasi Selain menggunakan metode angket, penelitian ini juga menggunakan metode dokumentasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 148) yang dimaksud dengan “Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, lagger dan sebagainya”. Menurut Tentrem Widodo (2009: 54) “Teknik dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data responden atau populasi penelitian dengan mengambil data tertulis (dokumen yang disimpan secara baik)”. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil tes intelegensi, rekapan nilai siswa, jumlah siswa, data tentang wilayah penelitian, serta buku-buku yang relevan dengan masalah penelitian. D. Rancangan Penelitian Penelitian tentang “Hubungan antara Intelegensi dan Kemandirian Belajar Siawa dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011” ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif korelasional. Hal tersebut memiliki alasan bahwa karena penelitian ini bermaksud menggambarkan sifat atau keadaan yang sementara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
50 digilib.uns.ac.id
sedang berjalan dan berusaha meneliti sejauh mana hubungan antara variabel satu dengan lainnya. Adapun pendapat para ahli tentang pengertian penelitian deskriptif korelalasional. Menurut Moh. Nasir (2003: 63), menyatakan bahwa “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sedangkan menurut Saifuddin Azwar (2002: 6), menyatakan bahwa “Metode deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode penelitian yang merupakan upaya menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis dari suatu objek atau sekelompok manusia pada kondisi peristiwa pada masa sekarang. Hadari Nawawi (1995: 108), menyatakan bahwa “Perkataan korelasi pada dasarnya berarti hubungan”. Oleh karena itu model studi korelasi ini juga bermaksud mengungkapkan masalah penelitian, dengan cara membuktikan hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan membuat deskripsi atau gambaran yang sistematis, akurat, factual, mengenai faktor-faktor, sifat-sifat atau hubungan antara fenomena yang diteliti, apakah dua variabel atau lebih ada hubungan atau tidak. Hadari Nawawi (1995: 108), menyatakan ciri-ciri dari penelitian korelasional antara lain: 1) Penelitian ini dilakukan apabila variabel yang diteliti rumit dan atau tidak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tidak dapat dimanipulasi. 2) Memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling berhubungan secara serentak dalam keadaan realistisnya. 3) Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidaknya saling hubungan tersebut. 4) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang yang masih aktual. 5) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun dan dijelaskan kemudian dianalisis, karena itu metode ini sering disebut metode analitik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif korelasional commitberusaha to user menggambarkan suatu fenomena merupakan penelitian yang tidak hanya
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang sesuai dengan fakta yang ada tetapi mencari hubungan di antara variabelvariabel yang diteliti dengan cara menguji hipotesis. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik statistik teknik regresi ganda. Menurut Sutrisno Hadi (2001: 2) menjelaskan sebagai berikut: Tugas pokok analisis regresi adalah: 1. Mencari korelasi antara kriterium dengan prediktor. 2. Menguji apakah korelasi itu signifikan ataukah tidak. 3. Mencari persamaan garis regresinya. 4. Menemukan sumbangan relatif antara sesama prediktor, jika prediktornya lebih dari satu. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas yang diberi kode (X), dalam hal ini adalah intelegensi dan kemandirian belajar dan variabel terikat yang diberi kode (Y) dalam hal ini adalah prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan suatu teknik yang dilakukan dalam penelitian untuk membuktikan hipotesis yang yang telah diajukan sebelumnya. Selanjutnya untuk mengambil kesimpulan dari hasil yang diperoleh melalui analisis tersebut. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisis regresi ganda, maka peneliti menggunakan dasar dalam analisis dengan pedoman menurut Sutrisno Hadi (2001: 5) yaitu: Jikap p (probabilitas) < 0,01 = sangat signifikan Jika p (probabilitas) < 0,05 = signifikan Jika p (probabilitas) < 0,15 = cukup signifikan Jika p (probabilitas) < 0,30 = kurang signifikan Jika p (probabilitas) > 0,30 = tidak signifikan Kaidah Uji Hipotesis Konvensional (Menggunakan Tabel Signifikansi) : Jika p (probabilitas) < 0,01 = sangat signifikan Jika p (probabilitas) < 0,05 = signifikan Jika p (probabilitas) > 0,05 = tidak signifikan Dalam uji butir tes menggunakan signifikansi p < 0,05. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam commit to user penelitian ini adalah:
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Uji Normalitas Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak. Dengan menggunakan uji Chi Kuadrat : ! !
(Sutrisno Hadi, 1990 :346) Keterangan : X2
: Chi Kuadrat
fo
: Frekuensi yang diperoleh dari sampel
fh
: Frekuensi yang diharapkan dari sampel
Jika p > 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal, sebaliknya jika p < 0,05 maka data yang dipeoleh berdistribusi tidak normal. b. Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui hubungan yang linier antara masing-masing variabel bebas dengan terikat yaitu antara variabel X1 dengan Y dan antara X2 dengan Y. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan rumus:
1) JK (G)
(∑ Y )2 2 = ∑ ∑Y − ni Xi
2) JK (TC)
= JK (S) – JK (G)
3) dk(TC)
=N–K
4) dk (G)
=K–2
5) RJK (TC) =
JK (TC ) dk (TC )
6) RJK (G)
=
JK (G ) dk (G )
7) Fhitung
=
RJK (TC ) RJK (G )
commit to user
(Sudjana, 2002: 332)
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan: JK (G)
= Jumlah Kuadrat Galat
JK (TC)
= Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
dk (G)
= Derajat Kebebasan Galat
dk (TC)
= Derajat Kebebasan Tuna Cocok
RJK (G)
= Kuadrat Tengah Galat
RJK (TC)
= Kuadrat Tengah Tuna Cocok
Jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan korelasinya linier, sebaliknya jika p < 0,05 maka korelasinya tidak linier.
c. Uji Hipotesis Uji ini menggunakan uji regresi ganda yang meliputi: a. Menghitung koefisien korelasi antara X1 dengan Y dengan rumus : 1
N ∑ X Y ∑ X ∑ Y
N ∑ X ∑ X N ∑ Y ∑ Y
b. Menghitung koefisien korelasi antara X2 dengan Y dengan rumus : 2
c.
NX Y ∑ X ∑ Y
N ∑ X ∑ X N ∑ Y ∑ Y
Menghitung koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan Y menggunakan rumus sebagai berikut: Ry(1,2)
=
a1 ∑ x1 y + a 2 ∑ x 2 y
∑y
2
(Sutrisno Hadi, 2001: 25) Keterangan: Ry(1,2) = Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y a1
= koefisien prediktor X1
a2
= koefisien prediktor x2
Σ x1y = jumlah produk antara xi dan y
X2to dan y Σ x2y = jumlah produk antara commit user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Σ y2
= jumlah kuadrat kriterium Y
Jika p < 0,05 maka data yang diperoleh korelasinya signifikan, sebaliknya jika p > 0,05 maka data yang diperoleh korelasinya tidak signifikan. d. Sumbangan Relatif (SR) Sumbangan relatif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan masing-masing prediktor (X) terhadap kriterium (Y). Dalam hal ini untuk mencari sumbangan relatif X1 dan X2 terhadap Y dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Untuk X1 : SR % X1 =
a1 Σ x1 y x 100 % JK ( reg )
Untuk X2 : SR % X2 =
a2 Σ x2 y x 100 % JK ( reg )
(Sutrisno Hadi, 2001: 42) Keterangan : SR % X1 = Sumbangan efektif prediktor X1 terhadap Y SR % X2 = Sumbangan efektif prediktor X2 terhadap Y JKreg
= Jumlah kuadrat regresi
e. Sumbangan Efektif (SE) Sumbangan efektif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan murni yang diberikan masing-masing prediktor. Dalam hal ini untuk mencari sumbangan efektif masing-masing prediktor (X1 dan X2) terhadap kriterium (Y) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: a. Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut: SE % X1 = SR % X1 x R2 b. Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut: SE % X2= SR % X1 x R2 commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut: SE % X1X2 = SE % X1 + SE %X2 Keterangan : SE % X1
= Sumbangan efektif X1 terhadap Y
SE % X2
= Sumbangan efektif X2 terhadap Y
SE % X1 X2 = Sumbangan efektif X1 dan X2 terhadap Y (Sutrisno Hadi, 2001: 42)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1) Deskripsi Lokasi Penelitian SMA Negeri 4 Surakarta bukan suatu sekolah yang terbentuk secara langsung menjadi SMA Negeri, akan tetapi diawali dengan sekolah swasta yang bernama SMA Bagian C. Didirikan oleh Drs. G. P. H. M. Prawironegoro pada tahun 1946. berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 7371/13/1950 tanggal 2 September 1950, SMA Bagian C resmi menjadi SMA Negeri 3 Bagian C dengan kepala sekolah G. P. H. M. Prawironegoro dan dibantu wakil kepala sekolah Drs. Kabul Dwijolaksono. SMA Negeri 3 Bagian C menempati gedung SD Kesatriyan Baluwarti pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1951, selanjutnya dari tahun 1951 sampai 1958 menempati dua lokasi, yaitu gedung SMP Kristen Banjarsari dan Gedung SMP Negeri 4 Surakarta. SMA Negeri Bagian C dari tahun ke tahun mulai menampakkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Terbukti dari daya tampung SMA ini yang semakin meningkat, maka Menteri P dan K mengeluarkan SK No. 4083/B III tanggal 5 Agustus 1955 yang berisikan bahwa SMA Negeri 3 Bagian C dipecah. Sejak saat itu nama SMA Negeri 3 Bagian C tidak digunakan lagi. SMA Negeri 3 Bagian C dipecah menjadi dua bagian yaitu: a. SMA Negeri 4 Bagian C dengan Kepala Sekolah Drs. G. P. H. M. Prawironegoro yang menempati gedung SMP Kristen Banjarsari Surakarta. b. SMA Negeri 5 Bagian C dengan Kepala Sekolah Drs, Kabul Dwijolaksono yang menempati gedung SMP Negeri 4 Surakarta. Kedua SMA tersebut pada bulan Agustus 1958 pindah ke gedung baru di Jl. LU Adisucipto No.1 Surakarta, sedangkan kegiatan akademik atau proses belajar mengajar dilaksanakan pada waktu: a. SMA Negeri 4 Bagian C pada pagi hari jam 07.00 – 12.00 WIB b. SMA Negeri 5 Bagian C pada siang hari jam 13.00 – 18.00 WIB Sejak bulan September 1974 untuk SMA Negeri 5 Bagian C menempati commitSurakarta. to user Sedangkan lokasi yang berada gedung baru di daerah Bibis, Cengklik
56
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
di Jalan LU. Adisucipto No.1 digunakan seluruhnya oleh SMA Negeri 4 Bagian C yang telah diubah namanya menjadi SMA Negeri 4 Surakarta sampai sekarang, SMA Negeri 4 Surakarta telah mengalami pergantian kepemimpinan, yakni: a. Drs. G. P. H. M. Prawironegoro (1950 – 1960) b. K. R. M. T. Tandonegoro (1960 – 1972) c. Drs. R. M. Gunawan Prawiro Atmojo (1972 – 1978) d. Drs. Kartono (1978 – 1979) e. Drs. Winoto Sugeng (1979 – 1986) f. Sutami (1986 – 1992) g. Achmad Sukri, S. H. (1992 – 1994) h. Soegiman, B. Sc (1994 – 1995) i. Drs. Sudiyat (1995-2000) j. Tatik Sutarti, M.M (2000 – 2002) k. Drs. Soedjinto S. F., M. M (2002 – 2007) l. Drs. Edy Pudiyanto (2007 – 2011) m. Drs. Unggul Sudarmo, M. Pd (2011 – Sekarang)
2) Deskripsi Data Penelitian Dalam penelitian yang berjudul “Hubungan antara Intelegensi dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”, data yang diperoleh meliputi data tentang: 1. Intelegensi yang berasal dari hasil tes intelegensi yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 4 Surakarta. 2. Kemandirian belajar yang berasal dari data skor angket responden. 3. Prestasi belajar mata pelajaran sosiologi yang berasal dari nilai rapot. Ketiga data tersebut akan dijelaskan dalam uraian di bawah ini:
commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Deskripsi Data Tentang Intelegensi Intelegensi dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X1). Adapun distribusi frekuensi data intelegensi dapat dijelaskan seperti tabel berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuansi Data Intelegensi (X1) Variant
f
fx
fx2
f%
fk%-naik
122,5- 130,5
4
502,00
63.026,00
10,00
100,00
114,5- 122,5
16
1.892,00
223.770,00
40,00
90,00
106,5- 114,5
13
1.445,00
160.671,00
32,50
50,00
98,5- 106,5
5
524,00
54.926,00
12,50
17,50
90,5- 98,5
2
188,00
17.690,00
5,00
5,00
Total
40
4.551,00
520.083,00
100,00
-
Berdasarkan perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data sebagai berikut: 1) Skor tertinggi : 125 2) Skor terendah : 91 3) Mean
: 113,78
4) Median
: 114,50
5) Modus
: 118,50
6) S.B.
: 7,67
7) S.R.
: 5,92
Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Intelegensi maka dapat diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-2 pada interval 114,5- 122,5 dengan prosentase 40%; kemudian diikuti oleh kelas ke-3 pada interval 106,5- 114,5 dengan prosentase 32,50%; kemudian diikuti oleh kelas ke-4 pada interval 98,5- 106,5 dengan prosentase 12,50%; kemudian diikuti oleh kelas ke-1 pada interval 122,5- 130,5 dengan prosentase 10%. Sedangkan responden paling sedikit berada pada kelas ke-5 pada interval 90,5- 98,5 dengan prosentase 5%. Penyebaran data dapat diperiksa dalam histogram berikut ini: commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Deskripsi Data Intelegensi Intelegensi 20
16 13
Frekuensi
15 10
5
4
5
2
0
114,5-122,5 106,5-114,5 Interval
122,5-130,5
98,5-106,5
90,5-98,5
Gambar 1. Grafik Histogram Intelegensi (X1)
2. Deskripsi Data Tentang Kemandirian Belajar Kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X2). Adapun distribusi frekuensi data Kemandirian Belajar dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3 Distribusi Frekuansi Data Kemandirian Belajar (X 2) Variant
f
fx
fx2
f%
fk%-naik
116,5- 130,5
6
718,00
85.992,00
15,00
100,00
102,5-116,5
12
1.335,00
148.715,00
30,00
85,00
88,5-102,5
7
689,00
67.873,00
17,50
55,00
74,5-88,5
8
638,00
50.946,00
20,00
37,50
60,5- 74,5
7
480,00
33.040,00
17,50
17,50
Total
40
3.860,00
386.566,00
100,00
-
Berdasarkan perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data sebagai berikut: 1) Skor tertinggi : 127,00 2) Skor terendah : 61,00 3) Mean
: 96,50
4) Median
: 98,50
5) Modus
: 109,50
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6) S.B.
: 19,00
7) S.R.
: 16,48
Berdasarkan hasil sebaran frekuensi variabel Kemandirian Belajar maka
ke--2 pada interval dapat diketahui responden paling banyak menempati kelas ke 102,5-116,5 dengan prosentase 30%, kemudian diikuti oleh kelas ke-4 pada interval 74,5-88,5 dengan prosentase 20%, kemudian diikuti oleh kelas ke-3 pada interval 88,5-102,5 dengan prosentase 17,50%, kemudian diikuti oleh kelas ke-5 pada interval 60,5- 74,5 dengan prosentase 17,50%. Sedangkan responden paling
sedikit adalah pada kelas ke 1 pada interval 116,5- 130,5 dengan prosentase masing-masing kelas 15%. Penyebaran data dapat diperiksa dalam histogram berikut ini:
Deskripsi Data Kemandirian Belajar Kemandirian Belajar Frekuensi
15
12
10
8
7
6
7
5 0 116,5-130,5 102,5-116,5 88,5-102,5 Interval
60,5-74,5
74,5-88,5
Gambar 2. Grafik Histogram Kemandirian Belajar (X2)
3. Deskripsi Data Tentang Prestasi Mata Pelajaran Sosiologi Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi dalam penelitian ini adalah variabel terikat (Y). Adapun distribusi frekuensi data Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Sosiologi dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4. Distribusi Frekuansi Data Prestasi Mata Pelajaran Sosiologi(Y) Variant
F
fx
fx2
f%
fk%-naik
86,5- 89,5
2
176,00
15.490,00
5,00
100,00
83,5- 86,5
3
254,00 21.508,00 commit to user
7,50
95,00
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
80,5- 83,5
10
817,00
66.755,00
25,50
87,50
77,5- 80,5
15
1.183,00
93.311,00
37,50
62,50
74,5- 77,5
10
756,00
57.162,00
25,00
25,00
Total
40
3.186,00
254.226,00
100,00
-
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapatpada lampiran diperoleh data sebagai berikut: 1) Skor tertinggi : 89,00 2) Skor terendah : 75,00 3) Mean
: 79,65
4) Median
: 79,50
5) Modus
: 79,00
6) S.B.
: 3,44
7) S.R.
: 2,61
Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi maka dapat diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-4 pada interval 77,5- 80,5 dengan prosentase 37,50%, kemudian diikiti oleh kelas ke-3 pada interval 80,5- 83,5 dengan prosentase 25,50%, kemudian diikuti kelas ke-5 pada interval 74,5- 77,5 dengan prosentase 25%, kemudian diikuti kelas ke-2 pada interval 83,5- 86,5 dengan prosentase 7,50%. Sedangkan responden paling sedikit berada pada kelas ke-1 pada interval 86,5- 89,5 dengan prosentase 5%. Penyebaran data dapat diperiksa dalam histogram berikut ini:
commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Deskripsi Data Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi 20 Frekuensi
15 15 10
10 10 5
2
3
86,5-89,5
83,5-86,5
0 80,5-83,5 Interval
77,5-80,5
74,5-77,5
Gambar 3. Grafik Histogram Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi
B. Pengujian Prasarat Analisis Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis seperti pada lampiran selanjutnya dianalisis untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan. Syarat analisis data yang digunakan analisis regresi linier adalah sebaran populasi data harus berdistribusi normal dan variabel bebas harus linier terhadap variabel terikat.
Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai hasil uji normalitas dan uji linieritas. Hasil uji prasarat analisis data dapat diperinci antara lain sebagai berikut:
1. Uji Normalitas Hasil uji normalitas digunakan untuk menunjukan apakah data yang dianalisis mempunyai sebaran (distribusi) normal atau tidak. Adapun pengujian ini meliputi: a. Kriteria Pengujian Prasarat Normalitas
Sebelum menguji normalitas dari masing-masing variabel, perlu membuat kriteria prasarat normalitas sebagai berikut: Ho: distribusi data hasil penelitian berbeda dengan distribusi teoritik, artinya data berdistribusi tidak normal. Ha: distribusi data hasil penelitian tidak berbeda dengan distribusi teoritik, artinya data berdistribusi normal. commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk menetapkan normal atau tidaknya distribusi data digunakan kriteria sebagai berikut: Jika p > 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal Jika p < 0,05 maka data yng diperolrh berdistribusi tidak normal b. Uji Normalitas Variabel X1( Intelegensi) Pada uji normalitas X1( Intelegensi), langkah pertama yang dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X1(dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 119). Adapun rangkuman variabel X1 (Intelegensi) dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 5. Rangkuman variabel Intelegensi Kelas
fo
fh
fo-fh
(fo-fh2)
10
0
0,33
-0,33
0,11
0,33
9
2
1,11
0,89
0,80
0,72
8
2
3,17
-1,17
1,36
0,43
7
7
6,37
0,63
0,40
0,06
6
12
9,03
2,97
8,83
0,98
5
7
9,03
-2,03
4,11
0,46
4
6
6,37
-0,37
0,14
0,02
3
2
3,17
-1,17
1,36
0,43
2
1
1,11
-0,11
0,01
0,01
1
1
0,33
0,67
0,45
1,38
Total
40
40,00
0,00
--
4,81
Mean: 113,75 Khi Kuadarat: 4,813
fo h² h
SB: 7,668 db:9
ρ= 0,850
Kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: χ2= 4,813 p= 0,850 commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil tersebut menunjukan bahwa p > 0,05 yaitu 0,850 > 0,05 maka Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari populasi berdistribusi normal. c. Uji normalitas X2(Kemandirian Belajar) Pada uji normalitas X2 (Kemandirian Belajar), langkah pertama yang dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X2( dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 120). Adapun tabel rangkuman tabel X2 (Kemandirian Belajar) dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 6. Rangkuman Variabel Kemandirian Belajar Kelas
fo
fh
fo-fh
(fo-fh2)
9
0
0,40
-0,40
0,16
0,40
8
0
1,50
-1,50
2,26
1,50
7
7
4,45
2,55
6,51
1,46
6
11
8,48
2,52
6,35
0,75
5
7
10,34
-3,34
11,18
1,08
4
6
8,48
-2,48
6,15
0,73
3
8
4,45
3,55
12,62
2,84
2
1
1,50
-0,50
0,25
0,17
1
0
0,40
-0,40
0,16
0,40
Total
40
40,00
0,00
--
9,32
Mean: 96,500 Khi Kuadarat: 9,321
fo h² h
SB: 18,998 db:8
ρ= 0,316
Kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: χ2= 9,321 p= 0,316 Hasil tersebut menunjukan bahwa p > 0,05 yaitu 0,316 > 0,05 maka Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari populasi berdistribusi normal. commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Uji Normalitas Variabel Y (Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi) Pada uji normalitas Y (Prestasi belajar mata pelajaran sosiologi), langkah pertama yang dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel Y (dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 121). Adapun tabel rangkuman variabel Y (prestasi mata pelajaran sosiologi) dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 7. Rangkuman variabel prestasi belajar mata pelajaran sosiologi Kelas
fo
fh
fo-fh
(fo-fh2)
10
1
0,33
0,67
0,45
1,38
9
2
1,11
0,89
0,80
0,72
8
2
3,17
-1,17
1,36
0,43
7
5
6,37
-1,37
1,87
0,29
6
10
9,03
0,97
0,94
0,10
5
10
9,03
0,97
0,94
0,10
4
3
6,37
-3,37
11,34
1,78
3
7
3,17
3,83
14,68
4,64
2
0
1,11
-1,11
1,23
1,11
1
0
0,33
-0,33
0,11
0,33
Total
40
40,00
0,00
--
10,88
Mean: 79,650 Khi Kuadarat: 10,881
fo h² h
SB:3,438 db:9
ρ= 0,284
Kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: χ2= 10,881 p= 0,284 Hasil tersebut menunjukan bahwa p > 0,05 yaitu 0,284 > 0,05 maka Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari populasi berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya mengetahui normalitas data hubungan variabel prediktor dengan kriteriumnya dapat dilihat dengan grafik berikut : commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Uji Linieritas dan Keberartian Dengan adanya hasil uji linieritas maka dapat diketahui apakah ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun dalam hal ini pengujian meliputi: a. Kriteria Pengujian Prasarat Linieritas Sebelum mengguji linieritas dari masing-masing variabel, perlu membuat kriteria persyaratan linieritas sebagai berikut: Ho: data hasil penelitian berbeda dengan data hasil teoritik, artinya tidak linier Ha: data hasil penelitian tidak berbeda dengan data hasil teoritik, artinya linier Untuk menetapkan linier tidaknya distribusi data digunakan kriteria sebagai berikut: Jika p > 0,05 maka data dalam penelitian memiliki korelasi yang linier Jika p< 0,05 maka data dalam penelitian korelasinya tidak linier. b. Uji Linieritas Variabel Intelegensi (X1) dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi (Y) Berdasarkan hasil uji linieritas antara Intelegensi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi, diperoleh p=0,198; F=1,697. Karena p > 0,05 maka Ha diterima. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa intelegensi dan to mempunyai user prestasi belajar mata pelajaran commit sosiologi korelasi yang linier. Hasil
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
uji linieritas intelegensi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 8. Rangkuamn uji linieritas X1 dengan Y Sumber
Derajat
R2
db
Var
F
ρ
Regresi
Ke1
0,336
1
0,336
19,211
0,000
0,664
38
0,017
--
--
Residu
Regresi
Ke2
0,365
2
0,182
10,631
0,000
beda
Ke2-ke
0,029
1
0,029
1,697
0,198
residu
1
0,635
37
0,017
--
--
Korelasinya Linier
Sebagai bukti bahwa korelasi antara intelegensi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi adalah linier dapat dilihat pada lampiran15 halaman 134 dalam bentuk grafik hasil uji linieritas intelegensi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. c. Uji Linieritas Variabel Kemandirian Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi (Y). Berdasarkan hasil uji linieritas antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi, diperoleh p=0,586; F=0,312. Karena p > 0,05 maka Ha diterima. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa kemandirian belajar dan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi mempunyai korelasi yang linier. Hasil uji linieritas kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 9. Rangkuman uji linieritas X2 dengan Y Sumber
Derajat
R2
db
Var
F
ρ
Regresi
Ke1
0,121
1
0,121
5,215
0,026
0,879
38
0,023
--
--
Residu
Regresi
Ke2
0,128
2
0,064
2,716
0,078
beda
Ke2-ke
0,007
1
0,007
0,312
0,586
residu
1
0,872
37
0,024
--
--
Korelasinya Linier
commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebagai bukti bahwa korelasi antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi adalah linier dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 135 dalam bentuk grafik hasil uji linieritas kemandirian belajar dengan perstasi belajar mata pelajaran sosiologi. C. Pengujian Hipotesis Setelah syarat-syarat tersebut terpenuhi, selanjutnya dapat dapat dilakukan analisis data untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya diterima atau ditolak. Adapun analisis regresi ganda menggunakan komputer seri SPSS edisi: Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2004 versi IBM/IN. Langkah yang dilakukan sesuai dengan prosedur, yaitu sebagai berikut: 1. Mencari Korelasi Antara Kriterium Dengan Prediktor a. Menghitung koefisien korelasi sedarhana antara X1 dan Y; X2 dan Y 1) Koefisien korelasi sederhana antara X1 dan Y ( Intelegensi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi) Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara intelegensi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Ha: Ada hubungan yang signifikan antara intelegensi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Langkah pertamayang harus dilakukan adalah membuat tabel rangkuman analisis korelasi (dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 127). Adapun tabel tersebut adalah sebagai berikut:
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 10. Matriks interkorelasi analisis regrasi
r
X1
X2
Y
X1
1,000
0,168
0,579
p
0,000
0,300
0,000
X2
0,168
1,000
0,347
p
0,300
0,000
0,026
Y
0,579
0,374
1,000
p
0,000
0,026
0,000
p dua ekor Setelah membuat rangkuman analisis korelasi selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus Product Moment, sehingga diperoleh: rx1y
= 0,579
p
= 0,000
Karena p < 0,05 maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis menurut Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2004 versi IBM/IN dapat disimpulkan bahwa hasilnya signifikan, yaitu 0,000 < 0,05, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada hubungan yang signifikan antara Intelegensi dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011” dinyatakan diterima. 2) Koefisien korelasi sederhana antara X2 dan Y( Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi). Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara intelegensi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi Ha: Ada hubungan yang signifikan antara intelegensi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Setelah membuat tabel kerja pada lampiran, selanjutnya dilakukan commit to user perhitungan sesuai dengan rumus Product Moment, sehingga diperoleh:
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rx2y
= 0,347
p
= 0,026
Karena p < 0,05 maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis menurut Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2004 versi IBM/IN dapat disimpulkan bahwa hasilnya cukup signifikan, yaitu 0,026 < 0,05, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada hubungan yang signifikan antara Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa SMA Kelas XI IPS Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011” dinyatakan diterima. b. Menghitung Koefisien Korelasi Ganda antara X1, X2, dengan Y Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Intelegensi dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Ha: Ada hubungan yang positif signifikan antara Intelegensi dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel sebagai berikut: Tabel 11. Koefisien Beta Dan Korelasi Parsial X
Beta β
0
47,799690
1 2
SB (β)
r- parsial
t
p
0,240459
0,057101
0,564
4,211
0,000
0,046550
0,023046
0,311
2,020
0,048
Galat baku: 2,743 Korelasi R : 0,633 Korelasi R Sesuaian: 0,633 Setelah itu membuat rangkuman tabel analisis regresi. Adapun tabel tersebut adalah sebagai berikut:
commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 12. Tabel Rangkuman Analisis Regresi – Model Penuh Sumber Variasi
Regresi Penuh
JK
184,4
db
RK
F
2
92,326
12,337
R2
ρ
0,400 0,000
Variabel X1
154,834
1
154,834
20,710
0,336 0,000
Variabel X2
29,369
1
29,369
3,964
0,064 0,051
Residu Penuh
276,621
37
7,476
--
--
--
Total
461,094
39
--
--
--
--
Setelah membuat tabel kerja (lihat pada lampiran), selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus sehingga diperoleh: ry(x1,2) = 0,633 p
= 0,000
F
= 12,337
Karena p < 0,05 maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis menurut Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2004 versi IBM/IN dapat disimpulkan bahwa hasilnya signifikan, yaitu 0,000 < 0,05, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada hubungan yang signifikan antara Intelegensi dan Kemandirian Belajar secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011” dinyatakan diterima.
2. Mencari Persamaan Garis Regresi Langkah pertama yang harus dialkukan adalah membuat tabel sebagai berikut:
commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 13. Coefficienta Model
Unstandardizer
Standardised
Coeffiient
Coeffient
B
Std. Error
1 (Constant)
47,799
6,611
Intelegensi
,240
,058
Kemandirian
,047
,023
t
Sig
7,230
,000
,536
4,151
,000
,257
1,991
,054
Beta
belajar
Setelah itu kemudian dapat diperoleh persamaan garis regresi sebagai berikut: a. Persamaan Regresi Linier Sederhana
1) Persamaan regresi linier sederhana antara Intelegensi (X1) dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi (Y) ^
1) Y = b0 +b1X1 ^
Y = 47,79 + 0,24 (X1) Artinya: i) Konstanta 47,79 dapat diartikan bahwa bila tidak ada variabel Intelegensi (X1), maka Prestasi Belajar Sosiologi (Y) yang dicapai siswa sebesar 47,79. ii) Koefisien regresi 0,24 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu unit ukuran intelegensi(X1) maka akan meningkatkan Prestasi Belajar Sosiologi (Y) sebesar 0,24. Gambar persamaan garis regresi dapat dilihat sebagai berikut:
commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 8. Garis Regresi Linear X1 dengan Y 2) Persamaan regresi linier sederhana antara Kemandirian Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi (Y) ^
Y = b0 +b1X2 ^
Y = 47,79+ 0,04(X2) Artinya: i) Konsatanta 47,79 dapat diartikan bahwa apabila tidak ada kemandirian belajar (X2), maka Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi (Y) yang dicapai siswa sebesar 47,79. ii) Koefisien regresi 0,04 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu unit kemandirian belajar (X2) maka akan meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi (Y) sebesar 0,04. Gambar persamaan garis regresi dapat dilihat sebagai berikut:
commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 9. Garis Regresi Linier X2 dengan Y b. Persamaan Regresi Linier Ganda ^
Y = b0 + b1X1 +b2X2 ^
Y = 47,79 + 0,24(x1) + 0,04(x2) Artinya: i)
Koefisien 47,79 menyatakan bahwa
apabila tidak ada variabel
intelegensi (X1) dan kemandirian belajar (X2) yang tinggi, maka prestasi belajar mata pelajaran sosiologi (Y) yang dicapai sebesar 47,79. ii)
Koefisien regresi X1= 0,24 menyatakan bahwa setiap penmbahan satu unit ukuran intelegensi akan meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi (Y) sebesar 0,24.
iii)
Koefisien regresi X2=0,04 menyatakan bahwa setiap penambahan satu unit kemandirian belajar (X2) akan meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi(Y) sebesar 0,04.
Lebih jelasnya, persamaan linier regresi ganda tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 10. Garis Regresi Linear X1dan X2 dengan Y Penjelasan gambar: a) Misal siswa A memperoleh nilai X1=20, berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh maka diperkirakan akan memperoleh skor Y sebesar ^
20+0,24 (20)=25, ini dapat diperoleh dari persamaan Y = 47,79 + 0,24 (X1). b) Misalnya siswa A memperoleh skor X2=20, berdasarkan persamaan garis regresi yang diperoleh maka diperkirakan akan memperoleh skor Y ^
sebesar 20+0,04(20)=20,8, ini dapat diperoleh dari persamaan Y = 47,79+ 0,04(X2). c) Misalnya siswa A memperoleh skor X1 =20 dan X2=20 berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh maka diperkirakan akan memperoleh skor Y sebesar 47,80+(0,24 20+(0,04 20=93,6 ini dapat diperoleh ^
dari persamaan Y = 47,79 + 0,24(x1) + 0,04(x2). Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata prestasi belajar mata pelajaran sosiologi akan meningkat atau menurun sebesar 47,79. Dalam hal ini untuk setiap peningkatan commit(X to user atau penurunan satu unit intelegensi ) akan menaikan atau menurunkan 1
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
prestasi belajar sosiologi (Y) sebesar 0,24. Demikian halnya dengan kemandirian belajar, setiap kenaikan atau penurunan satu unit kemandirian belajar (X2) akan menaikan atau menurunkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran(Y) Sosiologi sebesar 0,04. Menentukan Sumbangan Prediktor terhadap Sumbangan Kriterium Perhitungan sumbangan masing-masing variabel dengan bantuan komputer paket SPS edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih versi IBM/In program analisis regresi model penuh dan stepwise tergambar pada tabel perbandingan bobot prediktor model penuh sebagai berikut: Tabel 14. Perbandingan bobot Prediktor Variabel Korelasi
Lugas
Korelasi
Parsial
Koefisian
Determinasi
X
rxy
ρ
r par-xy
ρ
SD Relatif%
SD Efektif
1
0,579
0,000
0,564
0,000
83,933
33,580
2
0,347
0,026
0,311
0,048
16,067
6,428
Total
--
--
--
--
100,000
40,008
Berdasarkan hasil perhitungan sumbangan masing-masing variabel, peneliti memperoleh hasil sebagai berikut: a. Sumbangan Efektif (SE) Sumbangan Efektif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan murni yang diberikan masing-masing prediktor. 1) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Efektif X1 dengan Y atau SE (X1) yaitu sebesar 33,580%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa Sumbangan Efektif Intelegensi terhadap variansi naik turunnya Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi yaitu sebesar 33,580. 2) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Efektif X2 dengan Y atau SE (X2) yaitu sebesar 6,428%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa Sumbangan Efektif Kemandirian Belajar terhadap variansi naik turunnya Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi yaitu sebesar 6,428%. commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Sumbangan Efektif Intelegensi (X1) dan Kemandirian Belajar (X2) secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Soiologi (Y) atau SE(X1+X2) sebesar 40,008%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa Sumbangan Efektif (SE) Intelegensi dan Kemandirian Belajar secara bersama-sama terhadap variasi naik-turunnya Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi 40,008%. b.
Sumbangan Relatif (SR) Sumbangan Relatif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan masing-masing prediktor (X) terhadap kriterium (Y).
1) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif X1 dengan Y atau SR%(X1) sebesar 83,933%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa secara relatif variabel Intelegensi memberikan sumbangan sebesar 83,933% bagi naik turunnya variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi. 2) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif X2 dengan Y atau SR%(X2) sebesar 16,067%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
secara
relatif
variabel
Kemandirian
Belajar
memberikan
sumbangan sebesar 16,067% bagi naik turunnya variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi. 3) Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif X1
dan
X2
dengan
Y
atau
SR%
(X1+X2)
sebesar
83,933+16,067=100,000%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa secara relatif intelegensi dan Kemandirian Belajar memberikan sumbangan sebesar 100,000% bagi naik turunnya Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Pembahasan dan Analisis Data Setelah dilakukan analisis data untuk pengujian hipotesis kemudian dilakukan pembahasan dan analisis data terhadap rumusan hipotesis sebagai berikut: 1.
Hubungan antara Intelegensi (X1) dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi (Y). Hipotesis yang berbunyi “Ada Hubungan Antara Intelegensi Dengan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011” diterima karena rx1y = 0,579 dan p < 0,05 yang berati bahwa variabel Intelegensi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi memiliki hubungan yang positif yang cukup signifikan. Dikatan memiliki hubungan yang positif karena kedua variabel tersebut memiliki arah hubungan yang sama. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa intelegensi turut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan bekal intelegensi yang dimiliki oleh siswa dapat dikembangkan untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal di sekolah, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Muhibbin Syah (2003 : 148) “ Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat belajar siswa”.Dengan demikian terbukti bahwa Intelegensi sangat sangat berhubungan dengan baik buruknya prestasi belajar anak. Semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang maka semakin besar peluangnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Sebaliknya, seseorang yang memiliki intelegensi rendah akan sulit dalam mencapai keberhasilan belajar.
commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Hubungan antara Kemandirian Belajar (X2) Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi(Y) Hipotesis yang berbunyi” Ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011” diterima karena rx2y = 0,347 dan p < 0,05 yang berati bahwa variabel Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi memiliki hubungan yang positif yang cukup signifikan. Dikatan memiliki hubungan yang positif karena kedua variabel tersebut memiliki arah hubungan yang sama. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahwa kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai. Semakin tinggi tingkat kemandirian belajar yang dimiliki siswa maka prestasi belajar siswa juga semakin meningkat, sebaliknya semakin rendah tingkat kemandirian yang dimiliki oleh seorang siswa maka prestasi belajar siswa juga akan semakin menurun. Hasil tersebut sejalan dengan pendapat Haris Mudjiman (2006 :7 ) bahwa, “Belajar mandiri dalam kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah dan dibangun bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimilik”. Hal ini disebabkan karena kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada sesorang untuk melakukan kegiatan belajar karena dorongan dari dalam dirinya sendiri. Siswa yang sudah memiliki dan menerapkan kemandirian belajar dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari maka siswa tersebut akan berhasil dalam program pembelajaran yang dilalui. 3. Hubungan antara Intelegensi dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Hipotesis yang berbunyi” Ada hubungan antara intelegensi dan kemandirian belajar intelegensi dengan prestasi belajar sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011” diterima karena ry(x1,2) = 0,633, dan p < 0,05, yang berarti bahwa variabel Intelegensi dan Kemandirian Belajar memiliki arah hubungan commit positif toyang usercukup signifikan dengan Prestasi
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Belajar Mata Pelajaran Sosiologi. Dikatakan memiliki hubungan yang positif karena ketiga variabel tersebut memiliki arah hubungan yang sama. Berdasarkan penelitian tersebut, terlihat bahwa prestasi belajar siswa akan meningkat atau tinggi jika memiliki intelegensi yang cukup tinggi, di sini intelegensi sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai. Selain intelegensi, kemandirian belajar juga berpengaruh terhadap prestasi belajar di sekolah. Kemandirian merupakan salah satu unsur terpenting yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar, dan dapat memicu dalam memperbaiki prestasi dari proses belajar tersebut, karena menyangkut inisiatif siswa. Hal ini diperkuat dengan pendapat Muhibbin Syah (2003 : 145) “Ada tiga fakor yang mempengaruhi belajar siswa yakni faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar”.Dengan demikian intelegensi dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Intelegansi yang dimiliki oleh siswa, didukung dengan kemandirian belajar yang ada pada diri siswa, akan mempengaruhi kualitas belajar siswa sehingga prestasi belajar sosiologi yang diraihnya pun akan meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat hubungan yang positif signifikan antara intelegensi (X1) dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa (Y). Intelegensi merupakan bekal bagi siswa untuk menggembangkan diri dalam hubungannya dengan pencapaian prestasi belajar. Tingkat kecerdasan atau intelegensi seseorang menentukan keberhasilan belajarnya. Semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin besar peluangnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Sebaliknya, seseorang yang memiliki intelegensi rendah akan sulit dalam mencapai keberhasilan belajar. Siswa harus bisa menggembangka intelegensi yang dimiliki karena itu merupakan modal untuk mencapai prestasi dan masa depan yang lebih baik. 2. Terdapat hubungan yang positif signifikan antara kemandirian belajar (X2) dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa (Y). Siswa harus memiliki kemandirian dalam belajar sehingga prestasi belajar sosiologi yang dicapai semakin tinggi. Kemandirian belajar merupakan sikap dari dalam diri siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemandirian belajar merupakan modal bagi siswa untuk mencapai prestasi belajar. Seorang siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi akan berusaha semaksimal untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Dalam proses pembelajaran siswa yang terbiasa memiliki sikap mandiri akan memperoleh prestasi yang baik. 3. Terdapat hubungan yang positif signifikan antara intelegensi (X1) dan kemandirian belajar (X2) secara bersama-sama dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa (Y). Intelegensi yang dimiliki oleh siswa disertai dengan adanya kemandirian belajar secara empiris memiliki hubungan dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Oleh karena itu, untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi, siswa diharapkan untuk commit to user secara optimal. Hal ini dapat menggunakan kemampuan intelegensi
81
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian prestasi belajar dan disertai dengan memiliki sikap kemandirian dalam belajar.
B. Implikasi Berdasarkan penelitian di atas, maka selanjutnya dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut: 1. Intelegensi secara empiris memiliki hubungan dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Oleh karena itu, siswa harus mengembangkan kemampuan intelegensi yang dimiliki dengan cara belajar secara aktif dan berusaha semaksimal mungkin dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kaitannya dengan proses pembelajaran agar intelegensi yang dimiliki dapat digunakan secara maksimal. Selain dari siswa, guru juga dapat berperan dalam memaksimalkan intelegensi yang dimiliki oleh siswa dengan memberikan membimbing dan merangsang daya pikir siswa untuk memaksimalkan intelegensi yang dimiliki dengan cara memberikan tugas, hal ini dapat bermanfaat bagi siswa agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Semakin sering siswa dibimbing dalam memecahkan suatu masalah maka intelegensi yang dimiliki akan berperan dalam proses pembelajaran secara maksimal. 2. Kemandirian secara empiris memiliki hubungan dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Oleh karena itu, siswa harus meningkatkan kemandirian dalam belajar dengan cara berusaha semaksimal mungkin dalam memecahkan masalah dalam belajar, bahan untuk memecahakan masalah dapat ditemukan bukan hanya dari guru saja tetapi siswa dapat mencari bahan melalui sumbersumber lain. Hal ini dapat berfungsi untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dengan rajin mencari bahan-bahan belajar untuk mencapai prestasi belajar yang baik. Guru di sekolah juga dapat berperan dalam meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar dengan cara memberi commit user tugas rumah, dengan tugas yangtodiberikan maka siswa dituntut untuk
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
belajar secara mandiri, berusaha memecahkan masalah yang diberikan. Memecahkan soal-soal yang diberikan oleh guru dan banyak berlatih mengerjakan
soal-soal
dapat
merangsang
untuk
meningkatkan
kemandirian belajar. 3. Intelegensi disertai kemandirian dalam belajar secara empiris memiliki hubungan dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Oleh karena itu untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi, intelegensi yang dimiliki harus dimanfaatkan secara maksimal misalnya dengan cara mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, berusaha mencari solusi dari masalah belajar yang dihadapi dengan demikian intelegensi yang dimiliki dapat digunakan secara optimal. Selain menggembangkan intelegensi juga disertai dengan meningkatan kemandirian dalam belajar. Misalnya dengan cara berusaha memecahkan suatu soal, dari soal yang ada siswa terdorong untuk mencari jawaban. Dan dari hal ini kemandirian belajar akan semakin meningkat yang menggakibatkan prestasi belajar yang dicapai juga akan maksimal. 2. Saran 1. Bagi orang tua 1) Hendaknya orang tua dapat memotivasi anak untuk rajin belajar, mendayagunakan kemampuan intelegensi yang dimilki dengan cara rajin belajar, berusaha memecahkan masalah yang dihadapi. 2) Hendaknya orang tua dapat menciptakan suasana rumah yang kondusif. Karena dengan suasana rumah yang kondusif anak dapat lebih merasa nyaman di rumah dan akan terdorong untuk rajin belajar. Orang tua dapat berperan dalam meningkatkan kemandirian belajar anak dengan cara memantau dan lebih memperhatikan anak dalam belajar. Dengan demikian anak akan lebih semangat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan dapat meningkatkan kemandirian dalam belajar. 3)
Selain orang tua memotivasi anak untuk rajin belajar, orang tua to user juga harus mengawasi commit anak dalam belajar. Dengan belajar anak dapat
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendayagunakan kemampuan intelegensi yang dimiliki disertai dengan menanamkan sikap kemandirian dalam belajar. Kemandirian belajar yang dimiliki akan membantu anak untuk mencapai prestasi yang tinggi di sekolah. 2. Bagi siswa 1) Hendaknya siswa berusaha semaksimal mungkin untuk aktif belajar guna memaksimalkan kemampuan intelegensi yang dimilikinya. Misalnya dengan cara belajar memecahkan masalah yang ada, karena dari hal itu siswa akan berfikir untuk mencari solusi dari masalah yang ada dan hal ini akan berdampak pada penggunaan intelegensi secara optimal. 2) Hendaknya siswa dapat meningkatkan kemandirian dalam belajar yang tinggi dalam kegiatan belajar-mengajar, dengan cara melakukan aktivitas belajar secara berkesinambungan dan bervariasi. Siswa harus menyadari pentingnya suatu prestasi dalam dunia pendidikan, sehingga dapat memotivasi dirinya untuk dapat berprestasi. 3) Hendaknya siswa selain mengoptimalkan kemampuan intelegensi yang dimiliki juga harus disertai dengan meningkatkan kemandirian dalam belajar. Intelegensi merupakan bekal bagi siswa untuk mencapai belajar di sekolah, apabila siswa memilki intelegensi yang tinggi maka prestasi yang
diperoleh
juga
akan
tinggi.
Dengan
menerapkan
dan
meningkatkan kemandirian dalam belajar, hal ini akan membantu untuk mencapai prestasi belajar yang semakin tinggi. 3. Bagi Sekolah a. Kepala Sekolah 1) Hendaknya Kepala Sekolah dapat memotivasi siswa untuk belajar secara aktif guna mengoptimalkan kemampuan intelegensi yang dimilki. 2) Hendaknya
Kepala
Sekolah
membina,
membimbing
dan
mendorong para siswa untuk dapat membangkitkan kemandirian commit toprestasi user belajar. belajar dalam meningkatan
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Hendaknya kepala sekolah dapat memberikan dorongan kepada guru perihal berbagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Termasuk di dalamnya upaya untuk mendayagunakan kemampuan intelegensi pada siswa dan meningkatkan kemandirian dalam belajar. b. Guru 1)
Hendaknya guru selalau berusaha membimbing dan merangsang daya pikir siswa untuk memaksimalkan intelegensi yang dimiliki guna mencapai hasil yang positif.
2)
Hendaknya guru dapat memotivasi siswa untuk mandiri dalam belajar dengan memberikan tugas baik di rumah maupun di sekolah.
3)
Hendaknya
guru
dapat
memperhatikan
atau
memantau
perkembangan belajar siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi dengan mendayagunakan kemampuan intelegensi yang dimilki dan meningkatkan kemandirian dalam belajar. 4. Bagi peneliti mendatang Penelitian ini masih bersifat sederhana dan masih memerlukan penelitian lanjutan, misalnya dengan meneliti faktor-faktor lain yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Karena selain faktor intelegensi dan kemandirian belajar tentunya masih ada faktor lain yang berhubungan dengan prestasi belajar sosiologi pada diri anak dan faktor-faktor inilah yang perlu dikaji lagi sehingga penelitian lanjutan sangat diperlukan.
commit to user