KEKUATAN KETERANGAN AHLI DALAM PEMBUKTIAN MALPRAKTEK MEDIS (Studi terhadap Putusan Pidana No.536/Pid.B/2010.PN.PDG)
SKRIPSI
Oleh : ASRI YUNARNI E1A006131
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2012
i
KEKUATAN KETERANGAN AHLI DALAM PEMBUKTIAN MALPRAKTEK MEDIS (Studi terhadap Putusan Pidana No.536/Pid.B/2010.PN.PDG)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman
Oleh :
ASRI YUNARNI E1A006131
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2012
i
LEMBAR PENGESAHAN KEKUATAN KETERANGAN AHLI DALAM PEMBUKTIAN MALPRAKTEK MEDIS (Studi terhadap Putusan Pidana No.536/Pid.B/2010.PN.PDG)
Oleh : ASRI YUNARNI E1A006131
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman
Diterima dan Disahkan Pada Tanggal,
Agustus 2012
Penguji I
Penguji II
Pembimbing I
Pembimbing II
Pranoto, S.H.,M.H NIP. 19540305 198901 1 001
Penguji III
Dr. Hibnu Nugroho, S.H.,M.H NIP. 19640724 199002 1 001
Mengetahui, Dekan Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman
Hj. Rochani Urip Salami,S.H.,M.S NIP. 19520603 198003 2 001
ii
Handri WS, S.H.,M.H NIP. 19581019 198702 2 001
SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya :
Nama
:
ASRI YUNARNI
NIM
:
E1A006131
Judul Skripsi :
Kekuatan Keterangan Ahli Dalam Pembuktian Malpraktek Medis (Studi terhadap Putusan Pidana Nomor : 536/Pid.B/2010.PN.PDG)
Menyatakan bahwa Skripsi yang saya buat ini adalah betul-betul hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak hasil karya orang lain maupun dibuatkan oleh orang lain.
Dan apabila ternyata terbukti saya melakukan Pelanggaran sebagaimana tersebut di atas, maka saya bersedia dikenakan sanksi apapun dari Fakultas.
Purwokerto, Agustus 2012
ASRI YUNARNI E1A006131
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “KEKUATAN KETERANGAN AHLI DALAM PEMBUKTIAN MALPRAKTEK MEDIS (Studi terhadap Putusan Pidana No. 536/Pid.B/2010.PN.PDG)” sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Ketika dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima saran, masukan, kritik yang membangun dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Hj. Rochani Urip Salami, S.H.,M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, untuk dedikasi, kepemimpinan, dan kebijaksanaannya. 2. Pranoto, S.H.,M.H. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, untuk setiap bimbingannya, arahan, dan penyempurnaan dalam penyusunan karya akademik ini. 3. Dr. Hibnu Nugroho, S.H.,M.H. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, untuk setiap sudut dedikasi, perbaikan, dan arahan dalam penyelesaian karya sederhana ini. 4. Handri Wirastuti Sawitri, S.H.,M.H. selaku Dosen Penguji, untuk setiap saran, masukan serta kritikan karya ini.
iv
5. Komari, S.H.,M.Hum. selaku Dosen Pembimbing Akademik, untuk setiap motivasi dan bantuannya dalam menyelesaikan studi penulis di Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman. 6. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, terima kasih untuk ilmu yang sangat bermanfaat yang telah Bapak/Ibu berikan kepada saya. 7. Kepada Ayahanda Mufrodi dan Ibunda Siti yang senantiasa mendoakan, Mba Lily, Mas Mame, De Hanif dan ponakan q Jasmine terima kasih atas doa dan dukungan kalian yang tak pernah putus selama ini,,I love u all. 8. Kepada sahabat q (Devi Parmelianty, Mutia Anesia Susanti, Reklina Sigit, Guntur Perdana) dan teman-teman skripsi di bagian hukum acara pidana (Putri, Habibie, Mas Mujo, Agus), serta kepada Hamba Tawajjukh dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih telah banyak membantu penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penelitian lebih lanjut berdasarkan skripsi ini terbuka sebagai sumbangan terhadap ilmu pengetahuan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Purwokerto,
Penulis
v
Agustus 2012
ABSTRAK
Kasus malpraktek merupakan kasus yang sulit untuk diungkap. Malpraktek medis menggambarkan sebagian kegagalan dalam menjalankan profesinya sebagai seorang dokter/ paramedis sehingga menimbulkan kerugian pada diri orang lain. Disatu sisi malpraktek merupakan kejahatan yang sulit diungkap dan membutuhkan keahlian khusus seorang ahli, tetapi disisi lain solidaritas profesi di bidang medis justru saling mendukung dan menutupi kesalahan dokter/ paramedis yang dijadikan terdakwa di dalam persidangan. Judul: “Kekuatan Keterangan Ahli Dalam Pembuktian Malpraktek Medis (Studi terhadap Putusan Pidana No.536/Pid.B/2010.PN.PDG) Rumusan Masalah: Mengapa diperlukan keterangan ahli dalam Putusan Pidana No. 536/Pid.B/2010.PN.PDG dan Bagaimana kekuatan keterangan ahli dalam pembuktian malpraktek medis pada Putusan Pidana No.536/Pid.B/2010.PN.PDG? Pembahasan: tujuan pembuktian, yakni untuk mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil, ialah kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana. Indonesia menganut negatief wettelijk bewisjtheorie ataupun pembuktian berdasarkan undang-undang secara negatif adalah pembuktian yang selain menggunakan alat-alat bukti yang dicantumkan di dalam undang- undang juga menggunakan keyakinan hakim. Keterangan ahli dalam Putusan Pidana No.536/Pid.B/2010.PN.PDG. memiliki nilai kekuatan pembuktian bebas (Vrij Bewijs kracht). Penggunaan keterangan ahli terserah pada penilaian hukum hakim dalam persidangan. Tidak ada keharusan bagi hakim untuk menerima kebenaran keterangan ahli. Kesimpulan:diperlukannya keterangan ahli dalam pembuktian malpraktek medis pada putusan pidana No.536/Pid.B/2010.PN.PDG adalah: untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan; untuk mencari kebenaran materiil yaitu kebenaran yang sebenar-benarnya. Kekuatan alat bukti keterangan ahli dalam malpraktek medis adalah: salah satu alat bukti yang sah, karena telah memenuhi syarat formil dan syarat materiil; alat bukti keterangan ahli bersifat bebas, tidak mengikat seorang hakim untuk memakainya apabila bertentangan dengan keyakinannya; keterangan ahli diberikan oleh ahli yang mempunyai keahlian khusus tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan perkara pidana yang diperiksa.
Kata kunci: Pembuktian, Malpraktek Medis
vi
ABSTRACK Malpractice case is a difficult case to unravel. Medical malpractice describes some failure in carrying out his profession as a doctor / paramedic causing harm to others. On one side of the malpractice is a difficult crime revealed and require special expertise of an expert, but on the other hand of solidarity in the medical profession would support each other and cover the mistakes doctors / paramedics who serve the defendant at the trial. Title: "Power of Specification Expert In Proving Medical Malpractice (Study on Criminal Verdict No.536/Pid.B/2010.PN.PDG) Problem formulation: Why needed expert testimony in Criminal No. Decision. 536/Pid.B/2010.PN.PDG and How to force the expert testimony in medical malpractice evidentiary ruling on Criminal No.536/Pid.B/2010.PN.PDG? Discussion: evidentiary purposes, namely to seek and obtain or at least close to the material truth, the truth is as complete of a criminal case. Indonesia adheres negatief wettelijk bewisjtheorie or under the laws of evidence in proving a negative is that in addition to using the tools of evidence listed in the statute also uses the confidence of judges. Expert testimony in a criminal verdict No.536/Pid.B/2010.PN.PDG. have evidentiary value of the power of free (Vrij Bewijs kracht). The use of expert testimony is up to the legal judgment in the trial judge. There is no requirement for a judge to accept the truth of the expert testimony. Conclusion: the need for expert testimony in medical malpractice proof in a criminal verdict No.536/Pid.B/2010.PN.PDG is: to make light of a criminal case for purposes of investigation; to search for material truth is the truth in truth. Strength of evidence, expert testimony in medical malpractice are: one of the valid evidence, because it has been qualified formal and material requirements; evidence, expert testimony is free, does not bind a judge to wear it when it conflicts with his beliefs; expert testimony given by experts have special expertise about something that has to do with criminal cases that were examined.
Keywords: Evidence, Medical Malpractice
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii HALAMAN PERNYATAAN................................................................................iii KATA PENGANTAR............................................................................................iv ABSTRAK..............................................................................................................vi ABSTRACK..........................................................................................................vii DAFTAR ISI.........................................................................................................viii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...........................................................1 B. Perumusan Masalah..................................................................5 C. Tujuan Penelitian......................................................................5 D. Kegunaan Penelitian.................................................................6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Hukum Acara Pidana 1. Pengertian Hukum Acara Pidana.........................................7 2. Tujuan dan Fungsi Hukum Acara Pidana............................8 3. Asas-Asas Hukum Acara Pidana.......................................11 B. Pembuktian Dalam Perkara Pidana 1. Pengertian Pembuktian.......................................................16 2. Sistem Pembuktian Menurut KUHAP...............................18 3. Alat-Alat Bukti Menurut KUHAP.....................................23 4. Alat Bukti Keterangan Ahli...............................................25 C. Malpraktek Medis 1. Pengertian Malpraktek Medis............................................29 2. Pertanggungjawaban Dalam Hukum Pidana......................39
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Pendekatan.................................................................47 B. Spesifikasi Penelitian...............................................................47 C. Sumber Data............................................................................47 D. Metode Pengumpulan Data.....................................................48
viii
E. Metode Penyajian Data............................................................48 F. Analisa Data............................................................................48 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian........................................................................49 B. Pembahasan.............................................................................86
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................115 B. Saran......................................................................................116
DAFTAR PUSTAKA
ix