PDN
DITJEN PDN/MJL/97/XI/2011
INFO KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
Perdagangan Dalam Negeri
Membangun Sistem Perdagangan dalam Negeri yang Berkesinambungan
PENGARAH : Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Gunaryo PENANGGUNG JAWAB : Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Mardjoko Redaktur : Lamtasim Dasustra editor : Ronny S.M. Marpaung KOORDINATOR PELAKSANA : A. Latif Lahdjie REDAKSI : Anis Maftuhin/Agus Bachtiar/Supriyadi/Desy Arfianty TIM ARTISTIK : Rafi Alief/ B. Jagat Setiawan/Edo Abdullah Diterbitkan Oleh : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri ALAMAT : Gedung Utama Lt. 8, Jl. M. I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110, email:
[email protected]
2
majalah info pdn, Oktober 2011
Pengantar Redaksi
daftar isi Event the best can be improved. Setiap yang baik masih bisa ditingkatkan. Itulah semangat yang menjiwai semua laporan dan sajian Info PDN pada edisi kali ini. Paling tidak, hal itu terlihat dari laporan utama yang menurunkan laporan reporter kami dari kegiatan Outbond Ditjen Perdagangan Dalam Negeri yang diselenggarakan dalam rangka meningk atkan semangat kekompakan dan kinerja seluruh jajaran di Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Semangat menjadikan batik sebagai trade mark Indonesia juga kami sajik an dalam laporan menarik yang mengungkap sejauh mana prestasi kamp anye batik nasional hingga bisa menjadi sebuah trend fashion yang cukup membanggakan hati. Masih dalam semangat memperbaiki yang baik, kami menyajikan sebuah rubrik baru bernama Referensia. Pada edisi perdana rubrik ini kami mengajak pembaca untuk mengunjungi Pasar Tradisional Victoria, Melbourne, Australia, dalam rangka melihat, mengamati dan mengambil pelajaran yang terbaik dari pasar tersebut dalam rangka meningk atkan kualitas dan citra pasar tradisional Indonesia. Dan seperti biasa, rubrik-rubrik tetap lainnya pun berupaya memberikan sajian yang bisa menginspirasi pem baca untuk melakukan yang lebih baik dari sebelumnya. Laporan tentang Pasar Mawar yang didaulat menjadi percontohan pasar tertib ukur, prospek dan peluang budi daya buah melon, masa depan desain etnik di pasar internasional, dan reportase sehari Info PDN ke kawasan Jalan Fatmawati Jakarta Selatan, kami persembahkan untuk menjadi nutrisi tersendiri bagi seluruh pembaca demi meningkatkan kinerjanya di saatsaat menjelang tutup tahun ini. Mengakhiri “Salam ” , kami berharap edisi ini tetap berkesan dan bisa menjadi teman setia para pembaca untuk melangkah dan menjadi yang terbaik di masa yang akan datang. Tabik
liputan utama > Merajut Kebersamaan di Puncak Bogor ............4 > Gebyar Kampanye ACI 100 Persen Aku Cinta Indonesia ......................7
profil pasar > Pasar Mawar, Pontianak: Percontohan Pasar Tertib Ukur ......................10 > Menengok Pasar Victoria Melbourne ..............13
topik bahasan > Batik sebagai Motor Penggerak Ekonomi ....... 16
berita pasar > Denyut Ekonomi di Jalan Fatmawati ...............19 > Laku Keras di Pasaran, Froozen Food Kian Digemari ..........................22
distribusi > “High Service at Low Cost”: Tantangan Bagi Penyedia Jasa Logistik Indonesia ............................................ 25
kolom anda > UMKM: Pilar Fundamental Perekonomian Nasional .... 28
info sembako > Menuju Swasembada Jagung Tahun 2014 .....30
potensi umkm > Semerbak Harum Bisnis Jasa Klinik Kecantikan ........................ 33 > Meraup Rezeki dari Budidaya Melon ................. 36
daerah unggulan > Kabupaten Tegal: Optimis Menjadi Japan of Indonesia ...............39
produk unggulan > Menggali Diversifikasi Produk Desain Etnik ......43
majalah info pdn, Oktober 2011
3
Liputan Utama
Merajut Kebersamaan Semangat kebersamaan dan kekompakan memang tidak datang dengan sendirinya. Selain harus berlatih, semangat itu juga perlu dipupuk agar tidak luntur. Untuk itu, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Ditjen PDN) mengadakan outbound di puncak Bogor.
P
agi itu, Jakarta baru saja bergeliat, ruas-ruas jalan pun masih lengang. Ratusan pegawai dari Ditjen PDN berkumpul di halaman Kantor Kementerian Perdagangan di Jl. M. Ridwan Rais Jakarta. “Untuk yang sudah datang, harap naik ke bus yang sudah disediakan,” instruksi Kusmawadi, selaku Ketua Panitia dengan pengeras suara. Enam armada bus telah disiapkan. Bu kan untuk mudik bareng, tapi seperti tahun sebelumnya, Ditjen PDN kembali menggelar acara outbound di puncak Bogor, tanggal 22-23 Oktober lalu. Tema yang diusung kali ini mengenai Komunikasi dan Kepemimpinan. Maknanya, kerja sama untuk mencapai satu tujuan dan memupuk kepemimpinan. Untuk mengusir rasa bosan selama 2,5 jam perjalanan, para peserta mengisi dengan karaoke. Terdengar suara parau, serakserak mengacau. Riuh tawa pun memecah suasana, celoteh canda bernada saling ejek bersautan. Setelah itu, sayup-sayup suara merdu terdengar, menyanyikan lagu hits di era 70-80-an. “Lanjutkan nyanyinya,” canda Gunaryo selaku Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN), yang kebetulan satu bus dengan Info PDN. Bus terus melaju, meliuk-liuk mengikuti kontur jalan pegunungan yang berkelak kelok. Mata pun dimanjakan dengan hijau nya pemandangan kebun teh di satu sisi ruas jalan, dan hamparan perbukitan di ruas yang lain. Pemandangan dan kedamaian
4
Ditjen PDN Gunaryo menyampaikan sambutan
foto-foto: Agus Bachtiar
yang sangat sulit ditemukan di tengah sibuknya ibu kota Jakarta. Sekitar pukul 8.30 WIB, rombongan sam pai di hotel Bukit Indah. Angin dingin semilir menyambut kedatangan mereka. Kemudian, semua peserta menikmati hida ngan sarapan pagi yang telah disediakan. Lalu, acara dilanjutkan dengan sambutan
majalah info pdn, Oktober 2011
Bapak Gunaryo, SH, MMPd, selaku Dirjen PDN, sekaligus meresmikan pembukaan acara outbound. Dirjen PDN berharap, dengan adanya outbound ini, intern di PDN dapat saling mengenal satu sama lain dan kerja sama antar unit dapat lebih ditingkatkan lagi. Dirjen PDN juga menjelaskan bahwa
di Puncak Bogor MBA selaku Direktur Logistik dan Sarana Distribusi, dan Dra. Retno Rukmawati, MA selaku Direktur Bahan Pokok dan Barang Strategis. Untuk mencegah sesuatu yang tidak di ingink an, panitia telah menyiapkan se orang tenaga medis, lengkap dengan se koper obat dan peralatannya. “Biasanya untuk acara seperti ini, kemungkinan hanya lecet, pegal-pegal, atau sakit sebelumnya seperti flu atau batuk, karena memang udara di sini dingin,” jelas dr. Regina.
Permainan Outbound Sebelum permainan dimulai, peserta membuat sebuah lingkaran besar. Games session 1 ini dimulai dengan “Ice Breaking”, yang berisi permainan-permainan kecil, bertujuan untuk mencairkan suasana dan menjalin keakraban antar peserta. Ketika mendengar aba-aba, maka setiap peserta harus mencari pasangannya masingmasing. Suara riuh mewarnai ajang ini, karena peserta harus berebutan pasangan dengan berlari dan kembali membentuk lingkaran. Kemudian, tangan peserta yang satu di letakkan di atas telapak tangan peserta yang lain. Jika terdengar aba-aba, maka setiap peserta harus berusaha menangkap telapak tangan temannya. Bagi tangan peserta yang tertangkap, maka ia akan mendapat hukuman. Ia harus maju dan berjoget di tengah lingkaran besar ter sebut. Alunan lagu “Alamat Palsu” dari Ayu Ting Ting ternyata memacu semangat peserta berjoget ria. peserta dari eselon IV yang sebagian besar relatif masih gress, harus siap menerima estafet dari senior-seniornya. “Saya berha rap, tugas yang diamanatkan kepada kita di PDN, dapat terlaksana dengan baik,” himbau Dirjen PDN, saat menyinggung tentang kinerja. Pada pukul 09.00 WIB, semua peserta
berkumpul di lapangan, membuat lingka ran besar. Selain Dirjen PDN, turut ambil bagian sebagai peserta antara lain, Drs. Mardjoko, MBA selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Jimmy Bella selaku Direktur Bina Usaha Perdagangan, Drs. Suhanto, MM selaku Direktur Dagang Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri, Drs. Didi Sumedi,
majalah info pdn, Oktober 2011
Selanjutnya, peserta dibagi menjadi 10 kelompok. Mereka bebas menentukan nama kelompoknya masing-masing. Ada yang memberi nama Kambing, Kreatif, Raja, Ayu Ting-Ting, Macan, Rajawali, EWS, Garuda, Ting-Ting, dan Cucak Rowo. Lalu, setiap kelompok diminta untuk berkreasi menciptakan yel-yel penyemangat. Mereka saling bersaing, dan akan terpilih tiga
5
foto: Agus Bachtiar
Menurut Drs. Mardjoko, MBA, dalam lapo rannya sebagai Ketua Penyelenggara, peserta outbound tahun ini diikuti 234 orang. Jumlahnya lebih sedikit dibanding kan dari tahun sebelumnya, karena ada perombakan struktur di Ditjen PDN.
"Ini adalah moment kebersamaan, di mana jabatan ditanggalkan. Kita bisa bercanda, bermain, dan makan bersama"
“Ini adalah moment kebersamaan, di mana jabatan ditanggalkan. Kita bisa bercanda, bermain, dan makan bersama,” jelas Mardjoko lebih lanjut.
Sesditjen Mardjoko menyampaikan laporan
kelompok yang akan menjadi juara dengan perolehan poin tertinggi. Acara dilanjutkan dengan permainan “Hu man Tower”. Setiap kelompok diminta untuk mengisi botol yang tergantung dengan air hingga penuh. Peserta dilarang menggunakan alat bantu apapun, selain sebuah gelas plastik berlubang yang telah disediakan. Antusias peserta begitu tinggi, tak peduli mereka harus kotor, diinjak-in jak, semua berbaur penuh kebersamaan. Permainan ini dimaksudkan sebagai bentuk kerja sama, pengorbanan, dan tanggung jawab. Ada juga permainan “Tower Nail”. Sebuah paku telah ditancapkan pada sebidang papan kayu. Kemudian, para peserta di minta untuk melanjutkan, menyusun be berapa buah paku lagi, hingga membentuk sebuah bangunan tertentu. Permainan ini bermakna sebagai bentuk kreativitas dan membuat perencanaan dengan matang. Tak kalah menarik adalah permainan“Spider Web”. Seluruh peserta harus berpindah dari satu sisi ke sisi yang lain, melalui sebuah jaring laba-laba raksasa dengan dibantu rekannya. Syaratnya, peserta tidak boleh menyentuh tali atau tiang. Permainan ini mencerminkan inovasi, kreativitas, dan disiplin sebuah team work untuk mencapai target. Tak terasa, hari sudah menjelang sore hari. Acara dilanjutkan dengan games session 2, ditemani rintik hujan yang mu
6
lai mengguyur daratan puncak Bogor. Udara semakin terasa dingin, namun tak membuat semangat para peserta menciut. Mereka tetap menyelesaikan tantangan permainan hingga selesai. Menurut Ade Syaiful Anwar, salah seorang perwakilan dari Event Organisation Gaya Communication, kalau dibandingkan de ngan outboud organisasi lain, antusias peserta dari Ditjen PDN jauh lebih bagus dan kompak. Pihaknya sering bekerja sama dengan instansi pemerintah dan swasta lainnya, tapi tetap saja, kali ini yang terbaik. “Saya benar, tidak berlebihan. Ditjen PDN ini is the best,” tegas Syaiful. Saat Briefing Session, motivator mengulas permainan-permainan yang baru saja dimainkan, dan menggali nilai-nilai apa saja yang dirasakan langsung pada se tiap tantangan. Memang, permainanpermainan dalam outbound mengandung makna filosofis, dan sarat akan pesanpesan simbolik. Dijelaskan pula, outbond merupakan pendidikan inovasi yang dimaksudkan untuk “recharge battery” masing-masing peserta. Pada akhirnya, terpilihlah kelompok yang memenangkan permainan outbound kali ini. Kelompok Raja sebagai juara pertama, kemudian disusul EWS, dan kelompok Kam bing menempati urutan ketiga. Sebagai tanda keakraban, instruktur mengajak ketua kelompok masing-masing untuk saling bersalaman. majalah info pdn, Oktober 2011
Menurut Dirjen PDN, agenda outbound bernilai positif di tengah rutinitas kerja yang banyak memeras pikiran dan tenaga. Dengan outbound, akan terjadi interaksi satu dengan yang lainnya, yang terlepas dari struktural. Lebih dari itu, outbound diharapkan mampu membangun karakter ke arah kesuksesan dalam kehidupan—baik kesuksesan di tingkat individu maupun kesuksesan tim atau kelompok. Untuk itu, Ditjen PDN akan mengagendakan acara ini sebagai kegiatan rutin tahunan. “Ke depannya, Outbound diusahakan akan menjadi agenda rutin, yang tentunya akan ada penambahan-penambahan dalam pengembangan-pengembangan diri untuk peserta,” jelas Dirjen PDN dalam wawancara eksklusifnya dengan Info PDN malam itu. Info PDN juga sempat menanyakan kesankesan peserta selama mengikuti outbound ini. Dan rata-rata menyambut positif kegia tan tersebut. “Acara outbound ini sangat bermanfaat. Selain refreshing, saya juga semakin kenal dengan teman-teman di Ditjen PDN,” jawab Mursal salah seorang peserta. Acara ditutup dengan malam hiburan. Kem eriahan malam hiburan dipandu seorang MC handal, membuat suasana semakin hangat. Pembagian door prize diselingi dengan beberapa peserta yang menyumbangkan lagu. Semua ikut larut berdendang, lengkap dengan kreativitas aksi panggung para peserta yang beraneka ragam. Tak mau ketinggalan, Dirjen PDN juga ikut berpartisipasi menyumbangkan dua buah lagu, disusul oleh direktur-direktur lainnya. Keluarga besar Ditjen PDN kembali bergoyang bersama, menambah semarak malam itu. (spr/lmn)
Liputan Utama
Gebyar Kampanye ACI foto: Agus Bachtiar
100 Persen Aku Cinta Indonesia
Ditjen PDN Gunaryo turut goreskan kalimat dan parafnya sebagai tanda mendukung penuh Halo ACI
Persepsi bahwa produk Indonesia kurang baik adalah keliru. Kualitas produk Indonesia baik dan tidak kalah dengan produk dari negara lain. Sudah selayaknya masyarakat lebih mengenal, bangga, mencintai bahkan memakai, dan membeli produk Indonesia.
P
ada hari Senin (10/10), “Album Halo ACI” diluncurkan di Alun-alun West Mall, Jakarta. Acara ini dimeriahkan sederetan artis muda, pencipta lagu, dan pejabat Kemendag. Pembawa acara DJ Danien Mananta, tampil bagus mem promosikan album ACI tersebut. Kegiatan ini menandai aktivasi rangkaian kegiatan sosialisasi gerakan 100 Persen Aku Cinta Indonesia. Album ACI ini di harapkan mampu menjadi pancingan untuk menjaring bakat-bakat terpendam
lainnya, untuk meningkatkan eksistensi diri di tengah khalayak publik. Tujuan utama dari peluncuran Album ACI adalah: » Menumbuhkan rasa nasionalisme, Cinta Indonesia, dan bangga menjadi Anak Bangsa. » Menyuguhkan “musik Indonesia” dengan konsep yang berbeda dengan jenis musik yang sedang “trend” di pasar musik Indonesia. majalah info pdn, Oktober 2011
» Memberikan wadah untuk para anak muda berbakat untuk menunjukkan talenta dan hasil karya mereka (khu susnya dalam seni musik). » Menjadi perantara bagi anak muda yang telah memiliki kreativitas untuk dapat “menjual” hasil karya mereka dan dikenal oleh masyarakat Album ACI terdiri dari delapan lagu. Album kompilasi yang melibatkan Ran, Endah N Rhesa, JRX (Superman Is Dead), Anda, Adhitia Sofyan, Mian Meuthia, Mian
7
foto: Agus Bachtiar
Para seniman yang tergabung dalam album Halo ACI berfoto bersama
Tiara, Mondo (Sore), Sari (White Shoes & The Couples Company), Monita Tahalea, Natasha Rizky, Karissa Habibie, Lunatic, serta F. Harahap. Kini, album ini telah didistribusikan se cara gratis ke berbagai tempat—seperti Disc Tara, Alun-Alun Indonesia, Goods Department, Damn I Love Indonesia, Hey Folks dan masih banyak lagi.
So what’s? Hal penting yang perlu dite kankan di sini adalah bahwa gerak an seperti ini sangat urgens guna mening katkan penggunaan produk dalam negeri. Langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi pada saat terjadi penu runan ekspor sebagai akibat krisis ekonomi global. Sejak diluncurkan oleh Presiden Susilo Bam
bang Yudhoyono tahun 2009 lalu, gerakan 100 Persen Aku Cinta Indonesia mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan. Selain iklan ACI yang bertemakan “Adalah Kita” yang sukses mendapatkan peng hargaan Bronze Award pada Promotion Marketing Awards of Asia (PMAA) tahun 2011 ini, sejumlah perusahaan dan asosiasi juga mendukung gerakan ini dengan
Program Aku Cinta Indonesia (ACI) 1. Latar Belakang Program ACI » Dengan era globalisasi di mana tidak ada bata san suatu produk suatu negara masuk ke negara lain, maka khususnya terhadap barang-barang yang tidak diatur tata niaganya (bukan barang strategis), tidak dapat dilarang. » Pentingnya rasa kecintaan dan kebanggaan atas bangsa dan Negara Indonesia untuk me ningkatkan penggunaan produk dalam negeri » Gerakan 100 Persen Aku Cinta Indonesia tidak cukup hanya terbatas pada gerakan penggunaan produk dalam negeri, tetapi diperluas terhadap rasa bangga dan cinta kepada Bangsa Indonesia yang akan ditunjukkan salah satunya dengan perubahan sikap dan perilaku terhadap PRODUK DALAM NEGERI. 2. Aktivasi ACI Di samping kegiatan yang dilakukan di Grand Indonesia, Kementerian Perdagangan menyeleng garakan beberapa aktivasi ACI dalam bentuk bebe rapa kegiatan secara serentak di beberapa tempat di seluruh Indonesia, antara lain: a. Halo ACI Keliling “mall to mall” Pameran mini yang dilakukan 17 mal di 17 kabu paten/kota di 13 provinsi di Indonesia selama 3 hari di masing-masing mal (Jawa Barat, Jawa
8
Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, Papua). b. Halo ACI ke sekolah-sekolah Sosialisasi 100 persen cinta Indonesia di 6 sekolah di 6 kabupaten/kota di Indonesia (total 36 sekolah) yang dilakukan selama 2-4 hari di masing-masing sekolah, dengan target: TK 600 murid, SD 2.160 murid, SMP 1.080 murid. Total: 3.840 murid. c. Halo ACI Mangkal (Mobil keliling) » Menjangkau masyarakat di mana biasa kera maian berada dengan mendatangkan sosialisasi ini dengan mempergunakan mobil keliling di beberapa kota. » Mobil ini akan mengunjungi tempat-tempat dan jam-jam keramaian dengan beberapa kegiatan untuk mengundang komunitas, antara lain: band, online registrasi, pemberian suvenir. d. Halo ACI Big Bang » Pelaksanaan puncak acara Halo ACI (Big Bang) akan dilaksanakan pada tanggal 25-27 November 2011 yang bertempat di Cilandak Town Square. » Puncak acara sosialisasi 100 persen Aku Cinta Indonesia dengan menyampaikan kegiatan ACI
majalah info pdn, Oktober 2011
di atas dalam bentuk Pameran dengan pena yangan kompilasi hasil liputan dalam format dokumentasi video dan foto. » Menampilkan beberapa talenta yang unik ke dalam acara ini, untuk menggugah hati masya rakat akan kemampuan bangsa Indonesia yang tidak diketahui sebelumnya. 3. Tujuan Program ACI » Meningkatkan rasa cinta dan bangga terhadap Indonesia dengan mendorong penciptaan sema ngat untuk mendorong perasaan dan sikap positif masyarakat Indonesia terhadap negara Indonesia. » Meningkatkan “nation branding” sebagai bangsa yang kreatif, dan dihormati keberadaannya di pasar Internasional. » Menyadarkan persepsi keliru bahwa produk Indo nesia kurang baik, sehingga masyarakat dapat lebih mengenal, bangga, mencintai bahkan memakai dan membeli produk Indonesia. » Meningkatkan penggunaan di dalam negeri yang dapat menjaga stabilitas ekonomi pada saat terjadi penurunan ekspor sebagai akibat krisis ekonomi global. » Membuat beraneka ragam komunitas di dalam masyarakat Indonesia beramai-ramai bersikap me nyokong prakarsa, karya, dan hasil buatan dalam negeri sehingga terjadi gerakan 100 persen Aku cinta
Liputan Utama
memanfaatkan logo ACI untuk produk dalam negeri, peritel dalam negeri, dan kegiatan pameran dalam negeri. Adapun kegiatan Program Gerakan 100 Persen Aku Cinta Indonesia antara lain:
SS ! STOP PRE
Serah Terima Jabatan Mendag dan Wamendag
» Pengembangan strategi komunikasi gerakan 100 Persen Aku Cinta Indonesia. » Pengembangan konten materi komunikasi. » Aktivasi melalui kegiatan pameran (Pameran Pangan Nusa, PPKI) dan sosialisasi ke sekolah-sekolah. » Aktivasi media online. » Placement Materi komunikasi ACI di TV, TV Bandara, Kereta Api, Pesawat Terbang, media ruang (billboard, wrapup bus, headrest pesawat, dan kereta). » Aktivasi pemanfaatan logo 100 persen Aku Cinta Indonesia pada produk dalam negeri, peritel dalam negeri, dan kegiatan pameran dalam negeri. » Dukungan co-branding dengan kegiatan lokal yang membangkitkan 100 Persen Aku Cinta Indonesia: Java Jazz, Jakarta Fashion Week, Bazaar Art, Sparx-up, Hello Motion, Rock in Land, Soulnation, pameran batik Indonesia, dan pameran tekstil Indonesia. (spr/lmn)
Indonesia, yang terus meluas, hingga ke mancanegara. » Peluncuran logo ACI pada tanggal 22 April 2009 pada saat acara pembukaan pameran INACRAFT oleh Bapak Presiden Republik Indonesia. » Penunjukan Menteri Perdagangan selaku Koordina tor Pelaksana Harian dalam penggunaan logo Aku Cinta Indonesia berdasarkan SK Menko Bidang Per ekonomian No. KEP-08/M.EKON/03/2009 tanggal 16 Maret 2009. » Memfasilitasi pengembangan kemasan dan merek produk dalam negeri. » Promosi dalam berbagai pameran dalam negeri, pengembangan merchandise ACI (pin, topi, tag, kaos) » Dukungan co-branding dengan kegiatan lokal yang membangkitkan 100 persen Aku Cinta Indonesia: Java Jazz, Bazaar Art, pameran batik Indonesia, dan pameran tekstil Indonesia. » Kebijakan penggunaan baju batik setiap Selasa dan Jumat di lingkungan Kemendag. » Kemitraan pemanfaatan logo pada produk dalam negeri: Maspion, Sinyoku, Jamu Jago. » Harapan yang diinginkan oleh Kementerian Perdaga ngan adalah dalam menghadapi era globalisasi, produk dalam negeri akan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Di samping itu, membangun “nation branding” yang pada gilirannya produk Indonesia dapat mendunia. » Kegiatan ACI secara umum adalah kampanye untuk mengubah sikap dan prilaku masyarakat Indonesia untuk mencintai dan menghargai karya anak bangsa Indonesia yang berikut dapat menggerakkan masyara kat untuk menggunakan produk dalam negeri.
U
sai menjalani pelantikan di Istana Negara, pada hari yang sama Rabu (19/10) di Audito rium Kementerian Perdagangan dila kukan Serah Terima Jabatan Menteri Perdagangan dari Mari Elka Pangestu kepada Gita Irawan Wirjawan, dan Wakil Menteri Perdagangan dari Mahendra Siregar kepada Bayu Krisnamurthi. Mendag Gita Irawan Wirjawan sebelumnya adalah Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal sedangkan Mari Elka Pangestu se
majalah info pdn, Oktober 2011
lanjutnya akan menempati posisi barunya sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Wamendag Bayu Krisnamurthi sebelumnya adalah Wakil Menteri Pertanian, sedangkan Mahendra Siregar selanjutnya akan menempati posisi barunya sebagai Wakil Menteri Keuangan. Acara Serah Terima Jabatan ini dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I Kemendag, Eselon II, III dan IV, Staf Kemendag, para pelaku usaha, dan para wartawan.
9
Profil Pasar Pasar Mawar, Pontianak:
Percontohan Pasar Kementerian Perdagangan telah melakukan pengawasan dan pembinaan terpadu terhadap 66 pa sar tradisional di Indonesia dalam hal penggunaan alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya. Hasilnya, Pasar Mawar, Pontianak ditetapkan sebagai salah satu percontohan pasar tertib ukur.
D
ari semua pasar yang dinilai, Pasar Mawar dan Kemuning Kota Pontianak dinyatakan sebagai pasar tertib ukur. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalbar, Soezarsono, sebelum meninjau kedua pasar tradisional di Kota Pontianak itu bersama Wakil Wali Kota Pontianak, Paryadi, Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan, Nus Nuzuha Ishak, Kepala Unit Pelayanan Kemetrologian Kalimantan Barat, Sugiarto, beserta staf lainnya.
ukur perlu mendapatkan dukungan peme rintah daerah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Pencanangan 25 pasar percontohan menjadi pasar tertib ukur, termasuk Pasar Mawar dan Kemuning dapat dijadikan contoh bagi pemda untuk pembinaan pasar tradisional. Nantinya di setiap pasar tertib ukur akan difasilitasi dengan pos ukur ulang.”Pencanangan satu kabupaten atau kota menjadi daerah tertib ukur juga dapat dijadikan contoh dalam pembinaan tertib ukur bagi pemda, pemkot, maupun pemkab,” jelasnya.
karenakan kejujuran para pedagangnya. Hal ini ditegaskan oleh Nus Nuzulia Ishak, usai meninjau langsung aktivitas pedagang di Pasar Kemuning, pada bulan Mei lalu. Nuzulia Ishak mengatakan, menjadi kewajiban pihaknya melindungi konsumen. Salah satunya menghindarkan dari kecurangan pedagang melalui timbangan yang digunakan. “Jangan sampai timbangan yang digunakan itu tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga merugikan konsumen,” paparnya.
Terkait dengan penetapan tersebut, Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan, Nus Nuzuha Ishak mengatakan, bahwa peningkatan tertib
Pasar tradisional Mawar di Kota Pon tianak, Provinsi Kalimantan Barat, ber hasil meraih predikat tertib ukur tingkat nasional ini di
Sementara itu, Wakil Wali
10
majalah info pdn, Oktober 2011
Tertib Ukur Kota Pontianak, Paryadi, SHut, MM berharap, agar pasar-pasar tradisional lainnya juga menerapkan tertib ukur dalam timbangan sehingga konsumen tidak dirugikan. Dia meminta dinas teknis terkait, rutin melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pasar-pasar tradisional. Khususnya penggunaan alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya. Paryadi mengatakan, pemerintah saat ini sedang gencar menata pasar-pasar tradisional di kota itu dengan konsep semi modern. Tetapi tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional, seperti penataan Pasar Mawar, Kemuning, Teratai, Dahlia, dan rencana menata Pasar Flamboyan. Pasar Mawar merupakan salah satu pasar tradisional yang telah
direnovasi menjadi pasar semi modern tersebut. Dulunya, Pasar Mawar yang berada di atas lahan seluas 3.858 m2 dengan luas bangunan 497 m2 ini lebih dikenal dengan sebutan pasar sentral. Sebab, di pasar ini dijual berbagai macam kebutuhan pokok, seperti beras, buah, sayur-mayur maupun lauk-pauk. Sejarah tumbuhnya Pasar Mawar ini memang tidak diketahui secara pasti. Namun, dari keterangan beberapa pedagang yang telah lama berjualan di sana, kabarnya Pasar Mawar sudah ada sejak tahun 1960-an.
Dalam rangka memajukan pasar Mawar, Pihak pengelola terus melakukan berbagai langkah guna mengoptimalkan Pasar Mawar menjadi suatu pusat perbelanjaan di Kota Pontianak.
Pasar Mawar direnovasi pada tanggal 15 Oktober 2006, yaitu dibangun menjadi pasar semi modern berlantai tiga. Lantai pertama diisi ratusan kios dan los penjualan kebutuhan pokok sehari-hari, seperti beras, gula, sayur-mayur, buah, lauk-pauk, serta kebutuhan pokok lainnya. Dan saat ini, Mawar Trade Centre juga dilengkapi dengan sejumlah kios
majalah info pdn, Oktober 2011
11
antara konsep pasar modern dengan tetap mempertahankan konsep pasar tradisional.
yang rencananya diperuntukkan bagi pa ra pedagang handphone, pakaian dan juga toko-toko bunga. Sedangkan lantai tiganya, saat ini difungsikan untuk lahan parkiran, tempat karaoke keluarga serta kantor pengelola pasar mawar yaitu PT. Mutiara Mas Putih. Lokasi Mawar Trade Centre tergolong cukup potensial dan strategis, yaitu di Jalan Hos. Cokroaminoto dan tidak jauh dari Jalan Merdeka. Pasalnya, lokasi ini
sangat mudah dijangkau dari segala arah. Disebut potensial, karena Pasar Mawar memiliki potensi yang cukup menarik minat konsumen apabila ditinjau dari harga barang yang diperjual-belikan. Karenanya, konsep semi modern yang diterapkan pada pasar ini diharapkan mampu menjadikan Pasar Mawar seba gai pasar kebanggaan masyarakat ko ta Pontianak yang tidak hanya megah, tetapi juga nyaman dan tetap bernuansa tradisional. Dalam konsep tersebut, pe ngelola mengg abungkan
Saat ini, jumlah pedagang yang berjualan di lantai dasar pasar mawar diperkirakan mencapai ratusan pedagang dengan berbagai jenis usaha. Adapun di lantai satu, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mawar Trade Centre, jumlah pedagang yang berjualan setiap harinya ada puluhan pedagang. Mereka adalah para penjual busana, accessories, handphone, elektro nik, dan kantin. Dalam rangka memajukan pasar Mawar, Pihak pengelola terus melakukan berbagai langkah guna mengoptimalkan Pasar Ma war menjadi suatu pusat perbelanjaan di Kota Pontianak. Dan tentu saja, Kota Pontianak patut ber bangga karena dua pasar tradisional yang dimiliki kota ini, yakni Pasar Kemuning dan Pasar Mawar berhasil meraih predikat sebagai Pasar Tertib Ukur secara nasional. (Dc/AMF/Berbagai sumber)
Tentang Kota Pontianak Banyak hal istimewa yang disandang oleh Kota Pontianak. Letak geografisnya yang dilalui ga ris lintang nol derajat bumi menjadikan kota ini juga disebut dengan kota Kathulistiwa. Keistimewaan ini diabadikan dengan didirikannya sebuah monumen atau Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang tepat dilalui garis lintang nol derajat bumi, yaitu di utara kota ini, tepatnya di Siantan. Keistimewaan lainnya, kota ini juga dilalui dan dibelah oleh Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Keistimewaan ini diabadikan dengan menjadikan Sungai Kapuas sebagai sebagai lam
12
bang Kota Pontianak. Kota Pontianak terletak pada Lintasan garis Khatulistiwa dengan ketinggian berkisar antara 0,10 meter sampai 1,50 meter diatas permukaan laut. Kota ini dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Ka puas Kecil dan Sungai Landak. Dengan demikian Kota Pontianak terbagi atas tiga belahan. Soal nama, Kota Pontianak memiliki legenda tersendiri yang cukup unik dan berbeda dengan nama-nama kota lain di Indonesia. Pasalnya, nama Pontianak dipercaya ada kaitannya dengan dongeng mistis si pendiri kota ini, yaitu Syarif Abdurrahman.
majalah info pdn, Oktober 2011
Konon, kabarnya Syarif Abdurrahman sering di ganggu oleh hantu Kuntilanak ketika beliau me nyusuri Sungai Kapuas sepanjang 1100 kilometer. Alkisah, karena terus diganggu maka Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan me riam untuk mengusir hantu itu sekaligus menan dakan dimana meriam itu jatuh, maka disanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh melewati simpang tiga Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang kini lebih dikenal dengan Beting Kampung Dalam Bugis Pontianak Timur atau kota Pontianak. (AMF/berbagai sumber)
Referensia Profil Pasar
Menengok Pasar Victoria Melbourne Pasar tradisional bukan hanya ada di Indonesia. Di negara-negara maju, seperti di Amerika, Eropa dan Australia, sejumlah pasar tradisional tetap dipertahankan sebagai sarana distribusi berbagai komoditi hasil pertanian dan kebutuhan pokok sehari-hari warga mereka. Victoria Market di Melbourne adalah salah satu contohnya.
Selain aneka macam sayuran, buahbuahan, daging dan ikan-ikan segar, dan kebutuhan pokok sehari-hari di pasar yang buka lima hari selama seminggu ini juga dijajakan berbagai macam jajanan semisal sandwich, hotdog, pizza. Bahkan, ada pula sejumlah pedagang yang khusus menjual pakaian, compact disc dan kaset, mainan anak-anak, serta binatang peliharaan.
Tak hanya itu, berbagai jenis kerajinan tangan khas Australia banyak dijumpai di sela-sela lorong pasar ini. Barang-barang unik dari kulit biri-biri dan kanguru, atau tas, lukisan motif tradisional Aborigin, dan sebagainya merupakan komoditas yang banyak diburu oleh pasar wisatawan asing dari pasar ini untuk oleh-oleh dan cinderamata. Itulah sekilas keunikan yang membuat pasar ini tetap bertahan sampai sekarang. Bahkan, selain menjadi tempat belanja idola tersendiri bagi warga Melbourne, Australia, pasar ini juga sering dikunjungi
oleh para wisatawan asing dari berbagai penjuru dunia yang ingin merasakan eksotisme belanja di pasar tradisional ‘ala Australia. Bagi orang Indonesia, mengunjugi pa sar Victoria akan membuat mata tersa dar bahwa sebuah pasar tradisional tidak selamanya mencerminkan kesan semrawut, kotor, becek dan penuh riuh rendah suara tawar menawar para penjual dan pembeli sebagaimana menjadi ciri khas pasar tradisional Indonesia yang hingga kini masih diupayakan pemerintah untuk secara perlahan-lahan dibenahi dan direvitalisasi tata kelolanya. Secara umum, suasana dan peman dangan yang tampak di Pasar Victoria memang tak jauh beda dengan pasar-pasar tradisional kita: para pedagangnya menjajakan
s.ne Foto: sammyliciou
B
erada di tengah-tengah kota Mel bourne yang megapolitan tidak membuat pasar tradisional “Victoria Market” kehilangan pelanggannya. Wajah pasar yang berdiri sejak tahun 1878 ini tetap tak berubah. Para pedagang dan berbagai komoditas yang dijajakannya tetap bercirikan kaki lima seperti yang banyak dijumpai pada pasar- pasar tradi sional di Indonesia.
majalah info pdn, Oktober 2011
13
Referensia dagangan mereka di lapak-lapak dan tak sedikit pula yang menggelarnya di lantai pasar. Soal harga, semua harga komoditi yang dijual di pasar ini cukup bersaing dan ten tunya lebih murah di banding dengan harga barang-barang sejenis di retailretail modern. Umumnya, para pedagang memasang banner harga di dekat barang dagangan. Meski demikian, beberapa komoditi tertentu tetap bisa ditawar seperti lazimnya di pasar tradisional kita. Bahkan, di pasar ini sesekali juga terdengar beberapa pedagang yang berteriak menawarkan barang dagangannya. Namun, yang mem buat pasar ini patut ditiru adalah sistem tatakelolanya yang membuat pasar ini tetap bersih, teratur dan tertib sehingga aman dan nyaman untuk berbelanja.
Kenyamanan Pengunjung Pasar Kenyamanan berbelanja di Pasar Victoria boleh dibilang senyaman berbelanja di supermarket atau pusat perbelanjaan di Jakarta; rapi, bersih, aman dan nyaman. Sebagaimana lazimnya di pasar-pasar tradisional Indonesia, di pasar ini pun para pedagangnya terbagi ke dalam beberapa jenis: ada yang memiliki lapak khusus berupa meja yang terbuat dari beton, ada yang lapaknya hanya terbuat dari meja kayu, dan adapula yang sudah memiliki kios permanen. Semua kios dan lapak itu berjejer rapi sesuai kategori yang telah diatur oleh pengelola pasar. Ya, seperti pasar-pasar di Indonesia: ada los buah-buahan dan sayuran, los daging dan ikan, los penjaja mainan, los pakaian, los bunga, dan juga los berbagai macam souvenir serta perkakas perlengkapan rumah tangga. Namun, banyaknya jenis los yang ada itu tak membuat pengunjung pasar kerepotan mengatur langkah kakinya. Mereka tetap bisa menyusuri pasar tersebut dengan nyaman. Pasalnya, tidak ada satu pun pe dagang yang berjualan di trotoar dan di luar tempat yang telah ditentukan oleh pengelola pasar dengan tanda garis putih. Dalam hal pelayanan, sistem tata kelola kios dan lapak yang diterapkan pedagang pun cukup memudahkan konsumen. Hampir
14
seluruh pedagang memasang harga di depan barang-barang dagangannya. Dengan begitu, para pembeli tidak perlu lagi repot-repot menanyakan harga sebelum menawar atau membelinya.
tak mengherankan bila di pasar ini bisa kita jumpai sejumlah orang duduk-duduk santai sambil membaca buku, majalah atau koran untuk melepas lelah setelah berkeliling pasar.
Suasana menarik lain dapat dilihat di los buah-buahan. Di los ini ada sejumlah penjual buah yang menerapkan sistem swalayan sebagaimana di supermarket. Yakni, para pembeli cukup mengambil sendiri buah-buahan yang hendak dibeli dan kemudian mengantre di jalur antrean untuk menimbang dan membayar,
Menariknya lagi, ibu-ibu yang memiliki anak bayi atau balita pun tak perlu khawatir untuk membawa serta anaknya tersebut ikut keliling berbelanja di pasar ini. Sebab, ruas-ruas jalan antar lapak di pasar in cukup luas, bersih dan halus, sehingga mereka bisa membawa kereta bayinya.
Menyangkut pelayanan kepada pengun jung pasar, Pihak pengelola pasar pun tak tinggal diam. Mereka secara khusus me nyediakan troli-troli barang untuk meng angkut belanjaan para pengunjung. Kemudian, bila pengunjung pasar ini merasa lelah, pihak pengelola juga telah menyediakan sejumlah kursi panjang di beberapa titik untuk tempat istirahat para pengunjung yang kelelahan. Karenanya,
majalah info pdn, Oktober 2011
Untuk menarik pengunjung, pihak pengelola pasar juga menerapkan sistem secure parking gratis pada hari SeninJumat. Kemudian, setiap hari Sabtu dan Minggu, pengunjung dibebaskan dari biaya parkir bila mereka berbelanja mulai dari pukul 06.00-10.00.
Tetap bersih setiap saat Dalam hal kebersihan pasar, para pedagang dan pengelola pasar tampak kompak dan
Foto: blackfeathermedia.com
Foto: flightstomelbourne.com.au
Foto: cyleow.blogspot.com
Foto: mintjellie.com
Profil Pasar
sadar dengan arti penting kebersihan pasar. Sejauh mata memandang, nyaris tak ada kotoran yang berserakan dan membuat mata jengah. Ini, terjadi karena para peda gang maupun pengunjung pasar selalu membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan oleh pengelola.
tak terendus di pasar Victoria ini. Pasalnya, toilet di pasar ini dirawat dengan baik. Di bilik-bilik toilet, ada tisu gulungan besar yang siap digunakan. Fasilitas toiletnya pun terbilang sangat lengkap: ada wastafel beserta sabun dan pengering tangan, urinoir yang bersih, dan juga kaca cermin.
untuk memenuhi kebutuhan pasar. Air tersebut diolah dan selanjutnya digunakan untuk menyiram toilet umum di Queen Street. Diberitakan, proyek ini mampu me ngurangi konsumsi air minum pasar sekitar 25 persen dan menghemat sekitar enam kolam renang olimpiade air setiap tahun.
Selain itu, pihak pengelola juga secara rutin melakukan pembersihan total pada seluruh area pasar ini pada saat pasar libur dan tidak ada aktifitas, yaitu pada hari Senin dan Rabu. Pada kedua hari ini akan tampak sejumlah petugas pasar melakukan pembersihan dan penataan pasar. Karena itu, tak mengherankan bila pengunjung pasar ini pun banyak yang tak khawatir berpakaian sebagaimana layaknya mereka mengunjungi mal atau pusat perbelanjaan modern.
Tentang pemeliharaan lingkungan pa sar, di pasar ini para pedagang sangat dianjurkan oleh pihak pengelola pasar untuk meminimalisir penggunaan kantong plastik. Selain itu, pengelola pasar juga mengolah sampah organik, sisa lemak dan tulang, jeroan ikan dikumpulkan dan diproses untuk pupuk. Bekas minyak goreng pun diolah menjadi biodiesel.
Itulah kisah inspiratif dari pasar Queen Victoria Market yang terletak di Elizabeth Street Nomor 513, sebuah pasar tradisional di Australia yang dihuni oleh hampir 1.000 pedagang dengan luas area sekitar tujuh hektar.
Kebersihan pasar Victoria juga tercermin dari kualitas kebersihan fasilitas toilet umumnya yang sangat bersih dan nyaman. Bau tak sedap yang biasanya tercium dari toilet pasar tradisional Indonesia nyaris
Dikabarkan, pada April 2003, Pihak Peng elola Queen Victoria Market memasang 1.328 keping panel surya yang mencakup sepertiga atap pasar. Sistem ini bisa meng hasilkan 252.000 kilowatt listrik setiap tahun, sehingga setara untuk memenuhi kebutuhan listrik 46 rumah dalam setahun. Pengelola juga menampung air hujan
majalah info pdn, Oktober 2011
Yang pasti, sudah seabad lebih pasar tradisional ini melayani kebutuhan lebih dari 200.000 orang dalam satu minggu dan tetap bertahan sampai hari ini. Dan ternyata, Ada resep lain yang turut serta membuat pasar tradisional ini tetap dige mari oleh warga setempat. Yakni, pihak pengelola pasar memiliki program me nyarankan sekolah mengajak anak didiknya berbelanja di pasar tersebut. Menarik untuk ditiru bukan? (AMF/Berbagai sumber)
15
Topik Bahasan
Batik sebagai Motor Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober diharapkan menjadi momentum bagi pemangku kepentingan untuk mengembangkan batik. Tidak hanya sebagai warisan budaya dan alat diplomasi, tetapi batik juga dapat menjadi motor penggerak ekonomi.
S
ecara etimologi, kata batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang ber arti menulis, dan “nitik” yang me rujuk pada teknik pembuatan corak, yang diaplikasikan di atas kain. Caranya, mengg unakan canting atau cap dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak “malam” (wax), sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris, teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Sejak ratusan tahun lalu, masyarakat negeri ini sudah akrab dengan kain tradisional tersebut. Jelas, batik bukan barang baru bagi masyarakat Indonesia. Dulu, batik sekadar menjadi simbol warisan budaya, sehingga hanya digunakan untuk acaraacara tertentu, seperti pesta pernikahan dan berbagai kegiatan resmi. Kini, cara pandang masyarakat Indonesia nyaris berubah total. Pasalnya, Malaysia tiba-tiba mengklaim batik sebagai budaya asli Malaysia. Merasa tak terima dengan klaim tersebut, nasionalisme bangsa Indonesia terusik. Kam panye mencintai baik pun menggaung di mana-ma na. Batik dijadikan baju resmi perkantoran—baik instansi pemerintah maupun swasta. Akhir nya, batik menjadi feno mena sekaligus tren baru dunia fashion di Tanah Air. Untuk menyiasati, peme
16
Semua sudut pameran World Batik Summit, ramai pengunjung
rintah sudah mendaftarkan label Batik Mark Indonesia, sebagai pembeda antara batik buatan Indonesia dengan negara lain. Batik Mark Indonesia merupakan tanda label yang diberikan Balai Batik Indonesia setelah pengusaha batik mengirimkan uji sampel kain batiknya. Selanjutnya, sampel kain batik itu diteliti melalui proses pengujian di laboratorium uji dan lolos tes Standar Nasional Indonesia (SNI). Pada tanggal 28 September 2009, UNESCO mengesahkan batik sebagai Warisan Kema majalah info pdn, Oktober 2011
nusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonben dawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity), dan pemberian piagamnya baru dilakukan tanggal 2 Ok tober 2009. Kemudian, pemerintah mene tapkannya sebagai Hari Batik Nasional. Pengakuan UNESCO ini membuktikan bahwa batik Indonesia bukan hanya mendunia, melainkan juga lebih baik dari batik yang diproduksi negara-negara lain. “Batik Indonesia lebih unggul karena merupakan batik tulis, sedangkan batik impor lebih banyak printing. Jadi tidak perlu takut dengan serbuan batik impor,” jelas Menbudpar kala itu, Jero Wacik, menyikapi batik impor asal China dan Malaysia yang
foto-foto: Agus Bachtiar
Penggerak Ekonomi
Batik kuno Bed Linen, Kilin, Lasem 1880, ditampilkan dan banyak menyedot perhatian pengunjung World Batik Summit
Motor batik Kyai Perkoso
menyerbu Tanah Air sejak beberapa tahun terakhir. Penggunaan label tersebut ternyata mam pu mendongkrak penjualan para pengu saha batik. Sebagai bukti upaya lebih meningkatkan promosi batik ke tingkat dunia, Indonesia menggelar acara World Batik Summit (WBS), yang berlangsung 28 September hingga 2 Oktober 2011, di Jakarta Convention Center. Acara ini melibatkan 1.000 delegasi nasional dan internasional dari berbagai kalangan, seperti produsen, akademisi, pemasaran, praktisi, desainer, perajin, kolektor, serta penggemar batik. Turut hadir dalam acara
tersebut, Presiden RI bersama istri, Bapak Susilo Bambang Yudoyono dan Ibu Ani Yudhoyono, dan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Dalam pidato sambutan, Presiden mene gaskan untuk mengembangkan batik meliputi empat aspek—yaitu aspek budaya, ekonomi, lingkungan, dan diplomasi Internasional. Dari aspek ekonomi, nilai transaksi perdagangan batik pada tahun 2006 mencapai Rp 2,9 triliun, dan pada tahun 2010 meningkat menjadi Rp 3,9 triliun. Sementara, nilai ekspor pada tahun 2006 sebesar US$ 14,3 juta dan pada tahun 2010, mencapai US$ 22,3 juta, dengan peningkatan 56 persen. majalah info pdn, Oktober 2011
Jumlah tenaga kerja yang diserap industri batik mencapai 916.783 orang pada tahun 2010. Dan jumlah konsumen batik tercatat 72,86 juta orang. “Ini tentu baik kalau bisa terus kita tingkatkan, karena akan makin menurunkan angka kemiskinan dan angka pengangguran yang ada di negeri kita,” ujarnya.
Global Home of Batik Acara paling penting dalam WBS adalah Konferensi Batik Dunia yang bertema, ”Indonesia: Global Home of Batik”. Menurut Ketua Panitia WBS, Dody Soepardi, tema ini dipilih untuk mengukuhkan pada dunia bahwa Indonesia adalah pusat batik di
17
Topik Bahasan foto: Agus Bachtiar
gangan, Pekalongan merupakan salah satu sentra batik utama di Indonesia. Pek alongan dinilai memiliki potensi un tuk mengembangkan batik karena di dukung pengrajin batik yang handal, ketersediaan bahan baku, dan distribusi pemasaran yang handal. Dapat dika takan, Pekalongan adalah bandar batik terbesar di Indonesia. Memang, batik Pekalongan mengalami perkembangan yang pesat dibanding daerah lain. Tidak heran mengapa daerah ini dikenal sebagai bandar batik terbesar di Indonesia, bahkan internasional. Tercatat, nilai ekspor batik tahun 2011 sampai de ngan bulan Juni sudah mencapai US $ 856 ribu. Menumbuhkan daya minat ngebatik
dunia. ”Batik boleh ada di mana saja di seluruh dunia, tetapi rumah batik ada di Indonesia,” kata Dody. Sebagai bagian dari rangkaian World Batik Summit 2011, satu hal yang juga perlu dite gaskan bahwa batik bukan hanya warisan budaya, tapi juga dapat menjadi motor penggerak ekonomi. Batik dalam kaca mata Kementerian Perdagangan, semakin berpeluang besar sebagai salah satu ikon bagi nation branding Indonesia sekaligus memperkuat pasar dalam negeri. Di sini, peran batik sangatlah strategis. Pemerintah sendiri telah menjabarkan dalam Cetak Biru “Pelestarian dan Pe ngembangan Batik Nasional 2012-2015”. Isinya menjelaskan bahwa dengan batik, Indonesia dapat menunjukkan diri sebagai negara yang memiliki integritas, komit men, dan keseriusan yang tinggi dalam melestarikan dan mengembangkan buda ya batik Indonesia.
Afrika Selatan, dengan bangganya me ngenakan baju batik pada berbagai ke sempatan. Antara lain, saat pidato per tamanya sebagai Presiden Afrika Selatan (Mei 1994), acara resmi FIFA di Zurich, Swiss, untuk menerima estafet tuan rumah penyelenggara World Cup (awal bulan Juni 2006), Peluncuran Asosiasi Mantan Pemimpin Dunia, The Elders (Juli tahun 2007), dan berbagai acara resmi lainnya. Ternyata tidak hanya Mandela, tetapi ada juga Ibunda dari Presiden Amerika Serikat Barrack Obama, yaitu Ann Durham. Sebagai bentuk apresiasi, Pemerintah Indonesia dengan berbagai pihak lainnya menyelenggarakan Pameran Batik Indonesia koleksi Ibu Ann Dunham di Walton Room, Drake Hotel, Chicago, mulai tanggal 17-20 Mei 2009 lalu. Sejumlah 22 batik tradisional Indonesia warisan peninggalan almarhumah Ibu Ann Dunham dipamerkan di sana.
Lebih jauh, penggunaan batik harus te rus didorong, karena batik memiliki nilai ekonomi yang tinggi untuk terus dikam panyekan dan dipromosikan—baik di dalam negeri maupun luar negeri. Batik, dengan kata lain, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari “Gerakan 100 persen Cinta Indonesia”.
Semua ini menunjukkan bahwa produk batik memiliki daya saing. Di sisi lain, Nilai Keunggulan Komparatif (Revealed Comparative Advantage) batik mencapai 1,4. Nilai di atas 1 (satu) menandakan tingginya daya saing. Menurut catatan Kementerian Perindustrian pada tahun 2010, usaha batik didominasi usaha mikro dan kecil sebanyak 55.573 atau sekitar 99,39 persen dari total usaha batik.
Adalah Nelson Mandela, Mantan Presiden
Dalam catatan Kementerian Perda
18
majalah info pdn, Oktober 2011
Menteri Perindustrian MS Hidayat juga memprediksikan, nilai produksi batik dalam tahun 2011 bakal mencapai Rp 879,2 miliar. Dibanding tahun 2010 yang hanya mencapai Rp 732,67 miliar, berarti ada pertumbuhan sekitar 20 persen. Penjualan batik pun akan terus meningkat seiring makin banyaknya masyarakat Indonesia menggunakan busana batik dalam kese harian mereka. Kini, batik tidak hanya digunakan untuk berbusana, melainkan juga untuk berbagai keperluan rumah tangga, interior, fashion, bahan produk kerajinan dan keperluan pakaian sehari-hari, bahkan juga sudah digunakan di industri sepatu. Dan masingmasing daerah, memiliki karakter kekhasan corak tersendiri Batik sudah menjadi industri. Batik bu kan lagi barang komoditas, tetapi telah menggunakan merek yang secara se rius terus dikembangkan. Sebagai kon sekuensinya, batik Indonesia kini tak hanya dicari di pasar domestik. Hasil karya para perancang busana itu juga telah berhasil menembus pasar mancanegara. Industri batik pun telah tersebar di ham pir seluruh wilayah Indonesia, dan kebe radaannya di sentra-sentra industri kota dan pedesaan mampu menyerap tenaga kerja cukup besar. Daerah utama industri batik tersebar di berbagai provinsi, seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Bali, Bengkulu, dan Jambi. ***
Berita Pasar
Denyut Ekonomi di Jalan Fatmawati foto: Agus Bachtiar
Jalan Fatmawati, Jakarta Sela tan memiliki karakter tersen diri di banding jalan-jalan besar lain di Jakarta. Sejumlah kegiatan bisnis, pertokoan, pusat perbelanjaan, perbankan hingga usaha kuliner tumbuh berkembang di kawasan ini.
M
elintas di Jalan Fatmawati bisa memberi inspirasi tersendiri bagi yang ingin mencari ide dan peluang bisnis. Ratusan toko, belasan salon kecantikan dan SPA, puluhan bengkel dan toko onderdil mobil atau motor, toko furniture, toko keramik, toko bahan ba ngunan, taylor, rumah makan, restoran, kafe, toko kue dan roti memadati sepanjang jalan yang ruasnya membentang dari Utara ke Selatan dan membelah 5 Kelurahan di Jakarta Selatan ini. Keadaan itu bertambah kian dinamis dengan hadirnya sejumlah pusat perbe lanjaan modern dan perkantoran yang berdiri megah di sela-sela ruas jalan terse but. Karenanya, tak mengherankan pula bila jalan ini senantiasa akrab dengan ke macetan, tertama di pagi hari dan sore hingga menjelang malam hari. Berbagai sebutan beraroma bisnis di sandang oleh kawasan ini. Diantara sebutan yang sering terdengar adalah bahwa kawasan ini merupakan pusat perdagangan keramik, karpet, dan onderdil mobil dan motor. Bahkan, bagi ibu-ibu rumah tangga kawasan ini sering disebut sebagai surga belanja alat-alat dan bahan pembuat kue. Tak ketinggalan, Jalan Fatmawati pun kerap menjadi alternatif paling mengasyikan untuk berwisata kuliner alias memanjakan lidah, terutama di malam hari.
Pasar Cipete di jalan Fatmawati sudah terkenal menjadi sentra penjualan onderdil mobil
Semua sebutan itu ada benarnya. Sebagai Pusat Perdagangan Keramik, nama Jalan Fatmawati bagi warga Jakarta sudah cukup dikenal sejak puluhan tahun lalu. Puluhan toko bangunan serba ada dan toko khusus keramik bisa ditemukan di ruas jalan ini. Konsumennya pun tidak hanya majalah info pdn, Oktober 2011
dari perorangan atau rumah tangga, tetapi juga berasal dari kalangan arsitek atau kontraktor yang sudah menjadi langganan mereka. Memang, untuk harga di kawasan ini tergolong lebih tinggi dari beberapa pusat
19
foto-foto: Agus Bachtiar
ITC Fatmawati
Berbagai perlengkapan interior rumah di jalan Fatmawati
Selain sentra onderdill mobil dan bahan bangunan keramik, jalan Fatmawati juga menjadi sentra interior dan peralatan dapur
penjualan keramik di Jakarta, semisal di kawasan jalan Percetakan Negara. Namun, soal kualitas dan mutu, keramik-keramik lantai yang dijual di jalan Fatmawati lebih terjamin. Selain itu, ragam model, motif dan bentuk yang ditawarkan pun lebih banyak dan sangat variatif. Bahkan, dari pantauan Info PDN awal bulan November lalu, beberapa produsen besar membuat gerai showroomnya di kawasan ini. Tak hanya itu, di kawasan ini pun ternyata juga banyak bertebaran toko-toko yang khusus menjual granit dan atau batu alam lain. Bagi yang ingin mempercantik rumah, jalan Fatmawati Jakarta juga sering menjadi rujukan para pencari karpet, wallpaper dan kebutuhan interior rumah lainnya. Kualitas dan model yang ditawarkan pun cukup bersaing, mengingat rata-rata kon sumen yang berbelanja di kawasan ini adalah masyarakat menengah ke atas. Pada saat Info PDN melintas, beberapa toko karpet mewah terlihat menawarkan beragam diskon menarik untuk produk-
20
produk impor dari luar negeri. Demikian pula dengan sejumlah toko-toko interior, wallpaper dan korden yang kami temui: semua memajang barang-barang mereka dengan berbagai macam tawaran promo yang cukup memikat hati.
Dari Showroom Mobil Mewah hingga Toko Alat-alat Pembuat Kue Fatmawati merupakan jalan utama me nuju kawasan-kawasan elit seperti Cinere dan Pondok Indah. Makanya, tak meng herankan pula bila sejumlah pabrikan mobil mendirikan showroom mereka di kawasan ini. Tak ketinggalan, sejumlah pengusaha dealer dan bengkel mobilmobil mewah juga mencoba menjaring rupiah dari ruas jalan Fatmawati yang terus dilirik para pelaku usaha sebagai tempat yang sangat strategis untuk membuka usaha ini. Bahkan, belum lama ini di kawasan ini juga sudah dibangun Pusat Onderdil & majalah info pdn, Oktober 2011
Aksesoris Mobil, yaitu di kawasan Duta Mas Fatmawati. Sentra onderdil ini merupakan pindahan dari pasar cipete ketika terjadi kebakaran. Tempat ini bisa dibilang sentra onderdil terlengkap diJakarta Selatan. Hingga saat ini, kurang lebih sekitar 200 toko sudah beroperasi. Mulai dari aksesoris, perawatan dan perbaikan mobil hingga instalasi audio tersedia disini. Tempatnya pun bisa dibilang cukup nya man, dimana untuk lantai 1 khusus untuk perbaikan, perawatan dan juga instalasi audio. Sedangkan untuk lantai 2 dipusatkan untuk penjualan aksesoris. Kabarnya, keramaian Pusat Onderdil Du ta Mas sampai saat ini belum ada yang menyaingi. Ada banyak faktor yang mem buat tempat ini ramai dikunjungi pelanggan. Pertama, lokasinya yang tak jauh dari Pasar Onderdil Cipete kolong. Kedua, lokasinya sangat berdekatan dengan kawasan elit, semisal Pondok Indah, Pondok Labu dan
Berita Pasar
Boleh dibilang, sampai dinihari orang masih bisa mendapatkan pengganjal perut di kawasan ini. Yakni, dari mulai dari nasi dan mie goreng, sampai nasi uduk dengan ten da bertuliskan midnight uduk. Ada pula yang mengatakan bahwa jalan Fatmawati di malam hari bisa menjadi pengobat kerinduan akan suasana ang kringan malam di Yogyakarta. Sebab, di tempat ini ada penjual nasi angkringan yang dikenal dengan Angkringan Nasi Kucing Fatmawati. Berbagai sajian khas Nasi Kucing Yogyakarta, dari aneka sate, ayam, wedang jahe, nasi tempe dan sebagainya tersedia lengkap sebagaimana warungwarung nasi kucing Di Jogjakarta. Suasana ini bertambah sangat Jogja dengan hilir mudik pelayan ala anak metal berlogat jawa saat berbicara.
Home Center di jalan Fatmawati yang menyediakan berbagai keperluan rumah tangga berdiri megah
Cipete, sehingga pas dengan target pasar nya, yaitu kalangan ‘The have’ dari komplekkomplek elit tersebut. Ketiga, tempat ini memiliki area yang cukup luas dan tersedia area untuk membongkar mobil, baik di lantai dasar maupun di atap.
terkenal di di daerah ini, Angsana dan Dewi. Di kedua toko ini, berdasarkan pengamatan InfoPDN, harganya pun jauh lebih miring dari Ace Hardware. Menarik bukan?
Selain itu, untuk urusan aksesori, audio, dan spare part, sentra onderdil Duta Mas ini juga terbilang banyak dan lengkap. Semisal ada yang menjual khusus kaca film atau sokbreker saja. Di samping itu ada juga, spesialis spare part Mercy, BMW, Honda, dan Kia.
Bagi yang gemar berwisata kuliner, Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan ini pun layak menjadi rekomendasi, terutama untuk ma lam hari. Di saat-saat kemacetan di kawasan ini mulai berkurang, sejumlah gerai dan warung tenda mulai memperlihatkan aktifitasnya dan mencoba merayu pelintas jalan untuk mencicipi masakan mereka.
Asyiknya lagi, untuk mengganti atau membeli onderdil mobilnya, para pengun jung juga bisa membawa serta istri me reka. Sebab, sambil menunggu proses pengerjaan asesoris mobil yang biasanya cukup lama, para istri bisa berjalan-jalan menyusuri sebagian jalan Fatmawati yang yang juga dikenal sebagai surga bagi pencari alat dan bahan kue. Ada dua toko peralatan pembuat kue yang cukup
Pusat Kuliner Di Malam Hari
Saat menyusuri Fatmawati akhir bulan lalu, di sepanjang ruas jalan antara ITC Fatmawati dan Mal D’Best saja, Info PDN mendapatkan sekitar 10 tempat makan dan 40-an warung tenda penjual pecel lele. Ada pula Penyetan Bu Kris, nasi angkringan Fatmawati, Bebek Kawi, Seafood 45, Blumchen Coffee, Warteg Setia, Roku-roku masakan Jepang, dan Goela Djawa Resto. majalah info pdn, Oktober 2011
Bila malam kian larut, di jalan ini juga terdapat nongkrong yang cukup favorit, terutama bagi kalangan muda, yaitu kedai kopi bernama Blumchen Coffee. Kedai kopi mungil ini menawarkan suasana yang lebih nyaman dan tenang, yaitu dengan desain ruangan yang tertutup, meski dinding kaca tetap memberikan peluang melihat pemandangan jalanan. Selain bisa menikmati kopi, di kafe ini pengunjung juga bisa berwisata penge tahuan, yaitu dengtan melihat-lihat ber bagai macam jenis mesin penggiling biji kopi yang sengaja dipampang oleh pengelola sebagai hiasan. Semua itu menjadi menarik karena dipadu dengan deretan buku-buku dan foto dinding. Ada juga penjelasan tentang segala sesuatu terkait kopi, lengkap dengan sejarah, cara pembuatannya, serta gambar. Pilihan meja dan kursi ada yang berbentuk sofa atau meja kayu dengan hiasan aneka biji kopi tertutup kaca serta kursi rotan. Biji kopi luwak asli juga tersedia di kafe ini. Namun, untuk merasakan nikmatnya kopi asli Indonesia ini para pengunjung harus memesan dua hari sebelumnya. Meski demikian, Anda tak perlu khawatir, karena di kafe ini juga menyediakan berbagai macam kopi asli nusantara yang bisa langsung diseduh dan dinikmati. Kopi mandailing, toraja, bali, lintong, atau gayo adalah kopikopi berkelas yang layak Anda cicipi. Pe nasaran? Coba saja sendiri! (AMF/Berbagai sumber)
21
Laku Keras di Pasaran,
Froozen Food Kian Digemari Nugget, sosis, dan kornet sudah tak asing lagi bagi para pengunjung pasar tradisional. Selain mudah dijumpai, produkproduk bahan makanan olahan ber”gaya” instan seperti ini pun kian banyak varian dan modelnya.
D
inamisnya perjalanan waktu pada era ini membuat banyak orang tak mau membuang-buang waktu. Bahkan, untuk urusan makanan pun, kini ibu-ibu rumah tangga tak mau ambil pusing memikirkan cara menyimpan bahan ma kanannya agar tetap segar dan bisa dimasak kapan saja mereka mau. Maka, tak meng herankan bila bahan makanan cepat saji kian banyak digemari dan laku keras di pasaran.
Fenomena Frozen Food (makanan beku) misalnya, 5 tahun lalu produk seperti ini mungkin hanya bisa dibeli di supermarket. Tapi kini, produk ini sudah tersedia di di kantin-kantin sekolah, hingga pada
Foto: detik.travel
Menariknya lagi, produk-produk seperti ini tak lagi menjadi dominasi retail-retail modern yang membidik pasar kaum menengah dan menengah ke atas, tetapi
juga sudah sangat mudah ditemui pada lapak-lapak pedagang pasar tradisional sampai di kios-kios kecil di perkampungan. Nugget, sosis, bakso, atau kornet misalnya, adalah contoh produk-produk bahan makanan olahan siap saji yang saat ini banyak digemari dan pasti habis dibeli konsumen, meski varian dan pilihan harganya tambah beragam dan bersaing.
22
majalah info pdn, Oktober 2011
Foto: turbophoto.com
Berita Pasar
gerobak-gerobak dorong penjual gorengan maupun sayuran. Dikenalnya frozen food oleh masyarakat Indonesia tidak lepas dari invasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), pabrikan makanan olahan yang telah cukup lama bermain pada pasar Frozen Food. Pada tahun 2000 melalui anak perusahaannya, PT Supra Sumber Cipta (SSC) merambah ke bisnis daging olahan atau nugget . Pada era itu, jenis makanan ini belum terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Namun, melalui usaha yang panjang Japfa berhasil sukses mengembangkan produk-produknya seperti So Good, Sozzis dan So Nice. Untuk pertumbuhan Sozzis pun cukup menakjubkan. Tiap tahun mampu tumbuh setidaknya di kisaran 30%-40%. Dari 36 mesin yang tersebar di Surabaya, Jakarta dan Lampung, tiap bulan Japfa memproduksi sampai 1.500 ton sosis tiap bulan. “Omset kami saat ini mencapai Rp 600 miliar pertahun,” jelas Denny Gamulya, VP Head of Marketing SSC.
Peluang pasar Frozen Food saat ini masih terbuka lebar dan cenderung semakin ber kembang. Hal ini ditunjukkan pertumbuhan produksi maka nan olahan beku (frozen food) terus meningkat pada setiap tahunnya.
Asosiasi Industri Daging Olahan Indonesia (National Meat Processor Association/Nampa) memproyeksikan omzet industri daging olahan dan sosis pada 2011 mencapai Rp 3,45 triliun, naik 15% dibanding 2010 yang sebesar Rp 3 triliun. Peningkatan tersebut didorong kenaikan permintaan daging olahan serta sosis sebagai makanan praktis dan siap saji. Haniwar Syarif, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Daging Olahan Indonesia, mengatakan proyeksi kenaikan omzet penjualan daging olahan pada 2011 juga didorong kenaikan harga jual sebesar 5%-10% pada awal tahun ini. Saat ini pasar industri sosis dan daging olahan domestik masih dipimpin dua produsen besar yaitu Japfa Comfeed dan PT PrimaFood International. “Pangsa kedua produsen tersebut masing-masing mencapai 20% di pasar nasional,” kata Haniwar. “Walaupun kita belum bisa ekspor, Industri olahan akan semakin kompetitif. Kendala yang dihadapi produsen sendiri adalah dari bahan baku yang pasokannya sendiri belum bisa mencukupi” katanya saat dihubungi melalui telepon oleh info PDN. Pada tahun 2009, Ketua NAMPA (Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia) Betsy Monoarfa mengatakan, untuk pemasaran daging olahan masih terbatas di Jawa, Bali, dan Sumatra, sedangk an daerah timur (Indonesia) sulit terjangkau karena infrastruktur yang terbatas, seperti tidak adanya kapal pengangkut yang dilengkapi pendingin (refrigator). majalah info pdn, Oktober 2011
23
Berita Pasar Foto: resepmasakanindonesia.info
Melihat peluang ini Anin melakukan promosi lewat internet, Sejak situsnya diluncurkan, Anin langsung kebanjiran order. Anin yang bermodal usaha dengan 150 ribu rupiah kini mampu meraup keuntungan 5 juta rupiah perbulan. Dan kini, usaha yang awalnya ia lakukan sendiri ini sejak awal tahun 2006 telah memiliki 4 orang karyawan untuk produksi dan 2 kurir untuk distribusi. Walhasil, omzetnya pun jutaan rupiah.
Froozen food produk rumahan Industri pengolahan daging di dalam negeri mengalami pertumbuhan produksi rata-rata sekitar 10 sampai 15 persen/tahun ini seiring dengan peningkatan permintaan dan perubahan gaya hidup masyarakat. Peluang pasar Frozen Food saat ini masih terbuka lebar dan cenderung semakin berkembang. Hal ini ditunjukkan pertum buhan produksi makanan olahan beku (frozen food) terus meningkat pada setiap tahunnya. Menariknya, pasar tersebut tidak hanya ditangkap oleh para pabrikan besar, tapi juga oleh para pengusaha industri rumahan.
m e n d or o n g nya untuk ber kreasi membuat nugg ets sendiri. Alhasil, akhirnya ia pun berhasil meracik daging ayam olahan de ngan berbagai macam sayuran tanpa mengandung bahan pengawet ataupun MSG. Menurut Anin, produknya bisa bertahan sampai 1 bulan lebih bila disimpan dalam keadaan beku dan kemasan tidak rusak.
“Nuggetku” adalah salah satu merk produk froozen food hasil produksi industri rumah tangga. Merk ini dikenalkan oleh Anindita Damayanti (30). Menurutnya, ia menekuni usaha pembuatan froozen food adalah berangkat dari hobinya memasak dan kekhawatiran terhadap kesukaan anaknya terhadap makanan-makanan cepat saji.
Setelah sukses meracik nugget sendiri, Anin pun mencoba membawanya ke pasar. Ada sedikit kendala di awal, yaitu soal harga. “Waktu itu masih banyak konsumen yang membandingkan harga produk saya dengan produk-produk sejenis yang sudah ada di pasaran,” ungkapnya. Namun, setelah konsumennya mengetahui kualitas produknya, Anin mengaku para konsumenh mulai beralih ke produknya. Sedikit demi sedikit, akhirnya permintaan pun meningkat,
Kepada Info PDN, Ibu yang tinggal di Bogor, Jawa Barat ini mengaku sempat bingung karena Nikkei (7), putranya yang saat itu masih balita tidak suka mengkonsumsi sayuran. Justru putranya lebih suka me ngonsumsi makanan olahan terutama nugget. Kekhawatiran terhadap produk olahan massal yang merebak di pasaran,
“Pada awal usaha ini, saya membuat variasi nugget sayuran dan nugget keju sebanyak 30 bungkus. Saya menjajakannya pada orang tua murid di TK tempat anak saya bersekolah,” ujarnya. Hal tersebut berbuah manis, bukan hanya nugget terjual habis, produknya semakin dikenal dan orderan makin ramai.
24
majalah info pdn, Oktober 2011
Untuk memperkuat brand produknya, Anin pun mengikuti anjuran pe merintah yang senantiasa mendorong industri r um a h a n u n t u k mendaftarkan PIRT (Pangan Ind ust ri Rumah Tangg a) ke Din as Kes e hatan dan serti fikasi halal dari MUI di masing mas ing wilayah (kab upaten atau prop insi). Sejak itu, penjualan Anin pun me roket tajam. Yakni, karena konsumen semakin mempercayai produknya. Karena banyaknya permintaan, Anin melakukan sistem keagenan dengan cara membeli putus produk untuk memperluas jangkauan penjualan. Dengan sistem peme sanan dan pemasaran online, kini produk nya sudah tersebar di Jabodetabek, Pekanbaru, Batam, Jogjakarta, Surabaya, hingga 100 – 250/bulan, dengan masing-masing harga berkisar 25 ribu rupiah/bungkus. Ibu berputra 2 ini yakin dengan tetap menjaga kualitas produk dan menjaga hubungan baik dengan konsumen usa hanya akan terus meningkat. Dengan proses pembuatan yang mudah, Anindita mengatakan bahwa bisnisnya juga bisa dilakukan oleh perempuan dan ibu rumah tangga lain. “Cara pembuatannya tidak sulit. Hanya butuh modal alat yang bisa didapatkan dengan mudah dan murah,” katanya. Namun untuk memulai usaha ini perlu ide dan inovasi rasa yang berbeda. Anda berminat? Tiada kata terlambat untuk menangkap sebuah peluang yang besar di depan mata. (Spr/AMF/Berbagai sumber)
Distribusi
“High Service at Low Cost”: Tantangan Bagi Penyedia Jasa Logistik Indonesia Pembenahan sistem logistik nasional diharapkan menjadi mo mentum kebangkitan para penyedia jasa logistik dalam rangka menciptakan sistem distribusi nasional yang efektif dan efisien, sehingga mampu menciptakan daya saing bagi perekonomian nasional Indonesia.
S
alah satu sebab tidak efisiennya in dustri logistik nasional selama ini karena Indonesia belum memiliki sistem logistik yang berkualitas atau yang sesuai dengan standar internasional pada umumnya. Hal itu diungkapkan oleh Iskan dar Zulkarnain, Ketua Umum ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia) belum lama ini di Jakarta dalam acara konferensi pers sebelum penyelenggaraan kegiatan Indonesia Supply Chain & Logistics Confe rence (ISCL) yang diadakan di Jakarta Convention Center, 2-4 Nopember 2011 lalu. Pada acara yang diselenggarakan oleh ALFI dan Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) tersebut terungkap bahwa para penyedia jasa logistik nasional menyambut baik rencana penetapan cetak biru sislognas sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas sislognas Indonesia. “Peningkatan
efisien. Karena itu, sislognas akan memuat beberapa tahapan pembenahan sistem logistik dengan jangka waktu hingga 2025.
kualitas ini menjadi semakin mendesak sejalan dengan pemberlakuan pasar bebas di tingkat ASEAN dan Asia Pasifik,” papar Iskandar.
Cetak biru juga berisikan permasalahan yang mencakup sektoral, regional, dan pelaku. “Cetak biru juga bakal memuat fak tor-faktor kunci logistik terkait komoditas, infrastruktur, pelaku, sumber daya manusia, sistem teknologi informasi, hingga regulasi dan kelembagaan,” katanya.
Pemerintah optimis bahwa implementasi cetak biru sistem logistik nasional (sislog nas) yang akan mulai dilaksanakan tahun ini mampu mereduksi biaya distribusi logistik hingga 25%. Sebagai informasi, biaya distribusi logistik di Indonesia saat ini saat ini mencapai 17% dari biaya kese luruhan yang dikeluarkan oleh industri/ pengusaha, atau jauh lebih tinggi diban dingkan Malaysia hanya 8% dan Singapura 6%.
Terkait soal pengembangan penyedia jasa logistik, dalam Cetak Biru Sistem Logistik Nasional disebutkan bahwa dalam rupaya mengembangkan penyedia jasa logistik yang beroperasi di Indonesia, khususnya yang milik lokal, pemerintah akan berpe gang pada tujuan utama kegiatan logistik, yaitu “High Service at Low Cost”. Untuk men capai “layanan baik dengan biaya rendah” tersebut, paling tidak ada tiga faktor yang dibutuhkan, yaitu:
Menurut Direktur Logistik dan Sarana Distri busi Kementerian Perdagangan RI Didi Sumedi, cetak biru sislognas merupakan se macam road map untuk membentuk sistem logistik dalam negeri yang efektif dan
Pertama, Competitive spirit (semangat berkompetisi), yang mencakup fokus pada pelayanan pelanggan, kecapakan yang tinggi dalam pemasaran, dan kehandalan manajemen. Kedua, Commercial culture
majalah info pdn, Oktober 2011
25
foto-foto: Agus Bachtiar
Selain pele buran dari sisi pelayanan, pemerintah juga harus secara aktif menyaran kan adanya peleburan-pele buran yang akan menya tukan kekua tan-kekuatan domestik agar dapat tampil lebih kuat dan berdaya saing dalam mengha dapi kompetisi global.
(budaya komersil), yang mencakup perhatian khusus pada biaya terkait dengan dunia industri yang kom petitif, dan sistem insentif yang baik utk staff dan manajemen. Ketiga, Capital access (akses terhadap modal), yang mencakup investasi pada aset fisik yang memberikan standard layanan sesuai kebutuhan, dan investasi pada Teknologi Informasi (TI) untuk memantau dan mengatur operasi.
Cetak Biru Sislognas juga menyebutkan bahwa dengan perkembangannya maka harus dimungkinkan dimasa depan adanya peleburan (blending) dari kelompokkelompok layanan karena adanya konvergensi dari kelompok-kelompok layanan yang saat ini masih ter kotak-kotak menurut sektornya. Pendekatan pengem bangan kegiatan logistik adalah lebih ke arah spatial ketimbang fungsional.
Beberapa pihak menilai, daya saing Indonesia dalam hal pelaku dan penyedia jasa logistik juga masih terbatas, baik di tingkat nasional apalagi global. Hal itu, antara lain timbul karena lemahnya jaringan nasional serta internasional sehingga secara umum penyedia jasa logistik sebagian besar masih didominasi oleh perusahaan multinasional. Pada saat yang sama, kondisi sumber daya manusia Indonesia juga masih rendah, terutama dalam kompetensi sumber daya dan manajemennya. Itu terjadi karena keberadaan lembaga pendidikan dan pelatihan bidang logistik masih minim.
Dengan kebijakan tersebut, perusahaan-perusahaan penyedia jasa logistik dimungkinkan melebur men jadi yang disebut integrators atau consolidators. Pele buran ini bukan merupakan masalah teknis, namun membutuhkan justru dukungan dari sisi peraturan dan perundangannya. Peraturan dan Perundangan harus selalu responsif terhadap perubahan kebutuhan pela yanan agar tetap dapat mempertahankan daya saingnya.
Mengacu pada kondisi tersebut, maka Strategi logistik nasional yang akan diterapkan oleh pemerintah dalam bidang penyedia jasa logistik harus mendorong lebih banyak peran dari perusahan swasta dan menciptakan semangat berkompetisi yang sehat. Selain itu, doro ngan untuk insiatif kolaborasi antar perusahaan, pengurangan fragmentasi jenis layanan dasar logistik serta peningkatan penerapan cara kerja yang telah terbukti baik di negeri lain, perlu juga dilakukan.
26
Selain peleburan dari sisi pelayanan, pemerintah juga harus secara aktif menyarankan adanya peleburanpeleburan yang akan menyatukan kekuatan-kekuatan domestik agar dapat tampil lebih kuat dan berdaya saing dalam menghadapi kompetisi global.Dengan demikian, bisa diharapkan nantinya akan tercipta banyak “world class local players” di dunia bisnis penyedia jasa logistik di Indonesia. Didi berharap, sislognas tidak sekadar bisa menekan biaya logistik. Pemerintah juga berharap konsep tersebut dapat mendorong kemandirian dari sisi ketahanan komoditi dan ket ah anan ekonomi,
majalah info pdn, Oktober 2011
Distribusi
Daftar Asosiasi Penyedia Jasa Logistik di Indonesia 1. GAFEKSI (Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Seluruh Indonesia) atau INFA (Indonesian Forwarders Association) merupakan Asosiasi hasil peleburan dari tiga Asosiasi sebelumnya, yaitu : a. GAVEKSI (Gabungan Veem dan Ekspedisi Seluruh Indonesia) dibawah naungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan; b. INFFA (Indonesian Freight Forwarders Association) dibawah naungan Kementerian Perdagangan; c. AEMPU (Asosiasi Ekspedisi Muatan Pesawat Udara) dibawah naungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan.
mengingat logistik pasti dengan dua hal tersebut. “Karena itu. kami dari sisi pemerintah juga terus melakukan konsultasi dengan pihak swasta,” tuturnya. Adapun langkah nyata yang telah dila kukan Kemendag saat ini adalah dengan merevitalisasi pasar se bagai bagian dari sistem logis tik. Revitalisasi dengan mem perbaiki fasilitas pasar, fisik, dan memberdayakan pelaku atau pedagangnya. Pembenahan juga dilakukan pada rantai pasok agar tidak terlalu panjang. Kemendag juga berencana mendirikan pusat distribusi (dis tribution center) untuk menjadi penengah antara konsumen dan produsen, sehingga dapat memp erlancar arus barang dan informasi. Pemerintah an tara lain tengah menjajaki pen dirian distribution center di Ma kassar, Sulawesi Selatan, yang dikhususkan untuk komoditas rumput laut.
Ragam Penyedia Jasa Logistik Di Indonesia Ada beberapa versi yang selama ini digunakan untuk mengklasifikasi penyedia jasa logistik di Indonesia. Bila ditilik pada ALI dan ditinjau dari layanan yang ditawarkan, maka perusahaan jasa logistik dapat dibedakan menjadi em
pat tipe. Yaitu, Pertama, basic service atau outsourcing model yang dikenal dengan istilah lo gistic service provider (LSP). Ke banyakan perusahaan logistik lokal di Indonesia masih berperan di wilayah ini. Kedua, value ad ded atau dikenal sebagai third party logistic (3PL). Ketiga, lead logistic/lead logistic provider (LLP). Keempat, advanced service atau fourth party logistic provider (4PL). Sementara itu, menurut M. Ka drial, Sekjen Asperindo, ada em pat kategori perusahaan logistik di Indonesia. Pertama, port to port sebagai piramida di level terbawah. Cirinya tidak ada im plementasi teknologi informasi (TI), dan biasanya mengurus jasa shipping saja. Kedua, doorto-door. Pada tahap ini sudah menguasai keterampilan TI se cara basis (hanya tahu posisi ba rang), dan biasanya mengurus jasa distribusi (tracking). Ketiga, logistik. Di sini sistem TI sudah terintegrasi dan menguasai be berapa jasa logistik, seperti wa rehousing, distribusi, dan clea rance. Keempat, supply chain management (SCM). Pada tahap puncak ini sistem TI sudah ter integrasi dengan yang lain, bisa melakukan perencanaan, penga daan, dan distribusi sampai end customer. (Spr/AMF/Berbagai sumber)
2. ASPERINDO (Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia) Berdiri pada tanggal 26 Maret 1986 yang mewadahi perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman ekspres di Indonesia dan merupakan satu-satunya asosiasi perposan atau perusahaan jasa ekspres yang memperoleh pengakuan dari pemerintah. Saat ini anggota ASPERINDO berjumlah sekitar 2000 cabang perusahaan tersebar di 27 propinsi dan terbagi menjadi 3 kompartemen yaitu: 1) Kompartemen Internasional: perusahaan-perusahaan yang melayani pengiriman dan penerimaanbarang/dokumen ke dan dari Luar Negeri. 2) Kompartemen Domestik: perusahaan–perusahaan yang melayani pengiriman dan penerimaan barang/dokumen untuk seluruh wilayah Indonesia. 3) Kompartemen Intra Kota: perusahaan–perusahaan yang melayani pengiriman dalam kota/City Courier. 3. INSA (Indonesian National Shipowners’ Association) INSA didirikan pada tanggal 6 September 1967 dan hingga saat ini memiliki anggota sebesar 941 perusahaan. Fungsi INSA adalah mempersatukan, melindungi dan memperjuangkan kepentingan anggota dan mengarahkan kemampuan usaha untuk mencapai tujuan bersama, menjadi tuan di negeri sendiri. INSA terdiri dari beberapa bidang, yaitu: Bidang Organisasi dan Keanggotaan; Bidang Pengembangan Industri & Pelayaran; Bidang Kerja sama dan Hubungan Luar Negeri; Bidang Pemberdayaan SDM dan Diklat; Bidang Angkutan Passenger & RoRo; Bidang Angkutan General Cargo; Bidang Angkutan Dry Bulk; Bidang Angkutan Container; Bidang Angkutan Lepas Pantai; Bidang Angkutan Tug and Barge; Bidang Angkutan Cair. 4. ORGANDA (Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan) ORGANDA didirikan 30 Juni 1962. Kini jumlah anggota ORGANDA ada 1.600.000 perusahaan. 5. APBMI (Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia) APBMI didirikan pada tanggal 28 Oktober 1989 melalui SK Menteri Perhubungan No. KP.6/AL- 3014/phb-89. Saat ini APBMI memiliki anggota sebanyak 833 perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia. 6. APTESINDO (Asosiasi Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara) APTESINDO yang didirikan pada tanggal 12 Desember 2005 hingga saat ini mengayomi 22 perusahaan. 7. ASDEKI (Asosiasi Depo Kontainer Indonesia) ASDEKI didirikan pada tahun 1996. Saat ini jumlah anggotanya adalah 69 perusahaan. 8. INACA (Indonesian National Air Carriers Association) INACA adalah wadah bagi pengusaha penerbangan yang saat ini beranggotakan 25 perusahaan. INACA berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM penerbangan untuk mengantisipasi liberalisasi penerbangan ASEAN (open sky) mulai 2008.
majalah info pdn, Oktober 2011
27
Kolom Anda
UMKM: Pilar Fundamental Oleh : Suhanto, Direktur Dagang Kecil dan Menengah
Ketika krisis eko nomi tahun 1997 dan krisis moneter tahun 2007 ter jadi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mampu bertahan, bahkan memainkan fungsi penyelamatan di be berapa sub sektor kegiatan. Kenyataan ini telah menum buhkan optimisme baru, bahwa UMKM telah menjadi pilar terdepan ekonomi kerakyatan.
K
risis moneter pada tahun 2007 telah mengakibatkan usaha berskala besar satu persatu pailit, karena bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menurun dan berfluktuasi. Dari sisi permodalan, sektor perbankan juga ikut terpuruk dan memperparah sektor industri. Bisa dikatakan, krisis keuangan global terbukti memorak-porandakan pasar modal dan valas. Misalnya saja, nilai kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terdepresiasi cukup dramatis dari Rp 9.076 hingga sempat menembus Rp 12.900, atau mengalami depresiasi lebih dari 41 persen sejak Januari hingga Desember 2008. Sebaliknya, sektor UMKM telah memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional. Seperti terlihat dalam Trade Expo Indonesia (TEI) ke-26 2011, UMKM yang menyumbang sekitar US $ 400 ribu, dari total pencapaian US $ 464,5 juta. Jumlah itu cukup membanggakan dikarenakan baru berasal dari 25 UMKM yang berada di bawah koordinasi Kementerian Perdagangan (Kemendag), dan belum termasuk UMKM di luar Kemendag. Berdasarkan publikasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, jumlah pelaku UKM sebanyak 51,3 juta unit usaha atau 99,91 persen dari seluruh jumlah pelaku usaha di Indonesia. Jumlah tenaga kerjanya mencapai 90,9 juta pekerja atau sebanding dengan 97,1 persen dari seluruh tenaga kerja Indonesia. Nilai investasi UKM mencapai Rp. 640,4 triliun atau 52,9 persen dari total investasi. Menghasilkan devisa sebesar Rp. 183,8 triliun atau 20,2% dari jumlah devisa Indonesia. Tapi ironisnya, 50 persen UMKM masih belum tersentuh jasa perbankan. Padahal, masalah mendasar UMKM adalah modal usaha. Di sisi lain, banyak kalangan pengusaha UMKM yang masih enggan mengurus Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Padahal, selain sebagai identitas, HAKI merupakan alat proteksi, agar terhindar dari modus sindikat pembajak di dalam dan luar negeri.
28
Melihat kenyataan tersebut, Kemendag terus melalukan sosialisasi kepada para pelaku UMKM, untuk mengurus HAKI. Saat ini, semua biaya pengurusan HAKI ke Ditjen HKI, Kemenhuk HAM telah ditanggung pemerintah. Di sisi lain, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) dan Bank Indonesia (BI) pada bulan April lalu, sudah menjalin kerja sama peningkatan kontribusi koperasi dan UKM. Bagi usaha yang tidak memenuhi persyaratan perbankan (bankable), pemerintah telah menye diakan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk para pelaku UMKM, sebagai upaya untuk mem buka akses permodalan. Terobosan lain untuk memberikan kemudahan akses pembiayaan kepada UMKM juga dilakukan oleh Bank Inter national Indonesia (BII). Namun, masih banyak UMKM di daerah yang mengeluhkan sulitnya pengurusan izin usaha dan mengakses permodalan. Menanggapi hal itu, Kemendag akan terus berupaya menjalin kemitraan dengan beberapa lembaga keuangan, baik perbankan, KUR, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan perusahaan-perusahaan besar sebagai mitra untuk bersama-sama mensupport perkembangan UKM, khususnya dalam hal permodalan.
Meningkatkan Peran UMKM Pada bulan Mei lalu, para Menteri Perdagangan negara-negara ASEAN telah sepakat untuk memberikan akses pembiayaan pada UMKM, sekaligus menetapkan standar produknya. Hal itu akan membantu UMKM yang siap untuk mengekspor produknya, karena pemerintah akan mengusahakan pembiayaan ekspor UMKM tersebut. Dengan begitu, para pelaku UMKM Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang, serta mampu bersaing di tingkat internasional. Secara komprehensif, Kemendag telah melun curkan program pengembangan UMKM. Antara lain, Penyelenggaraan Pameran UMKM Pangan,
majalah info pdn, Oktober 2011
Perekonomian Nasional Partisipasi UMKM di Pameran dalam dan luar negeri, Peningkatan Kemitraan Usaha, Workshop Peningkatan Akses Pemb iayaan, Pemberian Bantuan Sarana Usaha, Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan, dan Pengembangan Ekonomi Lokal. Bagi pelaku UMKM yang mampu memproduksi produk berkualitas dan perusahaannya berprestasi, Kemendag merekomendasi untuk turut serta dalam pameran internasional melalui Direktorat Pengembangan Eks por Nasional. Pameran ini merupakan sarana promosi untuk memperkenalkan produk-produk dalam negeri kepada buyer mancanegara. Di sisi lain, berbagai aktivasi telah dilakukan untuk meningkatkan daya saing dan penguatan pasar dalam negeri. Antara lain, peningkatan kapasitas dan kompetensi melalui pelatihan para Pedagang Kaki Lima (PKL) dan bantuan sarananya. Program tersebut merupakan bagian dari wujud pelaksanaan SKB 3 Menteri yang telah ditandatangani bulan September 2010 lalu. Pelaksanaan Program ini sejalan dengan Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pember dayaan UMKM sebagai bagian dari pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. Semua ini merupakan bukti keseriusan pemerintah mendukung pengembangan perekonomian berbasis kerakyatan dan sumber daya lokal. Tentu, kebijakan pemerintah tidak akan berjalan efektif tanpa dukungan sektor terkait dan para pengusaha. Ke depan, kita berharap adanya peningkatan kerja sama yang lebih sinergis. Untuk itu, Kemendag mengadakan Forum Kemitraan Dagang Kecil Menengah dan Perdagangan Dalam Negeri (DKMPDN), yang mempertemukan para pebisnis kecil menengah dan UMKM lainnya, dengan para importir dari negara luar. Dengan harapan, pelaku UMKM dan importir bisa saling tukar informasi secara interaktif, dan tercipta sebuah kerja sama saling menguntungkan kedua belah pihak. Kemendag juga berupaya melakukan penataan terhadap UMKM, khususnya yang berada di luar Jawa. Penataan ini dilakukan agar produknya dapat
bersaing, utamanya pada tingkat internasional. Selain itu, memberikan ruang terhadap UMKM untuk melakukan kerja sama dengan UMKM yang ada di Jawa, agar memperoleh akses pasar internasional. Tugas penting lainnya adalah, menggerakkan kecin taan terhadap produk dalam negeri. Kampanye ter sebut lebih difokuskan kepada generasi muda. Cinta produk dalam negeri merupakan benteng untuk mengatasi serbuan produk-produk Impor. Dengan menggunakan produk lokal, berarti kita menciptakan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan kita sendiri, sekaligus menciptakan lapangan kerja lebih banyak lagi. Agar ekonomi rakyat tumbuh, kesejahteraan mening kat, dan pengangguran berkurang, maka kita harus menyukseskan pula program “Gerakan 100 persen Aku Cinta Indonesia”. Tidak cukup hanya terbatas gerakan penggunaan produk dalam negeri, tetapi harus memperluas atau meningkatkan rasa kebanggaan dan kecintaan kepada Bangsa Indonesia. Caranya, menumbuhkan kreativitas anak-anak muda, hingga kelak bisa menjadi seorang entrepreneur.
Melalui krea tivitas dan semangat wirausaha, dapat diperoleh nilai tambah dan efisiensi nasional. Sudah selayaknya, UMKM ini men jadi perhatian serius peme rintah, agar cepat berkembang dan mampu membidik pasar. Pada akhirnya, bisa menjadi pilar fundamental perekonomian Indonesia.
Berdasarkan data tahun 2010, jumlah entrepreneur Indonesia hanya sekitar 570 ribu orang atau kurang lebih 0,24 persen dari total 238 juta penduduk Indo nesia. Dan sebagian besarnya bergerak di bidang UMKM. Kalau dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara, angka ini masih tertinggal jauh. Seperti Malaysia 5 persen atau Singapura 7 persen. Entrepreneur ini sangat diperlukan untuk memperkuat daya saing global, dengan meningkatkan produktivitas yang mampu mengoptimalkan seluruh SDA dan SDM yang tersedia secara efisien. Oleh karenanya, Kemen terian Perdagangan berkepentingan untuk mendorong tumbuhnya wirausaha-wirausaha dan UMKM baru. Melalui kreativitas dan semangat wirausaha, dapat diperoleh nilai tambah dan efisiensi nasional. Sudah selayaknya, UMKM ini menjadi perhatian serius peme rintah, agar cepat berkembang dan mampu membidik pasar. Pada akhirnya, bisa menjadi pilar fundamental perekonomian Indonesia.
majalah info pdn, Oktober 2011
29
Info Sembako
foto-foto: Agus Bachtiar
Menuju Swasembada Jagung Tahun 2014
Dalam memperkuat ketahanan pangan, penanaman jagung mesti diperluas lahannya dan ditingkatkan potensinya sebagai panganan alternatif nasi
Dunia kini tengah menghadapi ancaman krisis pangan. Mahalnya harga pangan dengan fluktuasinya yang tidak menentu, telah menempatkan ratusan juta orang di dunia terancam kehilangan akses pangan. Oleh karenanya, strategi jangka panjang mutlak dibutuhkan.
P
meningk at. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor beras Indonesia pada tahun ini telah mencapai US $ 829 juta atau sekitar Rp 7,04 triliun.
Terpilihnya jagung sebagai ikon dalam kegiatan ini, diharapkan jagung menjadi salah satu solusi yang tepat untuk mengu rangi konsumsi beras yang semakin
Dengan konsumsi beras sebesar 139 kilo gram/kapita/tahun dan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237 juta jiwa, berarti konsumsi beras nasional tahun ini mencapai 34 juta ton. Hasil ini diperoleh dengan mengalikan konsumsi beras per kapita dan jumlah penduduk Indonesia saat ini. Bisa dikatakan, Indonesia merupakan konsumen beras terbesar di dunia.
ada perayaan Hari Pangan Sedunia ke-31, tanggal 16 Oktober lalu, pe merintah Indonesia mengambil tema “Menjaga Stabilitas Harga dan Ak ses Pangan Menuju Ketahanan Pangan Nasional”. Kali ini, acara diperingati di Ka bupaten Gorontalo, karena keberhasilan kabupaten tersebut dalam meningkatkan produksi jagung.
30
majalah info pdn, Oktober 2011
Jika kebiasaan makan nasi ini dapat di ubah, maka akan berdampak besar pada ketahanan pangan nasional. Beberapa waktu lalu, Wakil Presiden RI Boediono telah mencanangkan program ”One Day No Rice”. Dengan maksud, memberikan penyadaran bahwa kita tidak harus menjadikan beras sebagai makanan pokok. Kita masih bisa mengonsumsi singkong, gandum, ubi, dan jagung (juga produk olahannya) untuk kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan pangan lokal memang perlu terus ditingkatkan, sebagai salah
negara seperti Amerika Serikat, kawasan Uni Eropa, Jepang, dan Brasil.
Peluang Bagi Indonesia Selain gandum, singkong, dan sagu, se benarnya jagung memiliki potensi yang sangat besar untuk menggantikan beras. Karena, jagung merupakan sumber kar bohidrat sebagaimana beras, dan dapat dijadikan bahan baku untuk aneka ragam produk olahan. Di beberapa daerah di Indonesia, misalnya di Madura dan Nusa Tenggara, telah menggunakan jagung sebagai bahan pangan pokok. Kini, Amerika Serikat juga menjadikan jagung sebagai alternatif sumber pangan.
satu solusi dalam memperkuat upaya ketahanan pangan. Caranya, dengan me ngubah perspektif masyarakat yang me rasa rendah diri karena mengonsumsi pangan lokal—seperti jagung dan umbiumbian. Padahal, pangan non beras ini juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Di sisi lain, kita juga dihadapkan dengan tantangan harga pangan dunia yang terus mengalami kenaikan. Menurut Food Price Watch, harga pangan global tahun 2011 secara signifikan lebih tinggi dibanding tahun 2010. Sejak krisis pangan melanda tahun 2007 hingga sekarang, kenaikan harga komoditas jagung menempati posisi tertinggi hingga 84 persen, disusul gula 62 persen, gandum 55 persen, dan minyak kacang kedelai 47 persen. Ada banyak penyebab yang bisa kita in ventaris. Di antaranya: Pertama, karena stok jagung di pasar dunia semakin me nipis, sementara permintaan jagung dunia semakin meningkat. Ketua Dewan Jagung Nasional (DJN) Anton J Supit meng ungkapkan, stok jagung di pasar dunia hanya menyisakan 15 juta ton, padahal biasanya mencapai di atas 70 juta ton. Seperti Cina yang semula tidak mengimpor jagung, tahun ini mengimpor sebesar 1,7 juta ton. Tahun depan, Cina diprediksi bakal mengimpor sebanyak 5 juta ton, Malaysia 2,8 juta ton, Korea 8,9 juta ton, dan Jepang impor 16 juta ton. Padahal,
dari produksi jagung dunia sebanyak 612,5 juta ton, Amerika Serikat masih menguasai produksi yang mencapai 256,9 juta ton dan menyusul Cina sebesar 114 juta ton Kedua, karena kenaikan di bursa saham dan harga minyak men tah dunia. Kepala Badan Pe ngawas Perdagangan Ber jangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan RI, Syahrul R Sempurnajaya mengatakan, kenaikan harga jagung dalam negeri seba gaimana dalam analisis Bappebti disebabkan kenaikan di bursa saham dan harga minyak mentah dunia. “Jadi, harga minyak mentah ternyata ber pengaruh terhadap kenaikan ini,” kata Syahrul.
Sebenarnya, Indonesia memiliki potensi yang besar menjadi eksportir jagung global bersama dengan negara-negara produsen jagung lainnya di dunia dalam lima tahun mendatang. “Kalau target produksi kita tercapai hingga tahun 2014 mendatang, maka kita sudah bisa mengisi per jagungan dunia,” kata Maxdeyul Sola, Sekretaris Jenderal DJN. Sebagaimana kita tahu, sumber daya lahan di Indonesia cukup besar dan banyak
Ketiga, karena semakin me ningkatnya permintaan bahan pangan untuk ke butuhan bahan mentah pembuatan energi na bati (agrofuel). Peng gunaan bahan bakar nabati—seperti tebu, kedelai, jagung, gandum, tanaman jarak, ke lap a sawit, dan singkong—telah menjadi kebijakan energi sejumlah majalah info pdn, Oktober 2011
31
Info Sembako foto: Agus Bachtiar
mengalami kenaikan di sejumlah pasar dalam negeri. Salah satunya di kabupaten OKU Timur, Sumatra Selatan. Harga jual jagung dari tingkat petani saat ini tercatat berkisar antara Rp 3.025 hingga Rp 3.050 per kilogram. Sebelumnya, harga jagung hanya Rp 2.700 hingga Rp 2.750 per kilogram. Sementara itu, harga jagung pipilan kering pada tingkat pengecer di kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, masih stabil pada level harga Rp 4.000 per kilogram. Adapun harga jagung pipilan kering di Bengkulu juga tergolong tinggi, berkisar Rp 5.000 per kilogram.
Jagung kualitas unggul sudah banyak dihasilkan
daerah yang merupakan sentra jagung. Di antaranya, Sumatra Utara, Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Selatan. Setidaknya, ada dua provinsi yang bisa menjadi pilot proyek pengembangan jagung nasional, yakni Lampung dan Sulawesi Selatan. Alasannya, di kedua provinsi tersebut infrastruktur sudah relatif tersedia, banyak ditemukan pabrik pakan yang memiliki gudang penyimpanan, dryer (pengering), dan lahannya masih memadai. Ada lahan potensial untuk pengembangan jagung sekitar 500 ribu hektar di Lampung, dan luas lahan jagung di Sulawesi Selatan saat ini mencapai 230-250 ribu hektar. Menurut data BPS, produksi jagung ta hun 2010 (ATAP) sebesar 18,33 juta ton, men ingkat sebanyak 697,89 ribu ton (3,96 persen) dibandingkan tahun 2009. Peningkatan produksi tersebut terjadi di Jawa sebesar 489,94 ribu ton, dan di luar Jawa sebesar 207,95 ribu ton. Angka ramalan I (Aram I) produksi jagung tahun 2011 sebesar 17,93 juta ton. Jumlah ini turun sekitar 438.960 ton atau 2,39 persen ketimbang produksi tahun lalu. Sebenarnya, kebutuhan jagung nasional hanya 16,3 juta ton. Dengan produksi jagung sebesar 18,33 juta ton di tahun 2010, seharusnya kebutuhan dalam negeri tercukupi. Menteri Pertanian Suswono mengaku heran dengan masih adanya
32
sejumlah k alangan yang kesu litan mem peroleh pa sok an jagung. Ia memperkira kan, persoalan tersebut meng indikasikan ada nya masalah dalam pendistribusian hasil produksi jagung. Akibatnya, masih ada impor yang justru akhir-akhir ini meningkat. Selama semester I tahun 2010 lalu, impor jagung hanya mencapai 600 ribu ton. Tapi di semester I tahun 2011, impor jagung telah mencapai 2 juta ton. Hingga akhir tahun ini, di perkirakan akan mencapai 2,5 juta ton. Untuk itu, pihaknya meminta BPS untuk mendata semua produksi dan konsumsi jagung, agar tidak lagi terjadi perdebatan terkait impor. Langkah lain yang harus disiapkan peme rintah adalah, menetapkan harga minimum jagung untuk setiap wilayah. Dengan demikian, petani memiliki kepastian har ga. Selama ini, karena daya tawar petani rendah, harga jual jagung di tingkat pe tani relatif murah. Tentu petani tidak bisa menahan jagung terlalu lama, karena tidak mempunyai alat pengering. Bappebti menyebutkan, harga jagung majalah info pdn, Oktober 2011
Berbanding terbalik dengan wilayah di Kabupaten Jom bang, harga jag ung ta hun ini l eb i h r e nd a h dar ipada harga jagung saat panen tahun sebelumnya. Harga jagung pipilan basah Rp 170.000 per kuintal, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 200.000 per kuintal. Sedangkan harga jagung glondongan Rp 110.000 per kuintal, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 120.000 hingga Rp 125.000 per kuintal. Maxdeyul Sola, Sekretaris Jenderal DJN, masih merasa optimis bahwa target produksi 24 juta ton per tahun akan ter capai pada tahun 2012. Indonesia bisa menjadi negara eksportir jagung. Namun untuk tahun ini, target sebesar 22 juta ton memang belum bisa tercapai, lantaran jumlah produksi jagung masih terpengaruh anomali cuaca tahun lalu Untuk lebih meningkatkan produksi ja gung, Menteri Pertanian RI Suswono telah menjanjikan kredit ke petani senilai Rp 20 triliun. Anggaran itu diperuntukkan bagi petani yang ingin mengembangkan usaha pertaniannya. Jika para petani mak mur dan bisa meningkatkan produksinya, maka ditargetkan pada tahun 2014, Indonesia sudah bisa swasembada jagung. (spr/lmn)
Potensi UMKM
Semerbak Harum Bisnis Jasa Klinik Kecantikan Tampil menawan bukan lagi impian kaum hawa saja. Kini, klinik kesehatan kulit dan kecantikan kinipun sudah semakin banyak didatangi kaum adam. Meluasnya segmen inilah yang menjadikan pemain bisnis di sektor ini pun kian banyak peminatnya.
“Dalam budaya urban, penampilan menun jukkan kekuatan pribadi dan dianggap berkontribusi pada keberhasilan,” demi kian kata Direktur Consumer Panel Ser vice Nielsen Indonesia, Lim Soon Lee, men ang gapi fenomena tersebut. Maka dari itu pula, menurutnya
kelas menengah ke atas bersedia mem belanjakan uang lebih banyak untuk pro duk perawatan pribadi. Hasil survei Nielsen Indonesia pada tahun 2010 membenarkan analisa tersebut. Dilaporkan, 20% dari pertumbuhan total belanja rumah tangga sepanjang 2010 adalah disumbang belanja perawatan pribadi. Dilaporkan, selama 2010, belanja iklan tiga produk perawatan pribadi yakni produk anti-penuaan, pembersih wajah, dan lotion kecantikan tumbuh masingmasing 8, 9, dan 73 persen. Bagi sejumlah kalangan usahawan yang cerdik melihat peluang, fakta dan data terse but merupakan pasar potensial tersendiri yang perlu digarap. Mereka seolah tak mau kehilangan kesempatan. Karenanya, tak heran jika bisnis klinik kecantikan terus berkembang bak jamur di musim hujan. Bahkan, ada beberapa klinik yang maju pesat dan berhasil mengembangkan diri dengan membuka cabang, mitra dan juga gerainya.
Esri Medical Aesthetic. Demikian nama brand yang dijualnya ke pasar sebagai salah satu tawaran waralaba. Adapun nilai plus yang ia tawarkan adalah bahwa kliniknya merupakan salah satu pioner usaha jasa kecantikan yang berorientasi medis. Yakni, setiap masalah yang dihadapi clien atau pasien dianalisa secara medis dan dicari akar permasalahan penyebabnya. Setelah itu, baru diambil tindakan-tindakan medis sebagai terapinya. Selain itu, Esri pun terus mengembangkan sistem manajemennya. Di antaranya, saat ini Esri telah menerapkan sistem kom puterisasi atau pengelolaan klinik secara online, sehingga mitra dapat terkoneksi langsung dengan pusat. Soal pasar, Susan mengaku sangat optimis. “Pelajar, mahasiswa,
Foto: lilysphagetty.wordpress.com
A
dalah nyata bahwa salon perawatan kulit memiliki magnet tersendiri bagi sebagian orang. Sejumlah iklan dan promosi produk-produk kecantikan yang menjamur belakang diindikasikan juga telah mempengaruhi cara pandang sebagian masyarakat Indonesia tentang penampilan, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan.
Sebut saja dr. Susana Seriani, Cibtac, Akpt, (45) misalnya. Wanita yang juga berprofesi sebagai dokter ahli kecantikan ini bahkan semakin gesit mengembangkan usaha jasa kecantikan yang telah dirintisnya sejak tujuh tahun silam. Kepada Info PDN, ia mengaku saat ini sedang mengembangkan usaha klinik kecantikannya dengan menawarkan program waralaba dan kemitraan.
majalah info pdn, Oktober 2011
33
Ekonomi Kreatif Foto: batampinang.com
komandan lapangan bagi seluruh karya wannya. Karena itu, kata Susan, setiap sumber daya manusia di Esri harus sudah detraining sebelum bekerja. Setiap klinik Esri Medical Aesthetic misalnya, pasti ada satu orang dokter umum yang akan ditraining sesuai standar Esri dan mendapat sertifikat. Dengan demikian, dokter tersebut berkualitas dalam profesi Aestheticnya dan juga dokter tersebut tersetifikasi, sehingga layak praktek. Tak hanya itu, Esri pun tak pernah berhenti berpromosi dalam rangka menunjang keberlangsungan bisnis para mitranya. “Promosi kami lakukan di beberapa media cetak ibukota, flyer-flyer, dan juga dengan mengikuti sejumlah pameran,” ungkap Susan berbagi cara. Tercatat, Esri Medical Aesthetic pernah mengikuti pameran EXPO Franchise di Balai Kartini, JCC, Bali 2011. “Dukungan dan bantuan dari Kementerian Perdagangan melalui fasilitasi yang diberikan saat eventevent pameran EXPO Franchise, sangat bermanfaat bagi kami,” tutur ibu ahli akupunktur ini. Berkat promosi itulah kini cabang dan mitra Esri sudah menyebar di Bali, Sukabumi, Jakarta, Makassar, Surabaya.
ibu rumah tangga, wanita karir, ada juga bapak-bapak yang menjadi pelanggan setia Esri,” ungkapnya. Dan menurutnya, omzet setiap klinik Esri bisa mencapai Rp 40-50 juta per bulan. Angka itu diperoleh dari angka kunjungan pelanggan rata-rata per hari yang mencapai 10-20 pasien. Di Esri, harga pun termasuk sangat variatif, sehingga memudahkan pelanggan memilih jenis perawatan sesuai koceknya. Untuk biaya perawatan misalnya, Esri membandrol Rp 75.000-Rp 300.000. Adapun untuk obatobatnya, produk dapat diperoleh dari mulai harga Rp 35.000 hingga Rp 75.000. Hal itu, menurut Susan dikarenakan keberadaan Esri Medical Esthetical adalah untuk
34
memberikan ke sempatan kepada semua kalangan agar lebih tampil cantik dan sehat. Yang menarik, waralaba Esri menganjurkan setiap mitranya untuk memberdayakan masyarakat sekitar, yaitu dengan merekrut mereka sebagai karyawan klinik tersebut. “Jumlahnya sekitar 5 orang per klinik,” ujarnya dengan ramah. Dalam rangka memberikan pelayanan prima, Susan memastikan bahwa kiliniknya menjadikan Standar Operating Procedure (SOP) sebagai sebuah acuan kerja dan
majalah info pdn, Oktober 2011
Sementara itu, untuk meningkatkan pe layanannya Esri Medical Aes thetic pun terus berinovasi, baik dalam man aj e men pel ayanan maupun kualitas layanan yang di tawarkannya. Bagi Esri, pelanggan adalah aset berharga. Karena itu, selain profesionalitas, Klinik Esri Medical Aesthetic juga menciptakan hubungan yang akrab dengan seluruh pelanggannya. Dalam soal layanan, Esri juga menciptakan inovasi-inovasi baru, terutama dalam teknis treatment (pengobatan) dan terapi, yaitu dengan terus berusaha menyesuaikan diri dengan inovasi perkembangan Aesthetic medicine. Dan saat ini, Klinik Esri tengah
Potensi UMKM
Kiat Menawan Untuk Membuka Klinik Kecantikan
Foto: upieenovi.blogspot.com
Bagi pembaca yang tertarik untuk menerjuni bisnis jasa kecantikan, berikut ada sejumlah kiat yang kami rangkum dari berbagai cara yang diterapkan oleh sejumlah pelaku yang sudah berjalan saat ini.
mengembangkan kliniknya dengan konsep “One Stop Shopping for beauty.”Yakni, agar para pelanggannya bisa menghemat waktu dan juga cost yang harus dikeluarkannya untuk tetap tampil cantik dan menawan di hadapan para kolega. Selain Esri Medical Aesthetic, ada sejum lah nama besar yang bermain di bisnis ini dan juga menerapakan sistem wara laba. Diantaranya adalah Martha Tilaar Salon & Day Spa, dan Pure Beauty Care dan beberapa nama baru yang terus berda tangan meramaikan pasar ini. Meski demikian dinamis pertumbuhan jumlah pemainnya, Info PDN melihat bahwa para pelaku waralaba klinik kecantikan tetap yakin bahwa prospek bisnis mereka masih cerah. Martha Tilaar Salon & Day Spa misalnya, kini sudah memiliki 46 cabang, baik di dalam maupun luar negeri, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Ukrania dan Jepang. Sementara di Indonesia, cabang Martha Tilaar Salon & Day Spa tersebar di beberapa kota seperti Batam, Jakarta, Lampung, Palangkaraya, Pontianak, Balikpapan,
Samarinda, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain itu masih ada beberapa di wilayah Sulawesi dan Sumatera. Demikianlah. Kecantikan memang ti dak hanya mempesona dari sisi peman dangannya, tetapi juga dari sisi bisnisnya yang menawarkan berbagai macam pelaung yang bisa dibesut menjadi sumber uang. Bahkan, meskipun para pelaku bisnis ini terus bertambah, usaha salon atau klinik kecantikan masih men janjikan. Pasalnya, selama kaum hawa masih mendam bakan kecantikan, maka selama itu pula peluang bisnis ini terbuka lebar. Dan yang pasti, berbagai inovasi terapi baru un tuk perawatan kecan tikan akan terus ber munculan dan selalu diburu kons um en. Tertarik untuk men coba? Silahkan!
1. Cermat Membidik Pasar Artinya, siapakah segmen pasar yang akan Anda bidik untuk jasa yang akan ditawarkan. Fakta membuktikan, bahwa pasar jasa kecantikan saat ini tidak hanya didominasi oleh kaum perkotaan dan kelas menengah ke atas, tetapi juga sudah bisa menjamah kelas menengah ke bawah. Kedua segmen ini memiliki potensi yang sama-sama besar. Segmen menengah ke bawah adalah pasar yang masih sangat gemuk dan bisa menjadi uji coba bagi Anda yang ingin mengembangkan ini dengan modal bertahap, atau mulai dari modal peralatan dan teknologi yang sederhana terlebih dahulu. 2. Cermat Memilih Peralatan klinik Peralatan merupakan salah satu unsur penentu dalam bisnis klinik kecantikan ini. Karena itu, untuk memenuhi peralatan yang akan disedikan sebagai alat pendukung kerja harus terlebih dahulu ditetapkan layanan apa saja yang akan diberikan pada konsumen. Yakni, agar peralatan yang ada bisa tepat dan efisien. 3. Merekrut Pakar kecantikan Satu hal wajib yang tidak boleh di tinggalkan untuk menjalan bisnis ini adalah mempekerjakan tenaga ahli yang telah berpengalaman di bidang kecantikan. Paling tidak, sebuah Klinik kecantikan harus mempekerjakan seorang dokter spesialis kulit sebagai penanggung jawab medis. Dengan begitu, klinik le bih profesional dalam menawarkan jasa ke cantikannya. (Spr/AMF/Berbagai sumber)
(Spr/AMF/Berbagai sumber)
dr. Susana Seriani
majalah info pdn, Oktober 2011
35
Budidaya
Meraup Rezeki dari Budidaya Melon Siapa bilang menjadi petani tidak bisa kaya. Cobalah untuk membudidayakan melon, maka panen puluhan juta rupiah setiap minggunya bisa Anda kantongi. Kuncinya adalah ketelitian, ketelatenan, dan menjalankan sesuai SOP penanaman.
S
ekitar tahun 1980-an, melon mulai dibudidayakan di Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung). Saat itu, para petani melon masih terbatas pada kalangan tertentu saja, dan konsumennya terkonsentrasi di kota-kota besar. Maklum saja, karena pada periode 1980-1990, melon masih dikategorikan sebagai “buah mewah”. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang semakin meningkat, pada periode 1990-1999 Indonesia telah mengimpor melon dalam jumlah yang cukup besar. Kalau pada tahun 1990 baru tercatat 1.262 kilogram atau senilai US $ 3.697, antara bulan Januari sampai Agustus 1991 jumlahnya naik cukup tajam menjadi 20.655 kilogram atau senilai US $ 30.701.
36
Kini, melon bukan lagi menjadi kebutuhan sekunder bagi masyarakat Indonesia. Keberadaannya seolah wajib di meja makan atau lemari es, sebagai menu penutup atau pencuci mulut. Selain manis, dilihat dari sisi kesehatan pun bagus, karena kadar vitamin C (asam askobat) sebesar 34 miligram per 100 gram melon, yang bisa diandalkan sebagai antioksidan. Untuk mendapatkan buah ini cukup mudah, hampir tersedia di setiap pasar tradisional, supermarket, atau di pinggirpinggir jalan. Karena, sudah banyak pe tani yang membudidayakannya. Pada mulanya memang hanya dibudidayakan di Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung). Dari situ, melon menyebar ke Ngawi, majalah info pdn, Oktober 2011
Madiun, Ponorogo, dan eks-keresidenan Surakarta—Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar, dan Klaten. Daerah-daerah inilah pemasok buah melon terbesar. Bahkan, buah melon telah menjadi salah satu fokus komoditas ekspor andalan. Menurut data Ditjen Hortikultura, nilai ekspor melon Indonesia tahun 2010 sebesar 1.836 kilogram atau sebesar US $ 55.069. Di samping itu, melon juga diharapkan mampu merebut pasar dalam negeri, sebagai substitusi melon impor yang mencapai 125 kilogram atau sebesar US $ 3.750 di tahun 2010. Secara ekonomis, hasil budidaya melon saat ini baru memenuhi 20 persen kebutuhan
Potensi UMKM
Untuk meng hindari panen bersamaan dan untuk mengendalikan harga, melon hendaknya ditanam setiap dua minggu sekali, sehing ga petani akan terus mendapatkan uang dari panen yang didapat.
nasional. Kenyataan ini menunjukkan bahwa prospek budidaya melon masih terbuka lebar—baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. “Holtikultura adalah bisnis yang tidak akan mati, karena menyangkut kebu tuhan pokok manusia. Jadi, sampai kapan pun akan tetap dicari,” Abror Yudi Prabowo pemilik Stokis Center NASA dan pengusaha suplier pupuk dari Yogyakarta. Selain budidaya buahnya, budidaya pembibitan juga memiliki prospek yang cukup bagus. Semuanya bisa bernilai ekspor, asalkan mampu mengembangkan bisnis secara inovatif. Kuncinya adalah ketelitian, ketelatenan, dan menjalankan sesuai SOP penanaman. “Menanam holtikultura itu sangat menguntungkan, mau membudidayakan buahnya saja atau menjual bibitnya, keuntungan yang didapat sama besar,” ujar Ir. Ardi, seorang pembudidaya tanaman holtikultura yang juga tinggal di Yogyakarta ini. Adalah Yossy Setyawan, S.TP, seorang penyuluh pertanian, yang akhirnya mendirikan UD. SETYAWAN, sebagai wadah kemitraan dengan petani untuk membudidayakan melon. Sekitar 4 tahun lalu, se bagai penyuluh pertanian, Yossy melihat bahwa sebenarnya budidaya melon merupakan budidaya yang menguntungkan dan cepat, tapi belum banyak dilirik petani. Berbekal pengetahuan selama kuliah di IPB, Yossy memberikan benih melon kepada para petani di
wilayah kerjanya—Cepu. Mulai dari semai benih hingga tumbuh menjadi buah, Yossy terlibat membimbing para petani. Setelah berbuah, ia mulai khawatir. Artinya, ia harus memutar otak untuk menjualnya. Ia pun menemukan jalur distribusinya. Petani menjual ke Yossy, Yossy menjual ke distributor, dan distributor inilah yang menjual ke konsumen—baik di pasar tradisional, supermarket, atau pun mengekspor ke pasar luar negeri. Meski begitu, banyak juga yang datang langsung ke Yossy, tanpa perantara distributor. Sebenarnya, itulah yang diharapkan Yossy. Ia ingin mengekspor sendiri, agar ke untungannya semakin besar, dan pendapatan petani semakin meningkat. “Saya ingin sekali seperti itu, menjual langsung. Tapi saya belum tahu banyak tentang tata cara eks por, saya ingin sek ali mendapat pembelajaran ten tang ekspor. Dengan terbukanya pasar ekspor, pastinya pendapatan petani akan semakin meningkat lagi,”ungkapnya.
majalah info pdn, Oktober 2011
37
Budidaya dari Jepang, Golden Melon, Melon Branco (sweat Ball), Melon Honey Globe (Melon Madu), dan Melon Kinanti (hasil penelitian benih di Tunas Agro). Setelah panen, buah melon diklasifikasikan berdasarkan standar kualitas tertentu. Yaitu kelas M1 untuk melon dengan bobot 1,5 kilogram atau lebih dan jaring pada kulit terbentuk sempurna. Kelas M2 untuk melon dengan bobot 1-1,5 kilogram dan jaringnya hanya terbentuk 70 per sen saja. Sisanya, masuk kelas M3, terutama untuk buah yang dip anen sebelum masanya ka rena serangan hama.
ih Melon il m e M s ip T etyawan Ala Yossy S ah.
Keuntungan Budidaya Melon Selain prospektif, cara budidaya buah melon pun tergolong mudah. Bisa dengan kultur teknik biasa (konvensional) atau dengan sistem hidroponik, dan bisa juga dilakukan di areal tanaman padi. Tanah yang ditanami kedua tanaman ini akan saling menjaga kualitas tanahnya dari se rangan hama. Artinya, budidaya ini bisa dilakukan di mana saja, kota maupun pe desaan, lahan sawah, atau bahkan me manfaatkan lahan kosong. Masa panen buahnya pun lebih cepat. Untuk dataran rendah sekitar 55-65 hari, dan untuk wilayah dataran tinggi bisa mencapai 90 hari. Yang paling utama, kebu tuhan air harus tercukupi, tapi juga jangan berlebihan. “Jika petani menjalankan sesuai SOP maka hasilnya akan sangat memuaskan bagi para petani,” ujar Ayah satu orang putra ini. Kalau dikalkulasi, dalam 1 hektar lahan, bisa menghasilkan 7.000 buah seharga Rp 6.000 per buah. Jadi, total omzetnya bisa mencapai Rp 42 juta. “Untuk menghindari panen bersamaan dan untuk mengendalikan harga, melon hendaknya ditanam setiap dua minggu sekali, sehingga petani akan terus mendapatkan uang dari panen yang didapat,” ujar Yossy memberikan tips. Yossy dan UD. SETYAWAN menjalin kerja
38
Untuk buah kelas u atau aroma bu ecoh dengan ba unya harum, maka rk te an ng Ja » ba ng M3 ini, biasanya di ya on mel disuntik Jika ada buah tersebut telah bitan. ah bu an jual di pasar lokal. in gk pengar ada kemun dengan cara an gk an at Saat ini, Yossy telah m di dan gi. tidak alami la menyiapkan alat sama dengan me Berarti sudah hat pada alur yang terli n ba au at g rin ja pembuat ker ipik minjamkan benih da an sempurna » Perhatik Jika jaringnya tersebut manis a. ny ar lu buah. Dia berencana melon pada petani. it l ku dah pasti melon nyak, berarti su mengolah melon Kalau sudah panen, rasanya. da pa at yang tidak masuk hasil panen yang ng terdap ngkal buah ya sisa tangkai itu pa an ik at rh kategori ini menjadi dijual akan dipotong » Pe sekitar kainya. Jika di enandakan buahnya ng ta sa si m makan kecil, untuk harga benihnya. n, berarti terdapat retaka ngan sempurna. menambah nilai ”Jad i petani akan de g an at m telah bertanggung jawab dan bekerja dengan giat, berbeda jika kita memberikan pinjaman uang. Mereka cenderung menyepelekan, sehingga hasilnya tidak maksimal. Tapi kalau benih, mereka semangat karena ingin cepat mendapatkan uang dari hasil panen,” ujar Yossy.
Saat ini, Yossy telah melebarkan lahan budidayanya—baik dengan kerja sama menggunakan lahan milik pemerintah maupun memanfaatkan lahan kosong. Ada 5 kelompok tani di Blora, Cepu, dan Lumajang, 20 kelompok tani di Rembang, dan 20 kelompok tani di Bogor. Bisa dibayangkan keuntungan yang masuk ke kantongnya dalam 1 hektar saja. Ada 13 varietas melon berkualitas bagus yang ditanam. Antara lain, Rock Melon dan Melon Merah, yang sering disebut dengan melon eksklusif, karena nilai permintaannya cukup besar. Melon Caribbean atau Melon Karibia, untuk diekspor ke Malaysia, Singa pura, dan China. Dan ada juga Melon Skata majalah info pdn, Oktober 2011
ekonomisnya.
“Kalau ada buah melon yang tidak masuk kategorinya, maka buah tersebut saya jual untuk serapan pasar lokal. Yang sesuai kategori dikemas untuk distribusi kepada para distributor,” kata Yossy yang sampai sekarang masih tercatat sebagai Tenaga Harian Lapangan di bawah Dinas Pertanian. Tidak hanya itu, Yossy juga menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan—baik dalam maupun luar negeri. Seperti bekerja sama dengan Breeder untuk menanam benih melon Ridjwan dari Belanda. Bahkan, perusahaan Breeder mengirimkan penelitinya untuk tinggal beberapa saat di areal pertanian Yossy. Yang lainnya, ia bekerja sama dengan PT. Zanzibar Cengkeh dari India, dan PT. Momenta Agrikulutura dari Jakarta. Selanjutnya, ia akan bekerja sama dengan Mekar Sari. “Sekarang ini kami bersiap-siap untuk menindaklanjuti permintaan kerja sama dari Mekar Sari untuk menanam Golden Melon,” tuturnya. (dc/lmn)
Daerah Unggulan
Kabupaten Tegal:
Foto: aanworld.blogspot.com
Optimis Menjadi Japan of Indonesia
Tradisi berwirausaha telah menjadi trade mark masyarakat Kabu paten Tegal, Jawa Tengah, sejak dahulu kala. Bahkan, selain dike nal dengan “Warung Tegal”-nya, kini Kabupaten ini mulai bangkit dengan menjadikan sektor industri sebagai andalannya.
K
isah sukses orang Tegal di Ibu Kota sudah tak asing terdengar oleh telinga. Kegigihan dan semangat wirausaha para pengusaha warung makan asal Tegal di Jakarta telah berhasil membentuk sebuah brand yang cukup mengakar di kepala setiap penduduk Indonesia, yaitu Warteg, atau Warung
Tegal, sebuah warung makan spesial murah meriah yang menghiasi hampir setiap lorong dan gang di Jakarta. Dan ternyata, jiwa wirausaha itu tidak hanya menyatu dengan darah para perantau dari Tegal saja, tetapi memang sudah menjadi watak dan tradisi mayoritas penduduk Tegal majalah info pdn, Oktober 2011
sejak dahulu kala. Sejumlah Industri kecil, menengah dan besar tumbuh berkembang di daerah ini. Menurut satu catatan sejarah, tumbuh berkembangnya industri kecil di daerah ini tidak lepas dari kultur wirausaha yang terbangun sejak kedatangan Ki Gede Sebayu (berkuasa 1601-1620), pendiri Tegal dari Tlatah Pajang (Solo). Syahdan, Ki Gede Sebayu kala itu datang ke daerah Tegal dengan membawa 40 keluarga. Mereka dibagi menjadi empat
39
Kalau mau cari alkes (alat kesehatan), silahkan datang ke Tegal saja. Kursi buat dokter gigipun kita sudah bisa buat, hand tractorpun sudah bisa kita produksi.
kelompok sesuai keahliannya dan ke mudian disebar ke empat desa yang ber beda. Keempat desa itu adalah: 1) Desa Sayangan: diperuntukkan bagi ke luarga yang ahli membuat alat-alat perlengkapan dapur. 2) Desa Mejasem: untuk para keluarga yang pandai membuat alat-alat pertukangan. 3) Desa Pagongan: untuk para keluarga yang ahli membuat alat-alat gerabah. 4) Desa Banjaran ; untuk keluarga yang ahli mengolah bahan-bahan menjadi penganan atau jajanan. Sejarah pun berjalan dan tradisi wirausaha kreatif itu mendapatkan momentum yang luar biasa pada tahun 1970-an, yaitu ketika seorang pengusaha lokal dengan berani mendatangkan 21 bangkai pesawat terbang tua dari Madiun, Jawa Timur. Tokoh itu bernama Kaji Gofur (91), pengusaha besi tua terkemuka dari Tegal.
40
Menurut cerita sejumlah sumber, bangkai-bangkai pesawat itu dipreteli menjadi bahan baku industri mesin rumahan dan kemudian dijual kepada pengusaha lain. Maka, sejak itulah industri pengolahan logam di Tegal tumbuh berkembang sampai sekarang. Ada sejumlah daerah yang hingga kini tercatat sebagai sentra industri pengolahan besi, yaitu Dampyak Kramat, Kecamatan Talang, Tarub, Adiwerna, Kramat, Suradadi, Warureja, Salwi,Lebaksiu dan Bumijawa.
The Japan of Indonesia Data yang ada menyebutkan bahwa kurang lebih 128.853 orang terserap pada industri-industri pengo lahan dari yang berskala besar, menengah, kecil hingga mikro ini. Maka, tak berlebihan jika Tegal berani mengklaim dirinya sebagai kota industri. Yang mengejutkan, ternyata sektor ini menduduki peringkat kedua penyumbang Pendapatan Domestik Regional Bruto daerah ini, yaitu terbesar yaitu 25,81%, atau
majalah info pdn, Oktober 2011
foto-foto: Agus Bachtiar
Daerah Unggulan
sedikit dibawah sumbangan dari sektor restoran yang berada diangka 28,64%. Data dan fakta itulah yang kemudian melatarbelakangi munculnya semangat untuk menjadikan Kabupaten Tegal se bagai “The Japan of Indonesia”. Selain itu, dari pantauan Info PDN, industri ter sebut memang berkembang dengan baik walaupun sebagian besar dikelola sebagai unit usaha rumahan. Karyadi adalah salah seorang pelaku industri rumahan yang bisa menjadi contoh untuk melihat sejauh mana kreatifitas dan kemampuan pengrajin lokal Tegal dalam mengembangkan sektor ini. Ayah 5 orang anak ini mewarisi ilmu dan usaha pembuatan logam ini dari nenek moyangnya. “Sekarang usaha ini masih
tetap ada meskipun tidak seramai dulu. Sejak tahun 1997 sudah mulai susah cari bahan bakunya dan mahal,” ungkap Kar yadi pada wartawan Info PDN disela-sela kesibukannya membuat pesanan stopper jangkar dari sebuah perusahan galangan kapal. Yang menarik, menurut penuturan Karyadi, tidak satupun pengrajin di desanya yang memiliki latar belakang ilmu permesinan. Jadi, selama ini mereka memproduksi dengan mengandalkan pengalaman dan kreatifitas mereka sendiri. “Apapun bisa kami buat dan hasilnya bisa dibandingkan dengan buatan pabrik dari China. Dan hasil kerja kami pasti lebih baik,” tukas Karyadi bangga. Memang, klaim Tegal sebagai ‘Jepang-nya majalah info pdn, Oktober 2011
Indonesia’ atau Tegal sebagai kota industri (pengolahan) belum banyak dikenal publik secara luas. Padahal, meskipun baru sam pai pada memproduksi komponen dasar atau barang bahan setengah jadi, sebe tulnya jendela kedap air, kemudi atau perlengkapan kapal, atau suku cadang pompa air, rice mill hingga blankwir mobil pemadam kebakaran adalah diproduksi oleh pengrajin Tegal. Dan tak disangka, ternyata suku cadang kendaraan bermotor dengan merk terkenal adalah asli buatan rakyat Tegal. “Itu asli buatan rakyat Tegal, karena Tegal tidak punya merk maka dikasih merk oleh sebuah perusahaan sepeda motor dari Jepang,” ujar Wakil Bupati Tegal, Mohamad Herry Sulistyawan saat menerima rombongan kunjungan camat, perbekel dan lurah
41
Daerah Unggulan bangkan mobil nasional dengan mesin 500 cc. “Makanya, tidak salah kiranya kalau kita sering dijuluki Jepangnya Indonesia,” imbuhnya. Ada Industri rumahan lain di Tegal ini yang produknya juga diakui oleh dunia internasional, yaitu industri pembuatan kok badminton. Bahkan, produk-produk kok dari Tegal ini telah mendapat lisensi dari IBF (International Badminton Federation) sebagai bola bulutangkis (Shuttle cock) kualitas dunia dan mengantongi standart sertifikat kelayakan international. Tiga merk yang mencatatkan dirinya di IBF adalah Garuda, Gajah Mada dan Sinar Mutiara.
Jembrana di Ruang Rapat Bupati Tegal, beberapa waktu lalu. Berangkat dari kenyataan tersebut, saat ini Kabupaten Tegal kian optimis bisa menjadikan produk-produk Tegal akan lebih dikenal masyarakat luas. Dalam rangka itu, Departemen Perindustrian, Tegal telah membangun sebuah Kawasan Industri yang dihuni oleh ribuan industri kecil. Data Pemkab setempat menunjukkan, tidak kurang dari 24 jenis industri logam dapat dihasilkan pengrajin Tegal. Di antara produk-prod uk
yang dihasilkan adalah komponen dan suku cadang kendaraan bermotor, alat berat, otomotif, kapal dan kelautan, lis trik, kesehatan, senjata angin, aksesoris, perbengkelan, pertanian, perkebunan, bahan bangunan dan rumah tangga, karo seri, pemadam kebakaran hingga peralatan pompa air. “Kalau mau cari alkes (alat kesehatan), silahkan datang ke Tegal saja. Kursi buat dokter gigipun kita sudah bisa buat, hand tractorpun sudah bisa kita pro duksi,” tambahnya. Kabar terbaru, saat ini Kabupaten Tegal sudah berancangancang akan mengem
“Indutri Shuttle chock ini dikerjakan oleh para pelaku industri rumahan desa Lawatan. Hampir seluruh penduduk desa disana adalah pengrajin shuttle chock,” papar Mba Yun, staff Admin di PT. Garuda Budiono Putra yang berdiri sejak tahun 1996. Menurutnya, sekarang perusahan ini memiliki lebih dari sekitar 100 pekerja dan ratusan rumah tangga yang menjadi rekanannya. Keistimewaan shuttle cock dari Tegal di banding produk sejenis adalah terbuat dari bulu itik Manila (entok). Sementara itu, produk dari daerah lain terbuat dari bulu ayam yang mudah rusak. Bulu entok ini didapat dari daerah sekitar Tegal. Home in dustry pembuat shuttel cock ini tersebar di kecamatan Tegal Timur dan Tegal Selatan. (Dc/AMF/Berbagai sumber)
Teh Poci:
Trade Mark Tegal yang Tak Tertandingi Tegal merupakan daerah yang cukup stra tegis. Terletak di daerah perlintasan yang meng hubungkan Ibu Kota Jakarta dengan kota-kota besar di bagian Tengah dan Timur Pulau Jawa. Karena itu, kota yang luas wilayahnya hanya 39,68 kilometer ini tidak pernah tidur. Kesibukkan transportasi jalan rayanya pun tidak pernah sepi. Bagi yang melintas melewat jalur Pantura, adalah kurang pas bila tidak rehat sebentar mele paskan penat di Tegal sambil mencoba teh poci kota Tegal yang sangat terkenal sedap dan mantap.
42
Ada satu kawasan yang khusus dibuat untuk warung teh poci di Tegal, yaitu kawasan yang bernama Tegal Laka-laka. Yang menarik dari teh poci yang disuguhkan di kawasan ini adalah cara menyeduh dan meng hidangkannya yang eksotis: teh diseduh dalam poci kecil dari gerabah dan dihidangkan dengan gelas kecil berbahan gerbah pula. Cara khas menikmati teh poci ini kabarnya sudah masyur sejak jaman VOC . Ada banyak hal yang membuat Teh Poci seakan tak bisa terpisahkan dengan masyarakat Tegal. Selain
majalah info pdn, Oktober 2011
memiliki banyak pabrik Teh, Tegal juga memiliki area perkebunan teh yang cukup luas, terutama di daerah Slawi. Menurut data dinas perindutrian Kabupaten Tegal, keberadaan pabrik-pabrik teh di Tegal sudah dimulai sejak tahun 1950-an. Saat ini, terdaftar ada enam perusahaan teh dengan 2.823 tenaga kerja. Keenam perusahaan the tersebut adalah PT Gospek Cipta Utama, PT. Gunung Slamat, PT. Tunggul Naga, PT. Dua Burung, PT. Podo Joyo dan PT. Asli. (Dc/AMF/Berbagai sumber)
Produk Unggulan
Menggali Diversifikasi Produk Desain Etnik Foto: dhilicious.multiply.com
Sebenarnya, kreativitas desain bernuansa etnik tak kalah dengan desain asing. Selain untuk menghidupkan budaya bangsa, ternyata goresan desain etnik memiliki daya jual yang banyak diminati pasar, baik domestik maupun mancanegara.
B
erdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah etnis di Indonesia yang berhasil terdata sebanyak 1.128 su ku bangsa. Namun, jumlah tersebut bisa saja lebih banyak lagi, karena luas wilayah Indonesia yang begitu luas, dan terdapat beberapa wilayah pedalaman yang sulit untuk dijangkau. Inilah yang menjadi sumber referensi dan inspirasi, yang tidak akan pernah habis untuk digali. Salah satunya adalah Leboye, sebuah biro desain didirikan oleh Hermawan Tanzil, yang saat ini berkantor di Kemang, Jakarta Selatan. Kebanyakan goresan-goresan desainnya bernuansa etnik. “Sebenarnya kita tidak memfokuskan pada etnik saja, tapi memang kebanyakan klien yang datang adalah mereka yang suka dengan desain bernuansa etnik,” jelasnya. Bisa dibilang, Hermawan merupakan salah satu desainer grafis langka. Ia mampu mengangkat budaya lokal Indonesia dan menyejajarkannya dengan budaya global. Karya-karyanya pernah dipublikasikan di beberapa media nasional maupun inter nasional. Usaha yang digeluti sejak tahun 1990 ini, kini telah mempekerjakan 30 orang karyawan. Lebih dari itu, desain etnik kini telah merambah ke industri keramik. Sejak 4 tahun lalu, Fitorio Bowo Leksono, seorang desainer produk, mulai mendalami desain bernuansa etnik. Awalnya, Fito berprofesi sebagai desainer produk keramik Jenggala,
produsen keramik yang berlokasi di Bali. Ia kerap menuangkan unsur motif ukiran etnik Bali atau motif kain songket pada desain keramiknya. Fito sangat berkeinginan untuk memper baharui dan membuat desain Indonesia lebih baik lagi. Selain menggarap desain untuk Jenggala, Fito juga mendesain smiles tool, yaitu sebuah bangku tanpa sandaran berbentuk melengkung. Desain kursinya ini masuk nominasi People Design Award 2010 Cooper Hewitt National Design Museum, New York, Amerika Serikat. Sebenarnya, kreativitas desain etnik tak kalah dengan desain asing. Justru belaka ngan ini, desain produk anak bangsa ba nyak memenangkan lomba dan diburu banyak perusahaan. “Kita memiliki seniseni daerah yang bisa menjadi referensi. Potensi budaya inilah yang banyak di gali para tenaga kreatif. Justru banyak turis-turis yang tertarik dengan produk kebudayaan dalam negeri,” tutur Fito yang majalah info pdn, Oktober 2011
juga mengagumi kain daerah. Saat ini, Fito membuka usaha desainnya dan menetap di Surabaya. Ia sering mengerja kan sketsa sesuai permintaan klien Jeng gala atau lainnya, yang membayarnya sebagai tenaga lepas (freelance). “Hal yang membuat saya tertarik dan bangga sebagai desainer adalah, ketika proses kreatif kita mampu menjawab kebutuhan manusia,” ujar pria yang mampu berkarya sekitar 4-5 desain per bulan ini. Ketika ditanya tentang penghasilan se orang desainer, Fito menolak menyebut angka. Sambil tertawa ia bergurau, menjadi desainer produk bisa membuat orang menjadi kaya. Ia menerapkan sistem ro yalti sebesar 5 persen hingga 10 persen untuk hasil desain produk yang terjual. “Pokoknya cukuplah membeli kendaraan roda empat, dan membayar cicilan rumah setiap bulannya,” tutur Fito. Ke depan, ia berharap dunia desain
43
Produk Unggulan semakin mampu membantu meningkatkan kualitas produk dan mengokohkan soko guru perekonomian bangsa. “Desain da pat memberi jawaban bagi peningkatan kualitas produk kita, bukan hanya dari sisi fisik produk, tetapi juga dari sisi brand atau merek,” ujarnya penuh antusias.
nya menggunakan material dari lilin, tepung, atau pasta untuk menciptakan rangka desain dan polanya. Kemudian, bisa diberi warna terang dan berani. Ornamen lain yang bisa digunakan untuk hiasan interior adalah alat makan berdesain batik. Walaupun maestro batik Indonesia Iwan Tirta telah tiada, beliau pernah melun curkan peranti makan eksklusif yang ber desain batik cantik. Bahkan, koleksi Iwan Tirta ini dan karya-karyanya yang lain, sempat dipajang dalam sebuah pameran di Senayan City, Jakarta.
Peran Industri Kreatif Memang, saat ini dukungan Kementerian Perdagangan masih terbatas pada desain produk kerajinan, serta desain kemasan bagi produk makanan olahan yang poten sial dikembangkan bagi pasar ekspor. Padahal, desain dapat diterapkan pada berbagai bidang, seperti fashion, arsitektur, dan teknik. Dalam arti yang lebih luas, kita dapat membuat desain untuk setiap kegiatan manusia. Melalui desain, manusia berupaya untuk membuat peralatan, perlengkapan, dan instrumen pendukung sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan bernalar, guna menciptakan kehidupan yang lebih baik dan lebih nyaman. Bagi konsumen, model atau desain merupakan hal utama dan memberikan kesan pertama, terutama dalam memilih barang kerajinan. Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Drs. Gde Darmaja, M.Si, sampai saat ini, pemberi order (eksportir atau buyer) sudah menen tukan desain, bahan, harga, dan lainnya. Sehingga perajin hanya sebagai tukang, bukan pencipta dan penentu harganya. Seharusnya, perajin mampu menciptakan desain yang diminati pasar. Jika desain yang diminati pasar tersebut dipatenkan, maka keuntungannya bisa berlipat ganda. Direktur Design Development Organization (DDO) Bali, Made Raka Metra berharap agar stakeholder di Bali terus mendukung dan sekaligus melakukan pembinaan terhadap pengembangan desain produksi kerajinan. Ia bekerja sama dengan pemerintah dan instansi lainnya, serta ahli di bidang desain, untuk bersama-sama mendampingi para perajin dan desainer, agar mampu men ciptakan hasil karya bernilai seni tinggi. Di Jawa Tengah, khususnya kabupaten Jepara, telah menjadi salah satu pusat industri kreatif yang menghasilkan produk
44
Foto: pandemagog.blogspot.com
furnitur dan kerajinan ukir lainnya. Dengan ciri khas ukiran yang terdapat pada setiap produk mebelnya, membuat Jepara dikenal di seluruh nusantara dan bahkan mancane gara. Pemerintah daerah bersama pelaku bisnis mebel telah melakukan berbagai promosi dengan mengikuti pameran—baik tingkat lokal maupun internasional. Tidak hanya itu, kini telah terdapat sekolah kejuruan yang mengkhususkan di bidang desain dan teknik perkayuan (PIKA) di kota Semarang. Lembaga ini diharapkan mampu mencetak lulusan dengan keahlian tinggi. Ke depan, lulusan PIKA bisa menjadi tulang punggung industri permebelan di Jawa Tengah, dan meneruskan keterampilan men gukir yang diwariskan oleh para leluhurnya. Di sisi lain, menurut seorang desainer interior yang merangkap sebagai konsultan, I Oetomo Aryobimo, rumah berdesain etnik biasanya menggunakan banyak komponen ukiran atau memakai elemen yang berasal dari alam. Saat ini tidak seperti itu. Bisa diambil sebagai background, atau salah satu bidangnya saja yang ditonjolkan, agar enak dilihat (eye catching). Yang paling utama, harus dalam satu keselarasan antara tekstur dengan ornamennya. Salah satu elemen yang bisa memunculkan nuansa etnik pada ruangan adalah orna men batik. Kerajinan dinding dari batik merupakan bentuk karya seni yang biasa majalah info pdn, Oktober 2011
Setelah tertidur lama, dunia desain saat ini sedang merangkak naik. Hal ini dibuk tikan dengan banyaknya wadah para pelaku di sektor desain, di antaranya Aso siasi Mebel Indonesia, Asosiasi Desain Produk Indonesia, Himpunan Desainer Interior Indonesia, Asosiasi Desainer Grafis Indonesia, Federasi Pengemasan Indonesia, dan lain-lain. Saat ini, desain menjadi bagian dari 14 subsektor dalam ekonomi kreatif. Nilai ekspor dari 14 subsektor industri kreatif sebesar Rp 104,71 triliun atau sebesar 7,5 persen dari total ekspor Indonesia pada tahun 2009. Dari total perusahaan eko nomi kreatif, perusahaan subsektor fashion mencapai 51,67 persen, kerajinan 35,38 persen, dan desain mencapai 7,97 persen. Melihat perkembangan dunia desain di Indonesia belakangan ini, tentu ada sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, saat ini desain telah menjadi bagian gaya hidup (lifestyle) masyarakat, dan apresiasi juga sudah jauh lebih baik. Masyarakat sudah mulai mengerti bahwa desain memiliki daya jual dan mendatangkan nilai tambah yang tinggi. Sedangkan sisi negatifnya, dengan pesat nya perkembangan teknologi, kini desain seolah segala sesuatu menjadi mudah dan instan. Banyak orang merasa mampu mendesain hanya dengan mengandalkan software dan template desain. Padahal, desain bukan sekadar “menggambar”, melainkan bagaimana menciptakan kon sep, melakukan riset dengan serius, dan dengan perenungan yang mendalam— baik makna, sistem, maupun filosofi yang terkandung. (spr/lmn)
Agenda Wamendag Buka Pameran Pangan Nusa 2011
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisna murthi hari Selasa (01/11) secara resmi membuka Pameran Pangan Nusa 2011 di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali. Pembukaan ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Wamendag bersama Sekjen Ardiansyah Parman, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Gunaryo dan Kepala Dinas Perindag Provinsi Bali Gede Dharmaja. Pameran Pangan Nusa yang berlangsung hingga tanggal 5 November ini merupakan pameran yang ke-6 yang rutin dilaksanakan setiap tahun sejak 2006. Pelaksanaan pameran tahun ini lebih istimewa karena diselenggarakan bersamaan ASEAN Fair 2011 yang diharapkan dapat memikat masyarakat internasional yang menjadi tamu pada rangkaian ASEAN Fair 2011. Pada kesempatan ini juga diserahkan UKM Pangan Award serta Piala Prima Boga oleh Wakil Menteri Perdagangan kepada para pemenang UKM Pangan dan Lomba Masak Masakan dan Minuman Khas Daerah. Wakil Menteri Perdaga ngan usai membuka pameran melakukan penin jauan stand pameran dan berdialog dengan para peserta pameran. Wamendag berharap para pelaku UKM pangan di Indonesia dapat mengem bangkan usahanya dengan cara berinovasi dan berkreasi, meningkatkan mutu dan cita rasa serta memperbaiki desain dan kemasan. (apn)
Penjurian UKM Pangan Award 2011
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Gunaryo, didampingi Direktur Dagang Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri Suhanto, hari Selasa (18/10) menghadiri dan memberikan sambutan pada acara Penjurian UKM Pangan Award 2011 yang berlangsung di ruang Dahlia, Kantor Kemendag. Acara penjurian ini merupakan rangkaian
dari pemilihan para UKM Pangan yang akan ikut serta dalam Pameran Pangan Nusa Ke-6 tahun 2011 yang pelaksanaannya disinergikan dengan kegiatan ASEAN Fair di Nusa Dua-Bali tanggal 1-5 November 2011. Penilaian dan pemberian penghargaan ini dimaksudkan untuk memotivasi para pelaku UKM pangan untuk mampu mengembangkan kreativitas produk pangan yang bersumber pada nilai tradisi dan budaya bangsa dan juga mempersiapkan para pelaku industri pangan untuk berpromosi membangun citra produk pangan UKM yang kompetitif. Penjurian UKM Pangan Award 2011 diikuti 81 UMKM dari 16 provinsi yang terdiri dari 35 usaha mikro, 38 usaha kecil dan 13 usaha menengah. Penjurian dibagi 2 katagori yaitu pertama Katagori Umum untuk produk bumbu, makanan siap saji, minuman kemasan dan makanan camilan. Kedua adalah Kategori Khusus meliputi pemberdayaan masyarakat lokal, diversifikasi produk pangan, inovasi bahan baku pangan serta pelestarian nilai tradisi. Tim juri pada lomba ini terdiri dari praktisi dan akademisi dari UKM Center FE-UI, Desain/konsultan, Majalah Femina, Badan POM serta dari Pemerhati Pangan. (apn)
(814m2), los sayuran seluas 1152m2, kantor pengelola 95m2, hotel (penampungan sementara ) hewan 729m2, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) 351m2. Pasar yang mampu menampung 300 pedagang ini juga dilengkapi dengan sarana penunjang seperti musholla, pos jaga serta unit pengolahan air limbah. Pembangunan pasar Petambakan Banjar negara ini membutuhkan waktu selama 6 bulan dan dibiayai dari APBN Tugas Pembantuan Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp. 6,4 miliar. (apn)
Peresmian Pasar Petambakan Banjarnegara
Menteri Perdagangan RI Gita Irawan Wirjawan dan Menteri Luar Negeri RI R.M. Marty Natalegawa berfoto bersama para anggota ekonomi APEC, hari ini (11/11) di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat 2011. Menteri Perdagangan dan Luar Negeri anggota ekonomi APEC memulai pertemuan hari ini (11/11). APEC Ministerial Meeting (AMM) ke-23 ini dipimpin oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton dan United States Trade Representative (USTR) Ambassador Ron Kirk menekankan pada tiga hal, yaitu memperkuat integrasi ekonomi regional dan memperluas perdagangan, mendukung pertumbuhan berkelanjutan (green growth) dan meningkatkan kerjasama dan penyelarasan kebijakan. Mendag Gita Wirjawan mengatakan bahwa yang menarik dari pertemuan AMM ini adalah penguatan sistem distribusi global dan peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam rantai produksi global. Ini akan mendorong kita (Indonesia) untuk memperbaiki sistem logistik dan infrastruktur dalam negeri serta menurunkan biaya produksi agar produk-produk Indonesia menjadi lebih kompetitif. Pada sesi lain para Menteri Perdagangan anggota ekonomi APEC membicarakan dukungan terhadap sistem perdagangan multilateral. Indonesia menekankan pentingnya perla kuan khusus dan berbeda bagi negara-negara berkembang dalam sistem perdagangan multi lateral dan mendukung penyelesaian Agenda Pembangunan Doha selama dapat disepakati dan diimplementasikan oleh semua anggota WTO (single undertaking).
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Gunaryo, Jum’at (14/10) menghadiri dan memberikan sambutan pada peresmian pasar rakyat Petambakan Banjarnegara, Jawa Tengah. Peremian pasar dilakukan oleh Bupati Banjarnegara H. Djasri dan dihadiri Wakil Bupati Soehardjo, Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Susetyono, serta jajaran muspida Kabupaten Banjarnegara. Dalam sambutannya Dirjen Perdagangan Dalam Negeri mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan terus mendorong peningkatan perekonomian masyarakat melalui revitalisasi pasar. Diharapkan setelah direvitalisasi, pasar Petambakan menjadi pasar yang sehat, bersih dan dinamis sehingga dapat membangkitkan gairah dan semangat pedagang dan meningkatkan perekonomian Banjarnegara Pasar Petambakan yang baru diresmikan ini memiliki lahan seluas 1,3 Ha dengan luas bangunan 9.453 meter persegi yang terdiri dari beberapa bangunan yaitu kios sebanyak 30 unit
majalah info pdn, Oktober 2011
APEC Ministerial Meeting Dukung Keterlibatan UKM Dalam Perdagangan Dunia
45
Frame Halo ACI
Kompilasi Lagu 100% Cinta Indonesia Jika bertanya kepada para veteran tentang, “…Apa yang paling membanggakan dalam mengapresiasikan semangat nasionalisme terhadap negara Indonesia yang tercinta ini?”. Pastinya,, “ikut berjuang dalam merebut kemerdekaan”, menjadi jawaban yang paling mereka banggakan. Lain halnya jika pertanyaan yang sama dilontarkan kepada para generasi muda kini. Tentu berbagai aspek bidang pekerjaan, pendidikan, olahragawan, seniman dan sebagainya menjadi warna-warni jawaban yang relefan mewakili apresiasi semangat nasionalismenya mereka sebagai tunas penerus kemerdekaan. Identiknya, beda zaman beda generasi, tentu beda pula cara orang (bangsa) dalam mengapresiasikan semangat nasionalismenya. Kalau pendahulunya memaknainya dengan perjuangan melawan penjajah. Kini anak muda mengejewantahkannya lewat berbagai kreativitas unik menarik yang bukan saja menjadi kebanggaan dirinya.Tapi juga bisa menjadi cikal bakal untuk lebih mencintai apa saja yang ada dan berasal dari tanah air Indonesia. Dimana di jagat maya para anak muda komunitas online yang tergabung pula dalam Halo ACI diantaranya www.pedemunegeri. com, www.terimaksih.com, www.adalahkita. com, www.kabayanliplop.com, dan www. darimulutkehati.com, Sesuai dengan nama masing-masing mereka lewat jejaring jagat mayanya telah senantiasa mengekspresikan gerakan nasionalismenya untuk menggugah rasa kecintaan dan kebanggaan terhadap Indonesia. Baru-baru ini juga telah hadir gerakan nasionalis anak muda yang dituang lewat lagu-lagu bertajuk Halo ACI dalam album Kompilasi 100% Cinta Indonesia yang dirilis oleh Mia Johanes, Alexander, dan David Karto, dimana album gratisan ini telah sukses diluncurkan pada 10 Oktober lalu di jakarta. Dalam album Kompilasi Lagu 100% Cinta Indonesia terdapat delapan lagu yang tersaji secara variatif yang dikreasikan secara Apik oleh kehandalan masing-masing musisinya. Tentu kehadiran album tersebut bukan saja telah memberikan wahana baru dibelantika nasionalismenya anak muda dalam menggugah dan menumbuhkan rasa kecintaannya terhadap Indonesia lewat kreasi musiknya. Tapi juga suksesnya peluncuran album Kompilasi Lagu 100% Cinta Indonesia adalah buah Manis dari kerjasama yang produktif antara Kementerian Perdagangan dengan para anak muda kreatif yang se-visi didalam menyebarkan virus kecintaan dan kebanggaan terhadap produk-produk buatan dalam negeri.
Melalui lagu untuk mencintai Indonesia
Teks dan Foto : Agus Bachtiar
46
majalah info pdn, Oktober 2011
majalah info pdn, Oktober 2011
47
KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
Batik sudah menjadi industri. Batik bukan lagi barang komoditas, tetapi telah menggunakan merek yang secara serius terus dikembangkan. Sebagai konsekuensinya, batik Indonesia kini tak hanya dicari di pasar domestik. Hasil karya para perancang busana itu juga telah berhasil menembus pasar mancanegara.
Diterbitkan Oleh : DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI http://ditjenpdn.kemendag.go.id www.kemendag.go.id