15 KLONING
FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000 Tentang KLONING Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 23-27 Rabi’ul Akhir 1421 H./25-29 Juli 2000 M. dan membahas tentang kloning, setelah : Menimbang :
604
1. bahwa salah satu hasil kemajuan yang dicapai oleh iptek adalah kloning, yaitu “suatu proses penggandaan makhluk hidup dengan cara nucleus transfer dari sel janin yang sudah berdiferensiasi dari sel dewasa”, atau “penggandaan makhluk hidup menjadi lebih banyak, baik dengan memindahkan inti sel tubuh ke dalam indung telur yang sudah dibuang intinya atau dengan pembelahan indung telur pada tahap sebelum terjadi pemisahan sel-sel dan bagian-bagian tubuh”; 2. bahwa masyarakat senantiasa mengharapkan penjelasan hukum Islam tentang kloning, baik kloning terhadap tumbuh-tumbuhan, hewan, dan terutama kloning terhadap manusia;
HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
3. bahwa oleh karena itu, MUI dipandang perlu untuk menetapkan fatwa tentang hukum kloning untuk dijadikan pedoman. Memperhatikan
1. : 2.
3.
4.
Kloning tidak sama dengan, dan sedikit pun tidak berarti, penciptaan, melainkan hanya sekedar penggandaan. Secara umum, kloning terhadap tumbuhtumbuhan dan hewan akan membawa kemanfaatan dan kemaslahatan kepada umat manusia. Kloning terhadap manusia dapat membawa manfaat, antara lain: rekayasa genetik lebih efisien dan manusia tidak perlu khawatir akan kekurangan organ tubuh pengganti (jika memerlukan) yang biasa diperoleh melalui donor; dengan kloning ia tidak akan lagi merasa kekurangan ginjal, hati, jantung, darah, dan sebagainya, karena ia bisa mendapat-kannya dari manusia hasil teknologi kloning. Kloning terhadap manusia juga dapat menimbulkan mafsadat (dampak negatif) yang tidak sedikit; antara lain: a. menghilangkan nasab anak hasil kloning yang berakibat hilangnya banyak hak anak dan terabaikan-nya sejumlah hukum yang timbul dari nasab; b. institusi perkawinan ya ng telah disyari’atkan sebagai media berketurunan secara sah menjadi tidak diperlu-kan lagi, karena proses reproduksi dapat dilakukan tanpa melakukan hubungan seksual; c. lembaga keluarga (yang dibangun melalui perka-winan) akan menjadi hancur, dan pada gilirannya akan terjadi pula kehancuran moral (akhlak), budaya, hukum, dan syari’ah Islam lainnya; d. tidak akan ada lagi rasa saling mencintai dan saling memerlukan antara laki-laki dan perempuan;
605
BIDANG POM DAN IPTEK
5.
hilangnya maqashid syari’ah dari perkawinan, baik maqashid awwaliyah (utama) maupun maqashid tabi’ah (sekunder). Pendapat dan saran peserta sidang.
1.
Firman Allah SWT:
e.
Mengingat :
،ﻪﻨﻣﺎﻌﻴﻤﺟﺽﹺﺍﹾﻷَﺭﻲﻓﺎﻣﻭﺍﺕﺎﻭﻤﺍﻟﺴﻲﻓﺎﻣﻟﹶﻜﹸﻢﺮﺨﺳﻭ ﻥﹶﻭﻔﹶﻜﱠﺮﺘﻳﻡﹴﻘﹶﻮﻟﺎﺕﻵﻳﻚﺫﻟﻲﻓﺇﹺﻥﱠ “Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ﻢﺎﻫﻗﹾﻨﺯﺭﻭada ﺮﹺﺤﻟﹾﺒdi ﺍﻭﺮlangit ﺍﻟﹾﺒﻲﻓﻢﻫdan ﺎﻠﹾﻨﻤﺣapa ﻭﻡﺁﺩyang ﻨﹺﻲﺑﺎﻨﻣada ﻛﹶﺮﻘﹶﺪdi ﻟﹶﻭ
bumi semuanya (sebagai rahmat) dari ﻼﹰﻴﻀSesungguhnya ﻔﹾﺗﺎﻠﹶﻘﹾﻨﺧﻦﻤﻣﺮﹴﻴﻛﹶﺜpada ﻠﹶﻰﻋﻢﻫyang ﺎﻠﹾﻨﻓﹶﻀﻭdemikian ﺎﺕﺒﺍﻟﻄﱠﻴﻦ ﻣ Nya. itu benar-benar terdapat tanda-tanda ،ﻪﻨﻣﺎﻌﻴﻤﺟﺽﹺﺍﹾﻷَﺭﻲﻓﺎﻣﻭﺍﺕﺎﻭﻤﺍﻟﺴﻲﻓﺎﻣﻟﹶﻜﹸﻢﺮﺨﺳﻭ (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir” (QS. ﻠﹾﻖﺍﻟﹾﺨal-Jatsiyah ﻪﺎﺑﺸﻓﹶﺘ ،ﻪﹾﻠﻘﺨ[45]: ﻥﹶﻛﹶ ﺍﻭﻮﻠﹶﻜﱠﻘﹸﺮ13). ﻔﹶﺧﺘﻳَﹶﺎﻡﹴﺀﻘﹶﻛﻮﺮﻟﺷﺕ ﺎِﻵﻳﷲﻮﻠﹸﻚﻌﻟﺫﺟﻲﻡﺃﹶﻓ ﺇﹺﻥﱠ 2.
3.
Firman ﺎﺭﻬAllah ﺍﻟﹾﻘﹶﺪﺍﺣSWT: ﺍﻟﹾﻮﻮﻫﻭٍﺀﻲﺷﻛﹸﻞﱢﻖﺎﻟﺧُﺍﷲﻗﹸﻞﹺ،ﻬﹺﻢﻴﻠﹶﻋ
ﻢﺎﻫﻗﹾﻨﺯﺭﻭﺮﹺﺤﺍﻟﹾﺒﻭﺮﺍﻟﹾﺒﻲﻓﻢﺎﻫﻠﹾﻨﻤﺣﻭﻡﺁﺩﻨﹺﻲﺑﺎﻨﻣﻛﹶﺮﻘﹶﺪﻟﹶﻭ ﻔﹶﺔﹰﻄﹾﻼﹰﻧﻩﺎﻴﻀ ﻠﹾﻨﻔﹾﻌﺟﺗﺎﻨﻠﹶﺛﹸﻘﹾﻢﺧ،ﻦﹴﻦﻴﻃﻤﻣﻦﺮﹴﻣﻴﺜﻼﹶﻟﹶﻛﹶﺔﹶﻰﻠﺳﻋ ﻦﻢﻣﻫﺎﻥﹶﺎﻨﺴﻠﹾﻀﻹِﻓﹶﻧﺍﹾﻭﺕ ﺎﺎﻘﹾﻨﺒﻠﹶﺧﻄﱠﻴﺍﻟﺪﻘﹶﻦﻟﹶﻭﻣ “ﺔﹰDan ﻠﹶﺟﻟﹾﻌﺍﺽﹺ ﺎﻘﹾﻨﻠﹶﺭﻷَﺨtelah ﻠﹶﻓﻘﹶﺔﹰﺎﻋﻣmemuliakan ﻄﹾﺍﺍﻟﻨﻭﺎﻘﹾﻨﻤﻠﹶﺴﺍﻟﺧﻲﻢﻓﺛﹸ،ﺎﹴanak-anak ﻣﻦﻴﻜﻜﹸﻢﻣﺭﹴﻟﹶﺍﺮﺮﻗﹶﺨﺳﻲﻭﻓ ،ﻨﻪﻐﻀﻣﺎﻣﺔﹶﻌﻴﻘﹶﻤKami ﻓﹶﺍﹾﻲ ﻔﹶﺔﹶﻭﺕ Adam, Kami angkut mereka di daratan ﻩﺎﻖﺄﹾﻠﹾﻧﺨﻟﹾﺸﺃﹶﺍﻧ ﻪﻢﺎﺛﹸﺑﺎﺸﻤﻓﹶﺘﺤ ﻟﹶ،ﻪﻡﻈﹾﻠﹶﺎﻘﺨﻥﹶﺍﻟﹾﻛﹶﻌﺎﺍﻭﻮﻧﻮﻜﱠﻘﹸﺮﻠﹶﺴﻜﻔﹶﺧﺘﻓﹶﻳَﺎﻡﹴﺀﹶﺎﻈﻘﹶﹶﺎﻛﻣﻮﺮﻟﺷﻋﺕ ﺎِﻵﺔﹶﻳﷲﻐﻀ ﻘﹾﻡﺃﹶﻠﹶﻓﺨ ﻮﻚﻠﹸﻤﻌﹾﻟﺍﺫﺟﺎﻨﻲdari ﺇﹺﻓﹶﻥﱠ dan di lautan, Kami beri mereka rezki yang ﺭbaik-baik, ﺎﺍﻟﹾﻘﹶﻬﺪﺣ ﺍﻮﺍﻟﹾﻦﻴﻘdan ﻮﻟﺎﻫﺨﻭﺀٍﺍﻟﹾKami ﻲﻦﺴﺷﻛﹸﺃﹶﻞﱢﺣlebihkan ُﷲﺍﻖﻟﺎﻙﺧﺭﺎُﷲ ﺒﺍﻓﹶﺘ،ﻞﹺmereka ﻗﹸﺮﺧ،ﻢﺁﻘﻬﹺﹰﺎﻠﹾﻴﻠﹶﺧﻋ dengan kelebihan yang sempurna atas makhluk ﻢﺎﻫﻗﹾﻨﺯﺭﻭﺮﹺﺤyang ﺍﻟﹾﺒﻭﺮﺍﻟﹾﺒtelah ﻲﻓﻢﺎﻫKami ﻠﹾﻨﻤﺣﻭﻡciptakan” ﺁﺩﻨﹺﻲﺑﺎﻨﻣﻛﹶﺮ(QS. ﻘﹶﺪﻟﹶﻭ al-Isra’ ﻔﹶﺔﹰﻄﹾﻼﹰﻧﻩﺎﻴﻀ ﻠﹾﻨﻔﹾﻌ[ﺟ17]: ﺢﹺﻦﻦﻴﻟﺎﻃﺼﻤﻣﻦﺮﹴﻤﻟﹾﻣﺍﻴﺜﺐﹺﻛﹶﺔ ﻼﹶﻟﹶﹶﻰ ﺎﺎﹶﺎﻘﹾﻨﺳﺒﻠﹶﻔﺧﻴﻟﹾﻄﱠﻤﺍﻟﺍﺪُﻘﹶﺀﻦﻟﹶﺭﺩﻭﻣ ﻠﹾﺳﻠﺟﻋ ﹶﻰﻦ ﺗﺎﻨﻠﹶﺛﹸﻘﹾﻢﺧ،ﹴ70). ﻢﻠﻣﻋﻫﺎﻥﹶﻨﺎﻡﻠﹾﻘﹶﻀﺴﺪﻓﹶﻧﻹِﻣﻭﺍﹾﺪﺕ ﺔﹰFirman ﻐﻀﻣﻠﹶﻘﹶﺔﹶﻌAllah ﺍﻟﹾﺎﻠﹶﻘﹾﻨﺨSWT: ﻓﹶﻠﹶﻘﹶﺔﹰﻋﻄﹾﻔﹶﺔﹶﺍﻟﻨﺎﻠﹶﻘﹾﻨﺧﺛﹸﻢ،ﻦﹴﻴﻜﻣﺍﺭﹴﻗﹶﺮﻲﻓ ﻩﺎﻖﺄﻠﹾﻧﻟﹾﺸﺨﺃﹶﺍﻧ ﻪﻢﺎﺛﹸﺑﺎﺸﻤﻓﹶﺘﺤ ﻟﹶ،ﻪﻡﻈﹾﻠﹶﺎﻘﺨﺍﻟﹾﻛﹶﻌ ﺎﺍﻮﻧ ﻘﹸﻠﹶﺴﻜﹶﺧﻓﹶَﺎﺀﻈﹶﺎﻛﻣﹶﺎﺮﺷﻋ ِﺔﹶﷲﻐﻀﻮﻠﹸﻤﻟﹾﻌﺍﺟ ﺎﻘﹾﻨﺃﻠﹶﻡﺨ ﻓﹶ ﺒﺍﻓﹶﺘ،ﻗﹸﺮﻞﹺﺧ،ﻢﺁﻘﻬﹺﹰﺎﻠﹶﻠﹾﻴﺧﻋ ﺎﺭﺍﻟﹾﻘﹶﻬﺪﺣ ﺍﻮﺍﻟﹾﻦﻴﻘﻮﻟﺎﻫﺨﻭﺀٍﺍﻟﹾﻲﻦﺴﺷﻛﹸﺃﹶﻞﱢﺣُﷲﺍﻖﻟﺎﻙﺧﺭﺎُﷲ “... apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan ﻄﹾﻔﹶﺔﹰﻧﺎﻩﻠﹾﻨﻌﺟﺛﹸﻢ،ﺢﹺﻦﹴﻴﻟﺎﻃﺼﻦﻤﺍﻟﹾﻣﺐﹺﺔ ﻠﹾﻼﹶﻟﹶﺳﺟ ﹶﻰﻦﻋﻠﻣﻥﹶﺎﻡﻘﹶﺴﺪﻧﻹِﻣﺍﹾﺪﺎﻠﹶﻔﹶﺎﻘﹾﻨﺳﺧﻟﹾﻤﺍﺪُﻘﹶﺀﻟﹶﺭﺩﻭ seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan
606
ﺔﹰitu ﻐﻀﻣserupa ﻠﹶﻘﹶﺔﹶﺍﻟﹾﻌﺎﻠﹶﻘﹾﻨmenurut ﻓﹶﺨﻠﹶﻘﹶﺔﹰﻋﻄﹾﻔﹶﺔﹶpandangan ﺍﻟﻨﺎﻠﹶﻘﹾﻨﺧﺛﹸﻢ،ﻦﹴﻴﻜmereka. ﻣﺍﺭﹴﻗﹶﺮﻲﻓ Katakanlah, ‘Allah adalah Pencipta segala sesuatu ﺎﻩﺄﹾﻧﺸﺃﹶﻧ ﺛﹸﻢdan ﺎﻤﻟﹶﺤDialah ﻈﹶﺎﻡﺍﻟﹾﻌ ﺎﻧﻮTuhan ﻓﹶﻜﹶﺴ ﺎﻈﹶﺎﻣYang ﻋ ﺔﹶﻐﻀMahaesa ﺍﻟﹾﻤ ﺎﻠﹶﻘﹾﻨﻓﹶﺨ lagi Mahaperkasa’” ﻦﻴﻘﺎﻟ(ﺍﻟﹾﺨQS. ﻦﺴﺣal-Ra’d ﺃﹶُﺍﷲﻙﺎﺭ[ﺒ13]: ﻓﹶﺘ،ﺮﺧ16). ﺁﻠﹾﻘﹰﺎﺧ ﺢﹺﺎﻟﺼﺍﻟﹾﻤﻠﹾﺐﹺﺟﻋﻠﹶﻰﻡﻘﹶﺪﻣﺪﻔﹶﺎﺳﺍﻟﹾﻤُﺀﺭﺩ
4.
5.
ﻼﹰﻴﻔﹾﻀﺗﺎﻠﹶﻘﹾﻨﺧﻦﻤﻣﺮﹴﻴﻛﹶﺜﻠﹶﻰﻋﻢﺎﻫﻠﹾﻨﻓﹶﻀﻭﺎﺕﺒﺍﻟﻄﱠﻴﻦﻣ ﻠﹾﻖﺍﻟﹾﺨ ﻪHIMPUNAN ﺎﺑﺸﻓﹶﺘ ،ﻪﹾﻠﻘﺨFATWA ﻛﹶ ﺍﻘﹸﻮMAJELIS ﻠﹶﺧ َﻛﹶﺎﺀﺮULAMA ﺷ ِﷲ INDONESIA ﻠﹸﻮﻌﺟ ﺃﹶﻡ ﺎﺭﺍﻟﹾﻘﹶﻬﺪﺍﺣﺍﻟﹾﻮﻮﻫﻭٍﺀﻲﺷﻛﹸﻞﱢﻖﺎﻟﺧُﺍﷲﻗﹸﻞﹺ،ﻬﹺﻢﻠﹶﻴﻋ Firman Allah SWT: ،ﻔﹶﻪﺔﹰﻄﹾﻨﻣﺎﻧﻌﻩﺎﻴﻠﹾﻨﻤﺟﻌﺟﺽﹺ ﺛﹸﻢﺭَﻷ،ﺍﹾﻦﹴﻲﻴ ﻓﻃﺎﻦﻣﻣﻭﺔﺕ ﺍﻼﹶﻟﹶﺎﻭﺳﻤﻦﺴﻣﻥﹶﺍﻟﻲ ﺎﻓﺴﺎﻧِﻣﻹﺍﹾﺎﻢﻟﹶﻠﹶﻘﹾﻜﹸﻨﺧﺮﺨﺪﻟﹶﻘﹶﺳﻭﻭ ﺔﹰﻐﻀﻣﻠﹶﻘﹶﺔﹶﺍﻟﹾﻌﺎﻠﹶﻘﹾﻨﻓﹶﺨﺔﹰﻠﹶﻘﹶﻥﹶﻋﺔﹶﻭﻔﹶﻄﹾﻜﱠﻔﹶﺮﺍﻟﻨﺘﻳﺎﻘﹾﻨﻡﹴﻘﹶﻠﹶﻮﺧﻟﺕ ﺎﺛﹸﻢﻳ،ﻦﻵﹴﻴﻚ ﻜﻣﻟﺭﹴﺫﺍﻗﹶﺮﻲﻓﺇﹺﻥﱠﻲﻓ ﺎﻩﺄﹾﻧﺸﺃﹶﻧ ﺛﹸﻢ ﺎﻤﻟﹶﺤ ﻈﹶﺎﻡﺍﻟﹾﻌ ﺎﻧﻮﻓﹶﻜﹶﺴ ﺎﻈﹶﺎﻣﻋ ﺔﹶﻐﻀﺍﻟﹾﻤ ﺎﻠﹶﻘﹾﻨﻓﹶﺨ ﻢﺎﻫﻗﹾﻨﺯﺭﻭﺮﹺﺤﺍﻟﹾﺒﻭﺮﺍﻟﹾﺒﻲﻓﻢﺎﻫﻠﹾﻨﻤﺣﻭﻡﺁﺩﻨﹺﻲﺑﺎﻨﻣﻛﹶﺮﻟﹶﻘﹶﺪﻭ ﻦﻴﻘﺎﻟﺍﻟﹾﺨﻦﺴﺃﹶﺣُﺍﷲﻙﺎﺭﺒﻓﹶﺘ،ﺮﺁﺧﻠﹾﻘﹰﺎﺧ ﻼﹰﻴﻔﹾﻀﺗﺎﻠﹶﻘﹾﻨﺧﻦﻤﻣﺮﹴﻴﻛﹶﺜﻠﹶﻰﻋﻢﺎﻫﻠﹾﻨﻓﹶﻀﻭﺎﺕﺒﺍﻟﻄﱠﻴﻦﻣ “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. ﺢﹺﺎﻟﺼﺍﻟﹾﻤﻠﹾﺐﹺﺟﻠﹶﻰsaripati ﻋﻡﻘﹶﺪﻣﺪﻔﹶﺎﺳﺍﻟﹾﻤair ُﺀﺭﺩ Kemudian ﻠﹾﻖﺍﻟﹾﺨ ﻪﺎﺑﺸﻓﹶﺘKami ،ﻪﹾﻠﻘﻛﹶﺨjadikan ﺍﻠﹶﻘﹸﻮﺧ َﻛﹶﺎﺀﺮﺷ ِﷲ ﻠﹸﻮﻌitu ﺟ ﺃﹶﻡ mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (ﺭrahim). ﺎﺍﻟﹾﻘﹶﻬﺪﺍﺣﺍﻟﹾﻮKemudian ﻮﻫﻭٍﺀﻲﺷﻛﹸﻞﱢair ﻖﻟmani ﺎﺧُﺍﷲitu ﻗﹸﻞﹺKami ،ﻬﹺﻢﻠﹶﻴﻋ jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan ﻄﹾﻔﹶﺔﹰﻧﺎﻩsegumpal ﻠﹾﻨﻌﺟﺛﹸﻢ،ﻦﹴﻴﻃdaging ﻦﻣ ﻼﹶﻟﹶﺔﺳitu ﻦﻣﻥﹶKami ﺎﺴﺍﹾﻹِﻧﺎﻨjadikan ﻠﹶﻘﹾﺧﻟﹶﻘﹶﺪﻭ tulang belulang, lalu tulang belulang itu ﺔﹰKami ﻐﻀﻣﻘﹶﺔﹶbungkus ﻠﹶﺍﻟﹾﻌﺎﻠﹶﻘﹾﻨﻓﹶﺨﺔﹰdengan ﻠﹶﻘﹶﻋﻄﹾﻔﹶﺔﹶﺍﻟﻨdaging. ﺎﻠﹶﻘﹾﻨﺧﺛﹸﻢ،ﻦﹴKamudian ﻴﻜﻣﺍﺭﹴﻗﹶﺮﻲﻓ Kami ﺎﻩﺄﹾﻧﺸﺃﹶﻧjadikan ﺛﹸﻢ ﺎﻤﻟﹶﺤ ﻡdia ﻈﹶﺎﻌmakhluk ﺍﻟﹾ ﺎﻧﻮﻓﹶﻜﹶﺴ ﺎyang ﻈﹶﺎﻣﻋ(berbentuk) ﺔﹶﻐﻀﺍﻟﹾﻤ ﺎﻠﹶﻘﹾﻨﻓﹶﺨ lain. Maha sucilah Allah, Pencipta Yang ﻦﻴﻘﻟal-Mu’minun ﺎﺍﻟﹾﺨﻦﺴﺃﹶﺣُﺍﷲ[ﻙ23]: ﺎﺭﺒﻓﹶﺘ،ﺮ12-14). ﺁﺧﻠﹾﻘﹰﺎﺧ Palingbaik” (QS. Kaidah Fiqhiyah: ﺢﹺﺎﻟﺼﺍﻟﹾﻤﻠﹾﺐﹺﺟﻋﻠﹶﻰﻡﻘﹶﺪﻣﺪﻔﹶﺎﺳﺍﻟﹾﻤُﺀﺭﺩ “Menghindarkan kerusakan hal negatif) diutamakan dari mendatangkan kemaslahatan.”
(halpada
MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG KLONING 1. Kloning terhadap manusia dengan cara bagaimana pun yang berakibat pada pelipatgandaan manusia hukumnya adalah haram. 2. Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya boleh (mubah) sepanjang dilakukan demi kemaslahatan dan/atau untuk menghindar-kan kemudaratan (hal-hal negatif). 3. Mewajibkan kepada semua pihak terkait untuk tidak melakukan atau mengizinkan eksperimen atau praktek kloning terhadap manusia. 4. Mewajibkan kepada semua pihak, terutama para ulama, untuk
607
BIDANG POM DAN IPTEK
senantiasa mengikuti perkembangan teknologi kloning, meneliti peristilahan dan permasalahannya, serta menyelenggarakan kajian-kajian ilmiah untuk menjelaskan hukumnya. 5. Mewajibkan kepada semua pihak, terutama ulama dan umara, untuk mendorong pembentukan (pendirian) dan mendukung institusi-institusi ilmiah yang menyelenggarakan penelitian di bidang biologi dan teknik rekayasa genetika pada selain bidang kloning manusia yang sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah. 6. Mewajibkan kepada semua pihak, terutama ulama dan umara, untuk segera merumuskan kriteria dan kode etik penelitian dan eksperiman di bidang biologi untuk dijadikan pedoman oleh pihak-pihak yang memerlukan. 7. Fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap muslim yang memerlukan dapat mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk menyebarluaskan fatwa ini. Ditetapkan : Jakarta, 27 Rabi’ul Akhir 1421 H 29 Juli 2000 M MUSYAWARAH NASIONAL VI TAHUN 2000 MAJELIS ULAMA INDONESIA Pimpinan Sidang Pleno,
Ketua
Sekretaris
ttd
ttd
Prof. Dr. Umar Shihab
Dr. H.M. Din Syamsuddin
608