Kode MK: AEP 327 Elemen Kompetensi : Kemampuan Berkarya (MKB) Dosen: Prof. Dr. Ir. Aswaldi Anwar,MS. Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib,MP.
3 SKS : ( 2 – 1) (Ir. Rida Putih, MP/) AEP 327
Kontrak Perkuliahan
Semua mahasiswa harus mematuhi peraturan yang berlaku di FPUA Masuk ruang kuliah paling lambat 10 menit dari jadwal yang ditetapkan
Tidak dibenarkan mengaktifkan dering HP selama perkuliahan berlangsung Perkuliahan harus diikuti minimal 75 %
Sistem perkuliahan: gabungan TCL dan SCL AEP 327
SISTEM PENILAIAN
PRAKT, 25%
UTS, 30%
UAS, 45% AEP 327
TUGAS
MATERI PERKULIAHAN
Before Mid
Pendahuluan
Kerangka Teoritis Pengembangan Sistem Perbenihan Tahapan Pengembangan Sistem Perbenihan Kebijakan Perbenihan
Perkembangan dan Hambatan Industri Benih Fruit Set & Seed Set, peranannya dalam produksi benih AEP 327
Prinsip genetis dalam produksi benih
MATERI PERKULIAHAN
After Mid
Prinsip Agronomis dalam produksi benih Perencanaan dan Peramalan Produksi Benih Proses Produksi Benih
Dasar-dasar Manajemen Industri Benih Produksi Benih Tanaman Pangan Produksi Benih Tanaman Hortikultura
AEP 327
Produksi Benih Tanaman Perkebunan & Kehutanan
Bahan Bacaan: Agrawal, R. L. 1980. Seed Technology. Oxford & IBH Publishing Co., New Delhi. Anwar, A. 2005. Pengantar Produksi Benih. Diktat. Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang. Copeland, L.O. & M.B. McDonald. 2001. Principles of Seed Science & Technology. Kluwer Academic Publ. London. Justice, O.L & L. N. Bass. 1990. Prinsip & Praktek Penyimpanan Benih (terjemahan R. Roesli). Rajawali Pers. Jakarta. Mugnisyah, W.Q & A. Setiawan, 1990. Pengantar Produksi Benih. Rajawali Pers. Jakarta. Sedgley, M & A.R. Griffin.1989. Sexual Reproduction of Tree Crops. Academic press. New York. Wirawan,B & Sri Wahyuni.2002.Memproduksi Benih Bersertifikat. Penebar Swadaya, Jakarta. AEP 327
Kecambah Kelapa Sawit 9.500/butir. Bibit Pre Nursery Kelapa Sawit 14.000/pokok
No.
Tanaman
Harga Benih (Rp.)
No.
Tanaman
Harga Benih (Rp.)
1.
Cabai keriting
110.000/10 g
10.
Padi
6-7 ribu/kg
2.
Broccoli chief
85.000/10 g
11.
Jagung F1
35-55 ribu/kg
3.
Lettuce H G
25.000/5 g
12.
Kedelai
10-15 ribu/kg
4.
Mentimun (big)
17.000/25 biji
13.
Kac. tanah
35 ribu/kg
5.
Tomat cherry
38.000/20 biji
14.
akasia krasikarpa
1 juta/kg
6.
Semangka
60.000/20 g
15.
mahoni
45 ribu/kg
7.
B. Matahari ES
17.000/50 biji
16.
jati
80 ribu/kg
8.
B. Matahari F1
38.000/25 biji
17
Akasia mang
120 ribu/kg
9.
Tomat K F1
95.000/5 g
18.
Terung F1
33 ribu/kg
Produksi Benih mencakup semua kegiatan sejak penyiapan lapang produksi terpilih sampai benih bermutu yang diproduksi siap disalurkan kepada pemakainya Produksi benih ------------- campur tangan manusia dalam meneruskan keberlanjutan (sustainability) suatu spesies tanaman yang mempunyai keunggulan tertentu dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan pengguna/konsumen dengan prinsip enam tepat. Prinsip-prinsip tersebut adalah: tepat varietas, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat tempat, dan tepat mutu.
AEP 327
Benih adalah hasil hari ini dan janji hari esok. Produksi benih, dengan demikian bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan hasil maksimal saja, namun harus diupayakan benih yang dihasilkan tersebut apabila ditanam akan menghasilkan produksi yang maksimal pula.
Keberhasilan suatu program perbenihan sangat ditentukan oleh keunggulan benih yang disediakan untuk konsumen (petani). Benih unggul tersebut harus secara konsisten lebih berkualitas dari benih yang diproduksi sendiri oleh petani. AEP 327
Tujuan Produksi Benih Menyebarkan varietas unggul hasil pemuliaan untuk produksi komersial
Mempertahankan identitas genetik (kebenaran,kemurnian,kemantapan) varietas unggul tersebut Menjaga & memelihara produktivitas varietas unggul
AEP 327
Jika dilihat data kebutuhan benih: Subsektor tanaman pangan membutuhkan benih padi sebanyak 349 ribu ton, jagung (92 ribu ton), dan kedelai (73 ribu ton). “Benih yang tersedia baru separuh dari masing-masing komoditi,” kata Menteri Pertanian Suswono kepada Republika di Padepokan Silat TMII Jakarta, Selasa (11/10), seharusnya berbisnis di bidang perbenihan menjadi pilihan yang menarik. AEP 327
Pemenuhan Kebutuhan Benih Cabai, Tomat, Kubis dan Mentimun th 2000-2002 80000 70000 60000 50000
Kg 40000 30000 20000 10000 0
cabai
Tomat
Kubis
Mentimun
2000 Keb. Benih (ton)
2000 Komersial DN
2000 Komersial LN (impor)
2001 Keb. Benih (kg)
2001 Komersial DN
2001 Komersial LN (impor)
2002 Keb. Benih (kg)
2002 Komersial DN
2002 Komersial LN (impor)
(2)
60-65% peningkatan produktivitas suatu usaha tani ditentukan oleh faktor penggunaan BENIH VARIETAS UNGGUL BERMUTU (faktor genetik “dalam” yg menyusun benih var tsb, dan faktor teknologi benih”luar” yg diterapkan kepada benih var unggul tsb shg menjadi bermutu)…….
SUMBER DAYA NABATI
PEMULIAAN TANAMAN GALUR PELEPASAN VARIETAS
PERLINDUNGAN VARIETAS
VARIETAS UNGGUL TIDAK
DUS-test
Truth in labelling Tanpa Pengawasan
LULUS
SERTIFIKASI BENIH
Daftar Varietas Permintaan Tinggi
Penerapan SSN
Berlabel non_SNI
Benih Berlabel SNI
PETANI TRADISIONAL Program Darurat
BENIH BERSERTIFIKAT Benih var unggul bermutu
PETANI KOMERSIAL
Bagan Alir Produksi & Distribusi Benih Breeder Seed (BS)
LITBANG BBI
Foundation Seed (FS)
BBI/BBU
Stock Seed (SS)
PENANGKAR
Extension Seed (ES)
PETANI AEP 327
Infrastruktur dasar pengembangan perbenihan Teknologi
Kriteria
LITBANG Pemuliaan
BENIH BERMUTU
Pengadaan Pengawasan lap.
Legislasi
PENGAWASAN
Analisis lab.
AEP 327
MODEL DAN SISTEM AGRIBISNIS PERBENIHAN LITBANG Internal Quality Control
Marketing
Breeder Seed (BS)
PBS
Foundation Seed (FS)
Stock Seed (SS)
Distributor Extension Seed (ES)
Pengecer PETANI
PENANGKAR sistem KONTRAK PBS= Perusahaan Benih Swasta
MODEL DAN SISTEM AGRIBISNIS PERBENIHAN LITBANG BBI
Foundation Seed (FS)
Breeder Seed (BS) Perusahaan swasta
BBI/BBU Stock Seed (SS)
Extension Seed (ES) PENANGKAR sistem KONTRAK
AEP 327
PETANI
(3)
”Siapa menguasai benih, maka dia menguasai pangan, dan siapa menguasai pangan maka dia menguasai dunia” Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen (subsistem) yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
ANATOMI SISTEM PERBENIHAN SUB-SISTEM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R & D) SUB-SISTEM PENGADAAN SUB-SISTEM PENGAWASAN &
SERTIFIKASI SUB-SISTEM PENYULUHAN
SUB-SISTEM DIKLAT
SUB-SISTEM PENGGUNA AEP 327
SUB-SISTEM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R & D) BALITPA/BB P Sukamandi
BALITJAS Maros
BALITKABI Malang
Perguruan Tinggi/Swasta
Padi, jagung, kedelai, ubi-ubian dll
BENIH BERMUTU DARI VARIETAS UNGGUL AEP 327
SUB-SISTEM PENGADAAN PT. SHS PT PERTANI
PIONEER BISI
PP.KERJA, KUD…
BBI, BBU, PETANI PENANGKAR
Padi, jagung, kedelai, ubi-ubian dll
AEP 327
SAMPAI DI PETANI DG 6 TEPAT
SUB-SISTEM PENGAWASAN & SERTIFIKASI SERTISIKASI BSN, LSSM
BPSB BPSB TPH TPH
BPMB TPH
Pengembangan metode pengujian Sertifikasi dan pembinaan penangkar/ pengawas benih Akreditasi lab uji Manajemen mutu
Padi, jagung, kedelai, ubi-ubian dll BENIH BERSERTIFIKAT
SUB-SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LITBANG
PERGURUAN TINGGI
BLPP,
Pendidikan sarjana pemuliaan tanaman & perbenihan Pendidikan tenaga menengah utk perbenihan Pelatihan perbenihan
Sumber daya manusia
SDM handal utk mengelola perbenihan
SUB-SISTEM PENYULUHAN
BPP
PPS, PPL
BLPP,
Penyuluhan pentingnya benih bagi petani Penyuluhan tentang mutu benih Pelatihan petani penangkar benih
Penangkar, petani
Peningkatan penggunaan benih bermutu
SUB-SISTEM PENGGUNA BBI, BBU
PETANI
PENANGKAR
Produksi benih sesuai kelas benih Menerapkan teknik budidaya yang tepat Penanaman off-season Padi, jagung, kedelai, ubi-ubian dll
Peningkatan produksi Peningkatan produksi tan. pangan AEP 327
(4)
(1) Tahap Tradisional (2) Tahap Dini (3) Tahap Berkembang
(4) Tahap Sudah Berkembang
Tahap 1
Tahap 2
• Benih yg beredar di petani var lokal, pengadaan sendiri, tradisional • R&D baru dimulai
• Benih diperbanyak lembaga pemuliaan tanaman, salurkan ke penangkar tertentu • Ketersediaan benih di pasar masih jauh dari cukup • Arah R&D telah lebih jelas
Tahap 3
• Negara sdh memiliki kebijakan sistem perbenihan (infrastruktur perbenihan telah ada & sistem mulai berjalan) • R&D telah berkembang & produktif • Swasta mulai berperan, var unggul mulai menggantikan var lokal
Tahap 4
• Sektor pertanian telah berkembang baik, perhatian utk mengembangkan & memproduksi benih komersial • Undang-undang/peraturan perbenihan diberlakukan • Peran swasta semakin kuat
1. Pemuliaan tanaman & pengujian galur-galur harapan 2. Persetujuan & pelepasan varietas-varietas unggul baru 3. Perbanyakan & pengolahan benih hingga siap salur 4. Pemasaran atau penyaluran benih 5. Pengawasan mutu pada saat perbanyakan, pengolahan dan pemasaran/ penyaluran benih
(5)
ekstensifikasi
intensifikasi
Peningkatan produksi tanaman diversifikasi
rehabilitasi
Semua langkah tersebut, akan meningkatkan kebutuhan benih varietas unggul bermutu
(5)
Mengembangkan & meningkatkan kemampuan lembaga perbenihan dari hulu sampai hilir Mengalihkan scr bertahap usaha pengadaan & penyaluran benih komersial dari lembaga pemerintah ke swasta Membimbing, membina & mengawasi pengadaan benih bermutu, sertifikasi benih tetap ditangani pemerintah
Mengusahakan agar pengadaan & penyaluran benih bermutu dipenuhi oleh masing-masing daerah (provinsi)
Swasembada beras (1984) Proyek Benih I (1971-1978) SEED YEAR CAMPAIGN
(1969)
TUGAS: Buatlah sebuah makalah dengan topik : Kontribusi Pengembangan Sistem Perbenihan Tanaman Pangan terhadap terwujudnya swasembada beras di Indonesia (kasus 1969-1984) Dikumpul sebelum Ujian Mid semester
(6)
Perkembangan Industri Benih Dunia Tugas Kelompok dan diskusi: Masing-masing kelompok menampilkan perkembangan industri di beberapa negara. Setelah itu baru dibicarakan perkembangan industri benih di Indonesia.
AEP 327
Perkembangan Industri Benih Indonesia Secara nasional, industri perbenihan Indonesia sebenarnya sudah mulai menggeliat. Dengan dibukanya pintu investasi di bidang perbenihan pada awal tahun 90-an beberapa perusahaan benih besar mulai beroperasi. Seiring dengan mulai berproduksinya perusahaan-perusahaan tersebut, perlahan-lahan impor benih beberapa komoditas mulai menurun.
AEP 327
Perkembangan Industri Benih Indonesia Kondisi yang berbeda ditemukan pada tanaman pangan khususnya padi yang masih didominasi oleh benih padi varietas unggul produksi perusahaan benih pemerintah. Pada awal tahun 2000 persentase pemenuhan kebutuhan benihnya masih sekitar 40 % dengan kebutuhan benih potensial sekitar 286 ribu ton, sementara jagung adalah 13% dengan kebutuhan benih potensial sekitar 105 ribu ton, dan kedelai sekitar 8 % dengan kebutuhan benih potensial sekitar 51 ribu ton. Khusus untuk jagung sebagian besar benih yang beredar adalah produksi perusahaan benih swasta berskala internasional. Sementara bisnis benih kedelai tampaknya tidak mengundang minat para investor, padahal di belahan dunia lain bisnis ini cukup menggiurkan.
AEP 327
Perkembangan Industri Benih Indonesia Beberapa Industri Benih :
Perum Sang Hyang Seri PT. Pertani East West Seed Indonesia (Cap Panah Merah) Tanindo (Cap Kapal Terbang) PP Kerja
Zeneca Pioneer Tekno kultura AEP 327
(7)
Hambatan Pengembangan Perbenihan di Indonesia Masih terbatasnya sumberdaya pemuliaan tanaman professional sehingga hasil pemuliaan tanaman masih rendah Varietas yang telah dilepas tidak dapat berkembang karena kurang memenuhi selera masyarakat Sertifikasi benih dan pengawasan mutu masih belum memadai baik sumber daya manusia maupun teknologi Institusi perbenihan belum dimanfaatkan secara optimal dan sumber daya manusia di bidang perbenihan masih terbatas baik jumlah maupun kualitasnya. Kebijakan pemerintah kadangkala tidak konsisten dan terkesan berlebihan Penerapan peraturan perundangan terkesan lamban dan belum memenuhi harapan, serta adanya kerancuan persepsi mengenai sertifikasi benih, OECD Scheme, ISTA Rules AEP 327
Hambatan Pengembangan Perbenihan Indonesia Belum ada kebijakan yang jelas mengenai pemilahan peranan antara sektor swasta dengan pemerintah dalam perbenihan, terutama dalam hal produksi. Sering terjadi kompetisi tidak sehat antar keduanya Efisiensi produksi benih bersertifikat masih rendah Skala usahatani dan modal usaha kecil, sehingga kebutuhan jumlah benih sedikit, atau cenderung memilih benih harga murah Harga jual produk dan keuntungan petani rendah, akibatnya petani memilih menggunakan benih yang harganya murah Usaha pertanian lokasinya tersebar, beberapa di antaranya sarana transportasi sulit, sehingga petani cenderung menggunakan benih asalan AEP 327
Hambatan Pengembangan Perbenihan Indonesia Usaha pertanian lokasinya tersebar, beberapa di antaranya sarana transportasi sulit, sehingga petani cenderung menggunakan benih asalan Harga benih bermutu produksi perusahaan benih formal masih dirasakan terlalu mahal oleh petani, sehingga petani cenderung menggunakan benih dari hasil seleksi pertanamannya sendiri, yang tidak jelas lagi generasinya Belum berkembangnya agroindustri yang membutuhkan pasokan produksi tanaman yang dihasilkan dari benih bermutu.
Hambatan Pengembangan Perbenihan Indonesia Selain hambatan di dalam negeri, tantangan yang datang dari luar tidak kalah beratnya. Perusahaan multinasional yang sudah mapan dan menguasai pasar dunia bisa mengancam industri benih dalam negeri. Sementara itu, dengan telah diratifikasinya kesepakatan internasional seperti General Agreement on Trade and Tariff (GATT) berarti kita harus siap berkompetisi dalam pasar global. Sehubungan dengan ini, issu sertifikat kesehatan (Phytosanitary Certificate/PC) dapat saja digunakan negara tertentu sebagai pengganti batasan tarif (tariffs as barriers to trade) atau untuk melindungi komoditas pertaniannya.
AEP 327
Hambatan Pengembangan Perbenihan Indonesia Maddox (1997) menyatakan bahwa persyaratan PC di beberapa negara kadangkala tidak didasarkan pertimbangan ilmiah dan seringkali tidak adil. Dia mencontohkan, di Mexico sebelum tahun 1991 tidak ada persyaratan PC bagi benih sayuran yang berasal dari USA, namun pada tahun 1994 peraturan baru diterapkan yang menyangkut sekitar 60 patogen. Setelah dipelajari di USA, ternyata sepuluh patogen tidak menyebar melalui benih, delapan sudah ada di Mexico, dua patogen tidak ada di USA dan delapan lainnya dikenal tidak mempunyai nilai ekonomis samasekali di seluruh dunia. Pengalaman ini seharusnya menjadi perhatian dalam membangun sistem perbenihan Indonesia yang tidak saja dapat menjamin ketersediaan benih bermutu di dalam negeri, namun diharapkan juga mampu menembus pasar internasional. AEP 327
(8)
Varietas baru yang dihasilkan dari suatu program pemuliaan yang memakan waktu, tenaga, dan biaya yang besar, haruslah terbukti lebih baik dari varietas yang sudah umum digunakan petani Praktek budidaya tanaman untuk menghasilkan benih pada dasarnya sama dengan produksi biji untuk konsumsi. Tetapi, produksi benih murni memerlukan perhatian khusus berupa prinsip-prinsip genetis di samping prinsip-prinsip agronomisnya.
AEP 327
(9)
Prinsip Genetis Pada prinsipnya, memproduksi benih adalah mengantarkan keunggulan suatu varietas yang sudah dirakit sedemikian rupa oleh pemulia, kepada petani yang sangat mengharapkan keunggulan tersebut untuk peningkatan pendapatannya. Hindari terjadinya KEMUNDURAN VARIETAS
AEP 327
Prinsip Genetis Hindari terjadinya KEMUNDURAN VARIETAS
FAKTOR-FAKTOR YG DAPAT MENYEBABKAN TERJADINYA KEMUNDURAN VARIETAS : VARIASI DALAM PERKEMBANGAN PENCAMPURAN SECARA MEKANIK MUTASI PERSILANGAN ALAMI VARIASI-VARIASI GENETIS YANG MINOR PENGARUH SELEKTIF HPT TEKNIK YANG DIGUNAKAN DLM
PEMULIAAN AEP 327
Prinsip Genetis JAGA KEMURNIAN VARIETAS, melalui :
ISOLASI
jarak
waktu ROGUING
SERTIFIKASI AEP 327
(10)
Prinsip Agronomis
PRINSIP AGRONOMIS PEMILIHAN LOKASI PRODUKSI BENIH ADAPTASI VARIETAS TERHADAP LINGKUNGAN PRODUKSI SEJARAH PERTANAMAN SEBELUMNYA ROTASI TANAMAN AKSESIBELITAS LOKASI
PRINSIP AGRONOMIS
Kedalaman penanaman Penyerbukan Pengendalian gulma Pengendalian H&P Pemupukan Irigasi Pemanenan Pengeringan benih Penyimpanan
(11) PERENCANAAN & PERAMALAN PRODUKSI BENIH PERENCANAAN = suatu proses yg berkesinambungan yg melibatkan keputusan2 atau pilihan2 mengenai cara2 mengelola sumberdaya yg tersedia dg tujuan utk mencapai sasaran yg ditargetkan pd suatu saat dimasa yg akan datang
PRODUKSI INPUT
PROSES
OUTPUT
Bagan alir proses perencanaan produksi benih Tujuan produksi benih
Analisis faktor internal
Kekuatan & kelemahan
Strategi (analisis SWOT)
Analisis Faktor eksternal
Kesempatan & Ancaman
Target Rencana
Anggaran
• Peramalan Produksi Benih Sumber Utk Peramalan: Petani Penyalur/pedagang benih Pemerintah Dokumentasi perusahaan
PROSES PRODUKSI BENIH
(12)
PROSES PRODUKSI BENIH
(13)
PEMELIHARAAN BENIH PENJENIS, POKOK & STOK
(14)
PRODUKSI BENIH TANAMAN PANGAN
(PRESENTASI TUGAS KELOMPOK MAHASISWA)
WAKTU YG DIBUTUHKAN UTK MEMPRODUKSI BENIH PADI IR-64 NO
JENIS KEGIATAN
WAKTU (HARI)
1
Pengolahan tanah
10
2
Semai s/d panen
115
3
Panen
5
4
Prosesing
23
5
Pengujian mutu benih
18
6
Pencetakan label
3
7
Pelabelan & pengemasan
5
Jumlah
Sebagai perbandingan, utk var IR – 74 = 195 hari
179
(15)
PRODUKSI BENIH TANAMAN HORTIKULTURA (PRESENTASI TUGAS KELOMPOK MAHASISWA)
(16)
PRODUKSI BENIH TANAMAN PERKEBUNAN/KEHUTANAN (PRESENTASI TUGAS KELOMPOK MAHASISWA)