PENGARUH PENGGUNAAN METODE BANDONGAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI KITAB KUNING SANTRI MA’HAD PUTRA STAIN SALATIGA TAHUN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh
MIFTAHUDIN NIM : 11107013 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI ) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2011
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Miftahudin
NIM
: 11107013
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
ii
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
NOTA PEMBIMBING Lampiran
: 4 Eksemplar
Salatiga, 10 Agustus 2011
Hal
: Naskah Skripsi Sdra. Miftahudin Kepada Yth
:
Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh. Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama : MIFTAHUDIN NIM
: 11107 013
Judul :PENGARUH PENGGUNAAN METODE BANDONGAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI KITAB KUNING SANTRI MA’HAD PUTRA STAIN SALATIGA TAHUN 2010/2011. Dengan ini kami mohon kepada Bapak ketua STAIN Salatiga agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosahkan. Demikian nota pembimbing ini kami sampaikan , kemudian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum warohmatullah wabarokatuh. Pembimbing,
Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. NIP. 19541002 198403 1 001
iii
SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN METODE BANDONGAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI KITAB KUNING SANTRI MA’HAD PUTRA STAIN SALATIGA TAHUN 2010/2011 DISUSUN OLEH MIFTAHUDIN NIM : 11107013
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, Pada Tanggal 19 Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susuna panitia penguji Ketua penguji
: Drs. Suwardi, M.Pd.
Sekretaris Penguji
: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Penguji I
: Muna Erawati, M.Si.
Penguji II
: Siti Rukhayati, M.Ag.
Penguji III
: Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag Salatiga 19 Agustus 2011 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 19580827198303 1 002
iv
MOTTO
Janganlah Suka Meremehkan Seseorang Karena Siapa Tahu Orang Yang Kau Remehkan Lebih Baik Daripada Yang Meremehkan
v
PERSEMBAHAN Sekripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Bapak ibuk tercinta (Marsidi & Danijah) yang tidak henti-hentinya memberikan semangat serta do’a 2. Kakak-kakakku tercinta (Asrofi, Dawam, Muhlisin) yang selalu menyemangati penulis 3. Bapak M. Farid Abdullah M. Hum. Yang telah memberikan ijin untuk meneliti di Ma’had 4. Saudara Miftahus Surur, Cholilurachman, Anang Eko Saputra, Abdul Ghoni dan Teman-teman pengurus ma’had putra yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah memberikan dorongan dan motivasi 5. Saudari Daniyatul Avivah yang telah memberikan dorongan dan motivasi 6. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi yang telah memberikan banyak pengalaman vi
Kata Pengantar
بسم ا الر حمن الر حيم Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang maha mengetahui apa yang tampak maupun tersembunyi, karena atas rahmad dan hidayah, serta taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan SKRIPSI ini dengan lancar. Shalawat beriring salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rosulullah Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman Jahiliah menuju zaman Islamiah atau zaman kegelapan menuju zaman terang benderang, semoga pada ahir kelak kita diakui oleh umatnya dan mendapat syafa’atnya, amin. Skripsi ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan islam (S.Pd,I). Adapun judul skripsi ini adalah “PENGARUH PENGGUNAAN METODE BANDONGAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI KITAB KUNING SANTRI MA’HAD PUTRA STAIN SALATIGA TAHUN 2010/2011”. Selain itu penulis menyadari sepenuhnya bahwa peneltian ini tidak dapat berhasil dan terlaksana tanpa bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada 1. Bapak Dr.Imam Sutomo sebagai ketua STAIN Salatiga 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Selaku kaprogdi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga.
vii
3. Bapak Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
Selaku dosen pembimbing dalam
penulisan skripsi ini. 4. Bapak Farid Abdullah M.Hum. Selaku pengasuh Ma’had Putra STAIN Salatiga. 5. Ayah dan bunda tercinta yang telah membiayai kuliah sampai selesai. 6. Temen-temen mahasiswa yang tinggal di Ma’had STAIN Salatiga angkatan 2010/2011 sebagai responden, yang telah dengan ihklas memberikan jawaban dari angket yang telah penulis ajukan. 7. Teman-teman Pengurus Ma’had Putra STAIN Salatiga yang telah memotivasi dalam pembuatan skripsi ini. 8. Teman-teman mahasiswa jurusan tarbiyah PAI kelas A angkatan 2007/2008 yang telah memotivi dalam pembuatan sekripsi ini. 9. Sahabat-sahabat semuanya yang telah memberikan dorongan dan motivasi hingga terselesainya Skripsi ini. Harapan penulis semoga amal baik dari beliau semua mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridlo Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pembaca lain yang tertarik pada kajian ilmu kependidikan. Tak lupa kritik dan saran untuk kesempurnaan penelitian ini sangat penulis harapkan. Salatiga, 10 Agustus 2011
Penulis
viii
ABSTRAK Miftahudin , 2011. Pengaruh Penggunaan Metode Bandongan Terhadap Kemampuan Memahami Kitab Kuning Santri Ma’had Putra Stain Salatiga Tahun 2010/2011. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. Kata kunci: Penggunaan Metode Bandongan dan Kemampuan Memahami Kitab Kuning Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode bandongan terhadap kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah penggunaan metode bandongan dalam pembelajaran kitab kuning di Ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011? 2. Bagaimanakah kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011? 3. Adakah pengaruh penggunaan metode bandongan terhadap kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011? Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik angket, tes formatif, metode dokumentasi, dan metode observasi. Subjek penelitian ini adalah seluruh santri Ma’had Putra STAIN Salatiga angkatan 2010/2011, sebanyak 20 orang. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat penggunaan metode bandongan dalam pembelajaran kitab kuning di Ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011 yang tergolong tinggi adalah berjumlah 9 orang atau mencapai 45%. Sedangkan kemampuan memahami kitab kuning santri Ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011 yang tergolomg tinggi sebanyak 80% (sebanyak 16 orang). Setelah data berhasil dihitung, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan rtabel, dengan jumlah subyek 20 responden dengan taraf signifikansi 5% dan 1% , diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 5%= 0,444 dan 1%= 0,561 dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi ro = 0,704 > 0,444 dan 0,704 > 0,561. Maka hipotesis kerja Ha yang berbunyi “ada pengaruh yang positif antara penggunaan metode bandongan terhadap kemampuan memahami kitab kuning santri Ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011” hipotesis yang penulis ajukan diterima.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
iv
MOTTO .....................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ......................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vii
ABSTRAK .................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...............................................................................................
x
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...........................................................
4
D. Hipotetsis Penelitian .....................................................
4
E..Manfaat Penelitian .........................................................
5
F. Definisi Oprasional ........................................................
6
G. Metodologi Penelitian ....................................................
9
H. Sistematika Penulisan ....................................................
13
LANDASAN TEORI A. Kajian tentang penggunaan metode bandongan ............
15
1. Pengertian Metode .....................................................
16
x
2. Pendapat para pakar pendidikan tentang metode ....
17
3. Pengertian metode bandongan .................................
20
4. Ilustrasi penggunaan meode bandongan ..................
23
5. kelebihan dan kekurangan metode bandongan ........
24
B. Kemampuan memahami kitab kuning ...........................
25
1. Pengertian Kemampuan .........................................
25
2. Macam-macam kemampuan ...................................
26
3. Pengertian memahami .............................................
27
4. Tolak ukur memahami kitab kuning .......................
27
5. Pengertian kitab kuning...........................................
29
6. Klasifikasi kitab kuning ..........................................
30
7. Fungsi kitab kuning .................................................
31
8. Pentingnya pengkajian kitab kuning dima’had .......
32
C. Pengaruh Penggunaan Metode Bandongan terhadap Kemampuan Memahami Kitab Kuning .............................................. BAB III
34
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum lokasi dan subjek penelitian .............
38
1. Visi dan misi ma’had ..............................................
38
2. Tujuan pendirian ma’had ........................................
39
3. Sasaran ma’had .......................................................
39
xi
BAB IV
BAB V
4. Program ma’had ......................................................
39
5. Pengajaran di ma’had ..............................................
40
6. Dasar pemikiran ......................................................
41
7. Bahasa pengantar ma’had .......................................
33
8. Jadwal kegiatan di ma’had ......................................
43
9. Dewan penyantun ma’had .......................................
44
B. Penyajian Data ................................................................
47
1. Data responden ........................................................
47
2. Dafar jawaban angket dan tes formatif ...................
49
ANALISA DATA A. Analisis pendahuluan .....................................................
55
B. Analisis uji hipotesis .......................................................
64
C. Pembahasan ...................................................................
67
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................
69
B. Saran-saran ....................................................................
70
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I jadwal kegiatan ma’had harian ......................................................
43
Tabel II jadwal kegiatan ma’had mingguan ................................................
44
Tabel II nama-nama pengurus ma’had ........................................................
46
tabel IV Daftar Nama Responden santri Ma’had Putra STAIN Salatiga angkatakn 2010/2011 ....................................................................
47
Tabel V Data Jawaban Angket Variabel Penggunaan Metode Bandongan
52
Tabel VI Data Jawaban tes formatif Variabel kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga .......................
53
Tabel VII Data Nilai dan Nominasi Tingkat Penggunaan Metode Bandongan Ma’had Putra STAIN Salatiga ......................................................
56
Tabel VIII Frekuensi Tingkat Penggunaan Metode Bandongan Ma’had Putra STAIN Salatiga ...................................................................
59
Tabel IX Data Nilai dan Nominasi Tingkat Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga .....................
61
Tabel X Frekuensi Tingkat Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011 ..........................
64
Tabel XI Kerja Product Moment Pengaruh Antara Penggunaan Metode bandongan kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011 .......................................
65
Tabel XII Nilai Product Moment ................................................................
67
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur’an dan Hadits adalah dua sumber ajaran Islam yang harus di pegang teguh oleh umat Islam, karena didalamnya terdapat ajaran-ajaran yang harus dilaksankan oleh umat Islam. Ajaran-ajaran tersebut ada yang tertulis secara langsung (tersurat) dan ada yang ditulis secara tidak langsung (tersirat). Sebagian ulama’ terdahulu menjelaskan isi kandungan al-Qur’sn dan Hadits ditulis dalam kitab kuning. Kitab kuning pada umumnya dipahami sebagai kitab-kitab keagamaan berbahasa Arab, menggunakan aksara Arab yang ditulis oleh para ulama’ dan pemikir muslim lainya di masa lampau, hususnya yang berasal dari timur tengah. Kitab kuning mempunyai format sendiri yang khas dan warna kertasnya kekuning-kuningan (Azyumardi Azra, 1999: 111). Menurut Chozin Nasuha Jika kitab kuning termasuk kitab-kitab yang belum dicetak (makhthuthoh), diteliti secara subtansial, maka tentu semua itu merupakan penjabaran dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi atau referensi. Paling tidak mengambil legimitasi dari dua sumber ajaran ini. Dengan demikian bukan saja bidang ibadah, fiqih, tauhid, tafsir, hadits dan ahlak yang menjadi cakupan materi kitab kuning, melainkan juga mencakup materi sejarah,
1
2
peradaban, sastra, mistisme, pranata sosial dan politikpun bisa menjadi materi kajian penting dalam kurikulumnya (Darojah Arga Fatmawati, 2003: 2) Pada masa lalu pengajaran kitab kuning merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Tujuan utama dari pengajaran kitab kuning ini adalah mendidika calon-calon ulama’. Para santri yang bercita-cita menjadi ulama’ mengembangkan keahlianya dalam bahasa arab melalui metode sorogan dalam pengajian, sebelum mereka pergi ke pesantren untuk mengikuti metode bandongan (Zamakhsyari Dhofier, 1994: 50) Masa sekarang, banyak lembaga-lembaga formal yang memasukkan pelajaran kitab kuning kedalam kurikulum lokal.
Seperti SMP atau
Sederajatnya, SMA atau sederajtnya dan Universitas. Dapat dilihat salah satunya di STAIN Salatiga tepatnya di Ma’had putra STAIN Salatiga. Menurut ustazd Miftahus Surur yang menjabat sebagai ketua Ma’had Putra STAIN Salatiga periode 2010/2011 yang diwawancarai pada Tgl 08 Juni 2011, mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran kitab kuning di Ma’had sangat dibutuhkan. Mengingat kodisi santri yang sangat membutuhkan pembelajan agama Islam. Pengajaran kitab kuning di Ma’had tersebut tidak mudah untuk dilaksanakan mengingat dengan adanya hambatan-hambatan, seperti keadaan dan latar belakang santri sebelum masuk ke Ma’had. Muncul dua persoalan yang menuntut penyelesaian proporsional yaitu persoalan alokasi waktu dan kemampuan para santri yang beragam. Dengan adanya
3
permasalahan seperti itulah dibuthkan metode yang tepat dalam mengajarkan kitab kuning. Sehingga masalah tersebut bisa teratasi dan tujuan pengajaran kitab kuning dapat tercapai yaitu metode Bandongan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti secara ilmiah tentang “PENGARUH PENGGUNAAN METODE BANDONGAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI KITAB KUNING SANTRI MA’HAD PUTRA STAIN SALATIGA TAHUN 2010/2011”. B. Rumusan Masalah Untuk menganalisis permasalahan tentang metode bandongan terhadap
kemampuan
memahami
kitab
kuning,
maka
penulis
akan
mengemukakan pokok pembahasan dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penggunaan metode bandongan dalam pembelajaran kitab kuning di Ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011? 2. Bagaimanakah kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011? 3. Adakah pengaruh penggunaan metode bandongan terhadap kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011?
4
C. Tujuan Penelitian Agar dapat memberikan gambaran secara kongkrit serta arah yang jelas dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penggunaan metode bandongan dalam membaca kitab kuning di Ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2011. 2. Untuk mengetahui kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2011. 3. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh penggunaan metode bandongan terhadap kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2011 D. Hipotesis Penelitian Yang dimaksud dengan hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara
terhadap
permasalahan
penelitian
yang
akan
diujikan
kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998: 64) Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5
“Ada
pengaruh
positif
penggunaan
metode
bandongan
terhadap
kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2011”. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, maka diharapkan akan memberikan manfaat: 1. Secara praktek, Ustadz atau dosen dapat menerapkan metode bandongan dalam hal pembelajaran kitab kuning secara baik dan benar. 2. Secara teoritik, a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan atau informasi secara jelas dan benar tentang pelaksanaan metode bandongan dalam pembelajaran kitab kuning di Ma’had putra STAIN Salatiga. b. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dalam khazanah dunia pendidikan Islam dalam menjaga kemurnian ajaran agama Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan. c. Memberikan motivasi kepaada santri ma’had putra, untuk rajin dan giat mempelajari kitab kuning. d. Menambah wawasan penulis dalam hal pengajaran kitab kuning.
6
F. Definisi Operasional Untuk
menghindari
timbulnya
berbagai
penggunaan kata pada judul dan juga untuk
interpretasi
dalam
membatasi ruang lingkup
pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu penulis jelaskan kata kunci yang terkandung dan menjadi variabel penelitian, istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Penggunaan Metode Bandongan Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya). Yang berkuasa atau yang berkekuatan (W.J.S. Poerwadarminta, 2006: 865) Secara etimologi istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”. Kata ini berasal dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara (Armai Arief, 2002: 40). Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud (W.J.S. Poerwadarminta, 2006: 767) Bandongan adalah pengajaran yang diterapkan di pondok pesantren dengan sistem klasikal (EM. Zul Fajri, T.Th: 115). Sedangkan Metode bandongan adalah cara kyai atau guru membahasakan teks-teks kitab yang berbahasa Arab, menerjemahkanya ke dalam bahaa lokal, dan sekaligus menjelaskan maksud yang terkandung dalam kitab tersebut (M. Dian Nafi’ Dkk, 2007: 67)
7
Sesuai dengan pengamatan penulis, dalam sistem bandongan murid/santri
mendengarkan
seorang
kyai/guru
yang
membaca,
menerjemahkan, menerangkan kata-kata atau kalimat dalam kitab kuning, dan sering kali kyai menjelaskan dan menganalisis apa yang terkandung dalamnya. Setiap murid memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan-catatan (baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau buah pikiran yang sulit. Dengan melihat dari uraian diatas maka penulis merumuskan indikator penggunaan metode bandongan adalah sebagai berikut: a. Mengartikan mufrodat dalam kitab kuning secara benar b. Memberi harokat bacaan dalam kitab kuning secara benar c. Membaca kitab kuning secara benar d. Aktif dalam pembelajaran kitab kuning e. Menguasai suasana dalam pembelajaran f. Semanagat dalam pembelajaran kitab kuning 2. Kemampuan Memahami Kitab Kuning Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan, kekuatan kita berusha dengan diri sendiri (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 707). Jadi kemampuan adalah suatu ketrampilan yang dimiliki seseorang didalam melakukan sesuatu baik yang bersifat fisik atau non fisik. Seseorang dapat
8
dikatakan mampu atau memiliki kemampuan bila ia sanggup melakukan sesuatu. Memahami adalah mengerti benar (akan). Mengetahui benar, memaklumi. (W.J.S. Poerwadarminta, 2006: 821) Kitab kuning pada umumnya dipahami sebagai kitab-kitab keagamaan berbahasa arab, menggunakan aksara arab yang ditulis oleh para ulama’ dan pemikir muslim lainya dimasa lampau, hususnya yang berasal dari timur tengah. Kitab kuning mempunyai format sendiri yang khas dan warna kertasnya kekuning-kuningan (Azyumardi Azra, 1999: 111) Dari
pengertian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
Dalam
pembelajaran kitab kuning santri dituntut untuk dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru atau ustadz yang telah mengajar. Santri harus dapat menganalisis kata-kata atau kalimat-kalimat yang berada dalam kitab kuning. Jadi Kemampuan memahami kitab kuning yang dimaksudkan penulis adalah seorang santri yang tidak hanya mampu membaca kitab kuning saja akan tetapi juga mampu mengetahui apa maksud dari kitab yang dibaca. Dengan melihat dari uraian diatas maka penulis merumuskan indikator kemampuan memahami kitab kuning adalah sebagai berikut:
9
a. Mampu menerjemahkan kalimat dalam kitab kuning b. Mampu menganalisis isi kalimat dalam kitab kuning. 3. Ma’had Putra STAIN Salatiga Ma’had mahasiswa putra STAIN Salatiga adalah
asrama
mahasiswa yang berupaya merealisasikan visi dan misi STAIN Salatiga, khususnya dalam mencetak sarjana yang intelek profesional yang ulama' dan ulama' intelek yang profesional, yang mempunyai kedalaman ilmu, moral dan spiritual, sehingga dapat dan mampu menjawab tantangan zaman. G. Metode Penelitian Adapun metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciricirinya akan diduga (Masri Singarimbin Dkk., 1989: 152). Populasi dalam penelitian ini adalah para santri ma’had putra tahun 2011. Dikarenakan populasi dalam penelitaian ini jumlahnya hanya 20 mahasiswa, maka pada penelitian ini, subyek yang diperoleh peneliti adalah semua santri ma’hd putra tahun 2011 2. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan alat bantu yang akan digunakan dalam mengumpulkan data yaitu sebagai berikut:
10
a. Angket (quesioner) Quesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laoran tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 1998: 128). Dan dalam penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup, sehingga responden tinggal menjawab pertanyaan yang telah disediakan. Quesioner di sini digunakan sebagai metode pokok dalam memperoleh informasi tentang pengaruh metode bandongan terhadap kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga. b. Tes Formatif Penulis mengadakan tes yang harus dikerjakan oleh para siswa sebagai instrumen dalam penelitian ini. Tes di sini juga digunakan sebagai metode pokok dalam memperoleh informasi tentang pengaruh metode bandongan terhadap kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga c. Wawancara atau interviw Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data dengan cara bertanya secara lansung kepada responden (Suharsimi Arikunta, 1998: 67). Responden tersebut antara lain para santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2011, dengan maksud diwawancarai tentang metode bandongan di Ma’had putra STAIN Salatiga.
11
d. Metode Observasi (Pengamatan) Metode observasi adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang lokasi ma’had putra pada saat menjawab soal. e. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau vaeiabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya
(Suharsimi
Arikunta, 1998: 236). Dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengambil yang telah ada di Ma’had serta gambaran, keadaan, lokasi dan sarana-prasarana yang ada di Ma’had putra STAIN Salatiga. 3. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data penelitian ini, penulis telah terlebih dahulu memisahkan antara variabel pengaruh (variabel X) tentang metode bandongan dan variabel terpengaruh (variabel Y) tentang kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2011 Setelah
data-data
terpisah,
penulis
penganalisaan yang terdiri dari dua tahap yaitu:
melanjutkan
langkah
12
a. Analisis Awal Untuk menganalisa data distribusi frekuensi tentang metode bandongan terhadap kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2011. Maka penulis akan menganalisis prosentase, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P=
F X 100% N
Keterangan: P
= Prosentase angka yang dicari
F
= Frekuensi jawaban yang dipilih
N
= Jumlah individu yang menjadi sampel 100% bilangan konstan.
b. Analisis Lanjut Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh metode bandongan terhadap kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga, penulis menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
rxy =
{N ∑ xy − (∑ x )(∑ y )} {N ∑ x − (∑ x) }{N ∑ y − (∑ y ) } 2
2
2
2
13
Keterangan: rxy : Koefisien antara variabel x dan y XY : Perkalian antara x dan y
X
Y
2
2
: Variabel Pengaruh
: Variabel Terpengaruh
N
: Jumlah sampel yang dimiliki
∑
: Sigma (jumlah) Jika telah diketahui rxy maka dilakukan analisa uji hipótesis,
sehingga hipótesis yang dikemukakan dapat diterima atau ditolak. H. Sistematika Penulisan Laporan Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan laporan. Bab II Landasan Teori Pada bab ini akan diuraikan berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, khususnya berkaitan dengan varible penelitian yaitu tori-teori mengenai metode bandongan, kemampuan memahami kitab
14
kuning dan pengaruh metode bandongan terhadap kemampuan memahami kitab kuning di Ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2011. Bab III Laporan Penelitian Pada bab ini berisi tentang metode penelitian dan laporan penelitian yang meliputi sejarah dan letak geografis, struktur organisasi,
tempat
penelitian. Bab IV Analisis Data Meliputi pendahuluan, analisis data, dari semua data yang telah terkumpul. Bab V Kesimpulan dan Saran Meliputi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengaruh Penggunaan Metode Bandongan Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan atau materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi sendiri. Sebuah adigum mengatakan bahwa “al-Thariqat Ahamm Min al-Maddah” artinya metode jauh lebih penting dibanding materi (Armai Arief, 2002: 39). Adalah sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikaif lebih disenangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya materi yang cukup baik, karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik, maka materi itu sendiri kurang dapat dicerna oleh peserta didik. Oleh karena itu penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien. Keberhasilan penggunaan suatu metode merupakan keberhasilan proses pembelajaran yang pada akhirnya berfungsi sebagai determinasi kualitas pendidikan. Sehingga metode pendidikan Islam yang dikehendaki akan membawa kemajuan pada semua bidang ilmu pengetahuan dan
15
16
ketrampilan. Secara fungsional dapat merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan. Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode dalam pembelajaran itu sangat penting penerapan metode yang tepat, sangat mempengaruhi
pencapaian
keberhasilan
yang diharapkan.
Sedangkan
penerapan metode yang tidak tepat akan berakibat anak didik kurang bergairah mengikuti pembelajaran, waktu dan tenaga terbuang sia-sia guru menambah beban bagi dirinya sendiri, bahkan penggunaan metode secara monoton menyebabkan anak merasa bosan dalam belajar. 1. Definisi metode Secara etimologi istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”. Kata ini berasal dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara (Armai Arief, 2002: 40). Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa arab metode disebut “ ”طريقartinya jalan, tempat lalu (Mahmud Yunus, 1990: 236). Dalam kamus besar bahasa Indonesia. Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (W.J.S. Poerwadarminta, 2006: 767). Ada juga yang berpendapat bahwa metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan (Darojah Arga Fatmawati, 2003: 2) hal ini berlaku baik bagi guru (ustadz) maupun bagi siswa (santri), makin baik metode itu makin efektif juga pencapaian tujuan.
17
Dengan memiliki pengertian secara umum mengenai sifat berbagai metode, baik mengenai kebaikan-kebaikanya maupun mengenai kelemahankelemahanya. Seorang akan lebih mudah menerapkan metode yang paling tepat untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya. Metode ialah cara yang paling tepat dan cepat dalam melaksanakan sesuatu (Ahmad Tafsir, 1995: 9). Karena metode berarti cara yang tepat dan cepat, maka untuk kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan benarbenar secara ilmiah. Karena itulah sutu metode selalu merupakan hasil experiment. Sehingga dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode bandongan dalam pengajaran kitab kuning adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan kitab kuning. Pengajaran tepat adalah pengajaran bagi siswa. Sedangkan pengajaran cepat adalah pengajaran yang tidak membutuhkan waktu lama. 2. Pedapat para pakar pendidikan tentang metode a. Al-Ghozali Berbicara mengenai metode yang digunakan dalam mendidik, alGhozali mengemukakan beberapa metode alternatif antara lain: 1) Mujahadah dan Riyadlah Nafsiyah (kekuatan dan latihan jiwa)
18
Yaitu mendidik anak dengan cara mengulang-ulangi pengalaman. Hal ini akan meninggalkan kesan yang baik dalam jiwa anak didik dan benar-benara akan menekuninya sehingga terbentuk akhlak dan watak dalam dirinya. 2) Mendidik anak hendaknya mengunakan beberapa metode. Penggunaan metode yang bervariasi akan membangkitkan motivasi belajar dan mengilangkan kebosanan. 3) Pendidik hendaknya memberikan hukuman.(Armai Arief, 2002: 45).
dorongan
dan
Memberikan dorongan berupa pujian, penghargaan dan hadiah kepada anak yang berprestasi, sedangkan memberikan hukuman hendaknya yang bersifat mendidik dengan maksud memperbaiki perbuatan yang salah agar tidak menjadi kebiasaan. b. Ibnu Khaldun Pendapat Ibnu Khaldun tentang metode pendidikan adalah sebagai berikut : 1) Metode ilmiah yang modern, yaitu menumbuhkan kemampuan memahami ilmu dengan kelancaran berbicara dalam diskusi untuk menghindari verbalisme dalam pelajaran 2) Metode gradasi (pentahapan) dan pengulangan. Pengetahuan bersifat global bertahap dan terperinci, agar anak memahami permasalahan dan menerima penjelasan sesuai dengan tingkat berfikirnya. 3) Menggunakan media (alat peraga) untuk membantu siswa dalam memahami materi pelajaran 4) Melakukan karya wisata agar pengalaman belajar secara langsung
siswa
mendapatkan
5) Menghindari sistem pengajaran materi dalam bentuk ikhtisar (ringkasan)
19
6) Memberikan sanksi yang proporsional untuk menumbuhkan motivasi (semangat) belajar siswa. (Armai Arief, 2002: 46) Sanksi yang positif dapat dilakukan dengan memberikan pujian atau hadiah terhadap segala bentuk karya atau tingkah laku positif anak didik. Sementara sanksi negatif berupa hukuman hanya dilakukan bila anak didik bertingkah laku negatif, namun hendaknya dengan pendekatan yang lebih bijaksana. c. H.M. Arifin Beberapa metode pendidikan yang dilontarkan H.M. Arifin, bisa dikatakan dapat mewakili metode modern ahli pendidikan dewasa ini yaitu: 1) Metode situasional dan kondisonal dalam pembelajaran 2) Metode tarhib dan targhib, untuk mendorong minat belajar anak didik agar terlepas dari paksaan atau tekanan. 3) Metode kebermaknaan, yaitu menjadikan anak bergairah belajar dengan menyadarkan bahwa pengetahuan itu bermakna dalama hidunya. 4) Metode dialog, melahirkan sikap saling terbuka antara guru dan murid. 5) Metode pemberian contoh keteladanan yang baik, yang akan mempengaruhi tingkah laku dan sikap mental anak didik. 6) Metode diskusi, memantapkan pngertian dan sikap anak terhadap suatu masalah. 7) Metode induktif dan deduktif 8) Metode demonstrasi 9) Metode eksperimen 10) Metode hadiah dan hukuman (Armai Arief, 2002: 47)
20
Dari sekian banyak metode pendidikan yang ditulis oleh beberapa pakar pendidikan, tidak semuanya dapat diaplikasikan pada setiap pembelajaran terutama pembelajaran kitab kuning. Oleh karena itu hendaknya setiap pendidik terlebih dahulu dapat mempertimbangkan metode yang tepat untuk digunakan, dapat mempengaruhi hasil belajar kearah yang lebih baik dan relevan dengan materi pelajaran yang disampaikan. Disamping itu, pengguna metode yang bervariasi pada setiap pembelajaran hendaknya juga menjadi pertimbangan bagi setiap guru, guna meningkatkan minat belajar anak. Sebelum menggunakan metode pendidikan seorang pendidik terlebih dahulu mengetahui tentang kepribadianya sebagai muslim, sehingga
langkah-langkah
pengajaranya
mampu
mempengaruhi
perkembangan jiwa keagamaan anak didik dan mampu menghubungkan semua disiplin ilmu pengetahuan secara Islami. 3. Metode Bandongan a.
Pengertian Metode Bandongan Metode
Bandongan
adalah
cara
kyai
atau
guru
membahasakan teks-teks kitab yang berbahasa Arab, menerjemahkanya ke dalam bahasa lokal, dan sekaligus menjelaskan maksud yang terkandung dalam kitab tersebut (M. Dian Nafi’ Dkk, 2007: 67)
21
Metode utama sistem pengajaran kitab kuning di lingkungan Ma’had ialah sistem bandongan atau sering kali juga disebut sistem weton. Dalam sistem ini sekolompok murid/santri (antara 5 sampai 500) mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan, menerangkan dan sering kali mengulas buku-buku Islam dalam bahasa Arab. Setiap murid memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan-catatan (baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau buah pikiran yang sulit. Kelompok kelas dari sistem bandongan ini disebut halaqoh yang arti bahasanya lingkaran murid atau sekolompok siswa yang belajar di bawah bimbingan seorang guru. Dalam penerjemahanya kyai atau ustadz dapat menggunakan bahasa yang menjadi bahasa utama para santrinya, misalnya : kedalam bahasa Jawa, Sunda atau bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran kitab kuning di Ma’had kadang-kadang juga diberikan sistem sorogan tetapi hanya diberikan kepada santrisantri baru yang masih memerlukan bimbingan individual. Sistem sorogan dalam pengajian ini merupakan bagian yang paling sulit dari keseluruhan system pendidikan Islam tradisonal, sebab sitem ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi dari murid. Kebanyakan murid-murid pengajian dipedesaan gagal dalam pendidikan dasar ini. Disamping itu banyak diantara mereka
22
yang tidak menyadari bahwa mereka seharusnya mematangkan diri pada tingkat sorogan ini belum dapat mengikuti pendidikan selanjutnya, sebab pada dasarnya hanya murid-murid yang telah menguasai system sorogan sajalah yang dapat memetik keuntungan dari sistem bandongan. Sebelum
pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
bandongan, seorang kyai atau ustadz biasanya mempertimbangkan halhal berikut ini : 1) Jumlah jam’ah pengajian adalah santri yang sudah menguasai dengan baik pembelajaran dengan menggunakan metode Sorogan. 2) Penentuan jenis dan tingkatan kitab yang dipelajri, biasanya memperhatikan tingkatan kemampuan par santri. 3) Walaupun yang lebih aktif dalam pembelajaran dengan menggunakanini adalah kyai atau ustadz, tetapi para santri diaktifkan dengan berbagai macam cara misalnya diadakan tanya jawab, santri diminta untuk membaca teks tertentu, dan lain sebagainya. 4) Untuk membantu pemahaman para santri, seorang kyai atau ustadz kadang-kadang menggunakan alat bantu atau media seperti papan tulis, OHP, pengeras suara, peta dan alat peraga lainya (Depag Republik Indonesia, 2003: 40) Kemudian untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode bandongan biasanya dilakukan lanhkahlangkah berikut ini : 1) Kyai menciptakan komunikasi yang baik dengan para santri 2) Memeperhatikan situasi dan kondisi serta sikap para santri apaka siap untuk belajar atau belum.
23
3) Seorang kyai atau ustadz dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membaca teks arab kata demi kata disertai dengan terjemahanya dan pembacaan tanda-tanda khusus seperti “utawi”, “iku”, “sopo”, dan sebagainya pada topik pasal tertentu disertai pula dengan penjelasan dan keterangan-keterangan. 4) Pada pembelajaran tingkat tinggi, kyai atau ustadz kadang-kadang tidak membaca dan menerjemahkan, tetapi menunjuk secara bergiliran kepada para santrinya untuk membaca dan menerjemahkan sekaligus menerangkan suatu teks tertentu Setelah menyelesaikan pembacaan pada batasan tertentu, kyai atau ustadz memberi kesempatan para santri untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. 5) Sebagai penutup kyai atau ustadz menjelaskan kesimpulankesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung (Depag Republik Indonesia, 2003: 41) 4. Ilustrassi penggunaan sistem bandongan
فاذا قصدت بيت الخآلء لقضاء الحاجة فقدم فى الدحول رجلك اليسرى وفى الخروج رجلك اليمنى وال تستصحب شئا عليه اسم ﷲ تعالى ورسوله وال تدخل حاسر الرأس وال حا فى القدمين وقل عند الدخول بسم ﷲ اعوذ من الرجس والنجس الحبيث المحبث الشيطان الرجيمAبا
Teks tersebut diatas diambil dari kitab Bidayatul Hidayah. Hurufhuruf besar yang horizontal adalah teks asli bahasa arab, sedangkan hurufhuruf kecil diantara tulisan horizontal yang ditulis miring kebawah adalah terjemahanya dalam bahasa Jawa. Teks asli bahasa arab ditulis dengan vowels (dalam bahasa Jawa disebut nganggo sandangan) atau huruf hidup,
24
yang sebenernya tidak pernah dipakai dalam kitab-kitab pengajian sorogan dan bandongan. Murid-murid harus belajar kitab-kitab gundul yang ditulis tanpa huruf hidup. Itulah sebabnya, untuk dapat membacanya seorang murid harus dapat mengenali kata demi kata dan tata bahasa arab. Dalam sistem Bandongan, seorang murid tidak harus menunjukkan bahwa ia mengerti pelajaran yang sedang dihadapi. Para kyai/guru biasanya membaca dan menerjemahkan kalimat-kalimat secara cepat dan tidak menerjemahkan kata-kata yang mudah. Dengan cara ini kyai/guru dapat menyelesakan kitab-kitab pendek dalam beberapa minggu saja. 5. Kelebihan dan kekurangan metode bandongan a. Kelebihan 1) Lebih cepat dan praktis untuk mengajar santri yang jumlahnya banyak. 2) Lebih efektif bagi murid yang telah mengikuti system sorogan secara intensif. 3) Materi yang diajarkan sering diulang-ulang sehingga memudahkan anak untuk memahaminya. 4) Sangat efesien dalam mengajarkan ketelitian memahami kalimat yang sulit dipelajri. b. Kekurangan
25
1) Metode ini dianggap lamban dan tradisional, karena dalam menyampaikan materi sering diulang-ulang. 2) Guru lebh aktif daripada siswa karena proses belajarnya berlangsung satu jalur (monolog). 3) Dialog antara guru dan murid idak banyak terjadi sehingga murid cepat bosan. 4) Metode bandongan ini kurang efektif bagi murid yang pintar karena materi yang disampaikan sering diulang-ulang sehingga terhalang kemajuanya. B. Kemampuan Memahami Kitab Kuning 1. Pengertian Kemampuan Kemampuan secara bahasa berasal dari kata mampu yang artinya “kuasa (bisa,sanggup), melakukan, dapat”. (Departemen Pendidikan Nasional 2007: 707). Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan, kekuatan kita berusha dengan diri sendiri (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 707). Dapat juga dikatakan, kemampuan adalah suatu ketrampilan yang dimiliki seseorang didalam melakukan sesuatu baik yang bersifat fisik atau non fisik. Seseorang dapat dikatakan mampu atau memiliki kemampuan bila ia sanggup melakukan sesuatu.
26
2. Macam-macam kemampuan Manusia oleh Allah diberi kemampuan, bahkan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dikarunia kemampuan yang berbedabeda. Macam-macam kemampuan tesebut sebagai berikut: a. Ketrampilan intelektual yakni merupakan hasil belajar yang sangat penting dari sistem lingkungan sekolastik. b. Strategi kognitif, yakni mngatur “cara belajar dan cara berfikir” seseorang dalam arti yang seluas-luasnya termasuk dalam kemampuan memecahkan masalah. c. Informasi verbal, yakni pengetahuan dalam arti informasi dan fakta dimana kemampuan ini pada umumnya lebih dikenal. d. Ketrampilan motorik, yakni kemampuan yang diperoleh disekolahan antara lain menulis, membaca, mengetik, menggunakan jangka dan lain sebagainya. e. Sikap dan nilai berhubungan dengan arah dan intensitas emosional yang dimiliki seseorang sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang lain, barang, atau kejadian (M. Bayiruddin Usman, 2002: 25) Dari penjabaran kemampuan diatas dapat ditarik benang merah bahwa pada hakekatnya manusia dikaruniai berbagai macam kemampuan, namun untuk dapat lebih memaksimalkan kemampuan yang dimiliki harus melalui
tahapan-tahapan
pembelajaran.
Sehingga
dapat
lebih
dikembangkan dan dimanfaatkan. Kemampuan yang dimiliki manusia bisa semaksimal mungkin dimiliki tiap-tiap orang, asalkan mereka juga mengoptimalkan potensi kemampuan yang dimilikinya.
27
3. Pengertian Memahami Memahami adalah mengerti benar (akan). Mengetahui benar, memaklumi. (W.J.S. Poerwadarminta, 2006: 821). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Dalam pembelajaran kitab santri dituntut untuk dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru atau ustadz yang telah mengajar. Santri harus dapat menganalisis kata-kata atau kalimat-kalimat yang berada dalam kitab kuning. 4. Tolak Ukur Memahami Kitab Kuning Sedangkan untuk tolak ukur memahami kitab kuning adalah sebagai berikut ini: a.
Kelancaran dalam Membaca Kitab Kuning Kelancaran dalam membaca kitab siswa atau santri dapat diketahui dalam membacanya. Santri sudah tahu Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf, karena kedua ilmu tersebut adalah alat untuk bisa membaca kitab kuning. Dengan demikian santri tahu mana yang dibaca kasroh, fathah maupun dhomah. Jadi setiap siswa atau santri yang sudah menguasai Ilmu Sharaf dan Nahwu, tidak akan mengalami kesulitan dalam membaca kitab kuning atau dapat dikatan lancar dalam membacanya.
28
b.
Memahami Isi Bacaan Santri yang sudah lancar dalam membaca kitab kuning, meskipun
kadang-kadang,
ada
kata-kata
yang
belum
tahu
arti/terjemahanya tapi ia sudah dapat memahami dan menyimpulkan isi dari bacaan tersebut secara global. Oleh karena itu setiap siswa/santri diharapkan belajar dengan sungguh-sungguh tanpa adanya suruhan dan paksaan dari orang lain, karena kalau belaajar dengan terpaksa hasilnyapun tidak maksimal dan tidak bisa membaca kitab kuning dengan baik dan benar akhirnya tidak bisa memahami isi/maksud dari bacaan tersebut. c.
Menyampaikan Pengertian yang Dapat ditangkap Orang Lain Setelah siswa/santri dapat membaca kitab dengan baik dan benar serta memahami isi dari bacaanya. Ia dituntut untuk dapat menyampaikan pengertian dari bacaan tersebut kepada orang lain. Karena tidak semua orang yang memberikan ceramah/pengertian dapat diterima/ditangkap oleh orang lain meskipun ia sudah dapat membaca kitab dengan lancar dan mengerti isi/memahami isi bacaanya. Siswa atau santri harus mengerti metode-metode yang tepat untuk menyampaikan pengertian kepada orang orag lain, yaitu dengan bahasa yang baik dan mudah diterima oleh orang.
29
5. Pengertian Kitab Kuning Menurut kamus istilah bahasa arab “Al-Munjid Fii Lughoh Wal A’lam”,
كتب
الكتابadalah, masdar dari كتب يكتب كتاباyang jama’nya adalah
atau
كتب
yang artinya buku atau beberapa buku (Al-Munjid Fii
Lughoh Wal A’lam, 1992: 671). Sehingga dapat dipahami
الكتابadalah
tulisan atau beberapa tulisan yang ttelah dibukukan. Sedangkan kuning bermakna seperti warna emas (EM. Zul Fajri, T.Th: 500). Jika digabungkan, kitab kuning bisa bermakna tulisan yang dibukukan dan warnanya berwarna seperti warna emas. Kitab kuning adalah kitab yang membahas aspek-aspek Islam yang disusun dalam bahasa arab dan atau tulisan arab oleh ulama’ Islam dengan menggunakan penulisan klasik (Imam Bawani, 1980: 94) Dari keterangan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kitab kuning merupakan kitab yang ditulis oleh para ulama’ terdahulu dengan menggunakan huruf arab dan dicetak pada kertas yang berwarna kuning seperti warna emas. Kitab kuning di Ma’had mempunyai fungsi yaitu sebagai referensi bagi Pengasuh dan para ustadz serta para santri untuk mengembangkan dan mendalami ilmu agama. Kitab kuning ada yang ditulis tanpa harikat atau syakal (tanda baca/baris) sehingga kitab itu disebut juga “Kitab Gundul”. Karena bentuk hurufnya gundul, maka kitab ini tidak mudah dibaca apalagi dipahami oleh
30
mereka yang tidak menguasai ilmu gramatika bahasa arab (nahwu dan sharaf). Dan ada juga kitab kuning yang ditulis dengan menggunakan harakat atau syakal (tanda baca/baris). Sehingga siswa/santri mudah untuk membaca kitabnya dan memahami apa yang terkandung dalam kitab. Pada masa lalu pengajaran kitab kuning Islam klasik terutama karangan-karangan ulama’ yang menganut paham Syafi’iyah, merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Tujuan utama pengajaran ini ialah untuk mendidik calon-calon ulama. Sekarang, meskipun kebanyakan pesantren telah memasukan pengetahuan umum sebagai suatu bagian penting dalam pendidikan pesantren, namun pengajaran kitab-kitab Islam klasik (kitab kuning) tetap diberikan sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama pesantren yaitu mendidik calon-calan ulama, yang setia kepada faham Islam tradisonal (Zamakhsyari Dhofier, 1994: 50) 6. Klasifikasi kitab kuning Zamakhsyari Dhofier mengklasifikasi keseluruhan kitab kuning yang diajarkan dipesantren kedalam tujuh kelompok yaitu : 1) Nahwu dan shorof 2) Fikih 3) Ushul fikih 4) Hadits 5) Tafsir 6) Tauhid 7) Tasawuf dan Etika atau Akhlak (Zamakhsyari Dhofier, 1994: 50)
31
Kitab tersebut meliputi teks yang sangat pendek sampai teks yang terdiri dari berjilid-jilid. Dan juga dapat dipelajari oleh anak-anak dan orang dewasa. Keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa dari ketujuh klasifikasi kitab kuning dapat digolonngkan menjadi tiga kelompok yaitu, kitab-kitab dasar, menengah, dan kitab-kitab besar. 7. Fungsi Kitab Kuning Fungsi kitab kuning adalah dasar pembelajaran pesantren yang dapat membawa para santri untuk mengembangkan pengetahuan tentang syari’at-syari’at
Islam
secara
luas
serta
dapat
menjaga
tentang
permasalahan-permasalahan atau gejala-gejala yang mungkin timbul dalam masyarakat. Kenyataan keberhasilan pesantren dimasa lalu memang tidak dapat dipungkiri dalam mencetak para ulama’ yang kemampuan memahami kitab kuningnya sangat tinggi. Akan tetapi juga tidak dapat dipungkiri bahwa prestasi pesantren telah menurun sejak beberapa dasawarsa ini. Barangkali sebagai bukti bahwa, apa yang baik dan sukses untuk diterapkan masa sekarang meskipun soal metode bukanlah segala-galanya, akan tetapi keberadaannya diposisi yang ikut menentukan. Peran santri pada masa sekarang ini, sangat dibutuhkan di masyarakat baik yang menyangkut aspek pendidikan maupun kegiatan sosial lainya, sebab seteleh selesai pelajarannya dipesantren ia diharapkan mejadi seorang alim yang dapat
32
mengajar kitab-kitab dan memimpin masyarakat dalam kegiatan keagamaan. Ia juga diharapkan dapat memberikan nasehat-nasehat mengenai persoalan-persoalan kehidupan idividual dan masyarakat dalam kegiatan keagamaan. (Zamakhsyari Dhofier, 1994: 52) Dari keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa santri yang telah diakui tamat belajarnya dipondok pesantren, biasanya diberi izin oleh kyainya untuk membuka dan mendirikan pesantren baru didaerah asalnya. Ia juga diharapkan dapat menjadi seorang alim yang dapat mengajar kitab kuning, dan mampu memimpin masyarakat sekitarnya dalam kegiatan keagamaan, serta diharapkan dapat memberikan nasehat-nasehat mengenai persoalan-peersoalan
kehidupan
individual
dan
masyarakat
yang
bersangkutan. 8. Pentingnya pengkajian kitab kuning di Ma’had Di Ma’had yang disebut “ngaji” adalah membaca kitab kunign (kitab bahsa arab) yaitu dengan cara menterjemahkannya. Menurut Nurcholis Majid, perkataan “ngaji” adalah bentuk kata kerja aktif dari perkataan “kaji”, yang berarti mengikuti jejak haji, yaitu belajar dengan menggunakan bahasa arab. Agaknya keadaan pada abad-abad yang lalu, memaksa orang yang menunaikan ibadah haji untuk tinggal cukup lama di tanah suci sehingga ini memberi kesempatan padanya untuk belajar agama di Mekkah, yang kelak diajarkan kepada orang lain ketika pulang. Tapi mungkin juga perkataan “ngaji” berasal dari kata kerja aktif “aji” yang berarti terhormat, mahal, atau kadang-kadang sakit. Jadi “ngaji” dalam hal ini berarti mencari sesuatu yang berharga, atau mrnjadikan diri sendiri aji, terhormat, atau berharga (Nurcholis Majid, 1997: 21). Ngaji merupakan menuntut ilmu baik dunia maupun ahirat dirumah kyai atau pondok pesantren. Biasanya dipondok pesantren mnginap sampai
33
bertahun-tahun. Disana seorang santri harus mematuhi peraturan pondok pesantren. Terlepas dari apapun asal kata “ngaji”, ngaji memang merupakan kegiatan belajar yang dianggap suci dan aji oleh seorang santri. Para santri mengikuti dengan cermat terjemahan dari kyai, dan mereka mencatat pada kitabnya, yaitu dibawah kata-kata yang diterjemahkan. Kegiatan mencatat terjemahan ini dinamakan maknani (memberikan makna), juga disebut ngesahi (mengesahkan), maksudnya mengesahkan pengertian sekaligus pembacaan kalimat arab yaag bersangkutan dengan gramatikalnya. kadang-kadang juga jenggoti (memberi janggut) sebab catatan mereka itu menggantung seperti jenggot pada kata-kata yang diterjemahkan (Nurcholis Majid, 1997: 23) Dikalangan Ma’had masih tetap kukuh menyakini bahwa ajaranajaran yang dikandung dalam kitab kuning tetap merupakan pedoman hidup dan kehidupan yang sah dan relevan. Sah artinya ajaran-ajaran itu diyakini bersumber pada kitab Allah dan sunah Rasul-Nya, dan tidak ketinggalan sebagai unsur pelengkapnya adalah piwulang-piwulung luhur dari ulama-ulama salaf yang saleh. Relevan artinya bahwa ajaran-ajaran itu masih tetap cocok dan berguna untuk meraih hidup kini, maupun nanti. Santri Ma’had pengikut kitab kuning, mempercayai bahwa pedoman hidup mereka adalah kitabullah dan sunah rosul allah, tetapi mereka hanya akan berpedoman padanya (kitab dan sunah) melalui tafsiran-tafsiran dan penjabaranpenjabaran yang diupayakan oleh ulama-ulama yang dinilai terpercaya.
34
Cakupan kitab kuning secara keseluruhan meliputi berbagai aspek yang sangat luas, baik yang menyangkut keyakinan terhadap hal-hal yang metafistik, maupun yang berupa pandangan dan tata nilai kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat yang kesemuanya bermuara pada satu titik tujuan yaitu membentuk suatu kualitas manusia, yang berakhlak mulia (insan kamil) baik terhadap tuhan, diri sendiri maupun terhadap sesama dan lingkungannya. Jamaluddin Athiyah menyebutkan setidaknya ada tiga alasan mengapa kitab kuning tetap perlu dikaji : 1) Sebagai pengantar bagi langkah ijtihad dan pembinaan hukum Islam kontemporer. 2) Sebagai materi pokok dalam memahami, menafsirkan, dan menerapkan bagian-bagian hukum positif yang masih menetapkan hukum Islam atau madzhab fikih tertentu sebagai sumber hukum, baik secara historis maupun resmi. 3) Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan umat manusia secara universal dengan memberikan sumbangan bagi kemajuan ilmu hukum sendiri, melalui studi perbandingan hukum (Abdul Aziz Dahlan, 1996: 335) C. Pengaruh Penggunaan Metode Bandongan terhadap Kemampuan Memahami Kitab Kuning. Pada dasarnya metode bandongan merupakan salah satu metode pembelajaran dalam islam. Dimana siswa/santri tidak menghadap guru/kyai satu demi satu, tetapi semua peserta didik menghadap guru dengan membawa buku/kitab masing-masing. Kemudian guru membacakan, menerjemahkan, menerangkan kalimat demi kalimatdari kitab yang dipelajari, semantara
35
secara cermat mengikuti penjelasan yang deberikan oleh kyai dengan memberikan catatan-catatan tertentu. Sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode bandongan, seorang kyai atau ustadz biasanya mempertimbangkan hal-hal berikut ini : 1. Jumlah jam’ah pengajian adalah santri yang sudah menguasai dengan baik pembelajaran dengan menggunakan metode sorogan. 2. Penentuan jenis dan tingkatan kitab yang memperhatikan tingkatan kemampuan para santi. 3.
dipelajri,
biasanya
Walaupun yang lebih aktif dalam pembelajaran dengan menggunakanini adalah kyai atau ustadz, tetapi para santri diaktifkan dengan berbagai macam cara misalnya diadakan tanya jawab, santri diminta untuk membaca teks tertentu, dan lain sebagainya.
4. Untuk membantu pemahama para santri, seorang kyai atau ustadz kadangkadang menggunakan alat bantu atau media seperti papan tulis, OHP, pengeras suara, peta dan alat peraga lainya (Depag Republik Indonesia 2003 : 40) Kelebihan dan kekurangan metode bandongan 1. Kelebihan a. Lebih cepat dan praktis untuk mengajar santri yang jumlahnya banyak. b. Lebih efektif bagi murid yang telah mengikuti system sorogan secara intensif. c. Materi yang diajarkan sering diulang-ulang sehingga memudahkan anak untuk memahaminya. d. Sangat efesien dalam mengajarkan ketelitian memahami kalimat yang sulit dipelajri 2. Kekurangan a. Metode ini dianggap lamban dan tradisional, karena dalam menyampaikan materi sering diulang-ulang.
36
b. Guru lebh aktif daripada siswa karena proses belajarnya berlangsung satu jalur (monolog). c. Dialog antara guru dan murid idak banyak terjadi sehingga murid cepat bosan. d. Metode bandongan ini kurang efektif bagi murid yang pintar karena materi yang disampaikan sering diulang-ulang sehingga terhalang kemajuanya. Sedangkan untuk tolak ukur memahami kitab kuning adalah sebagai berikut ini: 1. Kelancaran dalam membaca kitab kuning Kelancaran dalam membaca kitab siswa atau santri dapat diketahui dalam membacanya. Santri saudah tahu ilmu nahwu dan ilmu sharaf, karenakedua ilmu tersebut adalah alat untuk bisa membaca kitab kuning. Dengan demikian santri tahu mana yang dibaca kasroh, fathah maupun dhomah. Jadi setiap siswa atau santri yang sudah menguasai ilmu sharaf dan nahwu, tidak akan mengalami kesulitan dalam membaca kitab kuning atau dapat dikatan lancar dalam membacanya. 2. Memahami isi bacaan Santri yang sudah lancar dalam membaca kitab kuning, meskipun kadang-kadang, ada kata-kata yang belum tahu arti/terjemahanya tapi ia sudah dapat memahami dan menyimpulkan isi dari bacaan tersebut secara global. Oleh karena itu setiap siswa/santri diharapkan belajar dengan sungguh-sungguh tanpa adanya suruhan dan paksaan dari orang lain,
37
karena kalau belaajar dengan terpaksa hasilnyapun tidak maksimal dan tidak bisa membaca kitab kuning dengan baik dan benar akhirnya tidak bisa memahami isi/maksud dari bacaan tersebut. 3. Menyampaikan pengertian yang dapat ditangkap orang lain Setelah siswa/santri dapat membaca kitab dengan baik dan benar serta memahami isi dari bacaanya. Ia dituntut untuk dapat menyampaikan pengertian dari bacaan tersebut kepada orang lain. Karena tidak semua orang yang memberikan ceramah/pengertian dapat diterima/ditangkap oleh orang lain meskipun ia sudah dapat membaca kitab dengan lancar dan mengerti isi/memahami isi bacaanya. Siswa atau santri harus mengerti metode-metode yang tepat untuk menyampaikan pengertian kepada orang lain, yaitu dengan bahasa yang baik dan mudah diterima oleh orang. Jadi, sesuai dengan kekurangan dan kelebihan metode bandongan diharapkan ada pengaruh positif antara peggunaan metode bandongan dengan kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011.
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum ma’had putra STAIN Salatiga. STAIN Salatiga merupakan peralihan status fakultas tarbiyah IAIN walisongo di Salatiga, yang berlokasi di Jalan Tentara Pelajar Nomor 2 Slatiga, Jawa Tengah. Alih status tertuang dlam keputusan Presiden Repulik Indonesia nomor 11 tahun 1997, tanggal 21 maret 1997. Sebagai sebuah perguruan tinggi, lembaga ini memiliki dua jurusan yaitu jurusan tarbiyah dan jurusan syari’ah. Selain itu STAIN Salatiga juga mempunyai Asrama (ma’had) yang ditempati para mahasiswa baru. 1. Visi, Misi Ma’had Visi ma’had adalah menjadi pusat pemantapan akidah, pengembangan ilmu, amal dan akhlak yang luhur sebagai sendi masyarakat yang damai dan sejahtera. Sedangkan misi ma’had adalah: a. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemantapan akidah dan kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu dan kematangan profesional. b. Memberikan ketauladanan dalam kehidupan atas dasar nilai-nilai Islam dan budaya luhur bangsa Indonesia.
38
39
2. Tujuan Pendirian Ma’had Pendirian
Ma’had
STAIN
Salatiga
ini
bertujuan
untuk
mengkondisikan terbentuknya tradisi akademik dalam pengembangan ilmu keagamaan, IPTEK, bahasa dan seni, yang program kegiatannya dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh antara program akademik dan program ma’had dengan didukung manajemen profesional serta mudir ma’had yang intelek profesional yang ‘ulama. Sehingga dapat meluluskan sarjana yang memenuhi tuntutan masyarakat yaitu ‘ulama yang intelek profesional dan intelek profesional yang ‘ulama dimasa mendatang. 3. Sasaran Ma’had Berdasar pada dasar pemikiran dan tujuan ma’had, maka sasarannya adalah: Mahasiswa STAIN Salatiga semester I – II. Staf pengajar dan karyawan STAIN Salatiga yang ikut serta menciptakan lingkungan kampus yang ilmiah-alamiah yang ilahiyah. 4. Program Ma’had Berdasarkan pada tujuan ma’had, maka program kegiatan ma’had yang dilaksanakan adalah:
a.
Kajian kitab-kitab Islam salaf dan khalaf terutama yang banyak terkait dengan kurikulum STAIN Salatiga seperti di bidang: Al Qur’an, Tafsir dan Hadits, Fiqh dan Ushul Fiqh, Aqidah Akhlak dan Tasawuf
40
b.
Pembentukan lingkungan berbahasa Arab dan bahasa Inggris secara intensif dan kreatif.
c.
Penelitian dan pengkajian pemikiran-pemikiran keagamaan klasik dan kontemporer.
d.
Diskusi-diskusi keagamaan.
e.
Pengkondisian pertumbuhan tradisi Islami yang dinamik dan produktif.
f.
Kehidupan bermasyarakat melalui organisasi.
Ma'had STAIN Salatiga adalah ma'had mahasiswa yang berupaya merealisasikan visi dan misi STAIN Salatiga, khususnya dalam mencetak sarjana yang intelek profesional yang ulama' dan ulama' intelek yang profesional, yang mempunyai kedalaman ilmu, moral dan spiritual, sehingga dapat dan mampu menjawab tantangan zaman. Ma'had adalah amanat dan tanggung jawab bersama lembaga STAIN Salatiga, maka segenap civitas akademikanya ikut aktif membina atau memberikan saran demi kemajuan ma'had di hari mendatang. 5. Pengajaran Adalah proses pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar di kelas oleh santri dan ustadz dalam serangkaian mata dirosah. Selain itu juga ditunjang dengan kegiatan-kegiatan keilmuan (seminar, diskusi kelompok) yang diselenggarakan oleh organisasi santri dan kelompok-kelompok kajian yang ada.
41
Melalui proses ini diharapkan akan terbangun wawasan yang luas, cara berfikir yang logis dan pemahaman yang utuh terhadap hasanah keilmuah Islam termasuk bidang studi yang ditekuni di perguruan tinggi masing-masing Daftar nama-nama pengajar Ma’had a.
M. Farid Abdullah M. Hum.
b.
H. Muh. Irfan Helmy Lc., MA.
c.
Ali Zamroni MA.
d.
Moh. Khuseen, M.Ag., MA.
e.
Ahmad Samngan S.Pd.I.
f.
Misbahul Munir
6. Dasar Pemikiran Tuntunan
yang
diberikan
kepada
Perguruan
Tinggi
untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang pada abad 21 ini semakin mendesak. Ada tiga alasan mengapa pengembangan SDM menuntut untuk dikembangkan dalam abad ini, yaitu : a. Alasan ekonomi obyektif. Bahwa keseimbangan pembangunan hanya dapat diperoleh apabila pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan atau ditingkatkan.
Sementara
pertumbuhan
menghajatkan
pendidikan
42
produktivitas, untuk itu perlu penerapan teknologi. Sedangkan teknologi hanya dapat dikuasai dan diterapkan oleh SDM yang berkualitas. b. Alasan kompetisi global. Dengan memasuki abad 21 atau globalisasi, maka tidak terhindarkan adanya persaingan yang terbuka. Untuk memasuki persaingan global ini dituntut adanya kemampuan penguasaan bidang profesinya, kemampuan teknologi (dalam rangka kualitas produk), kemampuan manejemen dan efisiensi yang tinggi. Oleh sebab itu ada tiga sebab yang berkaitan dengan standart kualitas SDM meliputi: kreatif, produktif dan berkepribadian. c. Alasan spritual, yaitu SDM unggul yang tidak saja tinggi dalam penguasaan IPTEK tetapi juga kuat dalam IMTAQ. Kehidupan abad 21 tidak saja membutuhkan insan-insan yang cerdas, memiliki SDM berkualitas dan prduktif, tetapi juga tenaga yang bermoral yang komitmen terhadap etika. Untuk memenuhi ketiga alasan itu diperlukan berbagai upaya pemikiran, analisis, usaha, rencana, dan tindakan-tindakan yang sistematis. STAIN Salatiga bertujuan mencetak sumber daya manusia yang kreatif, produktif dan berkepribadian. Dengan kata lain, lulusan yang memenuhi tuntutan masyarakat yaitu ‘Ulama yang intelek profesional dan atau intelek profesional yang ‘Ulama. Untuk mewujudkan harapan tersebut tidak bisa hanya mengandalkan pada kegiatan-kegiatan formal akademis, tetapi juga diperlukan penciptaan suasana yang kondusif dan Islami. Salah satu upayanya adalah melalui
43
pembinaan intensif di ma’had (mahasiswa dibina secara intensif didalamnya). 7. Bahasa Pengantar Ma’had Berdasarkan pada tujuan, program-program ma’had dan programprogram studi serta program khusus yang ada di STAIN Salatiga, yaitu antara lain, Program Khusus Perkuliahan Bahasa Arab Intensif, Jurusan Bahasa, Jurusan Bahasa Inggris, Program Khusus Perkulihana Bahasa Inggris Intensif, maka bahasa pengantar pergaulan dan bahasa yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan pengkajian-pengkajian keilmuan dan seni adalah Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. 8. Jadwal Kegiatan Secara umum Ma’had Mahasiswa STAIN Salatiga mengatur waktuwaktu untuk kegiatan belajar dan ibadah, yang disesuaikan dengan jadwal dan kegiatan dari mahasiswa di kampusnya masing-masing. Selanjutnya Ma’had memberikan ruang yang luas bagi santri mahasiswa untuk aktif di organisasi kemahasiswaan dimana dia belajar. Sehingga antara Ma’had dan perguruan tinggi tidak saling mengganggu akan tetapi justru diharapkan akan ada sinergi dan saling memberikan manfaat. Table I Jarwal Kegiatan Harian Ma’had Waktu
Kegiatan
44
04.00 – 04.30
04.30 – 06.00
Shalat Subuh berjamaah Intensif bahasa asing sesuai kelas masingmasing
06.00 - 06.30
Olag raga pagi
15.30 – 16.00
Olah raga sore
16.30 – 17.30
Kajian kitab kuning
17.30 – 18.00
Shalat maghrib berjamaah
18.00 – 19.30
Intensif bahasa asing kelas masing-masing
Kegiatan Mingguan Selain aktifitas keseharian, di Ma’had Mahasiswa STAIN Salatiga juga ada kegiatan-kegiatan yang berjalan secara rutin setiap minggu baik yang diselenggarakan oleh Pembina maupun oleh organisasi santri. TABLE II Jadwal Kegiatan Mingguan Ma’had Hari
Waktu
Kegiatan
Rabu malam
19.30 – 20.30
Istighatsah
Kamis malam
18.00 – 19.30
Tahlil,
Kajian
Keilmuan Ahad pagi
06.00 – 08.00
9. Dewan Penyantun Dewan ini terdiri dari
Kerja bakti bersama
45
a. Dewan Pelindung Pelindung
adalah
ketua
STAIN
Salatiga,
yang
bertugas
menetapkan garis-garis besar pengelolaan ma’had, sehingga diharapkan ma’had benar-benar menjadi bagian dari sistem akademik yang mendukung, mengarahkan dan mengkondisikan para santri untuk meningkatkan kualitas akademik dan sumber daya manusianya. b. Dewan Pembina Pembina adalah para pembantu ketua, yang bertugas sebagai supervisor dan evaluator terhadap pengurus ma’had secara keseluruhan.. c. Dewan Pengasuh Dewan ini salah satu dari dosen STAIN Salatiga yang menetap di perumahan ma’had yang ditetapkan oleh Ketua STAIN Salatiga. Tugas dan wewenang dewan pengasuh ini adalah: 1) mengkondisikan semua potensi sekaligus untuk mendinamisasikan kegiatan akademik dan non akademik para santri, sehingga waktu yang ada dapat digunakan secara efektif dan efisien, terutama dalam pengembangan keilmuan, budaya dan seni yang Islami. 2) Dewan pengasuh dapat menjalankan berbagai fungsi, misalnya sebagai ustazd, orang tua sekaligus sebagai sahabat dalam memecahkan semua persoalan yang dihadapi santri.
46
3) Mendorong dan mengarahkan para santri untuk mengintegrasikan diri secara optimal program kebahasaan, kajian keagamaan/keilmuan yang dibina oleh dewan pengasuh 4) Menampung masalah-masalah yang dihadapi santri dan bersama pengurus mencari alternatif pemecahannya. Kelima, agar terjadi kelancaran berkomunikasi timbal balik dengan santri, dewan kyai selalu bertempat tinggal di Perumahan Ma’had d. Pengurus Pengurus adalah santri senior yang ditetapkan oleh pengasuh ma’had berdasarkan musyawarah dan tes kelayakan. Kedudukan mereka sebagai pendamping santri dalam mengikuti kegiatan ma’had sehari-hari. Untuk memudahkan pelaksanaan, mereka wajib bertempat tinggal di beberapa kamar yang telah ditentukan. Mereka ini mepunyai tanggung jawab dan tugas seperti: 1) Memotivasi santri dalam melaksanakan kegiatan ma’had baik ritual maupun akademik 2) Membantu dewan pengasuh di dalam membina dan membimbing para santri, 3) Memberi teladan dan mengaktifkan santri untuk berkomunikasi dengan bahasa Arab dan Inggris serta mengawasinya, Tabel III Nama – Nama Pengurus Ma’had Putra 2010/2011
47
No
Nama
Jabatan
1
M. Farid Abdullah M. Hum
Pengasuh
2
Miftahus surur
Ketua umum
3
Ali Masykur
Sekretaris
4
Miftahudin
Bendahara umum
5
Muhammad Muawar Sa’id
Divisi Bahasa Arab
6
Zainul Wafa
Divisi Bahasa Inggris
7
Ainul Yaqin S. Pd.I
Divisi Keagamaan
8
Muhyidin Anwar
Divisi Keamanan
9
Cholilurrachman
Divisi kebersihan
B. Penyajian Data 1. Data Responden Responden yang diambil adalah santri Ma’had Putra STAIN Salatiga angkatan 2010/2011 yang berjumlah 20 orang. Data nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel IV Daftar Nama Responden santri Ma’had Putra STAIN Salatiga angkatan 2010/2011 No.
Nama Responden
Progdi
Angkatan
48
1.
A. Alifiyan Fakhroni
PGMI
2010
2.
A. Ulliyadi Satria
TBI
2010
3.
A. Ali Masrukan
PGMI
2010
4.
Abdul Ghoni
PGMI
2010
5
Ahmad Dwi Bayu Saputra
TBI
2010
6
Ahmad Syaiful. H
MKS
2010
7
Aris Sofyan
PAI
2010
8
Aris Zulfa
TBI
2010
9
Budi Prasetya
PAI
2010
10
Burhanuddin Zaki Nurhuda
PGMI
2010
11
Danang Jatmiko
PGMI
2010
12
M. Ahsan Basid
PBA
2010
13
Johan Mujibullah. F
PBI
2010
14
Kharis Subkhan
TBI
2010
15
Khotim Ahsan
PAI
2010
16
Muhammad Hafidz
PAI
2010
17
Priyo Prasetyo
PAI
2010
18
Sigit Purwanto
PAI
2010
19.
Nuryanto
TBI
2010
49
20
Nanda Wahid Nugroho
PGMI
2010
2. Daftar Hasil Jawaban Angket dan Tes Formatif Dalam pengumpulan data tentang pengaruh penggunaan metode bandongan dan kemampuan memahami kitab kuning santri Ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011, penulis mendistribusikan angket dan tes formatif kepada santri yang mengikuti pembelajaran kitab kuning yang berjumlah 20 orang santri. Penulis memberikan pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan, yang terdiri dari 10 pertanyaan mengenai penggunaan metode bandongan dan 10 pertanyaan mengenai kemampuan memahami kitab kuning. Setiap pertanyaan dalam angket terdiri dari 3 alternatif jawaban a, b, dan c, dengan skor yang berbeda, penulis membuat skor sebagai berikut: a. Jawaban a dengan skor 3 b. Jawaban b dengan skor 2 c. Jawaban c dengan skor 1 Dalam pertanyaan tes formatif setiap jawaban nilainya antara 0100. Adapun kunci jawaban dari tes formatif adalah sebagai berikut: 1. Dengan apa anak berakhlak a. Wajib bagi seorang anak untuk berakhlak dengan akhlak yang baik dari keilnya, agar dihidup dewasanya menjadi orang yang dicintai
50
dan
diridhoi
oleh
Allah,
keluarga
dan
semua
manusia
mencintainya. b. Dan wajib juga seorang anak menjauhi akhlak tercela, karena hal seperti itu adalah suatu hal yang dibenci, Allah membencinya, keluarga dan dan tidak seorangpun mncintainya. 2.
Dalam kehidupan seorang anak harus dihiasi dengan akhlak yang baik dari kecil maupun dewasa, agar Allah, keluarga, dan semua manusia mencintainya. Kemudian sebaliknya seorang anak harus menjauhi akhlak yang jelek karena itu dilarang Allah dan orang tua tidak mencintanya.
3.
Seorang anak yang taat Hasan adalah seorang anak yang taat, dia shalat setiap hari 5 waktu tepat pada waktunya, rajin berangkat sekolah, tekun embaca alQur’an, memuthalaah kembali dirumah pelajaran dari sekolahan, semua itu orang tua, guru-guru dan semua manusia mencintainya.
4.
Seorang anak yang taat adalah orang yang shalat tepat pada waktunya, rajin sekolah, tekun membaca al-Qur’an dan membaca kembali pelajaran dari sekolahan.
5.
Bab tentang sikap dalam berwudhu Ketika
kamu
telah
selesai
istinjak
maka
jangan
sampai
meeninggalkan siwak, karena sesungguhnya siwak itu membersihkan mulut, tuhan meridhoinya dan setan membencinya, sesungguhnya
51
shalat menggunakan siwak lebih utama daripada 70 shalat yang tidak mengunakan siwak. 6.
Setelah istinjak seseorang dianjurkan untuk bersiwak karena bersiwak sangat dicintai Allah dan Setan membencinya, bahakan shalat yang menggunakan siwak lebih utama daripada 70 siwak yang tidak menggunakan siwak.
7.
Adab keluar dari masjid Apabila kamu telah selesai dari thoharohmu, maka shalatlah dirumahmu dua rekaat Fajar walaupun fajar telah terbit, hal yang seperti itu telah dikerjakan oleh Rosulullah SAW. Kemudian menghadapkan wajahnya kearah masjid.
8.
Seorang muslim yang telah selesai bersuci dari masjid, dianjurkan Shalat Fajar dirumahnya dua rekaatseeprti yang telah dikerjakan oleh Rosulullah SAW.
9.
Bab tentang akhlak ketika masuk kamar mandi (WC) Apabila kamu ingin masuk kamar mandi (WC) karena ingin buang hajat, maka dahulukan kakimu yang kiri, dan ketika keluar dahulukan kaki yang kanan, jangan menemani sesuatu apapun didalam kamar mandi (WC) dengan menyebut nama Allah dan Rosulullah, jangan masuk kamar mandi dalam keadaan sakit kepala dan telapak kaki jangan sampai telanjang, dan ketika masuk ucapkanlah “Dengan menyebut nama Allah, saya berlindung kepada Allah dari kotoran dan najis yang busuk serta membusukan syetan yang terkutuk.
52
10. Seorang muslim ketika masuk ke kamar mandi (WC) harus memakai etika yaitu, ketika masuk mendahulukan kaki kiri, ketika keluar mendahulukan kaki kanan, tidak boleh menyebut nama Allah dan Rosulullah didalam kamar mandi (WC) dan ketika berdo’a kepada Allah. Adapun hasil jawaban dari angket yang diisi responden tentang Penggunaan Metode Bandongan adalah sebagai berikut: Tabel V Data Jawaban Angket Variabel Penggunaan Metode Bandongan Jawaban
Skor
No Nama Responden
Jumlah A
B
C
3
2
1
1.
A. Alifiyan Fakhroni
2
7
1
6
14
1
21
2.
A. Ulliyadi Satria
8
2
-
24
4
-
28
3.
A. Ali Masrukan
3
7
-
9
14
-
23
4.
Abdul Ghoni
1
4
5
3
8
5
16
5.
Ahmad Dwi Bayu Saputra
6
4
-
18
8
-
26
6.
Ahmad Syaiful. H
1
8
1
3
16
1
20
7.
Aris Sofyan
2
3
5
6
6
5
17
8.
Aris Zulfa
-
4
6
-
8
6
14
9.
Budi Prasetya
3
6
1
9
12
1
22
-
9
1
-
18
1
19
10. Burhanuddin Zaki Nurhuda
53
11. Danang Jatmiko
5
4
1
15
8
1
24
12. M. Ahsan Basid
-
8
2
-
16
2
18
13. Johan Mujibullah. F
5
4
1
15
8
1
24
14. Kharis Subkhan
8
2
-
24
4
-
28
15. Khotim Ahsan
6
2
2
18
4
2
24
16. Muhammad Hafidz
2
8
-
6
16
-
22
17. Priyo Prasetyo
5
4
1
15
8
1
24
18. Sigit Purwanto
5
4
1
15
8
1
24
19. Nuryanto
8
1
1
24
2
1
27
20. Nanda Wahid Nugroho
1
8
1
3
16
1
20
Adapun hasil jawaban dari tes formatif untuk variabel kemampuan memahami kitab kuning: Tabel VI Data Jawaban tes formatif Variabel kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011 No
Nama Responden
Progdi
Nilai
1.
A. Alifiyan Fakhroni
PGMI
80
2.
A. Ulliyadi Satria
TBI
90
3.
A. Ali Masrukan
PGMI
65
54
4.
Abdul Ghoni
PGMI
75
5.
Ahmad Dwi Bayu Saputra
TBI
85
6.
Ahmad Syaiful. H
MKS
55
7.
Aris Sofyan
PAI
75
8.
Aris Zulfa
TBI
65
9.
Budi Prasetya
PAI
60
10.
Burhanuddin Zaki Nurhuda
PGMI
80
11.
Danang Jatmiko
PGMI
80
12.
M. Ahsan Basid
PBA
80
13.
Johan Mujibullah. F
PBI
70
14.
Kharis Subkhan
TBI
85
15.
Khotim Ahsan
PAI
85
16.
Muhammad Hafidz
PAI
70
17.
Priyo Prasetyo
PAI
75
18.
Sigit Purwanto
PAI
80
19.
Nuryanto
TBI
90
20.
Nanda Wahid Nugroho
PGMI
70
BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga diketahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan metode bandongan terhadap kemampuan memahami kitab kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011. Analisis ini digunakan untuk mengetahui tujuan penelitian dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun tahapan-tahapan analisis akan diuraikan sebagai berikut: A. Analisis Pendahuluan Pada analisis pendahuluan ini penulis bermaksud mencari jawaban dari tujuan yang pertama, adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah: 1. Memberikan penilaian berjenjang pada tiap-tiap responden 2. Mencari lebar interval 3. Menentukan klasifikasi pada variabel pertama dan kedua 4. Menentukan prosentase frekuensi dan interpretasi a. Analisis Data Penggunaan Metode Bandongan Mengawali analisis pendahuluan, penulis akan menyajikan analisis data untuk mengetahui kategori penggunaan metode bandongan ma’had pura STAIN Salatiga. Untuk angket Penggunaan Metode Bandongan, dengan jumlah pertanyaan 10 item maka akan diperoleh hasil nilai kemungkinan tertinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden adalah 30, sedangkan hasil nilai kemungkinan terendah adalah 10 Rentangan data
55
56
ini adalah 30 – 10 = 20, dan data ini dikelompokkan menjadi 3 kelas, jadi 20 : 3 = 6,67, meliputi semua bilangan (data dalam hal ini lebar kelas ditetapkan 7). Dari hasil perhitungan lebar interval maka hasil angket untuk tingkat Penggunaan Metode Bandongan dapat diketahui lebar interval sebagai berikut: 1) Kategori Tinggi
: 24 - 30 dengan nominasi A
2) Kategori Sedang
: 17 - 23 dengan nominasi B
3) Kategori Rendah
: 10 -16 dengan nominasi C
Untuk mengetahui lebih jelas tentang nilai dan nominasi responden, penulis menyajikan data tentang nilai dan nominasi tingkat Penggunaan Metode Bandongan Ma’had Putra STAIN Salatiga. Tabel VII Data Nilai dan Nominasi Tingkat Penggunaan Metode Bandongan Ma’had Putra STAIN Salatiga No. Responden
Nilai
Kategori
1.
21
Sedang
2.
28
Tinggi
3.
23
Sedang
4.
16
Rendah
5.
26
Tinggi
6.
20
Sedang
57
7.
17
Sedang
8.
14
Rendah
9.
22
Sedang
10.
19
Sedang
11.
24
Tinggi
12.
18
Sedang
13.
24
Tinggi
14.
28
Tinggi
15.
24
Tinggi
16.
22
Sedang
17.
24
Tinggi
18.
24
Tinggi
19.
27
Tinggi
20.
20
Sedang
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tentang tingkat Penggunaan Metode Bandongan Ma’had Putra STAIN Salatiga adalah, kategori tinggi (A) ada 9 orang, kategori sedang (B) ada 9 orang dan kategori rendah (C) ada 2 orang.
58
Untuk mengetahui berapa persen kategori tinggi, sedang dan rendah, maka perhitungan persen menggunakan rumus prosentase sebagai berikut: P=
F x100% N
Keterangan: P
: Frekuensi / presentase
F
: Jawaban responden
N
: Jumlah responden
1) Penggunaan Metode Bandongan Ma’had Putra STAIN Salatiga yang berada pada kategori tinggi, sebanyak 9 orang : P=
F x100% N
P=
9 x100% 20
P = 45% 2) Penggunaan Metode Bandongan Ma’had Putra STAIN Salatiga yang berada pada kategori sedang, sebanyak 9 orang:
P=
F x100% N
P=
9 x100% 20
P = 45% 3) Penggunaan Metode Bandongan Ma’had Putra STAIN Salatiga yang berada pada kategori rendah, sebanyak 2 orang :
59
P=
F x100% N
P=
2 x100% 20
P = 10% Oleh karena itu hasil kuantitatif prosentase variabel Penggunaan Metode Bandongan Ma’had Putra STAIN Salatiga tertera dalam tabel berikut: Tabel VIII Frekuensi Tingkat Penggunaan Metode Bandongan Ma’had Putra STAIN Salatiga No.
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1.
Tinggi
24 – 30
9
45%
2.
Sedang
17 – 23
9
45%
3
Rendah
10 - 16
2
10%
20
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat Penggunaan Metode Bandongan Ma’had Putra STAIN Salatiga berada dalam kategori tinggi yaitu 45%, kategori sedang yaitu 45%, dan kategori rendah 10%.
60
b. Analisis Data Kemampuan Memahami Kitab Santri Ma’had Putra STAIN Salatiga Tahun 2010/2011 Dalam hal analisis kedua, penulis akan menyajikan analisis data untuk mengetahui kategori Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had tahun 2010/2011. Untuk Tes Formatif
Kemampuan Memahami Kitab
Kuning, dengan jumlah pertanyaan 10 item maka akan diperoleh hasil nilai kemungkinan tertinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden adalah 100, sedangkan hasil nilai kemungkinan terendah adalah 0, Rentangan data ini adalah 100 - 0= 100, dan data ini dikelompokkan menjadi 3 kelas. Jadi, 100 : 3= 33,33 meliputi semua bilangan (data dalam hal ini lebar kelas ditetapkan 34) Dari hasil perhitungan lebar interval maka hasil tes fomatif untuk tingkat Kemampuan Memahami Kitab Kuning dapat diketahui lebar interval sebagai berikut: 1) Kategori Tinggi
: 69 - 102 dengan nominasi A
2) Kategori Sedang
: 35 - 68 dengan nominasi B
3) Kategori Rendah
: 0 -34 dengan nominasi C
Untuk mengetahui lebih jelas tentang nilai dan nominasi responden, penulis menyajikan data tentang nilai dan nominasi tingkat Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011.
61
Tabel IX Data Nilai dan Nominasi Tingkat Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011. No. Responden
Nilai
Kategori
1.
80
Tinggi
2.
90
Tinggi
3.
65
Sedang
4.
75
Tinggi
5.
85
Tinggi
6.
55
Sedang
7.
75
Tinggi
8.
65
Sedang
9.
60
Sedang
10.
80
Tinggi
11.
80
Tinggi
12.
80
Tinggi
13.
70
Tinggi
14.
85
Tinggi
15.
85
Tinggi
16.
70
Sedang
62
17.
75
Tinggi
18.
80
Tinggi
19.
90
Tinggi
20.
70
Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tentang tingkat Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011 adalah, kategori tinggi (A) ada 16 orang, kategori sedang (B) ada 4 orang dan kategori rendah (C) ada 0 orang. Untuk mengetahui berapa persen kategori tinggi, sedang dan rendah, maka perhitungan persen menggunakan rumus prosentase sebagai berikut: P=
F x100% N
Keterangan: P
: Frekuensi / presentase
F
: Jawaban responden
N
: Jumlah responden
1) Aspek Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011 yang berada pada kategori tinggi, sebanyak 16 orang : P=
F x100% N
63
P=
16 x100% 20
P = 80%
2) Aspek Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011 yang berada pada kategori sedang, sebanyak 4 orang : P=
F x100% N
P=
4 x100% 20
P = 20%
3) Aspek Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011yang berada pada kategori rendah, sebanyak 0 orang : P=
F x100% N
P=
0 x100% 30
P = 0%
Oleh karena itu hasil kuantitatif prosentase variabel tingkat Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011 tertera dalam tabel berikut:
64
Tabel X Frekuensi Tingkat Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011 No.
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1.
Tinggi
69 - 102
16
80%
2.
Sedang
35 - 68
4
20%
3
Rendah
0 -34
-
0%
20
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011 berada dalam kategori tinggi yaitu 80%, kategori sedang yaitu 20%, dan kategori rendah 0%. B. Analisis Uji Hipotesis Untuk menghitung pengaruh antara penggunaan metode bandongan terhadap Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011dapat terurai sebagai berikut:
65
Tabel XI Tabel Kerja Product Moment Pengaruh antara penggunaan metode bandongan Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011 No.
X
Y
X²
Y²
XY
1
21
80
441
6400
1680
2
28
90
784
8100
2520
3
23
65
529
4225
1495
4
16
75
256
5625
1200
5
26
85
676
7225
2210
6
20
55
400
3025
1100
7
17
75
289
5225
1275
8
14
65
196
4225
910
9
22
60
484
3600
1320
10
19
80
361
6400
1520
11
24
80
576
6400
1920
12
18
80
324
6400
1440
13
24
70
576
4900
1680
14
28
85
784
7225
2380
15
24
85
576
7225
2040
16
22
70
484
4900
1540
17
24
75
576
5225
1800
18
24
80
576
6400
1920
19
27
90
729
8100
2430
20
20
70
400
4900
1400
441
1.515
10.017
115.725
33.780
Responden
66
Dari tabel di atas maka diketahui: = 441 = 1.515 = 10.017 = 115.725 = 33.780
Sehingga
perhitungan
product
moment
dari
Pengaruh
antara
Penggunaan Metode Bandongan Kemampuan Memahami Kitab Kuning santri Ma’had Putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011 adalah:
rxy =
rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{(N ∑ X ) − (∑ X ) }{(N ∑ Y ) − (∑ Y ) } 2
2
2
2
20 x33.780 − (441)(1.515)
{(20 x10.017) − (441) }{(20 x115.725) − (1.515) } 2
2
rxy =
(20 x33.780) − (441x1.515) {(200.340) − (194.481)}{(2314500) − (2295225)}
rxy =
675.600 − 668.115 {200.340 − 194.481}{2.314.500 − 2.295.225}
rxy =
7.485 5.859 x19275
rxy =
7.485 112.932.225
rxy =
7.485 10.626,96
67
rxy = 0,704
C. Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan di atas, hasil r hitung adalah 0,704 berada di atas tabel product moment pada taraf signifikansi 1% = 0,561 dengan N = 20, dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa ada korelasi antara variabel x dan y yang sangat signifikan, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan koefisien korelasi product moment dalam tabel, dapat diketahui bahwa r hitung = 0,704. Perincian lebih lengkap sebagaimana dalam tabel berikut ini: Tabel XII Nilai Product Moment N = 20 N
20
Taraf Signifikansi 5%
1%
0,444
0,561
Dengan demikian dapat diketahui bahwa taraf signifikansi 1% dengan perbandingan sebagai berikut: rt
= 0,561
ro = 0,704 Hal ini diartikan bahwa ro > rt 1% Mencermati hasil di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang sangat signifikan antara penggunaan metode
68
bandongan terhadap kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga Tahun 2010/2011.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penelitian yang penulis lakukan dalam penyusunan skripsi, baik penelitian lapangan maupun dari pembahasan tori-teori yang ada kaitanya dengan judul yaitu : Pengaruh Penggunaan Metode Bandongan Terhadap Kemampuan Memahami Kitab Kuning Santri Ma’had Putra Stain Salatiga Tahun 2010/2011dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah metode bandongan diterapkan dalam pembelajaran kitab kuning santri-santri ma’had putra lebih dapat memahami kitab kuning. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan baik melalui cara penyebaran angket, tes formatif, wawancara maupun pengamatan. Dari uraian di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat penggunaan metode bandongan dalam membaca kitab kuning di Ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011 yang berada dalam kategori tinggi adalah berjumlah 9 orang atau mencapai 45%, berada pada katagori sedang berjumlah 9 oarang atau mencapai 45%, dan pada kaegori rendah berjumlah 2 orang atau mencapai 10% dari 20 responden. 2. Tingkat kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011. yang berada dalam kategori tinggi adalah berjumlah 16 orang atau mencapai 80%, berada pada katagori sedang
69
70
berjumlah 4 oarang atau mencapai 20%, dan pada kaegori rendah berjumlah 0 orang atau mencapai 0% dari 20 responden. 3. Ada pengaruh penggunaan metode bandongan terhadap kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011. Hal ini diperoleh dari hasil perhitungan product moment yakni 0,704 lebih besar dari r tabel product moment pada taraf signifikansi 1% 0,561 dengan N = 20. Dengan demikian ro > rt yang diperoleh dari hasil 0,704 > 0.561 dengan N = 20. Dengan demikian, hipotesa yang penulis ajukan dapat diterima bahwa Ada pengaruh penggunaan metode bandongan terhadap kemampuan memahami kitab kuning santri ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011, yang mana diperoleh dari perhitungan product moment yaitu 0,704 yang berada di atas tabel Product Moment pada taraf signifikansi 1% = 0,561 dengan N = 20. B. Saran-saran Setelah penulis mengadakan penelitian di lokasi penelitian tersebut, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Para santri hendaknya lebih aktif dalam pembelajaran kitab kuning agar tujuan pembelajaran kitab kuning lebih maksimal 2. Para ustadz yang menggunakan metode bandongan dalam pembelajaran kitab kuning hendaknya memberi kesempatan para santri untuk bertanya.
71
3. Bagi pengasuh dan para pengurus, hendaknya dalam pembelajaran di Ma’had diadakan evaluasi pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Al Munjid Fii Lughoh Wal A’lam, Kamus, 1992. Darul Masyrik, Bairut libanon, cet. Ke-33. Arga Fatmawati, Darojah, 2003. Studi tentang metode Pengajaran Kitab kuning Di MA Yajri Payaman Secang Magelang, STAIN Salatiga, Salatiga. Ari Kunta, Suharsini, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Bineka Cipta, Jakarta. Arief, Armai, 2002. Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam,Ciputat Pers, Jakarta Selatan. Azra, Azyumardi, 1999. PendidikanIslam: Tradisi Dan Modernisasi Menuju Melenium Baru, Logos WacanaIlmu, Jakarta. Bawani, Imam, 1980. Segi-segi Pendidikan Islam, Al-Ikhlas, Surabaya. Bruinessen, Martin Van, 1995. Kitab Kuning Pesantren Dan Tarekat, Mizan, Bandung. Depag Republik Indonesia, 2003. Pondok Pesantren Dan Madrasah Diniyah, Depag Republik Indonesia, Jakarta. Dhofier, Zamakhsyari, 1984. Tradisi Pesantren, Study Tentang Pandangan Hidup Kyai, LP3K, Jakarta. Dian Nafi’, M., Dkk., 2007. Praksis Pembelajaran Pesantren, Instite for Training and Development (ITD), Yogyakarta. Hamid Muhammad, Abu, Tanpa Tahun, Bidayatul Hidayah, Al-Miftah, Surabaya Majid, Nurcholish, 1997. Bilik-Bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, Para Madina, Jakarta. Poerwadarminta , W.J.S., 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, Edisi Ketiga. Pusat Bahasa Pendidikan Nasional, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta. Singarimbin, Masri, Dkk., 1989. Metode Penelitian Survai, LP3ES, jakarta.
Sugiono, Prof. Dr.,2007. Statistika untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung, cet ke-12 Tafsir, Ahmad, 1995. Epistimologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Jati, Badung. Usman, M. Basyiruddin, 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Pers, Jakarta Selatan. Yunus, Mahmud, 1990. Kamus Bahasa Arab-Indonesia, PT. Hidakarya Agung, Jakarta. Zulfajri, Em, Tanpa TahunKamusLengkapBahasa Indonesia, Difa Publisher.
Riwayat Hidup Penulis
Lahir di Desa Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Miftahudin merupakan anak ke-4 dari 4 bersaudara, dari pasangan Bapak Marsidi dan Ibu Danijah. Riwayat Pendidikannya mulai dari Taman Kanak-Kanak “Aisyah”
di
Desa
Garangan,
dilanjuntkan
ke
Madrasah
Ibtidaiyah
Muhammadiyah (MIM) Garangan lulus tahun 2001, setelah lulus dari Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM), melanjutkan pendidikan di Madrasah Stanawiyah Negeri (MTsN) Wonoseoro. Lulus pada tahun 2004. setelah lulus dari Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Wonoseoro dari orang tuanya memasukkan ke lingkungan pesantren di Pondok Pesantren Putera Puteri “Tahfidzul Qur’an” yang terletak di Desa Karang Mojo, Andong, Boyolali. Boyong pada tahun 2007. Selain aktif di Pesantren ia juga melanjutkan kependidikan tingkat Atas di Madrasah Aliyah (MA) AL-Azhar Andong, Boyolali yang diselesaikan pada tahun 2007. Ia langsung melanjutkan setudinya ke Perguruan Tinggi Sekolah Tinggi Agam Islam Negeri (STAIN) Salatiga, dan tinggal di Ma’had (Asrama) putra STAIN Salatiga sampai sekarang. Selama di STAIN Salatiga Miftahudin
banyak bergelut di berbagai
Organisasi, baik Intra maupun Ekstra Kampus. Kegiatan Intra kampus yang pernah diikutinya antara lain Lembaga Dakwah Kampus (LDK) “Darul Amal” tahun ajaran2008/2009 dan 2009/2010. Pada tahun ajaran 2009/2010 Miftahudin juga aktif diorganisasi Racana, JQH serta organisasi mahasiswa yang tertinggi di STAIN Salatiga yaitu Senat Mahasiswa (SEMA). Selain itu pada tahun ajaran
2010/2011 ia juga masih aktif diorganisasi bidang kepramukaan (RACANA). Sedangkan organisasi Ekstra Kampus yang diikutinya adalah Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Salatiga. Sekripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Bandongan Terhadap Kemampuan Memahami Kitab Kuning Santri Ma’had Putra Stain Salatiga Tahun 2010/2011” adalah karya Miftahudin yang disusun guna memenuhi syarat untuk diperolehnya gelar Sarjana dalam ilmu Tarbiyah, yaitu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi.)
Angket Santri Ma’had Putra STAIN Salatiga Tahun 2011 Angket tentang penggunaan metode bandongan a.
b.
Identitas Nama
:
Progdi
:
Angkatan
:
Petunjuk Jawablah
pertanyaan-pertanyaan
berikut
ini
dengan
jujur,
memberikan tanda silang (x), pada salah satu jawaban yan tersedia. 1. Apakah anda dapat mengartikan kata-kata dalam kitab kuning? a.
Bisa
b.
Kadang-kadang
c. Tidak bisa
2. Apakah anda dapat menghaarokati kalimat dalam kitab kuning? a.
Bisa
b.
Kadang-kadang
c. Tidak Bisa
3. Apakah anda dapat membaca kitab kuning secara jelas?
dengan
a.
Bisa
b.
Kadang-kadang
c. Tidak Bisa
4. Apakah dengan menggunakan metode bandongan, anda lebih aktif bertanya pada guru (ustadz) tentang materi yang sedang dipelajari? a.
Ya
b.
Kadang-kadang
c. Tidak
5. Waktu proses belajar mengajar kitab kuning berlangsung, bagaimanakah situasi kelas yang diajar dengan menggunakan metode bandongan? a.
Seluruh santri memperhatikan
b.
Yang memperhatikan hamya yang duduk di depan
c.
Banyak santri yang bicara sendiri
6. Apakah dengan menggunakan metode bandongan, anda lebih dapat memahami materi yang diajarkan? a.
Ya
b.
Kadang-kadang
c. Tidak
7. Dengan diajar menggunakan metode bandongan, apakah semangat anda untuk belajar lebih bergairah? a.
Ya
c. Tidak
b.
Kadang-kadang
8. Bagaimanakah guru (ustadz) anda dalam menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan metode bandongan? a.
Sangat menarik
b.
Menarik
c. Tidak menarik
9. Apakah anda pernah merasa kesulitan, jika diajar dengan mnggunakan metode bandongan? a.
Tidak pernah
b.
Kadang-kadang
c. Sering
10. Apakah anda merasa bosan, jika selalu diajar menggunakan metode bandongan? a.
Tidak
b.
Kadang-kadang
c. Ya
Tes Formatif Tes tentang kemampuan memahami kitab kuning A. IDENTITAS Nama
:
Progdi
:
Angkatan
:
B. Petunjuk Jawblah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar. 1. Terjmahkan kalimat dibawah ini ke dalam bahasa Indonesia!
# بماذا يتخلق الولد# ليعيش محبوبا فى،يجب على الولد ان يتخلق با ألخال ق الحسنة من صغره . وجميع النا س، ويحبه اھله،كبره يرضى عنه ربه ال، كيال يكون مكروھا،يجب على الولد ان يبتعد عن األخال ق القبيحة وال أحد من النا س،يرضى عنه ربه وال يحبه اھله 2. Jelaskan maksud dari kalimat diatas!
!3. Terjmahkan kalimat dibawah ini ke dalam bahasa Indonesia
#الولد المطيع # حسن ولد مطيع ،يصلى كل يوم ،الصلوات الخمس فى اوقا تھا ،ويوا ظب على الحضور فى المدرسة ،وعلى قراءة القرآن ومطا لعة
الدروس فى
البيت ،ولذ لك يحبه ابوه وامه ،واساتذته وجميع الناس. !4. Jelaskan maksud dari kalimat diatas !5. Terjmahkan kalimat dibawah ini ke dalam bahasa Indonesia
#
باب آدابالوضوء #
فاذا فرغت من ال ستنجاء فال تترك السواك فانه مطھرة للفم ومرضاة للرب ومسخطة لشيطان وصالة بسواك افضل من سبعين صالة بال سواك !6. Jelaskan maksud dari kalimat diatas !7. Terjmahkan kalimat dibawah ini ke dalam bahasa Indonesia
#آداب الخروج الى المسجد # فاذا فرغت من طھارتك فصل فى بيتك ركعتى الفجر ان كان الفجر قد طلع كذالك كان يفعل رسول ﷲ صلى ﷲ عليه وسلم
!8. Jelaskan maksud dari kalimat diatas !9. Terjmahkan kalimat dbawah ini ke dalam bahasa Indonesia
#
با ب آداب دخول الخآلء
#
فاذا قصدت بيت الخآلء لقضاء الحاجة فقدم فى الدحول رجلك اليسرى وفى الخروج رجلك اليمنى وال تستصحب شئا عليه اسم ﷲ تعالى ورسوله وال تدخل حاسر الرأس وال حا فى القدمين وقل عند الدخول بسم ﷲ اعوذ با Zمن الرجس والنجس الحبيث المحبث الشيطان الرجيم !10. Jelaskan maksud dari kalimat diatas
PEDOMAN WAWANCARA Pertanyaan Wawancara 1. Apakah anda senang dengan penerapan metode bandongan dalam pembelajaran kitab kuning? 2. Menurut anda, Efektifkah penerapan metode bandongan diterapkan dalam pembelajaran kitab kuning? 3. Denga menggunakan metode bandongan, Apakah anda lebih dapat memahami kitab kuning? 4. Apabila anda belum paham dalam pembelajaran kitab kuning apa yang anda lakukan?
HASIL WAWANCARA Hari /tanggal : Rabu 20 juli 2011 Waktu
: Pukul 19.30WIB - Selesai
Lokasi
: Ma’had putra STAIN Salatiga
Informan
: Santri Ma’had putra STAIN Salatiga tahun 2010/2011
A. Ahmad Dwi Bayu Saputra 1. Ya, senang Karena dalam pembelajaran ini materi lebih cepat selesai, melatih pendengaran, dan belajar untuk ta’dhim kepada guru/kyai serta meningkatkan kebersamaan antara santri yang saatu dengan santri yang lain. 2. Ya, efektif. Karena lebih meningkatkan pengalaman dalam memaknai kitab kuning, 3. Ya, karena dalam penggunaan metode bandongan kata-kata dalam kitab kuning diartikan satu persatu. 4. Bertanya kepada pak kyai/ustadz B. Sigit Purwanto 1. Ya, senang
Karena dalam pennggunaan metode bandongan, selain disuruh mencatat artinya satu persatu juga dijelaskan penjabaran apa yang terkandung dalam kitab tersebut. 2. Ya, efektif Karena kita dapat lebih mengerti secara mendetail apa yang diajarkan. 3. Ya, Karena dengan menggunakan metode bandongan mufrodat dalam kitab kuning dijelaskan kata perkata. 4. Mengulang membaca sampai paham.
C. Abdul Ghoni 1. Ya, senang Karena itu dapat memahamkan murid dalam pembelajaran kitab kuning 2. Kurang efektif Karena pendengaran murid kadang-kadang ada yang salah dalam menafsirkan kata-kata dari kyai 3. Ya kadang-kadang memahami 4. Bertanya kepada pak kyai Karena dengan bertanya kita dapat mengetahui apa yang kita tidak ketahui.
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI Nama
: Mifahudin
NIM
: 11107013
Progdi
: pendidikan agama islam (PAI)
Judul Skripsi :”Pengaruh Penggunaan Metode Bandongan terhadap Kemampuan Memhami Kitab Kuning Santri Ma’had Putra STAIN Salatiga Tahun 2011” Pembimbing : Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag No Hari/tanggal
Isi konsultasi
Catatan pembimbing
Paraf
DAFTAR NILAI SKK Nama : MIFTAHUDIN No. 1
NIM : 11107013
Jenis Kegiatan
Waktu Kegiatan
Orientasi Program Studi 28-31 Agustus 2007
Status Peserta
Nilai 3
Dan Pengenalan Kampus (OPSPEK)
STAIN
Salatiga 2
SK mengajar TPQ PLUS 16 November 2008 - Pengajar Al-Hidayah
3
Seminar
12
sekarang Nasional
Kepemim
” 23 April 2008
Peserta
6
Peserta
2
Peserta
3
Pemateri
4
pinan
Demokrasi
dan
Pendidian
Politik untuk
Kesejahteraan Rakyat “ BEM STAIN Salatiga 4
Musabaqoh Fi Lughoh Al 10 Juni 2008 Arabiyah oleh ITTAQO dan JQH STAIN Salatiga
5
Training Of Trainer (TOT) 14 Agustus 2008 “Merentas Jalan Menuju Kader Ulil Albab” oleh PMII
Cabang
Kota
Salatiga 6
Pesantren Kilat (PESKIL) 16 Oktober 2008 ldk Darul Amal STAIN Salatiga
7
Workshop
Leadership 10-12
SEMA,DEMA,
November Peserta
3
HMJ 2008
Sari’ah STAIN Salatiga 8
Seminar dan Silaturrahmi 16 Desember 2008
Peserta
6
Panitia
3
Peserta
2
Nasional HMJ Syari’ah STAIN Salatiga 9
TEKAD 1 LDK Darul 16-17 Januali 2009 Amalal STAIN Salatiga
10
Kuliah Umum dan Dialog 10 Febuari 2009 STAIN Salatiga
11
LATGAB PT/PTAI Se- 27 Febuari-1 Maret Delegasi Jawa
Tengah
STAIN 2009
Kudus
4
Peserta STAIN Salatiga
12
KMD
Kwartir
Cabang 9-14 Febuari 2009
Peserta
3
Panitia
3
Panitia
3
Peserta
6
Peserta
2
Kota Salatiga 13
MTQ
Mahasiswa 2 April 2009
ITTAQO dan JQH 14
MILAD VII LDK Darul 8-14 April 2009 Amal STAIN Salatiga
15
Seminar Nasional DEMA 22 April 2009 STAIN Salatiga
16
Bedah Buku Metode Studi 26 Mei 2009 Islam oleh Perpustakaan STAIN Salatiga
17
Galang Tangkas Se-Eks 30 Mei 2000
Delegasi
Karisidenan
Juri STAIN
Surakarta
UMS Surakarta
4
Salatiga
18
LKTI HMJ Tarbiyah
2 Juni 2009
Peserta
2
19
Diskusi Panel dan Buka 5 September 2009
Panitia
3
September Panitia
3
Bersama CEC, LDK dan ITTAQO 20
ARR
Racana
STAIN 6-10
Slatiga 21
2009
Orientasi
Pengenalan 18-20 Oktober 2009
Akademis
dan
Pemantau
4
Kampus
STAIN Salatiga 22
IBTIDA’
LDK
STAIN 10-11 Oktober 2009
Panitia
3
XIX
Racana 18-21 Oktober 2009
Panitia
4
Multimedia 22-24 Oktober 2009
Panitia
4
Ketua
4
Salatiga 23
PLCPP
STAIN Salatiga 24
Workshop
STAIN Salatiga 25
Publik
Hearing
SEMA 1 Desember 2009
STAIN Salatiga 26
Peskil
Ramadhan
Panitia LDK
Pemateri
4
STAIN Salatiga 27
Workshop Jurnalistik
9-12 2009
November Peserta
3
28
Tekad 1 LDK STAIN 14 Desember 2009
Panitia
4
Panitia
4
Peserta
2
Desember Panitia
3
Salatiga 29
Workshop ESIQ
30
Seminar
16-18 Nov 2009
Kebangsaan 2 Desember 2009
DEMA STAIN Salatiga 31
PAB JQH STAIN Salatiga
12-12 2009
32
LATGAB PT/PTAI Se- 26-28 Febuari 2010
Panitia
4
Panitia
4
Panitia
3
STAIN 20 April 2010
Panitia
3
STAIN 22-28 April 2010
Panitia
3
Panitia
3
Delegasi
4
Jawa STAIN Salatiga 33
Legal
Drafting
SEMA 23-24 Maret 2010
STAIN Salatiga 34
FBI (Pemilihan Mas dan 19 April 2010 Mbak) STAIN Salatiga
35
FBI
(Seminar)
Salatiga 36
MILAD
LDK
Salatiga 37
MTQ Mahasiswa II JQH 27 Mei 2010 STAIN Salatiga
38
LK2PP Karisidenan
Se-Eks
Mei 2010
Surakarta
STAIN Surakarta 39
Perlombaan
Juri STAIN Salatiga
Antar 28-29 Agustus 2010
Pesantren Se-Kota Salatiga
Juri
4
40
ARR
Racana
STAIN 30
Salatiga 41
Agustus-3 Panitia
3
September 2010
PLCPP
XX
Racana 08-11 Oktober 2010
Panitia
4
STAIN Salatiga 42
Workshop Leadership
3-5 Desember 2010
STAIN Salatiga 43
Ketua
4
Panitia
KML Kwartir Cabang
25-30 Januari 2011
Peserta
3
25-27 Febuari 2011
Delegasi
4
Kota Salatiga 44
LATGAB PT/PTAI SeJawa Racana STAIN
Panitia
Kudus
STAIN Salatiga
45
Lomba TPQ Se-Kelurahan 1 Mei 2011
Panitia
3
Panitia
4
Peserta
3
Kembaran 46
KML
Kwartir
Cabang 30 Januari 2010
Kota Salatiga 47
SK.
Lulus
Praktikum 20 Agustus 2010
Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) 48
SK. Lulus Praktikum BTA
18 Novbember 2008
Peserta
3
49
SK. Pengurus JQH STAIN
18 Oktober 2008
Pengurus
4
Salatiga 2008/2009
Bidang Tafsir
50
SK. Pengurus LDK
10 Juli 2008
Pengurus
4
STAIN Salatiga
Kaderisasi
2008/2009 51
SK. Pengurus SEMA
29 Juni 2009
STAIN Salatiga
Ketua
5
Internal
2009/2010 52
53
54
SK. Pengurus RACANA
4 April 2009
Bidang
STAIN Salatiga
Kerumahtan
2009/2010
ggan
SK. Pengurus LDK
29 Juni 2009
Pengurus
STAIN Salatiga
Bidang
2009/2010
Syiar
SK. Pengurus JQH STAIN
10 November 2009
Salatiga 2009/2010
Pengurus
5
4
4
Bidang Tafsir
55
SK. Pengurus RACANA
29 Maret 2010
STAIN Salatiga
Bendahara
6
Umum
2010/1011 Jumlah
207
Pembantu
Ketua/
Kemahasiswaan
Bidang
M A H AS AD IS WA
MA ’
H
S
A
A
S TAI N L A T I G
المعھد للبنين بجامعة سالتيجا اإلسالمية الحكومية MA’HAD MAHASISWA STAIN SALATIGA 2011/2012 Sekretariat : Ma’had Mahasiswi Jl. Nakula Sadewa No.V RT 03/03 Kembang Arum, Kec. Sidomukti, Salatiga
SURAT KETERANGAN Nomor : 15/mhd.stain/VIII/2011 Yang bertanda tangan di bawah ini pengasuh ma’had putra STAIN Salatiga kembang arum menerangkan dengan sesungguhnya bahwa : Nama
: Miftahudin
NIM
: 11107013
Perguruan tinggi
: STAIN Salatiga
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Telah mengadakan penelitian di Ma’had putra STAIN Salatiga mulai tgl 11-20 juli 2011, guna mengumpulkan data dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul
“PENGARUH
PENGGUNAAN
METODE
BANDONGAN
TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI KITAB KUNING SANTRI MA’HAD PUTRA STAIN SALATIGA TAHUN 2010/2011”. Demikian surat keterangan penelitian ini diberikan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga 09 agustus 2011 Pengasuh
M. Farid Abdullah M. Hum.