=====================================

Lmm

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAM----. JI. Medan Merdeka Timur No.5 Jakarta 10110

I

Telp. (021) 3456585 3865064

I

3847403 3847519

I

3847404 3847539

I

Fax.: (021) :

=====================================.

PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERHUBUNGAN NOMOR: SK. ?.'J.!;/DLfX{)j Jl

I Diklat - 2010

TENTANG STANDAR PELATIHAN DASAR KESELAMATAN

(BASIC SAFETY TRAINING / BST) KHUSUS

AWAK KAPAL DAN PEKERJA PADA KAPAL LAYAR MOTOR (KLM)

( DAN KAPAL PENANGKAP IKAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERHUBUNGAN,

Menimbang

a. bahwa dalam rangka meningkatkan keselamatan pelayaran rakyat dan mengatasi tingginya angka kecelakaan fatal yang menyebabkan kematian awak kapal dan pekerja pada kapal penangkap ikan dan/atau nelayan diperlukan Standar Non­ Konvensi Pelatihan Dasar Keselamatan (Basic Safety Training/BST) Khusus yang sesuai dengan kondisi masyarakat; b. bahwa Kurikulum Pelatihan Dasar Keselamatan (Basic Safety Training/BST) Khusus yang disusun berdasarkan Standar Konvensi Internasional STeW 1978 dan amandemennya tidak sesuai dengan kondisi pelayaran rakyat dan pekelja kapal penangkap ikan serta nelayan ­ yang beroperasi hanya pad a pelayaran dalam negeri dan/atau pada Zona Ekonorni Ekslusif Indonesia dan tidak memasuki teritorial negara lain; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimoksud pada huruf a dan huruf b di atas, perlu ditetapkan Standar Pelatihan Dasar Keselamatan (Basic Safety Training / BST) Khusus Awak Kapal dan Pekerja pada Kapal Layar Motor (KLM) dan Kapal Penangkap Ikan Dalam Negeri dengan Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan;

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, TambahAn Lembaran Negara Nomor 4301);

1

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 3. Keputusan Presiden Nomor 60 Tahun 1986 tentang Pengesahan International Convention on Standard of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers, 1978 sebagaimana telah dirubah terakhir dengan amandemen­ amandemennya; 4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 43 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 20 Tahun 2008; 5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 43 Tahun 2008 tentang Pendidikan dan Pelatihan, Ujian Keahlian, serta Sertifikasi Kepelautan; MEMUTUSKAN: Menetapkan

PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERHUBUNGAN TENTANG STANDAR PELATIHAN DASAR KESELAI'v1ATAN (BASIC SAFETY TRAINING/BST) KHUSUS AWAK KAPAL DAN PEKERJA PADA KAPAL LAYAR MOTOR (KLM) DAN KAPAL PENANGKAP IKAN DALAM NEGERI. Pasal 1 Standar Pelatihan Dasar Keselamatan (Basic Safety Training/BST) Khusus Awak Kapal pada Kapal Layar Motor (KLM) dan Kapal Penangkap Ikan dalam Negeri diselenggarakan melalui jalur pendidikan nonformal. Pasal2 Pelatihan Dasar Keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, memuat: a. Kurikulum pendidikan dan pelatihan, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini; dan b. Standar pelatihan sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan ini. Pasal3 Pelatihan Dasar Keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, dilaksarakan oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepelautan atau Badan Hukum Pendidikan yang memenuhi standar pendidikan dan pelatihan serta te!ah mendapat pengesahan program. 2

,

.

Pasal4 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di pada tanggal

J A K ART A

g. Pebrva.ri

2010

AN PENDIDIKAN DAN ERHUBUNGAN

, Ir. DEDI DARMAWAN Pembina Utama (IV/e) NIP. 19520702 197903 1 001

Tembusan Peraturan ini di sampaikan Kepada Yth: 1. Menteri Perhubungan; 2. Menteri Kelautan dan Perikanan; 3. Dirjell Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan; 4. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan; 5. Sekretaris Badan Diklai Perhubungan; 6. Dirkappel Ditjen Hubla Kementerian Perhubungan; 7. Kapusdiklat Perhubungan Laut; 8. Para Ketua, Direktur, dan Kepala UPT Diklat Perhubungan Laut di Lingkungan Badan Diklat Perhubungan 9. Para Kepala Lembaga Pendidikan di bidang Perikanan.

3

Lampiran I Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan , Nomor : $~. ~.1'7It>L. 00;2.,/ II /D,Fla.\: -2010 Tanggal : 9 febrv(.l.r~ .2.010

KURIKULUM

Program Lama Dasar Peserta

; PELATIHAN DASAR KESELAMATAN (BASIC SAFETY TRAINING/ BST) KHUSUS KLM DAN KAPAL PENANGKAP IKAN DALAM NEGERI 30 jam x 45 menitljam (3 hari) Modifikasi STCW Code Section A - V111.2 Pelaut pelayaran dalam negeri atau pekerja di kapal penangkap ikan atau nelayan yang menangkap ikan di perairan Indonesia dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).

WAKTU DAt.AMMf!· DEMOl

PRAKtE~K 1

2

3

10 X 45

TEKNIK PENYELAMATAN DIRI (PERSONAL SURVIVAL TECHNIQUE) 1.1 Pendahuluan - Keselamatan dan Per.yelamatan Diri) Situasi Darurat 1.3 Evakuasi 1.4 Perlengkapan Penyelamatan 1.5 Peralatan Radio Darurat 1.6 Peralatan Isyarat dan Piroteknik 1.7 Latihan Pemakaian Perlengkapan Penyelamatan 1.8 Evaluasi

T = 2iO P = 240

30 30 15 30 15 15

60

30 30 120

15

PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN KEBAKARAN (FIRE PREVENTION AND FIRE FIGHTING) 2.1 Pendahuluan dan Prinsip-Prinsip Keselamatan 2.2 Teori Api 2.3 Pencegahan Kebakaran 2.4 Peralatan Pemadam Kebakaran Tidak Tetap 2.5 Metode Pemadaman Kebakaran 2.6 Latihan Memadamkan Kebakaran 2.7 Evaluasi DASAR PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (ELEMENTARY FIRST AID) 3.1 Prinsip-Prinsip Umum P3K 3.2 Pernapasan Buatan 3.3 Pendarahan 3.4 Penanganan Syok 3.5 Luka Bakar, Melepuh dan Tersengat Listrik 3.6 Menolong dan Mengangkut Korban 3.7 Evaluasi

4

10 X 45 60 30 30 30 60 15 15

T= 240 P = 210 60 150

5X45 30 15 30 15 15 30 15

15 15 15 30

T = 150 P= 75

4

KESELAMATAN DIRI DAN TANGGUNG-JAWAB SOSIAL (PERSONAL SAFETY AND SOCIAL RESPONSIBILITIES) 4.1 Prosedur-Prosedur Darurat 4.2 Pencegahan Pencemaran dan Perlindungan Lingkungan di Laut 4.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kapal 4.4 Komunikasi 4.5 Hubungan Antar-Manusia di Kapal 4.6 Evaluasi

5X45

15 60

15 15

15 15 15 15

15 30 15

T= 135

P= 90

Catatan: Bahan ajar "Pencegahan Pencemaran dan Perlindungan Lingkungan di Laut" bersumber dari peraturan perundang-undangan nasional dan internasionaJ. Untuk bahan yang bersumber dari peraturan intemasional, bagi : 1)

Pelaut KLM pada semua ukuran kapal untuk pe:ayaran Dalam Negeri mcngacu kepada Konvensi Internasional MAR POL dengan mempertimbangkan Konvensi Bunker dan Konvensi AFS;

2)

Pekerja di kapal penangkap ikan dan nelayan yang menangkap ikan di perairan teritorial RI dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) mengacu kepada London Convention 1972 Protocol 1996.

AN PENDIDIKAN DAN ERHUBUNGAN,

Ir. DEDI DARMAWAN Pembina Utama (IV/e) NIP 19520702 197903 1 001

5

Lampiran II Peraturan Kepala 8adan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan Nomor : SIC:.· ~:LS I'VL. oO.:t/U/DIF(llt ~ 20/0 Tanggal : 9 Pe."'n)o6 ..2010

KERANGKA KERJA DAN PERSYARATAN PROGRAM PELATIHAN DASAR

KESELAMATAN (BASIC SAFETY TRAINING/ BST) KHUSUS AWAK KAPAL DAN

PEKERJA PADA KAPAL LAYAR MOTOR (KLM) DAN KAPAL PENANGKAP IKAN

DALAM NEGERI

A

RUANG LlNGKUP Standar pelatihan ini disusun berdasar persyaratan Bab VI Konvensi Internasional STCW 1978 amandemen 1995 dan STCW Code Section A - V1/1.2 yang telah disesuaikan dengan kondisi di dalam negeri khususnya untuk keperluan pelayaran rakyat dan keperluan penangkapan ikan di perairan Indonesia termasuk Zona Ekonomi Ekskll!sif Indonesia (ZEEI) oleh kapal penangkap ikan berukuran panjang di atas 12 (dua belas). Pemiliki kapal atau operator kapa! yang mengoperasikan Kapal Layar Motor pada pelayaran internasional atau yang mengoperasikan kapal penangkap ikan di laut Iepas (high seas) dan/atau memasuki pelabuhan di negara lain' khususnya untuk kapal penangkap ikan berukuran panjang di atas 24 (dua puluh empat) meter, wajib memiliki awak kapal dan pekerja di kapal yang memenuhi persyaratan sesuai ketentuan internasional karena pelatihan ini hanya untuk mencapai pengetahuan, keterampilan dan kecakapan dalam prosedur darurat, penyelamatan diri di laut, pencegahan dan pemadam kebakaran, pertolongan pertama pada kecelakaan. keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan Iingkungan maritim serta tanggung jawab sosial pada tingkat dasar sehingga aspek teoretikal dibatasi kepada pemaharnan yang esensial dalam menghindari kerugian di laut khususnya untuk menghindari kecelakaan fatal yang dapat menyebabkan cacat atau kematian.

B. TUJUAN PELATIHAN Setelah menyelesaikan pelatihan, peserta pelatihan diharapkan mampu secara aman melakukan penyelamatan dirinya sendiri di laut, mencegah dan memadamkan kebakaran di KLM atau di kapal penangkap ikan, melakukan P3K, menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja serta tanggung jawab sosial termasuk kewaspadaan dalam mencegah pencemaran lingkungan.

6

C. PERSYARATAN PESERTA PELATIHAN 1. 2. 3. 4.

Usia tidak kurang dari 16 (enam belas) tahun; Mempunyai KTP atau identitas lain (KK dan Surat Keterangan RT); Surat Keterangan Sehat dari dokter; Bersedia mengikuti pelatihan sampai sefesai.

D. RASIO PESERTA PELATIHAN DENGAN PELATIH Jumlah peserta pelatihan tidak lebih dari 30 (tiga puluh) orang per kelas. Selama sesi praktek dan kerja kelompok, peserta dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari maksimum 10 (sepuluh) peserta dan setiap kelompok dibimbing serta dilatih oleh 1 (satu) orang supervisor/instruktur. Direkomendasikan untuk praktek pemadaman kebakaran, setiap supervisorl instruktur membimbing dan melatih kelompok yang terdiri dari maksimum 6 (enam) peserta pelatihan.

E. PERSYARATAN PELATIH/INSTRUKTUR Semua kegiatan pembelajaran dan pelatilian dilakukan oleh personel yang memenuhi persyaratan kualifikasi. Instruktur senior selain memenuhi persyaratan kualifikasi, juga memiliki pengalaman sebagai perwira jaga pada kapal niaga dengan ukuran mesin induk di atas 750 kW, atau pada kapal penangkap ikan. Semua asisten instruktur harus memiliki pengetahuan praktikal dalam tugas dan tanggung-jawab mualim jaga stau masinis jaga. Dalam pelaksanaan pelatihan Dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), pelatihan harus dilaksanakan di bawah kendall dokter yang memenuhi syarat dengan diasisteni oleh perawat yang memenuhi syarat.

F. SISTEM MANAJEMEN MUTU Dalam rangka mencapai tujuan pelatihan dan penyediaan bahan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), setiap lembaga pelatihan sebelum proses pengurusan pengesahan (approval) program, diharuskan mer:erapkan salah satu sistem manajemen mutu yang sesuai seperti Total Quality Management (TQM), ISO 9001: 2000 (E), SNI 19-19002, Quality Maritime Education and Training (QMET), atau model lain yang disetujui. oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang dibuktikan dengan adanya dokumen mutu dan hasil audit mutu internal serta hasil review manajemen.

7

G. FASILITAS DAN PERALATAN PELATIHAN Diharuskan memiliki dan memakai ruang kelas yang dilengkapi dengan papan tUlis/white board, overhead/slide/ infocus projector, dan layar (projector screen). Sedangkan fasilitas dan peralatan yang dianjurkan untuk dimiliki dan dipakai, atau yang harus dimiliki dan dipakai serta harus disediakan sebelum proses pengurusan pengesahan (approval) program adalah:

SUBYEK

I NO

PELATIHAN

I .•

1

Teknik Penyelamatan Diri

(Personal Survival Technique)

2

Pencegahan dan

Pemadaman

Kebakaran

(Fire Prevention and Fire Fighting)

I

FASILITAS DAN PERALATAN 1) Rompi penolong 2) Rompi penolong dapat mengembang 3) Pelampung penolong 4) Rakit penolong kaku 5) Rakit penolong dapat mengembang 6) Radio darurat jinjing 7) EPIRB 406 MHz 8) Pakaian apung 9) Sekoci fiber glass 10) Perahu dengan kapasitas angkut 20 orang dilengkapi motor tempel 11) Dewi-dewi gaya be rat untuk menaik turunkan sekoci ke air 12) Fasilitas untuk menurunkan dan menaikan perahu dengan motor tempel 13) Alat penyelamat helikopter (4 tipe) 14) Takal dengan tali yang menyerupai Alat penyelamat heli (tipe satuan) 15) Lampu menyala sendiri 16) Lampu pencari obyek (Aldis Lamp/senter) 17) Isyarat-isyarat visual (cerawat) : a) Asap apung b) Cerawat tangan c) Isyarat warna: merah (1), hijau (1), dan putih (3) d) Cerawat parasut e) Isyarat siang hari f) Pengusir hiu 1) Bar.gunan untuk latihan keba!<aran dan asap atau fasilitas serupa

2) Lapangan terbuka yang sesuai dan aman 3) Fasilitas untuk mengisi ulang botol bertekanan tinggi dengan suku cadarsg untuk perawatan 4) Ruangan dengan area kursi kerja untuk inspeksi dan pemeliharaan alat pernafasan 5) Gudang/lab penyimpanan peralatan 6) Kolam api dari baja dengan ukuran 1 m x 1 m x 0.3 m 7) Kolam api dengan tiga sisi dinding

8

JUMLAH MINIMAL DALAM SET ANJURAN HARUS 25 25

5 3 1 1

1 3 -­ 1

1

1

1 6 1

­ -­ -­ 1

1 1 4

1 3 1

1 1

3 3 5

2 2

3 3 3

2

1

1

1 1 1 1

2 2

I

1

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ... _ - _..._ _..._ - ...._ - ­

Hidran air dengan 2 ujung atau sumber air lain dari telaga dan pompa kebakaran 9) Suplai besar bahan bakar hidrokarbon dan mengandung karbon (kayu, disel, minyak lumas, dll) untuk kolam api 10) Boneka untuk prosedur pencarian dan penyelamatan 11) Selang pemadam api (diameter 70-mm) 12) Selang pemadam api (diameter 45-mm) 13) Pipa pemadam 14) Nozel pemadam api (2 standard, 2 diffuser, 2 jetspray) 15) Alat busa mekanik 16) Generator busa bertekanan tinggi dan compound busa 17) Pipa berdiri, kunci, dan batang untuk menjalankan hidran 18) 9-liter pemadam api air 19) 9-liter pemadam api busa 20) 5-kilogram pemadam api karbon dioksida 21)2.5 kilogram pemadam api halon-1211 22) 10-kilogram pemadam api bubuk kering 23) lsi ulang semua jenis pemadam api 24) Alat pelindung diri, baju overalls, sarung tangan, sepatu anti api, helm, dan baju tahan aoi 25) SCBA, lengkap dengan suku cadang dan alat perawatan (termasuk paket untuk pelatih) 26) Unit sinyal darurat tambahan untuk paket alat pernafasan 27) Pembuat asap 28) Pembangkit asap dengan pompa udara 29) Pancuran pada suatu lokasi 30) Tandu 31) Kotak P3K 32) Alat bantuc:n pernafasan dari udara yang dimampatkan

33) Baju tahan api

34) Helm dari kaca peiindung dar. pelindung leher 35) Kampak kebakaran 36) Tali penyelamatan sepanjang 36 meter dilengkapi dengan gancu pengaman

3

Dasar P3K (Elementary­ First Aid)

1) 2) 3) 4)

Lemari obat-obatan dan isinya Beberapa jenis papan dan penahan Penutup luka, perban Boneka ukuran setinggi badan untuk latihan bantuan ernafasan

9

1 6

1

6

3

3 3 6

3 3 @1 (3)

2 1 2

1

6 6 6

2 2 2 2 2

4 10 5 tipe 30

5 tipe 1

25

25

1

1 1

1 1

1 1 1

1 1

2 2

1 1

2 2

1 1

1

1

@1

@1

3 1

3

"NO

SllBYEK

FASJUTAS.DAN

PELA,TIHAN

PERALATAN

5) Alat bantuan pemapasan

6) Tandu 7)

4

Kotak P3K

JVf91tAHMI~IMAL

bALAM,SaJ.

1 3

1

1

1

Keselamatan Diri dan Tanggung­ Jawab Sosial (Personal Safety

and Social Responsi­ bilities)

H. MEDIA PEMBELAJARAN/PELATIHAN 1. Instruktur diharuskan mempersiapkan bahan ajarllatih yang bersumber dari 4 (empat) Modul Basic Safety Training yang diterbitkan oleh Badan Diklat Perhubungan. 2. Dianjurkan pada setiap ruang kelas dilengkapi dengan peralatan audiovisual dengan dilengkapi VCD/DVD (video tel series) :

a. Preparing for abandonment; b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. I.

m.

Abandonment by lifeboat; Abandonment of liferaft; Techniques of survival; Survival at sea; Helicopter assistance at sea; Distress signal; Fire below; Fire prevention; Basic fire fighting; Command and control, Part - f and 1/; Cold shock; dan Safe work practices series. KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIH PERHUBUNGAN,

Ir. DEDI DARMAWAN Pembina Utama (IV/e) NIP 19520702 197903 1 001

10