30/10/2011
ERGONOMI - TEMPERATUR -
Universitas Mercu Buana 2011
Tubuh Manusia dan Temperatur (menurut Kroemer & Kroemer,, Kroemer,, 2001)
Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37oC (khususnya bagian otak dan rongga dada)
1
30/10/2011
Tubuh Manusia dan Temperatur (menurut Kroemer & Kroemer,, Kroemer,, 2001)
Temperatur T t inti i ti tubuh t b h manusia i berada b d o pada kisaran nilai 37 C (khususnya bagian otak dan rongga dada)
Oleh karena itu manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan temperatur lingkungan sekitar
Tubuh Manusia dan Temperatur (menurut Kroemer dkk,, dkk,, 2001)
bagaimana g tubuh manusia menyesuaikan y diri dengan g temperatur lingkungan sekitar sering dikaitkan dengan thermo regulatory system
Tugas utama thermo regulatory system adalah menjaga temperatur inti tubuh pada kisaran nilai 37oC
2
30/10/2011
Tubuh Manusia dan Temperatur (menurut Kroemer dkk,, dkk,, 2001)
Pada bagian permukaan tubuh (bagian kulit) thermo regulatory system akan menjaga temperatur tubuh pada kisaran nilai diatas titik beku dan dibawah 40o Nilai ini tidaklah mutlak namun akan ditemukan p perbedaan nilai antara bagian g tubuh satu dengan bagian lainnya Contoh : pada bagian kaki mungkin suhunya adalah 25oC sedangkan bagian lengan atas bersuhu 31oC
Tubuh Manusia dan Temperatur (menurut Kroemer dkk,, dkk,, 2001, Wignjosoebroto Wignjosoebroto,, 2000)
SUHU PANAS
SUHU DINGIN
Pada P d suhu h panas, tubuh t b h akan menerima banyak panas
Pada P d suhu h dingin, di i tubuh t b h akan kehilangan banyak panas
Tubuh menyesuaikan diri dengan cara melepaskan panas
Tubuh menyesuaikan diri dengan cara menjaga panas tubuh
Kemampuan tubuh menyesuaikan diri di suhu panas adalah 20% dari kondisi normal
Kemampuan tubuh menyesuaikan diri di suhu panas adalah 35% dari kondisi normal
3
30/10/2011
Temperatur dan Performansi (menurut Kroemer dkk,, dkk,, 2001)
Perubahan temperatur inti tubuh sebesar 2o akan mempengaruhi fungsi tubuh dan performansi
Perubahan temperatur i i tubuh inti b h sebesar b 6o akan memberi dampak buruk bagi tubuh
Temperatur dan Performansi (menurut Kroemer dkk,, dkk,, 2001)
Karena adanya dampak buruk yang dapat ditimbulkan akibat perubahan suhu pada tubuh maka thermo regulatory system mengambil peranan penting
Dengan mempelajari hal-hal terkait dengan temperatur diharapkan dapat meminimalisasi dampak buruk dan menghindarinya
4
30/10/2011
Panas Tubuh (menurut Kroemer & Kroemer, Kroemer, 2001)
MAKANAN DAN MINUMAN
PANAS TUBUH
ENERGI
Diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah
Panas Tubuh (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
MAKANAN DAN MINUMAN
C6H12O6 + 6O2 Æ 6CO2 + 6H2O + energi
5
30/10/2011
Panas Tubuh (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001, hal 99)
Panas tubuh
O2
H2O, CO2
Makanan dan Minuman a
Perut
Panas tubuh H2O
Paru‐paru
Usus
Jantu ng ng
Hati
Metabolisme
Energi internal Energi eksternal
Otot
Proses pertukaran panas dengan lingkungan (menurut Kroemer dkk dkk,, 2001)
RADIASI
KONVEKSI
EVAPORASI
KONDUKSI
6
30/10/2011
Radiasi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001, hal 234)
“Proses radiasi merupakan suatu proses pegerakan energi elektromagnetik diantara dua permukaan yang berbeda berbeda”
Radiasi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Pada proses radiasi, panas mengalir li dari d i permukaan k yang lebih panas ke permukaan yang lebih dingin tanpa medium perantara
Contoh : pada pagi hari, sinar matahari menghangatkan tubuh
7
30/10/2011
Radiasi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Pada proses radiasi, jumlah panas yang mengalir diantara dua permukaan tergantung pada perbedaan panas yang d l k oleh dimiliki l h kedua k d permukaan k
Radiasi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001, hal 234)
Keterangan : QR = jumlah panas yang hilang/panas yang diterima oleh tubuh akibat proses radiasi S = luas permukaan tubuh yang bersentuhan hR = nilai koefisien pertukaran panas t = suhu dalam celsius
8
30/10/2011
Radiasi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
jumlah panas yang hilang/panas yang diterima oleh tubuh akibat proses radiasi (QR) dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor suhu (t) dan luas permukaan tubuh yang bersentuhan (S)
Konveksi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Proses konveksi terjadi ketika tubuh bersentuhan dengan udara (zat gas lainnya) atau air (zat cair lainnya)
Contoh : Tubuh akan terasa sejuk berada di dalam ruangan yang dilengkapi dengan AC
9
30/10/2011
Konveksi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001, hal 235)
Keterangan : QC,K = jumlah panas yang hilang/panas yang diterima oleh tubuh akibat proses konduksi/konveksi S = luas permukaan tubuh yang bersentuhan k = nilai koefisien konduksi atau konveksi t = suhu dalam celsius
Konduksi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Proses konduksi terjadi ketika tubuh bersentuhan dengan benda padat
Contoh : Permukaan duduk kursi akan terasa hangat ketika seseorang meninggalkan kursi yang baru saja ia duduki
10
30/10/2011
Konduksi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001, hal 235)
Keterangan : QC,K = jumlah panas yang hilang/panas yang diterima oleh tubuh akibat proses konduksi/konveksi S = luas permukaan tubuh yang bersentuhan k = nilai koefisien konduksi atau konveksi t = suhu dalam celsius
Evaporasi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Pada proses evaporasi tubuh kehilangan panas tubuh
Contoh : Tubuh mengeluarkan keringat ketika berada di lingkungan dengan suhu yang panas
11
30/10/2011
Evaporasi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001, hal 235)
Keterangan : QE = jumlah panas yang hilang dari tubuh akibat proses evaporasi S = luas permukaan tubuh yang lembab h = kelembaban udara
Evaporasi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
proses evaporasi (QE) dipengaruhi oleh faktor luas permukaan tubuh yang lembab (S) dan kelembaban udara (h)
12
30/10/2011
Evaporasi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Tingkat kelembaban udara yang tinggi menyebabkan sulitnya proses evaporasi terjadi dibandingkan pada kondisi lingkungan yang kering atau nilai kelembaban udaranya rendah
Keseimbangan panas tubuh (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001, hal 237)
H+R+C+K-E=0 Keterangan : H = energi (panas) yang dihasilkan dari proses metabolism R = jumlah panas yang hilang/panas yang diterima oleh tubuh akibat proses radiasi C = jumlah panas yang hilang/panas yang diterima oleh tubuh akibat proses konveksi K = jumlah panas yang hilang/panas yang diterima oleh tubuh akibat k b proses konduksi k d k E = jumlah panas yang hilang/panas yang diterima oleh tubuh akibat proses evaporasi Catatan : ketika tubuh kehilangan panas tubuh maka R, C dan K akan negatif sedangkan pada kondisi tubuh mendapatkan panas tubuh maka nilai R, C dan K akan positif.
13
30/10/2011
Reaksi tubuh di lingkungan suhu panas (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Reakasi tubuh ketika berada di lingkungan dengan suhu yang panas yaitu : Meningkatkan suhu permukaan tubuh (bagian kulit) Meningkatkan aliran darah ke kulit Mempercepat detak jantung Memperluas output jantung
Meningkatkan suhu permukaan tubuh (bagian kulit kulit)) (menurut Kroemer dkk dkk,, 2001)
M i k tk suhu Meningkatkan h permukaan k t b h (bagian tubuh (b i kulit) k lit)
Suhu permukaan tubuh (bagian kulit) ditingkatkan sampai berada diatas suhu lingkungan.
Tujuannya untuk mengantisipasi kehilangan energi akibat proses konveksi, konduksi dan radiasi
14
30/10/2011
Meningkatkan aliran darah ke kulit (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
M i k tk aliran Meningkatkan li d h kulit darah k lit
Dampaknya yaitu terjadi yaitu penurunan aliran darah ke otot dan organ dalam
Hal tersebut dapat menurunkan kekuatan otot
Keringat yang diproduksi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Jumlah keringat yang diproduksi dipengaruhi oleh f k faktor-faktor f k di diantaranya yaitu i : Jenis pakaian yang dikenakan Kondisi lingkungan serta pekerjaan yang dilakukan Pekerjaan yang dilakukan
15
30/10/2011
Keringat yang diproduksi (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Tubuh memproduksi keringat dengan jumlah berlebih
Akibatnya tubuh kehilangan cairan tubuh Dalam jangka panjang dapat menyebabkan dehidrasi. Kehilangan carian tubuh kurang dari 5% berat tubuh tidak menurunkan kekuatan otot Mengatasinya dilakukan dengan cara minum air putih
Reaksi tubuh di lingkungan suhu dingin (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Pada lingkungan dengan suhu yang dingin, tubuh akan menyesuaikan diri dengan tujuan untuk menjaga panas tubuh sehingga temperatur inti tubuh tetap berada pada kisaran nilai 37oC
16
30/10/2011
Reaksi tubuh di lingkungan suhu dingin (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Reakasi tubuh ketika berada di lingkungan dengan suhu yang dingin yaitu : Menurunkan suhu permukaan tubuh (bagian kulit) Menurunkan aliran darah ke kulit Meningkatkan metabolisme tubuh guna memproduksi panas tubuh
Dampak yang ditimbulkan ketika di lingkungan suhu dingin (menurut Kroemer dkk dkk,, 2001)
Dampak yang ditimbulkan ketika berada di lingkungan dengan suhu yang dingin yaitu : Munculnya dehidrasi Produksi urin yang meningkat Rasa tidak nyaman yang ditimbulkan pada proses pernafasan akibat udara yang dihirup terasa dingin
17
30/10/2011
Dampak yang ditimbulkan ketika di lingkungan suhu dingin (menurut Kroemer dkk dkk,, 2001)
Dampak yang ditimbulkan ketika berada di lingkungan dengan suhu yang dingin yaitu : Tubuh bergemetar. Hal ini terkait dengan aktivitas tubuh menghirup oksigen dengan cepat karena oksigen yang dikonsumsi meningkat dalam upaya untuk memproduksi panas tubuh dengan cepat Rasa lelah muncul dengan cepat akibat penurunan suhu otot sehingga mengurangi kemampuan kontraksi otot
Pengendalian temperatur ruangan (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Hal-hal yang dapat dilakukan terkait dengan temperatur lingkungan Penggunaan jenis pakaian tertentu (pada temperatur lingkungan yang dingin) Perhatian Pakaian yang tebal dapat mengganggu gerak tubuh sehingga aktivitas kerja juga dapat terganggu
http://www.coolantarctica.com/Antarctica% 20fact%20file/science/clothing_in_antarctica .htm
18
30/10/2011
Pengendalian temperatur ruangan (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Hal-hal yang dapat dilakukan terkait dengan temperatur lingkungan l k Penggunaan jenis pakaian tertentu (pada temperatur lingkungan yang panas) Perhatian Pakaian yang berwarna gelap akan menyerap panas http://www.ansellpro.com/productcatalog/ProductDetail.aspx?productId=177
Pengendalian temperatur ruangan (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Hal-hal yang dapat dilakukan terkait dengan temperatur lingkungan
Penggunaan ventilation fan pada pabrik http://productimage.tradeindia.com/00271722/b/0/Ventilat ion-Fan.jpg
19
30/10/2011
Pengendalian temperatur ruangan (menurut Kroemer dkk, dkk, 2001)
Hal-hal yang dapat dilakukan terkait dengan temperatur lingkungan Penggunaan AC pada ruangan kantor
Perhatian Sick building syndrome
http://abadimultiteknik.files.wordpress.com/ 2011/03/portable-air-conditioner1.jpg
Sick building syndrome Penggunaan AC pada ruangan kantor Menciptakan ruangan kerja yang tertutup Menyebabkan minimnya sistem pertukaran udara Ruangan kerja terkontaminasi polutan udara Memperburuk kualitas udara ruang kerja
20
30/10/2011
Sick building syndrome Kualitas udara ruang kantor yang buruk terhirup oleh p pekerja j Jika kondisi berlangsung dalam waktu yang lama dapat menyebabkan sick building syndrome Gejala yang ditimbulkan berupa iritasi mata, mata kulit terasa kering, sakit kepala, batuk kering dan sebagainya
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT
21