perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG PECAHAN SISWA KELAS III SDN 2 KALANGAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
RONY RUSENO X7109095
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG PECAHAN SISWA KELAS III SDN 2 KALANGAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh: RONY RUSENO X7109095
SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi
dengan
judul
”Penggunaan
Media
Kartu
Domino
Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas III SDN 2 Kalangan Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Nama
: Rony Ruseno
NIM
: X7109095
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada:
Hari
: Rabu
Tanggal
: 6 Juli 2011
Persetujuan Pembimbing Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Sukarno, M.Pd NIP 195702031983031001
Drs. Ngadino Yustinus, M.Pd NIP 194910091979031001 Mengetahui,
Ketua Program Studi PGSD
Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. NIP 195610091980121001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi
dengan
judul
”Penggunaan
Media
Kartu
Domino
Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas III SDN 2 Kalangan Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Nama
: Rony Ruseno
NIM
: X7109095
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
: Rabu
Tanggal
: 3 Agustus 2011
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Hasan Mahfud, M.Pd.
........................
Sekretaris
: Dra. Jenny Indrastoeti Siti Poerwanti, M.Pd.
........................
Anggota I
: Drs. Ngadino Yustinus, M.Pd.
.........................
Anggota II : Drs. Sukarno, M.Pd
.........................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 19600727 198702 1 001
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Rony Ruseno. X7109095. PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG PECAHAN SISWA KELAS III SDN 2 KALANGAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan berhitung pecahan dengan media kartu domino pada siswa kelas III SDN 2 Kalangan Klaten tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 2 Kalangan Klaten tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Sumber data yang digunakan penelitian ini adalah informasi data yaitu siswa dan guru kelas III, dokumen, dan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran keterampilan berhitung pecahan dengan media kartu domino. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan triangulasi sumber data. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa penggunaan media kartu domino dapat meningkatkan keterampilan berhitung pecahan siswa kelas III SDN 2 Kalangan Klaten tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya keterampilan berhitung pecahan yang diperoleh dari nilai rata-rata hasil tes awal kondisi awal yaitu 46,62 dengan ketuntasan klasikal 23,53%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat mencapai 55,74 dengan ketuntasan klasikal meningkat 52,94%. Tindakan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 63,53 dengan ketuntasan klasikal meningkat 70,59%. Dan tindakan pada siklus III nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 72,94 dengan ketuntasan klasikal meningkat 82,35%. Kata kunci : Media kartu domino, keterampilan berhitung pecahan
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Rony Ruseno. X7109095. THE USE OF DOMINO CARD MEDIA TO IMPROVE THE FRACTION ARITHMETIC COMPETENCY IN THE III GRADERS OF SDN 2 KALANGAN KLATEN IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, June 2011. The objective of research is to improve the fraction arithmetic competency in the III graders of SDN 2 Kalangan Klaten in the school year of 2010/2011. This study belongs to a Classroom Action Research. The subject of research used in this research was the III graders SDN 2 Kalangan Klaten in the school year of 2010/2011, consisting of 34 students: 13 boys and 21 girls. The data source employed in this research was data information namely the students and Class III teacher, document, and result of observation on the implementation of fraction arithmetic competency learning with domino card media. Techniques of collecting data used were test, observation, and documentation. To validate the data, the writer used data source triangulation. Technique of analyzing data used was an interactive model of analysis encompassing three components: data reduction, data display, and conclusion drawing. The research process was done in three cycles. Each cycle consists of four stages: (1) planning, (2) acting, (3) observing, and (4) reflecting. Considering the result of research, it can be concluded that the use of domino card media can improve the fraction arithmetic competency of III graders of SDN 2 Kalangan Klaten in the school year of 2010/2011. It can be seen from the increased fraction arithmetic competency obtained from the mean value of pretest result in prior condition of 46.62 with the classical passing of 23.53%. In the cycle I this figure increases to 55.74 and the classical passing is 52.94%. In cycle II, it increases to 63.53 and classical passing is 70.59%. And in cycle III, it increases to 72.94 and classical passing is 82.35%. Keywords: Domino card media, fraction arithmetic competency.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
·
Tak ada sesuatu yang lebih menyenangkan daripada menimbulkan senyum pada wajah orang lain, terutama wajah orang yang kita cintai (RA Kartini)
·
Bukan kurangnya pengetahuan yang menghalangi keberhasilan, tetapi tidak cukupnya tindakan. Dan bukan kurang cerdasnya pemikiran yang melambatkan perubahan hidup ini, tetapi kurangnya penggunaan dari pikiran dan kecerdasan (Mario Teguh)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk: Ø Ibuku dan Ayahku tersayang. Terima kasih atas segala panjatan doa, kasih sayang,
nasihat,
kesabaran, kerja keras, dan pengorbanan yang tiada terbatas. Ø Kekasih Tersayang.Terima kasih atas segala doa, perhatian dan semangat yang tiada terbatas. Ø Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan almamaterku tercinta tempatku menimba ilmu berkarakter kuat dan cerdas untuk masa depan yang cerah.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Atas kehendak-Nya pula skripsi dengan judul ”Penggunaan Media Kartu Domino Untuk Meningkatkan Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas III SDN 2 Kalangan Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011” dapat terselesaikan dengan baik sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Ngadino Yustinus, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah membimbing serta arahan kepada penulis. 5. Drs. Sukarno, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah membimbing dengan sabar
dan
memberi masukan
bagi penulis
hingga
skripsi
ini dapat
terselesaikan. 6. Prapti Ismumpuni, S.Pd. SD., selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 2 Kalangan yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 7. Suparna, A.ma.Pd., selaku guru kelas 3 yang telah bersedia menjadi rekan kolaborasi dalam penelitian ini. 8. Sahabat-sahabatku di PGSD FKIP UNS yang selama ini telah mewarnai harihariku di masa kuliah, dan berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis telah berupaya untuk berbuat yang terbaik dalam penyusunan skripsi ini. Namun demikian, disadari hasilnya masih jauh dari kesempurnaan. Semua ini tidak lain karena keterbatasan penulis baik pengatahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, segala saran dan kritik membangun sangat diharapkan. Akhirnya, penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca budiman. Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut di atas mendapat pahala dan imbalan dari Allah.
Surakarta,
Juli 2011
Peneliti
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN………………………………………………......
ii
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………..
iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………...
iv
ABSTRAK……………………………………………………………………
v
ABSTRACT……………………………………………………………………
vi
MOTTO……………………………………………………………………….
vii
PERSEMBAHAN…………………………………………………………….
viii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
DAFTAR ISI .................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….
xiv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………
xv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. xvii BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................
1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...
4
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………....
4
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………..
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………..
6
A. Kajian Teori……………………………………………………………….
6
1. Hakikat Media Kartu Domino………………………………………...
6
a. Pengertian Media…………………………..……………………..
6
b. Pengertian Kartu Domino………………………………………...
8
2. Hakikat keterampilan Berhitung Pecahan…………………………….
14
a. Matematika……………………………………………………….
14
b. Matematika Sekolah Dasar……………………………………….
14
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Ruang lingkup Matematika kelas III SD…………..……………..
15
d. Evaluasi Matematika……………….…………………………….
17
e. Pengertian Keterampilan…………..……………………………..
18
f.
Pengertian Berhitung……………………………………………..
20
g. Pengertian Pecahan……………………………………………….
20
h. Belajar Pecahan……………………………………………..........
22
i.
Pengaruh Kartu Domino dalam Pembelajaran Pecahan……….....
25
B. Hasil Penelitian Yang Relevan....................................................................
26
C. Kerangka pikir ............................................................................................
26
D. Hipotesis…………………………………………………………………..
28
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………….
29
A. Setting Penelitian………………………………………………………….
29
B. Subyek penelitian…………………………………………………………
30
C. Bentuk dan strategi penelitian……………………………………………
30
D. Sumber Data ……………………………………………………………..
31
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................
31
F. Validitas Data…………………………………………………………….
33
G. Analisis Data……………………………………………………………...
34
H. Indikator kinerja………………………………………………………......
34
I. Prosedur Penelitian………………………………………………………..
36
BAB IV HASIL PENELITIAN………………………………………………
43
A. Profil Tempat Penelitian…………………………………………………..
43
B. Deskripsi Hasil Penelitian………………………………………………...
44
1. Deskripsi Kondisi Awal………………………………………………
44
2. Deskripsi Siklus I……………………………………………………..
47
3. Deskripsi Siklus II…………………………………………………….
57
4. Deskripsi Siklus III……………………………………………………
66
C. Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan………………………………..
74
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN………………………….
80
A. Simpulan…………………………………………………………………..
80
B. Implikasi…………………………………………………………………..
80
C. Saran………………………………………………………………………
81
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...
83
LAMPIRAN…………………………………………………………………..
86
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian...........................................................................
29
Tabel 2. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian untuk Aspek Kualitas Proses……………………………………………………..
35
Tabel 3. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian untuk Aspek Belajar Pecahan……………………………………………………
35
Tabel 4. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Sebelum Tindakan .......................................................................
45
Tabel 5. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siklus I .....
53
Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ......................................
54
Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .....................................
56
Tabel 8. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siklus II ..
61
Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II .....................................
63
Tabel 10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ....................................
64
Tabel 11. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siklus III ..
70
Tabel 12. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III ....................................
71
Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III...................................
73
Tabel 14. Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas .............................
77
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Contoh Kartu Domino ………………………………………….
9
Gambar 2.
Contoh Kartu Domino dengan Nilai Pecahan yang Sama……...
10
Gambar 3.
Kartu Domino yang masih dipegang Siswa…………………….
10
Gambar 4.
Contoh Kartu Domino dengan Nilai Lambang Bilangan
dan
Nilai Gambar …………………………………………………. Gambar 5.
11
Menunjukkan Perbandingan Pecahan dengan Nilai Lebih Besar……………………………………………………..
11
Gambar 6.
Kartu Domino yang masih dipegang Siswa…………………….
12
Gambar 7.
Contoh Kartu Domino dengan Nilai Lambang Bilangan
dan
Nilai Gambar 1…………………………………………………. Gambar 8.
12
Menunjukkan Perbandingan Pecahan dengan Nilai Lebih Kecil……………………………………………………...
13
Kartu Domino yang masih dipegang Siswa…………………….
13
Gambar 10. Pecahan ……………………………………………………….
22
Gambar 11. Menunjukkan Pecahan dengan Nilai yang Sama……………….
24
Gambar 12. Menunjukkan Pecahan dengan Nilai Lebih Besar………………
24
Gambar 13. Menunjukkan Pecahan dengan Nilai Lebih Kecil………………
25
Gambar 14. Kerangka Berpikir………………………………………………
27
Gambar 15. Tahap-tahap dalam PTK………………………………………..
31
Gambar 16. Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc Taggart........
37
Gambar 17. Kartu Domino…………………………………………………..
44
Gambar 9.
Gambar 18. Grafik Data Nilai Tes Awal Siswa Kelas III Sebelum Tindakan…………………………………………….
46
Gambar 19. Grafik Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas III Siklus I………………………………………………..
commit to user xv
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 20. Grafik Nilai Keterampilan Berhitung pecahan Siswa Kelas III Siklus II……………………………………………….
62
Gambar 21. Grafik Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas III Siklus III………………………………………………
70
Gambar 22. Grafik Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas…………
77
.
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Soal Pretest……………………………………………………
86
Lampiran 2
Kunci Jawaban Pretest………………………………………...
87
Lampiran 3
Daftar Nilai Tes Awal Keterampilan Berhitung Pecahan Kelas III SD Negeri 2 Kalangan………………………………
88
Lampiran 4
Silabus…………………………………………………………
90
Lampiran 5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I………………….
91
Lampiran 6
Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG ) Siklus I……….
99
Lampiran 7
Lembar Kerja Permainan Siklus I…………………………….
105
Lampiran 8
Lembar Soal Siklus I………………………………………….
107
Lampiran 9
Kunci Jawaban Siklus I……………………………………….
108
Lampiran 10 Daftar Nilai Siklus I Keterampilan Berhitung Pecahan Kelas III SD Negeri 2 Kalangan……………………………………..
109
Lampiran 11 Lembar Penilaian Keompok Bermain Siklus I………………..
111
Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II………………...
117
Lampiran 13 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG ) Siklus II………
125
Lampiran 14 Lembar Kerja Permainan Siklus II……………………………
131
Lampiran 15 Lembar Soal Siklus II…………………………………………
132
Lampiran 16 Kunci Jawaban Siklus II………………………………………
133
Lampiran 17 Daftar Nilai Siklus II Keterampilan Berhitung Pecahan Kelas III SD Negeri 2 Kalangan……………………………………..
134
Lampiran 18 Lembar Penilaian Kelompok Bermain Siklus II………………
136
Lampiran 19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III………………..
142
Lampiran 20 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG ) Siklus III……….
150
Lampiran 21 Lembar Kerja Permainan Siklus III…………………………...
156
Lampiran 22 Lembar Soal Siklus III………………………………………...
157
Lampiran 23 Kunci Jawaban Siklus III……………………………………...
158
Lampiran 24 Daftar Nilai Siklus III Keterampilan Berhitung Pecahan Kelas III SD Negeri 2 Kalangan………………………………
commit to user xvii
159
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 25 Lembar Penilaian Kelompok Bermain Siklus III……………..
161
Lampiran 26 Daftar Nilai……………………………………………………
167
Lampiran 27 Gambar Kartu Domino………………………………………..
168
Lampiran 28 Kisi-kisi………………………………………………………..
170
Lampiran 29 Jurnal Internasional……………………………………………
171
Lampiran 30 Dokumentasi…………………………………………………..
173
Lampiran 30 Surat Keterangan Penelitian Kepala SDN 2 Kalangan………..
176
Lampiran 31 Surat Keputusan Dekan FKIP UNS…………………………...
177
Lampiran 32 Surat Permohonan Ijin Penelitian……………………………..
178
Lampiran 33 Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi…………………….
179
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana yang menentukan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, yaitu mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana kehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai. Aspirasi bangsa yang demikian tidak akan tercapai tanpa melalui pendidikan. Hal itu sejalan dengan tujuan pembangunan nasional di bidang pendidikan yang menyatakan bahwa untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan meningkatkan kualitas manusia
Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, serta memungkinkan para warganya mengembangkan dirinya dari segala aspek, baik jasmani maupun rohani (pasal 1 UU sisdiknas nomor 2/1989) Sistem pendidikan nasional mempunyai tujuan dan sekaligus sebagai alat yang amat penting dalam perjuangan mencapai cita-cita dan mencapai tujuan bangsa Indonesia
dalam
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
Indonesia.
Untuk
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan (pasal 3 UU Sisdiknas nomor 20/2003). Sekolah sebagai tempat siswa belajar, dengan harapan dalam belajar akan memperoleh prestasi belajar dengan baik. Dalam belajar tersebut prestasi
yang
dicapai kadang dapat mencapai seperti apa yang diharapkan, tetapi dapat pula tidak. Hal ini karena daya serap masing-masing siswa berbeda dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. Prestasi merupakan bukti keberhasilan yang dicapai oleh siswa sebagai hasil belajar, maka dari itu prestasi
commit to user 1
yang diperoleh siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
diharapkan mencapai ketuntasan yaitu di atas 60. Untuk memperoleh prestasi yang sesuai dengan ketuntasan baik guru dan siswa harus mengetahui apa-apa saja untuk memperoleh prestasi itu. Adapun salah satu pelajaran yang diharapkan mempunyai prestasi yang baik adalah pelajaran Matematika. Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di Sekolah Dasar dan pelajaran ini nantinya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka dari itu pengajarannya sangat perlu kejelian atau kesungguhan agar siswa benar-benar menguasai pelajaran Matematika ini. Berdasarkan (Permendiknas nomor 11 tahun 2009: 337) dikemukakan bahwa Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan Matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan Matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Tujuan mata pelajaran matematika disekolah dasar bahwa siswa belajar tidak hanya di bidang kognitif saja tapi meluas bidang psikomotor dan afektif. Pembelajaran Matematika perlu menampak kemampuan berfikir yang matematis dalam diri siswa, yang bermuara dalam kemampuan menggunakan Matematika sebagai bahasa dan alat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupanya, hasil lain yang tidak dapat diabaikan adalah terbentuknya kepribadaian yang baik dan kokoh. Ciri-ciri matematika adalah memiliki objek yang abstrak, mendasarkan diri pada kesepakatan-kesepakatan, sepenuhnya menggunakan pola pikir deduktif dan dijiwai dengan kebenaran konsistensi. Menurut Sutawijaya dalam Siti Hawa (2008: 1) Matematika mengkaji benda-benda abstrak (benda pikiran) yang disusun dalam
commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
suatu sistem aksiomatis dengan mengunakan simbol (lambang) dan penalaran dedukatif. Sedangkan menurut Hudoyo dalam Siti Hawa (2008: 1) matematika berkenaan dengan ide (gagasan-gagasan), hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga Matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Sebagai guru matematika dalam menanamkan pemahaman seseorang belajar matematika utamanya bagaimana menanamkan pengetahuan konsep-konsep dan pengetahuan prosedural. Mata pelajaran Matematika nantinya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu dalam pembelajaran diperlukan kesungguhan agar siswa benar-benar menguasai pelajaran Matematika. Kewajiban para guru untuk menanamkan rasa senang terhadap materi pelajaran Matematika, dengan memberi rangsangan dan dorongan kepada siswa. Salah satu caranya adalah pembelajaran Matematika dengan menggunakan media yang sesuai dengan materinya. Oleh karena itu, guru kelas dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak Sekolah Dasar khususnya anak kelas III. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas di SDN 2 Kalangan kecamatan Pedan kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011 terhadap hasil ulangan harian keterampilan berhitung pecahan pada semester II, ternyata hasil nilai rata-rata kelas rendah dibandingkan materi yang lain. Bahkan setelah dicoba pada siswa kelas III untuk mengerjakan dua puluh soal pecahan, dari tiga puluh empat siswa yang mengerjakan hanya delapan orang siswa yang memperoleh nilai di atas nilai KKM, sedangkan dua puluh enam siswa lainnya memperoleh nilai di bawah KKM. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika adalah 60. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi bidang studi Matematika masih rendah terutama penguasaan dalam menyelesaikan soal-soal pecahan. Kenyataan di atas menunjukkan bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang tidak mudah dipahami. Rendahnya penguasaan materi matematika khususnya materi pecahan dimungkinkan selain kurang jelasnya guru dalam memberikan penjelasan materi kepada siswa, dapat juga karena kurangnya media dalam kegiatan belajar-mengajar dan kurangnya minat siswa karena pembelajarannya yang kurang menarik dan menyenangkan.
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
Kartu domino merupakan permainan yang belum dikenal siswa kelas III SDN 2 Kalangan. Cara bermain kartu ini sama persis seperti kita bermain kartu domino, akan tetapi bentuk kartunya saja yang berbeda. Kartu domino adalah salah satu permainan yang mengandalkan kemampuan berhitung dan ketelitian. Fungsi kartu domino adalah untuk membantu siswa memahami konsep lambang pecahan dan penjumlahan pecahan (Depdikbud 1995/1996: 14). Secara tidak langsung siswa dituntut untuk menguasai fakta dasar pecahan dalam memainkan kartu domino. Bentuk dari kartu domino yang menarik membuat siswa merasa senang bermain meskipun secara tidak langsung sudah mempelajari matematika. Kartu domino juga merangsang kemampuan motorik siswa. Jika anak senang dan ada gerakan-gerakan maka kemampuan kognitifnya akan berkembang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan bermain, anak akan merasa senang sekaligus anak belajar lewat permainan tersebut sehingga kemampuan kognitifnya akan berkembang. Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Penggunaan Media
Kartu Domino untuk
Meningkatkan Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas III SDN 2 Kalangan Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, dirumuskan sebagai berikut : Apakah penggunaan media Kartu Domino dapat meningkatkan keterampilan berhitung pecahan siswa kelas III SDN 2 Kalangan Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk : Meningkatkan keterampilan berhitung pecahan melalui Penggunaan Media Kartu Domino siswa kelas III SDN 2 Kalangan Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya yaitu : 1. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Adanya peningkatkan pemahaman konsep-konsep matematika khususnya Materi pecahan. b. Bagi Guru Dapat
menambah
wawasan
guru
dalam
mengembangkan
media
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berhitung pecahan dalam pembelajaran matematika. c. Bagi Sekolah Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru khususnya dalam pembelajaran matematika dan menambah variasi media pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan manfaat teoritis yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tolak ukur kajian pada penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran pecahan dengan menggunakan media kartu domino.
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI 1. Hakikat Media Kartu Domino a. Pengertian Media Media berasal dari bahasa latin medium yang artinya perantara yang membawa pesan dari sumber untuk disampaikan kepada penerima pesan (Sri Anitah W, (2008: 6). Sedangkan
media
(1991/1992: 78) adalah
alat
segala
pengajaran bantu
yang
menurut
R. Ibrahim
dapat memperlancar
keberhasilan mengajar. Alat bantu mengajar ini berfungsi membantu pencapaian tujuan. Oleh karena itu dalam proses
belajar mengajar, guru harus selalu
menghubungkan alat bantu mengajar dengan kegiatan mengajarnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud media adalah alat atau sarana yang digunakan sebagai perantara (medium) untuk menyampaikan pesan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Adapun menurut Gagne (dalam Azhar Arsyad, 2010: 5) , media adalah berbagai jenis komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Briggs (dalam Azhar Arsyad, 2010 : 4) menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids) Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang tujuannya dapat memberikan pengalaman konkret, meningkatkan motivasi belajar, mempertinggi daya serap, dan retensi belajar siswa. Menurut M. Djauhar Siddiq (2008: 36), media pembelajaran adalah segala bentuk perantara atau pengantar penyampaian pesan dalam proses komunikasi pembelajaran. Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat atau sarana prasarana yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dalam rangka memperlancar jalannya pembelajaran dan
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa fungsi dari media pembelajaran dalam proses komunikasi pembelajaran diantaranya sebagai berikut: 1) Berperan sebagai komponen yang membantu mempermudah/ memperjelas materi atau pesan pembelajaran dalam proses pembelajaran. 2) Membuat pembelajaran menjadi lebih menarik. 3) Membuat pembelajaran lebih realistis/objektif. 4) Menjangkau sasaran yang luas. 5) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, karena dapat menampilkan pesan yang berada di luar ruang kelas dan dapat menampilkan informasi yang terjadi pada masa lalu, mungkin juga masa yang akan datang. 6) Mengatasi informasi yang bersifat
membahayakan, gerakan rumit, objek
yang sangat besar dan sangat kecil, semua dapat disajikan menggunakan media yang telah dimodifikasi. 7) Menghilangkan verbalisme yang hanya bersifat kata-kata (M. Djauhar Siddiq, 2008: 21). Arif Sadiman, dkk (2010: 17) kegunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah : 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya : a) objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realitas, gambar, film, atau model. b) objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film atau gambar. c) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau highspeed photography. d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, foto, maupun secara verbal; e) Objek-objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin) dapat disajikan dalam model, diagram, dan lain-lain; f) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lainlain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan sebagainya.
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk: a) menimbulkan kegairahan belajar; b) memungkinkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dengan kenyataan; c) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 4) Sifat unik tiap siswa, lingkungan dan pengalaman yang berbeda, kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan kesulitan bila harus diatasi sendiri. Lebih sulit lagi bila latar belakang lingkungan guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu kemampuannya dalam : a) memberikan perangsang yang sama b) mempersamakan pengalaman c) menimbulkan persepsi yang sama.
b. Pengertian Kartu Domino Berhubungan dengan media, dalam pembelajaran pecahan media yang dapat digunakan adalah kartu domino. Menurut Aulia Rakhma (2010: 24) Kartu domino adalah kartu permainan dimana bentuk kartunya mirip dengan kartu domino dan cara bermainnya sama seperti kita bermain kartu domino dengan bentuk setiap kartu persegi panjang dan dibagi dua sisi yaitu sisi kanan dengan nilai bilangan pecahan dan sisi kiri dengan nilai pecahan gambar. Sedangkan kegunaan media kartu domino ini adalah untuk membantu para siswa untuk memahami konsep lambang pecahan dan penjumlahan pecahan pada tingkat Sekolah Dasar, Depdikbud (1996: 14). Kartu domino pecahan sebagai media pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam mengatasi pemahaman pecahan. Media ini juga dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran menulis dan membaca pecahan dengan gambar dan membandingkan pecahan yang berpenyebut sama. Media ini sangat sederhana, dan terkait dengan
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
kehidupan sehari-hari (http://apakabarpsbg.wordpress.com diakses tanggal 29 Juli 2011) Kartu domino ini memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari kartu ini praktis dibawa kemana saja, bentuknya tetap, warnanya menarik siswa, dan mudah dalam penggunaannya. Sedangkan kelemahan dari kartu ini yaitu mudah sobek, tidak tahan lama, dan apabila siswa salah dalam penggunaannya dalam arti bukan untuk pembelajaran, bisa membuat kerugian karena salah dalam pemanfaatannya. Berdasar pendapat tersebut diatas dapat disimpulan bahwa kartu domino adalah kartu permainan sederhana dimana bentuk dan cara bermainnya mirip dengan kartu domino yang berguna membantu guru dan siswa sekolah dasar untuk menulis dan membaca pecahan, memahami konsep lambang pecahan, membandingkan pecahan, dan menjumlahkan pecahan. Cara bermain kartu domino untuk pembelajaran pecahan adalah sebagai berikut: 1) Cara Bermain Kartu Domino (Membandingkan pecahan yang nilainya sama) a) Kocok kartu domino tersebut b) Bagikan kepada masing-masing anggota 3 sampai 4 siswa, masing-masing anggota memegang 9 atau 7 kartu. c) Setelah dibagikan habis, siswa yang pertama mendapatkan kartu menjatuhkan sebuah kartu, misalnya :
Gambar 1. Contoh Kartu Domino dengan Nilai Lambang Bilangan dan Nilai Gambar d. Siswa yang kedua menjatuhkan kartu yang memuat gambar atau lambang bilangan . Misalnya seperti di bawah ini.
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
Gambar 2. Contoh Kartu Domino dengan Nilai Pecahan yang Sama e. Apabila tidak mempunyai kartu yang memuat gambar
atau lambang
bilangan , maka digantikan dengan siswa ketiga dan begitulah seterusnya. f. Apabila hal seperti diatas sudah tidak dapat dilanjutkan, maka dihitung jumlah pecahan pada kartu yang masih dipegangnya. Misalnya seorang siswa memegang tiga buah kartu sebagai berikut :
Gambar 3. Kartu Domino yang masih dipegang Siswa Maka jumlah pecahan yang dipunyai adalah :
commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
g. Sebagai siswa yang menang adalah siswa yang tidak memegang kartu sama sekali atau (kalau tidak ada yang tidak memegang kartu sama sekali) siswa yang memegang kartu atau kartu-kartu yang jumah pecahannya paling sedikit. 2) Cara Bermain Kartu Permainan Domino (Membandingkan pecahan yang nilainya lebih besar) a) Kocok kartu domino tersebut. b) Bagikan kepada masing-masing anggota, masing-masing anggota memegang 9 atau 7 kartu. c) Setelah dibagikan habis, siswa yang pertama mendapatkan kartu menjatuhkan sebuah kartu, misalnya :
Gambar 4. Contoh Kartu Domino dengan Nilai Lambang Bilangan dan Nilai Gambar d) Letakkan kartu yang nilainya lebih besar, gambar dengan gambar, angka dengan angka, atau angka dengan gambar juga bisa.
Gambar 5. Menunjukkan Perbandingan Pecahan dengan Nilai
commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Lebih Besar e) Apabila tidak mempunyai kartu yang bernilai lebih besar dari lambang bilangan
atau gambar
, maka digantikan dengan siswa ketiga dan
begitulah seterusnya. f) Apabila hal seperti diatas sudah tidak dapat dilanjutkan, maka dihitung jumlah pecahan pada kartu yang masih dipegangnya. Misalnya seorang siswa memegang dua buah kartu sebagai berikut :
Gambar 6. Kartu Domino yang masih dipegang Siswa Maka jumlah pecahan yang dipunyai adalah :
g) Sebagai siswa yang menang adalah siswa yang tidak memegang kartu sama sekali atau (kalau tidak ada yang tidak memegang kartu sama sekali) siswa yang memegang kartu atau kartu-kartu yang jumah pecahannya paling sedikit. 3)
Cara Bermain Kartu Permainan Domino (Membandingkan pecahan yang nilainya lebih kecil) a) Kocok kartu domino tersebut. b) Bagikan kepada
masing-masing
anggota, masing-masing
anggota
memegang 9 atau 7 kartu. c) Setelah dibagikan habis, siswa yang pertama mendapatkan kartu menjatuhkan sebuah kartu, misalnya :
commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
Gambar 7. Contoh Kartu Domino dengan Nilai Lambang Bilangan dan Nilai Gambar 1
d) Letakkan kartu yang nilainya lebih kecil, gambar dengan gambar, angka dengan angka, atau angka dengan gambar juga bisa.
Gambar 8. Menunjukkan Perbandingan Pecahan dengan Nilai Lebih Kecil
e) Apabila tidak mempunyai kartu yang bernilai lebih kecil dari lambang bilangan
atau gambar 1, maka digantikan dengan siswa ketiga dan
begitulah seterusnya. f) Apabila hal seperti diatas sudah tidak dapat dilanjutkan, maka dihitung jumlah pecahan pada kartu yang masih dipegangnya. Misalnya seorang siswa memegang dua buah kartu sebagai berikut :
Gambar 9. Kartu Domino yang masih dipegang Siswa Maka jumlah pecahan yang dipunyai adalah :
commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
g) Sebagai siswa yang menang adalah siswa yang tidak memegang kartu sama sekali atau (kalau tidak ada yang tidak memegang kartu sama sekali) siswa yang memegang kartu atau kartu-kartu yang jumah pecahannya paling sedikit.
2. Hakikat Keterampilan Berhitung Pecahan a. Matematika Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2008: 1) menyatakan bahwa: Matematika
adalah
bahasa simbol;
ilmu
deduktif
yang
tidak
menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi dalam Heruman (2008: 1), yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif. Mathematics is pervading every study and technique in our modern world, bringing ever more sharply into focus the responsibilities laid upon those whose task it is to teach it. Most prominent among these is the difficulty of presenting an interdisciplinary approach so that one professional group may benefit from the experience of others. (http://www.tandf.co.uk/journal/titles/0020739X.asp /international+journal+of+Mathematical+Education+in+Science+and+Techno logy.acces 29/07/2011) b. Matematika Sekolah Dasar Dalam GBPP disebutkan bahwa yang dimaksud Matematika Sekolah adalah Matemetika yang diajarkan di sekolah SD dan di sekolah Menengah. Matematika tersebut terdiri atas bagian–bagian Matematika yang dipilih guna menumbuh kembangkan kemampuan–kemampuan dan membentuk pribadi siswa serta mengikuti perkembangan IPTEK. Ini berarti bahwa Matemetika sekolah tidak dapat dipisahkan sekali dan cirri-ciri penting yang dimiliki Matematika yaitu (1) Memiliki obyek yang abstrak (2) Memiliki pola pikir deduktif dan konsisten (Depdikbud 1995: 1).
commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
Di lain pihak Hudoyo (1981: 134) menyatakan bahwa Matematika sekolah dasar adalah untuk mempersiapkan anak didik agar sanggup untuk menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan dunia yang senantiasaberubah melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis dan rasional, kritis dan cermat, obyektif,
efektif,diperhitungkan
secara
analisis-sintesis
serta
untuk
mempersiapkan anak didik agar menggunakan matematika secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari dan didalam ilmu pengetahuan. Dijelaskan pula bahwa fungsi matematika sekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental yang memiliki obyek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi dalam sistem proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
c. Ruang Lingkup Matematika Kelas III SD Berdasarkan KTSP 2006 Pelajaran Matematika pada kelas III terdapat 5 standar kompetensi yang harus tercapai. Salah satu standar kompetensi yang harus tercapai pada semester 2 sebagai berikut :
commit to user 15
digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id
16
Sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran Tema Standar Kompetensi
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
0
-I----I----I----I----I-0 I---I---I---I---I---I--
….
Contoh Instrumen
Penilaian Bentuk Instrum en
2.
Kuis Lisan 1. Tes Tertulis
Teknik
3
Alokasi Waktu (jp)
SILABUS : SD : III/2 : Matematika : Pekerjaan : 3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah.
Pecahan
3.2.1 Membandingkan nilai dua pecahan dengan gambar. 3.2.2 Membandingkan nilai dua pecahan dengan garis bilangan.
I--
……..
Sumber/ Bahan/ Alat Pembelajaran
Buku Matematika kelas III, karangan Nur Akhsin dan Heny Kusumawati, halaman 106–110
16
Kompetensi Materi Pokok/ Pembelajaran Dasar
3.2 Membandingkan pecahan.
- Menentukan perbandingan nilai pecahan dengan memperhatikan gambar. - Menentukan perbandingan nilai pecahan dengan melihat letaknya pada garis bilangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
d. Evaluasi Matematika Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1984: 238) evaluasi adalah penilaian. Dalam wakhinudin.wordpress.com di akses 8 Maret 2011, evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memeperoleh kesimpulan. Sedangkan menurut Sarwiji S (2009: 7) evaluasi adalah suatu proses untuk mengetahui apakah program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan. Evaluasi pembelajaran terbagi menjadi 3 yaitu : 1) Evaluasi Proses Dalam evaluasi proses pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa tindakan yaitu : a) Observasi Observasi
merupakan
kegiatan
memantau
keseluruhan
proses
pembelajaran. b) Evaluasi Kinerja Evaluasi Kinerja/observasi merupakan evaluasi yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. c) Evaluasi Sikap Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu. d) Evaluasi Proyek / Tugas Evaluasi proyek / tugas merupakan kegiatan evaluasi terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. e) Evaluasi produk Evaluasi produk adalah evaluasi terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. f) Evaluasi Portofolio Menurut Gennes dalam Sarwiji S (2009: 92), portofolio adalah sekumpulan pekerjaan siswa yang dapat menunjukkan kepada mereka
commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
(juga bagi yang lain) atas usaha, kemajuan, dan pencapaian mereka dalam bidang studi tertentu. g) Evaluasi Diri Evaluasi diri adalah suatu teknik evaluasi dimana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. 2) Evaluasi Hasil Dalam evaluasi hasil pembelajaran matematika, dapat dilakukan dengan mengadakan tes. Menurut Nurkancana dalam Sarwiji S (2009: 39) Tes adalah suatu cara untuk melakukan evaluasi yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawannya atau nilai standar yang ditetapkan. 3) Evaluasi Cara Bermain Kartu Domino Evaluasi penggunaan kartu domino oleh siswa dapat dilihat melalui: a) Kemampuan memahami konsep pecahan b) Menemukan cara bermain kartu domino pada saat siswa secara kelompok memainkannya c) Membandingkan antara pecahan satu dengan pecahan yang lain d) Ketuntasan hasil belajar Sesuai dengan aspek-aspek tersebut di atas maka evaluasi dapat berupa evaluasi kinerja/observasi, evaluasi sikap, evaluasi proyek/tugas, evaluasi diri, dan evaluasi hasil.
e. Pengertian Keterampilan Menurut Poerwadarminta (1984: 1088) keterampilan adalah kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Dalam aksay.multiply.com di akses 5 Februari 2011, keterampilan adalah keahlian yang bermanfaat bagi masyarakat. Istilah keterampilan mengacu pada kemampuan untuk melakukan sesuatu dalam cara yang efektif. Keterampilan ditentukan bersama dengan belajar dan keturunan. Keterampilan dapat didefinisikan secara
commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
abstraksi dan umum (kecerdasan, keterampilan hubungan antar pribadi sehingga secara sempit dan spesifik (pertimbangan verbal, kemampuan persuasif) (aksay.multiply.com diakses 5 Februari 2011). Menurut
Patten
yang
dikutip
dalam
Sri
Wahyuni
(2009: 5)
keterampilan adalah suatu kemampuan siswa yang dibawa ke tempat belajar, pengetahuan, kecakapan-kecakapan interpersonal dan
kecakapan
kecakapan teknis. Para siswa yang tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk pembelajaran mungkin tidak mampu menghasilkan prestasi yang baik. Seorang guru akan mempersempit kemungkinan-kemungkinan
untuk
mengenali pembelajaran siswa dengan membandingkan hasil dan perilaku, masalah-masalah kondisi yang menghambat aktivitas belajar akan menjadi jauh lebih jelas. Hal ini membawa siswa ke tahap berikutnya yang lebih baik dari upaya dan keterampilan. Tingkat keterampilan hanya dinilai dengan melihat prestasi seorang siswa. Setiap nilai yang di bawah standar melambangkan kekurangan. Siswa yang berprestasi rendah mungkin membutuhkan bimbingan lagi. Bila siswa tetap belajar, mereka membutuhkan banyak diperhatikan bahwa siswa yang
pelatihan. Penting juga untuk
berprestasi
baik memperlihatkan cukup
keterampilan. Menurut Raynor yang dikutip dalam Sri Wahyuni (2009: 5-6), sebenarnya siswa dengan nilai keterampilan di atas standar mungkin terlalu mampu untuk pelajaran sekarang. Dalam hal ini siswa membutuhkan pengaturan belajar kembali untuk memberikan banyak tantangan. Dalam
saifulmmuttaqin.blogspot.com
di akses
5
Februari 2011,
keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar. Dalam hal ini, pembelajaran Keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat dan tepat melalui belajaran kerajinan dan teknologi rekayasa dan teknologi pengolahan. Perilaku terampil ini dibutuhkan dalam keterampilan hidup manusia di masyarakat (saifulmmuttaqin.blogspot.com di akses 5 Februari 2011)
commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
Menurut berbagai pendapat di atas, keterampilan merupakan keahlian yang dimiliki oleh seseorang di mana keahlian itu timbul
dikarenakan faktor
keturunan dan kebiasaan seseorang itu belajar dan berlatih.
f.
Pengertian Berhitung Menurut David Glover (2007: 30) In Arith Matic you add subtract multy play and devide numbers. Aritmatika berhubungan dengan
menjumlah,
mengurang, mengali dan membagi bilangan. Menurut Purwodarminta (1993: 311), berhitung adalah mengerjakan hitungan (menjumlahkan, mengurangkan, dsb). Menurut Nurkhasanah dan Didik Tumianto (2007: 243), berhitung adalah mengerjakan hitungan dan aritmatika atau berhitung adalah cabang Matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Secara singkat berhitung adalah pengetahuan tentang bilangan. Berhitung merupakan salah satu tahapan belajar yang harus dilalui setiap anak oleh karena itu tidak ada salahnya jika kita sebagai orang tua atau guru mengajari anak untuk berhitung sedini mungkin, dikarenakan berhitung sangat erat dengan angka-angka (indonesiatera.com/belajar-berhitung-denganaritmatic.html, di akses 4 Maret 2011). Dalam perkembangan aritmatika atau berhitung selanjutnya, penggunaan bilangan sering diganti dengan objek, penggunaan objek dalam aritmatika inilah yang kemungkinan disebut aljabar Dali S. Naga, dalam Mulyono Abdurrahman (1999: 253). Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berhitung adalah cabang Matematika yang berhubungan dengan perhitungan yang menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
g. Pengertian Pecahan Menurut Gatot Muhsetyo, dkk (2008: 45) mengatakan bahwa pecahan adalah suatu lambang yang memuat pasangan berurutan bilangan-bilangan bulat
commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
p dan q ( q
0 ), ditulis dengan , p disebut pembilang (numerator) dan q
disebut penyebut (denumerator), untuk mengatakan nilai x yang memenuhi hubungan p = q = x. Pecahan pada prinsipnya menyatakan beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama seluruh jumlah bagian yang sama tersebut bersamasama membentuk satuan (unit). Dua macam keadaan yang perlu penekanan adalah konsep keseluruhan sebagai satuan dan konsep sama. Kedua konsep ini dapat berkaitan dengan geometri dan bilangan cacah. Kaitan masing-masing dapat ditunjukkan dengan menggunakan benda-benda manipulatif, misalnya kertas karton. Pecahan yang dipelajari siswa SD merupakan bagian bilangan rasional. Pecahan biasa merupakan lambang bilangan yang digunakan
untuk
melambangkan bilangan pecah. Menurut Kennedy dalam Sukayati (2003:1) pecahan memiliki makna sebagai berikut: 1) Pecahan sebagai bagian yang berukuran sama dari yang utuh atau keseluruhan. 2) Pecahan sebagai bagian dari kelompok-kelompok yang beranggotaka sama banyak atau juga menyatakan pembagian. 3) Pecahan sebagai perbandingan atau rasio Menurut Muchtar A. Karim (1997: 6.4) pecahan adalah perbandingan bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu benda atau himpunan bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu himpunan terhadap himpunan semula. Maksud dari “perbandingan bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu benda” adalah apabila suatu benda dibagi menjadi beberapa bagian yang sama, maka perbandingan setiap
itu dengan keseluruhan bendanya
menciptakan lambang dasar suatu pecahan. Sedangkan maksud dari “himpunan bagian
yang sama terhadap keseluruhan dari suatu himpunan terhadap
himpunan semula” yaitu suatu himpunan dibagi atas himpunan bagian yang sama, maka perbandingan setiap himpunan bagian yang yang sama itu terhadap keseluruhan himpunan semula akan menciptakan labang dasar suatu pecahan. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pecahan adalah bilangan yang mempunyai jumlah kurang
atau lebih dari utuh,
commit to user 21
yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
dinyatakan sebagai perbandingan dua bilangan cacah a dan b, ditulis
dengan b
0 yang terdiri dari pembilang dan penyebut, pembilangan merupakan bilangan terbagi, dan penyebut merupakan bilangan pembagi.
h. Belajar Pecahan Belajar pecahan pada siswa SD terutama pada siswa kelas III, salah satu materinya yaitu tentang membandingkan besarnya nilai pecahan. Daerah yang diberi warna adalah 1 bagian dari 2. Oleh karena itu, daerah tersebut menunjukkan pecahan Pecahan
dibaca satu per dua.angka 1 menunjukkan
pembilang dan angka 2 disebut penyebut.
Gambar 10. Pecahan Dalam belajar membandingkan pecahan dapat menggunakan cara berikut ini : … Dimana :
a sebagai pembilang 1 d sebagai pembilang 2 b sebagai penyebut 1 e sebagai penyebut 2
Cara penyelesaian: ( a x e )
....
(b x d)
(pembilang 1 x penyebut 2 ) .... (penyebut 1 x pembilang 2)
1) Pecahan yang ekuivalen ( = ) contoh:
commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
cara penyelesaian: ( 2 X 3 ) .... 6
(2X3)
=
6
Jadi, 2) Pecahan yang nilainya lebih besar ( > ) contoh:
cara penyelesaian: ( 4 X 3 ) .... 12
>
(1X7) 7
Jadi, 3) Pecahan yang nilainya lebih kecil ( < ) contoh:
cara penyelesaian:
( 2 X 2 ) .... 4
(1X7)
<
7
Jadi,
Dalam penelitian ini, siswa belajar pecahan dengan menggunakan media kartu domino. Cara belajar pecahan dengan kartu permainan domino:
1) Pecahan yang Ekuivalen Dalam mempelajari pecahan yang ekuivalen, siswa memasangkan gambar dengan angka atau angka dengan angka atau gambar dengan gambar yang senilai atau ekuivalen (lihat gambar 11).
commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Gambar 11. Menunjukkan Pecahan dengan Nilai yang Sama
2) Membandingkan Pecahan dengan tanda (>) ”lebih besar” Dalam membandingkan pecahan yang lnilainya lebih besar, siswa memasangkan suatu gambar dengan angka atau angka dengan angka atau gambar dengan gambar yang nilainya lebih besar (lihat gambar 12).
Gambar 12. Menunjukkan Pecahan dengan Nilai Lebih Besar 3) Membandingkan Pecahan dengan tanda (<) ’’lebih kecil” Dalam
membandingkan
nilai
pecahan
yang
lebih
kecil,
siswa
memasangkan suatu gambar dengan angka atau angka dengan angka atau gambar dengan gambar yang nilainya lebih kecil (lihat gambar 13).
commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Gambar 13. Menunjukkan Pecahan dengan Nilai Lebih Kecil h. Pengaruh Kartu Domino dalam Pembelajaran Pecahan Dalam materi pecahan terutama pada materi membandingkan pecahan, peranan media kartu domino sangat penting dalam meningkatkan keterampilan berhitung terutama membandingkan pecahan siswa Kelas III SD. Dalam kegiatan pembelajaran, ketidakjelasan materi pecahan yang disampaikan oleh guru dapat dibantu dengan menggunakan media kartu domino sebagai perantara untuk memudahkan dan memperjelas materi yang akan disampaikan. Penggunaan
media
kartu
domino
dalam
pembelajaran
pecahan
memegang peranan sangat penting yaitu sebagai alat bantu untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien karena siswa mudah tertarik sehingga siswa termotivasi akhirnya nilai belajar pecahan siswa dapat meningkat. Itu terbukti bahwa sebelum guru menggunakan media kartu domino niali siswa di bawah batas kriteria
minimal. Akan tetapi setelah guru
menggunakan media kartu domino, keterampilan siswa meningkat dengan ditunjukkan nilai belajar pecahan siswa bisa di atas rata-rata kelas dan di atas kriteria ketuntasan minimal. berpengaruh
dalam
Jadi, media kartu permainan domino sangat
meningkatkan
keterampilan
membandingkan pecahan pada siswa Kelas III SD.
commit to user 25
berhitung
terutama
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
B.
HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
Bunyamin (2010) dengan judul
Penggunaan Media Benda Konkrit Guna
Meningkatkan Pemahaman Konsep Nilai Pecahan Kelas III SDN 03 Petarukan Pemalang Tahun 2009/2010.
Menyimpulkan bahwa penggunaan media benda
konkrit berupa kertas lipat dapat meningkatkan pemahaman konsep nilai pecahan
pada
siswa kelas
III
SDN
03
Petarukan Kecamatan Petarukan
Kabupaten Pemalang. Hal ini terbukti dengan data sebagai berikut : Nilai rata-rata pre tes siklus I adalah 61,75, nilai rata-rata pos tes siklus I adalah 69,00 dan nilai rata-rata tes formatif siklus I adalah 70. Adapun nilai yang diperoleh siswa pada nilai rata-rata pre tes siklus II adalah 79,75, nilai rata-rata pos tes siklus II adalah 82,25 dan nilai ratarata tes formatif siklus II adalah 83. Relevansinya dengan penelitian ini yaitu pada kesimpulan ada hubungan positif antara Penggunaan media dengan keterampilan berhitung pecahan. Artinya, setiap pembelajaran matematika khususnya materi berhitung pecahan menggunakan media maka akan semakin baik kemampuan berhitung siswa.
C. KERANGKA BERFIKIR Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara sistematik. Selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu “Penggunaan Media Kartu Domino untuk Meningkatkan Keterampilan Berhitung Pecahan pada Siswa Kelas III SDN 2 Kalangan Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.” Pada kondisi awal diketahui bahwa materi pecahan merupakan salah satu materi yang cukup sukar dikuasai oleh siswa, jika dibandingkan dengan materi yang lain dalam mata pelajaran metematika. Dalam pembelajaran materi pecahan guru masih kurang dalam variasi penggan media sehingga siswa kurang dalam memahami materi pecahan yang mengakibatkan keterampilan berhitung pecahan pada siswa rendah.
commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Pada proses pembelajaran materi pecahan untuk meningkatkan keterampilan berhitung pecahan yang mulanya rendah dapat ditingkatkan dengan penggunaan media. Media yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan berhitung pecahan tersebut yaitu dengan menggunakan media kartu domino. Melalui penggunaan media kartu domino siswa dapat termotivasi untuk selalu mengikuti pembelajaran dan merasakan adanya manfaat. Dalam penggunaan media kartu domino dapat dilaksanakan dengan tiga siklus dan setiap siklusnya terdapat dua pertemuan. Pada kondisi akhir pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino dapat meningkatkan keterampilan berhitung pecahan pada siswa kelas III SDN 2 Kalangan. Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat dilihat dalam gambar berikut: Kondisi Awal
Guru kurang bervariasi dalam menggunakan media konvensional
Keterampilan berhitung pecahan rendah
Siklus I Guru menggunakan media Kartu Domino Tindakan
pada pembelajaran
Siklus II
pecahan Siklus III
Kondisi
Media Kartu Domino dapat
Akhir
meningkatkan keterampilan berhitung pecahan
Gambar 14. Kerangka Berpikir
commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
D. HIPOTESIS
Berdasarkan pada kerangka berpikir dan landasan teori tersebut di atas, dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : “Penggunaan media Kartu Domino dapat meningkatkan keterampilan berhitung pecahan siswa kelas III SDN 2 Kalangan Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011”
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian Lokasi penelitian ini di SDN 2 Kalangan dengan alamat Jagulan, Kalangan, Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Waktu penelitian dilakukan pada semester II tahun ajaran 2010/2011 selama enam bulan yakni mulai Januari sampai Juli. Untuk jelasnya jadwal penelitian dapat dilihat pada table 1 di bawah ini : Bulan Kegiatan
No
Penelitian
Jan 1 2 3
1
Persiapan
2
Koordinasi
3
4
5
6
7
8
9
Pengumpulan data Perencanaan tindakan
Feb
Maret
v v v
v v
v v
v v
2 Pelaksanan siklus
v v
3 Penyusunan
v v
laporan Penyelesaian
v v
laporan
Penjilidan
1 2 3 4
v
Pelaksanan siklus
11
Juni
v
1
Ujian penelitian
Mei
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pelaksanan siklus
10
April
v v
commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
B. Subyek Penelitian Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa SDN 2 Kalangan kelas III. Kelas III ada 1 kelas. Terdiri dari 34 siswa. Dari 34 siswa tersebut terdiri dari 21 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Komposisi kecerdasan siswa relatif sama, karena belum dibedakan berdasarkan prestasi mereka. Karena itu peneliti mengambilnya secara keseluruhan.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang menekankan pada masalah perbaikan proses di kelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Wardhani (2007: 1.19) menyatakan bahwa sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran. Dengan menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan akan mendapat informasi yang sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara professional.
2. Strategi Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menggunakan pendekatan jenis ini karena data yang akan diperoleh atau dikkumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan di lapangan. Alasan mengadakan penelitian tindakan kelas adalah, karena PTK mengkaji masalah pendidikan yang berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru. Selain itu PTK dapat memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru kelas. Dalam penelitian ini menggunakan strategi model siklus. Wardhani (2007: 2.3) menyatakan bahwa PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur atau siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi.
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Merencanakan Refleksi
Melakukan tindakan Mengamati
Gambar 15. Tahap-tahap dalam PTK
D. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 2 Kalangan Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2010 / 2011, teman sejawat, guru dan Kepala Sekolah. Dalam penelitian ini sumber data yang dapat dimanfaatkan antara lain : 1. Informasi data dari nara sumber yang terdiri siswa kelas III serta wali kelas III SDN 2 Kalangan. 2. Data nilai akademik mata pelajaran matematika kelas III SDN 2 Kalangan, baik nilai ulangan harian atau nilai ulangan Akhir Semester. 3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran matematika kelas III SDN 2 Kalangan.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Menurut W. Gulo (2002: 116) observasi adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau kolabolator mencatat infornasi sebagaimana yang mereka saksikan selama peneliti. Menurut Iskandar (2009: 181) observasi adalah pengamatan terhadap obyek-obyek yang dapat dijadikan sebagai sumber pengamatan. Kasihani Kasbolah (2001: 51-52) mengemukakan bahwa observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
(perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya. Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan, sebelum tindakan maupun setelah tindakan yang sedang berlangsung di kelas. Melalui observasi ini diharapkan gejala ketidakberhasilan atau kekeliruan dalam perencanaan tindakan dapat diketahui lebih awal sehingga dapat dilakukan perbaikan atau modifikasi perencanaan tindakan sebelum berjalan lebih lanjut.
2. Tes Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh seseorang maupun kelompok. Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2008: 67) tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 2 Kalangan pada materi pecahan. Bentuk tes yang digunakan adalah tes unjuk kerja selama proses pembelajaran dan tertulis pada setiap akhir pelaksanaan tindakan.
3. Metode dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yag artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, catatan harian, dan sebagainya. Menurut St. Y. Slamet dan Suwarto (2007: 53)dokumen adalah bahan tertulis maupun film yang digunakan sebagai sumber data. Sedangkan Iskandar (2009: 181) menjelaskan dokumentasi adalah
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
pengumpulan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitia tindakan kelas yang sedang dilaksanakan. Dokumen resmi untuk menjaring data awal berupa silabus, RPP sebelum dilakukan tindakan, dan daftar nilai matematika siswa kelas III tentang pecahan sebelum tindakan. Sedangkan dokumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan siswa selama proses pembelajaran setelah dilakukan tindakan berupa RPP, foto pembelajaran dan nilai evaluasi siswa tentang pecahan melalui penggunaan media kartu domino.
F. Validitas Data Di dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya dapat mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus diusahakan kebenarannya. Untuk menjamin dan menguji kesahihan data yang digunakan, maka validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data. Trianggulasi data maksudnya yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber yang berbeda. Jadi data dan informasi yang diperoleh selalu dikomparasi dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Trianggulasi data dalam penelitian ini seperti saat pengambilan data keaktifan siswa dengan di observasi oleh peneliti dan guru kelas, hasil tes di nilai oleh peneliti dan guru kelas. Validitas data menunjukan sejauhmana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk lebih jelasnya kisi-kisi soal yang dapat dilihat dilampiran 28 halaman 168. Tinggi rendahnya instrumen menunjukan sejauhmana fakta yang terkumpul dari dari gambar tentang variabel yang dimaksud. Dalam penelitian ini untuk memperoleh validasi data dan keahlian data melalui triangulasi (triangulasi data, triangulasi peneliti dan triangulasi teori). Triangulasi dokumen peneliti ini melibatkan guru, peneliti dan teman sejawat.
commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
G. Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis kualitatif dengan model interaktif. Menurut Sugiyono (2008: 91). Model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Untuk lebih jelasnya, proses analisis kualitatif dengan model interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka dapat dikumpulkan. 2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut. 3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kelas. 4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus. 5. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi susunan laporan. 6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian. 7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.
H. Indikator Kinerja Menurut Sarwiji Suwandi (2008: 70) Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam
menentukan
keberhasilan/keefektifan penelitian. Indikator keberhasilan tindakan ini dirumuskan pada tabel 2 dan 3.
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Tabel 2. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian untuk Aspek Kualitas Proses
Aspek yang diukur
Target Pencapaian
(Aspek Proses) Kualitas Proses
1. Siswa
menunjukkan
Mengamati saat pem-
dalam
belajaran dengan lembar
kesungguhan mengikuti
Cara Mengukur
pembelajaran
pecahan.
observasi
oleh peneliti
dan dihitung dari jumlah
2. Siswa bersemangat dengan menunjukkan
sikap
siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran
antusiasme dalam mengikuti pecahan melalui media pembelajaran
pecahan
kartu domino
melalui media kartu domino. 3. Siswa
berani bertanya dan
berpendapat
hubungannya
dengan pecahan
Tabel 3. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian untuk Aspek Belajar Pecahan
Target Pencapaian Aspek yang diukur Pemahami
konsep
Cara Mengukur
Siklus I Siklus II Siklus III 47%
58%
70%
pecahan
Mengamati dari pekerjaan siswa
berupa
uraian
penjelasan membandingkan pecahan
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Keterampilan menemukan bermain
49%
60%
73%
cara
Melihat
siswa
kelompok
media
secara
memainkan
media kartu domino
kartu domino Keterampilan
50%
64%
74%
Melihat dari hasil nilai
membandingkan
yang
antara pecahan satu
bermain
dengan
tersebut.
pecahan
diperoleh kartu
dari domino
yang lain Ketuntasan
hasil
52%
66%
75%
belajar
Menghitung jumlah siswa yang
memperoleh 60.
Siswa
memperoleh nilai
nilai yang 60
dinyatakan lulus.
I. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan kerangka dasar berbentuk rangkaian siklus yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan dalam 3 siklus yang masing-masing siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, mengamati kegiatan pembelajaran dan hasilnya, kemudian merefleksi kegiatan tersebut.
commit to user 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Prosedur penelitian ini dapat digambarkan pada gambar berikut : PELAKSANAAN
SIKLUS I PERENCANAAN
PENGAMATAN REFLEKSI
PELAKSANAAN PERENCANAAN
SIKLUS II
PENGAMATAN
REFLEKSI
PELAKSANAAN PERENCANAAN
SIKLUS III
PENGAMATAN
REFLEKSI
Gambar 16: Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc Taggart dalam Kasihani Kasbolah (2001: 63) Adapun rancangan penelitian yang digambarkan dalam tahap-tahap PTK adalah sebagai berikut : 1. SIKLUS I a. Perencanaan Rencana tindakan adalah rencana yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan tindakan penelitian. Dalam hal ini adalah penggunaan media kartu domino guna meningkatkan keterampilan berhitung pecahan khususnya membandingkan pecahan. Kegiatannya sebagai berikut :
commit to user 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
1) Membuat rencana pembelajaran pada siklus I pokok bahasan pecahan yang ekuivalen (nilai pecahan yang sama) 2) Membuat Lembar Kerja Permainan 3) Menyiapkan kartu domino 4) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar aktivitas siswa. 5) Menyusun alat evaluasi tes siklus I. b. Pelaksanaan Tindakan Rencana pembelajaran yang dibuat pada tahap perencanaan dilaksanakan pada tahap ini. kegiatannya sebagai berikut : 1) Membuka pelajaran. 2) Guru membuka dengan apersepsi yaitu ”Bagaimana keadaan besar bolpoin dan spidol ini ?” 3) Guru melakukan tanya jawab tentang cara menuliskan pecahan yang nilainya sama. 4) Guru memperagakan cara bermain kartu domino 5) Siswa diminta untuk membentuk kelompok. 6) Guru meminta siswa melakukan permainan berpedoman pada Lembar Kerja Permainan. 7) Guru memberikan hadiah kepada siswa yang mendapat nilai paling banyak berdasarkan lembar evaluasi permainan. 8) Guru mengumpulkan kembali kartu domino. 9) Siswa dibantu membuat kesimpulan. 10) Melaksanakan tes siklus I 11) Menutup pelajaran c. Pengamatan Observasi berarti pengamatan dan pencatatan terhadap pelaksanaan dan hasil pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Guru mencatat kegiatan belajar siswa dalam menggunakan permainan kartu domino.
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
d. Refleksi dan Evaluasi Dari kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus I masih banyak ditemukan kekurangan-kekurangan bagi guru atau peneliti antara lain : 1) Penggunaan media yang belum dioptimalkan dengan baik oleh siswa; 2) Penguatan kepada siswa yang berhasil belum bervariasi; 3) Penanaman konsep materi pembelajaran belum maksimal; 4) Peneliti belum optimal dalam membimbing siswanya kerja kelompok; 5) Peneliti kurang tegas menegur siswa yang kurang memperhatikan pelajaran. Sedangkan ditemukan juga kekurangan dari pihak siswa antara lain : 1) Motivasi
dan
minat
siswa
terhadap
mata
pelajaran
Matematika masih sangat rendah; 2) Masih terlihat beberapa siswa ramai dalam kegiatan pembelajaran; 3) Perlu peningkatan keaktifan siswa dalam KBM; 4) Kesadaran dan bermain/kerja kelompok masih sangat
rendah karena ego mereka masih sangat tinggi.
mengatasi kekurangan
Untuk
tersebut maka pembelajaran dilanjutkan ke
siklus II agar hasil lebih maksimal. Oleh sebab itu, pada pembelajaran berikutnya ( pada siklus II) perlu ditekankan kepada siswa agar lebih mempersiapkan diri sebelum mengidentifikasi soal pecahan dengan baik. Pada siklus I didapatkan ketuntasan hasil belajar siswa hanya 52,94%, sehingga masih belum mencapai target penelitian 75%. Dengan belum tercapainya target ketuntasan klasikal maka penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II.
2. SIKLUS II a. Perencanaan Rencana tindakan adalah rencana yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan tindakan penelitian. Dalam hal ini adalah penggunaan media kartu domino guna meningkatkan keterampilan berhitung pecahan khususnya membandingkan pecahan. Kegiatannya sebagai berikut :
commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
1) Membuat rencana pembelajaran pada siklus II pokok bahasan pecahan dengan nilai lebih besar 2) Membuat Lembar Kerja Permainan 3) Menyiapkan kartu domino 4) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar aktivitas siswa. 5) Menyusun alat evaluasi tes siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan Rencana
pembelajaran
yang
dibuat
pada
tahap
perencanaan
dilaksanakan pada tahap ini. kegiatannya sebagai berikut : 1) Membuka pelajaran. 2) Guru membuka dengan apersepsi yaitu ”Lebih besar mana antara kapur dengan spidol boardmarker ini ?” 3) Guru melakukan tanya jawab tentang cara menuliskan pecahan dengan nilai lebih besar. 4) Guru memperagakan cara bermain kartu domino 5) Siswa diminta untuk membentuk kelompok. 6) Guru meminta siswa melakukan permainan berpedoman pada Lembar Kerja Permainan. 7) Guru memberikan hadiah kepada siswa yang mendapat nilai paling banyak berdasarkan lembar evaluasi permainan. 8) Guru mengumpulkan kembali kartu domino. 9) Siswa dibantu membuat kesimpulan. 10) Melaksanakan tes siklus II 11) Menutup pelajaran c. Pengamatan Observasi berarti pengamatan dan pencatatan terhadap pelaksanaan dan hasil pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Guru mencatat kegiatan belajar siswa dalam menggunakan permainan kartu domino. d. Refleksi dan Evaluasi Dari kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus II masih ditemukan kekurangan-kekurangan bagi guru atau peneliti antara lain :
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
1) Penguatan
kepada siswa yang berhasil belum bervariasi; 2)
Bimbingan yang diberikan kepada siswa yang belum menguasai penuh perbandingan dan menjumlah pecahan kurang tertanam; 3) Penanaman konsep materi pembelajaran belum maksimal; Sedangkan ditemukan juga kekurangan dari pihak siswa antara lain : 1) Masih terlihat beberapa siswa ramai dalam kegiatan pembelajaran; 2) Perlu peningkatan keaktifan siswa dalam KBM; 3) Kesadaran dan bermain/kerja kelompok masih kurang karena ego mereka masih sangat tinggi. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka pembelajaran dilanjutkan ke siklus III agar hasil lebih maksimal. Oleh sebab itu, pada pembelajaran berikutnya ( pada siklus III) perlu ditekankan kepada siswa agar lebih mempersiapkan diri sebelum mengidentifikasi soal pecahan dengan baik. Pada siklus II didapatkan ketuntasan hasil belajar siswa hanya 70,59%, sehingga masih belum mencapai target penelitian 75%. Dengan belum tercapainya target ketuntasan klasikal maka penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus III.
3. SIKLUS III a. Perencanaan Rencana tindakan adalah rencana yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan tindakan penelitian. Dalam hal ini adalah penggunaan media kartu domino guna meningkatkan keterampilan berhitung pecahan khususnya membandingkan pecahan. Kegiatannya sebagai berikut : 1) Membuat rencana pembelajaran pada siklus III pokok bahasan pecahan dengan nilai lebih kecil 2) Membuat Lembar Kerja Permainan 3) Menyiapkan kartu domino 4) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar aktivitas siswa. 5) Menyusun alat evaluasi tes siklus III. b. Pelaksanaan Tindakan
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
Rencana
pembelajaran
yang
dibuat
pada
tahap
perencanaan
dilaksanakan pada tahap ini. kegiatannya sebagai berikut : 1) Membuka pelajaran. 2) Guru membuka dengan apersepsi yaitu ”Lebih kecil mana antara penghapus papan tulis dengan penghapus karet ini ?” 3) Guru melakukan tanya jawab tentang cara menuliskan pecahan dengan nilai lebih kecil. 4) Guru memperagakan cara bermain kartu domino 5) Siswa diminta untuk membentuk kelompok. 6) Guru meminta siswa melakukan permainan berpedoman pada Lembar Kerja Permainan. 7) Guru memberikan hadiah kepada siswa yang mendapat nilai paling banyak berdasarkan lembar evaluasi permainan. 8) Guru mengumpulkan kembali kartu domino. 9) Siswa dibantu membuat kesimpulan. 10) Melaksanakan tes siklus III 11) Menutup pelajaran c. Pengamatan Observasi berarti pengamatan dan pencatatan terhadap pelaksanaan dan hasil pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Guru mencatat kegiatan belajar siswa dalam menggunakan permainan kartu domino. d. Refleksi dan Evaluasi Dari kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus III sudah tidak terdapat kekurangan bagi guru atau peneliti dan kekurangan dari pihak siswa serta telah didapatkan ketuntasan hasil belajar siswa 80,35%, bahkan dapat melebihi target yaitu 75% ketuntasan klasikal. Dengan tercapainya target ketuntasan klasikal maka penelitian ini dihentikan pada siklus III.
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalangan Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. SD Negeri 2 Kalangan berdiri pada tahun 1984. Sekolah ini berstatus negeri dan memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101030904046 yang dikepalai oleh Prapti Ismumpuni, S.Pd.SD. Sekolah Dasar Negeri 2 Kalangan tepatnya terletak di Dusun Jagulan, Desa Kalangan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. SD Negeri 2 Kalangan pada awal berdiri masih dengan sarana prasarana yang sangat minim. Dalam perkembangan selanjutnya SD ini semakin maju dan berkembang, posisi SD Negeri 2 Kalangan di selatan perkampungan masyarakat dengan menghadap barat satu wilayah dengan kantor Kelurahan Kalangan., dan sebelah barat SD Negeri 2 Kalangan tepatnya didepan SD terdapat lapangan sepakbola Desa Kalangan. Data personil ketenagaan SD Negeri 2 Kalangan terdiri dari satu kepala sekolah, enam guru kelas, satu guru Agama Islam, satu guru Penjasorkes, satu guru Bahasa Inggris, dua guru SSD, dua guru SBK, dan satu penjaga sekolah. Semua personil telah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik sesuai dengan tanggungjawabnya. Jumlah siswa SD Negeri 2 Kalangan pada tahun pelajaran 2010/2011 adalah 174 siswa. Dengan perincian sebagai berikut : kelas I sebanyak 29 siswa, kelas II sebanyak 44 siswa, kelas III sebanyak 34 siswa, kelas IV sebanyak 19 Siswa, kelas V sebanyak 30 siswa, dan kelas VI sebanyak 18 siswa. Siswa SD Negeri 2 Kalangan berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda, akan tetapi sebagian besar berasal dari keluarga pedagang. Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Berbagai jenis alat peraga dan media berbagai mata pelajaran tersedia cukup lengkap, namun guru belum dapat memanfaatkannya dengan baik. Namun untuk media kartu domino belum ada di sekolah ini, maka dari itu peneliti ingin memperkenalkan kepada siswa tentang kartu
commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
domino dan dapat dilihat pada lampiran 27 halaman 166, serta dapat dilihat pada gambar 17.
Gambar 17. Kartu Domino
Karakter siswa kelas III SD Negeri 2 Kalangan tidah jauh berbeda dengan siswa kelas lain dalam pembelajaran matematika. Siswa menganggap matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Hal tersebut tercermin pada hasil belajar mereka yang belum tuntas sesuai KKM dan keterampilan dalam pelajaran matematika khususnya keterampilan berhitung pecahan khususnya membandingkan nilai pecahan dan menjumlah pecahan masih kurang. Latar belakang ini yang dijadikan pangkal dalam upaya meningkatkan keterampilan berhitung pecahan khususnya membandingkan nilai pecahan dan menjumlah pecahan dengan menggunakan media kartu domino yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar matematika. Melalui penelitian ini diharapkan siswa kelas III SD Negeri 2 Kalangan lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar matematika, sehingga keterampilan dalam berhitung pecahan dapat meningkat.
B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu melakukan kegiatan survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Proses ini dilakukan melalui observasi dan tes awal pelajaran matematika pokok bahasan bilangan pecahan di kelas III SD Negeri 2 Kalangan Pedan Klaten, dengan hasil awal antara lain guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
menjelaskan materi pelajaran, kegiatan pembelajaran kurang aktif, guru tidak menyiapkan media yang bervarisi dalam menjelaskan materi pelajaran. Berdasarkan hasil dari tes awal tentang membandingkan nilai pecahan dan penjumlahan pecahan dari 34 siswa hanya 23,53% atau 8 siswa yang mendapat nilai di atas batas KKM. Sedangkan yang lainnnya berada di bawah batas KKM yakni di bawah 60. Fakta hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 2 Kalangan Pedan Klaten semester genap tahun 2011 perlu ditingkatkan. Untuk nilai keterampilan berhitung pecahan siswa kelas III pada tes awal sebelum tindakan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 86 jika disajikan dalam tabel frekuensi nilai hasil belajar tes awal sebelum tindakan seperti di bawah ini : Tabel 4. Frekuensi Nilai Tes Awal Pada Siswa Kelas III Sebelum Tindakan No
Nilai Interval
Frekuensi
Persentase
Kategori
1.
10 – 19
1
2,94%
Belum tuntas
2.
20 – 29
4
11,76%
Belum tuntas
3.
30 – 39
3
8,82%
Belum tuntas
4.
40 – 49
8
23,53%
Belum tuntas
5.
50 – 59
10
29,41%
Belum tuntas
6.
60 – 69
5
14,71%
Tuntas
7.
70 – 79
3
8,82%
Tuntas
34
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4. tentang nilai frekuensi Tes Awal keterampilan siswa dalam berhitung pecahan dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik berikut :
commit to user 45
yang tertera seperti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
Gambar 18. Grafik Data Nilai Tes Awal Siswa Kelas III Sebelum Tindakan
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan penelitian siswa yang memperoleh nilai interval antara 10 – 19 sebanyak 1 siswa atau 2,94%, nilai interval antara 20 - 29 mencapai 4 siswa atau 11,76%, nilai interval antara 30 - 39 sebanyak 3 siswa atau 8,82%, nilai interval antara 40 - 49 sebanyak 8 siswa atau 23,53%, nilai interval antara 50 – 59 sebanyak 10 siswa atau 29,41%. nilai interval antara 60 – 69 sebanyak 5 siswa atau 14,71%, dan nilai interval antara 70 – 79 sebanyak 3 siswa atau 8,82%.
Dari analisis hasil evaluasi dari tes awal, diperoleh nilai rata-rata tes awal siswa adalah 46,62 di mana hasil tersebut masih di bawah nilai yang diinginkan dari pihak guru, peneliti, dan sekolah. Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas pada materi penjumlahan sebesar 23,53% saja, dan dari pihak peneliti menginginkan ketuntasan siswa diharapkan mencapai lebih dari 75%. Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan keterampilan berhitung pecahan siswa. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan sementara bahwa penguasaan materi perbandingan dan penjumlahan pecahan oleh siswa kelas III SD Negeri 2 Kalangan masih kurang. Terbukti adanya beberapa indikator yang masih memiliki porsi jawaban yang kurang dari KKM yang diharapkan. Hal itu
commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
memberikan indikasi bahwa siswa masih belum begitu paham pada beberapa indikator belajar materi pokok perbandingan dan penjumlahan pecahan. Untuk mengupayakan penyelesaian dari permasalahan-permasalahan
maka peneliti
berusaha untuk dapat meningkatkan keterampilan berhitung pecahan matematika siswa khususnya dalam materi pokok perbandingan dan penjumlahan. Yaitu dengan cara penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan tingkatan pemahaman konsep pada siswa kelas III, salah satunya dapat menggunakan media kartu domino.
2. Deskripsi Siklus I Deskripsi data tindakan siklus I terdiri dari paparan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a. Perencanaan Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, 18 April di ruang guru SD Negeri 2 Kalangan. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian dengan kesepakatan bersama kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan dalam 2 x pertemuan (dengan alokasi waktu 3 x 35 menit) yaitu pada hari Rabu, 27 April 2011 dan Kamis, 28 April 2011. Adapun deskripsi perencanaan siklus I adalah sebagai berikut : 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit setiap pertemuan. RPP yang disusun meliputi : standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran,
metode
dan
model
pembelajaran,
langkah-langkah
pembelajaran, sumber dan media pembelajaran dan penilaian. 2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah : a) Meja kelas di desain sesuai dengan jumlah kelompok.
commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
b) Menyiapkan media yang digunakan, yaitu kartu domino c) Menyiapkan
kamera
digital
untuk
pendokumentasian
proses
pembelajaran. 3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajran Matematika berlangsung. Pengamatan yang dilakukan meliputi aktivitas guru dan siswa. Pedoman dan lembar pengamatan guru dapat dilihat dalam lampiran 11 halaman 109 sedang untuk lembar penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas dengan penggunaan media kartu domino. Peneliti disini bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau pengamat. 1) Pertemuan Pertama Kegiatan diawali dengan berdoa bersama dan juga presensi kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama siklus I ini konsep Matematika yang diajarkan
tentang
membandingan
nilai
pecahan
dengan
indikator
membandingkan nilai dua pecahan dengan gambar dan menjumlah pecahan. Sebagai kegiatan awal guru bertanya seperti “Lebih besar mana antara bolpoin ini dengan spidol boarmaker ini ? dengan tujuan untuk mengingatkan siswa dan untuk memotivasi serta mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran Matematika. Kemudian guru mulai mengarah pada pokok materi perbandingan pecahan. Kegiatan diawali dengan melakukan tanya jawab mengenai cara menuliskan pecahan yang nilainya sama. Siswa mengamati dan diminta menyebutkan nilai pecahan pada gambar masing-masing pecahan. Selanjutnya guru menjelaskan cara menentukan pecahan ekuivalen dan cara menjumlah pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama. Seperti di bawah ini :
commit to user 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
… Dimana :
a. sebagai pembilang 1 b.sebagai pembilang 2 c.sebagai penyebut 1 d.sebagai penyebut 2
Cara penyelesaian: ( a x e )
....
(b x d)
(pembilang 1 x penyebut 2 ) .... (penyebut 1 x pembilang 2)
Pecahan yang ekuivalen ( = ) contoh:
cara penyelesaian: ( 2 X 3 ) .... 6
=
(3X2) 6
Jadi, Cara menjumlah pecahan dengan penyebut sama. Contoh :
Cara menjumlah pecahan dengan penyebut yang berbeda, contoh :
Setelah siswa paham kemudian dilanjutkan peragaan cara bermain kartu domino dan menjelaskan aturan-aturan yang harus ditaati dalam bermain kartu domino. Tahap selanjutnya membentuk kelompok dengan beranggotakan 4 orang siswa dan setiap kelompok dibagikan 1 set kartu domino. Untuk lebih memperjelas cara bermain kartu domino setiap kelompok dibagikan Lembar Kegiatan Siswa.
commit to user 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Setelah semua kelompok siap, selanjutnya guru mempersilahkan setiap kelompok bermain kartu domino dan membimbingnya. Dalam permainan pertama siswa masih banyak yang bingung dan kesulitan dalam mengenal nilai pada gambar pecahan sehingga dalam menjatuhkan kartu tidak sesuai dengan nilai pecahan yang diminta. Kemudian guru menghentikan permainan sampai setiap kelompok selesai bermain, baru kemudian guru mengingatkan kembali nilai pecahan pada setiap gambar. Setelah siswa paham dilanjutkan bermain kartu domino yang kedua masih terdapat siswa yang kesulitan tetapi dengan penjelasan individu siswa lebih paham. Pada permainan yang ketiga setiap kelompok ternyata telah mampu bermain dengan baik, pada akhir permainan siswa menjumlah nilai pecahan kartu domino yang masih dipegang masing-masing pemain dengan bimbingan guru. Pemain yang mendapatkan nilai paling sedikit atau tidak memegang kartu sama sekali adalah pemenangnya. Guru memberikan hadiah tepuk tangan kepada siswa yang mendapat nilai paling sedikit. 2) Pertemuan kedua Kegiatan diawali dengan berdoa bersama dan juga presensi kehadiran siswa. Pada siklus I pertemuan kedua ini konsep Matematika yang diajarkan tentang membandingan nilai pecahan dengan indikator membandingkan nilai dua pecahan dengan gambar dan menjumlah pecahan. Sebagai kegiatan awal dengan bertanya seperti “Lebih besar mana antara pecahan
ini dengan pecahan
ini ?” dengan tujuan untuk mengingatkan
siswa dan untuk memotivasi serta mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran Matematika. Kemudian guru mulai mengarah pada pokok materi perbandingan pecahan. Kegiatan diawali dengan melakukan tanya jawab mengenai cara menuliskan pecahan yang nilainya sama. Siswa mengamati dan diminta menyebutkan nilai pecahan pada gambar masingmasing pecahan. Selanjutnya guru menjelaskan cara menentukan pecahan ekuivalen dan cara menjumlah pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama.
commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
… Dimana :
a sebagai pembilang 1 b sebagai pembilang 2 c sebagai penyebut 1 d sebagai penyebut 2
Cara penyelesaian: (a x e )
....
(b x d)
pembilang 1 x penyebut 2 ) .... (penyebut 1 x pembilang 2)
Pecahan yang ekuivalen ( = ) contoh:
cara penyelesaian: ( 1 X 8 ) .... 8
=
(4X2) 8
Jadi, Cara menjumlah pecahan dengan penyebut sama. Contoh :
Cara menjumlah pecahan dengan penyebut yang berbeda, contoh :
Setelah siswa paham kemudian dilanjutkan peragaan cara bermain kartu domino dan menjelaskan aturan-aturan yang harus ditaati dalam bermain kartu domino. Tahap selanjutnya membentuk kelompok dengan beranggotakan 4 orang siswa dan setiap kelompok dibagikan 1 set kartu domino. Setelah semua kelompok siap, selanjutnya guru mempersilahkan setiap kelompok bermain kartu domino dan membimbingnya. Dalam permainan siswa sudah dapat bermain dengan baik dan benar, jadi guru
commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
tidak banyak memberikan bimbingan kepada setiap kelompok. Pada akhir permainan siswa menjumlah nilai pecahan kartu domino yang masih dipegang masing-masing pemain dengan bimbingan guru. Siswa yang kesulitan menjumlahkan pecahan diminta guru untuk ke depan untuk dikerjakan di depan kelas dengan bimbingan guru. Pemain yang mendapatkan nilai paling sedikit atau tidak memegang kartu sama sekali adalah pemenangnya. Guru memberikan hadiah kepada
siswa
yang
mendapat nilai paling sedikit. Pada kegiatan akhir guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari, sambil mengulang pelajaran yang telah dipelajari. Kemudian guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri. Tidak lupa guru memberikan pujian kepada siswa yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik.
c. Observasi Dalam hal ini guru kelas sebagai peneliti melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan foto kamera digital. Dari kegiatan
penelitian
yang
telah dilaksanakan,
peneliti melakukan pengamatan tingkah laku serta sikap siswa selama mengikuti pembelajaran Matematika serta peneliti di amati oleh observer dalam beberapa aspek keterampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan media kartu domino. Hal ini berguna sebagai masukan dan bahan analisis pembelajaran untuk lebih meningkatkan keterampilan berhitung pecahan siswa kelas III SD Negeri 2 Kalangan. 1) Hasil Nilai Keterampilan Siswa Berhitung Pecahan Siklus Dari penelitian yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama dan kedua diperoleh data pada lampiran 10 halaman 107, maka dapat dibuat tabel frekuensi seperti pada tabel 5 berikut: Tabel 5. Frekuensi Data Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas III Siklus I
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
No.
Nilai Interval
Frekuensi
Persentase
Kategori
1.
10 – 19
3
8,82%
Belum Tuntas
2.
20 – 29
4
11,76%
Belum Tuntas
3.
30 – 39
4
11,76%
Belum Tuntas
4.
40 – 49
3
8,82%
Belum Tuntas
5.
50 – 59
2
5,88%
Belum Tuntas
6.
60 – 69
2
5,88%
Tuntas
7.
70 – 79
3
8,82%
Tuntas
8.
80 – 89
9
26,47%
Tuntas
9.
90 – 99
4
11,76%
Tuntas
34
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 5 di atas maka nilai evaluasi siklus I dapat digambarkan seperti pada gambar 19 berikut :
Gambar 19. Grafik Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas III Siklus I Berdasarkan data hasil evaluasi siklus I setelah dilaksanakan tindakan penelitian siswa yang memperoleh nilai interval antara 10 – 19 sebanyak 3 siswa atau 8,82%, nilai interval antara 20 - 29 sebanyak 4
commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
siswa atau 11,76%, nilai interval antara 30 - 39 sebanyak 4 siswa atau 11,76%, nilai interval antara 40 - 49 mencapai 3 siswa atau 8,82%, nilai interval antara 50 – 59 sebanyak 2 siswa atau 5,88%. nilai interval antara 60 - 69 sebanyak 2 siswa atau 5,88%, nilai interval antara 70 - 79 mencapai 3 siswa atau 8,82%, nilai interval antara 80 – 89 sebanyak 9 siswa atau 26,47% dan nilai interval antara 90 – 99 sebanyak 4 siswa atau 11,76%. Dari hasil evaluasi siklus I yang dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua maka dapat ditarik satu kesimpulan, pada siklus I keterampilan siswa dalam berhitung pecahan terutama tentang membandingkan pecahan dan menjumlah pecahan masih belum sesuai dengan yang diharapan. Dari penelitian siklus I diperoleh data rata-rata kelas 55,74, ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 52,94% atau 18 siswa mencapai batas nilai KKM, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 47,05% atau 16 siswa. Berdasarkan hasil di atas maka penelitian ini harus dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II, karena ketuntasan klasikal siklus I belum mencapai ketuntasan klasikal akhir yaitu 75%. 2) Hasil Observasi terhadap Guru Dari aktivitas kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus I nilai ratarata kegiatan pembelajaran guru adalah 3,25 dengan kategori kurang baik. Berdasarkan pada
lampiran
6 halaman 97 diperoleh data hasil
observasi guru/peneliti saat melakukan penelitian sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I No 1. 2.
Keterangan Pertemuan 1 Rata-rata Skor 3,10 Rata-rata skor siklus 1
Siklus Pertemuan 2 3,40 3,25
Adapun hasil observasi siklus I dari pertemuan pertama dan kedua diperoleh hasil sebagai berikut : a) Langkah awal guru dalam hal persiapan RPP, alat peraga dan pengelolaan
kelas
sudah
dilakukan
semua tetapi belum begitu
maksimal pada pengaturan kelompoknya. Namun hal tersebut sudah
commit to user 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
dapat dikatakan cukup baik untuk awal penggunaan media kartu domino. b) Peneliti menggunakan apersepsi yang sudah mengena dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan hal ini membuat siswa terpusat pada materi pembelajaran. Sehingga untuk persiapan kegiatan apersepsi sudah cukup baik c) Dalam pembelajaran guru maksimal untuk membuat pembelajaran makin hidup dengan menggunakan media kartu domino, siswa juga sudah terlihat cukup aktif mengikuti pembelajaran. Sehingga secara umum untuk
penyampaian
pembelajaran dengan
menggunakan
media kartu domino sudah cukup baik. d) Peneliti selama pembelajaran berlangsung senantiasa memperhatikan siswa, membantu siswa apabila ada kesulitan, jadi perhatian guru sudah tergolong cukup baik e) Interaksi antara siswa dengan peneliti selama tindakan siklus I ini sudah terlihat dari mulai kegiatan awal sampai kegiatan akhir sehingga dapat dikatakan hubungan siswa dengan peneliti baik f) Penerapan media yang dipilih oleh peneliti sudah disesuaikan dengan yang materi yang diajarkan g) Siswa dalam pembuatan kesimpulan masih perlu banyak bantuan dari guru, sehingga untuk aspek pembuatan kesimpulan tergolong cukup h) Peneliti melakukan tindak lanjut dengan terencana dan berjalan dengan baik jadi secara keseluruhan untuk pelaksanaan evaluasi dikatakan cukup.
3) Hasil Observasi terhadap Siswa Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus I dengan kriteria yang dinilai adalah keaktifan, ketangkasan, ketepatan dan keberanian. Berdasarkan pada lampiran 11 halaman 109 diperoleh data hasil observasi siswa saat mengikuti pembelajaran sebagai berikut :
commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I No 1 2 3
Siklus I
Keterangan Pertemuan 1 63,2 7,9
Total Skor Rata-rata Skor Rata-rata skor siklus I
Pertemuan 2 75,35 9,42 `8,7
Adapun hasil observasi siklus I dari pertemuan pertama dan kedua diperoleh hasil sebagai berikut : a) Keaktifan dan perhatian siswa dalam pembelajaran sudah terlihat cukup baik dengan ditunjukkan semangat siswa untuk bias bermain kartu domino. b) Ketangkasan siswa dalam menggunakan kartu domino masih kurang dikarenakan siswa baru pertama kali menggunakan media kartu domino. c) Ketepatan dalam menjumlah sisa kartu domino yang dipegang masih sangat kurang. Dengan ditunjukkan banyak siswa yang masih bingung cara menjumlah pecahan. Sehingga guru masih memberikan bimbingan satu per satu kepada siswa cara yang tepat menjumlah pecahan dengan mudah. d) Keberanian siswa dalam bertanya tentang cara menggunakan kartu domino dan cara menjumlah pecahan sudah cukup tinggi karena besarnya rasa ingin tahu siswa.
d. Analisis dan Refleksi Dari deskripsi data observasi di atas, kemudian dilakukan diskusi antara peneliti dan observer mengulas secara cermat hasil penelitian pada siklus I. Secara umum minat, antusiasme dan motivasi siswa pada pelajaran matematika sudah meningkat daripada sebelumnya tetapi untuk prestasi hasil belajar pada siklus ini masih kurang karena masih ada 16 siswa yang belum mencapai KKM. Guru memberikan informasi secara tepat, memberi motivasi dan melaksanakan penilaian proses dengan rata-rata kelas mencapai 55,74 sedang siswa yang memperoleh nilai
60 sebanyak 18 siswa atau 52,94 % dari 34
commit to user 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
siswa. Data lengkap tentang nilai tes siklus I dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 150. Pembelajaran dalam siklus ini dikatakan berhasil apabila siswa yang memperoleh nilai
60 mencapai 52% dari jumlah siswa. Pada siklus ini siswa
yang memperoleh nilai
60 sebanyak 18 siswa atau 52,94 % dari 34 siswa
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino sudah berhasil mencapai target 52% pada siklus I. Maka peneliti melanjutkan siklus ke II untuk materi membandingkan dan menjumlahkan pecahan untuk menindaklanjuti kegiatan pada siklus I. Dari kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus I masih banyak ditemukan kekurangan-kekurangan bagi guru atau peneliti antara lain : 1) Penggunaan media yang belum dioptimalkan dengan baik oleh siswa; 2) Penguatan kepada siswa yang berhasil belum bervariasi; 3) Penanaman konsep materi pembelajaran belum maksimal; 4) Peneliti belum optimal dalam membimbing siswanya kerja kelompok; 5) Peneliti kurang tegas menegur siswa yang kurang memperhatikan pelajaran. Sedangkan ditemukan juga kekurangan dari pihak siswa antara lain : 1) Motivasi dan minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika masih sangat rendah; 2) Masih
terlihat beberapa
siswa
ramai dalam kegiatan
pembelajaran; 3) Perlu peningkatan keaktifan siswa dalam KBM; 4) Kesadaran dan bermain/kerja kelompok masih sangat rendah karena ego mereka masih sangat
tinggi.
Untuk mengatasi kekurangan
tersebut maka pembelajaran
dilanjutkan ke siklus II agar hasil lebih maksimal.
3. Deskripsi Siklus II Deskripsi data tindakan siklus II terdiri dari paparan data perencanaan, data tindakan, data observasi dan data refleksi. a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai titik tolak pembelajaran untuk mengkondisikan dan membuat komitmen atas perencanaan yang akan
commit to user 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
dilaksanakan pada pembelajaran Matematika tentang perbandingan nilai pecahan dan penjumlahan pecahan. Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin, 2 Mei 2011 di ruang guru SD Negeri 2 Kalangan. Peneliti dan kepala sekolah mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian dengan kesepakatan bersama kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan dalam 2 x pertemuan yaitu pada hari Rabu, 4 Mei 2011 dan Kamis, 5 Mei 2011. Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit setiap pertemuan. RPP yang disusun meliputi : standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran dan penilaian.
b. Pelaksanaan Tindakan Untuk tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan sesuai dengan RPP yang disusun sebelumnya. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan media kartu domino selama 3 x 35 menit untuk setiap pertemuan. 1) Pertemuan Pertama Kegiatan diawali dengan berdoa
bersama dan
juga presensi
kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama siklus II ini konsep Matematika yang diajarkan tentang membandingan nilai pecahan
dengan
indikator
membandingkan nilai dua pecahan yang lebih besar dengan mengguanakan kartu domino dan menjumlah pecahan.
Sebagai kegiatan awal dengan
bertanya seperti ”Lebih besar mana antara kapur dengan spidol boardmarker ini ?”. Jika sudah terjawab guru memberi pertanyaan sekali lagi tentang nilai pecahan seperti “Lebih besar mana antara pecahan
ini dengan pecahan ini
?” dengan tujuan untuk mengingatkan siswa dan untuk memotivasi serta mengarahkan
minat
siswa untuk mengikuti pembelajaran Matematika.
commit to user 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
Kemudian guru mulai mengarah pada pokok materi perbandingan pecahan. Kegiatan diawali dengan melakukan tanya jawab mengenai cara menuliskan pecahan yang nilainya sama. Siswa mengamati dan diminta menyebutkan nilai pecahan pada gambar pecahan masing-masing. Selanjutnya guru menjelaskan cara menentukan pecahan yang lebih besar dan cara menjumlah pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama. Setelah siswa paham kemudian dilanjutkan peragaan cara bermain kartu domino dan menjelaskan aturan-aturan yang harus ditaati dalam bermain kartu domino. Tahap selanjutnya membentuk kelompok dengan beranggotakan 4 orang siswa dan setiap kelompok dibagikan 1 set kartu domino. Setelah semua kelompok siap, selanjutnya guru mempersilahkan setiap kelompok bermain kartu domino dan membimbingnya. Dalam permainan pertama siswa masih banyak yang bingung dan kesulitan dalam mengenal nilai pada gambar pecahan sehingga dalam menjatuhkan kartu tidak sesuai dengan nilai pecahan yang diminta. Kemudian guru menghentikan permainan sampai setiap kelompok selesai bermain, baru kemudian guru mengingatkan kembali nilai pecahan pada setiap gambar. Setelah siswa paham dilanjutkan bermain kartu domino yang kedua masih terdapat siswa yang kesulitan tetapi dengan penjelasan individu siswa lebih paham. Pada permainan yang ketiga setiap kelompok ternyata telah mampu bermain dengan baik, pada akhir permainan siswa menjumlah nilai pecahan kartu domino yang masih dipegang
masing-masing pemain dengan bimbingan guru. Pemain yang
mendapatkan nilai paling sedikit atau tidak memegang kartu sama sekali adalah pemenangnya. Guru memberikan hadiah kepada
siswa
yang
mendapat nilai paling sedikit. 2) Pertemuan kedua Kegiatan diawali dengan berdoa
bersama dan
juga presensi
kehadiran siswa. Pada siklus II pertemuan kedua ini konsep Matematika yang diajarkan tentang membandingan nilai pecahan
dengan
indikator
membandingkan nilai dua pecahan dengan gambar dan menjumlah pecahan. Sebagai kegiatan awal dengan bertanya seperti “Lebih besar mana antara
commit to user 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
pecahan
ini dengan pecahan
ini ?” dengan tujuan untuk mengingatkan
siswa dan untuk memotivasi serta mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran Matematika. Kemudian guru mulai mengarah pada pokok materi perbandingan pecahan. Kegiatan diawali dengan melakukan tanya jawab mengenai cara menuliskan pecahan yang nilainya sama. Siswa mengamati dan diminta menyebutkan nilai pecahan pada gambar pecahan masing-masing. Selanjutnya guru menjelaskan cara menentukan pecahan yang nilainya lebih besar dan cara menjumlah pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama. Tahap selanjutnya membentuk kelompok dengan beranggotakan 4 orang siswa dan setiap kelompok dibagikan 1 set kartu domino. Setelah semua kelompok siap, selanjutnya guru mempersilahkan setiap kelompok bermain kartu domino dan membimbingnya. Dalam permainan siswa sudah dapat bermain dengan baik dan benar, jadi guru tidak banyak memberikan bimbingan kepada setiap kelompok. Pada akhir permainan siswa menjumlah nilai pecahan kartu domino yang masih dipegang masing-masing pemain dengan bimbingan guru. Siswa yang kesulitan menjumlahkan pecahan diminta guru untuk ke depan untuk dikerjakan di depan kelas dengan bimbingan guru. Pemain yang mendapatkan nilai paling sedikit atau tidak memegang kartu sama sekali adalah pemenangnya. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang mendapat nilai paling sedikit. Pada kegiatan akhir guru melakukan
tanya
jawab
tentang materi
yang telah dipelajari, sambil
mengulang pelajaran yang telah dipelajari. Kemudian guru membagikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri. Tidak lupa guru memberikan pujian kepada siswa yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik.
c. Observasi Tahap observasi sangat penting dilakukan dalam pembelajaran tujuannya adalah untuk mengetahui aktivitas siswa dan kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti
commit to user 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
melakukan pengamatan tingkah laku serta sikap siswa selama mengikuti pembelajaran Matematika serta peneliti di amati oleh observer dalam beberapa aspek keterampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan media kartu domino. Hal
ini
berguna
sebagai masukan
dan
bahan
analisis
pembelajaran untuk lebih meningkatkan keterampilan berhitung pecahan siswa kelas III SD Negeri 2 Kalangan. 1) Hasil Nilai Keterampilan Berhitung pecahan Siklus II Dari penelitian yang dilakukan pada siklus II pertemuan kedua diperoleh data pada lampiran 17 halaman 132, maka dapat dibuat tabel frekuensi seperti pada tabel 8 berikut: Tabel 8. Frekuensi Data Nilai Keterampilan Siswa Berhitung pecahan Siklus II No
Nilai Interval
Frekuensi
Persentase
Kategori
1.
20 – 29
1
2,94%
Belum Tuntas
2.
30 – 39
3
8,82%
Belum Tuntas
3.
40 – 49
4
11,76%
Belum Tuntas
4.
50 – 59
2
5,88%
Belum Tuntas
5.
60 – 69
6
17,65%
Tuntas
6.
70 – 79
6
17,65%
Tuntas
7.
80 – 89
8
23,53%
Tuntas
8.
90 – 99
4
11,76%
Tuntas
34
100%
Jumlah
Berdasarkan
tabel 8 di atas
maka
nilai evaluasi
digambarkan seperti pada gambar 20 berikut :
commit to user 61
siklus
II
dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
Gambar 20. Grafik Nilai Keterampilan Siswa Berhitung Pecahan Siklus II Berdasarkan data hasil evaluasi siklus II setelah dilaksanakan tindakan penelitian siswa yang memperoleh nilai interval antara 20 - 29 sebanyak 1 siswa atau 2,94%, nilai interval antara 30 - 39 sebanyak 3 siswa atau 8,82%, nilai interval antara 40 - 49 mencapai 4 siswa atau 11,76%, nilai interval antara 50 – 59 sebanyak 2 siswa atau 5,88%. nilai interval antara 60 - 69 sebanyak 6 siswa atau 17,65%, nilai interval antara 70 - 79 mencapai 6 siswa atau 17,65%, nilai interval antara 80 – 89 sebanyak 8 siswa atau 23,83% dan nilai interval antara 90 – 99 sebanyak 4 siswa atau 11,76%. Dari hasil evaluasi siklus II yang dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua maka dapat ditarik satu kesimpulan bahwa pada siklus II keterampilan
siswa
dalam
berhitung
pecahan
terutama
tentang
membandingkan pecahan dan menjumlah pecahan masih belum sesuai dengan yang diharapan. Dari penelitian siklus II diperoleh data rata-rata kelas 63,53 ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 70,59% atau 24 siswa mencapai batas nilai KKM, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 29,41% atau 10 siswa. Berdasarkan hasil di atas maka penelitian
commit to user 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
ini harus dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus III, karena ketuntasan klasikal siklus II belum mencapai ketuntasan klasikal akhir yaitu 75%. 2) Hasil Observasi terhadap Guru Pada kegiatan observasi, selain observer mengamati aktivitas siswa, observer juga mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran. Dari aktivitas kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus II nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru adalah 3,65 dengan kategori baik. Hasil observasi aktivitas guru siklus II dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 123 dapat dibuat tabel 9 sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II No 1. 2.
Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Skor 3,55 3,75 Nilai Rata-rata skor siklus II 3,65 Keterangan
Adapun hasil observasi siklus II dari pertemuan pertama dan kedua diperoleh hasil sebagai berikut : a) Langkah awal guru dalam hal persiapan RPP, alat peraga dan pengelolaan kelas sudah dilakukan semua dan hampir maksimal pada pengaturan kelompoknya. Namun hal tersebut sudah dapat dikatakan cukup baik untuk awal penggunaan media kartu domino. b) Peneliti menggunakan apersepsi yang sudah mengena dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan hal ini membuat siswa terpusat pada materi pembelajaran. Sehingga untuk persiapan kegiatan apersepsi sudah baik c)
Dalam pembelajaran guru maksimal untuk membuat pembelajaran makin hidup dengan menggunakan media kartu domino, siswa juga sudah terlihat cukup aktif mengikuti pembelajaran. Sehingga secara umum untuk penyampaian pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino sudah baik.
commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
d) Peneliti selama pembelajaran berlangsung senantiasa memperhatikan siswa, membantu siswa apabila ada kesulitan, jadi perhatian guru sudah tergolong cukup baik e)
Peneliti senantiasa memberi dukungan, dorongan dan motivasi yang cukup kepada siswa selama pembelajaran
f)
Interaksi antara siswa dengan peneliti selama tindakan siklus II ini sudah terlihat dari mulai kegiatan awal
sampai
kegiatan
akhir
sehingga dapat dikatakan hubungan siswa dengan peneliti baik g) Penerapan media yang dipilih oleh peneliti sudah disesuaikan dengan yang materi yang diajarkan h) Siswa dalam pembuatan kesimpulan masih perlu banyak bantuan dari guru, sehingga untuk aspek pembuatan kesimpulan tergolong cukup i)
Peneliti melakukan tindak lanjut dengan terencana dan berjalan dengan baik jadi secara keseluruhan untuk pelaksanaan evaluasi dikatakan baik.
3) Hasil Observasi terhadap Siswa Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus II ini dengan kriteria yang dinilai adalah keaktifan, ketangkasan, ketepatan, dan keberanian. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 134 dapat dibuat tabel 10 sebagai berikut: Tabel 10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II No 1. 2. 3.
Siklus II
Keterangan Total Skor Rata-rata Skor Rata-rata skor siklus II
Pertemuan 1 79,6 10
Pertemuan 2 81,7 10,2 10,1
Berdasarkan tabel 10 dapat disimpulkan bahwa rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran keterampilan berhitung pecahan pada siklus II pertemuan pertama yaitu 10 dalam kategori baik dengan dari rata-rata aspek keaktifan, ketangkasan bermain kartu domino, ketepatan menghitung pecahan, dan keberanian dalam bertanya jawab. Sedangkan pada pertemuan kedua yaitu 10,2 dengan kategori baik. Nilai rata-rata keseluruhan aktivitas
commit to user 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
siswa pada siklus II sebesar 10,1 dengan kategori baik. Adapun
hasil
observasi siklus II dari pertemuan pertama dan kedua diperoleh hasil sebagai berikut : (1) Keaktifan dan perhatian siswa dalam pembelajaran sudah terlihat baik dengan ditunjukkan semangat siswa untuk bisa bermain kartu domino. (2) Ketangkasan siswa dalam menggunakan kartu domino sudah baik dikarenakan siswa sudah pernah menggunakan media kartu domino. (3) Ketepatan dalam menjumlah sisa kartu domino yang dipegang masih sangat kurang. Dengan ditunjukkan banyak siswa yang masih bingung cara menjumlah pecahan. Sehingga guru masih memberikan bimbingan satu per satu kepada siswa cara yang tepat menjumlah pecahan dengan mudah. (4) Keberanian siswa dalam bertanya tentang cara menggunakan kartu domino dan cara menjumlah pecahan sudah cukup tinggi karena besarnya rasa ingin tahu siswa.
d.
Analisis dan Refleksi Dari deskripsi data observasi di atas, kemudian dilakukan diskusi antara peneliti dan observer mengulas secara cermat hasil penelitian pada siklus II. Secara umum minat, antusiasme dan motivasi siswa pada pelajaran matematika sudah meningkat daripada sebelumnya tetapi untuk prestasi hasil belajar pada siklus ini masih kurang karena masih ada 12 siswa yang belum mencapai KKM. Guru memberikan informasi secara tepat, memberi motivasi dan melaksanakan penilaian proses dengan rata- rata kelas mencapai 63,53 sedang siswa yang memperoleh nilai
60 sebanyak 24 siswa atau 70,59 % dari 34
siswa. Data lengkap tentang nilai tes siklus II dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 150. Pembelajaran dalam siklus ini dikatakan berhasil apabila siswa yang memperoleh nilai
60 mencapai 66% dari jumlah siswa. Pada siklus II ini siswa
yang memperoleh nilai
60 sebanyak 24 siswa atau 70,59 % dari 34 siswa
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino
commit to user 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
telah berhasil karena telah mencapai target 66 % pada siklus II . Maka peneliti melanjutkan siklus ke III untuk materi membandingkan dan menjumlahkan pecahan untuk menindak lanjuti kegiatan pada siklus II. Dari kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus II masih ditemukan kekurangan-kekurangan bagi guru
atau peneliti antara lain : 1) Penguatan
kepada siswa yang berhasil belum bervariasi; 2) Bimbingan yang diberikan kepada siswa yang belum menguasai penuh perbandingan dan menjumlah pecahan kurang tertanam; 3) Penanaman konsep materi pembelajaran belum maksimal; Sedangkan ditemukan juga kekurangan dari pihak siswa antara lain : 1) Masih terlihat beberapa siswa ramai dalam kegiatan pembelajaran; 2) Perlu peningkatan keaktifan siswa dalam KBM; 3) Kesadaran dan bermain/kerja kelompok masih kurang karena ego mereka masih sangat tinggi. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka pembelajaran dilanjutkan ke siklus III agar hasil lebih maksimal.
4. Deskripsi Siklus III Tindakan siklus III dilaksanakan selama 1 minggu mulai tanggal 9 Mei 2011 sampai tanggal 14 Mei 2011. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus-siklus, pada setiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Deskripsi data tindakan siklus III terdiri dari paparan data perencanaan, data tindakan, data observasi dan data refleksi. a. Perencanaan Kegiatan perencanaan tindakan III dilaksanakan pada hari Senin, 9 Mei 2011 di ruang guru SD Negeri 2 Kalangan. Peneliti dan kepala sekolah mendiskusikan rancangan tindakan yang akandilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian dengan kesepakatan bersama kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus III akan dilaksanakan dalam 2 x pertemuan (dengan alokasi waktu 3 x 35 menit) yaitu pada hari Rabu, 11 Mei 2011 dan Kamis, 12 Mei 2011. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penelaahan terhadap program pengajaran berdasarkan kurikulum yang digunakan saat ini yaitu KTSP SD
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
2006 kelas III, peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran Matematika yang sesuai dengan materi yaitu tentang perbandingan nilai pecahan dan penjumlahan pecahan dengan baik dan matang agar mendapatkan hasil yang optimal. Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai titik tolak pembelajaran untuk mengkondisikan dan membuat komitmen atas perencanaan yang
akan
dilaksanakan pada pembelajaran Matematika tentang perbandingan nilai pecahan dan penjumlahan pecahan.
b. Pelaksanaan Untuk tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan sesuai dengan RPP yang disusun sebelumnya. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan media kartu domino selama 3 x 35 menit untuk setiap pertemuan. a) Pertemuan Pertama Kegiatan diawali dengan berdoa bersama dan juga presensi kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama siklus III ini konsep Matematika yang diajarkan tentang membandingan nilai pecahan
dengan
indikator
membandingkan nilai dua pecahan yang lebih kecil dengan mengguanakan kartu domino dan menjumlah pecahan.
Sebagai kegiatan awal dengan
bertanya seperti “Lebih kecil mana antara
penghapus karet ini dengan
penghapus papan ini ?”. Jika sudah terjawab guru memberi pertanyaan sekali lagi tentang nilai pecahan seperti “Lebih kecil mana antara pecahan dengan pecahan
ini
ini ?” dengan tujuan untuk mengingatkan siswa dan untuk
memotivasi serta mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran Matematika.
Kemudian guru mulai mengarah pada pokok materi
perbandingan pecahan. Kegiatan diawali dengan melakukan tanya jawab mengenai cara menuliskan pecahan yang nilainya sama. Siswa mengamati dan diminta menyebutkan nilai pecahan pada gambar pecahan masingmasing. Selanjutnya guru menjelaskan cara menentukan pecahan yang lebih kecil dan cara menjumlah pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak
commit to user 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
sama. Setelah siswa paham kemudian dilanjutkan peragaan cara bermain kartu domino dan menjelaskan aturan-aturan yang harus ditaati dalam bermain kartu domino. Tahap selanjutnya membentuk kelompok dengan beranggotakan 4 orang siswa dan setiap kelompok dibagikan 1 set kartu domino. Setelah semua kelompok siap, selanjutnya guru mempersilahkan setiap kelompok bermain kartu domino dan membimbingnya. Dalam permainan pertama siswa hampir sudah bisa menggunakan kartu domino. Setelah setiap kelompok bermain satu kali kemudian guru menghentikan permainan, baru kemudian guru mengingatkan dan bertanya kepada siswa apakah masih ada yang kesulitan. Setelah siswa paham dilanjutkan bermain kartu domino yang kedua seluruh siswa telah mampu bermain dengan baik, pada akhir permainan siswa menjumlah nilai pecahan kartu domino yang masih dipegang masing-masing pemain dengan bimbingan guru. Pemain yang mendapatkan nilai paling sedikit atau tidak memegang kartu sama sekali adalah pemenangnya. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang mendapat nilai paling sedikit. b) Pertemuan kedua Kegiatan diawali dengan berdoa bersama dan juga presensi kehadiran siswa. Pada siklus III pertemuan kedua ini konsep Matematika yang diajarkan tentang membandingan nilai pecahan
dengan
indikator
membandingkan nilai pecahan lebih kecil dan menjumlah pecahan. Sebagai kegiatan awal dengan bertanya seperti “Lebih besar mana antara pecahan ini dengan pecahan
ini ?” dengan tujuan untuk mengingatkan siswa dan
untuk memotivasi serta mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran Matematika. Kemudian guru mulai mengarah pada pokok materi perbandingan pecahan. Kegiatan diawali dengan melakukan tanya jawab mengenai cara menuliskan pecahan yang nilainya sama kemudian dengan nilai yang berbeda dan siswa diminta untuk membandingkan pecahan tersebut mana yang lebih kecil. Siswa mengamati dan diminta
commit to user 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
menyebutkan nilai pecahan pada gambar pecahan masing-masing dan menjawab pertanyaan dari guru. Selanjutnya guru menjelaskan cara menentukan pecahan yang nilainya lebih kecil dan cara menjumlah pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama. Tahap selanjutnya membentuk kelompok dengan beranggotakan 4 orang siswa dan setiap kelompok dibagikan 1 set kartu domino. Setelah semua kelompok siap, selanjutnya guru mempersilahkan setiap kelompok bermain kartu domino dan membimbingnya. Dalam permainan siswa sudah dapat bermain dengan baik dan benar, jadi guru tidak banyak memberikan bimbingan kepada setiap kelompok. Pada akhir permainan siswa menjumlah nilai pecahan kartu domino yang masih dipegang
masing-masing pemain dengan bimbingan guru. Siswa yang
kesulitan menjumlahkan pecahan diminta guru untuk ke depan untuk dikerjakan di depan kelas dengan bimbingan guru. Pemain yang mendapatkan nilai paling sedikit atau tidak memegang kartu sama sekali adalah pemenangnya. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang mendapat nilai paling sedikit. Pada kegiatan akhir guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari, sambil mengulang pelajaran yang telah dipelajari. Kemudian guru membagikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri. Tidak lupa guru memberikan pujian kepada siswa yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik. c. Observasi Tahap observasi sangat penting dilakukan dalam pembelajaran tujuannya adalah untuk mengetahui aktivitas siswa dan kegiatan guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
Dari
kegiatan
penelitian
yang
telah
dilaksanakan, peneliti melakukan pengamatan tingkah laku serta sikap siswa selama mengikuti pembelajaran Matematika serta peneliti di amati oleh observer dalam beberapa aspek keterampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan media kartu domino. Hal ini berguna sebagai masukan dan bahan analisis pembelajaran untuk lebih meningkatkan keterampilan berhitung pecahan siswa kelas III SD Negeri 2 Kalangan.
commit to user 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
Dari penelitian yang dilakukan pada siklus III pertemuan pertama dan kedua diperoleh data pada lampiran 24 halaman 157, maka dapat dibuat tabel frekuensi seperti pada tabel 11 berikut: Tabel 11. Frekuensi Data Nilai Evaluasi Siklus III No.
Nilai Interval
Frekuensi
Persentase
Kategori
1.
30 – 39
1
2,94%
Belum Tuntas
2.
40 – 49
3
8,82%
Belum Tuntas
3.
50 – 59
2
5,88%
Belum Tuntas
4.
60 – 69
7
20,59%
Tuntas
5.
70 – 79
4
11,76%
Tuntas
6.
80 – 89
6
17,65%
Tuntas
7.
90 – 99
11
32,35%
Tuntas
34
100%
Jumlah
Berdasarkan
tabel 11 di atas
maka
nilai evaluasi
siklus
III
dapat
digambarkan seperti pada gambar 21 berikut :
Gambar 21. Grafik Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siklus III Berdasarkan data hasil evaluasi siklus III setelah dilaksanakan tindakan penelitian siswa yang memperoleh nilai interval antara 30 - 39 sebanyak 1
commit to user 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
siswa atau 2,94%, nilai interval antara 40 - 49 sebanyak 3 siswa atau 8,82%, nilai interval antara 50 - 59 mencapai 2 siswa atau 5,88%, nilai interval antara 60 – 69 sebanyak 7 siswa atau 20,59%. nilai interval antara 60 - 69 sebanyak 4 siswa atau 11,76%, nilai interval antara 70 - 79 mencapai 4 siswa atau 11,76%, nilai interval antara 80 – 89 sebanyak 6 siswa atau 17,65% dan nilai interval antara 90 – 99 sebanyak 11 siswa atau 32,35%. Dari hasil evaluasi siklus III yang dilakukan pada pertemuan kedua maka dapat ditarik satu kesimpulan, pada siklus III keterampilan siswa dalam berhitung pecahan terutama tentang membandingkan pecahan dan menjumlah pecahan sudah sesuai dengan yang diharapan. Dari penelitian siklus III diperoleh data rata-rata kelas 72,94 ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 82,35% atau 28 siswa mencapai batas nilai KKM, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 17,65% atau 6 siswa. Berdasarkan hasil di atas maka penelitian ini sudah memenuhi target yang ingin dicapai yaitu ketuntasan klasikal akhir 75%. 1) Hasil Observasi terhadap Guru Pada kegiatan observasi, selain observer mengamati aktivitas siswa, observer juga mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran. Dari aktivitas kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus III nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru adalah 3,65 dengan kategori sangat baik. Hasil observasi aktivitas siswa siklus III dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 148 dapat dibuat tabel 12 sebagai berikut: Tabel 12. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus III No 1. 2.
Keterangan
Siklus III Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Skor 3,63 3,8 Nilai Rata-rata skor siklus III 3,72
Adapun hasil observasi siklus III dari pertemuan pertama dan kedua diperoleh hasil sebagai berikut :
commit to user 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
a) Langkah awal guru dalam hal persiapan RPP, alat peraga dan pengelolaan kelas sudah dilakukan semua dan sudah maksimal pada pengaturan kelompoknya. b) Peneliti menggunakan apersepsi yang sudah mengena dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan hal ini membuat siswa terpusat pada materi pembelajaran. Sehingga untuk persiapan kegiatan apersepsi sudah baik. c) Dalam pembelajaran guru maksimal untuk membuat pembelajaran makin hidup dengan menggunakan media kartu domino, siswa juga sudah terlihat cukup aktif mengikuti pembelajaran. Sehingga secara umum untuk penyampaian pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino sudah baik. d) Peneliti selama pembelajaran berlangsung senantiasa memperhatikan siswa, membantu siswa apabila ada kesulitan, jadi perhatian guru sudah tergolong baik. e) Peneliti senantiasa memberi dukungan, dorongan dan motivasi yang cukup kepada siswa selama pembelajaran f) Interaksi antara siswa dengan peneliti selama tindakan siklus III ini sudah terlihat dari mulai kegiatan awal sampai kegiatan
akhir
sehingga dapat dikatakan hubungan siswa dengan peneliti baik. g) Penerapan media yang dipilih oleh peneliti sudah disesuaikan dengan yang materi yang diajarkan. h) Siswa dalam pembuatan kesimpulan masih perlu bantuan dari guru, sehingga untuk aspek pembuatan kesimpulan tergolong cukup. i) Peneliti melakukan tindak lanjut dengan terencana dan berjalan dengan baik jadi secara keseluruhan untuk pelaksanaan evaluasi dikatakan baik. 2) Hasil Observasi terhadap Siswa Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus III dengan kriteria yang dinilai adalah keaktifan, ketangkasan, ketepatan, dan
commit to user 72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
keberanian. Hasil observasi aktivitas siswa siklus III dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 159 dapat dibuat tabel 13 sebagai berikut: Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III No 1 2 3
Siklus III
Keterangan
Pertemuan 1 Total Skor 82,2 Rata-rata Skor 10,3 Rata-rata skor siklus III
Pertemuan 2 84,6 10,6 10,45
Berdasarkan tabel 13 dapat disimpulkan bahwa rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran keterampilan berhitung pecahan pada siklus III pertemuan 1 yaitu 10,3 dalam kategori baik dari rata-rata aspek keaktifan, ketangkasan bermain, aspek ketepatan menjumlah pecahan, dan keberanian bertanya. Sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 10,6 dengan kategori baik. Nilai rata-rata keseluruhan aktivitas siswa pada siklus III sebesar 10,45 dengan kategori baik. Berdasarkan pada lampiran 25 halaman 159 diperoleh data hasil observasi siswa saat mengikuti pembelajaran matematika. Adapun hasil observasi siklus III dari pertemuan 1 dan 2 diperoleh hasil sebagai berikut: a) Keaktifan dan perhatian siswa dalam pembelajaran sudah terlihat baik dengan ditunjukkan semangat siswa untuk bisa bermain kartu domino. b) Ketangkasan siswa dalam menggunakan kartu domino sudah baik dikarenakan siswa sudah pernah dan sering menggunakan media kartu domino. c) Ketepatan dalam menjumlah sisa kartu domino yang dipegang sudah cukup baik. Sehingga guru hanya memberikan bimbingan seperlunya saja kepada siswa. d) Keberanian siswa dalam bertanya tentang cara menggunakan kartu domino dan cara menjumlah pecahan sudah cukup tinggi karena besarnya rasa ingin tahu siswa.
commit to user 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
d.
Analisis dan Refleksi Dari deskripsi data observasi di atas, kemudian dilakukan diskusi antara peneliti dan observer mengulas secara cermat hasil penelitian pada siklus III. Secara umum minat, antusiasme dan motivasi siswa pada pelajaran matematika sudah meningkat daripada sebelumnya tetapi untuk prestasi hasil belajar pada siklus ini masih kurang karena masih ada 6 siswa yang belum mencapai KKM. Namun nilai rata-rata kelas mencapai memperoleh nilai
72,94
sedang
siswa
yang
60 sebanyak 28 siswa atau 82,35 % dari 34 siswa. Data
lengkap tentang nilai tes siklus III dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 150. Pembelajaran dalam siklus ini dikatakan berhasil apabila memperoleh nilai
siswa yang
60 mencapai 75% dari jumlah siswa. Pada siklus III ini
siswa yang memperoleh nilai
60 sebanyak 28 siswa atau 82,35 % dari 34 siswa
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino telah berhasil karena telah mencapai target 75% bahkan melebihi target pada siklus III ini. Maka peneliti menghentikan siklus pada siklus ke III. Dari kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus III sudah tidak terdapat kekurangan bagi guru atau peneliti dan kekurangan dari pihak siswa. Maka peneliti menghentikan siklus pada siklus III.
C. Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan 1. Kondisi Awal Kondisi awal pembelajaran matematika khususnya pada berhitung pecahan guru kelas III masih menggunakan pendekatan konvensional. Dalam proses pembelajaran kedudukan guru masih sangat dominan, siswa masih pasip hanya mendengarkan penjelasan guru sehingga pemebelajaran berjalan searah. Dengan kondisi demikian, siswa hanya didudukan sebagai objek bukan sebagai subjek pembelajaran. Kerja sama antar teman untuk membina sosialisasi siswa sangat kurang dalam pembelajaran lebih banyak
dikerjakan secara perseorangan
(individual). Motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat rendah. Konsep pembelajaran berhitung pecahan hanya diterima dari guru melalui penjelasan
commit to user 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
saja, sedangkan keterampilan menganalisa dan mengevaluasi hitung pecahan kurang begitu ditekankan. Siswa kurang mampu mengonstruksikan, mendiskusikan, atau merefleksikan materi pembelajaran yang telah dipelajari sehingga pembelajaran belum terasa bermakna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melakukan penilaian, guru hanya menekankan pada segi hasil dan umumnya menitikberatkan pada aspek pengetahuan semata. Penilaian proses belum mendapatkan perhatian penuh dari guru. Sebelum melakukan apersepsi berhitung pecahan, siswa tidak melakukan upaya-upaya yang bisa membantu kelancaran pembelajaran berhitung pecahan. Guru hanya memberikan tugas soal tanpa arahan dan bimbingan, bagaimana upaya menganalisa soal hitung pecahan secara efektif, kemudian siswa disuruh langsung mengemukakan hasilnya. Pada akhir kegiatan apersepsi berhitung pecahan, siswa tidak tidak melakukan revisi terhadap hasil kerja siswa, sehingga masih ditemukan kesalahan-kesalahan. Berdasarkan hasil tes pada kondisi awal, diketahui sejumlah 26 siswa mendapat nilai kurang dari 60, sedangkan nilai rata-ratanya 45,44 dengan ketuntasan klasikal 23,53%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dinyatakan bahwa pembelajaran matematika menggunakan media kartu domino dapat meningkatkan keterampilan berhitung pecahan pada siswa kelas III SDN 2 Kalangan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa tabel di atas dapat diketahui adanya peningkatan proses pembelajaran pada tiap-tiap siklus. Adapun gambaran peningkatan proses pembelajaran Matematika siswa melalui penggunaan media kartu domino pada setiap siklus adalah sebagai berikut:
2. Siklus I Pada siklus I anak belum siap menerima materi kartu domino, karena konsep membandingkan pecahan dengan kartu domino belum pernah digunakan oleh guru kelas III. Dilihat dari hasil pengamatan observer, aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan kategori cukup. Apabila dilihat dari pengolahan data prestasi hasil belajar siswa pada tes siklus I rata-rata nilainya 55,74 nilai tersebut sudah cukup karena target pencapaian ketuntasan hasil belajar pada siklus I adalah 52% banyak siswa yang nilainya
60 yaitu sebanyak 18 siswa, berarti dalam kelas tersebut baru
commit to user 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
52,94 % yang menguasai materi. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan hasil adanya suatu peningkatan. Namun hasil siklus I ini belum mencapai target ketuntasan belajar akhir yaitu 75%.
3. Siklus II Siklus II adalah merupakan lanjutan pada siklus sebelumnya karena potensi siswa pada siklus I belum memenuhi target ketuntasan belajar akhir yaitu 75%, maka diadakan tindakan pada siklus II. Dari pengamatan observer diketahui bahwa persentase hasil aktivitas siswa dalam pelajaran Matematika adalah berkategori baik dibanding dengan siklus I. Pada siklus II aktivitas siswa meningkat dengan baik. Hal ini terlihat dari keaktifan, ketangkasan, ketepatan, dan keberanian siswa yang tadinya belum meningkat sekarang meningkat. Dari 34 siswa yang diteliti ternyata telah menunjukkan adanya peningkatan suatu proses pembelajaran. Setelah diadakan tes pada siklus II yang diikuti sebanyak 34 siswa, hasilnya telah meningkat. Hasil rata-rata yang diperoleh 63,53. Siswa yang mendapat nilai
60 ada 24 siswa atau
70,59%.
4. Siklus III Siklus III adalah merupakan lanjutan pada siklus sebelumnya karena potensi siswa pada siklus II belum memenuhi target ketuntasan belajar akhir yaitu 75%., maka diadakan tindakan pada siklus III. Dari pengamatan observer diketahui bahwa persentase hasil aktivitas siswa dalam pelajaran Matematika adalah berkategori baik dibanding dengan siklus II. Pada siklus III aktivitas siswa meningkat dengan baik. Hal ini terlihat dari keaktifan, ketangkasan, ketepatan, dan keberanian siswa yang meningkat sekarang bertambah meningkat. Dari 34 siswa yang diteliti ternyata telah menunjukkan adanya peningkatan suatu proses pembelajaran. Setelah diadakan tes pada siklus III yang diikuti sebanyak 34 siswa, hasilnya telah meningkat. Hasil rata-rata yang diperoleh 72,94. Siswa yang mendapat nilai (82,35%).
commit to user 76
60 ada 28 siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
5. Hubungan Antar Siklus Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dinyatakan bahwa pembelajaran matematika menggunakan media kartu Domino dapat meningkatkan keterampilan berhitung pecahan pada siswa kelas III SDN 2 Kalangan Pedan Klaten. Demikian perbandingan ketuntasan belajar siswa sejak kondisi awal sebelum tindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III mengalami peningkatan, maka dapat dibuat tabel 14 berikut ini : Tabel 14. Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas Hasil Tes
Kondisi Awal
Siklus 1
Siklus 2
Siklus
Nilai Rata-rata Kelas
45,44
55,74
63,53
72,94
Siswa tidak tuntas
26
16
10
6
Siswa Sudah Tuntas
8
18
24
28
Ketuntasan Klasikal
23,53%
52,94%
70,59
82,35%
Berdasarkan tabel 14, maka dapat digambarkan perbandingan dengan keadaan awal, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 pada gambar 22 di bawah ini:
Gambar 22. Grafik Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas Perkembangan perkembangan
keterampilan
siswa
berhitung
pecahan
mengalami
yaitu dari keadaan awal sebelum dilakukan pembelajaran
menggunakan kartu Domino siswa yang tuntas KKM hanya 23,53% dari jumlah 34
commit to user 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
siswa. Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran menggunakan media kartu domino, siswa yang tuntas KKM menjadi 52,94% atau meningkat sebanyak 29,41% dari keadaan awal. Setelah dilakukan tindak lanjut kembali dalam siklus II, siswa yang tuntas KKM menjadi 70,59% atau meningkat 47,06% dari keadaan awal atau meningkat 17,65% dari siklus I. Kemudian dilakukan tindak lanjut kembali dalam siklus III, siswa yang tuntas KKM menjadi 82,35% atau meningkat 58,82% dari keadaan awal atau meningkat 11,76% dari siklus II. Selain data nilai tiap siklus juga ada data aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran pada siklus I, siklus II, dan siklus III juga mengalami peningkatan. Pada kegiatan observasi terlihat bahwa observasi aktivitas siswa meningkat dari siklus I dari aspek keaktifan, aspek ketangkasan, aspek ketepatan, dan aspek keberanian dari siklus I dengan rata-rata 8,7 dalam kategori kurang baik menjadi 10,08 pada siklus II dalam kategori baik sehingga mengalami peningkatan sebanyak 2,1. Kemudian pada siklus III dengan rata-rata 10,45 dalam kategori baik sehingga mengalami peningkatan sebanyak 0,37 dari siklus II, dan 1,75 dari siklus I. Aktivitas siswa dalam pembelajaran berhitung pecahan dengan media kartu domino mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III. Pada kegiatan observasi guru terlihat bahwa observasi aktivitas guru meningkat dari aspek (1) Guru dalam melaksanakan kegiatan pra pembelajaran (2) Guru dalam aspek membuka pelajaran (3) Pada kegiatan inti dalam penguasaan materi pelajaran (4) Penggunaan/strategi pembelajaran guru (5) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran (6) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa (7) Guru di dalam melakukan aspek penilaian proses dan hasil (8) Penggunaan bahasa yang dilakukan guru pada saat pembelajaran (9) Kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru. Tabel hasil observasi proses pembelajaran oleh guru dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 148. Berdasarkan data dapat disimpulkan nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru adalah 3,65 dengan kategori baik pada siklus II dari 3,25 dalam kategori kurang baik pada siklus I dan 3,8 dalam kategori baik pada siklus III, sehingga mengalami peningkatan. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran keterampilan berhitung
commit to user 78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
pecahan dengan menggunakan media kartu Domino mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan siklus III Dari analisis data dan observasi selama pembelajaran matematika, secara umum menunjukan perubahan yang signifikan. Guru telah berhasil menggunakan media kartu domino untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berhitung pecahan pecahan. 6. Temuan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti telah menemukan beberapa temuan-temuan selama dalam penelitian tindakan kelas. Temuan-temuan itu antara lain sebagai berikut : 1.
Kurang efektifnya pembelajaran yang diciptakan oleh guru, siswa masih banyak yang mengeluh dikarenakan belum memahami betul cara penggunaan media kartu domino, dan kurang berhasilnya guru dalam menjelaskan cara mencari nilai pecahan yang besarnya sama.
2.
Siswa dibiasakan untuk berlatih mencari besarnya pecahan yang nilainya sama dan berlatih melalui menggunakan media kartu domino.
3.
Beberapa siswa masih banyak yang mengganggu teman saat pembelajaran dan masih banyak yang berbicara sendiri-sendiri dan guru memberi penjelasan sehingga suasana pembelajaran kurang kondusif.
4.
Peningkatan kualitas proses pembelajaran pecahan terbukti bahwa siswa menjadi senang dan lebih aktif serta guru tidak mengalami kesulitan lagi untuk mencari cara dalam meningkatkan keterampilan berhitung pecahan sehingga keterampilan berhitung pecahan bisa meningkat.
5.
Dengan adanya alat peraga kartu Domino membuat siswa lebih antusias dalam proses pembelajaran khususnya keterampilaan berhitung pecahan.
6.
Penerapan media kartu domino dalam setiap siklusnya menunjukkan adanya peningkatan keterampilan berhitung pecahan siswa. Secara keseluruhan, siswa yang awalnya belum terampil dalam berhitung pecahan, setelah diadakan penelitian tindakan dengan menggunakan media kartu domino, keterampilan berhitung siswa meningkat.
commit to user 79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di kelas III SDN 2 Kalangan Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten dengan 3 siklus dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan media kartu domino dapat meningkatkan keterampilan berhitung pecahan siswa kelas III SDN 2 Kalangan Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011. 2. Hal ini terbukti dengan peningkatan tiap siklus sebagai berikut : Nilai rata-rata test awal adalah 45,44 dengan ketuntasan 23,53%, kemudian nilai rata-rata meningkat pada siklus I yaitu 55,74 dengan ketuntasan 52,94%. Setelah dilanjutkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 63,53 dengan ketuntasan 70,59%. Sedangkan pada siklus III nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 72,94 dengan ketuntasan 82,35%.
B. Implikasi Berdasarkan temuan dan hasil penelitian tindakan kelas pada peningkatan keterampilan beehitung pecahan menggunakan media kartu domino pada siswa kelas III SD Negeri 2 Kalangan Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011, dapat diimplikasi sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan keterampilan berhitung pecahan, khususnya dalam membandingkan besar pecahan dan menjumlah pecahan di Sekolah Dasar, guru sebaiknya memberikan contoh yang konkrit dan membuat perencanaan bersama untuk membangkitkan semangat siswa. 2. Penerapan media kartu domino dalam setiap siklusnya menunjukkan adanya peningkatan keterampilan berhitung pecahan siswa. Secara keseluruhan, siswa yang awalnya belum terampil dalam berhitung pecahan, setelah diadakan
commit to user 80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
penelitian tindakan dengan menggunakan media kartu domino, keterampilan berhitung siswa meningkat. B. Saran-saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian kepada siswa, guru, dan peneliti lain yang berkepentingan diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Guru perlu menggunakan media kartu domino dalam agar keterampilan berhitung pecahan siswa meningkat dan siswa tidak bosan selama pembelajaran berlangsung. b. Pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino merupakan hal yang baru bagi siswa sehingga guru perlu melakukan motivasi agar siswa bersemangat
untuk bertanya,
mengemukakan pendapat,
menghargai
pendapat orang lain dan saling membantu.
2. Bagi Siswa a. Siswa perlu mengembangkan keterampilan berhitung pecahan b. Siswa sebaiknya lebih banyak berlatih dengan media kartu domino agar terampil dalam berhitung pecahan
3. Bagi Kepala Sekolah a. Kepala Sekolah sebaiknya meminta guru untuk untuk memberi bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam berhitung pecahan agar siswa menjadi terampil. b. Kepala Sekolah sebaiknya berusaha menfasilitasi media-media pembelajaran yang sesuai dengan materi terutama dalam pembelajaran pecahan menggunakan media kartu domino agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
commit to user 81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
4. Bagi Peneliti Lain a. Peneliti sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan hasil penelitian di dalam laporan ini. b. Peneliti lain sebaiknya melakukan penelitian yang mudah dilaksanakan, menyenangkan bagi guru dan siswa, dan tidak membutuhkan biaya besar agar siswa bisa lebih terampil dalam berhitung pecahan.
commit to user 82