BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Didalam
proses
pengauditan
laporan
keuangan,
perusahaan
membutuhkan auditor yang independen, tidak hanya auditor internal tetapi perusahaan juga memerlukan auditor eksternal atau akuntan publik dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan. Siti dan Eky (2010:1) Auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan
laporan
keuangan
perusahaan,
sehingga
masyarakat
memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai proses pengambilan keputusan. Setiap kantor akuntan publik menginginkan untuk memiliki auditor yang dapat bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam satu entitas yang diperiksa, membandingkan hasil dengan kriteria 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
yang ditetapkan, serta menyetujui atau menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan. Tidak semua auditor dapat melakukan tugasnya dengan baik dan masih ada beberapa akuntan publik yang melakukan kesalahan. Sebagai contoh kasus Satyam Computer Service yang merupakan salah satu perusahaan IT keempat terbesar di india yang terdapat di New York Stock Exchange. Kasus ini terjadi pada tahun 2009 ketika ketua Satyam Mr Ramalingga Raju mengakui memalsukan rekening perusahaan selama 6 tahun sebesar US $ 1,5 miliyar (RM 5,37 miliyar) dengan catatan memalsukan nilai pendapatan bunga di terima di muka (accrued interest), mencatat kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya (understated liability) dan mengelembungkan nilai piutang (overstated debtors). kasus ini di anggap sebagai skandal keuangan india terburuk. Hal ini menyebabkan Kantor Akuntan Publik PricewaterhouseCoopers yang mengaudit laporan keuangan Satyam Computer Service tersebut di denda oleh US Securities dan Exchange Commision, dan jika terbukti terlibat dalam skandal ini Kantor Akuntan Publik PricewaterhouseCoopers untuk bekerj di india di cabut. Selain itu mengharuskan Mahindra sebagai tim manajemen baru Satyam Computer Service untuk menyajikan kembali hasil keuangan periode 2002-2008. Dengan ini kasus tersebut di lihat bahwa kualitas audit yang di hasilkan oleh Kantor Akuntan Publik sangat buruk, dimana seharusnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
di terapkan hasil dari pemeriksaan laporan keuangan auditan haruslah berkualitas, di katakan berkualitas jika memenuhi standar auditing. Sumber:www.Mukhsonrofi.wordpress.com/2009/02/09/skandal-satyam-
mengguncang-dunia/ Kualitas audit yang baik yaitu sesuai dengan standar auditing dan standar profesional akuntan publik (SPAP) yang di tetapkan oleh IAI, yaitu: Standar umum, Standar lapangan pekerjaan dan Standar pelaporan. Dalam melaksanakan auditnya, auditor harus bertindak sebagai seorang ahli (kompeten) dalam bidang akuntansi dan auditing. Maraknya skadal keuangan yang terjadi baik di dalam maupun di dalam negeri memberikan dampak besar bagi kepercayaan publik terhadap profesi dan keahlian (kompetensi) akuntan publik. Dan menjadi pertanyaan besar dalam masyarakat adalah mengapa justru semua kasus tersebut melibatkan profesi akuntan publik yang seharusnya mereka sebagai pihak ketiga yang kompeten yang memberikan jaminan atas relevansi dan kehandalan sebuah laporan keuangan. Seperti dalam kasus yang melibatkan akuntan publik Justinus Aditya Sidharta yang diindikasi melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT GREAT RIVER INTERNATIONAL ,Tbk. Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam yang menemukan indikasi penggelembungan account penjualan, piutang, dan asset hingga ratusan miliyar rupiah pada laporan keuangan Great River yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
kas dan gagal dalam membayar utang. Sehingga berdasarkan investigasi tersebut Bapepam menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan Great River ikut menjadi tersangka. Oleh karenanya menteri keuangan RI terhitung sejak tanggal 28 november 2006 telah membekukan izin akuntan publik justinus Aditya sidharta selama dua tahun karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan laporan keuangan audit atas laporan keuangan PT Great River tahun 2003. Sumber:http://apbusinessethic.blogspot.com/2014/03/tugas-1-kelas-b-
ppak-2014-kasus.html?m=1 Dengan ini kasus tersebut di lihat bahwa kompetensi diri dari seorang auditor sangat buruk, dimana seharusnya seorang auditor dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata-mata bekerja untuk kepentingan kliennya,melainkan juga untuk kepentingan pihak lain yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan auditan. Untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan lainnya, auditor di tuntut untuk memiliki kompetensi dan keahlian yang memadai. Akuntabilitas didefinisikan sebagai stimulasi sosial dan psikologis yang dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban seseorang. Cloyd (1997) menemukan bukti empiris bahwa akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas audit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Berdasarkan posisi itu, auditor didorong untuk menjaga klien dan kepercayaan
pengguna.
Auditor
harus
memantau,
belajar,
dan
menerapkan peraturan baru dan standar terus-menerus, seperti Standard terbaru Indonesia Profesional Akuntan Publik (IPSPA), termasuk audit, atestasi, review dan kompilasi, layanan konsultasi, dan jaminan kualitas.Akuntabilitas adalah suatu dorongan atas perilaku yang dimiliki seseorang
dapat
menyelesaikan
kewajiban
yang
di
pertanggungjawabkannya kepada lingkungan. Seperti dalam kasus yang terjadi pada tahun 2002. Dimana PT TELKOM membuat mekanisme tender untuk mengaudit keuangannya. Pada saat itu yang memenangkan tender adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) Haryanto Sahari dan Rekan akan tetapi karena ada sesuatu hal KAP tersebut mundur dan digantikan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Eddy Pianto Simon. Dalam perjalan pengauditan oleh KAP ini juga tak semulus perjalanannya karena ada berbagai masalah. Sehingga BAPPEPAM LK menjatuhkan sanksi terhadapnya. Untuk melakukan audit atas Laporan Konsolidasi Keuangan rangka pelaksanaan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi Tahun Buku 2002, Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Eddy Piantoit. Salah satu anak perusahaan yang laporan
keuangannya
tahun
2002-nya
dimasukan
adalah
PT.
Telekomuniakasi Seluler (TELKOMSEL). Bahwa audit TELKOMSEL dilakukan oleh KAP Haryanto Sahari dan Rekan, bahwa kaitannya KAP
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Haryanto Sahari melanggar undang-undang nomor 5 tahun 1999. Dimana dengan sengaja memberi interprestasi yang salah terhadap PT Telkom, PT Telkomsel dan United States Securities and Exchange Commission mengenai
ketentuan
standar
audit
Amerika.
Dengan
demikian
menghalangi KAP Eddy Pianto untuk melakukan audit dan meminta kejelasan sebagai first layer dalam pengauditan sebelumnya. Sehingga membebani auditor kedua tesebut mengalami kesulitan. Karena banyak hal-hal yang harus dikaji ulang, dimana KAP Eddy Pianto dapat meneruskan hasil audit yang sebelumnya telah dilakukan oleh KAP Haryanto Sahari. Hal tersebut menyebabkan KAP Eddy Pianto tehalangi untuk bersaing di lantai bursa. Sumber:www.Kepakemas1.blogspot.com/2013/05/pasar-modal-kasusaudit-pt-telkomsel.html Dari ketiga kasus tersebut, seorang auditor itu harus selalu menjaga kualitas hasil auditnya karena itu merupakan suatu kewajiban auditor dalam menjalankan tugasnya. Dimana seorang auditor bertindak jujur dan mengikuti kaidah-kaidah yang ada, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang profesional dalam bidang akuntansi dan auditing. De angelo dalam badjuri (2012:123) mendefinisikan bahwa kualitas auditor merupakan suatu kemungkinan dimana seorang auditor menemukan serta melaporkan mengenai adanya suatu pelanggaran yang di lakukan klien dalam sistem akuntansi. Dimana,pelanggaran yang di
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
maksud adalah ketidaksesuaian antara pernyataan tentang kejadian ekonomi klien dengan kriterian yang di tetapkan. Jadi, kualitas audit berkaitan dengan menemukan dan melaporkan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muh Taufiq Efendy (2010) pengaruh kompetensi, independensi, dan motivasi terhadap kualitas audit berpengaruh
menunjukkan bahwa
dan
signifikan
kompetensi dan motivasi
terhadap
kualitas
audit,
sedangkan
independensi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Sukriah dkk
(2009)
tentang
pengaruh pengalaman
kerja,
independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil penelitan menunjukkan pengalaman kerja, objektivitas, kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Elisa dan Icuk (2010) tentang Pengaruh independensi, pengalaman, due professional care, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit yang menunjukkan Profesional care dan akuntabilitas secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Independensi, due profesional care dan akuntabilitas secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Indenpendensi merupakan variabel yang dominan terhadap kualitas audit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Asare, Septhen K; Trompeter, Gregory M; Wright, Arnold M. (2000) tentang The effect accaontability and time budgets on auditors’ testing strategies menyatakan bahwa our results extend prior research by showing how accountability affected
auditors’ testing strategis,
accountable auditors increased the breadth of hypotheses tested and focused more on testing potential eror hypotheses. The focus on breadth and error testing is consistent with the notion that accountability, to a superior with unspecified preferences, promotes more cautions behavior. Hun- Tong Tan; Ng, Terence Bu- Peow; Mak, Bobby Wai- Yeong (2002) tentang The effect of task complexity on auditors’ performance: The impact of accaountability and knowladge menyatakan bahwa Our results also have implications for practice in terms of ensuring adequate performance for tasks of varying complexity. Our results suggest that when assigning auditors to highly complex tasks, CPA firms should ensure that the auditors have the requisite knowledge as well as the appropriate motivational level.
Messier, William F, Jr ; Quilliam, William C ; Hirst, D Eric ; Craig, Don (1992) tentang The effect of accountability on judgment: Development of hypotheses for auditing; Discussions; Reply menyatakan bahwa The major objective of this paper was to investigate the potential effects of accountability on auditor's judgments, and in doing so, to develop hypotheses for studying such effects.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Penelitian ini merupakan replikasi yang mengkombinasikan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Elisa dan Icuk (2010) tentang Pengaruh independensi, pengalaman, due professional care, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit yang menunjukkan Profesional care dan akuntabilitas secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Perbedaan
peneliti
dengan
peneliti
sebelumnya
adalah
dengan
menggunakan variabel akuntabiltas serta menambahkan variabel kompetensi. Berdasarkan peneliti-peneliti sebelumnya, terlihat bahwa kualitas audit tidak bisa diukur secara pasti sehingga hasil penelitiannya berbeda-beda. Berdasarkan uraian di atas merumuskan judul penelitian sebagai berikut: “Pengaruh Kompetensi Auditor, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas,permasalahan di rumuskan dalam paenelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah Kompetensi Auditor berpengaruh terhadap kualitas audit ? 2. Apakah Akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit ?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian a. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan mengukur pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit 2. Untuk mengetahui dan mengukur pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas audit. b. Kontribusi Penelitian a. Kontribusi praktik : Dapat di ketahui upaya-upaya dan kinerja yang seharusnya di lakukan oleh seorang auditor bagaimana menjalankan tugasnya sesuai tanggung jawab yang di berikannya. b. Kontribusi kebijakan : Hasil penelitian ini di harapkan berguna sebagai sumber informasi dan salah satu sumber referensi kajian teori bagi peneliti yang berminat pada bidang dan topik permasalahan yang sama.
http://digilib.mercubuana.ac.id/